"SAYA
adalah manusia biasa. Saya dustidak
sempurna. Sebagai manusia biasa saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Hanya kebahagiaankuialah
dalam meng-abdi kepada Tuhan, kepada TanahAir,
kepada Bangsa. IttrlahDedica-tion
of
Life-ku. Jiwa
pengabdian inilah yang menjadi falsafah hidup-ku, dan menghikmati serta menjadibekal hidup dalam seluruh
gerak hidupku. Tanpajiwa
pengabdianini
sayabukan
apa-apa.Akan
tetapi denganjiwa
pengabdianini,
sayamerasakan
hidupku
bahagia
dan manfaat."Untaian kata
ini
merupakan penggalan surat Bung Kamo, Dedi.cation
of
Lfe,
yangditulis
pada tanggal 10 Septemberi966.
Dalam Rapat Kerja Nasional @akemas)III
Partai Demokrasi
IndondsiaPer-juangan
(PDIP)
di
Jakarta
pada tanggal 6-8 September 2013,Dedi-cation
of
Life
ini
dibacakan olehJoko Widodo (Jokowi),
GubernurDKI
Jakarta, yang juga kader PDIP.Banyak yang kemudian
menerka bahwa secarasimbolik,
Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP telah memberi isyarat dukungannya padaJokowi yang
saatitu
sudahdigadang-gadang sebagai
calon presiden (capres).Nama Jokowi mulai dikenal saat
masih menjabat sebagai Walikota
Solo
selarnahampir dua
periode(20O 5 -20 I 0 d,an 20 lO -2O | 2) dan ber-hasil menjadikannya sebagai wali-kota terbaik
di
dunia. Tahun 2012 Jokowi maju sebagai calon gubernurDKI
Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama(Ahok)
sebagaiwakil
gu-bernur: Gebrakan Jokowi-Ahoksa-ngat menarik perhatian masyarakat
dan semakin melejitkan nama mereka berdua. Masyarakat
di
daerah lain sampai adayang
berangan-anganmemiliki kepala
daerah
sepertiJokowi-Ahok.
Belum.lagi
peranmedia
massayang hampir
setiaphari
memberitakan keduanya.Jo-kowi-Ahok telah
menjadi
media darling yang selalu dinanti pemberi-taannya.Di samping peran media, strategi blusukan yang semakin mendekat-kan
diri
dengan rakyat, pendekatan humanis dalam gaya kepemimpinan, dan kinerja yang tidakmengecewa-kan membuat Jokowi berhasi I meraih
elektabilitas
tertinggi
sejak bulan November 2013. Dari berbagai hasilsr-rrvei, elektabilitas Jokou,i berhasil
mengungguli Prabowo
Subianto, AburizalBakie,
Jusuf Kalla, Mah-fud M.D., dan Hatta Rajasa. Meski-pun di awal tahun 2014, banjir yang melanda Jakarta sempat membuat elektabilitasJokowi turun,
namun secara umum elektabilitas Jokowirelatif
stabil.Jumat soretanggal 14
Maret20l4
menjadi jawaban yang
ditunggubukan
sajaoleh
para
simpatisanPT1TP mrrrnrrn nenrlrrlrrrno Inlrnrvi
$drlid,ffidlffipifi
d_dR$;#:i'A R$d5h
s0lalu:diiiaiiti
yang
lalu dari
sebesar1l
persen menjadi20
persen.Apabila
targetini
tercapai maka PDIP dapat men-duduki kursi mayoritasdi
legislatif sekali-eus akan memuluskan jalan bagi Jokowi melenggangke
istana tanpa harus berkoalisi.Memang jika tanpa koalisi, PDIP dapat
lebih
leluasa dalam memilih pasangan yan_s tepat sebagaicawa-pres
pendarnpingJokowi.
Akan tetapi di sisi lain, apabila terlaluba-nyak
partai yang berperan sebagaioposisi dapat dipastikan
akan mentebabkan pernerintahan tidak stabil. Maka PDIP sendiri telah me-nyatakan kriteria calonwakil
presi-den pendamping Jokowi selainfigur
profesional,
tegas,dan memiliki
jaringan
luasdi
luar
negeri, juga diprioritaskan berasal dari kalangan eksternal PDIP.Artinya tidak
me-nutup kemungkinan bagi PDIP untukdengan
PDIP. Barangkali
benartelah
terjadi
penggiringan
opini: "Jokowi Yes...! PDIPNo...!"
Sangat menarik ketika mencoba membandin-ekan antara fenomena Jokowi effect dengan Rhoma Irama effect. Keduanya notabene bukan
ketua partai namun
sama-sama dicalonkan sebagai presiden olehmasin,e-masin-e partainya. Berbagai analisis menernpatkan Rhoma Irarna cJJect
lebil't
teras.F pengaruhnya daripada Jokowi effect. Pada Pernilu2009 Partai
Kebangkitan Bangsa(PKB)
mendapat suara 4.94 persensedan-ekan
PDIP
mendapat suara14,03
persen.Hasil quick
countKo mpa s tanggal 10 April 20 14, PKB mendapatkan suara
9,17
persensedangkan
PDIP
mendapatkan suara 19,17 persen.Ini berarti PKB mendapat kenai
k-an suara yang signifikan hampir dua
Loli linot. nihn'i,l;naLoh,landor
Jokowi
Eff€ct
lhnp
a
Efek
Oleh:
Hendra
Kurniawan
pada Pemilu 2014. Pendeklarasian Jokowi yang dilakukan sebelum pe-milu legislatif
ini
tentu bukan tanpa alasan. Pertimbanganpolitisnya,
pencalonan
Jokowi
diharapkan
mampu meraup
suara sebanyak-banyaknya bagi PDIP dalam Pemilu Legislatif.Banyak yang memprediksi
bah-w a J okow i effect bakal meningkatkan perolehan suara PDIP secara signifi-kan. Sejak awal
PDIP yakin
akan memenangkan Pemilu tahun 2014 ini. Puan Maharani yang nrengetuai Badan PemenanganPemilu
PDIP bahkan telah memasang targetper-olehan
suara sebeSar27
persen.Jokowi
sendirijuga
optimis
suaraPDIP di
DKI
Jakarta akan naik dua kali lipat dibandingkan Pemilu 2009Fenomena
Jokowi tdlah
mem-'buat
politik
nasional semakin di-namis.Meskipun
tampaknyamo-mentum
Pemilu
2014
beradadi
tanganJokowi,
namun kenyataan berkata lain bagi PDIP; Berdasarkanhasil quick
count
yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei, dapat dipastikan PDIP menjadi pemenang pemilu legislatif 9 April 2O 14,meski-pun
perolehan suaraPDIP
tidak mencapai angkadi
atas 20 persen. Dengan demikian PDIP harusber-koalisi
denganpartai lain
untukmengusung
capres-cawapresnya tentu setelah melalui proses tawar-menawar dan berbagai kesepakatan.Jokowi yang
mempesona banyak orang memang bagiandari
PDIP, namun bukan berarti Jokowi samakan sffategi politiknya dalam meng-usung Rhoma Irama. Gerindra juga memetik manisnya
habowo
effect. DalamPemilu
tahunini
Gerindra memperoleh kenaikan suara yang signifikan. Dari 4,46 persen suara di tahun 2009, kini menurut hasll quick couit Kompas tanggal10April2014
Gerindra meraih 11,77 persen suaranasional dan masuk dalamtiga besar.
Rhoma Irama effe ct danPrabow o effect jastru lebih berhasil daripada
'
Jokowi effect. Sebenarnya ketidak-berhasilanPDIP
mencapai target perolehan stJara27 persen ataupal-ing tidak
tembus20
persen bukan semata-mata karenagagahya
Jo-kowi
effect.Jokowi
sendiri mi:ng-ungkapkankurang solidnya
inter-nal
partai,
khususnyapara
calegdalam
memaksimalkan perolehan suaranya, ditambah konsepmarket-ing
?DIP
yang kurang
menjual menjadi faktor penting.Dalam berbagai iklan politiknya, PDIP memang tampak lebih menon-jolkan Megawati Soekarnoputri dan Puan
Maharani ketimbang
sosok Jokowi.Di
sampingitu,
pengaruhkuat Jokowi
hanya muncul
pada tataran wacanadi
media. Padahril respek pengguna media, utamanya media sosialdi
dunia maya, tidakmenggambarkan masyarakat di
dunia nyata yang jumlahnya jauh lebih banyak.Jokowi
effect dalampemilu legislatif
memang gagal, namun ten.tu.lain
halnya
dengan pilpres rnendatang. Dapat dipastikanJokowi
akan tetapmenjadi
sosokyang
menggoda.Dari
hasil hitung cepat saat ini, maka dapat disimpulkan akan di-peroleh paling tidak tiga poros besar yaitu PDIP, Golkar; dan Gerindra. Ketiga partai ini jauh-jauh hari telah mengumumkan capresnya masing-masing.Akan tetapi melihat
hasilpemilu legislatif,
dapat dipastikan partai-partai papan atasini
harus berkoalisi dengan partai-partai papanmenengah atau papan bawah. Tidak menutup kemungkinan dapat
mun-cul
pula poros-poros alternatif, se.perti poros koalisi lama yang diga_eas
Partai Demokrat atau poros partai-partai Islam.
Satu
hal yang perlu
digaiis-bawahi bahwapolitik
merupakan seni kemungkinan.Politik
sangatlalr dinamis sehingga segalahal
yan-stak
terduga sebelumnyabisa
sajaterjadi. Setiap partai
politik di
masasekarang
ini
nrulai sibuk melakukan berbagai perhirurrganpolitik
yarrg benar-benar lnatang untuk menentu-kan manuvbr selanjutnya menjcllngpi lpres.
Masyarakat tentu berharap kc-putusan politik apapun yung diambil nantinya tetap berpijak pada kep.'n-tingan rakyat. Koalisi bukan
semata-mata untuk rneraih kekuasaan nalnun sebagai