Laporan Tahunan 2011
Annual Report 2011
Bangkok Bank
Public Company LimitedRINGKASAN KEUANGAN BANGKOK BANK Bangkok Bank’s Financial Highlights
Unit dalam jutaan Rupiah
(Unit
in million Rupiah)
Pertumbuhan pada Akhir Periode TahunProgress at Year-End 2011 2010 % change
Total Aktiva
Total Assets
5.084.498
4.416.887
+15,11
Giro pada Bank
Demand Deposits with Banks
41.945
33.346
+25,79
Kredit yang diberikan
Credits granted
4.235.039
3.169.840
+33,60
Aktiva Tetap dan Inventaris – net
Premises and Equipment
4.537
5.018
-9,50
Aktiva Produktif
Productive Assets
5.276.015
4.446.150
+18,60
Dana Pihak Ketiga
Third Party Fund
758.350
1.032.902
-26,58
Simpanan
Deposits
321.065
447.940
-28,32
Pinjaman yang diterima
Loans received
2.629.575
1.982.200
+32,60
Dana dari Kantor Pusat
Head Office Account
1.321.250
1.216.310
+8,63
Pertumbuhan untuk Tahun Progress for the year
Pendapatan Operational
Operational Revenue285.473
259.927
+9,83
Beban Operational
Operational Expenses111.374
77.712
+43,31
Laba Operasi
Operating Profit174.099
181.963
+4,32
Pajak Penghasilan
Income Tax70.645
73.848
-4,34
Laba (Rugi) Bersih
Net Profit (Loss)
104.940
108.665
-3,42
Laba Bersih per Saham
Earning per share
Rasio Keuangan
Financial Ratios
PermodalanCapitalization 31 Dec 2011
(%)
31 Dec 2010 (%)
% change
Kewajiban Modal Minimum
Capital Adequacy Ratio (CAR)
52,75
49,93
+2,82
Aktiva Tetap terhadap Modal
Fixed Assets to Capital
1,73
1,84
-0,11
Aktiva Produktif
Productive Assets
Aktiva Produktif Bermasalah
Troubled Productive Assets
2,89
5,33
-2,44
Kredit Bermasalah (net)
Non Performing Loan (net)
0,51
0,45
+0,06
PPAP terhadap Aktiva Produktif
Reserves to Productive Assets
4,21
5,64
-1,43
Pemenuhan PPAP
Reserves Adequacy
129,85
107,23
+22,62
Rentabilitas Profitability
Tingkat Pengembalian Aktiva
Return on Assets3,77
4,17
-0,40
Tingkat Pengembalian Modal
Return on Equity5,83
5,18
+0,65
Pendapatan Bunga Bersih
Net Interest Margin4,52
4,70
-0,18
Beban Operasional Pendapatan Operasional
Operational Expense to Operational Income39,23
30,18
+9,05
Kredit terhadap Deposito Rasio
Loan to Deposit RatioKepatuhan
Compliance
31 Dec 2011 (%)
31 Dec 2010 (%)
% change
Persentase Pelanggaran BMPK
Percentage of LLL Violationa.
Pihak Terkait
Related Parties0,00
0,00
0,00
b.
Pihak Tidak Terkait
Non related Parties0,00
0,00
0,00
Persentase Pelampauan BMPK
Percentage of exceeding LLLa.
Pihak Terkait
Related Parties0,00
0,00
0,00
b.
Pihak Tidak Terkait
Non related Parties0,00
0,00
0,00
GWM Rupiah
Minimum Current Account Requirements Rupiah
9,60
9,23
+0,37
Posisi Devisa Netto (PDN)
0,05
0,18
-0,13
PROFIL PERUSAHAAN
Corporate Profile
Bangkok Bank yang didirikan pada tahun 1944 di Bangkok, Thailand adalah bank komersial terbesar di Thailand dan salah satu dari yang terbesar di Asia Tenggara dengan total aktiva pada akhir 2011 sebesar THB 2,106,912,461,000.
Adapun struktur kepemilikan 10 (sepuluh) pemegang saham terbesar Bangkok Bank Public Company Limited per tanggal 12 September 2011 adalah sebagai berikut:
- Thai NVDR Company Limited 24,33% - Thailand Securities Depository Co. Ltd. 4,11% - HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 2,94% - State Street Bank & Trust Co, for
Australia 2,72% - State Street Bank & Trust Co 2,37% - State Street Europe Ltd 2,00% - Nortrust Nominees Ltd. 1,99% - Morgan Stanley & Co. Int’l Plc 1,98% - Bangkok Insurance PCL 1,86% - HSBC Bank Plc- Abu Dhabi -
Investment Authority 1,82% Sampai akhir tahun 2011 Bangkok Bank telah memiliki lebih dari 500 kantor cabang di Thailand dan cabang luar negeri dan jaringan kantor yang tersebar di: Cina, Hongkong, Jepang, Laos, Filipina, Singapura, Taiwan, Inggris, Birma, Amerika Serikat, Vietnam, Myanmar, Malaysia dan Indonesia.
Bangkok Bank PCL Cabang Jakarta, berlokasi di Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, beroperasi dengan ijin usaha dari Menteri Keuangan Indonesia No. D.15.6.1.4.39 tanggal 21 Juni 1968, serta mendapat izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa pada tanggal 22 Juni 1968 dengan Surat Keputusan dari Direksi Bank Negara Indonesia No.4/12/KEP.DIR. Bank secara berkesinambungan meningkatkan total asset dan kredit yang diberikan, memperbaiki manajemen kredit macet, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan efisiensi biaya dan terus membangun kebijakan usaha yang selaras dengan rencana strategis bank Di tahun mendatang, bank akan terus memajukan bisnis proses yang efisien dan mengefisiensikan model organisasi untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian organisasi dapat bekerja sama secara efisien dan harmonis.
Bangkok Bank, founded in year 1944 in Bangkok- Thailand, is the largest commercial bank in Thailand and also one of the largest bank in South East Asia, with total assets at the end of 2011 THB 2,106,912,461,000.
Top 10 (ten) shareholders of Bangkok Bank Public Company Limited, Thailand as of September 12, 2011 are as follows:
- Thai NVDR Company Limited 24.33% - Thailand Securities Depository Co. Ltd. 4.11% - HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 2.94% - State Street Bank & Trust Co, for
Australia 2.72% - State Street Bank & Trust Co 2.37% - State Street Europe Ltd 2.00% - Nortrust Nominees Ltd. 1.99% - Morgan Stanley & Co. Int’l Plc 1.98% - Bangkok Insurance PCL 1.86% - HSBC Bank Plc- Abu Dhabi -
Investment Authority 1.82% At the end of 2011, Bangkok Bank has more than 500 branches in Thailand and extensive overseas branches and office network in the following countries: People’s Republic of China, Hongkong, Japan, Laos People’s Democratic Republic, Republic of Philippines, Republic of Singapore, Taiwan, United Kingdom, Union of Myamar, United States of America, The Socialist Republic of Vietnam, Myanmar, Malaysia and Indonesia.
Bangkok Bank PCL Jakarta Branch, located at Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, operated under license from Finance Minister of Republic Indonesia No. D. 15.6.1.4.39 dated June 21, 1968 as a branch from Bangkok Bank PCL in Thailand. Received the license to operate as foreign bank on June 22, 1968 with the decree from Bank Indonesia No. 4/12/KEP.DIR. The bank has continuously increased its total assets and loans, and improved the management of non-performing loans, of revenue, of costs efficiency and the bank will create policies that are alligned with its strategic plan.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANGKOK BANK CABANG JAKARTA TAHUN 2011
1. Ruang Lingkup Tata Kelola Perushaan (GCG)
Sebagai pedoman bagi pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Bank telah mendeskripsikan peran dan tanggung jawab Komite Manajemen dalam pedoman Komite Manajemen bank. Seluruh aturan internal lainnya yang ditetapkan didasarkan dengan peraturan yang berlaku dan mengacu pada pinsip-prinsip GCG.
Dalam menjalankan bisnisnya, Bangkok Bank Cabang Jakarta menjalankan Prinsip Good Corporate Governance sebagai dasar agar dapat mempertahankan pertumbuhannya. Bank juga telah menyebarkan kebijakan tersebut kepada tim manajemen, eksekutif, dan staf sebagai informasi dan ketaatan akan peraturan. Bank juga telah menugaskan setiap supervisor di semua tingkat untuk menjadi contoh yang baik dan mendorong agar kebijakan yang dibuat tersebut dipatuhi. Dalam proses pengawasan operasional secara internal, Bank telah membentuk Unit Kepatuhan agar sesuai dengan peraturan yang ada di Indonesia dan Bank Indonesia.
Penerapan Prinsip Good Corporate Governance di Bangkok Bank dibagi menjadi 7 aspek cakupan GCG beserta kepatuhan bank terhadap aspek-aspek tersebut yang meliputi:
1.1 Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Komisaris dan Direksi.
Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Bangkok Bank, Thailand, oleh karena itu Dewan Komisaris yang dikenal dengan nama Non-Eksekutif Director bertempat di Kantor Pusat Thailand. Dewan Komisaris bertangggung jawab dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance dan mengawasi kebijakan dan arah bisnis bank.
Dalam hubungannya dengan Bangkok Bank kantor cabang Jakarta, International Banking Group (IBG) yang berlokasi di Kantor Pusat Bangkok, menjalankan fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris. Laporan fungsi pengawasan dari IBG tersebut untuk melihat pada fungsi Dewan Komisaris dalam mengevaluasi kinerja manajemen kantor cabang Jakarta dan laporan tersebut telah diterima setiap 3 bulan sekali.
REPORT ON BANGKOK BANK JAKARTA BRANCH ACTIONS IN COMPLIANCE WITH THE PRINCIPLES OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE FOR 2011.
1. Scope of Good Corporate Governance (GCG) As guidance for Good Corporate Governance’s implementation, Bank has already described role and responsibilities of Manangement Committee in the Management Committee guidelines. All other internal regulations are based on the operative regulation and referring to GCG principles.
The Bank, therefore conducts its business in-line with the principles of Good Corporate Governance, which form a basis for sustainable growth. The bank has disseminated the policy to its management team, executives and staff for their knowledge and observance and has also assigned supervisors at all level to encourage good example as well as compliance with the policy.
The bank has established a Compliance Unit to oversee its internal operations to be in compliance with the regulation of the local authorities and Bank Indonesia.
There are 7 (seven) Good Corporate Governance aspects which reflect the implementation of bank’s Good Corporate Governance including bank compliance toward to each aspect as follows: 1.1 Performance of duties and responsibilities
of Board of Commissioners and Board of Directors.
Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank, Thailand, therefore Board of Commissioners who is known as Non- Executive Directors are domiciled at Bangkok Head Office, Thailand. This Board of Commissioners assumes responsibility for the implementation of Good Corporate Governance and oversees the business policy and direction of the bank.
Sementara itu, Direksi atau Pimpinan Bangkok Bank Cabang Jakarta yang dipimpin oleh General Manager dan wakil General Manager serta Direktur Kepatuhan. Pimpinan kantor akan memimpin Komite Manajemen yang bertanggung jawab atas pembentukan dan pelaksanaan atas sasaran strategis dan keuangan dari Bank dan juga mengkaji ulang serta mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan operational bank. Komite Manajemen Cabang juga bertanggung jawab untuk mengawasi:
a. Audit Internal dan Unit Control untuk memastikan pelaksanaan fungsi internal audit dan mengambil tindakan berdasarkan pada temuan-temuan dari audit internal.
b. Fungsi Unit Manajemen Risiko adalah untuk pertanggungjawaban dalam rangka pengembangan, pengukuran dan pemeliharaan kerangka kerja manajemen risiko.
c. Unit Kepatuhan untuk mengawasi penerapan praktek good corporate governance dan memastikan kepatuhan bank terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
Komite Manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta terdiri dari:
 Ketua Komite Manajemen: General Manajer
 Wakil Ketua Komite Manajemen: Wakil General Manajer
 Anggota: Direktur Kepatuhan Kepala Unit Operasional
Kepala Unit Kredit and Markrting Kepala Unit Internal Audit dan Kontrol
Kepala Unit Treasury
Kepala Unit Manajemen Risiko Kepala Unit Support dan Servis Komite Manajemen mengadakan pertemuan minimal 1 kali dalam sebulan dan hasil rapat didokumentasikan dengan baik, begitu juga dengan notulen pertemuan tersebut dikirimkan ke International Banking Group (IBG) Kantor Pusat, Bangkok.
1.2. Struktur, Keanggotaan, Tugas dan Tanggung Jawab Komite
Di Kantor Pusat Bangkok Bank, Thailand, komite-komite tersebut telah diatur untuk memonitor dan mengawasi operasional bank dan melaporkan kemajuan yang terjadi ke Non-Executive Direksi secara periodik. Komite-komite ini terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Risk Monitoring, dan Komite Manajemen.
Meanwhile, Board of Director or called Branch Management (Pimpinan) of Bangkok Bank Jakarta who is chaired by General Manager, and Deputy General Manager and Compliance Director. The Branch Management or Pimpinan shall lead the Branch Management Committee who is responsible for the formulation and execution of strategies and financial objectives of the bank as well as reviewing and discussing matters related to banking operation.
The Branch management is also responsible for supervising:
a. Internal Audit and Control Unit for ensuring the execution of internal audit function and taking action based on regular internal audit findings. b. Risk Management Unit function is to take
overall accountability for the development, measurement and maintenance of the bank’s risk management framework.
c. Compliance Unit for overseeing the implementation of good corporate governance practices and ensuring bank’s compliance with the prevailing laws and regulations.
The Management Committee of Bangkok Bank Jakarta Branch is comprised as follows:
 Chairman : General Manager
 Vice-chairman : Deputy General Manager
 Members : Compliance Director Head of Operation
Head of Credit and Marketing Head of Internal Audit and Control Head of Treasury
Head of Risk Management Head of Support and Services
The Management Committee is conducting a minimum monthly meeting and the minutes of meeting is properly documented as well as forwarded a copy of minutes to International Banking Group (IBG) Head Office, Bangkok.
1.2 Structures, Membership, Duties and Responsibilities of the Committees.
Sementara itu Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta, sebagai kantor cabang bank asing tidak diharuskan untuk membentuk komite tersebut sejak Dewan Direksi di Kantor Pusat telah membentuknya.
Bagaimanapun di kantor pusat fungsi dari tiap komite-komite tersebut telah diterapkan dengan baik dan dibawah kontrol International Banking Group (IBG) untuk mengawasi kinerja manajemen dari kantor cabang Jakarta. Dan laporan fungsi pengawasan dari International Banking Group (IBG) juga telah diterima oleh kantor cabang Jakarta setiap 3 bulan sekali.
Fungsi dari masing-masing komite itu dapat dideskripsikan sebagai berikut:
 Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris dalam proses audit laporan keuangan, internal control dan audit, dan pemilihan dan penunjukkan eksternal audit bank.
 Komite Risk Monitoring bertugas untuk mengawasi dan memastikan profil manajemen risiko bank apakah sudah cukup memadai, sistematis, efisien, efektif dan memaksimalkan nilai terhadap kinerja bank, dan juga apakah sudah sejalan dengan rencana strategis bank dan kebijakan manajemen risiko secara keseluruhan.
 Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas untuk memilih dan menunjuk orang yang tepat untuk posisi pekerjaan yang ditentukan dan juga untuk mengevaluasi kinerja secara individu, dan kebijakan penggajian dan paket benefit yang diterima oleh level eksekutif dan staffnya.
Kinerja semua komite diatas telah diterapkan dengan baik di Kantor Pusat.
Sedangkan penerapan strategi dan rencana bisnis Bangkok Bank Jakarta diatur oleh komite sebagai berikut:
a. Komite Manajemen
Untuk memastikan efisiensi kinerja bank yang mencakup penelahaan secara periodik, pengarahan operasional bank, kebijakan, strategi, ALMA dan juga masalah kepegawaian serta bagian umum yang akan dibicarakan di dalam komite. Pertemuan secara rutin diadakan setiap 1 bulan sekali.
b. Komite Kredit
Komite ini bertanggung jawab untuk mengakses dan mempertimbangkan semua
Meanwhile, Bangkok Bank, Jakarta branch as foreign branch office in this regard does not have to form such committees since Board of Directors at Head Office has established them.
However, the functions of such committees have properly implemented in Head Office and it has been conducted under International Banking Group (IBG) to oversee the Jakarta’s branch management performance in respective committee function. The oversight function report from International Banking Group (IBG) has also been received by Jakarta branch on quarterly basis.
The function of each committee can be described as follows:
 The objectives of the Audit Committee are to assist the Board of Commissioners with regard to process audit of financial reports, internal control and internal audit and to select and appoint the bank’s external auditors.
 The objective of Risk Monitoring Committee is to oversee and ensure that bank’s management risk profile is adequate, systematic, efficient, and effective and maximizes value to the bank and is also to be in-line with the bank’s strategic plan and overall risk management policy.
 The objective of Nomination and Remuneration Committee is to select and nominate suitable persons for appointment job position as well as to evaluate individual performance and policy of remuneration or benefit package for executive level and its staffs.
All performance of committees above has already been properly implemented in Head Office. However, in implementing the strategic and business plan of the bank, Bangkok Bank Jakarta is managed under following committees:
a. Management Committee
To ensure proper and efficient running of the entire operation covering periodical review and directions of bank operation, policy, and strategy, ALMA as well as personnel and general affairs matters.
The routine meetings are held on monthly basis.
b. Loan Committee
portfolio bank, yang tercakup di dalamnya nasabah kredit lancar maupun pinjaman kredit bermasalah.
Komite kredit akan bertemu secara periodik untuk menelaah dan mendiskusikan aktivitas dari aplikasi kredit yang masuk, suku bunga kredit, dan strategi marketingnya.
Fungsi dari Komite Kredit adalah bertanggung jawab untuk menyetujui atau menolak, merekomendasi aplikasi kredit berdasarkan kewenangan kantor cabang. Pertemuan rutin Komite kredit diadakan setiap 2 minggu sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Komite Manajemen Risiko
Komite ini bertanggung jawab untuk mengawasi penerapan kerangka kerja dan strategi majemen risiko, komposisi risiko dari setiap tipe risiko itu dan juga memeriksa secara periodik prosedur dari manajemen risiko.
Bangkok Bank Jakarta menggunakan peringkat kredit yang handal sebelum menyetujui semua kredit baru ataupun perpanjangan fasilitas kredit. Penilaian ini menjadi alat yang penting bagi manajemen risiko kredit dan digunakan sebagai standar underwritting dan juga panduan penetapan harga. Pertemuan rutin setiap 1 bulan sekali. 1.3. Kinerja dari Departemen Kepatuhan
Unit Kepatuhan dibentuk untuk membantu manajemen dalam pengawasan internal operasional dan juga kepatuhan pada peraturan dari otoritas lokal.
Unit kepatuhan bertangung jawab dalam mengkoordinasi unit operasional dan mengumpulkan informasi guna tersedianya informasi dalam pengkinian panduan kerja. Unit kepatuhan harus bekerja secara independen dan berdampingan dengan manajemen dan staf di berbagai bisnis unit. Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundangan yang berlaku telah disosialisaikan keapda unit terkait dan dibahas dalam rapat komite manajemen terutama yang memiliki dampact terhadap kegiatan operational ,bisnis dan stategi bank.
Memastikan komitmen bank yang dibuat kepada Bank Indonesia telah dipenuhi secara tepat waktu. Satuan Kerja Kepatuhan telah melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada manajemen bank secara
active and non-performing loan accounts. The Loan Committee will meet periodically to review and discuss the following activities of loan application, loan pricing and marketing strategies.
The Loan Committee responsibility and function is to approve or reject, recommend or decline credit application according to branch authorization.
The routine meetings are held in every two weeks or more often to match with the requirement.
c. Risk Management Committee
This committee is responsible to monitor the implementation of risk management framework and strategy, composition of risk for each type of risks as well as periodically review on risk management procedure. Bangkok Bank Jakarta requires a valid credit rating prior approval of any new or renewed credit facility. Rating is one of the most important tools of credit risk management and used in the underwriting standards as well as in pricing guidelines.
The routine meetings are held once a month.
1.3 Performance of Compliance functions, intrnal audit and external audit.
Compliance unit has been established to assist the management in overseeing its internal operation so as to be in compliance with the regulation of authorities.
The compliance unit has the responsibility in coordinating with operation units and colleting the information for the availability and updating of work guidelines.
The compliance function shall have independence and work closely with management and staff in various business units.
BI regulations and prevailing laws have been socialized to the relevant units and also been discussed in the Management Committee meeting, especially for regulations which have significant impact to the operations, business and strategy of the bank.
triwulanan.
Satuan Kerja Kepatuhan juga memastikan bahwa tindakan yang memadai telah dilaksanakan guna mencegah terjadinya risiko kepatuhan yang mungkin terjadi dan mendorong terciptanya budaya kepatuhan dalam bank. Satuan Kerja Kepatuhan dan petugas UKK juga mengkontrol pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) dan aktifitas anti pencucian uang (Anti Money Laundering) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam upaya meningkatkan pemahaman atas penerapan KYC dan AML, Satuan Kerja Kepatuhan akan terus melakukan sosialisasi kepada unit bisnis terkait untuk meyakinkan efektifitas tugasnya.
Internal audit bank (SKAI) telah menyusun rencana audit operasional dan setiap tahun memeriksa semua unit bisnis berdasarkan jadwal rencana auditnya.
Untuk tahun 2010 SKAI telah melakukan fungsi kerjanya dengan independen dan objektif.
Pada saat melakukan fungsi kerjanya, SKAI telah mengevaluasi efisiensi dan keefektifan internal kontrol bank dan kepatuhan pada perundangan-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia.
Semua hasil temuan audit telah dilaporkan ke manajemen kantor cabang dan divisi internal audit kontrol Kantor Pusat dan informasi rekomendasi audit akan disebarkan ke unit bisnis yang bersangkutan untuk dilakukan tindakan perbaikan selanjutnya.
Internal Audit (SKAI) juga mengawasi dan mengikuti kemajuan perkembangan dan perbaikan yang dibuat oleh unit bisnis yang terlibat.
Internal Audit (SKAI) juga akan melakukan pemeriksaan tahunan mengenai kecukupan keamanan audit dan pengawasan internal dari BI-RTGS dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) apakah telah mematuhi peraturan yang berlaku.
Setiap 3 tahun, Audit Eksternal Independen ditunjuk untuk memeriksa keefektifan kinerja dari SKAI termasuk kaji ulang atas fungsi internal audit atas penggunaan Teknologi Informasi. Pemeriksaan terakhir yaitu pada bulan Mei 2011 dengan hasil yang cukup memadai.
Sementara itu, untuk laporan eksternal audit tahunan dan persiapan laporan tahunan, bank telah menunjuk akuntan publik independen yang terdaftar dalam list Bank Indonesia yang
Compliance unit also ensures that appropriate action has been taken to prevent the potential compliance risks, which may occur and promote the compliance culture within the bank.
Compliance unit has reported their activity and responsibility to Branch Manager on quarterly basis.
Compliance unit and AML (UKK) officer are also in control of Know Your Customer and Anti-Money Laundering implementation pursuant to regulation. In the effort to better understanding for implementation of KYC/ and AML, the compliance unit would continuously perform socialization to relevant business unit ensuring effectiveness of duty. Banks’ Internal audit (SKAI) has already arranged the operational audit plan and has annually reviewed to all business units according to its audit-planning schedule. For year 2011, the bank’s SKAI has performed its function independently and objectively.
In performing its audit function, SKAI has conducted and evaluated toward the efficiency and effectiveness of the bank’s internal control and compliance to the prevailing laws and Bank Indonesia regulations.
All audit findings have been reported to branch management and internal audit control and division – Head Office and disseminate its audit recommendation to the business unit concerned for further action to be taken. Internal audit (SKAI) has also monitored and followed up the progress development and improvement made by business units involved.
Internal audit (SKAI) has also performed annual review on the adequacy of security audit and internal review for BI-RTGS and National Clearing System (SKNBI) in order to be in compliance with the regulation.
Every 3 (three) years, an Independent External Reviewer/Auditor is appointed to review the effectiveness of SKAI work performance including review on internal audit function on Iformation Techonogy use. The last review was in May 2011 with satisfactory result.
bisa melakukan audit.
Penetapan kerja audit dari akuntan publik meliputi kapasitas dari kantor akuntan publik, bidang kerja audit, dan profesionalisme pemeriksa.
Penunjukan akuntan publik untuk melakukan audit laporan keuangan kantor cabang untuk tahun 2011 telah disetujui oleh Komite Audit Kantor Pusat.
Untuk tahun buku 2011, Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sanjaya yang merupakan anggota Ernst & Young telah ditunjuk untuk melakukan audit keuangan bank.
1.4. Kinerja Manajemen Risiko dan Fungsi Internal Kontrol.
Fungsi Manajemen Risiko bank mempunyai tanggung jawab untuk berbagai macam aspek risiko mencakup kredit, pasar, likuiditas, operasional, legal, strategi, reputasi, dan risiko kepatuhan dari bank.
Secara umum, manajemen kantor cabang telah aktif memonitor dan mengawasi kebijakan dan prosedur serta pengaturan limit untuk setiap jenis risiko guna memelihara kondisi manajemen risiko internal bank yang baik. Unit Manajemen Risiko secara periodik memberikan laporan profil risiko bank setiap 3 bulan sekali dalam rangka menganalisa dan mengatur kecukupan dari setiap risiko. Laporan tiga bulanan profil risiko bank telah diajukan ke Bank Indonesia secara tepat waktu.
Unit Manajemen Risiko juga telah mengadopsi model perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan model Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga sehubungan dengan risiko pasar. Unit Manajemen Risiko juga telah melakukan stress testing untuk risiko pasar, risiko liquidity dan risiko foreign exchange serta melakukan verifikasi terhadap kertas kerja laporan bulanan risiko operasional dan disamping itu juga memonitor posisi harian dan limit-limit serta membuat laporan bulanan analisa kredit portfolio.
accountant covers the capacity of the assigned public accountant firm, scope of audit work and professionalism of the auditor.
The appointment of public accountant to conduct the audit of branch financial report for year 2011 has been approved by Head Office-Audit Committee..
For the year 2011, the Public Accountant Purwantono, Sarwoko & Sanjaya under member of Ernst & Young has been appointed to conduct financial audit of the bank.
1.4 Performance of Risk Management and Internal Control Function.
The risk management function of the bank has responsibility for various risk aspects covering of credit, market, liquidity, and operational, legal, strategic, reputation and compliance risks of the bank.
In general, branch management has actively monitored and supervised the policy and procedure as well as limit arrangement type of each risk in order to maintain the soundness of bank internal risk management condition.
Risk management unit has periodically provided the bank’s risk profile reports on quarterly basis for analyzing and managing the adequacy of each risk.
This quarterly bank’s risk profile has been timely submitted to Bank Indonesia.
1.5 Prinsip Kehati-hatian dalam Pemberian Kredit kepada Pihak-Terkait dan Grup Debitur Besar.
Bank tidak diperbolehkan masuk ke dalam suatu kondisi atau perjanjian dimana bank diharuskan memberikan dana yang melanggar BMPK (Batas Minimum Pemberian Kredit) dan batas pemberian fasilitas kredit.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia pemberian kredit kepada pihak-terkait dan atau kelompok debitur besar masing-masing tidak boleh melebihi 10% dan 25% dari modal bank. Tidak ada pelanggaran BMPK kepada kelompok debitur besar dan pihak-terkait. Semua keputusan pemberian kredit harus disetujui oleh komite kredit yang para anggotanya akan memeriksa dan memberi komentar atas masalah yang ada di aplikasi kredit.
Bank telah mengkinikan internal limit guna memonitor terjadinya pelampauan BMPK. Selama penilaian aplikasi kredit, account officer harus memeriksa latar belakang profil perusahaan dan manajemennya, dan juga informasi yang relevan menurut faktor-faktor yang diperhitungkan mengenai pihak-terkait dan grup debitur.
Per tanggal 31 Desember 2011, saldo pemberian kredit (dalam jutaan rupiah): a. Pihak-terkait : Rp. Nihil b. Debitur Inti:
- Individual Rp. 2.362.897 - Grup Rp. 2.598.335 1,6 Rencana Strategi Bisnis Bank
Rencana bisnis bank disiapkan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dan prinsip kehati-hatian bank. Untuk faktor internal, pada saat rencana bisnis dibuat melibatkan semua unit bisnis terkait sehingga akan sejalan dengan rencana kerja dari setiap unit bisnis terkait.
Sedangkan faktor eksternal, indikator ekonomi mikro dan makro akan secara ketat dimonitor seperti tingkat inflasi, nilai tukar dan suku bunga indikasi dari Bank Indonesia. Pada saat menyiapkan rencana bisnis, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta memfokuskan hubungan ke sektor nasabah korporasi. Bank akan terus terlibat dalam pembiayaan pabrikasi yang menciptakan lapangan kerja dan kepatuhan terhadap ramah lingkungan. Investasi komoditi dalam mempromosikan sektor agro bisnis seperti
1.5 Prudential principles in fund provision to Related-parties and in Large-exposures.
The bank is prohibited to enter into condition or agreement that obligate bank to provide fund, which will violate the LLL and credit facility limit granted.
Fund provision to Related- party and /or in Large- exposures are in accordance with Bank Indonesia regulation, which the Legal Lending Limit for related-party and in large exposure not exceed 10 % and 25 %, respectively of the bank capital. There was no breach on the Legal Lending Limit for large exposures and Related- party.
Any credit decision made must be approved by Loan committee meeting and member of Loan committee will review and comment on the credit application on certain issues. Bank has updated the internal limit for monitoring the LLL impelemtation.
During the credit application assessment, account officer must check on the back- ground of the company profile and management, as well as relevant information according to factors counted as related party and or group borrower.
As of December 31, 2011 the outstanding balance of ( in million of Rupiah):
a. Related- party Rp. None b. Core debtor :
- Individual Rp 2,362,897 - Group Rp 2,598,335 1.6 Bank’s strategic business plan
Bank business plan is prepared by considering internal and external factors as well as prudent banking principles. For internal factor, in making business plan projected that involving all units concerned, so it will be running in-line with working plan of each unit involved. For external factor, the micro and macro economic indicators will be closely monitored such as inflation, foreign exchange and Bank Indonesia indicative rates.
kakao, kelapa sawit, gula dan prosesing kelapa merupakan juga hal yang mendapat prioritas. Juga akan mempertimbangkan service terkait bisnis minyak dan gas, chemical and konstruksi. Kami menawarkan strategi bersaing yang mencakup di dalamnya peningkatan pelayanan kepada nasabah, proses dan sistem operasi serta target dari unit bisnis kami. Bank juga menawarkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang kompetitif kepada debitur.
Setiap kwartal, komite manajemen akan mengkaji ulang antara realisasi bisnis dibandingkan dengan rencana bisnis bank guna terus memonitor masalah yang ada yang akan menimbulkan penyimpangan yang signifikan, untuk kemudian dicari penyelesaian dan perbaikannya.
Oleh karena itu, rencana bisnis bank disediakan untuk memberikan dukungan keuangan kepada proyek debitur potensial yang disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia serta mempertahankan stabilitas jangka panjang bank serta pertumbuhan ROA dan ROE.
1.7 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non- Keuangan
Bank telah menyiapkan dan memenuhi semua laporan sesuai prosedur seperti yang ditetapkan di dalam peraturan Bank Indonesia.
Bank menyadari pentingnya mengkontribusikan informasi ke masyarakat, pemegang saham, dan komunitas. Untuk masalah ini, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta percaya bahwa laporan ke pemegang saham seperti disebutkan diatas akan meningkatkan nilai organisasi kantor cabang dan akan mempertahankan kestabilan kondisi keuangan.
Bank juga menerbitkan informasi keuangan di surat kabar lokal dan laporan tahunan bank. Sementara untuk informasi non-keuangan seperti informasi produk bank, informasi mediasi bank, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diumumkan di lobi kantor bank.
Sejak kwartal pertama 2010 bank telah mempunyai website sendiri namun nantinya akan menggunakan koneksi komunikasi dari homepage atau website Kantor Pusat (www.bangkokbank.com) untuk menyediakan informasi secara elektronik ke publik.
business , chemicals and constructions would also be considered. We offered our competitive strategy that includes improving our customer service, process and operational system as well as performance target for our business units. Bank also offered competitive Prime Lending Rate (SBDK) to borrower. On quarterly basis, management committee will review the actual realization or achievement and comparing to the bank business plan target in order to monitor the problems occurs that will cause any big deviation and then to solve and improve the performance.
Therefore, bank business plan is to provide financial support to the prospective borrower’s project that is in compliant to Bank Indonesia and maintaining bank’s long-term stability and growth in return on assets (ROA) and equity (ROE)
1.7 Financial and Non-financial conditions transparency.
Bank has prepared and complied with all reports requirement with procedures and coverage as stated in Bank Indonesia regulation.
The bank realizes the importance of contributing information to public, stakeholder and community. In this regard Bangkok Bank , Jakarta branch believes that its treatment of stakeholders in the previously mentioned ways will help increase the value of the branch organization and will sustain its stable financial condition.
Bank has also quarterly published financial information in local newspaper and bank’s annual report. While, for non- financial information such as banking product information, banking mediation information and Deposit Fund Guarantee (LPS) have been announced in the bank’s banking hall.
1 Informasi Kepemilikan Saham dalam Hubungannya dengan Dewan Komisaris dan Direksi
Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Kantor Pusat Bangkok Bank di Thailand, dalam hal ini tidak ada informasi kepemilikan saham bank yang dilaporkan dan juga tidak ada hubungan keuangan dan keluarga diantara anggota manajemen dengan pemegang saham bank.
2 Paket Remunerasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi
Paket Remunerasi untuk Pimpinan Bangkok Bank dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Paket Remunerasi seperti gaji, bonus dan tunjangan rutin dan fasilitas lain berkisar antara Rp 5.166.703.956 per tahun untuk 3 orang.
b. Fasilitas lain dalam bentuk tunjangan seperti rumah, transport, dan asuransi kesehatan sebagai berikut:
- yang akan dimiliki : Rp. Nihil
- yang akan dipakai tapi tidak dimiliki: Rp 209.014.299 per tahun untuk 1 orang (General Manager ).
- Fasilitas Asuransi Kesehatan untuk manajemen lokal adalah Rp 28.204.300. Total paket remunerasi selama tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Jumlah Direksi/Man Jumlah. Komisaris > Rp 2milyar 1 Nihil Rp 1 s/d 2 milyar 1 Nihil Rp 500jt s/d 1 milyar Nihil Nihil < Rp 500 jt 1 Nihil
3 Shares dan Option
Karena merupakan kantor cabang dari bank asing maka tidak ada kepemilikan saham dan option yang diberikan dan dilakukan oleh manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta.
4 Salary Ratio
 Rasio gaji karyawan tertinggi dan terendah = 21 : 1
 Rasio gaji direksi tertinggi dan terendah = 6 : 1
 Rasio gaji komisaris tertinggi dan terendah =
2. Shares ownership information in relation to Board of Commissioners and Board of Directors
Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank – Head Office, Thailand, therefore, there was no shares ownership information of the bank to be declared and also there were no financial and family relationship among management members with bank’s controlling shareholders.
3. Remuneration package of Board of Commissioners and Board of Directors
Remuneration package for Bangkok Bank Jakarta’s Pimpinan /branch management can be described as follows:
a. Remuneration package such as salary, bonus, routine allowance and other facility non benefit in-kind are Rp. 5,166,703,956 per year for 3 persons
b. Other facilities in form of benefit in-kind such as housing, transportation and health insurance that:
- Will be owned: Rp None
- Will be used and not owned: Rp 209,014,299 per year for 1 person (General Manager ).
- Health Insurance facility for local management are Rp.28,204,300
Total remuneration package during year 2010 as follows:
No.of No.of Dir./Mgt. Comm. Above Rp 2 billion. 1 None Rp 1 bilion up to Rp 2 billion 1 None Rp 500 million up to Rp None None 1 billion.
Below Rp 500 million. 1 None
4. Shares and Option
Due to as a foreign branch office, there was no Shares owned and Option have been given and executed by Bangkok Bank Jakarta’s branch management.
5. Salary ratio
 The highest and the lowest of employee salary ratio = 21 : 1
 The highest and the lowest of Director salary ratio = 6 : 1
Nihil
 Rasio gaji Direksi dan karyawan teringgi = 3 : 1
5 Pertemuan Dewan Komisaris
Karena Bangkok Bank Cabang Jakarta tidak mempunyai Dewan Komisaris di Kantor Cabang, oleh karena itu tidak ada pertemuan Dewan Komisaris yang diadakan di kantor cabang Jakarta. 6 Penyimpangan Internal
Bank tidak memiliki penyimpangan internal selama tahun 2011 dan 2010. Bank dalam menjalankan usahanya selalu memperhatikan asas kehati-hatian (prudential banking).
7 Permasahan Kasus Hukum
Selama tahun 2011 tidak terdapat kasus hukum yang muncul, namun bank masih mempunyai 1 (satu) kasus perdata dari tahun sebelumnya. Kasus tersebut masih di Pengadilan Tinggi dan masih belum ada keputusan.
8 Transaksi yang menyebabkan Benturan Kepentingan
Selama tahun 2010, tidak terdapat transaksi yang menyebabkan benturan kepentingan di kantor cabang kami.
Bank tidak akan menentukan kondisi khusus untuk transaksi yang berhubungan keterlibatan manajemen. Bank telah membentuk komite kredit untuk mengelola dan memonitor fasilitas kredit yang akan dan telah diberikan kepada debitur and tidak ada otorisasi dilakukan sendiri dalam pemberian fasiltias kredit. Bank telah menerapkan praktek yang baik yaitu meminta otorisasi dua tingkat untuk semua transaksi dan juga dalam pemisahan tugas.
9 Pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi
Selama tahun 2010, bank tidak mempunyai transaksi untuk pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi.
10 Pemberian Dana kepada Aktivitas Politik dan Sosial
Selama 2011, bank tidak menyediakan pemberian dana bagi aktivitas sosial dan juga tidak memberikan sumbangan ke aktivitas politik.
II. Penilaian Good Corporate Governance Bank
Penilaian Good Corporate Governance Bank telah dikaji ulang secara periodik dan dinilai setidaknya
salary ratio = None
 The highest salary of Director and Employee ratio = 3 : 1
6. Board of Commissioners meetings
Bangkok Bank, Jakarta branch does not have Board of Commissioner in the branch, therefore there was no Board of Commissioners meetings were held in Jakarta branch office.
7. Internal Fraud
Bank has no internal fraud during 2011 and 2010. The Bank is always excerted effort ensuring full attention to prudential banking.
8. Legal matters
During 2010 there was no legal case occurs, however, the bank still has 1 (one) outstanding civil case from previous year. The case still on the Supreme Court and there is no decision yet for the case.
9. Transaction that pose conflict of interest During 2011, there was no transaction that poses conflict of interest that occurs in our branch. Bank will not prescribe special condition for connected transaction in favors of management involved. The credit committee has been formed to manage and monitor the credit facilities will be given and already given to borrower and there shall be no single authority in granting credit facilities.
Bank has implemented good practices for dual control authorization level requirement on any transactions as well as segregation of task.
10. Buy back shares and buy back bonds
During 2011, the bank does not have any transaction for buy back shares and buy back bonds.
11. Fund provision to social and political activities. During 2011, the bank does not have provided fund provision to social activity and there was also no donation to political activity.
II. Good Corporate Governance Self – assessment
setiap tahun. Hasil penilaian good corporate governance bank merupakan bagian terintegrasi dari laporan penerapan good corporate governance.
Hasi penilaian bank didasarkan pada prinsip good corporate governance yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independen dan keadilan.
Di bawah ini merupakan ringkasan perhitungan komposit dari penilaian good corporate governance Bank:
 Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, karena merupakan kantor cabang dari bank asing, dimana fungsi pengawasan untuk Kantor Cabang Jakarta telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group (IBG) Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan fungsi pengawasan untuk fungsi Dewan Komisaris telah diserahkan ke Kantor Cabang Jakarta lewat IBG.
 Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Direksi dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.600, karena merupakan kantor cabang dari bank asing dimana manajemen kantor cabang Jakarta dianggap menggantikan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Direksi sedangkan tugas dari manajemen kantor cabang sendiri adalah menyelenggarakan dan menyetujui aktivitas operasional bisnis sehari-hari termasuk di dalamnya strategi bank. Bagaimanapun, pengawasan manajemen perlu ditingkatkan dalam hal kontrol atas risiko kredit dan risiko operasional.
 Komite-komite dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, hal ini karena merupakan kantor cabang dari bank asing, yang tugas dan fungsi pengawasan dari Komite-komite telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group (IBG) Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan pengawasannya telah dikirimkan ke Kantor Cabang Jakarta.
 Benturan kepentingan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, karena ketentuan mengenai Benturan Kepentingan tertuang dalam pedoman kebijakan bank dan code of conduct serta telah dilaksanakan. Tidak ada otorisasi sendiri dilakukan dalam pemberian pinjaman kredit. Prinsip dual-control dan level otorisasi diperlukan pada setiap transaksi yang dibuat.
 Fungsi Kepatuhan dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.150, hal ini karena semua peraturan Bank Indonesia dan perundangan yang berlaku telah disosialisasikan kepada unit terkait dan dibahas dalam rapat komite manajemen terutama yang memiliki dampak terhadap
once a year. The self-assessment result of good corporate governance is an integral part of good corporate governance implementation report. This self-assessment result has evaluated performance of good corporate governance principles, which consist of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness at the bank.
Below is the summary of composite score calculation of good corporate governance self-assessment:
 Performance of duties and responsibilities of Board of Commissioners with rating of 2 and score 0.200, because as a foreign bank branch office, oversight role and function of Jakarta branch performance has been done under International Banking Group (IBG), Head Office and every quarter the oversight role and function performance of Board of Commissioners has already submitted to Jakarta branch through IBG.
 Performance of duties and responsibilities of Board of Directors with rating of 3 and score 0.600, because as a foreign bank branch office, Jakarta branch management assumes replacing of duties and responsibilities of Board of Directors and the duties of branch management is performing and approving daily business operation activities including the bank strategy. However, the management oversight should be increased in term of control on credit risk and operational risk.
 Committees with rating of 2 and score 0.200, because as a foreign bank branch office, the oversight role and function of Committee for Jakarta branch performance has been done under International Banking Group (IBG), Head Office and the quarterly oversight report has already sent to the branch.
 Conflict of interest with rating of 2 and score 0.200, because the rules of conflict of interest has been incorporated in bank wide rules and code of conduct as well as it has been enforced. There shall no single authority in granting credit facilities. Dual control principle and authorization level are required for transaction made
kegiatan opersional, bisnis dan strategi bank. Fungis kepatuhan telah dilaksanakan melalui pengecekan kepatuhan secara berkala dan Unit Kepatuhan juga telah membantu manajemen dalam mengawasi intenal kontrol dari operasional.
 Fungsi Audit Internal (SKAI) dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.150, karena pelaksanaan fungsi SKAI cukup objektif dan independen dengan hasil yang cukup memadai. Hasil temuan audit telah ditindak lanjuti dan telah dilakukan pembetulan oleh bisnis unit terkait. Kinerja audit didasarkan pada pendekatan risiko dan dibuat menurut jadwal rencana audit. Selain itu, internal audit selalu merekomendasikan penunjukan untuk penugasan audit eksternal.
 Fungsi Audit Eksternal dinilai dengan peringkat 1 dan skor 0.050, karena fungsi eksternal audit dipertimbangkan cukup kompeten dan penunjukkan eksternal audit telah mendapat persetujuan oleh Komite Audit-Kantor Pusat melalui rekomendasi dari Unit Internal auditl (SKAI) dan juga Direktur IBG-Kantor Pusat.
 Fungsi Manajemen Risiko dan Kontrol Internal dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.225, karena manajemen risiko masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut dalam pengukuran dan memonitor risiko dan juga kontrol internal pada operasional untuk mengurangi risiko. Bagaimanapun, Unit Manajemen Risiko telah mengadopsi model untuk perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga, RMU telah melakukan stress testing untuk risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko foreign exchange serta melakukan verifikasi terhadap kertas kerja dan laporan risiko operasional. Disamping telah menyediakan laporan bulanan analisa kredit portfolio dan pemantauan posisi harian dan limit-limit.
 Prinsip kehati-hatian dalam pemberian dana kepada pihak-terkait dan kelompok usaha besar dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.150, karena telah memenuhi peraturan mengenai BMPK dan tidak ada pelanggaran peraturan BMPK.Bank telah mengkinikan limit internal untuk mewaspadai dan memonitor terkadinya pelampauan BMPK. Terkait dengan sistim pengendalian risiko kredit, setelah menerima proposal aplikasi kredit dari pejabat pemasaran, kemudian pejabat CAU akan melakukan analisa kwantitatif atas proposal aplikasi kredit tesebut dan akan memberikan komentar dan pendapat atas proposal kredit yang dievaluasi secara tepat waktu untuk dipakai dalam rapat Komite Kredit.
significant impact to the operation, businenss and strategy of the bank. Compliance function has done through periodically compliance checking and thus compliance unit has assisted the management in overseeing its internal control of operation.
 Internal audit/SKAI function with rating of 3 dan score 0.150, because SKAI function considers objective and independent with satisfactory performance. The audit finding has closely followed up and has been rectified by business unit involved. The performance of audit is based on risk-based approach and conducting according to the audit plan scheduled. In addition, internal audit always recommending the appointment of external audit engagement.
 External audit function with rating of 1 and score 0.050, because external audit function is considering competent and the appointment of external audit has been approved by Audit Committee – HO through recommendation made by branch’s internal audit unit (SKAI) as well as Director of Intenational Banking Group (IBG)- HO.
 Risk management and internal control function with rating of 3 and score 0.225 because risk management still need further development in measuring and monitoring of risks as well as internal control on operation in order to mitigate the risk. However, the Risk Management Unit has already adopted Net Interest Income (NII) and Economic Value of Equity (EVE) modles from regional office in Hong Kong for monitoring interest rate risk. RMU has already performed the stress testing for market risk, liquidity risk and foreign exchange risk. as well as verifacation to monthly operational risk self assessment report. Besides monthly report of Portfolio Credit Analysis and daily position and limit monitoring have been implemented.
 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.450, karena Bank telah cukup transparan dalam menjelaskan produk bank dan layanan perbankan kepada nasabah. Terkait dengan penyediaan homepage, bank akan menyediakan website sendiri, degan menggunakan website dari Kantor Pusat untuk menyediakan informasi bank secara elektronik ke publik yang pelaporannya.
Penyebaran laporan internal dipertimbangkan cukup baik, karena laporan internal dapat menyediakan informasi yang terkini, lengkap dan tepat waktu yang digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen.
Bank menjalankan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam hal transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independen dan kewajaran. Penyebaran dan penyerahan laporan GCG dilakukan berdasarkan peraturan Bank Indonesia.
 Rencana Perusahaan dan Rencana Bisnis Bank (RBB) dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, Secara umum kinerja keuangan bank melebihi target yang dicanangkan dalam rencana bisnis bank. Namun realisasi kredit yang diberikan dmasih dibawah taget yang dikarenakan masih belum optimalnya penggunaan kelonggaran tarik fasiltas kredit yang ada. Bagaimanapun, bank juga perlu meningkatkan Dana Pihak Ketiga dengan menyelaraskan tingkat bunga yang berlaku dipasar serta menjaga potrfolio kreditnya dengan penerapan prinsip kehati-hatian.Di tahun 2011, bank telah menambah declared Dana Usaha sebesar USD 70 juta dan jumlah declared Dana Usaha telah tercatat sbesar USD 180 juta. Disamping itu modal disetor bank tercatat sebesar IDR 754 milyar.
Total nilai komposit yang diperoleh adalah 2.475 dengan predikat Baik.
Kesimpulan Umum Pelaksanaan Good Corporate Governance
Penilaian hasil laporan self-assessment tahun 2011 dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak ada hal-hal yang signifikan ditemukan selama pemeriksaan GCG oleh pemeriksa Bank Indonesia per posisi 30 September 2011. Namun bank perlu mengkinikan kertas kerja GCG seperti yang direkomendasikan oleh Pemeriksa Bank Indonesia.
Committee meeting.
 Financial and non-financial condition transparency with rating of 3 and score 0.450, because Bank has adequate transparent in desbribing the bank’s products and banking services to the customer. In relation to financial and non-financial reporting, the bank shall provide website alone which linkage with website from Head office in order to allow public to access electronically of bank information.
Internal report dissemination is considering adequate so that intenal report can provide an updated information, completed and timely to be used for management decision.
Bank conducts its business in line with principles of Good Corporate Governance (GCG) for transparency, accountable, responsibility, independency and Fairness. Dissemination and submission the GCG report according to the BI regulation requirement.
 Corporate Plan and Bank’s Business Plan (Rbb) with rating of 2 and score 0.100, because In general the bank has achieved financial performance which exceed the target. However, the credit granted realization was slightly below the target due to undrawn credit facilities of some borrowers were not optimally used. In addition, the bank is also focusing in increasing third party fund by offering competitive interest rate and maintaining credit portfolio with prudential principle implementation. In addtion, in year 2011 bank has increased declared Dana Usaha for USD 70 million and total Dana Usaha recorded at USD 180 million besides paid up capital recorded at IDR 754 billion.
Total composite scores were achieved at 2.475 with predicate Adequate Governance.
General conclusion of Good Corporate Governance Implementation.
PEREKONOMIAN INDONESIA 2011
Indonesia Economy in 2011
Selama tahun 2011 indikator makro ekonomi Indonesia menunjukan fundamental ekonomi yang kuat. Nilai tukar rupiah terhadap USD masih terjaga pada level wajar dan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6%. Nilai Tukar
Nilai tukar USD pada tahun 2011 mengalami penguatan yang sedikit lebih tinggi sebesar 57 nilai dasar dari Rp. 9.010 / 1 USD pada akhir tahun 2010 menjadi Rp. 9.067,50 / 1 USD pada akhir tahun 2011. Secara fundamental nilai tukar rupiah sedikit terdepresiasi karena pengaruh faktor eksternal dan internal yang antaranya perlambatan ekonomi Eropa yang menyebabkan pelemahan EUR terhadap USD sehingga USD lebih diminati oleh pasar dalam dan luar negeri. Dilain hal, aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dalam jumlah relatif besar juga merupakan faktor penyeimbang kestabilan rupiah.
Tingkat Inflasi
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 3,79% dimana lebih rendah dari tingkat inflasi pada tahun 2010. Pemerintah tetap melakukan langkah-langkah guna kestabilan tingkat inflasi rendah, sehingga diharapkan stabilitas inflasi di periode tahun mendatang tetap terjaga.
Suku Bunga
Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dipertahankan pada level 6% di tahun 2011 Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatur tingkat inflasi sesuai kisaran target.
Kondisi Sektor Perbankan
Di tahun 2011, sector perbankan mampu meningkatkan kinerjanya secara umum. Dimana hal ini dapat terlihat pada kondisi penghimpunan dana pihak ketiga, kecukupan permodalan, non-performing loan (NPL), dan net interest margin (NIM), berkinerja lebih baik ditahun 2011.
Mengingat peran penting perbankan dalam menstimulasi aktivitas ekonomi, maka kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia selama tahun 2011 diarahkan untuk memberikan ruang gerak bagi bank untuk mengembangkan fungsi intermediasi mereka tanpa mengorbankan stabilitas system keuangan. Secara umum, beberapa indikator finansial dan
During 2011 Indonesia’s macroeconomic indicators, in general, showed strong economic fundamentals. The exchange rate of IDR against USD was still maintained within reasonable level, and Indonesia experienced 6% in economic growth.
Exchange Rate
The USD exchange rate in year 2011 was appreciated against IDR by 57 basis points from Rp. 9.010 / 1 USD at the end year 2010 to become Rp. 9.067.50 / 1 USD at the end of year 2011. Fundamentally, the IDR is insignificantly depreciated due to external and internal factors such as slowing down of European economy that led weakening of EUR against USD; thus increase in demand of USD in local and abroad market. On the other hand, Capital inflow to Indonesia in relatively large amounts is the balancing factor in creating IDR stabilization..
Inflation Rate
Inflationary Consumer Price Index (CPI) reached 3,79%, which is lower, compared to inflation rate in year 2010. Government still manages the stabilization of low inflation rate, so the country expects low inflationary rate in the following year can still be maintained.
Interest Rate
The BI reference interest rate was maintained at level 6% in 2011. The policy is inline with the fiscal policy to stabilize and to control inflation rate within its target range.
Banking Sector Condition
In 2011, banking sector was able to improve its overall performances. As it can be seen on the increase of third-party funds, high Capital Adequacy Ratio (CAR), manageable NPL ratio, and high net interest margin (NIM) in 2011.
operasional pada industri perbankan menunjukkan peningkatan yang signifikan, contohnya total aset meningkat didukung oleh peningkatan aktiva produktif, termasuk kredit.
Pada akhir tahun 2011, total asset industri perbankan meningkat menjadi Rp 3.652 trilliun, peningkatan sebesar 21,41% setahun, dan total kredit mencapai Rp 2.200 trilliun meningkat 24.65%. Peningkatan kredit didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga, secara kumulatif meningkat menjadi Rp 2.784 trilliun meningkat (19,07%). Modal perbankan juga terjaga pada level yang tinggi tercermin dengan rasio CAR bank sekitar 16 %.
experienced significant growth, for example total asset growth supported by a rise in earning assets, including credit.
As of end 2011, total banking industry assets had increased to Rp 3.652 trillion, representing 21,41% (y-o-y) growth, dan the total amount of banking credit reached Rp 2.200 trillion increased by 24,65%. The credit growth was financed by third-party funds, which cumulatively increased to Rp 2.784 trillion (19,07%). Banking capital was also maintained at a relatively high level reflected by a capital adequacy ratio of around 16%.
LAPORAN MANAGEMEN
Management Report
Selama periode tahun 2011, Bangkok Bank secara berkesinambungan telah meningkatkan kinerjanya dengan berbagai cara. Beberapa aspek yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut:
Produk dan Jasa
Fokus usaha bank adalah pada sektor korporasi perbankan dengan lingkup bisnis utamanya didalam transaksi perdagangan luar negeri. Bank menyediakan berbagai macam produk dan jasa perbankan untuk melayani kebutuhan yang spesifik dari nasabah. Untuk menarik lebih banyak nasabah dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bank dengan tingkat harga yang kompetitif. Produk dan Jasa yang ditawarkan bank adalah: 1. Pinjaman
2. Deposito 3. Pengiriman uang
4. Kegiatan Ekspor dan Impor 5. Jaminan Bank
6. Transaksi Valuta Asing Teknologi Informasi
Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dan untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk nasabah, bank memandang bahwa teknologi mempunyai peranan yang sangat penting. Bank terus bekerja sama dengan bagian informasi teknologi kantor pusat guna memperkenalkan dan memperbaharui teknologi informasi, Bank secara berkesinambungan melaksanakan proyek pemutakhiran sistim pelaporan ke Bank Indonesia dan juga telah berhasil mengimplementasikan sistem KYC dan AML dengan aplikasi yang di sediakan oleh kantor pusar, dan bank juga melakukan pengembangan atas sistem program pemantauan transaksi / aktivitas yang mencurigakan. Lebih dari itu, bank melakukan peningkatan atas sistem giro, kliring, kas bank dengan mengimplemetasikan Cashier System.
During the 2011 period, Bangkok Bank has continued to improve its performance in many ways. Some of the specific aspects are mentioned below:
Product and Services
The bank focuses on corporate banking sector with scope of business is primarily to engage in International trade finance.
Bank provides a broad variety of banking products and services catering for the specific needs of our customers. In order to attract more customers and to increase our service quality at competitive price.
Products and services offered by the bank are : 1. Loans
2. Deposit 3. Remittance 4. Export and Import 5. Bank Guarantee 5. Foreign Exchange Information Technology
Struktur Organisasi
Selama tahun berjalan, Bank telah memulai suatu program untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki prosedur operasi. Lebih dari itu, struktur organisasi ditinjau kembali minimum sekali dalam setahun, seperti meninjau tingkatan perintah, dan memperbaiki komunikasi internal. Bank yakin bahwa kualitas dan usaha dari karyawan merupakan kunci sukses, oleh karenanya bank membangun kekuatan dan budaya kerja dengan motto “Pelayanan yang berkualitas dengan kerja sama yang baik dalam tim kerja.”
Manajemen Risiko
Dalam melakukan kegiatan usaha bank sering dihadapkan pada risiko – risiko sehari-hari seperti risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko legal, risiko operasonal, dan risiko terkait lainnya.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia no. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank wajib membentuk Komite Manajemen Risiko.
Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) pada tanggal 30 Oktober tahun 2003, sesuai peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia SE no.5/21/DPNP mengenai penerapan manajemen risiko dalam industri perbankan.
Adapun fungsi dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada General Manager, yang sekurang-kurangnya meliputi:
1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman penerapan manajemen risiko.
2. Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan yang dimaksud.
3. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal. Bank sudah mematuhi kewajiban Bank Indonesia atas pelaporan profil risiko. Keseluruhan pedoman manajemen risiko telah diserahkan kepada Bank Indonesia.
Bank telah melakukan antisipasi terhadap 8 (delapan) risiko yang melekat di bisnis perbankan sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan (penyediaan dana), treasuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book.
Terkait dengan Risiko Kredit, Bank telah menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut:
Organizational Structure
During the year, the Bank has initiated a program to enhance the quality of customer service by improving the operational procedures. Moreover, the organizational structure was revised minimum once a year, so as to review the chain of command, and improve internal communication. Bank recognizes that the quality and effort of our staff is the key to our success and our competitive advantage. Bank are, therefore, building on our traditional strength, which is the culture of providing “Service excellence with quality and team work “
Risk Management
In conducting the bank’s business it is constantly exposed to daily risks such as market risk, liquidity risk, credit risk, legal risk, operational risk, and other risks, which relates to the bank’s business.
Based on Bank Indonesia regulation no. 5/8/PBI /2003 dated May 19, 2003, it is mandatory for a bank to establish a Risk Management Committee. Bank has established its Risk Management Committee (RMC) on October 30, 2003 to comply with Bank Indonesia regulation, and its circular letter SE No.5/21/DPNP regarding the implementation of risk management in banking industry.
The function and responsibility of Risk Management Committee are to provide recommendation to General Manager covering at least the following:
1. Formulation of policy, strategy, and guidelines for implementation of risk management.
2. Correction or improvements for risk management implementation based on the risk management evaluation.
3. Justification on matters pertaining to business decision made in irregularities from normal procedure.
Our bank has complied with Bank Indonesia requirement on risk profile report submission. Full set of risk
management guideline has already been submitted to Bank Indonesia.
Bank are anticipating 8 risks inherent attached in the bank business as follows:
Credit Risk
Credit risk is the risk of default by counterparty. Credit risk may arise from various business lines of the Bank, such as credit (provision of funds), treasury and investment, and trade financing, recorded both in the banking book and the trading book.