• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum ESDM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum ESDM"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

P R E S I D E N

R E P U B L I K I N D O N E f l A

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 62

TAHUN

2008

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2007

TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL

DI

BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DANIATAU DI DAERAH-DAERAH

TERTENTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

:

a. bahwa dalam rangka lebih meningkatkan kegiatan

investasi langsung guna mendorong pertumbuhan

ekonomi, serta untuk pemerataan pembangunan dan

percepatan pembangunan bagi bidang usaha tertentu

danlatau daerah tertentu, perlu mengubah Peraturan

Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak

Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang- bidang

Usaha Tertentu dan/ a tau di Daerah-daerah Tertentu;

b. bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan

Pemerintah

tentang

Perubahan

atas

Peraturan

Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak

Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang

Usaha Tertentu dan/a tau di Daerah-daerah Tsrtentu;

Mengingat

:

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Rcpublik

Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan

(Lembal-an Negara Republik Indonesia

Tahun 2000 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3985);

(2)

P R E S I D E N

R E P U B L I K I N D O N E S I A

3.

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang

Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di

Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-

daerah Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor

1,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4675);

MEMUTLJSKAN:

Menetapkan

:

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS

PEFWTUFWN

PEMERINTAH

NOMOR

1 TAHUN

2007

TENTANG

FASILITAS

PAJAK

PENGHASILAN

UNTUK

PENANAMAN

MODAL

DI

BIDANG-BIDANG

USAHA

TERTENTU DAN/ATAU D

X

DAERAH-DAERAH TERTENTU.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor

1

Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk

Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau

di Daerah-daerah Tertentu

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor

1,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4675) diubah sebagai berikut:

1.

Ketentuan Pasal

4

diubah sehingga Pasal

4

berbunyi

sebagai berikut:

Apabila Wajib Pajak yang telah mendapatkan fasilitas tidak

lagi memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal

2 ayat (1) da.n/atau tidak memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal3, maka:

a. fasilitas yang telah diberikan berdasarkan Peraturan

Pemerintah ini dicabut;

b. dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang perpajakan; dan

c.

tidak

dapat

lagi

diberikan

fasilitas

berdasarkan

Peraturan Pemerintah ini.

(3)

P R E S I D E N

R E P U B L I K I N D O N E S I A

2. Di antara Pasal4 dan Pasal 5 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni

Pasal4A yang berbunyi sebagai berikut:

Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha di bidang

industri semen sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

I1

Peraturan Pemerintah ini, yang melakukan rekonstruksi

akibat bencana tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara,

dapat

memperoleh

fasilitas

berdasarkan

Peraturan

Pemerintah ini terhitung sejak tanggal

1

Januari 2005.

3.

Ketentuan Pasal5 diubah sehingga Pasal5 berbunyi sebagai

berikut:

(1)

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini akan dievaluasi

dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan

Pemerintah ini ditetapkan.

(2) Evaluasi

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

dilakukan oleh tim yang dibentuk dengan Keputusan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

.

4.

Lampiran

I

diubah

sehingga

menjadi

sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran

I Peraturan Pemerintah ini, yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Pemerintah ini.

5. Lampiran

I1

diubah

sehingga

menjadi

sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran

I1

Peraturan Pemerintah ini,

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Pemerintah ini.

Pasal I1

Peraturan Pemerintah

ini mulai berlaku

pada

tanggal

diundangkan.

(4)

P R E S I D E N

R E P U B L I K I N D O N E S I A

Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan

Peraturan

Pemerintah

ini

dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 23 September 2008

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di

Jakarta

pada tanggal 23 September

2008

MENTERI HUKUM DAN

HAK

ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

AND1 MATTALATTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR

132

Salfnan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

aturan Perundang-undangan

ekonomian dan Industri,

(5)

P R E S I D E N

R E P U B L I K I N D O N E S I A

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 62 TAHUN 2008

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2007

TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI

BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DANfATAU DI DAERAH-DAERAH

TERTENTU

UMUM

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

1

Tahun 2007 tentang Fasilitas

Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha

Tertentu dan

f

atau di Daerah-daerah Tertentu, Wajib Pajak yang

melakukan penanaman modal di bidang usaha tertentu danlatau di

daerah tertentu dapat memperoleh fasilitas Pajak Penghasilan. Dalam

rangka lebih meningkatkan kegiatan investasi langsung guna mendorong

pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan percepatan

pembangunan untuk bidang usaha tertentu danlatau daerah tertentu

yang sudah dilakukan oleh Wajib Pajak, perlu mengubah Peraturan

Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan

untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu danlatau di

Daerah-daerah Tertentu dengan melakukan penyesuaian terhadap

cakupan bidang usaha dan daerah tertentu.

11.

PASAL DEMI PASAL

Pasal

I

Angka 1

Pasal4

Cukup jelas.

Angka 2

Pasal4A

Cukup jelas.

(6)

P R E S I D E N

R E P U B L I K I N D O N E S I A

Angka 3

P a s a l 5

C u k u p jelas.

Angka 4

C u k u p jelas.

Angka

5

C u k u p jelas.

Pasal

I1

Cukup jelas.

(7)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 6 2 TAHUN 2 0 0 8

TANGGAL 23 SEPTEMBER 2 0 0 8

BIDANG

USAHA TERTENTU

BIDANQ USAHA CAKUPAlU PRODUK

f. Pengusahaan . .

.

NO.

1.

2.

Pengembangan peternakan

Pengembangan usaha peternakan besarlkecil

Usaha Pemanfaatan Hutan Tanaman NPHHK-HTI (HTI)

a. Pengusahaan Hutan Jati

b. Pengusahaan Hutan Pinus

c. Pengusahaan Hutan Mahoni

I

d. Pengusahaan Hutan Sono Keling 1 e. Pengusahaan Hutan Albasial Jeunjing

KBLI (KLASIFIKASI

BAKU LAPANGAN

USAHA INDONESIA)

0121 1

01216

15111

0201 1

020 12

020 13

02014

02015

Pembibitan, budidaya, penggemukan, pemotongan dan pengolahan terpadu: Sapi potong (>5.000 ekor)

Kambing potong (>20.000 ekor)

RPH kambingldomba (>30.000 ekor/bulan)

Kegiatan penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran

Kegiatan penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran

Kegiatan penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran

Kegiatan penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran

(8)

PRESIDEN

REPUBLiK INDONEStA

BIDANG

USAHA TERTENTU

KBLI

/

(KLASIFIKASI

I

BAKU

LAPANGAN

USAHA

I

I

/

INDONESIA)

I

CAKUPAN PRODUK

f. Pengusahaan Hutan Cendana

g. Pengusahaan Hutan Akasia

h. Pengusahaan Hutan Ekaliptus

i. Pengusahaan Hutan Lainnya

Kegiatan penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan

pemasaran

Kegiatan penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pernasaran

Kegiatan penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran

Kegiatan penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran

Sungkai, Kayu Karet, Gmelina, Meranti

Minimal 50.000 Ha

Coal Gas$cation

Hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

Penambangan dan Pemanfaatan Batubara Mutu Rendah (Low Rank

14. I

Pengusahaan Tenaga Panas Bumi

10102

Kelompok ini mencakup usaha pencarian, pengeboran, dan pengubahan panas bumi menjadi tenaga listrik

Kelompok Industri Susu dan Makanan dari Susu

Industri Susu Susu Bubuk, Susu Kental Manis, Susu Cair

I

(9)

PRESlDEN REPUBLIK INDONESIA

BIDANG

USAHA

TERTENTU

BIDANG USAHA KBLI (KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA) I

CAKUPAN PRODUK

16. I

Kelompok Industri Malranan Lainnya

Industri Bumbu Masak dan Penyedap Masakan

7. Kelompok Industri Telcstil dan Industri Pakaian Jadi

a.

Industri Persiapan Serat Tekstil

C . Industri Persiapan Serat Tekstil dan Industri Pemintalan Benang dan Industri Pertenunan (kecuali Pertenunan Karung Goni dan Karung Lainnya) dan Industri Penyempurnaan Kain dan/atau Industri Pencetakan Kain

17111

b. Industri Persiapan Serat Tekstil dan Industri Pemintalan Benang dan Industri Pertenunan (kecuali Pertenunan Karung Goni d m Karung Lainnya)

d. Industri Persiapan Serat Tekstil dan Industri Pemintalan Benang dan Industri Pertenunan (kecuali Pertenunan Karung Goni dan Karung Lainnya) dan lndustri Pakaian Jadi dari Tekstil dan Perlengkapannya

17 1 1 1 dan 17 1 12 dan

17114 17111 dan 17112 dan 17114 dan 17122 dan/ atau 17123 17111 dan 17112 dan 171 14 dan

18101

Industri Penyedap Masakan Kimia Lainnya

(Khusus gang menghasilkan nucleotide

(IMP,

G W ) dun menggunakan proses bioteknologi dengan bahan baku dari hasil pertanian)

-

Serat Rami Terintegrasi (Kapasitas minimal 2.000 todtahun benang mmi)

-

Serat Sutera Terintegrasi (Kapasitas minimal 2.000 ton/tahun benang

sutera)

Industri Persiapan Serat Tekstil dan Pemintalan Benang dan Industri Pertenunan Khusus

ATM

(Industri Tekstil Terpadu)

(Minimal 1.000 Tenaga kerja)

Industri Persiapan Serat Tekstil dan Industri Pemintalan Benang dan Industri Pertenunan Khusus ATM dan Industri Penyempurnaan Kain d m / atau Industri Pencetakan Kain (Industri Tekstil Terpadu)

(Minimal 1.000 Tenaga Kega)

Industri Persiapan Serat Tekstil dan Pemintalan Benang dan Industri Pertenunan Khusus ATM dan Industri Pakaian Jadi dari Tekstil dan Perlengkapannya (Industri Tekstil Terpadu)

(Minimal 1.000 Tenaga Kerja)

(10)

BIDAlVG

USAHA

TERTENTU

BIDANG USAHA

KBLI (KLAsmIKASI

BAKU

LAPANGAN

USAHA INDONESIA)

CAKUPAN PRODUK

18. 1

Kelompok Industri Bubur Kertas (Pulp), Kertas dan Kertas

Karton/Paper Board

I

e.

Industri Pertenunan fkecuali Pertenunan Karung Goni dan Ka.rung Lainnya) dan industri Pakaian Jadi dari Tekstil dan Perlengkapannya

a. Industri Bubur Kertas (Pulp)

b. Industri Kertas Budaya

17 1 14 dan 18101

C . Industri Kertas Berharga

Industri Pertenunan Khusus

ATM

dan Industri Pakaian Jadi dari Tekstil dan Perlengkapannya (Industri Tekstil Terpadu)

(Minimal 1 .OOO Tenaga Keja)

d. Industri Kertas Khusus

21011

(Terintegrasi dengan HTI)

I

*'

21012

(Terintegrasi dengan Industri Bubur Kertas)

!

*)

21014 Kelompok ini mencakup usaha pembuatan kertas khusus, seperti cardiopan, kertas litmus, metalic paper, acid proof paper, kertas pola, kertas tersalut, kertas celopan dan sejenisnya

(Terintegrasi dengan Industri Bubur Kertas)

!

21013

e. Industri ... Kelompok ini mencakup usaha pembuatan kertas bandrol, bank notes, cheque paper, watermark paper, meterai, perangko dan sejenisnya

(11)

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

BIDANG

USAHA TERTENTU

I

I

e .

Industri Kertas lndustri

1

21015

1')

I

NO.

I

I

I

1

(Terintegmsi dengan Industri &bur Kertas)

I

f. Industri Kertas Tissue

BIDANG USAHA

I

1

Kelompok ini mencakup usaha pembuatan kertas rumah tangga (towelling stock, napkins stock, facial tissue, toilet tissue, lens tissue), kertas kapas, kertas sigaret, dan cork tipping paper

(Terintegmsi dengan Industri Bubur Kertas)

Kayu yang diolah tidak boleh berasal dari hutan dam

Pemurnian pengilangan rninyak burni yang menghasilkan gas/LPG, avtur, avigas, naphta, minyak solar, minyak tanah, minyak diesel, minyak bakar, lubricant, waz, solvent/pelarut, residu dan aspal

Prioritas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri KBLI

(KLASIFIKASI

BAKU

LAPANGAN

US AHA

9.

CAKUPAN PRODUK

INDONESIA)

I

Pengilangan Minyak Bumi (Oil Refinary) *)

10.

1

Pembangunan kilang mini gas bumi (Industri Pemurnian dan

1

Pengolahan Gas Bumi)

b. Industn . . 2320 1

1 1.

23202 Kelompok ini mencakup usaha pemurnian dan pengolahan gas bumi menjadi Liqufied Natural Gas (LNG) dan Liqufied Petroleum Gas (LPG)

I

I

Kelompok Industri Bahan Kimia Industri

(12)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BIDANG USAHA

TERTENTU

BIDANG USAHA CAKUPAN PRODUK

KBLI

(KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN

USAHA

INDONESLA)

b. Industri Kimia Dasar Anorganik Lainnya

c. Industri Kimia Dasar Organik yang bersumber dari Hasil Pertanian

I

d. Industri Kimia Dasar Organik yang bersumber dari Minyak Bumi, Gas

Bumi, dan Batubara

e. Industri Kimia Dasar Organik Lainnya

f. Industri Karet Buatan

1

-

White Carbon

I

12.

1

-

Industri Oleokimian (Industri T ~ ~ n a n Fatty Acid, Fatty Alcohol, dan

1

Kelompok Industri Barang-Barang Kimia Lainnya

a. Industri Bahan Farmasi

1

-

%s)E3ioenerei (Industri Biodiesel, Biooil, dan Bioetanol anhidrat)

I

-

Industri ~iolube-

-

Ethylene, Propylene, dan Butadiene serta yang terintegrasi dengan

turunannya

-

Benzene, Xylene, d m Toluene serta yang terintegrasi dengan turunannya

-

Ammonia yang terintegrasi dengan Amonium Nitrate atau Asam Nitrate

-

Caprolactam

I

Modified Diethanol Amine (MDEA)

I

I

Karet Teknis Buatan

I

- Senyawa Derivat Statin

-

Para Amino Fen01

-

Sefalosporin

-

Riiampisin
(13)

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

B I W G

USAHA

TERTENTU

I I

b. Industri Bahan Kosrnetik dan Kosmetik

Kelompok Industri Karet dan Barang dari Karet

Industri Barang-Barang dari Karet untuk Keperluan Industri 13.

KBLI (KLASIFIKASI

BAKU LAPANGAIU

USAHA INDONESIA)

Kelompok Industri Serat Buatan

Industri Serat Stapel Buatan

CAKUPAN PRODUK

-

Kloramfenicol dan Derivatnya

-

Amoksisilin

-

Ampisilin

-

Vitamin BI

-

Vitamin C

-

Bahan Baku Farmasi yang diperoleh dengan proses bioteknologi

Kelompok ini mencakup usaha pembuatan macam-macam kosmetik, seperti:

tata rias muka, preparat wangi-wangian, preparat rambut, preparat kuku, preparat perawat kulit, preparat untuk kebersihan badan, preparat cukur, dan kosmetik tradisional

Biaya investasi di Pulau Jawa paling sedikit USD 100 Juta Biaya investasi di luar Pulau Jawa paling sedikit USD 50 Juta Viscose Rayon

Minimum tenaga ke j a tahun pertama 1.000 orang

Untuk perluasan, tarnbahan tenaga kerja 500 orang untuk tahun pertama

(14)

BIDANG USAHA

TERTENTU

d. Industri ...

NO.

15.

16.

-

17.

I

I

I I

BIDANG USAHA

Kelompok Industri Barang-Barang dari Porselin

Industri Alat Laboratorium dan Alat Listrik/Teknik dari porselin

Kelompok Industri Logam Dasar Besi dan Baja

a.

Industri Besi dan Baja Dasar (Iron and Steel Making)

b. Industri Besi dan Baja Dasar (Iron and Steel Making) s/d Industri Penggilingan Baja (Steel Rolling)

Kelompok Industri Logam Dasar Bukan Besi

a. Industri Pembuatan Logam Dasar Bukan Besi

b.

Industn Penggilingan Logam Bukan B e s ~

c . Industrl Ekstruksi Logam Bukan Besi

KBLI (KLASIFIKASI

BAKU LAPAHGAN

USAHA

C-AN PRODUK INDONESIA)

26203

27101

27 10 1 s/d 27102

27201

27202

27203

I 1

*

Industri Pellet Bijih Besi (Pengolahan Bijih Besi)

Industri Pembuatan Besi dan Baja dalarn Bentuk Dasar sampai Penggilingan Baja (Industri Baja Terintegrasi Proses Kontinyu)

(Proses kontinyu mulai dart

-

Steel making sampai dengan produk lembaran (platelsheet)

-

Steel making sampai dengan produk batangan (steel bar/wire rod))

Industri Ingot Alumunium (Alumunium Smelting)

Industri Pelat Tembaga, Sheet (Lembaran) Tembaga, Industri Pembuatan Kawat Logam (Wire) Tembaga

(Kapasztas >5.000 ton/tahun)

(15)

PRESIDEN

R E P t l B L l K INDONESIA

BIDANG

USAHA

TERTENTU

b. Industri ...

10.

18.

19.

I

CAKUPAN PRODUK

Industri Tube, Plpa dari Tembaga dan Paduannya (Kapasitas > 10.000 todtahun)

Industri Turbin uap, Turbln Gas

Industri Motor Diesel (Industri Motor Diesel Stationer dengan daya >I00 HP)

-

Industri pompa air (Pompa Cairan Kimia)

-

Industri kompresor udara dan gas (Industri kompresor angin dengan daya

>10 HP)

Industri Mesin Perkakas pengerjaan logarn

Industri Mesin Tekstil

Injection Mouldzng Machtne

Industri Motor Llstrik, dengan daya >375 KW

BIDANG USAHA

d. Industri Pipa dan Sambungan Pipa dari Logam Bukan Besi dan Baja

Kelompok Industxi Mesin dan Perlengkapannya

a. Industri Mesin Uap, Turbin dan Kincir b. Industri Motor Pembakaran Dalam

c. Industri Pompa dan Kompresor

d. Industri Mesin

/

Peralatan untuk Pengolahan /Pengerjaan Logarn

e. Industri Mesin Tekstil

f. Industri Mesin-Mesm Industri Khusus Lainnya

Kelompok Industri Motor Listrik, Generator, dan Transformator

a. Industri Motor Listnk

KBLI (KLASIFIKASI

BAKU

LAPANGAN

USAHA

INDOrnIA)

27204

291 1 1

291 12 29120

2922 1

29263

29299

(16)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BIDANG

USAHA

TERTENTU

NO.

KBLI

(ICLASTFIKASI

BAKU

LAPANGAN

USAHA

INDONESIA)

-AN PRODUK

/

I

b. Industri Larnpu Tabung Gas (Lampu Pembuang Listrik)

1

3 1502

1

Lampu Hemat Energi (LHE) terintegrasi dengan komponennya

I

20.

c.

Industri Tabung dan Katup Elektronik serta komponen elektronik

lainnya

Assesoris untuk MP3 dan MP4, CRT untuk

TV

berwarna Flat,

LCD,

Plasma, Integrated Circuit (IC), Mother Board, Smart Card, Compressor untuk AC dan Kulkas, Motor untuk alat listrik rumah tangga, Industri Panel TV Plasma, LCD dan Organic Light Emiting Diode (OLED)

I

I

d. Industri alat transmisi d a n alat komunikasi

1

32200

I

*)

I

Industri Generator Listrik, dengan daya >375 KVA

Flash Disk, MP3, MP4, Mpeg/Digital Player, peralatan kedokteran digital (MRI), printer jenis laser jet dan desk jet

b. Industri Mesin Pembangkit Listrik

Kelompok Industri Elektronika dan Telematika

a. Industri Mesin Kantor, Komputasi, dan Akuntansi Elektronik

e. Industri radio, televisi, alat-alat rekaman suara dan gambar, dan sejenisnya

f. Industri kamera Fotografi

31 102

30003

TV LCD, TV Plasma, HD TV, CCTV, Rear Projection, High DVD, Confrence system, Audio Amplifier, Industri OLED TV

*I

I

I

g . Industri Jasa Konsultasi piranti lunak

1

72200

1

*)

I

(17)

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

BIDANG

USAHA TERTENTU

NO. BIDANG USAHA

1

/

b. lndustri kendaraan berrnotor roda empat atau lebih 2 1.

d. Industri Komponen dan Perlengkapan Sepeda Motor dan sejenisnya

Kelompok Industxi Alat Angkut Darat

a. Industri Mesin/Peralatan untuk Pengolahan/Penge j a a n Logam

I

(KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN

USAHA INDONESIA)

CAKUPAN PRODUK

2922 1

1

Mould dan Dies, Jigs dan Fixtures

I

-

Engine dan engine part

(Keseluruhan engine secam utuh termasuk komponennya antara lain: Karbumtor d a n bagiannya, Cylinder Block, Cylinder Liner, Cylinder Head, dun Head Cover, Piston, Ring Piston, d a n Crank Case, Crank Shaft,

Connecting rod d a n lain-lain)

-

Brake system, Axle86propeller Sharft, Transmission/Clutch System, Steering System

-

Injector, Water Pump, Oil Pump, Fuel pump

-

Forging component, Die casting component, Stamping Part

-

Engine dan Engine Part

-

Die casting component, Brake system - Transmission system
(18)

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

BIDANG USAHA TERTENTU

Keterangan: *) Sernua bidang usaha yang termasuk dalam

KBLI

yang bersangkutan.

I

NO.

22.

23.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DR. H.

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

eraturan Perundang-undangan rekonomian d a n Industri,

PTO NUGROHO

BXDANG USAHA

Kelompok Industri Pembuatan dan Perbaikan Kapal dan Perahu

a. Industri Kapal/Perahu

b. Industri peralatan dan perlengkapan kapal

Industri Pembuatan Logam Dasar Bukan Besi

KBLI

(KLASIFIKASI BAKU

LAPANGAN US AHA

INDONESIA)

351 1 1

351 12 2720 1

CAKUPAN PRODUK

Kapal diatas 50.000 DWT *)

-

Chemical Grade Alumina

-

Pemurnian Nikel secara Hidrometalurgi

-

Pengolahan dan pemurnian timah hitam
(19)

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESlA LAMPIRAN

I1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR

62

TAHUN 2 0 0 8

TANGGAL 2 3 SEPTEMBER 2 0 0 8

BIDANGUSAHATERTENTUDANDAERAHTERTENTU

4. Kelompok ..

10. 1. 2. 3. KBLI (IUASIFIKASI BAKU LAPANGAN US AHA

INDONESIA)

01111 01 112 01 132 01 132 01 131 15121 BIDAHG USAHA

Pengembangan tanaman pangan

a. Pertanian Padi

b. Palawija

Pengembangan Budidaya Hortikultura

a. Pertanian buah-buahan sepanjang tahun

b. Pertanian buah-buahan musiman

Kelompok Industri Pengolahan Makanan

Industri Pengalengan ikan dan blota perairan lalnnya

CAKUPAlV PRODUX

Industri perbenihan (2.000-3.000 ton/ tahun) Budidaya, dengan prosesing terpadu ( ~ 5 . 0 0 0 Ha)

Industri perbenihan

-

jagung >3.000 ton

-

kedelai > 1.000 ton

Pisang (>500 Ha)

Nanas (>SO0 Ha) Mangga ( ~ 5 0 0 Ha)

*)

DAERAH/ PROWIWSI

Papua

Papua, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan

Jagung: Gorontalo, Lampung;

Kedelai: Jawa Timur, Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sulawesi Seiatan, Nusa Tenggara Barat, Jambi

Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara

Lampung

Jawa Timur

(20)

P R E S I D E N

REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

BIDANGUSAHATERTENTUDANDAERAHTERTENTU

NO.

I I

KBLI

(KLASIFIKASI

BAKU LAPANGAN

USAHA

I

INMINESUL'

I

Kelompok Industri Pengolahan SDA berbasis Agro

a. Industri minyak goreng dari minyak kelapa 15143

c.

Industri gula pasir

d.

Industri gula lainnya

*I

(Harus terintegrasi usahu budidaya)

b. Industri berbagai macam tepung dari padi-padian, biji- bijian, kacang-kacangan, umbi-umbian, dan sejenisnya

Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo

15322

1542 1

15423

Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo

Tepung dari jagung

(Harus terintegrasi usaha budidaya)

Gula pasir dari tebu

(Kapasitas minimal 70.000 ton gula/tahun, terintegrasi usaha budidaya)

Gula dari ubi kayu

(Harus terintegrasi usaha budidaya)

Di luar Jawa

Di luar Jawa

I I

5. Kelompok

...

e .

Industri Persiapan Serat Tekstil 17111 Serat Kapas

(Hams Terintegrasi usaha budidaya minimal

500 Ha)

(21)

PRESIDEN REPUELIK INDONESIA

BIDANG

USAHA TERTENTU

DAN DAERAH

TERTENTU

NO.

I I

BWANG USAHA

KBLI (KLASIFIKASI

BAKU LAPANGAN

US AHA

,

INDONESLAj I

CAKUPAN PRODUK

Kelompok lndustri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas

1

19112 Kelompok ini mencakup usaha penyamakan kulit yang berasal dari ternak (sapi, kerbau), ternak kecil (domba, kambing), reptil (buaya, ular, biawak), ikan (ikan pari, hiu/cucut, kakap, belut) dan hewan lainnya yang dimasak dengan chrome nabati, sintesis, samak minyak d a n samak kombinasi menjadi kulit tersamak, seperti: wet kulit hiasan, kulit berbulu, kulit laminasi, kulit patent, kulit jaket, kulit hewan

I

besar, hewan kecil, reptil, ikanlbiota perairan, d a n hewan lainnya yang tidak dipisahkan dari

1

usaha peternakan atau

penangkaranlbudidaya, dimasukkan dalam golongan 0 12

Khusus untuk kulit reptil bahan kulit yang berasal dari Indonesia hams berasal dari penangkaranl budidaya

Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat

7. Kelompok

I

1

6. Kelompok lndustii Kemaun dan Kotak dari Krrtas drn

I Karton

I

.

Industri kemasan dan kotak dari kertas dan karton j 21020
(22)

PRESlDEN

REPUBLlK INDONESIA

BIDANGUSAHATERTENTUDANDAERAHTERTENTU

BIDANG USAHA

Kelompok Industri Barang dari Plastik

Industri Kemasan dari Plastik

- - -- -

Kelompok Industri Semen, Kapur, dan Gips

Industri Semen

Kelompok Industri Akumulator Listrik dan Batu Baterai

Industri Batu Baterai Kering (Batu Baterai Primer)

'

KBLI

1

(KLASIFIKASI

BAKU LAPANGAN

USAHA

INDONESIA)

Kelompok ini mencakup u s a h a pembuatan macam-macam semen, seperti: portland, natural dan jenis semen lainnya

*)

Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Nanggroe ,Aceh Darussalam

Di luar Jawa

Industri Baterai Lithium Jawa Barat

Kelompok Industri Pembuatan dan Perbaikan Kapal dan Perahu

a . Industri Kapal dan Perahu Kelompok ini mencakup usaha pembuatan dan perbaikan macam-macam kapal ukuran 5.000 sampai dengan 50.000 DWT yang terbuat dari baja atau bahan logam lainnya

Jawa Timur

(23)

PRESlDEN REPUBLlK INDONESIA

- 5 -

BIDANGUSAHATERTENTUDANDAERAHTERTENTU

b. Industri Peralatan dan Perlengkapan Kapal

NO. BIDANG USAHA

I

(

b. Industri Furnitur dari rotan d a n j a t a u bambu 1 1. Kelompok Industri Furnitur

a.

Industri Furnitur dari kayu

KBLI (KLASIFIKASI

BAKU

LAPAPIGAN

US AHA

INDONESIA)

L

12.

CAKUPAN PRODUK

Penangkapan Ikan d i Laut dan Pengolahannya (Usaha Terpadu)

-

Pengalengan

-

Penggaramanjpengeringan

-

Pengasapan

-

Pembekuan

-

Pemindangan

-

Pengolahan/Pengawetan lainnya

Kelompok ini mencakup usaha pembuatan perlengkapan, peralatan d a n bagian kapal, seperti: perlengkapan lambung, akomodasi kerja mesin gladak, alat kemudi, baling-baling, rantai kapal, jangkar kapal, d a n alat bongkar muat

-

Tuna

-

Cakalang

-

Hiuj Cucut

-

Layur

-

Tenggiri

-

Lumuru

-

Bawal

-

Kakap Merah

Jawa Timur

Di Luar J a w a

Di Luar Jawa

-

Nanggroe Aceh Darussalam;

-

Sumatera Utara;

-

Sumatera Barat;

-

Bengkulu;

-

Lampung;

-

Banten;

-

Jawa Barat;

-

Jawa Tengah;

-

Dl Yogjakarta;

-

Jawa Timur;
(24)

NO.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 6 -

BIDANGUSAHATERTENTUDANDAERAHTERTENTU

KBLI

I

(KLASIFIKASI

I

BIDANG USAHA

BAKU

LAPANGAN USAHA

I INDONESIA)

,

CAKUPAN PROD-

-

Bali;

-

Nusa Tenggara Barat;

-

Nusa Tenggara Timur;

-

Maluku;

-

Papua.

Penangkapan Crustacea Laut dan Pengoiahannya (Usaha Terpadu)

-

Pengalengan

-

Penggaramanlpengeringan

-

Pengasapan

-

Pembekuan

-

Pemindangan

-

Pengolahanl Pengawetan lainnya

-

Nanggroe Aceh Darussalam;

-

Sumatera Utara;

-

Sumatera Barat;

-

Bengkulu;

-

Lampung;

-

Banten;

-

Jawa Barat;

-

Jawa Tengah;

-

-

DI Yogjakarta;

-

Jawa Timur;

-

Bali;

-

Nusa Tenggara Barat; - Nusa Tenggara Timur; - Maluku;

- Papua.

14. Penangkapan.. .

050 12 dan 15121 s / d

15129

-

Udang

-

Kepiting

-

Lobster

-

Rajungan
(25)
(26)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(1) Penugasan Survei Pendahuluan diberikan dalam rangka pelaksanaan program percepatan pengembangan Panas Bumi pada Wilayah Terbuka yang belum dapat ditetapkan Wilayah

bahwa sehubungan dengan adanya dinamika yang berkembang atas rencana pelaksanaan proyek-proyek percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan

(Persero) untuk rnelakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan, batubara, dan-. gas dalam

Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 72 TAHUN 2006 TENTANG TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA

Untuk memfasilitasi Pemerintah Daerah guna mendorong keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kawasan perdesaan dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi

Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berorientasi ekspor dan investasi baru di bidang pemanfaatan hutan dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan

Peningkatan  pemerataan  distribusi pendapatan  melalui percepatan pertumbuhan ekonomi di perdesaan dan penciptaan keseimbangan

bahwa dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perbaikan iklim investasi dan pelayanan publik di bidang perizinan serta untuk menjamin kepastian hukum