Evaluasi Terminal Tipe A di Kota Palangka Raya (Studi Kasus : Terminal W.A. Gara)
Ayu Andinie1, Robby2, Sutan Parasian Silitonga3
1,2,3Jurusan Teknik Sipil, Universitas Palangka Raya, Palangka Raya, Indonesia
*Koresponden email: ayuandinie01@gmail.com
Diterima: 20 Maret 2023 Disetujui: 28 Maret 2023
Abstract
Station is a place for public transportation, both city and intercity transportation. W.A. Gara Station is the only type A station located in Palangka Raya City with an area of 5.6 hectares. Based on the research, the current condition of the W.A. Gara station is not optimal. This study aims to determine the causes of the station’s suboptimal condition and find solutions to optimize it. The research method used is observation, interview, and documentation. The collected data were analyzed descriptively by comparing the station conditions with the Indonesian Ministry of Transportation Regulation No. 24 of 2021 and finding solutions for station optimization by conducting interviews with 9 station experts in Palangka Raya City to be analyzed using the Analytical Hierarchy Process method. The results showed that the factors causing the station's suboptimal condition were location, accessibility, security, and comfort. According to the experts, the most important alternative to optimize the station is to create a regional regulation regarding station standard operating procedures with a weight of 43.3%, complete station facilities and services with a weight of 30.3%, and improve station infrastructure with a weight of 26.5%. Based on the evaluation results, it is recommended to create regional regulations related to station standard operating procedures, including accessibility to the station, transportation mode integration, and law enforcement against violators to prevent passengers from getting on and off outside the station.
Keywords : evaluation, W.A. Gara station, optimization
Abstrak
Terminal adalah tempat pemberhentian angkutan umum baik angkutan kota maupun antar kota. Terminal W.A Gara merupakan satu-satunya terminal tipe A yang berada di Kota Palangka Raya dengan luas lahan 5,6 hektar. Berdasarkan hasil penelitian kondisi Terminal W.A. Gara saat ini tidak optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab ketidakoptimalan terminal dan mencari solusi untuk mengoptimalisasi terminal. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan keadaan terminal terhadap Peraturan Menteri Penhubungan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2021 dan mencari solusi optimalisasi terminal dengan melakukan wawancara kepada 9 orang ahli terminal Kota Palangka Raya untuk dianalisis menggunakan metode analisis hierarki proses. Hasil penelitian menunjukkan faktor penyebab tidak optimalnya terminal yaitu faktor lokasi, aksesibilitas, keamanan dan kenyamanan. Menurut para ahli alternatif paling penting untuk mengoptimalisasi terminal adalah membuat peraturan daerah terkait Standar Operasional Terminal dengan bobot 43,3%, melengkap fasilitas dan pelayanan terminal dengan bobot 30,3 % dan peningkatan infrastruktur terminal dengan bobot 26,5%. Berdasarkan hasil evaluasi direkomendasikan untuk membuat peraturan daerah terkait standar operasional prosedur terminal mencakup aksesibilitas menuju terminal, integrasi moda transportasi dan melakukan penegakan hukum terhadap orang yang melanggar agar tidak ada lagi pengguna terminal yang naik dan turun di luar terminal.
Kata Kunci : evaluasi, terminal W.A. Gara, optimalisasi
1. Pendahuluan
Transportasi adalah suatu untuk mengangkut, memindahkan dan menggerakkan suatu benda dari satu tempat ke tempat lain dimana benda tersebut dapat digunakan untuk suatu tujuan menurut Fidel dan Miro dalam ref. [1]. Sistem transportasi terdiri dari sistem jaringan, sistem kegiatan, dan sistem pergerakan.
Sistem kegiatan mengacu pada pola wilayah dan tata guna lahan tempat kegiatan manusia berlangsung. Di sisi lain sistem pergerakan mengacu pada arus dan pola lalu lintas yang dihasilkan dari sistem jaringan dan sistem kegiatan menurut Tamin dalam ref. [2].
Kewenangan Terminal W.A. Gara dipegang oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia[3].
Hanya ada satu terminal tipe A yang terletak di Palangka Raya, yaitu Terminal W.A Gara yang memiliki luas bangunan 6.325 m2 dengan 2 lantai, untuk lantai atas luasnya 3.725 m2, terminal 1.550 m2 dan menara
4 lantai 1.050 m2. Terminal ini juga memiliki latar depan dengan luas 24.072 meter persegi dan latar belakang 24.117 meter persegi[4]. Lokasi terminal terletak jauh dari pusat Kota hal ini dimaksud untuk membagikan aktivitas transportasi dari pusat ke pinggiran kota serta mengurangi beban kota agar fungsi Terminal W.A Gara menjadi optimal, Terminal W.A Gara melayani trayek angkutan umum Antar Kota Antar Provinsi dan Antar Kota Dalam Provinsi, tetapi berdasarkan hasil observasi lapangan pengguna jasa angkutan hampir tidak ada yang memanfaatkan atau menggunakan lokasi terminal di ini. Namun semakin banyak pengemudi yang menurunkan dan menjemput penumpang melalui agen Perusahaan Operator (PO) yang berada di luar terminal.
Kondisi yang kurang optimal ini tidak sesuai dengan PM Perhubungan RI Nomor 24 Tahun 2021.
Hal ini yang menjadi dasar konsep melakukan penelitian terhadap optimalisasi sistem transportasi di Terminal W.A. Gara Palangka Raya.
Gambar 1. Lokasi Terminal W.A. Gara Palangka Raya Sumber : maps.google.co.id
2. Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Terminal
Terminal adalah pangkalan umum untuk kendaraan bermotor, di mana kedatangan dan keberangkatan diatur, orang dan/atau barang dijemput dan diturunkan dan kendaraan ditukar. Menurut sistem jaringan transportasi jalan total, terminal adalah simpul utama dari jaringan di mana beberapa jalur berjalan secara keseluruhan[5].
Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Direktorat Jendral Perhubungan Darat dan Direktorat Jendral Bina Marga dalam [6] Terminal adalah tempat pengangkutan penumpang, tempat penumpang menaikkan dan menurunkan kendaraan, dan tempat perpindahan penumpang. Terminal adalah tempat di mana sistem perizinan untuk arus orang atau barang dipantau dan dikendalikan. Terminal adalah prasarana transportasi yang merupakan salah satu bagian jaringan jalan. Terminal adalah tata ruang yang berperan bagi efisiensi kehidupan wilayah kota.
2.2 Fungsi Terminal
Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan fungsi terminal memiliki 3 unsur yaitu fungsi bagi penumpang, fungsi bagi pemerintah, dan fungsi bagi operator/pengusaha[7].
2.3 Klasifikasi Terminal
Menurut Antono dalam [8], fungsi terminal terbagi menjadi 3 unsur, yaitu penumpang, pemerintah dan operator angkutan umum. Terminal dibedakan berdasarkan jenis angkutan, yaitu terminal penumpang, terminal barang/kargo, terminal khusus, dan terminal truk[9]. Klasifikasi berdasarkan tingkat pelayanan, yaitu tipe A,B, dan C.
3. Metode Penelitian 3.1 Teknik Analisis Data
Adapun langkah yang akan ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah :
1. Membandingkan hasil pengamatan langsung keadaan Terminal W.A. Gara di Kota Palangka Raya saat ini dengan PM Perhubungan RI Nomor 24 Tahun 2021.
2. Melakukan analisis secara deskriptif, menurut Sugiyono dalam [10] dan [11] metode analisis deskriptif
sebagaimana adanya di lapangan tanpa membuat kesimpulan yang menggeneralisasi serta agar dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan yang ada.
3. Melakukan wawancara kepada ahli di bidang terminal menggunakan teknik purposive sampling atau sampel yang diambil dengan pertimbangan tertentu [12] dan orang yang dianggap dapat memberikan informasi terkait kepentingan penelitian[13].
4. Data hasil wawancara di analisis menggunakan metode Analisis Hierarki Proses (AHP), yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty merupakan model pendukung keputusan yang. Model ini dapat menguraikan masalah multi faktor yang kompleks menjadi suatu hierarki, menurut Saaty (1993) dalam [14].
5. Hasil yang diperoleh dijadikan rekomendasi untuk mengoptimalkan Terminal W.A. Gara di Kota Palangka Raya.
3.2 Tahap Penelitian
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Terminal tipe A kelas III W.A Gara Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah secara geografis terletak pada S2°16’18,6” dan E 113°54’27,2” dan beralamat di Jalan Mahir Mahar Km.1, Trans Lingkar Luar Kota Palangka Raya, dengan luas 5,6 ha. Secara garis besar tata ruang Terminal W.A. Gara.
Data jumlah penumpang per tahun pada Terminal AKAP W.A. Gara dilihat dari 5 tahun terakhir.
3.6
Pengumpulan Data :
Pengumpulan Data :
Analisis :
1. Analisis dengan metode Analisis Hirarki Proses (AHP)
2. Analisis data evaluasi dan wawancara dengan metode analisis deskriptif
Analisis :
3. Analisis dengan metode Analisis Hirarki Proses (AHP)
4. Analisis data evaluasi dan wawancara dengan metode analisis deskriptif Pembahasan:
1. Penyebab ketidakoptimalan Terminal W.A. Gara Palangka Raya 2. Upaya untuk mengoptimalkan Terminal W.A.Gara Palangka Raya
Pembahasan:
3. Penyebab ketidakoptimalan Terminal W.A. Gara Palangka Raya 4. Upaya untuk mengoptimalkan Terminal W.A.Gara Palangka Raya
Kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan dan rekomendasi
Permohonan izin penelitian dari Fakultas ke Terminal W.A. Gara di Kota Palangka Raya
Permohonan izin penelitian dari Fakultas ke Terminal W.A. Gara di Kota Palangka Raya
Mulai
Mulai Persiapan :
1. Membuat latar belakang penelitian 2. Merumuskan masalah penelitian 3. Membuat batasan masalah penelitian 4. Menentukan tujuan penelitian 5. Membuat manfaat penelitian
Persiapan :
5. Membuat latar belakang penelitian 6. Merumuskan masalah penelitian 7. Membuat batasan masalah penelitian 8. Menentukan tujuan penelitian 5. Membuat manfaat penelitian
Data Sekunder : 1. Studi Pustaka 2. Data Pengunjung 3. Data Angkutan
Data Sekunder : 4. Studi Pustaka 5. Data Pengunjung 6. Data Angkutan
Data Primer:
1. Obeservasi langsung 2. Wawancara 3. Dokumentasi
Data Primer:
4. Obeservasi langsung 5. Wawancara 6. Dokumentasi
Selesai
Tabel 1. Data Jumlah Penumpang Tahun 2018-2022 Terminal W.A. Gara
Tahun
AKAP AKDP
Kendaraan (Unit)
Penumpang (orang)
Kendaraan (Unit)
Penumpang (orang) Datang Berangkat Naik Turun Datang Berangkat Naik Turun
2018 871 807 18.225 13.752 3.671 4.443 85.535 87.344
2019 866 1.013 22.667 15.493 3.508 4.451 91.918 91.266
2020 439 439 8.938 6.932 2.778 3.004 46.977 50.372
2021 619 621 10.854 8.572 3.408 3.471 67.028 60.551
2022 1.164 1.436 24.811 22.492 3.132 3.134 71.368 77.198
Sumber : Kepala Terminal W.A. Gara Kota Palangka Raya (2023) 4.2. Deskripsi Partisipan Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah 9 orang ahli dibidang terminal terdiri dari 3 orang birokrat, 3 orang akademisi dan 3 orang praktisi.
Tabel 2. Data Partisipan
No. Nama Jabatan Unit Kerja Masa Aktif Kerja Usia
1. Yulindra Dedy, S.STP.,M.Si.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah
Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan
Tengah
2 Tahun 46 Tahun
2. Agung Wibowo, SH.,MH.
Kepala Seksi Sarana &
Prasarana Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah
XVI Provinsi Kalimantan Tengah
Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVI Provinsi
Kalimantan Tengah
4 Tahun 43 Tahun
3. Senen Suko Sungkowo, SE.,MAP.
Kepala Terminal W.A. Gara Kota Palangka Raya
Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVI Provinsi
Kalimantan Tengah
2 Tahun 53 Tahun
4. Robby,ST.,MT. Dosen Teknik Sipil Universitas Palangka Raya
24 Tahun 49 Tahun 5. Dr. Sutan P.
Silitonga, STP.,ST.,MT.
Dosen Teknik Sipil Universitas Palangka Raya
18 Tahun 46 Tahun
6. Desi Riani, ST.,MT.
Dosen Teknik Sipil Universitas Palangka Raya
18 Tahun 44 Tahun 7. Rigen,SE. Kepala Cabang Palangka
Raya Perusahaan Operator Logos
PO. Logos Palangka Raya
5 Tahun 41 Tahun
8. Indra Irawandi, SE
Kepala Cabang Palangka Raya Perusahaan Operator
Agung Mulia
PO. Trans Agung Mulia Travel & Cargo
Palangka Raya
2 Tahun 30 Tahun
9. Wan Adong Kepala Cabang Palangka Raya Perusahaan Operator
Yessoe
PO. Yessoe Travel 9 Tahun 38 Tahun
Sumber : Hasil Penelitian (2023) 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Ketidakoptimalan Terminal W.A. Gara
Berdasarkan hasil observasi di lapangan terhadap PM Nomor 24 Tahun 2021 didapat faktor penyebab ketidakoptimalan Terminal W.A. Gara, yaitu:
1. Faktor Lokasi
Pasal 5 Ayat 2a “berada pada pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, dan pusat kegiatan lokal.” Pasal 14c “berada pada pusat kegiatan dan/atau pusat bangkitan dan/atau perjalanan angkutan orang”[15]. Tetapi Terminal W.A. Gara berada di kawasan pinggir kota, menjadi kendala yang harus dihadapi pengguna jasa jika ingin menggunakan fasilitas terminal. Daerah tersebut juga jauh dari kawasan bangkitan transportasi seperti kawasan perumahan. Lokasi Terminal WA Karena juga jauh dari moda
transportasi utama lainnya, maka jarak tempuh dari terminal W.A. Dari Gara ke Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya ± 12 km.
2. Faktor Aksesibilitas
Pasal 12 Ayat 1 “Dalam penetapan Simpul transportasi harus memperhatikan keterpaduan antar moda angkutan dan kemudahan akses”, Pasal 13 Ayat 1a “tingkat aksesibilitas pengguna jasa angkutan”[15]. Sedangkan pembangunan Terminal W.A. Gara berada di pinggiran kota Palangka Raya yang jauh dari segi jarak dan memerlukan waktu tempuh yang lama. Akibatnya pengguna jasa memilih pergi ke perusahaan operator dari pada terminal.
3. Faktor Keamanan dan Kenyamanan
Pasal 13 Ayat 1h “Keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan.”, Pasal 21c
“Rawan/potensi kecelakaan lalu lintas” [15]. Namun lokasi terminal tergolong berbahaya dan sepi, mengingat lokasi tersebut berada pada daerah yang masih dikelilingi hutan. Terminal W.A. Gara adalah satu-satunya bangunan termegah yang ada di jalan tersebut, dan hal yang memprihatinkan adalah tidak adanya aparat keamanan yang berjaga di sekitar terminal.
4.2.2 Hasil Wawancara
Hasil wawancara diolah menggunakan metode Analisis Hierarki Proses (AHP) yang merupakan kombinasi jawaban 9 orang ahli dibidang terminal dengan tujuan optimalisasi terminal W.A. Gara Palangka Raya.
Gambar 3. Grafik Prioritas Kriteria Utama Optimalisasi Terminal Sumber : Hasil Penelitian (2023)
Berdasarkan kondisi terminal saat ini, menurut para ahli kriteria utama terminal yang perlu ditingkatkan pertama dengan bobot 0,302 adalah aksesibilitas menuju terminal, terminal yang mudah diakses semua orang dengan berbagai jenis kebutuhan tanpa hambatan dan diskriminasi serta terminal yang nyaman dengan ruang gerak yang cukup akan sangat berpengaruh bagi optimalisasi terminal. Kriteria utama kedua yang perlu ditingkatkan adalah kualitas pelayanan terminal dengan bobot 0,249, kualitas terminal yang perlu ditingkatkan antara lain efisiensi waktu, keamanan, fasilitas, layanan, kualitas informasi dan kualitas lingkungan. Ketiga dengan bobot sebesar 0,184 yang perlu ditingkatkan adalah dukungan regulasi, artinya dengan adanya dukungan regulasi maka akan membuat para pengguna terminal dan perusahaan operator mematuhi peraturan yang berlaku sehingga terminal menjadi optimal.
Kriteria utama keempat yang perlu ditingkatkan adalah integrasi moda transportasi dengan bobot 0,116, dengan adanya moda transportasi yang terintegritas maka akan memudahkan pengguna menuju terminal dan angkutan primer lainnya. Infrastruktur yang baik juga menunjang terminal untuk menjadi optimal, kriteria utama terminal kelima yang perlu ditingkatkan dengan bobot 0,082 adalah kondisi infrastruktur. Dan yang terakhir adalah perkembangan tata guna lahan sekitar dengan bobot 0,067, berkembangnya lahan sekitar terminal menyebabkan daerah terminal tidak lagi sepi dan akan menjadi lebih optimal.
Metode Analisis Hierarki Proses (AHP) memiliki ambang batas inkonsistensi sebesar 0,1. Hasil jawaban para ahli yang sudah dikombinasi memiliki nilai inkonsistensi sebesar 0,01 dengan demikian jawaban 9 orang ahli dibidang terminal Kota Palangka Raya valid karena tidak melebihi batas inkonsistensi, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 Dukungan Regulasi
Kondisi Infrastruktur Integrasi Moda Transportasi Aksesibilitas Menuju Terminal Kualitas Pelayanan Terminal Perkembangan Tata Guna Lahan Sekitar
0,184 0,082
0,116
0,302 0,249 0,067
Tabel 3. Inkonsistensi Jawaban Para Ahli Kriteria Utama Dukungan
Regulasi
Kondisi Infrastruktur
Integrasi Moda Transportasi
Aksesibilitas Menuju Terminal
Kualitas Pelayanan
Terminal
Perkembangan Tata Guna Lahan Sekitar
Dukungan Regulasi 2,3983 1,91284 1,70459 1,31202 2,08666
Kondisi Infrastruktur 1,38864 3,69056 2,73294 1,20442
Integrasi Moda Transportasi 2,29468 2,07721 1,83852
Aksesibilitas Menuju Terminal 1,24416 4,8665
Kualitas Pelayanan Terminal 4,52401
Perkembangan TataGuna Lahan Sekitar
Inkonsistensi : 0,01
Sumber : Hasil Penelitian (2023)
Penelitian ini memiliki 3 alternatif untuk mencapai tujuan optimalisasi Terminal W.A. Gara yaitu, membuat peraturan daerah terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) terminal, peningkatan infrastruktur Terminal W.A. Gara, melengkapi fasilitas dan pelayanan Terminal W.A. Gara dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Jawaban Alternatif Optimalisasi Terminal
No. Alternatif Optimalisasi Terminal Hasil Kombinasi Jawaban
1. Membuat Peraturan Daerah terkait SOP Terminal 0,433
2. Peningkatan Infrastruktur Terminal W.A. Gara 0,265
3. Melengkapi Fasilitas dan Pelayanan Terminal W.A. Gara 0,303 Sumber : Hasil Penelitian (2023)
Berdasarkan hasil penelitian, para ahli menyatakan bahwa alternatif yang penting untuk membuat terminal menjadi optimal adalah membuat peraturan daerah terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) terminal yang mencakup aksesibilitas menuju terminal, integrasi moda dan yang terpenting law enforcement dengan bobot sebesar 0,433, kemudian melengkapi fasilitas dan pelayanan Terminal W.A.
Gara sesuai dengan standar untuk terminal tipe A dengan bobot 0,303, dan terakhir yang diperlukan adalah peningkatan infrastruktur Terminal W.A. Gara yang berbobot 0,265.
5. Kesimpulan
Hasil analisis dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan, faktor penyebab ketidakoptimalan Terminal W.A. Gara di Kota Palangka Raya yaitu, faktor lokasi, aksesibilitas, keamanan, dan kenyamanan.
Dan upaya optimalisasi berdasarkan analisis hierarki proses terhadap 9 ahli terminal kota Palangka Raya adalah membuat peraturan daerah terkait Standar operasional Prosedur (SOP) terminal (43,3%), melengkapi fasilitas dan pelayanan terminal W.A. Gara (30,3%), peningkatan infrastruktur Terminal W.A.
Gara (26,5%).
6. Saran
Membuat Peraturan daerah terkait Standar Operasional Terminal (SOP) yang mencakup aksesibilitas menuju terminal, integrasi moda transportasi dan melakukan penegakan hukum terhadap orang yang melanggar agar tidak ada lagi pengguna terminal yang naik dan turun di luar terminal.
7. Referensi
[1] Oktavia Darwani Tarti, “Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Ruang Parkir (Studi Kasus: Parkir Pasar Bandung),” Skripsi, no. 2504, pp. 1–9, 2022.
[2] Teguh Wanprala, “Pengaruh Pola Penggunaan Lahan Terhadap Sistem Pergerakan di Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan,” Skripsi, 2020.
[3] Kementrian Perhubungan Republik Indonesia, “Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 132 Tahun 2015.” 2015.
[4] Karana, “Luas Terminal W.A. Gara Kota Palangka Raya,” artikel, 2011.
[5] Rini Fitri Yanti, “Analisa Pelayanan Terminal Maharaja Mulia Harahap ( Terminal Batunadua) Kota Padangsidimpuan,” STATIKA 5.1 (2022): 107-113.
[6] A. S. Guteris, “Redesain Terminal Bus Cibinong Dengan Fasilitas Shopping Mall Pendekatan Green Architecture,” Skripsi, pp. 1–11, 2016.
[7] F. Ayu and K. Bitta, “Peluang Peningkatan Tipe Terminal di Kecamatan Banyumaik (Analisis Demand dan Supply),” Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) 4.4 (2015): 472-483.
[8] N. U. Indahsari, “Terminal angkutan umum tipe B di Bengkayang,” JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur 6.1. 2018.
[9] Herna Puji Astutik, “Estimasi Pergerakan Aliran Barang Komoditi Pangan Kabupaten Klaten Ke Wilayah di Jawa Tengah,” Media Ilmiah Teknik Sipil, 2023, 11.1: 9-16.
[10] C. M. Zellatifanny, “Tipe Penelitian Deskriptif dalam Ilmu Komunikasi,” Diakom: Jurnal Media Dan Komunikasi 1.2 (2018): 83-90.
[11] M. R. Fadli, “Memahami desain metode penelitian kualitatif,” Kaji. Ilm., vol. 21, no. 1, pp. 33–54, 2021, doi: 10.21831/hum.v21i1.
[12] Patmisari, “Persepsi Warga Desa Panggungharjo Sewon Bantul Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga,” Skripsi, pp. 52–63, 2014.
[13] H. Haris Rosdianto, Eka Murdani, “Implementasi Model Pembelajaran POE (Predict Observe Explain) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Hukum Newton,” Jurnal, vol. 6, no. 1, pp. 55–58, 2018.
[14] Kementerian Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Darat, “Pedoman Teknis Kriteria Penetapan Kelas Terminal Penumpang Tipe A.” 2017.
[15] Menteri Perhubungan Republik Indonesia, “Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 24 Tahun 2021,” no. February, 2021.