• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perdirjen ttg DAK SD SDLB 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perdirjen ttg DAK SD SDLB 2016"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL

PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270

Telp. 5706195 Faksimili 57906195

Laman: www.kemdikbud.go.id

SALINAN

PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

NOMOR 04/D/P/2016

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN

DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2015

tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Bidang

Pendidikan Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa, perlu

menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar

tentang Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang

Pendidikan Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4301);

2.

Undang-Undang

Nomor

43

Tahun

2007

tentang

Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4774);

3.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

4.

Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2014

tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5589);

(2)

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496)

sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5670);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5105)

sebagaimana

telah

diubah

dengan

Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5531);

9.

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan

Organisasi,

Tugas

dan

Fungsi

Eselon

I

Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135

Tahun 2014;

10.

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 4 tahun 2015;

11.

Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang

Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

12.

Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2012 tentang

Pengadaan

Barang/Jasa

Pemerintah

Dalam

Rangka

Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi

Papua Barat;

13.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2015-2019;

14.

Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

15.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun

2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah(SMA/MA);

(3)

17.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007

tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung

Negara Pemeliharaan dan Perawatan Gedung;

18.

Standar

Nasional

Indonesia

7329:2009

tentang

Perpustakaan Sekolah;

19.

Standar

Nasional

Perpustakaan

007:2011

tentang

Perpustakaan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

20.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun

2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar

di Kabupaten/Kota, sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 23

Tahun 2013;

21.

Peraturan

Menteri

Perdagangan

Nomor

73/M-DAG/PER/9/2015 tentang Kewajiban Pencantuman Label

Dalam Bahasa Indonesia.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

DAN MENENGAH TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN SEKOLAH

DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1.

Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Sekolah Dasar/Sekolah Dasar

Luar Biasa yang selanjutnya disebut DAK SD/SDLB adalah dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah

tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana dan/atau prasarana

SD/SDLB yang merupakan urusan Daerah.

2.

Sekolah Dasar yang selanjutnya disebut SD adalah salah satu bentuk

satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum

pada jenjang pendidikan dasar.

3.

Sekolah Dasar Luar Biasa yang selanjutnya disebut SDLB adalah salah

satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan

pendidikan khusus pada jenjang pendidikan dasar.

4.

Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.

5.

Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah.

6.

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat

berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel

kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber

belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,

termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

(4)

8.

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada satuan

pendidikan formal di lingkungan SD yang merupakan bagian integral dari

kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber

belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang

bersangkutan.

9.

Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis,

karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang

mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan.

10.

Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat

memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan

tinggi.

11.

Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan

untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

dan budaya secara dalam dan luas.

12.

Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur,

deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh

para pendidik.

13.

Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk

membantu komunikasi dalam pembelajaran.

14.

Teknologi informasi dan komunikasi yang selanjutnya disebut TIK adalah

satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan akses dan

pengelolaan informasi dan komunikasi.

15.

Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan

untuk pembelajaran.

16.

Perabot adalah sarana pengisi ruang.

17.

Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau

komponen bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan,

atau akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang

berlebih, kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis.

18.

Rusak sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non

struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai,

dan sejenisnya, dengan tingkat kerusakan lebih dari 30% (tiga puluh

persen) sampai dengan 45% (empat puluh lima persen).

19.

Rusak berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan,

baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki

masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya, dengan

tingkat kerusakan lebih besar dari 45% (empat puluh lima persen) sampai

dengan 65% (enam puluh lima persen).

20.

Ruang kelas baru adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktek

yang tidak memerlukan peralatan khusus dan baru dibangun di atas

lahan kosong.

21.

Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh

informasi dari berbagai jenis bahan pustaka.

22.

Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat,

dan menerima tamu.

23.

Ruang belajar adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang

meliputi ruang kelas dan ruang belajar lainnya.

24.

Rumah dinas guru adalah rumah negara golongan II yang mempunyai

hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu sekolah dan hanya

disediakan untuk didiami oleh guru dan apabila telah berhenti, pensiun

atau pindah tugas rumah dikembalikan kepada Negara/Daerah.

(5)

26.

Standar harga satuan regional adalah harga satuan barang dan jasa yang

ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

27.

Panitia Pelaksana di Sekolah yang selanjutnya disebut P2S adalah

pelaksana kegiatan peningkatan prasarana pendidikan yang dibiayai dari

DAK Bidang Pendidikan pada satuan pendidikan di luar Provinsi Papua

dan Provinsi Papua Barat.

28.

Daerah terdepan, terluar atau tertinggal yang selanjutnya disebut daerah

3T adalah daerah khusus berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

29.

Pemantauan adalah kegiatan pemantauan perkembangan pelaksanaan

rencana kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan

yang timbul dan atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini

mungkin.

30.

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan

(input), keluaran (output) dan hasil (outcome) terhadap rencana dan

standar yang telah ditetapkan.

31.

Laporan adalah penyajian data dan informasi suatu kegiatan yang telah,

sedang atau akan dilaksanakan sebagai indikator pelaksanaan kegiatan

sesuai yang direncanakan.

32.

Komite sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang

tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang

peduli pendidikan.

33.

Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai

unsur masyarakat yang peduli pendidikan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1)

Petunjuk Pelaksanaan ini merupakan pedoman bagi Kabupaten/Kota,

SD/SDLB, dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan DAK SD/SDLB.

(2)

Petunjuk

pelaksanaan

ini

bertujuan

untuk

menjamin

pelaksanaan/pengelolaan DAK SD/SDLB sesuai dengan Petunjuk Teknis

DAK Bidang Pendidikan SD/SDLB.

BAB III

TARGET

Pasal 3

Target yang akan dicapai dalam kegiatan DAK SD/SDLB adalah tersedianya

sarana dan/atau prasarana SD/SDLB yang memenuhi standar sarana dan

prasarana pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan.

BAB IV

KRITERIA SEKOLAH PENERIMA

Pasal 4

(6)

Pasal 5

Kriteria umum meliputi:

a.

diprioritaskan bagi SD/SDLB yang berlokasi di daerah 3T;

b.

masih beroperasi dan memiliki ijin operasional;

c.

SD/SDLB berdiri di atas lahan yang tidak bermasalah/tidak dalam

sengketa dan milik sendiri (milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah

untuk SD/SDLB negeri; milik yayasan untuk SD/SDLB swasta),

dibuktikan dengan sertifikat atau bukti lain yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang;

d.

belum memiliki sarana dan/atau prasarana pendidikan yang memenuhi

standar sarana dan prasarana pendidikan;

e.

mempunyai Kepala Sekolah yang dibuktikan dengan surat keputusan

dari pejabat yang berwenang atau badan penyelenggara pendidikan;

f.

memiliki Komite Sekolah, yang ditetapkan dengan surat keputusan

Kepala Sekolah;

g.

memiliki rekening bank atas nama sekolah, bukan rekening bank atas

nama pribadi;

h.

tidak menerima bantuan sejenis dari sumber dana lainnya (APBN/dan

atau APBD I) pada tahun anggaran berkenaan; dan

i.

mempunyai potensi berkembang dan dalam tiga tahun terakhir

mempunyai kecenderungan jumlah siswa stabil atau meningkat, kecuali

untuk SD/SDLB yang mengalami keadaan darurat dan/atau musibah

seperti terdampak akibat huru hara, kebakaran atau bencana alam.

Pasal 6

Kriteria khusus SD/SDLB penerima kegiatan peningkatan prasarana:

(1)

Rehabilitasi ruang belajar:

a.

rusak sedang dengan tingkat kerusakan ruang belajar lebih besar dari

30% sampai dengan 45%;

b.

rusak berat dengan tingkat kerusakan ruang belajar lebih besar dari

45% sampai dengan 65%;

c.

dalam hal ruang belajar mengalami kerusakan lebih dari 65%, maka

dapat dilakukan pembangunan kembali dalam bentuk ruang baru

dengan alokasi dana sebesar biaya pembangunan ruang kelas baru.

(2)

Rehabilitasi ruang belajar berikut perabotnya:

a.

rusak sedang dengan tingkat kerusakan ruang belajar berikut

perabotnya lebih dari 30% sampai dengan 45%;

b.

rusak berat dengan tingkat kerusakan ruang belajar berikut

perabotnya lebih dari 45% sampai dengan 65%;

c.

dalam hal ruang belajar mengalami kerusakan berikut perabotnya

lebih dari 65%, maka dapat dilakukan pembangunan kembali dalam

bentuk ruang baru dengan alokasi dana sebesar biaya pembangunan

ruang kelas baru.

(3)

Rehabilitasi ruang guru:

a.

rusak sedang dengan tingkat kerusakan ruang guru lebih dari 30%

sampai dengan 45%;

b.

rusak berat dengan tingkat kerusakan ruang guru lebih dari 45%

sampai dengan 65%.

(4)

Rehabilitasi ruang guru berikut perabotnya:

(7)

perabotnya lebih dari 30% sampai dengan 45%;

c.

rusak berat dengan tingkat kerusakan ruang guru berikut perabotnya

lebih dari 45% sampai dengan 65%.

(5)

Rehabilitasi jamban siswa dan/atau guru:

a.

rusak sedang dengan tingkat kerusakan jamban siswa dan/atau guru

lebih dari 30% sampai dengan 45%;

d.

rusak berat dengan tingkat kerusakan jamban siswa dan/atau guru

lebih dari 45% sampai dengan 65%.

(6)

Pembangunan ruang kelas baru (RKB) berikut perabotnya:

a.

sekolah mempunyai potensi berkembang (dalam tiga tahun terakhir

mempunyai jumlah siswa stabil atau meningkat);

b.

memiliki jumlah rombongan belajar melebihi jumlah ruang kelas yang

ada; dan

c.

memiliki lahan yang luasnya minimal 72 m

2

(ilustrasi 8m x 9m)

dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut tidak mengurangi

lapangan upacara atau lapangan olah raga, atau bagi sekolah yang

memiliki lahan terbatas, RKB dapat dibangun di lantai 2 dengan

syarat struktur bangunan di lantai 1 dapat menumpu atau dibangun

ruang di atasnya.

(7)

Pembangunan ruang perpustakaan berikut perabotnya:

a.

telah terpenuhi ruang kelas yang memadai dan tidak rusak:

1)

minimal 6 ruang kelas bagi daerah non 3T;

2)

minimal 5 ruang kelas bagi daerah 3T;

b.

belum memiliki ruang perpustakaan dengan luas minimal 56 m2; dan

c.

memiliki lahan 72 m

2

dengan lebar minimal 6 m, dengan ketentuan

pemakaian lahan tersebut tidak mengurangi lapangan upacara atau

lapangan olah raga, atau bagi sekolah yang memiliki lahan terbatas,

ruang perpustakaan dapat dibangun di lantai 2, dengan syarat

struktur bangunan di lantai 1 dapat menumpu atau dibangun ruang

di atasnya.

(8)

Pembangunan ruang guru berikut perabotnya:

a.

memiliki jumlah ruang kelas yang memadai dan tidak rusak:

1)

minimal 6 ruang kelas bagi daerah non 3T;

2)

minimal 5 ruang kelas bagi daerah 3T;

b.

memiliki ruang perpustakaan yang tidak rusak;

c.

belum memiliki ruang guru; dan

d.

memiliki lahan yang cukup untuk membangun ruang guru minimal

72 m

2

, dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut tidak mengurangi

lapangan upacara atau lapangan olah raga, atau bagi sekolah yang

memiliki lahan terbatas, ruang guru dapat dibangun di lantai 2,

dengan syarat struktur bangunan di lantai 1 dapat menumpu atau

dibangun ruang di atasnya.

(9)

Pembangunan jamban siswa dan/atau guru:

a.

belum memiliki jamban yang layak atau jumlah jamban yang ada

tidak memadai;

b.

memiliki lahan minimal 3,5 m2 (ilustrasi 2 m x 1,75 m, untuk 1 unit).

(10)

Pembangunan rumah dinas guru:

a.

berada di daerah 3T;

b.

memiliki jumlah ruang kelas yang memadai minimal 5 ruang kelas

dan tidak rusak;

(8)

e.

memiliki lahan minimal 60 m

2

(ilustrasi 6 m x 10 m); dan

f.

lahan berada di lokasi sekolah.

Pasal 7

Kriteria khusus SD/SDLB penerima kegiatan peningkatan sarana pendidikan:

(1)

Koleksi perpustakaan sekolah:

a.

memiliki ruang perpustakaan yang memadai; dan

b.

belum memiliki koleksi perpustakaan atau jenis dan jumlah koleksi

perpustakaan yang dimiliki belum memenuhi standar sarana

perpustakaan.

(2)

Media pendidikan:

a.

memiliki ruang kelas yang memadai; dan

b.

belum memiliki sarana media pendidikan atau jenis dan jumlah media

pendidikan yang dimiliki kurang dari kebutuhan.

(3)

Peralatan pendidikan:

a.

memiliki ruang kelas yang memadai; dan

b.

belum memiliki sarana peralatan pendidikan yang memenuhi standar

sarana pendidikan.

BAB V

MEKANISME PENETAPAN SD/SDLB

PENERIMA ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN

Pasal 8

Mekanisme penetapan sekolah penerima alokasi DAK SD/SDLB:

1.

Direktorat Pembinaan SD mengirim Petunjuk Teknis beserta Peraturan

Pelaksanaannya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

2.

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menyampaikan pemberitahuan kepada

sekolah mengenai kegiatan DAK SD/SDLB.

3.

Sekolah membuat dan menyampaikan proposal kegiatan peningkatan

sarana

dan/atau

prasarana

pendidikan

sesuai

dengan

prioritas

kebutuhannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

4.

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan seleksi sekolah calon

penerima DAK SD/SDLB melalui pemetaan, pendataan dan verifikasi

kelayakan proposal serta kondisi sarana dan/atau prasarana pendidikan

berdasarkan kriteria umum dan kriteria khusus sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 7.

5.

Dinas Pendidikan menetapkan alokasi dan jenis kegiatan per sekolah

secara proporsional setelah melakukan validasi kondisi dan kebutuhan

sekolah.

6.

Bupati/Walikota menetapkan sekolah penerima DAK SD/SDLB melalui SK

Penetapan berdasarkan usulan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

7.

Kabupaten/Kota melakukan penandatanganan perjanjian pemberian DAK

(9)

Pasal 9

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menyelenggarakan bimbingan teknis

pelaksanaan peningkatan prasarana pendidikan bagi sekolah penerima,

agar sekolah memahami secara teknis mekanisme dan tata kelola

pelaksanaan kegiatan peningkatan prasarana pendidikan, kecuali Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Papua dan Provinsi

Papua Barat

.

BAB VI

PELAKSANAAN

Pasal 10

(1)

DAK SD/SDLB ditujukan bagi SD/SDLB sebagai upaya pemenuhan

standar sarana dan prasarana pendidikan.

(2)

SD/SDLB dapat memperoleh lebih dari satu kegiatan sarana dan/atau

prasarana pendidikan sebagai upaya pemenuhan standar sarana dan

prasarana pendidikan.

Pasal 11

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membentuk tim teknis, yang bertugas:

a.

menentukan tingkat kerusakan ruang/bangunan dengan melibatkan

unsur teknis yang ada di daerah tersebut; dan

b.

menyusun rencana kegiatan sekolah bersama P2S.

Pasal 12

(1)

Pelaksanaan

mengenai

pembukuan

keuangan

dengan

mekanisme

swakelola serta pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah ini.

(2)

Pelaksanaan pekerjaan peningkatan sarana SD/SDLB sebagaimana

tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah ini.

(3)

Pelaksanaan pekerjaan peningkatan prasarana SD/SDLB sebagaimana

tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah ini.

BAB VII

ALOKASI BIAYA

Pasal 13

(10)

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah junctis Pasal 39

ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah, Pasal 93 ayat (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007.

BAB VIII

PELAKSANAAN KEGIATAN SARANA PENDIDIKAN

Pasal 14

Pelaksanaan kegiatan peningkatan sarana pendidikan dilakukan oleh Dinas

Pendidikan

Kabupaten/Kota

sesuai

ketentuan

peraturan

perundang-undangan.

BAB IX

PELAKSANAAN KEGIATAN PRASARANA PENDIDIKAN

Pasal 15

(1)

Pelaksanaan peningkatan prasarana pendidikan dilakukan secara

swakelola oleh P2S sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,

kecuali untuk SD/SDLB yang berada di Provinsi Papua dan Provinsi Papua

Barat.

(2)

P2S terdiri dari unsur sekolah dan masyarakat sekitar sekolah, yang

dipilih dan dibentuk secara musyawarah dalam forum rapat sekolah.

(3)

Susunan P2S meliputi:

a.

Penanggung Jawab yaitu kepala sekolah bersangkutan;

b.

Ketua yaitu salah seorang guru tetap (bukan kepala sekolah) di sekolah

bersangkutan;

c.

Sekretaris yaitu wakil wali murid sekolah bersangkutan;

d.

Bendahara yaitu guru di sekolah bersangkutan; dan

e.

Penanggungjawab Teknis yaitu wakil wali murid atau masyarakat

setempat.

Pasal 16

Proses pembentukan P2S:

a.

kepala sekolah bersama komite sekolah melaksanakan rapat dengan

agenda:

1)

penjelasan tentang DAK SD/SDLB;

2)

penjelasan tentang pembentukan P2S;

3)

penjelasan tentang kriteria dan mekanisme pemilihan ketua, sekretaris,

bendahara, serta penanggungjawab teknis; dan

4)

penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab P2S.

b.

susunan dan nama-nama P2S dipilih secara musyawarah dan mufakat;

c.

apabila tidak tercapai mufakat dapat dilakukan melalui voting;

d.

hasil

rapat

pembentukan

P2S

dituangkan

dalam

Berita

Acara

Pembentukan P2S; dan

(11)

Pasal 17

(1)

P2S bertugas dan bertanggungjawab:

a.

bersama tim teknis, menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

rehabilitasi dan/atau pembangunan yang terdiri dari (1) gambar

rencana/kerja, (2) rencana anggaran biaya, (3) rencana kerja dan

syarat-syarat (4) jadwal pelaksanaan, sesuai Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007;

b.

melaksanakan kegiatan peningkatan prasarana pendidikan secara

swakelola;

c.

memilih dan menetapkan pekerja sesuai dengan keahliannya;

d.

membuat informasi/papan nama kegiatan;

e.

membuat informasi tentang pelaksanaan di papan pengumuman;

f.

melakukan dokumentasi penerimaan, pengeluaran dana dan kegiatan

terkait, dan dokumen tersebut harus berada di sekolah;

g.

menyusun laporan teknis dan mempertanggungjawabkan realisasi

penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan peningkatan prasarana

pendidikan berikut realisasi penggunaan dananya kepada Kepala

Sekolah; dan

h.

melakukan Serah Terima Hasil Pekerjaan peningkatan prasarana

pendidikan dengan Kepala Sekolah.

(2)

Ketua:

a.

Perencanaan

1)

mengkoordinasikan penyusunan rencana kegiatan peningkatan

prasarana pendidikan; dan

2)

mempresentasikan (sosialisasi) rencana kegiatan peningkatan

prasarana pendidikan kepada unsur-unsur sekolah (pimpinan,

guru, dan karyawan), komite sekolah dan masyarakat di sekitar

sekolah.

b. Pelaksanaan

1)

menjamin

kelancaran

pelaksanakan

kegiatan

peningkatan

prasarana pendidikan; dan

2)

menjamin informasi rencana dan pelaksana peningkatan prasarana

pendidikan diketahui secara terbuka ke masyarakat

c. Pelaporan

1)

menjamin selesainya laporan teknis dan keuangan (bulanan dan

akhir) hasil kegiatan peningkatan prasarana pendidikan;

2)

menyampaikan laporan kegiatan kepada Kepala Sekolah; dan

3)

menyampaikan pertanggungjawaban kegiatan kepada Kepala

Sekolah.

(3)

Sekretaris:

a. Perencanaan

1)

menyiapkan bahan-bahan untuk penyusunan rencana kegiatan

peningkatan prasarana pendidikan; dan

2)

menyiapkan bahan untuk presentasi (sosialisasi) rencana kegiatan

peningkatan prasarana pendidikan kepada unsur-unsur sekolah

(pimpinan, guru, karyawan), komite sekolah dan masyarakat di

sekitar sekolah.

b. Pelaksanaan

(12)

2)

mengumpulkan informasi tentang kemajuan pekerjaan sebagai

bahan laporan; dan

3)

mencatat berbagai permasalahan pekerjaan untuk ditindaklanjuti

oleh panitia.

c. Pelaporan

1)

membuat konsep laporan (bulanan dan akhir) hasil kegiatan

peningkatan prasarana pendidikan;

2)

mengarsipkan laporan (bulanan dan akhir) hasil kegiatan

peningkatan prasarana pendidikan; dan

3)

menyampaikan pertanggungjawaban kegiatan kepada ketua panitia.

(4)

Bendahara :

a. Perencanaan

1)

menyusun rencana pembiayaan kegiatan peningkatan prasarana

pendidikan; dan

2)

melakukan penyimpanan keuangan yang menjamin kelancaran

kegiatan peningkatan prasarana pendidikan.

b. Pelaksanaan

1)

menerima dan memeriksa usulan pembayaran;

2)

menyiapkan surat persetujuan pembayaran kepada ketua;

3)

melakukan pembayaran;

4)

melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran keuangan

kegiatan;

5)

menyiapkan informasi kondisi keuangan panitia kepada ketua; dan

6)

membayar pajak sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

c. Pelaporan

1)

melakukan pembukuan harian, mingguan, bulanan dan akhir

kegiatan;

2)

membuat konsep laporan keuangan hasil kegiatan peningkatan

prasarana pendidikan;

3)

mengarsipkan laporan keuangan kegiatan peningkatan prasarana

pendidikan; dan

4)

menyampaikan pertanggungjawaban keuangan kepada ketua

panitia.

(5)

Penanggungjawab Teknis:

a. Perencanaan

1)

menyusun rencana peningkatan prasarana pendidikan dengan

dibantu tim teknis dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

2)

membuat rencana kegiatan peningkatan prasarana pendidikan;

3)

menyusun

jadwal

(rencana

waktu)

kegiatan

peningkatan

prasarana pendidikan;

4)

menyusun rencana anggaran biaya peningkatan prasarana

pendidikan; dan

5)

menyusun rencana kebutuhan bahan-bahan dan alat untuk

kegiatan peningkatan prasarana pendidikan.

b. Pelaksanaan

1)

menjamin kelancaran (ketersediaan bahan dan tukang) kegiatan

peningkatan prasarana pendidikan;

2)

menjamin

kesesuaian

rencana

dan

pelaksanaan

pekerjaan

peningkatan prasarana pendidikan; dan

(13)

c. Pelaporan

1)

melakukan pencatatan kemajuan pekerjaan peningkatan prasarana

pendidikan (bulanan);

2)

melakukan pencatatan kendala dan pemecahan masalah selama

pekerjaan peningkatan prasarana pendidikan (bulanan);

3)

membuat

laporan

hasil

kegiatan

peningkatan

prasarana

pendidikan;

4)

mengarsipkan laporan kegiatan peningkatan prasarana pendidikan;

dan

5)

menyampaikan pertanggungjawaban kegiatan teknis kepada ketua

panitia.

BAB X

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 18

(1)

Lingkup pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan DAK SD/SDLB

meliputi:

a.

kesesuaian pelaksanaan dengan petunjuk teknis dan peraturan

pelaksanaannya; dan

b.

pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan.

(2)

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi:

a.

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya.

b.

Tim pemantauan dan evaluasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota melakukan pemantauan dan evaluasi secara

sampling

untuk meningkatkan efektivitas penggunaan DAK SD/SDLB.

BAB XI

PENILAIAN KINERJA

Pasal 19

(1)

Penilaian kinerja dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pelaksanaan DAK

SD/SDLB dalam menjalankan tugas-tugasnya.

(2)

Penilaian kinerja dilakukan oleh penanggung jawab DAK Kabupaten/Kota

terhadap pelaksanaan DAK SD/SDLB di wilayah yang menjadi tanggung

jawabnya dengan mengisi form penilaian kinerja sebagaimana Lampiran V

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah ini.

BAB XII

PELAPORAN

Pasal 20

(1)

Pelaporan dilakukan secara berjenjang, mulai dari laporan panitia tingkat

sekolah, kepala sekolah, kabupaten/kota, dan pusat, memuat:

(14)

b.

realisasi fisik dan keuangan serta masalah dan kendala pelaksanaan

anggaran.

(2)

Kualitas pelaporan:

a.

untuk mewujudkan transparasi dan akuntabilitas laporan disampaikan

tepat waktu dan akurat serta disusun dengan mengikuti petunjuk yang

berlaku;

b.

laporan harus baik, benar, jujur dan dapat dipertanggungjawabkan;

c.

ketaatan dan ketepatan waktu pengiriman laporan merupakan

indikator keseriusan dalam melaksanakan pembangunan pendidikan;

d.

kualitas laporan akan dijadikan salah satu indikator

reward

dan

punishment

bagi setiap Kabupaten/Kota; dan

e.

laporan kegiatan prasarana pendidikan harus dilengkapi dengan

foto-foto pelaksanaan 0%, 40%, 70%, dan 100% yang diambil dari titik

tetap/titik yang sama.

Pasal 21

(1)

P2S menyampaikan laporan disertai dengan bukti fisik, administrasi dan

keuangan kepada Kepala Sekolah, terdiri dari:

a.

laporan pertanggungjawaban mingguan yang meliputi:

1)

informasi volume, satuan dan bobot pekerjaan;

2)

prestasi pekerjaan mingguan;

3)

jumlah dana yang digunakan; dan

4)

foto-foto kemajuan pelaksanaan kegiatan mencakup tampak

depan, tampak belakang, tampak samping dan tampak dalam

yang diambil dari titik tetap/titik yang sama;

dengan format laporan sebagaimana lampiran VI-A yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah ini;

b.

laporan bulanan yang meliputi:

1)

informasi volume, satuan dan bobot pekerjaan;

2)

prestasi pekerjaan bulanan;

3)

jumlah dana yang digunakan; dan

4)

foto-foto kemajuan pelaksanaan kegiatan mencakup tampak

depan, tampak belakang, tampak samping dan tampak dalam

yang diambil dari titik tetap/titik yang sama;

dengan format laporan sebagaimana lampiran VI-B yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah ini; dan

c.

laporan akhir yang meliputi:

1)

dokumen penyelesaian fisik;

2)

dokumen penggunaan dana; dan

3)

foto-foto pelaksanaan kegiatan (0%, 40%, 70%, dan 100%) yang

diambil dari titik tetap/titik yang sama;

dengan format laporan sebagaimana lampiran VI-C yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah ini.

(2)

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada

Kepala Sekolah.

(15)

(1)

Kepala sekolah menyampaikan laporan bulanan dan laporan akhir

berdasarkan laporan P2S, meliputi:

a.

laporan bulanan berupa kemajuan pekerjaan meliputi laporan fisik dan

laporan keuangan;

b.

laporan akhir meliputi laporan fisik dan laporan keuangan disertai

dengan uraian masalah yang dihadapi dan solusi yang ditempuh

bilamana terdapat masalah, serta melampirkan foto kemajuan

pelaksanaan kegiatan

0%, 40%, 70%, dan 100% yang diambil dari titik

tetap/titik yang sama; dan

c.

berkas (

file

) foto kegiatan disampaikan selain dalam bentuk cetak juga

dalam format digital.

(2)

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada

Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas Kabupaten/Kota.

Pasal 23

(1)

Bupati/Walikota menyusun laporan yang memuat laporan pelaksanaan

kegiatan DAK SD/SDLB dan mengirimkannya kepada Menteri Keuangan,

Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

(2)

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada ketentuan

yang tercantum dalam Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan

Nasional/Kepala

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor

0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21

November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis

Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).

(3)

Laporan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga memuat:

a.

data umum dan kondisi sekolah penerima alokasi DAK SD/SDLB;

b.

rekapitulasi data alokasi dan kegiatan per sekolah;

c.

data pemantauan pelaksanaan kegiatan;

d.

data penilaian kinerja; dan

e.

foto kegiatan prasarana pendidikan meliputi 0%, 40%, 70%, dan 100%

yang diambil dari titik tetap/titik yang sama.

(4)

Laporan rekapitulasi data alokasi dan kegiatan per sekolah sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf b dengan format laporan sebagaimana

lampiran VII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah ini.

(5)

Laporan pelaksanaan kegiatan DAK SD/SDLB sebagaimana dimaksud ayat

(1), ayat (2), dan ayat (3) dikirim secara elektronik ke alamat

daksd@kemdikbud.go.id.

Pasal 24

(1)

Direktur Pembinaan SD menyusun laporan pelaksanaan DAK SD/SDLB.

(2)

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada

(16)

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25

Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah ini mulai

berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 25 Januari 2016

DIREKTUR JENDERAL,

TTD

HAMID MUHAMMAD

Salinan sesuai dengan aslinya

Kasubag Hukum

Ditjen Dikdasmen

Mohamad Hartono

(17)

L I - 1

SALINAN

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

NOMOR 04/D/P/2016 TANGGAL 25 Januari 2016

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

CONTOH PERJANJIAN

PEMBERIAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

TAHUN ANGGARAN ...

ANTARA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA ...

DENGAN

KEPALA SEKOLAH SD/SDLB

---Nomor :

(nomor pemda kab/kota)

Pada hari

ini ………….. tanggal ……….. bulan

...tahun dua ribu ... belas, yang

bertandatangan di bawah ini :

1. Nama

:

...

Jabatan

:

...

Alamat Kantor

:

...

...

...

Dalam hal yang diuraikan di bawah ini, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota ... ;

Untuk selanjutnya disebut sebagai :

PIHAK PERTAMA

.

2. Nama

:

...

Jabatan

:

Kepala Sekolah ...

Alamat

:

...

...

...

Dalam hal yang diuraikan di bawah ini, dalam kedudukannya selaku Kepala Sekolah

SD/SDLB

………

... berdasarkan Surat Keputusan ... Nomor ...

tertanggal ..., dan karenanya bertindak untuk dan atas nama serta mewakili

SD/SDLB... ;

Untuk selanjutnya disebut sebagai :

PIHAK KEDUA

.

(18)

L I - 2

a.

bahwa, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 antara lain mengamanatkan :

1)

Pasal 11 ayat (1): Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan

dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi

setiap warga negara tanpa diskriminasi;

2)

Pasal 46 ayat (1): Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara

Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat;

3)

Pasal 46 ayat (2): Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab

menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (4)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b.

bahwa, kegiatan peningkatan prasarana pendidikan merupakan salah satu

prioritas pembangunan nasional, sehingga Pemerintah berupaya mendorong

Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan tindakan nyata dalam mewujudkan

peningkatan akses bagi masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas

dengan mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK)

SD/SDLB;

c.

bahwa, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2015 tentang

Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan SD/SDLB menentukan

bahwa kegiatan peningkatan prasarana pendidikan dilakukan oleh Panitia

Pelaksana di Sekolah secara swakelola yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah

penerima alokasi DAK sebagai bagian integral manajemen berbasis sekolah.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas serta untuk mengatur langkah-langkah pelaksanaan

dengan sebaik-baiknya, PARA PIHAK sepakat dan saling mengikatkan diri dalam

PERJANJIAN PEMBERIAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN

SD/SDLB TAHUN ANGGARAN ...

dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai

berikut:

Pasal 1

Maksud dan Tujuan

Perjanjian antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA dimaksudkan sebagai bagian

dari pelaksanaan program DAK SD/SDLB Tahun Anggaran .... untuk mendanai kegiatan

khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional, khususnya

untuk membiayai kebutuhan prasarana SD/SDLB yang belum mencapai standar

prasarana pendidikan, dengan tujuan sebagai upaya pemenuhan standar prasarana

pendidikan.

Pasal 2

Lingkup Pekerjaan

Perjanjian ini melingkupi pelaksanaan DAK SD/SDLB Tahun Anggaran .... yang

digunakan untuk kegiatan : ...

(

disesuaikan dengan bantuan prasarana yang diterima oleh satuan pendidikan

)

Pasal 3

Jangka Waktu Pekerjaan

(1)

Jangka waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah ...

(...) hari kalender terhitung mulai saat diterimanya DAK SD/SDLB Tahun

Anggaran .... di rekening PIHAK KEDUA.

(2)

PIHAK KEDUA akan mulai melaksanakan pekerjaan pengadaan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 paling lambat 8 (delapan) hari terhitung mulai saat

diterimanya DAK SD/SDLB Tahun Anggaran .... di rekening PIHAK KEDUA.

(19)

L I - 3

Pasal 4

Prinsip-Prinsip Pekerjaan

Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan DAK SD/SDLB Tahun Anggaran .... meliputi:

a.

pelaksanaan secara swakelola oleh panitia pelaksana di sekolah;

b.

penerapan asas transparansi dan akuntabilitas;

c.

pengutamaan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kegiatan pembangunan/

rehabilitasi; dan

d.

optimalisasi kualitas pekerjaan dengan barang yang dihasilkan.

Pasal 5

Tugas dan Kewajiban Para Pihak

(1)

PIHAK PERTAMA

a.

Menyediakan anggaran/dana biaya umum untuk kegiatan perencanaan,

sosialisasi, seleksi, pendataan, pengawasan dan biaya operasional lainnya, sesuai

dengan kebutuhan;

b.

Menyalurkan dana dengan segera ke sekolah penerima DAK SD/SDLB melalui

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan mempertimbangkan jangka waktu

pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

c.

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program DAK SD/SDLB di tingkat

Kabupaten/ Kota;

d.

Memberikan bimbingan teknis yang cukup dalam pengelolaan keuangan DAK

SD/SDLB di sekolah;

e.

Mensosialisasikan pelaksanaan program DAK SD/SDLB Tahun Anggaran ...

kepada Kepala Sekolah dan Komite Sekolah penerima; dan

f.

Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta menyusun pelaporan kegiatan DAK

SD/SDLB dengan mengacu pada Surat Edaran Bersama Menteri Negara

Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional,

Menteri

Keuangan,

dan

Menteri

Dalam

Negeri

Nomor

0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21

November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan

dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK);

(2)

PIHAK KEDUA

a.

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program DAK SD/SDLB di tingkat

sekolah;

b.

Membentuk panitia pelaksana program DAK SD/SDLB di tingkat sekolah (Panitia

Pelaksana di Sekolah), terdiri dari unsur sekolah, komite sekolah dan masyarakat;

c.

Melaporkan keadaan keuangan dan penggunaannya secara periodik kepada

PIHAK PERTAMA; dan

(20)

L I - 4

Pasal 6

Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a.

PIHAK KEDUA dalam melaksanakan kegiatan harus melibatkan Unsur Sekolah dan

Komite Sekolah mulai perencanaan hingga penyelesaian pekerjaan serta melibatkan

masyarakat sebagai bagian integral Manajemen Berbasis Sekolah;

b.

PIHAK KEDUA dalam mengelola DAK SD/SDLB Tahun Anggaran .... ini harus sesuai

dengan Petunjuk Teknis DAK Bidang Pendidikan SD/SDLB dan peraturan

pelaksanaannya, serta peraturan perundang-undangan yang terkait;

c.

PIHAK KEDUA dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,

diwajibkan menyusun rencana kegiatan dan membuat daftar kebutuhan yang

diperlukan beserta spesifikasinya, jumlah dan perkiraan harga yang menjadi

bagian/lampiran yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini dengan mengacu kepada

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK SD/SDLB dan peraturan pelaksanaannya sebagai

acuan minimal;

d.

PIHAK KEDUA wajib melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran dalam

Buku Kas serta pelaporan keuangan dan hasil kerja sesuai dengan pedoman

pelaksanaan, baik kemajuan maupun hambatan dalam pelaksanaan tugasnya dan

disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

e.

PIHAK KEDUA wajib menyimpan dan memelihara seluruh dokumen pelaksanaan

penggunaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran ....;

f.

PIHAK KEDUA berkewajiban memungut dan sekaligus menyetorkan pajak-pajak yang

terkait serta menyimpan bukti-bukti setoran dan faktur pajak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan;

g.

PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan serah terima hasil pekerjaan/pengadaan

prasarana kepada Bupati/Walikota melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang

dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima yang dilampiri dengan Daftar Hasil

Pekerjaan DAK SD/SDLB Tahun Anggaran ....;

h.

PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan seluruh DAK

SD/SDLB Tahun Anggaran .... yang diterimanya dari PIHAK PERTAMA; dan

Pasal 7

Pemeriksaan Pekerjaan

PIHAK PERTAMA atau Tim yang ditunjuknya dan aparat yang terkait dengan program

DAK SD/SDLB Tahun Anggaran .... berhak melakukan pemeriksaan dan menolak setiap

hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian dan Petunjuk

Teknis DAK SD/SDLB serta peraturan pelaksanaannya, baik mengenai ketentuan

administrasi/keuangan maupun ketentuan teknis.

Pasal 8

Jumlah Dana Bantuan

(1)

DAK SD/SDLB Tahun Anggaran .... yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK

KEDUA sebesar Rp ... (... rupiah) yang bersumber dari DAK

SD/SDLB Tahun Anggaran ...

(2)

Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk kegiatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2.

Pasal 9

Penyaluran Dana DAK SD/SDLB

(21)

L I - 5

(1)

Penyaluran dilakukan dengan Transfer ke rekening PIHAK KEDUA penuh tanpa

potongan apapun:

a. tahap pertama sebesar Rp ... (...);

b. tahap kedua sebesar Rp ... (...); dan

c. tahap ketiga sebesar Rp ... (...).

(2)

Penyaluran tahap pertama sebesar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

dilakukan setelah Perjanjian ini ditandatangani kedua belah pihak beserta

kelengkapan dokumen lainnya diterima dan disetujui PIHAK PERTAMA dengan

mempertimbangkan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud

pada Pasal 3.

(3)

Penyaluran tahap kedua sebesar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dilakukan setelah ...

(4)

Penyaluran tahap ketiga sebesar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

dilakukan setelah ...

(5)

Kewajiban pajak atas penggunaan DAK SD/SDLB diselesaikan oleh PIHAK KEDUA

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10

Keadaan Memaksa

(1)

Apabila terjadi keadaan memaksa/kahar (

Force Majeure

) yang secara langsung

mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA harus melapor kepada

PIHAK PERTAMA paling lambat dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kalender terhitung

mulai terjadinya keadaan memaksa/kahar (

Force Majeure

) yang didukung dengan

bukti-bukti tertulis yang dikeluarkan dari pihak berwenang.

(2)

Hal-hal yang termasuk dalam keadaan memaksa/kahar (

forcé majeure

) adalah:

a.

perang;

b.

blokade ekonomi;

c.

revolusi;

d.

huru-hara;

e.

kekacauan;

f.

mobilisasi umum;

g.

pemogokan;

h.

gempa bumi;

i.

epidemi;

j.

banjir;

k.

ancaman terorisme; atau

l.

tindakan pemerintah di bidang moneter;

yang berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan.

(3)

Hal-hal yang termasuk kahar/keadaan memaksa (

forcé majeure

) di atas harus

disahkan kebenarannya oleh pihak yang berwenang.

Pasal 11

Sisa Dana

(1)

Apabila PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 dan ternyata terdapat kelebihan/sisa dana, maka sisa dana tersebut dapat

digunakan untuk menambah volume atau sasaran yang diadakan.

(22)

L I - 6

Pasal 12

Pertanggungjawaban

PIHAK KEDUA harus melaporkan dan mempertanggungjawabkan DAK SD/SDLB Tahun

Anggaran .... yang diterimanya kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 14 (empat

belas) hari kalender mulai terhitung saat selesainya pelaksanaan pekerjaan, dilampiri

antara lain :

1.

Berita Acara Serah Terima;

2.

Bukti pengeluaran (kwitansi) setiap pembelian barang;

3.

Bukti setoran pajak;

4.

Bukti teknis pekerjaan.

Pasal 13

Panduan Pelaksanaan

Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan Perjanjian ini terdapat dalam Petunjuk Teknis DAK

Bidang Pendidikan SD/SDLB berikut peraturan pelaksanaannya yang merupakan

dokumen yang tidak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dengan Perjanjian ini.

Pasal 14

Pernyataan dan Jaminan Para Pihak

PARA PIHAK menyatakan dan menjamin satu dan lainnya bahwa Perjanjian ini dan

instrumen serta dokumen lain yang disyaratkan dan telah diserahkan PARA PIHAK

kepada PARA PIHAK yang menerimanya akan merupakan suatu kewajiban hukum yang

sah dan mengikat PARA PIHAK untuk melaksanakannya.

Pasal 15

Penutup

(1)

Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) yang ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA

dan PIHAK KEDUA serta disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi di atas kertas bermeterai

cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

(2)

Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal ditandatanganinya surat perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA,

PIHAK KEDUA,

...

...

SAKSI-SAKSI

...

KOMITE SEKOLAH,

(23)

L I - 7

Pasal 15

Penutup

(3)

Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) yang ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA

dan PIHAK KEDUA serta disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi di atas kertas bermeterai

cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

(4)

Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal ditandatanganinya surat perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA,

PIHAK KEDUA,

...

...

SAKSI-SAKSI

...

KOMITE SEKOLAH,

...

...

DIREKTUR JENDERAL,

TTD

HAMID MUHAMMAD

Salinan sesuai dengan aslinya

Kasubag Hukum

Ditjen Dikdasmen,

Mohamad Hartono

(24)

L II - 7

SALINAN

LAMPIRAN II

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

NOMOR 04/D/C/2016 TANGGAL 25 Januari 2016

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

PEMBUKUAN KEGIATAN DAK BIDANG PENDIDIKAN SD/SDLB

DENGAN MEKANISME SWAKELOLA DAN

PELAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT

I.

PEMBUKUAN KEUANGAN DENGAN MEKANISME SWAKELOLA

A.

Pembukuan keuangan yang dilakukan oleh P2S dalam kegiatan

peningkatan prasarana sekolah yang dilakukan dengan mekanisme

swakelola meliputi:

1.

buku bank (BB) adalah buku yang digunakan untuk mencatat

seluruh transaksi bank baik penerimaan maupun pengeluaran.

Setiap transaksi bank harus dicatat setiap saat sesuai dengan

tanggal kejadiannya. Setiap akhir bulan saldo buku bank harus

dicocokkan dengan rekening koran;

2.

buku kas umum (BKU) adalah buku yang digunakan untuk

mencatat seluruh transaksi secara detail baik transaksi bank

maupun transaksi tunai. Buku kas umum harus ditutup setiap

akhir bulan dimana saldo buku kas umum harus sama dengan

saldo uang tunai di kas kecil ditambah dengan saldo

bank/rekening koran; dan

3.

buku pembantu kas tunai (BKT) adalah buku yang digunakan

untuk mencatat seluruh transaksi tunai. Setiap transaksi tunai

harus dicatat sesuai dengan tanggal kejadiannya. Saldo kas tunai

harus sama dengan fisik uang tunai yang ada di kas kecil.

B.

Cara pencatatan pembukuan dilakukan dengan memperhatikan

prinsip tertib administrasi, akuntabilitas, transparansi, efisiensi,

efektifitas dan terhindar dari penyimpangan. Pencatatan dapat

dilakukan dengan cara manual atau komputerisasi sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

1.

Pencatatan buku bank (BB)

a.

kolom

“No.”

diisi dengan nomor pencatatan uang masuk

(debet), uang keluar (kredit) serta sisa (saldo);

(25)

L II - 8

c.

kolom

“Uraian”

diisi uraian penerimaan atau pengeluaran

yang dilengkapi dengan nomor bukti kuitansi penerimaan

atau nomor bukti pengeluaran harian;

d.

kolom

“Debet”

diisi dengan jumlah dana yang diterima sesuai

dengan tanggal/ bulan/tahun penerimaan dan nomor bukti

penerimaan;

e.

kolom

“Kredit”

diisi dengan jumlah dana yang dikeluarkan

setiap hari sesuai dengan uraian/nomor bukti pengeluaran;

dan

f.

kolom

“Saldo”

diisi dengan saldo sebelumnya ditambah debet

dikurangi dengan kredit dalam satu baris.

MODEL BUKU BANK

Bulan : ………

Nama Sekolah

:

Desa/Kecamatan :

Kabupaten

:

Propinsi

:

No.

Tanggal

Uraian

No.

Bukti

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

Saldo

(Rp.)

..…..…,…………

201..

Ketua P2S,

Bendahara,

( ……….. )

( ………..………….. )

2.

Pencatatan buku kas umum (BKU)

Pada daftar penerimaan dana, cara pengisiannya adalah sebagai

berikut:

a.

kolom

“Tanggal”

diisi dengan tanggal/bulan/tahun pada saat

uang diterima dari kas daerah;

b.

kolom “Uraian” diisi dengan jenis penerimaan dana;

(26)

L II - 9

d.

kolom

“Jumlah”

diisi dengan jumlah dana yang diterima

secara akumulatif, sehingga bisa diketahui jumlah seluruh

dana yang diterima dari kas daerah.

Pada daftar pengeluaran dana, cara pengisiannya adalah sebagai

berikut:

a.

kolom

“Tanggal”

diisi

dengan

tanggal/bulan/tahun

pengeluaran

pembelian

barang/alat/upah

yang

dilaksanakan;

b.

kolom

“Uraian”

diisi dengan jenis pengeluaran/pembelian

barang/alat/upah;

c.

kolom

“No. Bukti”

diisi dengan nomor bukti pembayaran/nota

atau nomor bukti pembayaran barang/alat/upah;

d.

kolom

“Jenis Biaya”

diisi dengan nomor pengelompokkan

biaya pengeluaran sesuai dengan yang tercantum pada

bagian

“Catatan”

dari buku kas umum; dan

e.

kolom

“Jumlah”

diisi

dengan

jumlah

pengeluaran/pembayaran setiap jenis barang/alat/upah

secara rinci, sehingga bisa diketahui seluruh pengeluaran

yang sudah dilakukan setiap hari secara rinci.

MODEL BUKU KAS UMUM

Bulan : ………

Nama Sekolah

:

Desa/Kecamatan :

Kabupaten

:

Propinsi

:

Penerimaan

Pengeluaran

Tgl

Uraian

No.

Bukt

i

Jumlah

(Rp.)

Tgl Uraian

No.

Bukti

Jenis

Biay

a

Jumla

h (Rp.)

Pada hari ini : ………….. tanggal ………… Buku Kas Umum

ditutup dengan

keadaan/posisi buku sebagai berikut:

Saldo Buku Kas Umum

Rp. ………

Terdiri dari :

(27)

L II - 10

- Saldo Kas Tunai

Rp. ………

Jumlah

Rp. ………

..…..…,…………..

201..

Ketua P2S,

Bendahara,

( ……….. ) ( ………..………….. )

3.

Pencatatan buku kas tunai (BKT)

a.

kolom

“No.”

diisi dengan nomor pencatatan uang masuk

secara tunai (debet), uang keluar secara tunai (kredit) serta

sisa (saldo);

b.

kolom

“Tanggal”

diisi tanggal/bulan/tahun uang masuk

(debet), uang keluar (kredit) atau perhitungan saldo;

c.

kolom

“Uraian”

diisi uraian penerimaan atau pengeluaran

yang dilengkapi dengan nomor bukti kuitansi penerimaan

atau nomor bukti pengeluaran harian;

d.

kolom

“Debet”

diisi dengan jumlah dana yang diterima sesuai

dengan tanggal/ bulan/tahun penerimaan dan nomor bukti

penerimaan;

e.

kolom

“Kredit”

diisi dengan jumlah dana yang dikeluarkan

setiap hari sesuai dengan uraian/nomor bukti pengeluaran;

dan

(28)

L II - 11

MODEL BUKU KAS TUNAI

Bulan : ………

Nama Sekolah

:

Desa/Kecamatan :

Kabupaten

:

Propinsi

:

No.

Tanggal

Uraian

No.

Bukti

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

Saldo

(Rp.)

..…..…,…………..

201..

Ketua P2S,

Bendahara,

( ……….. ) ( ………..………….. )

C.

Penataan arsip yang baik adalah mudah didapatkan/diketemukan

apabila sewaktu-waktu diperlukan berdasarkan tanggal dan kelompok

transaksi. Penataan arsip dibagi 3 (tiga) kelompok yaitu:

1.

upah, yaitu kumpulan bukti pengeluaran yang berkaitan dengan

upah tukang;

2.

bahan, yaitu kumpulan bukti pengeluaran yang berkaitan dengan

pembelian bahan; dan

3.

alat, yaitu kumpulan bukti pengeluaran yang berkaitan dengan

pembelian alat.

Masing-masing kelompok arsip agar dimasukkan/disusun dengan

rapih dan sistematis ke dalam ordner.

D.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

1.

Berdasarkan UU PPN No. 8 tahun 1983 sebagaimana telah di

ubah dengan UU PPN No. 18 tahun 2000 dan perubahan terakhir

UU PPN No.42 tahun 2009 pasal 4 jo pasal 1 angka 13, 14, 15

dinyatakan bahwa

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas

Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) / Jasa Kena Pajak (JKP)

didalam daerah pabean yang dilakukan oleh Pengusaha Kena

Pajak (PKP)

;

Gambar

tabel berikut:
gambar atau foto-foto yang menarik.
gambar yang menarik untuk memperjelas entri/lema dan sub entri/lema; dan
gambar bentuk-bentuk bangun datar.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi tidak sesuai dengan realitas perilaku seksual dan resiko seksual yang dihadapi remaja

Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen kualifikasi saudara, perihal Penawaran Pekerjaan Rehab RKB SDN Utama 1 Nunukan , maka dengan ini kami mengundang saudara untuk hadir dalam

[r]

Menguasai Maintenance, Repair, Overhaull, & Diagnosis kendaraan secara profesional, dengan memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan Menguasai konsep sains

Oleh sebab itu dalam penelitian ini diperlukan perancangan suatu system pengukuran kinerja secara terintegrasi yang baik setelah menentukan elemen-elemen penting

WBPU telah disahkan sesuai SK Menteri Kehutanan Nomor : SK.28/VI-BUHA/2011 Tanggal 18 Maret 2011 tentang Persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

dasar algoritma program komputasi pendugaan parameter satu dan dua populasi serta mengimplementasikannya dalam program paket Statistika. Mampu