• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap penanggulangan masalah kesehatan melalui pencegahan terjadinya kesakitan maupun kematian. PHBS mencakup 5 tatanan yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, tempat umum dan sarana kesehatan (Dinkes Jawa Barat, 2020). PHBS dapat dimulai dari tatanan rumah tangga, hal ini dikarenakan keluarga merupakan aset modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga seperti bayi dan balita mempunyai masa rawan terkena penyakit infeksi dan non infeksi, oleh karena itu untuk mencegahnya anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS pada tatanan rumah tangga (Kemenkes, 2011).

Menurut Ramadhan & Kartinah (2021) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa upaya meningkatkan pelaksanaan PHBS dalam rumah tangga diperlukan kesadaran dari anggota keluarga itu sendiri melalui pengetahuan yang baik dan sikap yang baik karena pengetahuan dan sikap merupakan domain terbentuknya perilaku kesehatan. Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010), dalam membentuk perilaku kesehatan terdapat beberapa faktor utama dimana terdapat faktor predisposisi yang mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan dan tradisi. faktor pemungkin mencakup ketersediaan sarana dan prasarana, jarak tempat

(2)

pelayanan dan keadaan lingkungan, faktor penguat mencakup dukungan tokoh masyarakat, keluarga, dan petugas kesehatan. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani & Fajar (2018), Gani dkk (2015), Ramadhan &

Kartinah (2021), Tucunan (2018) dan Salmon dkk (2019) yang menunjukkan hasil bahwa faktor predisposing, faktor enabling, dan faktor reinforcing dapat mempengaruhi perilaku kesehatan pada seseorang.

Gambar 1. 1 Persentase Rumah Tangga Ber- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Provinsi Jawa Barat Tahun 2020

Cakupan Rumah Tangga Sehat di Jawa Barat pada tahun 2020 yaitu sebesar 60,6%, angka ini masih belum mencapai target renstra yakni sebesar 70%. Berdasarkan Kabupaten/Kota di Jawa Barat cakupan tertinggi dicapai oleh Kota Banjar dan Kabupaten Majalengka sedangkan cakupan terendah berada di Kota Tasikmalaya. Hal ini menunjukkan bahwa PHBS pada rumah tangga masih merupakan tantangan berat (Dinkes Jawa Barat, 2020).

41.73%

47.17%

48.70%

51.14%

52.10%

52.94%

54.86%

55.23%

56.55%

57.20%

58.90%

60.10%

60.13%

60.65%

61.84%

61.86%

64.72%

65.18%

66.00%

66.27%

66.28%

69.57%

69.99%

73.47%

73.76%

80.13%

80.18%

60.90%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Kota Tasikmalaya Bandung Barat Kota Sukabumi Sumedang

Bogor Kota Cimahi Sukabumi Indramayu Karawang Tasikmalaya Bandung Garut Kota Bekasi Kuningan Kota Bandung Ciamis Cianjur Purwakarta Cirebon Kota Bogor Subang Pangandaran Bekasi Kota Cirebon Kota Depok Majalengka Kota Banjar Jawa Barat

(3)

Kota Tasikmalaya merupakan kota di Jawa Barat dengan cakupan PHBS rumah tangga paling rendah pada tahun 2020 (41,73%) dan mengalami penurunan pada tahun 2021 (41,25%). Angka cakupan ini berada pada titik tengah dengan kata lain tidak terlalu buruk. Namun, hal tersebut perlu ditingkatkan kembali agar dapat menjadi upaya dalam pencegahan penyakit pada tatanan rumah tangga. Upaya ini jika tidak dilakukan oleh masing- masing keluarga dan anggota keluarganya akan menjadi faktor risiko untuk timbulnya suatu penyakit di dalam rumah tangga tersebut terutama pada rumah tangga yang mempunyai balita, karena masa balita merupakan masa yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Terjadinya gangguan kesehatan pada masa tersebut, dapat berakibat negatif bagi pertumbuhan anak itu selama seumur hidupnya. Namun, jika upaya PHBS dilaksanakan dengan baik, maka upaya ini akan menjadi cara yang efektif untuk mencegah terjadinya suatu penyakit menular maupun penyakit tidak menular.

Gambar 1. 2 Persentase Rumah Tangga Ber- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kota Tasikmalaya Tingkat Puskesmas Tahun 2021

39.00%

34.42%

43.52%

43.00%

43.00%

44.50%

50.50%

41.20%

39.30%

46.19%

11.45%

29.64%

52.96%

42.45%

21.57%

40.00%

48.81%

39.98%

48.55%

36.00%

50.58%

43.00%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kersanagara Bungursari Sangkali Kawalu Mangkubumi Tamansari Sambongpari Urug Cipedes Indihiang Cilembang Sukalaksana Parakannyasag Bantar Kahuripan Cibeureum Karanganyar Cihideung Tawang Cigeureung Panglayungan Purbaratu

(4)

Cakupan Rumah Tangga Sehat di Kota Tasikmalaya belum ada yang mencapai target renstra. Cakupan tertinggi oleh Puskesmas Parakannyasag dan cakupan paling rendah ada pada Puskesmas Cilembang. Puskesmas Cilembang merupakan puskesmas dengan data Rumah Tangga Sehat paling rendah pada tahun 2019 (11,8%), 2020 (17,5%) dan 2021 (12,2%).

Gambar 1. 3 Persentase Rumah Tangga Ber- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Puskesmas Cilembang Tahun 2019-2021

Puskesmas Cilembang mempunyai 3 kelurahan wilayah kerja, yaitu Yudanagara, Argasari dan Cilembang. Yudanagara merupakan wilayah kerja puskesmas cilembang dengan cakupan Rumah Tangga Sehat paling rendah ditinjau dari 2 tahun terakhir yaitu 9,4% (2020) dan 6,3% (2021).

Gambar 1. 4 Hasil Survei awal di Kelurahan Yudanagara Tahun 2021

0%

5%

10%

15%

20%

25%

Yudanagara Argasari Cilembang

15.9%

5.9%

16.1%

9.4%

20.1%

18.0%

6.3%

14.2%

12.4%

Cakupan Persentase PHBS RT

Kelurahan

2019 2020 2021

10%0%

20%30%

40%50%

60%70%

80%90%

100%

37.50%

25.00%31.25%

43.75%

6.25%

50.00%

93.75%87.50%

68.75%

100.00%

Cakupan Persentase PHBS RT

(5)

Berdasarkan hasil survei awal terhadap 16 rumah tangga yang ada di Kelurahan Yudanagara masih terdapat masyarakat yang belum menerapkan 10 indikator PHBS rumah tangga dengan lengkap. Selain itu, di dapatkan juga hasil sebesar 31,25% untuk pengetahuan dan sikap sebesar 43,75%.

Berdasarkan survei awal terhadap Promotor Kesehatan dan Ketua Kader mendapatkan hasil bahwa PHBS rumah tangga di Kelurahan Yudanagara belum terlaksana dengan baik terlihat dari masih terdapat masyarakat yang belum mengetahui PHBS rumah tangga, sehingga di sini dukungan informasi, emosional, penghargaan, dan instrumental bagi masyarakat mengenai PHBS rumah tangga sangat dibutuhkan, baik itu dukungan dari tenaga kesehatan, keluarga maupun dari tokoh masyarakat. Untuk dukungan tenaga kesehatan ini sudah sering dilakukan oleh Puskesmas Cilembang dan kader-kader setempat, hanya saja dukungan dari tenaga kesehatan pun belum cukup, masih perlu adanya dukungan dari tokoh masyarakat yang mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku masyarakat. Berdasarkan hasil survei tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis kondisi yang sesungguhnya di Kelurahan Yudanagara Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun 2022.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan yaitu, faktor apa saja yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Kelurahan Yudanagara Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun 2022?.

(6)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Kelurahan Yudanagara Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Kelurahan Yudanagara Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun 2022.

b. Mengetahui hubungan sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Kelurahan Yudanagara Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun 2022.

c. Mengetahui hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Kelurahan Yudanagara Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun 2022.

D. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lingkup Masalah

Masalah pada penelitian ini dibatasi hanya pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga.

2. Lingkup Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif.

(7)

3. Lingkup Keilmuan

Keilmuan penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat, khususnya bidang promosi kesehatan.

4. Lingkup Tempat

Tempat dalam penelitian ini dilakukan di Kelurahan Yudanagara Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

5. Lingkup Sasaran

Sasaran pada penelitian ini adalah rumah tangga yang memiliki balita di Kelurahan Yudanagara Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

6. Lingkup Waktu

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2022.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Promosi Kesehatan mengenai perilaku masyarakat dalam menerapkan PHBS pada tatanan rumah tangga di masyarakat Kelurahan Yudanagara Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, sebagai pedoman untuk

(8)

menyusun kebijakan tentang PHBS pada tatanan rumah tangga di Kota Tasikmalaya.

b. Bagi UPTD Puskesmas Cilembang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Puskesmas Cilembang, sebagai pedoman untuk menyusun program kerja mengenai PHBS pada tatanan rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Cilembang khususnya di Kelurahan Yudanagara.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat untuk menerapkan PHBS pada tatanan rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman awal bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian PHBS pada tatanan rumah tangga di Kelurahan Yudanagara Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

Referensi

Dokumen terkait

Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek, diperlukan sumber daya yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan Negara

:ari pengertian kompon" diketahui bah*a dalam proses pembuatannya digunakan baha-bahan kimia yang ditambahkan pada bahan baku karet untuk  memperoleh si'at 'isik

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Yuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan hikmat dan pengetahuan, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Pengendalian

Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan.. 10

Dalam kumpulan cerpen Mata Blater , pengarang sangat banyak memunculkan karakteristik khas dari masyarakat Madura, sehingga dapat menambah wawasan kita terhadap kesimpulan

Pemerintah juga dapat berperan dalam mempromosikan setiap kegiatan yang dilakukan media tradional seperti Mendu misalnya dengan menampilkannya dalam situs-situs

Arahan penggunaan lahan dalam RTRW dimaksudkan agar terjadi pemanfaatan ruang yang efektif sesuai dengan arah pembangunan secara keseluruhan, Dari luasan tersebut, 16.228,78

rehabilitasi yang dimaknai hanya sebagai proses yang memang harus dilakukan, kemudian Blummer kembali menjelaskan makna muncul tidak begitu saja melainkan hasil