• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIKIH MATERI INFAK PADA SISWA KELAS V DI MI MA’ARIF NU BANJARSARI KABUPATEN PURBALINGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIKIH MATERI INFAK PADA SISWA KELAS V DI MI MA’ARIF NU BANJARSARI KABUPATEN PURBALINGGA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIKIH MATERI INFAK PADA SISWA KELAS V

DI MI MA’ARIF NU BANJARSARI KABUPATEN PURBALINGGA

Ilham Bektia Roby

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : ilhambektiaroby21@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V Mata Pelajaran Fikih Materi Infak melalui Metode Pembelajaran Demonstrasi di MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga.

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran Fikih, materi Infak dengan menerapkan Metode Pembelajaran Demonstrasi , pada siswa Kelas V MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga, dengan jumlah 11 siswa. Tempat penelitian perbaikan pembelajaran adalah di MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga. Hasil penelitian ini adalah pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar Fikih tentang Infak pada Siswa Kelas V MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga. Hal ini dapat dilihat pada Siklus I, dari 11 siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa (73%) dan yang belum tuntas sebanyak 3 siswa (27%). Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa (91%) dan yang belum tuntas sebanyak 1 siswa (9%). Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 18%.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Fikih, Infak, Metode Pembelajaran Demonstrasi

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam proses pembelajaran, guru yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-

(2)

masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa baik sebelum pembelajaran, sedang pembelajaran maupun sesudah pembelajaran (Combs, 1994: 11). Untuk melaksanakan tugas-tugasnya guru diharapkan guru mempunyai kemampuan yang professional. Dalam hal ini guru perlu melakukan diagnosis dengan lebih mengenal siswa-siswanya sehingga dapat menggali potensi siswa.

Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah merupakan hal yang sangat penting, karena pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah termasuk dasar bagi pendidikan berikutnya. Oleh karena itu setiap pembelajaran yang diberikan di Madrasah Ibtidaiyah perlu diarahkan kepada pembentukan fondasi yang kuat untuk membentuk konsep dasar pada diri peserta didik. Selain itu peserta didik juga butuh penanaman pendidikan agama sedari dini agar dapat membentengi diri supaya tidak mudah terpengaruh dari hal-hal yang negatif, salah satunya adalah dengan mempelajarai mata pelajaran Fikih.

Pembelajaran Fikih adalah bagian dari Pendidikan Agama Islam yang memberikan pengetahuan tentang ajaran agama islam yang berkaitan dengan hukum syariat Islam, membimbing siswa untuk berkeyakinan mereka sendiri dan untuk mengetahui hukum Islam dengan benar (Firman Mansir dan Halim Purnomo, 2020 : 8). Tujuan mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah adalah agar siswa mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara rinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli maupun aqli, serta sebagai pedoman hidup bagi kehidupan pribadi dan sosialnya. Siswa juga dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar, sehingga dapat menumbuhkan ketaatan dalam menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggungjawab sosial yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Fikih adalah salah satu bidang studi Agama Islam yang dipelajari oleh peserta didik di MI Ma’arif NU Banjarsari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga, yang pada dasarnya mata pelajaran Fikih diberikan kepada peserta didik agar dapat memberi motivasi, bimbingan, pemahaman, dan penghayatan terhadap Al Qur’an dan Hadits. Akan tetapi berdasarkan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Fikih yang telah ditentukan guru yaitu 70 dari jumlah 11 siswa kelas V MI Ma’arif NU Banjarsari yang mendapatkan nilai 50-69 ada 5 siswa atau sebesar 45% dan dinyatakan belum tuntas karena mendapatkan nilai dibawah KKM. Sedangkan yang memperoleh nilai antara 70-100 ada 6 siswa atau sebesar 55% dan dinyatakan tuntas karena mendapat nilai di atas KKM. Hal ini dikarenakan kurangnya variasi dalam model pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta kurangnya sarana pendukung dalam belajar berbasis teknologi.

(3)

Kondisi pembelajaran seperti ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama. Perlu adanya langkah perubahan sebagai suatu pemecahan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan juga siswa. Adapun model pembelajaran yang dipandang dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa di kelas agar lebih aktif dan dapat pula meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan Metode Pembelajaran Demonstrasi .

Penggunaan Metode Pembelajaran Demonstrasi dapat menjadikan kondisi pembelajaran yang tadinya tidak menarik menjadi menarik, membuat hal yang abstrak menjadi konkret, dan membuat suasana belajar lebih menyenangkan bagi siswa. Metode Pembelajaran Demonstrasi diharapkan bisa dijadikan alternatif solusi bagi meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih.

metode demontrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukkan tertentu kepada siswa. Metode demontrasi dapat digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran Fiqih, misalnya bagaimana cara berwudhu yang benar, bagaimana cara shalat yang benar, bagai mana cara zakat atau infak atau sedekah dengan benar dan lain-lain.

sebab kata demontrasi diambil dari “Demonstration: (to show) yang artinya memperagakan atau memperlihatkan proses kelangsungan sesuatu” yang memiliki kelebihan yaitu akan memberikan pengaruh yang bernilai pendidikan, mendidik siswa untuk berfikir kritis, memberi pengalaman yang bermakna, serta mengembangkan dan memperluas cakrawala berpikir siswa.

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah agar mengetahui peningkatan hasil belajar Fikih materi Infak dengan menggunakan Metode Pembelajaran Demonstrasi pada siswa Kelas V di MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga. Hipotesis pada penelitian ini yaitu dengan penggunaan Metode Pembelajaran Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Fikih materi Infak pada siswa KelaS V di MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian ini berupaya untuk menyelidiki sejauh mana hasil belajar Fikih mampu berkembang dan tercapai di MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga. Untuk dapat menjawabnya, maka subjek penelitian ini adalah semua siswa di Kelas V dengan jumlah 11 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki- laki dan 6 siswa perempuan. Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah mulai tanggal 20 November 2022 sampai dengan 2 Desember 2022.

(4)

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar Fikih dengan menggunakan Metode Pembelajaran Demonstrasi . Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari tahapan:

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil dari refleksi yang digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat perencanaan baru untuk siklus berikutnya, jika ternyata yang dilakukan belum berhasil, maka dilakukan siklus berikutnya sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Data penelitian diperoleh dari hasil pengamatan observasi melalui lembar observasi dari aktivitas guru, aktivitas siswa dan lembar kerja siswa.

Penilaian aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat dipresentasekan dengan rumus sebagai berikut :

Penilaian aktivitas guru dan aktivitas siswa menggunakan kriteria sebagai berikut :

4 : Sangat Baik 3 : Baik

2 : Tidak Baik

1 : Sangat Tidak Baik

Untuk penilaian tes hasil kerja siswa dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70. Oleh karenanya, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya jika nilai yang didapatkan siswa lebih dari atau sama dengan 70.

Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut :

Penilaian rata-rata kelas menggunakan rumus :

Penilaian ketuntasan belajar menggunakan rumus : Nilai rata-rata = Jumlah skor x 100%

Skor total

(5)

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada siklus I dan siklus II, secara keseluruhan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Fikih dengan menggunakan Metode Demonstrasi di Kelas V MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga mengalami peningkatan. Berikut pemaparan hasil penelitian pada data siklus I dan siklus II.

1. Siklus I

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 November – 25 November 2022 di Kelas V dengan jumlah 11 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah rekan sejawat. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan proses pelaksaaan pembelajaran.

Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan tes formatif I kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil belajar Fikih materi Infak pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Belajar Fikih Materi Infak Pada Siklus I

No Nama Nilai

Siklus

Keterangan Tuntas Belum

Tuntas

1 Awal Furqon Al Faiz 76 

2 Budi Nur Romadhoni 52 

3 Camelia Resi Hartati 78 

4 Febriani Umu Khasanah 74 

5 Fian Rifando 58 

6 Fitri Awaliyah Zuhra 76 

7 Maesaroh 92 

8 Miftahul Khasan 66 

9 Nazwa Stabitah Lovania 94 

10 Nizam Bilal Saputra 86 

11 Rosa Purnamasari 88 

Jumlah 840 8 3

Rata-rata 76,36

Prosentase 73% 27%

(6)

Dari tabel dan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan Metode pembelajaran Demonstrasi diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 76,3 dan ketuntasan belajar mencapai 73% atau ada 8 siswa dari 11 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 73% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih baru dan kurang memahami materi yang ditampilkan melalui media pembelajaran Demonstrasi.

2. Siklus II

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 November – 2 Desember 2022 di Kelas V dengan jumlah 11 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah teman sejawat. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes formatif 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil belajar Fikih materi Infak pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Belajar Fikih Materi Infak pada Siklus II

No Nama Nilai

Siklus

Keterangan Tuntas Belum

Tuntas

1 Awal Furqon Al Faiz 84 

2 Budi Nur Romadhoni 74 

3 Camelia Resi Hartati 86 

4 Febriani Umu Khasanah 88 

5 Fian Rifando 68 

6 Fitri Awaliyah Zuhra 88 

7 Maesaroh 94 

8 Miftahul Khasan 78 

9 Nazwa Stabitah Lovania 96 

10 Nizam Bilal Saputra 88 

11 Rosa Purnamasari 90 

Jumlah 934 10 1

Rata-rata 84,9

Prosentase 91% 9%

(7)

Berdasarkan tabel dan grafik di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 84,9 dan dari 11 siswa yang telah tuntas sebanyak 10 siswa dan 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 91% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan media pembelajaran berbasis Demonstrasi, sehingga membuat siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi.

Adapun perbandingan antara data awal dengan kedua siklus, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Perbandingan Hasil Belajar Fikih Materi Infak Siklus I dan II Kategori Siklus I/Presentase Siklus II/Presentase

Tuntas 8 siswa / 73% 10 siswa / 91%

Belum Tuntas 3 siswa / 27% 1 siswa / 9%

Untuk mengetahui grafik peningkatan hasil pembelajaran Fikih menggunakan Metode Demonstrasi pada siswa Kelas V MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :

Dari data diatas dapat dikemukakan bahwa nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya jumlah nilai rata-rata siswa pada setiap siklus. Besarnya peningkatan presentase hasil belajar siswa dari sebelumnya tidak menggunakan Metode Demonstrasi sampai pada pembelajaran menggunakan Metode Demonstrasi.

(8)

Dengan demikian, hipotesis tindakan penelitian ini adalah “Pengunaan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Materi Infak Pada Siswa Kelas V di MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga” data ditingkatkan dan diterima.

KESIMPULAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa Kelas V MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga dilakukan dalam dua siklus, yaitu kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yakni : a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) observasi, dan d) refleksi. Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Metode Pembelajaran Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Fikih materi Infak pada siswa Kelas V di MI Ma’arif NU Banjarsari Kabupaten Purbalingga. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada data awal yang memperoleh presentase 45%, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 73% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 91% dengan kriteria baik.

DAFTAR PUSTAKA

Combs. Arthur. W. (1994). The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston

Degeng, I.N.S. 1997. Penulisan Bahan Ajar: Modul Pembelajaran dalamPelatihan Staf, Guru, dan Karyawan Sekolah Ciputra Surabaya. Surabaya

Hardjodipuro, S. 1997. Action Research. Jakarta: IKIP Jakarta.

Kemmis, S. & Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria:

Deakin University Press.

Kunandar, (2001), Langkah Mudah Penelitian tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta : Rajawali

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999.

Mansir, Firman., Purnomo, Halim., & Tumin. 2020. Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Sains Budaya Lokal Di Sekolah dan Madrasah. Tarbawy: Indonesian Journal of Islamic Education. hal. Vol. 7 No. 1, 70-79

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Edisi Revisi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.

Prof. pupuh fathurrohman, M. sobry sutikno, M.Pd. (2007) strategi belajar mengajar. Bandung: PT refika aditama.

Poerwodarminto. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Sudjana, N, (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

(9)

Sudjana, Nana. Dan Rivai, Ahmad 2015. Media Pengajaran. Bandung. Sinar Baru Argensindo

Suharsimi Arikunto, (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara Suryabrata, S, (2001), Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada

Zainal Aqib, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Drama Widya

Referensi

Dokumen terkait

Hasil prediksi jumlah hasil tangkapan (CPUE) bahwa pada bulan April daerah potensil penangkapan ikan cakalang berada di bagian utara Teluk Bone, yaitu dari

Namun ternyata hal itu menyebabkan kurang produktifnya karyawan dalam bekerja, sehingga pekerjaan tersebut akan lebih lama selesai, akibatnya karyawan merasa tidak nyaman dan

GONZALEZ ALVARADO, Milton Enerys (CO); PATINO MUNOZ, Manuel (CO); CLAVIJO FUQUENE, Luis Javier (CO); BOTIA SILVA, Sonia Rocio (CO) dan HURTADO VALENZUELA, Luis Guillermo (CO).. 74

Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.. Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan model Kirkpatrick. Metode Kirkpatrick ini digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program pelatihan ORS yaitu

Menurut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 45 Tahun 2011, Teluk Benoa merupakan kawasan konservasi perairan pesisir yang dilindungi. Teluk Benoa menjadi aset bagi pemerintah

³ Penerapan Model Pembelajaran In- kuiri Terbimbing Pada Materi Koloid dalam Menganalisis Keterampilan Mengelompokkan dan Inferensi ´ Tujuan penelitian ini adalah untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran perencanaan proses pembelajaran menulis laporan kegiatan dengan model pembelajaran berbasis