• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Musi Banyuasin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosiding Musi Banyuasin"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN BAHAN GALIAN LAIN/MINERAL IKUTAN PADA WILAYAH PERTAMBANGAN BATUBARA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN,

PROVINSI SUMATERA SELATAN Yuman Pertamana, Suhandi, Rohmana

Kelompok Penyelidikan Konservasi dan Unsur Tanah Jarang

SARI

Kegiatan dilakukan di 2 wilayah tambang batubara yaitu PT Baturona Adi Mulya di Desa Supat, Kecamatan Keluang dan PT Putra Muba Coal, Desa Mekar Jadi, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

Secara umum bahan galian lain yang cukup potensial adalah batulempung karbonan (bitumen padat), batupasir lempungan dan batupasir tufaan.

Dari hasil analisis kimia XRD (X-Ray Diffraction) pada batulempung tufaan mengandung mineral jenis caolinite, quart, muscovite dan monmorrilonite, sedangkan hasil analisis Major Element terhadap batulempung tufaan mengandung unsur bervariasi antara : 50,34 % – 72,28% SiO2, 14,39% - 23,27% Al2O3, dan 3,45% – 12,02% Fe2O3. Dari analisis retort batulempung karbonan (bitumen padat) mempunyai kandungan minyak antara 10 – 20 L/t Potensi sumber daya hipotetik untuk batulempung total 2.011.500.000 ton, potensi sumber daya hipotetik batulempung karbonan (bitumen padat) sebesar 17.840 ton.

PENDAHULUAN

Penerapan konservasi bahan galian dalam dunia pertambangan tidak bisa dihindari mulai dari penggalian atau penambangan, pengelolaan secara efektif dan efisiensi agar diperoleh manfaat yang optimal. Saat ini banyak kegiatan usaha pertambangan yang belum menerapkan kaidah konservasi bahan galian, sehingga cenderung terjadi pemborosan bahan galian, dengan kata lain belum optimalnya pemanfaatan bahan galian baik bahan galian utama maupun bahan galian lain dan mineral ikutan.

Selain bahan galian yang sudah ditambang juga perlu dilakukan penelitian terhadap keprospekan bahan galian lain/mineral ikutan yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dikembangkan dikemudian hari.

Untuk menunjang hal tersebut di atas maka di lakukan penelitian bahan galian lain/mineral ikutan pada wilayah pertambangan batubara di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan yang dibiayai dari dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Tahun Anggaran 2010. Pusat Sumber Daya Geologi.

Kegiatan dilakukan di wilayah tambang batubara Daerah Supat, Kecamatan

Keluang dan Daerah Mekar Jadi, Kecamatan Sungai Lilin, Daerah tersebut secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis terletak diantara koordinat 104° 15’-105° 30’ BT dan 01° - 45’ - 03° 15’ LS (Gambar 1).

GEOLOGI DAN BAHAN GALIAN Geologi

Dari pengamatan lapangan dan pengukuran arah dan kemiringan lapisan, stratigrafi daerah kegiatan termasuk dalam Formasi Muara Enim dam Formasi Kasai yang terdapat di daerah penyelidikan mempunyai hubungan dengan keterdapatan bahan galian lain dan mineral ikutan (Gambar 2).

(2)

Enim merupakan formasi pembawa batubara. Pada formasi ini dijumpai cukup banyak singkapan batubara yang dapat dikelompokkan menjadi empat anggota pembawa batubara (Shell, 1978), yaitu Anggota M1, M2, M3 dan M4 (Gambar 3)

Formasi Kasai merupakan endapan gunungapi (vulkanis), fasies daratan, berumur Pliosen Akhir sampai Plistosen tumbuhan. Setempat dijumpai lensa batubara tipis. Batupasir tufaan dan tufa pasiran, berwarna putih, berbutir halus, dengan komposisi terutama kuarsa, felspar dan gelas. Penyebaran satuan ini tidak merata dan sangat tipis. Sebagai hasil endapan gunungapi formasi ini banyak mengandung konsentrasi lempung kaolin.

Dari pengamatan lapangan bahwa lapisan batulempung pada lokasi kegiatan di wilayah tambang batubara PT Baturona Adi Mulya dan PT Putra Muba Coal, secara umum terdiri dari pasir kuarsa, batulempung tufaan, batupasir lempungan dan lempung karbonan.

Batulempung karbonan, berwarna abu abu kehitaman, kadang menyerpih, tebal bervariasi antara 1m-3m, batubara, hitam kecoklatan, pecah uneven, pengotor damar, di atas batulempung karbonan, batupasir lempungan, abu-abu kekuningan, halus dan batulempung tufaan, berwarna abu-abu, agak plastis dengan tebal antara 2,5-6 m, kemiringan lapisan berkisar 6o-9o dengan jurus utara timur 110o-140o. vegetasi berupa kebun karet dan sawit. mineral yang berukuran lempung (<4 μm).

Mineral ini merupakan mineral silikat hidros yang sangat melimpah di permukaan bumi. Khususnya, terkonsentrasi pada kondisi geologi dimana interaksi air dan batuan cukup aktif. Struktur dan komposisi kimianya merupakan suatu respon terhadap destabilisasi mineral yang terbentuk pada kondisi temperatur-tekanan yang lebih tinggi. Lingkungan yang biasanya mineral ini dapat dijumpai meliputi: tanah, lapukan batuan, sistem geotermal, seri diagenesis terpendam, mineral yang melimpah di permukaan bumi ini selalu berukuran halus (<4μm). (Meunier (2006), Why are clay minerals small).

Daerah penelitian di wilayah tambang batubara banyak dijumpai endapan batulempung pada beberapa tempat di antaranya di desa Supat dan desa Mekar Jadi, Kabupaten Musi Banyuasin. Secara megaskopis batulempung, berwarna putih keabuan, lunak, dan kenyal, kadang bersifat pasiran. Hasil analisis laboratorium menunjukan batulempung tersebut sebagai kaolin dan quarsa. Sedangkan bagian bawah terdiri dari batulempung karbonan.

Pasir Sungai

(3)

sangat baik dan dapat diperuntukan untuk pembuatan jalan dan campuran pengecoran beton, belum dimanfaatkan secara maksimal. Sampai saat ini pengambilan pasir sungai masih terus berlangsung.

PEMBAHASAN

Hasil pengamatan lapangan

menunjukkan bahwa pada lokasi

tambang,

selain bahan galian utama batubara

masih banyak menyisakan

potensi bahan galian lain terutama

batulempung

yang masih bernilai

ekonomis.

Tambang PT Baturona Adi Mulya

Hasil analisis kimia Konvensional Basah (Major Element) dari 19 conto terdiri dari batulempung tufan dan batupasir lempungan terdapat nilai kandungan bervariasi antara: SiO2 PT 53.97 % – 80.41%, Al2O3 PT 4.47% - 19.83%, Fe2O3 PT 1.16% – 33.34.

Dari hasil analisis kimia Major Element dari 19 conto tersebut, ada beberapa conto terdapat kandungan SiO2 yang cukup tinggi (>70%), hal ini dimungkinkan karena conto tersebut terdiri dari batupasir lempungan yang banyak mengandung kuarsa.

Hasil analisis XRD dari 3 conto batulempung tufan terdapat mineral ikutan terdiri dari kaolin dan kuarsa.

Dari pengamatan lapangan, endapan bitumen padat umumnya ditemukan pada batulempung karbonan (coaly clay.), berwarna abu abu kehitaman, kadang menyerpih, tebal bervariasi antara 1-3 m

Berdasarkan hasil analisis retort dari 3 (tiga) conto (MB.01A, MB.22 dan MB.19), di wilayah tambang batubara PT Baturona Adi Mulya. kandungan minyak pada lapisan bawah dari lapisan batubara yaitu batulempung karbonan yang kandungan minyak masing-masing sebesar 10 L/ton.

Specific gravity pada lapisan bawah dari batubara terdiri dari batulempung karbonan antara 1,82 gr/ton – 2 gr/ton, sedangkan batulempung bagian atas, berwarna abu-abu kecoklatan sebesar 1,96 gr/ton.

PT Putra Muba Coal

Secara megaskopis batulempung pada lapisan atas dari batubara di wilayah pertambangan PT Putra Muba Coal (desa Mekar Jadi) dengan PT Baturona Adi Mulya relatif sama, bahwa batulempung tersebut berwarna putih keabuan-kekuningan, lunak, plastis, kadang bersifat pasiran.

Hasil analisis Konvensional Basah (Major Element) dari 14 conto terdiri dari batulempung tufaan dan batupasir lempungan terdapat nilai kandungan bervariasi antara: SiO2 50.34 %– 72.28%, batubara PT Putra Muba Coal mengandung mineral kaolinite, quartz, muscovite dan Montmorrillonite

Berdasarkan hasil analisis retort dari 4 conto pada lokasi pertambangan batubara PT Putra Muba Coal, bitumen padat ditemukan pada batulempung karbonan (MB.26A, MB.31dan MB.38A), dengan nilai kandungan minyak antara 10-20 L/ton, sedangkan pada conto batulempung pasiran (MB.35) bagian atas dari batulempung karbonan, tidak ada kandungan minyak

Specific gravity batuan pada lapisan atas dan bawah terdiri dari batulempung karbonan antara 1,82 gr/ton – 2 gr/ton.

Berdasarkan syarat spesifikasi kaolin, penggunaan kaolin dalam industri hilir memerlukan beberapa persyaratan tertentu, dan ini tergantung kepada jenis industrinya, sebagai contoh untuk industri kertas dan keramik menurut Toton Sentana Kunrat (Bahan galian Industri, 1997), dimana untuk kandungan SiO2 berkisar antara 46,73% -47,80% dan untuk industri keramik dan porselen kandungan SiO2 berkisar antara 15 – 40%.

Mengacu kepada Spesifikasi menurut (SNI 15-0302-2004). Untuk persyaratan sebagai salah satu bahan baku Semen Portland Pozolan/Portland Pozzoland Cement (PPC)), dengan komposisi 45-72 % SiO2, 10-18 % Al2O3, 1-6 % Fe2O3, 0,5-3 % MgO, 0,3-1,6 % SO3.

(4)

pada conto batulempung di kedua wilayah tambang batubara bahwa batulempung bagian atas, berwarna abu-abu kekuningan, batulempung tersebut cukup baik untuk bahan baku semen portland pozzoland, keramik kasar (tembikar, genteng dan batubata), dengan kandungan SiO2 53.97 % – 80.41%, Al2O3 4.47% - 19.83%, Fe2O3 halus sampai pasir kasar.

Penambangan pasir sungai yang dilakukan oleh masyarakat di desa Belang Timur, Kecamatan Sekayu, menggunakan sampan dan mesin penyedot (diesel).

Hasil analisis dari 2 (dua) conto pasir sungai (MB.41 dan MB.42), dengan metoda Major Element menunjukan bahwa pasir sungai berbutir kasar (MB.41) kandungan SiO2 76,54%, Al2O3 9,07%, Fe2O3 4,89%, untuk pasir sungai berbutir halus (MB.42) dengan kandungan SiO2 73,12%, Al2O3 10,78%, Fe2O3 5,63%.

Tidak ada data mengenai potensi

Batubara di lokasi kegiatan berwarna coklat, pecah-pecah, pengotor damar coklat kehitaman, kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter penyusunan serta derajat coalification (rank). Umumnya untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisis kimia pada batubara salah satu parameter berupa analisis proksimat yaitu untuk menentukan jumlah air (moisure), zat terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon) dan kadar debu (ash).

Menurut Sumber Dinas

Pertambangan dan Energi Kabupaten Musi Banyuasin besarnya sumber daya batubara pada Laboratorium Pengujian Kimia-Fisika Mineral dan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi di Bandung.

Secara umum hasil analisis laboratorium batubara yang terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin yang telah dilakukan oleh PT Surveyor Indonesia kerja sama dengan Dinas Pertambangan dan Energi, Kabupaten Musi Banyuasin.

Potensi Bitumrn Padat

Untuk estimasi sumber daya bahan galian lain dan mineral ikutan dihitung berdasarkan kemiringan lapisan, tebal lapisan rata-rata dan luas penyebaran di

Potensi sumber daya untuk batulempung di wilayah pertambangan batubara volume dengan luas area tambang 25.000 ha (250.000.000 m2), tebal rata-rata 2,5 meter X berat jenis (2,7) total 1.687.500.000 ton, potensi sumber daya tereka untuk bitumen padat total 5.216 ton.

PT Putra Muba Coal

Potensi sumber daya batulempung, bitumen padat, dan mineral ikutan pada lokasi kegiatan dari setiap lokasi sebagai berikut :

Potensi sumber daya untuk batulempung di wilayah pertambangan batubara PT Baturona Adi Mulya : volume dengan luas area tambang 3.000 ha (30.000.000 m2), tebal rata-rata 4,0 meter X berat jenis (2,7) total 324.000.000ton, potensi sumber daya tereka untuk bitumen padat total 12.624 ton.

KESIMPULAN

1. Bahan galian lain/mineral ikutan yang terdapat di lokasi penelitian adalah bitumen padat, batu lempung, batu pasir lempungan, kuarsa dan pasir sungai. 2. Bitumen padat dan batulempung

(5)

sebagai over burden maupun inter burden, berpotensi terbuang pada tahap penambangan batubara menjadi waste. 3. Endapan bitumen padat secara umum

ditemukan pada batulempung karbonan, berwarna coklat kehitaman, tebal tersingkap ± 2 – 6 m dengan kandungan minyak antara 10 L/ton – 20 L/ton serta sumber daya tereka 17.840 ton yang terbagi menjadi 5.216 ton di wilayah PT Baturona Adi Mulya (BAM) dan 12.624 ton di wilayah PT Putra Muba Coal (PMC).

4. Bitumen padat harus diperhatikan penanganannya dalam kegiatan penambangan batubara, sebab dapat menjadi bahan alternatif untuk penyediaan energi selain minyak, gas dan batubara.

5. Endapan batulempung berwarna putih kecoklatan, agak plastis, tebal 3 - 4 m dengan sumber daya tereka sebesar 745.000.000 m³ dengan kandungan mineral berupa caolinite, quart, montmorillonite, muscovite. Potensi yang cukup prospek secara umum terdapat pada dataran-dataran rendah di wilayah penelitian.

6. Berdasar hasil analisis, batulempung di daerah ini dapat digunakan untuk bahan semen pozoland dan keramik kasar (tembikar, genting dan batubata).

PUSTAKA

Evaluasi Bahan Galian Non Logam di Kabupaten Musi Rawas DanMusi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Pusat Sumber Daya Geologi.

Kusdart Maryun Supardan, dan Andi Sutandi S., 2007, Hasil Inventarisasi Dan Musi Banyuasin dan Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan.

Profil Potensi Pertambangan dan Energi Kabupaten Musi Banyuasin, 2010

Ratih Sukmawardany S., 2002 ; Pemanfaatan Lempung Sebagai Bahan Keramik diWilayah PT Bukit Asam Tanjung Enim, Kab. Muara Enim, Prov. Sumatera

Gafoer, G. Burhan dan J. Purnomo., 1995, Peta Geologi Lembar Palembang, Shell Mijnbouw, 1978; Geological Map of the South Sumatra Coal Province,

Skala 1 : 250.000, PPPG Bandung.

Standar Nasional Indonesia, 1998, Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan.

Syufra ilyas Pengkajian Cekungan Batubara di Daerah Talang Ubi, Kabupaten Musi Banyuasin dan Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan.

(6)

Gambar 1. Peta Lokasi Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

Sumber : Peta Geologi Regional Lembar Palembang,1995. P3G

(7)

UMUR FORMASI/ANGGOTA PEMERIAN LITOLOGI SEAM LINGKUNGAN PENGENDAPAN

KASAI Bpasir,blanau,balp coklat-kelabu, bps. Glaukonitan,

tebal 100-250 m biru, blp pasiran, batupasir, putih, halus-kasar, kelabu di bag. Bawah, tebal 40-120 m

M1 Bpasir,blanau,balp coklat-kelabu, bps. Glaukonitan, tebal 100-250 m napalan, bps. Halus, hijau, kelabu-hijau, glaukonitan, tebal 100-1100 m, rata-rata 800 m

- Laut dangkal; neritik

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Gambar 3. Stratigrafi Sumatera Selatan (Shell, 1978)

Referensi

Dokumen terkait

POKJA V UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN ANGGARAN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN.

POKJA V UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN ANGGARAN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN.

SKPD : DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMBER DANA : APBD - DAK KABUPATEN MUSI BANYUASIN.

Berdasarkan konsep regulasi tentang Kriteria dan Tata Cata Penetapan Bahan Galian Lain dan Mineral Ikutan (2003), andesit, batupasir dan batulanau di daerah pertambangan

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015 pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Musi Banyuasin, berdasarkan

bahwa dalam rangka pelaksanaan pemungutan retribusi Izin Mendirikan Bangunan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin serta sebagaimana pelaksanaan pasal 156 ayat (1) Undang

(1) Semua pemakaian alur lalu lintas sungai yang melintas di bawah jembatan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin harus mematuhi dan mentaati SBNP dan rambu

Berdasarkan konsep regulasi tentang Kriteria dan Tata Cata Penetapan Bahan Galian Lain dan Mineral Ikutan (2003), andesit, batupasir dan batulanau di daerah pertambangan