• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MANAJEMEN OPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II MANAJEMEN OPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

19 BAB II

MANAJEMEN OPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

A. Manajemen Operasi

1. Pengertian Manajemen Operasi

Manajemen operasi terdiri dari dua suku kata yaitu manajemen dan operasi yang berarti sebelum kita mengetahui definisi dari manajemen operasi maka terlebih dahulu ada baiknya kita mengetahui pengertian dari manajemen itu sendiri. Manajemen didefinisikan oleh Mary Parker Follet sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Di dalam pengertian ini mengandung arti bahwa para manejer mencapai tujuan- tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan atau mengerjakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti dengan dengan tidak tugas itu sendiri.20

Sedangkan menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha dan penggunaan sumber daya-sumber daya ataupun sarana dan prasarana perusahaan agar mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan.21

Dari definisi kedua yang dipaparkan oleh Stoner, mengartikan manajemen dengan kata “proses” tidak dengan “seni” (keterampilan atau skill). Proses yang dimaksud disini adalah seorang manejer mempunyai kewajiban melaksanakan kegiatan yang saling berkaitan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan tanpa perlu memperhatikan keterampilan atau skill yang di miliki.

20 Murdifin Haming, Mahfudz Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern “ Operasi Manufaktur dan jasa”, (jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 23.

21 G.R. Terry, Prinsiple Of Manajement. (Bandung: Penerbit Alumni, 2003), 27-28.

(2)

Islam menyebut manajemen dengan )

زيت دت - حس ايس - جرادا

( yang berasal dari kata )

ساس - رادا – زتد

(. Menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (al-idārah) ialah:22

اشملا حفزعمو ةهدت هيأ يلإ حفزعم يه جرادلإاا حفزعمو اهثنجت يتلا لم

لتزخاثلو لل فزصتلا هيفيم نوحفزعم اهل ضزعنت يتلا لماىعلاو يىقلا ك انه يلإ باهذلا حلحزم يف عايضدتو جءافنتو جزحاثلا مقاطلاو

“ manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-kenuatan apa yang dijalankan dan bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik- baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya ”.

Menurut Ketua Dewan Penasehat Islam Majlis Ulama Indonesia, Prof. KH Ali Yafie, dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal soleh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama.

Bisa dipahami bahwa manajemen adalah sebuah proses dan prosedur tertentu untuk mencapai suatu tujuan dengan mengelola setiap hal yang ada, yaitu SDA ataupun SDM, dan adanya kerjasama sesuai dengan pekerjaannya masing-masing dengan efektif dan efisien, serta menghindari segala kemudaratan.

Suryadi Prawirosentono mendefinisikan operasional sebagai suatu disiplin ilmu dan profesi yang mempelajari secara praktis tentang proses perencanaan (process of planning), mendesai produk (produk system) untuk mencapai tujuan instansi perusahaan.

Menurut Murfid Haming dan Mahfudz Nurnajamuddin, operasional berasal dari kata operasi yang berarti proses atau tindakan tertentu yang

22 Zainarti, Manajemen Islam Perspektif Al-Qur‟an, Jurnal Iqra‟, (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN-SU, 2014), 49.

(3)

menjadi unsur dari sejumlah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan instansi perusahaan.23

Sedangkan Russel dan Taylor menyamakan makna dari operations dengan proses pengubahan (transformation process) yang diartikan sebagai fungsi atau sisitem yang melakukan kegiatan proses pengolahan masukan (input) menjadi pengeluaran (output) dengan nilai tambah yang lebih besar atau lebih baik.

Pengertian operasi (opeasional) menurut R.S Stainton adalah aplikasi metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah kompleks dengan mengarahkan dan mengendalikan sistem yang luas mengenai kehidupan manusia, mesin-mesin, materi dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan, serta pertahanan.

Dalam Islam produksi atau operasi adalah menambahkan kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan barang akan bertambah apabila barang tersebut memberikan manfaat baru atau lebih dari barang yang semula.24 Ada juga yang mengartikan sebagai sebuah proses yang terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini (bumi). Operasi begitu berpengaruh pada kelangsungan hidup dan peradaban manusia dan bumi.25 Selanjutnya di artikan juga sebagai kegiatan manusia untuk menciptakan atau menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen.26

Menurut Siddiqi adalah adalah penyediaan barang dan jasa dengan memperhatikan nilai-nilai dan kebijakan atau manfaat (maṣlaḥah) bagi masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah bertindak

23 Murdifin Haming, Mahfudz Nurjamuddin, Manajemen Produksi Modern”Operasi Manufaktur dan Jasa”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 17.

24 Muhammad, Ekonomi Mikro Dalam Persepektif Ekonomi Islam,(Yogyakarta:

BPFE YOGYAKARTA, 2004), 255.

25 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 102.

26 P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 230.

(4)

adil dan membawa kebijakan bagi masyarakat maka ia telah bertindak sesuai dengan ajaran Islam.27

Pendekatan yang terbaik adalah mengembangkan suatu model ilmiah dari sistem berikut, pengukuran yang menyeluruh mengenai faktor-faktor seperti kesempatan dan risiko yang digunakan untuk meramal atau membandingkan hasil keputusan-keputusan strategis atau pengendalian- pengendalian yang bersifat alternatif.28

Benang merah yang dapat kita tarik dari kumpulan pengertian di atas bahwa manajemen operasi adalah sebuah aktivitas yang menggunakan penerapan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, controlling) dalam pengubahan atau transformasi masukan menjadi keluaran dengan nilai, tujuan dan keuntungan yang bertambah.

Beberapa ahli juga mendefinisikan manajemen operasi, yaitu :

Jay Heizer dan Barry Render bahwa manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahann dari masukan menjadi keluaran.29

Menutrut Manahan manajemen operasional adalah manajemen proses konversi, dengan fasilitas seperti; tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran yang di inginkan, berupa barang atau jasa.30

27 P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008) Hlm. 231

28 Lalu Sumayang, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, (Jakarta:

Salemba Empat, 2003), 7.

29 Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), 2.

30 Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), 13.

(5)

Gambar 2.1

Peroses Manajemen Operasional

Manajemen operasi (operasional) memiliki beberapa penamaan, yaitu manajemen pabrik (manufakturing management), manajemen produksi (production management), dan manajemen operasional (opertions management). Manajemen operasional (opertions management) lahir sejak tahun 1970-an hingga sekarang. Sasaran yang hendak dicapai manajemen operasional adalah mewujudkan efisiensi ekonomi (cost minimazation) dalam proses produksi, baik barang maupun jasa, kualitas yang tinggi (high quality), dapat diserahkan ke pasar dalam waktu yang cepat (speed of delivery), dan peralatan produksi dapat segera dialihkan untuk mengerjakan produk lainnya (flexibility).31

Seluruh pemaparan di atas yang di maksud oleh peneliti sendiri terkait manajemen operasi ini adalah serangkaian kegitan pengambilan keputusan pada proses transformasi atau konversi dari input menjadi output dengan pengaturan dan perhitungan yang disesuaikan dengan produksi barang dan jasa perusahaan, dikarenakan setiap perusahaan mempunyai kebijakan yang berbeda.

31 Murdifin Haming, Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern

”Operasi Manufaktur dan Jasa”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 10.

(6)

2. Fungsi Manajemen Operasi

Bidang fungsional berhubungan dengan tanggung jawab atas pangambilan keputusan tertentu dalam suatu organisasi. Manajemen operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian-bagian atau fungsi- fungsi yang ada pada perusahaan, namun ada perbedaan penamaan bagian- bagian dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur fungsi operasi sering disebut dengan bagian pabrik atau bagian prodksi.

Ada empat fungsi dari manajemen operasi atau operasional menurut Mannahan yaitu :32

a. Proses pengolahan, yang menyangkut metode dan teknik yang digunakan untuk pengolahan faktor masukan (input factor).

b. Jasa-jasa penunjang, yang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

c. Perencanaan, yang merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan operasional yang akan dilakukan dalam suatu kurun waktu atau priode tertentu.

d. Pengendalian dan pengawasan, yang merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan apa yang telah di renanakan, sehingga maksud dan tujuan penggunaan dan pengolahan masukan (input) yang secara nyata dapat dilaksanakan.

3. Tujuan Manajemen Operasi

Tujuan merupakan sebuah tanda tanya dari suatu hal, karena tujuan merupakan apa yang akan dicapai dari suatu fungsi yang kita terapkan dalam suatu aktivitas, adapun tujuan dari manajemen operasi adalah:33

a. Mengarahkan perusahaan untuk menghasilkan keluaran yang sesuai dengan tujuan perusahaan.

32 Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), 3.

33 Murdifin Hamming, dan Mahfudz Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern

“ Operasi Manufaktur dan Jasa”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), 19.

(7)

b. Mengarahkan perusahaan agar dapat menghasilkan keluaran secara efisien.

c. Mengarahkan perusahaan agar mampu menghasilkan nilai tambah atau manfaat dan keuntungan yang besar.

d. Mengarahkan perusahaan untuk dapat menjadi pemaneng dalam setiap usaha.

e. Mengarahkan perusahaan agar output dihasilkan semakin diminati konsumen dan masyarakat.

Manajemen operasi dengan kata lain pengelolaan operasi, artinya aktivitas yang meberikan penambahan nilai suatu barang yang merupakan salah satu dari tiga aktivitas ekonomi. Tujuan operasi berdasarkan kacamata Islam adalah untuk menciptakan maṣlaḥah dengan tujuan al- falāḥ atau kemenangan, keselamatan dan kebahagiaan fid dunyā wal akhiroh. Agar tercapainya semua itu, maka manusia diperintahkan bekerja keras mencari rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keperluan hidupnya baik yang bersifat materi atau non-materi, serta berbuat baik dengan harta yang dimilikinya dengan memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma ajaran Islam, berupa pelaksanaan perintah dan menjauhi larangannya agar tercipta kemaslahatan yang sesungguhnya baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.34

Usaha atau perusahaan dapat kita lihat memiliki atau mempunyai maṣlaḥah atau tidak dari tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut, adakah nilai Syi‟ar dalam operasi perusahaan tersebut, untuk siapakah perusahaan melakukan produksi atau operasi, dan bagaimanakah tampilan produk yang dihasilkan (tidak menambak nilai dan moral).

4. Aspek-aspek Manajemen Operasi

Seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa posisi manajemen operasi itu penting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Manajemen operasi

34 Anwar Abbas, Dasar-dasar Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Fakultas Syari‟ah dan Hukum, UIN Syahid, 2009), 14.

(8)

bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang menyangkut sistem transformasi atau konversi dan fungsi-fungsi operasi, sehingga dibutuhkan kerangka yang mendefinisikan secara jelas menegenai kebutuhan keputusan operasi yang dibutuhkan.

Kerangka keputusan inilah yang memperlihatkan hubungan yang erat antara tanggung jawab manajemen dalam operasi organisasi. Manurut Jay Heizer dan Barry Render terdapat sepuluh aspek keputusan manajemen operasional yang berperan sangat penting bagi mobilitas operasi suatu perusahaan, yaitu :35

a. Mutu Barang

Mutu atau kualitas adalah salah satu senjata untuk produk yang diproduksi di pilih oleh konsumen. Menurut Tjiptono bahwa kualitas itu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.36

Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan.

Ditegaskan kembali oleh Kotler dan Amstrong bahwa definisi dari kualitas adalah sebagai suatu kemampuan produk melaksanakan fungsinya termasuk keawetan, kehandalan, ketepatan, kemudahan dipergunakan dan diperbaiki, serta atribut bernilai yang lain.37

Dari semua penjelesan di atas tentang definisi yang menjadi standar kualitas tidak sama dengan Islam. Dalam kacamata Islam kualitas ini

35 Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), 32-33.

36 Tjiptono, Dkk, Total Quality Management. Edisi Revisi, (Yogyakarta: Penerbit Andi. 2001), 5.

37 Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integrati , (Malang: UIN- Maliki Press, 2011), 157.

(9)

ditekankan adanya nilai halal di samping juga harus baik, hal ini termaktub dalam surat An-Naḥl ayat 114:





























“ Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya ”.38

Dipaparkan dalam tafsir jalalain yaitu, (maka makanlah) hai orang- orang yang beriman (yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepada kalian dan syukurilah nikmat Allah jika kalian hanya kepan-Nya saja menyembah).39

Kandungan yang terdapat dalam surat ini jika di telaah adalah sebuah anjuran kepada kaum muslimin terhadap apa yang akan dikonsumsinya. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan di dalam surat ini terdapat dua kata didalam ayat tersebut yaitu “halal” dan “baik”.

“Halal” mempunyai sifat yang inmateri, artinya tidak diketahui oleh kosumen bagaimana barang tersebut dibuat, mulai dari bahan baku hingga prosesnya. Sedangkan “baik” mempunyai sifat materi,yaitu konsumen dapat mengetahui barang tersebut baik digunakan atau malah merugikan. Misalkan makanan mengandung vitamin atau gizi yang diperlukan oleh manusia (konsumen).

Dalam hal upaya pemenuhan konsumsi yang halal dan baik perlu adanya kejujuran produsen agar tidak adanya kecurangan yang merugikan konsumen. Hal yang marak dilakukan oleh seorang produsen dewasa ini adalah penipuan produk dengan cara mencampur

38 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 280.

39 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat An-Naḥl : 114.

(10)

produk yang jelek dengan yang bagus. Peraktek ini padahal telah dilarang oleh Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah : 42



















“ Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan ke bathilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedang kamu mengetahui”.40

Dalam tafsir jalalain dijelaskan : (dan janganlah kalian campur aduk) (barang yang hak) yang telah Kuturunkan kepada kalian (dengan yang batil) yang kamu ada-adakan (dan) jangan pula (kalian sembunyikan yang hak itu) berupa sifat dan ciri-ciri Muhammad (sedangkan kalian mengetahui) bahwa ia hak adanya.41

Dapat kita simpulkan bahwa kualitas adalah hal mendasar yang perlu ada pada sebuah produk dan kemudian perlu di jaga agar tetap di minati, dan di percaya oleh pembeli. Penentu utama suatu produk halal dan baik adalah bahan baku, jika kita menggunakan bahan baku yang halal dan baik tentu produk yang dihasilkan juga menjadi halal dan baik, begitu pula sebaliknya.

Bahan baku atau barang-barang yang halal dapat dilihat dari dua sisi yaitu:42

1) Sisi dzatnya yang dapat kita lihat lagi dari penjelasan dalam Al- Qur‟an dan Hadits, bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia, tidak merusak badan akal maupun fikiran, tidak kotor najis dan menjijikan.

40 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 8.

41 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Baqarah : 42

42http://www.bilvapedia.com/2013/07/makanan-dan-minuman-halal-dan- haram_24.html?m=1 (diakses tanggal 14 November 2016 pukul 14.15 WIB)

(11)

2) Sisi cara memperolehnya, yaitu dalam memperolehnya tidak dengan cara yang batil atau tidak sah, tidak diperoleh dengan cara riba. Dapat juga ditambahkan yaitu dalam proses pengolahan bahan baku tersebut sampai menjadi produk itu dapat di pastikan tidak tercampur bahan lain yang mungkin bersifat kotor atau mungkin najis.

b. Desain Barang Dan Jasa

Desain barang dan jasa (desain produk) dapat diartikan sebagi proses menciptakan produk baru yang akan dijual perusahaan kepada konsumen. Bisa juga dikatakan sebagai tampilan produk.

Perancangan barang atau jasa menetapkan sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas, dan sumber daya manusia bergantung pada keputusan perancangan.

Merancang biasanya menetapkan batasan biaya terendah dan kualitas tinggi.43

Jika kita lihat kata desain itu mengandung arti seni atau lebih kepada inovasi yang dilakukan suatu perusahaan terhadap produknya dalam aspek fungsi atau pun bentuk fisiknya agar mempunyai daya saing. Artinya produk perlu mempunyai bentuk yang menarik dan baik, dalam Al-Qur‟an juga dijelaskan:















“ Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “.44

43 Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), 32-33.

44 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 597.

(12)

Dalam Tafsir Jalalain pun di jelaskan: (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya semua manusia (dalam bentuk yang sebaik-baiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya amatlah baik.45

Artinya bentuk atau tampilan dari suatu barang perlu diperhatikan karena akan menimbulkan ketertarikan, dalam hal ini tujuan perusahaan adalah untuk mencari keuntungan (dunia dan akhirat) maka perusahaan mesti mempunyai produk yang berdaya saing dengan desain produk yang baik. Dalam desain ini karena berkaitan dengan bentuk fisik maka perlulah memeperhatikan nilai-nilai moral

Membahas lebih lanjut dari ini adalah hasil akhir yaitu sebuah produk yang nantinya akan memiliki nilai ekonomi (harga), harga dalam semua teori begitu penting untuk dibahas karena merupakan hasil dari penjualan yang akan menjadi pemasukan bagi perusahaan.

Dalam Islam harga merupakan hal yang vital, karena disinilah terdapat peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan oleh produsen untuk mencari keuntungan, Islam tidak melarang mencari keuntungan hanya saja di batasi dengan adanya pelarangan riba.

Telah tegas dilarang riba ini dalam Al-Qur‟an berapapun jumlahnya, baik sedikit ataupun banyak. Harta hasil riba hukumnya jelas haram. Tidak seorangpun boleh memilikinya, serta harta itu akan dikembalikan kepada pemiliknya, jika mereka telah diketahui.

Berikut ayat terkait pelarangan riba:

...









...

Artinya :

Allah telah menghalalkan Jual beli dan mengharamkan riba.46

45 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat At-Tīn : 4.

46 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 47.

(13)

Larangan riba ini sebenarnya bukan hanya ada pada hukum Islam saja, melainkan ada sejak zaman Romawi kuno, keberatan akan harta yang dihasilkan dengan cara-cara riba mengakibatkan kerugian atas orang lain. Sehingga penghasilan dengan cara ini banyak menimbulkan madarat karena mengeksploitasi, baik dengan cara nasī‟ah maupun faḍl.47

Dalam prilakua seorang produsen dalam menjauhkan diri dari adanya unsur riba perlu mengawasi sekurangnya dari tiga hal: modal yang merupaan faktor dari sutu usaha tanpa adanya modal maka usaha tidak akan tercipta. Transaksi, bisa adanya riba jika adanya unsur pendzoliman yang tidak terciptanya „antarāḍin. Sesuainya harga dengan apa yang ada pada produk tersebut artinya harga ditetapkan sewajar mungkin.

c. Desain Proses Dan Kapasitas

Dalam pembuatan barang atau jasa biasanya menggunakan satu atau tiga strategi proses di mana proses yang cocok digunakan dalam perusahaan makanan adalah fokus produk disebut juga dengan proses yang terus menerus. Ini dikarenakan jumlah barang yang diproduksi itu besar namun variasinya sedikit yang menjadikan proses ini memakan waktu lebih lama.

Namun, jika mengatakan jumlah berarti menyangkut kapasitas.

Lebih lanjut kapasitas adalah merencanakan kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa selama atau dalam waktu tertentu.48 Kapsitas penting direncanakan di awal karena tidak semua perusahaan mempunyai kemampuan atau kapasitas yang sama.

Kapasitas dapat dikatakan sebagai kemampuan, karena berkaitan dengan produksi menjadikan kapasitas ini penting untuk di bahas,

47 Abdul Azis, Mariah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2010), 27.

48 Muslich Anshori, Manajemen Produksi dan Operasi, Konsep dan Kerangka Dasar, (Surabaya: Citra Medis. 1996), 81.

(14)

bahkan Islam pun memberikan anjuran tentang kapasitas, yaitu terdapat dalam Q.S Al-An‟ām : 152:

...











...

“ Kami tidak membabani seseorang melainkan menurut kesanggupannya “49

Dijelaskan dalam tafsir jalalain : (kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya) sesuai dengan kemampuannya dalam hal ini; apabila dia membuat kekeliruan di dalam menakar atau menimbang sesuatu, maka Allah mengetahui kebenaran niat yang sesungguhnya, oleh karena itu maka iya tidak berdosa, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi SAW.50

Satu hal yang dapat kita garis bawahi dalam kapasitas setiap perusahaan mempunyai perbedaan kapasitas yang menjadikan perusahaan perlu meyesuaikan seberapa besar kapasitas yang dapat dipenuhi oleh suatu perusahaan, atau perusahaan yang mempunyai kemampuan lebih tapi menyesuaikan dengan permintaan pasar.

Penyesuaian ini akan berkaitan dengan nilai kesimbangan yang menganjurkan agar menjauhkan diri dari pemborosan.

d. Seleksi Lokasi

Seleksi atau pemilihan lokasi merupakan salah satu langkah strategis penunjang keberhasilan suatu usaha, di mana terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya (pemilihan lokasisi). Dalam pemilihan lokasi ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan, yaitu:51

49 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 149.

50 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-An‟ām : 152.

51 Hani Handoko, dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1,(Yogyakarta: BPFE, 2008), 67.

(15)

1) Lingkungan dan ekologi.

2) Kedekatan dengan pasar.

3) Tersedianya tenaga kerja.

4) Kedekatan dengan bahan mentah dan pemasok.

5) Fasilitas dan biaya pengangkutan.

6) Sumberdaya alam lainnya seperti harga tanah, budaya, masyarakat, peraturan daerah tentang tenaga kerja, kedekatan dengan pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan maupun para pesaing, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan tentang peraturan lingkungan hidup.

Islam mengenal pemilihan atau memilih dengan bahasa ikhtiār yang berarti proses merencanakan dan memilih hal yang baik dan lokasi dalam Islam disebut dengan kata al-makanu yang berarti tempat. Pemilihan lokasi biasanya dilakukan seseorang ketika akan memulai suatu usahanya bahkan pengusaha yang akan melakukan perluasan usahanya. Karena dalam tahap pemilihan lokasi inilah yang nantinya akan berpengaruh pada investasi dan operasional suatu perusahaan kedepannya.

e. Desain Tata Letak

Desain tata-letak (layout) adalah sebagai penentu efisiensi operasi suatu organisasi atau perusahaan untuk jangka panjang, yang memiliki dampak yang besar yaitu diantaranya terhadap kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja kontak konsumen dan citra perusahaan.

Dalam penentuan layout ada beberapa pendekatan layout yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu:52

52 Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integrati , (Malang:

UIN-Maliki Press, 2011), 93-98.

(16)

1) Layout dengan posisi tetap 2) Layout berorientasi pada proses 3) Layout perkantoran

4) Ritel layout 5) Layout gudang

6) Layout berorientasi produk

Secara umum desain tataletak bertujuan agar perusahaan dapat melakukan pengaturan terhadap SDM, ruangan, peralatan dan fasilitas yang ada dan digunakan yang menjadikan segala macam aliran yang ada di perusahaan baik berupa informasi maupun bahan baku dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Di dalam Al-Qur‟an disebutkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia ini dengan pengaturan yang tepat, hal ini dapat kita lihat dalam surat Al-Imran ayat 190-191:





































































“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha suci Engkau, lingdungilah kami dari azab neraka“.53

Dijelaskan dalam tafsir jalalain yaitu: (sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi) dan keajaiban-keajaiban yang terdapat pada keduanya (serta pergantian malam dan siang) dengan datang dan pergi serta bertambah dan berkurang (menjadi tanda-tanda) atau bukti- bukti atas kekuasaan Allah SWT. (bagi orang-orang yang berakal)

53 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 75.

(17)

artinya yang menggunakan fikiran mereka. (yakni orang-orang yang) menjadi na‟at atau badal bagi yang sebelumnya (mengingat Allah di waktu berdiri dan duduk dan ketika berbaring) artinya dalam keadaan tersebut sesuai dengan kemampuan (dan mereka memikirkan tentang kejadian langit dan bumi) untuk menyimpulkan dalil melalui keduanya akan kekuasaan Allah, kata mereka: (wahai Tuhan kami!

Tidaklah engkau ciptakan ini) maksudnya mahluk yang kami saksikan ini (dengan sia-sia) menjadi hal sebaliknya semua ini menjadi bukti atas kesempurnaan kekuasaan-Mu (maha suci engkau) artinya tidak mungkin Engkau akan berbuat sia-sia (maka lindungilah kami dari siksa neraka.)54

Dalam ayat tersebut terdapat contoh bahwa diperlukan pengaturan yang tepat untuk mendesain tata letak atau layout sebuah perusahaan agar terasa nyaman dan memperlancar proses produksi atau proses operasional suatu perusahaan.

f. Manusia dan Sistem Kerja

Manusia adalah faktor yang mendasar dari sebuah operasi di mana kinerjanya merupaka sumbangan yang penting bagi kinerja perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan unggul apabila tidak ada manusia atau pekerja yang handal dan termotivasi. Dan menjadikan manajer operasi perlu membuat strategi SDM yang tepat untuk menempatkan bakat-bakat yang tersedia untuk mendukung operasi perusahaan.

Manajemen manusia yang efektif memelukan adanya pengetahuan tentang standar tenaga kerja, sebagai acuan agar menjadi lebih baik.

54 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Imran ayat 190-191.

(18)

Standar kerja adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan atau bagian dari pekerjaan.55

setiap perussahaan mempunyai standar kerja yang berbeda. Standar kerja diperlukan untuk menentukan hal-hal di bawah ini :

a) Biaya tenaga kerja.

b) Kebutuhan penugasan staf organisasi.

c) Estimasi biaya dan waktu sebelum produksi dilakukan.

d) Banyaknya operator dan keseimbangan kerja.

e) Produksi yang diinginkan.

f) Dasar dari insentif-upah.

g) Efisiensi dan penyeliaan.

Standar tenaga kerja yang tepat itu sesuai dengan waktu yang di butuhkan oleh kebanyakan atau rata-rata karyawan untuk melak sanakan suatu tugas dalam waktu yang normal. Standar tenaga kerja dapat ditetepkan dengan empat cara:56

a) Pengalaman masa lalu.

b) Studi waktu.

c) Standar waktu yang telah ditetapkan sebelum pekerjaan dilakukan.

d) Penetapan sampel kerja.

Jadi pada tahap ini tugas seorang manajer operasional adalah mengukur waktu yang diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, yang lanjutannya menjadikan terbentuknya kaidah-kaidah dan aturan dalam bekerja untuk karyawan agar konsekuen dan tekun. Bila tidak adanya aturan tentu semuanya akan kacau dan karyawan akan seenaknya saja.

55 Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), 243.

56 Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), 244.

(19)

Hal ini tergambar dalam surat An-Nūr : 62 di bawah ini:

















































































“ (yang disebut) orang mukmin hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasl-Nya (Muhammad), dan apabila mereka berada bersama-sama dengan dia (Muhammad)dalam suatu urusan bersama, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebalum meminta izin kepadanya. Sungguh orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (benar-benar) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka apabila mereka maminta izin kepadamu karna suatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang engkau kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang ”.57

Dijelaskan pula dalam tafsir Jalalain sebagai berikut: (orang-orang mukmin yang sesungguhnya itu tidak lain hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama dengannya) dengan Rasulullah (dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan) seperti khutbah jum‟at (mereka tidak meninggalkan) Rasulullah karena hal-hal mendadak yang dialami mereka, dalam hal ini mereka dimaafkan (sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu, mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul- Nya, maka apabila merka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan mereka) karena mereka mempunyai urusan penting (berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka) untuk pergi

57 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 359.

(20)

(dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang).58 Alasan diperlukan adanya aturan dalam hal apapun termasuk pekerjaan karena, pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak suka keterkaitan dan selalu merindukan kebebasan yang mutlak.

Namun demikian, semua manusia mustahil mendapatkannya tanpa mempengaruhi kebebasan orang lain. Bahkan dirinya sendiri pun terikat dengan kemampuan yang ada pada dirinya, jasmani maupun rohani, materi maupun non materi. Untuk itu diperlukan manajemen kerja dengan mengukur pekerjaan seseoraang. Sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugasnya, tidak keluar dari batas kebebasan orang lain, serta dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih baik.59 disebutkan dalam firman Allah dalam surat Al-Qiyāmah ayat 36:













“ Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)”60

Dalam tafsir Jalalin dijelaskan : (apakah manusia mengira) menduga (bahwa dia akan dibiarkan begitu saja) tanpa dibebani dengan syariat-syariat; janganlah ia menduga seperti itu.61

Dengan kata lain aturan itu diperlukan adnya, baik itu untuk mengatur waktu bekerja seorang karyawan atau untuk mengatur apa yang akan dan perlu dikerjakan dan pada akhirnya akan di pinta

58 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat An-Nūr :62.

59 Ali Muhammad Taufiq, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur‟an, (Jakarta:

Gema Insani Press, 2004), 56.

60 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 578.

61 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Qiyāmah : 36.

(21)

pertanggung jawabannya atas pekerjaannya itu dengan tujuan agar manusia (karyawan) dapat menjadi lebih baik dan teratur.

Karyawan dalam suatu perusahaan memiliki kewajiban yang harus mereka penuhi tapi mereka juga mempunyai hak yang harus didapatkan seperti upah, training, jaminan sosial daln lainnya, kerena antara pemilik dan karyawan telah terjadinya suatu hubungan yang disebut dengan kerja sama.

Kerjasama merupakan watak masyarakat ekonomi menurut ajaran Islam. Kerjasama itu perlu tercermin dalam segala tingkat kegiatan ekonomi yaitu produksi, distribusi baik barang ataupun jasa. Salah satu bentuk kerjasama yang sesuai dengan ajaran Islam adalah qirad.

Qirad dalam dunia Islam dikenal dengan sebutan penyertaan modal (participatory loan) tanpa beban bunga. Kerja sama ini didasarkan pada profit-loss sharing (penyertaan untung rugi) atas satu usaha kegiatan ekonomi yang disepakati bersama. Dalam qirad, karena itu dalam modal adalah mitra (partner) pengusaha, bukan pihak yang meminjamkan uangnya dengan imbalan bunga.62

Ajaran kerjasama dalam Islam akan menciptakan: kerjasama produktif dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, meningkatkan kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan masyarakat, mencegah penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak merata, dan melindungi golongan ekonomi lemah.

kerjasama dapat kita lihat dalam beberpa hal yaitu kerja sama terhadapa distributor sebagai pemasok bahan baku sebuah perusahaan, pekerja yang merupakan unsur penggeraknya, dan jika perusahaan tidak memiliki tempat tentu akan melakukan penyewaan terhadap tempat yang akan dipakainya untuk penjualan maka dari situ akan tercipta kerja sama sewa tempat atau ijarah.

62 Abdul Azis, Mariah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2010), 29.

(22)

g. Manajemen Rantai Pasokan

Keputsan ini menentukan apa yang akan dibuat dan apa yang perlu dibeli. Pertimbangan diperlukan juga untuk mutu, pengiriman, dan inovasi dengan harga yang memuaskan. Suasana saling menghormati antara pembeli dan pemasok dibutuhkan untuk pembelian yang efektif.

Tidak hanya dalam pemenuhan input saja pemasok di anggap penting tapi juga dalam hal output juga, yakni sebagai pendistribusian kepada konsumen atau yang biasa di sebut distributor.

Ada lima poin di dalam strategi pemasok yaitu:63 1) Fungsi pembelian (purchasing)

2) Pemasok (supplier‟s)

3) Keputusan pembelian (purchase decision) 4) Manajemen pemasok

5) Manajemen material (bahan baku, pembantu, dan komponen).

Bicara pemasok berarti adanya orang yang menjadi pemenuh dan yang dipenuhi dengan kata lain yaitu akan adanya kerjasama antar pemasok dan perusahaan. Di dalam Islam kerjasama disebut dengan Syirkah. Contoh A adalah pemasok B perusahaan yang membutuhkan beras untuk membuat tepung sebagai bahan adonan produknya, dan A mempunyai beras yang dibutuhkan B. Disinilahlah ada kerjasama yaitu pemenuhan kebutuhan B oleh A, dan nantinya akan berkesinambungan kebutuhan B dipenuhi A.

Dalam Al-Qur‟an dijelaskan dalam surat Al-Māidah ayat 2:

 ..

















 

63 Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), 180-181.

(23)

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)kebijakan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”.64

Dan dijelaskan dalam Tafsir Jalalain: (Bertolong-tolonglah kamu dalam kebaikan) dalam mengerjakan yang dititahkan (dan ketakwaan) dengan meninggalkan apa-apa yang dilarang (dan janganlah kamu bertolong-tolong) pada ta‟āwun di buang salah satu di antara dua ta pada asalnya (dalam berbuat dosa) atau maksiat (dan pelanggaran) artinya melampaui batasan-batasan Allah.65

Ayat di atas memberitahukan bahwa dasar dari semua yang dilakukan seorang pemasok dengan perusahaan adalah perbuatan tolong menolong dengan pengharapan mendapatkan keberkahan dari apa yang dilakuakan.

Pemasok itu tidak hanya yang men-supply dari agen ke produsen akan tetapi juga dari produsen ke retail (pengecer) atau langsug ke konsumen (pendistribusian). Seorang pengusaha muslim perlu menerapkan nilai keadilan dalam pendistribusiannya entah itu harta atau barang ke pasar.

Keadilan secara garis besar dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terdapat kesamaan perlakuan di mata hukum, kesamaan hak kompensasi, hak hidup secara layak, dan hak menikmati pembangunan.66

Kata adil dibahas dalam Al-Qur‟an dalam beberapa ayat berikut:

1) Keadilan dapata diartikan sebagai kebebasan yang syarat akhlak Islam.

64 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 106.

65 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Māidah : 2.

66 P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 59.

(24)













































































Artinya:

Harta rampasan fai67 dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan utuk orang-orang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu, apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.

Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.68

2) Nilai keadilan harus ada dalam setiap aktifitas ekonomi, yaitu dalam produksi dan konsumsi, dengan aransemen efisiensi dan memberantas pemborosan dengan cara keadilan distribusi.















Artinya :

Dan tegakanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.69

67 Harta rampasan yang diperoleh dari musuh tanpa terjadinya pertempuran.

Pembagiannya berlainan dengan pembagian ganimah. Ganimah ialah harta rampasan yang diperoleh dari musuh yang setelah terjadi pertempuran.

68 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 546.

69 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 531.

(25)

Dijelaskan pula dalam tafsir Jalalain:

(Dan tegakanlah timbangan itu dengan adil) artinya tidak curang (dan janganlah kalian mengurangi timbangan itu) maksudnya mengurangi barang yang ditimbang itu.70

3) Keadilan berarti kebijaksanaan dalam mengalokasikan sejumlah hasil dari kegiatan ekonomi, bagi mereka yang tidak mampu memasuki pasar atau tidak sanggup membelinya menurut kekuatan pasar, yaitu kebijaksanaan melalui zakat, infaq dan shodaqoh.71





























Artinya:

Dan timbanglah dengan timbangan yang benar (182) dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak- haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi.72 Q.S.

Asy-Syu‟arā: 182-183

Dijelaskan pula dalam tafsir Jalalain:

(dan timbanglah dengan timbangan yang lurus) timbangan yang baik dan tidak berat sebelah. (dan janganlah kalian merugikan manusia pada hak-haknya) janganlah kalian

70 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat AR- Rahmān ayat 9.

71 Ahmad M. Saefudin, studi Nilai-nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta Pusat: Media Da‟wah dan LIPPM), 59-65.

72 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 374.

(26)

mengurangi hak mereka barang sedikitpun (dan janganlah kalian merajalela) di muka bumi dengan membuat kerusakan) melakukan pembunuhan dan melakukan kerusakan-kerusakan lainnya. Lafal Ta‟tsau ini berasal dari „Atsiya yang artinya membuat kerusakan; dan lafal Mufsidīna merupakan hal atau kata keterangan keadaan daripada „Amilnya, yaitu lafal Ta‟tsau.73

Dari ayat-ayat Al-Qur‟an yang telah dipaparkan di atas dapat kita pahami inti dari kata Adl‟ sendiri adalah tidak mendzalimi dan tidak didzalimi, implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak diperbolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.74

Suatu perusahaan perlu memperhatikan benar nilai dari keadilan ini dengan melakukan pendistribusian yang merata, pembagian pendapatan yang sesuai seperti sedekah, menabung dan konsumsi.

Dari sisi hargapun mesti adil artinya penetapan harga jangan dimurahkan karena akan berakibat pedagang lain akan merasa rugi secara tidak langsung, dan juga adil dalam upah pegawai yaitu sesuai dengan apa yang pekerja korbankan.

h. Persediaan Produk dan Bahan Baku

Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resaurces) yang menunggu proses lebih lanjut. Dalam hal ini proses lebih lanjut pada kegiatan produksi pada sistem manufaktur dan kegiatan pemasaran pada sistem distribusi atau kegiatan konsusmsi pada sistem rumah tangga.75

73 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat Asy- Syu‟arā ayat 182-183.

74 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 35.

75 Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integrati , (Malang:

UIN-Maliki Press, 2011), 117.

(27)

Allah SWT menciptakan alam semesta dengan hak dan perencanaan yang matang dan disertai dengan tujuan yang jelas, disebutkan dalam firman Allah dalam Al-Qur‟an surat Shād ayat 27:



































“ Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”.76

Dijelaska pula dalan tafsir Jalalain yaitu: (dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan batil) dengan main-main (yang demikian itu) yakni penciptaan hal tersebut tanpa hikmah (adalah anggapan orang-orang kafir) dari penduduk mekah (maka neraka Waillah) Wail adalah nama sebuah lembah di neraka (bagi orang-orang kafir karena mereka akan masuk neraka).77

Jika tidak adanya perhitungan yang baik dan matang, maka akan berdampak pada pengeluaran biaya yang lebih besar yang juga berdampak pada biaya produksi dan pada akhirnya konsumen diberatkan dengan harga produk yang mahal.

Maka dari itu perlu adanya perhitungan yang tepat yang berdasarkan nilai keseimbangan. Keseimbangan merupakan nilai dasar yang pengaruhnya terlihat pada berbagai aspek tingkah ekonomi muslim, misalkan kesederhanaan (moderation), berhemat (parsimony), dan menjauhi pemborosan (extravagance).

76 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 455.

77 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Shād : 27.

(28)

Hal tersebut dapat kita lihat dalam surat Al-Furqān ayat 67:

























Artinya:

Dan (termasuk hamba-hamba tuhan yang maha pengasih) orang- orang yang apabila menginfakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula)kikir, diantara keduanya secara wajar.78

Dijelaskan pula dalam tafsir Al-Jalalain sebagai berikut:

(Dan orang-orang yang apabila membelanjakan) hartanya kepada anak-anak mereka (mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir) dapat dibaca Yaqturū dan Yaqtirū, artinya tidak mempersempit perbelanjaannya (dan adalah) nafkah mereka (di antara yang demikian itu) diantara berlebih-lebihan dan kikir (mengambil jalan pertengahan) yakni tengah-tengah.79

Dapat kita telaah dari ayat di atas adalah konsep nilai kesederhanaan itu berlaku dan mencakup dalam setiap aspek kehidupan dan juga aspek ekonomi tentunya, yaitu dalam menjauhi hal-hal yang bersifat pemborosan yang berlaku dalam semua hal yaitu pembelanjaan dan sedekah (berlebihan).

Nilai keseimbangan ini selain mengutamakan kepentingan dunia dan kepentingan umum, dengan dipeliharanya keseimbangan antara hak dan kewajiban.80 Termasuk di dalam keseimbangan ini adalah fid dunyā wal akhiroh yang paling diutamakan.

Dalam suatu perusahaan tingkahlaku seimbang ini bisa dilihat dari bagaimana penyesuaian jumlah produk, tidak melakukan penyetokan yang berlebihan, kesesuaian manfaat dengan uang yang dikeluarkan

78 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 365.

79 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat Al-Furqān : 67.

80 Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syari‟ah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 5.

(29)

pembeli, tidak melebih-lebihkan manfaat produk (dalam mengiklankan), dan tentunya perlu juga adanya keseimbangan dalam waktu artinya ada pembagian waktu (tidak kerja terus).

Ada beberpa fungsi dari mengadakannya pengendalian persedian, yaitu: 81

a) Untuk memberikan stok barang agar dapat memenuhi permintaan konsumen.

b) Untuk menghindari dari kekurangan stok.

c) Untuk mengambil keuntungan dari potongan harga karena pembelian dalam jumlah banyak.

d) Untuk menghindari inflasi dan perubahan harga.

e) Untuk menjaga agar poroses produksi berlangsung dengan baik.

Terkait persediaan ada beberpa jenis persediaan, yaitu :

a) Bahan baku, input awal dari proses transformasi menjadi produk jadi.

b) Barang setengah jadi merupakan bentuk pealihan antara bahan baku dan pruduk setengah jadi.

c) Barang pemeliharaan atau perbaikan atau operasi.

d) Barang jadi, merupakan hasil akhir proses transformasi yang siap di pasarkan kepada konsumen.

i. Penjadwalan Produksi

Penjadwalan adalah jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus dikembangkan. Permintaan sumber daya manusia dan fasilitas harus terlebih dahulu ditetapkan dan dikendalikan.82

Pada peroses perencanaannya ada tiga perencanaan yaitu jangka pendek (sampai dengan tiga bulan), rencana jangka menengah (3-18 bulan), dan jangka panjang (lebih dari satu tahun). Terlihat bahwa

81 Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), 314.

82 Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), 33.

(30)

penjadwalan ini erat kaitannya dengan waktu, menjadikan waktu sangatlah penting.

Penjadwalan jika kita telaah memiliki kaitan erat dengan yang namanya waktu, di dalam Islam waktu amatlah penting dan merupan salah satu dari nikmat yang diberikan Allah dan takan terulang kembali, di jelaskan dalam Al-Qur‟an:



















“Maka apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?”.83

Dijelaskan dalam Tafsir Jalalain: (Maka apakah kalian mengira, bahwa sesungguhnya kami menciptakan kalian secara bermain-main) yakni tidak ada hikmah dan manfaatnya (dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada kami?) kalau dibaca Lā Turja‟ūn artinya, kalian tidak dikembalikan. Dan kalau dibaca Tarji‟ūn artinya, kalian akan kembali. Tentu saja tidak, sebenarya supaya kalian menjadi hamba- hamba-Ku untuk kami perintah dan kami larang, kemudian kalian kembali kepada Kami untuk menerima pembalasan amal perbuatan kalian. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, “Dan tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Aku” (Q.S. Adz-Dzāriyāt, 56).84

Ayat di atas menggambarkan jika kita telah mengerjakan suatu hal dan ada hal lain maka kita harus mengerjakannya karena pada akhirnya semua itu akan ada pertnggung jawabkan, sama halnya dengan semacam pesanan yang diterima oleh suatu perusahaan dari

83 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 349.

84 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al- Mu‟Minūn : 115.

(31)

konsumennya. Dan juga dari penjadwalan ini perlu adanya nilai keadilan dimana yang memesan dahulu jangan sampai diakhirkan, maka dari penerapan sistem tersebut akan terciptanya keadilan bagi konsumen.

j. Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan atau bisa dikatakan manajemen pemeliharaan adalah pengelolaan peralatan dan mesin-mesin tetap siap pakai (ready of use).85

Pemeliharaan dikatakan penting karena jika tidak ada pemeliharaan pada alat atau mesin maka akan dipastikan berpengaruh kedepannya pada produktivitas perusahaan karena akan adanya kerusakan ringan maupun berat. Pada umumnya praktik di lapangan, manajemen pemeliharaan dapat dilakuakn dengan memilih cara preventif atau korektif, atau menggabungkan keduanya.

1) Pemeliharaan darurat yang bertujuan untuk menanggulangi keadaan darurat, misalkan alat pemanggang yang tiba-tiba rusak, maka harus segera diperbaiki.

2) Pemeliharaan pencegahan, perawatan yang bersifat mencegah terjadinya gangguan pada kegiatan yang sedang berjalan, agar kegiatan dapat berjalan seoptimal mungkin.

3) Pemeliharaan berencana, merupakan rencana perawatan pada seluruh tahap proses dari awal kegiatan sampai tahap akhir, dimaksudkan dalam jangka panjang tidak terjadi kerusakan yang berakibat terhentinya agenda yang akan dijalankan.

Pemeliharaan diperlukan karena ada atau akan adanya kerusakan, maka pemeliharaan ini menjadi penting adanya bahkan dalam Al- Qur‟an juga dijelaskan:

85 Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), 250.

(32)































































“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kemmbali (kejalan yang benar). Katakanlah (Muhammad),

“berpergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang- orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah) ”86

Dijelaskan dalam Tafsir Jalalain: (Telah tampak kerusakan di arat) disebabkan terhentinya hujan dan menifisnya tumbuh-tumbuhan (dan di laut) maksudnya di negeri-negeri yang banyak sungainya menjadi kering (disebabkan tangan manusia) berupa perbuatan-perbuatan maksiat (supaya Allah merasakan kepada mereka) dapat dibaca liyuẓīqahum dan linuẓīqahum; kalau dibaca linuẓīqahum artinya supaya Kami merasakan kepada mereka (sebagian dari akibat perbuatan mereka) sebagai hukumannya (agar mereka kembali) supaya mereka bertobat dari perbuatan-perbuatan maksiat.

(katakanlah) kepada orang-orang kafir mekah: (“adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan Allah.”) yaitu mereka dibinasahkan disebabkan kemusyrikan mereka, rumah-rumah dan tempat-tempat mereka kini kosong tak berpenghuni lagi karena penghuninya telah binasah.87

Terdapat penjelasan bahwa akan ada masanya dimana akan rusak segala sesuatu hal di dunia ini termasuk juga alat yang digunakan suatu perusahaan, oleh karena itu demi untuk menjaga agar tidak

86 Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012) , 408-409.

87 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Ar-Rūm : 41-42.

Referensi

Dokumen terkait

Pembiayaan mudharabah yaitu bentuk pembiayaan atau penyaluran dana yang dilakukan antara bank dengan pengelola dana. Bank menyediakan pembiayaan modal untuk usaha

Pertimbangan ini terlihat adanya pertentangan dan saling bertolak belakang, disatu sisi majelis hakim tingka banding memberikan pertimbangan atas keberatan JPU dlm

Berangkat dari permsalahan di atas, penulis merasa perlu untuk membahasnya dikarenakan segmen paling menarik dalam kisah Yusuf ini adalah terkait bahwa bagaimana

Hasil perencanaan ini telah memberikan layanan yang sangat baik untuk user dan pelanggan.Setelah diketahui jumlah antena pRRU yang digunakan, panjang kabel, tata

Walaupun pada prinsipnya tidak ada nilai batas lulus, tetapi untuk mencegah adanya peserta ujian yang berspekulasi, misalnya hanya konsentrasi pada beberapa mata

dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa di dalam meningkatkan produktivitas memerlukan sikap mental yang baik dari pegawai, disamping itu peningkatan produktivitas

Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggungjawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Hal ini tersebut dimaksudkan untuk menghindari terjadinya