ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
i
SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL
Penyiapan Tenaga Kerja Industri Yang Berkarakter Melalui Pembudayaan
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
2010
Penanggung Jawab
Drs.K. Ima Ismara, M.Pd, M.kes
Ketua Panitia
Sri Cahyani
Ketua Dewan Penyunting
Drs. Riswan Dwi Djatmiko, M.Pd
Anggota Penyunting
1. Drs. Putut Hargiyarto, M.Pd
2. Drs.Moch.Solikin, M.kes
3. Dra.Badraningsih Lestariwati, M.kes
4. Dra. Enny Zuhni Khayati, M.kes
5. Nurhening Yuniati, M.T
Diterbitkan Oleh :
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah dan rahmadnya sehingga Prosiding Seminar Nasional Penyiapan Tenaga Kerja Industri Yang Berkarakter Melalui Pembudayaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja 2010 ini dapat diterbitkan. Prosiding ini diterbitkan panitia seminar yang nantinya sebagai publikasi kajian penelitian bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Prosiding Seminar Nasional Penyiapan Tenaga Kerja Industri Yang Berkarakter Melalui Pembudayaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja 2010 diselenggarakan sebagai wahana bagi akademis, peneliti, praktisi, asosiasi, dan industri dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk saling bertukar pikiran , mempresentasikan pengalaman-pengalaman hasil penelitian dan mendiskusikan hasil dari makalah .
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak seluruh rangkaian acara ini tidak akan terwujud dan terlaksana dengan lancar . Oleh karena itu perkenankan kami dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih pada :
1. Asosiasi Profesi Guru K3 yang telah bekerja sama dalam acara Seminar ini sehingga acara ini dapat berjalan dengan sukses dan lancar .
2. Ketua jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY
3. Dan semua teman-teman HIMA MESIN FT UNY yang terlibat dalam penyelenggaraan Seminar Nasional Penyiapan Tenaga Kerja Industri Yang Berkarakter Melalui Pembudayaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja 2010 ini .
Akhirnya kami mengucapkan selamat mengikuti seminar dan mohon maaf apabila ada hal-hal yang tidak berkenan di hati bapak/ibu dan teman-teman sekalian. Semoga acara Seminar Nasional ini dapat bermanfaat bagi kita, Amin .
Yogyakarta, 29 Mei 2010
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
iii
Sambutan Ketua Hima Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Assalamu’alaikum Wr. WbSalam solidarity forever,
Segala puja dan puji marilah kita panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, hanya dengan nikmat-Nya kita semua masih diberi kekuatan untuk menjalani hidup sebagai seorang manusia utuh, manusia yang sempurna dengan segala kenikmatan yang diberikan-Nya. Shalawat serta salam bagi Rosulullah Muhammad SAW yang telah merubah peradaban dunia, menjadi kehidupan yang berdab, kebebasan tanpa batas telah mampu Ia rubah menjadi kebebasan yang beradab pula.
Dunia industri merupakan dunia yang sangat berpotensi sekali untuk bisa mendongkrak perekonomian negara, berkaitan dengan industri pastinya tidak terlepas pula dari SDM yang berpotensi dan mempunyai skill dan kepribadian yang excelent. Berkata tentang SDM yang akan diserap oleh industri pastinya kita langsung tertuju pada Sekolah Kejuruan (SMK), penyiapan tenaga kerja industri yang baik pastinya perlu pemahaman yang baik pula tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Pemahaman K3 haruslah dimulai sejak dari bangku SMK, karena dengan pembudayaan K3 di SMK diharapkan nantinya tenaga kerja yang terserap di Industri sudah faham tentang urgensi K3 di dunia kerja, sehingga kecelakaan akibat kerja di dunia industri maupun pendidikan bisa di minimalisir dan amat sangat diharapkan bisa menjadi 0 %.
Penyelenggaraan seminar Nasional dengan tema “penyiapan tenaga kerja industri yang berkarakter dengan pembudayaan keselamatan dan kesehatan kerja” merupakan refleksi kami anak Mesin tentang pelanggaran-pelanggaran K3 baik di industri maupun di dunia pendidikan. Dengan banyaknya kasus pelanggaran K3 oleh siswa, mahasiswa dan para pekerja industri itu merupakan contoh nyata tentang kurang fahamnya arti dan makna dari K3 itu sendiri.
Harapan kami dari pihak penyelenggara seminar Nasional “penyiapan tenaga kerja industri yang berkarakter dengan pembudayaan keselamatan dan kesehatan kerja” ini, diharapkan peserta bisa memahami dan dapat mengimplementasikan ilmu K3 baik di pendidikan SMK ataupun di Industri.
Demikian kata sambutan ini saya sampaikan, sekadar memberikan refleksi pada kita semua bagaimana pentingnya membudayakan ilmu K3 baik di dunia prndidikan maupun di industri.
Sambutan Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah, Tuhan yang Mahakuasa atas berkah dan rahmatNya kita dapat mengikuti Seminar Nasional “Penyiapan Tenaga Kerja Produktif yang Berkarakter melalui Pembudayaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja”, yang diselenggarakan oleh Hima Mesin FT UNY bekerja sama dengan Asosiasi Profesi Guru Kesehatan dan Keselamatan Kerja (APGK3), dalam angka Dies Natalis ke 46 Universitas Negeri Yogyakarta.
Selanjutnya Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY menyambut gembira atas prakarsa dan terselenggaranya kegiatan ini. Hal ini merupakan wujud perhatian dan komitmen terhadap peningkatan mutu produktifitas tenaga kerja di industri. Rendahnya produktifitas tenaga kerja seringkali terjadi bukan karena kurangnya kompetensi keterampilan dalam penggunaan alat dan sarana produksi, tetapi karena rendahnya kesadaran tenaga kerja terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Tenaga kerja yang terampil sering menjadi kurang produktif akibat terjadinya kecelakaan kerja karena teledor, lengah serta kurang memahami kaidah-kaidah penyelenggaraan kesehatan dan keselamatan kerja dengan baik. Oleh karena itu, penyelenggaraan seminar ini menjadi sangat strategis artinya, terlebih lagi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY selain mengemban tugas menyiapkan tenaga sarjana guru teknik mesin juga sekaligus ahli madya teknik mesin.
Pembudayaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) melalui kegiatan pendidikan baik di pendidikan menengah melalui SMK maupun pendidikan tinggi adalah sarana dan media yang sangat tepat untuk membangun tenaga kerja yang terampil sekaligus kompeten dalam bidang K3. Seminar ini diharapkan mampu memberikan kajian yang memadai dalam hal strategi, media dan metode penyelenggaraan K3 di pendidikan kejuruan. Untuk itulah kami mengucapkan banyak terima kasih atas sumbangsih pemikiran kepada para nara sumber, pemakalah dan peserta seminar nasional ini, untuk kemajuan pendidikan K3 dan kemajuan bangsa Indonesia pada umumnya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara, Hima Mesin, APGK3, para nara sumber dan segenap pendukung kegiatan yang telah bekerja keras menyelenggarakan kegiatan ini. Kami juga turut memohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan.
Yogyakarta, 29 Mei 2010
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakutas Teknik UNY
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v
Sambutan Ketua APGK3
Kepada yth Bapak Pembina APGK3 yaitu Direktur DPSMK Ditjen Dikdasmen
Depdiknas, dan Ketua Program PPS Ilmu Kesehatan Kerja FK UGM, kepada yth Rektor
UNY, Dekan FT UNY dan segenap jajarannya . Kepada yth para partisipan seminar nasional
baik para mahasiswa S2 dan S1 FK UGM dan UNY, Para Guru SMK dan para praktisi di
Industri. Kepada seluruh Panitia pelaksana yang terhormat pula.
Terimakasih atas segala dukungannya, dan kebersamaanya dalam berusaha sedikit
menyumbangkan diri untuk pembangunan pendidikan teknologi kejuruan di
Indonesia.Seperti kita ketahui, usaha keras pembinaan SMK oleh DPSMK telah berhasil
menciptakan citra SMK menjadi lebih produktif dan berkualitas. Banyak SMK yang sudah
mampu menghasilkan karya nasional yang layak tanding, unggul, dan layak jual, apalagi
dilengkapi dengan bangkitnya rasa nasionalisme perekonomian dengan lebih menghargai
produk dalam negeri. Output SMK tidak hanya produk yang berkualitas tetap lulusan yang
professional, produktif dan berkompetensi relevan, sehingga mampu untuk betrsaing dan
unggul. Konsekuansinya, SMK dan sekolah teknologi kejuruan lainnya didorong untuk
menciptakan pabrik kecil yang berkualitas di lingkungannya. Berbagai aspek manajerial,
proses produksi, dan sumber daya manusia mulai melangkah untuk mengimbangi hal
tersebut, termasuk penerapan kesehatan dan keselamatan kerja secara total. Total dalam hal
ini meliputi manajemen K3 yang menjadi bagian MPBS, kurikulum, silabi, alat evaluasi,
metode dan media pendidikan K3. Termasuk Guru-gurunya pun memiliki kompetensi yang
terstandar di bidang K3. Total dalam hal ini hanya bisa diraih dengan pendekatan
pembudayaan K3 melalui pendidikan latihan di SMK, mengingat bahwa manusia yang
produktif hanya dimiliki oleh mereka yang sehat dan selamat dalam bekerja. Dalam hal inilah
kami APGK3 srbagai lembaga non profit, hadir untuk mendarmabaktikan seluruh
pengaaman, pengetahuan, dan waktunya untuk membantu dan melayani pendidikan teknologi
kejuruan khususnya dalam pembudayaan K3. Akhirul kata, SMK pasti akan BISA apa saja,
jika dan hanya jika seluruh pengurus, guru, dan siswanya selalu sehat serta selamat.
Terimaksih atas segalanya, Wassalam Wr.Wb.
a.n. Pengurus APGK3 Indonesia
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
vii
Profil APGK3
Latar Belakang
Bahwa untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945 seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah
merupakan kewajiban dan tanggung jawab setiap warga Negara Republik Indonesia.
Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh bangsa dan segenap masyarakat Indonesia
diberbagai sektor, perlu terus ditingkatkan pelaksanaannya, pemeliharaan dan perawatannya
agar dapat memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pemanfaatan atau
pemakaiannya. Untuk hal tersebut perlu dikembangkan suatu masyarakat dan lingkungan
kerja yang aman dan sejahtera melalui usaha kesehatan dan keselamatan kerja. Setiap guru
dimanapun merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang mengemban tugas untuk
melaksanakan, mendukung dan mensukseskan Pembangunan Nasional melalui peningkatan
kualitas, kemampuan , keahlian dan profesionalisme masing-masing bidang. Setiap guru
Kesehatan dan Keselamatan Kerja wajib dan harus selalu mengupayaka peningkatan
perlindungan atas kesehatan dan Keselamatan Kerja pada segala sector. Dalam usaha
mendidik dan membudidayakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diperlukan adanya
tenaga profesiona dibidangnya yang bersatu padu dalam suatu wadah sebagai sarana untuk
meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme. Atas dasar pemikiran tersebut diatas
dan didorong oleh rasa tanggung- jawab sebagai warga Negara Republik Indonesia yang
berprofesi sebagai pendidik (guru) di bidang kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), serta
dengan dijiwai rasa kekluargaan, maka atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dengan ini
para PENDIDIK (Guru) K3 dan PEDULI K3 membentuk
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN Tujuan
1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan K-3, meliputi antara
lain : Pelatiahn, Seminar, Workshop, Penelitian
2. Membina dan mengembangkan peran, kemampuan , keahlian, kegiatan dan
kepentingananggota, sebagai bagian pelaku penggerak K-3.
3. Membekali siswa tentang K-3 sedini mungkin.
4. Menerbitkan majalah artikel, jurnal, buku materi K-3 secara nasional.
5. Menghimpun guru-guru yang sadar arti pentingnya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja dibengkel atau dilaboratorium atau tempat ia bekerja dan kemudian memberi
contoh dan sekaligus mengajak teman kerja untuk melaksanakan K3 tersebut.
Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah semua komponen sekolah atau perguruan tinggi yang
terlibat dalam pelaksanaan Kesehatan dan Kesehatan Kerja yang terdiri dari ; dosen, guru,
karyawan dan peserta didik.
PENDIRI ASOSIASI PROFESI GURU KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
NASIONAL
(APGK-3 NASIONAL)
1. Drs. Ketut Ima Ismara., MPd, M.Kes
2. Drs. Putut Hargiyarto, M.Pd
3. Drs. Moch Solikin., M.Kes
4. Dra. Badraningsih Lastariwati., M.Kes
5. Dra. Enny Zuhni Khayati., M.Kes
6. Nur Hening Yuniarti., S.Pd., MT
7. Didik Haryanto., MT
8. Deni Budi Hartanto., M.Kom
9. Drs. Riswan Dwi Jatmiko., M.Pd
10.Waskito., S.Pd
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ix 12.Sapto Budoyo,S.Pd
13.Sudaryono., S.Pd
14.Widodo
15.Henny Rahma Dwiyanti., S.Pd
16.Drs. Mariyadi
17.Nugroho Budi Utomo., MM
18.Syahrina Rahmadhina., S.PdT
19.Budi Lestari., S.PdT
Dewan pengurus Asosiasi Profesi Guru Kesehatan dan Keselamatan Kerja Nasional
(APGK-3 Nasional)
1. Ketua
Drs. Ketut Ima Ismara., MPd, M.Kes
Wakil Ketua
Sapto Budoyo,S.Pd
2. Sekretaris :
Nur Hening Yuniarti., S.Pd., MT
Wakil seketris :
Wagiman Ibnu Arifin., S.Pd., MT
3. Bendahara :
Henny Rahma Dwiyanti., S.Pd
Wakil Bendahara :
Nugroho Budi Utomo., MM
Divisi-Divisi
Divisi Diklat :
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
Divisi Jurnal :
1. Drs. Moch Solikin., M.Kes
Divisi Audit dan Sertifikasi
1. Drs. Riswan Dwi Jatmiko., M.Pd
2. Dra. Badraningsih Lastariwati., M.Kes
Divisi Organisasi
1. Dra. Enny Zuhni Khayati., M.Kes
2. Budi Lestari., S.PdT
Alamat Seketariat
Gambiran UH 5/152-A, RT034, RW 009, Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta, DIY
Pendaftaran Anggota:
1. Menyerahkan Pas photo ukuran 3 x 4 dan 2x3 masing-masing 1 lembar
2. Mengisi formulir pendaftaran
3. Menyerahkan foto copy KTP sebanyak 1 lembar
4. Menyerahkan foto copy SK terakhir atau surat tugas tempat bekerja yang telah
dilegalisir sebanyak satu lembar
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
ISSN 2086-8987
DAFTAR ISI
Susunan Panitia i
Kata Pengantar ii
Sambutan Ketua Hima iii
Sambutan Ketua Jurusan iv
Sambutan Dekan v
Sambutan Ketua APGK3 vi
Profil APGK3 vii
Daftar Isi xii
A. MAKALAH UTAMA
Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) di Sekolah Menengah Ketrampilan 1
(SMK)
Krt.Adi Heru Husodo
B.MAKALAH PENYERTA
Paper Kajian Teori Budaya K3 Dan Performansi K3 (Sebagai Bahan Adaptasi Dalam
Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan)
Ima Ismara (APGK3 Indonesia)
5
Analisis Kondisi Dan Pengendalian Bahaya Di Bengkel/Laboratorium SMK Menuju
Sekolah Sehat Berwawasan Lingkungan Global
Putut Hargiyarto
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
xiii
Tinjauan Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Melalui Kegiatan Siswa Di
Sekolah Menengah Kejuruan.
Rini Mutahar, Novrikasari
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
18
Pemanfaatan Data Kecelakaan, Insiden Dan Ketidaksesuaian Untuk Pelaksanaan
Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Sekolah Menengah Kejuruan
Novrikasari, Rini Mutahar
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
22
Kajian Awal Metode Antarmuka Untuk Analisis Termal Minyak Kelapa
Crys Fajar Partana
FMIPA UNY
27
Profil Sistim Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Perusahaan
Penyandang Sertifikat Bendera Emas
Riswan Dwi Djatmiko
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY
32
Penyiapan Tenaga Kerja Di Era Globalisasi
Budihardjo A.H.
Dosen Jurusan Teknik Mesin FT UNESA
37
Peningkatan Sarana K3 Dengan Mengoptimalkan Perana Bengkel Teknik Audio Video
Di SMK 3 Yogyakarta
Syahrina Ramadhina
41
Tinjauan Konseptual Tentang Pemahaman Kesehatan Keselamatan Kerja Untuk Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
Anita Maharani
Budaya K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja) Di Sekolah Menengah Kejuruan
Aprilia Yustina, S. Pd. T
SMK1 Pundong
52
Otomatisasi Peralatan Laboratorium Kimia Sebagai Langkah Keselamatan Kerja
Pengguna Dan Efisiensi Anggaran
Crys Fajar Partana
57
Membangun Alumni SMK Yang Sadar K3
Samsul Arifin
Hes Engineer, Chevron Indonesia Company
61
Implementasi Pembelajaran Tutor Sebaya (Peer Learning) Dalam Menunjang
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Teknik Sepeda Motor.
Drs. Nana Sumarna, M. T.
SMK N 8 Bandung
62
Penerapan K3 Kelistrikan Di Jurusan Teknik Elektro UNY Misthorudin Sya’bani
Dodik Anggoro
67
Budaya K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja) Di SMK
Widodo Teguh Saputro, S.Pd
SMK Negeri 2 Pengasih Kulon Progo
70
Mewaspadai Debu Sebagai Bahan Pencemar Yang Membahayakan Kesehatan Kerja
Dan Usaha Pengendalian Potensi Hazard Di Laboratorium
Enny Zuhni Khayati, M.Kes.
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
xv
Standar-Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Yang Harus Dipenuhi Dalam
Perusahaan
Ivan Sofyan, Pendidikan Teknik Mesin FT UNY
80
Indikator Penilaian Kinerja Guru SMK
Mochamad Cholik
FT Universitas Negeri Surabaya
85
Pengembangan Program Diklat SMK Dalam Rangka Penyiapan Tenaga Kerja Siap
Pakai Dalam Menuju AFTA
Soeryanto
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Surabaya
93
Penataan Ruang Bengkel Bangunan Untuk Pembelajaran Yang Memenuhi Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja
Sumarjo H
99
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Laboratorium/Bengkel Pada Pendidikan Kejuruan
Nurhening Yuniarti
Staf Pengajar di Jurusan Pend. Teknik Elektro FT UNY
103
K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ) Untuk Mendukung TEFA (Teaching Factory)
Sri Wisdiati, M.Pd.
Staf Pengajar PKK FT UNY
110
Menanamkan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Sebagai Budaya Kerja Di Sekolah
Menengah Kejuruan
Oleh: Drs.Mariyadi
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
Redisain Alat Penekan Pegas Katup Untuk Meningkatkan Kenyamanan Dan Produktivitas Kerja
Moch.Solikin, M.Kes
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
1
KAJIAN AWAL METODE ANTARMUKA UNTUK ANALISIS TERMAL MINYAK KELAPA
Crys Fajar Partana FMIPA UNY
crsfajar@gmail.com
Abstrak
Pada umumnya analisis kemurnian suatu campuran menggunakan kromatografi. Namun, analisis dengan menggunakan kromatografi membutuhkan biaya yang relatif mahal. Di samping itu zat atau campuran yang telah melalui proses itu akan mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi. Dengan demikian ditinjau dari segi ekonomis, analisis ini banyak menghabiskan biaya dan zat. Penggunaan metode
antarmuka, yaitu menggunakan bantuan antarmuka(interface) yang dihubungkan dengan komputer dan dibantu
oleh sensor (tranduser) dan peralatan elektronik yang lain, merupakan suatu alternatif analisis kemurnian . Penggunaan antarmuka untuk menganalisis campuran zat dapat mempunyai beberapa kelebihan antara lain: menghemat biaya yang cukup besar jika dibandingkan dengan analisis menggunakan kromatografi, keselamatan kerja lebih terjamin, zat atau campuran yang dianalisis tidak akan mengalami kerusakan dan beberapa kelebihan yang lain. Pada uji coba pada minyak kelapa yang ada dipasaran diperoleh pola-pola termogram spesifik yang menunjukan adanya komponen tambahan bahan pangan.
Kata kunci: antar muka, sensor, komputer, minyak kelapa
Pendahuluan
Analisis termal dapat digunakan untuk menentukan kemurnian dan ketidakmurnian suatu senyawa. Jika suatu cairan yang mengandung hanya satu komponen didinginkan, aluran suhu terhadap
waktu mempunyai lereng yang hampir
konstan(membentuk garis liniear). Pasa suhu
mengkristalnya padatan keluar dari cairan, kurva pendinginan akan menjadi datar asalkan pendinginan itu berjalan sangat lambat. Patahan pada lengkugan pendinginkan tersebut diakibatkan terlepasnya kalor ketika cairan memadat.
Senyawa murni cair atau padatan murni jika dilakukan pendinginan atau pemanasan sampai titik beku atau titik leburnya, maka cairan yang mulai membeku atau padatan yang mulai melebur, pada aliran garis kurva-kurvanya terjadi suatu keadaan diskontinu(Pecsok :1968:41-52). Untuk keadaan murni maka terjadi aluran garis mendatar dan lurus sampai terjadi padatan atau cairan sempurna.
Titik lebur dipengaruhi adanya senyawa lain dan karena itu titik lebur sangat penting untuk
mengetahui kemurnian suatu senyawa. Jika
didinginkan akan terjadi padatan pada suatu suhu yang disebut dengan titik beku. Oleh karena itu jika senyawa dalam keadaan tidak murni (campuran), maka aluran garis kurva tidak lagi mendatar, tetapi terjadi suatu bentuk rentang (range) titik beku atau titik lebur. Karena proses peleburan memerlukan kalor dan tidak ada kalor yang diberikan pada sistem
itu, maka suhu akan turun. Oleh karena itu terjadi penurunan titik beku(Sudjadi:1999:33)
Minyak kelapa merupakan suatu campuran yang terdiri atas berbagai komponen. Minyak kelapa tersusun sebagaian dari asam-asam lemak tidak jenuh. Komposisi asam-asam lemak penyusun
minyak kelapa adalah sebagai
berikut(Setyowati:1990:4)
Minyak kelapa yang beredar di pasaran bebas sering ditambah bahan tambahan pangan (foot additive) untuk kepentingan perdagangan. penambahan bahan aditif dalam minyak bertujuan antara lain untuk memperbaiki warna, stabilitas, kekentalan,titik cair, titik beku, titik asap, keawetan, dan sebagainya. Lemak atau minyakbaik hewani maupun nabati merupakan suatu campuran dari gliserida dan komponen yang lain.
Pembahasan
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2 bagian data. Bagian adres berisi alamat ke arah mana data akan dikirim atau diambil, sedangkan bagian
data berisi data. Data dapat terdiri atas banyak bit, misalnya delapan, sepuluh, atau duabelasbit.
Dalam penggunaannya sistem antarmuka dijepitkan ke dalam slot komputer, sehingga sistem itu dapat mengadakan hubungan digital dengan komputer melalui panggilan terhadap port yang telah diadres. Dengan adres ini maka data dari antarmuka akan dibaca oleh komputer dan direkam dalam memori untuk mendapatkan pengolahan lebih lanjut.
Pada uji coba metode antarmuka untuk menganalisis minyak kelapa disusunlah seperangkat alat dengan skema yang ditunjukkan oleh Diagram 1.
Rangkaian alat uji coba tersebut terdiri atas tempat atau media pendingin yang di dalamnya ada tempat cuplikan minyak kelapa yang akan diuji, dilengkapi dengan sensor/tranduser suhu. Untuk menaikan sinyal, maka sensor suhu dihubungkan dengan amplifier kemudian dihubungakn dengan
antar muka (interface), selanjutnya dengan
dimasukkan dalam slot komputer data yang masuk disimpan dan siap diolah lebih lanjut. Proses uji coba dimulai dengan cara menaruh cuplikan minyak yang diuji dalam tempatnya. Suhu awal yang merupakan suhu kamar dicatat, selanjutnya media pendingin diisi dengan es batu yang dicampur dengan garam. Minyak kelapa yang berada dalam wadah akan mengalami proses pendinginan secara perlahan-lahan sampai terjadi padatan sempurna. Semua perubahan suhu dan waktu akan terlihat dalam monitor dan terekam oleh komputer. Setelah minyak kelapa sempurna menjadi fasa padat, wadah diangkat dari media pendingin dan dibiarkan berada di ruang sesuai dengan suhu kamar. Pada proses ini minyak kelapa akan mengalami proses pencairan secara perlahar-lahan sampai fasa cair tercapai dengan sempurna.
Semua perubahan baik pendinginan maupun
pemanasan terekan dalam komputer dan terlihat
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
3
Tabel Kandungan asam lemak dalam minyak Kelapa
Jenis asam Rumus molekul %
Diagram 1. Skema rangkaian peralatan untuk analisis termal minyak kelapa Keterangan:
1. Media pendingin 4. Amplifer 7. Printer 2. Tempat cuplikan 5. Antarmuka (interface)
3. Sensor suhu 6. Komputer
Analisis Termogram Minyak Kelapa Minyak Kelapa Krengseng
Minyak kelapa krengseng merupakan
minyak kelapa yang diperoleh dengan proses pemanasan santan kelapa sampai terbentuk minyak kelapa. Minyak kelapa krengseng merupakan minyak kelapa yang masih murni tanpa adanya bahan tambahan pangan (zat aditif). Minyak kelapa krengseng ini dijadikan sebagai minyak pembanding dari minyak kelapa yang beredar di pasaran.
Pada proses pendinginan dan pemanasan minyak kelapa krengseng didapatkan suatu kisaran suhu pembekuan antara 23,5oC sampai dengan 25oC pada termogram sebagaimana terlihat dalam gambar 1. Oleh karena itu rentang suhu antara 23,5oC sampai
dengan 25oC diasumsikan sebagai rentang suhu
pembekuan minyak kelapa.
Uji coba proses pendinginan dan pemanasan yang lain, menggunakan berbagai merk minyak kelapa yang beredar di pasaran. Pada uji coba ini menggunakan metode antarmuka dari minyak kelapa A, B, C, dan D, diperoleh berbagai bentuk kurva termogram sebagaimana terlihat dalam gambar 2 sampai 5 di bawah ini.
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN patahan kurva, yang berarti adanya komponen
minyak A yang mengalami pembekuan.
Sampai suhu ini mulailah terjadi dua fasa, yaitu fasa padat dan fasa cair. Patahan kurva yang kedua terjadi pada suhu 10,5oC, yang berarti adanya komponen lain dari minyak A yang membeku lagi. Pada kisaran suhu antara 9oC sampai 7,5oC terjadi rentang suhu pendinginan. Hal ini menunjukkan bahwa komponen minyak yang membeku merupakan suatu campuran atau banyak komponen. Pada suhu 7,5oC keadaan minyak telah mebeku semua. Ini berarti hanya ada satu fasa dalam sistem yaitu fasa padat. Bila pendinginan diteruskan akan terjadi padatan dengan suhu yang sama dengan suhu pendingin.
Minyak kelapa A
Pada proses pemanasan untuk melihat titik-titik lebur dari minyak kelapa A, kurva termogram minyak kelapa A memperlihatkan ada patahan kecil pada suhu 10,5oC. Patahaan yang ke dua dan ke tiga terjadi pada suhu 14oC dan 16,5oC. Hal ini menunjukkan adanya komponen-komponen minyak kelapa A yang masing-masing melebur pada suhu 10,5oC, 14oC, dan 16,5oC. Pada kisaran suhu antara 23oC sampai dengan 24,5oC terjadi pula rentang suhu peleburan.
Bila dibandingkan dengan termogram
minyak kelapa ktrengseng, yang mempunyai rentang suhu peleburan antara 23,5oC sampai dengan 25oC, maka dapat diprediksikan bahwa pada kisaran suhu antara 23oC sampai 24,5oC terjadi peleburan dari komponen minyak kelapa pada minyak kelapa A.
Sedangkan suhu 10,5oC, 14oC, dan 16,5oC
merupakan suhu peleburan komponen tambahan atau capuran dari inyak kelapa A. Alasan yang mungkin terjadi adalah di dalam minyak kelapa A, terdapat
bahan tambahan pangan (zat aditif) untuk
kepentingan perdagangan. Setelah suhu 24,5oC kurva tidak lagi mengalami patahan, minyak telah mencair dengan sempurna.
Minyak kelapa B
Pola Proses pendinginan dimulai pada suhu kamar 27,5oC. Dari kurva pendinginan minyak kelapa B (gambar 3) terjadi patahan-patahan kurva berturut-turut pada suhu 25oC, 15oC, dan 8oC, sedangkan puncak pendinginan terjadi pada suhu 4oC Dari suhu-suhu pembekuan tersebut kemungkinan yang terjadi adalah sebagai berikut. Pada suhu 25oC merupakan
suhu pembekuan minyak kelapa B, sedangkan pada
suhu 15oCdan 16oC merupakan suhu pembekuan dari
komponen-komponen tambahan minyak kelapa B. pada suhu 4oC terjadi pembekuan dari komponen tambahan minyak kelapa B yang mempunyai titikbeku maupun titik lebur paling rendah.
Proses pemanasan dimulai dari suhu 4oC. Dari kurva itu nampak adanya patahan-patahan kurva yang terjadi pada kisaran suhu 8oC sampai 8,5oC, 13,5oC sampai dengan 14oC, 21oC sampai 22oC, dan 24,5oC sampai 25oC. Dari kurva pemanasan nampak kisaran-kisaran suhu peleburan komponen-komponen yang ada dalam minyak kelapa B, yang menunjukkan
bahwa komponen-komponen yang melebur
merupakan campuran atau lebih dari satu komponen. Ini ditunjukkan oleh patahan-patahan yang terjadi tidak merupakan dataran. Patahan-pathan yang terjadi pada kisaran suhu antara 24,5oC sampai 25oC
kemungkinan adalah kisaran suhu peleburan
komponen minyak kelapa murni yang ada dalam
minyak kelapa B. sedangkan kisaran suhu 8oC sampai
dengan 8,5oC, 13,5oC sampai 15oC dan 21oC sampai 22oC merupakan kisaran suhu peleburan komponen campuran dari minyak kelapa B.
Minyak kelapa C
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
5
Simpulan
Telah dilakukan uji coba awal untuk mengetahui apakah metode antar muka (interface) dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data yang dapat dimanfaatkan untuk analisis minyak kelapa yang beredar di pasaran bebas. Berdasarkan uji coba awal yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Pola termogram yang ditunjukkan oleh beberapa
minyak kelapa yang beredar dipasaran bebas bervariasi dan spesifik untuk masing-masing minyak kelapa, dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa metode antarmuka (interface) dapat digunakan untuk menganalisis kemurnian minyak kelapa yang beredar di pasaran bebas.
2. Metode antar muka (interface) sangat
ASOSIASI PROFESI GURU K3 (APGK3) DAN HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK
Daftar Pustaka
Wendlandt,W.W. 1986, Thermal Analysis, ed 2/ John Wiley and Sons, New York.
Sudjadi, 1988, Metode Pemisahan, fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Setyowati Ani, 1990, Pemanfaatan Asam Cuka dalam Industri Minyak Kelapa, Laporan Penelitian, Univesitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
Tranggono, 1980, Pengantar Tambahan Pangan (Food Aditive) PAUPangan dan Gizi UGM, Yogyakarta
Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit UI Jakarta