12
Universitas Kristen Petra 3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif. Menurut Azwar (2005, p. 7) ”penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian.”
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
”Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, obyek, transaksi, atau kejadian dimana seorang penelitian tertarik untuk mempelajarinya atau menjadikannya sebagai objek penelitian” (Kuncoro, 2003, p.
23) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha atau bisnis makanan khas Jawa Timur di wilayah Surabaya Timur. Sedangkan sampel dalam penelitian ini 18 depot atau rumah makan dari bisnis makanan khas Jawa Timur di wilayah Surabaya Timur yang termasuk minimal usaha kecil, minimal pekerja 5 orang (pegawai tetap), dan memiliki omzet minimal Rp 300.000.000 per tahun.
3.3 Sumber Data
“Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer.
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Data ini tidak tersedia sebab sebelumnya belum ada riset sejenis atau hasil riset sejenis sudah kadarluarsa. Jadi, periset perlu melakukan pengumpulan data sendiri” (Istijanto, 2008, p. 32).
Dalam penelitian ini sumber data primer akan diperoleh langsung melalui kuesioner yang diisi oleh subyek yang langsung berhubungan dengan penelitian yaitu pemilik atau pengelola dari 18 usaha atau bisnis makanan khas Jawa Timur di wilayah Surabaya Timur yang berjumlah 18 orang.
13
Universitas Kristen Petra 3.4 Teknik Perolehan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini maka digunakan beberapa teknik yaitu :
1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2008, p. 194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit.
2. Kuesioner:
Menurut Sugiyono (2008, p. 199) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis terhadap responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner yang disusun peneliti terdiri atas pernyataan mengenai Entreprenurial Transition, Sikap pengusaha dan Pengelolaan Keuangan, Citra dan Pencitraan, Entrepreneurial Leasdership dan Budaya, Rantai Nilai, Bauran Pemasaran dan Profil Bisnis Makanan Khas Jawa Timur di Wilayah Surabaya Timur. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan langsung kepada responden.
3. Observasi
Menurut Sugiono (2008, p. 203), observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
3.5 Teknik Analisa Data 3.5.1 Cross Tabulation
Teknik analisa data yang digunakan adalah crosstab. Menurut Singarimbun (2008, p.273) crosstab adalah metode analisa yang paling sederhana
14
Universitas Kristen Petra tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Dalam analisa tabulasi silang, peneliti menggunakan distribusi presentase sel-sel dalam tabel sebagai dasar untuk menyimpulkan hubungan antara variabel-variabel penelitiannya.
Tabel 3.1 Crostabatulation
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 … Yx Jumlah
X1 z11 z12 z13 z14 z15 … … JB 1
X2 z21 z22 z23 z24 z25 … … JB2 X3 z31 z32 z33 z34 z35 … … JB3 X4 z41 z42 z43 z44 z45 … … JB4 X5 z51 z52 z53 z54 z55 … … JB5
… … … … Xx … … … zxx …
Jumlah JK1 JK2 JK3 JK4 JK5 … … N
Sumber: Singarimbun (2008, p.273)
Dimana: baris Y merupakan variabel 1 Baris X merupakan variabel 2 JB= jumlah baris ke bawah JK= jumlah kolom ke kanan
z= banyaknya individu dalam semua sampel
3.5.2 Statistik Deskriptif
“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” (Sugiyono, 2008, p.206).
3.5.3 Tabel Distribusi Frekuensi
“Distribusi Frekuensi adalah data mentah yang diatur dalam kelas dengan frekuensinya. Dalam membuat tabel distribusi ini, besar interval kelas harus sama.
15
Universitas Kristen Petra Jumlah interval kelas bergantung dari jumlah data mentah.” (Nazir, 2005, p.379- 380).
3.5.4 Analisis Korelasi Pearson
“Analisis korelasi pearson atau Pearson’s Correlation (Product Moment) adalah teknik analisis yang dikembangkan oleh Karl Pearson untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (X dan Y) yang memiliki tingkat pengukuran minimal interval. Koefisien korelasi Pearson dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut” (Muhidin dan Abdurahman, 2007):
( )
[ ∑ ∑ ] [ ∑ ( ) ∑ ]
∑ ∑ ∑
−
−
= −
2 2 2 2
Y Y
N X X
N
Y X XY rxy N
(3.1)
Dimana :
r = koefisien korelasi Pearson xy
N = jumlah individu dalam sampel X = nilai untuk variabel X
Y = nilai untuk variabel Y
Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara variabel X dan Y, digunakan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi sebagai berikut:
Tabel 3.2. Tingkat Keeratan Hubungan
Sumber : Muhidin dan Abdurahman, 2007
Nilai Korelasi Keterangan
0.00 - < 0.20 Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada)
≥ 0.20 - < 0.40 Hubungan rendah
≥ 0.40 - < 0.70 Hubungan sedang/cukup
≥ 0.70 - < 0.90 Hubungan kuat/tinggi
≥ 0.90 - < 1.00 Hubungan sangat kuat/tinggi
16
Universitas Kristen Petra Pengujian keberatian koefisien korelasi dapat diketahui melalui nilai signifikansi yang dihasilkan dari korelasi Pearson. Apabila nilai signifikansi yang dihasilkan korelasi Pearson lebih kecil dari tingkat α=0.05 (α=5%), maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara X dan Y.
3.6 Definisi Operasional
“Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut” (Nazir, 2005, p.126). Definisi operasional dari penelitian ini adalah:
1. Profil Pengusaha
Penelitian ini mendeskripsikan profil pengusaha makanan khas Jawa Timur yang dilihat dari beberapa aspek yaitu:
a. Aspek demografi pemilik/pengusaha (jenis kelamin, kelompok usia dan status perkawinan)
b. Aspek jenjang studi para pemilik/pengusaha c. Lama tingal di Surabaya
d. Asal orang tua 2. Profil Bisnis Usaha kecil
Penelitian ini mendeskripsikan profil bisnis yang dilihat dari beberapa aspek yaitu:
a. Aspek manajemen yang meliputi pay back periode, jumlah manager, jumlah supervisor, jumlah tenaga kerja, jumlah produksi, jumlah omzet, modal kerja, aset tetap, jumlah unit usaha kecil, jumlah cabang, jumlah pembeli.
b. Status dan tempat usaha c. Bentuk badan usaha
3. Karakteristik Entrepreneurial Transition
Penelitian ini mendiskripsikan karakteristik Entrepreneurial Transition yang dilihat dari beberapa aspek yaitu:
17
Universitas Kristen Petra a. Dasar perencanaan usaha kecil dan waktu yang dibutuhkan untuk
mewujudkan gagasan
b. Asal-usul usaha kecil dan gagasan/ peluang mendirikan usaha c. Jenis peluang usaha yang diimplementasikan
d. Pihak-pihak yang di hubungi secara formal dan tidak formal
e. Hambatan dan tantangan yang dihadapi dan keputusan yang diambil pada saat sebelum usaha, pada saat usaha mulai dioperasikan, dan pada saat usaha sudah beroperasi
4. Entrepreneurial Transition
Penelitian ini membagi Entrepreneurial Transition menjadi 3 periode atau tahapan yakni:
1. Berdasarkan Waktu Yang Dibutuhkan dan Dasar Perencanaan Usaha Kecil
2. Berdasarkan Asal Usul Usaha dan Pihak Yang Lebih Berperan Mempersiapkan (Perijinan, Perjanjian, Kontrak, Sewa, Perekrutan, pembiayaan, Uji Coba) Untuk Pengoprasian Usaha
5. Entrepreneurial Process
Proses-proses pada transisi kewirausahaan pada tahapan pre-start up ke start up, terdiri dari:
a. Identifikasi dan evaluasi peluang, terdiri dari proses-proses:
1. meninggalkan pekerjaan yang lama
2. membagi tugas dengan pekerjaan yang lama 3. mengubah kebiasaan kerjanya sendiri
4. mengubah prosedur pembuatan keputusan tentang cara mengerjakan tugas
b. Pengembangan rencana bisnis, terdiri dari proses-proses:
1. menciptakan dan menguji konsep produk 2. menciptakan dan memilih peluang pasar 3. menetapkan lokasi tempat usaha
4. negosiasi kontrak dengan pihak ketiga 5. mengurus perijinan, haki/patent
18
Universitas Kristen Petra c. Penetapan sumber daya yang dibutuhkan yakni proses mencari sumber
dana dan investasi
d. Manajemen perusahaan yang dihasilkan, terdiri dari proses-proses:
1. memilih, menetapkan karyawan/staff 2. memilih, menetapkan sistem manajemen 3. mendelegasikan tugas-tugas kepada team
Proses-proses pada transisi kewirausahaan pada tahapan start up ke tahap growth/
pertumbuhan, terdiri dari:
a. Identifikasi dan evaluasi peluang, terdiri dari proses-proses:
1. meninggalkan pekerjaan yang lama
2. membagi tugas dengan pekerjaan yang lama 3. mengubah kebiasaan kerjanya sendiri
4. mengubah prosedur pembuatan keputusan tentang cara mengerjakan tugas
b. Pengembangan rencana bisnis, terdiri dari proses-proses:
1. mengembangkan, menguji konsep produk baru 2. mempertajam dan mengembangkan pasar baru 3. mengembangkan lokasi tempat usaha baru
4. negosiasi dan kontrak perjanjian dengan pihak ketiga 5. mengurus perijinan, haki/patent
6. membangun jaringan (supplier, vendor, dan lain-lain) 7. mengembangkan struktur organisasi dan sistem manajemen
c. Penetapan sumber daya yang dibutuhkan yakni proses mencari sumber dana dan menambah investasi