• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Sistem Pengendalian Persediaan Guna Meminimalkan Biaya Persediaan Di Toko Elektronik "JA".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Sistem Pengendalian Persediaan Guna Meminimalkan Biaya Persediaan Di Toko Elektronik "JA"."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Setiap perusahaan, baik perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, atau perusahaan jasa pasti memerlukan persediaan. Persediaan merupakan suatu asset atau sumber daya yang dimiliki perusahaan yang dapat mendukung kelancaran proses produksinya dan digunakan umtuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Perhatian yang perlu diberikan perusahaan terhadap masalah persediaan adalah menentukan berapa jumlah persediaan yang optimum agar tercapai efeisiensi biaya. Untuk itu perlu adanya sistem pengendalian persediaan dalam perusahaan agar pengawasan terhadap barang persediaan dapat terjaga.

Jumlah persediaan dan variasi jenis persediaan pada perusahaan pada umumnya berjumlah sangat banyak. Namun tidak semua jenis barang memiliki tingkat prioritas yang utama. Sama seperti pada toko “JA” yang merupakan badan usaha yang bergerak dalam perdagangan barang-barang elektronik, toko “JA” juga memiliki jenis barang yang banyak untuk dijual. Untuk mengetahui barang mana saja yang memerlukan perhatian lebih dari perusahaan dapat diketahui dengan analisis ABC. Dari hasil analisis ABC pada toko “JA” terdapat 41 kode barang yang termasuk dalam kategori kelas A, dimana barang tersebut perlu mendapat perhatian lebih dari perusahaan.

Dengan sistem pengendalian persediaan yang diterapkan toko “JA” , jumlah pemesanan barang dan waktu pemesanan yang dilakukan berbeda-beda. Sehingga sering kali terjadi penumpukkan barang di gudang. Dengan sistem pengendalian seperti ini maka toko “JA” menanggung total biaya persediaan selama satu semester sebesar Rp. 1.493.212.185.

Apabila perusahaan melakukan sistem pengendalian persediaan dengan interval waktu pemesanan yang tetap, yaitu setiap satu minggu sekali, dengan jumlah barang yang dipesan sebanyak jumlah kekurangan persediaan untuk mencapai tingkat persediaan maksimum, maka total biaya persediaan akan menjadi sebesar 1.391.233.479. Dengan kata lain, perusahaan akan mengalami penghematan biaya sebesar Rp. 101.978.706 selama satu semester.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Kegunaan Penelitian... 6

1.5 Kerangka Pemikiran... 7

1.6 Metode Penelitian... 12

1.7 Sistematika Penulisan... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi... 16

(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.3 Manfaat dan Fungsi Persediaan... 17

2.4 Jenis Persediaan... 20

2.5 Pengendalian Persediaan... 25

2.6 Biaya – Biaya Dalam Persediaan... 26

2.7 Analisis ABC... 31

2.8 Model Pengendalian Persediaan... 33

2.9 Metode Pengendalian Persediaan... 34

2.9.1 Fixed Order Quantity System (Q System)... 34

2.9.2 Fixed Order Periode System (P System)... 36

2.10 Economic Order Quantity (EOQ)... 37

2.11 Safety Stock... 39

2.12 Titik Pemesanan Ulang (Re-Order Point/ROP)... 43

BAB III OBYEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Toko Elektronik “JA”... 46

3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 47

(4)

Universitas Kristen Maranatha

3.2.2 Uraian Tugas... 48

3.3 Kegiatan Pemasaran... 51

3.3.1 Penjualan Tunai... 51

3.3.2 Penjualan Kredit... 52

3.4 Kegiatan Keuangan... 54

3.5 Kegiatan Operasi... 55

3.6 Kegiatan SDM... 56

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengadaan Persediaan Barang di Toko “JA”... 58

4.2 Analisis ABC... 58

4.3 Biaya Persediaan yang Relevan... 61

4.4 Perhitungan Total Biaya Dengan Sistem Pengendalian Persediaan yang Digunakan Oleh Toko “JA”... 62

4.5 Perhitungan Total Biaya Dengan Q System... 65

4.6 Perhitungan Toal Biaya Dengan P System... 71

(5)

Universitas Kristen Maranatha

4.8 Pemilihan Sistem Pengendalian Persediaan yang Baik... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 84

5.2 Saran... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis barang kategori kelas A

Tabel 2. Perhitungan Total biaya dengan sistem yang diterapkan toko “JA”

Tabel 3. Perhitungan jaumlah pemesanan optimum

Tabel 4. Perhitungan total biaya dengan Q System

Tabel 5.Perhitungan interval waktu pemesanan

Tabel 6. Perhitungan tingakt persediaan maksimum

Tabel 7. Perhitungan total biaya dengan P System

(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis ABC terhadap barang-barang pada toko “JA”

Lampiran 2. Perhitungan standart deviasi untuk barang kategori kelas A

Lampiran 3.Perhitungan total biaya persediaan dengan ketiga sistem

(9)

Universitas Kristen Maranatha

1


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dalam situasi perekonomian yang sedang dilanda krisis ekonomi yang

berkepanjangan ini, para pengusaha dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber

daya yang dimilikinya dengan cara yang paling efisien. Salah satu cara yang dapat

ditempuh adalah dengan mengelola persediaan karena persediaan

merepresentasikan sebagaian besar dari total investasi perusahaan. Besarnya

investasi perusahaan dalam persediaan mengharuskan perusahaan untuk memilki

suatu sistem pengendalian persediaan yang terencana dengan baik agar tercapai

efektifitas produksi dan efisiensi biaya dalam perusahaan.

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan manufaktur,

perusahaan dagang, maupun perusahaan jasa selalu memerlukan persediaan.

Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa

perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan

yang memerlukan barang atau jasa yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi karena

tidak selamanya barang-barang atau jasa tersedia pada setiap saat. Akibatnya

perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang

(10)

Universitas Kristen Maranatha

2


Jenis persediaan yang dibutuhkan perusahaan tergantung pada jenis

perusahaan itu sendiri. Pada perusahaan dagang, persediaan yang dimiliki berupa

persediaan barang jadi yang disebut juga sebagai barang dagangan. Pada

perusahaan manufaktur persediaan dapat berupa persediaan bahan baku yang

menunggu untuk diolah dalam proses produksi, komponen-komponen yang akan

dirakit, persediaan bahan pembantu (supplies) yang diperlukan dalam proses

produksi, persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses yang masih

memerlukan proses lebih lanjut menjadi barang jadi, dan persediaan barang jadi

yang siap untuk dijual. Beraneka ragam jenis barang persediaan yang memiliki

sifat berbeda-beda maka sistem pengadaan, sistem penyimpanan, serta sistem

pengendaliannya pun akan berbeda pula.

Mengendalikan persediaan untuk mencapai tingkat persedian yang

optimum, yaitu jumlah persediaan yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu

rendah bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak sedikitnya jumlah persediaan

yang dipesan dan seberapa sering melakukan pemesanan barang akan

mempengaruhi besar kecilnya biaya persediaan. Dari segi jumlah barang yang

dipesan, jika perusahaan memesan barang dalam jumlah yang banyak maka

proses produksi dapat berjalan lancar, perusahaan juga mungkin akan diberikan

potongan harga jika memesan sesuai dengan batasan jumlah yang ditentukan oleh

supplier (biasanya dalam jumlah yang banyak) dan kebutuhan konsumen dapat

dipenuhi dengan waktu yang cepat. Tetapi perusahaan pun perlu

(11)

Universitas Kristen Maranatha

3


menampung persediaan karena semakin banyak jumlah persediaan yang dipesan

maka biaya simpan juga semakin tinggi dan memerlukan tempat yang luas untuk

menyimpan barang persediaan. Sebaliknya, jika jumlah barang yang dipesan

terlalu sedikit, biaya simpan yang ditanggung pun akan rendah dan tidak

memerlukan tempat yang terlalu luas untuk menyimpan persediaan. Tetapi

dengan persediaan yang sedikit proses produksi mungkin akan terhambat,

perusahaan akan kehilangan kesempatan mendapatkan laba karena tidak ada

persediaan untuk dijual, atau bahkan kehilangan pelanggan karena mereka

beralih pada pesaing lain.

Dari segi intensitas melakukan pemesanan barang, semakin sering

perusahaan melakukan pemesan, maka semakin besar pula biaya pemesanan yang

akan ditanggung oleh perusahaan. Sebaliknya, semakin jarang perusahan

melakukan pemesanan semakin rendah pula biaya pemesanan yang akan

ditanggung. Dalam melakukan pemesanan barang perlu diperhatikan kapan waktu

yang tepat untuk melakukan pemesanan dengan mempertimbangkan berapa

jumlah barang yang masih tersisa di gudang. Jika pemesanan dilakukan ketika

jumlah sisa persediaan masih banyak maka akan terjadi penumpukkan barang,

yang berarti perusahaan akan menanggung biaya yang lebih besar untuk

menyimpan persediaan tersebut. Dan jika pemesanan dilakukan ketika jumlah sisa

persediaan sudah habis maka akan terjadi kekosongan persediaan yang akan

(12)

Universitas Kristen Maranatha

4


Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan perlu memiliki

sistem pengendalian persediaan dimana inti dari pengendalian persediaan yaitu

untuk mengetahui kapan pemesanan harus dilakukan dan berapakah jumlah

barang yang tepat untuk dipesan.

Seperti pada toko “JA” yang bergerak dalam bidang perdagangan

barang-barang elektronik langsung kepada konsumen akhir, perlu memiliki sistem

pengendalian persediaan barang dalam menjalankan usahanya. Dimana jenis

barang persediaannya berupa barang dagang. Dalam menjalankan usahanya

selama ini pengelola hanya mengandalkan pengalaman dan intuisi saja sehingga

tidak ada perhitungan yang tepat kapan melakukan pemesanan dan berapa jumlah

yang tepat untuk dipesan.

Dalam pemesanan barang, pemilik melakukan pemesanan kepada

supplier ketika barang hampir habis atau bahkan sudah habis karena kurang

baiknya pencatatan keluar masuk barang. Selain itu ketika salesman datang ke

toko untuk menawarkan barang, sering kali pemilik menerima tawaran salesman

untuk memesan sesuai dengan batasan yang ditentukan supllier karena diberi

potongan harga. Pemilik tidak memperhitungkan apakah sebanding potongan

harga yang diberikan oleh supplier dengan keuntungan yang akan didapat dan

berapa biaya yang akan ditanggung karena memesan dengan jumlah yang banyak.

Disamping menerima tawaran dari salesman, pemilik juga sering melakukan

pemesan pada salesman yang datang ke toko meskipun sebenarnya barang yang

(13)

Universitas Kristen Maranatha

5


Toko “JA” sehari-harinya menghadapi permintaan yang sifatnya tidak

pasti, maka kadang terjadi masalah ketika persediaan suatu barang berada pada

jumlah yang banyak ternyata jumlah pembelinya sedikit sehingga persediaan

menumpuk. Atau sebaliknya ketika jumlah persediaan sedikit ternyata

pembelinya banyak sehingga tidak dapat memenuhi permintaan konsumen dan

kehilangan kesempatan untuk mendapatkan laba. Untuk mengatasi permasalahan

tentang persediaan di toko “JA” perlu dilakukan perhitungan guna mengetahui

kapan pemesanan sebaiknya dilakukan dan berapa jumlah yang harus dipesan.

Oleh karena itu sudah selayaknya bila di toko “JA” dilakukan sebuah penelitian

yang hasil penelitiannya akan dilaporkan dalam bentuk karya ilmiah/skripsi

dengan judul “Peran Sistem Pengendalian Persediaan Guna Meminimalkan

Biaya Persediaan di Toko “JA”.”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi yang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sistem pengendalian persediaan yang sekarang diterapkan

di toko “JA” ?

2. Sistem pengendalian persediaan seperti apakah yang sebaiknya digunakan

oleh toko “JA”?

3. Seberapa banyak jumlah yang harus dipesan dan kapan waktu yang tepat

(14)

Universitas Kristen Maranatha

6


1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian persediaan yang

sekarang diterapkan oleh toko “JA” dalam menjalankan usahanya.

2. Untuk mengetahui sistem pengendalian persediaan yang seperti apakah

yang tepat digunakan oleh toko “JA” ?

3. Untuk mengetahui berapa jumlah barang yang tepat untuk dipesan sebagai

persediaan untuk toko “JA” dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan

pemesanan barang.

1.4Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis

Dengan adanya penelitian ini penulis mendapatkan tambahan

wawasan dalam bidang manajemen operasional pada umumnya, dan

dalam bidang manajemen persediaan pada khususnya.

2. Bagi toko “JA”

Bagi toko “JA” dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan yang berguna bagi perusahaan dalam hal menentukan

(15)

Universitas Kristen Maranatha

7


3. Bagi pihak lain

Bagi rekan-rekan mahasiswa dan juga pihak-pihak yang

berkepentingan, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan

referensi dan pembanding maupun sebagai informasi bagi penelitian lebih

lanjut.

1.5Kerangka Pemikiran

Kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa yang kemudian akan

ditawarkan kepada konsumen disebut dengan kegiatan produksi dan operasi.

Melalui kegiatan produksi dan operasi, segala sumber daya masukan

diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Menurut

Prof. Dr. Sofjan Assauri pengertian manajemen produksi dan operasi merupakan

proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi

atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha

untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Assauri,2004:12).

Agar dapat mencapai hasil produksi sesuai dengan target yang sudah

direncanakan, perusahaan memerlukan sejumah persediaan yang cukup dalam

menjalankan proses produksi. Dimana pengertian persediaan menurut Roger

G.Schrooder ialah “An inventory is a stock of material used to facilitate

(16)

Universitas Kristen Maranatha

8


persediaan adalah sejumlah stok bahan baku yang digunakan untuk mendukung

proses produksi atau untuk memuaskan permintaan pelanggan.

Persediaan dibeli oleh perusahaan dengan menggunakan sejumlah uang,

Dalam dunia perekonomian barang-barang yang dibeli menggunakan uang dapat

diartikan sebagai barang investasi. Jadi persediaan merupakan modal/investasi

yang digunakan oleh perusahaan untuk mendukung proses produksi dalam

memenuhi permintaan pelanggan. Oleh karena itu perlu ada suatu sistem

pengendalian persediaan untuk menjaga agar alokasi modal pada persediaan tidak

terlalu besar, dan jumlah persediaan dapat terjaga agar tidak terlampau sedikit

ataupun terlampau banyak.

Pada umunya setiap perusahaan pasti memiliki persediaan dengan jumlah

variasi jenis persediaan yang banyak. Dan setiap jenis barang membutuhkan

analisis tersendiri untuk mengetahui berapa besar jumlah barang untuk dipesan

dan kapan waktu pemesanan harus dilakukan. Namun berbagai macam jenis

barang yang ada dalam persediaan tersebut tidak seluruhnya memiliki tingkat

prioritas yang sama. Dengan demikian, untuk mengetahui jenis-jenis barang mana

yang perlu mendapat prioritas, kita dapat menggunakan analisis ABC.

Analisis ABC merupakan sebuah metode untuk membagi persediaan

yang dimiliki perusahaan kedalam tiga golongan berdasarkan pada tingkat

penjualan. Analisis ABC menurut Jay Heizer dan Barry render, bertujuan untuk

(17)

Universitas Kristen Maranatha

9


penting yang sedikit dan bukan pada persediaan yang banyak tetapi sepele.

(Heizer,Render,2005:62).

Setelah mengetahui kelompok-kelompok barang persediaan mana saja

yang perlu mendapat perhatian lebih, perusahaan kemudian menentukan

kebijakkan pengendalian persediaan yang sesuai dengan kondisi perusahaan

untuk dapat menghitung berapa jumlah pesananan dan waktu pemesanan. Model

pengendalian persediaan bergantung pada jenis permintaan yang dihadapi oleh

perusahaan. Permintaan dapat dibedakan menjadi permintaan bebas (independent

demand) dan permintaan tidak bebas (dependent demand). Independent demand

adalah permintaan akan suatu produk yang tidak tergantung pada permintaan

produk lain. Sedangkan dependent demand adalah permintaan akan suatu produk

yang bergantung pada permintaan akan produk lain.

Toko “JA” merupakan perusahaan dagang sehingga permintaannya berupa

independent demand, karena persediaannya berupa barang jadi yang tidak

bergantung pada permintaan akan produk lainnya. Model pengendalian

persediaan untuk independent demand terbagi dua yaitu model deterministik dan

model probabilistik. Dimana dalam penentuan model mana yang sesuai untuk

digunakan, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti apakah waktu tunggu (lead

time) dan permintaan yang dihadapi perusahaan diketahui dengan pasti atau tidak.

Model deterministik digunakan apabila sifat permintaan dan lead time

diketahui secara pasti. Sedangkan model probabilistik digunakan apabila salah

(18)

Universitas Kristen Maranatha

10


pasti atau kedua variabelnya tidak diketahui secara pasti. Dalam penelitian ini,

perhitungan akan dilakukan mengunakan model pengendalian persediaan

probabilistik karena toko “JA” menghadapi permintaan yang tidak diketahui

dengan pasti. Disamping melakukan perhitungan menggunakan model

probabilistik, juga dilakukan perhitungan dengan sistem yang saat ini digunakan

oleh toko “JA”. Setelah melakukan perhitungan, kemudian dilakukan

perbandingan total biaya persediaan dengan masing-masing metode. Dengan

melakukan perbandingan hasil perhitungan total biaya maka akan dapat diketahui

(19)

Universitas Kristen Maranatha

11


Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

(20)

Universitas Kristen Maranatha

12


1.6Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah metode

deskriptif, dimana metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan

untuk menggambarkan keadaan perusahaaan berdasarkan fakta-fakta yang ada,

dimana fakta-fakta tersebut dikumpulkan sehingga memberikan gambaran yang

jelas mengenai obyek yang diteliti, dan kemudian dianalisis dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul guna

memberikan informasi yang tepat berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder.

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak

secara langsung memberikan data kepada pengumpul data. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara :

1. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti bila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

(21)

Universitas Kristen Maranatha

13


2. Observasi

Observasi yaitu mengamati secara langsung obyek yang diteliti ke

lokasi penelitian untuk memperoleh gambaran secara nyata mengenai keadaan

perusahaan.

Selain melakukan wawancara, untuk mengumpulkan data juga

dilakukan pengamatan secara langsung di toko untuk mengetahui kegiatan apa

saja yang dilakukan di dalam toko. Diantaranya pengamatan mengenai proses

penjualan secara tunai dan kredit serta mengetahui bagaimana sistem

pengndalian persediaan yang diterapkan oleh toko “JA”.

3. Studi Kepustakaan

Dalam penelitian ini studi kepustakaan dilakukan untuk memahami

lebih jelas mengenai teori – teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan

(22)

Universitas Kristen Maranatha

14


1.7Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan

Mengemukaan latar belakang pentingnya manajemen

persediaan dalam menjalankan kegiatan dalam perusahaan agar

perusahaan dapat mengendalikan persediaan pada tingkat yang

optimum guna meminimalisasi biaya.

BAB 2 Tinjauan Pustaka

Berisi tinjauan pustaka mengenai teori-teori tentang

manajemen operasi pada umumnya dan manajemen persediaan

pada khususnya. Teori-teori tersebut membahas

metode-metode pengendalian persediaan yang dapat perusahaan

gunakan dalam menjalankan usahanya.

BAB 3 Obyek Penelitian

Berisi mengenai sejarah perusahaan, stuktur organisasi

perusahaan, kegiatan yang dilakukan dan data supplier serta

(23)

Universitas Kristen Maranatha

15


BAB 4 Pembahasan

Berisi mengenai uraian data yang dikumpulkan, pengolahan

data, dan juga akan diuraikan kegiatan pengendalin persediaan

yang selama ini dilakukan oleh toko, beserta analisis terhadap

hasil pengolahan data untuk melakukan pemecahan masalah.

BAB 5 Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisi kesimpulan mengenai perbandingan hasil

perhitungan total biaya persediaan dengan metode-metode

yang ada, mencari metode mana yang menghasilkan total biaya

persediaan yang paling minimum. Bab ini juga berisi mengenai

saran bagi toko untuk menggunakan metode yang paling tepat

(24)

Universitas Kristen Maranatha

84


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengendalian persediaan pada toko

“JA” seperti yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Toko “JA” merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang

perdagangan barang-barang elektronik langsung kepada konsumen akhir.

Toko “JA” melayani penjualan secara tunai dan juga penjualan secara

kredit dengan batasan wilayah pengiriman hanya di dalam kota Bandung.

2. Sistem pengendalian persediaan yang diterapkan oleh toko “JA” belumlah

optimal, dimana aktivitas pengendalian persediaan yang telah dilakukan

toko belum dapat meminimumkan total biaya persediaan, sehingga

perusahaan masih harus mengeluarkan biaya yang cukup besar yaitu

sebesar Rp 1.493.212.185 selama satu semeter.

3. Jika toko “JA” menggunakan sistem Q sebagai sistem pengendalian

persediaan yang dipilih maka total biaya persediaan yang ditanggung

(25)

Universitas Kristen Maranatha

85


menggunakan sistem P, maka total biaya persediaan yang ditanggung

selama satu semester adalah Rp 1.391.233.479.

4. Jika dilihat dari segi pengawasan persediaan, sistem P memberikan cara

pengawasan yang lebih mudah dibandingkan dengan sistem Q. Dan

perbedaan total biaya antara sistem Q dan sistem P hanya sebesar

Rp 42.706.

5. Sistem pengendalian persediaan yang sebaiknya digunakan toko “JA”

adalah sistem P karena pengawasan persediaan lebih mudah serta total

biaya persediaan pun lebih rendah dari sistem yang diterapkan oleh toko

“JA”.

6. Banyaknya jumlah barang yang tepat yang harus dipesan rata-rata adalah

sebanyak 1 unit, namun untuk kode barang 21 Z 45 ML, 52 SV 63,

SR-D180 jumlah yang tepat untuk dipesan adalah sebanyak 2 unit. Sedangkan

untuk kode barang P 52 SV 60, 52 UV 25 R, PR 189 jumlah barang yang

tepat untuk dipesan adalah 3 unit, untuk kode barang 14 SG 55, 319 XL

sebanyak 4 unit, untuk kode barang RC 522 C sebanyak 5 unit, dan untuk

kode barang PLX+A sebanyak 17 unit.

7. Dengan sistem P, waktu pemesanan barang dilakukan setiap interval waktu

yang sudah ditetapkan. Dari hasil perhitungan, interval waktu pemesanan

(26)

Universitas Kristen Maranatha

86


5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba untuk memberikan

saran-saran yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan di bidang persediaan, antara lain:

1. Toko “JA” disarankan menggunakan sistem P sebagai sistem pengendalian

persediaan yang digunakan karena, jika toko “JA” menerapkan sistem P maka

akan terjadi penghematan terhadap biaya total persediaan sebesar Rp.

101.978.706.

2. Sebaiknya toko “JA” membuat catatan persediaan barang agar pengawasan

barang lebih mudah.

3. Sebaiknya toko “JA” setiap beberapa periode melakukan pemeriksaan ulang

terhadap barang persediaan yang ada guna mengurangi resiko penumpukkan

barang yang terlalu banyak, penumpukkan barang cacat yang harus

dikembalikan kepada supplier atau barang rusak dari konsumen yang

(27)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Chase, Richard B., F. Robert Jacobs, and Nicholas J. Aquilano; “Operations

Management for Competitive Advantage With Global Cases”. 11th edition,

MCGraw-Hill International edition, Singapore, 2007.

Heizer, Jay, Render , Barry; “Operations Management”, 7th edition, Prentice

Hall.Inc, New Jersey, 2005.

Heizer, Jay, Barry Render; “Manajemen Operasi”, diterjemahkan oleh

Dwianoegrahwati Setyoningsih, M.Eng.Sc. dan Indra Almahdy, M.Sc., edisi 7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Krajewski, Lee J., Larry P. Ritzman, Manoj K. Malhotra; “Operations

Management Processess and Value Chains”, 8th edition, Prentice Hall.Inc, New

Jersey, 2007.

Assauri, Sofjan; “Manajemen Produksi dan Operasi”, edisi revisi, Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2004.

Rangkuti, Freddy; “Manajemen Persediaan: Aplikasi si Bidang Bisnis”, edisi 2, PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.

Nasution, Arman Hakim, Prasetywan, Yudha; “Perencanaan dan Pengendalian

Produksi”, edisi 1, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.

Siagian, Yolanda M.: “Aplikasi Supply Chain Management Dalam Dunia Bisnis”,

edisi 1, PT. Grasindo, Jakarta, 2007.

Yamit, Zulian: “Manajemen Persediaan”, edisi 1, EKONISIA, Kampus Fakultas

Ekonomi UII, Yogyakarta, 2005.

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Sering terjadi kekurangan P di dalam tanah yang disebabkan oleh jumlah P yang sedikit di tanah, sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak dapat diambil oleh tanaman

• Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi

Penjelasan di atas juga terdapat perbedaaan hasil dari penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan topik “ Pengaruh Arus Kas Bebas,

Teknik tersebut mudah, murah dan aman dilakukan, namun penyimpanan biji kelapa dengan cara tersebut tidak dapat dilakukan karena ukuran buah kelapa yang besar (sekitar 850 –

Oleh karena itu pendapat yang paling rājiḥ adalah pendapat yang tetap menasabkan anak hasil hubungan di luar nikah kepada ayah biologisnya, ketika ayah tersebut

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kuantum dengan

Dan motif untuk(in order to motive), dimana motif ini mendorong masyarakat Kota Pekanbaru untuk menggunakan Ask.fm sebagai media komunikasi virtual bertujuan selalu mengetahui