• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA PELAYANAN DI KANTOR IMIGRASI KELAS I TANJUNG PERAK SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA PELAYANAN DI KANTOR IMIGRASI KELAS I TANJUNG PERAK SURABAYA."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

CHRISTO NANDA HIMAWAN 054131011

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Pada Tanggal : 15 Desember 2011

Menyetujui,

Pembimbing Utama Tim Penguji

1.

Dr.Lukman Arif, Msi Dra. Diana Hertati, Msi NIP. 1964 1102 1994 03 1001 NIP. 1966 0103 198903 2001

2.

Dr. Ertien Nining.N, Msi

NIP.1968 0116 199403 2001 3.

Drs. Hartono Hidayat, Msi NIP. 030115320

Mengetahui DEKAN

(2)

CHRISTO NANDA HIMAWAN

ABSTRAKSI

Penelitian ini didasarkan pada fenomena kinerja pelayanan di Kantor Imigrasi yang merupakan lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia atau Paspor. Dimana masih kurangnya kinerja pelayanan terhadap masyarakat yang mengurus SPRI atau paspor. Penelitian ini menaruh perhatian pada masalah visi dan misi serta motto pelayanan, sistem dan prosedur, sumber daya manusia dan sarana serta prasarana di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Disini metode kuantitatif menggunakan acuan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik. Untuk mengetahui kinerja pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini, menggunakan queisoner yang diberikan kepada 80 pegawai serta staf di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik.

(3)

1.1. Latar Belakang

Pendayagunaan aparatur Negara pada dasarnya adalah pembinaan,

penertiban dan penyempurnaan aparatur Negara baik dari aspek kelembagaan,

sumberdaya manusia aparatur, tatalaksana dan pengawasan. Percepatan

pendayagunaan aparatur Negara dilakukan melalui reformasi birokrasi dengan

sasaran mengubah pola pikir (mindset), budaya kerja (culture-set), dan sistem

manajemen pemerintahan, sehingga peningkatan kualitas pelayanan publik lebih

cepat tercapai. Upaya tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan dan

berkesinambungan yang berujung pada pelayanan publik yang prima.

Pembangunan aparatur negara di Indonesia sebagai bagian dari pembangunan

nasional yang diarahkan untuk menciptakan aparatur negara yang bersih,

berwibawa, berhasil guna dan berdaya guna serta mampu melaksanakan tugas

umum Pemerintahan dan pembangunan baik ditingkat Pusat maupun di Daerah

dengan sebaik-baiknya yang merupakan upaya Pemerintah untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia Indonesia agar maju dan mandiri dalam suasana

tertib, tentram baik lahir dan batin guna memperkuat kepribadian bangsa dalam

mengejar ketinggalan kemajuan dari negara-negara lain yang telah maju.

Reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan

pelayanan publik diarahkan untuk menciptakan kinerja birokrasi yang

(4)

diharapkan lebih berorientasi pada kepuasan pelanggan, yakni masyarakat dan

pengguna jasa tersebut dapat dicapai apabila birokrasi pelayanan menempatkan

masyarakat sebagai pengguna jasa dalam pemberian pelayanan. Perubahan

paradigma pelayananan kepada publik, melalui instrumen pelayanan, yang

memiliki seperti, orientasi pelayanan lebih cepat, lebih baik dan lebih murah

(Dwiyanto, 2006:224).

Kepuasan masyarakat merupakan respon atas kesesuaian antara harapan

yang diiginkan dengan hasil yang diperolehnya secara aktual selama melakukan

(Nugroho, 2005). Sedangkan menurut Koller (2006) dalam Tjiptono (1997:24),

kepuasan masyarakat atau pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang berasal dari perbandingan kinerja (hasil) suatu produk dengan

harapan-harapannya. Jadi seorang konsumen mempersepsikan kualitas produk

atau jasa yang dibeli melebihi kebutuhan, keinginan dan harapannya maka

kepuasan konsumen dikatakan tinggi. (diskonfirmasi positif). Jika seorang

konsumen mempersepsikan bahwa kualitas produk atau jasa tidak memenuhi

kebutuhan, keinginan dan harapannya maka kepuasan konsumen dikatakan rendah

(diskonformasi negatif). Jika kinerja sesuai harapan, maka diskonfirmasi akan

sama dengan nol (konfirmasi) sehingga konsumen tidak merasa puas ataupun

kecewa.

Suatu kenyataan dewasa ini, bahwa upaya yang dilaksanakan Pemerintah

telah banyak memperoleh peningkatan, namun masih banyak tantangan-tantangan

atau masalah-masalah yang belum teratasi dengan sepenuhnya, hal ini disebabkan

(5)

penyelenggaraan pembangunan maupun pelayanan publik yang dilakukan oleh

Pemerintah.

Dengan demikian penyelenggaraan aparatur pemerintah ditujukan supaya

benar-benar menjadi alat yang berwibawa, kuat, stabil, efektif, efisien dan bersih,

penuh kesetiaan dan taat pada Negara dan pemerintah. Aparatur tersebut di isi

oleh tenaga-tenaga ahli dan mampu menjalankan tugas dibidang masing-masing

dan hanya mengabdikan diri pada kepentingan Negara dan rakyat sebagai obyek.

(Tjokroamidjojo, 1993:246-247).

Masalah kinerja dalam pelayanan sangat penting, karena dengan bekerja

secara efektif berarti pegawai atau unsur aparatur tersebut berhasil menjalankan

atau menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mendayagunakan aparatur negara

yang bersih, berwibawa dan efektif, maka perlu, ditunjang dengan kinerja yang

baik dari pegawai, untuk menghindari berbagai penyimpangan yang terjadi dalam

proses pelayanan terhadap masyarakat. Sehingga pelayanan dapat berjalan dengan

lancar dan dapat memeberikan kepuasan bagi masyarakat.

Dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009

tentang pelayanan publik terutama dalam melaksanakan evaluasi kinerja

pelayanan publik serta dalam upaya mempercepat peningkatan kualitas pelayanan

publik, maka Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya sebagai lembaga

dalam struktur kenegaraan yang merupakan lembaga pemerintah yang bergerak

dalam bidang jasa pelayanan dan penerbitan visa dan paspor atau surat perjalanan

(6)

masyarakat dalam negeri atau masyarakat luar negeri. Hal ini tak lepas dari

sebutan bagi imigrasi yaitu sasanti bhumi pura yakhsapurna wibhawa atau

disebut dengan penjaga pintu yang berwibawa. Masuknya warga Negara asing

atau keluarnya warga Negara Indonesia keluar negeri secara langsung maupun

tidak langsung telah berperan dalam pembangunan nasional. Imigrasi sebagai

lembaga penerbit Visa dan Surat Perjalanan Republik Indonesia di tuntut untuk

memeberikan pelayanan publik yang prima untuk masyarakat asing maupun

masyarakat Indonesia.

Dengan adanya peningkatan arus lalu lintas orang masuk dan keluar

wilayah Indonesia, sesuai dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 1992 imigrasi

di tuntut untuk meningkatkan pengelolaan administrasi Surat Perjalanan Republik

Indonesia, memberikan kualitas pelayanan yang prima pada masyarakat baik

asing maupun masyarakat dalam negeri.

Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya selaku lembaga

kenegaraan yang bergerak dalam pelayanan jasa penerbitan visa dan Surat

Perjalanan Republik Indonesia atau paspor telah melakukan perbaikan dalam hal

prosedur pelayanan yang di buat sedemikian rupa demi kemudahan dan keamanan

masyarakat. Selain itu sarana dan prasaranapun mulai di tambah demi

kenyamanan masyarakat, seperti halnya penambahan loket yang di maksudkan

untuk mengurangi antrian serta menambahkan jumlah pegawai untuk melayani

masyarakat yang akan mengurus visa ataupun Surat Perjalanan Republik

(7)

Sesuai dengan misi dan visi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak

Surabaya yaitu :

a. Visi

Menjadikan insan imigrasi yang profesional, berwibawa dan

berwawasan

b. Misi

1. Melaksanakan pelayanan yang cepat

2. Memberikan kemudahan yang berkualitas dalam pelayanan

terhadap masyarakat

3. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan terhadap orang

asing dalam kerangka mengamankan serta penunjang nasional

c. Janji layanan

1. Kepastian persyaratan

2. Kepastian biaya

3. Kepastian waktu penyelesaian

Dengan demikian pelayanan adalah salah satu fungsi Kantor Imigrasi

Kelas I Tanjung Perak Surabaya yang sangat penting dilakukan untuk melihat

lancar atau tidaknya lalu lintas manusia baik ke dalam ataupun ke luar negeri.

Dengan kata lain Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya sebagai salah

satu pintu gerbang keluar masuknya manusia di wilayah Negara Republik

Indonesia. Mengingat sangat pentingnya peran Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung

Perak Surabaya, maka dalam penyelenggaraannya perlu adanya kinerja yang

(8)

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya yang merupakan lembaga pemerintah

yang bergerak dibidang jasa penerbitan visa dan Surat Perjalanan Republik

Indonesia atau paspor.

Namun kita masih sering melihat beberapa pelayanan yang diberikan

oleh Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya pada masyarakat kurang

memuaskan. Terutama dalam hal pelayanan Surat Perjalanan Republik Indonesia

atau paspor khususnya bagi para TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Ramainya

praktek percaloan dalam proses pengurusan paspor TKI di imigrasi Surabaya yang

di kutip di okezone.com tentang kurang maksimalnya pelayanan penerbitan

paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

Permasalahan yang muncul akibat kurang maksimalnya kinerja

pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya, masyarakat lebih

memilih jasa calo sebagai mediator untuk mengurus Surat Perjalanan Republik

Indonesia atau paspor, daripada mengurus sendiri. Dengan alasan lebih cepat dan

mudah meski biayanya tidak sesuai dengan aturan yang telah di tentukan oleh

Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

Ini berarti kinerja dari Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak

Surabaya masih belum maksimal. Pelayanan tidak banyak manfaatnya jika tidak

diiringi oleh kinerja yang baik. Dalam hal ini Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung

Perak Surabaya harus dapat melaksanakan kinerja pelayanan yang prima. Sebagai

lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa penerbitan visa

dan Surat Perjalanan Republik Indonesia atau paspor, maka Kantor Imigrasi Kelas

(9)

jawabnya sebagai lembaga pemerintah yang melayani masyarakat baik asing

maupun masyarakat dalam negeri dalam pelayanan jasa penerbitan visa ataupun

Surat Perjalanan Republik Indonesia atau paspor.

Karena terjadinya fenomena tersebut di atas dan melihat masih

kurangnya tingkat kinerja pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak

Surabaya maka berdasarkan uraian tersebut maka penulis terdorong untuk

mengambil judul “Kinerja Pelayanan Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak

Surabaya”.

1.2. Perumusan Masalah

Oleh karena pentingnya kinerja pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I

Tanjung Perak Surabaya dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan, maka permasalahan yang untuk diketahui dalam

penelitian ini adalah Bagaimanakah kinerja pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I

Tanjung Perak Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang serta perumusan masalah dimuka, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui kinerja

pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya. Sesuai dengan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 7 Tahun 2010 tentang pedoman penilaian kinerja unit pelayanan

(10)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan saran bagi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

sebagai bahan penimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan pelayanan pada masyarakat asing maupun masyarakat indonesia

dalam pelyanan visa atau Surat Perjalanan Republik Indonesia

2. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Sebagai bahan studi perbandingan bagi mahasiswa yang mengkaji tentang

pelayanan Visa dan Surat Perjalanan Republik Indonesia di Kantor

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya dan menjadi bahan referensi

mahasiswa yang lainnya.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam mengkaji

pengetahuan atau teori yang diperoleh di bangku perkuliahan progam studi

Administrasi Negara serta untuk memahami pelaksanaan sebuah

pelayanan Visa dan Surat Perjalanan Republik Indonesia di Kantor

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

(11)

2.1. Penelitian Ter dahulu

1.Penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto (2008), dengan judul Pengaruh

Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Di

Kantor Bersama Samsat UPPD Dipenda Propinsi Jateng Kabupaten Sragen.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel kehandalan,

tanggap, jaminan, empati, dan fasilitas fisik untuk kepuasan masyarakat wajib

pajak kendaraan bermotor di kantor bersama Samsat UPPD Dipenda Propinsi

kabupaten Sragen. Hasil dari penelitian ini Reliability, assurance,

responsiveness dan tangible berpengaruh positif signigikan terhadap kepuasan

wajib pajak kendaraan bermotor, sedangkan emphaty berpengaruh positif tetapi

tidak signifikan. Reliability mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor.

2.Penelitian yang dilakukan oleh Mote (2008) dengan judul Analisis Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Pelayanan Publik Di Puskesmas

Ngesrep Semarang. Dengan hasil Penelitian ini menunjukan Dari 14 Indikator

pelayanan yang diteliti terdapat 3 indikator dengan kategori tidak baik yaitu :

kemampuan petugas pelayanan, kenyamanan lingkungan dan keamanan

lingkungan. Selain itu juga terdapat 11 indikator yang berkategori. Pengukuran

nilai IKM secara keseluruhan menunjukkan hal yang positif dan dikatagorikan

(12)

3.Penelitian dilakukan Dewi Lukitowati (2008) Mahasiswa Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur jurusan administrasi Negara

dalam skripsinya yang berjudul Kualitas Pelayanan Administrasi Pengurusan

Kartu Tanda Penduduk (KTP) Di Kelurahan Margorejo Kecamatan Wonocolo

Surabaya.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas

pelayanan administrasi pengurusan KTP di Kelurahan Margorejo Kecamatan

Wonocolo Surabaya. Hasil analisa dan pembahasan maka diambil lima

kesimpulan dilihat dari kualitas administrsi pengurusan KTP di kelurahan

Margorejo kecamatan wonocolo yaitu, prosedur pelayanan, waktu

penyelesaian, biaya pelayanan, produk pelayanan dan sarana prasarana.

Penelitian yang dilakukan sekarang mempunyai persamaan dan perbedaan

dengan beberapa penelitian diatas. Adapun persamaannya adalah sama-sama

membahas mengenai reformasi administrasi public, sedangkan perbedaannya

adalah terletak pada focus, waktu dan tempat, sehingga penelitian yang

dilakukan sekarang ini bukan merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya

dan penelitian yang sekarang mengambil judul “Reformasi Pelayanan Kartu

Tanda Penduduk (KTP) di Kota Surabaya

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pelayanan

Menurut Moenir (2001 : 17) dalam bukunya yang berjudul

“Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia” menyatakan bahwa

(13)

sebagai proses pelayanan, berlangsung secara rutin dan berkesinambungan

meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.

Menurut Burhanuddin (1994 : 202) pelayanan adalah salah satu bentuk

dari pelaksanaan birokrasi yang terdiri dari system dan prosedur.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

No.63 Tahun 2003 mendefinisikan pelayanan umum sebagai segala bentuk

pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah

dan di lingkungan badan usaha milik Negara atau badan usaha milik

daerah, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

maupun dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Wadu Wasistiono (2003 : 43) pelayanan adalah

pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah

ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan ataupun tanpa

pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

Dengan demikian pelayanan adalah salah satu bentuk dan

pelaksanaan birokrasi yang dilakukan dengan cara-cara baru secara rutin

dan berkesinambungan serta didukung oleh tingkah laku yang baik dimana

pemberian pelayanan ini dapat dibiayai oleh dua sumber yaitu pajak dan

(14)

2.2.2. Tujuan Pelayanan

Tujuan pelayanan adalah menyangkut kepuasan orang banyak

atau masyarakat, tidak bertentangan dengan norma dan aturan dimana

bersumber pada kebutuhan (hajat) hidup orang banyak atau masyarakat

(Moenir, 1995 : 30).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelayanan

adalah untuk mencapai tingkat kepuasan masyarakat sesuai dengan norma

dan aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup orang banyak

agar tingkat kepuasan masyarakat dapat berhasil dengan maksimal.

2.2.3. Fungsi Pelayanan

Menurut Moenir (2002 : 19) adapun fungsi pelayanan adalah :

1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, sehingga menghemat

waktu.

2. Meningkatkan produktifitas baik barang atau jasa.

3. Kualitas produk yang lebih baik.

4. Ketepatan susunan dan stabilitas ukuran terjamin.

5. Lebih mudah dalam taraf pelakunya.

6. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan

(15)

2.2.4. Bentuk Pelayanan

Menurut Moenir (2002 : 190) dalam bukunya yang berjudul

“Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia”, bentuk pelayanan ada 3

macam :

1. Pelayanan dengan lisan

Pelayanan yang mempunyai tugas memberikan penjelasan atau

keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Adapun syarat-syarat

yang harus di penuhi oleh pelaku layanan agar pelayanan yang di

berikan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang

tugasnya.

b. Mampu memberikan penjelasan yang perlu dan lancer, singkat

tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin

memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.

d. Tidak melayani orang-orang yang ingin sekedar berbicara.

2. Pelayanan melalui tulisan

Pelayanan melalui tulisan merupakan layanan yang paling menonjol

dalam pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari

segi peranannya. Agar pelayanan dalam bentuk tulisan dapat

memuaskan pihak yang dilayani maka ada beberapa hal yang harus

diperhatikan yaitu factor kecepatan baik dalam pengolahan masalah

(16)

3. Pelayanan berbentuk perbuatan

Pada umumnya pelayanan dalam bentuk perbuatan 70-80 % dilakukan

oleh petugas-petugas tingkat menengah dan bawah. Oleh sebab itu

faktor keahlian dan keterampilan petugas sangat menentukan dan

berpengaruh terhadap hasil perbuatan dan pekerjaan.

2.2.5. Pr insip – Prinsip Pelayanan

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan

Pelayanan Publik, yang harus dipahami oleh setiap birokrasi publik dalam

melaksanakan pelayanan kepada masyarakat mencerminkan suatu

pelayanan yang berdasakkan pada prinsip-prinsip pelayanan yaitu sebagai

berikut :

1. Kesederhanaan

Prosedur atau tata cara pelayanan perlu ditetapkan dan dilaksanakan

secara mudah, lancar, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.

2. Kejelasan dan Kepastian

Kejelasan dan kepastian dalam hal prosedur atau tata cara pelayanan,

persyaratan pelayanan baik teknis maupun administratif, unit kerja atau

pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan

pelayanan dan tata cara pembayarannya dan jadwal waktu

(17)

3. Keamanan

Proses dan produk atau hasil pelayanan dapat memberikan keamanan,

kenyamanan dan kepastian hukum bagi masyarakat.

4. Ketepatan Waktu

Pelaksanaan pelayanan harus dapat diselesaikan tepat pada waktu yang

telah ditentukan.

5. Akurasi

Kriteria ini mengandung arti bahwa produk pelayanan publik dapat

diterima dengan benar, tepat dan sah.

6. Tanggung Jawab

Kriteria ini mengandung arti bahwa pimpinan penyelenggara

pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas

penyelenggara pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan

pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Kriteria ini mengandung arti bahwa tersedia sarana dan prasarana

kerja, peralatan dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

penyediaan sarana teknologi, telekomunikasi dan informatika.

8. Kemudahan Akses

Kriteria ini mengandung arti bahwa tempat dan lokasi serta sarana

(18)

9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan

Kriteria ini mengandung arti bahwa pemberi pelayanan harus bersikap

disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan

baik.

10.Kenyamanan

Kriteria ini mengandung arti bahwa lingkungan pelayanan harus tertib,

teratur dengan disediakannya ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi,

lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas

pendukung pelayanan seperti tempat parker, toilet, tempat ibadah dan

lain-lain.

2.2.6. Faktor Pendukung Pelayanan

Menurut Moenir (2001 : 88) dalam pelayanan umum terdapat

beberapa faktor pendukung yang penting, diantaranya faktor kesadaran,

faktor aturan, faktor organisasi, faktor pendapatan, faktor keterampilan dan

faktor sarana. Adapun pengertian dari keenam faktor tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Faktor Kesadaran

Kesadaran menunjukkan suatu keadaan pada jiwa seseorang,

yaitu merupakan titik atau equilibrium dari berbagai pertimbangan

sehingga diperoleh suatu keyakinan, ketenangan, ketepatan hati

(19)

Sedangkan kata kesadaran dapat dirumuskan sebagai berikut :

“suatu proses berfikir melalui metode renungan, pertimbangan dan

perbandingan sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan,

ketepatan hati dan keseimbangan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak

untuk perbuatan dan tindakannya yang akan dilakukan kemudian”.

Dengan pengertian diatas maka kesadaran adalah hasil dari suatu

proses yang kadang-kadang memerlukan waktu yang cukup lama dan

dalam keadaan tenang tidak dalam keadaan emosi.

Proses tumbuhnya kesadaran berbeda pada setiap orang baik

dalam hal kecepatan maupun dalam hal kualitas. Hal ini tergantung

pada kemampuan berfikir, penggunaan perasaan dan pertimbangan.

2. Faktor Aturan

Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan

perbuatan orang. Makin maju dan majemuk suatu masyarakat makin

besar peranan aturan dan dapat dikatakan orang tidak dapat hidup

layak dan tenang tanpa aturan. Oleh karena itu peranan aturan

demikian besar dalam hidup bermasyarakat maka dengan sendirinya

aturan harus dibuat, dipatuhi dan diawasi sehingga dapat mencapai

sasaran sesuai dengan maksudnya.

Pertimbangan harus diarahkan kepada manusia sebagai subyek

aturan, artinya mereka yang membuat, menjalankan dan mengawasi

pelaksanaan aturan itu, maupun manusia sebagai obyek aturan, yaitu

(20)

Pertimbangan pertama manusia sebagai subyek aturan ditunjukkan

kepada hal-hal yang penting yaitu :

a. Kewenangan

Kewenangan erat hubungannya dengan sahnya suatu perbuatan

atau tindakan yang diambil, termasuk pembuatan aturan yang akan

mengikat berbagai pihak.

b. Pengetahuan dan Pengalaman

Dengan pengetahuan dan pengalaman dapat memiliki pandangan

jauh kedepan sehingga aturan yang dibuat dapat menjangkau waktu yang

cukup panjang karena dapat mengantisipasi segala sesuatu beberapa

tahun yang akan datang.

c. Kemampuan Bahasa

Bahasa tulisan merupakan cerminan dari kehendak atau pikiran

yang berbeda dengan bahasa lisan. Dalam beberapa hal bahasa tulis yang

mampu menterjemahkan secara lengkap kehendak atau pikiran lebih

sulit daripada bahasa lisan untuk hal yang sama.

d. Pemahaman oleh Pelaksana

Petugas pelaksana yang kelak akan terlibat langsung aturan itu,

berhadapan dengan orang haruslah memahami terlebih dahulu maksud

dan arti aturan itu. Sebab petugas inilah yang berhadapan langsung

dengan orang yang berkepentingan, sehingga petugas harus mampu

(21)

e. Disiplin dalam Pelaksanaan

Disiplin adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis

maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan. Salah satu syarat agar dapat

ditumbuhkan disiplin dalam lingkungan kerja adalah adanya pembagian

pekerjaan yang tuntas sampai kepada pegawai atau petugas yang paling

bawah, sehingga setiap orang tahu dengan sadar apa tugasnya, bagaimana

melakukannya, kapan pekerjaan dimulai dan kapan selesai, seperti apa

hasil yang disyaratkan dan kepada siapa petugas mempertanggung

jawabkan hasil pekerjaan itu.

Mengenai disiplin ada 2 jenis disiplin yang sangat dominan dalam

usaha menghasilkan barang atau hasa sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh organisasi. Kedua jenis disiplin itu adalah sebagai

berikut :

a. Disiplin Waktu

b. Disiplin Kerja

3. Faktor Organisasi

Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak berbeda dengan

organisasi pada umumnya, namun ada perbedaan sedikit dalam

penerapannya, karena sasaran pelayanan ditujukan secara khusus

kepada manusia yang mempunyai watak dan kehendak yang

berbeda-beda. Dimana yang dimaksud organisasi disini bukan semata-mata

susunan organisasi, melainkan lebih banyak pada pebgaturan dan

(22)

Menurut Louis Allen dalam Moenir (2001 : 98) “organization is a

mechanism or structur that enables living thing to workeffectively

together”(organisasi adalah mekanisme maka perlu adanya pendukung

yang berfungsi memperlancar mekanisme itu).

Sarana pendukung itu adalah sistem, prosedur dan metode.

Organisasi pelayanan yang dimaksud ialah mengorganisir fungsi

pelayanan baik dalam bentuk struktur maupun mekanismenya yang

akan berperan dalam mutu dan kelancaran pelayanan.

a. Sistem

Adalah suatu susunan atau rakitan komponen atau bagian-bagian

yang membentuk satu kesatuan yang utuh dengan sifat-sifat saling

tergantung, saling mempengaruhi dan saling berhubungan.

b. Prosedur

Sistem dan prosedur merupakan dwi tunggal yang tidak

terpisahkan karena satu sama lain saling melengkapi. Sistem

merupakan kerangka mekanismenya organisasi sedang prosedur

adalah rincian dinamikanya mekanisme sistem. Jadi tanpa sistem

prosedur tidak ada landasan berpijak untuk “berkiprah” dan tanpa

prosedur suatu mekanisme sistem tidak akan berjalan.

c. Metode

Yang dimaksud metode adalah cara yang dilakukan oleh seseorang

untuk menyelesaikan suatu tahap dari rangkaian pekerjaan, yang

(23)

tersebut juga merupakan urutan perbuatan atau langkah yang harus

dipatuhi, karena terlewatnya salah satu titik urutan dapat

mengakibatkan “cacat” pada hasil pekerjaan tersebut. Metode dan

prosedur pada prinsipnya sama yaitu mangatur perbuatan orang

dalam pekerjaan, untuk mencapai suatu tahap atau tingkat tertentu

dari serangkaian pekerjaan tersebut. Metode hendaknya dapat

menjadi tingkah laku dalam penyelesaian pekerjaan, sehingga

menambah kelancaran pekerjaan.

4. Faktor Pendapatan

Pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai

imbalan atas tenaga atau pikiran yang telah dicurahkan untuk orang

lain atau badan/organisasi, baik dalam bentuk uang, mauapun fasilitas,

dalam jangka waktu tertentu. Pada dasarnya pendapatan harus dapat

memenuhi kebutuhan hidup, baik untuk dirinya maupun keluarga.

5. Faktor Kemampuan dan Keterampilan

Kemampuan berasal dari kata mampu yang dalam hubungan

dengan tugas atau pekerjaan dapat melakukan tugas atau pekrjaan

sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai yang diharapkan.

Selanjutnya mengenai keterampilan ialah mengenai

kemampuan melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan menggunakan

anggota badan dan peralatan kerja yang tersedia. Dengan pengertian

ini dapat dijelaskan bahwa keterampilan lebih banyak menggunakan

(24)

dan pikiran. Dengan kombinasi yang berbeda dari masing-masing

unsur tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan.

Dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai maka

pelaksanaan tugas atau pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, cepat

dan memenuhi keinginan semua pihak, baik manajemen itu sendiri

atau masyarakat.

6. Faktor Sarana

Faktor sarana pelayanan yang dimaksud adalah segala jenis

peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai

alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga

berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang dengan

organisasi kerja itu.

2.2.7. Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Keputusan Menter Pendayagunaan Aparatur Negara No:

63/KEP/M.PAN/7/2003, Pelayanan Publik adalah segala bentuk kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Moenir (2001 : 26), pelayanan umum adalah kegiatan

yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dengan landasan faktor

material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha

(25)

Sedangkan menurut Mardiasmo (2002 ; 107) dalam bukunya

“Akuntansi Sektor Publik” menyatakan bahwa salah satu tugas pokok

pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat publik

(service). Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai

melalui dua sumber yaitu : pajak dan pembebanan langsung kepada

masyarakat sebagai konsumen jasa publik. Jika pelayanan publik dibiayai

dengan pajak, maka setiap pajak harus membayar tanpa mempedulikan

apakah konsumen menikmati secara langsung jasa tersebut atau tidak. Jika

pelayanan publik dibiayai melalui pembebanan langsung, maka yang

membayar hanyalah mereka yang memanfaatkan jasa pelayanan publik

tersebut, sedangkan yang tidak memanfaatkan tidak diwajibkan untuk

membayar.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan

publik adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh sesorang atau

sekelompok orang sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelayanan dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan

metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain

sesuai dengan haknya.

2.2.8. J enis - J enis Pelayanan Publik

Menurut Pasolong, (2007:129) terdapat tiga jenis pelayanan yang

(26)

jenis pelayanan tersebut didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan serta

produk pelayanan yang dihasilkan yaitu :

1. Pelayanan Administrasi

Jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa pencatatan,

penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi dan tata usaha lainnya

yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen

misal, jenis pelayanan sertifikat tanah, pelayanan administrasi

kependudukan (KTP, NTCR, akte kelahiran dan akte kematian).

2. Pelayanan Barang

Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan

dan pengolahan bahan berwujud fisik termasuk distribusi dan

penyampaiannya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau individual)

dalam suatu sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan

produk akhir berwujud benda yang memberikan nilai tambah secara

langsung bagi penggunanya misal, jenis pelayanan listrik, air bersih,

telepon dan lain-lain.

3. Pelayanan Jasa

Jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa sarana dan

prasarana serta penunjangnya. Produk akhirnya berupa jasa yang

mendatangkan manfaat bagi penerimaanya secara langsung dan habis

terpakai dalam jangka waktu tertentu misalnya, pelayanan angkutan darat,

laut dan udara, kesehatan perbankan, pos, pemadam kebakaran dan

(27)

2.2.9. Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2000:86) istilah kinerja berasal dari kata

job performance atau actual permonmance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja

sebetulnya memiliki makna yang sama dengan prestasi kerja.

Lebih lanjut dikatakan bahwa pengertian kinerja (prestasi kerja)

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

Pendapat lain juga diungkapkan oleh Moenir (1983: 76)

mendifinisikan kinerja atau prestasi kerja adalah sebagai hasil kerja

seseorang pada kesatuan waktu dan ukuran tertentu.

Sedangkan Dharma (1986: 32) menyebutkan bahwa prestasi kerja

dimaksudkan adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk/jasa yang

dihasilkan atau diberikan seseorang atau kelompok.

Lebih lanjut Bernardin dan Russel (1993) memberikan pengertian

bahwa prestasi kerja merupakan catatan perolehan yang dihasilkan dari

fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu

tertentu. Kinerja juga dapat dikatakan sebagai suatu tingkat kemampuan

seorang atau organisasi dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan

secara efisien dan efektif. Sedangkan efektifitas organisasi berkaitan

(28)

efisien menggambarkan beberapa masukan (input) yang diperlukan untuk

menghasilkan suatu unit keluaran (output).

Bernandin (1993:379) memberikan pengertian kinerja sebagai

“catatan pekerjaan yang dihasilkan demi fungsi suatu pekerjaan tertentu

atau kegiatan selama suatu periode pekerjaan tertentu”. Jadi dalam hal ini

kinerja berkenaan dengan hasil pekerjaan karyawan yang berkaitan dengan

kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dinaikkan.

Menurut Sudarto (1993:3) kinerja adalah sebagai hasil atau unjuk

kerja dari suatu organisasi yang dilakukan oleh individu yang dapat

ditunjukan secara konkrit dan dapat diukur. Ada beberapa jenis kinerja

yaitu:

a. Kinerja organisasi : yaitu hasil kerja konkrit yang dapat diukur dari

organisasi dan dapat dipengaruhi oleh kinerja proses dan kinerja

individu, yang membutuhkan standar kinerja sebagai alat ukur,

sehingga ukuran kinerja tersebut dapat bersifat kuantitatif atau

kualitatif dan tidak selalu mencerminkan potensi organisasi.

b. Kinerja proses : yaitu hasil kerja konkrit dan dapat diukur dari

bekerjanya mekanisme kerja organisasi, dipengaruhi oleh kinerja

individu dan membutuhkan standar kinerja sebagai alat ukur, sehingga

ukuran kinerja lebih bersifat kualitatif dan tidak selalu mencerminkan

potensi organisasi.

c. Kinerja individu : yaitu hasil kerja konkrit dan dapat diukur dari hasil

(29)

dalam diri individu yang membutuhkan standar kerja sebagai alat ukur

sehingga ukuran kinerja bersifat kualitatif dan tidak selalu

mencerminkan potensi individu.

Dari batasan pengertian yang disampaikan diatas, telah jelas apa

yang dimaksud dengan kinerja. Maka dari itu, kinerja merupakan suatu

potensi yang terdapat pada individu.

2.2.10. Pengukuran Kinerja

Untuk mengetahui kinerja pegawai diperlukan kegiatan-kegiatan

khusus, seperti dikemukakan oleh Hasibun (2000:84) bahwa secara umum

pengukuran prestasi kerja mencakup dua hal yaitu : pertama, identifikasi

dimensi kinerja yang mencakup semua unsur yang akan dievaluasi dalam

pekerjaan masing-masing pegawai dalam suatu organisasi dan kedua,

penetapan standart kinerja. Standart kinerja merupakan suatu pernyataan

yang menguraikan kriteria-kriteria apa yang akan dipergunakan untuk

menentukan berhasil tidaknya pegawai mencapai tujuannya. Standart yang

telah ditentukan tersebut akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kinerja

seperti “bilamana”, “seberapa baiknya”, “seberapa banyak kesalahan”, dan

“memuaskan hati siapa”, dan umumnya standart tersebut bersifat spesifik,

dapat dicapai dengan daya upaya yang cukup dan sebisa mungkin bersifat

obyektif dan dapat diukur (Bacal 2001:76). Untuk mengetahui kinerja

(30)

penilaian tersebut. Kriteria yang dapat dipergunakan dalam mengukur

kinerja (prestasi kerja), antara lain :

a. Kualitas (quality), merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil

pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan

yang diharapkan.

b. Kuantitas (quantity), merupakan jumlah yang dihasilkan misalnya

jumlah unit, jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan, dan lain-lain

c. Batas Waktu (time lines), merupakan tingkat sejauh mana kegiatan

dilaksanakan pada waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan

koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain.

d. Efektifitas Biaya (cost efectiveness), adalah tingkat sejauh mana

penggunaan daya organisasi (manusia, keuangan, teknologi, material)

dimaksimalkan untuk mencapai hasil yang tinggi atau pengurangan

kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya.

e. Kebutuhan Supervisi (need of supervision), merupakan tingkat sejauh

mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan

tanpa memerlukan pengawasan seseorang supervisor untuk mencegah

tindakan yang kurang diinginkan.

f. Dampak interpersonal (interpersonal impact), merupakan tingkat

sejauh mana pegawai memelihara harga diri, nama baik dan kerja sama

(31)

Meskipun terdapat banyak cara dalam melakukan pengukuran

prestasi kerja akan tetapi beberapa hal yang selalu menjadi pertimbangan,

menurut Dharma (1991) antara lain :

a. Kuantitas yang berhubungan dengan jumlah yang harus diselesaikan;

b. Kualitas yang berhubungan dengan mutu yang dihasilkan (baik dan

tidaknya);

c. Ketepatan waktu yang berhubungan dengan waktu penyelesaian.

Kuantitas, secara sederhana dapat dianologikan dengan semakin

banyak pekerjaan yang dihasilkan pegawai maka pegawai tersebut dapat

dikatakan lebih berprestasi. Akan tetapi pengukuran secara kuantitas lebih

tepat jika diterapkan pada jenis pekerjaan tertentu saja.

Kualitas dapat dilihat sebagai suatu hasil. Misalnya jika yang

dihasilkan produknya adalah berupa barang atau hasil kerja yang bagus

maka secara umum dikatakan bahwa barang tersebut maupun hasil

kerjanya berkualitas.

Ketepatan waktu lebih berkaitan dengan tingkat kecepatan dalam

mencapai sasaran. Misalnya semakin sedikit waktu yang dibutuhkan

dalam menghasilkan suatu barang atau dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan, maka dikatakan lebih berprestasi.

Lebih jauh Sedarmayanti (2001:51) menyatakan bahwa kinerja

meliputi beberapa aspek, yaitu :

a. Kualitas kerja (quality of work)

b. Ketepatan waktu (promptness)

(32)

d. Kemampuan (capability) dan

e. Komunikasi atau hubungan (communication)

Dari sisi yang cukup bervariasi, dijelaskan bahwa pengukuran

kinerja dapat dilihat dari mutu (kehalusan, kebersihan dan ketelitian),

jumlah waktu (ketepatan), jumlah macam kerja (banyaknya keahlian),

jumlah jenis alat (ketrampilan dalam menggunakan bermacam-macam

alat) dan pengetahuan tentang pekerjaan.

Beberapa standart kinerja yang dikemukakan Sedarmayanti

(2001:62) dalam studinya mengukur prestasi kerja secara umum yang

diterjemahkan kedalam prilaku secara mendasar adalah :

a. Kuantitas kerja

b. Kualitas kerja

c. Pengetahuan tentang pekerjaan

d. Pendapat atau pernyataan yang disampaikan

e. Keputusan yang diambil

f. Perencanaan kerja

g. Daerah organisasi kerja

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor :7 Tahun 2010, tentang pedoman penilaian

kinerja unit pelayanan publik, instrument kinerja mencakup komponen dan

indikator penilaian sebagai berikut :

1. Visi dan Misi serta motto pelayanan

Komponen ini berkaitan dengan visi dan misi serta motto pelayanan

(33)

2. Sistem dan Prosedur

Komponen ini berkaitan dengan dengan sistem dan prosedur-prosedur

baku yang dibentuk baik secara internal untuk mendukung pengelolaan

pelayanan yang efektif dan efisien maupun secara eksternal untuk

memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna pelayanan.

Prosedur baku internal meliputi : standadrd Operating Procedures

(SOP). Sedangkan sistem prosedur baku eksternal meliputi : standar

pelayanan yang meliputi unsure prosedur pelayanan, persyaratan,

biaya, waktu pelayanan, mutu pelayanan dan mekanisme

pengaduan/keluhan.

3. Sumber Daya Manusia

Komponen ini berkaitan dengan prfesionalisme pegawai yang meliputi

: sikap dan perilaku, keterampilan, kepekaan dan kedisiplinan.

4. Sarana dan Prasarana

Komponen ini berkaitan dengan daya guna sarana dan prasarana yang

dimiliki.

2.2.11. Pengertian Kinerja Unit Pelayanan Publik

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi yang dimaksud dengan kinerja unit pelayanan publik adalah

tingkat keberhasilan unit pelayanan dalam memberikan pelayanan kepada

(34)

2.3. Kerangka Ber fikir

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No: 7 Tahun 2010 :Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik

Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

1. Visi dan Misi 2. Sistem dan Prosedur 3. Sumber Daya Manusia

4. Sarana dan Prasarana

\

Visi dan Misi Sistem dan Prosedur

Hasil

Sarana dan Prasarana Sumber Daya

Manusia

Seluruhnya tidak terpenuhi

Sebagian terpenuhi

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. J enis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di depan, maka

penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian deskriptif kuantitatif

untuk mengetahui kinerja pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak

Surabaya.

3.2. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

3.2.1. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan, maka variabel

bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Kinerja unit pelayanan publik adalah keberhasilan unit pelayanan dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat (Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ). Adapun indikator

dari variabel penilaian kinerja unit pelayanan publik sebagaimana telah ditetapkan

dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 7 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja

Unit Pelayanan Publik, yang kemudian dikembangkan menjadi 4 unsur yang

“relevan”, “valid” dan “reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk

(36)

Tabel 3.1.

Tabel Instrumen Pengukuran Variabel

Var iabel No Indikator Skala Penilaian

Skor 1 Skor 2 Skor 3

Kinerja pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

1 Visi dan Misi

1. Apakah visi dan misi

yang ada mampu memotivasi pelaksana dalam memberikan pelayanan terbaik?

2. Apakah terdapat motto

pelayanan yang mampu memotifasi pegawai untuk memberikan pelayanan terbaik?

3. Apakah motto

pelayanan diumumkan secara luas kepada pengguna layanan?

4. Apakah terdapat

maklumat pelayanan atau janji pelayanan ?

0 50 100

2 Sistem dan Pr osedur

Per syar atan

1. Apakah terdapat

prosedur tetap (SOP) dan/atau standar pelayanan?

2. Apakah terdapat sistem

pengelolaan berkas/dokumen?

3. Apakah terdapat

sertifikat ISO 9001 : 2000 dalam

menyelenggarakan pelayanan publik?

4. Apakah terdapat

sistem/prosedur pengelolaan pengaduan pengguna layanan?

5. Apakah terdapat system

pengelolaan mutu pelayanan?

6. Apakah pegawai

memiliki uraian tugas

(37)

7. Apakah terdapat persyaratan pelayanan yang diumumkan kepada pengguna layanan?

8. Apakah biaya/tarif

pelayanan ditetapkan secara resmi

berdasarkan hokum dan diumumkan?

9. Apakah terdapat standar

waktu untuk

penyelesaian pelayanan?

10. Bagaimana tingkat

keterbukaan informasi pelayanan kepada pengguna layanan?

3 Sumber daya manusia

Kejelasan

1. Apakah terdapat

pedoman internal tentang sikap dan perilaku (etika pegawai)?

2. Bagaimana sikap dan

perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan kepada pengguna layanan?

3. Bagaimana kedisiplinan

pegawai dalam

memberikan pelayanan kepada pengguna layanan?

4. Bagaimana tingkat

kepekaan/respon pegawai dalam

memberikan pelayanan kepada pengguna layanan?

5. Bagaimana tingkat

keterampilan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada pengguna layanan?

6. Apakah terdapat

kebijakan

pengembangan pegawai dalam rangka

(38)

peningkatan

keterampilan/profesiona lisme pegawai dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna pelayanan?

4 Sar ana dan Pr asar ana

1. Apakah sarana yang

dipergunakan untuk

proses pelayanan telah

didayagunakan secara

optimal?

2. Apakah sarana

pelayanan yang tersedia memberikan kenyamanan kepada pengguna layanan?(kebersihan, kesederhanaan, kelayakan dan kemanfaatan)

3. Sarana pengaduan

(kotak pengaduan, loket pengaduan, telepon tol, email )

0 50 100

Sumber : Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik.

3.3.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan alat tempat yang digunakan oleh peneliti

untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti guna

memperoleh data. Agar memperoleh data yang akurat dan mendekati kebenaran

sesuai dengan fokus penelitian, maka peneliti memilih dan menetapkan situs

(39)

3.4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

3.4.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2003), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. dalam penelitian ini yang akan dijadikan subyek penelitian adalah

80 orang pegawai serta staf di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

dan obyeknya adalah Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

3.4.2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan questioner yang diberikan kepada 80 orang pegawai serta staf di

Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya sesuai dengan Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun

2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik

yaitu dengan menilai 4 komponen yaitu visi misi, system prosedur, sumber daya

manusia dan sarana prasarana. Adapun kriteria untuk pengambilan sampel adalah

80 orang pegawai serta staf di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik, untuk memenuhi validitas populasi

penilaian diambil dari keseluruhan pegawai serta staf di Kantor Imigrasi Kelas I

Tanjung Perak Surabaya sebagai responden. Responden ditetapkan 80 orang dari

(40)

Surabaya, dengan dasar (Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2010)

3.4.3. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumental atau

daftar pertanyaan terhadap para konsumen yang bertindak sebagai

responden. Dalam penilaian kinerja unit pelayanan publik digunakan

kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data penilaian kinerja unit

pelayanan publik. Kuesioner disusun berdasarkan tujuan survei terhadap

kinerja pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

2. Dokumentasi

Mengutip data-data kuantitatif dari arsip-arsip (dokumen-dokumen)

perusahaan atau lembaga yang terkait yang menjadi obyek penelitian

seperti, data visi misi, sistem dan prosedur, sumber daya manusia dan

sarana serta prasarana di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

3.5. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.5.1. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini teknik analisis datanya dilakukan dengan

menggunakan pedoman penilaian kinerja unit pelayanan publik, yaitu data

informasi tentang hasil penilaian kinerja unit pelayanan yang diperoleh dari hasil

pengukuran secara kuantitatif atas pendapat pegawai serta staf di Kantor Imigrasi

(41)

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2010

tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik. Penilaian

Kinerja Unit Pelayanan Publik terdapat 4 komponen. Setiap komponen memiliki

nilai maksimum dan bobot total dengan kriteria sebagai berikut :

Penilaian dibagi atas 4 (empat) komponen penilaian :

1. Penilaian visi, Misi dan Motto

Jumlah pertanyaan = 4 pertanyaan

Bobot nilai total = 10%

Jumlah total, nilai maksimum = 400; minimum = 0 (nilai A)

2. Penilaian Sistem dan Prosedur

Jumlah pertanyaan = 10 pertanyaan

Bobot nilai total = 35%

Jumlah total, nilai maksimum = 1000; minimum = 0 (nilai B)

3. Penilaian Sumber Daya Manusia

Jumlah pertanyaan = 6 pertanyaan

Bobot nilai total = 35%

Jumlah total, nilai maksimum = 600; minimum = 0 (nilai C)

4. Penilaian Sarana dan Prasarana

Jumlah pertanyaan = 3 pertanyaan

Bobot nilai total = 20%

(42)

Nilai akhir : (0,1x (nilai A)+ 0,35x (nilai B) 0,35x (nilai C)+ 0.2x (nilai D)) x 100

0,1 x 400 + 0,35 x 1000 + 0,35 x 600 + 0,2 x 300

Keterangan :

1. Apabila perkiraan kondisi yang berkaitan dengan aspek penilaian tersebut

seluruhnya tidak terpenuhi dan bisa di buktikan berikan nilai 0

2. Apabila perkiraan kondisi yang berkaitan dengan aspek penilaian tersebut

sebagian terpenuhi dan bisa di buktikan berikan nilai 50

3. Apabila perkiraan kondisi yang berkaitan dengan aspek penilaian tersebut

(43)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Sejar ah Imigrasi di Indonesia

1. Periode Revolusi Kemerdekaan (1945-1949)

Periode Revolusi Kemerdekaan merupakan tahun-tahun awal yang berat

setelah sejak berdirinya Negara RI, yang hanya mendapat pengakuan de fakto,

itupun hanya atas Pulau Sumatra, Jawa dan Madura. Tanpa birokrasi tersendiri,

Negara RI sudah menangani bidang keimigrasian , terutama dalam mewujudkan

hubungan dan kerjasama diplomatik di luar negeri untuk memperoleh dukungan

internasional atas revolusi lemerdekaan, khususnya untuk lalu lintas para

diplomat, membeli senjata, alat transportasi dan lain-lain.

2. Periode RIS

Kurun waktu 1949- 1950 ini relatif singkat. Tetapi penting dalam sejarah

nasional Indonesia, ditandai dengan terjadinya pengakuan kedaulatan dari pihak

Belanda kepada Negara Republik Indonesia Serikat pada tanggal 27 Desember

1949 dalam upacara resmi di tiga kota, yaitu : Amsterdam, Jakarta dan

Yogyakarta. Dari sudut sejarah Imigrasi, periode inipun menjadi bertambah

penting karena di saat inilah berdirinya Jawatan Imigrasi RIS sebagai aparatur

keimigrasian yang mulai diarahkan kepada kepentingan nasional.

3. Periode 1950-1959

(44)

Kurun waktu berlakunya UUD 1945 dan aneka peraturan keimigrasian.

5. Periode 1992 - sekarang

Mulai berlakunya UU Keimigrasian yang sepenuhnya bersifat nasional.

Yaitu Undang-Undang No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian.

4.1.2. Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Sur abaya

Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya merupakan salah satu

lembaga hukum yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan Surat Perjalanan

Republik Indonesia atau Paspor dan Visa. Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Departemen

Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI. Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung

Perak Surabaya di Jl. Darmo Indah No. 21 Surabaya.

4.2. Deskr ipsi Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah pegawai serta staf di Kantor Imigrasi

Kelas I Tanjung Perak Surabaya sebanyak 80 orang.

Selanjutnya, pada bagian ini akan disajikan deskripsi karakteristik

responden berdasarkan beberapa informasi responden seperti jenis kelamin dan

pendidikan terakhir dan berdasarkan golongan seperti terangkum pada tabel

(45)

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Pria 59 73,25

2 Wanita 21 26,25

Total 80 100

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 pegawai di Kantor

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya yang dijadikan sebagai responden

penelitian, sebagian besar adalah yang berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 59

orang atau 73,25%.

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Tingkat Pendidikan J umlah

(Or ang)

Pr osentase (% )

1 S-2 5 6,25

2 S-1 36 45

3 D-3 5 6,25

4 SLTA sederajat 34 42,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 pegawai di Kantor

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya yang dijadikan sebagai responden

penelitian berdasarkan pendidikan terakhir, adalah terbanyak berpendidikan S-I

sebanyak 36 orang atau 45%. Dan terendah berpendidikan D-3 masing-masing

(46)

Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan

No Pangkat Golongan Jumlah (orang) Prosentase (%)

1. Pembina IV/a 3 3,75

2. Penata Tk. I III/d 5 6,25

3. Penata III/c 9 11,25

4. Penata Muda Tk. I III/b 19 23,75

5. Penata Muda III/a 20 25

6. Pengatur Tk.I II/d 2 2,5

7. Pengatur II/c 11 13,75

8. Pengatur Muda Tk. I II/b 5 6,25

9. Pengatur Muda II/a 6 7,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 pegawai di Kantor

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya yang dijadikan sebagai responden

penelitian berdasarkan golongan, terbanyak adalah penata muda III/a sebanyak 20

orang atau 25%, dan terendah adalah pengatur Tk. I sebanyak 2 orang atau 2,5%.

4.2.1. Susunan Organisasi Beserta Tugas-tugasnya

Deskripsi Tugas dan Fungsi

1. Kepala Kantor Imigrasi

a. Kepala Kantor berkewajiban mengkoordinasikan seluruh kegiatan

aparat pelaksana dan staf dinas.

b. Kepala Kantor berkewajiban melaksanakan prinsip-prinsip

koordinasi, intergasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik dalam

lingkungan dinas maupun dengan instansi lain terkait.

2. Kasubag Tata Usaha

(47)

untuk memperlancar penerimaan informasi.

c. Mengkoordinasikan pengertian surat keluar di lingkungan Kantor

Imigrasi.

d. Mengkoordinasikan pengiriman surat keluar untuk memperlancar

penyampaian informasi.

e. Meneliti konsep pertanggung jawaban penggunaan pengiriman

surat dinas, telex dan telegram sesuai dengan kwitansi/resi bukti

pengiriman.

f. Meneliti dan mengoreksi konsep surat yang berkaitan dengan tugas

kerumah tanggaan yang diajukan oleh kepala urusan umum.

g. Menyelenggarakan pemeliharaan kendaraan dinas agar selalu

dalam keadaan siap digunakan.

h. Mengatur penggunaan kendaraan dan angkutan dinas untuk

menunjang kelancaran tugas.

3. Kaur Kepegawaian

a. Menyusun rencana kerja tata usaha kepegawaian.

b. Menganalisa data kepegawaian dan usulan-usulan untuk mengikuti

pendidikan keimigrasian dan latihan pegawai.

c. Menyusun daftar nama calon pegawai yang telah memenuhi

persyaratan untuk mengikuti latihan pra jabatan.

d. Menyiapkan usulan pengangkatan calon pegawai berdasarkan hasil

(48)

dan bentuk-bentuk penghargaan lainnya.

4. Kaur Keuangan

a. Menyusun rencana kerja tata usaha keuangan.

b. Melaksanakan pencarian dan berdasarkan laporan yang diterima.

c. Melakukan pembayaran atas tagihan beban anggaran belanja rutin.

d. Melaksanakan pemotongan pajak pada setiap pengeluaran sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

e. Memiliki kelengkapan dan kebenaran konsep register penutupan

kas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Kaur Umum

a. Menyusun rencana kerja urusan umum.

b. Mengkoordinasikan pendistribusian, pengolahan arus surat masuk.

c. Melaksanakan pengiriman surat keluar untuk memperlancar

penyampaian informasi.

6. Kasi Forsakim (seksi informasi dan sarana komunikasi keimigrasian)

a. Melakukan pengumpulan data keimigrasian berdasarkan laporan

guna memudahkan penelaahan.

b. Melakukan penyebaran informasi keimigrasian untuk kepentingan

penyelidikan keimigrasian.

c. Melakukan pemeliharaan dokumentasi keimigrasian sesuai dengan

(49)

ketentuan prosedur agar dapat dimanfaatkan pada saat diperlukan.

e. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerja bawahan.

7. Kasi Lantaskim (kepala seksi lalu lintas keimigrasian)

a. Menyusun rencana kerja seksi lalu lintas keimigrasian dengan cara

menghimpun saran, pendapat bawahan sebagai bahan acuan dalam

pelaksanaan tugas.

b. Mengkoordinasikan pemberian izin masuk dalam keadaan darurat

bagi WNA sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c. Mengkoordinasikan tugas keimigrasian dalam hal pelayanan

ibadah haji sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

8. Kasi Statuskim (kepala seksi status keimigrasian)

a. Menyusun rencana kerja seksi status keimigrasian dengan cara

menghimpun saran, pendapat bawahan sebagai bahan acuan dalam

pelaksanaannya.

b. Melakukan pemberian permohonan perpanjangan dokumen

imigrasi izin tinggal bagi WNI maupun WNA yang berdomosili di

daerah kerjanya.

c. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

9. Kasi Wadakim (kepala seksi pengawasan dan penindakan

(50)

keimigrasian dengan cara menghimpun saran, pendapat bawahan

sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan tugas.

b. Melakukan pendataan keimigrasian dengan cacah jiwa terhadap

orang asing yang berada di wilayah kerja kantor imigrasi guna

mempermudah pengecekan lebih lanjut.

c. Menata dan memelihara dokumen arsip perorangan berdasarkan

asal usul dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

10.Kasubsi Informasi

a. Melakukan pengumpulan data keimigrasian berdasarkan laporan

guna memudahkan penelaahan.

b. Melakukan penyebaran informasi keimigrasian untuk kepentingan

penyelidikan keimigrasian.

c. Melakukan pemeliharaan dokumentasi keimigrasian sesuai dengan

ketentuan yang berlaku guna pengamanan yang tertib dan teratur.

11.Kasubsi Lintas Batas

a. Menyusun rencana kerja sub seksi lintas batas dengan cara

menghimpun saran, pendapat bawahan sebagai acuan dalam

pelaksanaan tugas.

b. Mempersiapkan pemberian fasilitas keimigrasian dokumentasi

(51)

Indonesia.

c. Melaksanakan tugas keimigrasian dalam hal pelayanan ibadah haji

dan umroh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

12.Kasubsi Penelahaan

a. Menyusun rencana kerja sub seksi penalahaan status keimigrasian

dengan cara mneghimpun saran, pendapat bawahan sebagai acuan

dalam pelaksanaan tugas.

b. Melaksanakan pemberian perizinan pengendalian serta

pendayagunaan bagi WNA pemukim maupun pendatang baru

berdasarkan ketentuan yang berlaku.

c. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

13.Kasubsi Pengawasan

a. Menyusun rencana kerja sub seksi pengawasan keimigrasian

dengan cara menghimpun saran serta pendapat bawahan sebagai

bahan acuan dalam pelaksanaan tugas.

b. Melakukan penerimaan berkas-berkas permohonan perizinan

keimigrasian dan adata orang asing yang berada di wilayah kerja

kantor imigrasi baik yang ada di luar negeri maupun dari luar

negeri guna penelusuran lebih lanjut.

(52)

a. Menyusun rencana kerja sub seksi komunikasi dengan cara

menghimpun saran pendapat bawahan sebagai bahan acuan dalam

pelaksanaan tugas.

b. Melaksanakan pemeliharaan dokumentasi keimigrasian sesuai

dengan ketentuan yang berlaku guna pengamanan yang tertib dan

teratur.

c. Mempersiapkan daftar sarana komunikasi yang dubutuhkan dalam

rangka menunjang pelaksanaan tugas.

d. Melakukan pemeliharaan terhadap sarana komunikasi sesuai

dengan prosedur agar dapat dimanfaatkan pada saat diperlukan.

15.Kasubsi Perijinan

a. Melakukan pemeriksaan terhadap berkas permohonan dokumen ke

luar negeri bagi WNI maupun WNA serta perpanjangannya.

b. Melakukan pemberian izin permohonan dokumen perjalanan ke

luar negeri bagi WNI maupun WNA yang berdomosili di daerah

kerjanya berdasarkan ketentuan yang berlaku.

c. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

16.Kasubsi Penentuan

a. Menyusun rencana kerja sub seksi penentuan status keimigrasian

dengan cara menghimpun saran, pendapat bawahan sebagai bahan

(53)

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

c. Melakukan pemberian permohonan perpanjangan dokumen

keimigrasian izin tinggal bagi WNI maupun WNA yang

berdomisili di daerah kerjanya.

17.Kasubsi Penindakan

a. Menyusun rencana kerja sub seksi penindakan keimigrasian

dengan cara menghimpun saran, pendapat bawahan sebagai bahan

acuan dalam pelaksanaan tugas.

b. Memelihara dokumen, arsip perorangan berdasarkan asal usul

sesuai dengan petunjuk atasan.

(54)
(55)

Hasil penelitian kinerja pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung

Perak Surabaya didasarkan pada komponen-komponen yang ada di dalam

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi nomor 7 Tahun 2010 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit

Pelayanan Publik, yang berjumlah 4 komponen.

Ke-4 komponen tersebut adalah visi dan misi serta motto pelayanan,

sistem dan prosedur pelayanan, sumber daya manusia dan sarana serta prasarana.

Masing-masing indikator tersebut mempunyai beberapa sub indikator yang

keseluruhannya berjumlah 23 sub komponen dan setiap sub komponen mewakili

satu pertanyaan.

Penilaian kinerja pelayanan digunakan untuk mengetahui bagaimana

tingkat pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya. Penilaian

kinerja ini digunakan sebagai acuan bagi Kementrian/Lembaga/BUMN dan

Pemerintah Daerah dalam menilai kinerja unit pelayanan publik apakah sudah

memenuhi standar pelayanan. Hasil dapat diketahui dengan menjumlah nilai dari

masing-masing komponen yang telah ditentukan, dimulai dengan menganalisis

setiap item atau sub komponen yang ada dalam setiap komponen. Setiap item

dalam satu komponen dianalisis, kemudian nilai keseluruhan item dalam satu

komponen tersebut dicari rata-ratanya untuk menganalisis hasil setiap komponen.

Setelah semua komponen dinilai baru kemudian total nilai keseluruhan dari 4

(56)

Perak Surabaya.

4.3.1. Penyajian Data

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil rekapitulasi jawaban responden

mengenai 4 unsur penilaian kinerja pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung

Perak Surabaya yang mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 7 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penila

Gambar

Tabel 4.1.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Gambar 1  Alur Kerja SPRI/Work Flow SPRI di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung
+4

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Terlebih lagi dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2021 tentang Pengadaan Pegawai Pemerintah

Menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2021 tentang Pengadaan Pegawai Pemerintah dengan

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI .REPUBLIK

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 Tentang Jabatan Fungsional; MEMUTUSKAN Menetapkan : KESATU : Keputusan