• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prediksi Modal Inti, Rasio Q, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kemungkinan Bank Melakukan Merger: Studi Empirik terhadap Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2004-2008.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prediksi Modal Inti, Rasio Q, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kemungkinan Bank Melakukan Merger: Studi Empirik terhadap Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2004-2008."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi beberapa faktor penjelas yang

mempengaruhi kemungkinan bank melakukan penggabungan usaha. Adapun

faktor-faktor penjelas tersebut di antaranya Modal Inti, Rasio Q, Dan Ukuran Perusahaan

yang menggunakan proksi Total Aktiva.

Sampel yang digunakan adalah Bank-bank yang berstatus perusahaan publik yang

terdaftar di BEI dari tahun 2004 hingga 2008, dan metode analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriminan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa modal inti minimum dan total aktiva sebagai proksi ukuran

perusahaan dapat memprediksi kemungkinan bank melakukan penggabungan usaha,

sedangkan tidak pada rasio-q.

Kata kunci: Penggabungan Usaha Bank, Modal Inti, Rasio-Q, Ukuran Perusahaan,

(2)

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman vi

ABSTRACT

This study aims to determine the predictive factors that affect the possibility of

explaining to the bank merger. The explanatory factors are: the Core Capital, Q ratio,

and Company Size using total assets as the proxy.

We employ discriminant analysis model as data analysis method. Our samples are the

public-company Banks that are listed on listed on the Indonesian Stock Exchange

(BEI) from 2004 to 2008. The results showed that the minimum core capital and total

assets as the proxy of company size can predict the possibility of merging banks do

business, while not on the ratio-q.

Keywords: Bank Merger, Core Capital, Q ratio, Company Size, Total Assets,

(3)

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman xii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….……….… iv

KATA PENGANTAR……….… vii

DAFTAR ISI……….……….. xii

DAFTAR TABEL………,………. xiii

DAFTAR GAMBAR………... xv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvi

BAB-I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah………... 1

1.2 Perumusan Masalah……….……… 11

1.3 Tujuan Penelitian………..………... 11

1.4 Kegunaan Penelitian………..….. 12

BAB-II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS……….. 13

2.1 Tinjauan Pustaka………. 13

2.1.1 Jenis Penggabungan Usaha……… 13

2.1.2 Motif Penggabungan Usaha….……….……… 18

2.2 Pengembangan Hipotesis……… 20

2.2.1 Modal Inti dan Kemungkinan Bank Melakukan Penggabungan Usaha………. 20

2.2.2 Rasio-Q dan Kemungkinan Bank Melakukan Penggabungan Usaha………. 23

2.2.3 Ukuran Perusahaan dan Kemungkinan Bank Melakukan Penggabungan Usaha………. 25

BAB-III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelirtian……….. 27

(4)

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman xiii

3.3 Data dan Sampel………. 28

3.4 Metode Analisis Data………. 29

3.4.1 Teknik Analisis Data: Model Diskriminan……… 29

3.4.2 Deteksi Asumsi Model Diskriminan………..………… 30

3.4.2 Pengujian Hipotesis Pengelitian ………..…….……… 33

BAB-IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 36

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian……….. 36

4.2 Deteksi Asumsi Model Diskriminan……….. 36

4.3 Hasil Estimasi Model Diskriminan………. 42

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian dan Pembahasan……….. 44

4.5 Akurasi/ketepatan Pengklasifikasian Kelompok Bank yang Melakukan Penggabungan Usaha dan Kelompok Bank yang Tidak Melakukan Pengabungan Usaha……… 45

BAB-V SARAN DAN KESIMPULAN………. 48

5.1 Saran……… 48

5.2 Kesimpulan………. 49

DAFTAR PUSTAKA……..………...……….…………. 50

LAMPIRAN……….. 53

(5)

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1: Perbedaan Merger, Akuisisi dan Konsolidasi …………..………... 2

Tabel 1.2: Bank dengan Status Perusahaan Publik Yang Melakukan Merger Periode Tahun 2000-2008………..……….. 7

Tabel 1.3: Statistik Deskriptif Perusahaan-perusahaan yang Melakukan Merger (1973-1998)……… 10

Tabel 3.1: Prosedur Penentuan Jumlah Sampel ... 29

Tabel 4.1: Statistik Deskripsi Variabel Penelitian……… 36

Tabel 4.2: Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Terhadap Variabel Penjelas………. 37

Tabel 4.3: Hasil Uji Homogenitas Varian……… 38

Tabel 4.4: Hasil Uji Multikolinieritas……….. 40

Tabel 4.5: Hasil Uji Ramsey RESET ……….. 42

Tabel 4.6: Hasil Estimasi Model Analisis Diskriminan……….. 43

(6)

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1: Aktivitas Merger dan Akuisisi Lintas Negara pada Negara-negara APEC

tahun 1991-2000 (dalam Milyar US$) ………... 3

Gambar 2.1: Contoh Skema Merger Bank Danamon……… 15

Gambar 2.2: Contoh Skema Akuisisi PT Semen Gresik oleh PT Semen Padang ………… 16

(7)

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A: Data Variabel Penelitian

LAMPIRAN B: Uji Asumsi Klasik

LAMPIRAN C: Model Analisis Diskriminan

(8)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Memasuki era perdagangan bebas, persaingan usaha di antara

perusahaan-perusahaan semakin tajam. Kondisi demikian menuntut perusahaan-perusahaan untuk selalu

mengembangkan strategi perusahaan supaya dapat mempertahankan eksistensinya.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah melalui penggabungan usaha.

Penggabungan usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah

menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan

lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain. Penggabungan

usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk: merger, akuisisi, dan konsolidasi

(Latifah, 2003).

Terdapat perbedaan mendasar antara merger dan bentuk penggabungan usaha

lainnya seperti akuisisi dan konsolidasi. Sartono (2008:365) menjelaskan merger

merupakan kombinasi antara dua atau lebih perusahaan yang melebur menjadi satu

perusahaan sedangan akuisisi merupakan pengambilalihan perusahaan lain oleh

sebuah perusahaan untuk dijadikan sebagai anak perusahaan atau digabungkan

menjadi satu. Menurut Moin (2007:10), konsolidasi merupakan peleburan dua atau

lebih perusahaan yang menyebabkan terbentuknya satu perusahaan yang sama sekali

(9)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 2 Tabel 1.1. Perbedaan Merger, Akuisisi dan Konsolidasi

Istilah Sebelum Kombinasi Setelah Kombinasi

Merger A dan B A atau B

Akuisisi A dan B A dan B

Konsolidasi A dan B C

Sumber: Moin (2007:11)

Smith (1988:159) berpendapat bahwa terminologi merger dan akuisisi berkaitan

erat dan seringkali digunakan bersamaan meskipun hasil akhir dari kedua aktivitas

tersebut sangat berbeda. Oleh karena itu, dalam penelitian ini kata merger dan

akuisisi atau pengambilalihan (takeover) dianggap memiliki pengertian yang sama

sehingga dapat dipertukarkan.

Sudah banyak yang mencatat bahwa banyak terjadi peningkatan yang dramatis

pada aktivitas merger sejak pertengahan tahun 1990an, terutama pada negara-negara

anggota APEC (Chen dan Findlay, 2003). Nilai penjualan Merger dan Akuisisi

lintas-batas di negara-negara APEC meningkat dari US$41 Milyar pada 1991 hingga

mencapai US$435 Milyar pada tahun 2000, terjadi peningkatan lebih dari 10 kali

pada periode tersebut. Sementara itu, nilai pembelian lintas-batas di negara-negara

APEC meningkat hingga sekitar lima kali lipat dari tahun 1991 sebesar US$ 40

Milyar hingga mencapai US$ 238 Milyar pada tahun 2000. Gambar 1.1 berikut

memperlihatkan Aktivitas Merger dan Akuisisi Lintas Negara pada Negara-negara

(10)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 3 Gambar 1.1

Aktivitas Merger dan Akuisisi Lintas Negara

pada Negara-negara APEC tahun 1991-2000 (dalam Milyar US$)

Sumber: UNCRTAD (2001)

Gelombang merger dan akuisisi pun melanda Jepang, yaitu antara Bank of

Tokyo dan Mitsubishi Bank menjadi Bank of Tokyo-Mitsubishi pada tahun 1996

dengan nilai transaksi sebesar US$579 Miliar pada bulan Juni 1996. Menanggapi

krisis moneter yang melanda Asia pada 1997, Malaysia pun melakukan merger

besar-besaran pada 54 Bank Swasta dan Pemerintah di sana menjadi 10 Bank. Di bawah

merger yang diatur (oleh pemerintah) ini, Bank yang gagal diatur oleh Bank Sentral

untuk bergabung dengan Bank yang lebih besar. Merger yang diatur oleh pemerintah

(atau selanjutnya guided merger), banyak diyakini oleh sejumlah pembuat keputusan

sebagai strategi untuk mengatasi masalah perbankan (Ahmad, Ariff, dan Skully,

(11)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 4

Di India juga terjadi peningkatan aktivitas restrukturisasi perusahaan yang

berakhir dengan kesepakatan merger. Pada tahun 2005, aktivitas merger mewarnai

88% kesepakatan industri di negara itu, yang meningkat dari hanya 69% dari tahun

sebelumnya. Peningkatan aktivitas merger dan peran pentingnya dalam peningkatan

ekonomi negara tersebut membuat studi mengenai faktor-faktor penyebab aktivitas

merger menjadi penting untuk memberikan pengetahuan mengenai restrukturisasi

sebuah perusahaan di negara berkembang (Agrawal dan Sensarma, 2006).

Di Indonesia, aktivitas merger banyak terjadi terutama pada industri perbankan

setelah dikeluarkannya Paket kebijakan tanggal 27 Oktober 1988 (Pakto 88). Pakto

88 tentang deregulasi perbankan ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk

menggairahkan kehidupan sektor keuangan umumnya dan industri perbankan.

Kebijakan ini mencakup bidang keuangan, perbankan, maupun bidang moneter.

Khusus yang berkaitan dengan kebijakan bidang perbankan antara lain diatur

mengenai pemberian kemudahaan dalam mendirikan bank dan lembaga keuangan

bukan bank (Febryani dan Zulfadin, 2003).

Antara dikeluarkannya Pakto 88 hingga krisis moneter tahun 1997, telah terjadi

beberapa kali penggabungan usaha di bidang perbankan, antara lain Bank Bali yang

mengakuisisi Bank Dharma Usaha pada 1988, konsolidasi antara Bank Pasar Warga

Nugraha, Bank Galuh Pakuan, Bank Pasar Ngliman, dan Bank Swadaya Harta yang

membentuk Bank Dharmala pada 1989. Bank Anken yang mengakuisisi Bank Pasar

Sinar Menara pada 1989 dan Bank Pasar Panca Sinar Dharma pada 1990, kemudian

(12)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 5

usaha juga dilakukan pada tahun yang sama oleh Bank Swansarindo bersama Bank

Pasar Gunung Sindoro dan Bank Pasar Kendeng (Budianto, 2004).

Krisis moneter tahun 1997 yang melanda Asia sangat berdampak pada kondisi

perekonomian Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Pemerintah Indonesia juga

melakukan guided merger pada 4 (empat) bank pemerintah, yaitu Bank Ekspor-Impor

Indonesia (EXIM), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia

(BAPINDO), dan Bank Budi Daya (BBD). Keempat Bank ini kemudian tergabung

dalam satu Bank baru dengan nama Bank Mandiri (Budianto, 2004). Selain Bank

Mandiri, Pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) juga

melakukan guided merger pada beberapa bank swasta Nasional di bawah

pengawasannya yang kala itu berstatus bank take over (BTO)1

Pada Agustus 1999, Bank PDFCI resmi bergabung dengan Bank Danamon.

Meski demikian, saham Bank PCFCI baru delisting dari Bursa pada 4 Januari 2000 (Mahardika, et al.,

2008).

2

Perjalanan merger bank nasional kemudian diteruskan dengan merger

(konsolidasi) antara Bank Bali, Bank Universal, Bank Prima Ekspress, Bank Artha .

Merger tersebut dilanjutkan oleh bergabungnya Bank Tiara Asia, Bank Duta, Bank

Nusa Nasional, Tamara Bank, Bank Pos Nusantara, Bank Rama, Bank RSI, dan Jaya

Bank Internasional dengan Bank Danamon pada awal tahun 2000. Sepanjang sejarah

penggabungan usaha di Indonesia, ini merupakan merger dengan skala terbesar yang

pernah dilakukan (Mahardika, et al., 2008).

1

Termasuk dalam bank take over (BTO) yaitu bank yang akan melakukan penggabungan usaha. 2

(13)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 6

Media, dan Bank Patriot ke dalam satu bendera, yaitu Bank Permata pada Oktober

2002 (Budianto, 2004). Selain itu, terdapat merger antara dua Bank yang mayoritas

sahamnya dimiliki oleh Chinkara Capital Ltd., yaitu Bank Danpac dan Bank Pikko.

Dari merger ini, PT Bank Danpac Tbk menjadi surviving company (Annual Repport

BAPEPAM-LK 2002). Pada tahun 2004 terdapat konsolidasi antara Bank Danpac,

Bank Pikko dan Bank CIC ke dalam Bank Century, Tbk.

Menurut Iskandar (2007), pada tahun 2005 dan 2006 terdapat 2 (dua) bank yang

melakukan penggabungan usaha, yaitu Bank Artha Graha dan Bank Inter-Pasific pada

tahun 2005 dan Bank UFJ Indonesia serta The Bank of Tokyo-Mistubishi, Ltd. pada

tahun 2006. Bank Artha Graha berhasil mendapatkan tender penjualan saham Bank

Inter-Pasific setelah menyisihkan Konsorsium Trimegah Securities dan PT Mitra

Pinasthika Mustika3. Pada tahun 2007, terdapat merger antara PT Bank Multicor Tbk

dengan PT Bank Windu Kentjana yang kemudian berganti menjadi PT Bank Windu

Kentjana International Tbk. Meskipun mengalami perubahan nama, kode

perdagangan di bursa tetap memakai nama MCOR4. Hingga saat ini, merger

(konsolidasi) bank terakhir di Indonesia adalah antara Lippobank dan Bank Niaga

pada Juni 2008 menjadi Bank OCBC Niaga5

Salah satu alasan bank melakukan merger yaitu masih terdapatnya modal inti

minimum yang belum memenuhi persyaratan Bank Indonesia (Iskandar, 2007). . Selengkapnya nama bank yang merger

mulai tahun 2000-2008 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

3

Berita dari

4

Berita dari

5

(14)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 7

Menurut Iskandar, merger dan akuisisi akan banyak terjadi di kelas bank yang masih

memiliki modal inti minimum di bawah Rp80 miliar.6

Tabel 1.2. Bank dengan Status Perusahaan Publik Yang Melakukan Merger Periode Tahun 2000-2008

Jika bank-bank gagal dalam

memenuhi target modal inti ini maka posisi mereka terancam turun menjadi bank

dengan kegiatan terbatas. Bank dengan kegiatan terbatas tidak dapat melakukan

kegiatan-kegiatan seperti yang dilakukan Bank Devisa, seperti akrivitas pemberian

kredit untuk kegiatan ekspor-impor, dan lain-lain.

Tahun Induk Target Bentuk Sumber

Berita/Keterangan

2000 PT Bank Danamon

PT Bank PDFCI (PDFC) PT Bank Tiara Asia, (BNTA) PT Bank Duta, (BNDT) PT Bank Nusa Nasional, PT Tamara Bank, (TMBN) PT Bank Pos Nusantara, PT Bank Rama,

PT Bank RSI, dan

PT Jaya Bank Internasional

Merger Annual Report BAPEPAM-LK 2000

2001 Tidak ada data Bank Merger

Tidak ada

keterangan Merger Bank di Annual Report BAPEPAM-LK th 2001

2002 PT Bank Danpac PT Bank Pikko (BNPK) Merger Annual Report BAPEPAM LK-2002

PT Bank Permata

PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Arthamedia, PT Bank Patriot dan PT Bank Prima Express

Konsolidasi terdapat keterangan pada Annual Report BAPEPAM LK-2002

6

(15)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 8 Tabel 1.2. Bank dengan Status Perusahaan Publik Yang Melakukan

Merger Periode Tahun 2000-2008 (Lanjutan)

2003 Tidak ada data Bank Merger

Tidak ada

keterangan Merger Bank pada Annual Report BAPEPAM-LK th 2003

2004 PT Bank

Century (BCIC)

PT Bank Danpac (BDPC) PT Bank Pikko (BNPK) PT Bank CIC (BCIC)

Konsolidasi keterangan pada Annual Report BAPEPAM-LK 04 2005 Bank Artha

Graha

PT Bank Inter-Pasific (INPC) Akuisisi

2006 Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ

Bank UFJ Indonesia serta The Bank of Tokyo-Mistubishi, Ltd.

Konsolidasi tidak ada keterangan merger pada Annual Report BAPEPAM-LK th 2006

2007 PT Bank Windu Kentjana

International Tbk

PT Bank Multicor Tbk (MCOR) PT Bank Windu Kencana

Akuisisi

Annual Report BAPEPAM-LK ‘07 2008 PT Bank CIMB

Niaga Tbk

PT Bank Niaga Tbk (BNGA) PT Bank Lippo Tbk (LPBN)

Konsolidasi

Ahmad, Ariff dan Skully (2007) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor

yang menyebabkan terjadinya merger di sektor perbankan Malaysia menyatakan

bahwa motif utama Bank melakukan merger dan akuisisi adalah untuk

memaksimalkan shareholder value. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan

kekuatan pasar, efisinsi dan diversifikasi resiko Bank. Pihak manajerial juga dapat

mengejar kepentingan tersendiri melalui merger dengan cara mengurangi resiko

perkerjaan yang tidak terdiversifikasi. Baik pemegang saham maupun ppihak

(16)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 9

untuk mendapatkan jaminan keamanan pemeritah seperti asuransi deposito, dan

lain-lain.

Menurut Rachmawati dan Tandelilin (2001), alasan utama perusahaan di

Indonesia melakukan penggabungan usaha pada dasarnya adalah untuk menghemat

pajak. Perusahaan-perusahaan yang mengakuisisi perusahaan target dengan tujuan

menghemat pajak terutama dilakukan oleh perusahaan besar yang kelebihan kas.

Namun ada juga perusahaan yang melakukan akuisisi dengan tujuan back door

listing7

Sehubungan dengan perusahaan target, Andrade, et al. (2001) menemukan

bahwa perusahaan akuisitor cenderung untuk membeli perusahaan lain dengan nilai q

yang lebih rendah. Lebih dari dua per tiga aktivitas merger dan akuisisi sejak tahun

1973 menunjukan bahwa nilai q perusahaan target lebih rendah daripada perusahaan

pengakuisisi (lihat tabel 1.3).

. Cara ini merupakan upaya yang paling efisien dan tidak berbelit-belit bagi

perusahaan yang belum go-public untuk menjadi perusahaan publik. Perusahaan

tersebut akan menikmati fasilitas sebagai perusahaan publik tanpa melewati prosedur

yang rumit di BAPEPAM.

7

(17)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 10 Tabel 1.3. Statistik Deskriptif Perusahaan-perusahaan yang Melakukan Merger

(1973-1998)

Sumber: Andrade, et. al, 2001

Berbeda dengan penelitian Agrawal dan Sensarma (2007) yang terfokus pada

level industri, penelitian ini terfokus pada level sektor industri perbankan saja. Untuk

sebutan pada variabel seperti Modal Disetor, Tobin’s Q, dan Ukuran Perusahaan

sudah dianggap tepat mengingat istilah ini berlaku universal baik untuk industri

perbankan maupun bukan termasuk dalam industri non-perbankan. Berdasarkan

uraian tersebut, maka penulis berniat untuk melakukan penelitian empiris yang

berkaitan dengan fenomena merger dengan judul: ”Prediksi Modal Disetor, Rasio-Q,

dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kemungkinan Bank Melakukan Merger: Studi

Empirik Terhadap Perusahaan Publik Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun

(18)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 11 1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah disebutkan diatas, maka

penulis mengindentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank yang

melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan

usaha berdasarkan modal inti minimum?

2) Berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank yang

melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan

usaha berdasarkan rasio-Q?

3) Berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank yang

melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan

usaha berdasarkan ukuran perusahaan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

teridentifikasikan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.

1) Mangetahui berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank

yang melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan

usaha berdasarkan modal inti minimum?

2) Mengetahui berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank

yang melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan

(19)

B A B - I : P E N D A H U L U A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 12

3) Mengetahui berapa besarnya akurasi/ketepatan pengelompokkan bank-bank

yang melakukan penggabungan usaha dan yang tidak melakukan penggabungan

usaha berdasarkan ukuran perusahaan?

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki dua kegunaan, yaitu kegunaan praktis dan

kegunaan teoritis.

1) Kegunaan praktis. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor dan

emiten dalam membuat keputusan dan kebijakan strategis perusahaan, terutama

dalam hal penggabungan usaha.

2) Kegunaan Teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan diskusi

untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dalam mengembangkan model

penelitian mengenai faktor-faktor penentu merger, baik dalam sektor industri

(20)

B A B - V : K E S I M P U L A N D A N S A R A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 48 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan terhadap sampel

yang digunakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Besarnya modal inti menunjukkan hasil yang signifikan dalam memprediksi

kemungkinan bank melakukan penggabungan usaha. Hal ini menunjukkan

modal inti minimum dapat memprediksi kemungkinan bank melakukan

penggabungan usaha.

2. Rasio Q menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam memprediksi

kemungkina bank melakukan penggaubungan usaha. Hal ini menunjukkan

Rasio Q tidak dapat memprediksi kemungkinan bank melakukan penggabungan

usaha. Dengan demikian, hasil temuan ini tidak konsisten dengan hasil temuan

Jovanoviq dan Rouseau (2002), dan Agrawal dan Sensarma (2007).

3. Besarnya total kas sebagai proksi ukuran perusahaan menunjukkan hasil yang

signifikan dalam memprediksi kemungkinan bank melakukan penggabungan

usaha. Hal ini menunjukkan total kas sebagai proksi ukuran perusahaan dapat

memprediksi kemungkinan bank melakukan penggabungan usaha. Dengan

demikian, hasil temuan ini konsisten dengan hasi temuan Gordon, Kahl dan

(21)

B A B - V : K E S I M P U L A N D A N S A R A N

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 49 5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat

direkomendasikan pada beberapa pihak, seperti bank, investor dan peneliti

selanjutnya:

a. Bagi pihak bank dan Investor. Untuk mengembangkan usaha dan

mempertahankan diri, ada baiknya bank dengan modal inti yang masih

kecil bergabung dengan bank lain untuk memperbesar modal inti dan

mematuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/15/PBI/2005. Perusahaan

dengan pertumbuhan yang kecil juga dapat melakukan merger dengan

bank lain yang pertumbuhan kecil atau lebih besar untuk memperbesar

ukuran perusahaan.

b. Bagi peneliti selanjutnya.

• Peneliti selanjutnya dapat mereplikasi model diskriminan dalam

penelitian yang serupa.

• Ada baiknya untuk ukuran perusahaan dapat mencoba menguji

dengan menggunakan proksi yang lain seperti penjualan dan

kapitalisasi pasar.

(22)

D A F T A R P U S T A K A

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 50 DAFTAR PUSTAKA

English Dictionary for Advance Learners, (2001), Harper Collins Publishers Ltd.,

Glasgow.

Agrawal, M., dan Sensarma, R., (2007), Determinant of Merger Activity: Evidence from India, International Journal of Financial Services Management, 2 (4): 277-288.

Ahmad, R., Arrif, M., dan Skully, M., (2007), Factors Determining Mergers of Banks in Malaysia’s Banking Sector Reform, Multinational Finance Journal, 11 (1/2): 1–31.

Andrade, Gregor; Mitchell, Mark dan Stafford, (2001) New Evidence and Perspective on Mergers. Journal of Economic Perpective, Spring 2001, 15 (2): 103-20.

Bank Indonesia, (2005), Peraturan Bank Indonesia nomor: 7/15/PBI/2005 tentang

Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum. Diakses dari http://www.bi.go.id

pada 13 Februari 2010.

Black, Henry C., (1990), Black Law’s Dictionary, Sixth Edition St. Paul Minessota, West Publishing Co., p.988.

Budianto, A, (2004), Merger Bank di Indonesia (Beserta Akibat-akibat Hukumnya), Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Chen, C, and Findlay, C, (2002), A review of cross-border Mergers & Acquisitions in APEC. Report prepared by the Pacific Economic Cooperation Council

(PECC) for the APEC Investment Experts Group (IEG), April 2002.

DePhampilis, Edward, (2008), Mergers, acquisitions, and other restructuring

activities, Elevier, Amsterdam.

(23)

D A F T A R P U S T A K A

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 51 Bender, Ney York.

Gorton, G., M. Kahl, dan R.J. Rosen, (2001), Eat or Be Eaten: A Theory of Mergers and Firm Size. Working Paper at Texas Finance Festival 2000. Diakses dari

http://papers.ssrn.com/ pada 13 Oktober 2009.

Gugler, Klaus; D.C Mueller dan B. Yurtoglu, (2006), The Determinants of Merger Waves, Diakses dari http://papers.ssrn.com/ pada 13 Oktober 2009.

Iskandar, T., (2007), Merger dan Akuisisi: Tren Yang Tak Bisa Dihindari, Info

Bank, 340 (Juli): 64-65.

Jovanovic, Boyan, and Peter L. Rousseau, (2002), The q-theory of mergers,

American Economic Review, Vol. 92: 198-204.

Kumar, Khrishna B., R.G. Rajan, dan Luigi Zingales, (2001) What Determines Firm Size? Working Paper No. 496, The Center of Research in Security Prices, University of Chicago.

Latifah, (2003), Analisis Keputusan Akuisisi Terhadap perubahan Kinerja

Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Keuangan & Perbankan Yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Tesis S-2 (tidak

diterbitkan), Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Lipton, P., dan A. Herzberg, (1991), Understanding Company Law, The Law Company Ltd, P. 473.

Moeller, Sara B., Frederik P. Schlingemann, dan René M. Stulz, (2004), Firm size and the gains from acquisitions, Journal of Financial Economics, Vol. 73: 201-228.

Moin, Abdul, (2007), Merger, Akuisisid dan Divestasi, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Penerbit Ekonosia, Yogyakarta.

(24)

D A F T A R P U S T A K A

Jurusan Manajemen | Fakultas Ekonomi | Universitas Kristen Maranatha Halaman 52

Akuntasi, Manajemen dan Ekonomi, 1(2): 153-170.

Samosir, A. P., (2003), Analisis Kinerja Bank Mandiri Setelah Merger dan Sebagai Bank Rekapitalisasi, Kajian Ekonomi dan Keuangan, 7 (1): 1-38.

Sartono, A., (2008), Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan Kedua, BPFE-UGM, Yogyakarta.

Sitompul, Zulkarnain, (2008), Merger, Akuisisi dan Konsolidasi Perbankan Relevansinya dengan Kebijakan Single Presence Policy. Diakses dari

http://zulsitompul.wordpress.com/ pada 21 Februari 2010.

Sudarmadji, dan Sularto, (2007), Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclusure Laporan Keuangan Tahunan, Proceeding PESAT Universitas

Gunadarma, Vol 2: A53-A61

Tobin, James; dan W.C. Brainard, (1969), Asset Markets and the Cost of Capital,

Crowless Foundation Paper, No. 40: 235-262.

United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), (2001), World

Investment Report 2001: promoting linkages, United Nations, New York and

Gambar

Tabel 1.1. Perbedaan Merger, Akuisisi dan Konsolidasi Istilah Sebelum Kombinasi Setelah Kombinasi
Gambar 1.1 Aktivitas Merger dan Akuisisi Lintas Negara
Tabel 1.2. Bank dengan Status Perusahaan Publik Yang Melakukan Merger Periode Tahun 2000-2008
Tabel 1.2. Bank dengan Status Perusahaan Publik Yang Melakukan  Merger Periode Tahun 2000-2008 (Lanjutan)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Total biaya tetap dapat diperoleh dari biaya ternak kambing di tambah dengan keseluruhan biaya-biaya yang nilainya tetap yang dikeluarkan oleh responden

masyarakat. Dalam metode tindakan ini para siswa diberikan model olah raga. pernafasan yang benar sesuai dengan srtuktur. Metode demontrasi bertujuan memberikan

As such, an alternative argument may be that the salvage of any property is in itself a useful result, subject to the reservation that where the salvor has not exercised due care

Bezanya, tanih di dataran banjir terdedah kepada risiko hakisan arus sungai yang lebih tinggi berbanding dengan tanih yang berada di dalam hutan yang hanya terdedah kepada

Adapun alasan dipilihnya Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang sebagai lokus dalam penelitian ini karena kantor tersebut adalah salah satu kantor imigrasi dengan pelayanan yang

Pada tahap ini penulis melakukan perancangan alur dari sistem informasi yang.

PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]