• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

15 2.1 Perbankan

Definisi Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sedangkan menurut Hasibuan(2005:2), pengertian bank adalah: “Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotif profit juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja”.

Selain itu Kasmir (2008:2) berpendapat bahwa “Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa- jasa bank lainnya”.

Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank adalah usaha yang berbentuk lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana (surplus of fund) dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (lack of fund), serta memberikan jasa- jasa bank lainnya untuk motif profit juga sosial demi meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

(2)

2.1.1 Fungsi Perbankan

Menurut Budisantoso (2006:9) secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of services.

a. Agent of trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut , dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Agent of Development

Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan.Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

(3)

c. Agent of Service

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian secara luas.

Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

Dan dari definisi-definisi yang telah tertulis diatas, maka dapat kita garis bawahi bahwa yang dimaksud dengan bank adalah suatu badan usaha yang memiliki wewenang dan fungsi untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut.

2.2 Merger

2.2.1 Pengertian Merger

Artikatamerger berasaldari bahasa latin “mergere”yaitubergabung, bersama, menyatu, berkombinasi, menyebabkan hilangnya identitas karena terserapatautertelan sesuatu.

MergermenurutLawrence

JGitman(2009:762)yaitu,Thecombinationoftwoor more firm,inwhichtheresultingfirmmaintainstheidentity ofone ofthefirms, usually the larger.Artinya,Kombinasidariduaatau lebihperusahaan, dimana perusahaanyang dihasilkanmempertahankanidentitasdarisalahsatuperusahaan,

biasanyaperusahaanyangpaling besar.

Macam-macam motif merger menurut Lawrence J Gitman (2009:764)yaitu : 1. Growth or Diversification

Perusahaan yang memiliki tujuan pertumbuhan pangsa pasar.

Perusahaan dapatmencapaitujuanyang sama dalamwaktusingkat dengan menggabungkan perusahaan. Strategi inilebih menghemat

biaya dibandingkan dengan mengambangkan

kapasitasproduksiyangdiperlukan.

(4)

2. Synergi

Sinergimergeradalahskala ekonomiyangdihasilkandarioverhead perusahaangabunganyanglebihrendah.Sinergiyang lebihjelasketika perusahaan melakukanmerger dengan perusahaan lain dalam

bidangyang sama,karenabanyakfungsiyang

berlebihandankaryawandapatdikurangi. Hal tersebut dapat mengurangi biayaproduksi.

3. Fund Raising

Perusahaanbergabunguntukmeningkatkan kemampuanmereka dalam menghimpundana. Perusahaantidakbisamemperolehdana untukekspansi internal, tetapidapat memperoleh dana penggabungan usaha eksternal. Tujuan darimerger inimemungkinkan danadibangkitkan secaraeksternal dengan biayalebih rendah.

4. IncreasedManagerialSkill or Technology

Perusahaanakanmemilikipotensiyang baikbahwadiamenemukandirinya sendiritidakdapatberkembang sepenuhnyakarenakekurangandidaerah tertentu darimanajemen atau tidak adanya produk yang dibutuhkan atau teknologiproduksiyang dibutuhkan.Merger dilakukan untukmelengkapi kekurangan dari bidangteknologi.

5. TaxConsideration

Pertimbangan pajak merupakan salah satumotif kunciuntukpenggabungan.Manfaatpajakumumnyaberasaldarifaktabahw a salahsatuperusahaan memilikirugi fiskal-maju.

6. IncreasedOwnership Liquidity Penggabungandua

perusahaankecildanperusahaanbesardapatmemberikan

parapemilikperusahaankecildenganlikuiditasyang lebihbesar.Halini karenadayajualyanglebih tinggi terkaitdengan saham perusahaan besar.

(5)

7. DefenseAgainst Takeover

Untuk lebihefektif, suatu pengambilanalihan defensif harus menciptakan nilaibagipemegang sahamdarimerekaakanmenyadari setelah perusahaan digabungkan dengan perusahaan lain.

Motif-motifmergerdiatasmerupakanmotif umumyang dilakukandi beberapa negara di dunia. Merger perludilakukan untuk meningkatkan Net Present Value(NPV)yangdapat meningkatkan nilai pasar. Lawrence J Gitman (2009:766), mengemukakan tipe-tipe merger berdasarkan aktivitas ekonomiyaitu :

1.Merger Horizontal

Merger horizontaladalah merger antara dua atau lebih perusahaan dalam industriyangsama.

2.Merger Vertikal

Merger vertikaladalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan dalam tahapan proses produksi atau operasi.

3.Merger Konglomerat

Mergerantaraduaataulebihperusahaanyangmasing-masingbergerakdalam industriyangtidak terkait.

4.Merger Ekstensi Pasar

Mergeryang dilakukan oleh duaperusahaan ataulebihyangmempunyai tujuan memperluas areapasar.

5.Merger Ekstensi produk

Mergeryangdilakukanolehduaperusahaanataulebihuntukmemperluaslini produk perusahaan.

Tipe-tipemerger berdasarkanaktivitasekonomiberfungsiuntuk mendapatkan teknologibaru,mengurangiwajibpajak,memperluasakses ke distributor, pelanggan, produk, pemasok, dan kreditor.

(6)

2.3 Kinerja

Pada dasarnya kinerja merupakan alat pengendalian bagi perusahaan.

Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan dan pengendalian atas kegiatan operasionalnya agar dapat dibandingkan dengan perusahaan lain. Selain itu, melalui pengukuran kinerja perusahaan juga dapat memilih strategi yang lebih baik untuk dilaksanakan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Basrowi (2010:56) :

“Kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan seseorang dalam bidang pekerjaanya menurut kriteria tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya “.

Kamus besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kinerja (performance) adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan.Dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan, terdapat berbagai metode dan cara yang dapat dipilih dengan maksud dan tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut.

Dalam dunia perbankan, pengukuran tingkat kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan.

2.3.1 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan- aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau General Acepted Accounting Principle (GAAP).(Fahmi, 2011:2)

Menurut Munawir (2010:30) :

“Kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan

(7)

berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya”.

2.4 Laporan Keuangan

2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Sutrisno (2007:9) menyatakan bahwa :

“Laporan keuangan itu disusun untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (manajemen, pemilik, kreditor, investor, pemerintah dan pihak-pihak lainnya).”

Menurut Harahap (2009:105) menyatakan bahwa:

“Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.”

Sedangkan Menurut Fahmi (2011:22) Laporan keuangan adalah :

“Suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, laporan keuangan adalah suatu laporan yang dikeluarkan oleh perusahan untuk memberikan segala informasi mengenai keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri sebagai bahan evaluasi maupun bagi pihak diluar perusahaan yaitu investor sebagai bahan pertimbangan untuk menginvestasikan hartanya.

(8)

2.4.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Harahap (2004:132) tujuan laporan keuangan adalah :

1. Untuk memberi informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya menganai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, serta informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan laporan keuangan, informasi tentang keadaan keuangan perusahaan bisa didapatkan melalui laporan keuangan dan hubungan yang satu dengan yang lain akan menjadi indikator yang memberitahukan tentang prestasi dan kondisi keuangan perusahaan.

(9)

2.5 Analisis Laporan Keuangan

2.5.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2010:35) analisis laporan keuangan adalah :

“Analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.”

Sedangkan menurut Harahap (2009:190) analisis laporan keuangan berarti :

“Menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”

Dari definsi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah pengolahan data keuangan perusahaan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan.

2.6 Analisis Rasio Keuangan

Untuk mengetahui kemampuan finansial perusahaan, adalah dilihat dari laporan keuangan.Salah satu cara menganalisis laporan keuangan adalah melalui analisis rasio keuangan. Analisis ini akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa dan prospeknya di masa yang akan datang serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh seorang business enterprise.

(10)

2.6.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Menurut Gitman (2003:49) analisis rasio adalah :

“Ratio analysis involves methods of calculating and interpreting financial ratios to analyze and monitor the firm’s performance.”

Pengertian rasio keuangan menurut Kasmir (2010:104) adalah sebagai berikut:

“Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun berbeda periode”

Pada dasarnya analisa rasio keuangan dapat dilakukan dengan dua macam perbandingan, yaitu :

1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.

2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis untuk waktu yang sama.

Analisis rasio adalah suatu proses perbandingan beberapa data pada laporan keuangan untuk dapat memberikan atau menunjukan hubungan yang ada diantara data-data itu. Dengan mengadakan analisa data keuangan dari tahun- tahun yang lalu, dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaannya serta hasil-hasil yang telah dianggap cukup baik. Menganalisa rasio keuangan bank

(11)

dapat menggunakan rasio keuangan biasa seperti rasio likuiditas, leverage dan lain-lain ataupun bisa menggunakan rasio yang terdapat dalam mengukur tingkat kesehatan suatu bank, yaitu rasio CAMEL.

2.6.2 Jenis Rasio Keuangan

Rasio keuangan menurut Slamet Munawir (2007:68) berdasarkan sumber datanya dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio) adalah semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca.

b. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio) yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan laba rugi.

c. Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratio) ialah semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba rugi.

Menurut Riyanto (2008:331), umumnya rasio dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) tipe dasar, yaitu :

1. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.

2. Rasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang.

3. Rasio Aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya.

4. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.

(12)

2.7 Analisis Kinerja Keuangan Menurut CAMEL

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.

Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan.

Penilaian kinerja keuangan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidity. Kelima faktor tersebut memang merupakan faktor yang menentukan kondisi suatu bank. Apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah satu faktor tersebut (apalagi apabila suatu bank mengalami permasalahan yang menyangkut lebih dari satu faktor tersebut), maka bank tersebut akan mengalami kesulitan.

(13)

2.7.1 Faktor Penilaian Kinerja Keuangan Bank Menurut CAMEL

Komponen masing-masing faktor dalam penilaian kinerja keuangan bank menurut CAMEL diantaranya :

1. Aspek Permodalan (Capital)

Capital merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank sebagai upaya untuk tetap menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian sebagai akibat dari pergerakan aktiva bank yang sebagian besar berasal dari dana pihak ketiga atau masyarakat. Modal berfungsi untuk membiayai operasi, sebagai instrument untuk mengatisipasi rasio, dan sebagai alat untuk ekspansi usaha. Penelitian aspek permodalan suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa modal bank tersebut telah memadai untuk menunjang kebutuhannya.

Tinggi rendahnya CAR suatu bank akan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu besarnya modal yang dimiliki bank dan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang dikelola oleh bank tersebut.

Penilaian kuantitatif terhadap permodalan dapat dilihat dari rasio CAR (Capital Adequacy Ratio).CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank.(Kasmir, 2007:275)

Besarnya nilai CAR dapat dihitung melalui rumus:

CAR Modal Bank

Total ATMR x 100%

Perhitungan Capital Adequacy ini didasarkan atas prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar persentase tertentu (risk margin) terhadap jumlah penanamannya.

BankIndonesiamelalui Surat EdaranBankIndonesia No.23/67/Kep/DIR tanggal28Februari1991yang dipertegasmelaluiPeraturanBankIndonesia No.3/21/PBI/2001tentang kewajibanmodalminimumbank,menetapkan bahwarasiokecukupanmodalatauCapitalAdequacy Ratio(CAR) harus mencapai 8%.

(14)

2. Aspek Kualitas Asset (Asset Quality)

Menurut Almilia dan Herdiningtyas (2005:76) pengertian kualitas aktiva, yaitu :

“Penilaian kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas asset dengan membandingkan antara kredit tidak lancar dengan kredit yang diberikan.”

Asset quality menunjukan kualitas aset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda. Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan menentukan tingkat kolektibilitasnya, yaitu apakah lancar, kurang lancar, diragukan atau macet. Pengelolaan aktiva produktif adalah bagian dari assets management yang juga mengatur tentang cash reserve(liquidity assets) dan fixed assets (aktiva tetap dan inventaris). Ada empat macam aktiva produktif atau aktiva yang menghasilkan (earning assets), yaitu:

a. Kredit yang diberikan b. Surat-surat berharga

c. Penempatan dana pada bank d. Penyertaan

Keempat jenis aktiva di atas kesemuanya menggunakan excess reserve sehingga dengan memperhatikan bahwa sumber dana terbesar untuk penempatan aktiva itu adalah berasal dari dana pihak ketiga dan pinjaman, maka risiko yang mungkin timbul atas penempatan/alokasi dana tersebut harus diikuti dan diamati terus melalui analisis-analisis risiko. Semua dalam usaha menanamkan dana tersebut mengundang risiko dimana tidak terbayar kembali atas kredit yang telah diberikan. Sementara itu penanaman dalam bentuk kredit merupakan bagian terbesar dari aktiva operasional dan aktiva secara keseluruhan.Karena itu pengamatan dan analisis tentang bagaimana kualitas dari aktiva produktif harus dilakukan terus menerus.

(15)

Penilaian kuantitatifnya dapat diukur dengan rasio NPL (

Loan).Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan

rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

3. Aspek Kualitas Manaj

Menurut Sawir (2003:34)

keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.

menunjukan kemampuan manajemen ba mengawasi dan mengontrol risiko

dan strategi bisnisnya untuk mencapai target.

Dalam menilai aspek manajemen ini dengan menghitung rasio (biayaoperasiterhadap p

digunakanuntukmeng kegiatan operasinya(De

Dimana rumus yang digunakan yakni :

4. Aspek Rentabilitas Bank Menurut Kasmir (2010:44)

untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan.Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode.Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang

Penilaian kuantitatifnya dapat diukur dengan rasio NPL (

).Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang berikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Aspek Kualitas Manajemen (Management)

Sawir (2003:34) Aspekmanajemen menggambarkantingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.Management quality (kualitas manajemen) menunjukan kemampuan manajemen bank untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul melalui kebijakan

dan strategi bisnisnya untuk mencapai target.

Dalam menilai aspek manajemen ini dengan menghitung rasio p pendapatan operasi).Rasiobi

gukur tingkatefisiensidankemampuanbankda Dendawijaya, 2005:77).

Dimana rumus yang digunakan yakni :

Aspek Rentabilitas Bank (Earnings)

Kasmir (2010:44) Earnings merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan.Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode.Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang Penilaian kuantitatifnya dapat diukur dengan rasio NPL (Non Performing ).Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang berikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Aspekmanajemen menggambarkantingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima (kualitas manajemen) nk untuk mengidentifikasi, mengukur, risiko yang timbul melalui kebijakan-kebijakan

Dalam menilai aspek manajemen ini dengan menghitung rasio BOPO siobiayaoperasional alam melakukan

aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan.Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode.Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang

(16)

bersangkutan.Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan.

Earnings (Rentabilitas) menunjukan tidak hanya jumlah kualitas dan trend earning tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan kualitas earning.

Penilaian kuantitatif terhadap earnings dapat diukur meliputi :

i) ROA (Return on Asset)

PengertianReturnonAsset(ROA)menurutM.HanafidanAbdulHalim(2

004 : 83 ) ROA adalah

Rasioyangmengukurkemampuanperusahaanmenghasilkanlabadengan menggunakantotalaset(kekayaan)yangdipunyaiperusahaansetelah disesuaikan denganbiaya– biayauntuk menandaiaset tersebut“. Dimana rumus yang digunakan yakni :

ROA Laba Bersih setelah pajak

Rata rata Total Asset 100%

ii) ROE (Return On Equity) Pengertian ROE menurut Bambang Riyanto (2001:44) Return On Equity adalah perbandingan antara jumlah profit yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Atau dapat dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.

Dimana rumus yang digunakan yakni :

ROE Laba Bersih

Modal Sendiri100%

iii) NIM (Net Interest Margin) Pengertian NetInterest Margin (NIM)

menurut Surat Edaran

BankIndonesiaNo6/23/DPNPtanggal31Mei2004NetInterestMargin(NI M)merupakanperbandinganantarapendapatanbunga bersihterhadaprata- rataaktivaproduktifnya.

(17)

Dimana rumus yang digunakan yakni :

NIM Aktiva Produktif x 100% Pendapatan dari bunga bersih 5. Aspek Likuiditas (Liquidity)

Aspek likuiditas merupakan Kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. (Kasmir, 2010:44). Likuiditas menunjukan ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dari masa yang akan datang. Pengaturan likuiditas bank terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar.

Aspek Likuiditas ini dapat diukur melalui rasio Loan to Deposit Ratio (Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank). Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin rendah rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

LDR Total kredit

Total dana pihak ketiga 100%

Yang dimaksud dengan dana yang diterima bank dalam faktor likuiditas untuk penilaian tingkat kesehatan bank disini adalah meliputi KLBI, giro, deposito, tabungan masyarakat, pinjaman bukan dari bank dan tidak termasuk pinjaman subordinasi, deposito dan pinjaman dari bank lain, surat berharga yang diterbitkan bank, modal inti dan modal pinjaman.

Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu yang diambil dari jurnal antara lain penelitian yang dilakukan oleh Prema Pradiksa (2011) yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Bank Devisa Nasional yang Diakuisisi oleh Lembaga Keuangan Asing Periode 2004-2007

(18)

Berdasarkan Metode CAMEL, diperoleh hasil bahwa pengujian terhadap uji hipotesis Wilcoxon Signed Ranks memperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan pada rasio CAR, PPAPAP, PDN, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR bank antara periode sebelum dengan periode sesudah akuisisi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa akuisisi tidak memberikan dampak yang cukup berarti terhadap kinerja keuangan bank.Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya perbedaan pada seluruh rasio bank periode sebelum dan sesudah akuisisi.

Dalam penelitian Dita AwaliaAfriani (2012) yang menganalisiskinerjakeuanganbanksebelumdan

setelahmerger(studikasus:bankuobindonesia) dengan hasil penelitian menunjukanadanyaperbedaan NIMantarasebelumdan setelah merger. Rasio NIMsetelah Merger menurun, ini menunjukan bahwa kemampuan Bank UOBIndonesiadalam mengelola aktivaproduktifnyaguna menghasilkanlababersihtidaksemakinbaik.Meskipunberdasarkanhasiluji

bedamenunjukanbahwa CashRatio, LDR, LAR,ROA,ROE, BOPO,CAR, DER, dan DTARtidak signifikan beda antarasebelumdan setelah merger, namun rasio- rasio tersebutmenunjukan perubahan.

Dalam penelitian EkoAdiWidyanto (2012), bertujuan untuk menganalisis

tingkatkesehatandan kinerjakeuangan bank dengan

menggunakanmetodecamel(studikasus pada pt.bank mega syariahindonesia

periode 2008-2010)

menunjukanhasilpenelitiantingkatkesehatandankinerjakeuanganpadasetiap

rasiomeski turunnaiknamuntetapdalamkategori

baik(KPMM/CAR).Kinerjakeuangan baik pada

rasioAktivaproduktifyangdiklasifikasi (APD)terhadapAktivaProduktif,PPAPyang dibentukterhadapdanPPAPyangwajib dibentukjugadalamkategori baik.Kinerjakeuangan padarasioROAmasihdalamkategori baikwalaupuntidakstabil(naikdanturun).Rasiobiaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)padatahun 2008sebesar 116,25% tidakmemenuhi ketentuanBankIndonesia,yaitu biayaoperasionaltidaklebihdari 93,52%.Ini berarti

(19)

biayaoperasionalpadatahun2008lebihtinggi dari padapendapatanoperasionalnya.DanrasioyangterakhiradalahFDRtidakmemenuhi ketentuanBankIndonesia,yang seharusnya tidak lebih dari94,755%.

Menurut penelitian Yudyatmoko dan Na’im (2000) yang melakukan pengujian pada terhadap 34 kasus merger dan akuisisi selama 1989-1995 menunjukan hasil dimana tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi.

Referensi

Dokumen terkait

3HQHUWLEDQ LQGXVWUL WDQSD LMLQ WHODK GLODNXNDQ GL .DEXSDWHQ 7DQJHUDQJ VHVXDL GHQJDQ 3HUGD 1RPRU 7DKXQ WHQWDQJ 3HQJDWXUDQ 3HPELQDDQ

Desa Batuan Kecamatan Batuan mempunyai lahan dengan agroklimat yang sesuai dengan tanaman buah- buahan disamping itu desa Batuan mempunyai panorama alam yang bagus

Para manajer bertanggung jawab untuk memelihara lingkungan kerja yang bebas dari kekerasan dan pelecehan yang tidak sepatutnya, termasuk segera bertindak melakukan

Pengujian beda kedua kelompok menunjukkan reaksi pasar yang berbeda signifikan dalam 16 hari dari 41 hari perdagangan, terdiri atas 9 hari excess returns kelompok unqualified

Berbeda dengan penelitian Susilowati dan Turyanto (2011) yang melakukan penelitan pada perusahaan manufaktur dengan menggunakan variabel EPS, NPM, ROA, ROE, dan DER untuk

376 AGUS DARSONO L PRAJURITAN BAWAH RT.02/X WONOSOBO TIMUR 7. 377 EDY SUBROTO L PRAJURITAN BAWAH RT.05/X WONOSOBO

Pengujian variabel independen secara parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen (pemahaman akuntansi, pemahaman ketentuan perpajakan

Kebijakan dividen adalah kebijakan keuangan yang sengaja dibuat oleh manajer untuk menentukan porsi pendapatan perusahaan yang akan dibagikan sebagai dividen kepada