• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEGIATAN MERONCE TERHADAP PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK PELANGI MEDAN T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEGIATAN MERONCE TERHADAP PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK PELANGI MEDAN T.A 2013/2014."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEGIATAN MERONCE TERHADAP

PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK

USIA 5-6 TAHUN DI TK PELANGI

MEDAN T.A 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prodi

Pendidikan Anak Usia Dini

OLEH:

FLORENSMA SARAGIH

1103113023

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul : “Pengaruh Kegiatan Meronce Terhadap Perkembangan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Pelangi Medan T.A

2013/2014”. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi atau sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penilis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik moril, waktu maupun

meteril sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Secara khusus

penulis mengucapkan terima kasih setulusnya kepada :

1. Ibu Dra. Nurmaniah M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan berupa

ilmu sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dr.Anita Yus(sebagai penelaras), ibu Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd,

M.Pd, ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd, dan ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku

dosen penguji yang telah memberikan masukan serta saran-saran mulai

dari awal hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

3. Kepala sekolah TK Pelangai Medan Sunarti S.Pd yang telah memberikan

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, ibu Elvi S.Pd sebagai

guru kelas B1, dan kepada seluruh guru TK Pelangi Medan yang telah

(6)

iv

4. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd selaku ketua jurusan PLS, dan kepada ibu Dra.

Nasriah.M,Pd selaku ketua prodi PG.PAUD.

5. Ibu Dr.Anita Yus,M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

6. Bapak dan ibu dosen dan staf pegawai Jurusan PLS dan Prodi PG.PAUD

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kelancaran selama

penyusunan skripsi ini.

7. Terkhusus kepada orang tua tercinta L. Saragih dan K. br Sipayung yang

tanpa kenal lelah terus berjuang segenap tenaga dan pikiran, yang

senantiasa mendoakan , memberikan dukungan, dan kasih sayang yang

tiada habisnya sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan di

Unimed. Kepada abang-abang saya yang selalu mendukung saya dalam

doa (Pongi Marolop, Soebatrio, Agus Suherman).

8. Teman-teman seperjuangan PG.PAUD ’10, yang mewakili Ratna Utari

yang selalu setia menamani saya dalam menyelesaikan penelitian,

adik-adik PG.PAUD ’11 ,PG.PAUD ’12 dan PG.PAUD ’13, teman-teman

PPLT 2013 guru TK Pelangi Medan.

9. Teman-teman kos satu kamar(adek ku mokkap/Dimpley, Menda), dan

buat samping kamar kami (Tantri, Ayu), dan semua yang ada dikos

durung No 169B yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.

Terkhusus buat K’ Aher yang membantu saya mengolah data.

10.Dan tidak lupa dengan teman dekat saya yang selalu mendukung dan

membantu saya dalam menyusun skripsi saya (Bermatologi/ Berma

(7)

v

11.Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu

telah membantu dan memberi semangat penulis dalam menyelesaikan

skripsi dan perkuliahan ini.

Penulis sangat menyadari masih sangat banyak kekurangan dari segi isi

maupun dari tata bahasa dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan

skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia

pendidikan khususnya pada pendidikan anak usia dini.

Medan, Juni 2014

Penulis

(8)

vi

BAB II Kerangka Teoritis, Kerangka Konseptual, dan Pengajuan Hipotesis 2.1 Kerangka Teoritis ... 8

2.1.1 Kreativitas ... 8

2.1.1.1 Pengertian Kreativitas ... 8

2.1.1.2 Ciri-Ciri Kreativitas ... 10

2.1.1.3 Faktor Pendukung Kreativitas ... 12

2.1.1.4 Faktor Penghambat Kreativitas ... 14

2.1.1.5 Pentingnya Pengembangan Kreativitas Anak Sejak Dini 15 2.1.2 Meronce... 17

2.1.2.1 Pengertian Meronce ... 17

2.1.2.2 Fungsi Meronce/Merangkai ... 19

2.1.2.3 Aspek Meronce/Merangkai ... 20

(9)

vii

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Meronce dengan ManikManik... 28

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kreativitas Anak ... 36

Tabel 4.1 Data Nilai Observasi Kelas Kontrol ... 42

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Perkembengan Kreativitas Anak Kelas Kontrol ... 44

Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kelas Eksperimen ... 45

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Perkembangan Kreativitas Anak Kelas Eksperimen ... 46

Tabel 4.5 Ringkasan Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors ... 49

Tabel 4.6 Ringkasan Uji Homogenitas Varians ... 50

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Data Hasil Observasi Anak Kelas Kontrol ... 44

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Data Hasil Observasi Anak Kelas Eksperimen... 47

Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Observasi kelas kontrol dengan

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

anak usia lahir hingga anak usia enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup

aspek fisik, dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan

jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

kreativitas yang tepat dan benar agar anak dapat berkembang secara optimal. Usia

sejak lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan

(the golden age) sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang

akan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Layanan pendidikan bagi anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian

tujuan pendidikan nasional dalam undang-undang sistem pendidikan nasional

(sisdiknas) No 20 tahun 2003 menyatakan “bahwa suatu upanya pembinaan yang

ditujukan bagi anak usia dini sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan

kehidupan tahap berikutnya”.

Anak usia 5-6 tahun, berada pada tahap perkembangan awal masa

kanak-kanak, yang memiliki karakteristik berpikir konkrit, realisme, sederhana,

animisme, setrasi, dan memiliki daya imajinasi yang kaya. Oleh kerena

karakteristik anak usia dini tersebut perlu diketahui bahwa anak juga cederung

(13)

2

menyatakan bahwa anak usia 5-6 tahun ini sering juga disebut dengan usia kreatif.

Dari bermain kreatif ini anak usia 5-6 tahun akan terlihat kreativitasnya yaitu

lewat senang bertanya, eksplorasi, mempunyai rasa ingin tahu yang besar,

imajinatif, percaya pada diri sendiri, terbuka, berani mencoba sesuatu yang baru,

suka bereksperimen, senang bermain sendiri.

Melalui program yang dirancang dengan baik, anak akan mampu

mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, baik dari aspek fisik, sosial,

moral, emosional, kepribadian dan kreativitas. Yang mana pada dasarnya bahwa

kreativitas sudah ada sejak anak lahir. Pengembangan kreativitas anak harus

diberikan stimulus dari mulai usia dini, sehingga anak akan terasa untuk berpikir

kreatif, karena dengan kreativitaslah memungkinkan anak menjadi berkualitas.

Anak akan melihat masalah dari berbagai sudut pandang , mampu menghasilkan

karya yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya.

Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Susanto dalam Munandar

(2012:111),

Bahwa kreativitas yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahtraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru dari anggota masyarakatnya. Untuk mencapai hal itu. Perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan baru dan pencarian kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru.

Oleh sebab itu, kreativitas perlu dikembangkan sejak usia dini. Karena

kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru,

baik berupa produk atau gagasan baru yang dapat diterapkan dalam memecahkan

masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat unsur-unsur yang sudah ada

(14)

3

berkreativitas seseorang dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan dirinya yang

merupakan kebutuhan dalam hidupnya.

Berdasarkan penelitian Munandar dalam Rachmawati dan Kurniati (2005:9)

menemukan bahwa menurut guru dan orang tua, anak ideal adalah murid yang

sehat, sopan, rajin, punya daya ingat yang baik, dan mengerjakan tugas secara

tepat waktu. Dengan penelitian Munandar di atas tersebut berbanding terbalik

dengan kenyataan yang ada di lapangan kebanyakan guru lebih menekankan

pembelajaran yang mendominsi akademik anak, yaitu hanya mengutamakan tau

membaca, menulis, dan berhitung. Dampaknya anak menjadi kurang percaya diri

dalam penyelesaian tugas, ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Dalam

fenomena tersebut penulis melihat pada saat melaksanakan program pengalaman

lapangan di TK Pelangi Medan, sebagian besar kegiatan yang dirancang oleh guru

adalah pengembangan kognitif, bahasa, sains, dan motorik anak tanpa

memperhatikan bagaimana perkembangan kreativitas anak. Hal ini dikarenakan

adanya tuntutan khusus dari orang tua yaitu setelah lulus dari taman kanak-kanak,

anak sudah harus pandai membaca, menulis, dan berhitung. Sehingga kreativitas

anak kurang berkembang sesuai dengan usianya. Terlihat pada saat anak

menyelesaikan pekerjaannya, anak belum memiliki keberanian untuk berekspresi,

anak masih ragu-ragu dalam mengambil keputusan, takut, tidak percaya diri dan

hanya berfokus pada contoh yang diberikan guru dalam penyelesaian tugasnya.

Selain itu, kurangnya fasilitas pembelajaran yang mampu mengembangkan

kreativitas anak, seperti pembelajaran yang diberikan guru adalah monoton

dimana guru kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreasi

(15)

4

dunia anak adalah dunia kreativitas. Sebuah dunia yang membutuhkan stimulus

dan bimbingan yang cukup memadai sehingga potensi dasar kreativitas anak

berkembang dengan baik.

Oleh sebab itu untuk mengembangkan serta menigkatkan kreativitas anak

diperlukan adanya kondisi dan stimulus. Pendidikan atau guru harus merancang

sebuah kegiatan pembelajaran kreativitas yang menyenangkan dan sesuai dengan

kebutuhan anak. Salah satunya kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas

anak dalam pendidikan dapat dikembangkan melalui kegiatan program seni.

Kreativitas muncul melalui perantara atau gambar-gambar akal dan muncul

melalui aktivitas seni, baik yang berupa aktivitas melukis, mewarnai, permainan,

dan meronce.

Dalam era globalisasi ini, guru dan orang tua juga harus banyak melihat dan

mengetahui bagaimana perkembangan anak, seperti perkembangan kreativitas

anak. Semua orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang berbakat dan

kreatif. Akan tetapi mereka tidak tahu bagaimana sebanarnya merangsang

kreativitas anak itu sendiri. Bahkan orang tua tidak mengetahui dan tidak mau

tahu seperti apa ciri-ciri anak kreatif. Untuk itu perlu diketahui bahwa ciri-ciri

anak kreatif adalah memiliki rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya,

imajinasi yang tinggi, minat yang luas, tidak takut salah, berani menghadapi

resiko, bebas dalam berpikir, dan senang akan hal-hal yang baru.

Dalam mengembangkan kreativitas anak perlu digunakan cara-cara tertentu

yang sangat menarik perhatian anak agar kreativitas tersebut dapat berkembang

dalam diri anak. Salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas anak adalah

(16)

5

bahwa kegiatan meronce/merangkai dapat mengembangkan kreativitas anak TK

secara bebas dan terarah sejalan dengan perkembangannya. Kegiatan meronce/

merangkai dilakukan dengan cara menyusun suatu bahan antara lain berupa

bunga, janur, kertas berwarna, monte, manik-manik, potongan sedotan, potongan

kertas klender. Selain mengembangkan kreativitas anak, kegiatan

meronce/merangkai dapat mengembangkan kompetensi rasa seni, kelatenan, dan

kecekatan anak.

Hal ini merupakan motivasi penulis untuk meneliti seperti apa pengaruh

meronce terhadap kreativitas anak. Dilihat juga dari kondisi pendidikan di

lapangan bahwa kegiatan meronce masih jarang digunakan untuk

mengembangkan kreativitas anak.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Kegiatan Meronce terhadap Perkembangan

Kreativitas Anak Usia 5-6 tahun di TK Pelangi Medan T.A 2013/2014”.

1.2

Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut:

1. Dalam penyelesaian tugas, anak masih berfokus pada contoh yang

diberikan guru

2. Orang tua kurang memperhatikan perkembangan kreativitas anak.

3. Kurang adanya variasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk

(17)

6

4. Tutuntan orang tua yang mengutamakan keberhasilan akademik yaitu

mampu baca, tulis, dan hitung

5. Kesadaran orang tua akan pentingnya mengembangkan kreativitas anak.

1.3

Batasan Masalah

Karena adanya keterbatasan pengetahuan, waktu, dan dana yang dimiliki

penulis, maka penulis memberi batasan masalah yaitu pada kurangnya variasi

pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kreativitas anak

dengan salah satu kegiatan yaitu kegiatan meronce pada usia 5-6 tahun di TK

Pelangi.

1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :”apakah ada pengaruh kegiatan meronce

terhadap perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Pelangi Medan”?

1.5

Tujuan

Tujuan daripada penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kegiatan

meronce terhadap perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun.

1.6

Manfaat

Sesuai dengan tujuan diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan

mamberikan manfaat sebagai berikut:

(18)

7

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan

pendidikan anak usia dini yaitu memberikan sumbangan ilmiah untuk

mengembangkan kreativitas anak.

b. Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi guru PAUD Pelangi yaitu sebagai bahan masukan kepada

guru untuk meningkatkan kreativitas anak.

2) Manfaat kepada peneliti sebagi tambahan wawasan mengenai

pengembangan kreativitas melalui kegiatan meronce.

3) Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang bermaksut mengadakan

penelitian pada permasalan yang sama atau berhubungan dengan masalah

(19)
(20)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu: Pembelajaran dengan kegiatan meronce manik-manik mampu

memberikan peningkatan kreativitas anak yang lebih baik daripada pembelajaran

tanpa menggunakan kegiatan meronce manik-manik. Hal tersebut sesuai dengan

hasil uji hipotesis yang diperoleh thitung˃ ttabel yaitu 23,018˃2,048 pada taraf nyata

α = 0,05 dengan dk = (n1+n2-2). Sehingga dapat dikatakan bahwa H0 ditolak Ha

diterima. Dinyatakan bahwa kegiatan meronce sangat berpengaruh terhadap

perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun.

Selain meningkatkan kreativitas anak usia 5-6 tahun, kegiatan meronce

juga dapat menigkatkan kognitif, dan motorik halus anak. Terlihat pada saat anak

melakukan kegiatan meronce yaitu anak mampu menghitung berapa manik-manik

yang dibutuhkan pada saat meronce kalung dan gelang, mampu membedakan

warna dan bentuk, dan pada saat memasukkan manik-manik ketali ronceaan pada

saat itulah akan terlatih motorik halus anak.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

(21)

54

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat mamanfaatkan kegiatan

meronce upaya meningkatkan kreativitas anak.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai

pembelajaran dengan kegiatan meronce agar lebih memperhatikan

kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil

yang lebih baik pada peneliti selanjutnya.

3. Bagi sekolah peneliti diharapkan mampu berusaha untuk bekerja sama

dengan guru kelas untuk memperbaiki permasalahan dalam meningkatkan

kreativitas anak.

4. Bagi orang tua dapat menambah pengethuan orang tua terkait pemanfaatan

(22)

54

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Hurlock, Elizabeth B. 2013. Perkembangan Anak (edisi 6 jilid 1). Jakarta :

Maghazi, Al, Muhammad, Ibrahim.2005. Menumbuhkan Kreativitas Anak. Jakarta: Cendekia.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

... 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Pamadhi, Hajar. Sukardi, Evan. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rachmawati, Yeni. Kurniati, Euis. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Santrock, John, W. 2004. Psikologi Pendidikan (edisi 2). Jakrta : Kencana.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.

Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana

(23)

55

Yusuf, Tayibnapis, Farida. 2008. Evaluasi program dan instrument evaluasi untuk program pendidikan dan penelitian. Jakarta: Rineka

(24)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

DATA PRIBADI

a. Nama : FLORENSMA SARAGIH

b. Nim : 1103113023

c. Tempat Tanggal Lahir : Tanjung Saribu, 31 Desember 1990

d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Agama : Kristen Protestan

f. Alamat : Tanjung Saribu Kec. Dolok

Pardamean

II. NAMA ORANG TUA

a. Nama Ayah : Lumba Saragih

b. Nama Ibu : Kalianim br. Sipayung

c. Anak ke : 4(empat) dari 4(Empat) bersaudara

III.

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1997-2003 : SD Negeri 096113

2. Tahun 2003-2006 : SMP Swasta GKPS 3 P. Siantar

3. Tahun 2006-2009 : SMA Swasta Assisi P.Siantar

4. Tahun 2010-2014 : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Gambar

Tabel 2.1 Tahapan Meronce dengan ManikManik........................................   28
Gambar 4.1  Distribusi Frekuensi Data Hasil Observasi Anak Kelas Kontrol ....... 44

Referensi

Dokumen terkait

penting karena kinerja dari tenaga kerja sebagai sumber daya manusia akan.. mempengaruhi faktor

Persamaan regresi hubungan sifat fisik dan kilnia produk hasil transesterifikasi dengan lama reaksi inenghasilkan persamaan kuadrat pada hubungan antara gliserol

“KONTRAK KERJA KONSTRUKSI (Suatu Tinjauan Sistematik Hukum dalam Perjanjian Pekerjaan Rehabilitasi Jembatan “TUGU” antara Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Sragen dengan

Masyarakat bisnis, memerlukan hasil penilaian dan pengukuran kinerja keuangan untuk memastikan badan usaha pada sektor lembaga keuangan ini sehat dan maju

In conducting activities related to this Memorandum of Understanding, the Chinese side will cover all the expenses of international travel, salaries and daily subsistence allowance

Salah satu informasi penting yang diperlukan dalam pengelolaan hutan adalah pengetahuan “Nilai Ekonomi Total” (NET) sebagai sarana pengambilan keputusan pengelolaan. Namun

Recalling the Memorandum of Understanding between the Ministry of Forestry of the Republic of Indonesia and the Forest Service of the Republic of Korea concerning

“Persaingan bukanlah antara apa yang diproduksi perusahaan dalam pabrik mereka, tetapi antara apa yang mereka tambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan,