• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM APLIKASI DATA MATA KULIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM APLIKASI DATA MATA KULIAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM APLIKASI DATA MATA KULIAH

LAPORAN PENGUJIAN

Oleh :

Ledy (08.211.4327)

Kennedy Anthony Suyanto (08.211.1738) (08.211.1487) (08211.3844)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI BISNIS

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) MIKROSKIL

MEDAN 2010

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara natural pengembangan software bukanlah suatu hal yang mudah, bahkan mempunyai kecenderungan untuk mengalami kegagalan. Oleh karena itu

berorientasi pada kualitas adalah salah satu usaha dalam menurunkan tingkat resiko terjadinya kegagalan proyek.

Perlu diketahui dari data statistik di tahun 1995, perusahaan dan agen pemerintahan Amerika Serikat telah menghabiskan dana 81 bilyun US$ untuk proyek software yang dibatalkan, dengan rincian sebagai berikut:

– 31.1 % Proyek dibatalkan sebelum selesai.

– 52.7 % Proyek mengalami pembengkakan biaya sebesar 189% dari nilai estimasi.

– 9.0 % Proyek selesai tepat waktu dan anggaran.

Dengan berorientasi pada kualitas, maka organisasi software akan dapat melakukan proses analisa, evaluasi dan pengembangan yang berkesinambungan untuk mencapai suatu proses pengembangan software yang semakin lama semakin efektif, efisien, terukur, terkendali dan dapat diulang secara konsisten dalam menghasilkan suatu produk (software) yang berkualitas, tepat waktu dan pendanaan.

Dimana hal ini akan memberikan suatu jaminan bagi pelanggan / klien untuk mendapatkan produk seperti yang diharapkan, sehingga akan menambah

kepercayaan mereka akan kemampuan pengembang, hal ini sangat dibutuhkan bagi

organisasi software karena hubungan klien dan pengembangan adalah untuk jangka panjang dan berkesinambungan (marital status).

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan aplikasi untuk menampilkan data mata kuliah adalah:

1. Bagaimana memastikan aplikasi dikembangkan sesuai dengan desain dan model yang sudah ditetapkan?

2. Bagaimana menemukan mengurangi error ?

3. Bagaimana memastikan aplikasi sudah memenuhi keinginan atau kebutuhan dari pengguna yang sebenarnya?

(3)

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Melihat beragamnya permasalahan yang ditemukan , penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti dengan maksud agar masalah tidak menyimpang dari tujuannya , maka penulis membatasi permasalahan tersebut sebagai berikut :

a. Pengujian secara Whitebox dilakukan dengan menguji logika alur (logical flow) dari aplikasi dengan teknik Basis Path Testing

b. Pengujian secara Blackbox dilakukan dengan menguji fungsi,input dan output dari aplikasi dengan teknik Functional Analysis, Equivalence Class Partitioning, dan Boundary Value Analysis

1.4 Tujuan dan Manfaat

a. Adapun yang menjadi tujuan dari pengujian ini adalah untuk menemukan error yang terdapat pada aplikasi untuk menampilkan data mata kuliah dengan menggunakan metode Whitebox dan Blackbox yang ada pada Testing Sistem.

b. Manfaat yang diperoleh dari pengujian tersebut adalah sebagai masukan kepada penulis aplikasi untuk memperbaiki error yang ditemukan pada pengujian.

c. Manfaat lain dari pengujian ini adalah dapat dijadikan sebagai pemahaman lebih lanjut mengenai testing dan implementasi sistem yang sangat penting untuk dipelajari oleh penulis.

1.5 Metodologi Pengujian

Adapun metode pengujian merujuk pada metode testing dan implementasi sistem, yakni Whitebox dengan Basis Path Testing dan Blackbox dengan Functional Analysis, Equivalence Class Partitioning dan Boundary Value Analysis.

Ada empat kegiatan umum dalam melakukan pengujian dengan metode Whitebox dengan teknik Basis Path Testing , yaitu:

1. Gunakan desain atau kode sebagai dasar membuat Flow Graph 2. Berdasarkan Flow Graph, tentukan Cyclomatic Complexity 3. Tentukan kelompok basis dari jalur independen secara linier

4. Desain test cases yang akan digunakan untuk eksekusi tiap jalur dalam kelompok basis

(4)

Ada tiga kegiatan umum dalam melakukan pengujian dengan metode Blackbox dengan teknik Functional Analysis, yaitu:

1. Mendapatkan informasi spesifikasi functional sistem yang berupa fungsi-fungsi yang ada, masukan dan inisialisasi yang dibutuhkan, keluaran apa saja yang harus dipenuhi . Jika tidak ada penguji harus membuat spesifikasi fungsional.

2. Menganalisa tiap fungsi secara terpisah untuk mendefinisikan sekumpulan kriteria tes 3. Analisa tiap pemrosesan fungsi masukan dan keluaran untuk menentukan apa yang dibutuhkan tes. Fokus pada tiap fungsi untuk menganalisa:

– Kriteria fungsi.

– Keluaran-keluaran fungsi.

– Masukan-masukan fungsi.

– Kondisi-kondisi internal fungsi.

– Status-status internal fungsi.

Ada empat kegiatan umum dalam melakukan pengujian dengan metode Blackbox dengan teknik Equivalence Class Partitioning, yaitu:

1. Tester menyediakan suatu model komponen yang dites yang merupakan partisi dari nilai masukan dan keluaran komponen.

2. Masukan dan keluaran dibuat dari spesifikasi dari tingkah laku komponen.

3. Partisi adalah sekumpulan nilai, yang dipilih dengan suatu cara dimana semua nilai di dalam partisi, diharapkan untuk diperlakukan dengan cara yang sama oleh komponen (seperti mempunyai proses yang sama).

4. Partisi untuk nilai valid dan tidak valid harus ditentukan.

Ada lima kegiatan umum dalam melakukan pengujian dengan metode Blackbox dengan teknik Boundary Value Analysis, yaitu:

1. Tester menyediakan suatu model komponen yang dites yang merupakan partisi dari nilai masukan dan keluaran komponen.

2. Masukan dan keluaran dibuat dari spesifikasi dari tingkah laku komponen.

3. Partisi adalah sekumpulan nilai, yang dipilih dengan suatu cara dimana semua nilai di dalam partisi, diharapkan untuk diperlakukan dengan cara yang sama oleh komponen (seperti mempunyai proses yang sama).

4. Partisi untuk nilai valid dan tidak valid harus ditentukan.

5. Tentukan nilai batas-batas dari kelas untuk test cases.

(5)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Testing

• Menurut Hetzel 1973:

Testing adalah proses pemantapan kepercayaan akan kinerja program atau sistem sebagaimana yang diharapkan.

• Menurut Myers 1979:

Testing adalah proses eksekusi program atau sistem secara intens untuk menemukan error.

• Menurut Hetzel 1983 (Revisi):

Testing adalah tiap aktivitas yang digunakan untuk dapat melakukan evaluasi suatu atribut atau kemampuan dari program atau sistem dan menentukan apakah telah

memenuhi kebutuhan atau hasil yang diharapkan.

• Menurut Standar ANSI/IEEE 1059:

Testing adalah proses menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan (defects / errors / bugs) dan mengevaluasi fitur-fitur dari entitas software.

• Testing software adalah proses mengoperasikan software dalam suatu kondisi yang di kendalikan, untuk (1) verifikasi apakah telah berlaku sebagaimana telah ditetapkan (menurut spesifikasi), (2) mendeteksi error, dan (3) validasi apakah spesifikasi yang telah ditetapkan sudah memenuhi keinginan atau kebutuhan dari pengguna yang sebenarnya.

• Verifikasi adalah pengecekan atau pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan. (Are we building the system right ?)

• Validasi melihat kebenaran sistem, apakah proses yang telah ditulis dalam spesifikasi adalah apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan oleh pengguna.(Are we building the right system?)

• Deteksi error: Testing seharusnya berorientasi untuk membuat kesalahan secara intensif, untuk menentukan apakah suatu hal tersebut terjadi bilamana tidak seharusnya terjadi atau suatu hal tersebut tidak terjadi dimana seharusnya mereka ada.

(6)

2.2 Tujuan Testing

Untuk mendapatkan informasi reliable terhadap software dengan cara termudah dan paling efektif, antara lain:

– Apakah software telah siap digunakan?

– Apa saja resikonya?

– Apa saja kemampuannya?

– Apa saja keterbatasannya?

– Apa saja masalahnya?

– Apakah telah berlaku seperti yang diharapkan?

2.3 Definisi Kualitas

• Menurut CROSBY:

Kualitas adalah pemenuhan terhadap kebutuhan.

• Menurut ISO-8402:

Kualitas adalah keseluruhan dari fitur yang menjadikan produk dapat memuaskan atau dipakai sesuai kebutuhan dengan harga yang terjangkau.

• Menurut W.E. Perry:

Kualitas adalah pemenuhan terhadap standar.

• Menurut R. Glass:

Kualitas adalah tingkat kesempurnaan.

• Menurut J. Juran:

Kualitas adalah tepat guna

Hubungan Testing dan Kualitas

• Definisi software berkualitas adalah software yang bebas error dan bug secara obyektif, tepat waktu dan dana, sesuai dengan kebutuhan atau keinginan dan maintainable.

• Obyektifitas adalah suatu proses pembuktian yang terstruktur, terencana dan tercatat terdokumentasi dengan baik.

• Pendekatan obyektif sangat diperlukan karena kualitas adalah suatu hal yang tidak nyata dan subyektif (tergantung pada pelanggan dan hal-hal lain yang mempengaruhinya secara keseluruhan).

• Testing membuat kualitas dapat dilihat secara obyektif,karena testing merupakan pengukuran dari kualitas software.

• Testing = pengendalian kualitas (Quality Control - QC), dan QC mengukur kualitas produk.

• Quality Assurance (QA) mengukur kualitas proses yang digunakan untuk membuat produk berkualitas.

• Testing tidak dapat memastikan kualitas software, namun dapat memberikan kepercayaan atau jaminan terhadap software dalam suatu tingkat tertentu.

• Testing merupakan pembuktian dalam suatu kondisi terkendali, dimana software difungsikan sebagaimana yang diharapkan pada test case yang digunakan.

• QA dan pengembangan produk adalah aktifitas yang berjalan secara paralel.

• QA meliputi review dari metode pengembangan dan standar, review dari semua dokumentasi (tidak hanya untuk standarisasi tapi juga verifikasi dan kejelasan isi). Secara keseluruhan QA juga meliputi validasi kode.

• Tugas dari QA adalah superset dari testing. Misinya adalah untuk membantu dalam minimalisasi resiko kegagalan proyek.

(7)

• Tiap individu QA harus memahami penyebab kegagalan proyek dan membantu tim untuk mencegah, mendeteksi dan membenahi masalah.

• Kadang tim testing direferensikan sebagai tim QA.

Faktor Kualitas secara Umum

• Ada 3 faktor kualitas software secara umum, yaitu fungsionalitas, rekayasa, dan adaptabilitas.

• Ketiga faktor utama ini dapat juga disebut sebagai dimensi dari ruang lingkup kualitas software.

• Tiap faktor akan dibagi-bagi lagi ke dalam faktor-faktor komponen yang lebih detil untuk lebih menjelaskannya.

Faktor Kualitas secara Umum

• Testing harus dapat mengukur semua faktor-faktor yang berhubungan, dan tiap faktor akan mempunyai tingkat kepentingan berbeda-beda antara satu aplikasi dengan aplikasi yang lain.

• Contohnya pada sistem bisnis yang umum komponen faktor kegunaan dan maintainabilitas merupakan faktor-faktor kunci, dimana untuk program yang bersifat teknik mungkin tidak menjadi faktor kunci.

• Agar testing dapat sepenuhnya efektif, maka harus dijalankan untuk melakukan pengukuran tiap faktor yang berhubungan, dan kualitas dapat menjadi nyata dan terlihat.

2.4 Whitebox Testing

• Kadang disebut juga glass box testing atau clear box testing, adalah suatu

metode disain test case yang menggunakan struktur kendali dari disain prosedural.

• Metode disain test case ini dapat menjamin:

– Semua jalur (path) yang independen / terpisah dapat dites setidaknya sekali tes.

– Semua logika keputusan dapat dites dengan jalur yang salah dan atau jalur yang benar.

– Semua loop dapat dites terhadap batasannya dan ikatan operasionalnya.

– Semua struktur internal data dapat dites untuk memastikan validitasnya.

• Seringkali white box testing diasosiasikan dengan pengukuran cakupan tes (test coverage metrics), yang mengukur persentase jalur-jalur dari tipe yang diplih untuk dieksekusi oleh test cases.

• Mengapa melakukan white box testing bilamana black box testing berfungsi untuk testing pemenuhan terhadap kebutuhan / spesifikasi?

– Kesalahan logika dan asumsi yang tidak benar kebanyakan dilakukan ketika coding untuk

“kasus tertentu”. Dibutuhkan kepastian bahwa eksekusi jalur ini telah dites.

– Asumsi bahwa adanya kemungkinan terhadap eksekusi jalur yang tidak benar. Dengan white box testing dapat ditemukan kesalahan ini

– Kesalahan penulisan yang acak. Seperti berada pada jalur logika yang membingungkan pada jalur normal.

(8)

Cakupan pernyataan, cabang dan jalur

• Cakupan pernyataan, cabang dan jalur adalah suatu teknik white box testing yang menggunakan alur logika dari program untuk membuat test cases.

• Yang dimaksud dengan alur logika adalah cara dimana suatu bagian dari program tertentu dieksekusiu saat menjalankan program.

Cakupan pernyataan, cabang dan jalur

• Suatu flow graph terbentuk dari:

– Nodes (titik), mewakili pernyataan (atau sub program) yang akan ditinjau saat eksekusi program.

– Edges (anak panah), mewakili jalur alur logika program untuk menghubungkan satu pernyataan (atau sub program) dengan yang lainnya.

– Branch nodes (titik cabang), titik-titik yang mempunyai lebih dari satu anak panah keluaran.

– Branch edges (anak panah cabang), anak panah yang keluar dari suatu cabang

– Paths (jalur), jalur yang mungkin untuk bergerak dari satu titik ke lainnya sejalan dengan keberadaan arah anak panah.

Disain cakupan tes

• Untuk mendisain cakupan dari tes, perlu diketahui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menganalisa source code untuk membuat flow graph.

2. Mengidentifikasi jalur tes untuk mencapai pemenuhan tes berdasarkan pada flow graph.

3. Mengevaluasi kondisi tes yang akan dicapai dalam tiap tes.

4. Memberikan nilai masukan dan keluaran berdasarkan pada kondisi.

(9)

Cyclomatic Complexity

• Adalah pengukuran software yang memberikan pengukuran kuantitatif dari kompleksitas logika program.

• Pada konteks metode basis path testing , nilai yang dihitung bagi cyclomatic complexity menentuka jumlah jalur-jalur yang independen dalam kumpulan basis suatu program dan memberikan jumlah tes minimal yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua pernyataan telah dieksekusi sekurangnya satu kali.

• Jalur independen adalah tiap jalur pada program yang memperlihatkan 1 kelompok baru dari pernyataan proses atau kondisi baru.

Rumus Cyclomatic Complexity (Cont.)

• V(G) = E (edges) – N (nodes) + 2

• V(G) = P (predicate node) + 1

2.5 Blackbox Testing

• Black box testing, dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. juga disebut sebagai behavioral testing,

specification-based testing, input/output testing atau functional testing.

• Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software.

• Black box testing bukan teknik alternatif daripada white box testing. Lebih daripada itu, ia merupakan pendekatan pelengkap dalam mencakup error dengan kelas yang berbeda dari metode white box testing.

Kategori error yang akan diketahui melalui black box testing

• Fungsi yang hilang atau tak benar

• Error dari antar-muka

• Error dari struktur data atau akses eksternal database

• Error dari kinerja atau tingkah laku

• Error dari inisialisasi dan terminasi Boundary Value Analysis

• Untuk suatu alasan yang tidak dapat sepenuhnya dijelaskan, sebagian besar jumlah errors cenderung terjadi di sekitar batasan dari domain masukan daripada di “pusat”nya.

• Karena alasan inilah boundary value analysis (BVA) dikembangkan sebagai salah satu teknik testing.

• Boundary value analysis adalah suatu teknik disain test cases yang berguna untuk melakukan pengujian terhadap nilai sekitar dari pusat domain masukan.

• Teknik boundary value analysis merupakan komplemen dari teknik equivalence partitioning.

• Setelah dilakukan pemilihan tiap elemen suatu kelas ekuivalensi (menggunakan

equivalence partitioning), BVA melakukan pemilihan nilai batas-batas dari kelas untuk test cases.

• BVA tidak hanya berfokus pada kondisi masukan, BVA membuat test cases dari domain keluaran juga.

• Boundary-values merupakan nilai batasan darikelas-kelas ekuivalensi. Contoh:

– Senin dan Minggu untuk hari.

– Januari dan Desember untuk bulan.

(10)

– (-32767) dan 32767 untuk 16-bit integers.

– Satu karakter string dan maksimum panjang string.

• Test cases dilakukan untuk menguji nilai-nilai di kedua sisi dari batasan.

• Nilai tiap sisi dari batasan yang dipilih, diusahakan mempunyai selisih sekecil mungkin dengan nilai batasan (misal: selisih 1 untuk bilangan integers).

Equivalence Class Partitioning

• Tester menyediakan suatu model komponen yang dites yang merupakan partisi dari nilai masukan dan keluaran komponen.

• Masukan dan keluaran dibuat dari spesifikasi dari tingkah laku komponen.

• Partisi adalah sekumpulan nilai, yang dipilih dengan suatu cara dimana semua nilai di dalam partisi, diharapkan untuk diperlakukan dengan cara yang sama oleh komponen (seperti mempunyai proses yang sama).

• Partisi untuk nilai valid dan tidak valid harus ditentukan.

Contoh ilustrasi

• Suatu fungsi, generate_grading, dengan spesifikasi sebagai berikut:

– Fungsi mempunyai dua penanda, yaitu “Ujian” (di atas 75) dan “Tugas” (di atas 25).

– Fungsi melakukan gradasi nilai kursus dalam rentang „A‟ sampai „D‟. Tingkat gradasi dihitung dari kedua penanda, yang dihitung sebagai total penjumlahan nilai “Ujian” dan nilai

“Tugas”, sebagaimana dinyatakan berikut ini:

• Lebih besar dari atau sama dengan 70 – „A‟

• Lebih besar dari atau sama dengan 50, tapi lebih kecil dari 70 – „B‟

• Lebih besar dari atau sama dengan 30, tapi lebih kecil dari 50 – „C‟

• Lebih kecil dari 30 – „D‟

– Dimana bila nilai berada di luar rentang yang diharapkan akan muncul pesan kesalahan („FM‟). Semua masukan berupa integer.

• Nilai masukan dapat berupa nilai bukan integer. Sebagai contoh:

– Ujian = real number – Ujian = alphabetic – Tugas = real number – Tugas = alphabetic

Referensi

Dokumen terkait

Pada variabel komite audit yang diproksi dengan rata-rata tingkat kehadiran anggota dalam rapat diketahui bahwa nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,248.. Dengan

Pengamatan yang dilakukan secara langsung bertujuan untuk dapat mengetahui penyebab dominan dari waste defect yang terjadi selama proses produksi pensil colour,

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081,

ketidakadilan gender pada tokoh perempuan, yang ada dalam novel “Kupu-kupu Malam” karya Achmad Munif. Dalam novel ini terdapat pembatasan hak perempuan oleh laki-laki,

Nilai prediktif dari PR positif pada penderita dengan ER negatif masih merupakan kontroversi, beberapa laporan mengatakan PR positif pada kasus ER negatif

Melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang hari yaitu daur Calvin. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4 pada malam hari yaitu daur Hatch

pustaka sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati oleh pengunjungnya, selain itu juga dalam menghimpun bahan pustaka untuk dijadikan koleksi perpustakaan harus mengacu

Hakim yang menangani gugatan yang dilakukan atau memungkinkan dilakukan untuk mengingkari keabsahan anak, berwenang sampai pada waktu yang akan ditentukan oleh Presiden,