• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBUDAYAAN BUGIS DALAM NOVEL CALABAI PEREMPUAN DALAM TUBUH LELAKI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBUDAYAAN BUGIS DALAM NOVEL CALABAI PEREMPUAN DALAM TUBUH LELAKI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE ABSTRACT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KEBUDAYAAN BUGIS DALAM NOVEL CALABAI

PEREMPUAN DALAM TUBUH LELAKI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE

Yudi Zulhendra1, Wahyudi Rahmat2, Aruna Laila2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Yudizh43@gmail.com

ABSTRACT

The problem of this research is to khow how Bugis culture is contained in the novel

Calabai Woman in Body Man by Pepi Al-Bayqunie. This study aims to describe the Bugis culture

contained in the novel Calabai. The method used in this research is desriptive method. This research data is a quotation text about Bugis culture that contain novel Calabai. The results of this study found seven Bugis culture in the novel Calabai. First, language and literature using the Ugi language. Secondly, the Bugis livelihoods work as farmers and traders. Third, the Buginese kinship system in marriage does not have to marry a cousin as it perceived as ideal. Fourth, Bugis’

social system is in the second layer group (to-mardeka). Fifth, sacred and religious customs, Bugis are still very strong with customs and traditions, and the majority are Muslims. Sixth, education in Bugis still not evenly distributed the seventh, the problem of development and modernization, the Bugis can keep up with the times.

Keywords: Novel, Bugis Culture, Literature

PENDAHULUAN

Novel merupakan salah satu karya sastra dalam bentuk prosa yang menjadikan permasalahan dalam kehidupan sebagai pembahasan utamanya. Salah satu tema tentang masyarakat yang sering disampaikan dalam novel adalah kebudayaan. kebudayaan merupakan tema yang menarik untuk dianalisis dalam karya sastra sebab sastra, masyarakat, dan kebudayaan merupakan suatu jalinan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Setiap kebudayaan dalam kehidupan manusia berbeda-beda, begitupun dengan suku Bugis. Suku Bugis merupakan suku bangsa Indonesia yang mendiami

sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan. Salah satu novel yang membahas tentang kebudayaan Bugis yaitu novel Calabai ditulis oleh seorang pengarang pencinta kebudayaan lokal yaitu pepi Al-Bayqunie. Novel Calabai

merupakan sebuah novel tentang jiwa perempuan yang terperangkap dalam tubuh lelaki. Selain itu, novel Calabai membahas tentang kehidupan bissu, ahli waris dan tradisi luhur suku Bugis yang dipercaya menjadi penghubung antara alam manusia dan alam Dewata. Sehingga, kebudayaan Bugis menarik untuk diteliti.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebudayaan Bugis yang

(2)

terdapat dalam novel Calabai Perempuan

dalam Tubuh Lelaki karya Pepi Al-Bayqunie.

Rencana pemecahan masalah penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis kebudayaan Bugis yang terdapat dalam novel

Calabai Perempuan dalam Tubuh Lelaki

karya Pepi Al-Bayqunie yang bertujuan untuk menemukan dan mengetahui bagaimanakah kebudayaan Bugis yang terdapat dalam novel Calabai Perempuan

dalam Tubuh Lelaki karya Pepi Al-Bayqunie.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup hakikat novel dan pengertian kebudayaan dan kebudayaan Bugis. Menurut Nurgiyantoro (1995:2), novel merupakan sebuah karya imajiner yang menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Selain itu, Nurgiyantoro (1995:23) menjelaskan bahwa novel mempunyai dua unsur yang membangun novel itu sendiri, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam sastra itu, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar sastra itu sendiri.

Teori selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat (2013:144) kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kemudian, teori tentang kebudayaan Bugis. kebudayaan Bugis secara umum terdiri atas sepuluh bagian. Menurut Koentjaraningrat (2007:266-284) kebudayaan bugis terdiri atas, (1) identifikasi, (2) bahasa, tulisan dan kesusastraan, (3) angka-angka dan data-data demografis, (4) bentuk desa, (5) mata pencarian, (6) sistem kekerabatan, (7) sistem kemasyarakatan, (8) adat yang keramat dan agama, (9) pendidikan, dan (10) masalah pembangunan dan modernisasi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dalam pengolahan datanya tanpa menggunakan statistik. Menurut Afrizal (2016:13) penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang diperoleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka. Sedangkan, Menurut Suryabrata (2011:78) penelitian deskripsi adalah penelitian yang bermaksud

(3)

untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juni hingga Agustus 2017. Penelitian ini memiliki target atau sasaran penelitian, yaitu kebudayaan Bugis yang terdapat dalam novel

Calabai Perempuan dalam Tubuh Lelaki

karya Pepi Al-Bayqunie. Subjek penelitian ini adalah novel Calabai Perempuan dalam Tubuh Lelaki karya Pepi Al-Bayqunie. Data penelitian ini adalah berupa kutipan teks mengenai kebudayaan Bugis yang terdapat dalam novel Calabai Perempuan dalam

Tubuh Lelaki karya Pepi Al-Bayqunie.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dilakukan dengan langkah-langkah berikut. (1) membaca dan memahami novel Calabai Perempuan dalam Tubuh Lelaki karya Pepi Al-Bayqunie secara keseluruhan, (2) menandai dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian, (3) menginventarisasikan data yang berhubungan dengan kebudayaan Bugis, (4) mengklasifikasikan data sesuai dengan format inventarisasi data.

Instrumen pada penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu format inventarisasi data dan alat tulis lainnya. selain itu, dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap data-data yang telah

ditemukan. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah berkut. (1) mendeskripsikan data temuan yang terkait dengan permasalahan kebudayaan Bugis dalam novel Calabai Perempuan dalam Tubuh Lelaki karya Pepi Al-Bayqunie, (2) menganalisis data terkait dengan permasalahan kebudayaan Bugis yang terdapat dalam novel Calabai Perempuan dalam Tubuh Lelaki karya Pepi Al-Bayqunie, (3) menginterpretasikan kebudayaan Bugis dalam novel Calabai Perempuan dalam Tubuh Lelaki, (4) menyimpulkan hasil analisis dan interpretasinya, (5) menulis hasil laporan.

Selain itu, dalam menganalisis kebudayaan Bugis dalam Novel Calabai

Perempuan dalam Tubuh Lelaki karya Pepi

Al-Bayqunie, data yang diperoleh divalidkan dengan menggunakan teknik pengabsahan data triangulasi. Menurut Moleong (2010:330) triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi peneliti adalah pelibatan sejumlah peneliti yang berbeda disiplin ilmunya dalam suatu penelitian yang sama.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis tentang kebudayaan Bugis dalam novel Calabai

Perempuan dalam Tubuh Lelaki karya Pepi

Al-Bayqunie terdapat tujuh jenis kebudayaan Bugis dalam novel Calabai, yaitu (1) Bahasa, Tulisan dan Kesusastraan. Bahasa yang digunakan orang Bugis adalah bahasa Ugi yang digunakan dalam bentuk bahasa keseharian dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa Ugi juga digunakan sebagai kata sapaan terhadap seseorang yang lebih tua, teman sebaya, maupun terhadap orang yang lebih kecil usianya dalam masyarakat Bugis, dan kesusastraan yang ditemukan seperti mantra pemangilan roh agar kembali keraganya. (2) Mata Pencarian. Mata pencarian orang Bugis pada umunya bertani, seperti bertanam padi, bertanam cabe, dan bertanam jagung. (3) Sistem Kekerabatan. Sistem kekerabatan orang Bugis yaitu pernikahan di dalam kaum bissu yang memiliki toboto, karena setiap bissu memiliki toboto untuk membantu dan mendampinginya. Toboto adalah seorang lelaki yang mendampingi bissu yang membantunya dalam mengerjakan tugasnya sebagai seorang bissu. Setelah tiba masanya bissu tersebut harus mencarikan istri untuk tobotonya dan membiayai seluruh acara pernikahanya. (4) Sistem Kemasyarakatan.

Sistem kemasyarakatan orang Bugis yaitu adanya hubungan antara lapisan masyarakat yang saling membutuhkan, dan selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. (5) Adat yang Keramat dan Agama. Adat yang keramat dan agama orang Bugis yaitu seperti pergi merantau, melakukan upacara dan ritual adat seperti upacara mapalili, upacara songka bola dan upacara pelantikan bissu, dan agama yang di anut orang Bugis pada umunya agama Islam. (6) Pendidikan. Pendidikan masyarakat Bugis masih berjalan lambat dan belum merata, karena masih ada anak yang tidak tamat Sekolah Dasar. (7) Masalah Pembangunan dan Modernisasi. Masalah pembangunan dan modernisasi masyarakat Bugis sudah berjalan baik namun belum merata, karena terlihat transportasi dan alat-alat elektronik seperti TV masih jarang dimiliki masyarakat Bugis.

Adat dan tradisi masyarakat Bugis masih berkembang di tengah-tengah masyarakat Bugis hingga saat ini, karena orang Bugis sangat mempercayai tradisi yang ada untuk menjaga keselarasan hidupnya. Bagi orang Bugis alam dan pencipta itu harus seimbang, sehingga memberikan ideologi khusus bagi mereka mempertahankan kebudayaan dan prinsip hidup dalam menjalani keseharian. Selain itu, keberadaan bissu masih ada dan dipercayai oleh

(5)

masyarakat Bugis sebagai penghubung antara mereka dan dewata, keberadaan bissu berada di Segiri sesuai yang disampaikan oleh Pepi dalam novel Calabai mereka terbentuk dalam komunitas kaum bissu.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis kebudayaan Bugis Novel ini menceritakan tentang perjalanan hidup Saidi yang memiliki takdir sebagai sebagai sosok seorang Bissu, yang mana para Bissu di percaya oleh masyarakat Segiri sebagai penghubung antara manusia dengan penghuni dunia atas atau Dewata. Novel calabai perempuan dalam tubuh lelaki karya pepi al-bayqunie ini menawarkan tentang kebudayan Bugis. kebudayaan Bugis yang terdapat dalam novel calabai perempuan dalam tubuh lelaki karya pepi al-bayqunie ini yaitu: bahasa, tulisan dan kesusastraan, mata pencarian, sistem kekerabatan, sistem kemasyarakatan, adat yang keramat dan agama, pendidikan, dan masalah pembangunan dan modernisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif:

Sebuah Upaya Mendukung

Penggunaan Penelitian Kualitatif

dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Koentjaraningrat. 2013. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Laskar Aksara. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori

Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

Mada university Press.

Suryabrata, Sumadi. 2011. Metodologi

Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 19 tergambar bahwa paling banyak subyek mengatakan aplikasi komputer dapat digunakan untuk mengatasi masalah mahasiswa dalam menyusun instrumen yaitu sejumlah 58 dosen

(6) Pemutusan Kontrak secara sepihak oleh PPKom karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa, Kelompok Kerja ULP dapat melakukan Penunjukan Langsung kepada pemenang

Kharisma Naser di mesir terus menurun di kalangan pemimpin-pemimpin Arab. Cita-cita RPA pupus sudah. Nampaknya liga Arab memang menjadi puncak pencapaian gerakan

Belanja modal diperoleh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap indeks pembangunan manusia dalam horizon waktu 2 periode, hal ini ditunjukkan oleh

• Proses otomatisasi penyiraman tanaman anggrek dapat berjalan dengan baik berdasarkan nilai kelembaban yang dideteksi oleh sensor SHT-11 yakni ketika kelembaban bernilai di

Peneliti cukup terkesan dengan semakin seringnya brand Klenger Burger TM dijadikan salah satu contoh produk franchise lokal kelas UMKM, baik yang dipublikasikan

Class visit masih dianggap penting dan efektif untuk melakukan promosi karena 10 dari 18 responden setuju, dan hanya 2 orang yang tidak setuju dengan catatan

Nama Guru Nomor Peserta Mata Pelajaran Sertifikasi..