• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2021"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

2021

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Niken Wahyu Candrawati1, Wahyuningsih, Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep2,

1Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

2Dosen Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta Email : [email protected]

ABSTRAK

Stroke Non Hemoragik adalah stroke yang disebabkan karena adanya ateroklerosis yaitu kondisi saat terjadi timbunan lemak dan kolesterol atau plak yang akan membentuk sumbatan. Salah satu gejala yang timbul akibat stroke non hemoragik ialah gangguan motorik (kelemahan otot, hemiparase). Tujuan penulis ini adalah pasien stroke non hemoragik dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik dengan intervensi pemberian latihan ROM pasif Spherical Grip. Metode yang digunakan berupa studi kasus dengan asuhan keperawatan pada satu pasien dan melakukan pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, dan pemeriksaan fisik. Setelah itu dilakukan pemberian teknik ROM pasif Spherichal Grip. Hasil dari pemberian teknik ROM Spherical Grip selama 3x24 jam sebanyak 2 kali tindakan di waktu pagi dan sore hari didapatkan peningkatan kekuatan otot. Pengkajian pada tindakan hari pertama didapatkan hasil skala kekuatan otot pasien bagian tangan kiri (2) dan kaki kiri (3), kemudian setelah diberikan tindakan sebanyak 2 kali selama 3 hari berturut-turut pasien mengalami peningkatan skala kekuatan otot menjadi skala kekuatan otot bagian tangan kiri (3) dan kaki kiri (5). Simpulan dari studi kasus ini bahwa teknik ROM pasif Spherical Grip efektif digunakan sebagai bentuk tindakan mandiri perawat secara non farmakologi dalam peningkatan kekuatan otot.

Kata Kunci : Stroke Non Hemoragik, ROM pasif Spherichal Grip

(2)

2

Study Program of Nursing Diploma Three Faculty of Health Sciences University of Kusuma Husada Surakarta 2021

NURSING IN NON-HEMORRIC STROKE PATIENTS IN THE FULFILLMENT OF ACTIVITY AND EXERCISE NEEDS

Niken Wahyu Candrawati1, Wahyuningsih, Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep2, 1 Student of Nursing Study Program DIII in University of Kusuma Husada Surakarta 2 Lecturer of

Nursing in University of Kusuma Husada Surakarta Email : [email protected]

ABSTRACT

Non-Hemorrhagic Stroke is a stroke caused by atherosclerosis, which is a condition when fat and cholesterol deposits or plaques form which will form a blockage.

One of the symptoms that arise due to non-hemorrhagic stroke is motor disturbances (muscle weakness, hemiparase). The author's purpose is non-hemorrhagic stroke patients with nursing problems with physical mobility disorders with the intervention of giving Spherical Grip passive ROM exercises. The method used was a case study with nursing in one patient and conducting assessments, nursing diagnoses, nursing action plans, nursing actions and evaluations. Data was collected using the interview method, and physical examination. After that, the Spherichal Grip passive ROM technique was given. The results of giving the ROM Spherical Grip technique for 3x24 hours as much as 2 times in the morning and evening showed an increase in muscle strength. The assessment on the first day of action showed the results of the patient's muscle strength scale in the left hand (2) and left leg (3), then after being given the action 2 times for 3 consecutive days the patient experienced an increase in the muscle strength scale to the left-hand muscle strength scale.

(3) and left foot (5). The conclusion from this case study is that the passive ROM Spherical Grip technique is effectively used as a form of non-pharmacological nurse independent action in increasing muscle strength.

Key words : Non Hemorrhagic Stroke, Passive ROM Spherichal Grip

(3)

3 PENDAHULUAN

Stroke adalah gangguan fungsi saraf otak dimana terjadi secara mendadak karena peredaran darah ke otak terganggu atau tersumbat. Stroke terjadi karena adanya pecahan atau sumbatan di pembuluh darah otak sehingga otak tidak mendapat oksigen secara maksimal dan mengakibatkan kematian sel (neuron) (Hapsari, 2020). Menurut World Health Organization (2016) stroke penyebab kematian kedua di dunia dan penyebab kecacatan nomor tiga di dunia, 87 % stroke terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Penderita stroke di dunia mencapai 15 juta per tahun, hipertensi adalah penyakit penyebab terbesar kejadian stroke dari 12,7 juta kasus dan kematian akibat stroke di Eropa mencapai 650.000 kasus (WHO, 2016).

Stroke di bedakan menjadi 2 yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik, stroke hemoragik merupakan stroke pecahnya pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan sel – sel otakmati sehingga berdampak pada kerja otak berhenti. Sedangkan stroke iskemik atau yang biasa di sebut dengan stroke non hemoragik merupakan stroke yang di sebabkan oleh bekuan darah atau plak yang terbentuk di dalam jantung atau pembuluh arteri besar yang tersangkut menuju otak. (Yueniwati, 2015).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018 menyebutkan di Indonesia prevelensi stroke berdasarkan diagnosis pada penduduk umur ≥ 15 tahun mencapai 10,9 %.

Provinsi dengan penderita stroke tertinggi berada di Kalimantan Timur

dengan angka prevelensi mencapai 14,7 %. Sedangkan stroke di provinsi Jawa Tengah penderita stroke mencapai prevelensi 11,9 % (Rikesdes, 2018). Stroke dapat ditandai dengan afasia, disartria, aparkasia, agnosia, inkontenesia, disfagia (Black & Hawks 2014).

Faktor resiko yang dapat menyebabkan penyakit stroke antara lain alkoholik, perokok, hipertensi, diabetes militus, peningkatan kolestrol, penyakit jantung, umur dan obesitas (Kusuma, 2020).

Penatalaksanaan pada pasien stroke dengan penurunan kekuatan otot dilakukan baik secara farmakologis dan non farmakologis pada pasien stroke dengan pemberian teknik ROM. ROM adalah latihan

yang digunakan untuk

mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan untuk menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Olviani, 2017). ROM Pasif Sperichal Grip merupakan salah satu teknik ROM penguatan otot ekstermitas bawah dan atas, tentang pengaruh latihan ROM pasif (spherical grip) selama 15 menit terhadap peningkatan kekuatan otot ekstermitas atas pada pasien stroke di KRMT Wongsonegoro Rumah Sakit Semarang menunjukkan adanya peningkatan skala kekuatan otot yaitu sebelum diberikan latihan ROM sebesar 3 ( mampu melawan gravitasi) dan setelah diberikan latihan ROM sebesar 4 (dapat melawan gaya dan mengatasi tahanan) (Hapsari 2020). Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan

(4)

4 Pada Pasien Stroke Non Hemoragik Dalam Pemenuhaan Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan”

METODE PENELITIAN

Metode kasus ini menggunakan metode wawancara dan observasi pada pasien Stroke Non Hemoragik.

Studi kasus ini untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien Stroke Non Hemoragik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan.

Subjek yang digunakan adalah satu orang pasin dengan diagnosa medis SNH dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan pada pasien. Yang dapat diatasi dengan tindakan pemberian terapi ROM Pasif Sphecal Grip.

Studi kasus ini dilakukan diruang Cendrawasih RSUD Simo Boyolali dengan pengambilan kasus asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2021 sampai dengan 19 Februari 2021 selama 3 hari pengelolaan kasus.

HASIL DAN PEMBAHASAN Fokus pengkajian yang dilakukan pada pasien stroke yaitu skala kekuatan otot. Kemudian berfokus pada keluhan utama pasien yaitu kelemahan anggota tubuh ekstermitas atas bagian kiri dan ekstermitas bawah bagian kiri, berdasarkan hasil data objektif didapatkan hasil anggota gerak pasien tampak lemah dengan skala kekuatan otot ekstermitas atas kiri 2 kanan 5 dan ekstermitas bawah kiri 3 kanan 4.

Pasien tampak kesulitan saat beraktivitas dan menggerakkan tangannya, serta aktivitas dan latihan sehari-hari seperti toileting dan mandi dibantu oleh keluarga.

Subjek mengalami kelemahan gerak pada ekstermitas atau terutama

pada bagian ekstermitas atas dan bawah bagian kiri. Dengan hasil pemeriksaan tanda – tanda vital 210/140 mmHg, Heart Rate 80 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36oC, dan saturasi oksigen 98 %.

Diagnosa keperawatan utama yang muncul pada klien kasus ini disesuaikan dengan kriteria yang sudah ditetapkan yaitu pasien mengalami kelemahan otot sehingga diagnosa yang muncul adalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot (D.0054).

Intervensi pada studi kasus ini berfokus pada diaganosa utama yaitu gangguan mobilitas fisik yaitu dengan teknik latihan penguatan otot.

(I.05184) : identifikasi tingkat kekuatan otot dengan menggunakan lapangan latihan, monitor efektifitas latihan, lakukan latihan sesuai program yang ditentukan seperti latihan ROM pasif fleksi dan ekstensi pada kaki dan Spherical Grip dengan menggenggam bola karet bergerigi pada tangan kiri, jelaskan ke klien dan keluarga klien tentang fungsi otot dan konsekuensi bila tidak menggunakan otot.

Tindakan keperawatan ini dilakukan pada tanggal 17 – 19 Februari 2021. Hari pertama yaitu Implementasi hari pertama rabu tanggal 17 februari 2021 pukul 09.00 WIB melakukan latihan sesuai yang ditentukan (pasien dilakukan latihan ROM pasif dengan tindakan fleksi ekstensi pada bagian kaki kiri dan spiherichal grip dengan menggenggam bola karet bergerigi pada bagian tangan kanan) didapatkan data subjektif : keluarga pasien mengatakan bersedia dan pasien menganggukkan kepala untuk

(5)

5 diajarkarkan latihan ROM pasif dan spiherichal grip dengan genggaman bola karet bergerigi , data objektif : pasien tampak belum paham dan masih mengikuti latihan secara pelan- pelan,terdapat hasil pengukuran kekuatan otot ekstermitas atas (5/2) pasien tampak bisa menggerakkan jari tangan namun tidak bisa mengangkat tangan keatas , dilakukan latihan ROM pasif dengan genggaman bola karet bergerigi, pada ekstermitas bawah (5/3) pasien tampak bisa menekuk kakinya saat diberikan tahanan minimal, pasien dilakukan latihan ROM pasif dengan tindakan fleksi ekstensi pada bagian kaki kiri. Pukul 14.00 WIB melakukan teknik latihan ROM pasif spiherichal grip dengan genggaman bola karet bergerigi, didapatkan hasil data subjektif: keluarga pasien mengatakan bersedia Tn, M dilakukan latihan genggam bola karet dan ROM pasif, data objektif Tn.M tampak kooperatif melakukan gerakan dan latihan akan tetapi masih belum bersemangat melakukan latihan ROM terdapat hasil skala kekuatan otot pasien bagian ekstermitas atas (5/2) pasien hanya bisa menggerakkan jari tangan dan belum bisa mengangkat tangan keatas, bagian ekstermitas bawah (5/3). Pasien tampak bisa menekuk kakinya saat diberikan tahanan minimal, pasien tampak masih belum ada perubahan pada bagian pergerakan kaki kiri pasien..

Implementasi hari kedua kamis 18 februari 2021 pukul 09.00 WIB melakukan latihan ROM pasif dan spiherichal grip didapatkan hasil data subjektif : keluarga pasien mengatakan bersedia dan Tn.M menganggukan kepala bersedia

latihan teknik genggam bola karet dan ROM pasif, dan data objektif Tn.M tampak kooperatif melakukan gerakan dan latihan, pasien tampak masih berbicara pelo, didapatkan hasil skala kekuatan otot ekstermitas atas dan bawah sebelah kanan dan kiri pasien dengan skala esktermitas atas (5/2) dan ekstermitas bawah (5/4) pasien tampak sudah bisa mengangkat kaki kiri ke atas dan sudah bisa diberikan tahanan ringan maupun sedang, pasien tampak masih belum bisa mengangkat tangan kiri keatas hanya menggerakkan jari tangan. Kemudian dilakuakn lagi Pukul 14.00 WIB melakukan teknik latihan genggam bola karet dan ROM pasif didapatkan hasil data subjektif keluarga pasien mengatakan bersedia untuk dilakukan latihan genggam bola karet dan ROM aktif pada Tn.M, dan data objektif Tn.M tampak kooperatif melakukan gerakan dan latihan, Tn. M tampak sudah mau berusaha melakukan latihan genggam bola karet didapatkan hasil skala kekuatan otot bagian ekstermitas atas (5/2) pasien tampak belum belum bisa menggerakkan tangan sepenuhnya hanya bisa menggerakkan jari tangan, bagian ekstermitas bawah (5,4) pasien tampak sudah bisa menekuk kakinya dan mengangkat kaki ke atas secara mandiri dan sudah bisa diberikan tahanan ringan.

Hari ke tiga jum’at 19 Februari 2021 pukul 09.00 WIB melakukan latihan sesuai program yang ditentukan yaitu latihan teknik ROM pasif dan spiherichal grip dengan genggaman bola karet bergerigi. Data subjektif : keluarga Tn.M mengatakan bersedia dilakukan latihan genggam bola karet dan ROM pasif, data objektif Tn.M tampak

(6)

6 bersemangat melakukan latihan genggam bola karet dan ROM pasif, Tn.M tampak sudah mulai bisa melakukan gerakannya dan sudah hafal dengan gerakannya didapat hasil skala kekuatan otot pasien bagian ektermitas atas (5/3) dan ekstermitas bawah (5/5) pasien tampak sudah bisa menggerakkan kaki bagian kiri secara normal dan tangan bagian kiri pasien sudah bisa menggenggam bola karet dengan kuat dan sudah bisa mengangkat tangan keatas secara pelan-pelan. Pukul 14.00 WIB melakukan latihan genggam bola dan ROM pasif didapatkan hasil data subjektif Tn.M mengatakan bersedia untuk latihan kembali, data objektif Tn.M tampak lebih bersemangat melakukan latihan genggam bola dan ROM pasif, Tn.

Tampak kooperatif dan lebih fokus, Tn.M tampak ingin segera pulang kerumah didapatkan hasil skala kekuatan otot bagian ekstermitas atas (5/3), pasien sudah mampu menggenggam bola karet, pasien sudah mampu membuka dan menutup tangan, pada bagian ekstermitas bawah (5/5) paien sudah mampu melakukan latihan secara optimal tanpa ada hambatan.

Menurut Yueniwati (2016) salah satu tanda dan gejala pasien stroke adalah disatria dan hemiparesis dimana pasien mengalami pelo sehingga pasien kesulitan dalam berkomunikasi serta pasien mengalami kelumpuhan anggota gerak di sisi yang sama yaitu atas dan bawah sebelah kiri.

Berdasarkan hasil pengkajian dan teori yang ada pasien dengan diagnosa stroke non hemoragik memiliki tanda dan gejala berupa kelemahan anggota gerak

(hemiparesis), pelo yang mengakibatkan pasien kesulitan berbicara (disatria) dan salah satu faktor resiko pasien stroke adalah hipertensi dikarenakan tekanan darah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan menyempitnya aliran pembuluh darah keotak.

4.1 Tabel Kekuatan Otot

KESIMPULAN DAN SARAN Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Stroke Non Hemoragik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan dengan pemberian tindakan ROM pasif Spherical Grip dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan skala kekuatan otot ekstermitas atas kiri dari 2 menjadi 3 dan ekstermitas bawah kiri dari 3 menjadi 5. Rekomendasi tindakan pemberian tindakan ROM Spherichal Grip untuk meningkatkan skala kekuatan otot.

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M., & Jane, Hokanson.

(2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika.

Hapsari, S., dkk. (2020). Efektivitas Jari Of Motion (ROM) dan Genggaman Bulat Untuk Kekuatan Ekstermitas di Non Penderita Stroke Hemoragik.

(7)

7 Standar Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 9 No. 2. 1650- 1656.

Junaidi, I. (2011). Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta : CV Andi Offset.

Kusuma, S., P., dkk. (2020).

Penerapan Prosedur Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif Sedini Mungkin Pada Pasien Stroke Non Hemoragik (SNH). Jurnal Ilmiah Indonesia Vol.5 No.10. 1015- 1021.

Olviani, dkk. (2017). Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Aktif-Asistif (Spherical Grip) Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstermitas Atas Pada Pasien Stroke Di Ruang Rawat Inap Penyakit Syaraf (Seruni) Rsud Ulin Banjarmasin. Dinamika Kesehatan. Vol.8 No.1. 250- 257.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017).

Standar Diagnosa

Keperawatan Indonesia.

Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017).

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Jakarta : Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017).

Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

& Aplikasi. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Riskesdes.(2018).https://www.kesma s.kemkes.go.id/assets/upload/

dir519d41d8cd98f00/files/Ha sil-riskesdas-2018 1274.pdf.

Diakses tanggal 14 Januari 2020.

Yueniwati, Y. (2015). Deteksi Dini Stroke Iskemia Dengan Pemeriksaan Ultrasonografi Vaskular Dan Variasi Genetika. Malang : Brawijaya Press (UB Press).

Word Health Organization. (2016).

https://www.who.int/bulletin/

volumes/94/9/16-181636/en/.

Diakses tanggal 14 Januari 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini kita lihat pada Tahun 2009 yang hanya sebesar 4,65% terjadi karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan aparat kelurahan dan juga kesadaran wajip pajak

Peningkatan produktivitas padi gogo dapat dilakukan dengan merakit varietas padi gogo tipe baru, dengan karakteristik antara lain tinggi tanaman 100- 120 cm, jumlah

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta Inayah-Nya dan memberikan kemudahan bagi penulis sehingga penulis

Harapan saya dan seluruh warga KUKUM kepada saudara/i amatlah tinggi dalam usaha untuk membangunkan sebuah universiti yang bakal menjana pemimpin terbilang negara dan

Nama formasi ini pertama kali diajukan oleh Kastowo dan Silitonga (1975) dengan lokasi tipe di daerah Tuhur, berumur Trias dan dapat dibagi menjadi dua anggota yaitu dari tua ke

Beberapa subjek yang menggunakan strategi menebak dan mengecek tidak dapat menemukan aturan umum pola atau membuat generalisasi sedangkan beberapa dari mereka

Pada penelitian ini karakter siswa yang ditelaah adalah latar belakang pengetahuan dan perkembangan kognitif siswa; (c) Analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasi,

Kelompok usia 51-55 tahun menempati posisi teratas diikuti oleh kelompok usia 46- 50 tahun, sementara itu kelompok usia extrim (<25 tahun dan >65 tahun) berada pada posisi