HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN STROKE
PADA PASIEN RAWAT INAP
DI BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF FK-USU/
RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Oleh :
LELY OPHINE
070100118
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN STROKE
PADA PASIEN RAWAT INAP
DI BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF FK-USU/
RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
LELY OPHINE
LEMBAR PENGESAHAN
Hubungan antara Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu
Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan
Nama : Lely Ophine
NIM : 070100118
Pembimbing Penguji
(dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S (K)) (dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. CM-FM, MPd. Ked.) NIP: 19681117 199702 1 002 NIP: 19670527 199903 2 001
(Prof. dr. Abdul Rachman Saragih, Sp.THT-KL (K))
NIP: 19471130 198003 1 002
Medan, 29 November 2010
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
(Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH)
ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan di banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007), di Indonesia prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Ada dua tipe faktor resiko dari stroke, faktor resiko yang tidak dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol. Obesitas adalah salah satu faktor resiko stroke yang dapat dikontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan penyakit stroke pada orang dewasa.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan pada 4 Agustus – 8 Oktober 2010. Besar sampel yang digunakan ialah sebanyak 42 orang dengan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk perhitungan Indeks Masa Tubuh serta dari data dan keterangan tentang pasien untuk penentuan jenis penyakit. Analisis data dilakukan dengan program SPSS.
Dari analisis hasil penelitian, diperoleh bahwa 20 orang dari responden merupakan penderita stroke dan 22 orang bukan penderita stroke. Kelompok terbesar penderita stroke terdapat pada nilai IMT ≥25 kg/m2
Kesimpulan dari hasil penelitian ini ialah ternyata ada hubungan antara obesitas dan stroke pada orang dewasa. Dengan mencegah obesitas sebagai faktor resiko stroke yang dapat dikontrol, maka kejadian stroke dapat dicegah.
(obesitas) yaitu 55 %. Dari analisis hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi Square, didapati ada hubungan yang signifikan (p 0,013) antara obesitas dan stroke. Sebagian besar responden yang obesitas dan menderita stroke adalah perempuan yaitu 54,5%, umur 45-59 tahun yaitu 54,5%, dan bersuku Batak yaitu 72,7%. Jenis stroke yang terjadi pada responden yang obesitas dan menderita stoke adalah stroke iskemik yaitu 100%.
ABSTRACT
Stroke causes death and abnormalities in many countries, include Indonesia. According to the Basic Health Research (2007), the prevalence rate of stroke was 8,3 per 1000 of populations. There are two type risk factor of stroke, the controllable risk factor and the uncontrollable one. Obesity is one of the controllable risk factor. The purpose of this study is to determine the relationship of obesity and stroke in adult.
Method research use design descriptive-analytic with cross sectional study. Research held in Neurology Department, School of Medicine, University of North Sumatera/ H. Adam Malik General Hospital, Medan on August 4th - October 8th 2010. Total of sample is 42, used the consecutive sampling technique. Data was collected by measuring weight and height for Body Mass Index, and taking some information about patients for the type of disease. Data analysis is done by the SPSS program.
Result of data analysis show that 20 of respondents are stroke patients, and 22 others are not stroke patients. The biggest group of stroke patients whose BMI ≥25 kg/m2 (obesity) is 55 %. Result of data analysis by using Chi Square, show there is correlation between obesity and stroke by significant (p 0,013). Many of the obese and stroke respondent are 54,5% woman, 54,5% age of 45-59, and 72,7% Bataknese. The stroke type of obese respondent is 100% the ischemic stroke.
Conclusion of this research, there is correlation between obesity and stroke in adults. Prevention of obesity as the controllable risk factor should help prevent risk of stroke.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan antara Obesitas
dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/
RSUP H. Adam Malik Medan”. Adapun Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah
satu syarat untuk kelulusan program S1, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tentu tidak lepas dari
berbagai kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini selesai tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
Dosen pembimbing saya yang terhormat, dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S
(K), yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam meluangkan waktunya
untuk memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, serta saran
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Yang terhormat dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. CM-FM, MPd. Ked. dan Prof.
dr. Abdul Rachman Saragih, Sp.THT-KL (K), selaku dosen penguji, yang telah
banyak memberikan saran sehingga Karya Tulis ini menjadi lebih baik.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh dosen pengajar di
lingkungan Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan pengajaran dan bimbingan
selama di perkuliahan.
Kepada orang tua yang terkasih, Drs. Gospin Sinulingga dan Hotria
Sinaga, S.Si, Apt., yang selalu mendoakan, melimpahi penulis dengan penuh
kasih sayang, dan selalu memberi motivasi, semangat, dan dorongan. Juga kepada
Terima kasih juga kepada seluruh teman yang telah membantu dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, terkhusus teman-teman satu kelompok yaitu
Todung Antony, Johannes, dan Krisnarta Sembiring. Juga kepada
sahabat-sahabat, Elvina Handayani, Roseline Siregar, dan Novrida Nainggolan.
Terima kasih juga kepada yang terkasih, Ebron Leonard Sirait, S.IP, yang
tiada hentinya memberikan semangat dan dorongan, mengajari, dan selalu
mendoakan penulis.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh responden
yang telah berpartisipasi, yang telah banyak membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan isinya. Akhirnya, penulis
berbarap semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi kita semua.
Medan, 22 November 2010
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan Penelitian.………...……...…… 3
1.3.1. Tujuan Umum….………...…...… 3
1.3.2. Tujuan Khusus………..………...…....….. 3
1.4. Manfaat Penelitian………...……...……....…. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………...…... 4
2.1. Definisi Stroke………...……... 4
2.2. Epidemiologi Stroke………....……....… 4
2.3. Faktor Resiko Stroke………...….…… 5
2.4. Klasifikasi Stroke ………..……...….…...…….. 8
2.5. Definisi Obesitas ………..………...…... 9
2.6. Penilaian Obesitas………..………….………...…. 9
2.7. Pengaruh Obesitas terhadap Stroke………...……... 11
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 13 3.1. Kerangka Konsep ...………...…...….. 13
3.2. Variabel dan Definisi Operasional…………...…....……... 13
3.3.1. Variabel Bebas……….….…...….……... 13
3.3.2. Variabel Terikat………...………. 13
BAB 4 METODE PENELITIAN………..……...…….. 15
4.1. Jenis Penelitian………...…...……….. 15
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian……….…...…………. 15
4.3. Populasi dan Sampel ...………..……...…...…...….. 15
4.4. Teknik Pengumpulan Data……..………...….… 16
4.5. Pengolahan dan Analisis Data…….……...…...…....…. 16
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 15
5.1. Hasil Penelitian……….……….. 17
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……….……… 17
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 17
5.1.3. Hasil Analisis Data... 18
5.2. Pembahasan... 22
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 25
6.1. Kesimpulan……...………...…...……….. 25
6.2. Saran………...………...……… 25
DAFTAR PUSTAKA………...……….…...…... 26
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1. Stroke Risk Scorecard National Stroke Association (2009) 8
Tabel 2.2. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas pada orang
dewasa berdasarkan IMT menurut WHO (2000) 10
Tabel 2.3. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT dan lingkar perut menurut kriteria Asia Pasifik (2000) 10
Tabel 5.1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan penyakit 18
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi jenis stroke 19
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi stroke berdasarkan Indeks Masa Tubuh 19
Tabel 5.4. Hubungan obesitas dengan stroke 20
Tabel 5.5. Distribusi frekuensi penderita stroke yang obesitas
berdasarkan umur 21
Tabel 5.6. Distribusi frekuensi jenis stroke pada penderita stroke
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 3.1. Kerangka konsep hubungan obesitas dengan stroke 13
Gambar 5.1. Distribusi frekuensi penderita stroke yang obesitas
berdasarkan jenis kelamin 20
Gambar 5.2. Distribusi frekuensi penderita stroke yang obesitas
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Lembar Checklist
Lampiran 3 Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek Penelitian
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)
Lampiran 5 Ethical Clearance
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian RSUP H. Adam Malik Medan
Lampiran 7 Data Induk
ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan di banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007), di Indonesia prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Ada dua tipe faktor resiko dari stroke, faktor resiko yang tidak dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol. Obesitas adalah salah satu faktor resiko stroke yang dapat dikontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan penyakit stroke pada orang dewasa.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan pada 4 Agustus – 8 Oktober 2010. Besar sampel yang digunakan ialah sebanyak 42 orang dengan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk perhitungan Indeks Masa Tubuh serta dari data dan keterangan tentang pasien untuk penentuan jenis penyakit. Analisis data dilakukan dengan program SPSS.
Dari analisis hasil penelitian, diperoleh bahwa 20 orang dari responden merupakan penderita stroke dan 22 orang bukan penderita stroke. Kelompok terbesar penderita stroke terdapat pada nilai IMT ≥25 kg/m2
Kesimpulan dari hasil penelitian ini ialah ternyata ada hubungan antara obesitas dan stroke pada orang dewasa. Dengan mencegah obesitas sebagai faktor resiko stroke yang dapat dikontrol, maka kejadian stroke dapat dicegah.
(obesitas) yaitu 55 %. Dari analisis hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi Square, didapati ada hubungan yang signifikan (p 0,013) antara obesitas dan stroke. Sebagian besar responden yang obesitas dan menderita stroke adalah perempuan yaitu 54,5%, umur 45-59 tahun yaitu 54,5%, dan bersuku Batak yaitu 72,7%. Jenis stroke yang terjadi pada responden yang obesitas dan menderita stoke adalah stroke iskemik yaitu 100%.
ABSTRACT
Stroke causes death and abnormalities in many countries, include Indonesia. According to the Basic Health Research (2007), the prevalence rate of stroke was 8,3 per 1000 of populations. There are two type risk factor of stroke, the controllable risk factor and the uncontrollable one. Obesity is one of the controllable risk factor. The purpose of this study is to determine the relationship of obesity and stroke in adult.
Method research use design descriptive-analytic with cross sectional study. Research held in Neurology Department, School of Medicine, University of North Sumatera/ H. Adam Malik General Hospital, Medan on August 4th - October 8th 2010. Total of sample is 42, used the consecutive sampling technique. Data was collected by measuring weight and height for Body Mass Index, and taking some information about patients for the type of disease. Data analysis is done by the SPSS program.
Result of data analysis show that 20 of respondents are stroke patients, and 22 others are not stroke patients. The biggest group of stroke patients whose BMI ≥25 kg/m2 (obesity) is 55 %. Result of data analysis by using Chi Square, show there is correlation between obesity and stroke by significant (p 0,013). Many of the obese and stroke respondent are 54,5% woman, 54,5% age of 45-59, and 72,7% Bataknese. The stroke type of obese respondent is 100% the ischemic stroke.
Conclusion of this research, there is correlation between obesity and stroke in adults. Prevention of obesity as the controllable risk factor should help prevent risk of stroke.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stroke merupakan penyebab kematian yang utama di banyak negara,
termasuk Indonesia. Pola penyebab kematian rumah sakit yang utama dari
Informasi Rumah Sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004)
menyebutkan bahwa stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab
kematian di rumah sakit. Di Amerika Serikat, stroke merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker pada orang dewasa
(National Stroke Association, 2009). Stroke juga merupakan penyebab kecacatan
yang utama. Laporan World Stroke Organization
Menurut World Health Organization (1995), stroke didefinisikan sebagai
gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala
klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau yang
menimbulkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak. Ada dua tipe faktor resiko dari stroke, faktor resiko yang tidak dapat
dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol. Faktor resiko yang tidak dapat
dikontrol antara lain: umur, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, displasia
fibromuskular, dan Patent Foramen Ovale. Sedangkan faktor resiko yang dapat
dikontrol antara lain: tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, perokok,
alkohol, dan obesitas.
(2009) memperlihatkan bahwa
stroke adalah penyebab utama hilangnya hari kerja dan kualitas hidup yang buruk.
Kecacatan akibat stroke tidak hanya berdampak bagi para penyandangnya, namun
juga bagi para anggota keluarganya. Beban ekonomi yang ditimbulkan akibat
stroke juga sedemikian beratnya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007), di
Indonesia prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Pada
kelompok umur 55-64 tahun, stroke menjadi penyebab kematian tertinggi baik di
perkotaan maupun pedesaan di Indonesia. Hal ini terkait erat dengan gaya hidup,
Obesitas merupakan suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak
normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan
(Sidartawan, 2006). Obesitas dipengaruhi oleh lingkungan, kebiasaan makan,
kurangnya kegiatan fisik, dan kemakmuran. Insidensi obesitas di negara-negara
berkembang makin meningkat, sehingga saat ini banyaknya orang dengan obesitas
di dunia hampir sama jumlahnya dengan mereka yang menderita karena
kelaparan. Diduga bahwa peningkatan prevalensi obesitas akan mencapai 50%
pada tahun 2025 bagi negara-negara maju (Sidartawan, 2006).
Untuk menentukan berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa
dengan mengukur lemak tubuh secara langsung sangatlah sulit dan sebagai
pengukur pengganti dipakai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh
(IMT). IMT diukur dengan cara berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi
badan dalam meter kuadarat (m2). Menurut WHO (2000), nilai IMT 25-29,9 kg/m2 dikatakan sebagai pra obese dan nilai IMT ≥30 kg/m 2 sebagai obesitas. Dalam melakukan penilaian IMT, perlu diperhatikan akan adanya perbedaan
individu dan etnik. Menurut kriteria Asia Pasifik (2000), dikatakan obesitas jika
IMT ≥25 kg/m2. Obesitas dan excessive weight mempengaruhi sistem sirkulasi. Orang obesitas cenderung memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan
diabetes, yang secara keseluruhan akan meningkatkan resiko terjadinya stroke
(National Stroke Association, 2009). Dengan menggunakan IMT sebagai variabel,
para peneliti mendapatkan bahwa subjek yang ikut serta dalam The US Physicians
Health Study dengan IMT ≥27,8 kg/m2 memiliki resiko yang lebih besar secara bermakna untuk stroke iskemik dan hemoragik (Kurth, et al., 2001 dalam Price
dan Wilson, 2005). Menurut National Stroke Association (2009), kejadian stroke
dapat dicegah sampai 80%. Pencegahan yang paling mungkin dilakukan adalah
terhadap faktor resiko yang dapat dikontrol yang salah satunya adalah obesitas.
Dengan mengetahui hubungan antara obesitas dan stroke, maka kejadian stroke
1.2. Rumusan Masalah
Uraian dalam latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi
peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat hubungan
antara obesitas dengan penyakit stroke pada orang dewasa.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Dari penelitian ini dapat diketahui hubungan antara obesitas dengan
penyakit stroke pada orang dewasa.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui distribusi frekuensi stroke berdasarkan Indeks Masa Tubuh
2. Mengetahui distribusi karakteristik pasien stroke yang obesitas.
3. Mengetahui distribusi frekuensi jenis stroke yang terjadi (hemoragik dan
iskemik) pada pasien stroke yang obesitas.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:
1. Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu kedokteran
khususnya yang berkaitan dengan obesitas dan stroke.
2. Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Stroke
Kata stroke berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu serangan
mendadak seperti disambar petir . Stroke adalah serangan otak yang terjadi secara
tiba-tiba dengan akibat kematian atau kelumpuhan bagian tubuh. Karena sifatnya
yang menyerang itu, sindrom ini diberi nama stroke yang artinya kurang lebih
pukulan telak dan mendadak. Stroke disebut juga sebagai CVA (cerebro-vaskuler
accident).
Menurut World Health Organization (1995), stroke didefinisikan sebagai
gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala
klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau yang
menimbulkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak.
2.2. Epidemiologi Stroke
Dari data WHO tahun 1986-1997, angka kejadian stroke paling tinggi di negara Kuwait dan Arab 47/100.000 orang tiap tahunnya. Di Kuwait, stroke paling banyak menyerang usia 40-49 tahun, sedangkan di Arab usia 15-40 tahun. Di Afrika Selatan angka kejadian stroke 33/100.000 orang tiap tahunnya dan paling banyak menyerang usia 20-54 tahun. Di Amerika Serikat (Hispanics), angka kejadiannya 26/100.000 orang tiap tahunnya pada usia 20-44 tahun. Sedangkan di Indonesia dari data Departemen Kesehatan R.I. (2009), prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk.
Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh
Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per
Angka kematian akibat stroke lebih tinggi pada wanita (11%) dari pada pria (8,4
%) pada tahun 2004. Di Amerika Serikat, stroke membunuh 65.764 orang pada
tahun 2003.
2.3. Faktor Resiko Stroke
Menurut WHO (1997) dalam Price dan Wilson (2005), faktor utama yang
berkaitan dengan epidemi penyakit serebrovaskular adalah perubahan global
dalam gizi dan merokok, ditambah urbanisasi dan menuanya populasi. Menurut
National Stroke Association (2009), ada 2 tipe faktor resiko terjadinya stroke:
a. Faktor resiko tak terkendali:
1) Umur
Resiko stroke meningkat seiring meningkatnya umur. Perubahan-perubahan
yang menjurus ke aterosklerosis yang merupakan penyebab stroke sudah
mulai terjadi setelah manusia dilahirkan. Pada umur 30 tahun, lesi
aterosklerosis mulai tampak di arteri-arteri intrakranial (Mardjono dan
Sidharta, 2008). Setelah umur 55 tahun, resiko stroke menjadi 2 kali lipat
setiap dekadenya.
2) Jenis kelamin
Wanita lebih banyak memiliki kecacatan setelah stroke dibanding pria.
Wanita juga lebih bayak mati setiap tahunnya karena stroke dibandingkan
pria. Namun, insidensi stroke lebih tinggi pada pria.
3) Ras
Amerikan Afrikan beresiko terkena stroke 2 kali lipat dibanding kaukasian.
Orang Asia Pasifik juga beresiko lebih tinggi dari pada kaukasian.
4) Riwayat Keluarga
Jika dalam keluarga ada yang menderita stroke, maka yang lain memiliki
resiko lebih tinggi terkena stroke dibanding dengan orang yang tidak
b. Faktor resiko yang dapat dikendalikan:
1) Segi Medis
• Tekanan darah tinggi/hipertensi
Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko stroke yang paling penting.
Tekanan darah normal pada usia lebih dari 18 tahun adalah 120/80.
Pre-hipertensi jika tekanan darah lebih dari 120/80, dan tekanan darah tinggi
atau hipertensi jika tekanan darah 140/90 atau lebih. Orang yang bertekanan
darah tinggi memiliki resiko setengah atau lebih dari masa hidupnya untuk
terkena stroke dibanding orang bertekanan darah normal. Tekanan darah
tinggi menyebabkan stress pada dinding pembuluh darah. Hal tersebut dapat
merusak dinding pembuluh darah, sehingga bila kolesterol atau substansi
fat-like lain terperangkap di arteri otak akan menghambat aliran darah otak,
yang akhirnya dapat menyebabkan stroke. Selain itu, peningkatan stress juga
dapat melemahkan dinding pembuluh darah sehingga memudahkan
pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan perdarahan otak.
• Fibrilasi atrium
Penderita fibrilasi atrium beresiko 5 kali lipat untuk terkena stroke. Kira-kira
15% penderita stroke memiliki fibrilasi atrium. Fibrilasi atrium dapat
membentuk bekuan-bekuan darah yang apabila terbawa aliran ke otak akan
menyebabkan stroke.
• Kolesterol tinggi
Kolesterol atau plak yang terbentuk di arteri oleh low-density lipoproteins
(LDL) dan trigliserida dapat menghambat aliran darah ke otak sehingga
dapat menyebabkan stroke. Kolesterol tinggi meningkatkan resiko penyakit
(>200 mg/dL). Penderita diabetes beresiko 4 kali lipat untuk terkena stroke.
Kerusakan otak akan semakin parah jika kadar gula darah tinggi saat
terjadinya stroke.
2) Pola Hidup
• Merokok
Merokok beresiko 2 kali lipat untuk terkena stroke jika dibandingkan
dengan yang bukan perokok. Merokok mengurangi jumlah oksigen dalam
darah, sehingga jantung bekerja lebih keras dan memudahkan terbentuknya
bekuan darah. Merokok juga meningkatkan terbentuknya plak di arteri yang
menghambat aliran darah otak, sehingga menyebabkan stroke.
• Pengguna alkohol
Meminum alkohol lebih dari 2 gelas/hari meningkatkan resiko terjadinya
stroke 50%. Namun, hubungan antara alkohol dan terjadinya stroke masih
belum jelas.
• Obesitas
Obesitas dan kelebihan berat badan akan mempengaruhi sistem sirkulasi.
Obesitas juga menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan memiliki
kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes, yang semuanya dapat
meningkatkan resiko terjadinya stroke.
Untuk memudahkan, National Stroke Association (2009) membuat suatu
penilaian terhadap faktor resiko stroke yang dapat dilihat pada Tabel 2.1. Skor
tiap kotak adalah 1. Resiko tinggi jika skor 3 atau lebih di kolom resiko tinggi.
Tabel 2.1. Stroke Risk Scorecard National Stroke Association (2009)
Faktor Resiko Resiko Tinggi Hati-hati Resiko Rendah
Tekanan darah > 140/90 mmHg 120-139/80-89
mmHg
<120/80 mmHg
Kolesterol >240 mg/dL 200-239 mg/dL <200 mg/dL
Diabetes Ya Borderline Tidak
Merokok Ya Kadang-kadang Tidak
Fibrilasi atrium Ya Tidak tahu Tidak
Diet Obesitas Over-weight Normal
Aktivitas fisik Tidak pernah
olahraga
Kadang-kadang Olahraga teratur
Riwayat keluarga Ada Tidak tahu Tidak ada
2.4. Klasifikasi Stroke
Menurut Misbach (1999) dalam Ritarwan (2002), klasifikasi stroke antara
lain:
a. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
1) Stroke Iskemik
• TIA
• Trombosis serebri
• Embolia serebri
2) Stroke Hemoragik
• Perdarahan intra serebral
• Perdarahan subarakhnoid
b. Berdasarkan stadium/ pertimbangan waktu :
1) Transient Ischemic Attack
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama
dari 24 jam, tetapi tidak lebih dari seminggu.
3) Progressing stroke atau stroke in evolution
Gejala neurologik yang makin lama makin berat
4) Completed stroke
Gejala klinis sudah menetap.
c. Berdasarkan sistem pembuluh darah:
Sistem karotis dan sistem vertebro-basiler.
2.5. Definisi Obesitas
Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan
skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh
(Dorland, 2002). Menurut Sidartawan (2006), obesitas merupakan suatu keadaan
dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa.
Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan
metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik.
Menurut Ma’ruf (2005) dalam Amsriza (2007), secara ilmiah, obesitas terjadi
karena adanya ketidakseimbangan sistematik antara asupan kalori dengan
pemakaian energi. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor, yaitu: genetik,
lingkungan, psikis, jenis kelamin, kesehatan seperti penyakit hipotiroidisme,
obat-obatan seperti kortikosteroid, perkembangan terutama yang gemuk pada masa
kanak-kanak, dan aktivitas fisik.
2.6. Penilaian Obesitas
Untuk menentukan apakah seseorang menderita obesitas ada berbagai
cara, salah satunya dengan menggunakan indeks berdasarkan berat badan (kg)
dibagi tinggi badan (m) pangkat 2, yang disebut Indeks Massa Tubuh (IMT).
Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa berdasarkan IMT
badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT dan lingkar perut menurut kriteria Asia
Pasifik (2000), dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.2. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa berdasarkan IMT menurut WHO (2000)
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Berat badan kurang <18,5
Kisaran normal 18,5-24,9
Berat badan lebih >25
Pra-obes 25,0-29,9
Obes tingkat I 30,0-34,9
Obes tingkat II 35,0-39,9
Obes ringkat III >40
Tabel 2.3. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT dan lingkar perut menurut Kriteria Asia Pasifik (2000)
Klasifikasi IMT
Berat badan kurang <18,5 Rendah (risiko
meningkat pada
masalah klinis lain
Sedang
Kisaran normal 18,5-22,9 Sedang Meningkat
Berat badan lebih ≥23,0
Berisiko 23,0-24,9 Meningkat Moderat
Obes I 25-29,9 Moderat Berat
dan krista iliaka, dengan menggunakan ukuran pita secara horizontal pada saat
akhir ekspirasi dengan kedua tungkai dilebarkan 20-30 cm. Subyek diminta untuk
tidak menahan perutnya. Menurut klasifikasi Asia Pasifik (2000), pria dengan LP ≥90 cm dan wanita dengan LP ≥80 cm masuk kategori obesitas.
Menurut Soegih, 2006 dalam Amsriza (2007), pemeriksaan obesitas juga
bisa dilakukan dengan mengukur komposisi lemak tubuh dengan menggunakan
alat skin fold atau body fat analyzer. Wanita dikatakan obesitas apabila komposisi
lemak tubuhnya >25% berat badan, sedangkan pria >20% berat badan.
2.7. Pengaruh Obesitas terhadap Stroke
Mekanisme pasti bagaimana obesitas meningkatkan resiko stroke masih
belum diketahui. Namun, diperkirakan ada kaitannya dengan peningkatan
mediator inflamasi, hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterolemi khususnya
LDL, dan hipertrigliseridemi. Di Amerika Serikat, Kurth, et al (2002),
melaporkan secara prospektif kohort terhadap 21.414 pria berusia 40-84 tahun.
Setelah 12,5 tahun ditemukan 747 penderita stroke atau RR=2 pada pria yang
obesitas. Kurth, et al (2005), juga melaporkan penelitiannya secara prospektif
kohort terhadap 39.053 wanita. Setelah 10 tahun, wanita yang memiliki IMT 30
kg/m2
Di Swedia, Jood, et al (2004), melaporkan secara prospektif pada 7402
pria berusia 47-55 tahun. Setelah lebih dari 28 tahun terjadi 873 stroke. Pada pria
yang memiliki IMT >30 kg/m
, didapati hazard ratio 1,5 (IK95% 1,2-1,9) dari stroke total. IMT
merupakan faktor resiko yang kuat untuk stroke total dan stroke iskemik, tetapi
tidak pada stroke hemoragik. Hubungan ini semakin meningkat jika didapati
hipertensi, diabetes, dan kolesterol yang tinggi.
2
Hipertensi yang terjadi pada kebanyakan penderita obesitas adalah faktor
resiko terbesar untuk terjadinya stroke. Meskipun obesitas dihubungkan dengan
hipertensi yaitu dalam kerusakan organ, tetapi mekanisme pasti dari 2 faktor
resiko ini masih belum dimengerti sepenuhnya. Salah satu mekanisme bagaimana didapati hazard ratio 1,9 (IK95% 1,4-2,5) dari
stroke total. Meningkatnya IMT pada pertengahan usia berhubungan dengan
obesitas meningkatkan resiko stroke adalah dengan berubahnya perfusi sirkulasi
di otak. Perfusi serebral diatur melalui mekanisme kontriksi dan dilatasi pembuluh
darah di otak. Perfusi serebral yang kurang dapat menyebabkan stroke dan hal
tersebut dipengaruhi oleh tonus miogenik dan struktur pembuluh darah. Osmond,
et al (2008), melaporkan bahwa pada tikus berusia 6-7 minggu yang obesitas dan
hipertensi dimana terdapat defisit dari leptin, didapati adanya tonus miogenik
vaskular yang meningkat pada arteri serebral medial dan posterior. Menurut
Bakker, et al (2005), saat ini dugaan yang mendasari timbulnya hipertensi pada
obesitas adalah peningkatan volume plasma dan peningkatan curah jantung yang
terjadi pada obesitas. Selain itu, diduga terjadi perubahan neuro-hormonal yang
mendasari kelainan ini. Hal tersebut disebabkan oleh resistensi leptin. Normal
leptin disekresi ke dalam sirkulasi darah dalam kadar yang rendah, akan tetapi
pada obesitas umumnya didapatkan peningkatan kadar leptin dan diduga
peningkatan ini berhubungan dengan hiperinsulinemia melalui aksis adipoinsular.
Pada penelitian perbandingan kadar leptin pada orang gemuk (IMT >27 kg/m2) dan orang dengan berat badan normal (IMT <27 kg/m2
Hubungan antara obesitas dan stroke tidak hanya bergantung pada jumlah
lemak tubuh, tetapi juga pada distribusiya terutama pada daerah abdominal.
Tanne, et al (2005), melaporkan penelitiannya terhadap 9.151 penduduk Israel,
setelah 23 tahun didapati 316 orang mati karena stroke. RR=1,12 untuk menilai ) didapatkan kadar leptin
pada orang gemuk adalah lebih tinggi dibandingkan orang dengan berat badan
normal (31,3 + 24,1 ng/ml versus 7,5 + 9,3 ng/ml). Hiperleptinemia ini mungkin
terjadi karena adanya resistensi leptin. Secara klinis efek resistensi leptin ini
tergantung dari lokasi dan derajat keparahan resistensi tersebut. Resistensi pada
ginjal akan menyebabkan gangguan diuresis dan natriuresis, menimbulkan retensi
natrium dan air serta berakibat meningkatnya volume plasma dan cardiac output.
Selain itu, adanya vasokonstriksi pembuluh darah ginjal, perangsangan saraf
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang hubungan obesitas yang
dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan stroke dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 3.1. Kerangka konsep hubungan obesitas dengan stroke
3.2. Variabel dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel bebas
• Obesitas adalah suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal
atau berlebihan di jaringan adiposa (Sidartawan, 2006).
• Cara ukur: observasi dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu
berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m) pangkat 2.
• Alat ukur: timbangan injak dan alat pengukur tinggi badan.
• Kategori: Klasifikasi menurut kriteria Asia Pasifik (2000):
- obesitas (IMT ≥25 kg/m2 - non obesitas (IMT <25 kg/m
)
2
• Skala pengukuran: nominal
)
3.2.2. Variabel terikat
• Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung
lebih dari 24 jam, atau yang menimbulkan kematian, yang semata-mata
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (WHO, 1995).
• Cara ukur: observasi diagnosis penyakit yang terdapat pada data dan
keterangan pasien yang telah didiagnosis oleh Dokter Spesialis Saraf.
• Alat ukur: data dan keterangan pasien.
• Kategori: - stroke
- non stroke
• Skala pengukuran: nominal
3.3. Hipotesis
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penilitian ini adalah penelitian analitik yang akan menilai hubungan antara
obesitas yang dilihat dari Indeks Massa Tubuh dengan stroke. Pendekatan yang
digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu tiap
subyek diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat
pemeriksaan tersebut (Notoatmodjo, 2005).
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H.
Adam Malik Medan, pada 4 Agustus - 8 Oktober 2010.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap di Bagian Ilmu
Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan. Kriteria inklusi yaitu
pasien yang bersedia mengikuti penelitian dan umur minimal 30 tahun. Kriteria
eksklusi yaitu pasien yang tidak mampu mengikuti penelitian.
Perkiraan besar sampel minimal diambil berdasarkan rumus di bawah ini
inap Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik
Medan 2009)
Q = 1-P: 0,44
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir: 0,15
Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel minimal adalah 42 orang.
Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik consecutive
sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan (Wahyuni, 2008).
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Subyek pada penelitian ini adalah pasien yang sesuai dengan kriteria
pemilihan. Peneliti bertanya seputar data pribadi pasien dan melihat diagnosis
penyakit yang terdapat pada data dan keterangan pasien. Kemudian, dilakukan
pengukuran berat badan dan tinggi badan. Pengukuran berat badan dilakukan
dengan menggunakan timbangan injak, dimana subyek hanya menggunakan
pakaian sehari-hari. Pengukuran tinggi badan dengan alat pengukur dimana
subyek berdiri tegak tanpa alas kaki dengan punggung, pantat, dan tumit
menempel pada dinding dan diukur sampai batas verteks. Bila pasien tidak dapat
berdiri tegak, pengukuran dilakukan pada posisi berbaring telentang pada alas
yang datar, dimana kepala menempel pada pembatas, lutut lurus, dan diukur
sampai ke telapak kaki.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical
Package for Social Science). Analisis statistik yang digunakan untuk menilai
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan yang terletak di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan Kemenangan
Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut tergolong rumah sakit
tipe A dan merupakan rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. RSUP H. Adam Malik merupakan pusat rujukan
wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh
Darussalam, Sumatera Barat dan Riau. Dengan demikian, didapati pasien dengan
latar belakang yang bervariasi.
RSUP H. Adam Malik memiliki instalasi rawat jalan dan rawat inap.
Rawat inap untuk bagian neurologi, yaitu Rawat Inap Terpadu (Rindu) A-4.
Selain itu, rumah sakit tersebut juga memiliki ruang rawat khusus penderita
stroke, yaitu Stroke Corner. Kedua ruangan tersebutlah yang digunakan sebagai
lokasi pengambilan data pada penelitian ini.
5.1.2. Deskripsi Karakterisik Responden
Dalam penelitian ini, gambaran karakteristik responden yang diamati
meliputi: jenis kelamin, umur, dan suku. Dari 42 responden yang dianalisa, 59,5%
di antaranya adalah laki-laki dan 40,5% adalah perempuan. Umur responden yang
paling muda adalah 32 tahun dan yang paling tua adalah 85 tahun dengan rata-rata
umur 56,3 tahun (SD 11,2). Pada kelompok umur <45 tahun terdapat 14,3%,
45-59 tahun sebanyak 52,4%, dan ≥60 tahun sebanyak 33,3%. Suku responden terbanyak adalah Batak 54,8%, dan suku yang lain adalah Jawa 23,8%, Aceh
5.1.3. Hasil Analisis Data
Dari 42 responden yang dianalisa, 20 orang di antaranya adalah penderita
stroke dan 22 orang bukan penderita stroke. Dari seluruh responden penderita
stroke, 55% merupakan laki-laki dan 45% perempuan. Kelompok terbesar
penderita stroke terdapat pada umur ≥60 tahun yaitu 50%. Suku penderita stroke terbanyak adalah Batak yaitu 55%. Sedangkan dari seluruh responden bukan
penderita stroke, 63,6% merupakan laki-laki dan 36,4% perempuan. Kelompok
terbesar yang bukan penderita stroke terdapat pada umur 45-59 tahun yaitu 59,1%.
Suku yang bukan penderita stroke terbanyak adalah Batak yaitu 54,5%. Distribusi
karakteristik responden berdasarkan stroke dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan penyakit
Karakteristik Responden Kelompok Total
Pada tabel 5.2. dapat dilihat bahwa, dari 20 orang responden penderita
stroke, jenis stroke yang lebih banyak ditemukan adalah stroke iskemik yaitu
90%, sedangkan stroke hemoragik 10%.
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi jenis stroke
Jenis Stroke n %
Stroke iskemik 18 90
Stroke hemoragik 2 10
Total 20 100
Indeks Masa Tubuh responden dihitung berdasarkan rumus berat badan
dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (m2). Nilai IMT yang paling rendah adalah 17,8 kg/m2 dan yang paling tinggi 32,9 kg/m2 dengan rata-rata nilai IMT 23,9 kg/m2 (SD 3,2).
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi stroke berdasarkan Indeks Masa Tubuh
Klasifikasi IMT (kg/m2) n %
<18,5 (berat badan kurang) 0 0
18,5-22,9 (normal) 2 10
23-24,9 (berat badan lebih) 7 35
≥25 (obesitas) 11 55
Total 20 100
Pada tabel 5.3. dapat dilihat bahwa, dari 20 orang responden penderita
Hubungan obesitas dengan penyakit stroke dapat dilihat pada tabel 5.4.
Dari hasil uji statistik Chi Square (X2) diperoleh nilai p (nilai signifikansi) adalah 0,013. Hal ini berarti terdapat hubungan antara obesitas dengan stroke.
Tabel 5.4. Hubungan obesitas dengan stroke
Kategori IMT
* Uji Statistik Chi Square
Dari 11 orang penderita stroke yang obesitas, 54,5% di antaranya adalah
perempuan dan 45,5% adalah laki-laki.
Dari 11 orang penderita stroke yang obesitas, umur yang paling muda
adalah 46 tahun dan yang paling tua adalah 66 tahun dengan rata-rata umur 56,8
tahun (SD 7,6). Kelompok terbesar penderita stroke yang obesitas terdapat pada
umur 45-59 tahun yaitu 54,5%.
Tabel 5.5. Distribusi frekuensi penderita stroke yang obesitas berdasarkan umur
Umur (tahun) n %
<45 0 0
45-59 6 54,5
≥60 5 45,5
Total 11 100
Dari 11 orang penderita stroke yang obesitas, suku terbanyak adalah Batak
yaitu 72,7%, dan suku yang lain adalah Jawa 18,2%, dan Melayu 9,1%.
72.7 18.2
9.1
B atak
J awa
Melayu
Pada tabel 5.6. dapat dilihat bahwa dari 11 orang responden penderita
stroke yang obesitas, jenis stroke yang terjadi adalah stroke iskemik yaitu 100%.
Sedangkan stroke hemoragik tidak ditemukan.
Tabel 5.6. Distribusi frekuensi jenis stroke pada penderita stroke yang obesitas
Jenis Stroke n %
Stroke iskemik 11 100
Stroke hemoragik 0 0
Total 11 100
5.2. Pembahasan
Stroke dapat mengenai laki-laki dan perempuan. Menurut
Kolominsky-Rabas, et al (1998), didapati penderita stroke lebih banyak pada perempuan
dibanding laki-laki yaitu 2,0 berbanding 1,5. Sedangkan penelitian Lamsuddin
(2000) mendapatkan proporsi stroke lebih banyak pada laki-laki dari pada
perempuan yaitu 1,6 berbanding 1,0. Hal yang sama juga dijumpai pada penelitian
Siregar (2002), dimana proporsi penderita stroke lebih banyak pada laki-laki yaitu
63,6%. Begitu pula pada penelitian ini, didapati penderita stroke lebih banyak
pada laki-laki yaitu sebesar 55%, sedangkan pada perempuan 45%.
Menurut Siregar (2002), resiko stroke meningkat dengan bertambahnya
usia. Pada penelitiannya, sebagian besar penderita stroke adalah usia ≥45 tahun yaitu 89,1%. Pada penelitiaannya juga didapati urutan resiko kejadian stroke
antara kelompok umur, dimana semakin bertambahnya usia, resiko terkena stroke
juga semakin meningkat. Kolominsky-Rabas, et al (1998) menemukan penderita
stroke sebanyak 51% pada usia ≥75 tahun. Pada penelitian ini, kelompok terbesar penderita stroke terdapat pada usia ≥60 tahun yaitu 50%. Pada usia 45-59 tahun didapati penderita stroke 45%, dan pada usia <45 tahun hanya 5%.
ini dikarenakan suku Batak merupakan suku yang dominan yang berobat ke
RSUP Haji Adam Malik Medan.
Berdasarkan Indeks Masa Tubuh, yang dihitung berdasarkan rumus berat
badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (m2), kelompok terbesar penderita stroke terdapat pada nilai IMT ≥25 kg/m 2 (obesitas) yaitu 55 %. Pada nilai IMT 23-24,9 kg/m2 (berat badan lebih) didapati penderita stroke 35%, pada nilai IMT 18,5-22,9 kg/m2 (normal) sebesar 10%, dan pada nilai IMT <18,5 kg/m2
Kategori obesitas ialah dimana nilai IMT ≥25 kg/m
(berat badan kurang) tidak dijumpai penderita stroke. Hal ini
sesuai dengan penelitian Kurth, et al (2002), dimana didapati penderita stroke
meningkat sesuai dengan peningkatan IMT.
2
Pada penderita stroke yang obesitas, didapati proporsi perempuan lebih
banyak dari pada laki-laki yaitu 54,5% berbanding 45,5%. Menurut Towfighi
(2008), pada usia 35-64 tahun, wanita yang obesitas lebih beresiko terkena stroke
dibanding pria (2,9% berbanding 1,1%). Hal tersebut dikarenakan wanita lebih
banyak memiliki obesitas pada daerah abdomen dibanding pria. Hal yang sama
juga didapati oleh Fulsom (1990), dimana wanita yang obesitas pada daerah
abdomennya beresiko 2,1 kali untuk terserang penyakit stroke.
. Untuk hubungan
obesitas dengan stroke pada penelitian ini, berdasarkan hasil analisis uji statistik
Chi Square, diperoleh nilai p 0,013, yang berarti terdapat hubungan antara
obesitas dan stroke. Hal ini ditandai dengan jumlah responden yang tidak obesitas
dan tidak menderita stroke sebesar 42,9%, sedangkan jumlah responden yang
obesitas dan menderita stroke sebesar 26,2%. Hal ini sesuai dengan penelitian
Kurth, et al (2002), dimana terdapat hubungan antara obesitas dengan stroke yang
signifikan (p<0,001). Abbott, et al (1994) juga menemukan kejadian stroke
berhubungan signifikan dengan obesitas (p<0,01).
Dari penderita stroke yang obesitas, didapati rata-rata umur 56,8 tahun
(SD 7,6). Kelompok terbesar terdapat pada umur 45-59 tahun yaitu 54,5%. Hal
tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian Kurth et al (2002), dimana didapati
bahwa meningkatnya IMT pada pertengahan usia yaitu 47-55 tahun berhubungan
dengan meningkatnya resiko stroke.
Suku terbanyak pada penderita stroke yang obesitas adalah suku Batak
yaitu 72,7%, sedangkan suku yang lain adalah Jawa 18,2%, dan Melayu 9,1%.
Hal ini dikarenakan suku Batak merupakan suku yang dominan yang berobat ke
RSUP Haji Adam Malik Medan.
Pada penelitian ini, jenis stroke yang terjadi pada penderita stroke yang
obesitas adalah stroke iskemik yaitu 100%. Mekanisme bagaimana IMT
mempengaruhi faktor resiko yang independen dari stroke seperti hipertensi dan
diabetes belum diketahui. Kurth, et al (2002) mengemukakan bahwa
meningkatnya faktor protrombin pada obesitas menyebabkan meningkatnya resiko
stroke iskemik. Tingginya kadar faktor protrombin seperti Plasminogen Activator
Inhibitor-1 (PAI-1), fibrinogen, faktor von Willebrand, dan faktor VII ditemukan
pada orang obesitas. Lemak di jaringan berperan dalam peningkatan PAI-1
plasma, yang juga berhubungan dengan pembentukan aterotrombosis.
Meningkatnya kadar C-reactive protein pada orang obesitas juga berperan dalam
meningkatkan resiko stroke iskemik, yang ada hubungannya dengan
meningkatnya kadar inflammatory-markers. Pada penelitian Kurth, et al (2002),
didapati stroke iskemik yaitu 86% dan juga didapati stroke hemoragik yaitu 14%.
Penelitian Jood, et al (2004) juga mendapati stroke iskemik 56% dan stroke
hemoragik 16%. Hasil yang berbeda dimana tidak dijumpai stroke hemoragik
pada penelitian ini, mungkin disebabkan oleh besar sampel yang jauh lebih sedikit
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil yang diperoleh mengenai Hubungan antara
Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf
FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan, maka ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Distribusi frekuensi stroke berdasarkan Indeks Masa Tubuh terbesar terdapat
pada nilai IMT ≥25 kg/m2
2. Ada hubungan antara obesitas dengan terjadinya stroke dengan nilai p 0,013. (obesitas) yaitu 55%.
3. Penderita stroke yang obesitas lebih banyak pada perempuan yaitu 54,5%,
kelompok umur 45-59 tahun yaitu 54,5%, dan suku Batak yaitu 72,7%.
4. Jenis stroke yang terjadi pada pasien stroke yang obesitas ialah stroke
iskemik yaitu 100%.
6.2. Saran
1. Dalam upaya menurunkan insiden stroke perlu ditingkatkan promosi
kesehatan dan penerapan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya terkait obesitas yaitu mengenai pola makan dan aktivitas fisik.
2. Dalam penelitian ini terdapat kelemahan karena jumlah sampel yang sedikit.
Oleh karena itu, perlunya penelitian yang lebih lanjut dengan sampel yang
DAFTAR PUSTAKA
Abbott, R.D., et al, 1994. Body Mass Index and Thromboembolic Stroke in Nonsmoking Men in Older Middle Age: The Honolulu Heart Program. Stroke, 25: 2370-2376.
Amsriza, F.R., 2007. Pengaruh Obesitas terhadap Tekanan Darah dan Kadar Glukosa Darah pada Lansia. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta.
Bakker, W. W., et al, 2005. Protease Activity of Plasma Hemopexin. Kidney
International, 68(2): 603-610.
Dorland, W.A., 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. EGC, Jakarta.
Folsom A.R., et al, 1990. Incidence of Hypertension and Stroke in Relation to Body Fat Distribution and Other Risk Factors in Older Women. Stroke, 21: 701-706.
Hasnawati, Sugito, Purwanto, H., dan Brahim, R., 2009. Profil Kesehatan
Indonesia 2008. Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Jood, Katarina, et al, 2004. Body Mass Index in Mid-Life Is Associated With a First Stroke in Men. Stroke, 35: 2764-2769.
Kolominsky-Rabas, P.L., et al, 1998. A Prospective Community-based Study of Stroke in Germany—The Erlangen Stroke Project (ESPro): Incidence and Case Fatality at 1, 3, and 12 Months. Stroke, 29: 2501-2506.
Kurth, Tobias, et al, 2002. Body Mass Index and the Risk of Stroke in Men.
Archives of Internal Medicine, 162: 2557-2562.
Kurth, Tobias, et al, 2005. Prospective Study of Body Mass Index and Risk of Stroke in Apparently Healthy Women. Circulation, 111: 1992-1998.
National Stroke Association, 2009. Public Stroke Prevention Guidelines.
Available from:
[Accesed 16 Maret 2010]
Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Osmond, J.M., et al, 2009. Obesity Increases Blood Pressure, Cerebral Vascular Remodeling, and Severity of Stroke in the Zucker Rat. Hypertension, 53:
381-386.
Price, Sylvia and Wilson, Lorraine. 2005. Penyakit Serebrovaskular. Dalam: Hartanto Huriawati, (ed). Patofisiologi Konsep Klinis, Proses-proses
Penyakit. EGC, Jakarta, 1183-1195.
Ritarwan, K., 2002. Pengaruh Suhu Tubuh Terhadap Outcome Penderita Stroke yang Dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan. Tesis. Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK USU/RSUP H. Adam Malik, Medan.
Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga. CV Sagung Seto, Jakarta.
Siregar, F.A., 2002. Determinan Kejadian Stroke pada Penderita Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan. Info Kesehatan Masyarakat, 1: 1-6.
Sugondo, Sidartawan. 2006. Obesitas. Dalam: Sudoyo, Aru, dkk, (eds). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
1919-1924.
Tanne, David, et al, 2005. Body Fat Distribution and Long-Term Risk of Stroke Mortality. Stroke, 36: 1021-1025.
Towfighi, A., 2008. Obesity Associated with Increased Stroke Risk in Middle Aged Women. Neurology Reviews, 16:4.
Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran (Disertai Aplikasi dengan SPSS). Bamboedoea Communication, Jakarta.
World Health Organization, 2004. Atlas of Heart Disease and Stroke. Available
from:[Accesed
16 Maret 2010]
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Lely Ophine
Tempat/Tanggal Lahir: Tuntungan/ 25 Oktober 1989
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Kompleks Graha Tanjung Sari No. F19, Medan
Riwayat Pendidikan:
1. TK Torong, Tuntungan 1993-1995
2. SD Swasta Bonapasogit Sejahtera, Porsea 1995-2001
3. SMP Swasta Bonapasogit Sejahtera, Porsea 2001-2004
4. SMA Negeri 2 Balige 2004-2007
Riwayat Organisasi:
1. KMK FK USU
LEMBAR CHECKLIST
DATA RESPONDEN
No. Nama JK Umur Suku Diagnosis BB
(kg)
TB
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Salam Sejahtera Dengan hormat,
Nama Saya Lely Ophine, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan”.
Stroke adalah serangan otak yang terjadi secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan kematian atau kelumpuhan bagian tubuh. Ada dua tipe faktor resiko dari stroke, faktor resiko yang tidak dapat dikontrol/dikendalikan dan yang dapat dikontrol. Obesitas atau berat badan berlebih adalah salah satu faktor resiko stroke yang dapat dikontrol. Penilaian obesitas ditentukan berdasarkan Indeks Masa Tubuh yaitu berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (m2).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan penyakit stroke pada orang dewasa. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pencegahan penyakit stroke, baik di tingkat primer (yang masih sehat), maupun di tingkat sekunder (yang sudah sakit untuk mencegah keadaan yang lebih buruk).
Pada penelitian ini, saya akan bertanya kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri tentang data pribadi yaitu nama, jenis kelamin, usia, dan suku. Kemudian saya akan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Penelitian ini akan dilakukan sekitar 5 menit.
Partisipasi Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini, Bapak/Ibu/Sdra/Sdri tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu/Sdra/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya, dengan nomor Hp. 085270133223.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri atas partisipasinya. Keikutsertaan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan. Medan, 2010 Peneliti,
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/Hp:
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan antara
Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf
FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan”, maka dengan ini saya secara sukarela
dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, ...2010
OUTPUT SPSS
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori * Kelompok 42 100.0% 0 .0% 42 100.0%
Kategori * Kelompok Crosstabulation
Kelompok
Total
stroke non
Kategori obes Count 11 4 15
% within Kategori 73.3% 26.7% 100.0%
% within Kelompok 55.0% 18.2% 35.7%
% of Total 26.2% 9.5% 35.7%
non Count 9 18 27
% within Kategori 33.3% 66.7% 100.0%
% within Kelompok 45.0% 81.8% 64.3%
% of Total 21.4% 42.9% 64.3%
Total Count 20 22 42
% within Kategori 47.6% 52.4% 100.0%
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 6.185a 1 .013
Continuity Correctionb 4.686 1 .030
Likelihood Ratio 6.360 1 .012
Fisher's Exact Test .023 .015
Linear-by-Linear
Association
6.038 1 .014
N of Valid Cases 42
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.14.