i
PENGEMBANGAN JOB SHEET TEKNIK KERJA BENGKEL ELEKTRONIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SISWA KELAS X DI SMK
NEGERI 2 WONOSARI, GUNUNGKIDUL
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
ANANG PRASETYO NIM. 11502241018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK
v
HALAMAN MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah sungguh-sungguh urusan yang lain.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Al Insyirah : 6-8)
Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula). Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
(Q.S Ar-Rahman: 60-61)
Ada 6 Syarat Untuk Mendapatkan Ilmu, Yang Pertama Adalah Kecerdasan, Yang Kedua Adalah Kemauan Dan Semangat, Yang Ketiga Adalah Kesabaran, Yang
Keempat Adalah Pengorbanan, Yang Kelima Adalah Pembimbing, Dan Yang Keenam Adalah Waktu
(Imam Syafi’i)
Kerhormatan seseorang terletak pada kemampuannya memberikan kebermanfaatan dan kemaslatan kepada orang lain
(Mohammad NUH)
Manusia adalah mahluk gudangnya keterbatasan, namun ada yang tidak terbatas pada manusia yaitu imajinasi dan kemauan, oleh sebab itu eksplorasilah dan kendalikan kedua hal tersebut, dan mintalah hanya kepada Allah SWT, karena
izin Allah SWT lah semua imajinasi dan kemauan dapat diwujudkan. (Dede Martino)
Bekti Marang Agama lan Migunani Tumraping Liyan (Orang Tua)
Rasa sakit itu adalah proses, baca dari apa yang kamu lihat, dengar dan rasakan, kemudian pahami dengan hatimu. Tak ada manusia yang diciptakan sia-sia
(Anang Prasetyo)
Salam Kreativitas Tanpa Batas (UKM Penelitian UNY)
Man Jadda Wajada
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur kepada Allah SWT SERTA Shalawat kepada Rasulullah
Muhammad SAW, karya ini saya persembahkan untuk:
1. Khilafah keilmuan bagi peradaban manusia.
2. Bapak, Ibu, Adik, dan keluarga yang telah melimpahkan kasih sayang,
perhatian, motivasi dan do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir Skripsi ini.
3. BIDIK MISI yang telah memberikan kesempatan untuk dapat belajar,
berkarya dan menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Solihat, Ikhlasul Amal, Riza Lukman, I Wayan Adiyasa, dan Anifatur Rosidah
yang telah mendukung untuk menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi.
5. Seluruh keluarga besar UKM-Penelitian UNY, KMM FT UNY, Forum
Mahasiswa BIDIK MISI UNY atas do’a dan dorongannya,
6. Seluruh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika khususnya kelas
A angkatan 2011 Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
7. Bapak Ibu Guru yang telah memberikan inspirasi dan motivasi untuk
berjuang dalam mencerdaskan bangsa.
vii
PENGEMBANGAN JOB SHEET TEKNIK KERJA BENGKEL ELEKTRONIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SISWA KELAS X
DI SMK NEGERI 2 WONOSARI, GUNUNGKIDUL
Oleh :
Anang Prasetyo NIM. 11502241018
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dirancang untuk: (1) Melakukan langkah-langkah pengembangan job sheet praktik teknik kerja bengkel elektronika untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari; (2) Mengetahui kelayakan job sheet praktik teknik kerja bengkel elektronika yang telah dibuat untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model pengembangan 4-D models dengan empat tahapan pokok yaitu, (1) Pendefinisian (Define); (2) Perancangan (Design); (3) Tahap pengembangan (Develop); (4) Tahap penyebaran (Disseminate). Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan angket. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan instrumen berupa angket atau kuesioner untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian diketahui bahwa: (1) Pengembangan Job Sheet sesuai dengan model pengembangan 4-D Models; dan (2) Berdasarkan hasil penilaian ahli media yang meliputi aspek tampilan, kemudahan penggunaan, konsistensi, format, dan kegrafikan mencapai nilai rata-rata 87,5 dengan presentase 87,5% (sangat layak). Berdasarkan hasil penilaian ahli materi yang mencakup aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek sajian, dan aspek manfaat mencapai nilai rata-rata 99,5 dengan presentase 80% (layak). Berdasarkan respon siswa memperoleh nilai rata-rata 107,16 dengan presentase 86% (sangat baik).
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya,
Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pengembangan Job Sheet Teknik Kerja Bengkel Elektronika Sebagai Media Pembelajaran Praktik Siswa Kelas X
di SMK Negeri 2 Wonosari, Gunungkidul” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama
dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Karmanto dan Martini, kedua orang tua yang terus memberikan do’a, semangat, dorongan, motivasi dan bimbingan disetiap waktu.
2. Muhammad Munir, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah banyak
memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas
Akhir Skripsi ini.
3. Suparman, M.Pd., Slamet, M.Pd., dan Muslikhin, M.Pd., selaku Validator
instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan
sehingga penelitan TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
4. Eka Tri Aryanto, S.Pd., Midarja, S.Pd., Ponco Wali Pranoto, M.Pd., dan Edi
Haryono, S.Pd., selaku Validator ahli materi dan media penelitian TAS yang
memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitan TAS dapat
terlaksana sesuai dengan tujuan.
5. Muhammad Munir, M.Pd., Satriyo Agung D., M.Pd., Adi Dewanto, M.Kom.,
Ketua Penguji, Sekretaris, dan Ketua Penguji yang memberikan koreksi
perbaikan secara komprehensif terhadap TAS ini.
6. Muhammad Munir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika dan
Handaru Jati, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Elektronika beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan
fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya
TAS ini.
7. Dr. Moch. Bruri Triyono, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
ix
8. Drs. Rachmad Basuki, SH, MT., Kepala SMK Negeri 2 Wonosari yang telah
memberi izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi
ini.
9. Para guru dan staf SMK Negeri 2 Wonosari yang telah memberi bantuan
memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir
Skripsi ini.
10.Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat
disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas
Akhir Skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah berikan semua pihak di atas
menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan
Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak
lain yang membutuhkannya.
Yogyakarta, 25 Februari 2015
Penulis,
x
5. Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel Elektronika ... 31
B. Penelitian yang Relevan ... 32
C. Kerangka Pikir ... 34
xi BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Penelitian ... 38
B. Prosedur Penelitian ... 39
1. Tahap Pendefinisian (Define) ... 40
2. Tahap Perancangan (Design) ... 41
3. Tahap Pengembangan (Develop) ... 43
4. Tahap Penyebaran (Disseminate) ... 44
C. Sumber Data ... 44
D. Metode dan Alat Pengumpul Data ... 45
1. Instrumen Uji Kelayakan Ahli Materi ... 45
2. Instrumen Uji Kelayakan Ahli Media ... 47
3. Instrumen Kuisoner Responden ... 48
E. Teknik Analisis Data ... 49
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51
1. Tahap Pendefinisian (Define) ... 51
2. Tahap Perancangan (Design) ... 54
3. Tahap Pengembangan (Develop) ... 59
B. Pembahasan ... 66
1. Ahli Materi ... 67
2. Ahli Media ... 68
3. Uji Coba Lapangan Terhadap Siswa ... 68
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 70
B. Keterbatasan Produk ... 71
C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut ... 71
D. Saran ... 72
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Prosedur Pengembangan Media ... 20
Gambar 2. Langkah-langkah Penyusunan Job Sheet ... 29
Gambar 3. Kerangka Pikir ... 36
Gambar 4. Langkah-langkah Pengembangan Job Sheet. ... 39
Gambar 5. Cover Job Sheet ... 57
Gambar 6. Halaman Pertama Tiap Job pada Job Sheet ... 58
Gambar 7. Grafik penilaian ahli materi ... 62
Gambar 8. Grafik penilaian ahli media ... 63
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Teknik Kerja Bengkel
Elektronika ... 31
Tabel 2. Kisi-kisi Kuisoner Kelayakan Ahli Materi ... 46
Tabel 3. Kisi-kisi Kuisoner Kelayakan Ahli Media ... 47
Tabel 4. Kisi-kisi Kuisoner Responden (siswa)... 48
Tabel 5. Aturan Pemberian Skor ... 49
Tabel 6. Kriteria Kategori Penilaian Ideal ... 50
Tabel 7. Silabus Teknik Kerja Bengkel Elektronika Semester_2 ... 53
Tabel 8. Tujuan Pembelajaran Job Sheet Teknik Kerja Bengkel Elektronika .. 53
Tabel 9. Hasil Penilaian Ahli Materi pada Tiap Aspek Penilaian ... 61
Tabel 10. Hasil Penilaian Ahli Materi Secara keseluruhan ... 61
Tabel 11. Hasil Penilaian Ahli Media pada Tiap Aspek Penilaian ... 63
Tabel 12. Hasil Penilaian Ahli Media Secara keseluruhan ... 63
Tabel 13. Hasil Respon Siswa pada Tiap Aspek ... 65
xiv DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian Tugas Akhir Skripsi ... 76
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Gubernur DIY ... 77
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Bupati Gunungkidul ... 78
Lampiran 4. Surat Telah Melakukan Penelitian Tugas Akhir Skripsi ... 79
Lampiran 5. Surat Permohonan Validasi Instrumen 1 ... 80
Lampiran 6. Surat Pernyataan Validasi Instrumen 1 ... 81
Lampiran 7. Hasil Validasi Instrumen Tugas Akhir Skripsi 1 ... 82
Lampiran 8. Surat Permohonan Validasi Instrumen 2 ... 83
Lampiran 9. Surat Pernyataan Validasi Instrumen 2 ... 84
Lampiran 10. Hasil Validasi Instrumen Tugas Akhir Skripsi 2 ... 85
Lampiran 11. Surat Permohonan Validasi Instrumen 3 ... 86
Lampiran 12. Surat Pernyataan Validasi Instrumen 3 ... 87
Lampiran 13. Hasil Validasi Instrumen Tugas Akhir Skripsi 3 ... 88
Lampiran 14. Surat Permohonan Validasi Materi 1 ... 89
Lampiran 15. Hasil Validasi Materi 1 ... 90
Lampiran 16. Surat Permohonan Validasi Materi 2 ... 92
Lampiran 17. Hasil Validasi Materi 2 ... 93
Lampiran 18. Surat Permohonan Validasi Media 1 ... 95
Lampiran 19. Hasil Validasi Maedia 1 ... 96
Lampiran 20. Surat Permohonan Validasi Mmedia 2 ... 98
Lampiran 21. Hasil Validasi Media 2 ... 99
Lampiran 22. Sampel Hasil Respon Siswa X EI ... 101
Lampiran 23. Analisis Data Validasi Ahli Materi dan Ahli Media ... 111
Lampiran 24. Analisis Data Respon Siswa ... 112
Lampiran 25. Rekap Kesan dan Saran dari Siswa ... 113
Lampiran 25. Silabus Teknik Kerja Bengkel Elektronika Semester 2... 114
Lampiran 26. Program Semester Genap Teknik Kerja Bengkel Elektronika ... 124
Lampiran 27. Dokumentasi ... 125
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai nilai penting bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Kemajuan suatu bangsa merupakan cita-cita besar yang harus
diperjuangkan. Mohammad Ali (2009: 129), menyampaikan bahwa
pendidikan merupakan suatu proses pada suatu bangsa dalam
mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk
memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien agar mereka dapat
memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan bangsa. Hal ini memberikan
gambaran bahwa pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kemajuan suatu bangsa.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber
daya manusia (SDM) yang luar biasa. Pendidikan merupakan sarana untuk
meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Usaha peningkatan kualitas SDM
Indonesia memerlukan perhatian khusus sehingga memperoleh hasil yang
optimal untuk kemajuan bangsa Indonesia. Terkait dengan pembangunan
SDM yang berkualitas, dijelaskan bahwa pembangunan sumber daya
menusia memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan manusia
Indonesia yang maju dan mandiri sehingga mampu berdaya saing dalam
era globalisasi (Mohammad Ali, 2009: 6).
Peningkatan kualitas SDM dan pendidikan memiliki hubungan yang
2
SDM yang berkualitas. Menurut Isjoni (2008: 3), hubungan antara
pendidikan dan kualitas SDM, dapat dijelaskan bahwa pendidikan identik
dengan output SDM, dan SDM yang berkualitas hanya dapat terbentuk
bilamana terdapat proses pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu,
peningkatan kualitas SDM dapat ditempuh melalui proses pendidikan yang
berkualitas.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, maka kurikulum harus
komperhensif terhadap dinamika sosial, tidak overload, relevan, dan mampu
mengakomodasikan keragaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas
pembelajaran harus ditingkatkan melalui strategi dan pendekatan
pembelajaran yang efektif di kelas dengan lebih memberdayakan potensi
yang dimiliki siswa.
Penerapan manajemen mutu yang berkualitas merupakan bagian dari
pengelolaan pendidikan yang berkualitas yang diharapkan mampu
menciptakan dan meningkatkan SDM yang berkualitas.
SMK Negeri 2 Wonosari telah menerapkan Kurikulum 2013 pada
jenjang kelas X dan kelas XI. Perubahan kurikulum dari KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) ke Kurikulum 2013 tersebut tentunya
3
dengan adanya kurikulum 2013 di SMK adalah munculnya beberapa mata
pelajaran produktif baru pada kompetensi keahlian. Salah satu mata
pelajaran baru yang muncul di jurusan Elektronika Industri, SMK N 2
Wonosari adalah mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel Elektronika.
Munculnya mata pelajaran baru tentunya menimbulkan berbagai
persoalan yang berhubungan dengan kesiapan guru dalam mengajar.
Berdasarkan sumber yang diperoleh dari hasil observasi terhadap guru di
Prodi Elektronika Industri, Teknik Elektro SMK N 2 Wonosari, guru masih
mengalami kesulitan dalam menyusun job sheet yang sesuai dengan
kurikulum yang baru untuk kegiatan praktik siswa. Kondisi tersebut terbukti
dengan tidak adanya job sheet teknik kerja bangkel disana, sehingga
kegiatan praktik yang dilakukan berdasarkan instruksi lisan dari guru untuk
semua siswa. Konsisi ini mengakibatkan kurangnya informasi yang
didapatkan siswa dalam pelaksanaan praktikum.
Kurikulum 2013 sebenarnya telah dirancang sedemikian rupa dengan
terbitnya Buku Kurikulum 2013. Akan tetapi munculnya buku kurikulum
2013 di SMK dirasa belum praktis dalam kegiatan praktik siswa sesuai
dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Sehingga guru
lebih banyak menyampaikan teori dari pada kegiatan praktik. Kondisi
tersebut berkebalikan dengan tujuan dari mata pelajaran Teknik Kerja
Bengkel Elektronika yang mengharapkan dapat mengembangkan
keterampilan siswa dalam menggunakan peralatan-peralatan bengkel
4
Berdasarkan pengalaman yang dilakukan saat pelaksanaan PPL di SMK
Negeri 2 Wonosari, kurangnya kegiatan praktik mengakibatkan kebosanan
pada siswa. Selain itu tidak adanya job sheet sebagai penduan pelaksanaan
praktik bagi siswa menjadikan siswa kebingungan dalam melaksanakan
langkah-langkah kegiatan praktik sesuai dengan prosedur yang baik dan
benar. Maka dari itu perlu dikembangkan job sheet untuk meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah
dikemukakan dapat didefinisikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Lembar kerja praktik atau job sheet pada buku kurikulum 2013 belum
sesuai dengan kondisi kesiapan sarana dan prasarana yang ada di
sekolah.
2. Guru masih kesulitan dalam menyusun job sheet teknik kerja bengkel
elektronika sesuai dengan kurikulum yang baru, sehingga kegiatan
praktik yang dilakukan berdasarkan instruksi lisan dari guru.
3. Belum adanya job sheet teknik kerja bengkel elektronika di SMK Negeri
2 Wonosari mengakibatkan pembelajaran lebih banyak ke teori dan
diskusi.
4. Praktikum yang dilakukan berdasarkan instruksi lisan dari guru
mengakibatkan kurangnya informasi yang didapatkan siswa.
5. Kurangnya kegiatan praktikum mengakibatkan siswa jenuh dan bosan.
C. Pembatasan Masalah
5
Materi yang dikembangkan adalah job sheet teknik kerja bengkel
elektronika sebagai media pembelajaran praktik siswa kelas X semester 2 di
SMK Negeri 2 Wonosari.
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan job sheet praktik teknik
kerja bengkel elektronika untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari?
2. Bagaimana kelayakan job sheet praktik teknik kerja bengkel
elektronika yang telah dibuat untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari?
E. Tujuan Penelitian
1. Melakukan langkah-langkah pengembangan job sheet praktik teknik
kerja bengkel elektronika untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari.
2. Mengetahui kelayakan job sheet praktik teknik kerja bengkel
elektronika yang telah dibuat untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru
a). Membantu guru dalam proses pembelajaran teknik kerja bengkel.
b). Mempermudah guru dalam merencanakan kegiatan praktik.
c). Mempermudah guru dalam menyiapkan media praktikum.
d). Mempermudah guru dalam mengkondisikan siswa saat
melaksanakan praktikum.
e). Menambah motivasi guru agar lebih giat dalam berkreasi.
2. Bagi sekolah
a). Memberikan sumbangan bagi khasanah penelitian disekolah
6
b). Menambah koleksi karya job sheet sebagai media pembelajaran
praktik mada mata pelajaran teknik kerja bengkel.
3. Bagi siswa
a).
Mempermudah siswa dalam memahami maksud dan tujuanpelaksanaan praktikum.
b).
Membantu siswa dalam mengkaitkan teori yang didapatkan dalamkegiatan praktikum.
c).
Siswa dapat belajar praktik secara mandiri dengan menggunakanjob sheet tersebut.
d).
Membantu siswa dalam meningkatkan kompetensi keterampilan7 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pengembangan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2002, Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang
telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan
aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau
menghasilkan teknologi baru. Pengembangan secara umum berarti pola
pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolution) dan perubahan
secara bertahap.
Menurut Seels & Richey (Alim Sumarno, 2012: 1) pengembangan
berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan
kedalam bentuk fitur fisik. Pengembangan secara khusus berarti proses
menghasilkan bahan-bahan pembelajaran. Sedangkan menurut Tessmer
dan Richey (Alim Sumarno, 2012: 1) pengembangan memusatkan
perhatiannya tidak hanya pada analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu
luas tentang analisis awal-akhir, seperti analisi kontekstual.
Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk berdasarkan
temuan-temuan uji lapangan.
Menurut Sugiyono (2014: 5) pengembangan berati memperdalam
8
pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal
yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan
bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang,
utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat,
keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa
sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah
tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal
serta pribadi mandiri.
Berdasar pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar,
terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi
produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai
upaya untuk menciptakan mutu yang lebih baik.
2. Pembelajaran
Pembelajaran dianggap sebagai perolehan pengetahuan, penguasaan
keterampilan dan pembentukan sikap. Pembelajaran tidak hanya
menegaskan pada penguasaan pengetahuan, tetapi juga pada
perkrmbangan sikap, emosi, kreativitas dan nilai estetika. Pembelajaran
dapat membawa perubahan pada diri seseorang baik kearah yang benar
maupun kearah yang salah.
Pembelajaran dianggap berhasil dan efektif ketika siswa mampu
menerima dan memahami materi yang dipelajari. Hal ini dipengaruhi oleh
9
mempelajari materi tersebut. Siswa dapat aktif belajar secara mandiri
maupun melalui bantuan guru. Proses pembelajaran yang berhasil harus
memberikan perubahan yaitu peningkatan kualitas pembelajaran dengan
wujud peningkatan prestasi siswa.
Pearturan pemendikbud no 65 tahun 2013 tentang standar proses
yang menyatakan proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
a. Pengertian Pembelajaran
Martinis Yamin dan Maisah (2009: 164) menjelaskan bahwa
pembelajaran diartikan sebagai konsep yang bisa berkembang
seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang melekat
pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Selain itu pembelajaran merupakan kemampuan dalam mengelola
secara operasional dan eefisien terhadap komponen yang berkaitan
dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap
komponen tersebut menurut standar yang berlaku.
Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang
memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang
secara optimal. Menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah
10
didik dan peserta didik dengan pendidik , dalam rangka perubahan
pola pikir dan sikap yang akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik
yang bersangkutan (Depdiknas, 2008: 5).
Pembelajaran dalam bidang pendidikan adalah proses interaksi
antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran adalah bantuan yang diberikan guru kepada
siswa dalam kegiatan belajar, agar terjadi perolehan ilmu
pengetahuan, pembentukan kepribadian dan keterampilan pada
siswa. Dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran merupakan adanya
interaksi antara guru dengan siswa dalam membantu siswa
menguasai materi (aspek kognitif), membentuk sikap (aspek afektif)
dan meningkatkan keterampilan (aspek psikomotorik).
b. Komponen Pembelajaran
Martinis Yamin dan Maisah (2009: 165-166) menjabarkan
beberapa komponen pembelajaran. Peningkatan kualitas
pembelajaran harus memperhatikan beberapa komponen yang
dapat mempengaruhi pembelajaran. Komponen-komponen tersebut
yaitu: a) siswa, meliputi lingkungan, sosial, kepribadian, budaya,
ekonomi, intelegensi, bakat dan minat, b) guru, meliputi latar
belakang pendidikan, beban mengajar, cara memanfaatkan alat
peraga, motivasi kerja, komitmen terhadap tugas, kondisi ekonomi,
kreativitas dan disiplin, c) kurikulum, d) sarana prasarana pendidikan,
meliputi gedung, alat peraga, perpustakaan, laboraturium, bimbingan
11
pengelolaan kelas, guru, siswa, kepemimpinan, sarana prasarana dan
peningkatan tata tertib, f) pengelolaan proses pembelajaran, meliputi
penampilan guru, penguasaan materi guru, pemanfaatan fasilitas dan
penggunaan metode, g) pengelolaan dana, meliputi sumber dana,
penggunaan dana, pengawasan dan laporan, h) monitoring dan
evaliasi, dan i) kemitraan, meliputi hubungan sekolah dengan instansi
pemerintah,masyarakat, dunia usaha dan lembaga pendidikan
lainnya.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Peraturan permendikbud no 65 tahun 2013 tentang standar
proses menjelaskan tentang prinsip-prinsip pembelajaran. Sesuai
dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi, maka prinsip
pembelajaran yang digunakan adalah 1) dari peserta didik diberi
tahu, menuju peserta didik mencari tahu, 2) dari guru menjadi
satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis beraneka sumber,
3) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah, 4) dari pembelajaran berbasis
konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi, 5) dari
pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu, 6) dari
pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran yang jawabannya multi dimensi, 7) dari pembelajaran
verbalisme menuju keterampilan aplikatif, 8) peningkatan dan
keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
12
mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajaran sepanjang hayat, 10) pembelajaran yang
menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran, 11) pembelajaran yang berlangsung dirumah,
di sekolah dan dimasyarakat, 12) pembelaaran yang menerapkan
prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa dan
dimana saja adalah kelas untuk belajar, 13) pemanfaatan teknologi
informasi dalam komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pembelajaran, dan 14) pengakuan atas perbedaan
individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Sementara itu Jennifer Nichols (2013: 1) menyederhanakan
kedalam 4 prinsip yaitu: Pertama, instruction should be
student-centered adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Siswa dipososokan sebagai subyek pembelajaran yang aktif
dalam mengembangkan minat dan bakatnya. Siswa diajak
berkontribusi dalam memecahkan masalah-masalah nyata yang ada
di masyarakat.
Pembelajaran dikelas yang berpusat pada siswa bukan berarti
guru tidak memiliki peran, namun guru bertindak sebagai fasilitator.
Siswa diberikan kesempatan untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar masing-masing dan bertanggungjawab atas apa yang
dipelajari. Meskipun menerima informasi secara pasif, siswa juga
13
Kedua, education should be collaborative. Pendidikan sebaiknya
mengajarkan untuk kolaborasi dengan ornag lain. Siswa belajar
untuk berkolaborasi denga orang lain dan diharapkan mampu bekerja
sama dengan orang lain. Bekerjasama untuk mencari informasi,
memahasi bersama dan membangun makna. Siswa diajarkan
bagaimana cara untuk memahami perbedaan dan kekuatan dan
talentamasing-masing orang dan mampu menyesuaikan diri dengan
mereka.
Ketiga, learning should have context. Pembelajaran sebaiknya
mempunyai keterkaitan dengan kehidpan dunia nyata. Pendekatan
pembelajaran berpusat pada siswa, akan tetapi bukan berarti guru
memberikan kendali belajar kepada siswa sepenuhnya. Guru harus
tetap memberikan pengarahan mengenai keterampilan yang akan
diperoleh siswa. Guru engembangkan metode pembelajaran yang
mendukung siswa agar dapat menemukan nilai, makna, dan
keyakinan terhadap apa yang dipelajarinya, sehingga mampu
pengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Keepat, schools should be integrated with society. Sekolah
sebaiknya mempunyai integrasi dengan lingkungan sosial. Pendidikan
perlu mendorong siswa untuk mengambil bagian dalam komunitas
global dan mencari cara untuk mempengaruhi lingkungan mereka.
Siswa diajarkan untuk dapat mengambil peran dalam melakukan
14 3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Azhar Arsyad (2014: 3), “kata media berasal dari
bahasa Latin medius, yang secara harfiah berarti tengah, pengantar
atau perantara”. Sedangkan Heinich dan kawan-kawan dalam
Azhar Arsyad (2014: 3-4) mengemukakan istilah medium sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Apabila media komunikasi membawa informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka
media itu disebut media pembelajaran.
Media pendidikan menurut Sudarwan Danim (2010: 7),
merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan
oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa.
Chomsin S. Widodo dan Jasmadi (2008: 38), mengungkapkan
bahwa interaksi antara pendidik dan siswa akan sangat efektif jika
tersedia media pendukung. Media yaitu segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan. Pengajaran adalah proses
komunikasi. Sebagai proses komunikasi, ada sumber pesan
(pengajar), penerima pesan (siswa), dan pesan, yaitu materi
pelajaran yang diambilkan dari kurikulum. Jika pesan/ pengertian
yang diterima oleh penerima pesan (siswa) sama atau mendekati
sama dengan pesan yang dimaksud oleh sumber pesan, maka
15
Pengertian media pembelajaran berdasarkan beberapa
pengertian di atas adalah media merupakan perantara yang
mengantarkan materi pelajaran oleh pengajar (sumber pesan)
kepada siswa (penerima pesan). Pembelajaran dinyatakan efektif
apabila dengan menggunakan media pembelajaran, siswa lebih
memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh pengajar.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum, fungsi dan manfaat media pembelajaran
menurut Arief S. Sadiman (2014: 17-18) adalah:
1) Memperjelas penyajian pesan (verbalistis),
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,
3) Mengatasi sikap pasif siswa, yaitu dapat menimbulkan
gairah belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung
antara siswa dengan lingkungan dan kenyataannya serta
memungkinkan siswa belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya,
4) Mengatasi masalah pembelajaran karena perbedaan pengalaman
dan lingkungan sedangkan kurikulum yang harus ditempuh oleh
siswa sama sehingga media pembelajaran dapat memberikan
perangsang, pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Menurut Purnomo dalam Chomsin S. Widodo dan Jasmadi
(2008:39), media dapat membantu pengajar dalam menyalurkan
pesan. Semakin baik media yang digunakan, semakin kecil
16
digunakan dalam pembelajaran dengan dua cara, yaitu sebagai alat
bantu (dependent media) dan digunakan sendiri oleh siswa
(independent media). Sedangkan fungsi media pembelajaran adalah
untuk: 1) memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat
verbalistis; 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya
indera; 3) menghilangkan sikap pasif pada subjek belajar; 4)
membangkitkan motivasi belajar.
Pendapat Hamalik dalam Azhar Arsyad (2014: 19),
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pembelajaran sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan isi pembelajaran pada saat
itu. Media pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Fungsi dan manfaat media pembelajaran berdasarkan beberapa
pendapat tersebut adalah untuk mempermudah pembelajaran,
memperjelas penyajian, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan
daya indera, membangkitkan motivasi belajar, mengatasi sikap pasif
17
dalam Arief S. Sadiman (2014: 20), media dibagi menjadi tiga unsur
pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Bretz juga membedakan
antara media siar (telecommunication) dan media rekam
(recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi media: 1) media
audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio
semi- gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media
semi- gerak, 7) media audio dan 8) media cetak.
Briggs dalam Arief S. Sadiman (2014: 23), jenis media lebih
mengarah pada karakteristik menurut rangsangan (stimulus)
yang dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian
rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas
pembelajaran, bahan dan transmisi-nya. Briggs mengidentifikasikan
13 macam media dalam pembelajaran, yaitu objek, model, suara
langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram,
papan tulis, media transparansi, film bingkai, film, televisi dan
gambar.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa jenis media pembelajaran mengarah pada peningkatan
18
(stimulus) kepada siswa, tugas pembelajaran, bahan dan
transmisi-nya. Jenis- jenis media pembelajaran meliputi media visual/ grafis/
dua dimensi, media tiga dimensi, media audial, media proyeksi
serta lingkungan. Modul merupakan media cetak sebagai bagian
dari jenis media visual/ grafis/ dua dimensi.
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Pertimbangan dalam memilih media, antara lain; tujuan
pengajaran yang akan dicapai, karakteristik siswa, karakteristik
media, alokasi waktu, kompatibelitas (sesuai dengan norma),
ketersediaan, biaya, mutu teknis, dan artistik (Chomsin S. Widodo
dan Jasmadi, 2008: 39). Pengetahuan dan pemahaman yang
perlu dikuasai oleh guru tentang media pembelajaran meliputi:
1). media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar;
2). fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
3). seluk beluk proses belajar;
4). hubungan antara mode mengajar dan media pendidikan;
5). nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
6). pemilihan dan penggunaan media pendidikan;
7). berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
8). media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
9). usaha inovasi dalam media pendidikan (Hamalik dalam
19
Menurut Arief S. Sadiman (2014: 85), kriteria pemilihan media
pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat
kemampuan dan karakteristik media tersebut. Profesor Ely dalam
Arief S. Sadiman (2014: 85), pemilihan media seyogyanya tidak
terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari
sistem instruksional secara keseluruhan. Meskipun tujuan dan isinya
sudah diketahui, faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi
belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan
sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu dengan
mempertimbangkan tujuan pembelajaran, kondisi siswa,
karakteristik media, strategi pembelajaran, ketersediaan waktu
dan biaya, serta fungsi media tersebut dalam pembelajaran.
e. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran
Arief S. Sadiman, dkk (2014: 100) merumuskan susunan
langkah-langkah dalam mengembangkan media sebagai berikut:
1) Menganalisis kebutuan dan karakteristik siswa;
2) Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective)
dengan operasional dan khas;
3) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang
mendukung terciptanya tujuan;
20 5) Menulis naskah media;
6) Mengadakan tes dan revisi.
Gambar 1. Prosedur Pengembangan Media
4. Media Job Sheet
Istilah job sheet berasal dari bahasa Inggris yaitu job yang berarti
pekerjaan atau kegiatan dan sheet yang berarti helai atau lembar. Jadi,
job sheet adalah lembar kerja atau lembar kegiatan, yang berisi
informasi atau printah dan petunjuk mengerjakannya. Job sheet
merupakan dokumen yang mencakup seluruh atau sebagian spesifikasi
21
manufaktur dari suatu komponen (Tooling Univercity, 2013:1).
Pengertian lain menyebutkan bahwa job sheet adalah halaman petunjuk
yang digunakan untuk membantu pekerja dalam melaksanakan tugas
atau pekerjaan (Merrian-Webster, 2013:1).
Dalam dunia pendidikan menurut Team MPT TTUC Bandung yang
dikutip Ni Desak Made Sri Adnyawati (2004: 159), job sheet disebut juga
lembaran kerja yaitu suatu media pendidikan yang dicetak membantu
instruktur dalam pengajaran keterampilan, terutama di dalam
laboraturium (workshop), yang berisi pengarahan dan gambar-gambar
tentang bagaimana cara untuk membuat atau menyelesaikan suatu
pekerjaan. Sedangkan menurut Trianto (2009: 222) job sheet atau
lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Job sheet
atau lembar kerja siswa memuat sekumplan kegiatan mendasar yang
harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam
upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil
belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2009: 223).
Berdasarkan pengertian di atas, bahwa media job sheet adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan peserta
didik, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran,
dalam hal ini menggunakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang
harus dikerjakan peserta didik, berisi petunjuk, langkah-langkah untuk
22 a. Fungsi dan Tujuan Job Sheet
Menurut Trianto (2009: 222) lembar kerja siswa atau job sheet
berfungsi sebagai panduan untuk latihan pengembangan aspek
kognitif maupun semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi. Sedangkan menurut Andi Prastowo
(2012: 205-206) fungsi lembar kerja siswa atau job sheet adalah
sebagai berikut:
1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik,
namun lebih mengaktifkan peserta didik.
2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk
memahami materi yang diberikan serta kompetensi
keterampilannya.
3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan mengandung unsur
melatih keterampilan siswa.
4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran praktik.
Tujuan penyusunan job sheet menurut Andi Prastowo
(2012:206) adalah sebagai berikut:
1) Menyajikan bahan ajar yeng memudahkan peserta didik untuk
berinteraksi dengan materi yang diberikan.
2) Menyajikan tugas-tugas dan langkah-langkah kerja yang
meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi.
3) Melatih kemandirian belajar peserta didik.
4) Memudahkan pendidik dalam mendampingi proses kegiatan
23
b. Kelebihan dan Keterbatasan Job Sheet
Menurut Kemp & Dayton yang dikutip oleh Azhar Arsyad
(2014: 39), mengelompokan media kedalam delapan jenis, dimana
media job sheet termasuk kedalam media cetak. Job sheet
sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan keterbatasan,
antara lain:
1). Kelebihan media job sheet antara lain:
a). Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan
kecepatan masing-masing,
b). Disamping mengulangi materi dalam media cetakan
peserta didik akan mengikuti urutan pikiran secara logis,
c). Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak
sudah merupakan hal lumrah dan dapat menambah daya
tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi
yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual,
d). Peserta didik akan berpartisipasi/berinteraksi dengan
aktif karena harus memberi respon terhadap pertanyaan
dan latihan yang disusun. Serta peserta didik dapat
mengetahui apakah jawabannya benar atau salah,
e). Materi dapat direproduksi dengan ekonomis dan
didistribusikan dengan mudah (Azhar Arsyad, 2014: 40).
Selain dari itu keuntungan dari pemakaian job sheet
adalah: (1) dapat mengurangi penjelasan yang tidak perlu, (2)
24
tugas berbeda, (3) dapat membangkitkan kepercayaan diri
pada peserta didik untuk mempentuk kesiapan bekerja, (4)
menjadikan persiapan yang sangat baik bagi peserta didik
untuk bekerja di industri sebab terbiasa membaca instruksi
kerja, dan (5) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2). Keterbatasan media job sheet antara lain:
a). Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetak,
b). Biaya percetakan lebih mahal apabila ingin menampilkan
ilustrasi, gambar, atau foto yang berwarna,
c). Proses percetakan media seringkali memakan waktu
bebrapa hari, sampai berbulan-bulan, tergantung kepada
peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada
halaman cetak,
d). Perbagaian unit-unit pelajaran dalam media cetak
harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
panjang dan dapat membosankan peserta didik,
e). Umumnya media cetak dapat membawa hasil yang baik
jika tujuan pelajaran itu bersifat kognitif,
f). Jika tidak dirawat dengan baik media cetak cepat rusak
atau hilang (Azhar Arsyad, 2014: 40-42).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, job sheet memiliki
kelebihan dan keterbatasan/ kelemahan sebagai media
pembelajaran. Kelebihan job sheet antara lain: peserta didik dapat
25
langkah-langkah yang benar, peserta didik akan lebih aktif dalam
proses pembelajaran, dan peserta didik dapat lebih mudah
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kelemahan job
sheet sebagi media pembelajarn antara lain: sulit menampilkan
gerak, kurang variasi dalam penyajian, penyajian gambar yang
kurang jelas dan tidak tepat, dan ukuran huruf yang tidak seimbang
dengan gambar.
c. Prinsip Dasar Pembuatan Media Job Sheet
Pembuatan job sheet harus mempertimbangkan beberapa hal,
yaitu: (1) dimulai dari yang sederhana sampai kepada yang sukar,
(2) pekerjaan dimulai dari yang menarik perhatian peserta didik, (3)
langkah dari pekerjaan tersebut, (4) ruang lingkup persoalan
ditekankan pada keterampilan, (5) pekerjaan yang akan sering
dilakukan oleh peserta didik diajarkan terlebih dahulu, dan (6)
peserta didik memerlukan kesempatan latihan secara keseluruhan
dari suatu pekerjaan daripada sepotong-potong.
Untuk menyempurnakan pembuatan Menurut Azhar Aryad
(2014: 85-88) menjelaskan ada 6 elemen yang perlu diperhatikan
pada saat merancang yaitu:
1). Konsistensi
a). Penggunaan format dari halaman ke halama harus
konsisten
b). Penggunaan jarak spasi harus konsisten
26 2). Format
a). Format kolom harus disesuaikan dengan ukuran kertas
b). Tanda-tanda (icon) yang mudah dimengerti bertujuan
untuk menekankan hal-hal yang penting atau khusus.
Tanda dapat berupa gambar, cetak tebal, atau miring.
c). Pemberian tanda-tanda untuk taktik dan strategi
pengajaran yang berbeda
3). Organisasi
a). Selalu menginformasikan peserta didik mengenai dimana
mereka atau sejauh mana mereka dalam teks tersebut
b). Menyusun teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah
diperoleh
c). Isi materi dibuat secara berurutan dan sistematis
d). Kotak-kotak dapat diguanakan untuk memisahkan
bagian- bagian teks
4). Daya tarik
a). Bagian sampul (cover) depan dengan mengkombinasikan
warna, gambar bentuk dan ukuran huruf yang serasi
b). Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang
berbeda
5). Ukuran
a). Memilih ukuran huruf yang sesuai dengan peserta didik,
pesan dan lingkungannya
b). Menggunakan perbandingan huruf yang proporsional antara
27
c). Menghindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh
teks karena dapat membuat proses membaca itu sulit
6). Ruang (spasi) kosong
a). Menggunakan spasi kosong tak berisi gambar atau teks
untuk menambah kontras. Hal ini dimaksud agar pembaca
dapat beristirahat pada titik-titik teretntu
b). Menyesuaikan spasi antara baris untuk meningkatkan
tampilan dan tingkat keterbacaan
c). Menambahkan spasi antara paragraf untuk
meningkatkan tingkat keterbacaan.
d. Kriteria Job Sheet yang Baik
Menurut Trianto (2009: 223) komponen-komponen lembar
kerja siswa atau job sheet meliputi: 1) judul eksperimen, 2) teori
singkat tentang materi, 3) alat dan bahan, 4) prosedur eksperimen,
5) data pengamatan serta pertanyaan, dan 6) kesimpulan untuk
bahan diskusi. Sedangkan menurut Canci dan Rasyid dalam makalah
Fatmawati, dkk (2014:8) yang berjudul “Pembuatan Job sheet”,
suatu job sheet yang lengkap mempunyai hal-hal sebagai berikut:
1). Layout dan nomor kode.
2). Tujuan (objective) dari pekerjaan yang akan dibuat.
3). Table alat dan bahan yang akan digunakan.
4). Langkah kerja untuk menyelesaikan pekerjaan.
5). Keselamatan kerja (savety) yang harus diperhatikan
28
Berdasarkan analisis terhadap berbagai sumber maka dapat
disimpulkan kriteria Job sheet yang baik untuk tiap-tiap butir kriteria
penilaian tersebut, yaitu :
1). Kejelasan tujuan pembelajaran. Termasuk Kemudahan
memahami materi bahan ajar.
2). Kejelasan isi/ materi.
3). Kejelasan instruksi umum.
4). Kesesuaian perlengkapan alat dan bahan.
5). Kesesuaian tindak pencegahan atau K3.
6). Ketepatan langkah-langkah kerja.
7). Kejelasan gambar kerja. Termasuk tingkat kemenarikan
gambar/ ilustrasi text.
8). Kesesuaian pertanyaan awal dan pertanyaan akhir.
9). Ketepatan petunjuk kepustakaan.
10).Kesesuaian dan ketepatan format evaluasi. Termasuk Tingkat
kesulitan soal-soal evaluasi.
11).Kejelasan/ ketepatan penggunaan bahasa.
Berdasarkan kriteria job sheet yang baik, ada beberapa
bagian-bagian yang saling berhubungan dan meperjelas dalam pembuatan
job sheet, diantaranya adalah: (1) kompetensi, (2) alat dan
kelengkapannya, (3) prosedur keselamatan kerja, (4)
langkah-langkah kerja, (5) gambar kerja, dan (6) hasil kerja.
Untuk menghasilkan job sheet yang baik harus memenuhi
aspek-aspek kelayakan. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah
29
dirumuskan kedalam aspek-aspek kelayakan job sheet. Kelayakan
materi meliputi aspek: (1) kelayakan isi, (2) kebahasaan, (3) sajian,
dan (4) kemanfaatan. Kelayakan media meliptui aspek: (1)
tampilan, (2) kemudahan penggunaan, (3) konsistensi, (4) format,
dan (5) kegrafikan. Untuk mendukung tercapainya job sheet yang
baik respon dari responden sebagai pengunan sangat dibutuhkan,
yang meliputi aspek: (1) penyajian materi, (2) kebahasaan, (3)
kegrafikan, dan (4) manfaat.
e. Langkah-langkah penyusunan Job Sheet
Berdasarkan kajian terhadap prosedur penyusunan dan kriteria
job sheet yang baik, maka untuk dapat membuat job sheet perlu
memahami langkah-langkah penyusunan job sheet. Berikut adalah
langkah-langkah penyusunan job sheet yang diadopsi dari Andi
Pratowo (2012: 212):
Gambar 2. Langkah-langkah penyusunan Job sheet ( Sumber: diadopsi dari Andi Prastowo. 2012: 212)
Analisis Kurikulum
Menyusun peta kebutuhan Job sheet
Menentukan judul-judul Job dalam Job sheet
Menulis job sheet Merumuskan Kompetensi Dasar
Menentukan alat dan kelengkapan
Menyusun prosedur praktikum
30 1) Menentukan analisis kurikulum
Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi
mana yang memerlukan bantuan bahan ajar job sheet. Dalam
menentukan materi dilakukan dengan cara melihat materi
pokok, pengalaman belajar, materi yang akan diajarkan dan
kompetensi yang harus dimiliki siswa.
2) Menyusun peta kebutuhan job sheet
Peta kebutuhan diperlukan untuk mengetahui jumlah job
yang harus ditulis dalam job sheet serta melihat urutannya.
3) Menentukan judul-judul job sheet
Judul job sheeti ditentukan atas dasar
kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi pokok yang terdapat dalam
kurikulum.
4) Penulisan job sheet
Langkah pertama adalah merumuskan kompetensi dasar
sebagai tujuan pembelajaran. Langkah kedua adalah
menentukan alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan praktik yang akan dilakukan dengan mengacu pada
job sheet yang dibuat. Langkah ketiga adalah menyusun
prosedur praktikum yang didasarkan pada langkah-langkah
kerja dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja). Langkah
keempat adalah menulis dengan memperhatikan struktur job
31
5. Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel Elektronika
Kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 2 Wonosari, Gunungkidul
adalah kurikulum 2013. Dalam kurikulum yang digunakan menyatakan
bahwa Teknik Kerja Bengkel Elektronika ini merupakan mata pelajaran
yang berada pada kompetensi kejuruan di keahlian Teknik Elektronika
Industri. Peserta didik diharapkan mampu menguasai standar kompetensi
kejuruan. Dalam kompetensi ini berarti peserta didik harus mampu
memahami dan melaksanakan dasar-dasar pekerjaan bengkel elektronika
dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Teknik Kerja Bengkel Elektronika.
1. Merencanakan sistem pengelolaan alat &
peralatan (Tool & Equipment management) dan
kebutuhan bahan praktek sebagai Database
Asset
2. Membuatsistem pengelolaan alat & peralatan
(Tool & Equipmentmanagement) dan
kebutuhan bahan praktek sebagai Database
Asset.
3. Menerapkan gambar teknik elektronika
berdasarkan standar ANSI dan DIN
4. Membuat macam-macam simbol,-diagram
skematik, -papan rangkaian tercetak (PRT),
tata letak komponen dan daftar serta harga
32
Semester 2
1. Mendeskripsikan standar kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) menurut
undang-undang regional (nasional) dan internasional.
2. Menerapkan pekerjaan bengkel berdasarkan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut
standar danundang-undang regional (nasional)
dan internasional
3. Mendeskripsikan dasar-dasar kerja mekanik
seperti teknik sambung, pembuatan rumah
(cassing) dan teknik soldering desoldering di
bidang rekayasa fabrikasi peralatan elektronika.
4. Menerapkan dasar-dasar kerja mekanik seperti
teknik sambung, pembuatan rumah (cassing)
dan teknik soldering desoldering di bidang
rekayasa fabrikasi peralatan elektronika.
(Sumber: Silabus SMK N 2 Wonosari kompetensi keahlian Teknik Elektronika Industri)
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penerapan Job sheet untuk meningkatkan prestasi praktik kerja bubut
siswa kelas XI di SMKN 2 Pengasih oleh Apri Kurniawan. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa penerapan job sheet pada pembelajaran praktik
bubut mampu meningkatkan prestasi proses kerja dan hasil kerja
siswa. Hal ini dilihat dari peningkatan rata-rata skor hasil proses kerja
siswa sebesar 3,91 dan peningkatan rata-rata nilai prestasi hasil kerja
siswa sebesar 0,5.
2. Pengaruh job sheet terhadap proses pengajaran dan akurasi hasil kerja
33
SNK Negeri 2 Depok Sleman, Yogyakarta oleh Taufik Wisnu Saputra.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa efektifitas penerapan job sheet
dalam pembelajaran praktik bubut diperoleh hasil untuk kualitas proses
kerja sebesar 87,13% dan akurasi hasil kerja sebesar 83,97%.
3. Pengaruh penggunaan job sheet terhadap prestasi belajar peserta
didik pada mata diklat praktik las dasar di SMK Negeri 2 Klaten oleh I
Gusti Bagus Mahendra Destiyanto. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
terjadi peningkatan prestasi pada kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan menggunakan media pembelajaran berupa job sheet. Pada
kelompok kontrol, prestasi belajar peserta didik yang tidak
menggunakan job sheet rata-rata nilai akhir sebesar 62,44. Sedangkan
pada kelompok eksperimen, prestasi belajar peserta didik yang
menggunakan job sheet rata-rata nilai akhir sebesar 71,72.
4. Peningkatan Motivasi Dan Kompetensi Menggambar Secara Kering
Menggunakan Media Job sheet Pada Mata Diklat Menggambar Busana
Kelas X di SMK Pembangunan Pacitan oleh Yuli Retnaningsih. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa media Job sheet dapat meningkatkan
motivasi belajar dan kompetensi menggambar secara kering pada mata
diklat menggambar busana.
5. M. Fatih Annafi’ dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan modul pembelajaran kerja bengkel elektronika berbasis problem solving
kelas X kompetensi keahlian Teknik Mekatronika di SMK Ki Ageng
Pemanahan Bantul” dapat menghasilkan modul pembelajaran berbasis
problem solving dengan memberikan permasalahan-permasalahan
34
Berdasarkan hasil penelitian pada point 1, 2, 3, dan 4 didapatkan
data bahwa penggunaan Job sheet dapat meningkatkan motivasi,
prestasi kerja siswa, proses pengajaran, kompetensi siswa dan akurasi
hasil kerja siswa. Sedangkan pada point ke 5 penelitian bertujuan untuk
melakukan pengembangan modul teknik kerja bengkel yang diharapkan
mampu memberikan dampak positif terhadap kegiatan pembelajaran
seperti hasil penelitian pada ponit 1, 2, 3 dan 4. Maka dari itu penelitian
ini merujuk ke penelitian-penelitian tersebut dalam hal pengembangan Job
sheet pada mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel Elektronika kelas X.
C. Kerangka Pikir
Setiap siswa mempunyai beragam karakteristik yang terlihat
dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang satu dengan yang lainnya
mempunyai pola pikir dan kecerdasan yang berbeda sehingga
tingkat penguasaan dan pemahaman materi pun berbeda beda. Dalam
pembelajaran di SMK diharapkan siswa lebih aktif dalam belajar. Namun
ternyata dalam pembelajaranya siswa SMK masih mengalami kesulitan
dalam kegiatan pembelajaran praktik. Salah satunya adalah dalam
menangkap atau memahami materi ajar praktik teknik kerja bengkel,
disana siswa dituntut untuk bisa dalam teori dan praktiknya. Sehingga
dalam praktiknya siswa tidak dapat menguasai materi ajar. Selain itu,
dalam kegiatan pembelajaran, masih banyak guru yang menggunakan
metode ceramah untuk menyampaikan materi. Pembelajaran yang
35
siswa kesulitan dalam berkreasi dan berinovasi, karena tidak ada ruang
untuk siswa dalam menuangkan ide-idenya dalam pembelajaran.
Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah dengan menyusun sebuah job sheet. Penggunaan job
sheet merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru dalam suatu kegiatan pembelajaran praktik di
sekolah, khususnya pada mata pelajaran teknik kerja bengkel
elektronika. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan disusun sebuah job
sheet praktik teknik kerja bengkel sebagai media pembelajaran praktik
siswa kelas X.
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengacu pada
pengembangan four-D Model, sebagai berikut: (1) Define (pendefinisian),
peneliti melakukan identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara di
SMK Negeri 2 Wonosari, kemudian menentukan tema dan pembatasan
materi sesuai dengan kebutuhan siswa dan kurikulum yang berlaku di
sekolah; (2) Design (perancangan) yaitu menyusun draft awal job sheet
teknik kerja bengkel elektronika yang telah direncanakan; (3) Develop
(pengembangan) yaitu tahap pemodifikasian draft job sheet divalidasi oleh
ahli, guru, dan siswa kemudian dilakukan evaluasi dan revisi; (4)
Disseminate (penyebaran) yaitu tahap penyebarluasan produk yang telah
dibuat agar dapat diterima dan dipakai oleh penggunanya. Pada tahap 4 ini
penyebarluasan hanya sampai di sekolah tempat penelitian saja karena
36
Validasi Ahli Materi dan Media
Uji Coba
Job sheet Teknik Kerja Bengkel Elektronika, Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Industri Kelas X
Permasalahan 1. Lembar kerja buku K13
belum sesuai dengan kondisi sarana prasarana sekolah 2. Belum adanya Job sheet 3. Praktik berdasar instruksi
Studi Lapangan Studi Literatur
37 D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitiannya sebagai berikut:
3. Bagaimana langkah-langkah yang benar dalam mengembangkan job
sheet praktik teknik kerja bengkel elektronika untuk kelas X?
4. Bagaimana prosedur pembuatan job sheet agar sesuai dengan kriteria
Job sheet yang baik?
5. Bagaimana kelayakan job sheet praktik teknik kerja bengkel
elektronika yang telah dibuat untuk kelas X dari aspek ahli materi?
6. Bagaimana kelayakan job sheet praktik teknik kerja bengkel
elektronika yang telah dibuat untuk kelas X dari aspek ahli media?
7. Bagaimana pendapat responden (siswa) terhadap job sheet praktik
38 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Penelitian
Penelitian pengembangan job sheet teknik kerja bengkel elektronika
ini disebut juga Research and Development (R & D). Tujuan dari penelitian
pengembangan ini adalah untuk mengembangkan job sheet teknik kerja
bengkel elektronika kelas X, dan menghasilkan job sheet teknik kerja
bengkel elektronika sebagai media pembelajaran praktik siswa kelas X SMK
Negeri 2 Wonosari, Gunungkidul.
Model penelitian disesuaikan dengan Thiagarajan, et all., (1974: 5)
yaitu 4-D models. Empat tahapan dalam 4-D models yaitu: (1) Pendefinisian
(Define) yang meliputi tahap analisis awal (front-end-analysis), analisis siswa
(learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept
analysis), dan merumuskan tujuan pembelajaran (specifying instructional
objectives). (2) Perancangan (Design) yang meliputi tahap penyusunan tes
acuan patokan (constructing criterion-referenced test), tahap pemilihan
media (media selction), pemilihan format (format selection), dan membuat
rancangan awal (initial design). (3) Tahap pengembangan (Develop) yang
meliputi tahap penilaian ahli (expert appraisal) dan uji coba pengembangan
(developmental testing). (4) Tahap penyebaran (Disseminate) merupakan
tahap penyebarluasan produk. Tahap penyebaran (Disseminate) dilakukan
secara terbatas yaitu dengan memberikan produk hasil pengembangan ke
39 B. Prosedur Penelitian
Langkah pengembangan Job sheet dilakukan berdasarkan dari kajian
pustaka yang telah dibahas dan mengacu pada model pengembangan 4D
Models, dapat dilihat dari gambar 3.
Gambar 4. Langkah-Langkah Pengembangan Job Sheet Menyusun Garis besar isi Job sheet
Mendesain isi pembelajaran pada Job sheet
Pemilihan format
Penulisan naskah Job sheet teknik kerja bengkel elektronika (Draft I)
Validasi Ahli
Revisi 1
Uji Coba Pengembangan
Job sheet teknik kerja bengkel elektronika (Produk Jadi)
Revisi 2
Naskah Job sheet (Draft II)
40 1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap Define bertujuan untuk mengumpulkan berbagai informasi
yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan. Tahap Define
meliputi tiga langkah yaitu, yaitu:
a. Analisis Awal
Analisis awal atau identifikasi kebutuhan bertujuan untuk
menetapkan masalah dasar yang muncul dalam pembelajaran teknik
kerja bengkel elektronika. Analisis awal untuk memperoleh gambaran
fakta, harapan, dan alternatif penyelesaian masalah dasar. Hal
tersebut akan memudahkan dalam penentuan dan pemilihan bahan
ajar yang akan dikembangkan.
Hasil yang didapatkan dalam tahap ini adalah pada
pembelajaran praktik siswa lembar kerja buku K13 belum sesuai
dengan kondisi sarana prasarana sekolah. Disisi lain belum adanya
Job sheet menjadikan pelaksanaan praktik berdasar instruksi lisan
dari Guru. Dengan tidak adanya job sheet kegiatan pembelajaran
menjadi lebih condong ke teori dan sedikit praktik sehingga informasi
yang didapat siswa kurang. Selain itu kurangnya kegiatan praktikum
mengakibatkan siswa jenuh dan bosan.
Berdasarkan gambaran fakta permasalahan yang terjadi
dilapangan maka perlu dikembangkan job sheet teknik kerja bengkel
elektronika. Sehingga diharapkan dengan adanya job sheet dapat
41 b. Analisis Siswa dan Kurikulum
Analisis siswa dan kurikulum adalah untuk mengkaji
karakteristik siswa sesuai dengan desain pengembangan bahan ajar
dan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran. Kurikulum yang
di gunakan adalah kurikulum 2013 dan berdasarkan pengalaman
yang dilakukan saat pelaksanaan PPL di SMK Negeri 2 Wonosari,
karakteristik siswa lebih aktif dan antusias dalam kegiatan
pembelajaran praktik.
c. Merumuskan Tujuan
Perumusan tujuan pembelajaran digunakan untuk menentukan
perilaku objek penelitian. Perumusan tujuan ini menjadi dasar untuk
menyusun dan merancang perangkat pembelajaran praktik.
Kemudian mengintegrasikannnya ke dalam job sheet yang akan
dikembangkan oleh peneliti. Hal ini berguna untuk membatasi peneliti
agar tidak keluar dari tujuan semula.
2. Tahap Perancangan (Design)
Tujuan dari tahap perancangan ini yaitu untuk merancang produk
yang akan dikembangkan. Produk awal harus memperhatikan kelayakan
agar dapat diimplementasikan di lapangan. Terdapat empat langkah yang
harus dilakukan pada tahap perancangan ini, yaitu:
a. Penyusunan garis besar isi Job sheet
Penyusunan garis besar isi job sheet berisikan rencana awal
42
elektronika. Ditambah dengan konsep penyajian materi yang terdapat
dalam job sheet.
b. Mendesain isi pembelajaran pada job sheet
Isi pembelajaran dalam job sheet teknik kerja bengkel
elektronika disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan di SMK
Negeri 2 Wonosari. Langkah ini bertujuan agar materi praktikum yang
ada didalam job sheet tidak menyimpang dari standar kompetensi
dasar didalam Kurikulum yang diterapkan di sekolah.
c. Pemilihan Format
Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan
prinsip dasar pembuatan media job sheet. Pemilihan format dalam
pengembangan job sheet dimaksudkan untuk mendesain sajian yang
memenuhi kriteria job sheet yang baik, menarik, dan memudahkan
dalam pembelajaran praktik.
d. Penulisan naskah Job sheet (Draft I)
Penulisan naskah job sheet draft awal ini disesuaikan dengan
kriteria yang telah dikaji. Dari hasil kajian pustaka, bagian-bagian
utama yang ada didalam job sheet meliputi: (1) Judul praktik, (2)
kompetensi, (3) Tujuan, (4) teori singkat tentang materi, (5) alat dan
kelengkapannya, (6) prosedur keselamatan kerja, (7)
langkah-langkah kerja, (8) gambar kerja, dan (6) hasil kerja/data pengamatan