• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. diantara Lintang Selatan (LS) dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III DESKRIPSI WILAYAH. diantara Lintang Selatan (LS) dan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

3.1 Deskripsi Umum Kabupaten Luwu Utara 3.1.1 Kondisi Geografi Kabupaten Luwu Utara

Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah Kabupaten Luwu Utara adalah merupakan salah satu Kabupaten di bagian selatan Sulawesi Selatan yang berjarak kurang lebih 420 Km dari ibukota Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak diantara 01° 53’ 019” - 02° 55’ 36” Lintang Selatan (LS) dan 119° 47’ 46” – 1

20° 37’ 44” Bujur Timur (BT) dengan batas-batas administrasi:

a. SebelahUtara : berbatasan dengan Sulawesi Tengah

b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kab.Luwu dan Teluk Bone c. Sebelah Barat : berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat d. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Luwu Timur

Tabel 3.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan KECAMATAN Luas (Km2) Persentase Jumlah wilayah Pedesaan

Jumlah wilayah Perkotaan

Sabbang 525,08 7.00 19 1

Baebunta 295,08 3.93 19 1

Malangke 350,00 4.67 14 0

Malangke Barat 93,75 1.25 13 0

Sukamaju 255,48 3.41 25 0

Bone-Bone 122,23 1.63 10 1

45

(2)

46

Masamba 1.088,85 14.51 16 4

Mappadeceng 275,50 3.67 15 0

Rampi 1.565.65 20.87 6 0

Rongkong 686,50 9.15 7 0

Seko 2.109,19 28.11 12 0

Tana Lili 155,10 2.07 10 0

Sukamaju Selatan

Data belum tersedia Baebunta Selatan

Sabbang Selatan

Kab. Luwu Utara 7.502.58 100.00 166 7

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Utara, Tahun 2019

Luas wilayah Kabupaten Luwu Utara tercatat 7.502,58 Km² terbagi dalam 15 kecamatan yang terdiri dari 7 perkotaan dan 166 pedesaan. Diantara 15 Kecamatan di Luwu Utara, Kecamatan Seko merupakan Kecamatan yang terluas dengan luas 2.109,19 Km² atau 28,11 % dari total wilayah Kabupaten Luwu Utara, sekaligus merupakan kecamatan yang terletak paling jauh dari Ibukota Kabupaten Luwu Utara yakni berjarak 198 Km. Terluas kedua adalah Kecamatan Rampi dengan luas 1.565,65 Km² atau 20,87 % dan yang paling sempit wilayahnya adalah Kecamatan Malangke Barat dengan luas wilayah 93,75Km² atau 1,25 % dari luas wilayah Kabupaten Luwu Utara. (Pemerintah Luwu Utara, 1999)

(3)

47

Pada tahun anggaran 2019 ini (tahun berjalan), Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara telah menetapakan Perda pemekaran untuk 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Sabbang, Baebunta, dan Sukamaju yang kemudian masing-masing dimekarkan menjadi dua Kecamatan.

Gambar 3.2 Peta Geografis Kabupaten Luwu Utara

Sumber: Badan Perencanaan Pembagunan Daerah (BAPPEDA), Kabupaten Luwu

Utara.

Dari gambar 3.2 menggambarkan daerah yang masuk kedalam kotak kuning merupakan daerah yang rawan terkena bencana banjir, hal ini di karenakan keempat daerah tersebut di apit oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu: sungai Rokkong, sungai Baebunta, dan sungai Masamba yang merupakan tiga dari delapan sungai besar berada di Kabupaten luwu Utara. Dengan karakteristik tnah dan bebatuan yang berada pada

(4)

48

lereng curam mimicu terjadinya longsor sehingga membentuk bendungan alami yang tidak stabil, kondisi bendungan alami yang tidak stabil akan mudah jebol bila akumulasi debit air tinggi yang di picu oleh curah hujan dengan intensitas tinggi dan berkelanjutan akan memicu terjadinya bencana banir bandang da nberdampak pada daerah pemukiman warga.

3.1.2. Gambar Topografi

Gambaran Topografi Berdasarkan kondisi topografinya Kabupaten Luwu Utara terbagi dalam beberapa morfologi bentuk lahan. Kondisi ini dapat dijelaskan melalui persebaran kelas lereng Kabupaten Luwu Utara. Secara keseluruhan persebaran kelas lereng Kabupaten Luwu Utara dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Kelas Lereng dan Ketinggian Tiap Kecamatan Di Kabupaten Luwu Utara No Kecamatan Kelas Lereng

(%)

Ketinggian (mdpl)

Keterangan Fisik Lahan

1 Sabbang 8 – 15 25 – 100 Bergelombang

2 Baebunta 8 – 15 25 – 100 Bergelombang

3 Malangke 0 – 8 0 – 100 Landai

4 Malangke Barat

0 – 8 0 – 100 Landai

5 Sukamaju 0 – 15 25 – 100 Landai &

Bergelombang

6 Bone Bone 0 – 8 0 – 100 Landai

(5)

49

7 Masamba 3 – 15 25 – 100 Landai &

Bergelombang 8 Mappedeceng 3 – 15 25 – 100 Landai &

Bergelombang

9 Rampi > 30 > 1000 Curam

10 Limbong 15 – 30 500 –1000 Berbukit

11 Seko 15 – 30 > 1000 Berbukit

12 Tana Lili 8 – 15 25 – 100 Bergelombang Sumber : BPS Kabupaten Luwu Utara, Tahun 2019

Kemiringan lahan di Kabupaten Luwu Utara diklasifikasikan ke dalam 5 kelas yaitu landai/dataran rendah (0–8 persen), landai bergelombang (3–15 persen), bergelombang (8–15 persen), berbukit(15–30 persen) dan perbukitan terjal/curam (>30 persen).

Secara keseluruhan persebaran kelas lereng Kabupaten Luwu Utara dapat dilihat pada tabel diatas.

3.1.3. Gambaran Geohidrologi

Kondisi secara hidrologi yang berada di Kabupaten Luwu Utara sangat berkaitan dengan tipe iklim yang ada di Kabupaten Luwu Utara serta kondisi geologi yang ada. Pada umumnya kondisi hidrologi permukaan ditentukan oleh sungai-sungai yang ada yang pada umumnya berdebit kecil, oleh karena sempitnya daerah aliran sungai sebagai wilayah tadah hujan serta sistem sungainya. Kondisi tersebut diatas menyebabkan banyaknya aliran sungai yang terbentuk.Air tanah bebas (watertable groundwater) dijumpai pada endapan aluvial dan endapan pantai. Kedalaman air

(6)

50

tanah sangat bervariasi yang tergantung pada keadaan dan jenis lapisan batuan.

Diwilayah wilayah Kabupaten Luwu Utara terdapat 8 (delapan) sungai besar yang melintas diwilayah tersebut, dan sungai yang terpanjang adalah Sungai Rongkong dengan panjang sekitar 108 Km dan melewati 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sabbang, Baebunta, dan Kecamatan Malangke. Sungai-sungai di wilayah Kabupaten Luwu dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Daftar Sungai dan Daerah Aliran Sungainya Di Kabupaten Luwu Utara.

N o

Nama Sungai

Daerah Aliran

Panjang (Km)

Daerah Tangkapan (Km)

< 100 m

> 100 m

Total

1 Rongkong Sabbang, Baebunta,

10 8

1.245, 2

423,8 1.669 ,0 2 Baebunta Baebunta,

Masamba

60 96,8 281,1 377,9

3 Masamba Masamba 75 102,2 203,7 305,9

4 Baliase Masamba, Baliase

18 5

826,3 172,6 998,9

5 Lampuawa Bone-Bone 30 56,5 115,6 172,1

6 Kanjiro Bone-Bone 34 111,3 92,2 203,5

7 Bone-Bone Bone-Bone 27 64,1 57,6 121,7

8 Bungadidi Tana Lili 35 80,9 29,0 109,0

Sumber : BPS Kab. Luwu Utara, Tahun 2019

(7)

51

Sistem aliran hidrologi di Kabupaten Luwu Utara menunjukkan bahwa pergerakan air permukaan maupun air tanah, langsung menuju ke air laut. Aquifer umumnya terdapat pada lapisan pasir, kerikil dan lapisan tipis batu gamping. Salah satu keunggulan dari sungai-sungainya adalah kondisi air yang masih jernih dan bening.Sumber daya air khususnya air permukaan sangat melimpah didaerah Luwu Utara. Sebagian kecil dari potensi air permukaan telah dimanfaatkan untuk pengembangan irigasi, pembangkit listrik dan bididaya perikanan. Potensi air tanah dangkal terbatas didaerah dataran rendah.

Berdasarkan kondisi geohidrolonginya, maka Kabupaten Luwu Utara dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) wilayah dengan karakteristik seperti berikut :

1) Wilayah Dataran Rendah (Sabbang, Baebunta, Malangke, Malangke Barat, Mappedeceng, Sukamaju Bone- BonedanTanaLili) dengan ketebalan tanah yang dalam, memiliki ketersediaan air yang cukup untuk kegiatan pertanian

2) Wilayah Perbukitan yang berada pada bagian utara (Sabbang, Baebunta, Masamba, Mappedeceng, Sukamaju dan juga Bone- Bone) dengan kedalaman tanah dangkal, memiliki ketersediaan air yang terbatas untuk kegiatan pertanian.

3) Wilayah Perbukitan/Pengunungan (Limbong, Seko, Masamba, dan Rampi) memiliki ketebalan tanah sangat dangkal, tidak dapat dialokasikan untuk kegiatan pertanian.

(8)

52 3.1.4 Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Kepadatan penduduk di Kabupaten Luwu Utara tahun 2019 mencapai 40 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per-rumah tangga adalah 4 orang. Kepadatan penduduk di 15 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan tertinggi terletak di kecamatan Bone-bone dengan kepadatan sebesar 205 jiwa/km2 dan terendah di kecamatan Rampi sebesar 2 jiwa/km2. Sementara itu jumlah rumah 46 tangga mengalami pertumbuhan sebesar 0,90 persen dari tahun 2019. Adapun jumlah penduduk per-kecamatan adalah:

Tabel 3.6

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin KECAMATAN

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin (Jiwa)

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan

Sabbang 18.719 18.665 37.384

Baebunta 22.671 22.479 45.150

Malangke 13.833 13.702 27.535

Malangke Barat 12.094 12.041 24.135

Sukamaju 20.881 20.739 41.620

Bone-Bone 13.322 12.927 26.249

Tana Lili 11.254 10.991 22.245

Masamba 17.277 17.970 35.247

Mappedeceng 11.580 11.509 23.089

(9)

53

Rampi 1.672 1.462 3.134

Limbong 2.031 1.863 3.894

Seko 6.659 6.346 13.005

Luwu Utara 151.993 150.694 302.687

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Utara 2019

Dari data tabel jumlah penduduk menurut kelaminnya secara keseluruhan total jumlah penduduk Kabupaten Luwu Utara sebanyak 302.687 jiwa dengan pembangian laki-laki sebanyak 151.993 jiwa dan perempuan sebanyak 250.694 jiwa. Kemudian Kecematan yang paling banyak menduduknya yaitu kecematan Baebunta dengan total penduduk sebanyak 45.150 jiwa dan jumlah penduduk yang laing sedikit ialah kecematan Rampi dengan jumlah penduduk 3.134.

3.1.5. Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Dan Pertanahan.

3.1.5.1 Visi dan Misi

Visi :

Terwujudnya Pembagunan Infrastruktur lingkungan perumahan rakyat dan Kawasan pemukiman yang berkualitas,merata dan terpadu.

Misi :

1. Mewujudkan Kualitas layanan dengan Menerapkan prinsip- prinsip pemerintahan yang baik

(10)

54

2. Mewujudkan penataan lingkungan perumahan dan Kawasan pemukiman dan pertanahan yang berkualitas.

3. Mewujudkan pembagunan dan peningkatan kualitas lingkungan pertanahan rakyat yang layak huni.

4. Mewujudkan pembagunan dan peningkatan serta

pemeliharaan sarana dan prasarana lingkungan pada Kawasan pemukiman kumuh yang berkualitas, terpadu dan

berkelanjutan.

5. Mewujudkan pengelolaan pertanahahan secara efektif dan optimal. (dprkp2.luwuutarakab.go.id)

3.1.5.2 Struktur Organisasi

Kantor Dinas Perumahan Rakyat ,Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Luwu Utara dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang disebut Kepala Dinas, dalam mejalankan tugasnya serta fungsi Kepala Dinas dibantu oleh satu orang Sekretaris Dinas yang dibantu oleh Kapala Bidang Perumahan, Kapala Bidang Pemukiman, Kapala Bidang Pertanahan,. Kepala Dinas Juga membawahi beberapa Kapala Sub-bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan, dan Kapala Sub-bagian Perencanaan dan Pelaporan, Adapun struktur organisasinya terlihat seperti gambar berikut:

(11)

55

Gambar 3.7 Struktur Organisasi Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Luwu Utara

3.1.5.3. Struktur Bidang Perumahan

Gambar 3.8 Struktur Organisasi Bidang Perumahan Kabupaten Luwu Utara

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Luwu Utara.

(12)

56 3.1.5.4. Tugas dan Fungsi

Dinas Perumahan Rakyat , Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Luwu Utara mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan kewenangan desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang perumahan rakyat, Kawasan pemukiman dan pertanahan sesuai dengan apa yang sudah di tetapkan dalam peraturan perundang- undangan.

Maka dari itu untuk melaksanakan tugas sebagai mana yang terlah di sebutkan Dinas PRKP2 menyelnggarakan fungsi:

1. Perumusan teknis di bidang perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

2. Pembinaan dan penyusunan perencanaan dan program, 3. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan Dinas,

4. Pembinaan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan,

5. Pemberian kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan, kawasan permukiman dan pertanahan,

6. Pendukungan penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan

(13)

57

keseimbangan kepentingan, terutama bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah,

7. Peningkatan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan,

8. Pemberdayaan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman,

9. Pemberdayaan para pemangku kepentingan bidang pertanahan, 10. Penunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya, dan 11. Penjaminan terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam

lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.

Adapun Subjek penelitian yang peneliti akan lakukan untuk mendapatkan data ialah :

1. Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertanahan.

2. Kepala Bidang Perumahan, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertanahan.

3. Kasi Perencanaan dan Standarisasi Perumahaan, Bidang Perumahan, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertanahan.

4. Juru Survey Permukiman Perumahan, Bidang Perumahan, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertanahan.

(14)

58 3.1.5.5 Visi dan Misi PT. Tatalogam Lestari

Dalam menjalankan usahaanya PT Tatalogam Lestari telah menetapkan Visi dan Misi guna menjadi acuan perusahaan ini. Untuk itu, PT Tatalogam Lestari memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:

1. Visi Perusahaan PT Tatalogam Lestari berkomitmen untuk menjadi penyedia atap dan solusi rumah berbasis metal untuk Indonesia.

2. Misi Perusahaan Misi PT Tatalogam Lestari ialah:

a. Produk yang sesuai spesifikasi,

b. Proses pelayanan prima dan tepat waktu, c. Bekerja dengan penuh inisiatif dan respontif,

d. Menjadi pelapor perubahan yang berpikir secara global, e. Selalu akurat, aman dan hemat.

3.1.5.5.1 Produk dan Layanan PT. Tatalogam Lestar 1. Sakura Roof

Sakura Roof ini merupakan produk dari PT Tatalogam Lestari yang dijual kepada konsumen. Sakura Roof merupakan kategori dari baja yang berlapis Zinc dan Almunium yang mempunyai daya tahan terhadap karat serata perubahan suhu cuaca yang ekstrim.

2. Domus

Domus adalah rumah permanen yang dibangun dengan sistem yang dikembangkan oleh PT Tatalogam Lestari yang memungkinkan membangun

(15)

59

rumah waktu pekerjaannya cepat. Beberapa tipe rumah Domus yaitu Tipe 21, Tipe 30, Tipe 36 dan Tipe 45. Domus yang telah dibangun oleh PT Tatalogam tersebar di beberapa kota besar seperti di Bandung, Bali, Batam, Cikarang, Cibitung, Meruya, Makasar, Jakarta, Samarinda, Padang dan Pekanbaru.

3. TASO

TASO merupakan sebuah perkembangan teknologi terbaru dari PT Tatalogam Lestari dalam struktur atap yang menggunakan kontruksi baja yang kuat tetapi ringan. Taso terkenal di Indonesia karena kuat, ringan, anti rayap, tahan lama dan memiliki banyak manfaat lainnya dibandingkan dengan kayu. Asal mula di produksinya taso adalah untuk menggantikan “Reng” yang terbuat dari kayu.

Hal ini membantu menyelamatkan hutan dan masa depan kita.

3.1.5.5.2 Sturktur PT. Tatalogam Lestari

Struktur organisasi merupakan salah satu bagian dari manajemen yang diperlukan oleh perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang baik dan benar akan memudahkan bagi para karyawan maupun peminmpin untuk mengetahui penanggung jawaban kepada siapa atas hasil yang telah dilakukan.

Struktur organisasi juga menjelaskan mengenai batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab yang bersifat formal terhadap hubungan atau posisi sesorang dalam suatu organisasi. Dengan adanya struktur organisasi maka pembagian tugas serta wewenang dapat dijalankan dengan semestinya . dibawah ini penulis menyajikan gambaran struktur organisasi beserta uraian tugas dalam PT Tatalogam Lestari sebagai berikut:

(16)

60

Adapun Subjek penelitian yang peneliti akan lakukan untuk mendapatkan data ialah:

1. Direktur PT. Tatalogam Lestari .

2. Project Manager PT. Tatalogam Lestari.

3. Supervisor Staff PT. Tatalogam Lestari.

Gambar 3.9 Struktur Organisasi PT. Tatalogam Lestari Sumber: Struktur PT.Tatalogam Lestari

Gambar

Gambar 3.2 Peta Geografis Kabupaten Luwu Utara
Gambar 3.7 Struktur Organisasi Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan  Pemukiman dan Pertanahan
Gambar 3.9 Struktur Organisasi PT. Tatalogam Lestari  Sumber: Struktur PT.Tatalogam Lestari

Referensi

Dokumen terkait

5 (2) Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah

Hal tersebut sesuai dengan penilaian validator terhadap kelayakan bahasa yang digunakan dalam LKPD dimana kedua validator memberikan skor 4 untuk seluruh aspek

kumpulan halaman yang menampilkan berbagai macam informasi teks, data, gambar diam ataupun bergerak, data animasi, suara, video maupun gabungan dari semuanya, baik itu

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Pangandaran;.. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan

a. Program Pengalaman lapangan sebagai salah satu program wajib bagi mahasiswa UNY program studi pendidikan merupakan program yang sangat tepat dan memiliki fungsi

Bahwa Bank Indonesia telah mengkaji standarisasi produk perbankan syari’ah, diawali dari akad mudharabah, musyarakah dan murabahah, yang ditujukan untuk

Pengembangan SI meliputi perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan (desain) sistem, implementasi sistem, serta pemeliharaan sistem Sistem informasi jabatan fungsional

Salah satu kegiatan pengawasan dalam kasus penyalahgunaan obat adalah dengan melakukan pemeriksaan sarana apotek oleh pihak BBPOM di Bandung.. Penelitian ini dilakukan