Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi beberapa faktor penjelas yang
mempengaruhi kemungkinan bank melakukan penggabungan usaha. Adapun
faktor-faktor penjelas tersebut di antaranya Modal Inti, Rasio Q, Dan Ukuran Perusahaan
yang menggunakan proksi Total Aktiva.
Sampel yang digunakan adalah Bank-bank yang berstatus perusahaan publik yang
terdaftar di BEI dari tahun 2004 hingga 2008, dan metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriminan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa modal inti minimum dan total aktiva sebagai proksi ukuran
perusahaan dapat memprediksi kemungkinan bank melakukan penggabungan usaha,
sedangkan tidak pada rasio-q.
Kata kunci: Penggabungan Usaha Bank, Modal Inti, Rasio-Q, Ukuran Perusahaan,
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman vi
ABSTRACT
This study aims to determine the predictive factors that affect the possibility of
explaining to the bank merger. The explanatory factors are: the Core Capital, Q ratio,
and Company Size using total assets as the proxy.
We employ discriminant analysis model as data analysis method. Our samples are the
public-company Banks that are listed on listed on the Indonesian Stock Exchange
(BEI) from 2004 to 2008. The results showed that the minimum core capital and total
assets as the proxy of company size can predict the possibility of merging banks do
business, while not on the ratio-q.
Keywords: Bank Merger, Core Capital, Q ratio, Company Size, Total Assets,
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……….……….… iv
KATA PENGANTAR……….… vii
DAFTAR ISI……….……….. xii
DAFTAR TABEL………,………. xiii
DAFTAR GAMBAR………... xv
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvi
BAB-I PENDAHULUAN………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah………... 1
1.2 Perumusan Masalah……….……… 11
1.3 Tujuan Penelitian………..………... 11
1.4 Kegunaan Penelitian………..….. 12
BAB-II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS……….. 13
2.1 Tinjauan Pustaka………. 13
2.1.1 Jenis Penggabungan Usaha……… 13
2.1.2 Motif Penggabungan Usaha….……….……… 18
2.2 Pengembangan Hipotesis……… 20
2.2.1 Modal Inti dan Kemungkinan Bank Melakukan Penggabungan Usaha………. 20
2.2.2 Rasio-Q dan Kemungkinan Bank Melakukan Penggabungan Usaha………. 23
2.2.3 Ukuran Perusahaan dan Kemungkinan Bank Melakukan Penggabungan Usaha………. 25
BAB-III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelirtian……….. 27
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman xiii
3.3 Data dan Sampel………. 28
3.4 Metode Analisis Data………. 29
3.4.1 Teknik Analisis Data: Model Diskriminan……… 29
3.4.2 Deteksi Asumsi Model Diskriminan………..………… 30
3.4.2 Pengujian Hipotesis Pengelitian ………..…….……… 33
BAB-IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 36
4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian……….. 36
4.2 Deteksi Asumsi Model Diskriminan……….. 36
4.3 Hasil Estimasi Model Diskriminan………. 42
4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian dan Pembahasan……….. 44
4.5 Akurasi/ketepatan Pengklasifikasian Kelompok Bank yang Melakukan Penggabungan Usaha dan Kelompok Bank yang Tidak Melakukan Pengabungan Usaha……… 45
BAB-V SARAN DAN KESIMPULAN………. 48
5.1 Saran……… 48
5.2 Kesimpulan………. 49
DAFTAR PUSTAKA……..………...……….…………. 50
LAMPIRAN……….. 53
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1: Perbedaan Merger, Akuisisi dan Konsolidasi …………..………... 2
Tabel 1.2: Bank dengan Status Perusahaan Publik Yang Melakukan Merger Periode Tahun 2000-2008………..……….. 7
Tabel 1.3: Statistik Deskriptif Perusahaan-perusahaan yang Melakukan Merger (1973-1998)……… 10
Tabel 3.1: Prosedur Penentuan Jumlah Sampel ... 29
Tabel 4.1: Statistik Deskripsi Variabel Penelitian……… 36
Tabel 4.2: Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Terhadap Variabel Penjelas………. 37
Tabel 4.3: Hasil Uji Homogenitas Varian……… 38
Tabel 4.4: Hasil Uji Multikolinieritas……….. 40
Tabel 4.5: Hasil Uji Ramsey RESET ……….. 42
Tabel 4.6: Hasil Estimasi Model Analisis Diskriminan……….. 43
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1: Aktivitas Merger dan Akuisisi Lintas Negara pada Negara-negara APEC
tahun 1991-2000 (dalam Milyar US$) ………... 3
Gambar 2.1: Contoh Skema Merger Bank Danamon……… 15
Gambar 2.2: Contoh Skema Akuisisi PT Semen Gresik oleh PT Semen Padang ………… 16
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A: Data Variabel Penelitian
LAMPIRAN B: Uji Asumsi Klasik
LAMPIRAN C: Model Analisis Diskriminan
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Memasuki era perdagangan bebas, persaingan usaha di antara
perusahaan-perusahaan semakin tajam. Kondisi demikian menuntut perusahaan-perusahaan untuk selalu
mengembangkan strategi perusahaan supaya dapat mempertahankan eksistensinya.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah melalui penggabungan usaha.
Penggabungan usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah
menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan
lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain. Penggabungan
usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk: merger, akuisisi, dan konsolidasi
(Latifah, 2003).
Terdapat perbedaan mendasar antara merger dan bentuk penggabungan usaha
lainnya seperti akuisisi dan konsolidasi. Sartono (2008:365) menjelaskan merger
merupakan kombinasi antara dua atau lebih perusahaan yang melebur menjadi satu
perusahaan sedangan akuisisi merupakan pengambilalihan perusahaan lain oleh
sebuah perusahaan untuk dijadikan sebagai anak perusahaan atau digabungkan
menjadi satu. Menurut Moin (2007:10), konsolidasi merupakan peleburan dua atau
lebih perusahaan yang menyebabkan terbentuknya satu perusahaan yang sama sekali
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 2 Tabel 1.1. Perbedaan Merger, Akuisisi dan Konsolidasi
Istilah Sebelum Kombinasi Setelah Kombinasi
Merger A dan B A atau B
Akuisisi A dan B A dan B
Konsolidasi A dan B C
Sumber: Moin (2007:11)
Smith (1988:159) berpendapat bahwa terminologi merger dan akuisisi berkaitan
erat dan seringkali digunakan bersamaan meskipun hasil akhir dari kedua aktivitas
tersebut sangat berbeda. Oleh karena itu, dalam penelitian ini kata merger dan
akuisisi atau pengambilalihan (takeover) dianggap memiliki pengertian yang sama
sehingga dapat dipertukarkan.
Sudah banyak yang mencatat bahwa banyak terjadi peningkatan yang dramatis
pada aktivitas merger sejak pertengahan tahun 1990an, terutama pada negara-negara
anggota APEC (Chen dan Findlay, 2003). Nilai penjualan Merger dan Akuisisi
lintas-batas di negara-negara APEC meningkat dari US$41 Milyar pada 1991 hingga
mencapai US$435 Milyar pada tahun 2000, terjadi peningkatan lebih dari 10 kali
pada periode tersebut. Sementara itu, nilai pembelian lintas-batas di negara-negara
APEC meningkat hingga sekitar lima kali lipat dari tahun 1991 sebesar US$ 40
Milyar hingga mencapai US$ 238 Milyar pada tahun 2000. Gambar 1.1 berikut
memperlihatkan Aktivitas Merger dan Akuisisi Lintas Negara pada Negara-negara
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 3 Gambar 1.1
Aktivitas Merger dan Akuisisi Lintas Negara
pada Negara-negara APEC tahun 1991-2000 (dalam Milyar US$)
Sumber: UNCRTAD (2001)
Gelombang merger dan akuisisi pun melanda Jepang, yaitu antara Bank of
Tokyo dan Mitsubishi Bank menjadi Bank of Tokyo-Mitsubishi pada tahun 1996
dengan nilai transaksi sebesar US$579 Miliar pada bulan Juni 1996. Menanggapi
krisis moneter yang melanda Asia pada 1997, Malaysia pun melakukan merger
besar-besaran pada 54 Bank Swasta dan Pemerintah di sana menjadi 10 Bank. Di bawah
merger yang diatur (oleh pemerintah) ini, Bank yang gagal diatur oleh Bank Sentral
untuk bergabung dengan Bank yang lebih besar. Merger yang diatur oleh pemerintah
(atau selanjutnya guided merger), banyak diyakini oleh sejumlah pembuat keputusan
sebagai strategi untuk mengatasi masalah perbankan (Ahmad, Ariff, dan Skully,
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 4
Di India juga terjadi peningkatan aktivitas restrukturisasi perusahaan yang
berakhir dengan kesepakatan merger. Pada tahun 2005, aktivitas merger mewarnai
88% kesepakatan industri di negara itu, yang meningkat dari hanya 69% dari tahun
sebelumnya. Peningkatan aktivitas merger dan peran pentingnya dalam peningkatan
ekonomi negara tersebut membuat studi mengenai faktor-faktor penyebab aktivitas
merger menjadi penting untuk memberikan pengetahuan mengenai restrukturisasi
sebuah perusahaan di negara berkembang (Agrawal dan Sensarma, 2006).
Di Indonesia, aktivitas merger banyak terjadi terutama pada industri perbankan
setelah dikeluarkannya Paket kebijakan tanggal 27 Oktober 1988 (Pakto 88). Pakto
88 tentang deregulasi perbankan ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
menggairahkan kehidupan sektor keuangan umumnya dan industri perbankan.
Kebijakan ini mencakup bidang keuangan, perbankan, maupun bidang moneter.
Khusus yang berkaitan dengan kebijakan bidang perbankan antara lain diatur
mengenai pemberian kemudahaan dalam mendirikan bank dan lembaga keuangan
bukan bank (Febryani dan Zulfadin, 2003).
Antara dikeluarkannya Pakto 88 hingga krisis moneter tahun 1997, telah terjadi
beberapa kali penggabungan usaha di bidang perbankan, antara lain Bank Bali yang
mengakuisisi Bank Dharma Usaha pada 1988, konsolidasi antara Bank Pasar Warga
Nugraha, Bank Galuh Pakuan, Bank Pasar Ngliman, dan Bank Swadaya Harta yang
membentuk Bank Dharmala pada 1989. Bank Anken yang mengakuisisi Bank Pasar
Sinar Menara pada 1989 dan Bank Pasar Panca Sinar Dharma pada 1990, kemudian
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 5
usaha juga dilakukan pada tahun yang sama oleh Bank Swansarindo bersama Bank
Pasar Gunung Sindoro dan Bank Pasar Kendeng (Budianto, 2004).
Krisis moneter tahun 1997 yang melanda Asia sangat berdampak pada kondisi
perekonomian Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Pemerintah Indonesia juga
melakukan guided merger pada 4 (empat) bank pemerintah, yaitu Bank Ekspor-Impor
Indonesia (EXIM), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia
(BAPINDO), dan Bank Budi Daya (BBD). Keempat Bank ini kemudian tergabung
dalam satu Bank baru dengan nama Bank Mandiri (Budianto, 2004). Selain Bank
Mandiri, Pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) juga
melakukan guided merger pada beberapa bank swasta Nasional di bawah
pengawasannya yang kala itu berstatus bank take over (BTO)1
Pada Agustus 1999, Bank PDFCI resmi bergabung dengan Bank Danamon.
Meski demikian, saham Bank PCFCI baru delisting dari Bursa pada 4 Januari 2000 (Mahardika, et al.,
2008).
2
Perjalanan merger bank nasional kemudian diteruskan dengan merger
(konsolidasi) antara Bank Bali, Bank Universal, Bank Prima Ekspress, Bank Artha .
Merger tersebut dilanjutkan oleh bergabungnya Bank Tiara Asia, Bank Duta, Bank
Nusa Nasional, Tamara Bank, Bank Pos Nusantara, Bank Rama, Bank RSI, dan Jaya
Bank Internasional dengan Bank Danamon pada awal tahun 2000. Sepanjang sejarah
penggabungan usaha di Indonesia, ini merupakan merger dengan skala terbesar yang
pernah dilakukan (Mahardika, et al., 2008).
1
Termasuk dalam bank take over (BTO) yaitu bank yang akan melakukan penggabungan usaha. 2
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 6
Media, dan Bank Patriot ke dalam satu bendera, yaitu Bank Permata pada Oktober
2002 (Budianto, 2004). Selain itu, terdapat merger antara dua Bank yang mayoritas
sahamnya dimiliki oleh Chinkara Capital Ltd., yaitu Bank Danpac dan Bank Pikko.
Dari merger ini, PT Bank Danpac Tbk menjadi surviving company (Annual Repport
BAPEPAM-LK 2002). Pada tahun 2004 terdapat konsolidasi antara Bank Danpac,
Bank Pikko dan Bank CIC ke dalam Bank Century, Tbk.
Menurut Iskandar (2007), pada tahun 2005 dan 2006 terdapat 2 (dua) bank yang
melakukan penggabungan usaha, yaitu Bank Artha Graha dan Bank Inter-Pasific pada
tahun 2005 dan Bank UFJ Indonesia serta The Bank of Tokyo-Mistubishi, Ltd. pada
tahun 2006. Bank Artha Graha berhasil mendapatkan tender penjualan saham Bank
Inter-Pasific setelah menyisihkan Konsorsium Trimegah Securities dan PT Mitra
Pinasthika Mustika3. Pada tahun 2007, terdapat merger antara PT Bank Multicor Tbk
dengan PT Bank Windu Kentjana yang kemudian berganti menjadi PT Bank Windu
Kentjana International Tbk. Meskipun mengalami perubahan nama, kode
perdagangan di bursa tetap memakai nama MCOR4. Hingga saat ini, merger
(konsolidasi) bank terakhir di Indonesia adalah antara Lippobank dan Bank Niaga
pada Juni 2008 menjadi Bank OCBC Niaga5
Salah satu alasan bank melakukan merger yaitu masih terdapatnya modal inti
minimum yang belum memenuhi persyaratan Bank Indonesia (Iskandar, 2007). . Selengkapnya nama bank yang merger
mulai tahun 2000-2008 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
3
Berita dari
4
Berita dari
5
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 7
Menurut Iskandar, merger dan akuisisi akan banyak terjadi di kelas bank yang masih
memiliki modal inti minimum di bawah Rp80 miliar.6
Tabel 1.2. Bank dengan Status Perusahaan Publik Yang Melakukan Merger Periode Tahun 2000-2008
Jika bank-bank gagal dalam
memenuhi target modal inti ini maka posisi mereka terancam turun menjadi bank
dengan kegiatan terbatas. Bank dengan kegiatan terbatas tidak dapat melakukan
kegiatan-kegiatan seperti yang dilakukan Bank Devisa, seperti akrivitas pemberian
kredit untuk kegiatan ekspor-impor, dan lain-lain.
Tahun Induk Target Bentuk Sumber
Berita/Keterangan
2000 PT Bank Danamon
PT Bank PDFCI (PDFC) PT Bank Tiara Asia, (BNTA) PT Bank Duta, (BNDT) PT Bank Nusa Nasional, PT Tamara Bank, (TMBN) PT Bank Pos Nusantara, PT Bank Rama,
PT Bank RSI, dan
PT Jaya Bank Internasional
Merger Annual Report BAPEPAM-LK 2000
2001 Tidak ada data Bank Merger
Tidak ada
keterangan Merger Bank di Annual Report BAPEPAM-LK th 2001
2002 PT Bank Danpac PT Bank Pikko (BNPK) Merger Annual Report BAPEPAM LK-2002
PT Bank Permata
PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Arthamedia, PT Bank Patriot dan PT Bank Prima Express
Konsolidasi terdapat keterangan pada Annual Report BAPEPAM LK-2002
6
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 8 Tabel 1.2. Bank dengan Status Perusahaan Publik Yang Melakukan
Merger Periode Tahun 2000-2008 (Lanjutan)
2003 Tidak ada data Bank Merger
Tidak ada
keterangan Merger Bank pada Annual Report BAPEPAM-LK th 2003
2004 PT Bank
Century (BCIC)
PT Bank Danpac (BDPC) PT Bank Pikko (BNPK) PT Bank CIC (BCIC)
Konsolidasi keterangan pada Annual Report BAPEPAM-LK 04 2005 Bank Artha
Graha
PT Bank Inter-Pasific (INPC) Akuisisi
2006 Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ
Bank UFJ Indonesia serta The Bank of Tokyo-Mistubishi, Ltd.
Konsolidasi tidak ada keterangan merger pada Annual Report BAPEPAM-LK th 2006
2007 PT Bank Windu Kentjana
International Tbk
PT Bank Multicor Tbk (MCOR) PT Bank Windu Kencana
Akuisisi
Annual Report BAPEPAM-LK ‘07 2008 PT Bank CIMB
Niaga Tbk
PT Bank Niaga Tbk (BNGA) PT Bank Lippo Tbk (LPBN)
Konsolidasi
Ahmad, Ariff dan Skully (2007) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya merger di sektor perbankan Malaysia menyatakan
bahwa motif utama Bank melakukan merger dan akuisisi adalah untuk
memaksimalkan shareholder value. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
kekuatan pasar, efisinsi dan diversifikasi resiko Bank. Pihak manajerial juga dapat
mengejar kepentingan tersendiri melalui merger dengan cara mengurangi resiko
perkerjaan yang tidak terdiversifikasi. Baik pemegang saham maupun ppihak
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 9
untuk mendapatkan jaminan keamanan pemeritah seperti asuransi deposito, dan
lain-lain.
Menurut Rachmawati dan Tandelilin (2001), alasan utama perusahaan di
Indonesia melakukan penggabungan usaha pada dasarnya adalah untuk menghemat
pajak. Perusahaan-perusahaan yang mengakuisisi perusahaan target dengan tujuan
menghemat pajak terutama dilakukan oleh perusahaan besar yang kelebihan kas.
Namun ada juga perusahaan yang melakukan akuisisi dengan tujuan back door
listing7
Sehubungan dengan perusahaan target, Andrade, et al. (2001) menemukan
bahwa perusahaan akuisitor cenderung untuk membeli perusahaan lain dengan nilai q
yang lebih rendah. Lebih dari dua per tiga aktivitas merger dan akuisisi sejak tahun
1973 menunjukan bahwa nilai q perusahaan target lebih rendah daripada perusahaan
pengakuisisi (lihat tabel 1.3).
. Cara ini merupakan upaya yang paling efisien dan tidak berbelit-belit bagi
perusahaan yang belum go-public untuk menjadi perusahaan publik. Perusahaan
tersebut akan menikmati fasilitas sebagai perusahaan publik tanpa melewati prosedur
yang rumit di BAPEPAM.
7
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 10 Tabel 1.3. Statistik Deskriptif Perusahaan-perusahaan yang Melakukan Merger
(1973-1998)
Sumber: Andrade, et. al, 2001
Berbeda dengan penelitian Agrawal dan Sensarma (2007) yang terfokus pada
level industri, penelitian ini terfokus pada level sektor industri perbankan saja. Untuk
sebutan pada variabel seperti Modal Disetor, Tobin’s Q, dan Ukuran Perusahaan
sudah dianggap tepat mengingat istilah ini berlaku universal baik untuk industri
perbankan maupun bukan termasuk dalam industri non-perbankan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka penulis berniat untuk melakukan penelitian empiris yang
berkaitan dengan fenomena merger dengan judul: ”Prediksi Modal Disetor, Rasio-Q,
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kemungkinan Bank Melakukan Merger: Studi
Empirik Terhadap Perusahaan Publik Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 11 1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah disebutkan diatas, maka
penulis mengindentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank yang
melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan
usaha berdasarkan modal inti minimum?
2) Berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank yang
melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan
usaha berdasarkan rasio-Q?
3) Berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank yang
melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan
usaha berdasarkan ukuran perusahaan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
teridentifikasikan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1) Mangetahui berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank
yang melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan
usaha berdasarkan modal inti minimum?
2) Mengetahui berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank
yang melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan
B A B - I : P E N D A H U L U A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 12
3) Mengetahui berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank
yang melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan
usaha berdasarkan ukuran perusahaan?
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki dua kegunaan, yaitu kegunaan praktis dan
kegunaan teoritis.
1) Kegunaan praktis. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor dan
emiten dalam membuat keputusan dan kebijakan strategis perusahaan, terutama
dalam hal penggabungan usaha.
2) Kegunaan Teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan diskusi
untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dalam mengembangkan model
penelitian mengenai faktor-faktor penentu merger, baik dalam sektor industri
B A B - V : K E S I M P U L A N D A N S A R A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 48 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan terhadap sampel
yang digunakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Besarnya modal inti menunjukkan hasil yang signifikan dalam memprediksi
kemungkinan bank melakukan penggabungan usaha. Hal ini menunjukkan
modal inti minimum dapat memprediksi kemungkinan bank melakukan
penggabungan usaha.
2. Rasio Q menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam memprediksi
kemungkina bank melakukan penggaubungan usaha. Hal ini menunjukkan
Rasio Q tidak dapat memprediksi kemungkinan bank melakukan penggabungan
usaha. Dengan demikian, hasil temuan ini tidak konsisten dengan hasil temuan
Jovanoviq dan Rouseau (2002), dan Agrawal dan Sensarma (2007).
3. Besarnya total kas sebagai proksi ukuran perusahaan menunjukkan hasil yang
signifikan dalam memprediksi kemungkinan bank melakukan penggabungan
usaha. Hal ini menunjukkan total kas sebagai proksi ukuran perusahaan dapat
memprediksi kemungkinan bank melakukan penggabungan usaha. Dengan
demikian, hasil temuan ini konsisten dengan hasi temuan Gordon, Kahl dan
B A B - V : K E S I M P U L A N D A N S A R A N
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 49 5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat
direkomendasikan pada beberapa pihak, seperti bank, investor dan peneliti
selanjutnya:
a. Bagi pihak bank dan Investor. Untuk mengembangkan usaha dan
mempertahankan diri, ada baiknya bank dengan modal inti yang masih
kecil bergabung dengan bank lain untuk memperbesar modal inti dan
mematuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/15/PBI/2005. Perusahaan
dengan pertumbuhan yang kecil juga dapat melakukan merger dengan
bank lain yang pertumbuhan kecil atau lebih besar untuk memperbesar
ukuran perusahaan.
b. Bagi peneliti selanjutnya.
• Peneliti selanjutnya dapat mereplikasi model diskriminan dalam
penelitian yang serupa.
• Ada baiknya untuk ukuran perusahaan dapat mencoba menguji
dengan menggunakan proksi yang lain seperti penjualan dan
kapitalisasi pasar.
D A F T A R P U S T A K A
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 50 DAFTAR PUSTAKA
English Dictionary for Advance Learners, (2001), Harper Collins Publishers Ltd.,
Glasgow.
Agrawal, M., dan Sensarma, R., (2007), Determinant of Merger Activity: Evidence from India, International Journal of Financial Services Management, 2 (4): 277-288.
Ahmad, R., Arrif, M., dan Skully, M., (2007), Factors Determining Mergers of Banks in Malaysia’s Banking Sector Reform, Multinational Finance Journal, 11 (1/2): 1–31.
Andrade, Gregor; Mitchell, Mark dan Stafford, (2001) New Evidence and Perspective on Mergers. Journal of Economic Perpective, Spring 2001, 15 (2): 103-20.
Bank Indonesia, (2005), Peraturan Bank Indonesia nomor: 7/15/PBI/2005 tentang
Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum. Diakses dari http://www.bi.go.id
pada 13 Februari 2010.
Black, Henry C., (1990), Black Law’s Dictionary, Sixth Edition St. Paul Minessota, West Publishing Co., p.988.
Budianto, A, (2004), Merger Bank di Indonesia (Beserta Akibat-akibat Hukumnya), Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.
Chen, C, and Findlay, C, (2002), A review of cross-border Mergers & Acquisitions in APEC. Report prepared by the Pacific Economic Cooperation Council
(PECC) for the APEC Investment Experts Group (IEG), April 2002.
DePhampilis, Edward, (2008), Mergers, acquisitions, and other restructuring
activities, Elevier, Amsterdam.
D A F T A R P U S T A K A
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 51 Bender, Ney York.
Gorton, G., M. Kahl, dan R.J. Rosen, (2001), Eat or Be Eaten: A Theory of Mergers and Firm Size. Working Paper at Texas Finance Festival 2000. Diakses dari
http://papers.ssrn.com/ pada 13 Oktober 2009.
Gugler, Klaus; D.C Mueller dan B. Yurtoglu, (2006), The Determinants of Merger Waves, Diakses dari http://papers.ssrn.com/ pada 13 Oktober 2009.
Iskandar, T., (2007), Merger dan Akuisisi: Tren Yang Tak Bisa Dihindari, Info
Bank, 340 (Juli): 64-65.
Jovanovic, Boyan, and Peter L. Rousseau, (2002), The q-theory of mergers,
American Economic Review, Vol. 92: 198-204.
Kumar, Khrishna B., R.G. Rajan, dan Luigi Zingales, (2001) What Determines Firm Size? Working Paper No. 496, The Center of Research in Security Prices, University of Chicago.
Latifah, (2003), Analisis Keputusan Akuisisi Terhadap perubahan Kinerja
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Keuangan & Perbankan Yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Tesis S-2 (tidak
diterbitkan), Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Lipton, P., dan A. Herzberg, (1991), Understanding Company Law, The Law Company Ltd, P. 473.
Moeller, Sara B., Frederik P. Schlingemann, dan René M. Stulz, (2004), Firm size and the gains from acquisitions, Journal of Financial Economics, Vol. 73: 201-228.
Moin, Abdul, (2007), Merger, Akuisisid dan Divestasi, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Penerbit Ekonosia, Yogyakarta.
D A F T A R P U S T A K A
Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 52
Akuntasi, Manajemen dan Ekonomi, 1(2): 153-170.
Samosir, A. P., (2003), Analisis Kinerja Bank Mandiri Setelah Merger dan Sebagai Bank Rekapitalisasi, Kajian Ekonomi dan Keuangan, 7 (1): 1-38.
Sartono, A., (2008), Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan Kedua, BPFE-UGM, Yogyakarta.
Sitompul, Zulkarnain, (2008), Merger, Akuisisi dan Konsolidasi Perbankan Relevansinya dengan Kebijakan Single Presence Policy. Diakses dari
http://zulsitompul.wordpress.com/ pada 21 Februari 2010.
Sudarmadji, dan Sularto, (2007), Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclusure Laporan Keuangan Tahunan, Proceeding PESAT Universitas
Gunadarma, Vol 2: A53-A61
Tobin, James; dan W.C. Brainard, (1969), Asset Markets and the Cost of Capital,
Crowless Foundation Paper, No. 40: 235-262.
United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), (2001), World
Investment Report 2001: promoting linkages, United Nations, New York and