• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 DATA DAN ANALISA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Tinjauan Data

2.1.1 Animasi

Animasi yang akan saya buat bertemakan Short Film, Judul-nya adalah

“Deathly Smoke”, Dalam animasi Short film ini saya ingin menceritakan perjuangan anak muda yang merupakan seorang perokok dan berusaha untuk berhenti merokok tetapi kesulitan.

2.1.2 Animated Short Film

Film pendek ialah salah satu bentuk film paling sederhana tetapi juga paling kompleks, mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung dengan sangat efektif. yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang baru tentang bentuk film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan dunia perfilman.

Secara umum film pendek bukan merupakan reduksi dari film dengan cerita yang panjang pada umumnya. film pendek memiliki ciri/karaketristik sendiri

(2)

yang membuatnya berbeda dengan film cerita panjang, bukan karena sempit dalam pemaknaan atau pembuatannya lebih mudah serta anggatan yang minim, tetapi karena film pendek dibuat untuk memberikan tontonan ekspresif yang lebih luluasa untuk dinikmati oleh para penontonnya.

2.1.3 Animasi Festival

Animasi film pendek umumnya ditampilkan dan dibuat untuk diperlombakan di-dalam sebuah festival film pendek. Setiap tahunnya terdapat berbagai macam perlombaan animasi, diindonesia sendiri contohnya adalah Hellofest, BIAF, INCREFEST, XXI Short Film Festival, dll.

Dalam sebuah festival animasi. Pada umumnya penjurian sebuah film didapat melalui 2 pihak, yaitu pihak juri maupun pihak audiens.

2.1.3.1 Animasi Pilihan Juri

Film pendek pilihan juri pada umumnya memiliki unsur baik dari segi cerita dan visual yang tidak biasa. Yang termasuk kedalam kategori film pilihan juri adalah sebuah film animasi yang pada umumnya memiliki sifat abstraksi didalamnya baik dari segi visual maupun cerita dari film itu sendiri. Film pilihan juri biasanya tidak memiliki struktur penceritaan yang bersifat linear.

Dalam ranah film internasional, berdasarkan film-film pendek yang termasuk nominasi Oscar Awards 2013, film pendek Mr.

Hublot termasuk ke-dalam kategori juri dan menjadi pemenang dalam penghargaan Oscar 2013.

Dan dalam ranah lokal, lebih tepatnya di-indonesia salah satu festival film animasi dapat ditonton di XXI short Film Festival, dan beberapa film yang ditampilkan pada festival 2013 yaitu film Moriendo karya Andrey Pratama.

(3)

2.1.3.2 Animasi Pilihan Audiens

Film pendek pilihan audiens merupakan kebalikan dari film pilihan juri, Film ini lebih mengutamakan ketertarikan penonton dengan memberikan film animasi yang ringan dan simpel. dari penstrukturan cerita film ini, biasanya film pilihan audiens menggunakan struktur cerita klasik yang linear dan sering dijumpai pada film-film umumnya.

Berdasarkan film-film pendek yang termasuk nominasi Oscar Awards 2013, film pendek room on the broom merupakan film yang termasuk dalam kategori film pendek ini.

dan untuk ranah Indonesia tepatnya di-XXI short film festival, Film keripik sukun Mbok Darmi karya Heri Kurniawan termasuk kedalam kategori film untuk audiens.

2.1.3.3 Perbedaan Short Film Berdasarkan Target Penonton

Ada beberapa perbedaan yang mencolok antara film dengan target juri dan film dengan terget audiens. Baik dari segi visual maupun cerita, keduanya memiliki poin yang berbeda dan tidak ada unsur mana yang lebih baik mana yang lebih buruk.

Perbedaan-perbedaan tersebut antara 2 target penonton cenderung selalu berlawan seperti juri lebih menginginkan karakter desain dan environment yang cenderung abstrak, sedangkan audiens lebih menyukai karakter desain yang eye- catching dan menarik secara visual, juri juga lebih menyukai struktur cerita yang surreal atau minimalis sedangkan audiens menyukai struktur klasikal, Pemilihan warna juga berpengaruh seperti warna-warna gelap monokrom lebih disukai oleh juri ketimbang penonton yang menyukai warna-warna cerah.

2.1.4 Drama

Sebuah film drama adalah ragam film yang sebagian besar tergantung pada pengembangan mendalam karakter realistis yang berurusan dengan tema emosional. di-pusat drama biasanya satu karakter atau lebih yang bertentangan pada saat yang genting dalam hidup mereka. Film drama biasanya dapat menyentuh emosi terdalam dari orang-orang normal. Drama sering namun tidak

(4)

selalu, memiliki resolusi tragis atau setidaknya menyakitkan dan menyangkut kelangsungan hidup dalam melewati krisis tragis.

Sub-genre film drama :

• Drama Kriminal

• Drama histori

• Dokudrama

• Psikodrama

• Drama Komedi

• Melodrama

• Romansa

• Tragedi

Drama menurut kandungan isi ceritanya :

• Drama Komedi

• Drama Tragedi

• Drama Religi

• Drama Musikal

2.1.5 Fiksi

Pengertian fiksi adalah mengandung arti karya imajiner dan estesis ceritaan rekaan atau khayalan yang berisikan teks naratif. Dalam cerita fiksi, penulis boleh menulis apa saja yang terlintas dalam imajinasinya dan tidak menyamakan kebenarannya.

Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. tugas seorang penulis adalah memikirkan permasalahn tersebut, kemudian menyangkanya dalam karya fiksi. inilah yang membedakan antara fiksi dan non fiksi. dimana tokoh, perstiwa, dan setting bersifat imajinasi.

Namun dalam dunia kesustraan, ada jenis karya fiksi yang memiliki pertanggung jawaban secara fakta. jenis cerita fiksi ini mengandung

(5)

kebenarannya dan tidak hanya bersifat imajiner belaka. macam-macam jenis cerita fiksi yaitu :

• Fiksi Historis

Jenis karya fiksi yang ceritanya diambil dari sejarah.

• Fiksi Biografi

Jenis karya fiksi yang penulisannya mengacu pada sejarah geografis.

• Drama Sains

Jenis karya fiksi yang penulisannya tentang ilmu pengetahuan.

2.1.6 Rokok

2.1.6.1 Definisi Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung.

(6)

Gambar 1.1 Rokok

sumber : http://3.bp.blogspot.com/-

9__MYDpMSeo/Ue4iK_xpYfI/AAAAAAAABmA/jXNLqz2wpuA/s1600/rokok.jpg

2.1.6.2 Komposisi Rokok

Ada sekitar 4.000 zat berbahaya yang terdapat sebatang rokok, 85 persennya dalam bentuk gas dan sisanya berbentuk partikel.berikut beberapa diantaranya :

1. Tar

Zat ini menjadi pemicu terjadinya iritasi paru-paru dan kanker. Didalam tubuh perokok pasif, tar ini akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan perokok aktif.

2. Nikotin

Zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti. Bahayanya dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, serta menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.

(7)

3. Bahan Kimia Berbahaya

Didalam sebatang rokok terdapat ribuan bahan kimia berbahaya. Di tubuh manusia, bahan kimia berbahaya ini akan meningkatkan risiko penyakit kanker.

Bagi perokok pasif bahan kimia ini akan semakin berbahaya karena akan terkonsentrasi menjadi 50 kali lipat dibandingkan para perokok aktif.

Sumber dari : http://ridhwanyunaser.blogspot.com/2013/04/awas-perokok-pasif- lebih-berbahaya.html

2.1.6.3 Data Survey Tentang Rokok 2.1.6.3.1 Perokok Pasif dan Perokok Aktif

Perokok Pasif adalah Orang – orang yang tidak merokok tetapi terkena paparan asap yang dikeluarkan dari seorang perokok aktif. Sedangkan perokok aktif adalah orang yang secara langsung menghirup asap rokok.

Perokok aktif dan perokok pasif mengalami hal yang sama yaitu menghirup asap rokok. Dan itu bisa mengakibatkan dampak negatif pada tubuh. Secara otomatis bisa saja orang yang tidak secara langsung merokok bisa mengalami penyakit atau kelainan yang sama dengan orang yang secara langsung merokok

Perokok pasif bisa lebih bahaya dibanding perokok aktif karena ternyata hanya 25% zat berbahaya yang terkandung didalam rokok masuk kedalam tubuh si perokok,sedangkan 75% sisanya terpapar di udara bebas. Ditambah lagi konsentrasi zat berbahaya yang dihirup perokok pasif tidak terfilter sama sekali, sedangkan bagi perokok aktif zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh masih bisa tersaring oleh filter yang berada di ujung rokok yang dihisapnya. Dan ternyata lagi, racun rokok terbesar berasal dari asap yang mengepul di ujung rokok yang tidak terhisap. Asap rokok tersebut terbentuk dari hasil pembakaran tembakau yang tidak sempurna.

(8)

2.1.6.3.2 Rokok dan Kematian

Rokok merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dan merupakan satu-satunya produk legal yang membunuh seperti hingga setengah penggunannya. Survey Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 menyebutkan setiap jam sekitar 46 orang meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan merokok di Indonesia.

Kebiasaan merokok sedikitnya menyebabkan 30 jenis penyakit pada manusia. Penyakit yang timbul akan tergantung dari kadar zat berbahaya yang terkandung, kurun waktu kebiasaan merokok, dan cara menghisap rokok.

Semakin muda seseorang mulai merokok, makin besar risiko orang tersebut mendapat penyakit saat tua.

Perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif. Dokter Budhi Antariksa, Spesialis Paru dari Rumah Sakit Royal Taruma mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekitarnya.

Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter.

Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan. “Namun karena perokok aktif sekaligus menjadi perokok pasif maka dengan sendirinya risiko perokok aktif jauh lebih besar daripada perokok pasif,” ujar dr.Budhi Antariksa.

Selain itu, berbagai hasil penelitian juga menyimpulkan perokok wanita berisiko 25 persen lebih tinggi daripada perokok pria. Perokok wanita memiliki risiko ganda terhadap penyakit jantung dan kanker paru-paru bila dibandingkan dengan perokok pria. Penyebabnya karena wanita memiliki berat badan dan saluran darah yang lebih kecil dari pria.

Bahaya merokok pada wanita antara lain: Merusak kulit, mengganggu sistem reproduksi, menganggu siklus menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri,

(9)

menurunkan kesuburan, meningkatkan risiko terkena kanker payudara, rahim, dan kanker paru-paru, menganggu pertumbuhan janin dalam rahim, menganggu kelancaran ASI, keguguran, hingga kematian janin. (dr. Budhi Antariksa SpP PhD, Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Royal Taruma.)

Lalu menghirup asap rokok juga dapat menyebabkan sel-sel dalam darah yang bertanggung jawab untuk penggumpalan (platelet) meningkat jumlahnya, membuat darah lebih mudah membeku. Hal inilah yang menjadikan faktor para perokok terkena serangan jantung atau stroke, karena terlalu banyak platelet dapat menyebabkan bekuan sehingga menyumbat arteri

.

2.1.6.3.3 Data Survey Dari MenKes

Menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Tjandra Yoga Aditama, sudah waktunya ada kampanye massif tentang bahaya merokok. Masyarakat Indonesia menjadi konsumen produk tembakau atau perokok tertinggi ke-3 di dunia, setelah Cina dan India yang berada di posisi pertama dan kedua. Itu menurut data milik World Health Organization (WHO).

"Saat ini, Indonesia menjadi negara dengan perokok terbesar di dunia dengan total mencapai 66 juta jiwa perokok aktif," kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi ketika melakukan kunjungan kerja ke RSUD Kota Tangerang, Modern Land, Menkes mengatakan bahwa sebagaian besar perokok tersebut merupakan anak- anak muda. Sisanya, didominasi masyarakat kelas menengah ke bawah seperti petani, nelayan, dan buruh.

(Prof Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan)

(10)

2.1.6.3.4 Data Statistik Tentang Perokok

Ada 4 kelompok data / informasi tentang jumlah buruh, jumlah petani, penerimaan cukai dan Jumlah perokok, sebagai berikut :

I). Jumlah buru Ada 4 kelompok data / informasi tentang jumlah buruh, jumlah petani, penerimaan cukai dan Jumlah perokok, sebagai berikut :

I). Jumlah buruh / pekerja pabrik rokok dari beberapa sumber, sebagai berikut : A. Data Kementerian Perindustrian :

1. Rokok kretek, 2006 : 261.591 ; 2010 : 257,090 ; trend - 0,84%

2. Rokok putih, 2006 : 2.998; 2010 : 3.721 ; trend kenaikan 5,80%

3. Rokok lainnya, 2006 : 5.516 ; 2010 : 8.691 ; trend kenaikan 18,54%

B. Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu (2003) 1. Kretek : 139.827

2. Putih : 5.027

C. Data dari Sampoerna

2012 ada 28.500 karyawan, dengan kerjasama dengan 61.000 karyawan MPS D. BPS

- 1985 : 194.650 - 2009 : 331.590

II). Data jumlah petani tembakau : - 1996 : 668.844

- 2010 : 689.360

III). Penerimaan cukai 2013 : (data Ditjen Bea Cukai) :

- penerimaan total : 108,45 triliun (103,55% dari target, meningkat 14,14% dari 2012)

- cukai hasil tembakau dan rokok : 103.53 triliun (meningkat 14,3%

dibandingkan 2012)

IV). Data tentang rokok di Indonesia dan dampaknya sbb:

1. Jumlah penduduk Indonesia 15 tahun ke atas yang merokok:

- 1995 : 27,2%

- 2001 : 31,8%

(11)

- 2007 : 34,2%

- 2010 : 34,7%

- 2013 : 36,3%

2. Rata-rata jumlah rokok yang dihi sap per hari di Indonesia 12,3 batang/hari.

Paling rendah di DI Yogyakarta, dan paling tinggi di Bangka Belitung 3. Data perokok remaja Indonesia (Global Youth Tobacco Survey):

- GYTS 2009 perokok aktif 20.3% (41% laki2, 3.5% perempuan).

- GYTS 2006: 12.6% (24.5% laki2, 2.3% perempuan).

4. Data tentang perokok pasif :

- 2007 (Riskesdas) : 40.5% populasi adalah perokok pasif

- 2009 (GYTS) : 78,1% anak sekolah 13-15 tahub terpapar asap rokok di luar rumah, 68,8% terpapar asap rokok di didalam rumah

- 2011 (GATS) : 78,4% terpapar asap rokok rokok di rumah, 85,4% terpapar asap rokok di tempat makan umum

4. Kebiasaan merokok menimbulkan berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), dan proporsi data PTM memang meningkat :

a. 1980 : 60,9 % kematian akibat penyakit menular, 9.9% kematian akibat penyakit serebro vaksuler

b. 2007 : 28,1 % kematian akibat penyakit menular, 31,9 % kematian akibat penyakit serebro vaksuler (meningkat tajam)

h / pekerja pabrik rokok dari beberapa sumber, sebagai berikut : A. Data Kementerian Perindustrian :

1. Rokok kretek, 2006 : 261.591 ; 2010 : 257,090 ; trend - 0,84%

2. Rokok putih, 2006 : 2.998; 2010 : 3.721 ; trend kenaikan 5,80%

3. Rokok lainnya, 2006 : 5.516 ; 2010 : 8.691 ; trend kenaikan 18,54%

B. Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu (2003) 1. Kretek : 139.827

2. Putih : 5.027

C. Data dari Sampoerna

2012 ada 28.500 karyawan, dengan kerjasama dengan 61.000 karyawan MPS D. BPS

(12)

- 1985 : 194.650 - 2009 : 331.590

II). Data jumlah petani tembakau : - 1996 : 668.844

- 2010 : 689.360

III). Penerimaan cukai 2013 : (data Ditjen Bea Cukai) :

- penerimaan total : 108,45 triliun (103,55% dari target, meningkat 14,14% dari 2012)

- cukai hasil tembakau dan rokok : 103.53 triliun (meningkat 14,3%

dibandingkan 2012)

IV). Data tentang rokok di Indonesia dan dampaknya sbb:

1. Jumlah penduduk Indonesia 15 tahun ke atas yang merokok:

- 1995 : 27,2%

- 2001 : 31,8%

- 2007 : 34,2%

- 2010 : 34,7%

- 2013 : 36,3%

2. Rata-rata jumlah rokok yang dihi sap per hari di Indonesia 12,3 batang/hari.

Paling rendah di DI Yogyakarta, dan paling tinggi di Bangka Belitung 3. Data perokok remaja Indonesia (Global Youth Tobacco Survey):

- GYTS 2009 perokok aktif 20.3% (41% laki2, 3.5% perempuan).

- GYTS 2006: 12.6% (24.5% laki2, 2.3% perempuan).

4. Data tentang perokok pasif :

- 2007 (Riskesdas) : 40.5% populasi adalah perokok pasif

- 2009 (GYTS) : 78,1% anak sekolah 13-15 tahub terpapar asap rokok di luar rumah, 68,8% terpapar asap rokok di didalam rumah

- 2011 (GATS) : 78,4% terpapar asap rokok rokok di rumah, 85,4% terpapar asap rokok di tempat makan umum

4. Kebiasaan merokok menimbulkan berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), dan proporsi data PTM memang meningkat :

(13)

a. 1980 : 60,9 % kematian akibat penyakit menular, 9.9% kematian akibat penyakit serebro vaksuler

b. 2007 : 28,1 % kematian akibat penyakit menular, 31,9 % kematian akibat penyakit serebro vaksuler (meningkat tajam)

2.1.7 Sinopsis

Penulis mendapatkan inspirasi dari teman yang sering sakit – sakitan karena merokok. Juga banyaknya peringatan tentang merokok tetapi tetap saja masyarakat merokok.

Dalam Short film ini penulis ingin membawa penonton untuk mengetahui bahaya merokok. Cerita ini menceritakan tentang seorang anak muda yang suka merokok dan melihat masyarakat yang mulai meninggal satu per satu akibat rokok.

2.1.8 Data Produk 2.1.8.1 Data Karakter

Karakter yang ditampilkan sang penulis ialah karakter blockman dengan menggunakan referensi Sign System. Sign System secara visual berorientasi sistem informasi, yang terdiri dari tanda-tanda, peta, panah, sistem warna- pengkodean, dan elemen tipografi yang berbeda. Sistem signage berbeda dari metode lain presentasi informasi karena mereka biasanya digunakan untuk memandu bagian masyarakat melalui tanda-tanda jalan di jalan raya, tanda di pintu toilet, tanda-tanda identifikasi stasiun kereta bawah tanah di dan tanda- tanda di atas kepala di bandara merupakan contoh umum dari sistem signage.

(14)

Gambar 1.2 Sign system

sumber : http://anysnapshot.com/mountain-climbing-free-clip-art-silhouette-download/

2.1.8.2 Data Setting

Latar yang dipakai dalam Film animasi pendek “Deathly Smoke” adalah smoking area dan kedai makan.

Gambar 1.3 Smoking Area

sumber : http://store.sealcoating.com/dome-top-smoking-shelter-p493.aspx

(15)

Gambar 1.4 Kedai Makan

http://www.buurps.com/2008/12/kedai-makan-dan-minuman-wong-kee-roasted-pork/

2.1.9 Pembanding dan Referensi / Study Existing

Referensi saya adalah Animasi berjudul “Tarboy” karena saya rasa Animasi ini memiliki pesan yang sama seperti cerita yang saya ingin Animasikan, cerita tentang bahayanya merokok dan dapat merusak kesehatan kita bahkan kematian.

Gambar 1.5 Tarboy

sumber : http://www.youtube.com/watch?v=ACHVwA1D8fE

(16)

2.1.10 Film Pendek Sejenis

Untuk referensi Visual saya menginginkan Hacker. Karena penulis ingin menggunakan style ini, style seperti ini bisa lebih ekspresif dan memberi pesan- pesan di-tiap gerakan daripada animasi 3D yang lebih menekankan sisi realistik.

Hanya saja penulis tidak menggunakan style siluetnya.

Penulis memilih style ini karena penulis mengincar sesuatu yang digambarkan secara semi-simbolisme, dan lebih terkesan misterius sehingga membuat orang harus menonton dengan teliti supaya bisa mengerti apa pesan di-balik film tersebut. Untuk backgroundnya penulis menggunakan A World of Thing sebagai acuannya.

Gambar 1.6 Hacker

sumber : http://www.youtube.com/watch?v=Uwg7HKJp0II

(17)

Gambar 1.7 A World of Thing

http://www.youtube.com/watch?v=URNlAFP1KPY

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Teori Prinsip dasar Animasi

1) Solid Drawing

Kemampuan menggambar sebagai dasar utama animasi memegang peranan yang menentukan “baik proses maupun hasil” sebuah animasi, terutama animasi klasik. Meskipun kini peran gambar yang dihasilkan sketsa manual sudah bisa digantikan oleh komputer, tetapi dengan pemahaman dasar dari prinsip ‘menggambar’ akan menghasilkan animasi yang lebih ‘peka’.

Sebuah obyek/gambar dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki karakteristik sebuah obyek (volume, pencahayaan dan konsistensi kualitas gambar/bentuk/karakter).

2) Timing & Spacing

Grim Natwick, seorang animator Disney pernah berkata, “Animasi adalah tentang timing dan spacing”. Timing adalah tentang menentukan waktu kapan

(18)

sebuah gerakan harus dilakukan, sementara spacing adalah tentang menentukan percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak.

Contoh ketika sebuah bola dilemparkan. Pada saat bola menyentuh tanah maka dibuat seolah-olah bola yang semula bentuknya bulat sempurna menjadi sedikit lonjong horizontal, meskipun kenyataannya keadaan bola tidak selalu demikian. Hal ini memberikan efek pergerakan yang lebih dinamis dan ‘hidup’.

3) Straight Ahead Action and Pose to Pose

Dari sisi resource dan pengerjaan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk membuat animasi. Yang pertama adalah Straight Ahead Action, yaitu membuat animasi dengan cara seorang animator menggambar satu per satu, frame by frame, dari awal sampai selesai seorang diri. Teknik ini memiliki kelebihan:

kualitas gambar yang konsisten karena dikerjakan oleh satu orang saja. Tetapi memiliki kekurangan yaitu waktu pengerjaan yang lama.

Yang kedua adalah Pose to Pose, yaitu pembuatan animasi oleh seorang animator dengan cara menggambar hanya pada keyframe-keyframe tertentu saja, selanjutnya in-between atau interval antar keyframe digambar/dilanjutkan oleh asisten/animator lain. Cara kedua ini memiliki waktu pengerjaan lebih cepat karena melibatkan lebih banyak sumber daya sehingga lebih cocok diterapkan pada industri animasi.

4) Squash & Stretch

Squash and strecth adalah upaya penambahan efek lentur (plastis) pada objek atau figur sehingga seolah-olah ‘memuai’ atau ‘menyusut’

sehingga memberikan efek gerak yang lebih hidup. Penerapan squash and stretch pada figur atau benda hidup (misal: manusia, binatang, creatures) akan memberikan ‘enhancement’ sekaligus efek dinamis terhadap gerakan/action tertentu, sementara pada benda mati (misal : gelas, meja, botol) penerapan squash and stretch akan membuat mereka (benda-benda mati tersebut) tampak atau berlaku seperti benda hidup.

(19)

Contoh ketika sebuah bola dilemparkan. Pada saat bola menyentuh tanah maka dibuat seolah-olah bola yang semula bentuknya bulat sempurna menjadi sedikit lonjong horizontal, meskipun kenyataannya keadaan bola tidak selalu demikian. Hal ini memberikan efek pergerakan yang lebih dinamis dan ‘hidup’.

5) Anticipation

Anticipation boleh juga dianggap sebagai persiapan/awalan gerak atau ancang-ancang. Seseorang yang bangkit dari duduk harus membungkukkan badannya terlebih dahulu sebelum benar-benar berdiri.

Pada gerakan melompat, seseorang yang tadinya berdiri harus ada gerakan

‘membungkuk’ terlebih dulu sebelum akhirnya melompat.

6) Slow In and Slow Out

Slow In dan Slow Out menegaskan bahwa setiap gerakan memiliki percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. Slow in terjadi jika sebuah gerakan diawali secara lambat kemudian menjadi cepat. Slow out terjadi jika sebuah gerakan yang relatif cepat kemudian melambat

7) Arcs

Pada animasi, sistem pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola/jalur (maya) yang disebut Arcs. Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara ‘smooth’ dan lebih realistik, karena pergerakan mereka mengikuti suatu pola yang berbentuk lengkung (termasuk lingkaran, elips, atau parabola). Sebagai contoh, Arcs ditunjukkan pada lintasan tangan saat melempar bola dan lintasan gerak bola di udara.

(20)

8) Secondary Action

Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi

‘pusat perhatian’ sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama. Kemunculannya lebih berfungsi memberikan emphasize untuk memperkuat gerakan utama.

9) Follow Through and Overlapping Action

Follow through adalah tentang bagian tubuh tertentu yang tetap bergerak meskipun seseorang telah berhenti bergerak. Misalnya, rambut yang tetap bergerak sesaat setelah melompat. Overlapping action secara mudah bisa dianggap sebagai gerakan saling-silang. Maksudnya, adalah serangkaian gerakan yang saling mendahului (overlapping). Contoh : Kelinci yang melompat. Sesaat setelah melompat telinganya masih bergerak-gerak meskipun gerakan utama melompat telah dilakukan.

10) Staging

Staging dalam animasi meliputi bagaimana ‘lingkungan’ dibuat untuk mendukung suasana atau ‘mood’ yang ingin dicapai dalam sebagian atau keseluruhan scene. Biasanya berkaitan dengan posisi kamera pengambilan gambar. Posisi kamera bawah membuat karakter terlihat besar dan menakutkan, kamera atas membuat karakter tampak kecil dan bingung sedangkan posisi kamera samping membuat karakter tampak lebih dinamis dan menarik.

11) Appeal

Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi. Kita bisa dengan mudah mengidentifikasi gaya animasi buatan Jepang dengan hanya melihatnya sekilas. Kita juga bisa melihat style animasi buatan Disney atau Dreamworks cukup dengan melihatnya

(21)

beberapa saat. Hal ini karena mereka memiliki appeal atau gaya tersendiri dalam pembuatan karakter animasi.

12) Exaggeration

Exaggeration merupakan upaya mendramatisir animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat sebagai bentuk ekstrimitas ekspresi tertentu dan biasanya digunakan untuk keperluan komedik. Seringkali ditemui pada film-film animasi anak-anak (segala usia) seperti Tom & Jery, Donald Duck, Mickey Mouse, Sinchan, dsb.

2.2.2 Teori Desain Karakter

Untuk teori desain karakter, saya menggunakan salah satu teori yang paling sering digunakan oleh umum yaitu Understanding Comics (Scott McCloud). McCloud membagi karakter desain menjadi segitiga yang berisi form/style desain karakter itu sendiri seperti Realisme,Meaning (iconic), dan Picture Plane (abstrak)

1) Realisme

Realisme adalah gambar yang menyerupai realita, seperti foto asli, terpatok pada apa yang ada di-realita, seperti pencahayaan- nya.

2) Meaning (iconic)

Meaning/Iconic adalah style yang terbangun dari bentuk-bentuk sederhana yang biasa di-lihat dari kartun.

3) Picture Plane (abstrak)

Picture Plane adalah style yang terbentuk dari garis, shape, dan bentuk-nya tidak lazim,berbanding terbalik dengan realisme 2.2.3 Prinsip Desain

Prinsip desain terdiri atas lima yaitu keseimbangan (balance), kesatuan (unity), ritme (rhytm), penekanan (emphasis), dan proporsi.

(22)

1. Keseimbangan (balance)

Sesuai namanya keseimbangan di sini berarti keseluruhan komponen-komponen desain harus tampil seimbang. Tidak berat sebelah. Desainer harus memadukan keseimbangan antara tulisan, warna, atau pun gambar sehingga tidak muncul kesan berat sebelah. Ada dua pangkal pokok yang dipakai dalam menerapkan keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris dan asimetris. Di mana simetris berdasarkan pengukuran dari pusat yang menyebar ke arah sisi dan kanan.

Sedangkan asimetris berarti pengaturan yang berbeda dengan berat benda yang sama di setiap halaman,

2. Kesatuan (unity)

Kesatuan dalam prinsip desain grafis adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Dengan prinsip kesatuan dapat membantu semua elemen menjadi sebuah kepaduan dan menghasilkan tema yang kuat, serta mengakibatkan sebuah hubungan yang saling mengikat. Karena penting adanya menyuguhkan klien sebuah desain yang mengandung arti yang kuat sesuai dengan tema yang diminta.

3. Ritme (rhythm)

Ritme adalah pembuatan desain dengan prinsip yang menyatukan irama. Bisa juga berarti pengulangan atau variasi dari komponen-komponen desain grafis.

Irama dihasilkan oleh unsur-unsur yang berbeda dengan pola yang berirama dan unsur serupa serta konsistensi. Jenis irama meliputi regular, mengalir(flowing), dan prosesif atau gradual.

4. Penekanan (emphasis)

Dalam setiap bentuk desain ada hal yang perlu ditonjolkan lebih dari yang lain.

Tujuan utama dari penekanan ini adalah untuk mewujudkan hal itu sehingga dapat mengarahkan pandangan khalayak sehingga apa yang mau disampaikan tersalur. Tapi yang perlu diingat adalah tidak semua elemen harus ditonjolkan

(23)

karena bila itu terjadi, desain akan berakhir terlalu ramai dan pensan tidak dapat disampaikan.

5. Proporsi

Proporsi merupakan hubungan perbandingan antara bagian dengan bagian lain atau bagian dengan elemen keseluruhan. Dapat diartikan pula sebagai perubuhan ukuran/size tanpa perubahan ukuran panjang, lebar, atau tinggi, sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering terlihat distorsi

2.2.4 Teori Struktur Cerita

Secara garis besar , struktur cerita dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Classical

Struktur yang sering digunakan untuk cerita fiksi, khususnya dalam film.

struktur ini telah membuktikan dengan respon emosional dari penonton yang besar dibanding struktur lainnya. struktur cerita klasik fokus dengan perubahan karakter. Karakternya berasal dari sesuatu yang dekat dengan mereka tanpa terpengaruh banyak. semua pertanyaan dan emosi dijelaskan dalam cerita. Dalam struktur klasik, Penekanan terjadi pada konflik eksternal dan tokoh utama-pun ikut proaktif dalam cerita. Cerita linear dan Fakta yang konsisten.

2. Minimalis

Bentuk cerita ini tidak memiliki perubahan dalam hidup karakter. Mereka tidak juga mengalami perubahan pada awal dan akhir cerita. Cerita yang disampaikan biasanya memiliki akhir terbuka, Klimaks yang belum terselesaikan. tidak semua pertanyaan cerita dapat terjawab, dan beberapa pertanyaan sengaja tidak dijawab di-cerita. Sengaja agar penonton bebas menerjemahkan cerita tersebut. Protagonisnya lebih ke reaktif bukan proaktif, dan sering kali terdapat lebih dari 1 tokoh utama.

(24)

3. Anti Structure

Pada bentuk cerita ini, realita saling bertentangan, menggali absurditas sehingga realita tidak memiliki makna. tidak ada aturan pasti dalam struktur ini. Hampir sama dengan struktur minimalis, Karakter tidak benar-benar berubah. waktu kejadian biasanya dipecah dan acak.

kebetulan lebih sering terjadi ketimbang adanya sebab akibat.

2.2.5 Teori Warna

Menurut Jim Krause dalam buku color index, dalam konsep sederhana, warna dibagi menjadi 4 kelompok warna, yakni warna primer, sekunder, tersier dan netral. warna primer merupakan warna dasar yang tidak mencampurkan warna-warna lain. warna yang termasuk warna- warna primer adalah merah, biru, dan kuning, warna sekunder merupakan hasil pencampuran warna primer dengan proporsi 1: 1. misalnya warna jingga merupakan hasil pencampuran dari warna merah dan kuning, hijau dari biru dan kuning, dan ungu merupakan campuran dari merah dan biru.

Warna tersier merupakan salah satu dari warna sekunder. misal warna jingga kekuningan berasal dari pencampuran warna kuning dan jingga, warna cokelat merupakan campuran dari ketiga warna merah, kuning, dan biru.

2.2.6 Asosiasi dan Psikologis Warna

Berikut adalah asosiasi dan psikologis terhadap warna:

Warna Biru: Kebenaran, Kontemplatif, Damai, Intelegensi tinggi, Mediatif, Racun

Warna Merah: Panas, Penuh Energi, Bahaya, Brutal, Agrsif

Warna Hijau: Sensitif, Stabil, Formal, Toleran, Alami, Sehat, Pahit Warna Kuning: Segar, Cepat, Kritis, Murah

Warna Hitam: Kuat, Magis, Idealis, Superior, Merusak Warna Ungu: Artistik, Personal, Mistis, Spiritual Warna Pink: Ceria, Jiwa Muda, Romantis

(25)

Warna Orange: Muda, Kreatif, Dinamis, Dominan Warna Coklat: Alami, Sederhana

Warna Putih: Bersih, Murni.

2.2.7 Definisi Bahasa Tubuh

Menurut Ken anderson, Art director disney, “Pantomim adalah dsar dari animasi, bahasa tubuh adalah akarnya dan ebrsifat universal.”

Sebuah cerita / Film yang menarik perhatian harus menggunakan sedikit kata-kata dan membuat segalanya jelas dimata penonton hanya dengan menggunakan pantomim. Dalam bercerita, alangkah lebih baik apabila kita hanya menggunakan tubuh untuk bercerita. Ide terbaik adalah mempelajari Silent Movies.

Dasar semua ilmu komunikasi adalah dari gesture tubuh. semua gesture tubuh berlaku universal dan bersifat pasti. katika dia senang, dia tersenyum;

menggelengkan kepala berarti tidak setuju, dan berbagai gesture lainnya.

Seperti bahasa verbal berbeda dari satu kultur dengan kultur lainnya, begitu juga dengan bahasa non-verbal. walaupun gesture kurang lebih selalu bersifat dan berarti sama dimanapun, tetapi terkadang ada gesture-gesture tertentu yang tidak ada artinya dibeberapa kultur, tetapi memiliki arti dikultur yang lain,

Bahasa tubuh kerap kali digunakan dalam Silent Movies, dimana gesture gerak tubuh menjadi nilai utama dalam bercerita dan menjadi sesuatu yang sangat penting didalamnya.

Gambar 1.8 Body Language sumber : http//www.teamrecruit.com.au/

(26)

2.3 Analisa

2.3.1 Analisa Film Pendek Pemenang Festival 2.3.1.1 Pemenang Pilihan Juri

Juri cenderung lebih memiliki penilaian yang lebih spesifik dibandingakan dengan penonton. Terdapat kriteria khusus yang membuat suatu film layak dijadikan pemenang bagi juri. salah satu hal yang menjadi penilaiannya adalah keunikkan, keunikkan yang hampir bisa dikatakan ekperimental dan abstrak menjadi nilai lebih dalam penilaian juri. suatu bentuk cerita yang tidak lazim digunakan atau bahkan suatu cerita yang kontroversial dikemas kedalam suatu cerita yang berstruktur minimalis atau bahkan antistruktur.

2.3.1.2 Pemenang Pilihan Penonton

Beda halnya dengan juri, pilihan penonton biasanya cenderung lebih mengutamakan suatu cerita yang sifatnya klasik dan ringan, Desain karakter yang sederhana, menarik, dan mudah diingat, sehingga mudah dimengerti.

hiburan adalah hal utama yang menjadi penilaian bagi penonton.

2.3.1.3 Kesimpulan

Dari hasil perbandingan dua kategori yang dijabarkan maka dapat disimpulkan bahwa pertimbangan strategi desain digunakan berdasarkan ranah mana yang diincar, jika mengincar penilaian juri maka kurang lebih desain harus mengacu kepada sesuatu yang berbentuk abstrak dan banyak terdapat simbol dengan makna tertentu, terbalik dengan piliha penonton yang mengutamakan sesuatu yang sederhana, menarik, dan mudah diingat.

2.4 Pertimbangan Pengambilan Cerita

Saat ini animasi di-indonesia sangat berkembang namun sayang masih sangat banyak sumber-sumber yang belum di-eksplorasi, kebudayaan- kebudayaan yang beragam dapat menjadi sumber inpirasi visual style yang dapat digunakan dalam pengaplikasiannya dalam visual animasi.

(27)

Keterkaitan orang indonesia terhadap rokok boleh dikatakan cukup dekat, baik untuk masyarakat kalangan bawah maupun ke atas. terbukti dengan banyaknya supir angkot, mahasiswa bahkan pebisnis atau pemilik dari perusahaan pun cukup banyak yang merokok.

Walaupun para perokok itu telah mengetahui bahwa merokok itu berbahaya, akan tetapi mereka tetap melakukannya dengan alasan sulit melawan kecanduannya dan kebiasaannya.

2.4.3 Faktor Pendukung

1. Alternatif hiburan dalam suguhan animasi

2. Minat masyarakat Indonesia terhadap animasi termasuk tinggi.

3. Dapat menjadi inspirasi untuk kaum muda yang menghadapi masalah serupa.

2.4.4 Faktor Penghambat

1. Keterbatasan waktu, karena teringat waktu yang diberikan harus mengikuti deadline dari penanggalan akademik Tugas Akhir Bina Nusantara University.

2. Pengalaman penulis yang terbatas dalam produksi film animasi

3. Penulis tidak merokok sehingga tidak tahu kecanduan rokok seperti apa.

(28)

Gambar

Gambar 1.3 Smoking Area
Gambar 1.4 Kedai Makan
Gambar 1.6 Hacker
Gambar 1.8 Body Language  sumber : http//www.teamrecruit.com.au/

Referensi

Dokumen terkait

Perkembanga titik panas atas hotspot pada hari ini pukul 17.00 WIB berdasarkan pantauan citra satelit NOAA-18 total Sumatera Nihil dan Riau Nihil, Confidance 70% Riau Sejumlah

Disajikan gambar organ penyusun sistem saraf pada manusia, siswa mampu mengidentifikasi fungsi dari bagian yang ditunjuk pada gambar.. 1 PG

Pada Tabel 4 kolom LSTM dengan menggunakan metode word embedding fastText akan dijadikan untuk pemantauan perhatian publik karena meraih hasil akurasi tertinggi

 Guru memberi tugas siswa mencari lagu-lagu perjuangan lainnya kemudian menganalisis sikap kepahlawanan yang ada dalam lagu, kemudian meminta siswa berlatih

Pentingnya dilakukan penelitian ini karena peneliti ingin menganalisis beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah, faktor-faktor tersebut meliputi pengeluaran

Lembaga Masyarakat dalam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak pada Acara Peresmian Kelompok Bermain di Kelurahan Bondongan, Bogor.. Ceramah dan

Meskipun secara hitungan distribusi frekuensi, bahwa seluruh responden pada kelompok perlakuan yang diberi bebat perineum mengalami kesembuhan ≤ 7 hari, tapi

kalimat dalam paragraph ; menulis introductory, topic, supporting, dan concluding sentences dengan menggunakan bahasa Inggris yang berterima dan runtut dengan unsur kebahasaan