• Tidak ada hasil yang ditemukan

P r o s i d i n g 336

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "P r o s i d i n g 336"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DAN KOMPOS PADA TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceaevar. Alboglabra)

Titin Sumarni*), Padhina Pangestika**) dan Husni Thamrin Sebayang Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia

*)Email: titin.fp@ub.ac.id

**)Email: padhinapangestika@gmail.com

PENDAHULUAN

Kebutuhan produk organik saat ini mulai diminati. Kesadaran masyarakat pada pola hidup sehat sudah banyak disadari oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan kimia tidak alami seperti pupuk anorganik, pestisida sintetis, serta hor mon pertumbuhan dalam produksi pertanian dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan (Sinaga, 2014).

Hal tersebutmemberikanpengaruhpadapengembanganbudidayatanamansecaraorganik.

Dengan memperhatikan keamanan mutu dari produk yang akan dikonsumsi, seperti sayur dan buah yang tidak mengandung bahan-bahan kimia sintetis. Hasil pertanian tersebut lebih dikenal dengan nama produk pertanian organik. Produk pertanian organik ialah hasil sistem budidaya pertanian secara organik yang hanya menggunakan bahan-bahan alami yang diberikan secara langsung pada tanaman budidaya maupun pada tanah. Salah satu jenis produk organik yang penting untuk kesehatan dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi ialah kailan organik.

Pemberian pupuk yang dilakukan melalui tanah memiliki beberapa kelemahan, diantaranya pencucian hara saat terjadi hujan maupun setelah penyiraman, penguapan dan terfiksasi atau terikat oleh partikel tanah. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan pemberian pupuk melalui bagian tubuh tanaman.

Kelebihan yang dapat diperoleh dengan pemberian pupuk melalui daun pada umumnya memiliki unsur hara yang lengkap baik mikro maupun makro, serta unsur hara lebih cepat diserap oleh tanaman. Dengan konsentrasi pupuk organik cair sebesar 0,5 ml l-1 lebih efektif untuk meningkatkan hasil dari tanaman padi yang dibudidayakan. Pengaplikasian pupuk organik cair melalui daun pada tanaman kailan masih belum dilakukan. Maka diperlukan pula penelitian penggunaan kompos dan pupuk organik cair pada pertumbuhan tanaman kailan organik.

METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan di Tumpang, Kabupaten Malangpada bulan November 2016 sampai Januari 2017dengan ketinggian tempat sekitar 700– 1000 meter diatas permukaan laut.

Suhu udara harian mencapai 230C-300C.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tempat persemaian, cangkul, cetok, gembor, papan label, penggaris, plastik bening, timbangan analitik, roll meter, jangka sorong, micro pipet, kamera digital, alat tulis, LAM (Leaf Area Meter), SPAD (Soil Plant Analysis Development). Bahan-bahan yang digunakan ialah benih tanaman kailan varietas Winsa, Kompos yang digunakan berasal dari UPT Kompos Universitas Brawijaya, Pupuk Organik Cair dan Bio Insectisida berasal dari Jurusan Hama Penyakit Tanaman Universitas Brawijaya.

(2)

Rancangan perlakuan penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 kali ulangan. Terdiri dari 6 perlakuan yaitu P0 : Tanpa Pupuk Organik Cair & Kompos, P1 : 100% Pupuk Organik Cair (0,5 ml/l), P2 : 100% Kompos (2,24 kg/3,36 m2), P3: 100% Pupuk Organik Cair (0,5 ml/l) dan 50% Kompos (1,13 kg/3,36 m2), P4 : 75% Pupuk Organik Cair (0,3 ml/l) dan 75% Kompos (1,68 kg/3,36 m2), P5 : 50% Pupuk Organik Cair (0,1 ml/l) dan 100% Kompos (2,24 kg/3,36 m2). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali.

Parameter yang diamati ialah pertumbuhan tanaman diamati pada umur 20 hst, 25 hst dan 30 hst meliputi, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, indeks klorofil dan serapan N. Pengamatan komponen hasil ialah bobot segar konsumsi tanaman dan hasil.

Pengamatan data penunjang yaitu analisis usahatani. Data yang diperoleh diuji menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf nyata 5%. Apabila terdapat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan. Uji perbandingan yang digunakan adalah uji BNT pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas Daun

Pada tabel 1 menunjukkan analisis ragam pada perlakuan dosis pupuk organik cair dan kompos tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap luas daun tanaman kailan pada pengamatan umur 20 hst, namun berpengaruh nyata pada umur 25 hst dan 30 hst.

Tabel 1. Rerata Luas Daun Akibat Perlakuan Dosis Pupuk Organik Cair dan Kompos Perlakuan Luas Daun (cm2tan-1) pada Umur (hst)

20 25 30

TanpaPupukOrganikCairdanKompos 100% PupukOrganikCair

100% Kompos

100% PupukOrganikCairdan 50% Kompos 75% PupukOrganikCairdan 75% Kompos 50% PupukOrganikCairdan 100% Kompos

69,47 80,27 77,53 94,22 71,44 90,52

221,58 a 267,49 abc

242,99 ab 318,35 c 314,29 c 296,80 bc

511,92 a 539,09 ab

519,88 a 675,34 c 638,26 bc 561,64 abc

BNT 5% tn 60,44 117,04 KK 18,08 11,39 13,52 Keterangan: Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan

hasil yang tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%; tn=tidak nyata.

Tabel 2. Rerata Diameter Batang Akibat Perlakuan Dosis Pupuk Organik Cair dan Kompos

Perlakuan Diameter Batang (cm) pada Umur (hst)

20 25 30

TanpaPupukOrganikCairdanKompos 100% PupukOrganikCair

100% Kompos

100% PupukOrganikCairdan 50% Kompos 75% PupukOrganikCairdan 75% Kompos 50% PupukOrganikCairdan 100% Kompos

0,32 0,34 0,32 0,57 0,34 0,34

0,48 0,50 0,49 0,54 0,51 0,51

0,79 a 0,83 ab 0,82 ab 1,01 c 0,97 bc 0,95 abc

(3)

BNT 5% tn tn 0,16 KK 11,33 10,20 11,95 Keterangan: Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan

hasil yang tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%; tn=tidak nyata.

Tabel 3. Rerata Indeks Klorofil dan Serapan N Akibat Perlakuan Dosis Pupuk Organik Cair dan

Kompos

Perlakuan Indeks Klorofil Analisis

Serapan N (%) TanpaPupukOrganikCairdanKompos

100% PupukOrganikCair 100% Kompos

100% PupukOrganikCairdan 50% Kompos 75% PupukOrganikCairdan 75% Kompos 50% PupukOrganikCairdan 100% Kompos

55,87 a 59,31 ab 58,43 ab 67,27 c 65,21 bc 63,02 abc

3,65 a 4,15 ab 4,24 bc 4,72 c 4,27 bc 4,28 bc

BNT 5% 7,44 0,56

KK 8,03 8,80

Keterangan: Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%; tn=tidak nyata

Diameter Batang

Hasil analisis ragam pada perlakuan dosis pupuk organik cair dan kompos tidak meberikan pengaruh nyata pada batang tanaman kailan pada umur 20 hst dan 25 hst, namun

berpengaruh nyata pada 30 hst. Rerataluas daun disajikan pada Tabel 2.

Indeks Klorofil dan Serapan N

Pada tabel 5 analisis ragam pada perlakuan dosis pupuk organik cair dan kompos memberikan pengaruh yang nyata pada indeks klorofil dan serapan N

Tabel 3. Rerata Bobot Konsumsi dan Hasil Akibat Perlakuan Dosis Pupuk Organik Cair dan Kompos

Perlakuan

Komponen Hasil Bobot Konsumsi

(g tan-1)

Hasil (t ha-1) TanpaPupukOrganikCairdanKompos

100% PupukOrganikCair 100% Kompos

100% PupukOrganikCairdan 50% Kompos 75% PupukOrganikCairdan 75% Kompos 50% PupukOrganikCairdan 100% Kompos

68,55 a 91,57 b 84,20 ab 101,40 b 95,28 b 92,63 b

7,95 a 12,72 b 11,21 ab 14,77 b 13,49 b 12,97 b

BNT 5% 7,44 0,56

KK 8,03 8,80

(4)

Keterangan: Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%; tn=tidak nyata

Komponen Hasil Tanaman Kailan

Perlakuan dosis pupuk organik cair dan kompos memberikan pengaruh nyata pada bobot konsumsi per tanaman dan hasil (t ha-1) seperti terlihat padaTabel 4.

Komponen Pertumbuhan Tanaman Kailan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pupuk organik cair dapat meningkatkan komponen pertumbuhan tanaman kailan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, klorofil dan serapan N. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ialah ketersediaan unsur hara. Ketersediaan unsur hara pada tanaman sangat diperlukan, karena ketersediaan unsur hara merupakan syarat utama dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Penambahan unsur hara ini dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah yang menunjang pertumbuhan dan hasil tanaman.

Ketersediaan unsur hara yang ada didalam tanah dapat dipengaruhi oleh pemupukan.

Pemupukan dapat dilakukan dengan aplikasi pupuk organik dan anorganik untuk memenuhi ketersediaan unsur hara pada tanah.

Berdasarkan hasil pengamatan analisis tanah, pada pH mengalami penurunan hal ini disebabkan pada saat proses penanaman dalam kondisi musim penghujan namun pH tersebut masih termasuk dalam kondisi yang optimal. Menurut Susilawati et al. (2015) pH optimal untuk pertumbuhan tanaman berkisar antara 5.5-6.5 serta dapat mempengaruhi penyerapan unsur hara tanaman. Persen karbon mengalami penurunan akibat dari proses dekomposisi kompos pada tahap akhir. C/N ratio tersebut turun karena bahan organik cepat terdekomposisi.

Sedangkan dilihat dari kondisi Phosfor larut pada perlakuan tanpa pupuk organik cair dan kompos masih tinggi karena tidak ada nya penambahan unsur hara pada plot tersebut sehingga untuk proses dekomposisi masih kurang. Pada pengamatann Kalium, tanaman kailan tidak terlalu menyerap unsur K karena kailan lebih membutuhkan Nitrogen yang lebih tinggi untuk proses pertumbuhan vegetatif.

Pemupukan organik menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kesuburan pada tanah.

Pupuk organik yang digunakan dapat berupa pupuk organik cair dan padat. Pada tabel 5 menunjukkan bahwa pupuk organik cair dapat meningkatkan komponen pertumbuhan tanaman kailan meliputi luas daun, diameter batang, klorofil dan serapan N. Pemberian dosis kombinasi pupuk organik cair dan kompos memberikan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk organik cair dan kompos. Hal ini dikarenakan unsur hara yang terkandung pada pupuk cair lebih cepat dan mudah diserap oleh tanaman, sedangkan pada pupuk yang berbentuk padat perlu bantuan air agar tanaman dapat menyerap unsur hara. Selain itu, karena pemberian pupuk cair dipagi hari maka penyebab unsur hara pada pupuk cair seperti pencucian dan penguapan hanya sedikit dan tanaman dapat menyerap unsur hara dari pupuk tersebut secara maksimal dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman kailan.

Pertumbuhan luas daun kailan umur 30 hst dengan perlakuan 100% pupuk organik cair dan 50% kompos nyata lebih tinggi daripada perlakuan tanpa pupuk organik cair dan kompos.

Perlakuan 100% pupuk organik cair dan 50% kompos dapat meningkatkan 31.92%

dibandingkan perlakuan tanpa pupuk organik cair dan kompos. Menurut Puspita (2015) bahwa luas daun akan mempengaruhi kuantitas penyerapan cahaya. Apabila cahaya dan unsur hara

(5)

tersedia dalam jumlah mencukupi, akan mengakibatkan jumlah cabang atau daun yang tumbuh pada suatu tanaman meningkat. Pupuk organik mengandung hampir semua unsur esensial sehingga disamping dapat mensuplai unsur makro dalam jumlah kecil juga dapat menyediakan unsur mikro. Menurut Vidianto et al. (2001) proses fotosintesis terjadi pada organ tanaman yaitu daun. Kemampuan daun untuk menghasilkan fotosintat ditentukan oleh produktifitas per satuan luas daun dan total luas daun.

Perlakuan 100 % pupuk organik cair dan 50% kompos dapat meningkatkan klorofil kailan sebesar 20.40% dibandingkan perlakuan tanpa pupuk organik cair dan kompos. Sesuai dengan penelitian Fajri et al. (2014) yaitu pada tanaman kailan kelengkapan kandungan unsur hara tricho-kompos dapat memperlancar fotosintesis karena didalamnya terkandung NPK yang dimana unsur Nitrogen merupakan salah satu unsur penyususn klorofil yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kailan. Sesuai dengan Dantri et al. (2015) yaitu pemberian pupuk hayati dengan dosis 10 ml/l air mempengaruhi pertumbuhan tanaman kailan pada pengamatan tinggi tanaman terbesar dan jumlah daun terbesar dengan nilai 20.94 cm dan 4.44 helai daun. Hal ini menunjukan bahwa pemberian pupuk hayati mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kailan oleh aktivitas berbagai mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. Sesuai pernyataan Djufry dan Ramlan (2013), bahwa aplikasi pupuk organik cair HI-Tech 19 disemprotkan melalui daun memberikan hasil yang terbaik dibanding diaplikasikan melalui tanah.

Pada hasil analisis serapan N terlihat bahwa rerata tertinggi yaitu perlakuan 100%

pupuk organik cair dan 50% kompos dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk organik cair dan kompos. Menurut Winter dan Davis (dalam, Syukur M ,2006) bahwa kadar nitrat dalam produk sayuran konvensional ditemukan lebih tinggi dibandingkan produk organik.

Kisaran kadar nitrat pangan non organik 81.9%-97% lebih tinggi daripada produk organik.

Kadar nitrat menjadi perhatian karena bahaya nitrat bagi kesehatan sehingga telah lama diteliti dan negara Uni Eropa telah memiliki standar maksimum kandungan nitrat yang diperbolehkan dalam sayuran. Sesuai pernyataan Zuhry (2010), pemberian pupuk melalui tanah sering kurang efektif dan efisien karena hilang melalui pencucian (leaching) atau menguap terutama NO3- begitu juga kation K+ bila KTK rendah. Berkurangnya defisiensi Nitrogen, maka serapan Nitrogen akan lebih efektif, sehingga kebutuhan Nitrogen pada fase vegetatif akan tercukupi.

Pemberian pupuk melalui daun untuk kebutuhan hara yang rendah lebih efektif dan berpengaruh langsung terhadap tanaman karena unsur hara langsung masuk ke jaringan daun melalui stomata dan digunakan dalam proses fisiologi dan metabolisme tanaman. Serapan N pada perlakuan 100% pupuk organik cair dan 50% kompos menunjukkan nilai 4,72 dan terendah ditunjukan pada perlakuan tanpa pupuk organik cair dan kompos dengan nilai 3,65.

Hal ini disebabkan oleh unsur N masih tersedia dalam tanah ataupun hilang karena terjadi pencucian hara dalam tanah. Menurut Wahyuningsih et al. (2015), kailan termasuk sayuran yang dipanen pada masa vegetatif, sehingga kebutuhan unsur nitrogen harus terpenuhi.

Komponen Hasil Tanaman Kailan

Hasil analisis bobot konsumsi dan hasil (t ha-1) dengan 100% pupuk organik cair dan 50% kompos, perlakuan 100% pupuk organik cair, perlakuan 75% pupuk organik cair dan 75%

kompos, perlakuan 50% pupuk organik cair dan 100% kompos memberikan hasil yang tinggi dibandingkan dengan tanpa perlakuan pupuk organik cair dan kompos, serta perlakuan 100%

kompos. Hal ini disebabkan adanya perbedaan dosis yang signifikan terhadap pemberian pupuk organik cair pada tanaman kailan. Pengaruh pemberian pupuk cair mampu meningkatkan serapan N serta produksi tanaman kailan. Sesuai pernyataan Puspita (2015) bahwa aplikasi biourine dengan disemprot ke daun akan secara langsung diserap oleh stomata daun,

(6)

dikarenakan didalam biourine terdapat zpt jenis auksin seperti IAA (Indol Asetic Acid) yang dapat menginisiasi pemanjangan sel dengan cara mempengaruhi pengendoran atau pelunturan dinding sel. Pengaruh dosis pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap semua parameter.

KESIMPULAN

Perlakuan 100 % pupuk organik cair menghasilkan 14,77 t ha-1 lebih tinggi 60,00%

dibandingkan perlakuan tanpa pupuk organik cair dan kompos sebesar dari 7,95 t ha-1. Perlakuan 100 % pupuk organik cair meningkatkan bobot konsumsi (g tan-1) dari 68,55 g tan-

1 meningkat sebesar 33,58% menjadi 101,40 g tan-1 dibandingkan perlakuan tanpa pupuk organik cair dan kompos.

DAFTAR PUSTAKA

Dantri, R. T., Irmansyah dan J. Ginting. 2015. Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae Var.

Acephala). Jurnal Online Agroekoteknologi. 3 (2) : 483-488.

Djufry, F. dan Ramlan. 2013. Uji Efektivitas Pupuk Organik Cair Plus Hi-Tech 19 pada Tanaman Sawi Hijau di Sulsel. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.1 (1) : 408-416.

Fajri, F.F., Armaini dan S. Yoseva. 2014. Pertumbuhan dan Produksi Baby Kailan (Brassica alboglabra L.) dengan Pemberian Tricho-Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit. JOM Faperta. 1(2) : 1-9.

Haryadi, D., Y. Husna dan Y. Sri. 2015. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica alboglabra L.). JOM Faperta. 2 (2) : 1-10.

Puspita, B. P., Sitawati dan M.Santosa. 2015. Pengaruh Biourine Sapi dan Berbagai Dosis N terhadap Tanaman Kailan (Brassica oleraceae L.). JurnalProduksiTanaman. 3 (1) : 1-8.

Sinaga, PosmadanMeiriani, 2014.ResponPertumbuhandanProduksiKailan (Brassica oleraceae L.) padaPemberianBerbagaiDosisPupukOrganikCairPaitan (Tithoniadiversifolia (Hemsl.) Gray).Jurnal Online Agroekoteknologi. 2 (4) : 1584- 1588.

Syukur, M. dan M. Melati. 2015. Pengembangan Sayuran Organik. Pengembangan Pertanian Sayuran Organik di Indonesia. 1 (1) : 176-190.

Wahyuningsih, I., A. Suryanto dan Koesriharti. 2015. Pengaturan Interval Pemberian Air dan Dosis Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan (Brassica oleraceae L. Var. Nova). JurnalProduksiTanaman. 3 (4) : 338-344.

Vidianto D. Z., S. Fatimah dan C. Wasonowati. 2001. Penerapan Panjang Talang dan Jarak Tanam dengan Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) pada Tanaman Kailan (Brassica oleraceae Var. Alboglabra). Agrovigor. 6 (2) : 128-135

Zuhry, E. 2010. Aplikasi KNO3 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan (Brassica alboglabra L.). SAGU. 9 (2) : 7-11

Referensi

Dokumen terkait

Metode biodegradasi plastik yang digunakan adalah kolom Winogradsky dengan menggunakan kolom kaca 1.000 mL yang berisi 500 g tanah sampah TPA Antang dan plastik

Sifat produktifitas semen pejantan meliputi volume, motilitas, konsentrasi sperma dan jumlah sperma motil dapat diukur dari hasil penampungan semen pada setiap

mempengaruhi kehidupan keagamaan mereka, baik yang terkait dengan persepsi tentang makna agama, kepatuhan dan ketaatan beragama, dan juga pengaruh agama terhadap etos

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2019, seluruh kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Oesapa berada pada tingkat Container Index yang tinggi

748 JAWA BARAT PURWAKARTA KLINIK AQMA PURWAKARTA KLINIK JL. AMIRA RS JL. BHAKTI HUSADA II PURWAKARTA RS JL. RAYA SADANG SUBANG, Kp. KIARA DUA, Ds. ASRI PURWAKARTA RSIA JL.

Setelah kepercayaan sese- orang terhadap kebijakan atau pemikiran lamannya diguncang oleh informasi baru, dimana ia merasa ada konsekuensi negatif jika ia

Biasanya sebuah halaman web pada awalnya disusun sebagai sarana promosi, karena media promosi di web lebih murah dan efektif dibandingkan media promosi