Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Setiap perusahaan, baik perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, atau perusahaan jasa pasti memerlukan persediaan. Persediaan merupakan suatu asset atau sumber daya yang dimiliki perusahaan yang dapat mendukung kelancaran proses produksinya dan digunakan umtuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Perhatian yang perlu diberikan perusahaan terhadap masalah persediaan adalah menentukan berapa jumlah persediaan yang optimum agar tercapai efeisiensi biaya. Untuk itu perlu adanya sistem pengendalian persediaan dalam perusahaan agar pengawasan terhadap barang persediaan dapat terjaga.
Jumlah persediaan dan variasi jenis persediaan pada perusahaan pada umumnya berjumlah sangat banyak. Namun tidak semua jenis barang memiliki tingkat prioritas yang utama. Sama seperti pada toko “JA” yang merupakan badan usaha yang bergerak dalam perdagangan barang-barang elektronik, toko “JA” juga memiliki jenis barang yang banyak untuk dijual. Untuk mengetahui barang mana saja yang memerlukan perhatian lebih dari perusahaan dapat diketahui dengan analisis ABC. Dari hasil analisis ABC pada toko “JA” terdapat 41 kode barang yang termasuk dalam kategori kelas A, dimana barang tersebut perlu mendapat perhatian lebih dari perusahaan.
Dengan sistem pengendalian persediaan yang diterapkan toko “JA” , jumlah pemesanan barang dan waktu pemesanan yang dilakukan berbeda-beda. Sehingga sering kali terjadi penumpukkan barang di gudang. Dengan sistem pengendalian seperti ini maka toko “JA” menanggung total biaya persediaan selama satu semester sebesar Rp. 1.493.212.185.
Apabila perusahaan melakukan sistem pengendalian persediaan dengan interval waktu pemesanan yang tetap, yaitu setiap satu minggu sekali, dengan jumlah barang yang dipesan sebanyak jumlah kekurangan persediaan untuk mencapai tingkat persediaan maksimum, maka total biaya persediaan akan menjadi sebesar 1.391.233.479. Dengan kata lain, perusahaan akan mengalami penghematan biaya sebesar Rp. 101.978.706 selama satu semester.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 5
1.3 Tujuan Penelitian... 6
1.4 Kegunaan Penelitian... 6
1.5 Kerangka Pemikiran... 7
1.6 Metode Penelitian... 12
1.7 Sistematika Penulisan... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi... 16
Universitas Kristen Maranatha
2.3 Manfaat dan Fungsi Persediaan... 17
2.4 Jenis Persediaan... 20
2.5 Pengendalian Persediaan... 25
2.6 Biaya – Biaya Dalam Persediaan... 26
2.7 Analisis ABC... 31
2.8 Model Pengendalian Persediaan... 33
2.9 Metode Pengendalian Persediaan... 34
2.9.1 Fixed Order Quantity System (Q System)... 34
2.9.2 Fixed Order Periode System (P System)... 36
2.10 Economic Order Quantity (EOQ)... 37
2.11 Safety Stock... 39
2.12 Titik Pemesanan Ulang (Re-Order Point/ROP)... 43
BAB III OBYEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Toko Elektronik “JA”... 46
3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 47
Universitas Kristen Maranatha
3.2.2 Uraian Tugas... 48
3.3 Kegiatan Pemasaran... 51
3.3.1 Penjualan Tunai... 51
3.3.2 Penjualan Kredit... 52
3.4 Kegiatan Keuangan... 54
3.5 Kegiatan Operasi... 55
3.6 Kegiatan SDM... 56
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengadaan Persediaan Barang di Toko “JA”... 58
4.2 Analisis ABC... 58
4.3 Biaya Persediaan yang Relevan... 61
4.4 Perhitungan Total Biaya Dengan Sistem Pengendalian Persediaan yang Digunakan Oleh Toko “JA”... 62
4.5 Perhitungan Total Biaya Dengan Q System... 65
4.6 Perhitungan Toal Biaya Dengan P System... 71
Universitas Kristen Maranatha
4.8 Pemilihan Sistem Pengendalian Persediaan yang Baik... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan... 84
5.2 Saran... 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis barang kategori kelas A
Tabel 2. Perhitungan Total biaya dengan sistem yang diterapkan toko “JA”
Tabel 3. Perhitungan jaumlah pemesanan optimum
Tabel 4. Perhitungan total biaya dengan Q System
Tabel 5.Perhitungan interval waktu pemesanan
Tabel 6. Perhitungan tingakt persediaan maksimum
Tabel 7. Perhitungan total biaya dengan P System
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis ABC terhadap barang-barang pada toko “JA”
Lampiran 2. Perhitungan standart deviasi untuk barang kategori kelas A
Lampiran 3.Perhitungan total biaya persediaan dengan ketiga sistem
Universitas Kristen Maranatha
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Dalam situasi perekonomian yang sedang dilanda krisis ekonomi yang
berkepanjangan ini, para pengusaha dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber
daya yang dimilikinya dengan cara yang paling efisien. Salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah dengan mengelola persediaan karena persediaan
merepresentasikan sebagaian besar dari total investasi perusahaan. Besarnya
investasi perusahaan dalam persediaan mengharuskan perusahaan untuk memilki
suatu sistem pengendalian persediaan yang terencana dengan baik agar tercapai
efektifitas produksi dan efisiensi biaya dalam perusahaan.
Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan manufaktur,
perusahaan dagang, maupun perusahaan jasa selalu memerlukan persediaan.
Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa
perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan
yang memerlukan barang atau jasa yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi karena
tidak selamanya barang-barang atau jasa tersedia pada setiap saat. Akibatnya
perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang
Universitas Kristen Maranatha
2
Jenis persediaan yang dibutuhkan perusahaan tergantung pada jenis
perusahaan itu sendiri. Pada perusahaan dagang, persediaan yang dimiliki berupa
persediaan barang jadi yang disebut juga sebagai barang dagangan. Pada
perusahaan manufaktur persediaan dapat berupa persediaan bahan baku yang
menunggu untuk diolah dalam proses produksi, komponen-komponen yang akan
dirakit, persediaan bahan pembantu (supplies) yang diperlukan dalam proses
produksi, persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses yang masih
memerlukan proses lebih lanjut menjadi barang jadi, dan persediaan barang jadi
yang siap untuk dijual. Beraneka ragam jenis barang persediaan yang memiliki
sifat berbeda-beda maka sistem pengadaan, sistem penyimpanan, serta sistem
pengendaliannya pun akan berbeda pula.
Mengendalikan persediaan untuk mencapai tingkat persedian yang
optimum, yaitu jumlah persediaan yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak sedikitnya jumlah persediaan
yang dipesan dan seberapa sering melakukan pemesanan barang akan
mempengaruhi besar kecilnya biaya persediaan. Dari segi jumlah barang yang
dipesan, jika perusahaan memesan barang dalam jumlah yang banyak maka
proses produksi dapat berjalan lancar, perusahaan juga mungkin akan diberikan
potongan harga jika memesan sesuai dengan batasan jumlah yang ditentukan oleh
supplier (biasanya dalam jumlah yang banyak) dan kebutuhan konsumen dapat
dipenuhi dengan waktu yang cepat. Tetapi perusahaan pun perlu
Universitas Kristen Maranatha
3
menampung persediaan karena semakin banyak jumlah persediaan yang dipesan
maka biaya simpan juga semakin tinggi dan memerlukan tempat yang luas untuk
menyimpan barang persediaan. Sebaliknya, jika jumlah barang yang dipesan
terlalu sedikit, biaya simpan yang ditanggung pun akan rendah dan tidak
memerlukan tempat yang terlalu luas untuk menyimpan persediaan. Tetapi
dengan persediaan yang sedikit proses produksi mungkin akan terhambat,
perusahaan akan kehilangan kesempatan mendapatkan laba karena tidak ada
persediaan untuk dijual, atau bahkan kehilangan pelanggan karena mereka
beralih pada pesaing lain.
Dari segi intensitas melakukan pemesanan barang, semakin sering
perusahaan melakukan pemesan, maka semakin besar pula biaya pemesanan yang
akan ditanggung oleh perusahaan. Sebaliknya, semakin jarang perusahan
melakukan pemesanan semakin rendah pula biaya pemesanan yang akan
ditanggung. Dalam melakukan pemesanan barang perlu diperhatikan kapan waktu
yang tepat untuk melakukan pemesanan dengan mempertimbangkan berapa
jumlah barang yang masih tersisa di gudang. Jika pemesanan dilakukan ketika
jumlah sisa persediaan masih banyak maka akan terjadi penumpukkan barang,
yang berarti perusahaan akan menanggung biaya yang lebih besar untuk
menyimpan persediaan tersebut. Dan jika pemesanan dilakukan ketika jumlah sisa
persediaan sudah habis maka akan terjadi kekosongan persediaan yang akan
Universitas Kristen Maranatha
4
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan perlu memiliki
sistem pengendalian persediaan dimana inti dari pengendalian persediaan yaitu
untuk mengetahui kapan pemesanan harus dilakukan dan berapakah jumlah
barang yang tepat untuk dipesan.
Seperti pada toko “JA” yang bergerak dalam bidang perdagangan
barang-barang elektronik langsung kepada konsumen akhir, perlu memiliki sistem
pengendalian persediaan barang dalam menjalankan usahanya. Dimana jenis
barang persediaannya berupa barang dagang. Dalam menjalankan usahanya
selama ini pengelola hanya mengandalkan pengalaman dan intuisi saja sehingga
tidak ada perhitungan yang tepat kapan melakukan pemesanan dan berapa jumlah
yang tepat untuk dipesan.
Dalam pemesanan barang, pemilik melakukan pemesanan kepada
supplier ketika barang hampir habis atau bahkan sudah habis karena kurang
baiknya pencatatan keluar masuk barang. Selain itu ketika salesman datang ke
toko untuk menawarkan barang, sering kali pemilik menerima tawaran salesman
untuk memesan sesuai dengan batasan yang ditentukan supllier karena diberi
potongan harga. Pemilik tidak memperhitungkan apakah sebanding potongan
harga yang diberikan oleh supplier dengan keuntungan yang akan didapat dan
berapa biaya yang akan ditanggung karena memesan dengan jumlah yang banyak.
Disamping menerima tawaran dari salesman, pemilik juga sering melakukan
pemesan pada salesman yang datang ke toko meskipun sebenarnya barang yang
Universitas Kristen Maranatha
5
Toko “JA” sehari-harinya menghadapi permintaan yang sifatnya tidak
pasti, maka kadang terjadi masalah ketika persediaan suatu barang berada pada
jumlah yang banyak ternyata jumlah pembelinya sedikit sehingga persediaan
menumpuk. Atau sebaliknya ketika jumlah persediaan sedikit ternyata
pembelinya banyak sehingga tidak dapat memenuhi permintaan konsumen dan
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan laba. Untuk mengatasi permasalahan
tentang persediaan di toko “JA” perlu dilakukan perhitungan guna mengetahui
kapan pemesanan sebaiknya dilakukan dan berapa jumlah yang harus dipesan.
Oleh karena itu sudah selayaknya bila di toko “JA” dilakukan sebuah penelitian
yang hasil penelitiannya akan dilaporkan dalam bentuk karya ilmiah/skripsi
dengan judul “Peran Sistem Pengendalian Persediaan Guna Meminimalkan
Biaya Persediaan di Toko “JA”.”
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sistem pengendalian persediaan yang sekarang diterapkan
di toko “JA” ?
2. Sistem pengendalian persediaan seperti apakah yang sebaiknya digunakan
oleh toko “JA”?
3. Seberapa banyak jumlah yang harus dipesan dan kapan waktu yang tepat
Universitas Kristen Maranatha
6
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian persediaan yang
sekarang diterapkan oleh toko “JA” dalam menjalankan usahanya.
2. Untuk mengetahui sistem pengendalian persediaan yang seperti apakah
yang tepat digunakan oleh toko “JA” ?
3. Untuk mengetahui berapa jumlah barang yang tepat untuk dipesan sebagai
persediaan untuk toko “JA” dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan
pemesanan barang.
1.4Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis
Dengan adanya penelitian ini penulis mendapatkan tambahan
wawasan dalam bidang manajemen operasional pada umumnya, dan
dalam bidang manajemen persediaan pada khususnya.
2. Bagi toko “JA”
Bagi toko “JA” dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan yang berguna bagi perusahaan dalam hal menentukan
Universitas Kristen Maranatha
7
3. Bagi pihak lain
Bagi rekan-rekan mahasiswa dan juga pihak-pihak yang
berkepentingan, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan
referensi dan pembanding maupun sebagai informasi bagi penelitian lebih
lanjut.
1.5Kerangka Pemikiran
Kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa yang kemudian akan
ditawarkan kepada konsumen disebut dengan kegiatan produksi dan operasi.
Melalui kegiatan produksi dan operasi, segala sumber daya masukan
diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Menurut
Prof. Dr. Sofjan Assauri pengertian manajemen produksi dan operasi merupakan
proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi
atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha
untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Assauri,2004:12).
Agar dapat mencapai hasil produksi sesuai dengan target yang sudah
direncanakan, perusahaan memerlukan sejumah persediaan yang cukup dalam
menjalankan proses produksi. Dimana pengertian persediaan menurut Roger
G.Schrooder ialah “An inventory is a stock of material used to facilitate
Universitas Kristen Maranatha
8
persediaan adalah sejumlah stok bahan baku yang digunakan untuk mendukung
proses produksi atau untuk memuaskan permintaan pelanggan.
Persediaan dibeli oleh perusahaan dengan menggunakan sejumlah uang,
Dalam dunia perekonomian barang-barang yang dibeli menggunakan uang dapat
diartikan sebagai barang investasi. Jadi persediaan merupakan modal/investasi
yang digunakan oleh perusahaan untuk mendukung proses produksi dalam
memenuhi permintaan pelanggan. Oleh karena itu perlu ada suatu sistem
pengendalian persediaan untuk menjaga agar alokasi modal pada persediaan tidak
terlalu besar, dan jumlah persediaan dapat terjaga agar tidak terlampau sedikit
ataupun terlampau banyak.
Pada umunya setiap perusahaan pasti memiliki persediaan dengan jumlah
variasi jenis persediaan yang banyak. Dan setiap jenis barang membutuhkan
analisis tersendiri untuk mengetahui berapa besar jumlah barang untuk dipesan
dan kapan waktu pemesanan harus dilakukan. Namun berbagai macam jenis
barang yang ada dalam persediaan tersebut tidak seluruhnya memiliki tingkat
prioritas yang sama. Dengan demikian, untuk mengetahui jenis-jenis barang mana
yang perlu mendapat prioritas, kita dapat menggunakan analisis ABC.
Analisis ABC merupakan sebuah metode untuk membagi persediaan
yang dimiliki perusahaan kedalam tiga golongan berdasarkan pada tingkat
penjualan. Analisis ABC menurut Jay Heizer dan Barry render, bertujuan untuk
Universitas Kristen Maranatha
9
penting yang sedikit dan bukan pada persediaan yang banyak tetapi sepele.
(Heizer,Render,2005:62).
Setelah mengetahui kelompok-kelompok barang persediaan mana saja
yang perlu mendapat perhatian lebih, perusahaan kemudian menentukan
kebijakkan pengendalian persediaan yang sesuai dengan kondisi perusahaan
untuk dapat menghitung berapa jumlah pesananan dan waktu pemesanan. Model
pengendalian persediaan bergantung pada jenis permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan. Permintaan dapat dibedakan menjadi permintaan bebas (independent
demand) dan permintaan tidak bebas (dependent demand). Independent demand
adalah permintaan akan suatu produk yang tidak tergantung pada permintaan
produk lain. Sedangkan dependent demand adalah permintaan akan suatu produk
yang bergantung pada permintaan akan produk lain.
Toko “JA” merupakan perusahaan dagang sehingga permintaannya berupa
independent demand, karena persediaannya berupa barang jadi yang tidak
bergantung pada permintaan akan produk lainnya. Model pengendalian
persediaan untuk independent demand terbagi dua yaitu model deterministik dan
model probabilistik. Dimana dalam penentuan model mana yang sesuai untuk
digunakan, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti apakah waktu tunggu (lead
time) dan permintaan yang dihadapi perusahaan diketahui dengan pasti atau tidak.
Model deterministik digunakan apabila sifat permintaan dan lead time
diketahui secara pasti. Sedangkan model probabilistik digunakan apabila salah
Universitas Kristen Maranatha
10
pasti atau kedua variabelnya tidak diketahui secara pasti. Dalam penelitian ini,
perhitungan akan dilakukan mengunakan model pengendalian persediaan
probabilistik karena toko “JA” menghadapi permintaan yang tidak diketahui
dengan pasti. Disamping melakukan perhitungan menggunakan model
probabilistik, juga dilakukan perhitungan dengan sistem yang saat ini digunakan
oleh toko “JA”. Setelah melakukan perhitungan, kemudian dilakukan
perbandingan total biaya persediaan dengan masing-masing metode. Dengan
melakukan perbandingan hasil perhitungan total biaya maka akan dapat diketahui
Universitas Kristen Maranatha
11
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Universitas Kristen Maranatha
12
1.6Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah metode
deskriptif, dimana metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan keadaan perusahaaan berdasarkan fakta-fakta yang ada,
dimana fakta-fakta tersebut dikumpulkan sehingga memberikan gambaran yang
jelas mengenai obyek yang diteliti, dan kemudian dianalisis dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul guna
memberikan informasi yang tepat berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
secara langsung memberikan data kepada pengumpul data. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti bila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
Universitas Kristen Maranatha
13
2. Observasi
Observasi yaitu mengamati secara langsung obyek yang diteliti ke
lokasi penelitian untuk memperoleh gambaran secara nyata mengenai keadaan
perusahaan.
Selain melakukan wawancara, untuk mengumpulkan data juga
dilakukan pengamatan secara langsung di toko untuk mengetahui kegiatan apa
saja yang dilakukan di dalam toko. Diantaranya pengamatan mengenai proses
penjualan secara tunai dan kredit serta mengetahui bagaimana sistem
pengndalian persediaan yang diterapkan oleh toko “JA”.
3. Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini studi kepustakaan dilakukan untuk memahami
lebih jelas mengenai teori – teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan
Universitas Kristen Maranatha
14
1.7Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan
Mengemukaan latar belakang pentingnya manajemen
persediaan dalam menjalankan kegiatan dalam perusahaan agar
perusahaan dapat mengendalikan persediaan pada tingkat yang
optimum guna meminimalisasi biaya.
BAB 2 Tinjauan Pustaka
Berisi tinjauan pustaka mengenai teori-teori tentang
manajemen operasi pada umumnya dan manajemen persediaan
pada khususnya. Teori-teori tersebut membahas
metode-metode pengendalian persediaan yang dapat perusahaan
gunakan dalam menjalankan usahanya.
BAB 3 Obyek Penelitian
Berisi mengenai sejarah perusahaan, stuktur organisasi
perusahaan, kegiatan yang dilakukan dan data supplier serta
Universitas Kristen Maranatha
15
BAB 4 Pembahasan
Berisi mengenai uraian data yang dikumpulkan, pengolahan
data, dan juga akan diuraikan kegiatan pengendalin persediaan
yang selama ini dilakukan oleh toko, beserta analisis terhadap
hasil pengolahan data untuk melakukan pemecahan masalah.
BAB 5 Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi kesimpulan mengenai perbandingan hasil
perhitungan total biaya persediaan dengan metode-metode
yang ada, mencari metode mana yang menghasilkan total biaya
persediaan yang paling minimum. Bab ini juga berisi mengenai
saran bagi toko untuk menggunakan metode yang paling tepat
Universitas Kristen Maranatha
84
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengendalian persediaan pada toko
“JA” seperti yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Toko “JA” merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang
perdagangan barang-barang elektronik langsung kepada konsumen akhir.
Toko “JA” melayani penjualan secara tunai dan juga penjualan secara
kredit dengan batasan wilayah pengiriman hanya di dalam kota Bandung.
2. Sistem pengendalian persediaan yang diterapkan oleh toko “JA” belumlah
optimal, dimana aktivitas pengendalian persediaan yang telah dilakukan
toko belum dapat meminimumkan total biaya persediaan, sehingga
perusahaan masih harus mengeluarkan biaya yang cukup besar yaitu
sebesar Rp 1.493.212.185 selama satu semeter.
3. Jika toko “JA” menggunakan sistem Q sebagai sistem pengendalian
persediaan yang dipilih maka total biaya persediaan yang ditanggung
Universitas Kristen Maranatha
85
menggunakan sistem P, maka total biaya persediaan yang ditanggungselama satu semester adalah Rp 1.391.233.479.
4. Jika dilihat dari segi pengawasan persediaan, sistem P memberikan cara
pengawasan yang lebih mudah dibandingkan dengan sistem Q. Dan
perbedaan total biaya antara sistem Q dan sistem P hanya sebesar
Rp 42.706.
5. Sistem pengendalian persediaan yang sebaiknya digunakan toko “JA”
adalah sistem P karena pengawasan persediaan lebih mudah serta total
biaya persediaan pun lebih rendah dari sistem yang diterapkan oleh toko
“JA”.
6. Banyaknya jumlah barang yang tepat yang harus dipesan rata-rata adalah
sebanyak 1 unit, namun untuk kode barang 21 Z 45 ML, 52 SV 63,
SR-D180 jumlah yang tepat untuk dipesan adalah sebanyak 2 unit. Sedangkan
untuk kode barang P 52 SV 60, 52 UV 25 R, PR 189 jumlah barang yang
tepat untuk dipesan adalah 3 unit, untuk kode barang 14 SG 55, 319 XL
sebanyak 4 unit, untuk kode barang RC 522 C sebanyak 5 unit, dan untuk
kode barang PLX+A sebanyak 17 unit.
7. Dengan sistem P, waktu pemesanan barang dilakukan setiap interval waktu
yang sudah ditetapkan. Dari hasil perhitungan, interval waktu pemesanan
Universitas Kristen Maranatha
86
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba untuk memberikan
saran-saran yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan di bidang persediaan, antara lain:
1. Toko “JA” disarankan menggunakan sistem P sebagai sistem pengendalian
persediaan yang digunakan karena, jika toko “JA” menerapkan sistem P maka
akan terjadi penghematan terhadap biaya total persediaan sebesar Rp.
101.978.706.
2. Sebaiknya toko “JA” membuat catatan persediaan barang agar pengawasan
barang lebih mudah.
3. Sebaiknya toko “JA” setiap beberapa periode melakukan pemeriksaan ulang
terhadap barang persediaan yang ada guna mengurangi resiko penumpukkan
barang yang terlalu banyak, penumpukkan barang cacat yang harus
dikembalikan kepada supplier atau barang rusak dari konsumen yang
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Chase, Richard B., F. Robert Jacobs, and Nicholas J. Aquilano; “Operations
Management for Competitive Advantage With Global Cases”. 11th edition,
MCGraw-Hill International edition, Singapore, 2007.
Heizer, Jay, Render , Barry; “Operations Management”, 7th edition, Prentice
Hall.Inc, New Jersey, 2005.
Heizer, Jay, Barry Render; “Manajemen Operasi”, diterjemahkan oleh
Dwianoegrahwati Setyoningsih, M.Eng.Sc. dan Indra Almahdy, M.Sc., edisi 7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Krajewski, Lee J., Larry P. Ritzman, Manoj K. Malhotra; “Operations
Management Processess and Value Chains”, 8th edition, Prentice Hall.Inc, New
Jersey, 2007.
Assauri, Sofjan; “Manajemen Produksi dan Operasi”, edisi revisi, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2004.
Rangkuti, Freddy; “Manajemen Persediaan: Aplikasi si Bidang Bisnis”, edisi 2, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
Nasution, Arman Hakim, Prasetywan, Yudha; “Perencanaan dan Pengendalian
Produksi”, edisi 1, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.
Siagian, Yolanda M.: “Aplikasi Supply Chain Management Dalam Dunia Bisnis”,
edisi 1, PT. Grasindo, Jakarta, 2007.
Yamit, Zulian: “Manajemen Persediaan”, edisi 1, EKONISIA, Kampus Fakultas
Ekonomi UII, Yogyakarta, 2005.