• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ALAT INDRA PENGECAPAN RASA MANUSIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ALAT INDRA PENGECAPAN RASA MANUSIA."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

ALAT INDRA PENGECAPAN RASA MANUSIA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Limusnunggal 03 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Study Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Dahlia

1008152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

ALAT INDRA PENGECAPAN RASA MANUSIA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Limusnunggal 03 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor)

SKRIPSI

Oleh Dahlia 1008152

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dahlia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

ALAT INDRA PENGECAPAN RASA MANUSIA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas IV SD Negeri Limusnunggal 03 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor)

Oleh Dahlia NIM: 1008152

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. H. BabangRobandi, M.Pd. NIP: 196108141986031001

Pembimbing II

Drs. Agus Fanny CandraWijaya, M.Pd. NIP: 198108122005011003

Diketahui:

(4)
(5)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

ALAT INDRA PENGECAPAN RASA MANUSIA

0leh

Dahlia 100815

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………..i

KATA PENGANTAR………...…...ii

DAFTAR ISI……….v

DAFTAR TABEL………....vii

DAFTAR GAMBAR………..viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Rumusan Masalah……….6

C. Hipotesa Tindakan………6

D. Tujuan Penelitian………..7

E. Manfaat Hasil Penelitian………...7

F. Indikator Pencapaian………9

G. Definisi Operasional……….9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Eksperimen………..11

B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen………...12

(7)

E. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan di SD………..17

F. Materi Pembelajaran………...19

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Model, dan Alur Penelitian………...25

B. Subjek dan Lokasi Penelitian………..35

C. Tehnik Pengumpulan Data………...36

D. Pengolahan dan Analisis Data………....36

E. Tehnik Pengolahan Data dan Hasil Tes………..38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi tentang Sekolah…………...………41

B. Hasil Penelitian………45

C. Pembahasan……….58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………...62

B. Saran………63

DAFTAR PUTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1………...42

2. Tabel 4.2………...43

3. Tabel 4.3………...43

4. Tabel 4.4………...44

5. Tabel 4.5………...50

6. Tabel 4.6………...57

(9)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1……….20

2. Gambar 2.2……….20

3. Gambar 2.3……….21

4. Gambar 2.4……….22

5. Gambar 2.5……….23

6. Gambar 4.1……….49

7. Gambar 4.2……….50

8. Gambar 4.3……….56

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang terhadap orang lain agar orang lain memiliki pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan diharapkan terjadi perubahan tingkah laku, bukan saja hanya perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, tetapi lebih dari itu, perubahan yang diharapkan meliputi aspek - aspek pendidikan, seperti aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari alam, baik yang menyangkut mahluk hidup maupun benda mati. Pada prinsipnya IPA diajarkan untuk membekali siswa agar mempunyai pengetahuan ( mengetahui berbagai cara ) dan keterampilan (cara mengerjakan) yang dapat membantu siswa untuk memahami gejala alam secara mendalam. Maka, pada pembelajaran IPA guru perlu memusatkan perhatiannya pada dua hal pokok, yaitu:

1. Berorientasi pada proses, yang dapat melalui pengamatan, pengukuran, penguraian, perbedaan, percobaan dan sebagainya.

(11)

2

Sebagai mata pelajaran yang merefleksikan fenomena alam dalam bentuk pengetahuan, gagasan berfikir dan konsep yang terorganisir, mata pelajaran IPA menuntut secara ilmiah dengan baik. Pemahaman yang baik akan menghindari terjadinya mikonsepsi yang akan menyebabkan kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan seperti yang diharapkan.

Setelah melakukan pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Limusnunggal 03 selama satu minggu, didapatkan informasi bahwa penguasaan siswa terhadap konseptual masih belum mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Berdasarkan catatan lapangan, indikasi rendahnya pencapian nilai siswa dapat diamati melalui beberapa indikator sebagai berikut :

1. Hasil ulangan formatif hanya mencapai angka rata-rata 50,22 dan presentase pencapaian nilai siswa yang mendapat nilai di atas 65 adalah 14,2 hanya 6 orang dari 42 siswa yang mendapat nilai KKM. 2. Persentase siswa yang mampu menjawab pertanyaan melalui tes lisan

rata-rata 40 % dari 42 siswa kelas IV SD Negeri Limusnunggal 03.

(12)

barbagai komponen pembelajaran yang belum berjalan secara optimal perlu dilakukan agar akar permasalahan dapat ditemukan.

Keberhasilan pembelajaran pada hakekatnya ditentukan oleh banyak faktor. Rendahnya hasil belajar siswa juga dipengaruhi berbagai komponen yang ada dalam sistem pembelajaran. Dalam teori pemrosesan informasi, komponen siswa sebagai penerima pesan dan guru yang berperan sebagai sumber penyampai pesan menjadi factor penentu keberhasilan pembelajaran. Namun, diantara keduanya, komponen guru dianggap faktor penyebab yang paling berpengaruh.

Dalam pembelajaran IPA guru sebagai pelaksana pembelajaran perlu meningkatkan keahlian dalam merancang kegiatan pembelajaran, diantaranya dengan memilih metode pembelajaran yang tepat dan relevan dengan kemampuan yang akan dicapai oleh siswa, sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang berkualitas yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

(13)

4

simple dan mudah dipahami serta mudah diingat. Permasalahan yang sering terjadi karena kurang tepatnya pemilihan metode diantaranya :

1) Rendahnya kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru yang disebabkan tidak terlatihnya mengkomunikasikan jawaban secara lisan.

2) Rendahnya aktifitas dan kreatifitas siswa dalam belajar, karena metode pembelajaran yang kurang memberi peluang kepada siswa untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

3) Rendahnya kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan disebabkan siswa tidak mampu mengungkapkan ide dan pemikiran secara baik di dalam kelas.

4) Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa merupakan dampak dari pelajaran yang selalu mengandalkan hafalan.

5) Pemberian teori dalam bentuk catatan yang berlebihan sehingga siswa tidak dapat lagi untuk menerima pelajaran dan sangat membosankan. Jika keadaan ini tidak dicari solusinya, maka akan berdampak negative terhadap hasil belajar siswa kelas IV di SDN Limusnunggal 03. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah strategi dan model pembelajaran yang diterapkan kurang cocok dengan mata pelajaran IPA yang mengharuskan siswa untuk mampu menjawab soal-soal pelajaran baik secara teori maupun praktek.

(14)

pembelajaran yang dianggap paling tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah metode eksperimen yaitu cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

Penggunaan metode eksperimen ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan

mengangkat judul penelitian “Penerapan Metode Eksperimen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Alat Indra

Pengecap Rasa Manusia.”

B. Rumusan Masalah

(15)

6

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen pada materi alat indra pengecap rasa manusia di kelas IV SDN Limusnunggal 03 kecamatan Cileungsi kabupaten Bogor? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan

metode eksperimen pada materi alat indra pengecap rasa manusia di kelas IV SDN Limusnungal 03 kecamatan Cileungsi kabupaten Bogor? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran

IPA melalui penerapan metode eksperimen pada materi alat indra pengecap rasa manusia di kelas IV SDN Limusnunggal 03 kecamatan Cileungsi kabupaten Bogor?

C. Hipotesa Tindakan

Dari hasil kajian teoritik di atas maka hipotesa tindakan penelitian ini adalah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang materi alat indra pengecap rasa manusia di kelas IV SDN Limusnunggal 03 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas secara lebih khusus, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

(16)

manusia di kelas IV SDN Limusnunggal 03 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.

2. Mendeskripsikan atau menggambarkan tentang pelaksanaan pembelajaran IPA melalui penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar tentang materi alat indra pengecap rasa manusia di kelas IV SDN Limusnunggal 03 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.

3. Mendeskripsikan atau menggambarkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui penerapan metode eksperimen tentang materi alat indra pengecap rasa manusia di kelas IV SDN Limusnunggal 03 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan dalam upaya memperbaiki pengelolaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA dalam proses pembelajaran .

Oleh karena itu, secara khusus manfaat penelitian bagi guru adalah : 1. Untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru.

2. Untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan bagi guru dalam peningkatan kerja dalam proses pembelajaran.

Sementara manfaat penelitian bagi siswa adalah :

(17)

8

2. Untuk lebih meningkatkan interaksi antara siswa dengan siswa agar lebih akrab dan menjalin kerjasama yang baik.

3. Dengan menggunakan metode eksperimen dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain itu, manfaat untuk sekolah adalah :

Sebagai masukan yang berharga bagi SDN Limusnunggal 03 kecamatan Cileungsi kabupaten Bogor dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, sehingga menghasilkan anak didik yang berprestasi. Adapun manfaat untuk peneliti adalah :

1. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pembinaan terhadap rekan gurunya

2. Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas sekolah khususnya pada mata pelajaran IPA.

3. Sebagai perbaikan proses dan hasil belajar sehingga tercipta iklim pendidikan sekolah yang kondusif.

F. Indikator Pencapaian

Berdasarkan data tersebutmaka peneliti akan mengadakan PTK dengan target penelitian nilai hasil belajar siswa maksimal mencapai 90% atau 38 orang karena sisanya 10% atau 4 orang harus dibelajarkan secara khusus.

G. Definisi Operasional

1. Metode Eksperimen

(18)

dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari dengan menggunakan alat dan bahan yang dibuat sendiri, dan guru memberikan pedoman berupa LKS secara terbimbing yang diberikan kepada setiap kelompok. Kelompok dibentuk secara heterogen berdasarkan tingkat kognitif siswa

2. Hasil Belajar

(19)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode, Model dan Alur Penelitian.

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau dalam bahasa inggris Classroom Action Researsh (CAR), yang berarti penelitian yang dilakukan pada

sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.

Menurut Tim proyek PGSM dalam Warehouse (2012) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajjan yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantaban rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan - tindakan yang dilakukan itu, kemantaban rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.

(20)

yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa.

Berdasarkan pendapat di atas maka diperoleh batasan penelitian tindakan kelas sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang (bersiklus) dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap system, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi.

Penelitian tindakan kelas sangat penting dilakukan karena dalam melaksanakan salah satu tugasnya yaitu mengajar guru sering dihadapkan pada berbagai masalah pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Ada beberapa alasan mengapa penelitian tidakan kelas sangat penting dilakukan guru yaitu:

a. Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru peka terhadap dinamika pembelajaran di kelas.

b. Penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan cara kerja guru.

c. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian terhadap apa yang terjadi di kelas.

d. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena tidak perlu meninggalkan kelasnya.

(21)

25

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran.

b. Meningkatkan kinerja guru dalam memecahkan masalah - masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelasnya.

c. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi – kreasi dan inovasi - inovasi pembelajaran ( misalnya pendekatan, metode, strategi dan media ) dapat dilakukan oleh guru demi meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.

Manfaat penelitian tindakan kelas:

a. Manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru 1) Membantu guru memperbaiki pembelajaran. 2) Membantu guru berkembang secara optimal.

3) Dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

4) Mampu menunjukkan otonominya sebagai professional. 5) Meningkatkan rasa percaya diri guru.

6) Aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. b. Manfaat penelitian bagi siswa:

1) Meningkatkan hasil atau proses belajar.

(22)

2. Model penelitian

Ada banyak model penelitian tindakan kelas yang dapat digunakan dalam penelitian diantaranya desain AR model Kurt Lewin , desain PTK model Kemmis & Mc Taggart, desain PTK model John Elliot, desain

PTK model Hopkins, dll. Model yang dipilih untuk diterapkan dalam penelitian

ini adalah desain PTK model Kemmis & Mc Taggart.

Penyusunan Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

SIKLUS I

REFLEKSI I Observasi

Penyusunan Rencana Perbaikan

SIKLUS II

Pelaksanaan Tindakan

REFLEKSI II

Observasi

(23)

27

pelajaran tidak hanya 2 siklus, tetapi lebih jauh dari itu mungkin sampai 5 atau 6 siklus.

Kemmis dan Taggart ( kasbolah, 1998 ) mengemukakan ada empat tahapan PTK yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan PTK ada empat tahap dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu:

a. Perencanaan(planning)

b. Tindakan / pelaksanaan (action) c. Pengamatan (observing) dan d. Refleksi (reflecting)

Komponen pertama yaitu perencanaan (planning) yitu tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Komponen kedua tindakan (action), yaitu apa yang harus dilakukan guru atas peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Komponen ketiga observasi (observing), yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh siswa. Komponen ke empat refleksi (reflecting), yaitu peneliti yang mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atau hasil atau dampak tindakan dari berbagai kriteria.

a) Perencanaan (planning)

(24)

lapangan akan digunakan untuk mengatasi tindakan selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan tindakan.

b) Tindakan (action)

Tindakan yang dilakuka pada peneliti ini adalah melalui pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan dengan materi sub pokok bahasan sesuai yang direncanakan.

c) Observasi (observing)

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakuka oleh peneliti dan dibantu teman sejawat (mahasiswa / guru). Observasi terhadap hasil belajar dilakukan pada akhir siklus melalui pemberian tes tertulis. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa sesuai dengan tujuan akhir peneliti yaitu meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode eksperimen. Hasil observasi direfleksikan guna menyusun program tindakan selanjutnya.

d) Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini dikaji tentang hal-hal yang harus diperbaiki dan solusinya yang akan diterapkan pada siklus berikutnya, sehingga di akhir kegiatan refleksi ini dihasilkan perencanaan ulang untuk siklus berikutnya.

(25)

29

siklus pertama.Hasil dari pelaksanaan siklus pertama akan direfleksikan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus kedua.

Penelitian ini menggunakan PTK kolaboratif yaitu PTK yang melibatkan pihak lain selain peneliti, dalam hal ini guru kelas IV SD Negeri Limusnunggal 03 kecamatan Cileungsi kabupaten Bogor sebagai observer. Bagaimanapun juga kapasitas observer unutk menilai jalannya tindakan sangat diperlukan untuk menemukan berbagai kekurangan dan kelebihan terhadap tindakan yang dilaksanakan.

3. Alur Penelitian

Pelaksanaan PTK yang dilakukan peneliti terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II . Gambaran pada setiap siklus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini guru merencanakan dan menyusun RPP yang disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran.Materi pada pembelajaran pada siklus I adalah mendeskripsikan indra pengecap rasa dengan fungsinya. Pada tahap ini guru berusaha mengkondisikan tempat untuk setiap kelompok dengan cara setiap siswa duduknya saling berhadapan. Setiap kelompok terdiri dari 7 orang. Alat dan bahan yang digunakan yaitu 4 buah gelas, gula, kopi, cuka, kapas dan air. Kemudian alat dan bahan itu dibagikan kepada setiap kelompok.

(26)

mengamati dan menulis data hasil pengamatan. Guru membimbing siswa dalam melakukan pecobaan, serta membagikan lembar kerja siswa sebagai pedoman untuk siswa dalam melakukan percobaan. Dalam siklus I ini topik yang di eksperimenkan adalah kepekaan alat indra pengecap rasa manusia.

Guru berusaha membimbing siswa dan melatih siswa untuk terampil dalam menggunakan alat dan bahan dalam percobaan. Setelah siswa selesai dalam melakukan percobaan, perwakilan siswa dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil percobaan. Setelah itu guru bersama siswa mengambil kesimpulan yang merupakan tujuan dari pembelajaran IPA dengan cara mengumpulan data yang ditemukan dari hasil percobaan.

Setelah itu guru mempersiakan soal / post tes untuk mengetahui sampai dimana pemahaman siswa tentang materi pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

b. Tindakan ( action )

Tindakan yang dilakukan pada peneliti ini adalah melalui pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran siklus I dilakukan pada hari Kamis, tanggal 20 Desember 2012 , yang dimulai pada pukul 07.30 s/d pukul 08.40. Dengan materi sub pokok bahasan sesuai dengan yang direncanakan pada siklus I yaitu mendeskripsikan indra pengecap rasa dengan fungsinya. Dengan topik percobaan kepekaan alat indra pengecap rasa.

(27)

31

08.40. dengan materi sub pokok bahasan yaitu menerapan cara merawat alat indra pengecap rasa manusia, dengan topik percobaan cara merawat alat indra pengecap rasa manusia. Dalam percobaan ini pelaksanaan proses belajar mengajar terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap kegiatan awal, tahap kegiatan inti, tahap kegiatan akhir.

Tahap pendahuluan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1). Pemberian apersepsi sebagai pembuka pelajaran dan pendukung kelancaran proses belajar mengajar dengan cara mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi pembelajaran yang sudah lalu serta dengan pengetahuan awal siswa yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas.

(2). Pemberian motivasi bagi siswa melalui pertanyaan atau gambaran tentang hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, dan aplikasinya yang dianggap dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan meningkatkan minat belajar siswa.

Tahap kegiatan inti dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1). Menyampaikan tujuan pembelajaran.

(2). Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan alat dan bahan yang telah disiapkan.

(28)

Sedangkan tahap penutupan dilakukan denga langkah-langkah sebagai berikut:

(1). Pemberian waktu untuk bertanya kepada siswa.

(2). Pemberian post-tes sebagai pengukur tercapainya tujuan pembelajaran khusus.

1)Observasi (observing)

Observasi ini melibatkan guru kelas, peneliti dan dibantu teman sejawat (mahasiswa/guru). Metode observasi yang digunakan adalah metode observasi terbuka dengan menggunakan lembar observasi . hal yang diobservasi yaitu aktifitas guru dan siswa selama kegiatan berlangsung.

2)Refleksi (reflecting)

Refleksi ini dilakukan setelah melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan pembelajaran , kemudian diamati oleh observer dan guru kelas yang hasilnya didiskusikan oleh observer, guru kelas dan peneliti untuk dikaji hasil pada siklus I , selanjutnya untuk dipikirkan serta ditetapkan beberapa alternative tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Tindakan ini ditetapkan menjadi tindakan baru pada siklus II.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

(29)

33

tahun ajaran 2012 / 2013. Sedangkan objek penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Limusnunggal 03 yang berlokasi di Kampong Bakom Rt 02/05 kecamatan Cileungsi,kabupaten Bogor. Sekolah ini merupakan sekolah paling ujung di sebelah barat kabupaten Bogor yang berbatasan dengan Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.

C. Tehnik Pengumpulan Data

a. Observasi

Informasi tentang proses dan hasil tidak hanya didapatkan melalui tes, akan tetapi dapat diperoleh melalui alat ukur bukan tes seperti lembar observasi. Observasi dilakukan ketika observasi awal dan observasi ketika melakukan tindakan pada setiap siklus. Observasi awal dilakukan untuk mendapatkan data hasil nilai formatif pada pokok bahasan sebelumnya. Observasi ketika melakukan tindakan pada setiap siklus untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru dan siswa setiap siklus.

b. Tes

(30)

D. Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data dan analisis data yang dilakukan setelah data diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Yaitu suatu proses penyeleksian data. Pada tahap ini yang dilakukan peneliti bersama observer adalah memilih dan memilah data. Data yang direduksi adalah LKS, lembar observasi dan nilai hasil belajar siswa. Dari sejumlah data yang diperoleh maka data yang relevan yang diambil sementara data yang tidak perlu dibuang.

2. Klasifikasi data

Setelah data diseleksi lalu dibuang data yang tidak perlu, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adlah klasifikasi data atau mengelompokkan data. Nilai hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi dua yaitu, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Pengelompokkan data sangat penting dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penafsiran terhadap data yang diperoleh.

3. Dispay Data

(31)

35

4. Interprestasi Data

Pada tahap ini peneliti bersama observer menafsirkan data. Setelah data dideskripsikan , maka peneliti dapat menafsirkan apakah data yang diperoleh sudah menunjukkan tercapainya tujuan penelitian atau belum, serta pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan teori atau belum. Interpretasi data dilakukan berdasarkan teori, hasil penelitian, aturan normatif dan peneliti untuk memperoleh rujukan dalam melakukan tindakan selanjutnya.

5. Refleksi

Yaitu sebuah proses yang mana peneliti bersama observer meninjau kembali perencanaan dan pelaksanaan yang telah dilakukan. Adapun yang dilakukan oleh peneliti bersama observer pada tahap ini adalah:

a. Melihat kekuatan dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

b. Melihat kelemahan dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Berupaya memperoleh informasi mengapa kelemahan itu terjadi. d. Berusaha menemukan cara bagaimana mengatasi kelemahan itu.

E. Tehnik Pengolahan Data dan Hasil Tes

1. Scoring ( penskoran )

(32)

pada penelitian ini setiap siklusnya sama. Setiap butir soal berjumlah 10, setiap nomor diberi skor 10 dan skor maksimal 100.

Jumlah jawaban benar

Nilai = X 100 %

Jumlah seluruh soal

2. Menghitung Rata-Rata

Setelah diperoleh nilai hasil belajar untuk setiap siswa maka selanjutnya nilai tersebut digunakan untuk menentukan nilai rata-rata kelas.

Menghitung Rata-rata hasil post-tes dengan rumus :

Keterangan

X = Rata-rata nilai post-tes

X = Jumlah keseluruhan nilai siswa N = Jumlah siswa

3. Menentukan Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui persentase siswa yang mencapai KKM, maka selanjutnya data nilai hasil belajar siswa yang mencapai KKM dibandingkan dengan nilai KKM IPA kelas IV SDN Limusnunggal 03 yaitu 65. Adapun cara menghitung presentase siswa yang mencapai KKM adalah sebagai berikut:

(33)

37

Keterangan :

TB = Ketuntasan Belajar

s ≥ 65 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau

sama dengan 65

(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil – hasil penelitian yang dilakukan adalah apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi alat indra pengecap rasa manusia pada siswa kelas IV SDN Limusnunggal 03 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah perencanaan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen dan terbukti dapat digunakan pada perencanaan pembelajaran di siklus I dan II. Perencanaaan pembelajaran pada siklus I cukup baik walaupun masih banyak yang harus diperbaiki. Pada perencanaan pembelajaran di siklus I perumusan masalah dan tujuan sudah baik hanya dalam perencanaan kegiatan pembelajarannya guru terlihat lebih aktif membantu siswa dalam melakukan eksperimen. Perencanaan pembelajaran di siklus I dijadikan acuan untuk perbaikan perencanaan disiklus II. Perencanaan pembelajaran di siklus II dalam perencanaan kegiatan eksperimen siswa yang berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan eksperimen, sehingga siswa aktif dan terlihat senang dengan pembelajarannya.

(35)

60

walupun masih banyak yang harus diperbaiki, di siklus I siswa belum terbiasa belajar dengan cara eksperimen sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam mengkondisikan siswa dan dalam proses belajarnya, di siklus I siswa mulai mencoba-coba dalam eksperimen dengan dibantu guru sedangkan di siklus II siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan eksperimen, siswa sudah dapat melakukan eksperimen sendiri , guru hanya membimbing sehingga mereka merasa senang dalam melakukan keiatan pembelajaran, siswa juga sudah dapat dikondisikan dengan cepat dan proses pembelajarannyapun berjalan sesuai waktu yang disediakan.

3. Hasil belajar siswa di siklus I dan II signifikan menunjukkan penerapan metode eksperimen efektif digunakan dalam pembelajaran IPA materi alat indra pengecap rasa di kelas IV. Dengan menggunakan metode eksperimen hasil belajar siswa di siklus I meningkat. Siswa yang mencapai KKM menjadi 45% siswa, sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai KKM menjadi 90 %.

B. Saran

Mengacu pada bahasan mengenai langkah - langkah pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang materi alat indra pengecap rasa di kelas IV SDN Limusnunggal 03 kecamatan Cileungsi kabupaten Bogor, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

(36)

Dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen di kelas sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV SDN limusnunggal 03 kecamatan Cileungsi kabupaten Bogor. Guru juga diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif

dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman siswa melalui penemuannya sendiri.

2. Untuk sekolah

Langkah – langkah pembelajaran melalui penerapan metode eksperimen hendaknya diaplikasikan dan disosialisasikan lebih lanjut di sekolah, karena langkah – langkah pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA sekolah sebaiknya menyediakan alat dan bahan atau media pembelajaran yang digunakan dalam eksperimen.

3. Untuk siswa

(37)

62

4. Untuk peneliti lain

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Assagenerasiku (2012) Alat Indra Manusia, Bagian-Bagian dan Fungsinya [ online] tersedia di: http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/03/alat-indra-manusia-bagian-bagian-dan.html/[akses 12 November 2012]

DhiasupriantI (2010) Pengertian Metode Eksperimen [online] tersedia di:

http://dhiasuprianti.wordpress.com/penggunaan-metode-eksperimen-dalam-pembelajaraan-ipa/[akses 14 november 2012] Hermawan Ruswandi,dkk.2007. Metode Penelitian Sekolah Dasar Pendidikan

Bandung : UPI PRESS

Hernawan Asep Herry, dkk.2010. Belajar dan Pembelajaran SD Bandung : UPI

PRESS

Himitsuqalbu (2011) Pengertian Metode Eksperimen [online] tersedia di:

http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/03/metode-eksperimen/ [akses 12 November 2012]

Mbegedut (2011) Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli [online] tersedia di: http: //mbegedut.blogspot.com/2011/02/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html/ [akses 12 november 2012]

Wahyono Budi,dkk.2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas IV,

Jakarta : Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional

Warehouse (2012) Pengertian PTK Menurut Para Ahli [online] tersedia di :

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada hari ini Jumat Tanggal Dua puluh dua Maret Tahun Dua Ribu Tiga Belas kami yang bertanda tangan dibawah ini Unit Layanan Pengadaan ( ULP ) Rumah Sakit

Dengan adanya keterbatasan yang dimiliki manusia, maka dalam mengelola waktu yang terdiri dari 24 jam, harus dapat dimanfaatkan dengan baik. Secara umum waktu sehari

Selain di budidaya/ kotoran kelinci juga bisa di maanfaatkan untuk pupuk kompos / yang menarik lagi /. air kencing kelinci tersebut digunakan sebagai bahan alternatif penggati

[r]

STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG DENGAN PASAR TERNAK WANARAJA KABUPATEN GARUT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Menganalisis minimarket yang menjadi pusat ekonomi sesuai dengan teori lokasi di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Menganalisis kesesuaian lokasi Metode Survey

Atas latar belakang tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS