• Tidak ada hasil yang ditemukan

Entrepreneurship (Study Kasus Royyan Bakery dan Roti Kelapa Limo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Entrepreneurship (Study Kasus Royyan Bakery dan Roti Kelapa Limo)"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

i

ENTREPRENEURSHIP

(Study Kasus Royyan Bakery dan Roti Kelapa Limo)

SKRIPSI

Oleh:

DINA AULIA MAYASARI 100905005

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ii ABSTRAK

Kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.

Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menagkap peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya, yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat dalam memastikan keberhasilan. Berwirausaha berlandaskan niat baik, untuk kebaikan yang membawa manfaat untuk banyak orang. Berwirausaha itu akan menjadikan si pengusaha rendah hati dan tidak sombong, tidak menjadikan kekayaan sebagai tujuan hidup melainkan menemukan kemuliaan dalam pekerjaannya dan menjadi bahagia. Bahagia bukanlah sebanyak apa kita mendapatkan keuntungan, namun sebanyak apa kita bisa berbagi dari usaha yang kita jalankan.

(3)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaokan Skripsi ini. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 bidang Antropologi Sosial di Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini merupakan akhir dari perkuliahan saya dan merupakan awal untuk saya mulai belajar hal yang baru kembali. Saya ucapakan terima kasih dan penghargaan terbesar kepada orangtua saya, terkhusus Ibu saya Aulia Elida yang

telah banyak berjuang dan berusaha baik dengan Do‘a dan kerja giat agar saya bisa

(4)

iv

Penuh dengan rasa hormat yang saya junjung tinggi, terima kasih saya ucapkan untuk seluruh guru saya sedari TK hingga saya di bangku perkuliahan. Tanpa mereka tentu saja masa pendidikan saya tidak sempurna. Saya ucapakan terimakasih kepada Bapak Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Kepada Bapak Dr. Fikarwin Zuska, sebagai Ketua Departemen Antropologi Sosial dan Bapak Agustrisno, M.SP, sebagai Sekretaris Departemen Antropologi Sosial FISIP Universitas Sumatera Utara.

Saya juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Dr. Hamdani R.harahap, M.Si sebahai Dosen Penasehat Akademik dan juga Dosen Pembimbing Skripsi saya yang telah banyak mencurahkan waktu dan ilmu untuk membantu saya menyelesaikan masalah perkuliahan dan skripsi. Di mulai dari masa pengisian KRS di setiap semesternya, pengajuan judul proposal dan seminar, hingga pembekalan untuk saya menulis hasil penelitian skripsi. Sungguh sebuah pengalaman yang berharga

untuk saya. Sebuah motivasi dan kata bijak yang tertanam di hati saya yait:‖ Mereka

yang memberikan saran adalah The Winners dan yang mengkritik adalah The Losers‖ akan selalu saya ingat. Dan ajaran tersebut yang beliau berikan terhadap saya, saran-saran yang membangun dan membuka pikiran saya kearah yang lebih baik. Semoga Bapak dan keluarga diberikan kesehatan dan kebahagiaan.

(5)

v

Mariana Makmur, Ibu Rhita Tambuanan, Ibu Sabaria Bangun, Prof. Chalida danlainnya. Saya mohon maaf jika tidak menyebutkan keseluruhannya.

Kepada kak Nur sebagai Staf Departemen Antropologi FISIP USU dan Ibu Sofi saya ucapkan terima kasih. Tanpa beliau urusan administrasi saya pasti akan terganggu. Terima kasih juga selalu membantu dan mempermudah segala informasi dan urusan perkuliahan saya.. tentu juga banyak terima kasih kepada seluruh Staf FISIP USU pegawai dan pengajar yang telah membekali saya dengan pengetahuan yang baik. Semoga Tuhan membalas kebaikan Bapak dan Ibu sekalian.

Terima kasih untuk seluruh Informan seperti Bapak Roy dan Ibu Elly Mardiana selaku Owner Royyan Bakery serta Abang Eddy Caniago selaku Manager. Para SPG, Baker dan Konsumen Royyan Bakery. Terimakasih juga kepada Bapak Nuriman selaku pemilik Roti kelapa Limo yang dengan baik hati mengizinkan saya untuk meneliti dan banyak bertanya. Terima kasih juga untuk seluruh Informan yang tidak bisa saya ucapakan satu-per-satu.

(6)

vi

membantu merevisi skripsi saya. Juga untuk Kerabat lainnya seperti angkatan 2011, 2012 dan angkatan 2013. Semoga kuliahnya cepat selesai dan sehat selalu.

Saya juga berterima kasih kepada Kerabat yang berasal dari Universitas lain yang senang tiasa membantu saya dalam menyemangati atau memberikan referensi buku, jurnal dan lainnya. Seperti abang Gde Budarsa Kerabat Antropologi Udayana, Mas Zacky, abang Fitrah dari Antropologi UNAIR yang telah banyak memberikan referensi jurnal dan skripsi untuk saya, Nur Rosyid kerabat Antropologi UGM, Mas Phadly, Mas Wisnu dan lainnya.

Kepada adik kandung saya Akbari Nurjannah, semoga bisa segera menyusul masuk PTN yang di inginkan dan membanggakan orangtua kami. Kepada sepupu

saya, abang Amin, adik Zyery, Badin, Egi dan Intan. ―Mbak do‘a kan kalian juga bisa

kuliah dan menempuh pemdidikan yang lebih baik lagi. Sukses untuk pendidikan

kalian‖. Terimakasih juga untuk Pakde Sugeng beserta istri, Om Wenang beserta istri

dan Pakle Indra beserta istri. Atas Do‘a dan dukungannya untuk saya.

Medan, Desember 2014 Penulis

(7)

vii

RIWAYAT HIDUP

Dina Aulia Mayasari, lahir pada tanggal 13 Agustus 1992 di Kelurahan Pujidadi, Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai. Dina merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Anak dari pasangan (Alm) Zainuddin dan Aulia Elida. Penulis memulai pendidikannya di Taman Kanak-kanak ‗Aisyiyah Bustanul Athfal‘ dan selesai pada tahun 1998. Melanjutkan Sekolah Dasar (SDN 026609) Pujidadi, Binjai Selatan dan selesai tahun 2004. Pada tahun yang sama juga menyelesaikan sekolah MDA Nurul Hidayah. Pada tahun 2007 menyelesaikan Sekolah Tingkat Pertama di MTsN Binjai. Dan pada tahun 2010 menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di MAN Binjai. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri di Departemen Antropologi Sosial, Fisip, Universitas Sumatera Utara pada tahun 2010.

Selama pendidikan di Antropologi USU, penulis juga mengikuti berbagai kegiatan seperti Kepanitiaan Inisiasi, Seminar di kampus, Seminar Nasioanal, aktif dalam pertemuan Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI) serta bekerja secara freelance dan lainnya. Berikut penjabarannya:

(8)

viii

2. Peserta Inisiasi Antropologi Sosial Fisip USU tahun 2010, Danau Toba, Sumatera Utara (2010)

3. Peserta Seminar Gema ANNISA 2011 ―I‘M VIRGIN I‘M HAPPY‖, Medan (2011)

4. Penerima Beasiswa PPA pada TA 2011/2012

5. Peserta Seminar ‗Police Goes To Campus 2011‘, Medan (2011) 6. Peserta Seminar ‗Teknologi Nasional‘ , Auditorium USU (2011)

7. Delegasi Pra-Sarasehan JKAI 2011, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat (2011)

8. Seminar Nasional ―Strategi Pengembangan Periwisata Dalam Dinamika

Otonomi Daerah‖, Sawahlunto, Sumatera Barat (2011)

9. Panitia Inisiasi 2011, sebagai Sei.Acara, Sibolangit (2011)

10.Peserta ―Seminar Beasiswa UKMI As-Siyasah‖ FISIP USU (2011) 11.Peserta ―Debat Budaya Antar Mahasiswa‖ USU (2011)

12.Peserta Peluncuran Buku & Diskusi Publik ―Kota-Kota di Sumatera:Enam

Kisah Kewarganegaraan & Demokrasi‖ di Ruang Sidang FISIP USU (2012)

13.Enumerator AECOM untuk OTP Geothermal PT. Sorik Marapi Geothermal Power, Kabupaten Madina (2012)

14.Juara #2 dalam Elevator Pitch ―Big Idea Competition‖ SEC, USU (2012) 15.Peserta ―Global Enterpreneurship Week Indonesia 2012‖ Kampus USU

Medan (2012)

16.Delegasi Sarasehan JKAI XI Universitas Padjajaran, Jatinangor (2012)

(9)

ix

18.Peserta Workshop Travel Writer Oleh Golagong, Universitas Padjajaran, Jatinangor (2012)

19.Peserta Workshop Travel Fotografi Oleh Yudi Febrianda (Petualang ACI Detikcom, Karyawan BTEL)

20.Panitia Inisiasi Antropologi Sosial FISIP USU 2012 ―Peace In Diversity‖ (2012)

21.Koordinator Regional dan Observer Kota Medan, Kabupaten Serdang

Berdagai dan Kota Tebing Tinggi pada ―Survey Pemilu 2014‖ Indonesia

Research Centre (2013)

22.Koordinator Regional dan Observer Provinsi Sumatera Utara pada ―Survey

Nasional II‖ Indonesia Research Centre (2013)

23.Peserta Pelatihan Nasional Wakil Provinsi Sumatera Utara ―Aplikasi Android

Magpi‖ Untuk sebuah Survey oleh MNC Media Research, Jakarta (2013)

24.Peserta pelatihan Tenun ―Songket Benang Sutera‖ Oleh Pemko Binjai selama

30 Hari di ‗Rumah Tenun Kita‘ Timbanglangkat, Binjai (2014)

25.‗Simulator Tenun‘ pada Sekilas Cipta Laboratorium Antropologi FISIP USU (2014)

26.Koordinator Regional Antropologi FISIP USU untuk Kabinet Gerilya Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI) Periode 2013-2014.

27.Delegasi Sarasehan dan Seminar Nasional JKAI XII di Antropologi Budaya, FIB, Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Email : charlotte.dilia@yahoo.com

PIN BBM : 74956955

Facebook : Dina Aulia Djokroyudho

Instagram : @dina_djokroyudho

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dan segala perlengkapan lainnya dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

“ENTREPRENEURSHIP (Study Kasus Royyan Rambutan House dan Roti Kelapa Limo)” yang menjadi judul dari skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara dalam bidang antropologi Sosial. Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian yang didasarkan observasi dan pertisipasi dan wawancara penulis di lapangan.

Secara sistematis, kajian tentang Entrepreneurship ini berfokus pada pengetahuan dan strategi wirausaha dalam menjalankan, memajukan, mengembangkan serta mempertahankan usaha yang dirintis. Pengetahuan dan pengalaman hidup juga menjadi konteks cara pandang yang berbeda diantara keduanya.

Skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran untuk perbaikan diri penulis dan menuju kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat member manfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa Antropologi Sosial sebagai penambah wawasan selama masa perkuliahan, bagi masyarakat luas sebagai penambah wawasan ketika ingin memulai sebuah usaha.

Medan, Desember 2014 Penulis

(11)

xi DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORIGINALITAS ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tinjauan Pustaka ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 10

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.5 Kerangka Penulisan ... 11

1.6 Metode Penelitian ... 12

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 12

1.6.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 13

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 14

1.6.4 Studi Lapangan ... 14

1.6.4.1Observasi ... 14

1.6.4.2Wawancara ... 17

1.6.4.3Study Kepustakaan ... 19

1.6.4.4Bahan Visual ... 19

1.6.4.5Analisa Data ... 20

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 21

2.1 Letak ... 21

2.2 Sejarah ... 22

2.3 Kependudukan ... 24

2.3.1 Mata Pencaharian ... 25

2.3.2 Sistem Pengetahuan ... 28

2.3.3 Organisasi Sosial dan Sistem Kekerabatan ... 29

2.3.4 Bahasa ... 31

2.3.5 Religi ... 31

2.3.6 Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi ... 32

2.3.7 Kesenian ... 32

2.4 Aksesbilitas ... 33

BAB III DESKRIPSI USAHA ROYYAN BAKERY DAN ROTI KELAPA LIMO 36 3.1 Sejarah Usaha ... 36

3.1.1 Royyan Bakery ... 36

3.1.2 Roti Kelapa Limo ... 45

3.2 Budaya Organisasi Wirausaha ... 47

3.2.1 Nilai-nilai Organisasi ... 48

a Royyan Bakery ... 48

b Roti Kelapa Limo ... 49

(12)

xii

a Riyyan Bakery ... 49

b Roti Kelapa Limo ... 53

3.3 Sistem Produksi Usaha ... 55

3.3.1 Royyan Bakery ... 56

a Permodalan ... 56

b Bahan Baku Produksi ... 57

c Alat Produksi ... 59

d Sistem Produksi ... 59

e Menegemen Mutu ... 62

3.3.2 Roti Kelapa Limo ... 63

a Permodalan ... 63

b Bahan Baku Produksi ... 63

c Alat Produksi ... 65

d Sistem Produksi ... 65

e Menegemen Mutu ... 66

BAB IV KENDALA DAN STRATEGI WIRAUSAHA BAKERY... 67

4.1 Tinjauan Dari Aspek Budaya ... 68

4.2 Strategi Pengusaha Bakery Dalam Kegiatan Ekonomi ... 70

4.2.1 Strategi Produksi ... 71

4.2.1.1 Strategi Permodalan ... 71

4.2.1.2 Strategi Ketenaga Kerjaan ... 73

4.2.1.3 Strategi Pengkemasan ... 78

4.2.1.4 Pemasaran ... 79

4.3 Usaha Mengatasi Kendala ... 81

4.3.1 Mengatasi Resiko ... 81

4.3.2 Mensejahterakan Diri Sendiri ... 84

4.4 Prinsip Managemen Mutu... 88

4.4.1 Fokus Pelanggan ... 88

4.4.2 Kepemimpinan ... 89

4.4.3 Keterlibatan Personel ... 90

4.4.4 Pendekatan Proses ... 91

4.4.5 Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen ... 91

4.4.6 Peningkatan Berkesinambungan ... 92

4.4.7 Pembuatan Keputusan Berdasarkan Fakta ... 92

4.4.8 Hubungan Saling Menguntungkan dengan Pemasok ... 92

BAB V PENUTUP ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 :Peta Kota Binjai (Sumber Google Maps) ... 21

Gambar 2 :Distribusi presentase kegiatan ekonomi Kota Binjai tahun 2002 ... 26

Gambar 3 :Mobil royyan Bakery ... 34

Gambar 4 :Pak Roy dan Ibu Elly Mardiana ... 37

Gambar 5 :Surat Izin Usaha Perdagangan ... 38

Gambar 6 :Tampilan Depan Royyan Bakery ... 38

Gambar 7 :Tugu Peresmian Royyan Rambutan House oleh Bapak Walikota Binjai ... 39

Gambar 8 :Peta Lokasi Royyan Bakery ... 43

Gambar 9 :Rumah Produksi Roti Kelapa Limo ... 46

Gambar 10 :Peta Lokasi Roti Kelapa Limo ... 47

Gambar 11 :Struktur Organisasi dan Pembagian Kerja Royyan Bakery ... 51

Gambar 12:Struktur Organisasi dan Pembagian Kerja Roti Kelapa Limo ... 54

Gambar 13 :Tumpukan Berbagai Jenis Tepung dan Gula di Gudang ... 57

Gambar 14 :Tummpukan Telur, Pengembang & Pelembut di Gudang ... 58

Gambar 15 :Margarin Putih & Kuning Serta Susu Full ... 58

Gambar 16 :Mixer, Loyang dan Oven ... 59

Gambar 17 :Royyan Bakery Cabang Railink Medan & Batang Kuis ... 60

Gambar 18 :Menu & Sirup Produksi Royyan Bakery ... 61

Gambar 19 :Mentega dan Tepung Terigu ... 64

Gambar 20 :Kelapa ... 64

Gambar 21 :Tungku, Kayu Bakar dan Wajan ... 65

Gambar 22 :Stock Kotak Kemasan Royyan Bakery di Gudang ... 78

Gambar 23 :Roti Kelapa Limo Dalam Kemasan ... 79

Gambar 24 :Spanduk Rumah Tenun Kita ... 86

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Luas Wilayah Kota Binjai ... 22

Tabel 2 : Jumlah Penduduk di Kota Binjai Tahun 1998-2002 ... 24

Tabel 3 : Penduduk Kota Binjai Tahun 2002 Menurut Luas Daerah, Banyaknya Rumah Tangga dan Kepadatan ... 25

Tabel 4 : Penduduk Berumur >10 Yang Bekerja Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin di Kota Binjai tahun 2002 ... 25

Tabel 5 : Presentase Penduduk Berumur >10 Tahun Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Kota Binjai ... 26

Tabel 6 : PDRB Kota Binjai Tahun 2000-2002 ... 27

Tabel 7 : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Binjai 2001 ... 28

Tabel 8 : Jumlah fasilitas pendidikan di Kota Binjai tahun 2002 ... 29

Tabel 9 : Bahan Utama Membuat Roti dan Kue ... 57

Tabel 10 : Pendapatan Royyan Bakery ... 61

Tabel 11 : Bahan Roti Kelapa Limo ... 63

Tabel 12 : Matrik Royyan Bakery dan Roti Kelapa Limo ... 96

(15)

ii ABSTRAK

Kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.

Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menagkap peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya, yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat dalam memastikan keberhasilan. Berwirausaha berlandaskan niat baik, untuk kebaikan yang membawa manfaat untuk banyak orang. Berwirausaha itu akan menjadikan si pengusaha rendah hati dan tidak sombong, tidak menjadikan kekayaan sebagai tujuan hidup melainkan menemukan kemuliaan dalam pekerjaannya dan menjadi bahagia. Bahagia bukanlah sebanyak apa kita mendapatkan keuntungan, namun sebanyak apa kita bisa berbagi dari usaha yang kita jalankan.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian ini akan mengkaji sebuah usaha antara dua tokoh wirausahawan roti sebagai study kasus. Yang menjadi perhatian utamanya yaitu, seperti apa strategi usaha yang diterapkan oleh kedua tokoh wirausahawan, Pak Roy sebagai pemilik Royyan Grub dan usaha milik Pak Nuriman sebagai pemilik ‗Roti Kelapa Limo‘.

Mendirikan sebuah perusahaan atau sebuah usaha merupakan pekerjaan sepele, tapi mempertahankan perusahaan hingga berganti generasi, itu pekerjaan yang luar biasa. Chief Executive Officer (CEO) Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo

mengatakan ―banyak orang bisa mendirikan perusahaannya tapi tidak mampu

mempertahankan dan membesarkannya. ―Butuh kecerdasan dan ketekunan yang luar

biasa‖ ungkapnya di Jakarta pada 28 May 20141 .

Kewirausahaan atau wirausaha merupakan hal yang sangat gencar dilakukan saat ini di seluruh dunia. Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Dalam mengkaji kewirausahaan atau wirausaha dari seseorang, maka kajian tentang budaya perusahaan dan ekonomi juga akan ikut dalam penelitian.

1

(17)

2

Semakin banyak masyarakat yang berwirausaha, maka akan semakin banyak lowongan pekerjaan yang tersedia bagi orang lain.

Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.

Meskipun demikian kesadaran dari masyarakat sendiri untuk melakukan kegiatan wirausaha juga masih minim. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor budaya dalam diri masyarakat yang berbeda dalam menanggapi kegiatan wirausaha itu sendiri. Seperti sebuah anggapan bahwa berwirausaha itu seperti permaninan judi kartu. Kita tidak dapat memastikan apakah kita akan menang atau kalah hari ini.

Budaya pengorganisasian sangatlah dibutuhkan dalam menjalankan usaha. Budaya organisasi adalah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya suatu organisasi dan tidak terkait dengan apakah karyawan menyukai karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptis dan bukan seperti kepuasan kerja yang lebih bersifat evaluatif2.

Banyak masyarakat yang berfikir selain dianggap membutuhkan modal yang sangat tinggi, berwirausaha itu rawan gagal atau bangkrut. Hal tersebut yang menjadi

2

(18)

3

sebuah ketakutan yang membuat orang berpikir ulang untuk mencobanya. Adanya masyarakat yang takut mengambil resiko untuk menjadi seorang wirausaha dan membiarkan dirinya menjadi pengangguran dan menunggu sampai ada lowongan pekerjaan yang terbuka untuknya.

Dalam menghindari resiko dalam wirausaha, banyak orangtua yang rela mengeluarkan biaya yang sangat banyak untuk memasukankan anaknya ke lembaga pendidikan yang tinggi, kuliah di Perguruan Tinggi ternama dan mahal dengan harapan setelah lulus anak tersebut dapat mendapatkan sebuah pekerjaan dengan gaji yang tetap seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), Polisi atau TNI. Yang dapat meningkatkan status sosial dan ekonominya sehari-hari. Menurut Dinsi (2004:17), pemikiran seperti ini bisa dimaklumi dalam masyarakat kita yang memintingkat status dan kedudukan sosial yang mapan. Hal ini menunjukan bahwa paradigma tentang mencari pekerjaan sepertinya sudah menjadi budaya dan melekat dalam diri masyarakat.

(19)

4

Berdasarkan observasi peneliti, Kota Binjai dengan latar belakang budaya penduduknya yang beranekaragam memunculkan berbagai kreativitas dalam berwirausaha. Memulai dengan berinovasi dengan hal yang baru dibidang kuliner seperti kue, bakery/roti. Diberbagai wilayah Kota Binjai akan tampak masyarakat yang membuka usaha bakery dengan berbagai macam nama yang menjadi ciri khas si pemilik. Dan tentu saja mereka juga memproduksi kue/roti yang menjadi primadona di masyarakat.

Dalam wirausaha, persepsi masyarakat tentang budaya ‗‗mencari kerja‘‘ harus

dirubah terlebih dahulu menjadi pola pikir ―pencipta lapangan pekerjaan‖. Bisa saja

fenomena tersebut yang melatar belakangi Pak Roy dalam membangun Royyan Rambutan House sebagai oleh-oleh khas Binjai. Sumber daya manusia, ide, kreatifitas, dan inovasi yang akan membuat Royyan Bekery berbeda dengan bakery lainnya.

Adanya perbedaan sumber daya manusia, ide, kreatifitas dan inovasi dari seseorang tentu akan menghasilkan budaya yang berbeda. Walaupun memproduksi barang yang sejenis namun akan ada ciri khas tersendiri seperti di bahan dasar, rasa, corak, harga dan pelayanan kepada konsumen. Jika dilihat dari sudut pandang Antropologi Ekonomi maka wirausaha seperti Royyan Bakery dan ‗Roti Kelapa

Limo‘ tersebut tidak hanya sebatas membuat bakery dan melakukan transaksi jual-beli

(20)

5

Maka, dengan adanya pemikiran tersebut. Peneliti mencoba mencari tau nilai-nilai usaha yang dapat menjadi contoh atau ditiru jika seorang ingin memulai sebuah usaha dan beralih menjadi wirausaha dan bukan sekedar pekerja.

1.2 Tinjauan Pustaka

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha dan mengaplikasikan hakekat kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya.

(21)

6

Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980).

Wirausaha itu sendiri tidak terlepas dari adanya kegiatan industri kreatif, yaitu industri yang berfokus kepada kreasi dan eksploitasi karya kepemilikan intelektual seperti seni rupa, film dan televise, piranti lunak, permainan, desain fashion, kerajianan tangan, dan termasuk layanan kreatif antar perusahaan seperti iklan, penerbitan, dan desain. Kegiatan wirausaha tersebut didukung dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Impres) No. 6 Tahun 2009, tentang pengembangan ekonomi kreatif3. Dimana pada tanggal 22 Desember 2008 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menetapkan tahun 2009 sebagai tahun Indonesia Kreatif. Usaha dari pengembangan ekonomi kreatif diharapkan dapat meningkatkan kemandirian dan pendapatan khususnya masyarakat, karena sektor ekonomi kreatif dianggap telah mampu bertahan di tengah krisis ekonomi global. Sektor kegiatan ekonomi kreatif ini sendiri dalam ilmu Antropologi merupakan salah satu bagian dari tujuh unsur kebudayaan yaitu sistem mata pencaharian hidup (Koentjaraningrat, 1990:203, 207).

Dikawasan Kecamatan Binjai Kota, penulis menemukan sebuah usaha bakery yang cukup unik dengan bangunan yang tampak mewah dan besar. ‗Royyan

Rambutan House Oleh-Oleh Khas Binjai‘, itulah yang terukir diatap bangunan tersebut. Royyan merupakan usaha rambutan house yang mana usaha tersebut bernuansa rambutan. Seperti beberapa menu andalan di Royyan, yaitu Rambutan Kaleng, Roti Rambutan, Bronis Rambutan, Bika Rambutan, Lapis Legit Rambutan, Pie Rambutan, Sirup Rambutan dan Sirup Jambu Deli Hijau serta Sirup Jambu

(22)

7

Kesuma Merah. Dalam pengelolahan sirup dan memproduksi roti, Royyan Bakery menggunakan alat dan teknologi yang terbilang canggih.

Pak Nuriman adalah seorang wirausaha roti kelapa yang sudah mempertahankan usahanya selama hampir 18 tahun. Berbeda dengan Royyan Bakery yang baru berumur satu tahun, Pak Nuriman sedari dulu hanya terfokus dengan satu produk roti saja yaitu roti kelapa. Pengelolahan roti kelapa tersebut juga terbilang masih sederhana dan tidak menggunakan alat yang canggih seperti di Royyan Rambutan House. Pak Nuriman tidak pernah memberikan nama dalam usaha rotinya, namun masyarakatlah yang memberikan nama terhadap usahanya.

Industri menempati posisi sentral di masyarakat perkotaan maupun di pedesaan dan merupakan dasar bagi peningkatan kemakmuran serta kemajuan. Industri merupakan jawaban dari berbagai masalah tentang perekonomian. Sektor industri mempunyai peranan dan kedudukan yang penting dalam membangun ekonomi. Bahwa industri akan mampu menyediakan lapangan kerja dan salah satu sektor penyumbang devisa Negara (Raharjo dalam Fitra 2013:1). Soetrisno (dalam Ahimsa-Putra, 2003) mengatakan bahwa, sector indusrti termasuk industri kreatif, merupakan suatu bentuk perekonomian rakyat yang mampu membantu mengurangi pengangguran, turut mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional serta berperan dalam perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja di daerah pedesaan; dalam menanggulangan kemiskinan, bahkan juga dalam peningkatan ekspor.

(23)

8

apa yang didapat oleh manusia itu melalui tahapan belajar dan tersusun sedemikian rupa dalam mind manusia itu sendiri. Dalam konsep ini, segala aktivitas manusia yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan kebudayaan. Oleh karena itu, kreatifitas mengolah rambutan menjadi campuran roti,sirup rambutan dan sirup jambu merupakan inovasi dari kebudayaan.

Untuk menghasilkan suatu kreatifitas, manusia harus belajar terlebih dahulu bagaimana cara membuat karya tersebut. Kemampuan tersebut diperoleh melalui proses belajar dalam interaksi sosial yang kemudian disesuaikan terhadap berbagai macam lingkungan yang berbeda-beda. Proses belajar ini berlangsung terus menerus dan mengalami perubahan (modifikasi) dari generasi ke generasi berikutnya sesuai kebudayaan yang diperolenya (Mintargo, 2000:81).

(24)

9

David Osborne (1992) dalam bukunya ―Reinventing Government‖ bahwa

sejalan dengan perkembangan dunia, maka pemerintah dituntut untuk meiliki jiwa kewirausahaan (Entrepreneurial Government). Hessinger mengatakan bahwa, kebutuhan terhadap inovasi itu lebih dulu ada, baru kemudian mencari pengetahuan. Ia mengatakan bahwa jarang sekali seseorang membuka diri terhadap pesan-pesan inovasi jika mereka belum membutuhkan inovasi tersebut. Pesan-pesan dari inovasi tersebut akan menjadi kurang maksimal jika seseorang tidak atau belum menganggap inovasi itu sesuai dengan kebutuhannya dan tidak selaras dengan sikap dan kepercayaannya. Hal seperti ini ia sebuat sebagai selective perception (Hanafi, 1981). Ada beberapa tipe keputusan inovasi, yaitu:

1. Keputusan otoritas, yaitu keputusan yang dipaksakan kepada seorang oleh individu yang berada dalam posisi atasan.

2. Keputusan individual, yaitu keputusan dimana individu yang bersangkutan ambil peranan dalam perbuatannya.

3. Keputusan kontingen, yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi setelah ada keputusan inovasi yang mendahuluinya.

(25)

10

Seperti pendapat Simatupang (2000) meyatakan Budaya sebagai Strategi dan Strategi sebagai Budaya, dengan strategi itu, manusia dalam melakukan berbagai kegiatan dan waktu selalu diingatkan kembali akan sebuah nilai yang hendak dibentuk. Pada era ketika waktu dan ruang menjadi barang mewah seperti saat ini,

kita harus berani menawar ―bentuk‖ untuk memenangkan pertarungan control atas diri

kita sendiri dan kesediaan untuk menerima keragaman bentuk sesuai dengan ruang atau bidang kehidupan yang dimasuki.

Oleh sebab itu, sebuah strategi haruslah dimiliki oleh seorang wirausahawan yang tidak lepas dari inovasi-inovasi baru yang akan menjadi salah satu aspek yang sangat penting dan perlu pertimbangan penuh ketelitian. Sukses tidaknya suatu usaha itu tergantung pada strategi apa yang digunakan oleh pelaku usaha. Jika strategi yang digunakan tidak tepat sasaran kemungkinan usaha yang dijalankan tidak akan berkembang dengan baik, dan sebaliknya jika strategi yang digunakan tepat sasaran maka pelaku usaha dapat mencapai kesuksesan yang diharapkan.

1.3 Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk perilaku rasional pengusaha bakery sebagai strategi untuk meningkatkan keuntungan dan mengatasi kendala-kendala dalam produksi dan distribusi? bagaimana strategi wirausahawan Pak Roy sebagai pemilik ‗Royyan Bakery‘ dan Pak Nuriman pemilik

‗Roti Kelapa Limo‘ agar dapat bertahan dan mencapai kesuksesan ditengah

(26)

11

a) Mendiskripsikan Royyan Bakery dan 'Roti Kelapa Limo‘

b) Analisis tentang budaya organisasi mendukung Entrepreneur yang sukses.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk perilaku rasional pengusaha bakery sebagai strategi untuk meningkatkan keuntungan dan mengatasi kendala-kendala dalam produksi dan distribusi usahanya. Strategi wirausahawan Pak Roy sebagai pemilik ‗Royyan Bakery‘ dan Pak Nuriman pemilik

‗Roti Kelapa Limo‘ agar dapat bertahan dan mencapai kesuksesan ditengah

persaingan yang semakin ketat dalam sektor Bakery di Binjai. Dan mencari tahu bagaimana menjadi entrepreneur yang sukses.

Dengan diketahuinya hal tersebut, maka akan memberikan manfaat bagi peneliti, pembaca ataupun masyarakat lain berupa pengetahuan dan masukan yang dapat dipertimbangkan ketika ingin mencoba memulai sebuah wirausaha.

1.5 Kerangka Penulisan

Skripsi ini berisi kajian study kasus yang di analisis berdasarkan pada observasi partisipasi dan wawancara penulis, yang membahas tentang

Entrepreneurship dari dua orang wirausahawan yang sama-sama bergerak dibidang

Bakery. Secara sistematis menuliskan nilai-nilai usaha yang dimiliki, ide dan inovasi

(27)

12

Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, tinjauan pustaka, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka penulisan, metode penelitian,

Bab II Deskripsi Lokasi Penelitian, berisi mengenai letak, sejarah, kependudukan, mata pencaharian, pengetahuan, organisasi sosial dan sistem kekerabatan, bahasa, religi, sistem peralatan hidup dan teknologi beserta kesenian di Kota Binjai,

Bab III Narasi Ekonomi Wirausaha : Royyan Bakery VS Roti Kelapa Limo yang mencakup Sejarah Usaha, Budaya Organisasi, Managerial Usaha, Sistem Produksi.

Bab IV mengenai Kendala dan Strategi Perilaku Ekonomi Rasional Wirausaha Bakery yang dilihat dari Apek Budaya, Strategi Wirausaha Bakery Dalam Kegiatan Ekonomi, Strategi Produksi (Permodalan, Ketenaga Kerjaan, Pengkemasan, Pemasaran) serta Perilaku rasional Wirusahawan Bakery dalam mensejahterakan diri sendiri, Prinsip Manajemen Mutu.

Bab V Kesimpulan, Intisari Untuk Pribadi dan Saran. Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan juga saran yang ditujukan kepada wirausahaan bakery. Berisi pengajaran dan pemahaman untuk diri penulis.

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Satria Kecamatan Binjai Kota Kota

Binjai sebagai lokasi ‗Royyan Rambutan House‘dan di Kelurahan Cengkeh Turi

Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai sebagai lokasi ‗Roti Kelapa Limo‘. Objek

(28)

13

Serdang. Hal tersebut berbeda dengan ‗Roti Kelapa Limo‘ yang hanya berada di satu

lokasi saja.

1.6.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif4. Metode ini digunakan untuk menghasilkan data-data etnografis serta deskriptif mengenai pengetahuan wirausahawan dalam mengelolah usahanya. Selain itu penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang tentu saja bersifat etnografis yang bermaksud mendeskripsikan mengenai kehidupan, perilaku dan kegiatan wirausaha Royyan Bakery dan ‗Roti Kelapa Limo‘

Dengan tahapan penelitian pra lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan penelitian peneliti akan mengumpulkan data kualitatif sebanyak mungkin yang akan dirumuskan menjadi beberapa kasus-kasus yang akan dianalisa dan dikonsultasikan dengan bantuan informan kunci. Prosedur penelitian kualitatif lebih bersifat sirkuler, artinya dalam hal-hal tertentu, langkah atau tahapan penelitian dapat diulang satu atau beberapa kali sampai diperoleh data yang lengkap untuk membangun teori dasar (Berutu, dkk.2001).

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

4

(29)

14

Untuk mendapatkan data, maka diperlukan beberapa metode pengumpulan data dan teknik analisis data dalam penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kepustakaan, dalam hal ini dapat diperoleh melalui buku-buku, literatur, jurnal, tesis, laporan penelitian, media elektronik serta bahan-bahan bacaan yang relevan dengan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data peneliti rangkum dan bagi ke dalam studi lapangan, studi kepustakaan dan bahan visual.

1.6.4. Studi Lapangan

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data lapangan ini adalah: 1.6.4.1 Observasi

Untuk mendukung kelengkapan data yang dapat diperoleh dengan cara pengamatan maka observasi menjadi pilihan yang tepat dalam penelitian ini. Observasi digunakan juga untuk melakukan pendekatan awal dengan objek pengamatan, hal ini tentunya penting untuk memberikan kemudahan pada awal penelitian, sebelum kegiatan wawancara dilakukan dan tentu saja untuk menggambarkan kondisi awal penelitian di lapangan. Observasi berguna untuk menjaring informasi-informasi empiris yang detail dan aktual dari unit analisis penelitian (Bungin, 2007).

(30)

15

lele, jamur tiram krispy yang mana luar kemasannya tertulis ―Royyan Rambutan

House Oleh-oleh Khas Binjai‖.

Awal mula ketertarikan dengan nama tersebut membuat penulis mencari tahu tentang Royyan. Karena sesungguhnya penulis baru mendengar nama tersebut untuk pertama kali. Setelah penulis mengetahui lokasi toko Royyan dan melihat-lihat produk yang dijual membuat ketertarikan penulis untuk lebih tahu banyak tentang Royyan. Ketertarikan inilah yang membuat peneliti ingin menjadikan Royyan Bakery sebagai bahan penelitian skripsi. Ketika konsultasi dengan Dosen Akademik yaitu Bapak Dr. Hamdani R.Harahap dan di setujui, maka langkah selanjutnya mengajukan ke Departeman. Tidak ada kesulitan yang di dapat karena berhasil menjawab semua pertanyaan terkait yang di berikan oleh Ketua Jurusan Bapak Dr. Fikarwin Zuska. Dalam persetujuan Judul Skripsi tersebut, peneliti meminta agar yang menjadi pembimbing skripsi adalah dosen yang sama dengan dosen Penasehat Akademik yaitu Bapak Dr. Hamdani R.Harahap.

Setelah beberapa kali melakukan bimbingan proposal, peneliti di izinkan untuk menseminarkan judul proposal skripsinya. Ada banyak masukan saran dan kritikan karena dianggap masih berantakan dan belum sepurnanya isi dari proposal. Namun hal tersebut tidak menjadikan patah arang sang peneliti.

(31)

16

PKL II di Polresta Binjai selama 2 bulan. Ada rentan waktu 6 bulan dari desember peneliti tidak bimbingan lanjutan untuk skripsi. Namun pada awal bulan Juni, peneliti memulai konsultasi kembali dan menceritakan hasil data-data yang didapatkan.

Setelah mendengarkan laporan lisan peneliti, Dosen Pembimbing memberikan saran untuk menjadikan focus sebagai study kasus dan mencari wirausaha yang lain sebagai nilai perbandingan usaha. Akan lebih baik lagi sebuah usaha yang sudah lama

berdiri dan bukan seperti ‗Royyan Rambutan House‘ yang baru 1 tahun berdiri. Atas

saran tersebut peneliti bertanya kepada orang-orang yang di kenal. Apakah mengetahui toko roti yang rotinya enak, terkenal dan sudah berjualan relative lama.

Peneliti mendapatkan sebuah rekomendasi toko roti ‗Semarang‘ di jalan

Sudirman Binjai Kota dari AIPTU Erni R. pemilik toko roti tersebut adalah Etnis Tionghoa. Dari awal perkenalan dan menyampaikan maksut tujuan peneliti sudah di tolak dan diminta untuk mencari toko roti yang lain. Beberapa toko roti lainnya milik Etnis Tionghoa pun kembali di datangi namun hasilnya tetap sama. Pemilik toko menolak untuk bekerja sama atau memberikan informasi yang di maksutkan.

Pada akhirnya peneliti mendapatkan sebuah rekomendasi roti kelapa yang enak menurut si konsumen. Roti kelapa tersebut namanya Limo. Ibu Febrina Ginting (30 tahun) seorang pertenun Ulos menceritakan ada sebuah penjual roti kelapa yang sangat enak. Sedari beliau kecil roti tersebut sudah ada. Lokasinya ada di kawasan Kebun Lada Binjai Utara namun beliau tidak tahu pasti lokasinya. Informasi awal inilah yang menjadikan peneliti untuk mencari tahu lebih banyak tentang ―Roti

Kelapa Limo‘ yang terkenal enak dan legendaries. Peneliti bertanya kepada

(32)

17

menunjukan arah lokasi yang benar. Mereka juga berkata bahwa memang benar rasa dari roti kelapa tersebut enak dan terkenal sejak lama.

Sesampainya di lokasi, peneliti langsung mengobservasi tampilan luar dari tempat pembuatan roti. Ternyata hanya sebuah rumah huni biasa yang menjadi tempat produksi roti. Berbeda seperti yang peneliti bayangkan sedari awal bahwa mungkin roti kelapa tersebut merupakan produksi pabrik atau sebuah toko yang lebih mewah dan keren dari Royyan Bakery dan ternyata hanya sebuah tempat yang sederhana. Peneliti pun masuk berkenalan dengan pemilik dan disambut dengan sangat ramah. Ketika peneliti menyampaikan maksut tujuan kedatangan beliau tidak sungkan untuk memberikan informasi apapun yang peneliti inginkan. Beliau adalah Pak Nuriman

usia 50 tahun si wirausaha ‗Roti Kelapa Limo‘ yang terkenal.

Dalam langkah awal berkenalan dengan Pak Roy dan Pak Nuriman, penulis tidak berbasa-basi dan langsung mengutarakan niat untuk menjadikan usaha yang mereka kelola sebagai objek penelitian skripsi yang mana penulis akan menjadikan Pak Roy dan Pak Nuriman sebagai narasumber atau informan utama. Respon mereka pun sangat baik. Yang mana takala jika itu memberikan manfaat untuk orang lain mereka bersedia untuk membantu memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

1.6.4.2 Wawancara

(33)

18

guide), pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.

Peneliti berusaha untuk menjalin rapport5 dengan informan. Pengembangan

rapport dilakukan dengan cara hidup beradaptasi dan mengikuti kegiatan, melakukan

wawancara, data yang diperoleh benar-benar atau mendekati fakta yang sesungguhnya. Hasil-hasil wawancara akan dicatat dalam catatan lapangan untuk memudahkan pemahaman akan disertakan foto, rekaman suara yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam melakukan wawancara peneliti tidak membedakan mana informan pangkal, informan kunci ataupun informan biasa.

Dari observasi awal peneliti dilapangan, maka peneliti sudah menemukan informan meskipun untuk tahap awal peneliti masih melakukan wawancara sambil lalu. Observasi dilakukan hamper satu tahun. Awal mula ketertarikan peneliti

bertanya kepada seorang ibu berjilbab yang mengaku sebagai istri pemilik ‗Royyan

Rambutan House‘. Beliau menjawab rasa penasaran peneliti dengan sangat ramah. 2

bulan paska kedatangan peneliti pertama kali ke Royyan Bakery dan pada saat itu judul skripsi peneliti sudah di setujui oleh Ketua Departemen Antropologi FISIP USU, peneliti mencoba malakukan pendekatanyang lebih intensif lagi. Peneliti datang ke toko dan bertanya apakah bisa bertemu dengan Owner. Pada saat ini karena

Manager sedang tidak ada di tempat, seorang SPG menyarankan untuk mengubungi

langsung pemilik atau Owner yaitu Pak Roy. pagi itu peneliti langsung menghubungi Pak Roy, di telephone tidak di angkat. Maka peneliti berinisiatif untuk mengirim pesan singkat (SMS) kepada kepada Pak Roy. Dan setelah menunggu seharian

5

(34)

19

akhirnya Pak Roy merespon dengan menelephone peneliti dan menyatakan tidak keberatan jika usahanya dijadikan bahan penelitian.

Janji untuk bertemupun disepakati. Peneliti di rekomndasikan untuk bertanya atau wawancara dahulu dengan Manager yaitu sering di sapa oleh karyawannya dengan Bang Edy. Nama lengkap beliau adalah Edy Caniago. Peneliti menyampaikan maksut dan tujuan kedatangan serta menjelaskan bahwa sudah buat janji dengan Pak Roy. Bang Edy bersikap baik dalam memberikan jawaban yang peneliti tanyakan. Sampai pada akhirnya terbongkarlah sebuah rahasia bahwa, seorang ibu berjilbab yang pertama kali saya jumpai tersebut bukanlah istri dari Pak Roy sebagai Owner melainkan Manager sebelumnya dan sudah di pecat lalu di gantikan oleh Bang Edy.

1.6.4.3 Studi Kepustakaan

Dalam penulisan skripsi, peneliti menggunakan literatur untuk melengkapi data yang berhubungan dengan penelitian ini. Dimulai dari mendalami buku Metode Etnografi (Spradley) sebagai panduan penelitian, hingga artikel-artikel yang berkaitan dengan masalah wirausaha dan bisnis. Perkembangan teknologi yang begitu pesat juga membantu dalam pencarian informasi dan data melalui media online seperti internet, yang biasa peneliti akses melalui www.google.com, bahkan informasi tentang Royyan Bakery bisa di temukan. Namun informasi tentang Roti Kelapa Limo tidak ada di internet.

1.6.4.4 Bahan Visual

(35)

20 1.6.4.5 Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa secara kualitatif. Data yang terkumpul akan dianalisa, dikategorisasikan, dibandingkan dan dihubungkan (dicari hubungan-hubungan yang saling terkait satu dengan yang lainnya) untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan masalah penelitian. Melalui cara penganalisaan data tersebut diharapkan dapat ditemukan konsep dan kesimpulan yang menjelaskan laporan atau hasil penelitian yang disusun secara sistematis untuk mendeskripsikan secara objektif. Pendeskripsian yang objektif menunjuk hasil pada hasil yang betul-betul ada dan terjadi di lapangan. Subjektif menunjuk guna terjalinnya hubungan yang baik (rapport) dengan para informan karena informanlah yang menjadi guru bagi sumber data dari skripsi ini.

(36)

21 BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Letak

[image:36.595.241.429.375.644.2]

Binjai adalah Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Letak geografis Binjai 03°03'40" - 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32" BT. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai hanya berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang panjangnya 22 km, 9 km pertama berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10 sampai Km 17 berada dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17 adalah berada dalam wilayah Kota Binjai.

Gambar 1. PETA KOTA BINJAI Sumber Google Maps

(37)

22

[image:37.595.183.414.270.381.2]

Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak Kab.Deli Serdang, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kab.Deli Serdang, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingei Kab.Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Selesai Kab.Langkat. Kota Binjai terbagi atas 5 kecamatan yang kemudian dibagi lagi menjadi 37 kelurahan dan desa.

Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA BINJAI NO Kecamatan Luas (Km2)

1 Binjai Selatan 29,96

2 Binjai Kota 4,12

3 Binjai Timur 21,70

4 Binjai Utara 23,59

5 Binjai Barat 10,86

TOTAL 90,23

Sumber Badan Pusat Statistik Binjai, 2002

2.2 Sejarah

Binjai adalah salah satu Kota (dahulu daerah tingkat II berstatus Kotamadya) dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Binjai terletak 22 Km di sebelah barat Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan. Sebelum berstatus Kotamadya, Binjai adalah Ibukota Kabupaten Langkat yang kemudian dipindahkan ke Stabat. Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur dan selatan. Binjai merupakan salah satu

daerah dalam proyek pembangunan Membidang yang meliputi kawasan Medan, Binjai dan Deli Serdang. Saat ini, Binjai dan Medan dihubungkan oleh jalan raya Lintas Sumatera yang menghubungkan antara Medan dan Banda Aceh. Oleh karena

ini, Binjai terletak di daerah strategis di mana merupakan pintu gerbang Kota Medan ditinjau dari provinsi Aceh6. Masih sangat sedikit sekali terungkapkan mengenai asal usul kota Binjai di masa silam, yang disebut sebagai sebuah kota yang terletak di

6

(38)

23

antara Sungai Mencirim di sebelah timur dan Sungai Bingai di sebelah barat, terletak di antara dua kerajaan Melayu yaitu Kesultanan Deli dan Kerajaan Langkat.

Berdasarkan penuturan orang-orang tua yang yang kini sudah tiada yang diperkirakan mengetahui sejarah asal usul kota Binjai, baik yang dikisahkan atau yang diriwayatkan dalam berbagai tulisan yang pernah dijumpai, bahwa kota Binjai itu berasal dari sebuah kampung yang kecil terletak di pinggir Sungai Bingai, kira-kira di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang. Upacara adat dalam rangka pembukaan Kampung tersebut diadakan di bawah sebatang pohon Binjai (Mangifera caesia) yang rindang yang batangnya amat besar, tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke Sungai Wampu, sungai yang cukup besar dan dapat dilayari sampan-sampan besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.

Di sekitar pohon Binjai yang besar itulah kemudian dibangun beberapa rumah yang lama-kelamaan menjadi besar dan luas yang akhirnya berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari Stabat, Tanjung Pura dan juga dari Selat Malaka. Kemudian nama pohon Binjai itulah

yang akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa pohon embacang dan istilahnya berasal dari bahasa Karo.

(39)

24

membawa barang dagangan dari dataran tinggi Karo dan menukarnya (barter) dengan pedagang garam di daerah pesisir Langkat. Perjalanan yang ditempuh Perlanja Sira ini hanya dengan berjalan kaki menembus hutan belantara menyusuri jalur tepi sungai dari dataran tinggi Karo ke pesisir Langkat dan tidak dapat ditempuh dalam waktu satu atau dua hari, sehingga selalu bermalam di tempat yang sama, begitu juga sebaliknya, kembali dari dataran rendah Karo yaitu pesisir Langkat, Para perlanja sira ini kembali bermalam di tempat yang sama pula, selanjutnya seiring waktu menjadi sebuah perkampungan yang mereka namai dengan "Kuta Benjéi".

2.3 Kependudukan

[image:39.595.144.451.478.606.2]

Jumlah penduduk Kota Binjai adalah 219.145 jiwa menurut data BPS Kota Binjai 2002. Laju pertumbuhan penduduk di Kota Binjai selama 5 tahun terakhir mengalami kenaikan dari tahun 1998. Dan tentu saja ada penambahan jumlah penduduk di tahun 2014 yang belum dilakukan pendataan terbaru oleh BPS Kota Binjai.

Tabel 2. JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI TAHUN 1998-2002

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

1998 104.264 105.211 209.475

1999 105.919 106.886 212.805

2002 106.953 106.234 213.187

2001 107.985 107.538 215.187

2002 110.459 108.686 219.145

Sumber: Badan Pusat Statistik Binjai, 2002

(40)

25

[image:40.595.104.495.169.306.2]

jiwa. Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Binjai Kota (8.005 jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Binjai Selatan (1.360 jiwa/km2).

Tabel 3. PENDUDUK KOTA BINJAI TAHUN 2002

MENURUT LUAS DAERAH, BANYAKNYA RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK

2.3.1 Mata Pencaharian

Penduduk Kota Binjai yang merupakan angkatan kerja, sebagian besar adalah laki-laki yang bekerja, sebanyak 57.128 orang. Sedangkan sebagian besar penduduk Kota Binjai yang perempuan bukan angkatan kerja mempunyai kegiatan mengurus rumah, yaitu sebanyak 28.269 orang. Nilai ini hampir sebanding dengan jumlah penduduk perempuan Kota Binjai yang bekerja, yaitu sebanyak 28.784 orang.

Tabel 4. PENDUDUK BERUMUR >10 THN YANG BEKERJA MENURUT JENIS KEGIATAN DAN JENIS KELAMIN

DI KOTA BINJAI TAHUN 2002

[image:40.595.135.462.527.662.2]
(41)

26

[image:41.595.163.414.434.622.2]

di bidang jasa-jasa, tenaga kerja laki-laki sejumlah dua kali lipat dibandingkan dengan tenaga kerja wanita.

Tabel 5. PRESENTASE PENDUDUK BERUMUR >10 THN YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA UTAMA DI KOTA BINJAI

TAHUN 2002

NO Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pertanian 8,89 10,71 9,53

2 Pertambangan dan penggalian 0,15 0,00 0,10

3 Industri 7,53 9,89 8,37

4 Listrik, gas dan air 0,60 0,55 0,58

5 Bangunan 8,43 0,00 5,45

6 Perdagangan 25,45 39,84 30,54

7 Angkutan 9,64 0,00 6,23

8 Keuangan 0,00 0,00 0,00

9 Jasa-jasa 39,31 19,01 39,00

Total 100,00 100,00 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Binjai, 2002

Gambar 2. Distribusi Prosentase Kegiatan Ekonomi Kota Binjai Tahun 2002

Sumber: Badan Pusat Statistik Binjai, 2002

(42)

27

yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Tebing Tinggi yaitu sektor industri pengolahan (29,18%), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (28,86%), dan sektor pertanian (11,21%). Sedangkan sektor lainnya (30,75%) meliputi sektor pertambangan, pengangkutan dan komunikasi, jasa-jasa, pertanian, bangunan, listrik, gas, air bersih, dan keuangan (membandingkan Kota Binjai dengan Kota Tebing Tinggi).

Tabel 6. PDRB KOTA BANJAI TAHUN 2000-2002

(43)
[image:43.595.158.499.89.253.2]

28

Tabel 7. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BINJAI TAHUN 2001

2.3.2 Sistem Pengetahuan

Peningkatan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang mamadai. Jumlah Sekolah Dasar ada sebanyak 154 sekolah dengan jumlah guru 1.502 orang dan jumlah murid sebanyak 32.016 orang. Sementara jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) ada sebanyak 37 sekolah dengan jumlah guru 1.124 orang dan jumlah murid sebanyak 14.742 orang. Pada tahun yang sama jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) ada sebanyak 21 sekolah dengan jumlah guru 1.150 orang dan murid 10.331 orang. Jumlah SMK Kejuruan ada sebanyak 19 sekolah dengan jumlah guru 510 orang dan jumlah murid sebanyak 8.058 orang. Jumlah universitas/akademi pada tahun 2002 adalah sebanyak 4 buah dengan jumlah dosen 73 orang dan mahasiswa sebanyak 905 orang .

(44)

29

semakin banyak. Karena mahasiswa yang berkuliah di PTS tersebut juga menjadi tenaga honorer di sekolah-sekolah Dasar dan SMP Kota Binjai.

[image:44.595.160.513.237.400.2]

Masyrakat yang mungkin tidak bisa mengakses pendidikan kejenjang yang lebih tinggi banyak yang menjadi pekerja dan berwirausaha atau bahkan bertani membantu orangtuanya. Tak banyak pula yang memilih menikah agar mengurangi beban orangtua.

Tabel 8. JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA BINJAI TAHUN 2002

2.3.3 Organisasi Sosial dan Sistem Kekerabatan

Hubungan interaksi antar warga masyarakat Kota Binjai dibilang sangat baik dan dekat. Terutama di daerah kelurahan. System gotong royong masayarakat sangatlah kuat. Dapat dilihat ketiga adanya kemalangan seperti sakit dan meninggal. Hal lainnya yang bisa dilihat yaitu dari adanya kebiasaan atau budaya

“Lagan/Rewang” ketika ada tetangga yang pesta maka tetangga yang lain akan

datang ketempat hajatan lalu membantu memasak masakan yang harus dimasak yang akan di sajikan ketika ada pesta. Biasanya tiga hari sebelum hari acara para tetangga sudah datang membantu. Lalu adanya budaya memunjung juga menjadi sarana komunikasi atau mengundang tetangga untuk datang sekaligus silahturami.

(45)

30

masyarakat tersebut akan saling tolog menolong dan menghormati. Andaipun tidak saling suka maka setidaknya akan tetap menjaga kedamain dan ketentraman hidup. Namun ada sebuah kasus yaitu pelaranagan sebuah Jamaah Gereja yang dilarang beribadah karena dianggap adanya kesalahan dalam pembangunan Gereja yang tidak sesuai izin dan masalah lainnya.

Di setiap wilayah Indonesia pasti ada organisasi masyarakat yang mewakili daerah masing-masing. Sama seperti di Kota Binjai juga ada Organisasi Masyarakat yang mewakili kelompok aspirasi tertentu seperti Pemuda Pancasila (PP), Ikatan Pemuda Karya (IPK). Ada juga Genk motor yang sering nongkrong di Tanah Lapang Merdeka Binjai di malam-malam tertentu seperti malam minggu. Tidak semua dari mereka berkelakuan baik. Terbukti ketika adanya perebutan lahan/lapak jualan pada April 2014 di Pasar Tradisional Tavip yang memakan korban jiwa dan luka-luka. Perembutan ini menimbulkan para pedagang berdemo di gedung DPR dan kantor Walikota Binjai.

(46)

31

organisisasi masyarakat itu banyak yang ternilai seperti preman daripada sebuah grub yang berprinsip menyalurkan aspirasi anggota demi kebaikan banyak orang.

2.3.4 Bahasa

Kota Binjai merupakan kota multi etnis, dihuni oleh suku Jawa, suku Karo, suku Tionghoa dan suku Melayu. Kemajemukan etnis ini menjadikan Binjai kaya akan kebudayaan yang beragam. Jumlah penduduk kota Binjai sampai pada April 2003 adalah 223.535 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.506 jiwa/km persegi.

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Kota Binjai tergantung dari berasal dari suku mana mereka dilahirkan dan lingkungan tempat tinggal. Contohnya ketika tinggal didaerah yang mayoritasnya bersuku Jawa maka bahasa yang dominannya adalah bahasa Jawa. namun tentu tudak semua orang didaerah tersebut bisa bahasa Jawa dan sudah pasti menggunakan bahasa nasional kita yaitu bahasa Indonesia. Hal serupa juga terjadi didaerah dengan mayoritas bersuku Batak, Karo atau Melayu serta lainnya. Namun juga tidak sedikit masyarakat yang bisa berbahasa diluar dari sukunya dan memilih berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Untuk kawasan kecamatan Binjai Kota dan Binjai Barat misalnya yang secara kasat mata sektor perekonomian dipegang oleh etnis Tionghoa, maka sudah bisa ditebak mereka akan menggunkaan bahasa mandarin untuk berkomunikasi diantara mereka yang berasal dari etnis/suku yang sama.

2.3.5 Religi

(47)

32

Budha dipeluk mayoritas suku Tionghoa yang berdomisili di kecamatan Binjai Kota dan Binjai Barat. Agama Hindu mayoritas dipeluk oleh suku/Etnis India. Untuk jumlah tempat beribadah tentu lebih banyak Masjid sebagai agama yang mayoritas paling besar di Kota Binjai. tentu jumlahnya tidak sebanyak Vihara, kuil serta gereja. Masyarakat Kota Binjai adalah masayarakat yang masih menyandingkan adat suku bangsanya dengan ajaran agama yang mereka anut.

2.3.6 Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Sistem peralatan hidup masyarakat Kota Binjai sudah terbilang Modern bisa dilihat dari peralatan pembuat roti dan kue di Royyan Bakery yang canggih. Jika dilakukan sensus Door To Door maka akan ditemukan banyak masyarakat yang memiliki Kulkas, AC, Televisi, Rice Cooker, Blender, kipas angin,mesin cuci dan lainnya yang mana digerakan dengan listrik. Semua bisa dilakukan dengan mudah oleh alat-alat rumah tangga yang canggih tersebut.

Tidak dalam hal alat rumah tangga saja, teknologi lain seperti sepeda motor, mobil, smartphone juga. Sinyal telekomunikasi di Kota Binjai terbilang bangus. Di Kota Binjai juga ada banyak warnet, yang menyediakan sarana untuk masyarakat mengakses internet. Namun hal tersebut tentu tidak menjadikan hal-hal tradisional dilupan. Contonya pengolahan Roti Kelapa Limo yang masih menggunakan tunggu adalah contonya. Di Kota Binjai juga masih ada masayrakat yang menenun dengan

alat tradisional ―Gedokan” atau alat tenun duduk serta ATBM (Alat Tenun Bukan

Mesin).

(48)

33

Salah satu hal yang masuk kedalam seni yaitu masih ada manyarakat yang

menenun degan alat tradisional Gedokan dan ATBM seperti di ―Rumah Tenun Kita‖

yang ada di kelurahan Timbang Langkat, kecamatan Binjai Timur. Ada juga

masyarakat yang membuka usaha ―Kuda lumping/Jarang Kepang di kelurahan

Pujidadi, kecamatan Binjai Selatan. Kesenian lainnya seperti seni membuat anyaman keranjang dari bamboo, membuat peralatan rumah tangga dari kain ulos atau perca. Membuat lampu hias dengan bamboo dan lainnya. Membuat bunga cantik yang indah dari bahan bekas serta rerumputan. Seni menjahit border dan masih banyak lagi.

2.4 Aksesbilitas

(49)

34

[image:49.595.221.448.145.327.2]

Gambar 3: Mobil Royyan Bakery

Sumber: Koleksi Pribadi Penulis

Pada awalnya Royyan Bakery belum memiliki pemasaran yang kongkrit di internet. Lalu peneliti memberikan ide untuk membuat Fanpage :Royyan Rambutan

House Oleh-oleh Khas Binjai di Facebook. Ibu Elly Mardiana mengatakan

sebenarnya Royyan Bakery sudah menugaskan seseorang untuk membuat serta mengurusi Web khusus Royyan Bakery yang senantiasa mengupdate informasi ke Web semua hal tentang Royyan Bakery. Dan ternyata setelah dibayar Web itu belum dikerjakan. Akhirnya peneliti berinisiatif untuk membuat fanpage tersebut dan kini fanpage tersebut bisa diakses via internet.

(50)

35

dengan Royyan Bakery yang mendapat dukungan dan semangat dari Pemko Binjai dan maksimalnya publikasi, Roti Kelapa Limo tidak mendapatkan dukungan dana atau pun dukungan penyemangat dari Pemko Binjai. keterangan dari Pak Nuriman yaitu dahulu sempat akan mendapatkan bantuan dari pemerintah sudah di sensus dan ditanya-tanyai namun sampai bertahun-tahun berlalu bantuan itu pun tidak pernah datang. Pak Nuriman membangun dan mempertahankan usahanya dengan usahanya sendiri. Pak Nuriman mengaku untuk menjaga kestabilitasan usahanya dahulu beliau pernah meminjam uang ke Bank. Atas berapa jumlah uang yang dipinjam tersebut Pak Nuriman tidak bersedia memberitahukannya. Namun beliau menuturkan bahwa cicilan bayar uang pinjamannya segera lunas sebelum akhir tahun 2014.

BAB III

DESKRIPSI USAHA

(51)

36 3.1 Sejarah Usaha

3.1.1 Royyan Bakery

Pada mulanya usaha ini didirikan oleh Pak Roy di Kota Binjai, beliau merupakan seorang yang sudah mulai berbisnis dibidang jasa penyaluran Security atau Satpam. Informasi yang didapat ini berasal dari Manager Royyan Bakery yang merupakan suami dari keponakan Pak Roy yaitu abang Edy Caniago. Beliau juga memberitahukan bahwa nama dari usaha tersebut yaitu Imagen Smart Securindo yang bernaung di PT.Smart Sukses. Pak Roy juga punya usaha property dan butik. Ketika ditanya detile tentang property dan butik yang bagaimana yang dilakukan oleh Pak Roy beserta istri, bang Edy tidak ingin menjelaskna lebih lanjut. Abang Edy sendiri merupakan pelatih ditempat penyalur Security. Karena suatu hal kini beliau diminta untuk menjadi Manager dari Royyan Bakery cabang pusat di Kota Binjai. Pada penjelasan selanjutnya beliau mengatakan bahwa Royyan Bakery tidak hanya ada di Kota Binjai saja namun juga akan segera dibangun di tempat atau lokasi yang lainnya.

(52)

37

[image:52.595.233.436.233.432.2]

seorang Polwan BagOps yaitu AIPTU Erni R yang mengatakan bahwa beliau mengenal Pak Roy sebagai rekannya di kepolisian. Istri dari Pak Roy sendiri adalah Ibu Elly Mardiana berprofesi sebagai PNS Guru disalah satu SD di Kota Medan. Walaupun mereka memiliki pekerjaan dan profesi tetap namun mereka lebih tertarik untuk berbisnis karena di anggap bisa menyalurkan hobi dan bakat.

Gambar 4: Pak Roy dan Ibu Elly Mardiana Sumber: Koleksi Pribadi Ibu Elly Mardiana

(53)
[image:53.595.207.425.464.641.2]

38

Gambar 5: Surat Izin Usaha Perdagangan Sumber Disperindag, Koleksi Pribadi Penulis

Yang menjadi perhatian lanjutannya adalah, nama usaha yang terdaftar

sebagai Royyan Bakery kini terpampang jelas di depan toko dengan tulisan ―Royyan

Rambutan House Oleh-Oleh Khas Binjai‖. Atas hal tersebut di jelaskan lebih lanjut oleh abang Edy yaitu adanya kerja sama antara Bapak Roy sebagai Owner dengan Pemerintahan Kota Binjai. tentu saja bisa dilihat dari atribut yang dipasang diberbagai sudut toko bertemakan rambutan yang mana Kota Binjai dikenal sebagai Kota Rambutan.

Gambar 6: Tampilan Depan Royyan Bakery Sumber: Koleksi Pribadi Penulis

Pak Roy mengatakan ―Royyan Rambutan House Oleh-Oleh Khas Binjai

(54)

39

[image:54.595.241.431.244.378.2]

toko roti yang berbeda. Royyan Rambutan House ini akan lebih mengenalkan Kota Binjai keruang yang lebih luas lagi, dengan menjual olahan rambutan seperti Sirup rambutan, rambutan kaleng, brownies rambutan, pie rambutan dan lainnya. Bapak Roy juga menambahkan impiannya dimasa depan adalah membuat masyarakat luas jika ingat rambutan maka ingat Royyan Bakery, jika ingat Kota Binjai Maka ingat Royyan Bakery.

Gambar 7: Tugu Peresmian Royyan Rambutan House oleh Bapak Walikota Binjai

Sumber dari Toko Royyan

Dalam presentasenya Pak Roy menjelaskan bahwa usahanya itu berciri khas oleh-oleh khas Kota Binjai. Seperti makanan yang terbuat dari olahan rambutan dan jambu deli hijau dan kesuma merah. Dan ide usahanya tersebut didukung perizinannya oleh bapak Walikota Binjai dengan antusias. Pada HUT kota Binjai 17

Mei 2013 yang ke 141 tahun, ‗Royyan Rambutan House Oleh-oleh Khas Binjai‘

diresmikan oleh Bapak Walikota Binjai beserta jajaran dan staf dan resmi di buka.

(55)

40

kenyal, dan ngelotok dengan kulit biji melekat. Daging buahnya agak renyah karena kadar airnya sedikit. Bijinya bulat dan berukuran sedang. Produktivitasnya termasuk rendah, per pohonnya menghasilkan 1.200-2.000 buah/tahun atau sekitar 40-68 kg/tahun7.

Kini upaya lain sedang dilakukan oleh Pemko Binjai dan sudah mendapatkan perhatian dari kalangan pemerintah pusat yaitu untuk menjadikan Kota Binjai terkenal dengan jambunya. Upaya untuk menjadikan buah jambu menjadi salah satu Icon buah bagi Binjai, terus dirintis termasuk mendaftarkannya di Kementerian Pertanian, bersama dengan rambutan, maupun mangga. Produksi buah dari Kota Binjai sudah dipamerkan diberbagai kegiatan seperti Penang Fair, Pekan Raya Sumatera Utara, maupun juga berbagai kegiatan lainnya, dimana buah Binjai ini sangat banyak diminati oleh masyarakat yang datang menyaksikan pameran tersebut.

Sementara itu salah satu pengembang tanaman buah di kota Binjai, Budi yang juga ketua kelompok tani pondok bengkel Hijau Nurseri mengatakan bahwa tanaman buah-buahan yang sangat diminati masyarakat sekarang ini selain rambutan adalah jambu. Disampaikannya, ada dua varitas jambu air yang menjadi perhatian masyarakat, yairu "Deli Hijau" dan "Kesuma Merah". Kelebihan dari dua jambu air ini, memiliki rasa manis yang sangat khas serta besar. Berat "Deli Hijau" bisa mencapai 200 gram per buahnya, sementara untuk "Kesuma Merah" beratnya bisa mencapai 300 gram per buahnya, ungkap Budi. Upaya pengembangan tanaman buah-buahan khususnya jambu, sekarang ini yang dilakukan pihaknya sangat mendapatkan perhatian dan dorongan dari Walikota Binjai Muhammad Idaham, sehingga produksi buah dari Binjai kini sudah mulai masuk ke berbagai swalayan, mall, untuk penjualannya.

7

(56)

41

Adanya pengembangan dibidang buah yaitu jambu, memberikan inspirasi dan inovasi untuk mengolah jambu tersebut menjadi sirup. Jadi, Royyan Rambutan House tidak hanya memproduksi Bakery saja namun juga sirup yang yang menjadi Icon andalan. Ketika mengubah jambu menjadi sirup, tentu harus menggunakan alat produksi mesin. Menggukan ruangan khusus dan teknik khusus. Memproduksi dengan alat berupa mesin sudah dapat dikatagorikan sebagai industri. Terbilang indutri besar atau kecil

Gambar

Gambar 1. PETA KOTA BINJAI
Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA BINJAI
Tabel 2. JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI
Tabel 4. PENDUDUK BERUMUR >10 THN YANG BEKERJA
+7

Referensi

Dokumen terkait