ABSTRAK
▸ Baca selengkapnya: program kerja seksi organisasi persit
(2)ABSTRACT
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Metode Penelitian ... 8
1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
2.1 Perempuan ... 12
2.2 Organisasi Perempuan ... 14
2.3 Kongres Perempuan ... 19
2.4 Persatuan Istri Tentara (Persit) ... 21
2.5 Penelitian Terdahulu. ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Metode Penelitian ... 26
3.2 Persiapan Penelitian ... 30
3.2.1 Pengajuan Tema Penelitian ... 30
3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 30
3.2.3 Proses Bimbingan ... 32
3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 33
3.3.2 Kritik Sumber... 35
3.3.2.1 Kritik Eksternal ... 35
3.3.2.2 Kritik Internal ... 37
3.3.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi) ... 38
3.3.4 Laporan Hasil Penelitian (Historiografi) ... 39
BAB IV PERSATUAN ISTRI TENTARA DISI SILIWANGI TAHUN 1946-1950 ... 42
4.1 Pembentukan Tentara Divisi Siliwangi Dan Organisasi Persit Divisi Siliwangi ... 42
4.1.1 Latar Belakang Terbentuknya Divisi Siliwangi ... 42
4.1.2 Terbentuknya Organisasi Persit Divisi Siliwangi ... 46
4.2 Organisasi Persit Divisi Siliwangi Selama Perang Kemerdekaan Tahun 1946- 1949 ... 51
4.2.1 Peranan Organisasi Persit Dalam Membantu Para Pejuang di Bidang Kesehatan ... 51
4.2.2 Peranan Organisasi Persit Dalam Dapur Umum dan Kurir ... 59
4.2.3 Anggota PersitDalam Hijrah Maupun Long march ... 64
4.3 Kiprah Anggota Persit Divisi Siliwangi Dalam Kongres... 79
4.3.1 Kongres Persit Pertama di Semarang ... 79
4.3.1.1 Penyempurnaan Susunan Organisasi Persit ... 79
4.3.1.2 Keputusan-keputusan Dalam Kongres Di Semarang ... 90
4.3.2 Kongres Persit Kedua di Bandung ... 96
4.3.2.1 Hal-hal Yang Diputuskan Dalam Kongres ... 96
4.3.2.2 Tindak Lanjut Keputusan Kongres ... 103
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 106
5.1 Simpulan ... 106
5.2 Saran ... 108
DAFTAR PUSTAKA ... 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN
dilakukan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Perkembangan
Organisasi Persatuan Istri Tentara Divisi Siliwangi (kajian Historis Dari Tahun
1946-1951). Metode yang digunakan adalah metode historis, dan untuk teknik
penelitian, penulis menggunakan studi literatur dan studi dokumentasi. Sedangkan
untuk pendekatannya peneliti menggunakan pendekatan multidisipliner.
3.1 Metode Penelitian
Metode merupakan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis
dalam melakukan penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan
objek (bahan-bahan) yang diteliti (Sjamsuddin, 2007: 13). Metode yang
digunakan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah metode historis dengan
studi literatur dan studi dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Metode
historis dipilih sebagai metodologi penelitian karena tulisan ini merupakan kajian
sejarah yang data-datanya diperoleh dari jejak-jejak yang ditinggalkan dari suatu
peristiwa masa lampau. Sementara itu, menurut Wood Gray yang dikutip oleh
Sjamsuddin (2007: 96) dikemukakan bahwa paling tidak ada enam tahap yang
harus ditempuh dalam penelitian sejarah, yaitu:
1. Memilih suatu topik yang sesuai.
2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik.
3. Membuat catatan apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik
yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung.
4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik
sumber).
5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang
6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan
mengkomunikasikannya kepada pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas
mungkin.
Sedangkan metode historis menurut Ismaun (2005: 32) dijabarkan menjadi
empat langkah kerja penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan
historiografi. Adapun langkah-langkah penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan merujuk pada metode historis menurut Ismaun
sebagai berikut :
1. Heuristik
Heuristik adalah kegiatan dalam mengumpulkan dan mencari sumber yang
berhubungan dengan penelitian. Seperti dipaparkan oleh carrard yang dikutip
oleh Sjamsudin (2007: 86) menjelaskan bahwa heuristik adalah sebuah kegiatan
mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah atau
evidensi sejarah.
Usaha-usaha yang dilakukan dalam kegiatan pencarian serta pengumpulan
sumber-sumber mengenai Organisasi Persit ini yakni dengan mencari sumber
tulisan, browsing internet dan sumber tertulis lainnya yang relevan untuk
pengkajian permasalahan yang akan dikaji. Dalam penelitian ini sumber berupa
sumber tulisan terdapat dalam buku-buku, arsip, jurnal dan internet yang
berhubungan dengan organisasi perempuan khusunya organiasai Persit dari tahun
1946-1951.
2. Kritik dan analisis sumber
Setelah penulis mendapatkan berbagai sumber yang dianggap relevan
dengan permasalahan yang dikaji, tahap selanjutnya adalah peneliti melakukan
penilaian dan mengkritisi sumber-sumber yang telah ditemukan tersebut baik dari
buku, dokumen, internet, sumber tertulis, dokumen dan hasil dari penelitian serta
sumber lainnya. Menurut Sjamsuddin (2007: 131) seorang sejarawan tidak akan
menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber yang
diperoleh. Melainkan ia harus menyaringnya secara kritis, terutama terhadap
sumber pertama, agar terjaring fakta-fakta yang menjadi pilihannya. Sehingga dari
dalam tahap heuristik dapat menjadi sumber yang digunakan oleh peneliti, tetapi
harus disaring dan dikritisi terlebih dahulu keotentikan sumber tersebut.
Ismaun (2005: 48) menambahkan bahwa dalam tahap inilah timbul kesulitan
yang sangat besar dalam penelitian sejarah. Hal tersebut karena kebenaran sejarah
itu sendiri tidak dapat didekati secara langsung dan sifat sumber sejarah juga tidak
lengkap serta kesulitan menemukan sumber-sumber yang diperlukan dan dapat
dipercaya. Sehingga agar penulis mendapatkan sumber-sumber yang dapat
dibercaya, relevan dan otentik, maka peneliti harus melakukan kritik eksternal dan
kritik internal terhadap sumber-sumber tersebut.
Kritik eksternal menurut Helius Sjamsuddin adalah cara melakukan
verifikasi atau cara pengujian terhadap aspek-aspek “luar” dari sumber sejarah.
Aspek-aspek luar tersebut bisa diuji dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: kapan
sumber itu dibuat?, dimana sumber itu dibuat?, siapa yang membuat?, dari bahan
apa sumber itu dibuat? dan apakah sumber itu dalam bentuk asli atau tidak?.
Sedangkan untuk kritik internal menurut Ismaun (2005: 50) adalah kritik yang
bertujuan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya,
kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Isinya dinilai dengan
membandingkan kesaksian di dalam sumber dengan
kesaksian-kesaksian dari sumber lain. Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh mana dapat
dipercaya) diadakan penilaian intrinsik terhadap sumber dengan mempersoalkan
hal-hal tersebut. kemudian dipungutlah fakta-fakta sejarah melalui perumusan
data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap evidensi-evidensi dalam
sumber.
3. Interpretasi
Setelah melalui kritik sumber, tahapan penelitian selanjutnya adalah
Interpretasi. Interpretasi merupakan langkah selanjutnya setelah dilakukan kritik
dan analisis sumber. Pada tahap interpretasi, penulis menafsirkan keterangan yang
diperoleh dari sumber sejarah berupa fakta-fakta yang terkumpul dari
sumber-sumber primer maupun sekunder dengan cara menghubungkan dan
merangkaikannya sehingga tercipta suatu fakta sejarah yang sesuai dengan
Interpretasi sejarah atau yang biasa disebut juga dengan analisis sejarah.
Tahapan ini merupakan tahapan di mana penulis melakukan sintesis atas sejumlah
fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah. Selanjutnya bersama-sama
dengan kajian pustaka disusunlah fakta itu dalam suatu interpretasi yang
menyeluruh. Dalam hal ini ada dua metode yamg digunakan yaitu analisis berarti
menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan. Keduanya dipandang sebagai
metode utama di dalam interpretasi (Kuntowijoyo, 2003: 100).
Dalam interpretasi dikenal adanya subjektivitas dari sejarahwan untuk
menfsirkan sumber. Menurut Kuntowijoyo (2003: 101) mengemukakan bahwa:
interpretasi atau penafsiran sering disebut juga sebagai sumber subjektivitas yang sebagian bisa benar, tetapi sebagiannya salah. Dikatakan demikian menurutnya bahwa benar karena tanpa penafsiran sejarawan data yang sudah diperoleh tidak bisa dibicarakan. Sedangkan salah karena sejarawan bisa saja keliru dalam menafsirkan data-data tersebut.
Gottschalk dikutip Ismaun (2005: 56) menambahkan bahwa interpretasi atau
penafsiran sejarah itu memiliki tiga aspek penting, sebagai berikut:
Pertama, analisis-kritis yaitu menganalisis stuktur intern dan pola-pola hubungan antar fakta-fakta. Kedua, historis-substantif yaitu menyajikan suatu uraian prosesual dengan dukungan fakta-fakta yang cukup sebagai ilustrasi suatu perkembangan. Sedangkan Ketiga adalah sosial-budaya yaitu memperhatikan manifestasi insani dalam interaksi dan interrelasi sosial-budaya.
Adapun pendekatan yang digunakan penulis untuk mengkaji permasalahan
dalam skripsi ini adalah pendekatan interdisipliner dengan menggunakan
konsep-konsep dari ilmu sosioogi dan ilmu politik.
4. Historiografi
Bagian ini merupakan tahap akhir dalam penulisan sejarah. Pada tahap ini
penulis menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tulisan dengan cara menyusun
dalam bentuk tulisan dengan gaya bahasa yang sederhana serta menggunakan tata
bahasa dan penulisan yang baik serta benar, hal ini dilakukan setelah melewati
tahap pengumpulan dan penafsiran sumber-sumber sejarah pada tahap
sebelumnya. Fakta-fakta yang penulis peroleh disajikan menjadi satu kesatuan
tulisan dalam skripsi yang berjudul Perkembangan Organisasi Persatuan Istri
3.2 Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian merupakan titik awal dari suatu tahapan penelitian yang
harus dipersiapkan dengan matang. Tahap ini dilakukan dengan beberapa langkah
yaitu tahapan penentuan dan pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan
penelitian serta bimbingan.
3.2.1 Pengajuan Tema Penelitian
Tahap ini merupakan tahap yang paling awal dalam melaksanakan suatu
penelitian. Pada tahap ini penulis melakukan proses memilih dan menentukan
topik yang akan dikaji. Penentuan tema dan judul skripsi ini dipengaruhi oleh
ketertarikan penulis terhadap mata kuliah Sejarah Lokal, Sejarah Pergerakan
Nasional Indonesia, Sejarah Revolusi Indonesia dan Sejarah Sosial mata kuliah
yang pernah diikuti oleh penulis. Berdasarkan alasan tersebut, penulis merasa
tertarik untuk menulis sebuah skripsi yang bertemakan tentang sejarah Indonesia,
khususnya tentang sebuah organisasi sosial yang ada dalam pembabakan sejarah
Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut penulis mengambil tema mengenai organisasi
perempuan. Walaupun telah banyak peneliti lain yang menulis tentang organisasi
perempuan, tetapi jarang yang membicarakan tentang peranan para istri tentara di
saat suaminya melaksanakan tugas. Oleh sebab itu penulis memiliki ide untuk
mengungkap kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh para istri tentara
pada saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1946-1951.
Ide tersebut penulis tuangkan dalam sebuah proposal penelitian. Setelah
melakukan konsultasi dengan sekretaris TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan
Skripsi) ternyata penelitian tentang Persit Divisi Siliwangi dilingkungan Jurusan
pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia, belum pernah ada yang
menulis. Setelah peneliti memperbaiki proposal tersebut dan mengajukannya ke
TPPS, maka pada tanggal 11 September 2013 penulis mempresentasikannya
kembali dalam Seminar Skripsi.
3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan kerangka dasar dalam suatu penelitian.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah pada semester 6. Dan pada saat itu, rancangan ini
masih berbentuk tugas namun mengenai proposal penelitian sejarah. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, bahwa tugas proposal tersebut kemudian diajukan kepada
TPPS untuk dapat diikutsertakan dalam Seminar Skripsi dengan judul ”Peranan
Persatuan Istri Prajurit Divisi Siliwangi Dalam Peristiwa Long March Tahun
1948-1949”. Adapun rancangan penelitian ini mencakup judul penelitian, latar
belakang masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian,
sistematika penelitian dan daftar pustaka.
Dalam seminar skripsi yang berlangsung pada tanggal 11 September 2013,
penulis memperoleh banyak masukan baik dari para dosen yang hadir pada saat
itu, para dosen menyarankan untuk berkonsultasi dengan calon pembimbing satu.
Selanjutnya penulis menghubungi calon pembimbing satu Dra. Murdiyah
Winarti, M.Hum yang pada waktu seminar berhalangan hadir Pembimbing satu
menyarankan untuk memperluas kajian penelitian. Setelah beberapa kali penulis
berkonsultasi dengan calon pembimbing satu, akhirnya ada titik temu judul yang
akan ditulis. Judul awal penelitian yaitu Peranan Persatuan Istri Prajurit Divisi
Siliwangi dalam Peristiwa Long March Tahun 1948-1949 berubah menjadi
Perkembangan Organisasi Persatuan Istri Tentara Divisi Siliwangi Tahun
1946-1951. Setelah itu beliau menyarankan untuk berkonsultasi dengan Bapak Drs. H.
Ayi Budi Santosa, M.Si selaku ketua TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan
Skripsi). Setelah berkonsultasi dengan Bapak Ayi, penulis diberikan saran untuk
menambah sumber termasuk sumber jurnal dan penelitian terdahulu.
Beberapa hari setelah Seminar Skripsi dilakukan, penulis mengajukan
kembali proposal yang telah direvisi kepada TPPS untuk mendapatkan SK (Surat
Keputusan). Kemudian panitia TPPS memberikan SK penunjukkan dosen
pembimbing I dan dosen pembimbing II pada tanggal 21 Oktober 2013 dengan
nomor 07/TPPS/JPS/201. Dalam SK tersebut tercantum judul penelitian, yaitu
Perkembangan Organisasi Persatuan Kaum Ibu Tentara (PKIT) Divisi Siliwangi
3.2.3 Proses Bimbingan
Bimbingan merupakan suatu kegiatan konsultasi yang dilakukan oleh
penulis dengan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II dalam
menyelesaikan permasalahan selama penelitian. Proses bimbingan sudah
dilakukan sebelum peneliti memperoleh SK penunjukkan pembimbing pada
tanggal 21 Oktober 2013 dengan nomor SK 07/TPPS/JPS/2013. Berdasarkan SK
tersebut, dosen pembimbing terdiri dari dua orang yaitu ibu Dra. Murdiyah
Winarti, M.Hum sebagai pembimbing I dan Drs. H. Ayi Budi Santosa, M. Si
sebagai pembimbing II.
Proses bimbingan sangat diperlukan oleh penulis untuk membantu dalam
menentukan kegiatan penelitian, fokus penelitian serta proses penelitian skripsi
ini. Proses ini memfasilitasi penulis untuk berdiskusi dengan pembimbing I dan
pembimbing II mengenai permasalahan yang dihadapi selama penelitian. Manfaat
yang penulis peroleh selama proses bimbingan adalah mengetahui kelemahan dan
kekurangan dalam penelitian skripsi ini serta diarahkan untuk konsisten terhadap
fokus kajian.
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian merupakan tahapan berikutnya setelah penulis
merancang dan mempersiapkan penelitian. Dalam penelitian skripsi ini, penulis
melakukan empat tahap penelitian, sebagai berikut:
3.3.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)
Pada tahap ini, penulis mulai mencari dan mengumpulkan sumber yang
relevan dengan kajian penelitian. Berkaitan dengan penelitian ini proses heuristik
yang dilakukan penulis sudah dimulai kurang lebih sejak bulan oktober 2012.
Karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini berawal
dari tugas proposal pada mata kuliah Seminar Penulisan Karya Tulis Ilmiah,
sehingga sejak saat itu penulis mulai mencari sumber-sumber tertulis berupa buku
yang berhubungan dengan organisasi Persit. Tidak hanya itu, penulis juga mulai
mencari jurnal ilmiah, dokumen, skripsi maupun artikel internet yang relevan
Dalam pencarian sumber-sumber, penulis mendatangi beberapa
perpustakaan dan toko buku. Adapun perpustakaan yang dikunjungi adalah:
Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Perpustakaan
Batu Api Jatinangor, Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat, Perpustakaan
Universitas Indonesia di Depok, Perpustakaan Militer Angkatan Darat Bandung
dan Perpustakaan Nasional di Jakarta. Selain itu penulis mencari sumber
diberbagai toko buku yang ada di Bandung seperti toko buku Palasari, toko buku
di Jalan Dewi Sartika, toko buku Gramedia dan lain-lain.
Untuk menambah sumber penelitian, penulis mengunjungi pusat arsip
Dinas Sejarah Militer Angkatan Darat Bandung yang berada dijalan Kalimatan
untuk mendapatkan dokumen-dokumen penting mengenai Persit. Adapun
penjelasan mengenai penemuan sumber-sumber tersebut penulis paparkan sebagai
berikut:
1. Perpustakan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penulis mendapatkan
beberapa buku, di antaranya metodologi Sejarah karya Kuntowijoyo, buku
karya Amitai Etzioni yang berjudul Organisasi-Organisasi Modern dan
Sejarah Perempuan Indonesia Gerakan dan Pencapaian karya Vreede.
2. Perpustakaan Batu Api Jatinangor. Penulis melakukan penelusuran yang
intensif di Perpustakaan ini, dari awal pencariaan data untuk proposal skripsi
Juni 2013 sampai pada saat proses mengerjakan skripsi saat ini, April 2014.
Buku-buku yang ada sangat menunjang terhadap kajian yang sedang penulis
lakukan, penulis banyak mendapatkan sumber tentang Organiasi perempuan
dan kajian mengenai perempuan. Buku-buku yang diperoleh diantaranya
adalah: buku Kajian Wanita Dalam Pembangunan Karya T.O Ihromi dan
buku Kongres Perempuan Pertama Karya Blackburn.
3. Perpustakaan Nasional di Jakarta. Penulis mengunjungi perpustakaan tersebut
pada bulan Februari 2014. di sini penulis menemukan beberapa koran yang
mengkaji peranan perempuan, di antaranya: Soeloeh Merdeka (23 Maret
1946) berjudul Peringatan Hari lahir R.A Kartini di Djokdja, Soeloeh
Merdeka (23 Maret 1946) berjudul Kaoem Wanita Insaflah Akan
Wanita Mesti Bersifat Timoer, Soeloeh Merdeka (18 Maret 1946) berjudul
Perwari Mengoendjoengi Korban-korban Pertempuran, Soeloeh Merdeka
(12 April 1946) berjudul Kaoem Wanita Harus Mendjadi Kawan Kaoem
Laki-laki, Soeloeh Merdeka (19 Maret 1946) berjudul Boeng Karno: Kita
boekan Hanya Menghadapi Moesoeh, Melainkan djoga Penyoesoenan
Negara Merdeka Abadi, Soloeh Merdeka (19 Februari 1946) berjudul Wanita
dalam laskar Boeroeh, dan Soeloeh Merdeka (21 Maret 1946) berjudul
Wanita Indonesia Bersiap.
4. Dinas Sejarah Militer Angkatan Darat di Bandung, penulis mendapatkan
dokumen yang terkait dengan organisasi Persit, di antaranya dokumen tahun
1950 Sejarah Singkat Berdirinya Persit, tahun 1951 mengenai Organisasi
Persit dan Kongres-Kongres serta tahun 1972 mengenai Sejarah Persit
Kartika Candra Kirana 1945-1950.
5. Pada bulan Agustus 2013 penulis mengunjungi Toko Buku di Jalan Dewi
Sartika Bandung, di toko buku ini penulis mendapatkan beberap sumber
buku, yaitu buku yang ditulis oleh Dra. Hj. Irna H.N Hadi Soewito yang
berjudul Seribu Wajah Wanita Pejuang Dalam Kancah Revolusi 45.
6. Pada bulan September 2013 penulis mengunjungi Toko Buku Palasari
Bandung, di toko buku tersebut penulis mendapatkan buku M.C Ricklef
mengenai Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Pada bulan yang sama
mengunjungi Perpustakaan TNI-AD di Jl. Kalimantan penulis mendapatkan
buku yang berjuldul Siliwangi Dari Masa Ke Masa, buku ini sangat penting
karena berkaitan dengan perjuangan Divisi Siliwangi dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
7. Pada koleksi buku milik pribadi, penulis memiliki beberapa buku yang dapat
dijadikan referensi. Buku-buku tersebut di antaranya: Sarinah Kewajiban
Wanita Dalam Perdjoangan Republik Indonesia Karya Soekarno, buku
Ichtisar Sejarah Pergerakan Nasional (1908-1945) karya Margono, serta
3.3.2 Kritik Sumber
Pada tahap ini penulis berupaya melakukan penilaian dan mengkritisi
sumber-sumber yang telah didapatkan dari buku, dokumen, jurnal, internet,
maupun sumber tertulis lainnya yang relevan. Dalam hal ini, dilakukan uji
keabsahan tentang keaslian (autentisitas) yang dilakukan melalui kritik eksternal,
yaitu dengan cara pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang
digunakan dan keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas) yang ditelusuri
melalui kritik internal, yaitu dengan pengkajian yang dilakukan terhadap isi dari
sumber sejarah tersebut.
3.3.2.1Kritik Eksternal
Kritik eksternal dilakukan guna menilai kelayakan sumber sebelum
mengkaji isi sumber. Penulis melakukan kritik eksternal dengan cara melakukan
penelusuran dan pengumpulan informasi mengenai penulis sumber sebagai salah
satu cara untuk melihat karya-karya atau tulisan lain yang dihasilkannya. Hal
tersebut dilakukan, sebagaimana dikatakan Sjamsuddin (2007: 106) bahwa “mengidentifikasi penulis adalah langkah pertama dalam menegakkan otensitas”. Kritik eksternal terhadap sumber tertulis bertujuan untuk melakukan penelitian
asal-usul sumber terutama yang berbentuk dokumen. Penulis juga melakukan
pemilihan buku-buku yang dianggap relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Buku-buku yang digunakan memuat nama penulis buku, penerbit, tahun terbit,
dan tempat diterbitkannya buku tersebut.
Dalam skripsi ini, langkah pertama yang dilakukan oleh penulis berkaitan
dengan kritik eksternal adalah melakukan kritik terhadap fisik buku itu sendiri.
Fisik yang dimaksud adalah dengan melihat tahun terbit buku, apakah
buku-buku/dokumen tersebut diterbitkan bertepatan ataukah di luar rentang waktu dari
peristiwa yang sedang dikaji. Berdasarkan hasil kritik tersebut, ternyata
buku-buku yang digunakan oleh penulis ada yang tergolong kepada sumber primer
maupun sumber sekunder. Sumber sekunder contohnya adalah buku karya
Sukarno (1963), buku karya Irna H.N Hadi Soewito (2005), buku T.O Ihromi dan
lain-lain. Sumber primer dan sekunder tersebut sangat membantu penulis dalam
Langkah kedua yang dilakukan oleh penulis berkaitan dengan kritik
eksternal ini adalah dengan melihat latar belakang penulis buku. Hal itu dilakukan
dalam rangka menilai apakah si penulis benar-benar kompeten dibidangnya atau
tidak. Contoh kritik eksternal pertama yang berkaitan dengan tahapan ini adalah
buku Tapi Omas Ihromi yang lahir di Pematangsiantar 2 April 1930. Ihromi
adalah seorang antropolog Indonesia. Pada awal tahun 1960-an Ihromi mendapat
kesempatan melanjutkan studinya di Universitas Cornell dan lulus dengan gelar
M.A. Ihromi mengambil gelar M.A. di Universitas Harvard dalam bidang studi
bahasa-bahasa Semit. Ihromi kemudian mengajar di Fakultas Hukum Universitas
Indonesia dan kemudian berhasil mendapatkan gelar doktor dalam bidang
antropologi hukum pada 1978, dengan menulis disertasi dengan judul "Adat
perkawinan Toraja Sa'dan dan tempatnya dalam hukum positip masa kini".
Sebagai seorang pakar hukum adat, Ihromi aktif membela kepelbagaian
adat-istiadat di Indonesia. Ia berpendapat, penyeragaman hukum di Indonesia seperti
yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru hanya akan menimbulkan masalah di
masyarakat. Selain itu, Ihromi juga dikenal sebagai seorang pembela kedudukan
perempuan dalam masyarakat Indonesia. Bersama-sama dengan sejumlah
rekannya Ihromi ikut mendirikan Pusat Kajian Perempuan di Universitas
Indonesia pada 1979.
Kritik eksternal kedua penulis lakukan terhadap buku yang ditulis oleh
Soekarno (1963). Sukarno lahir di Surabaya 6 Juni 1901. Soekarno merupakan
lulusan Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan
mengambil jurusan teknik sipil pada tahun 1921, setelah dua bulan dia
meninggalkan kuliah, tetapi pada tahun 1922 mendaftar kembali dan tamat pada
tahun 1926. Selain itu Soekarno adalah presiden pertama Indonesia. Mengenai
kajian perempuan Soekarno menulis buku yang berjudul Sarinah: Kewajiban
Wanita Dalam Perdjoangan Republik Indonesia. Jika dilihat dari latar belakang
Soekarno, beliau merupakan tokoh sejaman sehingga mengetahui mengenai
peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan RI. Penulis berkeyakinan
Berdasarkan hasil kritik eksternal tersebut, penulis berasumsi bahwa
karya-karya yang ditulis oleh Ihromi dan Soekarno bisa dipergunakan sebagai sumber
untuk mempermudah penulis dalam menjawab berbagai permasalahan dalam
skripsi ini, karena kiprah Soekarno maupun Ihromi di bidang penulisan sejarah
pergerakan dan sosial di Indonesia tidak diragukan.
3.3.2.2 Kritik Internal
Kritik internal dilakukan terhadap aspek “dalam” yaitu isi dari sumber sejarah. Setelah fakta sejarah ditegakkan melaui kritik eksternal, selanjutnya
diadakan evaluasi terhadap sumber tersebut. Melalui kritik internal ini, sejarawan
memutuskan tentang kredibilitas sumber tersebut, yakni apakah sumber itu dapat
diandalkan atau tidak. Kritik internal untuk sumber tertulis dilakukan penulis
dengan melakukan konfirmasi dan membandingkan berbagai informasi dalam
suatu sumber dengan sumber yang lain yang membahas masalah yang serupa.
Selain itu, penulis juga melakukan proses perbandingan antara sumber yang
didapat oleh penulis. Tahap ini bertujuan untuk memilah-milah data dan fakta
yang berasal dari sumber primer dan sekunder yang diperoleh sesuai dengan judul
penelitian. Dalam melakukan kritik internal, penulis mendapatkan data-data yang
berhubungan dengan penelitian yaitu mengenai organisasi Persatuan Istri Tentara
Divisi Siliwangi tahun 1946-1951.
Dalam melakukan kritik internal penulis menganalisis mengenai beberapa
data yang diperoleh, seperti mengenai karakteristik organisasi Persit. Terdapat
perbedaan pendapat mengenai karakteristik organisasi Persit, antara buku Kajian
Wanita Dalam Pembangunan karangan Ihromi dengan buku Persit Kartika Candra
yang berjudul Untaian Bakti Persit Kartika Candra Kirana 1945- 1982. Dalam
bukunya Ihromi menyatakan bahwa organisasi Persit merupakan organisasi yang
tidak dapat dipisahkan dari pengaruh laki-laki (TNI), hal itu menyebabkan Persit
bukan organisasi perempuan yang mandiri. Sedangkan dalam Persit Kartika
Candra, organisasi Persit merupakan organisasi Perempuan yang terbentuk atas
dasar inisiatif para istri tentra tanpa ada komando atau perintah dari tentara
(laki-laki). Penulis mencoba untuk objektif terhadap perbedaan data tersebut dengan
Berdasarkan kritik internal tersebut, penulis mencoba untuk menelaah dan
memahami bagaimana integritas buku-buku tersebut dengan cara
memandingkannya seperti contoh di atas. Sehingga bisa meminimalisir tingkat
subjektivitas penulis buku. Dengan demikian akan diperoleh suatu pemikiran atau
pandangan yang objektif dari setiap data atau sumber yang penulis dapatkan.
3.3.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi)
Dalam kaitannya dengan penelitian skripsi yang berjudul Perkembangan
Organisasi Persatuan Istri Tentara Divisi Siliwangi (kajian Historis Tahun
1946-1951), interpretasi yang dilakukan adalah menafsirkan fakta-fakta yang sudah
diperoleh dari hasil studi literatur. Penulis berusaha memberikan pemaknaan
terhadap fakta yang disusun serta dihubungkan kemudian ditafsirkan. Untuk
mempertajam analisis terhadap permasalahan yang dikaji, maka pada tahap ini
digunakan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner yang digunakan
ialah ilmu sejarah sebagai disiplin ilmu utama dalam mengkaji permasalahan
dibantu oleh ilmu-ilmu sosial lainnya seperti budaya (antropologi) dan sosial
(sosiologi). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai
permasalahan yang dikaji dan mempermudah dalam proses menafsirkan.
Bantuan ilmu budaya sangatlah membantu dalam penulisan skripsi ini,
karena dari ilmu budaya ini penulis dapat mengetahui setereotip masyarakat
Indonesia mengenai perempuan yang perannya terbatas. Hal tersebut sangat
melekat dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga dengan adanya antropologi ini
dapat mempermudah penulis dalam menganalisis hak-hak perempuan dalam masa
itu. Selain itu juga ilmu sosial lainya seperti sosiologi sangatlah membantu karena
ilmu sosiologi. Dari kedua ilmu tersebut, penulis menggunakan beberapa konsep
yaitu organisasi perempuan, emansipasi, dan kongres perempuan. Pemakaian
konsep tersebut membantu penulis dalam menjelaskan tentang perkembangan
organisasi Persit, sehingga dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai
permasalahan yang dibahas.
Pada tahapan ini penulis berusaha menafsirkan setiap fakta dalam penelitian.
dibandingkan dan dihubungkan dengan fakta lain yang diperoleh dari sumber
sekunder baik dari kajian buku dan jurnal yang relevan dengan penelitian. Hal
tersebut dilakukan untuk mengantisipasi sebagian data yang diperoleh tidak
mengalami penyimpangan. Setelah fakta-fakta tersebut dapat diterima dan
dihubungkan dengan fakta lainnya maka rangkaian fakta tersebut diharapkan
dapat menjadi sebuah rekonstruksi yang menggambarkan permasalahan
penelitian.
Contoh interpretasi yang dilakukan oleh penulis, yaitu mengenai pemaknaan
struktur organisasi Persit yang berbeda antara dokumen, buku serta jurnal.
Struktur organisasi Persit yang sesuai dengan TNI AD berdasarkan dokumen dan
buku yang dikeluarkan Persit merupakan suatu kewajaran berbeda halnya dengan
jurnal yang ditulis Darwin (2004: 289), bahwa struktur tersebut merupakan ciri
bahwa perempuan masih di bawah kekuasan laki-laki. Berdasarkan hal tersebut
interpretasi penulis adalah menyatakan bahwa struktur organisasi Persit yang
sesuai dengan TNI AD merupakan suatu cara organisasi Persit agar para
anggotanya dapat aktif berpartisipasi. Penyesuaiaan struktur menuntut istri untuk
aktif dan bersikap baik karena membawa nama suami mereka, meskipun hal
tersebut pula dapat memberikan dampak negatif. Struktur yang disesuaikan dapat
memberikan sedikit membatasi perempuan untuk menentukan kepengurusan
berdasarkan potensi pribadi, bukan berdasarkan jabatan suami.
3.3.4 Laporan Hasil Penelitian (Historiografi)
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian yang memaparkan dan
melaporkan seluruh hasil penelitian dalam bentuk tertulis. Setelah Fakta-fakta
sejarah tersebut disajikan menjadi satu kesatuan tulisan kemudian di susun dalam
Setelah sumber-sumber sejarah ditemukan kemudian dianalisis dan ditafsirkan
pada tahap interpretasi historiografi (penulisan sejarah). Historiografi akan penulis
susun dalam sebuah tulisan berbentuk skripsi dengan judul “Perkembangan
Penyusunan hasil penelitian yang telah diperoleh menjadi satu kesatuan
tulisan sejarah yang utuh, selanjutnya dituangkan dalam sebuah laporan. Penulisan
laporan ini dituangkan kedalam bentuk karya ilmiah yang disebut skripsi. Laporan
hasil penelitian ini disusun dalam bentuk penulisan dengan jelas dalam gaya
bahasa yang sederhana, ilmiah, dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik
dan benar. Sedangkan untuk teknik penulisan, penulis menggunakan sistem
Harvard seperti yang berlaku dan telah ditentukan dalam buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah UPI 2013. Skripsi ini disusun untuk kebutuhan studi akademis
tingkat sarjana pada jurusan pendidikan sejarah FPIPS UPI, sehingga sistematika
yang digunakan sesuai dengan buku penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sistematika laporan ini dibagi ke dalam
lima bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang berisi beberapa hal diantaranya latar belakang
masalah yang menjadi alasan peneliti mengambil kajian tersebut. Agar kajian ini
lebih terarah maka dibuat rumusan masalah. Dalam bab ini dijabarkan tujuan
penulisan yang ingin dicapai dari penelitian ini. Penjelasan judul digunakan agar
judul yang dimaksud dapat dimengerti.
Bab II Kajian Pustaka, mengemukakan penjelasan beberapa sumber
kepustakaan yang menjadi rujukan serta relevan dengan permasalahan yang akan
dibahas yaitu, Perkembangan organisasi Persit Divisi Siliwangi dari tahun
1946-1951, Kemudian penulis akan mengemukakan penjelasan mengenai
konsep-konsep yang relevan dengan tema yang akan diangkat, serta menyediakan suatu
kerangka pemikiran yang mencakup berbagai konsep yang akan dipakai dalam
membuat analisis. Masih sedikit yang membahas lengkap sesuai dengan judul
yang peneliti angkat, tetapi peneliti menggunakan referensi yang berhubungan
dengan kajian yang akan diteliti. Kajian pustaka sangatlah penting dalam suatu
karya ilmiah.
Bab III Metode Penelitian, bab ini mengungkap rangkaian kegiatan serta
langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini.
Adapun langkah-langkah tersebut adalah pertama, persiapan penelitian yang
proses bimbingan. Kedua adalah pelaksanaan penelitian serta melakukan kritik
sumber baik internal maupun eksternal. Ketiga penafsiran atau interpretasi dari
fakta-fakta yang telah dikumpulkan dan terakhir melaporkan hasil penelitian
dalam bentuk tulisan atau yang disebut historiografi.
Bab IV Persatuan Istri Tentara Divisi Siliwangi Tahun 1946-1951, bab ini
menguraikan penjelasan hasil penelitian berhubungan dengan perkembangan
organisasi Persit Divisi Siliwangi. Pembahasannya mencakup latar belakang
terbentuknya Persit Divisi Siliwangi, kegiatan-kegiatan organisasi Persit selama
perang kemerdekaan, upaya-upaya yang dilakukan oleh organisasi Persit untuk
menjaga eksistensi lembaganya. Pembahasan dalam bab ini ditulis berdasarkan
sumber yang diperoleh penulis dari kajian terhadap sumber tertulis dan hasil
wawancara.
Bab V Simpulan dan Saran, dalam bab ini diuraikan mengenai simpulan dan
saran yang merupakan keseluruhan hasil penafsiran peneliti terhadap penelitian
yang telah dilakukan. Bab ini merupakan akhir dari penulisan skripsi yang berisi
mengenai nilai-nilai penting dari setiap jawaban atas permasalahan yang terdapat
Perkembangan Organisasi Persatuan Istri Tentara Divisi Siliwangi (Kajian
Historis Dari Tahun 1946-1951). Simpulan yang akan dipaparkan merujuk pada
jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikemukakan oleh penulis di
dalam bab sebelumnya. Dalam bab ini juga akan memuat saran (rekomendasi)
yang dapat digunakan oleh para pembaca.
5.1 Simpulan
Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan oleh
Soekarno-Hatta tidak membuat suasana aman dan damai dalam negeri tercapai begitu saja,
bangsa Indonesia mempunyai tanggung jawab baru yakni mempertahankan
kemerdekaan tersebut. Hal itu karena Belanda ingin kembali menanamkan
kekuasaannya di Indonesia. Situasi demikian mendorong bangsa Indonesia untuk
segera menyusun suatu badan keamanan negara yang dikenal dengan sebutan
Tentara Nasional Indonesia. Di samping terbentuknya tentara nasional juga
banyak bermunculan berbagai badan perjuangan termasuk salah satunya
organisasi Persatuan Istri Tentara (Persit) Divisi Siliwangi. Organisasi tersebut
merupakan suatu organisasi yang muncul ketika bangsa Indonesia sedang
mempertahankan kemerdekaannya. Latar belakang terbentuknya, yaitu situasi
perang kemerdekaan yang sangat memprihatinkan terutama keadaan para pejuang
baik secara moral maupun moril. Keadaan tersebut mendorong munculnya
organisasi Persit yang bertujuan untuk membantu tentara ataupun badan
perjuangan lainnya dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
Secara kronologis organiasi Persit Divisi Siliwangi yang muncul di
Purwakarta merupakan organisasi pertama yang menghimpun para istri tentara
angkatan darat. Terbentuknya organisasi Persit tersebut mendorong munculnya
beberapa organisasi istri tentara di daerah lainnya dengan nama yang
terbentuk di daerah Purwakarta menjadi cikal bakal organisasi Persit seindonesia,
maka tanggal lahirnya Persit nasional disesuaikan dengan Persit Divisi Siliwangi
yang berasal dari Purwakarta.
Dalam mewujudkan tujuan organisasi para anggota Persit Divisi Siliwangi
mewujudkanya dalam beberapa kegiatan selama perang kemerdekaan RI.
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan suatu kegiatan di bidang sosial yang
bertujuan untuk membantu para tentara dan badan perjuangan lainnya. Kegiatan
yang dilaksanakan terdiri dari bidang kesehatan, dapur umum, kurir surat, serta
sebagian anggota ikut serta dalam hijrah maupun long march. Keikut sertaan
anggota Persit Divisi Siliwangi dalam hijrah maupun long march menjadi suatu
hal yang menarik, karena peristiwa tersebut tidak dialami oleh seluruh Persit di
Indonesia hanya Persit Divisi Siliwangi saja.
Kedaulatan RI yang diakui oleh Belanda menandakan perang kemerdekaan
berakhir, namun organisasi Persit Divisi Siliwangi tidak begitu saja membubarkan
diri. Meskipun tujuan awal terbentuknya untuk membantu para tentara dan badan
perjuangan lainnya selama perang kemerdekaan tetapi setelah itu justru
organiasasi Persit menghimpun dan mengkonsolidasikan kembali organisasinya.
Melalui Kongres Nasional I tahun 1950 di Semarang organisasi Persit menyusun
organisasinya, berbagai hasil diputuskan dalam kongres tersebut baik dalam
bidang organisasi, pendidikan serta sosial. Salah satu hasil Kongres I yang
menarik yaitu susunan organisasi Persit disesuaikan dengan susunan TNI AD. Hal
tersebut mengakibatkan organisasi Persit yang merupakan organisasi perempuan
memiliki ciri khusus dari organisasi perempuan lainnya.
Kongres nasional Persit selanjutnya dilaksanakan pada tahun 1951 di
Bandung. Kongres ini menjadikan Persit Divisi Siliwangi sebagai tuan rumah dan
kongres menghasilkan berbagi keputusasan yang secara umum tidak jauh berbeda
dengan hasil dari Kongres I. Hal yang menarik dari hasil Kongres II yaitu
bergabungnya Persit dalam wadah organisasi perempuan saat itu, yaitu Kongres
Wanita Indonesia (KOWANI). Bergabungnya Persit dengan organisasi tersebut
menunjukan bahwa Persit sebagai organisasi perempuan mampu berinteraksi dan
II yang diselenggarakan Persit menunjukkan usaaha-usaha yang dilakukan oleh
para anggotanya untuk tetap menjaga eksistensi organisasi Persit. Pelaksanaan
kedua kongres nasional tersebut tidak lepas dari tokoh-tokoh yang berasal dari
Persit Divisi Siliwangi seperti Ny Ratu Aminah dan Ny Nasution.
Organisasi Persit mengalami perkembangan dari awal pembentukan hingga
kongres kedua. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek seperti, dari segi
kepengurusan tersebih terstruktur, program kerja lebih jelas dan tujuannya lebih
luas, keanggotaan semakin bertambah karena mulai banyak terbentuk organisasi
Persit cabang dan ranting. Pembentukan organisasi Persit khususnya di Jawa Barat
menimbulkan rasa dengan semangat tinggi, keberanian dan persatuan, perjuangan
mempertahankan kemerdekaan itu akan berhasil dicapai. Perang kemerdekaan RI
memberikan peluang yang besar untuk kaum perempuan menyalurkan aspirasi
dan tenaganya bagi kepentingan bersama (bangsa).
5.2 Saran
Terungkapnya peranan dan upaya organisasi Persit Divisi Siliwangi ini
diharapkan akan menimbulkan kesadaran dan potensi juang bagi generasi muda
sekarang, karena dengan mempelajari sejarah dapat membangkitkan rasa cinta
Tanah Air. Tulisan ini dapat dijadikan sumber bacaan untuk menambah
pengetahuan mengenai organisasi perempuan khususnya Persit Divisi Siliwangi.
Nilai-nilai karakter yang ada dalam sebuah organisasi ataupun tokoh-tokoh yang
terdapat di dalamnya semoga dapat dijadikan pembelajaran bagi mahasiswa
sebagai calon guru Pendidikan Ilmu Sosial, khususnya untuk mahasiswa jurusan
Pendidikan Sejarah agar menjadikan salah satu referensi dalam menerapkan
pendidikan karakter di sekolah (siswa). Adapun nilai-nilai karakter yang terdapat
dalam tulisan ini, yaitu kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, semangat
kebangsaan, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan dan peduli sosial dan
Anderson, B.(1988). Revolusi Pemeoda: Pendudukan Jepang Dan Perlawanan Di
Jawa 1944-1946. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Blackburn, S. (2007) Kongres Perempuan Pertama. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Dinas Sejarah TNI AD. (1977). Almanak Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat 1945-1973 Jilid B. Bandung: Dinas Sejarah TNI AD
Dirdjosisworo, S. (1994). Siliwangi Dari Masa Ke Masa Edisi Ke III Esa Hilang
Dua Terbilang Buku Ke I (1946-1949). Bandung: Granesia.
Gandadiputra, P. (1985). Peranan Wanita Dari Abad Ke Abad. Jakarta: UI-Press.
Ibrahim, M.D. (1966). Perempuan Indonesia Pemimpin Masa Depan Mengapa
Tidak?. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Ihromi, T.O. (1995). Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Imran, A. et al. (1971). Sedjarah Perkembangan Angkatan Darat. Departemen Pertahanan-Keamanan Pusat Sedjarah ABRI.
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu Dan Wahana
Pendidikan. Bandung: Historia Utama press.
Kartodirjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Margono. (1971). Ichtisar Sejarah Pergerakan Nasional (1908-1945). Jakarta: Seri Teks Book Sejarah ABRI.
Markas Besar Legiun Veteran RI. (1982). Bunga Rampai Perjuangan Dan
Pengorbanan. Jakarta: Markas Besar Legiun Veteran RI.
Mosse, J. C. (1996). Gender Dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasution, A.H. (1978a). Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia jilid 7 Periode
Nasution, A.H. (1978b). Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia jilid 9 Periode
Angresi Militer Belanda II. Bandung: DISJARAH-AD dan Angkasa.
Persit Kartika Candra Kirana. (1972). Sejarah Persit Kartika Candra Kirana
1945-1950. Bandung: Disjarah AD.
Persit Kartika Candra Kirana. (1983). Untaian Bakti Persit Kartika Candra
Kirana 1945- 1982. Jakarta.
Poesponegoro, M. D dan Notosusanto, N. (2008). Sejarah Nasional Indonesia
(Zaman Jepang Dan Zaman Republik). Jakarta: Balai Pustaka.
Pringgodigdo, A.K. (1986). Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
Ricklefs, M.C. (2010). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi.
Savta, S. A. (2009). Kenali PMI. Jakarta: Palang Merah Indonesia.
Sekretariat Negara Republik Indonesia. (1995). Risalah Sidang Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Jakarta: Sekertariat Negara
Republik Indonesia.
Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Soetanto, H. (2007). Long March Siliwangi. Jakarta: Kata Hasta Pustaka.
Soewito, I. H. N (2005). Seribu Wajah Wanita Perjuangan Dalam Kancah
Revolusi ‘45”. Jakarta: Yayasan Wirawati Catur Panca.
Sudarwati, L. (2003). Wanita dan Struktur Sosial (Suatu Analisa Tentang Peran
Ganda Wanita Indonesia). USU Digytal Library
Sukarno. (1963). Sarinah: Kewajiban Wanita Dalam Perdjoangan Republik
Indonesia. Panitia Penerbit Buku-buku karangan Presiden Sukarno.
Sukarno. (1964). Dibawah Bendera Revolusi (Djilid Pertama Cetakan Ketiga). Jakarta: Panitia Penerbit Dibawah Bendera Revolusi.
Suryochondro, S. (1995). Timbulnya Dan Perkembangan Gerakan Wanita Di
Indonesia, dalam kajian Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Utami, M. (1985). Emansipasi Dan Peranan Ganda Wanita Indonesia Suatu
Tinjauan Psikologi, dalam Peranan Wanita Dari Abad Ke Abad. Jakarta:
UI-Press.
Vreede, C. (terjemahan Elvira Rosa, Paramita Ayuningtyas dan Dewi Istiani). (2008). Sejarah Perempuan Indonesia Gerakan Dan Pencapaian. Jakarta: Komunitas Bambu.
Weirenga, S. (1999). Penghancur Gerakan Perempuan Di Indonesia. Jakarta: Garba Budaya.
Sumber Dokumen:
Disjarahad. (1951). Organisasi Persit Dan Kongres-Kongres. Bab III
Disjarahad. (1960). Untuk Menyongsong Hari Angkatan Perang Indonesia. Bandung.
Persit Kartika Candra Kirana. (1950). Sejarah Singkat Berdirinya Persit.
Sumber Koran:
Soeloeh Merdeka, 18 Maret 1946. Perwari Mengoendjoengi Korban-Korban
Pertempuran.
Soeloeh Merdeka, 19 Maret 1946. Boeng Karno: Kita Boekan Hanya Menghadapi
Moesoeh, Melainkan Djoga Penyoesoenan Negara Merdeka Abadi.
Soeloeh Merdeka, 21 Maret 1946. Wanita Indonesia Bersiap.
Soeloeh Merdeka, 23 Maret 1946. Peringatan Hari Lahir R.A Kartini Di Djokdja,
Kaoem Wanita Insaflah Akan Kewadjibanmu, Emansipasi Wanita Mesti Bersifat Timoer.
Soeloeh Merdeka, 12 April 1946. Kaoem Wanita Harus Mendjadi Kawan Kaoem
Laki-Laki.
Sumber Jurnal:
Darwin, M. (2004). Gerakan Perempuan Di Indonesia Dari Masa Ke Masa. Jurnal
Dirapradja, I. M. (2007). Kedudukan Dan Peranan Wanita Sunda Pada Abad Ke XX: Studi Tentang Pola Pikir Aktivitas Dan Pola Hidup. Jurnal Historia:
Journal of Historical Studies, VIII (1), hlm. 17-30.
Wulan, T. R. (2008). Pemetaan Gerakan Perempuan Di Indonesia Dan Implikasinya Terhadap Penguatan Public Sphere Di Pedesaan. Jurnal Studi
Gender Dan Anak Yin Yang, 3 (1), hlm 120-139.
Sumber Skripsi
Hidayat, M.A. (2012). Kiprah Abdul Haris Nasution Dalam Politik Dan
Perkembangan Militer Angkatan Darat Di Indonesia (1945-1966).
(Skripsi). FIS, Universitas Negeri Yogyakarta. (tidak diterbitkan).
Humaeroh, I. (2012). Peranan Kowani Pada Masa Orde Lama Dan Orde Baru
(Studi Perbandingan Pola Gerakan Perempuan Di Indonesia). (Skripsi)
FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia. (tidak diterbitkan).
Mirawati, I. (1984). Kongres Perempuan Indonesia I Di Yogyakarta: Tanggal