• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN JOB SHEET TEKNIK KERJA BENGKEL ELEKTRONIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 2 WONOSARI, GUNUNGKIDUL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN JOB SHEET TEKNIK KERJA BENGKEL ELEKTRONIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 2 WONOSARI, GUNUNGKIDUL."

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN JOB SHEET TEKNIK KERJA BENGKEL ELEKTRONIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SISWA KELAS X DI SMK

NEGERI 2 WONOSARI, GUNUNGKIDUL

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

ANANG PRASETYO NIM. 11502241018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah sungguh-sungguh urusan yang lain.

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Al Insyirah : 6-8)

Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula). Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

(Q.S Ar-Rahman: 60-61)

Ada 6 Syarat Untuk Mendapatkan Ilmu, Yang Pertama Adalah Kecerdasan, Yang Kedua Adalah Kemauan Dan Semangat, Yang Ketiga Adalah Kesabaran, Yang

Keempat Adalah Pengorbanan, Yang Kelima Adalah Pembimbing, Dan Yang Keenam Adalah Waktu

(Imam Syafi’i)

Kerhormatan seseorang terletak pada kemampuannya memberikan kebermanfaatan dan kemaslatan kepada orang lain

(Mohammad NUH)

Manusia adalah mahluk gudangnya keterbatasan, namun ada yang tidak terbatas pada manusia yaitu imajinasi dan kemauan, oleh sebab itu eksplorasilah dan kendalikan kedua hal tersebut, dan mintalah hanya kepada Allah SWT, karena

izin Allah SWT lah semua imajinasi dan kemauan dapat diwujudkan. (Dede Martino)

Bekti Marang Agama lan Migunani Tumraping Liyan (Orang Tua)

Rasa sakit itu adalah proses, baca dari apa yang kamu lihat, dengar dan rasakan, kemudian pahami dengan hatimu. Tak ada manusia yang diciptakan sia-sia

(Anang Prasetyo)

Salam Kreativitas Tanpa Batas (UKM Penelitian UNY)

Man Jadda Wajada

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur kepada Allah SWT SERTA Shalawat kepada Rasulullah

Muhammad SAW, karya ini saya persembahkan untuk:

1. Khilafah keilmuan bagi peradaban manusia.

2. Bapak, Ibu, Adik, dan keluarga yang telah melimpahkan kasih sayang,

perhatian, motivasi dan do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir Skripsi ini.

3. BIDIK MISI yang telah memberikan kesempatan untuk dapat belajar,

berkarya dan menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Solihat, Ikhlasul Amal, Riza Lukman, I Wayan Adiyasa, dan Anifatur Rosidah

yang telah mendukung untuk menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi.

5. Seluruh keluarga besar UKM-Penelitian UNY, KMM FT UNY, Forum

Mahasiswa BIDIK MISI UNY atas do’a dan dorongannya,

6. Seluruh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika khususnya kelas

A angkatan 2011 Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

7. Bapak Ibu Guru yang telah memberikan inspirasi dan motivasi untuk

berjuang dalam mencerdaskan bangsa.

(7)

vii

PENGEMBANGAN JOB SHEET TEKNIK KERJA BENGKEL ELEKTRONIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SISWA KELAS X

DI SMK NEGERI 2 WONOSARI, GUNUNGKIDUL

Oleh :

Anang Prasetyo NIM. 11502241018

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini dirancang untuk: (1) Melakukan langkah-langkah pengembangan job sheet praktik teknik kerja bengkel elektronika untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari; (2) Mengetahui kelayakan job sheet praktik teknik kerja bengkel elektronika yang telah dibuat untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model pengembangan 4-D models dengan empat tahapan pokok yaitu, (1) Pendefinisian (Define); (2) Perancangan (Design); (3) Tahap pengembangan (Develop); (4) Tahap penyebaran (Disseminate). Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan angket. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan instrumen berupa angket atau kuesioner untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian diketahui bahwa: (1) Pengembangan Job Sheet sesuai dengan model pengembangan 4-D Models; dan (2) Berdasarkan hasil penilaian ahli media yang meliputi aspek tampilan, kemudahan penggunaan, konsistensi, format, dan kegrafikan mencapai nilai rata-rata 87,5 dengan presentase 87,5% (sangat layak). Berdasarkan hasil penilaian ahli materi yang mencakup aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek sajian, dan aspek manfaat mencapai nilai rata-rata 99,5 dengan presentase 80% (layak). Berdasarkan respon siswa memperoleh nilai rata-rata 107,16 dengan presentase 86% (sangat baik).

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya,

Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pengembangan Job Sheet Teknik Kerja Bengkel Elektronika Sebagai Media Pembelajaran Praktik Siswa Kelas X

di SMK Negeri 2 Wonosari, Gunungkidul” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama

dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Karmanto dan Martini, kedua orang tua yang terus memberikan do’a, semangat, dorongan, motivasi dan bimbingan disetiap waktu.

2. Muhammad Munir, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah banyak

memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas

Akhir Skripsi ini.

3. Suparman, M.Pd., Slamet, M.Pd., dan Muslikhin, M.Pd., selaku Validator

instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan

sehingga penelitan TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

4. Eka Tri Aryanto, S.Pd., Midarja, S.Pd., Ponco Wali Pranoto, M.Pd., dan Edi

Haryono, S.Pd., selaku Validator ahli materi dan media penelitian TAS yang

memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitan TAS dapat

terlaksana sesuai dengan tujuan.

5. Muhammad Munir, M.Pd., Satriyo Agung D., M.Pd., Adi Dewanto, M.Kom.,

Ketua Penguji, Sekretaris, dan Ketua Penguji yang memberikan koreksi

perbaikan secara komprehensif terhadap TAS ini.

6. Muhammad Munir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika dan

Handaru Jati, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik

Elektronika beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan

fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya

TAS ini.

7. Dr. Moch. Bruri Triyono, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

(9)

ix

8. Drs. Rachmad Basuki, SH, MT., Kepala SMK Negeri 2 Wonosari yang telah

memberi izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi

ini.

9. Para guru dan staf SMK Negeri 2 Wonosari yang telah memberi bantuan

memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir

Skripsi ini.

10.Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat

disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas

Akhir Skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah berikan semua pihak di atas

menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan

Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak

lain yang membutuhkannya.

Yogyakarta, 25 Februari 2015

Penulis,

(10)

x

5. Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel Elektronika ... 31

B. Penelitian yang Relevan ... 32

C. Kerangka Pikir ... 34

(11)

xi BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Penelitian ... 38

B. Prosedur Penelitian ... 39

1. Tahap Pendefinisian (Define) ... 40

2. Tahap Perancangan (Design) ... 41

3. Tahap Pengembangan (Develop) ... 43

4. Tahap Penyebaran (Disseminate) ... 44

C. Sumber Data ... 44

D. Metode dan Alat Pengumpul Data ... 45

1. Instrumen Uji Kelayakan Ahli Materi ... 45

2. Instrumen Uji Kelayakan Ahli Media ... 47

3. Instrumen Kuisoner Responden ... 48

E. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

1. Tahap Pendefinisian (Define) ... 51

2. Tahap Perancangan (Design) ... 54

3. Tahap Pengembangan (Develop) ... 59

B. Pembahasan ... 66

1. Ahli Materi ... 67

2. Ahli Media ... 68

3. Uji Coba Lapangan Terhadap Siswa ... 68

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 70

B. Keterbatasan Produk ... 71

C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut ... 71

D. Saran ... 72

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Prosedur Pengembangan Media ... 20

Gambar 2. Langkah-langkah Penyusunan Job Sheet ... 29

Gambar 3. Kerangka Pikir ... 36

Gambar 4. Langkah-langkah Pengembangan Job Sheet. ... 39

Gambar 5. Cover Job Sheet ... 57

Gambar 6. Halaman Pertama Tiap Job pada Job Sheet ... 58

Gambar 7. Grafik penilaian ahli materi ... 62

Gambar 8. Grafik penilaian ahli media ... 63

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Teknik Kerja Bengkel

Elektronika ... 31

Tabel 2. Kisi-kisi Kuisoner Kelayakan Ahli Materi ... 46

Tabel 3. Kisi-kisi Kuisoner Kelayakan Ahli Media ... 47

Tabel 4. Kisi-kisi Kuisoner Responden (siswa)... 48

Tabel 5. Aturan Pemberian Skor ... 49

Tabel 6. Kriteria Kategori Penilaian Ideal ... 50

Tabel 7. Silabus Teknik Kerja Bengkel Elektronika Semester_2 ... 53

Tabel 8. Tujuan Pembelajaran Job Sheet Teknik Kerja Bengkel Elektronika .. 53

Tabel 9. Hasil Penilaian Ahli Materi pada Tiap Aspek Penilaian ... 61

Tabel 10. Hasil Penilaian Ahli Materi Secara keseluruhan ... 61

Tabel 11. Hasil Penilaian Ahli Media pada Tiap Aspek Penilaian ... 63

Tabel 12. Hasil Penilaian Ahli Media Secara keseluruhan ... 63

Tabel 13. Hasil Respon Siswa pada Tiap Aspek ... 65

(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian Tugas Akhir Skripsi ... 76

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Gubernur DIY ... 77

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Bupati Gunungkidul ... 78

Lampiran 4. Surat Telah Melakukan Penelitian Tugas Akhir Skripsi ... 79

Lampiran 5. Surat Permohonan Validasi Instrumen 1 ... 80

Lampiran 6. Surat Pernyataan Validasi Instrumen 1 ... 81

Lampiran 7. Hasil Validasi Instrumen Tugas Akhir Skripsi 1 ... 82

Lampiran 8. Surat Permohonan Validasi Instrumen 2 ... 83

Lampiran 9. Surat Pernyataan Validasi Instrumen 2 ... 84

Lampiran 10. Hasil Validasi Instrumen Tugas Akhir Skripsi 2 ... 85

Lampiran 11. Surat Permohonan Validasi Instrumen 3 ... 86

Lampiran 12. Surat Pernyataan Validasi Instrumen 3 ... 87

Lampiran 13. Hasil Validasi Instrumen Tugas Akhir Skripsi 3 ... 88

Lampiran 14. Surat Permohonan Validasi Materi 1 ... 89

Lampiran 15. Hasil Validasi Materi 1 ... 90

Lampiran 16. Surat Permohonan Validasi Materi 2 ... 92

Lampiran 17. Hasil Validasi Materi 2 ... 93

Lampiran 18. Surat Permohonan Validasi Media 1 ... 95

Lampiran 19. Hasil Validasi Maedia 1 ... 96

Lampiran 20. Surat Permohonan Validasi Mmedia 2 ... 98

Lampiran 21. Hasil Validasi Media 2 ... 99

Lampiran 22. Sampel Hasil Respon Siswa X EI ... 101

Lampiran 23. Analisis Data Validasi Ahli Materi dan Ahli Media ... 111

Lampiran 24. Analisis Data Respon Siswa ... 112

Lampiran 25. Rekap Kesan dan Saran dari Siswa ... 113

Lampiran 25. Silabus Teknik Kerja Bengkel Elektronika Semester 2... 114

Lampiran 26. Program Semester Genap Teknik Kerja Bengkel Elektronika ... 124

Lampiran 27. Dokumentasi ... 125

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai nilai penting bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Kemajuan suatu bangsa merupakan cita-cita besar yang harus

diperjuangkan. Mohammad Ali (2009: 129), menyampaikan bahwa

pendidikan merupakan suatu proses pada suatu bangsa dalam

mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk

memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien agar mereka dapat

memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan bangsa. Hal ini memberikan

gambaran bahwa pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kemajuan suatu bangsa.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber

daya manusia (SDM) yang luar biasa. Pendidikan merupakan sarana untuk

meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Usaha peningkatan kualitas SDM

Indonesia memerlukan perhatian khusus sehingga memperoleh hasil yang

optimal untuk kemajuan bangsa Indonesia. Terkait dengan pembangunan

SDM yang berkualitas, dijelaskan bahwa pembangunan sumber daya

menusia memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan manusia

Indonesia yang maju dan mandiri sehingga mampu berdaya saing dalam

era globalisasi (Mohammad Ali, 2009: 6).

Peningkatan kualitas SDM dan pendidikan memiliki hubungan yang

(16)

2

SDM yang berkualitas. Menurut Isjoni (2008: 3), hubungan antara

pendidikan dan kualitas SDM, dapat dijelaskan bahwa pendidikan identik

dengan output SDM, dan SDM yang berkualitas hanya dapat terbentuk

bilamana terdapat proses pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu,

peningkatan kualitas SDM dapat ditempuh melalui proses pendidikan yang

berkualitas.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, maka kurikulum harus

komperhensif terhadap dinamika sosial, tidak overload, relevan, dan mampu

mengakomodasikan keragaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas

pembelajaran harus ditingkatkan melalui strategi dan pendekatan

pembelajaran yang efektif di kelas dengan lebih memberdayakan potensi

yang dimiliki siswa.

Penerapan manajemen mutu yang berkualitas merupakan bagian dari

pengelolaan pendidikan yang berkualitas yang diharapkan mampu

menciptakan dan meningkatkan SDM yang berkualitas.

SMK Negeri 2 Wonosari telah menerapkan Kurikulum 2013 pada

jenjang kelas X dan kelas XI. Perubahan kurikulum dari KTSP (Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan) ke Kurikulum 2013 tersebut tentunya

(17)

3

dengan adanya kurikulum 2013 di SMK adalah munculnya beberapa mata

pelajaran produktif baru pada kompetensi keahlian. Salah satu mata

pelajaran baru yang muncul di jurusan Elektronika Industri, SMK N 2

Wonosari adalah mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel Elektronika.

Munculnya mata pelajaran baru tentunya menimbulkan berbagai

persoalan yang berhubungan dengan kesiapan guru dalam mengajar.

Berdasarkan sumber yang diperoleh dari hasil observasi terhadap guru di

Prodi Elektronika Industri, Teknik Elektro SMK N 2 Wonosari, guru masih

mengalami kesulitan dalam menyusun job sheet yang sesuai dengan

kurikulum yang baru untuk kegiatan praktik siswa. Kondisi tersebut terbukti

dengan tidak adanya job sheet teknik kerja bangkel disana, sehingga

kegiatan praktik yang dilakukan berdasarkan instruksi lisan dari guru untuk

semua siswa. Konsisi ini mengakibatkan kurangnya informasi yang

didapatkan siswa dalam pelaksanaan praktikum.

Kurikulum 2013 sebenarnya telah dirancang sedemikian rupa dengan

terbitnya Buku Kurikulum 2013. Akan tetapi munculnya buku kurikulum

2013 di SMK dirasa belum praktis dalam kegiatan praktik siswa sesuai

dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Sehingga guru

lebih banyak menyampaikan teori dari pada kegiatan praktik. Kondisi

tersebut berkebalikan dengan tujuan dari mata pelajaran Teknik Kerja

Bengkel Elektronika yang mengharapkan dapat mengembangkan

keterampilan siswa dalam menggunakan peralatan-peralatan bengkel

(18)

4

Berdasarkan pengalaman yang dilakukan saat pelaksanaan PPL di SMK

Negeri 2 Wonosari, kurangnya kegiatan praktik mengakibatkan kebosanan

pada siswa. Selain itu tidak adanya job sheet sebagai penduan pelaksanaan

praktik bagi siswa menjadikan siswa kebingungan dalam melaksanakan

langkah-langkah kegiatan praktik sesuai dengan prosedur yang baik dan

benar. Maka dari itu perlu dikembangkan job sheet untuk meningkatkan

kualitas proses belajar mengajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah

dikemukakan dapat didefinisikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Lembar kerja praktik atau job sheet pada buku kurikulum 2013 belum

sesuai dengan kondisi kesiapan sarana dan prasarana yang ada di

sekolah.

2. Guru masih kesulitan dalam menyusun job sheet teknik kerja bengkel

elektronika sesuai dengan kurikulum yang baru, sehingga kegiatan

praktik yang dilakukan berdasarkan instruksi lisan dari guru.

3. Belum adanya job sheet teknik kerja bengkel elektronika di SMK Negeri

2 Wonosari mengakibatkan pembelajaran lebih banyak ke teori dan

diskusi.

4. Praktikum yang dilakukan berdasarkan instruksi lisan dari guru

mengakibatkan kurangnya informasi yang didapatkan siswa.

5. Kurangnya kegiatan praktikum mengakibatkan siswa jenuh dan bosan.

C. Pembatasan Masalah

(19)

5

Materi yang dikembangkan adalah job sheet teknik kerja bengkel

elektronika sebagai media pembelajaran praktik siswa kelas X semester 2 di

SMK Negeri 2 Wonosari.

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan job sheet praktik teknik

kerja bengkel elektronika untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari?

2. Bagaimana kelayakan job sheet praktik teknik kerja bengkel

elektronika yang telah dibuat untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari?

E. Tujuan Penelitian

1. Melakukan langkah-langkah pengembangan job sheet praktik teknik

kerja bengkel elektronika untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari.

2. Mengetahui kelayakan job sheet praktik teknik kerja bengkel

elektronika yang telah dibuat untuk kelas X di SMK Negeri 2 Wonosari.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru

a). Membantu guru dalam proses pembelajaran teknik kerja bengkel.

b). Mempermudah guru dalam merencanakan kegiatan praktik.

c). Mempermudah guru dalam menyiapkan media praktikum.

d). Mempermudah guru dalam mengkondisikan siswa saat

melaksanakan praktikum.

e). Menambah motivasi guru agar lebih giat dalam berkreasi.

2. Bagi sekolah

a). Memberikan sumbangan bagi khasanah penelitian disekolah

(20)

6

b). Menambah koleksi karya job sheet sebagai media pembelajaran

praktik mada mata pelajaran teknik kerja bengkel.

3. Bagi siswa

a).

Mempermudah siswa dalam memahami maksud dan tujuan

pelaksanaan praktikum.

b).

Membantu siswa dalam mengkaitkan teori yang didapatkan dalam

kegiatan praktikum.

c).

Siswa dapat belajar praktik secara mandiri dengan menggunakan

job sheet tersebut.

d).

Membantu siswa dalam meningkatkan kompetensi keterampilan

(21)

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pengembangan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

2002, Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang

telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan

aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau

menghasilkan teknologi baru. Pengembangan secara umum berarti pola

pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolution) dan perubahan

secara bertahap.

Menurut Seels & Richey (Alim Sumarno, 2012: 1) pengembangan

berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan

kedalam bentuk fitur fisik. Pengembangan secara khusus berarti proses

menghasilkan bahan-bahan pembelajaran. Sedangkan menurut Tessmer

dan Richey (Alim Sumarno, 2012: 1) pengembangan memusatkan

perhatiannya tidak hanya pada analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu

luas tentang analisis awal-akhir, seperti analisi kontekstual.

Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk berdasarkan

temuan-temuan uji lapangan.

Menurut Sugiyono (2014: 5) pengembangan berati memperdalam

(22)

8

pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal

yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan

bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,

membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang,

utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat,

keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa

sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah

tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal

serta pribadi mandiri.

Berdasar pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar,

terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi

produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai

upaya untuk menciptakan mutu yang lebih baik.

2. Pembelajaran

Pembelajaran dianggap sebagai perolehan pengetahuan, penguasaan

keterampilan dan pembentukan sikap. Pembelajaran tidak hanya

menegaskan pada penguasaan pengetahuan, tetapi juga pada

perkrmbangan sikap, emosi, kreativitas dan nilai estetika. Pembelajaran

dapat membawa perubahan pada diri seseorang baik kearah yang benar

maupun kearah yang salah.

Pembelajaran dianggap berhasil dan efektif ketika siswa mampu

menerima dan memahami materi yang dipelajari. Hal ini dipengaruhi oleh

(23)

9

mempelajari materi tersebut. Siswa dapat aktif belajar secara mandiri

maupun melalui bantuan guru. Proses pembelajaran yang berhasil harus

memberikan perubahan yaitu peningkatan kualitas pembelajaran dengan

wujud peningkatan prestasi siswa.

Pearturan pemendikbud no 65 tahun 2013 tentang standar proses

yang menyatakan proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik.

a. Pengertian Pembelajaran

Martinis Yamin dan Maisah (2009: 164) menjelaskan bahwa

pembelajaran diartikan sebagai konsep yang bisa berkembang

seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang melekat

pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Selain itu pembelajaran merupakan kemampuan dalam mengelola

secara operasional dan eefisien terhadap komponen yang berkaitan

dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap

komponen tersebut menurut standar yang berlaku.

Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang

memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang

secara optimal. Menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah

(24)

10

didik dan peserta didik dengan pendidik , dalam rangka perubahan

pola pikir dan sikap yang akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik

yang bersangkutan (Depdiknas, 2008: 5).

Pembelajaran dalam bidang pendidikan adalah proses interaksi

antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Pembelajaran adalah bantuan yang diberikan guru kepada

siswa dalam kegiatan belajar, agar terjadi perolehan ilmu

pengetahuan, pembentukan kepribadian dan keterampilan pada

siswa. Dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran merupakan adanya

interaksi antara guru dengan siswa dalam membantu siswa

menguasai materi (aspek kognitif), membentuk sikap (aspek afektif)

dan meningkatkan keterampilan (aspek psikomotorik).

b. Komponen Pembelajaran

Martinis Yamin dan Maisah (2009: 165-166) menjabarkan

beberapa komponen pembelajaran. Peningkatan kualitas

pembelajaran harus memperhatikan beberapa komponen yang

dapat mempengaruhi pembelajaran. Komponen-komponen tersebut

yaitu: a) siswa, meliputi lingkungan, sosial, kepribadian, budaya,

ekonomi, intelegensi, bakat dan minat, b) guru, meliputi latar

belakang pendidikan, beban mengajar, cara memanfaatkan alat

peraga, motivasi kerja, komitmen terhadap tugas, kondisi ekonomi,

kreativitas dan disiplin, c) kurikulum, d) sarana prasarana pendidikan,

meliputi gedung, alat peraga, perpustakaan, laboraturium, bimbingan

(25)

11

pengelolaan kelas, guru, siswa, kepemimpinan, sarana prasarana dan

peningkatan tata tertib, f) pengelolaan proses pembelajaran, meliputi

penampilan guru, penguasaan materi guru, pemanfaatan fasilitas dan

penggunaan metode, g) pengelolaan dana, meliputi sumber dana,

penggunaan dana, pengawasan dan laporan, h) monitoring dan

evaliasi, dan i) kemitraan, meliputi hubungan sekolah dengan instansi

pemerintah,masyarakat, dunia usaha dan lembaga pendidikan

lainnya.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Peraturan permendikbud no 65 tahun 2013 tentang standar

proses menjelaskan tentang prinsip-prinsip pembelajaran. Sesuai

dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi, maka prinsip

pembelajaran yang digunakan adalah 1) dari peserta didik diberi

tahu, menuju peserta didik mencari tahu, 2) dari guru menjadi

satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis beraneka sumber,

3) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan

penggunaan pendekatan ilmiah, 4) dari pembelajaran berbasis

konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi, 5) dari

pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu, 6) dari

pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran yang jawabannya multi dimensi, 7) dari pembelajaran

verbalisme menuju keterampilan aplikatif, 8) peningkatan dan

keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan

(26)

12

mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

sebagai pembelajaran sepanjang hayat, 10) pembelajaran yang

menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan, membangun

kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam

proses pembelajaran, 11) pembelajaran yang berlangsung dirumah,

di sekolah dan dimasyarakat, 12) pembelaaran yang menerapkan

prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa dan

dimana saja adalah kelas untuk belajar, 13) pemanfaatan teknologi

informasi dalam komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan

efektifitas pembelajaran, dan 14) pengakuan atas perbedaan

individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Sementara itu Jennifer Nichols (2013: 1) menyederhanakan

kedalam 4 prinsip yaitu: Pertama, instruction should be

student-centered adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada

siswa. Siswa dipososokan sebagai subyek pembelajaran yang aktif

dalam mengembangkan minat dan bakatnya. Siswa diajak

berkontribusi dalam memecahkan masalah-masalah nyata yang ada

di masyarakat.

Pembelajaran dikelas yang berpusat pada siswa bukan berarti

guru tidak memiliki peran, namun guru bertindak sebagai fasilitator.

Siswa diberikan kesempatan untuk belajar sesuai dengan gaya

belajar masing-masing dan bertanggungjawab atas apa yang

dipelajari. Meskipun menerima informasi secara pasif, siswa juga

(27)

13

Kedua, education should be collaborative. Pendidikan sebaiknya

mengajarkan untuk kolaborasi dengan ornag lain. Siswa belajar

untuk berkolaborasi denga orang lain dan diharapkan mampu bekerja

sama dengan orang lain. Bekerjasama untuk mencari informasi,

memahasi bersama dan membangun makna. Siswa diajarkan

bagaimana cara untuk memahami perbedaan dan kekuatan dan

talentamasing-masing orang dan mampu menyesuaikan diri dengan

mereka.

Ketiga, learning should have context. Pembelajaran sebaiknya

mempunyai keterkaitan dengan kehidpan dunia nyata. Pendekatan

pembelajaran berpusat pada siswa, akan tetapi bukan berarti guru

memberikan kendali belajar kepada siswa sepenuhnya. Guru harus

tetap memberikan pengarahan mengenai keterampilan yang akan

diperoleh siswa. Guru engembangkan metode pembelajaran yang

mendukung siswa agar dapat menemukan nilai, makna, dan

keyakinan terhadap apa yang dipelajarinya, sehingga mampu

pengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Keepat, schools should be integrated with society. Sekolah

sebaiknya mempunyai integrasi dengan lingkungan sosial. Pendidikan

perlu mendorong siswa untuk mengambil bagian dalam komunitas

global dan mencari cara untuk mempengaruhi lingkungan mereka.

Siswa diajarkan untuk dapat mengambil peran dalam melakukan

(28)

14 3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Azhar Arsyad (2014: 3), “kata media berasal dari

bahasa Latin medius, yang secara harfiah berarti tengah, pengantar

atau perantara”. Sedangkan Heinich dan kawan-kawan dalam

Azhar Arsyad (2014: 3-4) mengemukakan istilah medium sebagai

perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.

Apabila media komunikasi membawa informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka

media itu disebut media pembelajaran.

Media pendidikan menurut Sudarwan Danim (2010: 7),

merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan

oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa.

Chomsin S. Widodo dan Jasmadi (2008: 38), mengungkapkan

bahwa interaksi antara pendidik dan siswa akan sangat efektif jika

tersedia media pendukung. Media yaitu segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan. Pengajaran adalah proses

komunikasi. Sebagai proses komunikasi, ada sumber pesan

(pengajar), penerima pesan (siswa), dan pesan, yaitu materi

pelajaran yang diambilkan dari kurikulum. Jika pesan/ pengertian

yang diterima oleh penerima pesan (siswa) sama atau mendekati

sama dengan pesan yang dimaksud oleh sumber pesan, maka

(29)

15

Pengertian media pembelajaran berdasarkan beberapa

pengertian di atas adalah media merupakan perantara yang

mengantarkan materi pelajaran oleh pengajar (sumber pesan)

kepada siswa (penerima pesan). Pembelajaran dinyatakan efektif

apabila dengan menggunakan media pembelajaran, siswa lebih

memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh pengajar.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum, fungsi dan manfaat media pembelajaran

menurut Arief S. Sadiman (2014: 17-18) adalah:

1) Memperjelas penyajian pesan (verbalistis),

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,

3) Mengatasi sikap pasif siswa, yaitu dapat menimbulkan

gairah belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung

antara siswa dengan lingkungan dan kenyataannya serta

memungkinkan siswa belajar sendiri menurut kemampuan dan

minatnya,

4) Mengatasi masalah pembelajaran karena perbedaan pengalaman

dan lingkungan sedangkan kurikulum yang harus ditempuh oleh

siswa sama sehingga media pembelajaran dapat memberikan

perangsang, pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Menurut Purnomo dalam Chomsin S. Widodo dan Jasmadi

(2008:39), media dapat membantu pengajar dalam menyalurkan

pesan. Semakin baik media yang digunakan, semakin kecil

(30)

16

digunakan dalam pembelajaran dengan dua cara, yaitu sebagai alat

bantu (dependent media) dan digunakan sendiri oleh siswa

(independent media). Sedangkan fungsi media pembelajaran adalah

untuk: 1) memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat

verbalistis; 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya

indera; 3) menghilangkan sikap pasif pada subjek belajar; 4)

membangkitkan motivasi belajar.

Pendapat Hamalik dalam Azhar Arsyad (2014: 19),

mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam

proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat

yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap

orientasi pembelajaran sangat membantu keefektifan proses

pembelajaran dan penyampaian pesan isi pembelajaran pada saat

itu. Media pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan

pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Fungsi dan manfaat media pembelajaran berdasarkan beberapa

pendapat tersebut adalah untuk mempermudah pembelajaran,

memperjelas penyajian, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan

daya indera, membangkitkan motivasi belajar, mengatasi sikap pasif

(31)

17

dalam Arief S. Sadiman (2014: 20), media dibagi menjadi tiga unsur

pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Bretz juga membedakan

antara media siar (telecommunication) dan media rekam

(recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi media: 1) media

audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio

semi- gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media

semi- gerak, 7) media audio dan 8) media cetak.

Briggs dalam Arief S. Sadiman (2014: 23), jenis media lebih

mengarah pada karakteristik menurut rangsangan (stimulus)

yang dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian

rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas

pembelajaran, bahan dan transmisi-nya. Briggs mengidentifikasikan

13 macam media dalam pembelajaran, yaitu objek, model, suara

langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram,

papan tulis, media transparansi, film bingkai, film, televisi dan

gambar.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa jenis media pembelajaran mengarah pada peningkatan

(32)

18

(stimulus) kepada siswa, tugas pembelajaran, bahan dan

transmisi-nya. Jenis- jenis media pembelajaran meliputi media visual/ grafis/

dua dimensi, media tiga dimensi, media audial, media proyeksi

serta lingkungan. Modul merupakan media cetak sebagai bagian

dari jenis media visual/ grafis/ dua dimensi.

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Pertimbangan dalam memilih media, antara lain; tujuan

pengajaran yang akan dicapai, karakteristik siswa, karakteristik

media, alokasi waktu, kompatibelitas (sesuai dengan norma),

ketersediaan, biaya, mutu teknis, dan artistik (Chomsin S. Widodo

dan Jasmadi, 2008: 39). Pengetahuan dan pemahaman yang

perlu dikuasai oleh guru tentang media pembelajaran meliputi:

1). media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan

proses belajar mengajar;

2). fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;

3). seluk beluk proses belajar;

4). hubungan antara mode mengajar dan media pendidikan;

5). nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;

6). pemilihan dan penggunaan media pendidikan;

7). berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;

8). media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;

9). usaha inovasi dalam media pendidikan (Hamalik dalam

(33)

19

Menurut Arief S. Sadiman (2014: 85), kriteria pemilihan media

pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat

kemampuan dan karakteristik media tersebut. Profesor Ely dalam

Arief S. Sadiman (2014: 85), pemilihan media seyogyanya tidak

terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari

sistem instruksional secara keseluruhan. Meskipun tujuan dan isinya

sudah diketahui, faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi

belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan

sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu dengan

mempertimbangkan tujuan pembelajaran, kondisi siswa,

karakteristik media, strategi pembelajaran, ketersediaan waktu

dan biaya, serta fungsi media tersebut dalam pembelajaran.

e. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran

Arief S. Sadiman, dkk (2014: 100) merumuskan susunan

langkah-langkah dalam mengembangkan media sebagai berikut:

1) Menganalisis kebutuan dan karakteristik siswa;

2) Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective)

dengan operasional dan khas;

3) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang

mendukung terciptanya tujuan;

(34)

20 5) Menulis naskah media;

6) Mengadakan tes dan revisi.

Gambar 1. Prosedur Pengembangan Media

4. Media Job Sheet

Istilah job sheet berasal dari bahasa Inggris yaitu job yang berarti

pekerjaan atau kegiatan dan sheet yang berarti helai atau lembar. Jadi,

job sheet adalah lembar kerja atau lembar kegiatan, yang berisi

informasi atau printah dan petunjuk mengerjakannya. Job sheet

merupakan dokumen yang mencakup seluruh atau sebagian spesifikasi

(35)

21

manufaktur dari suatu komponen (Tooling Univercity, 2013:1).

Pengertian lain menyebutkan bahwa job sheet adalah halaman petunjuk

yang digunakan untuk membantu pekerja dalam melaksanakan tugas

atau pekerjaan (Merrian-Webster, 2013:1).

Dalam dunia pendidikan menurut Team MPT TTUC Bandung yang

dikutip Ni Desak Made Sri Adnyawati (2004: 159), job sheet disebut juga

lembaran kerja yaitu suatu media pendidikan yang dicetak membantu

instruktur dalam pengajaran keterampilan, terutama di dalam

laboraturium (workshop), yang berisi pengarahan dan gambar-gambar

tentang bagaimana cara untuk membuat atau menyelesaikan suatu

pekerjaan. Sedangkan menurut Trianto (2009: 222) job sheet atau

lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Job sheet

atau lembar kerja siswa memuat sekumplan kegiatan mendasar yang

harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam

upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil

belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2009: 223).

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa media job sheet adalah

segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan,

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan peserta

didik, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran,

dalam hal ini menggunakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang

harus dikerjakan peserta didik, berisi petunjuk, langkah-langkah untuk

(36)

22 a. Fungsi dan Tujuan Job Sheet

Menurut Trianto (2009: 222) lembar kerja siswa atau job sheet

berfungsi sebagai panduan untuk latihan pengembangan aspek

kognitif maupun semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan

eksperimen atau demonstrasi. Sedangkan menurut Andi Prastowo

(2012: 205-206) fungsi lembar kerja siswa atau job sheet adalah

sebagai berikut:

1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik,

namun lebih mengaktifkan peserta didik.

2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk

memahami materi yang diberikan serta kompetensi

keterampilannya.

3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan mengandung unsur

melatih keterampilan siswa.

4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran praktik.

Tujuan penyusunan job sheet menurut Andi Prastowo

(2012:206) adalah sebagai berikut:

1) Menyajikan bahan ajar yeng memudahkan peserta didik untuk

berinteraksi dengan materi yang diberikan.

2) Menyajikan tugas-tugas dan langkah-langkah kerja yang

meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi.

3) Melatih kemandirian belajar peserta didik.

4) Memudahkan pendidik dalam mendampingi proses kegiatan

(37)

23

b. Kelebihan dan Keterbatasan Job Sheet

Menurut Kemp & Dayton yang dikutip oleh Azhar Arsyad

(2014: 39), mengelompokan media kedalam delapan jenis, dimana

media job sheet termasuk kedalam media cetak. Job sheet

sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan keterbatasan,

antara lain:

1). Kelebihan media job sheet antara lain:

a). Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan

kecepatan masing-masing,

b). Disamping mengulangi materi dalam media cetakan

peserta didik akan mengikuti urutan pikiran secara logis,

c). Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak

sudah merupakan hal lumrah dan dapat menambah daya

tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi

yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual,

d). Peserta didik akan berpartisipasi/berinteraksi dengan

aktif karena harus memberi respon terhadap pertanyaan

dan latihan yang disusun. Serta peserta didik dapat

mengetahui apakah jawabannya benar atau salah,

e). Materi dapat direproduksi dengan ekonomis dan

didistribusikan dengan mudah (Azhar Arsyad, 2014: 40).

Selain dari itu keuntungan dari pemakaian job sheet

adalah: (1) dapat mengurangi penjelasan yang tidak perlu, (2)

(38)

24

tugas berbeda, (3) dapat membangkitkan kepercayaan diri

pada peserta didik untuk mempentuk kesiapan bekerja, (4)

menjadikan persiapan yang sangat baik bagi peserta didik

untuk bekerja di industri sebab terbiasa membaca instruksi

kerja, dan (5) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2). Keterbatasan media job sheet antara lain:

a). Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetak,

b). Biaya percetakan lebih mahal apabila ingin menampilkan

ilustrasi, gambar, atau foto yang berwarna,

c). Proses percetakan media seringkali memakan waktu

bebrapa hari, sampai berbulan-bulan, tergantung kepada

peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada

halaman cetak,

d). Perbagaian unit-unit pelajaran dalam media cetak

harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu

panjang dan dapat membosankan peserta didik,

e). Umumnya media cetak dapat membawa hasil yang baik

jika tujuan pelajaran itu bersifat kognitif,

f). Jika tidak dirawat dengan baik media cetak cepat rusak

atau hilang (Azhar Arsyad, 2014: 40-42).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, job sheet memiliki

kelebihan dan keterbatasan/ kelemahan sebagai media

pembelajaran. Kelebihan job sheet antara lain: peserta didik dapat

(39)

25

langkah-langkah yang benar, peserta didik akan lebih aktif dalam

proses pembelajaran, dan peserta didik dapat lebih mudah

memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kelemahan job

sheet sebagi media pembelajarn antara lain: sulit menampilkan

gerak, kurang variasi dalam penyajian, penyajian gambar yang

kurang jelas dan tidak tepat, dan ukuran huruf yang tidak seimbang

dengan gambar.

c. Prinsip Dasar Pembuatan Media Job Sheet

Pembuatan job sheet harus mempertimbangkan beberapa hal,

yaitu: (1) dimulai dari yang sederhana sampai kepada yang sukar,

(2) pekerjaan dimulai dari yang menarik perhatian peserta didik, (3)

langkah dari pekerjaan tersebut, (4) ruang lingkup persoalan

ditekankan pada keterampilan, (5) pekerjaan yang akan sering

dilakukan oleh peserta didik diajarkan terlebih dahulu, dan (6)

peserta didik memerlukan kesempatan latihan secara keseluruhan

dari suatu pekerjaan daripada sepotong-potong.

Untuk menyempurnakan pembuatan Menurut Azhar Aryad

(2014: 85-88) menjelaskan ada 6 elemen yang perlu diperhatikan

pada saat merancang yaitu:

1). Konsistensi

a). Penggunaan format dari halaman ke halama harus

konsisten

b). Penggunaan jarak spasi harus konsisten

(40)

26 2). Format

a). Format kolom harus disesuaikan dengan ukuran kertas

b). Tanda-tanda (icon) yang mudah dimengerti bertujuan

untuk menekankan hal-hal yang penting atau khusus.

Tanda dapat berupa gambar, cetak tebal, atau miring.

c). Pemberian tanda-tanda untuk taktik dan strategi

pengajaran yang berbeda

3). Organisasi

a). Selalu menginformasikan peserta didik mengenai dimana

mereka atau sejauh mana mereka dalam teks tersebut

b). Menyusun teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah

diperoleh

c). Isi materi dibuat secara berurutan dan sistematis

d). Kotak-kotak dapat diguanakan untuk memisahkan

bagian- bagian teks

4). Daya tarik

a). Bagian sampul (cover) depan dengan mengkombinasikan

warna, gambar bentuk dan ukuran huruf yang serasi

b). Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang

berbeda

5). Ukuran

a). Memilih ukuran huruf yang sesuai dengan peserta didik,

pesan dan lingkungannya

b). Menggunakan perbandingan huruf yang proporsional antara

(41)

27

c). Menghindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh

teks karena dapat membuat proses membaca itu sulit

6). Ruang (spasi) kosong

a). Menggunakan spasi kosong tak berisi gambar atau teks

untuk menambah kontras. Hal ini dimaksud agar pembaca

dapat beristirahat pada titik-titik teretntu

b). Menyesuaikan spasi antara baris untuk meningkatkan

tampilan dan tingkat keterbacaan

c). Menambahkan spasi antara paragraf untuk

meningkatkan tingkat keterbacaan.

d. Kriteria Job Sheet yang Baik

Menurut Trianto (2009: 223) komponen-komponen lembar

kerja siswa atau job sheet meliputi: 1) judul eksperimen, 2) teori

singkat tentang materi, 3) alat dan bahan, 4) prosedur eksperimen,

5) data pengamatan serta pertanyaan, dan 6) kesimpulan untuk

bahan diskusi. Sedangkan menurut Canci dan Rasyid dalam makalah

Fatmawati, dkk (2014:8) yang berjudul “Pembuatan Job sheet”,

suatu job sheet yang lengkap mempunyai hal-hal sebagai berikut:

1). Layout dan nomor kode.

2). Tujuan (objective) dari pekerjaan yang akan dibuat.

3). Table alat dan bahan yang akan digunakan.

4). Langkah kerja untuk menyelesaikan pekerjaan.

5). Keselamatan kerja (savety) yang harus diperhatikan

(42)

28

Berdasarkan analisis terhadap berbagai sumber maka dapat

disimpulkan kriteria Job sheet yang baik untuk tiap-tiap butir kriteria

penilaian tersebut, yaitu :

1). Kejelasan tujuan pembelajaran. Termasuk Kemudahan

memahami materi bahan ajar.

2). Kejelasan isi/ materi.

3). Kejelasan instruksi umum.

4). Kesesuaian perlengkapan alat dan bahan.

5). Kesesuaian tindak pencegahan atau K3.

6). Ketepatan langkah-langkah kerja.

7). Kejelasan gambar kerja. Termasuk tingkat kemenarikan

gambar/ ilustrasi text.

8). Kesesuaian pertanyaan awal dan pertanyaan akhir.

9). Ketepatan petunjuk kepustakaan.

10).Kesesuaian dan ketepatan format evaluasi. Termasuk Tingkat

kesulitan soal-soal evaluasi.

11).Kejelasan/ ketepatan penggunaan bahasa.

Berdasarkan kriteria job sheet yang baik, ada beberapa

bagian-bagian yang saling berhubungan dan meperjelas dalam pembuatan

job sheet, diantaranya adalah: (1) kompetensi, (2) alat dan

kelengkapannya, (3) prosedur keselamatan kerja, (4)

langkah-langkah kerja, (5) gambar kerja, dan (6) hasil kerja.

Untuk menghasilkan job sheet yang baik harus memenuhi

aspek-aspek kelayakan. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah

(43)

29

dirumuskan kedalam aspek-aspek kelayakan job sheet. Kelayakan

materi meliputi aspek: (1) kelayakan isi, (2) kebahasaan, (3) sajian,

dan (4) kemanfaatan. Kelayakan media meliptui aspek: (1)

tampilan, (2) kemudahan penggunaan, (3) konsistensi, (4) format,

dan (5) kegrafikan. Untuk mendukung tercapainya job sheet yang

baik respon dari responden sebagai pengunan sangat dibutuhkan,

yang meliputi aspek: (1) penyajian materi, (2) kebahasaan, (3)

kegrafikan, dan (4) manfaat.

e. Langkah-langkah penyusunan Job Sheet

Berdasarkan kajian terhadap prosedur penyusunan dan kriteria

job sheet yang baik, maka untuk dapat membuat job sheet perlu

memahami langkah-langkah penyusunan job sheet. Berikut adalah

langkah-langkah penyusunan job sheet yang diadopsi dari Andi

Pratowo (2012: 212):

Gambar 2. Langkah-langkah penyusunan Job sheet ( Sumber: diadopsi dari Andi Prastowo. 2012: 212)

Analisis Kurikulum

Menyusun peta kebutuhan Job sheet

Menentukan judul-judul Job dalam Job sheet

Menulis job sheet Merumuskan Kompetensi Dasar

Menentukan alat dan kelengkapan

Menyusun prosedur praktikum

(44)

30 1) Menentukan analisis kurikulum

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi

mana yang memerlukan bantuan bahan ajar job sheet. Dalam

menentukan materi dilakukan dengan cara melihat materi

pokok, pengalaman belajar, materi yang akan diajarkan dan

kompetensi yang harus dimiliki siswa.

2) Menyusun peta kebutuhan job sheet

Peta kebutuhan diperlukan untuk mengetahui jumlah job

yang harus ditulis dalam job sheet serta melihat urutannya.

3) Menentukan judul-judul job sheet

Judul job sheeti ditentukan atas dasar

kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi pokok yang terdapat dalam

kurikulum.

4) Penulisan job sheet

Langkah pertama adalah merumuskan kompetensi dasar

sebagai tujuan pembelajaran. Langkah kedua adalah

menentukan alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan praktik yang akan dilakukan dengan mengacu pada

job sheet yang dibuat. Langkah ketiga adalah menyusun

prosedur praktikum yang didasarkan pada langkah-langkah

kerja dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja). Langkah

keempat adalah menulis dengan memperhatikan struktur job

(45)

31

5. Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel Elektronika

Kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 2 Wonosari, Gunungkidul

adalah kurikulum 2013. Dalam kurikulum yang digunakan menyatakan

bahwa Teknik Kerja Bengkel Elektronika ini merupakan mata pelajaran

yang berada pada kompetensi kejuruan di keahlian Teknik Elektronika

Industri. Peserta didik diharapkan mampu menguasai standar kompetensi

kejuruan. Dalam kompetensi ini berarti peserta didik harus mampu

memahami dan melaksanakan dasar-dasar pekerjaan bengkel elektronika

dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Standar kompetensi dan

kompetensi dasar dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Teknik Kerja Bengkel Elektronika.

1. Merencanakan sistem pengelolaan alat &

peralatan (Tool & Equipment management) dan

kebutuhan bahan praktek sebagai Database

Asset

2. Membuatsistem pengelolaan alat & peralatan

(Tool & Equipmentmanagement) dan

kebutuhan bahan praktek sebagai Database

Asset.

3. Menerapkan gambar teknik elektronika

berdasarkan standar ANSI dan DIN

4. Membuat macam-macam simbol,-diagram

skematik, -papan rangkaian tercetak (PRT),

tata letak komponen dan daftar serta harga

(46)

32

Semester 2

1. Mendeskripsikan standar kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) menurut

undang-undang regional (nasional) dan internasional.

2. Menerapkan pekerjaan bengkel berdasarkan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut

standar danundang-undang regional (nasional)

dan internasional

3. Mendeskripsikan dasar-dasar kerja mekanik

seperti teknik sambung, pembuatan rumah

(cassing) dan teknik soldering desoldering di

bidang rekayasa fabrikasi peralatan elektronika.

4. Menerapkan dasar-dasar kerja mekanik seperti

teknik sambung, pembuatan rumah (cassing)

dan teknik soldering desoldering di bidang

rekayasa fabrikasi peralatan elektronika.

(Sumber: Silabus SMK N 2 Wonosari kompetensi keahlian Teknik Elektronika Industri)

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penerapan Job sheet untuk meningkatkan prestasi praktik kerja bubut

siswa kelas XI di SMKN 2 Pengasih oleh Apri Kurniawan. Hasil penelitian

menyebutkan bahwa penerapan job sheet pada pembelajaran praktik

bubut mampu meningkatkan prestasi proses kerja dan hasil kerja

siswa. Hal ini dilihat dari peningkatan rata-rata skor hasil proses kerja

siswa sebesar 3,91 dan peningkatan rata-rata nilai prestasi hasil kerja

siswa sebesar 0,5.

2. Pengaruh job sheet terhadap proses pengajaran dan akurasi hasil kerja

(47)

33

SNK Negeri 2 Depok Sleman, Yogyakarta oleh Taufik Wisnu Saputra.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa efektifitas penerapan job sheet

dalam pembelajaran praktik bubut diperoleh hasil untuk kualitas proses

kerja sebesar 87,13% dan akurasi hasil kerja sebesar 83,97%.

3. Pengaruh penggunaan job sheet terhadap prestasi belajar peserta

didik pada mata diklat praktik las dasar di SMK Negeri 2 Klaten oleh I

Gusti Bagus Mahendra Destiyanto. Hasil penelitian menyebutkan bahwa

terjadi peningkatan prestasi pada kelompok eksperimen yang diberi

perlakuan menggunakan media pembelajaran berupa job sheet. Pada

kelompok kontrol, prestasi belajar peserta didik yang tidak

menggunakan job sheet rata-rata nilai akhir sebesar 62,44. Sedangkan

pada kelompok eksperimen, prestasi belajar peserta didik yang

menggunakan job sheet rata-rata nilai akhir sebesar 71,72.

4. Peningkatan Motivasi Dan Kompetensi Menggambar Secara Kering

Menggunakan Media Job sheet Pada Mata Diklat Menggambar Busana

Kelas X di SMK Pembangunan Pacitan oleh Yuli Retnaningsih. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa media Job sheet dapat meningkatkan

motivasi belajar dan kompetensi menggambar secara kering pada mata

diklat menggambar busana.

5. M. Fatih Annafi’ dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan modul pembelajaran kerja bengkel elektronika berbasis problem solving

kelas X kompetensi keahlian Teknik Mekatronika di SMK Ki Ageng

Pemanahan Bantul” dapat menghasilkan modul pembelajaran berbasis

problem solving dengan memberikan permasalahan-permasalahan

(48)

34

Berdasarkan hasil penelitian pada point 1, 2, 3, dan 4 didapatkan

data bahwa penggunaan Job sheet dapat meningkatkan motivasi,

prestasi kerja siswa, proses pengajaran, kompetensi siswa dan akurasi

hasil kerja siswa. Sedangkan pada point ke 5 penelitian bertujuan untuk

melakukan pengembangan modul teknik kerja bengkel yang diharapkan

mampu memberikan dampak positif terhadap kegiatan pembelajaran

seperti hasil penelitian pada ponit 1, 2, 3 dan 4. Maka dari itu penelitian

ini merujuk ke penelitian-penelitian tersebut dalam hal pengembangan Job

sheet pada mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel Elektronika kelas X.

C. Kerangka Pikir

Setiap siswa mempunyai beragam karakteristik yang terlihat

dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang satu dengan yang lainnya

mempunyai pola pikir dan kecerdasan yang berbeda sehingga

tingkat penguasaan dan pemahaman materi pun berbeda beda. Dalam

pembelajaran di SMK diharapkan siswa lebih aktif dalam belajar. Namun

ternyata dalam pembelajaranya siswa SMK masih mengalami kesulitan

dalam kegiatan pembelajaran praktik. Salah satunya adalah dalam

menangkap atau memahami materi ajar praktik teknik kerja bengkel,

disana siswa dituntut untuk bisa dalam teori dan praktiknya. Sehingga

dalam praktiknya siswa tidak dapat menguasai materi ajar. Selain itu,

dalam kegiatan pembelajaran, masih banyak guru yang menggunakan

metode ceramah untuk menyampaikan materi. Pembelajaran yang

(49)

35

siswa kesulitan dalam berkreasi dan berinovasi, karena tidak ada ruang

untuk siswa dalam menuangkan ide-idenya dalam pembelajaran.

Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah

tersebut adalah dengan menyusun sebuah job sheet. Penggunaan job

sheet merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat

digunakan oleh guru dalam suatu kegiatan pembelajaran praktik di

sekolah, khususnya pada mata pelajaran teknik kerja bengkel

elektronika. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan disusun sebuah job

sheet praktik teknik kerja bengkel sebagai media pembelajaran praktik

siswa kelas X.

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengacu pada

pengembangan four-D Model, sebagai berikut: (1) Define (pendefinisian),

peneliti melakukan identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara di

SMK Negeri 2 Wonosari, kemudian menentukan tema dan pembatasan

materi sesuai dengan kebutuhan siswa dan kurikulum yang berlaku di

sekolah; (2) Design (perancangan) yaitu menyusun draft awal job sheet

teknik kerja bengkel elektronika yang telah direncanakan; (3) Develop

(pengembangan) yaitu tahap pemodifikasian draft job sheet divalidasi oleh

ahli, guru, dan siswa kemudian dilakukan evaluasi dan revisi; (4)

Disseminate (penyebaran) yaitu tahap penyebarluasan produk yang telah

dibuat agar dapat diterima dan dipakai oleh penggunanya. Pada tahap 4 ini

penyebarluasan hanya sampai di sekolah tempat penelitian saja karena

(50)

36

Validasi Ahli Materi dan Media

Uji Coba

Job sheet Teknik Kerja Bengkel Elektronika, Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Industri Kelas X

Permasalahan 1. Lembar kerja buku K13

belum sesuai dengan kondisi sarana prasarana sekolah 2. Belum adanya Job sheet 3. Praktik berdasar instruksi

Studi Lapangan Studi Literatur

(51)

37 D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan

penelitiannya sebagai berikut:

3. Bagaimana langkah-langkah yang benar dalam mengembangkan job

sheet praktik teknik kerja bengkel elektronika untuk kelas X?

4. Bagaimana prosedur pembuatan job sheet agar sesuai dengan kriteria

Job sheet yang baik?

5. Bagaimana kelayakan job sheet praktik teknik kerja bengkel

elektronika yang telah dibuat untuk kelas X dari aspek ahli materi?

6. Bagaimana kelayakan job sheet praktik teknik kerja bengkel

elektronika yang telah dibuat untuk kelas X dari aspek ahli media?

7. Bagaimana pendapat responden (siswa) terhadap job sheet praktik

(52)

38 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Penelitian

Penelitian pengembangan job sheet teknik kerja bengkel elektronika

ini disebut juga Research and Development (R & D). Tujuan dari penelitian

pengembangan ini adalah untuk mengembangkan job sheet teknik kerja

bengkel elektronika kelas X, dan menghasilkan job sheet teknik kerja

bengkel elektronika sebagai media pembelajaran praktik siswa kelas X SMK

Negeri 2 Wonosari, Gunungkidul.

Model penelitian disesuaikan dengan Thiagarajan, et all., (1974: 5)

yaitu 4-D models. Empat tahapan dalam 4-D models yaitu: (1) Pendefinisian

(Define) yang meliputi tahap analisis awal (front-end-analysis), analisis siswa

(learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept

analysis), dan merumuskan tujuan pembelajaran (specifying instructional

objectives). (2) Perancangan (Design) yang meliputi tahap penyusunan tes

acuan patokan (constructing criterion-referenced test), tahap pemilihan

media (media selction), pemilihan format (format selection), dan membuat

rancangan awal (initial design). (3) Tahap pengembangan (Develop) yang

meliputi tahap penilaian ahli (expert appraisal) dan uji coba pengembangan

(developmental testing). (4) Tahap penyebaran (Disseminate) merupakan

tahap penyebarluasan produk. Tahap penyebaran (Disseminate) dilakukan

secara terbatas yaitu dengan memberikan produk hasil pengembangan ke

(53)

39 B. Prosedur Penelitian

Langkah pengembangan Job sheet dilakukan berdasarkan dari kajian

pustaka yang telah dibahas dan mengacu pada model pengembangan 4D

Models, dapat dilihat dari gambar 3.

Gambar 4. Langkah-Langkah Pengembangan Job Sheet Menyusun Garis besar isi Job sheet

Mendesain isi pembelajaran pada Job sheet

Pemilihan format

Penulisan naskah Job sheet teknik kerja bengkel elektronika (Draft I)

Validasi Ahli

Revisi 1

Uji Coba Pengembangan

Job sheet teknik kerja bengkel elektronika (Produk Jadi)

Revisi 2

Naskah Job sheet (Draft II)

(54)

40 1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahap Define bertujuan untuk mengumpulkan berbagai informasi

yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan. Tahap Define

meliputi tiga langkah yaitu, yaitu:

a. Analisis Awal

Analisis awal atau identifikasi kebutuhan bertujuan untuk

menetapkan masalah dasar yang muncul dalam pembelajaran teknik

kerja bengkel elektronika. Analisis awal untuk memperoleh gambaran

fakta, harapan, dan alternatif penyelesaian masalah dasar. Hal

tersebut akan memudahkan dalam penentuan dan pemilihan bahan

ajar yang akan dikembangkan.

Hasil yang didapatkan dalam tahap ini adalah pada

pembelajaran praktik siswa lembar kerja buku K13 belum sesuai

dengan kondisi sarana prasarana sekolah. Disisi lain belum adanya

Job sheet menjadikan pelaksanaan praktik berdasar instruksi lisan

dari Guru. Dengan tidak adanya job sheet kegiatan pembelajaran

menjadi lebih condong ke teori dan sedikit praktik sehingga informasi

yang didapat siswa kurang. Selain itu kurangnya kegiatan praktikum

mengakibatkan siswa jenuh dan bosan.

Berdasarkan gambaran fakta permasalahan yang terjadi

dilapangan maka perlu dikembangkan job sheet teknik kerja bengkel

elektronika. Sehingga diharapkan dengan adanya job sheet dapat

(55)

41 b. Analisis Siswa dan Kurikulum

Analisis siswa dan kurikulum adalah untuk mengkaji

karakteristik siswa sesuai dengan desain pengembangan bahan ajar

dan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran. Kurikulum yang

di gunakan adalah kurikulum 2013 dan berdasarkan pengalaman

yang dilakukan saat pelaksanaan PPL di SMK Negeri 2 Wonosari,

karakteristik siswa lebih aktif dan antusias dalam kegiatan

pembelajaran praktik.

c. Merumuskan Tujuan

Perumusan tujuan pembelajaran digunakan untuk menentukan

perilaku objek penelitian. Perumusan tujuan ini menjadi dasar untuk

menyusun dan merancang perangkat pembelajaran praktik.

Kemudian mengintegrasikannnya ke dalam job sheet yang akan

dikembangkan oleh peneliti. Hal ini berguna untuk membatasi peneliti

agar tidak keluar dari tujuan semula.

2. Tahap Perancangan (Design)

Tujuan dari tahap perancangan ini yaitu untuk merancang produk

yang akan dikembangkan. Produk awal harus memperhatikan kelayakan

agar dapat diimplementasikan di lapangan. Terdapat empat langkah yang

harus dilakukan pada tahap perancangan ini, yaitu:

a. Penyusunan garis besar isi Job sheet

Penyusunan garis besar isi job sheet berisikan rencana awal

(56)

42

elektronika. Ditambah dengan konsep penyajian materi yang terdapat

dalam job sheet.

b. Mendesain isi pembelajaran pada job sheet

Isi pembelajaran dalam job sheet teknik kerja bengkel

elektronika disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan di SMK

Negeri 2 Wonosari. Langkah ini bertujuan agar materi praktikum yang

ada didalam job sheet tidak menyimpang dari standar kompetensi

dasar didalam Kurikulum yang diterapkan di sekolah.

c. Pemilihan Format

Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan

prinsip dasar pembuatan media job sheet. Pemilihan format dalam

pengembangan job sheet dimaksudkan untuk mendesain sajian yang

memenuhi kriteria job sheet yang baik, menarik, dan memudahkan

dalam pembelajaran praktik.

d. Penulisan naskah Job sheet (Draft I)

Penulisan naskah job sheet draft awal ini disesuaikan dengan

kriteria yang telah dikaji. Dari hasil kajian pustaka, bagian-bagian

utama yang ada didalam job sheet meliputi: (1) Judul praktik, (2)

kompetensi, (3) Tujuan, (4) teori singkat tentang materi, (5) alat dan

kelengkapannya, (6) prosedur keselamatan kerja, (7)

langkah-langkah kerja, (8) gambar kerja, dan (6) hasil kerja/data pengamatan

Gambar

Gambar 1. Prosedur Pengembangan Media ..............................................
Gambar 1. Prosedur Pengembangan Media
Gambar 2. Langkah-langkah penyusunan Job sheet
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Teknik Kerja Bengkel Elektronika.
+7

Referensi

Dokumen terkait

akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diketahui bahwa: 1) Penelitian pengembangan ini menghasilkan sumber belajar sesuai dengan silabus yaitu job sheet teknik pengukuran

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas

Alhamdulillah dengan Ridha Allah SWT, penulis bisa menyelesaikan Skripsi dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan