PENGARUH KEGIATAN MERONCE TERHADAP
PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK
USIA 5-6 TAHUN DI TK PELANGI
MEDAN T.A 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prodi
Pendidikan Anak Usia Dini
OLEH:
FLORENSMA SARAGIH
1103113023
PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul : “Pengaruh Kegiatan Meronce Terhadap Perkembangan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Pelangi Medan T.A
2013/2014”. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi atau sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penilis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik moril, waktu maupun
meteril sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Secara khusus
penulis mengucapkan terima kasih setulusnya kepada :
1. Ibu Dra. Nurmaniah M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan berupa
ilmu sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.
2. Ibu Dr.Anita Yus(sebagai penelaras), ibu Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd,
M.Pd, ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd, dan ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan serta saran-saran mulai
dari awal hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
3. Kepala sekolah TK Pelangai Medan Sunarti S.Pd yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, ibu Elvi S.Pd sebagai
guru kelas B1, dan kepada seluruh guru TK Pelangi Medan yang telah
iv
4. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd selaku ketua jurusan PLS, dan kepada ibu Dra.
Nasriah.M,Pd selaku ketua prodi PG.PAUD.
5. Ibu Dr.Anita Yus,M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.
6. Bapak dan ibu dosen dan staf pegawai Jurusan PLS dan Prodi PG.PAUD
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kelancaran selama
penyusunan skripsi ini.
7. Terkhusus kepada orang tua tercinta L. Saragih dan K. br Sipayung yang
tanpa kenal lelah terus berjuang segenap tenaga dan pikiran, yang
senantiasa mendoakan , memberikan dukungan, dan kasih sayang yang
tiada habisnya sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan di
Unimed. Kepada abang-abang saya yang selalu mendukung saya dalam
doa (Pongi Marolop, Soebatrio, Agus Suherman).
8. Teman-teman seperjuangan PG.PAUD ’10, yang mewakili Ratna Utari
yang selalu setia menamani saya dalam menyelesaikan penelitian,
adik-adik PG.PAUD ’11 ,PG.PAUD ’12 dan PG.PAUD ’13, teman-teman
PPLT 2013 guru TK Pelangi Medan.
9. Teman-teman kos satu kamar(adek ku mokkap/Dimpley, Menda), dan
buat samping kamar kami (Tantri, Ayu), dan semua yang ada dikos
durung No 169B yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.
Terkhusus buat K’ Aher yang membantu saya mengolah data.
10.Dan tidak lupa dengan teman dekat saya yang selalu mendukung dan
membantu saya dalam menyusun skripsi saya (Bermatologi/ Berma
v
11.Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu
telah membantu dan memberi semangat penulis dalam menyelesaikan
skripsi dan perkuliahan ini.
Penulis sangat menyadari masih sangat banyak kekurangan dari segi isi
maupun dari tata bahasa dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia
pendidikan khususnya pada pendidikan anak usia dini.
Medan, Juni 2014
Penulis
vi
BAB II Kerangka Teoritis, Kerangka Konseptual, dan Pengajuan Hipotesis 2.1 Kerangka Teoritis ... 8
2.1.1 Kreativitas ... 8
2.1.1.1 Pengertian Kreativitas ... 8
2.1.1.2 Ciri-Ciri Kreativitas ... 10
2.1.1.3 Faktor Pendukung Kreativitas ... 12
2.1.1.4 Faktor Penghambat Kreativitas ... 14
2.1.1.5 Pentingnya Pengembangan Kreativitas Anak Sejak Dini 15 2.1.2 Meronce... 17
2.1.2.1 Pengertian Meronce ... 17
2.1.2.2 Fungsi Meronce/Merangkai ... 19
2.1.2.3 Aspek Meronce/Merangkai ... 20
vii
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Meronce dengan ManikManik... 28
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kreativitas Anak ... 36
Tabel 4.1 Data Nilai Observasi Kelas Kontrol ... 42
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Perkembengan Kreativitas Anak Kelas Kontrol ... 44
Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kelas Eksperimen ... 45
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Perkembangan Kreativitas Anak Kelas Eksperimen ... 46
Tabel 4.5 Ringkasan Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors ... 49
Tabel 4.6 Ringkasan Uji Homogenitas Varians ... 50
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Data Hasil Observasi Anak Kelas Kontrol ... 44
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Data Hasil Observasi Anak Kelas Eksperimen... 47
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Observasi kelas kontrol dengan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang
anak usia lahir hingga anak usia enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup
aspek fisik, dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan
jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan
kreativitas yang tepat dan benar agar anak dapat berkembang secara optimal. Usia
sejak lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan
(the golden age) sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang
akan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Layanan pendidikan bagi anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian
tujuan pendidikan nasional dalam undang-undang sistem pendidikan nasional
(sisdiknas) No 20 tahun 2003 menyatakan “bahwa suatu upanya pembinaan yang
ditujukan bagi anak usia dini sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan
kehidupan tahap berikutnya”.
Anak usia 5-6 tahun, berada pada tahap perkembangan awal masa
kanak-kanak, yang memiliki karakteristik berpikir konkrit, realisme, sederhana,
animisme, setrasi, dan memiliki daya imajinasi yang kaya. Oleh kerena
karakteristik anak usia dini tersebut perlu diketahui bahwa anak juga cederung
2
menyatakan bahwa anak usia 5-6 tahun ini sering juga disebut dengan usia kreatif.
Dari bermain kreatif ini anak usia 5-6 tahun akan terlihat kreativitasnya yaitu
lewat senang bertanya, eksplorasi, mempunyai rasa ingin tahu yang besar,
imajinatif, percaya pada diri sendiri, terbuka, berani mencoba sesuatu yang baru,
suka bereksperimen, senang bermain sendiri.
Melalui program yang dirancang dengan baik, anak akan mampu
mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, baik dari aspek fisik, sosial,
moral, emosional, kepribadian dan kreativitas. Yang mana pada dasarnya bahwa
kreativitas sudah ada sejak anak lahir. Pengembangan kreativitas anak harus
diberikan stimulus dari mulai usia dini, sehingga anak akan terasa untuk berpikir
kreatif, karena dengan kreativitaslah memungkinkan anak menjadi berkualitas.
Anak akan melihat masalah dari berbagai sudut pandang , mampu menghasilkan
karya yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya.
Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Susanto dalam Munandar
(2012:111),
Bahwa kreativitas yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahtraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru dari anggota masyarakatnya. Untuk mencapai hal itu. Perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan baru dan pencarian kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru.
Oleh sebab itu, kreativitas perlu dikembangkan sejak usia dini. Karena
kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru,
baik berupa produk atau gagasan baru yang dapat diterapkan dalam memecahkan
masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat unsur-unsur yang sudah ada
3
berkreativitas seseorang dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan dirinya yang
merupakan kebutuhan dalam hidupnya.
Berdasarkan penelitian Munandar dalam Rachmawati dan Kurniati (2005:9)
menemukan bahwa menurut guru dan orang tua, anak ideal adalah murid yang
sehat, sopan, rajin, punya daya ingat yang baik, dan mengerjakan tugas secara
tepat waktu. Dengan penelitian Munandar di atas tersebut berbanding terbalik
dengan kenyataan yang ada di lapangan kebanyakan guru lebih menekankan
pembelajaran yang mendominsi akademik anak, yaitu hanya mengutamakan tau
membaca, menulis, dan berhitung. Dampaknya anak menjadi kurang percaya diri
dalam penyelesaian tugas, ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Dalam
fenomena tersebut penulis melihat pada saat melaksanakan program pengalaman
lapangan di TK Pelangi Medan, sebagian besar kegiatan yang dirancang oleh guru
adalah pengembangan kognitif, bahasa, sains, dan motorik anak tanpa
memperhatikan bagaimana perkembangan kreativitas anak. Hal ini dikarenakan
adanya tuntutan khusus dari orang tua yaitu setelah lulus dari taman kanak-kanak,
anak sudah harus pandai membaca, menulis, dan berhitung. Sehingga kreativitas
anak kurang berkembang sesuai dengan usianya. Terlihat pada saat anak
menyelesaikan pekerjaannya, anak belum memiliki keberanian untuk berekspresi,
anak masih ragu-ragu dalam mengambil keputusan, takut, tidak percaya diri dan
hanya berfokus pada contoh yang diberikan guru dalam penyelesaian tugasnya.
Selain itu, kurangnya fasilitas pembelajaran yang mampu mengembangkan
kreativitas anak, seperti pembelajaran yang diberikan guru adalah monoton
dimana guru kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreasi
4
dunia anak adalah dunia kreativitas. Sebuah dunia yang membutuhkan stimulus
dan bimbingan yang cukup memadai sehingga potensi dasar kreativitas anak
berkembang dengan baik.
Oleh sebab itu untuk mengembangkan serta menigkatkan kreativitas anak
diperlukan adanya kondisi dan stimulus. Pendidikan atau guru harus merancang
sebuah kegiatan pembelajaran kreativitas yang menyenangkan dan sesuai dengan
kebutuhan anak. Salah satunya kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas
anak dalam pendidikan dapat dikembangkan melalui kegiatan program seni.
Kreativitas muncul melalui perantara atau gambar-gambar akal dan muncul
melalui aktivitas seni, baik yang berupa aktivitas melukis, mewarnai, permainan,
dan meronce.
Dalam era globalisasi ini, guru dan orang tua juga harus banyak melihat dan
mengetahui bagaimana perkembangan anak, seperti perkembangan kreativitas
anak. Semua orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang berbakat dan
kreatif. Akan tetapi mereka tidak tahu bagaimana sebanarnya merangsang
kreativitas anak itu sendiri. Bahkan orang tua tidak mengetahui dan tidak mau
tahu seperti apa ciri-ciri anak kreatif. Untuk itu perlu diketahui bahwa ciri-ciri
anak kreatif adalah memiliki rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya,
imajinasi yang tinggi, minat yang luas, tidak takut salah, berani menghadapi
resiko, bebas dalam berpikir, dan senang akan hal-hal yang baru.
Dalam mengembangkan kreativitas anak perlu digunakan cara-cara tertentu
yang sangat menarik perhatian anak agar kreativitas tersebut dapat berkembang
dalam diri anak. Salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas anak adalah
5
bahwa kegiatan meronce/merangkai dapat mengembangkan kreativitas anak TK
secara bebas dan terarah sejalan dengan perkembangannya. Kegiatan meronce/
merangkai dilakukan dengan cara menyusun suatu bahan antara lain berupa
bunga, janur, kertas berwarna, monte, manik-manik, potongan sedotan, potongan
kertas klender. Selain mengembangkan kreativitas anak, kegiatan
meronce/merangkai dapat mengembangkan kompetensi rasa seni, kelatenan, dan
kecekatan anak.
Hal ini merupakan motivasi penulis untuk meneliti seperti apa pengaruh
meronce terhadap kreativitas anak. Dilihat juga dari kondisi pendidikan di
lapangan bahwa kegiatan meronce masih jarang digunakan untuk
mengembangkan kreativitas anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Kegiatan Meronce terhadap Perkembangan
Kreativitas Anak Usia 5-6 tahun di TK Pelangi Medan T.A 2013/2014”.
1.2
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Dalam penyelesaian tugas, anak masih berfokus pada contoh yang
diberikan guru
2. Orang tua kurang memperhatikan perkembangan kreativitas anak.
3. Kurang adanya variasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk
6
4. Tutuntan orang tua yang mengutamakan keberhasilan akademik yaitu
mampu baca, tulis, dan hitung
5. Kesadaran orang tua akan pentingnya mengembangkan kreativitas anak.
1.3
Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan pengetahuan, waktu, dan dana yang dimiliki
penulis, maka penulis memberi batasan masalah yaitu pada kurangnya variasi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kreativitas anak
dengan salah satu kegiatan yaitu kegiatan meronce pada usia 5-6 tahun di TK
Pelangi.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :”apakah ada pengaruh kegiatan meronce
terhadap perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Pelangi Medan”?
1.5
Tujuan
Tujuan daripada penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kegiatan
meronce terhadap perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun.
1.6
Manfaat
Sesuai dengan tujuan diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan
mamberikan manfaat sebagai berikut:
7
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan
pendidikan anak usia dini yaitu memberikan sumbangan ilmiah untuk
mengembangkan kreativitas anak.
b. Manfaat Praktis
1) Manfaat bagi guru PAUD Pelangi yaitu sebagai bahan masukan kepada
guru untuk meningkatkan kreativitas anak.
2) Manfaat kepada peneliti sebagi tambahan wawasan mengenai
pengembangan kreativitas melalui kegiatan meronce.
3) Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang bermaksut mengadakan
penelitian pada permasalan yang sama atau berhubungan dengan masalah
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu: Pembelajaran dengan kegiatan meronce manik-manik mampu
memberikan peningkatan kreativitas anak yang lebih baik daripada pembelajaran
tanpa menggunakan kegiatan meronce manik-manik. Hal tersebut sesuai dengan
hasil uji hipotesis yang diperoleh thitung˃ ttabel yaitu 23,018˃2,048 pada taraf nyata
α = 0,05 dengan dk = (n1+n2-2). Sehingga dapat dikatakan bahwa H0 ditolak Ha
diterima. Dinyatakan bahwa kegiatan meronce sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun.
Selain meningkatkan kreativitas anak usia 5-6 tahun, kegiatan meronce
juga dapat menigkatkan kognitif, dan motorik halus anak. Terlihat pada saat anak
melakukan kegiatan meronce yaitu anak mampu menghitung berapa manik-manik
yang dibutuhkan pada saat meronce kalung dan gelang, mampu membedakan
warna dan bentuk, dan pada saat memasukkan manik-manik ketali ronceaan pada
saat itulah akan terlatih motorik halus anak.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas
54
1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat mamanfaatkan kegiatan
meronce upaya meningkatkan kreativitas anak.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai
pembelajaran dengan kegiatan meronce agar lebih memperhatikan
kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil
yang lebih baik pada peneliti selanjutnya.
3. Bagi sekolah peneliti diharapkan mampu berusaha untuk bekerja sama
dengan guru kelas untuk memperbaiki permasalahan dalam meningkatkan
kreativitas anak.
4. Bagi orang tua dapat menambah pengethuan orang tua terkait pemanfaatan
54
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Hurlock, Elizabeth B. 2013. Perkembangan Anak (edisi 6 jilid 1). Jakarta :
Maghazi, Al, Muhammad, Ibrahim.2005. Menumbuhkan Kreativitas Anak. Jakarta: Cendekia.
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
... 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Pamadhi, Hajar. Sukardi, Evan. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rachmawati, Yeni. Kurniati, Euis. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Santrock, John, W. 2004. Psikologi Pendidikan (edisi 2). Jakrta : Kencana.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.
Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana
55
Yusuf, Tayibnapis, Farida. 2008. Evaluasi program dan instrument evaluasi untuk program pendidikan dan penelitian. Jakarta: Rineka
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
DATA PRIBADI
a. Nama : FLORENSMA SARAGIH
b. Nim : 1103113023
c. Tempat Tanggal Lahir : Tanjung Saribu, 31 Desember 1990
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Kristen Protestan
f. Alamat : Tanjung Saribu Kec. Dolok
Pardamean
II. NAMA ORANG TUA
a. Nama Ayah : Lumba Saragih
b. Nama Ibu : Kalianim br. Sipayung
c. Anak ke : 4(empat) dari 4(Empat) bersaudara
III.
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1997-2003 : SD Negeri 096113
2. Tahun 2003-2006 : SMP Swasta GKPS 3 P. Siantar
3. Tahun 2006-2009 : SMA Swasta Assisi P.Siantar
4. Tahun 2010-2014 : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN