• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 sampai bulan Juli 2020 di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 sampai bulan Juli 2020 di"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

13 III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 sampai bulan Juli 2020 di Laboratorium Pengolahan Pangan dan Laboratorium Analisa Pangan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian – Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan edible coating adalah timbangan analitik AAA 250 LL O’hauss, magnetic stirrer, spatula, thermometer, batang pengaduk, plastic wrap, loyang plastik, beaker glass, kertas saring, stopwatch, saringan, hot plate, dan blender, pisau.

Alat-alat yang digunakan untuk analisis edible coating adalah micropipette, pipet tetes, gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi, alumunium foil, plastic wrap, timbangan analitik AAA 250 LL O’hauss, beaker glass, kertas saring, spektrofotometer UV-VIS, color reader tipe CR-10, texture analyzer EZ-SX

Shimadzu, oven, mesin pendingin (refrigerator), vortex tipe M37610-33 Barn Stead, desikator, cawan porselin, plastik, hot plate dan pisau.

Bahan-bahan yang digunakan pada proses pembuatan edible coating adalah pati singkong, jahe merah, pala, apel fuji, aquades, carboxymethylcellulose (CMC), gliserol, Ca(OH)2. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisa edible coating adalah, DPPH (Sigma), etanol 96%, amilum 1% dan larutan iod 0,01 N.

(2)

14 3.3 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eskperimental yang disusun secara nested dengan dua faktor :

Faktor I : Jenis sumber rempah (Jahe Merah dan Pala)

Faktor II : Konsentrasi yang ditambahkan dari Sari Jahe Merah dan Pala - 10%

- 12,5%

- 15%

- 17,5%

dan yang terdiri dari total 8 perlakuan dan dilakukan tiga kali ulangan, yaitu : J10 : Penambahan Sari Jahe Merah 10%

J12,5 : Penambahan Sari Jahe Merah 12,5%

J15 : Penambahan Sari Jahe Merah 15%

J17,5 : Penambahan Sari Jahe Merah 17,5%

P10 : Penambahan Sari Pala 10%

P12,5 : Penambahan Sari Pala 12,5%

P15 : Penambahan Sari Pala 15%

J17,5 : Penambahan Sari Pala 17,5%

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dimulai dari pembuatan pati singkong, pengambilan sari jahe merah dan pala, pembuatan edible coating dengan penambahan sari jahe merah dan pala, dilanjutkan pengaplikasian ke buah apel fuji potong dan dianalisa.

(3)

15 3.4.1 Pembuatan Pati Singkong

Proses pembuatan pati umbi singkong dilakukan berdasarkan metode Mustafa (2015). Umbi singkong dikupas, lalu dicuci sampai bersih, setelah itu diparut secara manual (parutan biasa) sampai halus menjadi bubur umbi. Umbi yang sudah diparut ditimbang kembali, kemudian ditambahkan air sehingga terbentuk bubur dan diremas-remas agar pati lebih banyak yang terlepas dari sel umbi. Kemudian disaring dengan kain saring sehingga pati lolos dari saringan sebagai suspensi pati, dan serat tertinggal pada saring. Suspensi pati hasil sarisi diendapkan di selama 24 jam. Cairan di atas endapan dialirkan dan ditampung di dalam wadah yang lain, dan pasta dikeringkan. Produk yang telah kering atau tepung kasar kemudian digiling sampai (sekurang-kurangnya 80 mesh).

(4)

16

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Pati (Mustafa, 2015) Ubi Kayu 3kg

Pengupasan

Pencucian

Air Limbah cair

Pemarutan

Bubur umbi

Pemerasan / sarisi Ampas basah Air

Pengendapan Limbah cair

Pasta

Pengeringan

Penggilingan

Pati

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 3. Diagram Alir Pembuatan Pati Singkong

Kulit dan kotoran

(5)

17 3.4.2 Pengambilan Sari Jahe Merah

Pengambilan sari jahe merah dilakukan berdasarkan metode yang digunakan oleh Hasyim (2008) dengan modifikasi alat pengering, yaitu rimpang jahe dibersihkan dan dicuci. Kemudian, jahe diiris tipis lalu dimasukkan ke kabinet/oven pada suhu 80oC selama 7 jam. Setelah kering, jahe diblender, selanjutnya dilakukan pengayakan. Serbuk jahe ditambah dengan air panas (60oC) 1:10 (b/v). Hasilnya kemudian disaring, sehingga diperoleh sari jahe. Selanjutnya, digunakan dalam pembuatan edible coating dengan variasi konsentrasi 10%, 12,5%, 15%, dan 17,5% (v/v).

(6)

18 Pengadukan 15 menit

Pengeringan T = 800C, t = 7 jam

Penggilingan

Pengayakan

Bubuk jahe merah

Penyaringan

Sari jahe merah

Air dan kotoran Air bersih

Air panas 600C

Pencucian

Pengirisan Rimpang jahe

merah

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Sari Jahe Merah (Hasyim, 2008 modifikasi)

(7)

19 3.4.3 Pengambilan Sari Pala

Pengambilan sari pala dilakukan dengan cara memisahkan biji pala dari cangkang, dipecahkan lalu dicuci. Kemudian, pala dimasukkan ke oven pada suhu 50oC selama 48 jam berdasarkan penelitian panggabean dan Kartika (2016).

Setelah kering, pala diblender menggunakan, selanjutnya dilakukan pengayakan.

Serbuk pala ditambah dengan air panas (60oC) 1:10 (b/v). Hasilnya kemudian disaring, sehingga diperoleh sari pala. Selanjutnya, digunakan dalam pembuatan edible coating dengan variasi konsentrasi 10%, 12,5%, 15%, dan 17,5% (v/v).

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 5. Diagram alir pengambilan sari pala

(8)

20 Pemisahan cangkang dan biji

Penghancuran

Air dan kotoran Air bersih

Penggilingan

Pengayakan

Bubuk pala

Pengadukan 15 menit

Penyaringan

Sari pala Air panas 600C

Pencucian

Pengeringan T= 500C, t = 48 jam Pala

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Sari Pala (Kartika, 2016 modifikasi)

(9)

21 Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Edible Coating (Wati, 2019)

3.4.4 Pembuatan Edible Coating Berbasis Pati Singkong dengan Penambahan Sari Jahe Merah dan Pala

Pelarutan carboxymethylcellulose (CMC) sebanyak 0.4 mL diaduk pada suhu 70oC hingga homogen selanjutnya penambahan pati singkong 5%

berdasarkan penelitian Wati (2019), diaduk pada suhu 70oC hingga homogen.

Gliserol ditambahkan sebanyak 5 %, dilanjut dengan penambahan Ca(OH)2

sebanyak 0,5 g diaduk pada suhu 70oC hingga homogen. Tahap pemanasan terakhir, dimasukkan sari pala dan jahe masing – masing 10%, 12,5%, 15% dan 17,5%. Buah apel potong dicelupkan ke edible coating selama 2 menit, kemudian dikeringkan di suhu ruang selama 10 menit.

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 6. Diagram alir pembuatan edible coating

Analisa : Antioksidan

Tekstur Vitamin C Kadar Air Warna (L,a,b) CMC 0,4 mL

Homogenisasi

Pemanasan T = 700 C

Edible Coating

Pengaplikasian ke apel fuji potong Aquades

100 mL

+ sari jahe merah &

pala (10%, 12,5%, 15%, 17,5%)

+ pati singkong 5 gr,

Ca(OH)2 0,5g, gliserol 5 %

(10)

22 3.5 Prosedur Analisis

3.5.1 Analisa Vitamin C

Metode yang digunakan menggunakan metode titrasi iodin berdasarkan Pade (2019) :

Pengujian kadar vitamin C menggunakan 20 gram bahan yang telah dihancurkan, lalu diambil sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dengan penambahan aquades sampai tanda tera. Bahan selanjutnya disaring untuk memperoleh filtrat. Filtrat diambil sebanyak 5 mL dengan pipet dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer 125 mL, lalu ditambahkan 2 mL indikator amilum 1% dan aquades 20 mL. Larutan tersebut dititrasi dengan iod 0,01 N sampai terjadi perubahan warna (biru keunguan). Perhitungan vitamin C dengan standarisasi larutan iodin yaitu pada setiap 1 mL 0,01 iodin ekuivalen dengan 0,88 mg vitamin C dengan rumus :

Vit.C (mg/100 g bahan) :

3.5.2 Analisis Antioksidan Metode DPPH

Metode yang digunakan berdasarkanWahidatul (2019) :

Sebanyak 1 gram sampel diambil dan dilarutkan dalam 9 mL etanol 96%, lalu dihomogenkan dengan divortex selama 30 detik pada suhu ruang, lalu didiamkan selama 10 menit hingga terpisah antara suspense dengan filtrate. Filtrat yang diperoleh diambil sebanyak 4mL dan dicampur dengan 1 mL larutan DPPH.

Campuran divortex dan didiamkan selama 30 menit di tempat gelap dan dibungkus menggunakan alumunium foil. Larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. Aktivitas dihitung dengan persamaan :

(11)

23 Aktivitas Antioksidan :

3.5.3 Analisa Kadar Air

Metode yang digunakan berdasarkan AOAC (1990) dalam Harumarani (2016) : Cawan aluminium dikeringkan dalam oven selama 30 menit dengan suhu 100oC sampai 105oC. Kemudian cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan setelah dingin segera ditimbang. Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan dan ditimbang kemudian cawan yang berisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100oC sampai 105oC selama 6 jam sampai tercapai bobot konstan. Cawan kemudian didinginkan dalam desikator sekitar 30 menit dan segera ditimbang.

Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus : Kadar Air :

3.5.4 Analisa Tekstur

Metode yang digunakan berdasarkan Hardiman (1991) dalam Niti (2019) : Tekstur buah apel fuji potong diuji dengan menggunakan alat Texture Profile Analyzer. Sampel diukur ketebalannya kemudian diletakkan pada meja sampel. Alat dijalankan, probe akan menyentuh sampel hingga fracture, kemudian probe berhenti bergerak dan kembali ke posisis semula. Computer akan memproses data hasil pergerakan alat dan perubahan yang terjadi.

3.5.5 Analisa Warna

Metode yang digunakan berdsarkan Minolita (2018) dalam Sepathika (2019) : Menekan tombol on pada alat colour reader sehingga muncul pilihan system pengukuran L, a dan b pada layar, menempatkan ujung reseptor colour reader pada

(12)

24 permukaan sampel sampai lampunya hidup dan mencatat hasil berupa nilai angka L, a dan b.

3.5.6 Analisa Data

Data pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam dengan aplikasi Minitab 16 untuk mengetahui pengaruh dari dua perlakuan. Hasil analisis ragam dilanjutkan dengan menggunakan uji Tukey 95%. Hasil uji kemudian dibandingkan dengan penelitian terdahulu untuk ditarik kesimpulan.

Jenis Rempah

Jahe Merah Pala

10% 12,5%

% %

15%

%

17,5%

% %

10% 12,5%

% %

15%

%

17,5%

% % 0

2 4

0 2 4

0 2 4

0 2 4

0 2 4

0 2 4

0 2 4

0 2 4

: Konsentrasi sari rempah

: Pengamatan yang dilakukan selama hari ke 0 - 4 Gambar 5. Diagram Rancangan Percobaan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bentuk reduplikasi yang ditemukan terdiri atas reduplikasi dasar sempurna Jauzi Saleh (JS) dan Yusuf Ahmadi masing-masing tiga

Dengan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis ingin menganalisa dengan menggunakan analisis semiotika, yang digunakan dalam surat kabar atau koran khususnya surat

Penelitian terdahulu (Puspitasari, 2003) menunjukkan bahwa dalam bentuk yogurt bubuk umur simpan dapat dipertahankan hingga lebih dari 30 hari, namun masih mempunyai kendala

pada peta. d) Untuk melakukan zoom out bisa menggunakan tombol – pada pojok kiri atas pada peta. e) Klik icon basemaps untuk mengubah jenis base maps pada peta yang berada

(2) Penyaluran Dana Desa tahap II untuk BLT Desa bulan kedelapan sampai dengan bulan kedua belas sebagaimana dimaksud pada pasal 10 ayat (1) huruf b masing-masing bulan

Cadangan devisa berpengaruh postif terhadap volume impor, karena dengan adanya cadangan devisa yang didapat oleh Indonesia dari perdagangan ekspor, adanya tenaga

pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan

“Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat ,energi, atau komponen yang ada dan harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya