• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendahuluan Evaluasi Kontribusi Aspal dan Agregat Dalam Mendukung Kekuatan Bahan RAP (Reclaimed Asphalt Pavement).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendahuluan Evaluasi Kontribusi Aspal dan Agregat Dalam Mendukung Kekuatan Bahan RAP (Reclaimed Asphalt Pavement)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

Pendahuluan

Mada Pramindana

(2)

1 A. Latar Belakang

Pekerjaan daur ulang (recycling) perkerasan jalan adalah cara yang digunakan untuk merehabilitas perkerasan jalan yang telah rusak ke perkerasan yang baru dengan menggunakan material limbah perkerasan jalan. Limbah-limbah dari perkerasan yang telah rusak atau sudah habis umur rencananya biasa disebut dengan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP).

Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) adalah limbah perkerasan jalan yang

diambil langsung dari perkerasan jalan yang telah rusak atau yang sudah habis umur rencananya, campurannya terdiri dari aspal dan agregat. Komponen aspalnya cenderung sudah sangat keras dan getas, sedangkan agregatnya cenderung sudah mengalami degradasi. Teknologi daur ulang dengan menggunakan RAP ini dapat mengurangi eksploitasi sumber daya alam, ketergantungan akan material baru, mengatasi problem limbah dan menjaga keseimbangan alam dengan menambah maupun tidak bahan peremaja atau bisa dengan perekayasaan kembali gradasi RAP untuk dijadikan lapis perkerasan yang baru, tetapi bahan RAP ini masih perlu diteliti sejauh mana bahan daur ulang lapis perkerasan jalan ini masih layak digunakan lagi atau tidak.

(3)

RAP perlu diselidiki seberapa besar potensi RAP untuk dijadikan bahan dasar pekerjaan daur ulang perkerasan jalan. Dengan adanya indikasi di atas, maka peneliti melakukan penelitian untuk mengevaluasi kontribusi komponen dari bahan RAP yaitu aspal dan agregat ini dalam mendukung kekuatan dari bahan RAP.

Dengan tujuan di atas maka peneliti memilih beberapa jenis pemeriksaan antara lain orientasi agregat saat dipadatkan, sifat fisik, kekuatan mekanik. Dalam hal ini nantinya terdapat 2 benda uji yang nantinya digunakan untuk perbandingan yaitu bahan RAP asli dan agregat hasil ekstraksi dari RAP. Pemeriksaan orientasi agregat adalah untuk mengetahui seberapa jauh agregat tersebut bergerak untuk mengisi rongga udara yang kosong ketika mendapatkan energi pemadatan. Pengujian sifat fisik antara lain, gradasi, berat jenis dan penyerapan, bentuk agregat (flakiness, elongation index), sand equivalent, berat isi. Pengujian kekuatan mekanik antara lain, pelapukan agregat (soundness test), keausan (abrasi), AIV (Aggregate Impact Value), Modiefied AIV (Aggregate Impact Value), ACV (Aggregate Crushing Value), Ten Percent Fines Values. Berdasarkan

hasil pemeriksaan di atas nantinya dapat dievaluasi apakah yang sebenarnya berkontribusi dalam mendukung kekuatan bahan RAP.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana identitas bahan RAP?

2. Bagaimana orientasi (pergerakan) agregat dari bahan RAP dan agregat RAP ketika dipadatkan dengan mesin tekan (press)?

3. Bagaimana sifat fisik dari bahan RAP dan agregat RAP?

4. Bagaimana kekuatan mekanik dari bahan RAP dan agregat RAP?

(4)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui identitas RAP.

2. Mengetahui orientasi (pergerakan) agregat bahan RAP dan agregat RAP di dalam mold ketika dipadatkan dengan mesin tekan (press).

3. Mengetahui sifat fisik dari bahan RAP dan agregat RAP.

4. Mengetahui kekuatan mekanik dari bahan RAP dan agregat RAP.

5. Mengetahui kontribusi aspal dan agregat dalam mendukung kekuatan bahan RAP berdasarkan orientasi (pergerakan) agregat, sifat fisik, dan kekuatan mekaniknya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan didapat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai ilmu pengetahuan tentang orientasi agregat saat dipadatakan, sifat fisik, dan kekuatan mekanik dari bahan RAP dan agregat RAP. 2. Sebagai ilmu pengetahuan tentang kontribusi aspal dan agregat dalam

mendukung kekuatan bahan RAP.

E. Batasan Masalah

1. Penelitian ini menggunakan bahan sisa-sisa bongkaran jalan lama yang diambil di DPU Kab. Tegal di jalur Pantura.

2. Penelitian ini menggunakan alat-alat yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan ini yang berada di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Material yang digunakan pada penelitian ini berupa bahan RAP yang masih terselimuti aspal dan agregat dari RAP tersebut yang didapat melalui proses ekstraksi.

4. Pemeriksaan orientasi (pergerakan) agregat dalam mold transparan dengan menggunakan alat uji tekan hidrolis (press).

(5)

6. Pemeriksaan orientasi (pergerakan) agregat hanya sebatas 2 dimensi saja untuk pengamatannya.

7. Pemeriksaan sifat fisik antara lain : analisa saringan, berat jenis dan penyerapan, bentuk agregat (flakiness dan elongation index), sand equivalent, berat isi.

8. Pemeriksaan kekuatan mekanik antara lain : pelapukan agregat (soundness test), keausan, AIV (Aggregate Impact Value), Modified AIV (Aggregate Impact Value), ACV (Aggregate Crushing Value), Ten

Percent Fines Value (TPFV).

9. Untuk pengujian analisa saringan khusus untuk benda uji bahan RAP dicoba dengan 2 metode yaitu metode wet sieving dan dry sieving.

10. Semua bahan yang digunakan untuk pemeriksaan orientasi, dan sifat fisik adalah dari material bahan RAP yang sama yang selanjutkan diekstraksi untuk pemeriksaan orientasi dan sifat fisik agregat RAP.

11. Bahan yang digunakan untuk benda uji kekuatan mekanik adalah dari material bahan RAP dan agregat RAP yang berbeda.

12. Pemeriksaan Aggregate Crushing Value (ACV) pemberian beban tekan hanya pada beban 25 ton saja dengan waktu yang sama dengan prosedurnya yaitu 10 menit, dikarenakan keterbatasan beban maksimal dari alat uji tekan. Sehingga nantinya dapat diprediksi nilai ACV yang sebenarnya pada beban 40 ton dengan pendekatan grafik menggunakan sedikitnya 3 data pemeriksaan TFV.

13. Pemeriksaan Ten Percent Fines Value (TFV) menggunakan waktu untuk lama pembebanan sama dengan pemeriksaan ACV dengan pembebanan bervariasi mulai dari 20 kN sampai dengan 260 kN.

F. Keaslian Penelitian

(6)

biasa digunakan pada penelitian lainnya untuk memperbaiki properties campuran RAP. Dalam penelitian ini hanya fokus pada orientasi, sifat fisik, dan kekuatan mekanik dari bahan RAP dan agregat RAP. Beberapa penelitian tentang RAP dan analisis orientasi agregat yang pernah dilakukan sebelumnya belum dikaji tentang orientasi, sifat fisik, dan kekuatan mekanik dari bahan RAP dan agregat RAP. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut nantinya akan dapat diketahui apakah yang berkontribusi dalam mendukung kekuatan bahan RAP. Beberapa penelitian sejenis tentang RAP dan orientasi agregat yang pernah dilakukandsebelumnya:

1. Setiawan (2011) dengan judul “Analisis Sifat Fisik Material Perkerasan Jalan Hasil Daur Ulang”.

2. Pramudyo (2013) dengan judul “Perbandingan Orientasi Agregat Campuran Aspal Yang Dipadatkan Menggunakan Alat Pemadat Roller Slab dan Marshall Hammer”.

(7)

1 Tabel 1.1. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya.

No Uraian Penelitian yang diusulkan Hendra Setiawan, dkk (2011)

Bahan Agregat RAP dan Bahan

RAP RAP Fresh agreggate RAP

4.

Perbedaan

Metode Tanpa Bahan Tambah Tanpa Bahan Tambah Hot Mix Stabilisasi dengan + Kapur Padam

Pengujian

Uji orientasi, sifat fisik dan kekuatan mekanik agregat dan bahan RAP

Uji Fisik Agregat dan Aspal RAP

Pemadatan dengan Roller

Slab dan Marshall Hammer Modified Proctor & CBR

(8)
(9)

Gambar

Tabel 1.1. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

RAP bersifat asam, maka reaksi netralisasi yang terjadi antara kapur padam dan aspal dapat menghasilkan ikatan yang kuat antara aspal dan

Berdasarkan masalah tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik kepadatan serta daya dukung bahan RAP dari jalur Pantura karena jalan di

Karakteristik Daya Dukung Material RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) Sebagai Bahan Daur Ulang Perkerasan Jalan Investigasi Karakteristi RAP (Reclaimed Asphalt

Mengetahui kinerja reclaimed asphalt pavement (rap) dalam campuran split mastic asphalt (sma) grading 0/11 bila di kombinasi dengan aggegat baru. Mengetahui kinerja

Sedangkan pemanfaatan RAP dengan sistem daur ulang pencampuran dingin telah dimulai pada tahun 2007 di ruas jalan Pantura, Sei Lilin, dan Pekalongan [5][6].. Propertis nilai

Pada penelitian berat jenis dapat diketahui hasil bahwa berat jenis material agregat baru lebih tinggi di bandingkan dengan berat jenis material RAP, sehingga berat jenis

Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan dari aspal emulsi dan RAP , penelitian dari campuran kedua bahan tersebut diperlukan untuk memberikan evaluasi mengenai

Kondisi aspal dan agregat RAP yang sudah lama bisa mengurangi kekuatan dan daya dukung, harusnya perlu ditambah agregat baru untuk mendapatkan kekuatan dan daya dukung yang