• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2021 DI KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PELAKSANAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2021 DI KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2021 DI KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Oleh:

BOYS PUTRA ANGGOMAN DABUKKE NIM. 11820712372

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU-PEKANBARU

2023 M/1444 H

(2)

PELAKSANAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2021 DI KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Fakultas Syariah dan Hukum

Oleh:

BOYS PUTRA ANGGOMAN DABUKKE NIM. 11820712372

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU-PEKANBARU

2023 M/1444 H

(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Boys Putra Anggoman Dabukke,(2022): Pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 di Kabupaten Simalungun.

Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh diaturnya ketentuan mengenai penyelenggaraan analisis dampak lalu lintas yang diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas. Analisis dampak lalu lintas merupakan kajian mengenai dampak lalu lintas dari suatu kegiatan dan/atau perencanaan pengaturan lalu lintas. Analisis dampak lalu lintas wajib dilakukan di kawasasan wisata di Kabupaten Simalungun. Penelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu bagaimana pelaksanaan analisis dampak lalu lintas berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas di Kabupaten Simalungun. Serta apa saja hambatan dalam pelaksanaan analisis dampak lalu lintas berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas di Kabupaten Simalungun. Penelitian bertujuan untuk menambah wawasan masyarakat terhadap pelaksanaan analisis dampak lalu lintas di Kabupaten Simalungun.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian normatif empiris. Hukum normatif empiris merupakan pemahaman hukum yang diartikan sebagai norma(aturan) dan pelaksanaan aturan hukum dalam perilaku nyata sebagai akibat keberlakuan norma hukum yang dilakukan di Kabupaten Simalungun. Penulis menggunakan metode pengumpulan data yakni obeservasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas masih belum dilaksanakan secara maksimal.

Peraturan tersebut masih belum dilaksanakan karena beberapa faktor yang menghambat dalam pelaksanaan analisis dampak lalu lintas di Kabupaten Simalungun yakni Belum dilakukan pengecekan secara menyeluruh izin tempat wisata di Kabupaten Simalungun, Tidak adanya sosialisasi peraturan untuk masyarakat, dan Tidak diterapkan sanksi bagi pengelola tempat wisata yang belum melaksanakan analisis dampak lalu lintas.

Kata kunci: Analisis dampak lalu lintas, kawasan wisata, Kabupaten Simalungun.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, shalawat beriringkan salam tetuntuk Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada umat manusia, semoga kita semua merupakan umat beliau yang akan mendapat syafa’at di hari akhirat kelak.

Skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 Di Kabupaten Simalungun”. Karya ilmiah ini akan membahas mengenai pelaksanaan analisis dampak lalu lintas yang ada di Kabupaten Simalungun. Penulis berharap dengan adanya skripsi ini dapat membuka wawasan bagi masyarakat dan sebagai acuan bagi pemerintah dalam menjalankan tugasnya.

Hasil karya ilmiah yang disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan penelitian skripsi ini, maka apabila ada kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Dalam penulisan Skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara Moril maupun Materil yang sangat berharga. Oleh karena itu selayaknya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

(8)

iii

1. Keluarga tercinta, orang tua, Kakak dan adik, yang telah memotivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, terima kasih untuk semuanya.

2. Bapak Rektor UIN Suska Riau, Prof. Dr. Hairunas, M,Ag beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di UIN Suska Riau.

3. Bapak Dr. Zulkifli, M.Ag. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum beserta jajarannya yang telah mempermudah proses penyelesaian Skripsi ini.

4. Ketua Jurusan Ilmu Hukum, Asril, SH.MH, serta Sekretaris Jurusan Ilmu Hukum Dr. M. Alpi Syahrin, SH.MH, dan staf Jurusan Ilmu Hukum, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Lysa Angrayni, S.H., M.H, sebagai pembimbing I dan Bapak Muslim S.Ag., S.H., M.Hum sebagai pembimbing II yang telah membimbing penulis, memberikan saran dan pendapat dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak /Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

Sehingga penulis bisa mengerti dari apa yang belum penulis ketahui.

Semua ilmu yang telah diberikan sangat berarti dan berharga demi kesuksesan penulis dimasa mendatang.

7. Bapak Dr. Nur Hidayat, S.H., M.H selaku penasehat akedimis penulis yang telah memberikan motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

8. Bapak kepala kepustakaan Al-Jami’ah UIN SUSKA RIAU beserta karyawan yang telah menyediakan buku-buku literatur kepada penulis.

(9)

iv

9. Segenap dosen fakultas syariah dan hukum beserta seluruh karyawan dan pegawai fakultas syariah dan hukum di kampus UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

10. Bapak Ricki Sibarani selaku Bidang Analisis Dampak Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Simalungun yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian dan menjadi narasumber dalam wawancara.

11. Sahabat-sahabat yang sama-sama berjuang di Ilmu Hukum angkatan 2018 khususnya di Ilmu Hukum-I dan Hukum Tata Negara-C, yang telah menemani serta membantu saya selama dikampus.

12. Teman-teman terbaik saya Queen Amalani Saragih, Arham Nugroho, Muhammad Agussalim, Muhammad Fadillah, Ramadhana Hasibuan, M.

Yogi Riski Akbar serta Raldo S Meliala yang telah memberi support saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Harapan penulis semoga Allah SWT menerima amal kebaikan mereka dan membalasnya dengan kebaikan yang jauh lebih baik. Semoga Skripsi ini bermanfaat dan bisa menambah khasanah ilmu pengetahuan. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pekanbaru, Desember 2022 Penulis

BOYS PUTRA ANGGOMAN DABUKKE NIM. 11820712414

(10)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Kerangka Teoritis ... 12

B. Penelitian Terdahulu ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Lokasi Penelitian ... 32

C. Informan Penelitian ... 33

D. Pendekatan Penelitian ... 33

E. Jenis dan Sumber Data ... 34

F. Metode Pengumpulan data ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas di Kabupaten Simalungun ... 37 B. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Peraturan Menteri

Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021

(11)

vi

tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas di

Kabupaten Simalungun ... 46

BAB V PENUTUP ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan merupakan salah satu peraturan di Indonesia. Penyelenggaraan jalan dan transportasi dibahas dalam peraturan tersebut. Terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, selamat, aman, terpadu, dan lancar dengan moda transportasi lainnya untuk meningkatkan perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa adalah tujuan yang ingin dicapai oleh peraturan ini. 1 Namun masih saja banyak masalah yang terjadi sehingga tujuan dari peraturan tersebut masih belum seluruhnya tercapai.

Demi mewujudkan tujuan yang dijelaskan dalam UULLAJ tersebut, pemerintah membuat sebuah program yang dinamakan analisis dampak lalu lintas.

Analisis dampak lalu lintas juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan. Dalam pasal 2 ayat (2) peraturan ini dijelaskan bahwa Dokumen analisis dampak Lalu Lintas terintegrasi dengan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup.

1 Pasal 3 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

(13)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999, Pasal 1 ayat (1), Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan pula untuk proses pengambilan keputusan.

Tujuan dari Analisis mengenai dampak lingkungan ini adalah sebagai jaminan supaya suatu kegiatan dan usaha dalam pembangunan dapat berjalan secara terus menerus dengan tidak mengotori dan merusak lingkungan. Artinya, kegiatan dan usaha tersebut dapat dikatakan mantap dari aspek lingkungan hidup. Pada dasarnya sangat diharapkan dengan adanya Analisis mengenai dampak lingkungan, layaknya lingkungan sebuah rencana usaha atau kegiatan pembangunan diharapkan mampu secara optimal meminimalisir kemungkinan negatif pada lingkungan hidup, dan diharapkan Analisis mengenai dampak lingkungan ini dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara tepat. Analisis mengenai dampak lingkungan juga dapat berperan dalam menetapkan pengambilan keputusan seperti yang tercantum pada Pasal 1 ayat (1) PP 27 Tahun 1999.2

Analisis mengenai dampak lingkungan memiliki kegunaan bukan hanya sebagai alat perencanaan pembangunan daerah, membantu proses pengambilan keputusan mengenai kelangsungan rencana usaha dan/atau kegiatan, memberikan masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan, serta menginformasikan kepada masyarakat tentang dampaknya rencana usaha dan/atau kegiatan. Akan tetapi juga dapat memberikan solusi yang tepat dalam

2 Indasah, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta : Deepublish, 2020), h.

36.

(14)

meminimalisir dampak negatif pada lingkungan, digunakan untuk menentukan keputusan bagi penyelenggara/pemberi izin terhadap suatu usaha dan pusat kegiatan.3

Analisis dampak lalu lintas juga tidak jauh berbeda dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Analisis dampak lalu lintas juga sangat berguna dalam rencana usaha dan/atau kegiatan. Artinya dalam pemberian izin suatu usaha dan/atau kegiatan harus dilakukan analisis dampak lalu lintas terlebih dahulu.

Menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021, Hasil analisis dampak LaIu Lintas yang terintegrasi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan dalam rangka memenuhi Perizinan Berusaha dalam kegiatan pendirian bangunan.

Penyelenggaraan analisis dampak lalu lintas ini diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas. Setiap rencana perbaikan pusat- pusat aktivitas atau kegiatan, permukiman, dan kerangka kerja yang akan mengganggu ketertiban yang mempengaruhi keamanan, kesejahteraan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, adalah diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan pengaruh lalu lintas. Hal tersebut diatur dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analis Dampak Lalu Lintas.4

3 Ibid, h. 37.

4 Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas.

(15)

Analisis dampak lalu lintas atau bisa disebut sebagai andalalin merupakan kajian mengenai dampak lalu lintas dari suatu kegiatan dan/atau perencanaan pengaturan lalu lintas. Dampak dari pembangunan atau perencanaan dapat diperhitungkan berapa besar bangkitan perjalanan baru memerlukan manajemen serta rekayasa lalu lintas untuk mengatasi dampaknya dengan adanya analisis dampak lalu lintas. Perubahan kegunaan lahan baik perubahan kategori ataupun intentsitasnya dapat membangkitkan lalu lintas sehingga minimal maupun maksimal akan berpengaruh dalam lalu lintas disekitarnya. Analisis dampak lalu lintas adalah studi yang dapat menilai apa saja yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan karena suatu pengembangan kawasan terhadap lalu lintas disekitarnya.5

Berdasarkan pasal 4 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas, analisis dampak lalu lintas harus dilakukan terhadap pembangunan seperti pusat kegiatan, pemukiman, dan infrastruktur. Hal tersebut digolongkan dalam 3 kategori skala dampak bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan sebagai berikut :

a. Kegiatan dengan bangkitan lalu lintas yang tinggi;

b. Kegiatan dengan bangkitan lalu lintas yang sedang; dan c. Kegiatan dengan bangkitan lalu lintas uang rendah.

Pusat kegiatan harus dilaksanakan analisis dampak lalu lintas ialah untuk kegiatan perdagangan, kegiatan industri, kegiatan perkantoran, fasilitas

5 Josef Sumajuow, “Analisis Dampak Lalu Lalu Lintas (Andalalin) Kawasan Kampus Universitas Sam Ratulangi”, Jurnal Ilmiah Media Engineering, vol. 3 No. 2 (juli, 2013), h. 133.

(16)

pendidikan, kegiatan pariwisata, fasilitas pelayanan umum, dan/atau kegiatan lain yang dapat menimbulkan bangkitan atau tarikan lalu lintas.6 Analisis dampak lalu lintas tersebut wajib dilakukan setiap tempat wisata yang berada disemua daerah di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Simalungun.

Kabupaten Simalungun adalah daerah yang terletak di Provinsi Sumatera utara. Simalungun tersusun atas 32 kecamatan yang mana beberapa dari kecamatan tersebut juga merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai banyak tempat wisata. seperti Kecamatan Sidamanik, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kecamatan Dolok Pardamean dan lain lain. Tidak sedikit pula orang dari luar daerah mengunjungi tempat tempat wisata tersebut. Sehingga bangkitan lalu lintas di Kabupaten Simalungun menjadi tinggi. Akibat dari hal tersebut, jalan besar Kabupaten Simalungun menjadi rawan kemacetan.

Dalam lampiran 1 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 menjelaskan bahwa dalam kawasan wisata wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas.7 Karena Kabupaten Simalungun banyak terdapat kawasan pariwisata, maka seluruh tempat wisata yang berada dalam kawasan Kabupaten Simalungun harus dilakukan analisis dampak lalu lintas.

Memang sebelum tempat wisata yang ada di Kabupaten Simalungun dibuka untuk umum, lalu lintas di jalan besar Kabupaten Simalungun tidak terlalu ramai sehingga tidak terjadi kemacetan. Namun setelah tempat tempat wisata tersebut dibuka untuk umum, banyak sekali kendaraan yang datang dari luar daerah yang

6 Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

7 Lampiran 1 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas

(17)

datang untuk mengunjungi tempat wisata tersebut. Harusnya saat ini seluruh tempat wisata yang ada di Kabupaten Simalungun sudah dilakukan analisis dampak lalu lintas karena bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan sudah tinggi.

Apalagi jalan yang digunakan dalam tempat wisata tersebut merupakan jalan kabupaten yang mana harus ada izin analisis dampak lalu lintas dari Bupati Simalungun.

Harusnya sebelum tempat wisata yang ada di Kabupaten Simalungun dibuka, harus mendapatkan izin usaha dan/atau dengan melakukan analisis dampak lalu lintas terlebih dahulu. Dokumen analisis dampak lalu lintas berdasarkan “pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021 paling tidak memuat:

a. Perencanaan dan metodologi analisis dampak Lalu Lintas;

b. Analisis kondisi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan saat ini;

c. Analisis bangkitan/tarikan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan akibat pembangunan berdasarkan kaidah teknis transportasi dengan menggunakan faktor trip rate yang ditetapkan secara nasional;

d. Analisis distribusi perjalanan;

e. Analisis pemilihan moda;

f. Analisis pembebanan perjalanan;

g. Simulasi kinerja Lalu Lintas yang dilakukan terhadap analisis dampak Lalu Lintas;

h. Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak Lalu Lintas;

(18)

i. Rincian tanggung jawab Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dan pengembang atau pembangun dalam penanganan dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam huruf h;

j. Rencana pemantauan dan evaluasi; dan

k. Gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan.”

Berdasarkan uraian diatas, tempat tempat wisata yang ada di Kabupaten Simalungun harusnya sudah dilakukan analisis dampak lalu lintas guna menghindari dampak negatif terhadap lalu lintas akibat pembangunan atau pengembangan tempat wisata. Namun sampai saat ini analisis dampak lalu lintas masih belum dilakukan. Hal tersebutlah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti dengan sebuah karangan ilmiah dengan judul “Pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 Di Kabupaten Simalungun”.

B. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan oleh penulis dengan tujuan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan agar penelitian ini sesuai dengan tujuan serta tidak menyimpang dari masalah yang akan dibahas. Maka agar penelitian ini tidak menyimpang dari masalah yang dibahas, peneliti membatasi masalah bahwa penelitian ini dilakukan pada tahun 2022 dan berfokus dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas yang dilakukan ditempat wisata yang ada di Kabupaten Simalungun.

(19)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan penulis diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan analisis dampak lalu lintas berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 di Kabupaten Simalungun?

2. Apa faktor yang menghambat pelaksanaan analisis dampak lalu lintas berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 di Kabupaten Simalungun?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berikut ini dapat diuraikan tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang penulis buat:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan analisis dampak lalu lintas berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 17 Tahun 2021 di Kabupaten Simalungun.

b. Untuk mengetahui faktor yang menghambat pemerintah daerah Kabupaten Simalungun dalam menganalisis dampak lalu lintas pada setiap tempat wisata di Kabupaten Simalungun.

(20)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan untuk mencakup hal- hal berikut:

a. Secara Teoritis

1) Menambah ilmu lebih dalam tentang Peraturan Pemerintah khususnya Peraturan Menteri Pehubungan Nomor 17 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas.

2) Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas peneliti untuk mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari.

b. Secara Praktis

1) Untuk penulis, Menambah wawasan dan pengetahuan dalam pengaplikasian langsung ke lapangan tentang apa saja yang diperoleh pada saat perkuliahan.

2) Bagi masyarakat, memberikan pengetahuan lebih kepada masyarakat khususnya masyarakat di daerah Kabupaten Simalungun.

3) Bagi pemerintah, dapat melaksanakan kebijakan sebagaimana mestinya yang dijelaskan dalam peraturan tersebut.

c. Secara akademis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi atau rujukan bagi generasi yang menginginkan penelitian yang sama.

(21)

E. Sistematika Penulisan

Penggambaran sistematika yang digunakan oleh penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB 1. : PENDAHULUAN

Pada bagian ini peneliti akan membagi dalam 5 sub bab yakni : Latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2. : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini penulis akan menjelaskan tentang analisis dampak lalu lintas yang mana sangat berkaitan deengan penelitian ini yakni tinjauan tentang analisis dampak lalu lintas, efektivitas hukum, dan hukum perizinan.

BAB 3. : METODE PENELITIAN

Pada bagian ini penulis menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian atau lokasi penelitian dan lain sebagainya.

BAB 4. : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan menerangkan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan didalam

(22)

rumusan masalah sebelumnya, sehingga kita bisa mendapati hasil yang rapih dan tersistematik.

BAB 5. : PENUTUP

Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan dan memberi sedikit saran dari penulisan ini.

(23)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis

1. Analisis Dampak Lalu Lintas

Analisis dampak lalu lintas merupakan rangkaian kegiatan yang melihat bagaimana pergerakan lalu lintas akibat pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur. Hasil analisis dampak lalu lintas dituangkan ke dalam dokumen yang diterbitkan sebagai rekomendasi manajemen, persetujuan rekayasa lalu lintas, dan sebagainya.8 Menurut Tamin (2000), analisis dampak lalu lintas pada hakekatnya adalah pemeriksaan dampak dari bangkitan lalu lintas baru, lalu lintas yang berpindah, dan kendaraan yang masuk dan keluar lahan terhadap sistem pergerakan arus lalu lintas di sekitarnya.

Tujuan dari pelaksanaan analisis dampak lalu lintas adalah berikut ini :

1. Mengantisipasi dampak yang diakibatkan suatu pembangunan kawasan;

2. Melakukan peningkatan atau perbaikan yang diguanakan untuk memfasilitasi perubahan yang terjadi akibat adanya pengembangan baru;

8 https://www.andalalindkijakarta.com/, diakses pada Rabu, 24 November 2021 pukul 12:52 WIB.

(24)

3. Menyepadani keputusan keputusan terkait tata guna lahan dengan jumlah dan lokasi akses lalu lintas, kondisi lalu lintas, serta opsi peningkatan/perbaikan;

4. Mengenali masalah-masalah yang dapat berpengaruh terhadap putusan pengembang dalam melanjutkan proyek yang diusulkan;

5. Sebagai alat pengawasan dan pertimbangan dalam dilaksanakannya manajemen dan rekayasa lalu lintas.9

Sedangkan manfaat dari pelaksanaan analisis dampak lalu lintas ialah berikut ini :

1. Mengantisipasi dan memperkirakan dampak lalu lintas berdasarkan operasi analisis yang bisa diamanahkan, bukan pemahaman pendapat yang tidak mendasar.

2. Menyarankan solusi dalam penanganan permasalahan yang tepat.

3. Mengakomodasi penentu kebijakan dibidang lalu lintas dan pembina jalan maupun perizinan bangunan dalam pengambilan keputusan.

4. Mengusulkan bagian partisipasi dalam penanganan dampak antara pemerintah dan pengembang.

5. Akuntabilitas publik.

Analisis dampak lalu lintas sudah diatur dalam peraturan menteri perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021. Dalam pasal 2 peraturan tersebut berisi Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan,

9 http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/4292211007153369665408August2018, diakses pada Rabu, 24 November 2021 pukul 13:07 WIB.

(25)

pemukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas. Rencana pembangunan tersebut dapat berupa pembangunan baru atau pengembangan.10

Pusat kegiatan yang dimaksud dalam pasal 2 diatas yakni berupa bangunan untuk :

a. Kegiatan perdagangan;

b. Kegiatan perkantoran;

c. Kegiatan industri;

d. Kegiatan pariwisata;

e. Fasilitas pendidikan;

f. Fasilitas pelayanan umum; dan/atau

g. Kegiatan lain yang dapat menimbulkan bangkitan dan/atau tarikan lalu lintas.

Pemukiman yang disebut dalam pasal 2 peraturan tersebut berupa : a. Perumahan dan permukiman;

b. Rumah susun dan apartemen; dan/atau

c. Permukiman lain yang dapat menimbulkan bangkitan dan/atau tarikan lalu lintas.

Infrastruktur sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2 peraturan tersebut berupa :

10 Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021 teentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

(26)

a. Akses ke dan dari jalan tol;

b. Pelabuhan;

c. Bandar udara;

d. Terminal;

e. Stasiun kereta api;

f. Tempat penyimpanan kendaraan;

g. Fasilitas parkir untuk umum; dan/atau

h. Infrastruktur lain yang dapat menimbulkan bangkitan dan/atau tarikan lalu lintas.

Untuk kriteria minimal analisis dampak lalu lintas telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 pada lapiran I. Pada lampiran tersebut tertera jelas bahwa wajib dilakukan studi analisis dampak lalu lintas apabila ternyata diperhitunkan telah menimbulkan 75 perjalanan (kendaraan) baru pada jam padat dan atau menimbulkan rata rata 500 perjalanan (kendaraan) baru setiap harinya pada jalan yang dipengaruhi oleh adanya bangunan atau permukiman atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan.11

Jadi tempat wisata khusus nya dalam penelitian ini yang berada di Kabupaten Simalungun wajib dilaksanakan analisis dampak lingkungan karna dipengaruhi oleh banyak nya perjalanan (kendaraan) baru pada

11 Lampiran I Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas.

(27)

setiap jam padat akibat pengaruh tarikan lalu lintas pada tempat wisata tersebut.

2. Bangkitan Lalu Lintas Yang Wajib Dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas

Pusat kegiatan, pemukiman, dan infrastruktur lainnya yang harus melakukan analisis dampak lalu lintas yang mana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 17 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas, dikategorikan dalam 3 skala dampak Bangkitan Lalu Lintas yang diakibatkan sebagai berikut:

1. Kegiatan yang memiliki Bangkitan Lalu Lintas tinggi;

2. Kegiatan yang memiliki Bangkitan Lalu Lintas sedang; dan 3. Kegiatan yang memiliki Bangkitan Lalu Lintas rendah.

Pembagian skala dampak Bangkitan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis dampak lalu lintas dengan kriteria sebagai berikut:

a. kegiatan dengan Bangkitan Lalu Lintas tinggi merupakan kegiatan yang membangkitkan perjalanan lebih dan 1.500 (seribu lima ratus) perjalanan per jam;

b. kegiatan dengan Bangkitan Lalu Lintas sedang merupakan kegiatan yang membangkitkan perjalanan an tara 500 (lima ratus) sampai dengan 1.500 (seribu lima ratus) perjalanan per jam; dan

(28)

c. kegiatan dengan Bangkitan Lalu Lintas rendah merupakan kegiatan yang membangkitkan perjalanan antara 100 (seratus) sampai dengan 499 (empat ratus sembilan puluh sembilan) perjalanan per jam.

4. Standard Ukuran yang harus Dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas

a. Kategori skala dampak Bangkitan Lalu Lintas yang ditimbulkan pada rencana pembangunan pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf d dilakukan dengan kriteria yang dihitung berdasarkan: luas lantai bangunan;

atau luas lahan.

b. Kategori skala dampak Bangkitan Lalu Lintas yang ditimbulkan pada rencana pembangunan pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e dilakukan dengan kriteria yang dihitung berdasarkan jumlah siswa yang mampu ditampung dalam satuan waktu tertentu.

c. Kategori skala dampak Bangkitan Lalu Lintas yang ditimbulkan pada rencana pembangunan pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf f dilakukan dengan kriteria yang dihitung berdasarkan: jumlah tempat tidur; atau luas lantai bangunan.

d. Kategori skala dampak Bangkitan Lalu Lintas yang ditimbulkan pada rencana pembangunan pusat kegiatan sebagaimana dimaksud

(29)

dalam Pasal 3 ayat (1) huruf g dilakukan dengan kriteria yang dihitung berdasarkan: jumlah dispenser; jumlah kamar; jumlah tempat duduk; atau luas lantai bangunan.

e. Kategori skala dampak Bangkitan Lalu Lintas yang ditimbulkan pada rencana pembangunan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a dan huruf b dilakukan dengan kriteria yang dihitung berdasarkan jumlah unit.

Kategori skala dampak Bangkitan Lalu Lintas yang ditimbulkan pada rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c dilakukan dengan kriteria yang dihitung berdasarkan: jumlah kamar; atau luas lantai bangunan.

Kategori skala dampak Bangkitan Lalu Lintas yang ditimbulkan pada rencana pembangunan infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf a sampai dengan huruf e dilakukan dengan kriteria yang dihitung berdasarkan volumelalu lintas sesuai dengan: hierarki; tipe;

atau kelas.

Kategori skala dampak Bangkitan Lalu Lintas yang ditimbulkan pada rencana pembangunan infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf f dan huruf g dilakukan dengan kriteria yang dihitung berdasarkan kapasitas.

Kriteria berdasarkan volume lalu lintas digunakan untuk menentukan kategori skala dampak timbulan lalu lintas yang diakibatkan

(30)

oleh rencana pembangunan infrastruktur lainnya, sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf h Pasal 3.

kategori skala dampak Bangkitan Lalu Lintas yang ditimbulkan pada rencana pembangunan infrastruktur lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf h dilakukan dengan kriteria yang dihitung berdasarkan volumelalu lintas.

Rencana pembangunan infrastruktur lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang merupakan akses dari ke jalan eksisting wajib memiliki Analisis Dampak Lalu Lintas. Dalam hal rencana pembangunan infrastruktur lain sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menghubungkan jalan yang belum pernah ada, tidak dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.

5. Pengertian Efektivitas Hukum

Penelitian efektivitas hukum adalah mengkaji fungsi sosial hukum dan sangat berguna dan relevan bagi negara berkembang seperti Indonesia..12 Hans Kelsen mengklaim bahwa istilah "efektivitas hukum"

juga mengacu pada "keabsahan hukum". yang menunjukkan bahwa setiap orang berkewajiban untuk bertindak sesuai dengan norma hukum, mematuhi norma hukum, dan menerapkan norma hukum. Fakta bahwa orang benar-benar bertindak sesuai dengan norma hukum, bahwa norma benar-benar diterapkan dan dipatuhi, adalah bukti efektivitas hukum.13

12 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), h.31.

13 Sabian Usman, Dasar-Dasar Sosiolog, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2009), h.12.

(31)

6. Tujuan Efektivitas Hukum

Tujuan utama dari hukum pada dasarnya adalah untuk membuat permintaan sosial yang tepat, untuk membuat permintaan dan keseimbangan. Norma dan hukum sosial yang mengatur masyarakat tidak boleh bertentangan dengan interaksi sosial apa pun. Hak dan kewajiban manusia sebagai makhluk sosial diseimbangkan oleh hukum, yang juga mencapai keadilan melalui kehidupan komunal. Jeremy Betham membuat pon ini, menunjukkan bahwa hukum dianggap hukum jika menguntungkan banyak orang.14

7. Faktor Faktor Efektivitas Hukum

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keefektivan hukum a. Faktor hukum itu sendiri

Tujuan hukum adalah untuk menjamin ketertiban, kepastian, dan keadilan. Ada kalanya terjadi konflik antara keadilan dan kepastian hukum di bidang administrasi hukum. Ketika seorang hakim memutuskan suatu perkara dengan menerapkan hukum saja, ada kalanya nilai keadilan tidak tercapai. Kepastian hukum bersifat konkrit dan nyata, sedangkan keadilan bersifat abstrak. Akibatnya, keadilan paling tidak menjadi prioritas tertinggi ketika menangani masalah hukum. Masih banyak norma sosial yang mampu mengatur kehidupan

14 Achman Ali, Menguak Realistis Hukum Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam Bidang Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), h.76.

(32)

masyarakat karena hukum tidak hanya dilihat melalui kacamata hukum tertulis.15

b. Faktor penegak hukum

Pihak-pihak yang membuat atau menegakkan hukum termasuk dalam faktor ini. Aparat penegak hukum kategori ini mampu memberikan kepastian, keadilan, dan kemanfaatan hukum secara proporsional. Aparat penegak hukum mulai dari kepolisian, kejaksaan, kejaksaan, penasehat hukum, dan sipir, namun istilah “aparat penegak hukum” mencakup baik lembaga penegak hukum maupun aparat penegak hukum (orang). Kegiatan penerimaan laporan, penyidikan, penyidikan, penuntutan, pembuktian, penjatuhan pidana dan sanksi, serta upaya pengembalian terpidana, semuanya diberikan kewenangan untuk menjalankan tugasnya masing-masing oleh masing-masing pejabat dan aparatur.16

Setiap aparat penegak hukum memiliki kedudukan (atau status) dan peran (atau peranan) dalam masyarakat. Posisi sosial mengacu pada posisi tertentu dalam struktur sosial. Karena posisi ini adalah peran atau peran, orang biasanya memainkan peran selain posisinya. Kewajiban adalah beban atau tugas, sedangkan hak adalah wewenang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Komponen berikut dapat digunakan untuk menggambarkan peran tertentu: 1) posisi ideal; 2)

15 Nur Fitryani Siregar, “Efektivitas Hukum”, Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Kemasyarakatan, vol. 18 No. 2 (Desember, 2018), h. 7.

16 Ibid., h. 8.

(33)

posisi yang diharapkan; 3) konsep diri atau posisi yang dirasakan; dan (4) fungsi sebenarnya.17

Dalam menjalankan tugasnya, aparat penegak hukum tidak dapat bertindak semaunya; melainkan dituntut untuk memperhatikan kode etik yang berlaku di bidangnya. Kode etik memperhitungkan perilaku manusia saat membuat keputusan moral. Sudah ada kode etik tersendiri bagi profesi penegak hukum. namun dalam praktiknya, banyak aparat penegak hukum yang mengabaikan kode etik yang telah disepakati. Akibat dari tindakan aparat penegak hukum yang kurang berintegritas, dapat dikatakan mereka bertindak tidak etis dalam menjalankan tugasnya. Hal ini memperlambat perkembangan hukum yang diharapkan dinegeri ini, menimbulkan sikap negatif, dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja aparat penegak hukum..18

c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

Sarana pendukung pada dasarnya dapat dibentuk sebagai fasilitas yang diperlukan. Sarana fisik yang menjadi faktor pendukung menjadi mayoritas cakupannya. Penunjang fasilitas meliputi SDM yang terlatih dan berbakat, pergaulan yang baik, perangkat keras yang memadai, dana yang memadai, dll. Penegakan hukum tidak mungkin mencapai tujuannya jika fasilitas pendukung tidak terpenuhi. Sarana

17 Ibid., h. 9.

18 Ibid., h. 10.

(34)

penunjang yang ada di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana sangat menentukan kepastian dan kecepatan penyelesaian perkara. Menurut Soerjono Soekanto, faktor ketiga adalah sarana atau fasilitas yang membantu penegakan hukum. Ia menyatakan bahwa penegakan hukum tidak dapat berfungsi secara efisien tanpa sarana atau fasilitas yang memadai. Fasilitas atau sarana yang memadai antara lain meliputi tenaga kerja yang terlatih dan terampil, organisasi yang efektif, sumber daya yang memadai, dan sebagainya. Penegakan hukum tidak mungkin mencapai tujuannya jika hal ini tidak dilakukan. Bisa dibayangkan bagaimana regulasi akan ditegakkan jika aparat penegaknya kurang pendidikan, tata kelola organisasi yang buruk, dan dana yang tidak mencukupi.19

d. Faktor masyarakat

Tujuan penegakan hukum adalah untuk memulihkan ketertiban masyarakat. Hukum dipandang dengan cara tertentu oleh masyarakat..

Masyarakat Indonesia mempunyai pendapat mengenai hukum sangat berfareasi antara lain :20

1. Hukum dapat didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan.

2. Hukum adalah disiplin, atau metode pengajaran tentang realitas.

3. Norma atau aturan, atau standar perilaku baik yang diharapkan, adalah yang dimaksud dengan istilah hukum.

19 Ibid., h. 13.

20 Ibid.

(35)

4. Sistem hukum, juga dikenal sebagai hukum positif tertulis, adalah definisi hukum.

5. Petugas atau pejabat hukum didefinisikan sebagai hukum.

6. Keputusan yang dibuat oleh pejabat atau penguasa itulah yang merupakan hukum.

7. Proses pemerintahan dapat mendefinisikan hukum.

8. Hukum diartikan sebagai tingkah laku yang konsisten dan khas.

9. Hukum diartikan sebagai jalinan nilai.

10. Seni juga dapat diartikan sebagai hukum.

Karena orang hidup dalam konteks yang berbeda, makna yang disebutkan di atas berubah. Oleh karena itu, keharmonisan harus dijunjung agar setiap orang dapat memulai dari tempat yang sama.

Selain itu, masyarakat memiliki kecenderungan yang kuat untuk menafsirkan hukum dan bahkan mengidentifikasi dengan pejabat (dalam hal ini penegak hukum adalah individu). Salah satu dampaknya adalah pro dan kontra terhadap hukum selalu dikaitkan dengan cara aparat penegak hukum bertindak, yang mereka yakini merupakan cerminan dari struktur dan proses hukum.

Aparat penegak hukum dapat memperoleh kesan bahwa tindakan mereka selalu menarik perhatian masyarakat sebagai akibat dari keadaan ini, yang dapat menjadi pengaruh positif. Penerapan undang-undang yang ada atau yang berlaku adalah masalah lain yang muncul sebagai akibat dari opini publik. Kemungkinan penafsiran

(36)

tentang pengertian peraturan perundang-undangan dapat menjadi terlalu luas atau bahkan terlalu sempit jika para penegak hukum sadar bahwa dirinya dianggap sebagai hukum oleh masyarakat.21

e. Faktor kebudayaan

Karena persoalan sistem nilai yang menjadi inti dari budaya spiritual atau non-material diangkat dalam pembahasan, maka faktor budaya sebenarnya bergandengan dengan faktor masyarakat yang memang sengaja dipisahkan. Hal ini berbeda karena Lawrence M.

Friedman yang disebutkan oleh Soerdjono Soekamto mengatakan bahwa hukum meliputi struktur, substansi, dan kebudayaan sebagai suatu sistem (atau subsistem dari suatu sistem sosial).

Wadah atau bentuk sistem itu, yang meliputi, misalnya susunan lembaga-lembaga hukum formal, hukum antara lembaga-lembaga itu, hak dan kewajibannya, dan sebagainya, merupakan bagian dari struktur itu. Budaya (kerangka) yang sah pada dasarnya menggabungkan kualitas-kualitas yang mendasari regulasi material, nilai-nilai yang merupakan asal-usul konseptual dari apa yang dipandang baik (untuk dipeluk) dan apa yang dianggap mengerikan (dijauhi). Biasanya, nilai- nilai ini merupakan pasangan yang mewakili dua kondisi ekstrem yang harus diseimbangkan.

21 Ibid., h. 14.

(37)

8. Tinjauan Hukum Perizinan

Dalam lingkup hukum administrasi, perizinan merupakan salah satu instrumen yang paling sering digunakan. Karena pemerintah menggunakan izin sebagai alat hukum untuk mengatur perilaku masyarakat, maka izin yang merupakan Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) harus memiliki landasan hukum atau unsur legitimasi untuk dapat diterbitkan atau disebut juga dengan asas keabsahan. yang meliputi tiga unsur berikut: substansi, kewenangan, dan prosedur.22

Perizinan secara teori memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Instrumen Rekayasa Pembangunan Pemerintah

Dapat menetapkan pedoman dan pilihan yang memberikan kekuatan motivasi untuk pengembangan ekonomi. Sebaliknya, pedoman dan pilihan ini juga bisa menjadi penghalang untuk perbaikan.

b. Budgetering Perizinan Memiliki Fungsi Keuangan

Yang merupakan salah satu bentuk pendapatan negara. Kinerja kontra dalam bentuk biaya lisensi digunakan untuk menerbitkan izin dan lisensi kepada masyarakat umum. Biaya perijinan hanya dapat diatur dengan peraturan perundang-undangan karena rakyat memberikan kedaulatan negara.

22 Vera Rimbawani Sushanty, Hukum Perizinan, (Surabaya : Ubhara Press, 2020), h. 14.

(38)

c. Reguleren Perizinan Memiliki Fungsi Pengaturan

Yaitu menjadi alat untuk mengatur tindakan dan perilaku masyarakat. Perizinan pada umumnya digunakan untuk mengendalikan aktivitas pemerintahan dalam situasi tertentu yang ketentuannya memuat pedoman yang harus dipatuhi oleh yang bersangkutan atau pejabat yang berwenang.23

B. Penelitian Terdahulu

1. Skripsi berjudul “Pelaksanaan Kewenangan Persetujuan Dokumen Analisis dampak lalu lintas Berdasarkan Pasal 7 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Oleh Dinas Perhubungan Kota Malang”, ditulis oleh Surya Wana Saragih, Mahasiswa fakultas hukum Universitas Brawijaya.

Persamaan penelitian penulis dengan peneliti terdahulu ini adalah sama-sama meneliti tentang analisis dampak lalu lintas. Namun yang menjadi perbedaannya adalah penelitian penulis membahas mengenai pelaksanaan dari peraturan terkait analisis dampak lalu lintas khusus nya Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu lintas, sedangkan penelitian terdahulu ini khusus membahas tentang kewenangan persetujuan dokumen analisis dampak lalu lintas berdasarkan pasal 7 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 oleh Dinas Perhubungan Kota Malang.

23 Ibid. h. 26.

(39)

2. Tesis Berjudul “Penerapan analisis dampak lalu lintas pada pembangunan perumahan di Kota Malang dalam perspektif hukum perlindungan konsumen dikaitkan dengan undang undang lalu lintas dan angkutan jalan”, ditulis oleh Muhammad Fadli Amri, Mahasiswa Universitas Muhammaddiyah Malang.

Persamaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu ini adalah sama-sama meneliti tentang analisis dampak lalu lintas. Yang menjadi perbedaannya adalah dalam penelitian penulis dikhususkan dalam Pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas dikawasan pariwisata Kabupaten Simalungun, sedangkan dalam penelitian terdahulu ini membahas tentang penerapan analisis dampak lalu lintas dalam pembangunan perumahan di Kota Malang. Kemudian dalam penelitian terdahulu ini juga membahas tentang bentuk perlindungan hukum terhadap masyarakat penghuni perumahan sebagai pengguna jalan, sedangkan dalam penelitian penulis tidak membahas tentang bentuk perlindungan hukum.

3. Jurnal Berjudul “Analisis Dampak Lalu Lintas bagi Perumahan Sebagai Upaya Mengatasi Kepadatan Lalu Lintas Kabupaten Sleman”, ditulis oleh Ishviati Joenaini Koenti, Mahasiswa Fakultas Hukum Janabadra Yogyakarta.

Persamaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu ini adalah sama sama membahas tentang analisis dampak lalu lintas. Yang

(40)

menjadi perbedaannya ialah pada penelitian penulis berfokus kepada Pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomot 17 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas, sedangkan dalam penelitian terdahulu ini khusus membahas tentang analisis dampak lalu lintas bagi perumahan sebagai upaya untuk mengatasi kepadatan lalu lintas Kabupaten Sleman.

(41)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Jadi metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan.24

Metodologi penelitian adalah cara berpikir ilmiah secara rasional, empiris dan sistematis yang digunakan oleh peneliti suatu disiplinilmu untuk melakukan penelitian. Berpikir secara rasional, berarti kegiatan penelitian tersebut dijangkau dengan cara cara yang masuk akal, sehingga dapat dijangkau oleh penalaran manusia. Empiris, berarti sesuatu dengan cara yang dilakukan itu, dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain pun dapat mengamatinya. Sistematis, berarti proses yang dilakukan pada penelitian itu menggunakan langkah langkah tertentu bersifat logis dan terstruktur.25

Metode penelitian sangat berhubungan dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Lantas, dalam metode penelitian diperlukan adanya rancangan yang meliputi prosedur atau langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta bagaimana data tersebut nantinya diperoleh, diolah, dianalisis.26

24 Joko Subaryo, Metode Penelitian dalam Teori dan Publik, (Jakarta : Rineka cipta, 2011), h. 1.

25 I Made Laut Mertha Jaya, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta : Anak Hebat Indonesia, 2020), h. 5

26 Ibid.

(42)

Penelitian hukum adalah suatu penelitian yang mempunyai objek hukum, baik hukum sebagai suatu ilmu atau aturan aturan yang sifatnya dogmatis maupun hukum yang berkaitan dengan perilaku kehidupan masyarakat. Penelitian hukum pada dasarnya meruoakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahaakan suatu pemecahan atas permasalahan permasalahan yang timbuk didalam gejala bersangkutan.27

Agar dapat mudah diketahui dan dikaji dalam menganalisis suatu permasalahan, penulis menggunakan metode metode yang bersifat ilmiah. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini sebagai berikut :

A. Jenis dan Sifat Penelitian

Penulis akan menggunakan penelitian normatif empiris dalam penelitian ini. Pemahaman hukum dalam arti norma (aturan) dan penerapan aturan hukum dalam perilaku nyata karena berlakunya norma hukum dikenal sebagai hukum normatif empiris. Perilaku tersebut menjadi bukti apakah warga telah bertindak sesuai dengan ketentuan hukum normatif (undang-undang dan dokumen tertulis lainnya) dan dapat diamati secara real time. Penelitian yang mengkaji pelaksanaan atau pelaksanaan ketentuan hukum positif (peraturan perundang-undangan) dan dokumen tertulis dalam tindakan (faktual) dalam setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi di masyarakat dikenal dengan penelitian hukum normatif empiris.

27 Jonaedi Efendi, Metode Penelitian Hukum, (Depok : Kencana, 2016), h. 16.

(43)

Tujuan dari pengujian adalah untuk menentukan apakah hasil penerapan hukum dalam peristiwa hukum yang sebenarnya sudah sesuai dengan undang-undang.

Atau dengan kata lain, apakah ketentuan peraturan perundang-undangan telah dilaksanakan dengan cara yang seharusnya sehingga pihak-pihak berkepentingan untuk mencapai tujuannya atau tidak.28 Sebelum menulis, peneliti dalam penelitian hukum normatif empiris terlebih dahulu harus mempersiapkan secara konseptual dalam bentuk hukum dalam arti ideal, yang disebut das sollen (law in book) dan dalam dunia nyata disebut das sen atau (law in action), untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara hukum sebagai sistem nilai ideal dan hukum sebagai realitas sosial dalam masyarakat.29 Dalam penelitian ini penulis akan memahami konsep penyelenggaraan analisis dampak lalu lintas dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomot 17 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas. Kemudian penulis akan meneliti kenyataan yang terjadi dilapangan terkait peraturan tersebut. Sifat dari penelitian ini yaitu deskriptif, memberikan gambaran tentang permasalahan pokok penelitian.

B. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis akan meneliti disebuah daerah wisata yang ada di Provinsi Sumatera Utara, yaitu didaerah Kabupaten Simalungun, Kabupaten Simalungun. Alasan penulis memilih lokasi ini ialah dikarenakan

28 Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, (Mataram : Mataram University Press, 2020), h.

115.

29 Nurul Qamar, Metode Penelitian Hukum,(Makassar : Social Politic Genius,2017), h.

11.

(44)

lokasi tersebut merupakan kawasan pariwisata yang sering terjadi kemacetan akibat belum terlaksana nya analisis dampak lalu lintas dengan maksimal,

C. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum normatif-empiris merupakan modifikasi pendekatan yang digunakan dalam dalam penelitian hukum normatif dengan penelitian hukum empiris. Dalam penelitian hukum normatif- empiris yang menjadi fokus kajiannya norma hukum dan penerapan hukum dalam masyarakat. Pendekatan dalam penelitian hukum normatif meliputi; pendekatan konseptual, pendekatan perundang-undangan, pendekatan sejarah hukum, pendekatan perbandingan hukum, pendekatan kasus tetap digunakan sesuai dengan permasalahan penelitian. Kemudian digabungkan dengan pendekatan yang sering digunakan dalam penelitian hukum empiris, meliputi: pendekatan sosiologis, pendekatan antropologis, dan pendekatan psikologi hukum.30 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan perundang-undangan kemudian digabungkan dengan pendekatan sosiologis.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian, atau juga didefenisikan sebagai orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya maupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti atay pewawancara mendalam.31 Dalam penelitian ini informan yang dibutuhkan oleh penulis adalah pengelola tempat wisata yang ada di Kabupaten Simalungun, Dinas Perhubungan Simalungun bagian Analisis Dampak Lalu Lintas, dan Masyarakat pengguna jalan Kabupaten Simalungun. Teknik penentuan informan yang

30 Op. Cit. h. 122.

31 Amiruddin Zainal, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.107.

(45)

digunakan oleh penulis adalah sampling kuota Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sampling kuota, yang mana penentuan sampel mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota terpenuhi.

E. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder

a. Data Primer, yang dimaksud dengan data primer adalah informasi yang diperoleh di lapangan dari responden dan informan. Data yang berasal dari sumber primer disebut sumber data primer. Sumber utama dari data tersebut adalah sebagai berikut: narasumber, informan, dan responden.32 b. Data Sekunder, Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui

penelitian terhadap dokumen dan literatur. Data sekunder meliputi;

literatur hukum, prosiding seminar, buku, jurnal, dan bahan hukum tertulis lainnya.33

F. Metode Pengumpulan data

Metode penngumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan yuridis normatif yang dibantu dengan penelitian empiris, yang mana sistemnya penulis akan menelusuri peraturan perundangan yang mengenai permasalahan yang akan diteliti, kemudian penulis akan terjun kelapangan untuk mengetahui fakta yang terjadi dilapangan dengan menggunakan metode observasi atau pengamatan lapangan, dan wawancara.

32 Muhaimin, Op. cit. h. 124,

33 Ibid.

(46)

1. Observasi, yaitu Lokasi yang perlu diteliti harus dipilih terlebih dahulu.

Gambaran umum tujuan penelitian diperoleh dengan melakukan pemetaan setelah lokasi penelitian diketahui. Peneliti kemudian menentukan siapa, kapan, untuk berapa lama, dan bagaimana. Penerapan analisis dampak lalu lintas pada objek wisata Kabupaten Simalungun menjadi pokok bahasan penelitian ini.

2. Wawancara, dilaksanakan guna mengumpulkan data yang belum dapat dikumpulkan melalui observasi. Hal ini diakibatkan fakta bahwa peneliti belum dapat melihat semuanya. Tidak mungkin untuk mengamati semua data. Akibatnya, partisipan harus dimintai keterangan oleh peneliti. Saat mencoba mendapatkan pikiran, perasaan, dan persepsi orang tentang suatu fenomena, peristiwa, realitas, atau fakta, pertanyaan sangat penting.

Peneliti mendapatkan wawasan tentang sifat pemikiran orang lain, mempelajari apa yang mereka pikirkan, dan memahami apa yang mereka pikirkan dengan mengajukan pertanyaan. karena persepsi, emosi, dan pikiran orang sangat penting, dapat dipahami, dan dapat dijelaskan dan dianalisis secara ilmiah.34 Dalam penelitian ini penulis akan mewawancarai bidang Analisis Dampak Lalu lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Simalungun, Pengelola tempat wisata, kemudian masyarakat penguna jalan di Kabupaten Simalungun.

34 Ibid. h. 116.

(47)

3. Studi kepustakaan, Secara khusus, penulis menggunakan informasi dari buku-buku yang relevan.35

G. Teknik Analisis Data

Penulis penelitian ini akan menggunakan metode analisis data kualitatif.

Data disusun secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, yang melibatkan pengelompokan dan pemilihan data dari penelitian lapangan berdasarkan kualitas dan akurasi. Data-data tersebut kemudian dipelajari dengan menggunakan teknik berpikir deduktif yang dihubungkan dengan teori- teori dari studi literatur, dan kesimpulan yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ditarik.36

35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.172.

36 AbdulKadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum Cet.1,(Bandung : PT. Citra AdityaBakti,2004),h. 50.

(48)

51 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kabupaten Simalungun yang mana Kabupaten tersebut merupakan kawasan wisata alam. Banyak tempat tempat wisata yang ada di Kabupaten tersebut seperti pemandian bah damanik, simata huting, kebun teh sidamanik, air terjun bah biak, bah dan lain lain. Tempat wisata tersebut mulai dibuka sejak 2016 lalu. banyak kerugian yang ditimbulkan dari kemacetan yang terjadi akibat tempat tempat wisata yang dibuka untuk umum. Sampai saat ini belum ada kebijakan langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 17 Tahun 2021 dibuat untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

Namun sampai saat ini masih belum dijalankan diwilayah tersebut. Oleh karna itu penulis tertarik untuk mewawancarai salah satu anggota analisis dampak lalu lintas di Dinas Perhubungan Kabupaten Simalungun untuk membahas masalah ini. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas masih belum dilaksanakan secara maksimal. Hanya ada 1 kawasan wisata yang sudah dilaksanakan analisis dampak lalu lintas yaitu di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. Sementara kecamatan lainnya masih dalam tahap pengecekan.

(49)

2. Beberapa faktor yang menghambat dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu lintas ini diantara nya adalah : a. Belum dilakukan pengecekan secara menyeluruh terkait analisis

dampak lalu lintas di Kabupaten Simalungun;

b. Tidak adanya sosialisasi peraturan untuk masyarakat;

c. Tidak diterapkan sanksi bagi pengelola tempat wisata yang belum melaksanakan analisis dampak lalu lintas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terkait penyelenggaraan analisis dampak lalu lintas, penulis dapat menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Simalungun, segera jalankan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas. Jangan menunggu setelah peraturan daerah dibuat terlebih dahulu. Karna kita bisa memakai peraturan yang lebih tinggi selagi peraturan yang lebih rendah masih belum dibuat. Kemudian terapkan juga sanksi sanksi agar peraturan ini tidak dianggap remeh.

2. Kepada pengelola tempat wisata. Segera melakukan analisis dampak lalu lintas sebelum mendapatkan sanksi dari pemerintah.

(50)

3. Kepada masyarakat, jangan takut karna masyarakat juga memiliki hak dalam menggunakan jalan. Kita boleh mendesak pemerintah dan pengelola untuk segera mengatasi masalah tersebut.

(51)

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

Ali Achman. (2010). Menguak Realistis Hukum Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam Bidang Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Amiruddin Zainal. (2011). Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Raja Wali Pres.

Arief Hanafi. (2016). Pengantar Hukum Indonesia. Yogyakarta : LKis Pelangi Aksara.

Arikunto Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arliman Laurensius. (2019). Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia. Yogyakarta : Deepublish.

Bambang Sunggono. (2011). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Raja Grafindo.

Efendi Jonaedi. (2016). Metode Penelitian Hukum. Depok : Kencana.

Mertha I Made Laut. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

Yogyakarta : Anak Hebat Indonesia.

Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum. Mataram : Mataram University Press.

Muhammad Abdulkadir. (2004). Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung : PT.

Citra Adityabakti.

Qamar Nurul. (2017). Metode Penelitian Hukum. Makassar : Social Politic Genius Rimbawani Sushanty Vera. (2020). Hukum Perizinan. Surabaya : Ubhara Press.

Semiawan Conny. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Subaryo Joko. (2011). Metode Penelitian dalam Teori dan Publik. Jakarta : Rineka Cipta.

(52)

Tamin Ofyar, Z. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi kedua.

ITB Bandung.. B. Website

http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/4292211007153369665408August2018, diakses pada Rabu, 24 November 2021 pukul 13:07 WIB.

https://www.andalalindkijakarta.com/, diakses pada Rabu, 24 November 2021 pukul 12:52 WIB.

C. Jurnal

Melani. (2018), “Efektivitas penyelenggaraan analisis dampak lalu lintas (studi izin usaha hotel di Kota Dumai)”, JOM FISIP, 5(2), 1

Rantung Tonaas. (2015), “Analisa dampak lalu lintas (andalalin) kawasan Lippo Plaza Kairagi Manado”, Jurnal Ilmiah Media Engineering, 5(1), 315 Sumajuow Josef. (2013), “Analisis Dampak Lalu Lalu Lintas (Andalalin)

Kawasan Kampus Universitas Sam Ratulangi”, Jurnal Ilmiah Media Engineering, 3(2), 133

D. Tesis

Amri Fadli. 2018. “Penerapan Analisis Dampak Lalu Lintas Pada Pembangunan Perumahan Di Kota Malang Dalam Perspektif Hukum Perlindungan Konsumen Dikaitkan Dengan Undang Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.” Tesis. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.

E. Peraturan Perundang-undangan Undang Undang Dasar 1945

Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan jalan

Peraturan Menteri Nomor 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas

(53)

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

A. DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SIMALUNGUN

1. Bagaimana pelaksanaan analisis dampak lalu lintas di Kabupaten Simalungun?

2. Apa saja yang menghambat dalam pelaksanaan analisis dampak lalu lintas di Kabupaten Simalungun

3. Bagaimana penanganan dari dampak lalu lintas yang ditimbulkan akibat kegiatan pariwisata di Kabupaten Simalungun?

4. Target apa saja yang akan dilakukan Dinas Perhubungan Kabupaten Simalungun dalam menangani permasalahan analisis dampak lalu lintas?

A. PENGELOLA TEMPAT WISATA KABUPATEN SIMALUNGUN 1. Apakah anda mengetahui adanya Peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas?

2. Apakah kawasan wisata ini sudah dilakukan analisis dampak lalu lintas?

3. Jika belum, apa alasan belum dilakukan analisis dampak lalu lintas pada kawasan wisata ini?

B. MASYARAKAT PENGGUNA JALAN KABUPATEN SIMALUNGUN 1. Bagaimana dampak bagi masyarakat akibat dibukanya kawasan wisata

di Kabupaten Simalungun ini?

(54)

Lampiran

FOTO DOKUMENTASI

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

Referensi

Dokumen terkait

Laju perkembangan dunia informasi kini semakin pesat, ini membuktikan bahwa kebutuhan akan informasi sangat tinggi. Buku adalah salah satu media manusia untuk menambah

Klasifikasi adalah proses menemukan model (fungsi) yang menjelaskan dan membedakan kelas-kelas atau konsep, dengan tujuan agar model yang diperoleh dapat digunakan

Untuk mendapatkan benda kerja yang diinginkan tidak cukup hanya dengan proses pengecoran, akan tetapi diperlukan beberapa pekerjaan tambahan, sehingga benda kerja

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi

Di dalam sel, peroksisom berbentuk bulat telur dengan diameter kurang lebih antara 0,5 - 0,7 mikrometer, hanya dibungkus oleh selapis membran. Jumlah peroksisom untuk tiap

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penyiaran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 104 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 104 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan (Berita Negara Republik Indonesia