• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Skripsi

Oleh:

LILIN YUNARWI X 4306027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE JIGSAW

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Oleh:

LILIN YUNARWI X 4306027

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Lilin Yunarwi. X 4306027. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar biologi dengan penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Penelitian dilaksanakan dua siklus. Tiap siklus terdiri atas

perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII-D SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Sumber data berasal dari informasi guru dan siswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan angket, observasi, dan wawancara. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif

jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa di kelas VII-D SMP

Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui angket dan lembar observasi. Persentase rata-rata berdasarkan lembar observasi motivasi belajar siswa pra siklus sebesar 54,24%, siklus 1 sebesar 71,89% dan siklus 2 sebesar 83,98%. Hasil perhitungan angket pra siklus menunjukkan motivasi belajar siswa sebesar 68,37%, siklus 1 sebesar 73,06%, dan siklus 2 sebesar 80,34%. Kesimpulannya bahwa penerapan pembelajaran koperatif Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

(6)

commit to user

vi ABSTRACT

Lilin Yunarwi. X 4306027. IMPLEMENTATION OF JIGSAW

COOPERATIVE LEARNING TO INCREASE STUDENT’S

MOTIVATION IN LEARNING BIOLOGY TO THE SEVENTH-D GRADE STUDENT’S OF SMP NEGERI 16 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, January 2011.

The purpose of this study was to increase student’s learning motivation in biology teaching and learning activities with the implementation of jigsaw

cooperativelearning.

This research was a classroom action research. This research was done in two cycles, each cycle consisted of planning, action, observation, analysis, and reflection. The subject of the research were the students of seventh-D of SMP Negeri 16 Surakarta in academic year of 2010/2011. The source of the data were gained from the teacher and student’s interview, observation, and documentation. The technique of collecting data was questionnaire, observation, and interviews. The validity of the data used triangulation technique. The data were analyzed by using qualitative analysis. The research procedure is a spiral model of inter-related.

The results showed that the application of jigsaw cooperative learning strategies coul increase student’s motivation in biology learning in the seventh-D of SMP Negeri 16 Surakarta in academic year of 2010/2011. The improvement of student learning motivation coul be viewed through a questionnaire and observation sheet. The student’s based on the observation sheet, the student’s motivation average percentage in the pretes was 54,24%, first cycle 71,89%, and the second cycle 83,98%. Based on the questionnaire, the student’s motivation was 68,37% in the pretest, 73,06% in the first cycle, and 80,34% in the second cycle. It can be concluded that the implementation of Jigsaw cooperative learning can increase the student’s learning motivation.

(7)

commit to user

vii MOTTO

Gagal berarti harus memupuk semangat lagi untuk berusaha lebih baik lagi untuk mendapatkan yang lebih baik dan yang terbaik.

(Penulis)

“Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah

kami mohon pertolongan”.

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis ini untuk :

Bapak dan ibu, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, nasehat,

perhatian, pengorbanan, do’a, dan semangatnya untukku...

Kakak dan adikku tersayang, yang selalu memberi keceriaan dalam

hidupku...

Bapak Drs. Maridi, M.Pd dan bapak Drs. Slamet Santosa, M.Si terima

kasih banyak atas bimbingan dan nasehatnya...

Mas prapto, terima kasih telah menemaniku, memberi dukungan,

nasehat, do’a, dan bantuannya selama ini...

Desi, Danik, Tya, Destik, Retno, Rahayu, Vina, Suci, Achi, teman-teman

seperjuanganku... terima kasih atas nasehat dan dukungannya...

Mbk Untari, Erna, Rita, Desi, Danik, Winda, teman dekatku... terima

kasih atas nasehat dan kebersamaannya selama ini...

Eka, Oky, Qisti, Dila, dan teman-teman pondok bulan yang lainya terima

kasih untuk kebersamaan yang indah selama ini...

Teman-teman biologi’06, terima kasih atas kebersamaannya selama

ini...

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP

NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam

mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberi ijin dalam proses penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan P. MIPA yang telah menyetujui permohonan penyusunan

skripsi.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi yang memberikan ijin untuk penulisan

skripsi.

4. Drs. Maridi, M.Pd, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam

penelitian.

5. Drs. Slamet Santosa, M.Si, yang selalu memberikan pengarahan, motivasi dan

bimbingan dalam menyelesaikan penelitian.

6. Kepala SMP Negeri 16 Surakarta, yang telah memberi izin dan tempat

pengambilan data dalam penelitian.

7. Guru mata pelajaran biologi SMP Negeri 16 Surakarta yang senantiasa

membantu kelancaran penelitian, bimbingan dan kerja samanya.

8. Siswa kelas VII-D SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

(10)

commit to user

x

10. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah SWT, maka

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh keterbatasan penulis. Harapan

penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

umumnya.

Surakarta, Maret 2011

(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN ABSTRAK v

HALAMAN MOTTO vii

HALAMAN PERSEMBAHAN viii KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian 1

4

4

5

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

B. Kerangka Berpikir 6

15

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Bentuk dan Metode Penelitian

C. Data dan Teknik Pengumpulan Data

D. Analisa Data

E. Pemeriksaan Validitas Data

F. Prosedur Penelitian

17

17

19

21

22

(12)

commit to user

xii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

B. Deskripsi Kondisi Awal (pra siklus)

C. Deskripsi Siklus 1

D. Deskripsi Siklus 2

E. Deskripsi Antar Siklus

F. Pembahasan

26

27

30

37

43

47

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

B. Implikasi

C. Saran 51

51

51

DAFTAR PUSTAKA 53

LAMPIRAN

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbandingan empat pendekatan dalam pembelajaran

kooperatif

8

Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan 10

Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok 10

Tabel 4. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa 20

Tabel 5. Daftar Presentase Target Capaian Dari Masing-,masing

Variabel Observasi Kegiatan Belajar

21

Tabel 6. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Lembar

Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus

27

Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Angket

Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus

29

Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Angket

Motivasi Belajar Siswa siklus I

33

Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Lembar

Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I

34

Tabel 10. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Angket

Motivasi Belajar Siswa Siklus II

40

Tabel 11. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Lembar

Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II

41

Tabel 12. Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan

Lembar Observasi

Tabel 13. Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan

Perhitungan Angket

44

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir 16

Gambar 2. Skema Skematik Kegiatan Inti Penelitian 18

Gambar 3. Skema Triangulasi Sumber Data 23

Gambar4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 26

Gambar5. Presentase Motivasi Belajar siswa Tiap Aspek Pra Siklus

Berdasarkan Data Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa

28

Gambar6. Persentase Motivasi Siswa Tiap Aspek Siklus I Berdasarkan

Data Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa

35

Gambar7. Presentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Aspek Siklus II

Berdasarkan Data Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa 42

Gambar8. Presentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan

Data Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa

45

Gambar9. Presentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan

Perhitungan Angket

Gambar10.Rata-rata Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus

Berdasarkan Lembar Observasi dan Angket

47

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian

a. Silabus 55

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 (Pertemuan ke 1) 59

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 (Pertemuan ke 2) 65

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan ke 1) 72

e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan ke 2) 78

f. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Biologi 85

g. Angket Motivasi Belajar Biologi (Prasiklus) 86

h. Angket Motivasi Belajar Biologi (Pascasiklus I) 88

i. Angket Motivasi Belajar Biologi (Pascasiklus II) 90

j. Kisi-Kisi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa (Prasiklus) 92

k. Kisi-Kisi lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa

(Pascasiklus) 94

l. Lembar Observasi Siswa Prasiklus 96

m. Lembar Observasi Siswa Pascasiklus I 99

n. Lembar Observasi Siswa Pascasiklus II 102

o. Pedoman Wawancara Motivasi Belajar Biologi Dengan Guru

Prasiklus 105

p. Pedoman Wawancara Motivasi Belajar Biologi Dengan Guru

Pascasiklus 107

q. Pedoman Wawancara Motivasi Belajar Biologi Dengan Siswa

Prasiklus 109

r. Pedoman Wawancara Motivasi Belajar Biologi Dengan Siswa

Pascasiklus 111

s. Lembar Kerja Siswa 113

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian

a. Daftar Siswa Kelas VIID SMP Negeri 16 Surakarta 141

b. Daftar Nama Kelompok Diskusi 142

(16)

commit to user

xvi

d. Daftar Presensi siswa Kelas VII-D Siklus II 144

e. Hasil Lembar Observasi Siswa Pra Siklus 145

f. Hasil Lemabr Observasi Siswa Pasca Siklus I 150

g. Hasil Lembar Observasi Siswa Pasca Siklus II 155

h. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus 160

i. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pasca Siklus I 163

j. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pasca Siklus II 166

k. Hasil Wawancara Guru Pra Siklus 169

l. Hasil Wawancara Siswa Pra Siklus 170

m. Hasil Wawancara Guru Pasca Siklus I 172

n. Hasil Wawancara Guru Pasca Siklus II 173

o. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus I 174

p. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus I 175

q. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus II 176

r. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus II 177

s. Dokumentasi Kegiatan Pra Siklus 178

t. Dokumentasi Siklus I 179

u. Dokumentasi Siklus II 181

Lampiran 3. Perijinan

a. Surat Permohonan Mengadakan Observasi 183

b. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi 184

c. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan 185

d. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian di SMP

Negeri 16 Surakarta

e. Surat Permohonan Ijin Research

186

(17)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan formal di sekolah, tidak terlepas dari

keberhasilan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tersebut

dipengaruhi oleh beberapa komponen utama yang saling berkaitan, di antaranya

guru, siswa, dan metode. Komponen-komponen tersebut memegang peranan

penting dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar, sehingga akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu prestasi belajar siswa juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain, misalnya motivasi belajar, tingkat

intelegensi siswa, fasilitas belajar yang tersedia atau sarana dan prasarana,

kurikulum, media pembelajaran, dan sebagainya.

Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk memiliki kemampuan

memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat serta sesuai dengan

pokok bahasan tertentu dan tingkat perkembangan intelektual siswanya. Salah

satu metode yang bisa diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif, yaitu

model pembelajaran kelompok atau diskusi yang menghendaki adanya kerjasama

di antara anggota kelompok dalam mempelajari materi yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran kooperatif di kelas, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil

dalam mempelajari materi yang sedang dipelajari. Pembagian kelompok tersebut

dibuat heterogen, baik dalam hal prestasi belajar maupun jenis kelamin. Hal ini

dapatmemotivasi siswa untuk berinteraksi, berdiskusi, berargumentasi, dan saling

membantu satu sama lain.

Peran guru sebagai motivator adalah memberi motivasi kepada siswa

agar mereka melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri sesuai dengan

tujuan belajar yang telah ditetapkan kurikulum. Peran guru sebagai fasilitator

adalah memfasilitasi siswa agar dapat belajar dengan mendayagunakan potensi

yang mereka miliki. Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi

siswa antara lain dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

(18)

commit to user

SMP Negeri 16 Surakarta merupakan salah satu sekolah negeri yang

mempunyai fasilitas yang cukup memadai dan input siswa dengan kemampuan

yang berbeda-beda, mulai dari siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah,

sedang dan tinggi. Perbedaan kemampuan belajar siswa dalam menyikapi

kegiatan belajar dikelas sangat beragam.

Berdasarkan observasi terhadap pembelajaran biologi di kelas VIID SMP

Negeri 16 Surakarta yang berjumlah 34 siswa, diketahui bahwa metode mengajar

yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode ceramah disertai tanya jawab.

Penggunaan metode ini kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar, siswa menjadi pasif. Selama proses belajar mengajar ada siswa yang

tidak memperhatikan penjelasan guru, pada saat pembelajaran berlangsung

banyak siswa yang ramai dan bercanda dengan teman lain, siswa mengantuk,

siswa pasif karena hanya duduk dan mendengarkan penjelasan dari guru, sebagian

siswa tidak membawa buku panduan, saat guru memberi pertanyaan siswa tidak

mau menjawab jika tidak ditunjuk, siswa tidak ada yang bertanya apabila ada

materi yang belum jelas. Adapun ciri-ciri motivasi rendah antara lain ada yang

acuh tak acuh, ada yang tidak memusatkan perhatian dan ada yang bermain

sendiri selama proses pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 1994: 79). Terlihat

korelasi yang jelas antara temuan masalah di kelas dengan teori mengenai ciri

motivasi belajar rendah.

Sebagai tindak lanjut terhadap hasil observasi awal, maka dilakukan

observasi lanjutan menggunakan indikator motivasi belajar siswa. Hasil observasi

lanjutan sebagai berikut, yang bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pelajaran sebanyak 19 siswa (55,88%), siswa yang membawa buku sumber

pembelajaran biologi sebanyak 23 siswa (67,64%), siswa yang bertanya mengenai

materi yang belum jelas sebanyak 10 siswa (29,41%), siswa yang mencatat

penjelasan guru sebanyak 22 siswa (64,70%), siswa yang menyontek jawaban

teman saat ulangan sebannyak 13 siswa (38,23%), siswa yang tidak

mengumpulkan tugas 6 siswa (17,64%), dan siswa yang mengemukakan pendapat

(19)

commit to user

3

Berdasarkan kajian terhadap hasil observasi, diskusi dengan guru dan

siswa ditemukan permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya motivasi

belajar siswa kelas VII D SMP Negeri 16 Surakarta dalam pembelajaran Biologi.

Guru menggunakan metode yang kurang bervariasi dan siswa kurang dilibatkan

secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran menyebabkan

siswa menjadi pembelajar yang pasif dan mudah merasa bosan karena dalam

kegiatan pembelajaran siswa lebih berperan sebagai penerima informansi pasif

yaitu cenderung hanya mendengar dan mencatat penjelasan oleh guru.

Solusi untuk mengatasi masalah yang telah teridentifikasi di kelas VII D

SMP Negeri 16 Surakarta adalah menggunakan strategi pembelajaran kooperatif

yang dapat mendorong siswa untuk bisa bekerjasama dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Strategi pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa adalah pembeljaran kooperatif jigsaw pada

materi cirri-ciri makhluk hidup dan klasifikasi makhluk hidup. Alasan pemilihan

pembelajaran kooperatifj jigsaw karena melalui teknik ini siswa dapat belajar

dengan berkelompok-kelompok dan berdiskusi sehingga materi yang dipelajari

dapat terselesaikan.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang lebih

banyak melibatkan interaksi aktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru

maupun siswa dengan lingkungan belajarnya. Siswa belajar bersama - sama dan

memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar - benar menguasai materi

yang sedang dipelajari. Keuntungan yang bisa diperoleh dari penerapan

pembelajaran kooperatif ini yaitu siswa dapat mencapai hasil belajar yang bagus

karena pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Siswa juga dapat

menerima dengan senang hati pembelajaran yang digunakan karena adanya

kontak fisik antar siswa, serta dapat mengembangkan kemampuan sosial siswa.

Terdapat banyak tipe dalam pembelajaran kooperatif salah satunya adalah

Jigsaw. Pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah metode pembelajaran yang

dikembangkan agar dapat membangun kelas sebagai komunitas belajar yang

(20)

commit to user

siswa secara individual dapat mengembangkan keahliannya dalam satu aspek dari

materi yang sedang dipelajari serta menjelaskan konsep dan keahliannya itu pada

kelompoknya. Setiap anggota kelompok dalam pembelajaran kooperatif jigsaw

mempelajari materi yang berbeda dan bertanggung jawab untuk mempelajari

bagiannya masing-masing. Pembelajaran dengan kooperatif jigsaw diharapkan

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Menurut Slavin (2008:237), pembelajaran kooperatif Jigsaw menjadikan

siswa termotivasi untuk belajar karena skor-skor yang dikontribusikan para siswa

kepada tim didasarkan pada sistem skor perkembangan individual, dan para siswa

yang skor timnya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat atau

bentuk-bentuk rekognisi tim lainnya sehingga para siswa termotivasi untuk mempelajari

materi dengan baik dan untuk bekerja keras dalam kelompok ahli mereka supaya

mereka dapat membantu timnya melakukan tugas dengan baik.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan

penelitian dengan judul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP

NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

permasalahan penelitian dapat dirumuskan yaitu apakah penerapan pembelajaran

kooperatif jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

biologi kelas VIID SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi dengan

penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw pada siswa kelas VII D SMP Negeri

(21)

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian

ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa kelas VII

SMP Negeri 16 Surakarta menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

b. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi.

2. Bagi Guru

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penggunaan metode

jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Memberikan masukan pada guru agar lebih memperhatikan

masalah-masalah yang terkait dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

kualitas proses belajar mengajar.

3. Bagi sekolah dan instansi pendidikan lainnya

a. Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses

pembelajaran.

b. Hasil penelitian yang dipaparkan akan memberikan sumbangan yang baik

pada sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran biologi.

4. Bagi peneliti

Dapat menjadi bahan rujukan untuk tindakan penelitian lebih lanjut di masa

(22)

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen Isjoni (2009:15).

Menurut Slavin (2008: 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam

metode pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerja sama siswa dalam kelompok.

Siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan

berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang dimiliki dan dapat mengatasai

kesenjangan dalam pemahaman di antara siswa.

Lie (2000) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran

gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang

terstruktur. Lebih jauh dikatakan, pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau

sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja

secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan (Isjoni, 2009: 23).

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat

elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen itu adalah: saling

ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual,

keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial

yang secara sengaja diajarkan (Sugiyanto, 2008: 38).

Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar

kelompok. Ada prinsip dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya

dengan pembelajaran biasa. Lie (2008: 31) mengemukakan bahwa untuk

(23)

commit to user

7

yang harus diterapkan yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab

perseorangan, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar

anggota, dan evaluasi proses kelompok.

Trianto (2007: 49-51) mengemukakan bahwa terdapat empat pendekatan

yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif

diantaranya yaitu STAD (Student Teams Achievement Divisions), Jigsaw,

Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan pendekatan

struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together

(NHT). Perbedaan empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif tersebut

(24)

commit to user

Tabel 1. Perbedaan Empat Model Pembelajaran Kooperatif

STAD Jigsaw Investigasi

Kelompok Pendekatan Struktural Tujuan Kognitif Informasi akademik sederhana Informasi akademik sederhana Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri Informasi akademik sederhana

Tujuan sosial Kerja kelompok dan kerjasama Kerja kelompok dan kerjasama Kerjasama dalam kelompok kompleks Informasi akademik sederhana Struktur tim Kelompok

belajar heterogen dengan 4 -5 orang anggota Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 orang anggota menggunakan pola kelompok ‘asal’ dan kelompok ‘ahli’ Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 anggota homogen Bervariasi, berdua, bertiga atau 4-6 anggota kelompok Pemilihan topik

Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya guru

Tugas utama Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya Siswa mempelajari materi dalam kelompok ‘ahli’ kemudian membantu anggota kelompok asal dalam mempelajari materi itu Siswa menyelesaiakan inkuiri kompleks Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan secara sosial dan kognitif

Penilaian Tes mingguan Bervariasi, dapat berupa tes mingguan Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan tes essay Bervariasi

Pengakuan Lembar

pengetahuan dan publikasi lainnya

Publikasi lain Lembar pengakuan dan publikasi lainnya

(25)

commit to user

9

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan dibandingkan

dengan metode pembelajaran lain, diantaranya adalah: meningkatkan

kesetiakawanan, saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi,

memudahkan penyesuaian diri, menghilangkan sifat egois, rasa saling percaya,

meningkatkan kemampuan memandang masalah, meningkatkan menggunakan

ide, meningkatkan kegemaran berteman (Sugiyanto, 2008: 41-42 ).

2. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Selain metode ceramah, masih banyak metode pembelajaran yang dapat

digunakan, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif atau kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi metode yang dapat

diterapkan, yaitu di antaranya : a. Student Team Achiement Division (STAD), b.

Jigsaw, c. Team-Games Tournamentsi (TGT), d. Group Investigation (GI),

Rotating Trio Exchange, dan e. Group Resume (Isjoni, 2009:73). Penelitian ini

akan mencoba mengkaji penggunaan pembelajaran kooperatif jigsaw dalam

pembelajaran biologi.

Isjoni (2009:77) jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif

yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pelaksanaan pembelajaran

kooperatif jigsaw, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan dibuat

heterogen baik dalam hal prestasi, jenis kelamin, kebiasaan bergaul dan

sebagainya. Materi dibagi dalam sub-sub pokok bahasan. Menurut Suprijono

(2009:90) masing-masing anggota kelompok dalam kooperatif jigsaw

mempelajari materi yang berbeda dan setiap anggota kelompok bertanggung

jawab untuk mempelajari bagian-bagiannya masing-masing.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Slavin (2008:238-244),

pelaksanaan metode jigsaw meliputi 2 tahap , yaitu persiapan dan pelaksanaan.

a. Persiapan, meliputi : 1) menentukan materi yang akan dipelajari, 2) siswa

dibagi menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-6 orang secara

heterogen.

b. Pelaksanaan, meliputi empat tahap antara lain : 1) membaca, 2) diskusi

(26)

commit to user

Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan guru dengan

melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menghitung skor individu

Menurut Slavin (2008:159) untuk memberikan skor perkembangan individu

dihitung seperti Tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan

Nilai Tes Skor Perkembangan

a. Lebih dari 10 poin dibawah skor awal. b. 10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah

skor awal.

c. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal.

d. Lebih dari 10 poin diatas skor awal.

e. Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor).

5 poin 10 poin

20 poin

30 poin 30 poin

2. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan

anggota kelompok yaitu menjumlah semua skor perkembangan yang

diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok

seperti tercantum pada Tabel 3 (Slavin, 2008:160).

Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok

Rata-rata tim Predikat

15 16 17

Tim baik Tim sangat baik Tim super

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat divariasikan. Lie

(2008:70) menjelaskan bahwa ada variasi pembelajaran kooperatif Jigsaw yaitu

jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, siswa bisa membentuk kelompok para ahli.

Siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapatkan bagian yang sama dari

kelompok lain. Siswa bekerja sama mendiskusikan bagian tersebut, kemudian

masing-masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang

(27)

commit to user

11

Gocer (2010:442) mengemukakan bahwa teknik pembelajaran kooperatif

jigsaw yaitu siswa dibagi dalam kelompok masing-masing 5-6 siswa. Setiap

kelompok diberikan materi yang dibagi menjadi beberapa bagian dengan jumlah

anggotanya sehingga setiap siswa diberi materi yang berbeda-beda. Setiap siswa

belajar bagian mereka sendiri, setelah itu anggota kelompok lain yang telah

mempelajari materi yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk berdiskusi,

kemudian setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan bertugas

mengajar temannya. Jing (2010:502) juga mengemukakan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif jigsaw setiap siswa dalam satu kelompok diberi materi

yang dibagi menjadi beberapa sub bab. Setelah membaca, para siswa di

masing-masing kelompok yang mempelajari bagian yang sama bertemu di kelompok ahli

untuk berdiskusi dan mereka kembali ke kelompok asal untuk mengajar anggota

kelompoknya.

Trianto (2007:56-57) bahwa langkah-langkah pembelajaran jigsaw adalah,

sebagai berikut : siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok 5-6 orang),

materi diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi menjadi

beberapa sub bab, setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan

dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, anggota dari kelompok lain yang

telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk

berdiskusi, setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya

bertugas mengajar temannya.

Setiap anggota kelompok dalam pembelajaran kooperatif jigsaw hanya

belajar pada bagian mereka sendiri. Siswa akan mendengarkan dengan cermat apa

yang diterangkan oleh teman kelompoknya agar bisa memahami dan menguasai

materi yang telah dipelajari oleh teman kelompoknya itu, sehingga mereka akan

termotivasi untuk saling belajar.

Proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

jigsaw mempunyai kelebihan yaitu, dapat memacu siswa untuk berpikir kritis dan

mampu menggunakan kata-kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman

lain, hal ini akan menguntungkan semua anggota kelompok dengan memberikan

(28)

commit to user

3. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai

daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Maka motivasi dapat diartikan

sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Sardiman (1990: 73)

motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuan.

Menurut Hamzah (2008: 3), motivasi berasal dari kata motif yang dapat

diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu tersebut bertindak atau berbuat. Dengan demikian, motivasi merupakan

dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha untuk mengadakan

perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Sukmadinata (2004: 61) mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan yang

terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rokhaniah. Motivasi menjadi

aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

sangat dirasakan atau mendesak.

Motivasi ialah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang, yang

mendorong seseorang untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas

(Davies, 1987: 214). Aida (2009: 93) mengemukakan bahwa motivasi itu

mengacu pada kesediaan siswa, kebutuhan, keinginan dan keharusan untuk

berpartisipasi dan berhasil dalam proses pembelajaran. Dimyati dan Mudjiono

(2002: 80) mengemukakan motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia. Pada motivasi terkandung

adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan

mengarahkan sikap individu dalam mencapai tujuannya.

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

(29)

commit to user

13

yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2007:75).

Yamin (2007: 219) menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan daya

penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan

belajar dan menambah ketrampilan dan pengalaman. Motivasi mendorong dan

mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan

bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diketahui aspek-aspek

motivasi yaitu adanya daya penggerak dari dalam diri siswa, perhatian terhadap

pelajaran, dan keinginan untuk melakukan kegiatan. Seseorang dapat di katakan

termotivasi terhadap sesuatu apabila individu itu memiliki ketiga aspek tersebut.

Masing-masing aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1). Adanya daya penggerak dari dalam diri

Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa

untuk melibatkan diri dalam proses belajar. Motor penggerak disini dapat

dikatakan sebagai pembangkit motivasi belajar siswa yaitu guru. Tugas guru

sebagai pembangkit motivasi belajar, terutama motivasi untuk memperkaya diri

sendiri. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil indikator dari aspek adanya daya

penggerak dalam diri yaitu adanya kemampuan untuk bertantanya dan

meningkatkan kualitas belajar jika menemui kesulitan, adanya usaha untuk

mengerjakan tugas-tugas yang di berikan guru, dan merasa rugi jika tidak dapat

mengikuti pelejaran ( Sardiman, 2007:75-76).

2). Perhatian terhadap pelajaran biologi

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang di pertinggi, jiwa itu pun

semata-mata tertuju kepada obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya untuk menjamin hasil

belajar yang baik. Bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah

kebosanan dan tidak suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakan

bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu

sesuai dengan hobi atau bakatnya. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil

(30)

commit to user

mempelajari biologi dari berbagai sumber, dan mengerjakan ulangan tanpa

bantuan orang lain (Sardiman, 2007:75-76).

3). Keinginan untuk melakukan kegiatan belajar

Seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar yang besar

terhadap sesuatu maka akan memiliki keingintahuan yang tinggi, akan belajar

lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Seorang murid

memiliki rasa ingin belajar, maka akan cepat mengerti dan mengingatnya. Siswa

yang memiliki keingintahuan yang tinggi juga akan mengajukan pertanyaan/

sering bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Berdasarkan uraian di atas

dapat diambil indikator dari aspek keinginan yaitu keinginan mempelajari kembali

materi dari guru, belajar dengan sungguh-sungguh, dan bertanya jika merasa

belum jelas (Sardiman, 2007:75-76).

b.Jenis dan Sifat Motivasi

Berdasarkan sifatnya, menurut Sardiman (2007:89-91) motivasi dapat

dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrensik. Perbedaan ini juga

berdasarkan dari datangnya motivasi seseorang. Motivasi intrinsik adalah

motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan kegiatan.

Contohnya yaitu seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh

atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Motivasi

ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya

perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dicontohkan yaitu seseorang itu

belajar karena besok mau ujian, dengan harapan mendapatkan nilai yang baik,

sehingga akan dipuji oleh teman, guru, atau orang tuanya.

Motivasi ekstrinsik sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar,

kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin

komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang

menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

c. Fungsi Motivasi

Motivasi bertalian dengan tujuan dan mempengaruhi adanya kegiatan.

(31)

commit to user

15

motivasi dalam belajar, yaitu: 1) mendorong manusia untuk berbuat, sebagai

penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan, 2) menentukan arah

perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dapat memberikan

arah dan kegiatan sesuai dengan rumusan tujuannya, 3) menyeleksi perbuatan,

yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi

guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Fungsi motivasi yang lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha

karena ada motivasi. Motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil

yang baik. Usaha yang tekun dan terutama didasari oleh motivasi, maka seseorang

yang belajar itu akan mendapatkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi

seseorang akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

d.Cara Menumbuhkan Motivasi

Sardiman (1990: 91) berpendapat bahwa terdapat beberapa cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar, yaitu dengan : memberi ulangan,

mengetahui hasil, pujian, memberi angka, dan memberi hadiah. Beberapa bentuk

dan cara menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar di

sekolah, yaitu dengan: memberi nilai, hadiah, memberi ulangan dan

memperlihatkan hasilnya, dan pujian (Sardiman, 2007: 92-94).

B. Kerangka Berpikir

Keberhasilan suatu pembelajaran tidak hanya dilihat dari nilai akhir hasil

belajar tetapi juga dilihat dari prosesnya. Input yang berkualitas tetapi tidak diikuti

oleh proses yang sesuai maka output belum tentu akan berkualitas baik.

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah

satunya adalah metode mengajar yang digunakan oleh guru. Penggunaan metode

pembelajaran yang kurang bervariasi dan kurang melibatkan siswa dapat

menyebabkan siswa menjadi bosan dan jenuh, akibatnya siswa menjadi pasif dan

(32)

commit to user

Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru dalam kegiatan belajar

mengajar mempunyai peranan yang penting dalam mencapai keberhasilan belajar.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan belajar adalah

motivasi belajar siswa. Pemilihan metode yang tepat akan membawa peran serta

siswa dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran yang masih

berpusat pada guru yang selama ini dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

biologi sedikit sekali melibatkan siswa dalam belajar sehingga motivasi belajar

siswa rendah.

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan perubahan

terhadap metode pembelajaran yang digunakan yaitu dengan penerapan

pembelajaran kooperatif jigsaw. Aplikasi pembelajaran kooperatif jigsaw yang

merupakan pembelajaran kooperatif dimaksudkan dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa, karena dalam pembelajaran kooperatif ini siswa dituntut berperan

aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kerangka pemikirannya dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran PROSES

INPUT

Proses belajar di kelas

Metode pembelajaran kurang bervariasi

Siswa merasa bosan dan jenuh

Penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw

Motivasi belajar siswa rendah

Motivasi belajar siswa meningkat

(33)

commit to user

17 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011 yang beralamat di Jl. Kolonel Sutarto No. 188

Surakarta.

2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan

tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan

instrumen penelitian, seminar proposal, dan pengajuan perijinan penelitian.

Tahap ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Juni 2010.

b. Tahap Penelitian

Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan, yaitu

pengambilan data yaitu pelaksanaan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Tahap

ini dilaksankan pada bulan Agustus 2010.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan penyusunan laporan.

Tahap ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan selesai.

B. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan oleh peneliti

berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memperbaiki dan mencari

solusi dari persoalan nyata dan praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di

kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang

(34)

commit to user

secara garis besar terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakkan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke

langkah semula. Pelaksanaannya dalam satu siklus di mulai dari tahap

penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.

Bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal, tetapi harus

selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, kegiatannya dapat

berlangsung berkali-kali karena yang akan diajarkan ada beberapa sehingga dapat

merupakan siklus berkesinambungan, dapat dilihat pada Gambar 2 (Arikunto, dkk

2008: 20-21).

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

[image:34.612.137.504.189.591.2]

?

Gambar 2. Skematik Kegiatan Inti Penelitian (Arikunto,dkk 2008: 16)

Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini merupakan permasalahan

yang dihadapi, dirasakan atau dihayati oleh guru dan peneliti di kelas yang

bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada pada saat berlangsungnya proses

pembelajaran di kelas. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses kegiatan

(35)

commit to user

19

dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang

bersangkutan. Tindakan yang dilakukan pada penelitian berupa penggunaan

pembelajaran kooperatif jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data informasi

tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif. Aspek kualitatif berupa catatan

lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi berdasarkan lembar

observasi, wawancara dengan guru dan siswa serta memberikan angket yang

menggambarkan kegiatan pembelajaran oleh siswa di dalam kelas. Data penelitian

dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi:

a. Informasi siswa dan guru.

b. Tempat dan proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

c. Dokumentasi atau arsip, yang antara lain berupa silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, dan buku referensi mengajar.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari observasi langsung terhadap kegiatan pembelajaran,

dokumentasi, angket, dan wawancara atau diskusi. Secara lengkap teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu langkah sangat baik untuk memperoleh data

tentang pribadi dan tingkah laku setiap individu anak didik. Metode observasi

dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar

siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Lembar observasi yang digunakan

akan diisi oleh pengamat berdasarkan pengamatan yang dilakukan serta item-item

pernyataan yang disesuaikan dengan hal-hal yang akan dinilai.

b. Angket

Angket diberikan pada siswa untuk mengambil data tentang motivasi

belajar siswa. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian adalah bentuk

(36)

commit to user

kolom yang telah disediakan. Prosedur pemberian tiap item berdasarkan sikap

siswa terhadap pelajaran biologi. Kisi-kisi angket motivasi belajar siswa dalam

[image:36.612.132.506.178.630.2]

pembelajaran biologi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa

Konsep Aspek Indikator

Motivasi belajar

yaitu daya

penggerak yang

menimbulkan

kegiatan belajar,

yang menjamin

kelangsungan dari

kegiatan belajar

siswa dan

memberikan arah

dalam kegiatan

belajar, sehingga

tujuan

pembelajaran

dapat tercapai.

(Sardiman,

2007:75)

Adanya daya

penggerak dari

dalam diri siswa

Perhatian

terhadap

pelajaran biologi.

Keinginan untuk

melakukan

kegiatan belajar.

(Sardiman, 2007:

75-76)

1. Ada kemampuan untuk bertanya

dan meningkatkan kualitas belajar

jika menemui kesulitan.

2. Adanya usaha untuk mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan guru.

3. Merasa rugi jika tidak dapat

mengikuti pelajaran biologi.

(Sardiman, 2007 : 83)

1. Semangat untuk memperhatikan

pelajaran dengan baik.

2. Mempelajari biologi dari berbagai

sumber.

3. Mengerjkan ulangan tanpa bantuan

orang lain.

(Sardiman, 2007 : 83)

1. Mempelajari kembali, materi dari

guru.

2. Belajar biologi dengan

sungguh-sungguh.

3. Bertanya pada guru jika merasa

belum jelas.

(37)

commit to user

21

Teknik penilaian atau pemberian skor mengacu pada Sudjana (1991:81)

[image:37.612.131.508.160.457.2]

yang disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Teknik Penilaian

Pernyataan Sangat

setuju

Setuju Kurang

Setuju

Tidak

Setuju

Sangat

Tidak Setuju

Pernyataan positif 5 4 3 2 1

Pernyataan negative 1 2 3 4 5

Menurut Mulyasa (2006:101) bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dan

berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta

didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses

pembelajaran disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat

belajar yang besar, dan rasa percaya diri. c. Wawancara

Wawancara erat kaitannya dengan proses observasi. Wawancara

dilakukan dengan guru dan siswa yang bertujuan untuk mengadakan informasi

balikan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Wawancara yang

dilakukan sadalah wawancara bebas dan dilakukan secara informal kepada guru

dan siswa yang dianggap mewakili. Waktu dan tempat wawancara dilakukan

untuk mendapat masukan yang mendalam setiap proses pembelajaran yang dapat

dijadikan refleksi untuk perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya.

d. Kajian Dokumentasi

Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan

dalam proses pembelajaran, misalnya dalam penelitian ini adalah silabus, presensi

siswa dan buku ajar yang digunakan.

D. Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini merupakan teknik

analisa diskriptif kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis

Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu

(38)

commit to user

Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian

singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data

dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan

informasi secara sistematik dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.

Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat

keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematis

dan perlu diberi makna.

E. Pemeriksaan Validitas Data

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau

kesahihan suatu data. Suatu informasi yang digunakan sebagai data penelitian

perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan

dan dapat mewakili atau mencakup aspek-aspek yang ingin diteliti yang nantinya

dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik suatu kesimpulan.

Teknik yang digunakan untuk menjaga kevalidan data dalam penelitian

digunakan teknik triangulasi. Menurut Moleong (2002:178) teknik triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

di luar data itu untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data.

Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Jenis triangulasi

metode dilakukan dengan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian dari beberapa teknik pengumpulan data. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan metode pengumpulan data yang berupa wawancara, observasi

selama KBM berlangsung dan angket. Adapun skema triangulasi dapat dilihat

(39)

commit to user

[image:39.612.137.509.107.458.2]

23

Gambar 3. Skema Triangulasi Metode Penelitian

F. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah penelitian yang digunakan berupa model

spiral (Sukardi, 2001: 214-215). Perencanaan menggunakan sistem spiral refleksi

diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan

kembali merupakan suatu dasar untuk pemecahan masalah. Langkah-langkah

operasional penelitian meliputi tahap persiapan, perencanaan, tindakan,

pengamatan, refleksi. Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan

Tahap Perencanaan merupakan tahap penentuan materi pembelajaran

yaitu Ciri-ciri Mahkluk Hidup dan Klasifikasi Mahkluk Hidup, dilakukan

penyusunan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran. Silabus yang digunakan mengacu pada Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembuatan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dilakukan dengan mengacu pada penerapan Pembelajarn

kooperatif Jigsaw. Instrumen penelitian juga disusun pada tahap ini yaitu angket,

lembar observasi motivasi belajar siswa serta pedoman wawancara bagi guru dan

siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan pembelajaran

kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan Ciri-ciri Mahkluk Hidup dan Klasifikasi

Mahkluk Hidup. Pembelajaran dimulai, guru memberikan pengarahan tentang

pembelajaran kooperatif Jigsaw, menjelaskan materi secara garis besar, Wawancara

Data Angket Siswa

(40)

commit to user

pembagian kelompok, dan membagikan materi diskusi. Kegiatan dilanjutkan yaitu

diskusi kelompok asal dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok ahli. Tahap

selanjutnya dengan persentasi masing-masing kelompok. Guru memberikan

kesimpulan dan sebagai evaluasi diadakan post test serta pengisian angket

motivasi belajar oleh siswa.

c. Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran

dengan penerapan pembelajarn kooperatif Jigsaw. Kegiatan pada tahap ini adalah

mengamati, mencatat serta mendokumentasikan aktivitas siswa selama

pembelajaran berlangsung. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi

terfokus yaitu maksud dan sasaran observasi telah ditentukan sebelumnya.

Lembar observasi digunakan untuk mempermudah mengamati setiap indikator

yang diukur. Pengisisan angket motivasi belajar oleh siswa yang digunakan

sebagai data sekunder juga dilakukan pada tahap ini.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interprestasi dan evaluasi atas

informasi yang diperoleh dari hasil observasi kegiatan belajar mengajar dan

motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran. Data yang telah terkumpul

dalam kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis dan diinterpretasi atau diberi

makna sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah

mencapai tujuan.

Kegiatan refleksi diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas agar

tindakan yang dilakukan dapat dievaluasi keefektifannya. Hasil dari refleksi

digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Penelitian dapat dihentikan

apabila target yang diukur telah tercapai, sebaliknya apabila target yang diukur

belum tercapai dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya dengan melakukan

(41)

commit to user

25

Pengamatan

Pengamatan terhadap motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Evaluasi

Evaluasi motivasi belajar siswa melalui angket, lembar observasi,

dan wawancara siswa. Penerapan pembelajaran Pelaksanaan kooperatif Jigsaw

Perencanaan

Rancangan perbaikan dari refleksi siklus I Penyusunan instrumen pembelajaran: angket motivasi belajar biologi siswa , silabus, RPP untuk Siklus II, lembar observasi, dan pedoman wawancara.

Refleksi

Menganalisis proses dan dampak pelaksanaan tindakan, serta melihat ketercapaian indikator

Pelaksanaan

Penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw

.

Tindak Lanjut

Perbaikan pembelajaran oleh guru Biologi setelah penelitian.

Pengamatan

Pengamatan terhadap motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Evaluasi

Evaluasi motivasi belajar siswa melalui angket, lembar observasi, dan wawancara siswa.

[image:41.612.99.557.112.624.2]

Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

(Sumber: Sukardi, 2001: 215) Refleksi

Menganalisis proses dan dampak

pelaksanaan tindakan, jika

indikator belum tercapai

diteruskan siklus II

Perencanaan

(42)
(43)

commit to user

26 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Data Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 16 Surakarta yang beralamat di

Jalan Kolonel Sutarto No. 188 Surakarta. Kepala Sekolah yang sedang memimpin

adalah Drs. M. Amir Khusni, MM. SMP Negeri 16 Surakarta pada tahun ajaran

2010/2011 memiliki 15 kelas yang terbagi menjadi 5 kelas VII, 5 kelas kelas VIII,

dan 5 kelas IX.

2.

Data dan Deskripsi Kelas

Penelitian tindakan kelas dilakukan di kelas VII D SMP Negeri 16 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011 dengan wali kelas Dra. Sri Sumarsih. Jumlah siswa di

kelas VII D adalah 34 siswa dengan 15 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

Secara umum, ruang kelas VII D berukuran 7x8 m

2

, lantainya berupa ubin berwarna

putih dengan dinding yang bercat kuning gading. Ruang kelas tersebut terdapat 1

buah pintu, 8 ventilasi dan 6 jendela kaca di sisi kanan dan 8 jendela kaca di sebelah

kiri. Deretan meja paling depan terdapat satu meja guru dan sebuah kursi guru. Buku

presensi siswa dan jurnal kegiatan mengajar tertata dengan rapi di atas meja guru.

Sebuah

whiteboard

terletak di depan kelas, dan juga terdapat satu buah papan tulis

hijau yang berada disisi kiri. Papan sebelah kiri digunakan sebagai papan

pengumuman dan menulis absensi kelas. Perkembangan akademik siswa kelas VII D

mempunyai kemampuan yang baik meskipun motivasi belajar biologi siswa masih

kurang. Siswa kelas VII D juga memiliki kepribadian yang cukup baik dan ramah,

hubungan antar siswa terjalin dengan baik sehingga tercipta sistem kerjasama kelas

yang kompak. Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan diruang kelas,

(44)

commit to user

B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di kelas VII D

SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran Biologi masih rendah, rata-rata motivasi belajar

siswa sebesar 54,24%.Persentase tersebut didapat dari hasil perhitungan data lembar

observasi dalam satu kali pertemuan yang terdiri dari 2x40 menit. Persentase motivasi

belajar siswa pra siklus berdasarkan lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Persentase Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus Berdasarkan Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

ASPEK INDIKATOR Persentase

Tiap Indikator (%) Persentase Rata-Rata Tiap Aspek (%)

1. Adanya daya

penggerak dari

dalam diri siswa

Aktif dalam diskusi kelompok

0

60,78

Mengerjakan tugas dari guru

82,35

Hadir dalam pembelajaran

100

2.

Perhatian

terhadap pelajaran

biologi

Memperhatikan penjelasan dari

guru

55,88

61,76

Membawa buku pegangan dan

referensi biologi

67,64

Mengerjakan ulangan tanpa

melihat jawaban teman

61,76

3.

Keinginan untuk

melakukan

kegiatan belajar

Mencatat penjelasan dari guru

64,70

40,19

Mengemukakan pendapat saat

diskusi

26,47

Bertanya

mengenai

hal-hal

yang belum jelas

29,41

Rata-rata

54,24

Berdasarkan Tabel 6

diketahui bahwa rata-rata aspek motivasi belajar siswa

[image:44.612.115.528.216.650.2]
(45)

commit to user

28

persentase tertinggi adalah aspek perhatian terhadap pelajaran yaitu siswa yang

memperhatikan penjelasan dari guru, membawa buku referensi, dan mengerjakan

ulangan tanpa melihat jawaban teman dengan persentase 61,76%. Aspek daya

penggerak dari dalam diri siswa berada pada urutan tengah yaitu siswa yang aktif

dalam diskusi kelompok, mengerjakan tugas dari guru, dan hadir dalam pembelajaran

biologi dengan persentase 60,78%. Aspek keinginan untuk melakukan kegiatan

belajar menempati urutan terendah yaitu siswa mencatat penjelasan dari guru,

mengemukakan pendapat saat diskusi, dan bertanya mengenai hal-hal yang belum

jelas dengan persentase 40,19%. Rendahnya keinginan untuk melakukan kegiatan

belajar dapat disebabkan karena siswa kurang terlibat dalam kegiatan yang dapat

meningkatkan keinginan untuk melakukan kegiatan yaitu keinginan untuk mencatat,

mengemukakan pendapat, dan bertanya. Pembelajaran yang diterapkan guru pada saat

observasi pra siklus belum mampu mengoptimalkan motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran. Persentase motivasi belajar siswa dalam bentuk diagram berdasarkan

lembar observasi dapat dilihat pada Gambar 5.

0 10 20 30 40 50 60 70

1 2 3

P

er

se

n

ta

se

(

%

)

Rata-rata Motivasi Tiap Aspek

Keinginan untuk melakukan kegiatan belajar

Perhatian terhadap pelajaran biologi

Adanya daya penggerak dari dalam diri siswa

[image:45.612.115.527.213.620.2]
(46)

commit to user

Data mengenai motivasi belajar siswa selain diperoleh dari hasil observasi,

juga diperoleh dari angket. Rincian besarnya motivasi belajar siswa setiap indikator

berdasarkan perhitungan angket dapat dilihat pada Tabel 7. Data dari angket

digunakan sebagai data sekunder yang digunakan untuk menunjang data hasil

observasi. Angket dibagikan kepada setiap siswa untuk diisi sehingga dapat diketahui

tingkat motivasi belajar siswa menurut sudut pandang siswa sendiri. <

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
Tabel 1.  Perbedaan  Empat Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan
Gambar 2. Skematik Kegiatan Inti Penelitian (Arikunto,dkk 2008: 16)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa jenis mineral magnetik yang dominan pada sampel guano Gua Solek dan Gua Rantai melalui analisa dengan kurva saturasi IRM

[r]

Saat ini Indonesia telah menerapkan sistem kurs mengambang bebas dimana tidak ada lagi intervensi di pasar valuta asing dengan menggunakan cadangan devisa, namun pada

Masalah bantuan logistik yang kompleks dapat dikelompokkan menjadi bagian-bagiannya sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.[5] Metode PHA telah

pasar kabupaten, produk mereka kalah bersaing dengan beras kilang sehingga penggilingan desa hanya menyalurkan beras ke pengecer local dan pihak-pihak yang telah mengadakan

Keungulan alat tangkap berdasarkan aspek teknis seperti terlihat pada Tabel 6.. Sesuai dengan kriteria yang digunakan menunjukkan bahwa purse seine adalah alat

KLASIFIKASI PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT PENGALAMAN KERJA DAN PENDIDIKAN TERAKHIR YANG DITAMATKAN , AGUSTUS 2010. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

1. Keaslian citra dengan kompresi yang berbeda. Dengan ELA mampu mendeteksi manipulasi citra. Sebuah gambar JPEG dengan kualitas akan menghasilkan hasil ELA putih yang