• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR KABUPATEN KENDAL

TAHUN 2021

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)

Jl. Laut No.12, Patukangan, Kec. Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah 51311 Email: [email protected]

(2)

i

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR KABUPATEN KENDAL

TAHUN 2021

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN KENDAL

Jl. Laut No.12, Patukangan, Kec. Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah 51311

Email: [email protected]

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Dalam situasi kedarurat bencana banjir sering terjadi respon yang lambat dan tidak akurat, kesimpangsiuran informasi data korban dan dampak kerusakan. Kondisi ini mempersulit dalam pengambilan kebijakan untuk penanganan darurat. Sistem Koordinasi juga sering kurang terbangun dengan baik, penyaluran bantuan, distribusi logistik sulit terpantau dengan baik sehingga kemajuan kegiatan penanganan tanggap darurat kurang terukur dan terarah. Situasi dan kondisi di lapangan yang seperti itu disebabkan belum terciptanya manajemen kedaruratan yang baik, terstruktur dan sistematis. Dalam kondisi Kedaruratan Bencana diperlukan sebuah institusi yang menjadi pusat komando dan koordinasi kedaruratan bencana sesuai dengan lokasi dan besaran dampak bencana banjir yang terjadi. Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) yang dilengkapi dengan standar operasional prosedur (SOP) diperlukan untuk membangun kesatuan sistem yang terpadu dalam penanganan kedaruratan bencana banjir.

Ancaman bencana banjir tidak berhenti sekalipun saat ini sedang terjadi Pandemi COVID-19, sehingga bila terjadi kondisi darurat akibat banjir, maka risikonya akan semakin tinggi. Penanganan kondisi darurat banjir pada saat Pandemi COVID-19 membutuhkan upaya yang lebih kompleks dibandingkan kondisi sebelumnya. Titik berat upaya penanggulangan krisis kesehatan pada saat kondisi darurat banjir yaitu melalui upaya pengurangan risiko krisis kesehatan di lokasi pengungsian, di POSKO Tanggap Darurat, dan di Pos Lapangan sehingga tidak memunculkan klaster COVID-19 akibat proses tanggap darurat banjir. Kuncinya adalah mengintegrasikan adaptasi kebiasaan baru dan penerapan protokol kesehatan COVID-19 yang ketat pada seluruh tahapan proses tanggap darurat banjir yang dilakukan.

Oleh karena itu perlu ada suatu pedoman standar (SOP) penanganan darurat banjir yang mengadopsi adaptasi kebiasaan baru dan protokol kesehatan COVID-19 yang dapat di gunakan oleh pemerintah daerah, masyarakat, kader kesehatan, relawan penanggulangan bencana, dan seluruh stakeholder terkait sebagai panduan pelaksanaan tanggap darurat bencana banjir.

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan SOP ini. Semoga segala upaya yang telah dilakukan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam pengelolaan tanggap darurat bencana banjir di masa COVID-19 di wilayah Kabupaten Kendal. Salam Sehat, Salam Tangguh.

Kendal, Desember 2021 Kepala Pelaksana BPBD Drs. Sigit Sulistyo, M.M.

NIP. 19741228 199311 1 002

(4)

iii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Istilah dan Singkatan ... v

A. LATAR BELAKANG... 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN ... 3

1. Maksud ... 3

2. Tujuan ... 3

C. HAKEKAT DAN ASAS-ASAS PENANGGULANGAN BENCANA ... 4

1. Hakekat Penanggulangan Bencana ... 4

2. Asas-Asas penanggulangan Bencana ... 4

D. LANDASAN HUKUM ... 5

E. MASA BERLAKU SOP ... 7

F. AKTIVASI SOP ... 7

G. TINDAKAN DALAM KONDISI ADANYA PERINGATAN ... 7

1. Diterimanya Informasi Terdapat Potensi Hujan Tinggi atau Banjir ... 7

2. Tindakan Kalak BPBD Sebagai Upaya Siaga Darurat Bencana Banjir ... 7

3. Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Banjir ... 8

4. Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir ... 8

5. Penetapan Status Transisi Darurat bencana Banjir ... 9

H. TINDAKAN SETELAH PENETAPAN STATUS TANGGAP DARURAT ... 10

I. SISTEM KOMANDO, KENDALI, KOMUNIKASI DAN INFORMASI ... 14

1. Komando ... 14

2. Kendali ... 15

3. Komunikasi ... 15

4. Informasi ... 16

J. PROTOKOL KESEHATAN COVID-19 PADA SAAT TANGGAP DARURAT BANJIR ... 17

1. Prinsip yang Harus Dijalankan ... 17

2. Tindakan di Pengungsian ... 17

K. FASE SELESAINYA/PASCA SOP TANGGAP DARURAT BANJIR 1. Rencana Tindak Lanjut ... 19

2. Demobilisasi Sumberdaya ... 19

L. MONITORING DAN EVALUASI ... 20

1. Monitoring Kegiatan Tanggap Darurat Banjir ... 20

2. Monitoring Kegiatan Tanggap Darurat Banjir ... 20

M. PELATIHAN/SIMULASI ... 21

(5)

iv

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

AWLR : Automatic Water Level Recorder Balai PSDA

TARU : Balai Pegelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang BBWS : Balai Besar Wilayah Sungai

BMKG : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofsika BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPS : Badan Pusat Statistik

DAS : Daerah Aliran Sungai Dinas PU

SDA TARU : Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang FREKUENSI : Banyaknya kejadian

KODIM : Komando Distrik Militer

ORARI : Organisasi Radio Amatir Indonesia PMI : Palang Merah Indonesia

POLRI : Polisi Republik Indonesia

RAPI : Radio Antar Penduduk Indonesia RENKON : Rencaja Kontingensi

TNI : Tentara Nasional Indonesia DIBI : Data Indeks Bencana Indonesia IRBI : Indeks Risiko Bencana Indonesia RTD : Rencana Tindak Darurat

UKB : Unit Keamanan Bendungan MUSPIDA : Musyawarah Pimpinan Daerah MUSPIKA : Musyawarah Pimpinan Kecamatan

(6)

1 A. LATAR BELAKANG

Banjir merupakan salah satu bencana yang memiliki frekuensi kejadian tinggi di Kabupaten Kendal. Data historis kejadian banjir menunjukkan hampir setiap tahun banjir melanda wilayah Kabupaten Kendal. Salah satu catatan kejadian banjir yang besar terjadi pada 13 Januari 2013 yang mengakibatkan pengungsian sebanyak 23.000 KK.

Berdasarkan data kejadian banjir di Kabupaten Kendal pada periode tahun 2014 hingga 2020 sudah terjadi sebanyak 219 kejadian, selama periode ini pula tren menunjukkan frekuensi kejadian banjir semakin meningkat setiap tahunnya. Indeks risiko bencana Indonesia tahun 2020 juga masih menempatkan Kabupaten Kendal sebagai salah satu wilayah Kabupaten di Indonesia yang memiliki risiko banjir tinggi dengan skor 33,76 ada pada urutan 195 dari 332 wilayah kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki risiko banjir tinggi. Berdasarkan hasil kajian risiko bencana Kabupaten Kendal tahun 2021 terdapat 10 wilayah kecamatan yang memiliki bahaya banjir tinggi yaitu: Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Ngampel, Ringinarum, Weleri, Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, dan Kendal.

Pengalaman penanganan darurat bencana banjir sejauh ini menunjukkan terdapat setidaknya tiga permasalahan berkaitan dengan lemahnya tata kelola penanggulangan bencana yang menghambat respon darurat yang optimal, permasalahan tersebut yaitu:

1). Respon yang lambat dan tidak akurat (prosesdur berbelit-belit namun tidak mengatasi pokok persoalan). Hal ini terkait belum tersedianya standar operasional prosedur (SOP), sistem informasi, dan pola-pola pengelolaan darurat bencana (disaster emergency management) yang baku. Berbagai pihak cenderung bertindak sesuai dengan naluri masing-masing tanpa adanya pijakan dan arah operasional yang jelas.

2). Ada banyak pihak yang terkait, masing-masing mengedepankan kepentingan dan agendanya sendiri. Hal ini karena belum terkoordinasi dan terkonsollidasinya berbagai aktivitas penanganan bencana banjir secara sistematis,

(7)

2

3). Bersifat sektoral sehingga masing-masing pihak bergerak sesuai dengan tugas pokok konvensional dalam situasi normalnya. Keterpaduan siapa berbuat apa dalam bentuk koordinasi yang sistematis dan tertuang dalam SOP belum ada.

Penanganan bencana banjir kedepan diperlukan koordinasi dan konsolidasi seluruh sumberdaya sehingga penanganan kondisi darurat dapat berjalan secara efektif dan efisien serta mampu mengurangi risiko bencana banjir. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk membangun koordinasi dan konsolidasi sumberdaya untuk penanganan darurat adalah rencana kontingensi dan SOP penanganan darurat banjir.

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu dokumen yang menjelaskan runtutan aksi tertentu dengan tujuan mengupayakan terlaksananya aksi atau operasi dengan standard tertentu yang telah disepakati bersama oleh seluruh institusi pelaksana tentang siapa yang melakukan apa, saat kapan, dimana dan bagaimana pelaksanaannya. Prosedur dibutuhkan saat pelaksana suatu kegiatan terdiri dari berbagai institusi yang memiliki kewenangan sendiri-sendiri dan kegiatan tersebut menuntut waktu yang singkat untuk ditanggapi.

Penanganan darurat bencana banjir di Kabupaten Kendal membutuhkan kesatuan sistem dan prosedur pada seluruh tingkatan pemerintahan yang ada. Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana Banjir perlu diujicoba secara keseluruhan dengan melibatkan seluruh komponen terkait disemua tingkatan termasuk masyarakat di wilayah terdampak.

(8)

3 B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Standar Operasional Prosedur (SOP) ini menjadi acuan dalam melakukan operasi tanggap darurat banjir yang terjadi pada saat curah hujan tinggi dengan durasi selama 3 hari, bersamaan dengan tingginya gelombang air laut. Kondisi ini menimbulkan luapan Kali Bulanan, Kali Kutho, Kali Blukar, Kali Bodri, Kali Kendal, dan Kali Blorong dengan ketinggian banjir mencapai 1-2 meter dengan kecepatan arus 40 km/jam. Kejadian banjir ini secara bersamaan mengakibatkan 12 kecamatan dan 85 Desa di Kabupaten Kendal terdampak.

2. Tujuan

Standar Operasional Prosedur (SOP) ini disusun dengan tujuan:

1). Mengidentifikasi aktor atau pelaku penanganan darurat bencana banjir di Kabupaten Kendal

2). Mengidentifikasi peran setiap pelaku dan sumberdaya yang dimiliki untuk dapat dimobilisasi pada saat tanggap darurat bencana banjir di Kabupaten Kendal

3). Mengumpulkan sumberdaya baik yang bersifat personel maupun sumberdaya lain yang tersedia dari tingkat kabupaten hingga desa/kelurahan dalam penanganan darurat bencana banjir di Kabupaten Kendal

4). Mempersingkat waktu tanggap khususnya pada masa-masa krisis yang memiliki waktu relatif singkat.

5). Mengurangi dampak negatif akibat bencana banjir

6). Menjaga setiap lembaga dan individu yang terlibat dalam penanganan darurat banjir terlindungi dengan prosedur keamanan yang baku

7). Mensinergikan pelaksanaan pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana banjir dengan adaptasi kebiasaan baru dan Protokol Kesehatan COVID-19

(9)

4

C. HAKEKAT DAN ASAS-ASAS PENANGGULANGAN BENCANA 1. Hakekat Penanggulangan Bencana

1). Penanggulangan Bencana merupakan salah satu wujud dari upaya untuk melindungi masyarakat di Daerah.

2). Penanggulangan Bencana merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah dan masyarakat yang didasarkan pada keswadayaan/

kegotongroyongan masyarakat.

3). Penanggulangan bencana dititikberatkan pada tahap sebelum terjadinya bencana meliputi kegiatan pencegahan, penginderaan, penjinakan, dan kesiap siagaan untuk memperkecil dan mengurangi sedini mungkin dampak yang ditimbulkan oleh Bencana

4). Penanggulangan Bencana merupakan Bagian dari pembangunan yang bertujuan mengurangi penderitaan masyarakat dalam rangka mewujudkan keamanan masyarakat.

2. Asas-Asas Penanggulangan Bencana 1). Asas Kemanusiaan;

2). Keadilan;

3). Kesamaan Kedudukan dalam Pemerintahan;

4). Kesimbangan, Keselarasan dan Keserasian;

5). Ketertiban, Kepastian Hukum;

6). Kebersamaan;

7). Kelestarian Lingkungan Hidup;

8). Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

(10)

5 D. LANDASAN HUKUM

1). Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

2). Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

3). Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

4). Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

5). Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana

6). Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana

7). Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana

8). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024

9). Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

10). Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 101 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub-Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota

11). Peraturan Kepala BNPB No. 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan BPBD

12). Peraturan Kepala BNPB No. 7 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

13). Peraturan Kepala BNPB No. 9 Tahun 2008 tentang Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana

14). Peraturan Kepala BNPB No. 10 Tahun 2008 tentang Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana

15). Peraturan Kepala BNPB No. 14 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana

(11)

6

16). Peraturan Kepala BNPB No. 24 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Operasi Tanggap Darurat Bencana

17). Peraturan Kepala BNPB No. 6A Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Dana Siap Pakai Pada Status Keadaan Darurat Bencana

18). Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012, Tentang pedoman umum pengkajian risiko bencana.

19). Peraturan Kepala BNPB No. 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Bantuan Logistik Pada Status Keadaan Darurat Bencana

20). Peraturan Kepala BNPB No. 6 Tahun 2013 tentang Pedoman Radio Komunikasi Kebencanaan

21). Peraturan Kepala BNPB No. 3 Tahun 2016 tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana

22). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Provinsi Jawa Tengah

23). Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 2 Tahun 2016 Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Di Kabupaten Kendal

24). Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan Yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kendal

25). Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 1 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2011-2031

26). Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan daerah Kabupaten Kendal Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kendal

(12)

7 E. MASA BERLAKU SOP

Masa berlaku Standar Operasional Prosedur (SOP) Tanggap Darurat Banjir Kabupaten Kendal ini selama dua (2) tahun sejak ditetapkan dan akan direview setiap tahun. Masa berlaku SOP dapat diperpanjang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di Kabupaten Kendal.

F. AKTIVASI SOP

Standar Operasional Prosedur (SOP) ini diaktifkan bila terjadi Cencana Banjir di wilayah Kabupaten Kendal. Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dijalankan untuk memastikan bahwa rencana kontingensi bencana banjir di Kabupaten Kendal dapat dijalankan sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan.

G. TINDAKAN DALAM KONDISI ADANYA PERINGATAN

1. Diterimanya Informasi Terdapat Potensi Curah Hujan Tinggi Atau Banjir Pada saat menerima informasi mengenai potensi curah hujan tinggi/ekstrem atau potensi banjir dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) dan Balai PSDA TARU Bodri Kuto, Kepala Pelaksana BPBD segera mengambil tindakan sebagai berikut:

1). Menyampaikan informasi yang diterima kepada Setda dan Bupati

2). Menyampaikan langkah-langkah yang akan diambil untuk menyikapi informasi tersebut.

3). Mengusulkan diadakannya rapat koordinasi mengenai potensi Banjir kepada Bupati

2. Tindakan Kepala Pelaksana BPBD Sebagai Upaya Siaga Darurat Bencana Banjir

Kepala Pelaksana BPBD segera melakukan tindakan:

1). Melaksanakan dan memimpin rapat koordinasi internal semua komponen di BPBD Kabupaten Kendal untuk menyiapkan semua komponen dalam kondisi Siaga Darurat Bencana Banjir

(13)

8

2). Memberikan masukan kepada Bupati untuk melakukan rapat koordinasi siaga darurat bencana dan pernyataan status siaga darurat banjir oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal

3). Memerintahkan kepada Kepala Seksi Penanganan Darurat dan Logistik untuk melakukan tindakan-tindakan siaga darurat bencana banjir

3. Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Banjir

1). Dalam hal BPBD Provinsi Jawa Tengah menyampaikan Surat Edaran kesiapsiagaan mengahapi musim hujan dan prakiraan periode musim hujan oleh BMKG maka Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal (Bupati) menetapkan status Siaga Darurat Banjir.

2). Status Siaga Darurat Banjir dan lamanya periode siaga darurat banjir ditetapkan oleh Bupati melalui Surat Keputusan Bupati.

3). Dalam status siaga darurat banjir, staf BPBD Kabupaten Kendal bersiaga dalam 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu (24/7).

4). Tata cara, sistem dan metode kesiapsiagaan staf BPBD Kab Kendal diatur sesuai dengan perundangan yang berlaku.

5). Dalam status siaga darurat banjir, staf BPBD Kendal menggunakan seragam lapangan BPBD berwarna oranye.

6). Dalam status siaga darurat banjir, seluruh sektor tanggap darurat banjir siaga 24/7

4. Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir

1). Dalam hal laporan Balai PSDA Bodri Kuto menyatakan status pantauan muka air di titik kontrol (control point) Bendungan Kedung Asem, Sojomerto, dan Juwero berada pada titik awas, dan hasil kaji cepat TRC BPBD melaporkan terjadi bencana banjir, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal (Bupati) menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Banjir.

2). Status Tanggap Darurat Banjir dan lamanya periode tanggap darurat banjir ditetapkan oleh Bupati melalui Surat Keputusan Bupati.

(14)

9

3). Bupati menunjuk dan menetapkan komandan tanggap darurat untuk memimpin dan menjalan sistem komando penanganan darurat bencana (SKPDB) banjir

4). Kepala Pelaksana BPBD memerintahkan TRC untuk melakukan penialaian/kaji cepat (rapid assessment), dampak, dan kebutuhan di seluruh area terdampak banjir

5). Kepala Pelaksana BPBD melaporkan hasil kaji cepat kondisi darurat banjir kepada Sekda (Kepala BPBD sebagai ex-officio) dan Bupati

6). Dalam status tanggap darurat banjir, staf BPBD Kabupaten Kendal siap dalam 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu (24/7).

5. Penetapan Status Transisi Darurat Bencana Banjir

1). Dalam hal status bahaya banjir diturunkan menjadi SIAP oleh Balai PSDA TARU Bodri Kuto, dan hasil kajian situasi tim komando tanggap darurat melaporkan banjir mulai surut, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal (Bupati) menetapkan status Transisi Darurat Bencana Banjir.

2). Melakukan koordinasi antar instansi/ stakeholder terkait sesuai dengan tugas dan fungsi masing masing dalam pemulihan pasca banjir.

3). Melakukan Pengkajian Kebutuhan Pasca (JITUPASNA) Bencana Banjir 4). Kepala Pelaksana BPBD memimpin persiapan penyusunan rencana

rehabilitasi rekonstruksi

(15)

10

H. TINDAKAN SETELAH PENETAPAN STATUS TANGGAP DARURAT

Bagian-Bagian SKPDB Tugas

Komando, Kendali, Koordinasi, Komunikasi, dan Informasi

1. Kepala Daerah (Bupati) 1). Memberikan arahan kepada komandan tanggap darurat

2). Memberikan dukungan kebijakan, arahan strategis, dan pendelegasian kewenangan

2. Komandan PDB 1). Bertanggungjawab terhadap semua proses penanganan darurat bencana banjir

2). Memimpin koordinasi internal (dalam struktur organisasi tanggap darurat)  laporan kegiatan harian, evaluasi kegiatan sebelumnya, dan rencana kegiatan esok harinya.

3). Memberikan perintah pelaksanaan penanganan darurat bencana banjir;

4). Melakukan pengendalian operasi penanganan darurat bencana banjir;

3. Wakil Komandan PDB 1). Mendampingi Komandan PDB dalam pelaksanaan tugas penanganan darurat bencana banjir

2). Melaksanakan peran sesuai dengan yang dimandatkan/didelegasikan oleh komandan PDB 4. Pos Pendamping Provinsi Berkoordinasi dengan POSKO PDB banjir di Kabupaten

Kendal terkait dukungan penanganan darurat banjir yang dibutuhkan sesuai dengan analisis situasi yang ada.

5. Tim Teknis Strategis dan Perwakilan

OPD/Lembaga/Instansi

1). Memberikan masukan kepada Komandan Tanggap Darurat terkait kondisi-kondisi khusus dan sumberdaya khusus, serta infrastruktur vital yang dikelola oleh pemerintah berkaitan dengan dukungan untuk penanganan darurat banjir di Kabupaten Kendal

2). Memberikan masukan terkait perkembangan situasi darurat akibat banjir dan dampaknya berdasarkan hasil kajian IPTEKS dan instrumen yang dimiliki 6. Petugas Informasi Mengkoordinasikan dan memverifikasi semua informasi

yang akan disampaikan ke publik

7. Petugas Penghubung Menjadi penghubung antara perwakilan lembaga terkait yang akan terlibat dalam proses penanganan darurat banjir

8. Petugas Keamanan Mengantisipasi, mendeteksi, dan memberikan peringatan terhadap kondisi yang dapat membahayakan lingkungan POSKO PDB

9. Sekretariat Menyiapkan dan mengkoordinasikan semua agenda komandan PDB

Bidang Perencanaan:

1. Unit Kajian Situasi 1). Menyelenggarakan rapat/koordinasi dengan ahli dan pihak berkompeten dibidang penanganan darurat banjir;

2). Melakukan pemantauan terhadap prakiraan status bahaya banjir yang dikeluarkan oleh Balai PSDA TARU

(16)

11

Bodri Kuto. Melakukan pemantauan terhadap prakiraan hujan yang dikeluarkan oleh BMKG;

3). Melakukan kajian wilayah terdampak bencana banjir;

4). Menyampaikan laporan kajian situasi kepada Komandan Penanganan Darurat;

5). Menyusun rencana operasi harian selama 2 bulan periode operasi darurat banjir

6). Mengumpulkan dan menganalisa data terkait penanganan darurat banjir

7). Melakukan evaluasi harian kegiatan operasi darurat pada sore hari pukul 15.30 WIB

2. Unit Sumber Daya 1). Menyiapkan data sumber daya yang tersedia;

2). Menerima dan menempatkan relawan dan personel yang diperbantukan oleh berbagai lembaga;

3). Mengatur keluar dan masuknya personil serta relawan yang turut serta dalam operasi tanggap darurat bencana

4). Memastikan distribusi personil, peralatan dan perlengkapan merata di daerah terdampak

5). Melakukan evaluasi sumber daya setiap hari pada pukul 15.30 WIB

6). Menerima dan mengelola sumberdaya yang diberikan oleh berbagai pihak

3. Unit Technical Spesialis Memberikan analisa dalam menghadapi situasi darurat banjir yang membutuhkan keahlian khusus

Bidang Operasi 1. Unit Pencarian,

Pertolongan dan Evakuasi

1). Melakukan pencarian dan evakuasi warga terdampak banjir

2). Melakukan pertolongan pertama pada korban terdampak banjir

3). Melakukan triage

4). Menyampaikan dan mengkoordinasikan informasi saat operasi SAR

2. Unit Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pengungsi

1). Melakukan pendataan pengungsi (kebutuhan sandang, pangan, papan).

2). Memberikan pelayanan pangan termasuk dapur umum di wilayah terdampak banjir

3). Menyediakan shelter/pengungsian.

4). Menyediakan air dan sanitasi (MCK).

5). Menyiagakan logistik kebutuhan dasar pengungsi dan mendistribusikannya

3. Unit Perlindungan Kelompok Rentan

1). Memberikan pendampingan kelompok rentan.

2). Mendahulukan kelompok rentan dalam operasi tanggap darurat

4. Unit Pelayanan kesehatan dan dukungan Psikososial

1). Memberikan layanan kesehatan harian.

2). Memberikan layanan rujukan ke RS rujukan.

3). Memberikan dukungan psikososial pada penyintas 5. Unit Perbaikan sarana dan

prasarana darurat

1). Menyiapkan akses jalan ke daerah terdampak banjir untuk mendukung operasi tanggap darurat.

(17)

12

2). Memperbaiki jalan, jembatan, sarana dan prasarana lainnya yang rusak untuk dapat mendukung operasi darurat

6. Unit Keamanan 1). Melakukan pengamanan pada barak pengungsian 2). Mengatur lalu lintas dan ketertiban umum 3). Mengamankan jalur evakuasi bagi para korban

banjir

4). Melakukan pengamanan daerah bencana dari oknum tidak bertanggung jawab

Bidang Logistik

1. Unit Pangan 1). Menyiapkan kebutuhan pangan untuk pengungsi dan tim tanggap darurat

2). Mengatur penyaluran kebutuhan pangan tim tanggap darurat

3). Menyiapkan gudang penyimpanan kebutuhan pangan

4). Mencatat setiap logistik pangan yang masuk dan keluar dari gudang

2. Unit Sarana Prasarana 1). Menyiapkan peralatan tim Tanggap Darurat pada Fase Tanggap Darurat (Operasi) dan Transisi Darurat;

2). Mengatur penyimpanan peralatan tim operasi;

3). Mengatur penyaluran kebutuhan peralatan tim operasi;

4). Merawat peralatan tim operasi tetap dalam kondisi baik dan siap pakai;

3. Unit Transportasi 1). Mendata ketersediaan dan proyeksi kebutuhan armada transportasi yang akan digunakan dalam operasi darurat banjir

2). Menyiapkan armada transportasi siap untuk melakukan operasi darurat di lokasi terdampak banjir 3). Menyiapkan sarana transportasi untuk operasi layanan kesehatan dan kebutuhan dasar masyarakat terdampak banjir

4. Unit Komunikasi 1). Menyiapkan sarana/prasarana komunikasi yang digunakan oleh personel pada saat operasi darurat banjir

2). Mengelola dan menetapkan jenis alat komunikasi dan frekuensi yang digunakan pada saat operasi darurat banjir

3). Merawat peralatan komunikasi sehingga tetap berfungsi dengan baik

Bidang Administrasi dan Keuangan

1. Unit Administrasi 1). Menyiapkan kebutuhan surat menyurat lintas lembaga selama operasi darurat banjir

2). Menyiapkan draft surat perpanjangan/pengakhiran status darurat;

3). Mempersiapkan administrasi meliputi:

Catatan penerimaan;

Catatan pengeluaran;

Laporan pertanggung jawaban.

(18)

13

2. Unit Keuangan 1). Menyiapkan permohonan pencairan Dana Siap Pakai (DSP) & Belanja Tak Terduga (BTT)

2). Menerima dan mencatat bantuan keuangan dari para pihak;

3). Menyiapkan sumberdaya keuangan untuk mendukung operasi darurat banjir

4). Menyusun laporan keuangan 3. Unit Pengadaan 1). Menyiapkan papan informasi

2). Melakukan pengadaan berbagai peralatan/barang/

dan berbagai kebutuhan yang diperlukan selama operasi darurat banjir

(19)

14

I. SISTEM KOMANDO, KENDALI, KOMUNIKASI DAN INFORMASI 1. Komando

Komando Operasi Darurat Bencana Banjir berada di POSKO Penanganan Darurat Bencana Banjir bertempat di Gedung PUSDALOPS PB BPBD Kabupaten Kendal dengan alamat Jl. Laut No.12, Patukangan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah 51311.

Dalam melaksanakan operasi TANGGAP DARURAT Banjir, didirikan pos-pos kegiatan TANGGAP DARURAT banjir, yaitu:

1). Pos Komando TANGGAP DARURAT (POSKO)  Berkedudukan di Kabupaten

2). Pos Lapangan TANGGAP DARURAT (POSLAP)  Berkedudukan di 12 Kecamatan terdampak Banjir

3). Pos Pendukung TANGGAP DARURAT (POSDUK)  Berkedudukan di 85 Desa terdampak Banjir

(20)

15 2. Kendali

Kendali utama operasi penanganan darurat bencana banjir berada pada Bupati sebagai Kepala Daerah, sedangkan kendali taktis operasi berada pada Komandan Tanggap Darurat Bencana Banjir yang ditunjuk dan ditetapkan oleh bupati. Bupati memberikan arahan dan dukungan kebijakan dalam pelaksanaan operasi darurat banjir di wilayah Kabupaten Kendal.

3. Komunikasi

Frekwensi radio yang dibutuhkan pada saat tanggap darurat dapat ditentukan pada saat tanggap darurat yang diatur oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kendal, untuk komunikasi dan koordinasi internal bidang menggunakan Telepon maupun media sosial.

 Radio

Frekuensi utama radio selama operasi : 157.160 MHz RX (BPBD)

: 154.075 MHz TX (BPBD)

: 88.5 tone

Frekuensi cadangan : 147.020 MHz RX (ORARI)

: 147.620 MHz TX (ORARI)

: 143.340 MHz RX (RAPI)

: 142.340 MHz TX (RAPI)

Komunikasi TANGGAP DARURAT BANJIR dibedakan menjadi dua jenis komunikasi, yaitu:

1). Komunikasi Keluar

Adalah komunikasi antar Posko dengan pihak diluar organisasi Posko TANGGAP DARURAT Banjir di Kab. Kendal

2). Komunikasi Kedalam

Adalah komunikasi antara Posko, Poskolap dan Pos Pendukung TANGGAP DARURAT BANJIR.

(21)

16 4. Informasi

1). Penyampaian informasi mengenai operasi TANGGAP DARURAT banjir hanya melalui Posko TANGGAP DARURAT banjir c/q Kepala Pelaksana BPBD Kab. Kendal

2). Dalam hal ketidakberadaan Kepala Pelaksana BPBD Ex-officio, informasi disampaikan oleh pejabat yang ditunjuk Komandan TANGGAP DARURAT banjir.

3). Dalam hal menjaga kerahasiaan penyintas atau korban bencana Banjir, tidak diperkenankan menyebutkan nama dan kondisi medis/kesehatan penyintas atau korban melalui jalur terbuka.

(22)

17

J. PROTOKOL KESEHATAN COVID-19 PADA SAAT TANGGAP DARURAT BANJIR 1. Prinsip Yang Harus Dijalankan

1). Pengelompokkan berdasarkan keluarga

2). Menjaga jarak antar kelompok pengungsi dan mengatur jumlah pengungsi agar tidak berlebihan

3). Memisahkan pengungsi suspek, kontak erat, probable dan konfirmasi positif dengan pengungsi lain

4). Melakukan pemeriksaan swab pada pengungsi dengan kriteria suspek dan kontak erat

5). Melakukan rujukan ke fasilitas isolasi terkendali dan Rumah Sakit rujukan COVID-19 apabila diperlukan

6). Memisahkan pengungsi kelompok rentan: bayi, balita, lansia, penyandang disabilitas serta pengungsi dengan komorbid (diabetes, penyakit jantung, kanker, asma, dsb.)

7). Kelompok pengungsi ibu hamil > 39 minggu dan bayi

8). Melaksanakan upaya promosi kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun diair mengalir atau memakai hand sanitizer, memakai masker, melaksanakan etika batuk, dan menjaga jarak minimal 1 meter

9). Menaati aturan keluar masuk ke pengungsian misalnya dengan menerapkan screening antara lain pengukuran suhu tubuh dan wawancara singkat gejala kearah COVID-19

10). Memberikan edukasi agar pengungsi segera berobat ke pos kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan ketika sakit

11). Pos kesehatan dilaksanakan secara mobile (pengungsi 150 orang) di lokasi pengungsian, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan di lokasi bencana.

2. Tindakan di Pengungsian

Menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yaitu

1). Memakai masker, menjaga jarak aman dan cuci tangan pakai sabun di air mengalir/hand sanitizer.

(23)

18

2). Bila anda atau keluarga sedang menjalankan isolasi mandiri, maka pastikan untuk menempati lokasi khusus bagi pengungsi yang menjalani isolasi mandiri.

3). Menjaga ventilasi di ruangan pengungsian agar udara dapat keluar masuk ruangan dengan baik.

4). Pastikan dalam membuat makanan di pengungsian dimasak dengan matang.

5). Jika muncul demam atau tanda-tanda sakit lainnya segera hubungi petugas kesehatan

(24)

19

K. FASE SELESAINYA/PASCA SOP TANGGAP DARURAT BANJIR 1. Rencana Tindak Lanjut

 Pemulihan infrastruktur lingkungan dan pemukiman

 Pemulihan fasilitas umum dan fasilitas sosial

 Pemulihan psikolog bagi penyintas pasca TANGGAP DARURAT banjir

 Pemberian pelayanan kesehatan

2. Demobilisasi Sumberdaya

 Sumberdaya yang dikerahkan demi kepentingan operasi TANGGAP DARURAT Banjir Kab. Kendal setelah selesainya operasi harus di

demobilisasi dan dikembalikan ke OPD/Institusi/Lembaga/ Organisasi yang bersangkutan.

 Pasca penugasan, personil yang ditugaskan dalam TANGGAP DARURAT Banjir di berikan debriefing dan/atau dukungan psikologis atau kesehatan bagi yang memerlukan.

(25)

20 L. MONITORING DAN EVALUASI

1. Monitoring Kegiatan Tanggap Darurat Banjir

 Monitoring kegiatan TANGGAP DARURAT dilakukan dengan metode monitoring proses dan monitoring hasil.

 Memonitor perkembangan kehidupan penyintas TANGGAP DARURAT banjir

 Memonitor bantuan dan kelaikan dan ketersedian kebutuhan yang akan dan telah diberikan oleh sektor-sektor dan pihak-pihak donatur lainnya

 Menyiapkan format-format monitoring

2. Evaluasi Kegiatan Tanggap Darurat Banjir

 Melakukan analisa dan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan TANGGAP DARURAT banjir

 Evaluasi jumlah bantuan dan alokasinya

 Evaluasi sarana dan prasarana, pelayanan kesehatan serta kebutuhan sandang pangan selama TANGGAP DARURAT banjir

 Melaporkan hasil evaluai

(26)

21 M. PELATIHAN/SIMULASI

Semua personil yang terlibat dalam operasi TANGGAP DARURAT BANJIR wajib mengikuti pelatihan/simulasi yang akan dilakukan setahun sekali pada bulan Oktober minggu ke-2 (dalam rangka memperingati hari pengurangan risiko bencana internasional). Pelatihan ini akan difasilitasi oleh BPBD Kabupaten Kendal dengan sumber anggaran yang berasal dari ABPD dan bantuan lain yang tidak mengikat.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Losing body weight does not necessarily mean that you have lost body fat because it measures everything that constitutes the human body and not just the fat.. Someone who

Pada bab ini penulis memuat hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas gambaran umum tentang Koperasi Pegawai Republik Indonesia Universitas Negeri Padang

Berdasarkan penelusuran penulis terkait tulisan yang sama dan sepanjang pengetahuan penulis, penulisan hukum dengan judul “ Pelaksanaan Program Reintegrasi Tenaga

Peran guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam.. pembangunan disegala bidang yang sedang dilakukan. Ia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keawetan alami empat jenis kayu rakyat yaitu durian, karet, manii dan petai serta mempelajari pengaruh konsentrasi

bahwa dengan telah terbentuknya Kabupaten Bener Meriah berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 2003 dan dalam rangka mengisi Keistimewaan di Provinsi Nanggroe Aceh

Pengaruh tidak langsung potensi akademik terhadap prestasi akademik dengan mediasi kemampuan metakognisi statistika, pengetahuan awal, dan kemampuan kognisi