PENGADILAN AGAMA MUARA BULIAN
JalanGajah Mada No. 10 - Telp.( 0743 ) 21073 Fax. (0743) 23283 MUARA BULIAN 36613
homepage : www.pa-muarabulian.go.id e-mail : pabulian@yahoo.co.id
Muara Bulian, 9 Februari 2018
Nomor : W5-A2/ 272 /OT.01.1/II/2018
Lampiran : 1 (satu) Eksemplar
Perihal : Penyampaian LKjIP Kepada Yth
Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jambi Di Jambi.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami sampaikan Laporan Tahunan 2017 Pengadilan Agama Muara Bulian :
No Nama Dokumen Jumlah
1
LKjIP 2017
Pengadilan Agama Muara Bulian
1 Eksemplar
Demikian kami sampaikan atas perhatinnya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Ketua
Elvin Nailana, SH., MH.
NIP. 19690227.198803.1.002
i
KATA PENGANTAR
uji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan anugerah sehingga dapat diselesaikannya buku Laporan Kinerja Pengadilan Agama Muara Bulian tahun 2017, yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Mengacu pada pedoman Renstra dalam Permen PPN/Kepala Bappenas No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian / Lembaga ( RENSTRA K/L) 2015-2019, dan Perubahan paradigma tatakelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (
good governance
) dalam berbagai aspek salah satunya telah mendorong pelaksanaan penerapan sistem akuntabilitas kinerja penyelenggara negara yang terintegrasi sebagai bahan instrumen utamapertanggungjawaban pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai salah satu unsur penting sistem ini, Rencana Strategis merupakan instrument awal untuk mengukur kinerja setiap instansi pemerintah baik terkait pencapaian visi, misi, tujuan maupun sasaran yang telah ditetapkan organisasi.
Pengadilan Agama Muara Bulian sebagai bagian dari Mahkamah Agung Republik Indonesia telah melaksanakan Kebijakan Mahkamah Agung secara garis besar yang mendukung penjabaran prioritas nasional pemerintah, antara lain dalam rangka
pencapaian sasaran penegakan hukum yang berkeadilan dan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia.
Perbaikan budaya kerja dengan mengusung nilai-nilai integritas dan akuntabilitas di lingkungan Pengadilan Agama Muara Bulian akan menjadi modal utama peningkatan kinerja. Disamping itu, kerja keras seluruh pegawai Pengadilan Agama Muara Bulian serta
P
ii dukungan lintas sektor, instansi terkait lainnya, seluruh pemangku kepentingan akan
menjadikan sinergi pencapaian target pada tahun berikutnya.
Masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk peningkatan kinerja Pengadilan Agama Muara Bulian dalam rangka mendukung mewujudkan visi dari Mahkamah Agung yaitu terwujudnya “Badan Peradilan Indonesia Yang Agung”
Muara Bulian, 05 Januari 2018 Ketua
Elvin Nailana, SH., MH.
iii
RINGKASAN EKSKLUSIF
emangat reformasi telah mendorong aparatur penegakan hukum dan keadilan melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dalam pembangunan, perlindungan dan pelayanan masyarakat guna mendukung kebutuhan serta kepentingan rakyat. Rakyat yang memberi amanah menghendaki agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh- sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sebagaimana diamanatkan oleh TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN.
Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan reformasi birokrasi merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus ditangani secara sistematis dan berkelanjutan. Di sisi lain penyelenggaraan tata pemerintahaan yang baik dalam pengelolaan administrasi publik dan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan perwujudan responsibilitas dan sensitivitas pemerintah terhadap tuntutan dan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Dalam rangka proses penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance) tersebut diperlukan adanya langkah pembaharuan atau reformasi birokrasi.
Tugas Pengadilan Agama Muara Bulian sebagai perpanjangan tangan Mahkamah Agung RI dalam upaya penegakan hukum dan keadilan pada hakekatnya merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk peningkatan kinerja seluruh aparatur peradilan agama melalui kerja sama secara terkoordinasi guna mengambil langkah pembaharuan sektor penegakan hukum dan keadilan dalam rangka mewujudkan good governance.
S
iv Mengacu pada prinsip-prinsip Good Government, Mahkamah Agung RI telah
menetapkan 5 program prioritas (quick wins) reformasi birokrasi Mahkamah Agung RI.
Kelima prioritas tersebut adalah : 1. Transparansi peradilan;
2. Pengembangan teknologi informasi;
3. Pengelolaan Penerimaan Bukan Pajak (PNBP);
4. Kode Etik Hakim;
5. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Selanjutnya sesuai petunjuk tentang pelaksanaan reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan pemberantasan korupsi, maka Pengadilan Agama Muara Bulian
melaksanakannya dengan cara
(1). perubahan mind-set, cara berpikir (pola pikir, pola sikap, dan pola tindak);
(2). perubahan "penguasa" jadi "pelayan";
(3). mendahulukan "peran" dari "wewenang";
(3). tidak berpikir "output", tetapi "outcome";
(4). perubahan manajemen kinerja ke arah manajemen kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip
good governance
; dan(5). pemantauan percontohan keberhasilan (best practices); dalam mewujudkan good governance, clean government (pemerintah bersih, transparan, akuntabel, clan profesional), dan bebas KKN; dan
(6) penerapan formula "BERMULA DARI AKHIR DAN BERAKHIR DI AWAL/MULA".
Reformasi birokrasi yang dilakukan oleh Pengadilan Agama Muara Bulian dengan enam formula yang dikemukakan di atas akan ditunjukkan oleh perubahan secara positif dalam delapan area perubahan Reformasi Birokrasi, yaitu:
v 1. Pola fikir dan budaya kerja (manajemen perubahan);
2. Penataan peraturan perundang-undangan;
3. Penataan dan penguatan organisasi;
4. Penataan tatalaksana;
5. Penataan sistem manajemen SDM aparatur;
6. Penguatan pengawasan;
7. Penguatan akuntabilitas kinerja;
8. Peningkatan kualitas pelayanan publik.
Oleh karena itu, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai supporting unit, Pengadilan Agama Muara Bulian, menderivasi lima prioritas tersebut pada ultimate goal, yakni pada pelayanan prima, peningkatan aparatur, serta manajemen peradilan.
Kondisi kelembagaan, SDM aparatur, ketatalaksanaan, dan pengawasan, mampu mendukung penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas dan mendorong
munculnya praktek-praktek pelayanan yang lebih menghargai para pengguna jasa yang sering disebut Pelayanan Prima.
Perubahan paradigma aparatur yang terarah dalam upaya revitalisasi manajemen pembangunan ke arah penyelenggaraan Good Governance: menjadi entrepreneurial-competitive government (pemerintahan yang kompetitif), customer- driven dan accountable government (pemerintahan tanggap), serta global-cosmopolit orientation government (pemerintahan yang berorientasi global), penerapan prinsip pelayanan prima: metode dan prosedur pelayanan, produk dan jasa pelayanan, mantapnya peraturan perundangan, penetapan standar pelayanan, indeks kepuasan masyarakat, pengembangan model dan penanganan keluhan masyarakat pengguna jasa secara
terorganisasi, serta partisipasi masyarakat, proses kerja serta modernisasi administrasi melalui otomatisasi administrasi perkantoran: elektronisasi di setiap instansi pemerintah serta penerapan dan pengembangan e-government, publikasi secara terbuka prosedur,
vi biaya dan waktu pelayanan; dan peran serta masyarakat dengan adanya kejelasan tugas,
wewenang dan tanggungjawab pemerintah dan masyarakat.
Pelayanan prima dilaksanakan baik kepada internal stake holder maupun eksternal stake holder. Dalam upaya mewujudkan kondisi-kondisi tersebut dan guna memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman tolok ukur kinerja dalam melaksanakan pembangunan hukum dan keadilan, Pengadilan Agama Muara Bulian
menetapkan rencana strategis tahun 2015 – 2019. Pola pikir kebijakan dan rencana strategis tersebut memuat langkah dan upaya peningkatan efisiensi kelembagaan aparatur pemerintah, peningkatan kapasitas SDM aparatur, peningkatan efisiensi ketatalaksanaan, peningkatan akuntabilitas kinerja, pengawasan, pencegahan dan pemberantasan KKN, peningkatan kualitas pelayanan publik, pengembangan budaya kerja untuk membangun kultur birokrasi yang baru, dan peningkatan koordinasi program penegakan hukum dan keadilan. Rencana strategis ini memuat visi, misi, tujuan, dan sasaran tahunan yang diukur dengan seperangkat indikator kinerja berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) serta program untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
RINGKASAN EKSKLUSIF ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tugas dan Fungsi ... 3
C. Struktur Organisasi ... 5
D. Isu Strategis ... 8
E. Sistematika Penyajian ... 9
II. PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Strategis 2015-2019 ... 11
1. Visi ... 11
2. Misi ... 11
3. Tujuan ... 11
4. Sasaran Strategis ... 12
5. Program Utama dan Kegiatan ... 16
B. Rencana Kinerja Tahun ... 19
C. Perjanjian Kinerja Tahun ... 21
III. AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi, Analisis dan Evaluasi Kinerja ... 23
B. Akuntabilitas Keuangan ... 24
IV. PENUTUP A. Simpulan ... 35
B. Rekomendasi ... 37
LAMPIRAN ... 38
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Indikator Kinerja Utama ...
Tabel Rencana Kinerja ...
Tabel. Perjanjian Kinerja ...
Tabel. Pengukuran Kinerja ...
Tabel. Realisasi Anggaran DIPA 01 ...
Tabel. Realisasi Anggaran DIPA 04 ...
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik Realisasi Anggaran ...
x
DAFTAR GAmBAR
Gambar Struktus Organisasi ...
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………
Pengadilan Agama Muara Bulian sebagai lembaga peradilan di bawah Mahkamah Agung dalam pelaksanaan penegakan hukum tidak dapat terlepas dari birokrasi, karena merupakan salah satu wahana dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman. Birokrasi bertugas mengelola pelayanan dan melaksanakan berbagai keputusan politik kedalam berbagai kebijakan politik baik secara teknis maupun dalam kegiatan operasional. Birokrasi merupakan faktor penentu keberhasilan keseluruhan agenda program termasuk dalam rangka mewujudkan aparatur peradilan yang bersih dan bebas dari KKN sehingga para birokrat yang ada di Mahkamah Agung, khususnya Pengadilan Agama Muara Bulian dapat mewujudkan kepemerintahan yang baik (
good governance
).Terselenggaranya
good governance
merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, danlegitimate
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan dan didasarkan pada TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Dalam Pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas2
tertib penyelenggara negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas. Dalam penjelasan mengenai pasal tersebut, dirumuskan bahwa asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam rangka itu, pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-Iembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Sebagai bagian dari unsur penyelenggaraan pemerintah negara, Pengadilan Agama Muara Bulian dituntut untuk dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada publik, apalagi Pengadilan Agama Muara Bulian juga menggunakan dana APBN. Baik, tugas-tugas yang bersifat teknis maupun administrasi harus dilaksanakan secara transparan dan akuntabel. Oleh karena itu Pengadilan Agama Muara Bulian mempunyai kewajiban untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
3
B. Tugas Pokok dan Fungsi ……….
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24 ayat 2, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Pengadilan Agama Muara Bulian sebagai lembaga peradilan dan pelaksana kekuasaan kehakiman di bawah Mahkamah Agung mempunyai kedudukan yang cukup kuat dengan Tugas Pokok dan Fungsi yang telah disebutkan dalam perundang-undangan tersebut. Untuk itu dapat diuraikan hal-hal tersebut sebagai berikut :
1. Kedudukan
Pengadilan Agama Muara Bulian sebagai lembaga peradilan dan pelaksanan kekuasaan kehakiman di bawah Mahkamah Agung mempunyai kedudukan yang kuat. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 24 ayat 2 menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang ada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Sedangkan menurut Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor 3 Tahun 2006 dan UU Nomor 50 Tahun 2009, pada pasal 2 menyatakan bahwa Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam undang-undang ini, dan diperjelas lagi sebagaimana pasal 3 yang menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Agama Muara Bulian.
2. Tugas Pokok
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor 3 Tahun 2006 dan UU
4
Nomor 50 Tahun 2009, bahwa tugas pokok Pengadilan Agama adalah bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat pertama.
3. Fungsi
Selain tugas pokok sebagai tersebut di atas, Pengadilan Agama mempunyai fungsi, sebagai berikut ini :
a. Fungsi Mengadili
(judicial power)
, yaitu memeriksa dan mengadili perkara- perkara yang menjadi kewenangan pengadilan agama di wilayah hukum masing-masing; (vide: Pasal 49 Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009);b. Fungsi Pengawasan, yaitu mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan seluruh jajarannya; (vide : Pasal 53 ayat (1) Undang -Undang No. 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009); serta terhadap pelaksanaan administrasi umum; (vide: Undang- Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman). Pengawasan tersebut dilakukan secara berkala oleh Hakim Pengawas Bidang;
c. Fungsi Pembinaan, yaitu memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada jajarannya, baik yang menyangkut tugas teknis yustisial, administrasi peradilan maupun administrasi umum. (vide: Pasal 53 ayat (3) Undang- Undang Nomor 7 Tahun yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009);
d. Fungsi Administratif, yaitu memberikan pelayanan administrasi kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi, perkara banding, kasasi dan peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya, dan memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di
5
lingkungan Pengadilan Agama (bidang Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana, dan bagian Umum dan Keuangan serta bagian Perencanaan, IT dan Pelaporan);
e. Fungsi Nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta. (vide
; pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo UU No. 3 Tahun 2006 jo. UU No. 50 Tahun 2009)
f. Fungsi Administratif, yakni menyelenggarkan administrasi umum, keuangan, dan kepegawaian serta lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok teknis peradilan dan administrasi peradilan.
g. Fungsi Lainnya, yaitu pelayanaan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian, pelayanan publik dan sebagainya. (vide : Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/004/SK/II/1991, Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 144 Tahun 2007)
6
C. Struktur Organisasi ………..
Struktur organisasi Pengadilan Agama Muara Bulian mengacu pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 jo.
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor KMA/004/II/92 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Agama Muara Bulian dan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 1996 Tentang Struktur Organisasi Peradilan. Adapun susunan organisasi Pengadilan Agama Muara Bulian sebagai berikut :
1. Ketua 2. Wakil Ketua 3. Fungsional Hakim 4. Panitera
5. Sekretaris
6. Panitera Muda Hukum 7. Panitera Muda Gugatan 8. Panitera Muda Permohonan
9. Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana 10. Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan
11. Kepala Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan 12. Fungsional Panitera Pengganti
13. Fungsional Jurusita/Jurusita Pengganti 14. Pelaksana
Secara rinci struktur organisasi Pengadilan Agama Muara Bulian sebagai Berikut.
7
Gambar 1. Struktur Organisasi
STUKTUR ORGANISASI PENGADILAN AGAMA MUARA
BULIAN
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG RI
NOMOR 7 TAHUN 2015
KETUA Elvin Nailana, S.H, MH
WAKIL KETUA MAJELIS HAKIM
Ahyar Siddiq, S.EI, M.HI
Sri Rizki Dwi Putri, SH Lanka Asmar, S.HI, MH Nur Chotimah, S.H.I.,
M.A.
PANITERA Hudori, S.Ag,
MH
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PANITERA PENGGANTI 1. M. Razali
2. Mustainah, S.Ag, M.HI 3. Septi Rianti, SH 4. Siti Azizah, S.HI 5. Pirdaus, S.HI 6. Mulyadi, SH
JURU SITA/ JURUSITA PENGGANTI 1. Nasaruddin
2. Sri Maryenti
SEKRETARIS Dra. Nur’aini
KASUB BAGIAN KEPEGAWAIAN, ORGANISASI DAN
TATA LAKSANA Astrie Wahyuni, S.Kom, M.S.I
KASUB BAGIAN UMUM DAN KEUANGAN Aliyanto, S.Kom, M.S.I KASUB BAGIAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN
PELAPORAN Novriandi, S.Kom
MAJELIS HAKIM Darda Aristo, S.H.I.
Risnatul Aini, S.HI Taufik Rahayu Syam,
S.HI, M.S.I
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
- PANITERA
MUDA HUKUM
Akhmad Fauzi, S.HI, MH PANITERA
MUDA GUGATAN
Musdarni, BA PANITERA
MUDA PERMOHON
AN Nurismar Muis, BA
8
D. Isu Strategis ……….………..
Pada tahun 2017 Pengadilan Agama Muara Bulian mencoba untuk memaksimalkan pelaksanaan pembebasan biaya perkara (Prodeo) dan pelaksanaan sidang diluar gedung pengadilan (sidang keliling). Selain itu Pengadilan Agama Muara Bulian juga terus menjalin komunikasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Batang Hari terkait kegiatan Sidang Terpadu.
Untuk Kegiatan pembebasan biaya perkara (Prodeo) diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu untuk dapat mendaftarkan perkara dan diproses sesuai ketentuan yang ada. Untuk tahun 2017 kegiatan pembebasan biaya perkara di rencanakan untuk pelaksanaan 20 ( dua puluh ) perkara telah direalisasikan sesuai dengan rencana meskipun tidak seluruh anggaran perserap, hal itu dikarenakan anggaran yang dibutuhkan untuk penyelesaian ternyata perkara tidak sampai menghabiskan seluruh anggaran yang sudah di tetapkan.
Untuk kegiatan sidang diluar gedung merupakan kegiatan sidang yang dilaksanakan dilokasi yang dekat dengan tempat tinggal pihak yang sedang berperkara, dimana hal itu dilakukan untuk memudah kan masyarakat dalam mengikuti proses hokum persidangan. Untuk tahun 2017 kegiatan sidang diluar gedung pengadilan pun telah dilaksanakan dan anggaran yang disediakan pun telah dipergunakan seoptimal mungkin untuk membantu masyarakat dikarenakan.
Untuk kegiatan sidang terpadu dalam hal ini sidang isbat nikah terpadu yang diperuntukkan bagi masyarakat yang telah menikah tetapi tidak memiliki dokumen administrasi legal secara hokum Negara yang dikarenakan banyak faktor seperti kurang nya pemahaman tentang perlunya administrasi pencatatan pernikahan, kurangnya biaya, jauhnya jarak dan lain sebagainya. Untuk itu dengan adanya sidang isbat nikah terpadu ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk bisa mendapatkan dokumen nikah. Pada tahun 2017 ini komunikasi telah dilakukan dengan pihak pemerintah daerah untuk pelaksanaan kegiatan sidang isbat nikah terpadu namun masih belum adanya tindak lanjut
9
atau kesepakatan untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut, sehingga untuk tahun 2017 kegiatan sidang isbat nikah terpadu belum dapat direalisasikan. Jadi untuk sementara kegiatan isbat nikah tetap dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat ke pengadilan dengan pendaftarkan perkara mereka dan menggunakan biaya sendiri.
E. Sistematika Penyajian ………..
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan gambaran dan penjelasan mengenai capaian kinerja Pengadilan Agama Muara Bulian Tahun 2017.
Capaian kinerja (
performance results
) tahun 2017 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement
) tahun 2017 sebagai tolak ukurkeberhasilan Tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja
(
performance gap
) bagi perbaikan kinerja di masa mendatang. Adapun sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Pengadilan Agama Muara Bulian Tahun 2017, sebagai berikut :BAB I – Pendahuluan, menguraikan mengenai latar belakang, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Muara Bulian dan Struktur Organisasi.
BAB II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menguraikan mengenai Rencana Strategis; Tujuan Strategis; Sasaran Strategis; Arah Kebijakan dan Strategis Pengadilan Agama Muara Bulian; Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Muara Bulian; Rencana Kinerja Pengadilan Agama Muara Bulian; dan Perjanjian Kinerja.
BAB III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017, menguraikan mengenai Realisasi Indikator Kinerja Utama; Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2017; dan Analisis Akuntabilitas Kinerja di Pengadilan Agama Muara Bulian
BAB IV – Penutup, menguraikan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Agama Muara Bulian Tahun 2017 dan rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan kinerja di masa mendatang.
10
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis 2015-2019...
Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan aparatur negara yang diselaraskan dengan arah kebijakan dan program pembangunan nasional Pengadilan Agama Muara Bulian menetapkan rencana strategis Pengadilan Agama Muara Bulian Tahun 2015-2019 sebagai dasar acuan penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan, serta sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan Agama Muara Bulian dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada 2015-2019.
Rencana Strategis Pengadilan Agama Muara Bulian 2015-2019 pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan, peraturan perundang-undangan bidang aparatur negara termasuk pembinaan terhadap akhlak dan perilaku aparatur negara serta pengawasan dan pengendalian manajemen, agar tercapai efektivitas, efisiensi dan produktivitas dalam pelaksanaan pemerintahan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Pengadilan Agama Muara Bulian dijiwai oleh semangat dan komitmen untuk melakukan reformasi pada sektor aparatur negara dalam mewujudkan pembaharuan dan perbaikan bidang aparatur negara. Reformasi pada sektor aparatur negara pada hakekatnya merupakan tindakan atau kegiatan pembaharuan secara konsepsional sistematis dan berkelanjutan.
Untuk menyatukan persepsi dan fokus arah tindakan dimaksud, maka pelaksanaan tugas dan fungsi dilandasi suatu visi dan misi yang ingin diwujudkan. Visi dan
11
misi merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah kedepan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan
1. Visi
Visi Pengadilan Agama Muara Bulian, yang merupakan acuan dari seluruh program kerja, adalah :
“MEWUJUDKAN PENGADILAN AGAMA MUARA BULIAN YANG AGUNG”.
2. Misi
Untuk menjalankan visi di atas, Pengadilan Agama Muara Bulian telah menetapkan misi yaitu sebagai berikut :
1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Agama Muara Bulian 2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.
3. Mewujudkan Kualitas Aparatur Pengadilan yang Bersih Berwibawa Profesional dan Berakhlak Mulia.
4. Mewujudkan Produk Hukum yang Berkualitas dan Memenuhi rasa Keadilan bagi para pencari keadilan.
3. Tujuan
Tujuan ditetapkan dengan mengacu pada Visi dan Misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Adapun tujuan yang ingin dicapai Pengadilan Agama Muara Bulian adalah:
1. Menjadikan Pengadilan Agama Muara Bulian sebagai lebaga Peradilan Yang Transparan dan Akuntabel.
2. Menciptakan pengelolaan dan penyelesaian perkara yang efisien dalam melayani masyarakat
3. Mengoptimalkan Pelayanan Pengadilan Agama Muara Bulian Kepada Masyarakat.
4. Menghasilkan Produk Peradilan Yang Berkualitas
12
4. Sasaran Strategis
Ada 4 (empat) Sasaran Kegiatan yang menjadi prioritas Rencana Strategis (Renstra) 2015 – 2019, adapun Sasaran Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut
1) Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel;
2) Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara;
3) Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan;
4) Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan.
Untuk memudahkan dalam pengukuran keberhasilan dan menjelaskan hubungan kausalitas antara Tujuan , Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama selama tahun 2015 – 2019 dapat dideskripsikan sebagai berikut ini :
13
Tabel. Indikator Kinerja Utama
NO KINERJA
UTAMA
INDIKATOR KINERJA
UTAMA PENJELASAN PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
1 2 3 4 5 6
1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan tepat waktu
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
c. Persentase penurunan sisa perkara
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
d. Presentase Perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum:
1. Banding 2. Kasasi 3. PK
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
e. Index responden pencari kaedilan yang puas terhadap layanan peradilan
Index kepuasan Pencari Keadilan Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
14
2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
a. Presentase isi putusan yang diterima oelh para pihak tepat waktu.
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
c. Persentase perkara yang dimohonlan Banding, Kasasi, PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu.
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
d. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat diakases secara online dalam waktu 1 hari diputus.
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
Dirjen Badilag, Panitera
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung Pengadilan.
Dirjen Badilag Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
15
c. Persentase perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum.
Ketua Pengadilan Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
d. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layan Bantuan Hukum (Posbakum)
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan
Presentase Putusan Perkara Perdata di tindaklanjuti (di Eksekusi)
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
16
5. Program Utama dan Kegiatan
Program peningkatan kualitas dan kuantitas penyelesaian perkara, efektifitas persidangan sampai dengan minutasi di Pengadilan Agama Muara Bulian masih sangat diperlukan. Untuk itu kemampuan para Hakim sangat diperlukan dalam penyelesaian perkara sehingga menghasilkan putusan yang berkualitas.
Hal ini tentunya akan sangat menguntungkan bagi masyarakat pencari keadilan, sehingga upaya peningkatan dan pengefektifan penyelesaian perkara harus dilakukan. Program ini juga sejalan dengan prioritas RPJMN dalam hal peningkatan profesionalisme aparat penegak hukum.
a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama.
Manajemen yang baik akan menentukan kualitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu lembaga. Demikian pula halnya dengan badan peradilan agama yang melaksanakan tugas pokok pada pengadilan agama.
Badan peradilan agama merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan yang bersifat teknis peradilan kepada masyarakat pencari keadilan masalah keadilan Hukum Agama Islam, oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya tidak dapat dipisahkan dengan unit lainnya.
b. Program Pendidikan dan Pelatihan.
Keberhasilan suatu lembaga dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya terletak pada kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu peningkatan kualitas aparatur pengadilan sangat ditentukan dari bagaimana lembaga tersebut mempersiapkan aparatnya dengan pendidikan dan pelatihan yang memadai. Pada sisi yang lain, pengembangan kapasitas
17
lembaga juga sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang memadai guna meningkatkan kemampuan dalam melayani masyarakat yang menjadi pedoman dalam proses penyelesaian peradilan. Hal ini terkait peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan aparatur pengadilan yang didukung dengan hasil penelitian yang memadai diharapkan akan menghasilkan lembaga peradilan yang kuat dan berwibawa. Hal ini sejalan dengan prioritas RPJMN yaitu dalam rangka Peningkatan Profesionalisme Aparat Hukum serta Peningkatan Pelayanan Hukum dan Bantuan Hukum kepada Masyarakat.
c. Program Peningkatan Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
Peningkatan profesionalisme aparat hukum, pelayanan hukum dan bantuan hukum kepada masyarakat tidak dapat dihitung hanya dari kinerja hakim dalam memeriksa dan memutus perkara. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, pengadilan harus dukung oleh manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok pengadilan. Maka dari itu perlu dilakukan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.
d. Program Sarana dan Prasarana Aparatur Negara Pengadilan Agama Muara Bulian.
Peningkatan sarana dan prasarana Pengadilan Agama Muara Bulian diharapkan dapat memenuhi kebutuhan aparat Pengadilan Agama Muara Bulian dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok Pengadilan Agama Muara Bulian.
Sarana dan prasarana baik terkait langsung dengan fungsi pengadilan maupun untuk kebutuhan aparatur Pengadilan Agama Muara Bulian.
18
e. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara Pengadilan Agama Muara Bulian.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilakukan agar sebuah lembaga dapat tetap berjalan sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya. Melalui fungsi pengawasan ini diharapkan bukan hanya untuk memperbaiki kekurangan tapi yang paling penting adalah agar pelaksana tugas tidak menyimpang dari yang ditetapkan dan kekurangan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan tugas tersebut dapat dengan segera diatasi. Fungsi pengawasan tidak dapat dilihat secara sempit yaitu dalam hal mengawasi individu aparatur pengadilan dalam melaksanakan tugasnya. Namun pengawasan terhadap kesiapan sarana dan prasarana yang dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu untuk fungsi pengawasan ini harus dilakukan oleh seorang pengawas yang memiliki kapasitas, kapabilitas dan integritas yang tinggi. Fungsi pengawasan yang berjalan dengan baik dan didukung oleh aparatur pengawasan yang berintegritas dapat mewujudkan prioritas di dalam RPJMN yaitu dalam hal penegakan hukum dan HAM termasuk penanganan kasus korupsi, dan peningkatan profesionalisme aparat hukum.
19
B. Rencana Kinerja Tahunan ………...………..
Pengadilan Agama Pasuruan dalam melaksanakan Rencana Strategis (Renstra) 2015 – 2019 menguraikan dalam pelaksanaan ke dalam Rencana Kinerja Tahunan. Adapun untuk Rencana Kinerja Tahunan 2017 sebagai berikut :
Tabel Rencana Kinerja
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program Kegiatan Indikator
Kegiatan Target Anggaran Terwujudnya
proses peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
Persentase Sisa Perkara yg diselesaikan
91% 0 0 0 0%
-
Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
91% 0 0 0 0%
-
Persentase penurunan sisa perkara
7% 0 0 0 0%
-
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:
BANDING;
KASASI ; PK
7% 0 0 0 0%
-
Index responden pencari keadilan yang puas terhaadap layanan
Baik 0 0 0 0%
-
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
88% 0 0 0 0%
-
Persentase
perkara yang diselesaikan melalui mediasi
29% 0 0 0 0%
-
20
Persentase perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
89% 0 0 0 0%
-
Persentasi putusan yang menarik perhatian masyarakat (Ekonomi Syariah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak putus
100% 0 0 0 0%
-
Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyrakat Miskin dan Terpinggirkan
Persentase Perkara Prodeo Yang
terselesaikan
98% Program Peningkat an Manajem en Peradilan Agama
Peningkat an Manajem en Peradilan Agama
Perkara dilingkungan peradilan agama yang diselesaikan melalui pembebasan biaya perkara
100% 12.000.000
Persentase Perkara yang diselesaikan diluar gedung Pengadilan
97% 0 0 Perkara di
lingkungan peradilan agama yang diselesaikan di luar gedung pengadilan
100% 90.000.000
Persentase Perkara Permohonan (voluntair) Identitas Hukum
0 0 0 0%
-
Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum
(Posbakum)
0 0 0 0%
-
Meningkatkan Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan
Persentase Putusan Perkara Perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
0 0 0 0%
-
21
C. Perjanjian Kinerja Tahun ………
Perjanjian Kinerja adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam kurun waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.
Perjanjian Kinerja dibuat berdasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Adapun tujuan adanya Perjanjian Kinerja antara lain adalah meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;
menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian
reward
atau penghargaan atau sanksi.Pengadilan Agama Pasuruan telah membuat Perjanjian Kinerja Tahun 2017 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsinya. Perjanjian Kinerja ini mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Pasuruan dan RPJM 2015 – 2019. Adapun Perjanjian Kinerja Pengadilan Agama Pasuruan Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Tabel. Perjanjian Kinerja
No Strategis Indikator Kinerja Target
1 Terwujudnya proses peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel Persentase Sisa Perkara yg
diselesaikan 91%
Persentase perkara yang diselesaikan
tepat waktu 91%
Persentase penurunan sisa perkara 8%
Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum: BANDING;
KASASI ; PK 6%
Index responden pencari keadilan
yang puas terhaadap layanan Baik 2 Peningkatan Efektivitas Pengelolaan
Penyelesaian Perkara Persentase isi putusan yang diterima
oleh para pihak tepat waktu 89%
22
Persentase perkara yang diselesaikan
melalui mediasi 31%
Persentase perkara yang dimohonkan
Banding, Kasasi, dan PK yang diajukan
secara lengkap dan tepat waktu 90%
Persentasi putusan yang menarik
perhatian masyarakat (Ekonomi Syariah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak putus
100%
3 Meningkatnya Akses Peradilan Bagi
Masyrakat Miskin dan Terpinggirkan Persentase Perkara Prodeo Yang
terselesaikan 99%
Persentase Perkara yang diselesaikan
diluar gedung Pengadilan 98%
Persentase Perkara Permohonan
(voluntair) Identitas Hukum 0%
Persentase pencari keadilan golongan
tertentu yang mendapat layanan
bantuan hukum (Posbakum) 0%
4 Meningkatkan Kepatuhan terhadap
Putusan Pengadilan Persentase Putusan Perkara Perdata
yang ditindaklanjuti (dieksekusi) 96%
23
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi ………..……….
Pengukuran capaian kinerja Pengadilan Agama Pasuruan Tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pengadilan Agama Pasuruan Tahun 2017 dengan realisasinya. Adapun capaian kinerja Pengadilan Agama Pasuruan Tahun 2017 berdasarkan pengukurannya dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel. Pengukuran Kinerja
No SASARAN IKU TARGET REALISASI CAPAIAN
1 Terwujudnya proses peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
Persentase Sisa Perkara yg
diselesaikan 91% 95% Baik
Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu 91% 95% Baik Persentase penurunan sisa
perkara 7% -25% Kurang
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:
BANDING; KASASI ; PK 7% 0% Baik
Index responden pencari keadilan yang puas terhaadap
layanan Baik Baik Baik
2 Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat
waktu 88% 90% Baik
Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi 29% 29% Baik Persentase perkara yang
dimohonkan Banding, Kasasi, dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
89% 90% Baik
24
Persentasi putusan yang menarik perhatian masyarakat (Ekonomi Syariah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak putus
100% 100% Baik
3 Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyrakat Miskin dan Terpinggirkan
Persentase Perkara Prodeo
Yang terselesaikan 98% 98% Baik
Persentase Perkara yang diselesaikan diluar gedung
Pengadilan 97% 97% Baik
Persentase Perkara Permohonan (voluntair) Identitas Hukum
0% 0% Baik
Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)
0% 0% Baik
4 Meningkatkan Kepatuhan terhadap Putusan
Pengadilan
Persentase Putusan Perkara Perdata yang ditindaklanjuti
(dieksekusi) 0% 0% Baik
B. Realisasi Anggaran ………..
Pengelolaan DIPA Tahun 2017
Pengadilan Agama Muara Bulian mempunyai dua sumber anggaran yaitu Anggaran yang bersumber dari Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI disebut DIPA 01 dan Anggaran yang bersumber dari Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI disebut DIPA 04.
Untuk DIPA 01 dengan Nomor SP DIPA- 005.01.2.403052/2017 tanggal 07 Desember 2016 tahun anggaran 2017 Pengadilan Agama Muara Bulian memperoleh dana sebesar Rp 4.014.545.000,- (
empat milyar empat belas juta lima ratus empat puluh lima ribu
rupiah
) yang terbagi menjadi 2 (dua) program utama yaitu Program Dukungan Manajemen25
dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Mahkamah Agung RI dan Program Peningkatan Sarana dan prasarana Aparatur Mahakamah Agung RI.
Sedangkan DIPA 04 dengan Nomor SP DIPA- 005.04.2.403053/2017 tanggal 07 Desember 2016, pada tahun anggaran 2017 Pengadilan Agama Muara Bulian memperoleh dana sebesar Rp 66.200.000,-.(
enam puluh enam juta dua ratus rib rupiah
) dalam satu program utama yaitu Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama.a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya merupakan salah satu program utama yang anggarannya bersumber dari DIPA 01, program ini terbagi mejadi dua kegiatan pokok yaitu layanan dukungan manajemen Pengadilan dan Layanan perkantoran. Layanan dukungan manajemen pengadilan meliputi belanja non operasional, sedangkan layanan perkantoran meliputi belanja pegawai dan belanja operasional.
1.
Layanan dukungan manajemen Pengadilan
Tahun anggaran 2017 untuk kegiatan layanan dukungan manajemen Pengadilan, Pengadilan Agama Muara Bulian memperoleh Anggaran sebesar : Rp.
75.860.000,- (
tujuh puluh juta delapan ratus enam puluh ribu rupiah
)Kegiatan ini meliputi belanja untuk keperluan non operasional kantor antara lain belanja Belanja Pelantikan dan Pengambilan Sumpah jabatan, Belanja perjalanan dinas, belanja jamuan tamu.
Adapun rincian Realisasi Anggaran untuk kegiatan ini adalah sebagai berikut :
Pagu : Rp 75.860.000,- (
tujuh puluh lima juta delapan ratus
enam puluh ribu rupiah
).26
Realisasi : Rp 75.653.700,- (
tujuh puluh lima juta enam ratus lima puluh tiga ribu tujuh ratus rupiah
). Sisa : Rp206.300,- (
dua ratus enam ribu tiga ratus rupiah
) Tabel Realisasi Anggaran Layanan Dukungan Manajemen Pengadilan2. Layanan Perkantoran
Kegiatan Layanan Perkantoran meliputi belanja Pegawai dan belanja penyelengaraan operasional & pemeliharaan perkatoran. Tahun anggaran 2017 untuk Belanja Pegawai, Pengadilan Agama memperoleh dana sebesar Rp 3.349.762.000,- (
tiga milyar tiga ratus empat pluh sembulan juta tujuh
ratus enam puluh dua ribu rupiah
) sedangkan utuk belanja penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran, pengadilan Agama Muara Bulian memperoleh dana sebesar Rp. 588.923.000,- (lima ratus delapan puluh
delapan juta Sembilan ratus tiga puluh dua ribu rupiah
)27
1. Belanja Pegawai
Belanja Pegawai adalah belanja yang disediakan untuk keperluan yang berkaitan dengan hak pegawai seperti pembayaran gaji, pembayaran tunjangan jabatan, pembayaran tunjangan keluarga dll.
Adapun rincian Realisasi Anggaran untuk keperluan belanja pegawai Pengadilan Agama Muara Bulian Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut :
Pagu : 3.349.762.000,- (
tiga milyar tiga ratus empat pluh sembulan juta tujuh ratus enam puluh dua ribu rupiah
) Realisasi : Rp 3.295.839.731,- (
tiga milyar dua ratus sembila puluh lima juta delapan ratus tiga puluh Sembilan ribu tujuh ratus tiga puluh satu rupiah
) Sisa : Rp 53.922.429,- (
lima puluh tiga juta Sembilan ratus dua puluh dua ribu empat ratus dua puluh Sembilan rupiah
)Dari alokasi dana belanja pegawai yang dianggarkan sebesar 3.349.762.000,- (
tiga milyar tiga ratus empat pluh sembulan juta tujuh
ratus enam puluh dua ribu rupiah
) sampai dengan Akhir tahun aggaran 2017 terealisasi sebesar Rp 3.295.839.731,- (tiga milyar dua ratus sembila puluh
lima juta delapan ratus tiga puluh Sembilan ribu tujuh ratus tiga puluh satu
rupiah
) atau mencapai 98,39%.28
Tabel Realisasi Anggaran Belanja Pegawai
2. Belanja penyelengaraan operasional & pemeliharaan perkatoran Belanja penyelengaraan operasional & pemeliharaan perkatoran adalah belanja barang untuk keperluan operasional Perkatoran dan pemeliharaan perkantoran seperti belanja langganan daya dan jasa, belanja barang Persediaan, belanja pemeliharaan gedung dan bangunan, belanja pemeliharaan peralatan dan mesin dll.
Adapun rincian Realisasi Anggaran untuk belanja penyelengaraan operasional &
pemeliharaan perkatoran adalah sebagai berikut :
- Pagu : Rp 588.923.000,- (
lima ratus delapan puluh delapan juta Sembilan ratus dua puluh tiga ribu rupiah
)- Realisasi : Rp 588.000.256,- (
lima ratus delapan puluh delapan juta dua ratus lima puluh enam rupiah
)- Sisa : Rp 922.744,- (
sembila ratus dua puluh dua ribu tujuh ratus empat puluh empat rupiah
)Dari alokasi dana belanja penyelengaraan operasional & pemeliharaan perkatoran yang dianggarkan sebesar Rp 588.923.000,- (
lima ratus delapan
29
puluh delapan juta Sembilan ratus dua puluh tiga ribu rupiah
) sampai dengan Akhir tahun aggaran 2017 terealisasi sebesar Rp 588.000.256,- (lima ratus delapan puluh delapan juta dua ratus lima puluh enam rupiah
) atau mencapai 99,84%.Tabel Realisasi Anggaran
Belanja Belanja penyelengaraan operasional & pemeliharaan perkatoran Tahun 2017
30
Grafik 9 : Realisasi Anggaran DIPA 01
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pengadilan Agama Muara Bulian TA 2017
b. Program Peningkatan Sarana dan prasarana Aparatur Mahkamah Agung
Program peningkatan Sarana dan prasarana Aparatur Mahkamah Agung juga merupakan program penunjang yang anggarannya bersumber dari DIPA 01, program ini meliputi belanja modal atau belanja barang yang sifatnya menambah aset perkantoran yang akan dicatat pada bagian aset (SIMAK-BMN). Untuk tahun anggaran 2017 Pengadilan Agama Muara Bulian memperoleh Aggaran sebesar Rp. 941.440.000,- (Sembilan ratus empat puluh satu juta empat ratus empat puluh ribu rupiah).
Adapun rincian Realisasi Anggaran Belanja untuk Program Peningkatan Sarana dan prasarana Aparatur Mahkamah Agung tahun anggaran 2017 adalah sebagai berikut :
Non Operasional
Perkantoran Pembayaran Gaji dan
Tunjangan Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Pagu 75860000 3349762000 588923000
Realisasi 75653700 3295839571 588000256
75860000
3349762000
588923000 75653700
3295839571
588000256
0 500000000 1E+09 1,5E+09 2E+09 2,5E+09 3E+09 3,5E+09 4E+09
Pagu Realisasi
31
Pagu : Rp. 941.440.000,- (
Sembilan ratus empat puluh satu juta empat ratus empat puluh ribu rupiah
). Realisasi : Rp. 937.395.000,- (
Sembilan ratus tiga puluh tujuh juta tiga ratus Sembilan puluh lima ribu rupiah
). Sisa : Rp4.045.000,- (empat juta empat puluh lima ribu rupiah)
Dari anggaran sebesar Rp. 941.440.000,- (
Sembilan ratus empat puluh satu juta empat ratus empat puluh ribu rupiah
) sampai dengan akhir tahun 2017 anggaran tersebut dapat direalisasikan 99,57% dan semuanya telah tercatat pada bagian aset (SIMAK-BMN) kantor pengadilan Agama Muara Bulian.Tabel Realisasi Anggaran
Program Peningkatan Sarana dan prasarana Aparatur Mahkamah Agung PA Muara Bulian TA 2017
32
Grafik 10 : Realisasi Anggaran DIPA 01
Program Sarana dan prasarana Aparatur Mahkamah Agung PA Muara Bulian TA 2017
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
Pagu 941.440.000
Realisasi 937.395.000
sisa 4.045.000
941.440.000 937.395.000
4.045.000 -
100.000.000 200.000.000 300.000.000 400.000.000 500.000.000 600.000.000 700.000.000 800.000.000 900.000.000 1.000.000.000
Secara keseluruhan untuk Program Dukungan Manajemen & Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya dan Program Peningkatan Sarana & prasarana Aparatur Mahkamah Agung tahun anggaran 2017 dengan Total Anggaran sebesar Rp941.440.000,- (
Sembilan ratus empat puluh satu juta empat ratus empat puluh ribu rupiah
) Realisasi Rp937.395.000,- (Sembilan ratus tiga puluh tujuh juta tiga ratus Sembilan puluh lima ribu rupiah
) atau mencapai 99,57% dari Anggaran yang ada.Laporan realisasi Program Dukungan Manajemen & Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya dan Program Sarana & prasarana Aparatur Mahkamah Agung Anggaran DIPA 01 secara lengkap dapat dilihat pada lampiran laporan tahunan ini.
33
c. Program Peningkatan Manajemen Peradilan
Program peningkatan Manajemen Peradilan adalah merupakan program utama yang anggarannya bersumber dari DIPA 04 dengan Nomor : SP DIPA- 005.04.2.403053/2017 tanggal 07 Desember 2016, program ini terbagi mejadi dua kegiatan pokok yaitu Bantuan Pembebasan Biaya Perkara dan Biaya Penyelesaian Perkara diluar gedung pengadilan.
Pada tahun anggaran 2017 Program peningkatan Manajemen Peradilan Pengadilan Agama Muara Bulian memperoleh Anggaran sebesar Rp. 66.200.000,- (
enam puluh enam juta dua ratus ribu rupiah
) dengan rincian sebagai berikut :- Dana Bantuan Pembebasan Biaya Perkara sebesar Rp. 9.000.000,- (
Sembilan juta rupiah
).• Dana untuk Biaya Penyelesaian Perkara diluar gedung pengadilan sebesar Rp.
57.200.00,- (
lima puluh tujuh juta dua ratus ribu rupiah
)Dari alokasi dana sebesar Rp. 66.200.000,-.(
enam puluh enam juta dua ratus ribu rupiah
) sampai dengan akhir tahun anggaran 2017 dapat terealisasi sebesar Rp65.731.000.,- (enam puluh lima juta tujuh ratus tiga puluh satu ribu
) atau mencapai 99,29%.Tabel Realisasi Anggaran
Program peningkatan Manajemen Peradilan PA Muara Bulian TA 2017
34
Grafik 11 : Realisasi Anggaran DIPA 04 Program peningkatan Manajemen Peradilan
Pengadilan Agama Muara Bulian TA 2017
prodeo sidang keliling
Pagu 9.000.000 57.200.000
Realisasi 8.531.000 57.200.000
sisa 469.000 -
9.000.000
57.200.000
8.531.000
57.200.000
469.000 -
- 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 70.000.000
Pagu Realisasi sisa
Laporan realisasi Program peningkatan Manajemen Peradilan Anggaran DIPA 04 secara lengkap dapat dilihat pada lampiran laporan tahunan ini.
35
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ……….
Berbagai kebijakan yang telah ditempuh dalam periode tahun 2017 serta program dan kegiatan yang telah dilaksanakan telah memberikan dampak yang signifikan bagi penyelesaian perkara pada Pengadailan Agama Muara Bulian, yang ditunjukkan dengan persentase penyelesaian perkara pada Pengadilan Agama Muara Bulian mencapa 95,4% di akhir tahun ini.
Dari 12 Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Agama Muara Bulian yang targetnya telah ditetapkan pada awal tahun 2017, terdapat 11 IKU yang pencapaiannya telah terpenuhi dan 1 IKU yang belum dapat mencapai target. Belum tercapainya target tersebut dikarenakan minimnya lembaga penyelenggara diklat yang memberikan sertifikasi sebagai tanda lulus. Namun demikian Pengadilan Agama Muara Bulian telah rutin melaksanakan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) demi memajukan kualitas pegawai Pengadilan Agama Muara Bulian. Permasalahan yang mempengaruhi pencapaian target tersebut selanjutnya akan menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun berikutnya.
Dalam rangka peningkatan kinerja Pengadilan Agama Muara Bulian, informasi capaian dan permasalahan yang dituangkan dalam Laporan Kinerja akan menjadi bahan perbaikan di tahun berikutnya. Untuk itu, rencana aksi yang akan dilakukan antara lain adalah :
a) Melakukan perubahan budaya kerja dengan logika dasar serta menerapkan nilai- nilai integritas dan akuntablitas dalam setiap pelaksanaan kegiatan.
b) Penetapan Perjanjian Kinerja di lingkungan Pengadilan Agama Muara Bulian.
c) Pengukuran kinerja secara berkala yang rutin dilaporkan kepada Pimpinan secara berkala.
36
d) Penyusunan Laporan Kinerja secara berkala (triwulanan) dalam bentuk Laporan Interim, yang melaporkan kinerja Pengadilan Agama Muara Bulian.
e) Mengintegrasikan sistem informasi, monitoring dan pelaporan di lingkungan Pengadilan Agama Muara Bulian.
f) Mengintegrasikan sistem penilaian kinerja individu /pegawai dengan kinerja organisasi secara penuh.
g) Penerapan
knowlegde management
(KM) di lingkungan Pengadilan Agama Muara Bulian.h)
Assesement
SDM aparatur berbasis kompetensi dan pengisian jabatan fungsional.j) Memperbaiki arsitektur data dan informasi kinerja, nomenklatur program/kegiatan, dan
unit cost
dalam penyusunan anggaran.k) Penyiapan dan penyempurnaan SOP/
handbook
di setiap unit organisasi, utamanya untuk pelayanan publik.Dengan menganalisa kinerja Pengadilan Agama Muara Bulian tahun 2017 maka diharapkan adanya suatu langkah nyata untuk meningkatkan kualitas kinerja yang berwibawa, mandiri dan hasil putusannya lebih mencerminkan rasa keadilan.
Meningkatnya kualitas kinerja Pengadilan Agama Muara Bulian akan terlaksana apabila unit-unit dan komponen pendukungnya saling mengisi, terencana, tersistimatis dan terprogram secara komprehensif.
Kiranya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2017 ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan sekaligus menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja. Bagi organisasi Pengadilan Agama Muara Bulian, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2017 ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan penting dalam penyusunan dan implementasi : Rencana Kerja (
Operational Plan
), Rencana Kinerja (Performance Plan)
, Rencana37
Anggaran (
Financial Plan
), dan Rencana Strategis (Strategic Plan
) pada masa- masa mendatang.B. Rekomendasi ……….
1 Perlu peningkatan komitmen bersama untuk menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagai instrumen control yang obyektif dan transparan dalam mengelola sarana dan prasarana serta ketrampilan sumber daya manusia untuk peningkatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Pasuruan.
2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian akhir dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dapat dioptimalkan pemanfaatannya sebagai alat evaluasi kinerja bagi Pengadilan Agama Pasuruan dan dapat memberikan dampak yang positif bagi Pengadilan Agama diwilayah hukum Pengadilan Agama Pasuruan.
3 Menjadikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai ukuran kinerja organisasi pemerintah secara nyata dan akuntabel dengan menerapkan fungsi