• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis profesi dan tingkat pendapatan studi kasus pada masyarakat perumahan Villa Bintaro Indah, kelurahan Jom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis profesi dan tingkat pendapatan studi kasus pada masyarakat perumahan Villa Bintaro Indah, kelurahan Jom"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERSEPSI MASYARAKAT PERKOTAAN TERHADAP PROFESI

GURU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS

PROFESI DAN TINGKAT PENDAPATAN

Studi Kasus Pada Masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

Pandhu Rizkiarto Mudjono

041334055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Segala kebahagiaan yang menyelimuti dalam penulisan skripsi ini saya persembahkan untuk:

Yesus sebagai Juru Selamatku yang selalu menjadi sandaran hidup saya

Bunda Maria yang selalu menjadi perantara segala permohonan saya kepada Bapa.

Bapak dan Ibu tercinta yang telah membesarkan dan memberi dukungan baik moril mapun spiritual selama ini.

Kakak-kakakku dan adikku yang tak pernah letih memberikan motivasi hidup.

Kekasihku yang tak pernah henti-hentinya selalu memberi doa.

Sanak saudaraku yang terkasih.

(5)

v MOTTO

” Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut

untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut

adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun. ”

-

ir. Soekarno-

” Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenkan orang-orang tidak

menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka

menyerah. ”

- Thomas Alva Edison-

” Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi

berusahalah menjadi manusia yang berguna. ”

-Albert Enstein-

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

PERSEPSI MASYARAKAT PERKOTAAN TERHADAP PROFESI

GURU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS

PROFESI DAN TINGKAT PENDAPATAN

Studi Kasus Pada Masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten

Pandhu Rizkiarto Mudjono Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi; (3) perbedaan masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan.

Populasi dalam penelitian ini adalah warga Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat yang berjumlah 1.117 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Sampel penelitian ini sebanyak 117 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2009. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling. Teknik analisa data menggunakan Anova.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan (Fhitung =

0,915 < Ftabel = 1,55); (2) Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan

terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi (Fhitung = 1,271 < Ftabel = 1,55); (3)

(9)

ix

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF URBAN SOCIETY TOWARDS

TEACHER’S PROFESSION PERCEIVED FROM

EDUCATIONAL LEVEL, PROFESSION TYPE AND INCOME

A Case Study at Housing Society of Villa Bintaro Indah, Jombang Sub District,

Ciputat District, A South Tangerang Municipality, Banten Province

Pandhu Rizkiarto Mudjono Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The purposes of this research are to know the different perception of urban society towards teacher’s profession perceived from: (1) educational level; (2) profession type; (3) income.

The populations of the research were 1.117 citizens Villa Bintaro Indah Housing, Jombang Sub District, Ciputat District. The methods of data collection were documentation and questionnaire. The samples of the research were117 citizens. This research done in July 2009. The technique of taking samples was accidental sampling. The technique of data analysis was Anova.

The results of this research show that there isn’t any different perception of urban society towards teacher’s profession perceived from: (1) educational level (Fcount = 0,915 < Ftable = 1,55); (2) profession type (Fcount = 1,271 < Ftable = 1,55); (3)

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, berkat, karunia dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PERSEPSI MASYARAKAT PERKOTAAN TERHADAP PROFESI GURU

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS PROFESI DAN

TINGKAT PENDAPATAN”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

akademis dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, semangat, motivasi, dan doa dari banyak pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(11)

xi

3. Bapak Laurentius. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu memberikan motivasi bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku dosen pembimbing, yang selalu sabar dan penuh perhatian dalam membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. Selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan sangat baik.

6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. Selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menjadi penguji, dan terima kasih atas masukan yang sangat berguna sehingga skripsi penulis dapat dikerjakan dengan baik.

7. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

(12)

xii

9. Semua karyawan di Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan dan dalam proses penyelesaian skripsi.

10. Bapak H.M. Mansyur (Lurah Jombang), bapak H. Prayitno (Ketua RW 11) dan para security Perumahan Villa Bintaro Indah, khususnya pak Edi yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

11. Seluruh warga Perumahan Villa Bintaro Indah yang telah membantu penulis dalam pelaksanan penelitian.

12. Kedua orang tua tercintaku bapak Robertus Mudjono dan Ibu Maria Christina Tina Sri S. yang takkan pernah berhenti memberikan doa, kasih, dukungan moril dan spiritual sehingga penulis bisa seperti sekarang ini.

13. Kakak-kakakku (Mas Iwan, Mas Indra dan Mas Angga), Adikku (Dimas dan Icha), Mbakku (Mba Agnes) serta Keponakanku (dede n’Ces) , buat aku kalian adalah orang yang banyak memberikan inspirasi dan motivasi.

14. Adik Reny dan keluarga yang selalu menjadi tumpuan hidupku di saat senang maupun gundah (benar kan dek kalau mas Ndu bisa membuktikan pada semuanya ,, hahahaaa ..)

(13)

xiii

16. Keluarga besar bapak Sutikno selaku Ketua Lingkungan Santo Thomas Rasul.

17. Sahabatku-sahabatku Eko (Matur Thank u Bozzz atas bantuannya selama ini), Koco, Dony, Wiwid dan Dion (semangat teruzz dan jangan pernah menyerah broo ..)

18. Untuk teman-temanku Rudi, Wibi, Ida, Melisa, Laraz, Heru, Danar dono, Prima, Moko, Kampang, Mami, Agung, Dono, Tepe, Ember, Susie, Fitri, Lasmex, Galuh, Detha, Netha, Chandra, Marsya, Lilis, Leni, Lely, Lusie, Febran, Yansen, Lilik, Yoga, Tantie, Uuth, Arum, Wina, Haris, Wati, Yansen, Lutvi, Wawan, Bram dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan, terima kasih atas dukungan dan semangatnya.

19. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

(14)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

(15)

xv

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 8

1. Pengertian Persepsi ... 8

2. Masyarakat Perkotaan ... 10

3. Profesi Guru ... 12

4. Tingkat Pendidikan ... 15

5. Jenis Profesi ... 17

6. Tingkat Pendapatan ... 21

B. Kerangka Berpikir... 22

C. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 28

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 28

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

(16)

xvi

1. Pengujian Validitas ... 34

2. Pengujian Reliabilitas ... 37

H. Teknik analisis data... 39

1. Pengujian Normalitas dan Homogenitas... 39

2. Pengujian Hipotesis ... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis... 49

B. Kependudukan... 49

C. Sarana dan Prasarana Penduduk... 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 60

B. Pengujian Hipotesis... 67

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 72

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 76

B. Keterbatasan Penelitian... 77

(17)

xvii

Daftar Pustaka... 80

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah... . 29

Tabel 3.2 Sampel Masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah... 30

Tabel 3.3 Operasional Variabel ... ... 32

Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Validitas... ... 35

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 38

Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 40

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Jenis Profesi... ... 41

Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Tingkat Pendapatan... ... 43

Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian... 45

Tabel 5.1 Sebaran Responden Penelitian... 60

Tabel 5.2 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Di Setiap Rukun Tetangga... 61

(19)

xix

Tabel 5.4 Deskripsi Responden Menurut Jenis Profesi Di Setiap Rukun

Tetangga... 62 Tabel 5.5 Deskripsi Responden Menurut Jenis Profesi... ... 62 Tabel 5.6 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pedapatan Di Setiap Rukun

Tetangga... 62 Tabel 5.7 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendapatan... 63 Tabel 5.8 Deskripsi Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi

Guru... ... 63 Tabel 5.9 Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau Dari

Tingkat Pendidikan... ... 64 Tabel 5.10 Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Jenis

Profesi... ... 65 Tabel 5.11 Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau Dari

Tingkat Pendapatan... 66 Tabel 5.12 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap

Profesi Guru Ditinjau dari Tingkat Pendidikan... ... 67 Tabel 5.13 Mean Skor Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru

Berdasarkan Tingkat Pendidikan... ... 68 Tabel 5.14 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap

(20)

xx

Tabel 5.15 Mean Skor Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru

Berdasarkan Jenis Profesi... ... 70 Tabel 5.16 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap

Profesi Guru Ditinjau dari Tingkat Pendapatan ... 71 Tabel 5.17 Mean Skor Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner... ... 82

Lampiran II Data Prapenelitian... 93

Lampiran III Hasil Uji Validitas dan Reabilitas... ... 96

Lampiran IV Data Induk Penelitian... ... 100

Lampiran V Deskripsi Data... ... 108

Lampiran VI Normalitas dan Homogenitas... ... 114

Lampiran VII Pengujian Hipotesis... ... 117

Lampiran VIII Daftar R Tabel dan F Tabel... ... 120

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peran

penting dalam dunia pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah

dunia pendidikan, figur seorang guru selalu terlibat dalam agenda

pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di

sekolah. Pendidik atau seorang guru merupakan sosok tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi para pendidik

pada perguruan tinggi. Hal tersebut tidak dapat disangkal karena lembaga

pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru.

(23)

dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu guru secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Peran guru pada umumnya tidak hanya dibutuhkan di dalam kelas oleh siswa namun dibutuhkan juga oleh masyarakat luas untuk menyelesaikan berbagai tantangan permasalahan yang terjadi. Guru juga dituntut untuk memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan

keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah

mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam meraih

mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam

melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk

mencapai keberhasilan pendidikan.

Namun di mata masyarakat perjuangan seorang guru ternyata tidak

memberikan jaminan yang pasti bahwa seorang guru akan mendapatkan suatu

penghasilan atau kesejahteraan yang sesuai dengan dedikasinya sebagai

seorang guru. Masalah ekonomi inilah yang dapat mempengaruhi kinerja

seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Bila penghasilan seorang guru

telah dapat mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya, maka di sini kinerja

seorang guru dapat lebih dimaksimalkan, dikarenakan para guru dapat lebih

fokus mendidik siswanya tanpa adanya tekanan ekonomi. Maka dari itu

masalah kesejahteraan para guru secara langsung dapat memberikan dampak

sosial-psikologis.

Tuntutan akan profesionalisme guru harus disertai dengan pemenuhan

(24)

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 14 ayat (1) huruf a

mengamanatkan bahwa dalam menjalan tugas keprofesionalan, guru berhak

memperoleh penghasilan di atas kebutuhan minimum dan jaminan

kesejahteraan sosial. Dan menurut Pasal 15 ayat (1) dari Undang-Undang ini

mengamanatkan bahwa penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum

meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain

berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus dan

maslahat (memperoleh kesejahteraan) tambahan yang terkait dengan tugasnya

sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

Uji sertifikasi pendidik merupakan suatu kontrol kualitas calon pendidik, sehingga setiap orang yang memiliki sertifikat pendidik telah dinilai dan diyakini mampu melaksanakan tugas mendidik, mengajar dan melatih peserta didik. Sertifikasi ini akan menimbulkan dampak yang positif terhadap profesi guru di Indonesia. Selain untuk meningkatkan kualitas seorang guru, sertifikasi ini juga menunjukkan pengakuan dari pemerintah terhadap profesi seorang guru. Sertifikasi mengajar ini sangat penting dimiliki oleh para pendidik, karena berdasarkan sertifikasi ini guru dan dosen bisa mendapatkan berbagai fasilitas terutama yang berhubungan dengan tunjangan yang akan diperoleh.

(25)

secara tidak langsung telah menurunkan citra guru dalam pandangan masyarakat. Walaupun banyak pemberitaan negatif yang menyangkut figur seorang guru, masyarakat tidak boleh melupakan jasa-jasa yang telah diberikan oleh para pendidik atau guru, yang memang telah mendedikasikan hidupnya untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Karena gambaran positif yang diberikan masyarakat kepada guru secara langsung akan memotivasi guru untuk lebih mendedikasikan dirinya untuk meningkatkan profesionalitas mereka dan semakin memajukan dunia pendidikan.

Kondisi nyata yang terjadi di lapangan memperlihatkan bahwa penghargaan terhadap jabatan profesi guru belum sejajar dengan profesi lain seperti notaris, dokter, pengacara, dan lain-lain. Untuk itu banyak guru yang kurang bangga dengan predikat mereka, sebab penghargaan terhadap profesi ini secara ekonomi tergolong kecil sehingga banyak yang tidak mau menjadi guru. Jika pemikiran dan opini ini berkembang dalam masyarakat, maka yang mau menjadi guru adalah orang yang tidak terlalu cerdas karena orang-orang yang cerdas lebih memilih profesi lain yang menurut opini masyarakat cukup menjanjikan. Padahal peran guru menentukan perjalanan bangsa kita. Guru tak bisa lagi dihibur dengan gelar “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” yang identik dengan keprihatinan. Keprihatinan ini juga berkaitan dengan minimnya gaji yang diterima oleh guru, yang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup minimum.

(26)

tingkat pendidikan, jenis profesi dan tingkat pendapatan. Maka melalui penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

”Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari

Tingkat Pendidikan, Jenis Profesi, dan Tingkat Pendapatan”, Studi kasus

pada masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang,

Kecamatan Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

B. Batasan Masalah

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru. Penelitian ini akan memfokuskan pada variabel tingkat pendidikan, jenis profesi, dan tingkat pendapatan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan?

2. Apakah ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi?

(27)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru dalam meningkatkan kesejahteraan, seperti yang tertuang di dalam UU RI no 14 Tahun 2005.

2. Bagi Guru

(28)

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat merubah image masyarakat terhadap profesi guru.

4. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan memberikan pengalaman yang bermanfaat terutama mengenai profesi guru, karena penulis sebagai mahasiswa calon guru.

5. Bagi Universitas

(29)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Persepsi

Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara objek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik objek-objek itu misalnya ukuran, warna dan bentuk (Winkel 1986:161).

Menurut Mahfudh Shalahuddin (1991:73) persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati. Menurut Bimo Walgito (1994:53) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Supaya individu dapat menyadari dan dapat mengadakan persepsi maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :

a. Adanya objek yang dipersepsikan

(30)

b. Alat indera atau reseptor

Merupakan alat untuk menerima stimulus, dan ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respons diperlukan syaraf motoris. c. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan

pula adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi, maka untuk mengadakan persepsi ada syarat yang bersifat fisik atau kealaman, fisiologis dan psikologis.

Menurut Irwanto (1988 :76) persepsi lebih bersifat psikologis daripada merupakan proses penginderaan, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :

a. Perhatian yang selektif

Individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu sehingga objek-objek atau gejala-gejala lain tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamat.

b. Ciri-ciri rangsang

(31)

c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu

Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dibandingkan orang yang bukan seniman. Anak pada golongan ekonomi rendah menganggap satu keping uang logam bernilai besar dibanding dengan anak orang kaya.

d. Pengalaman terdahulu

Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.

Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan proses memahami, menerima, mengkoordinasikan, menginterpretasikan rangsangan tehadap lingkungannya melalui berbagai macam panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti apa yang diinderakan.

2. Masyarakat Perkotaan

Menurut Soelaeman (1986:26) dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia secara perorangan melainkan oleh unsur-unsur lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.

(32)

bersangkutan. Oleh karena itu dalam hal ini kita kenal kota sebagai: ibukota, kota daerah tingkat I, kota daerah tingkat II, maupun kota kecamatan. Di samping itu kota juga merupakan pusat dari kegiatan-kegiatan kebudayaan, sosial, ekonomi, dan komunikasi.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan masyarakat kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Heterogenitas Sosial

Kota merupakan melting pot bagi aneka suku maupun ras, sehingga masing-masing kelompok berusaha di atas kelompok yang lain.

b. Hubungan Sekunder

Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama anggota (orang lain) serba terbatas pada bidang hidup tertentu.

c. Toleransi Sosial

Pada masyarakat kota orang tidak memperdulikan tingkah laku sesamanya secara mendasar dan pribadi, sebab masing-masing anggota mempunyai kesibukan sendiri, sehingga kontrol sosial pada masyarakat kota dapat dikatakan lemah sekali.

d. Kontrol Sekunder

Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi secara pribadi atau sosial berjauhan.

e. Mobilitas Sosial

(33)

f. Individual

Akibat hubungan sekunder, maupun kontrol sekunder maka kehidupan masyarakat di kota menjadi individual, apakah yang mereka inginkan dan rasakan, mereka harus merencanakan dan melaksanakannya sendiri.

g. Ikatan Sukarela

Walaupun hubungan sosial bersifat sekunder, tetapi dalam organisasi yang mereka sukai (kesenian, olah raga, politik, dan lain-lain), secara sukarela mereka menggabungkan diri dan berkorban.

h. Segresi Keuangan

Akibat dari heterogenitas sosial dan kompetisi ruang terjadi pola sosial yang berdasarkan pada sosial ekonomi, ras, agama, suku bangsa, dan sebagainya.

3. Profesi Guru

Secara etimologis, istilah “ profesi “ diambil dari bahasa Inggris “profession“ yang dapat diartikan sebagai jabatan atau pekerjaan yang tetap dan teratur untuk memperoleh nafkah yang membutuhkan pendidikan atau latihan khusus di bidangnya (Ametembun 1973:10)

(34)

a. Kategori pertama: memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas; mencakup pengetahuan umum yang luas dan keahlian khusus yang mendalam.

b. Kategori kedua: merupakan karier yang dibina secara organisatoris; mencakup keterkaitan dalam suatu organisasi profesionil; memiliki otonomi jabatan; mempunyai kode etik jabatan dan merupakan karya bhakti selama hidup.

c. Kategori ketiga: diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang mempunyai status profesionil; mencakup memperoleh dukungan dari masyarakat; mendapat pengesyahan dan perlindungan hukum; mempunyai persyaratan kerja yang sehat; mempunyai jaminan hidup yang layak.

Menurut Soekartawi (1995:33) bahwa profesi guru dituntut untuk berperan “serba bisa”, diantaranya meliputi peran:

a. Guru mempunyai keahlian ilmu pengetahuan (bahan ajar) yang diberikan kepada siswanya.

b. Guru mempunyai keahlian dalam memberikan pengajaran. c. Guru mampu memberikan motivasi kepada siswa.

d. Guru mampu bertindak sebagai manajer di kelas. e. Guru mampu bertindak sebagai pemimpin.

f. Guru mempunyai keahlian dalam memberikan bimbingan.

(35)

yang kurang menyenangkan atau bila di kelas dimana ia mengajar terjadi situasi yang kurang mendukung proses belajar mengajar, maka guru harus mampu mengubahnya.

h. Guru mampu sebagai figur yang berwatak ing-ngarso-sung-tuladha,

ing-madya-mbangun karsa lan tut-wuri-handayani (di depan guru

mampu berperan sebagai figur teladan, di tengah ia dituntut sebagai penggerak inisiatif, dan di belakang ia harus mampu melaksanakan dengan baik).

i. Guru mampu membuat suasana di kelas tetap terkontrol, dalam arti siswa tetap aktif mengikuti pengajaran dengan baik.

j. Guru mampu membuat atau memberikan humor agar siswa yang belajar tidak merasa bosan mengikuti pengajaran, di samping juga dimaksudkan agar topik bahan ajar yang diberikan dapat diterma dengan baik.

k. Guru mampu menerima umpan balik (feedback) dari siswa atau dari teman sejawatnya, dengan maksud agar proses belajar mengajar dapat terus ditingkatkan secara keseluruhan.

l. Guru mau menerapkan hasil-hasil penelitiannya di dalam bahan ajar yang diberikan, dimaksudkan agar kualitas bahan ajar terus mengikuti perkembangan IPTEK.

(36)

4. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan sumber daya manusia. Antara pendidik dan pendidikan keduanya saling berkaitan. Dilihat dari makna bahasanya, mendidik merupakan kata kerja sedangkan pendidikan merupakan kata benda. Istilah mendidik merupakan suatu tindakan atau kegiatan. Tindakan atau kegiatan yang mendidik ini melibatkan pendidik (orang yang mendidik) di satu pihak yang dididik di pihak lain, atau berarti mengandung komunikasi antara dua orang atau lebih.

Menurut Poerwadarminta (2000:11) pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan seseorang ke kedewasaan yang selalu diartikan menimbulkan tanggungjawab moril dari segala perbuatannya.

Menurut Idris Zahara (1981:58) pendidikan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Pendidikan informal

(37)

keluarga, masyarakat dan pengusaha. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Seseorang lebih banyak di dalam rumah tangga dibandingkan dengan tempat-tempat lain.

b. Pendidikan formal

Pendidikan formal adalah pendidikan sekolah yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktu tertentu yang berlangsung dari TK, SD, SLTP, SLTA sampai dengan perguruan tinggi. Pendidikan formal diperoleh dengan syarat-syarat tertentu diantaranya usia, dilaksanakan menurut sistem pendidikan yang berlaku dan dilaksanakan secara ketat, teratur dan berurutan. Walaupun masa sekolah bukan satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, namun kita menyadari bahwa sekolah adalah tempat dan saat yang sangat strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depannya.

c. Pendidikan non formal

(38)

bermanfaat terutama bagi masyarakat desa yang masih rendah tingkat pendidikannya serta status sosial ekonominya.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pendidikan sesorang membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat.

5. Jenis Profesi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan berdasarkan keahliannya untuk memperoleh nafkah. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan profesi adalah bidang pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat setiap harinya. Spillane (1982:14) mengelompokkan profesi atau jabatan dalam 9 golongan sebagai berikut.

a. Golongan A

1) Meninggal dunia 2) Pensiunan

3) Tidak mempunyai pekerjaan b. Golongan B

(39)

4) Penebang kayu c. Golongan C

1) Petani menyewa 2) Buruh tidak tetap 3) Penarik becak d. Golongan D

1) Pembantu 2) Penjual keliling 3) Tukang cuci e. Golongan E

1) Seniman 2) Buruh tetap 3) Montir 4) Pandai besi 5) Penjahit 6) Sopir bus/colt 7) Tukang kayu 8) Tukang listrik 9) Tukang mesin f. Golongan F

(40)

4) Pegawai sipil (ABRI) 5) Mandor

6) Pemilik perusahaan/toko/pabrik 7) Pedagang

8) Pegawai kantor 9) Peternak 10) Tuan tanah g. Golongan G

1) ABRI (Tamtama s/d Bintara) 2) Pegawai badan hukum 3) Kepala kantor pos cabang 4) Manager perusahaan kecil 5) Supervisor/pengawas 6) Pamong praja

7) Guru SD 8) Kepala bagian

9) Pegawai negeri sipil (Golongan I A s/d I D) h. Golongan H

1) Guru SLTA/SLTP 2) Juru rawat

3) Pekerja sosial

4) Perwira ABRI (Letda, Lettu, Kapten)

(41)

6) Kepala sekolah 7) Kontraktor 8) Wartawan i. Golongan I

1) Ahli hukum

2) Manager perusahaan 3) Ahli ilmu tanah 4) Apoteker

5) Arsitek 6) Dokter

7) Dosen/guru besar 8) Gubernur

9) Kepala kantor 10) Menteri

11) Pegawai negeri sipil (Golongan III A keatas) 12) Pengarang

(42)

6. Tingkat Pendapatan

Menurut Biro Pusat Statistik, pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk (Sumardi dan Evers, 1982:92) yaitu:

a. Pendapatan berupa uang

Pendapatan berupa uang merupakan segala penghasilan yang berupa uang yang sifatnya reguler dan diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Sumber-sumber yang utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara di halaman rumah, hasil investasi, serta keuntungan sosial. Jenis-jenis pendapatan yang berupa uang adalah, sebagai berikut:

1) Pendapatan dari gaji dan upah diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur, dan kerja kadang-kadang.

2) Pendapatan dari usaha sendiri diperoleh dari hasil usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah, hasil investasi (pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah), dan pendapatan yang diperoleh dari keuntungan sosial.

b. Pendapatan berupa barang,

(43)

diimbangi dan disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut, demikian pula penerimaan barang secara cuma-cuma, pemberian barang dan jasa dengan harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang. Jenis-jenis pendapatan yang berupa barang adalah, sebagai berikut:

1) Pendapatan bagian pembayaran upah dan gaji yang diperoleh dari beras, pengobatan, transportasi, perumahan, dan rekreasi.

2) Pendapatan yang diperoleh dari barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah, seperti pemakaian barang yang diproduksi di rumah, dan pendapatan sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.

c. Pendapatan selain uang dan barang

Pendapatan selain uang dan barang merupakan segala penerimaan yang bersifat transfer redustributtif dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan piutang, kiriman uang, dan menang dari hasil berjudi.

B. Kerangka Berfikir

1. Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau Dari

Tingkat Pendidikan.

(44)

semakin luas. Dengan pengetahuan yang diperoleh tersebut maka masyarakat perkotaan akan lebih cepat mengetahui perkembangan informasi yang terjadi. Masyarakat perkotaan yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi pasti akan mengetahui informasi mengenai pekerjaan mana yang lebih menjamin untuk masa depannya.

Tingkat pendidikan masyarakat perkotaan diduga mempengaruhi persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru. Pada umumnya masyarakat perkotaan yang satu dengan masyarakat perkotaan yang lain mempunyai pendapat yang berbeda-beda tentang profesi guru, hal tersebut dikarenakan mereka memiliki tingkat pemikiran yang berbeda berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki.

Masyarakat perkotaan yang memiliki pendidikan yang tinggi tentu akan lebih memilih jenis pekerjaan yang mendapatkan penghasilan besar, seperti manajer, pegawai bank, dokter, wartawan, akuntan, dan lain-lain. Sebaliknya jika masyarakat perkotaan mempunyai pendidikan rendah maka jenis pekerjaan yang mereka peroleh pun harus disesuaikan dengan kebutuhan tingkat pendidikannya.

2. Persepsi Masyarakat Perkotaan terhadap Profesi Guru Ditinjau Dari

Jenis Profesi

(45)

keahlian khusus, sehingga tidak semua warga kota dapat melakukannya. Misalnya : arsitektur, insinyur mesin, sarjana politik, dan lain-lain.

Walaupun demikian tidaklah berarti bahwa pekerjaan di kota adalah pekerjaan yang hanya menekankan pada keahlian yang terspesialisasi dan menekankan pada pekerjaan otak saja. Tetapi ada juga macam-macam pekerjaan yang menekankan kemampuan tenaga kasar juga. Misalnya saja tukang sapu, kuli bangunan, tukang becak, dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem kegiatan ekonomi masyarakat perkotaan sangat beraneka ragam dan kompleks.

Sebagian profesi yang ada dalam masyarakat perkotaan mempunyai anggapan bahwa, profesi guru merupakan suatu profesi atau peranan yang membutuhkan niat dan pengabdian yang sangat besar. Tidak jarang profesi ini memiliki tantangan, kepandaian khusus (misal: berkomunikasi dengan anak didik) dan resiko yang besar. Seringkali pula profesi guru tidak dihargai dengan sebagaimana mestinya dan hal tersebut banyak sekali terjadi di negara ini.

(46)

senantiasa berpikiran konservatif, artinya segala perilakunya senantiasa dipandang dari sudut pengabdian.

3. Persepsi Masyarakat Terhadap Profesi Guru Ditinjau Dari Tingkat

Pendapatan.

Pendapatan merupakan keseluruhan penghasilan masyarakat yang bersumber dari pekerjaan pokok (tetap) maupun pekerjaan sampingan. Dengan meningkatnya bahan-bahan kebutuhan pokok seperti jaman krisis seperti sekarang ini sudah pasti semua masyarakat perkotaan menginginkan suatu pendapatan yang besar yang mampu memenuhi kebutuhan hidup.

(47)

kesejahteraan yang baik akan cenderung berpersepsi kurang baik, karena masyarakat menganggap bahwa profesi guru nasibnya tidak jelas, gaji, pangkat maupun kariernya kurang menarik di kalangan masyarakat perkotaan, oleh karena itu dapat kita lihat masih banyak sarjana lulusan keguruan yang mencari alternatif pekerjaan lain di luar jenjang kependidikannya.

C. Hipotesis

1. Ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru berdasarkan tingkat pendidikan.

2. Ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru berdasarkan jenis profesi.

(48)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian tentang subjek tertentu dimana subjek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti (Consuelo, 1993:73). Dalam penelitian ini diterapkan untuk meneliti persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis profesi, dan tingkat pendapatan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat perkotaan Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

2. Waktu Penelitian

(49)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah masyarakat perkotaan Perumahan Villa Bintaro

Indah, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kotamadya Tangerang

Selatan, Provinsi Banten.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi

guru.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan

oleh peneliti untuk dipelajari atau kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 1999:72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah

seluruh masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah yang terdiri dari RT

02, RT 03, RT 04, RT 05, RT 06, RT 07, dan RT 08 di Kelurahan

Jombang, Kecamatan Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan.

Berdasarkan Sensus Penduduk yang datanya diperoleh dari ketua RW

(Rukun Warga) 11 setempat, jumlah masyarakat perumahan Villa Bintaro

(50)

Tabel 3.1

Populasi Masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah Tahun 2008

No Masyarakat Rukun Tetangga (RT) Jumlah warga

1 RT 02 156

2 RT 03 151

3 RT 04 140

4 RT 05 173

5 RT 06 167

6 RT 07 245

7 RT 08 139

Jumlah 1171

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 1999:73). Sampel dari penelitian ini adalah 117

warga masyarakat yang ada di Perumahan Villa Bintaro Indah. Menurut

Arikunto (1991:104), apabila subjeknya kurang dari seratus lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya apabila jumlah subjeknya besar dapat diambil 10%-15% atau

20%-25% atau lebih.

Di dalam penelitian ini peneliti menetapkan kriteria populasi yang

dapat dijadikan responden adalah sebagai berikut:

- Warga yang bertempat tinggal di Perumahan Villa Bintaro Indah

- Memiliki pendidikan formal

(51)

- Memiliki pendapatan

- Berusia minimal 20 tahun (belum menikah atau menikah)

3. Pengambilan Sampel

Penentuan jumlah sampel untuk setiap Rukun Tetangga (RT)

dilakukan secara proporsional. Penelitian tentang jumlah sampel di setiap

RT tertera pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Populasi dan Sampel Masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah

No. Masyarakat yang dilteliti Jumlah

Populasi

Jumlah sampel

warga

1 RT 02 156 156x10% = 15

2 RT 03 151 151x10% = 15

3 RT 04 140 140x10% = 14

4 RT 05 173 173x10% = 17

5 RT 06 167 167x10% = 17

6 RT 07 245 245x10% = 25

7 RT 08 139 139x10% = 14

Jumlah 1171 1171x10% = 117

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan seadanya data atau

kemudahan mendapatkan data (Sudjana, 2002:167). Peneliti menetapkan

(52)

(Rukun Tetangga) dimana warga tinggal di Perumahan Villa Bintaro

Indah, Kecamatan Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi

Banten. Pertimbangan dipilihnya 7 Rukun Tetangga (RT) tersebut, karena

masyarakat tersebut menggambarkan ciri-ciri dari masyarakat perkotaan

yang dapat ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis profesi dan tingkat

pendapatan.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Tingkat Pendidikan Masyarakat

Tingkat pendidikan masyarakat perkotaan adalah jenjang pendidikan

formal terakhir yang dicapai oleh masyarakat perkotaan. Pemberian

peringkat dalam variabel ini adalah sebagai berikut:

- SD Skor 1

- SLTP Skor 2

- SLTA Skor 3

- D1 s.d. D3 Skor 4

- S1 Skor 5

- > S1 Skor 6

2. Variabel Jenis Profesi Masyarakat

Jenis Profesi adalah bidang pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat

setiap harinya. Pemberian peringkat dalam variabel ini adalah sebagai

(53)

- Pegawai Negeri Sipil (PNS) Skor 1

- Karyawan Swasta Skor 2

- Wiraswasta Skor 3

- Pensiunan Skor 4

3. Variabel Tingkat Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat perkotaan adalah sejumlah penghasilan yang

diperoleh masyarakat perkotaan setiap bulannya. Pemberian peringkat

dalam variabel ini adalah sebagai berikut:

- Rp 500.000,00 – Rp 1.500.000,00 Skor 1

- Rp 1.500.000,00 – Rp 2.500.000,00 Skor 2

- Lebih dari Rp 2.500.000,00 Skor 3

4. Variabel Persepsi Masyarakat Terhadap Profesi Guru

Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel persepsi

masyarakat perkotaan terhadap profesi guru.

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru

Nomor pertanyaan Dimensi

Pernyataan positif

Pernyataan negatif 1. Pengabdian pada masyarakat dan

negara.

2. Dihormati dan disegani

masyarakat

3. Dituntut untuk mengikuti 1, 2, 3, 4

5, 7, 8, 9

10, 13

6

(54)

perkembangan IPTEK

4. Interaksi sosial dengan anak-anak.

5. Berkreatifitas.

6. Perjuangan dan pengabdian.

7. Tanggungjawab profesi.

8. Banyak waktu luang.

9. Penghasilan.

10.Kinerja selalu menjadi sorotan

masyarakat.

14, 16, 17

20

22

24, 25, 27, 28

29, 30, 31, 32

35, 36, 37, 38

40, 41, 42

15 18, 19 21, 23 26 33, 34 39

Setiap dimensi dijabarkan dalam beberapa pernyataan, dengan

alternatif jawaban untuk kuesioner menggunakan skala pengukuran dari

model Likert, yaitu.

Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak setuju 2 4

Sangat tidak setuju 1 5

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999:135). Kuesioner ini

(55)

terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis profesi dan

tingkat pendapatan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik yang dimungkinkan oleh peneliti

untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau

dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden

bertempat tinggal/melakukan kegiatan sehari-hari. Teknik dokumentasi ini

dilakukan dengan mencari data-data di kantor kecamatan, misalnya data

tentang jumlah masyarakat di Kecamatan Ciputat, tingkat pendidikan,

jenis profesi dan tingkat pendapatan dan segala hal yang kiranya masih

ada hubungannya dengan penelitian ini.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana item yang

ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur

(Husein Umar, 2003:72). Pengujian validitas dilakukan dengan

mengkorelasikan antara skor jawaban masing-masing item pertanyaan

dengan skor total. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan

rumus teknik korelasi product moment (Husein Umar, 2003:78) yaitu

sebagai berikut:

r =

(

) (

)

(56)

Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Y = skor total seluruh item

X = skor item

n = jumlah responden

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan

korelasi dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya, butir soal tersebut tidak valid.

Uji Validitas dilakukan terhadap 30 responden. Uji validitas dilakukan

terhadap item-item pertanyaan variabel persepsi masyarakat perkotaan

terhadap profesi guru. Sebelumnya uji validitas ini dilakukan pada lima

puluh (50) butir pertanyaan tetapi ada delapan (8) yang tidak valid. Hasil

untuk uji validitas persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Untuk Kuesioner Variabel Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,361 0,419 Valid

2 0,361 0,631 Valid

3 0,361 0,414 Valid

4 0,361 0,377 Valid

5 0,361 0,311 Tidak Valid

6 0,361 0,580 Valid

7 0,361 0,491 Valid

8 0,361 0,712 Valid

9 0,361 0,734 Valid

10 0,361 0,524 Valid

11 0,361 0,439 Valid

(57)

13 0,361 0,558 Valid

14 0,361 0,724 Valid

15 0,361 0,519 Valid

16 0,361 0,630 Valid

17 0,361 0,301 Tidak Valid

18 0,361 0,487 Valid

19 0,361 0,715 Valid

20 0,361 0,631 Valid

21 0,361 0,471 Valid

22 0,361 0,619 Valid

23 0,361 0,245 Tidak Valid

24 0,361 0,332 Tidak Valid

25 0,361 0,369 Valid

26 0,361 0,667 Valid

27 0,361 0,340 Tidak Valid

28 0,361 0,355 Tidak Valid

29 0,361 0,485 Valid

30 0,361 0,469 Valid

31 0,361 0,473 Valid

32 0,361 0,312 Tidak Valid

33 0,361 0,390 Valid

34 0,361 0,580 Valid

35 0,361 0,465 Valid

36 0,361 0,712 Valid

37 0,361 0,732 Valid

38 0,361 0,353 Tidak Valid

39 0,361 0,449 Valid

40 0,361 0,541 Valid

41 0,361 0,558 Valid

42 0,361 0,730 Valid

43 0,361 0,748 Valid

44 0,361 0,630 Valid

45 0,361 0,498 Valid

46 0,361 0,425 Valid

47 0,361 0,807 Valid

48 0,361 0,631 Valid

49 0,361 0,432 Valid

50 0,361 0,619 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa dari lima puluh (50) pertanyaan

(58)

bahwa delapan (8) butir pertanyaan adalah tidak valid. Pengambilan

kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitungdengan nilai

r tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat

keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,361.

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa terdapat empat puluh dua (42)

item yang memiliki nilai r hitung lebih besar dari dari r tabel (r hitung > 0,361).

1. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan

berulangkali (Husein Umar, 2003:72). Pengujian reliabilitas didasarkan

pada perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Husein Umar,

2003:90) yaitu sebagai berikut:

11 r =

⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

2

2 1 1 t b k k σσ Keterangan: 11

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2 t

σ = varian total

2 b

σ = jumlah varian butir

Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut

(Husein Umar, 2003:91):

2 σ =

( )

n n X X

∑ ∑

2 2

Keterangan :

(59)

X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir

pertanyaan)

Menurut Nunnaly (1978) jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka

instrumen penelitian dinyatakan reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang

dari 0,60 maka instrumen penelitian dinyatakan tidak reliabel (Iman

Gozhali, 2001).

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi

12. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.5

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Kriteria Reliabilitas

Koefisien α Status

Persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru

0,60 0,951 Reliabel

Dari lima puluh (50) pertanyaan pada variabel persepsi masyarakat

perkotaan terhadap profesi guru ini diperoleh nilai koefisien α sebesar

0,951. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai

koefisien α dengan 0,60. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien

α lebih besar dari pada 0,60 (0,951 > 0,60). Ini berarti bahwa butir-butir

pertanyaan pada variabel persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi

(60)

H. Teknik Analisis Data

Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis

untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini

digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov One

Sample Tes, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu

sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan

suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan

terbesar. Artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar

merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis

(Imam Ghozali, 2002:35-36).

Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada

penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga Fo (X) – Sn terbesar

dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji

Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Imam Ghozali, 2002:36):

( ) ( )

X S X F

maksimum

D= on

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn ( X )= Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

(61)

- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih besar dari nilai

probabilitas (ρ = 0,05) maka H0 diterima.

- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih kecil dari nilai

probabilitas (ρ = 0,05) maka H0 ditolak.

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan distribusi

data. Dalam penelitian ini uji normalitas didasarkan pada uji One Sample

Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS for Windows versi

12. Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujian normalitas (Lampiran

VI ).

Tabel 3.6

Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan

TP SLTA TP D1-D3 TP S1 TP >S1

N 30 17 60 10

Normal Parameters(a,b) Mean 154,63 153,71 153,03 152,90

Std. Deviation 10,347 8,542 11,815 9,243

Most Extreme Differences

Absolute

,096 ,104 ,139 ,202

Positive ,096 ,093 ,099 ,202

Negative -,064 -,104 -,139 -,142

Kolmogorov-Smirnov Z ,526 ,430 1,076 ,639

Asymp. Sig. (2-tailed) ,945 ,993 ,197 ,809

Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa data persepsi

masyarakat perkotaan terhadap profesi guru berdasarkan variabel tingkat

pendidikan menunjukkan bahwa data kelompok responden dengan tingkat

pendidikan SLTA nilai probabilitasnya sebesar 0,945. Nilai tersebut lebih

besar dari nilai α = 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

(62)

SLTA adalah normal. Hasil pengujian normalitas untuk kelompok

responden tingkat pendidikan D1-D3 diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,993. Nilai tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05, dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk kelompok responden

dengan tingkat pendidikan D1-D3 adalah normal. Hasil pengujian

normalitas untuk kelompok responden tingkat pendidikan S1 diperoleh

nilai probabilitas sebesar 0,197. Nilai tersebut lebih besar dari nilai α =

0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk

kelompok respoden dengan tingkat pendidikan S1 adalah normal. Hasil

pengujian normalitas untuk keloompok responden tingkat pendidikan > S2

diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,809. Nilai tersebut lebih besar dari

nilai α = 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data

untuk kelompok responden dengan tingkat pendidikan > S2 adalah

normal.

Tabel 3.7

Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Jenis Profesi

JP PNS

JP Karyawan

Swasta

JP Wiraswasta

JP Pensiunan

N 16 64 32 5

Normal Parameters(a,b) Mean 156,88 152,33 153,66 157,40

Std. Deviation 10,449 11,098 10,478 6,804

Most Extreme Differences

Absolute

,145 ,129 ,100 ,195

Positive ,145 ,086 ,100 ,182

Negative -,105 -,129 -,081 -,195

Kolmogorov-Smirnov Z ,579 1,031 ,566 ,435

(63)

Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa data persepsi

masyarakat perkotaan terhadap profesi guru berdasarkan variabel jenis

profesi menunjukkan bahwa data kelompok responden yang profesinya

PNS nilai probabilitasnya sebesar 0,891. Nilai tersebut lebih besar dari

nilai α = 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data

untuk kelompok responden dengan jenis profesi PNS adalah normal. Hasil

pengujian normalitas untuk kelompok responden jenis profesi Karyawan

Swasta diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,239. Nilai tersebut lebih

besar dari nilai α = 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

distribusi data untuk kelompok responden dengan jenis profesi Karyawan

Swasta adalah normal. Hasil pengujian normalitas untuk kelompok

responden jenis profesi Wiraswasta diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,906. Nilai tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05, dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk kelompok responden

dengan jenis profesi Wirawasta adalah normal. Hasil pengujian normalitas

untuk kelompok responden jenis profesi Pensiunan diperoleh nilai

probabilitas sebesar 0,991. Nilai tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk

(64)

Tabel 3.8

Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Tingkat Pendapatan TPEND Rp 500.000-Rp 1.500.000 TPEND Rp 1.500.000-Rp 2.500.000 TPEND > Rp 2.500.000

N 21 23 73

Normal Parameters(a,b) Mean 154,24 152,17 153,75

Std. Deviation 7,148 16,623 9,261

Most Extreme Differences

Absolute

,139 ,144 ,107

Positive ,092 ,112 ,107

Negative -,139 -,144 -,063

Kolmogorov-Smirnov Z ,637 ,689 ,918

Asymp. Sig. (2-tailed) ,812 ,730 ,368

Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa data persepsi

masyarakat perkotaan terhadap profesi guru berdasarkan variabel tingkat

pendapatan menunjukkan bahwa data kelompok responden yang

pendapatannya Rp 500.000 – Rp 1.500.000 nilai probabilitasnya sebesar

0,812. Nilai tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05, dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk kelompok responden

dengan tingkat pendapatan Rp 500.000 – Rp 1.500.000 adalah normal.

Hasil pengujian normalitas untuk kelompok responden tingkat pendapatan

Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,730.

Nilai tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa distribusi data untuk kelompok responden dengan

tingkat pendapatan Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 adalah normal. Hasil

pengujian normalitas untuk kelompok responden tingkat pendapatan >Rp

(65)

besar dari nilai α = 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

distribusi data untuk kelompok responden dengan tingkat pendapatan >Rp

2.500.000 adalah normal.

b. Uji Homogenitas

Sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian, maka harus

terlebih dahulu dipastikan bahwa kelompok-kelompok yang

membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal

sampel ini antara lain dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi

kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata

tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok sampel berarti

kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa

kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang sama.

Untuk pengujian komparatif tiga sampel dengan menggunakan

Analisis Varian Satu Jalan (Sugiyono, 1991:198-200). Dalam rangka

pengujian dengan ANOVA, maka dicari varians data dengan rumus

sebagai berikut berikut:

n X X n i i

= = 1 __ 1 1 2 __ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − =

= n X X S n i i

Selanjutnya penggujian homogenitas varians diuji dengan uji F

(66)

Nilai F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F

tabel, dengan dk pembilang ηa- 1dan dk penyebutηc-1. Apabila Fhitung < Ftabel (0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), maka dapat disimpulkan bahwa

varians data yang akan dianalisis homogen, dan apabila Fhitung≥ Ftabel

(0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), menunjukkan varians data yang akan

dianalisis tidak homogen sehingga perhitungan ANOVA tidak dapat

dilanjutkan.

Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan menggunakan

ANOVA dengan bantuan program SPSS for Windows versi 12. Berikut

ini disajikan rangkuman hasil pengujian (Lampiran 6)

Tabel 3.9

Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian

No. Variable

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1. Tingkat

Pendidikan 1.143 36 80 .317

2. Jenis Profesi 2.570 36 80 .214

3. Tingkat

Pendapatan 2.968 36 80 .432

Hasil pengujian homogenitas menunjukkan bahwa data persepsi

masyarakat perkotaan terhadap profesi guru berdasarkan variabel tingkat

pendidikan memiliki nilai levene statistic sebesar 1,143 dengan nilai

probabilitas sebesar 0,317. Oleh karena nilai probabilitas lebih besar dari

nilai α = 0,05 maka varians kelompok data berdasarkan tingkat

pendidikan adalah homogen. Hasil pengujian homogenitas untuk

(67)

nilai probabilitas sebesar 0,214. Oleh karena nilai probabilitas lebih

besar dari nilai α = 0,05 maka varians kelompok data berdasarkan jenis

profesi adalah homogen. Hasil pengujian homogenitas untuk variabel

tingkat pendapatan diperoleh Levene statistic sebesar 2,968 dengan nilai

probabilitas sebesar 0,432. Oleh karena nilai probabilitas lebih besar α =

0,05 maka varians kelompok data berdasarkan tingkat pendapatan adalah

homogen.

2. Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga dilakukan

langkah-langkah:

a. Perumusan hipotesis

Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap

profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan.

Ha1: Ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi

guru ditinjau dari tingkat pendidikan.

Ho2: Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap

profesi guru ditinjau dari jenis profesi.

Ha2: Ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi

guru ditinjau dari jenis profesi.

Ho3: Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap

(68)

Ha3: Ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi

guru ditinjau dari tingkat pendapatan.

b. Menyusun dan menjumlahkan skor dari setiap jawaban responden.

c. Menentukan nilai kritis dengan taraf signifikansi (level significance) =

0,05.

d. Menyusun skor dan mean untuk masing-masing variabel dari setiap

responden.

e. Menghitung statistik Uji F (ANOVA) (Djarwanto Sp, 1996:160)

dengan rumus: k N nj T X k N T T F n i k j k j j ij k j j j − − − − =

∑∑

= = = =

1 1 1

2 2 1 2 2 1 Keterangan:

Xij = Nilai individu ke i dari sampel j.

k = Banyaknya sampel (sampel 1, sampel 2,….,sampel k).

nj = Banyaknya individu (ukuran) sampel j.

Tj = T1+T2+T3

N = Banyaknya semua sampel

f. Pengambilan keputusan

Hipotesis 1, 2 dan 3

Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan Fhitung dengan F

(69)

ƒ Jika Fhitung F tabel maka Ha ditolak.

ƒ Jika Fhitung > F tabel maka Ha diterima.

Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu:

ƒ Jika nilai probabilitas (Sig.) > taraf nyata (0,05), maka Ha ditolak.

ƒ jika nilai probabilitas (Sig.) < taraf nyata (0,05), maka Ha

(70)

49

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUMAHAN VILLA BINTARO INDAH

A. Keadaan Geografis

Perumahan Villa Bintaro Indah termasuk wilayah Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Adapun letak Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang berbatasan dengan wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Perumahan Pondok Pucung

Sebelah Selatan : Perumahan Bumi Serpong Damai (BSD) Sebelah Barat : Perumahan Graha Bintaro

Sebelah Timur : Kampung Gedong

B. Kependudukan

(71)

1. Data penduduk RT 02

a) Ketua RT : Bambang Suharso

b) Jumlah penduduk : 156 jiwa, terdiri dari :

Laki-laki : 82 jiwa

Perempuan : 74 jiwa

c) Jumlah kepala keluarga : 39 KK

d) Jumlah bangunan rumah : 49 rumah

e) Jumlah tanah kosong : 1 kavling

f) Jumlah penduduk menurut agama

Islam Katholik Kristen Hindu Budha Jumlah

115 26 15 - 1 156

g) Jumlah penduduk menurut pendidikan terakhir Belum/tidak

sekolah

Tamat SD

Tamat SLTP

Tamat SLTA

Diploma S1 S2 Lainnya (S3)

Jumlah

20 25 7 37 12 55 - - 156

h) Jumlah penduduk menurut jenis profesi Belum

bekerja

Rumah Tangga

Pelajar Wiraswasta Karyawan Swasta

PNS POLRI Jumlah

(72)

i) Jumlah penduduk menurut status perkawinan

Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jumlah

80 75 - 1 156

2. Data Penduduk RT 03

a) Ketua RT : H. Budiono. S

b) Jumlah penduduk : 151 jiwa, terdiri dari :

Laki-laki : 72 jiwa

Perempuan : 79 jiwa

c) Jumlah kepala keluarga : 31 KK

d) Jumlah bangunan rumah : 53 rumah

e) Jumlah tanah kosong : 5 Kavling

f) Jumlah penduduk menurut agama

Islam Katholik Kristen Hindu Budha Jumlah

107 13 27 4 - 151

g) Jumlah penduduk menurut pendidikan terakhir Belum/tidak

sekolah

Tamat SD

Tamat SLTP

Tamat SLTA

Diploma S1 S2 Lainnya (S3)

Jumlah

(73)

h) Jumlah penduduk menurut jenis profesi Belum

bekerja

Rumah Tangga

Pelajar Wiraswasta Karyawan Swasta

PNS POLRI Jumlah

20 31 53 21 21 5 - 151

i) Jumlah penduduk menurut status perkawinan

Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jumlah

77 72 - 2 151

3. Data Penduduk RT 04

a) Ketua RT : Benny D.

b) Jumlah penduduk : 140 jiwa, terdiri dari :

Laki-laki : 65 jiwa

Perempuan : 75 jiwa

c) Jumlah kepala keluarga : 31 KK

d) Jumlah bangunan rumah : 50 rumah

e) Jumlah tanah kosong : 2 Kavling

f) Jumlah penduduk menurut agama

Islam Katholik Kristen Hindu Budha Jumlah

(74)

g) Jumlah penduduk menurut pendidikan terakhir Belum/tidak

sekolah

Tamat SD

Tamat SLTP

Tamat SLTA

Diploma S1 S2 Lainnya (S3)

Jumlah

20 27 10 38 3 36 1 5 140

h) Jumlah penduduk menurut jenis profesi Belum

bekerja

Rumah Tangga

Pelajar Wiraswasta Karyawan Swasta

PNS POLRI Jumlah

35 18 35 8 40 4 - 140

i) Jumlah penduduk menurut status perkawinan

Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jumlah

73 65 - 2 140

4. Data Penduduk RT 05

a) Ketua RT : H. Rozak

b) Jumlah penduduk : 173 jiwa, terdiri dari :

Laki-laki : 84 jiwa

Perempuan : 89 jiwa

c) Jumlah kepala keluarga : 42 KK

d) Jumlah bangunan rumah : 56 rumah

(75)

f) Jumlah penduduk menurut agama

Islam Katholik Kristen Hindu Budha Jumlah

164 5 4 - - 173

g) Jumlah penduduk menurut pendidikan terakhir

Belum/tidak sekolah

Tamat SD

Tamat SLTP

Tamat SLTA

Diploma S1 S2 Lainnya (S3)

Jumlah

25 41 13 30 3 58 3 - 173

h) Jumlah penduduk menurut jenis profesi Belum

bekerja

Rumah Tangga

Pelajar Wiraswasta Karyawan Swasta

PNS POLRI Jumlah

16 18 59

Gambar

Tabel 5.17 Mean Skor Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Populasi dan Sampel Masyarakat  Perumahan Villa Bintaro Indah
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pengembangan model yang dilakukan yaitu koordinasi rantai pasok desentralisasi untuk lead time yang terkontrol dengan menggunakan mekanisme revenue sharing akan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research-CAR ) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dari empat tahap

lmEbjiE yse ncniih rhgk kFLio ysg sLesb hhrr af'

[r]

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat, dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang

 Pada menu daftar artikel terdapat List artikel yang nantinya bisa dipilih per kategori atau dicari,  List artikel hanya menampilkan Judul artikel, jumlah view, jumlah

Di tengah tantangan yang cukup berat sepanjang 2009, walaupun perlambatan ekonomi turut menahan inflasi, upaya Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar tidak

Dalam hal Ketua, Wakil Ketua, atau Anggota dibebastugaskan dari jabatannya karena diusulkan untuk diberhentikan dengan tidak hormat dengan alasan melakukan