• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOTANI UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BOTANI UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BOTANI

UMMU KALSUM

UNIVERSITAS GUNADARMA

2016

(2)

Referensi

Gembong Tjitrosoepomo. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

James D Mauseth. 1998. Botany: An introduction to Plant Biology, 2/e. [Multimedia Enhance Edition]. US:

Jones And Bartlett Publishers, Inc.

Linda Berg. 2008. Introduction Botany: Plants,

People and The environment. USA: Thomson

Brooks/Cole.

(3)

DAUN (FOLIUM)

(4)

Daun …?

Tempat duduknya daun …?

Sudut daun atau tempat diatas daun …?

(5)

DAUN (FOLIUM)

Daun  suatu tumbuhan yang penting dan pada umumnyya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun

Buku-buku (nodus)  Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun pada batang

Ketiak daun (axilla)  tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun

(6)

Umur daun terbatas

Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan

meninggalkan bekas pada batang

Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya

menjadi pirang  daun yang lebih tua, kemudian mati dan runtuh dari batang

mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang masih segar

(7)

Ada pula tumbuhan yang pada waktu-waktu tertentu menggugurkan semua daun-daunnya, sehingga seperti tumbuhan yang mati. Menjelang datang musim hijau membentuk tunas-tunas baru, dan dalam musim hujan akan kelihatan hijau

kembali

Jenis-jenis tumbuhan tersebut  tumbuhan meranggas (tropophyta)

misalnya: pohon jati (Tectona grandis L.)

kedongdong (Spandias dulcis Forst.), kapuk randu (Ceiba pentanda Gaertn.), dsb

(8)

Bentuk daun

Bentuk daun umumnya tipis melebar, warna hijau, dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan,yaitu sebagai alat untuk:

pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas (CO2)

pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)

penguapan air (transpirasi)

pernafasan (respirasi)

(9)

Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik

gas asam arang (CO2) yang merupakan zat

makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara melalui celah-celah halus yang  mulut daun

(stomata)

Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun (zat hijau daun atau

klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari  …?

(10)

Bagian-bagian Daun

Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut:

upih daun atau pelepah daun (vagina)

tangkai daun (petiolus)

helaian daun (lamina)

Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musa paradisiaca L.), pohon pinang (Areca catechu sp.) dan lain-lain

(11)

Daun lengkap

(12)

Susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan:

Hanya terdiri atas tangkai dan helaian 

‘daun bertangkai’. Ex: nangka (Artocarpus integra Merr.), mangga (Mangifera indica L.)

Daun terdiri atas upih dan helaian  ‘daun

berupih atau daun berpelepah’. Ex: suku

rumput, misalnya: padi (Oryza sativa L.)

jagung (Zea mays L.) dan lain-lain

(13)

Daun hanya terdiri atas helain saja, tanpa upih dan tangkai, sehingga helain langsung melekat atau duduk pada batang  ‘daun duduk’ (sessilis) seperti pada biduri. Daun yang hanya terdiri atas helain daun saja dapat mempunyai pangkal

yang demikian lebarnya, hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkar batang atau

memeluk batang  ‘daun memeluk batang’

(amplexicaulis), ex: tempuyung (Sonchus

oleraceus L.). Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali bangunnya

membulat  ‘telinga daun’

(14)

Daun hanya terdiri atas tangkai saja, dan dalam hal ini tangkai tadi biasanya lalu

menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan suatu helaian daun semu atau palsu, dinamakan: filodia, seperti terdapat pada jenis pohon Acacia yang

berasal dari Australia, misalnya: Acacia

auriculiformis A. Cunn

(15)

Alat-alat tambahan atau pelengkap pada daun

1. Daun penunggu (Stipula), berupa dua helai

lembaran serupa daun yang kecil, yang terdapat dekat dengan pangkal daun  untuk melindungi kuncup yang masih muda. Menurut letaknya daun penumpu dapat dibedakan dalam :

Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun  ‘daun penumpu bebas’

(stipulae liberae). Ex: kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun (stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp.)

(16)

Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat di dalam ketiak daun (stipula axillaris atau stipula

intrapetiolaris).

Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu dan mengambil tempat berhadapan dengan tangkai daun dan biasanya agak lebar hingga melingkari batang (stipula petiolo opposita atau stipula antidroma).

Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat diantara dua tangkai daun seperti seringkali terjadi pada

tumbuhan yang pada satu buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan  daun penumpu antar tangkai (stipula interpetiolaris). Ex: mengkudu (Morinda citrifolia L.)

(17)

2. Selaput bumbung (ocrea atau ochrea)  berupa selaput

tipis yang menyerupai pangkal suatu ruas batang, jadi terdapat di atas suatu tangkai daun. Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang, terdapat antara lain pada Polygonum SP

3. Lidah-lidah (ligulaI), suatu selaput kekcil yang biasanya

terdapat pada batas antara upih dan helaian daun pada rumput (Gramineae)  untuk mencegah mengalirnya air hujan kedalam ketiak antara batang dan upih daun

sehingga kemungkinan pembusukan dapat dihindarkan

(18)

Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)

Daun yang berupih  pada tumbuhan yang yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae): suku rumput (Gramineae), suku empon-empon(Zingiberaceae), pisang (Musa

paradisiaca L.), golongan palma (Palmae), dan lain-lain.

Fungsi:

Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, ex: tebu (Saccharum officinarum L.),

Memberi kekuatan pada batang tanaman 

membungkus batang, sehingga batang tidak tampak, bahkan yang tampak dari luar adalah upih-upihnya

‘batang semu’. Ex: upih daun amat besar, pisang (Musa sapientum L.)

(19)

Tangkai Daun (Pettiolus)

merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya, untuk menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa  memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya

Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya

Dilihat pada penampang melintangnya dapat kita jumpai kemungkinan-kemungkinan berikut:

Bulat dan berongga, misalnya pada tangkai daun (Carica L.).

Pipih dan tepinya melebar (bersayap), misalnya pada jeruk (Citrus sp.)

Bersegi

Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang

(20)

Helaian Daun (Lamina)

Merupakan bagian daun terpenting yang cepat menarik perhatian  sifat daun

Sifat-sifat daun:

• Bangunnya helaiannya (circumscriptio),

• Ujungnya (apex)

• Pangkalnya (basis)

• Susunan tulang-tulangnya (nervatio atau venatio),

• Tepinya (margo),

• Daging daunnya

(intervenium),

• Dan sifat-sifat lain lagi, misalnya: keadaan

permukaan atas maupun bawahnya (gunndul,

berambut, atau lainnya), warna dan lain-lain.

(21)

BANGUN (BENTUK) DAUN (CIRCUMSCRIPTIO)

Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar itu dapat dibedakan 4 (empat) golongan daun,

yaitu daun dengan:

Bagian yang lebar terdapat kira-kira di tengah- tengah helaian daun

Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah- tengah helaian daun

Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah- tengah helaian daun

Tidak ada bagian yang terlebar, artinya helaian daun dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya

(22)

Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun

Bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang:lebar = 1:1.

Ex: Victoria regia, teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce), dan lain-lain.

Bangun perisai (peltatus) biasanya bangun bulat,

mempunyai tangkai daun yang tidak tertanam pangkal daun, melainkan pada bagian tengah helaian daun, ex:

teratai besar, daun jarak, dan lain-lain

Jorong (ovalis atau ellipticus), yaitu jika perbandingan

panjang : lebar = 1.5 – 2 : 1, ex: daun nangka (Artocarpus integra Merr,) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)

(23)

Memanjang (oblongus), yaitu jika panjang:lebar =

21/2-3 : 1, misalnya daun srikaya (Annona squamosa L.) dan sirsak (Annona muricata L.);

Bangun lanset (lanceolatus), jika panjang : Lebar = 3-5 : 1, misalnya daun kamboja (Plumiera acuminate Ait), oleander (Nerium oleander L.)

Bentuk-bentuk peralihan selalu ada, misalnya diantara jorong dan bulat memanjang  jorong memanjang (elliptico-oblongus), jika diantara memanjang dan bangun lanset disebut memanjang sampai bangun lanset (oblongo-lanceolatus)

(24)

Bangun yang Terlebar Terdapat Di Bawah Tengah-tengah Helaian Daun

1.

Pangkal daunnya tidak bertoreh

Bangun bulat telur  daun kembang sepatu, daun Lombok rawit

Bangun segitiga (segitiga sama kaki)  daun bunga pukul 4

Bangun delta (segitiga sama sisi)  daun air mata pengantin

Bangun belah ketupat  daun bengkuang

(25)

2. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk

Bangun jantung (cordatus)  daun waru (Hibiscus tiliaceus L.)

Bangun ginjal atau kerinjal (reniformis)  ujung tumpul/bulat, pangkal berlekuk dangkal. Ex: daun pegagan atau daun kaki kuda/pegagan (Centella asiatica Urb.)

Bangun anak panah (sagittatus)  daun enceng (Sagittaria sagittifolia L.)

Bangun tombak (hastatus)

Bertelinga  bangun tombak, tetapi pangkal daun di kanan dan kiri tangkai membulat  tempuyung (Sonchus asper Vill.)

(26)

Bagian yang Terlebar Terdapat Di Atas Tengah- tengah Helaian Daun

Bangun bulat telur sungsang (obovatus)  bagian lebar dekat ujung daun. Ex: sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)

Bangun jantung sungsang (obcordatus)  calincing atau semanggi gunung (Oxalis corniculata L.)

Bangun segitiga terbalik atau pasak (cuneatus)  anak daun semnaggi (Marsilea crenda Pres)

Bangun sudip atau spatel atau solet (spathulatus)  bangun bulat telur tapi bawahnya memanjang. Ex:

tapak liman (Elephantopus scaber L.), daun lobak (Raphanus sativus L.)

(27)

Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung hampir sama lebar

Golongan ini biasanya sempit (lebarnya jauh berbeda dibandingkan panjang daun)

Bangun garis (linearis)  penampang

melintangnya pipih dan daun amat panjang. Ex:

Gramineae

Bangun pita (ligulatus)  serupa daun bangun

garis, namun lebih panjang lagi. Ex: jagung

(28)

Bangun pedang (ensiformis)  seperti bangun

garis, tetapi daun tebal dibagian tengah dan tipis kedua tepinya. Ex: daun nenas sebrang (Agave sisalana Perr., Agave cantala Roxb)

Bangun paku atau dabus (subulatus), bentuk daun hampir seperti silinder, ujung runcing, seluruh

bagian kaku.

Bangun jarum (acerosus), serupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing panjang. Ex: Pinus

merkusii Jungh & de Vr.

Bentuk-bentuk peralihan lainnya

(29)

Ujung Daun (Apex)

Runcing (acutus)

Meruncing (acuminatus). Ex: sirsak (Annona muricata L.)

Tumpul (obtusus). Ex: sawo kecik

Membulat (rotundatus). Ex: daun teratai besar

Rompang (truncates)  ujung tampak garis rata. Ex: ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun

jambu monyet (Anacardium occidentale L.)

Terbelah (retusus), ujung daun memperlihatkan lekukan.

Ex: bayam (Amaranthus spinosus L.)

Berduri (mucronatus)  ujung daun ditutup bagian runcing keras. Ex: Sansievera sp.

(30)

Pangkal Daun (Basis folii)

1.

Tepi daunnya tidak pernah bertemu, terpisah oleh pangkal ibu tulang/ujung tangkai daun.

Runcing

Meruncing

Tumpul

Membulat

Rompang atau rata

berlekuk

(31)

2.

Tepi daunnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain:

Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap batang

sesuai letak daun pada batang

Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi sebrang batang yang berlawanan atau berhadapan dengan letak daunnya.

Biasanya pangkal daun yang membulat

(32)
(33)

Susunan tulang-tulang daun (Nervatio atau venation)

Tulang daun adalah bagian daun yang berguna untuk:

Memberi kekuatan pada daun, oleh karena itu dinamakan ‘rangka daun’ (sceleton)

Sebagai berkas-berkas pembuluh

Berdasar ukurannya, tulang daun dibedakan menjadi:

Ibu tulang (costa)  tulang terbesar

Tulang-tulang cabang (nervus lateralis)

Urat-urat daun (vena)  seperti tulang cabang, namun lebih halus atau kecil

(34)

Susunan tulang daun

1. Menyirip (penninervis)  1 ibu tulang yang berjalan dari

pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun (seperti susunan sirip ikan). Ex: Dikotil, jambu, rambutan dan manga

2. Menjari (palminervis)  ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar,

memperlihatkan seperti jari-jari pada tangan. Ex:

pepaya, jarak, kapas, singkong, dsb

(35)

3. Melengkung (cervinervis)  mempunyai beberapa tulang besar, 1 ditengah yang paling besar, sedang lainnya

mengikuti jalannya tepi daun (semula memencar

kemudian kembali menuju ke 1 arah, yakni ujung daun) sehingga selain tulang yang ditengah semua tulangnya kelihatan melengkung. Ex: monokotil, genjer (Limnocharis flara Buch.), gadung (Dioscorea hispida Dennst.)

4. Bertulang sejajar atau lurus (rectinervis)  bangun garis atau pita, mempunyai 1 tulang ditengah yang besar membujur daun, monokotil, rumput, teki-tekian

(cyperaceae), dsb

(36)

Tepi Daun (Margo Folii)

Rata (integer), nangka

Bertoreh (divisus)

Sinus: toreh (bagian yang masuk ke dalam pada tepi daun

Angulus: bagian tepi daun yang menonjol keluar Tepi Daun dengan toreh yang merdeka

Bergerigi (serratus)  sinus dan angulus lancip, ex: bergerigi halus dan kasar

Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus) 

daun bergerigi tetapi angulusnya cukup besar

dan tepinya bergerigi lagi

(37)

Bergigi (dentatus)  sinus tumpul sedang angulusnya lancip. Ex: beluntas

Beringgit (crenatus)  kebalikan bergigi, sinus tajam dan angulus tumpul. Ex: cocor bebek

Berombak (repandus)  sinus dan angulus

tumpul

(38)

Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya

Berlekuk (lobatus) dalamnya toreh < ½ panjang tulang-tulang yang terdapat di kanan dan kirinya

Bercangap (fissus)  dalam toreh ± sampai tengah-tengah panjang tulang-tulang daun di kanan kirinya

Berbagi (partitus) dalam toreh > ½ panjang

tulang-tulang daun di kanan kirinya

(39)
(40)
(41)

Daging Daun (Intervenum)

Adalah bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Bagian ini merupakan dapur tumbuhan.

Tipis seperti selaput (membranaceus)  daun paku selaput

Seperti kertas (papyraceus atau chartaceus)  tipis tetapi tegar.

Ex: daun pisang

Tipis lunak (herbaceous)  selada air

Seperti perkamen (perkamenteus)  tipis tetapi cukup kaku. Ex:

daun kelapa

Seperti kulit/belulang (coriaceus)  helaian daun tebal dan kaku.

Ex: nyamplung

Berdaging (carnosus)  tebal dan berair. Ex: Lidah buaya

(42)

Sifat lain yang perlu diperhatikan pula:

1.

Warna daun

2.

Keadaan permukaannya, atas maupun bawah, misal:

a. Licin (laevis):

Mengkilat (nitidus), sisi atas daun kopi dan beringin

Suram (opacus)  ketela rambat

Berselaput lilin (pruinosus)  sisi bawah daun pisang, daun tasbih (Canna hybrid Hort.)

(43)

b. Gundul (glaber)  jambu air

c. Kasap (scaber)  daun jati

d. Berkerut (rugosus)  jambu biji

e. Berbingkul-bingkul (bullatus)  seperti berkerut, tetapi kerutannya lebih besar

f. Berbulu (pilosus)  bulu halus dan jarang, ex:

tembakau

g. Berbulu halus dan rapat (villosus)  jika diraba seperti laken atau beludru

h. Berbulu kasar (hispidus)  rambut/bulu kaku, jika diraba terasa kasar. Ex: gadung

i. Bersisik (Lepidus)  durian (Durio zibethinus Murr.)

(44)

DAUN MAJEMUK (Folium Compositium)

1. Pada tangkai daun hanya terdapat 1 helaian saja  daun tunggal (folium simplex)

2. Tangkai bercabang-cabang dan pada cabang tangkai ini terdapat bunga sehingga dalam 1 tangkai terdapat >

1 helaian daun  daun majemuk (folium compositium) Bagian-bagian daun majemuk:

Ibu tangkai (potiolus communis)

Tangkai anak daun (petioles)

Anak daun (foliolum)

Upih daun (vagina)  bagian bawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang

(45)

Susunan anak daun pada ibu tangkainya:

1. Majemuk menyirip (pinnatus), jika anak daun

tersusun sirip pada kanan dan kiri ibu tangkainya

2. Majemuk menjari (palmatus atau digitatus)

3. Majemuk bangun kaki (pedatus)  Araceae

4. Majemuk campuran (digitatopinnatus)  daun majemuk ganda yang mempunyai cabang-

cabang ibu tangkai memncar. Ex: putri malu

(46)

Majemuk menyirip (pinnatus)

Majemuk menyirip beranak daun satu

(unifoliolatus)  terlihat seperti daun tunggal, helaian daun tidak langsung pada ibu tangkai, jeruk (citrus)  jeruk pamelo dan jeruk nipis

Majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus)  terdapat sejumlah anak daun yang

berpasangan di kanan dan kiri ibu tulang

Majemuk menyirip gasal (imparipinnatus)  mawar, pacar cina

(47)

Menurut duduknya anak-anak daun pada ibu tangkai:

Menyirip dengan anak daun yang

berpasang-pasangan  jika duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan

Menyirip berseling  jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling

Menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus)

 anak-anak daun pada ibu tangkai

berselang-seling. Ex: tomat

(48)

Daun majemuk menyirip ganda, dibedakan:

Menyirip ganda dengan sempurna  jika tidak ada 1 anak daun pun yang duduk pada ibu tangkai

Menyirip ganda tidak sempurna  jika masih ada anak daun yang duduk langsung pada ibu

tangkainya

Contoh: majemuk menyirip genap ganda 2 dengan sempurna (kembang merak dan lamtoro), majemuk menyirip gasal ganda 2 tidak sempurna, majemuk

menyirip gasal rangkap 3 tidak sempurna (daun kelor)

(49)

Majemuk menjari (palmatus atau digitatus)

Beranak daun 2 (bifoliolatus)  pada

ujung ibu tangkai terdapat 2 anak daun

Beranak daun 3 (trifoliolatus)  pada

ujung ibu tangkai terdapat 3 anak daun

5, 7 dsb

(50)

Daun Kelor

(51)
(52)

Terima

kasih

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan Kinerja Tahun 2021 berkompetensi dan meningkatkan profesionalitas kerja dalam penyelesaian perkara pada sesuai dengan indikator indikator yang telah ditargetkan

Komposisi %engan karakter 'oto Mengkomunikasikan Presentasi kar)a isan Praktek 1 2 + .P Dasar otogra! Digital II &#34; Komposisi dan Ketajaman$ 3ah)u Dharsito$ 4le2 Me%ia

Memberikan hak akses untuk calon Direksi dan Penilai yang terdiri dari 3 (tiga) Atasan, Rekan kerja dan 3(tiga) orang Bawahan sesuai struktur organisasinya pada modul

Lebih lanjut, data yang disajikan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa walaupun pada perlakuan tanpa tanaman pagar kandungan bahan organik pada tahun ke lima relatif tidak berbeda

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan serta menganalisis tentang 1) Implementasi Model Kurikulum Terintegrasi di SDIT At-Taqwa.; 2) kompetensi

H16 nilai yang diperoleh sebesar 0,997 berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara kedua variabel PEOU dan PU, untuk membuktikan hipotesis “terdapat

Perencanaan laba merupakan salah satu tujuan dalam berusaha terutama usaha yang mengoloh hasil – hasil pertanian, yang mana hasil – hasil pertanian memiliki sifat kurang tahan lama

b. Apabila unit sosial dan wilayah masyarakat adatnya lintas unit pemerintahan kabupaten/kota, maka kebijakan daerah untuk penetapannya bisa melalui Surat Keputusan bersama