Fadlan Miftahunnajah, 2013
STUDI ORGANOLOGI PEMBUATAN GITAR KLASIK PRODUKSI
PT. GENTA TRIKARYA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar S-1 Jurusan
Pendidikan Seni Musik
FADLAN MIFTAHUNNAJAH
0906957
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Fadlan Miftahunnajah, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Studi Organologi Pembuatan Gitar Klasik Produksi PT. Genta Trikarya
Bandung
Oleh
Fadlan Miftahunnajah
0906957
DISETUJUKAN DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. Tono Rachmad PH, M.Pd NIP.196205211989031001
Pembimbing II
Dody M Kholid. S.Pd, M.Sn. NIP.197406012001121003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik
Fadlan Miftahunnajah, 2013
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Studi Organologi Pembuatan Gitar Klasik Produksi
PT. Genta Trikarya Bandung”. Permasalahan yang paling pokok dalam penelitian
skripsi ini adalah tentang bagaimana proses pembuatan gitar klasik yang berkualitas
mulai dari pemilihan bahan mentah, pengolahan, perakitan hingga menjadi sebuah
gitar. Tujuan penelitian ini adalah jawaban atas permasalahan yang peneliti temukan
dan untuk memberikan pedidikan kepada masyarakat pada umumnya tentang proses
pembuatan gitar berdasarkan pertimbangan ilmu organologi agar masyarakat lebih
selektif dalam memilih alat musik khusunya gitar. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pemilihan metode ini berdasarkan arah dan sifat penelitian yang cenderung untuk
memberi pemaparan dan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang terjadi dalam penelitian.
Objek penelitian ini adalah gitar yang produksi dari PT. Genta Trikarya dengan type
C-420. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara,
observasi, serta studi literatur. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa dalam
memproduksi gitar klasik yang berkualitas harus benar-benar dapat memperhitungkan
dan memahami kualitas bahan, proses pembuatan, menerapkan ilmu organologi
ii
Fadlan Miftahunnajah, 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah swt. atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang menyertai peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi berjudul “Studi Organologi Pembuatan Gitar Klasik Produksi PT. Genta
Trikarya Bandung”.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat ujian sidang sarjana
pendidikan di Jurusan Pendidikan Seni Musik, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Tidak sedikit permasalahan yang dihadapi peneliti selama menyusun skripsi,
Namun diiringi dengan dukungan, bantuan dan semangat dari berbagai pihak
Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Allah swt tuhan semesta alam yang atas rahmat, nikmat dan kehendaknya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Nabi Muhammad saw beserta para sahabatnya
3. Kedua Orang Tua, Erni isnaeniah dan Ory kurniawan terima kasih untuk
iii
Fadlan Miftahunnajah, 2013
4. Ketua Jurusan Pendidian Seni Musik UPI Bapak Dr. Phil Yudi Sukmayadi,
M.Pd.
5. Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI Bapak Suwardi Kusmawardi,
M.Sn
6. Dosen pembimbing 1 Bapak Drs. Tono Rachmad PH, M.Pd., terima kasih atas
bimbingannya selama ini.
7. Dosen pembimbing 2 Bapak Dody M Kholid. S.Pd, M.Sn., terima kasih atas
bimbingannya selama ini.
8. Bapak Agung Nasution Direktur Utama PT. Genta Trikarya, terima kasih
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Genta.
9. Bapak Derry Surya DP. Staf Produksi PT. Genta Trikarya, terima kasih telah
meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan penelitian di Genta.
10.Seluruh Dosen dan Staf di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI.
11.Seluruh staf dan karyawan dari PT. Genta Trikarya.
12.Kakak M. Fauzan K.H. dan Adik Falya A. Ihyana, suatu kebanggaan
besaudara kandung dengan kalian berdua.
13.Hartin Rizky S. terima kasih atas dukungan semangat serta cinta dan kasih
sayangnya selama ini dan seterusnya.
14.Teman-teman dari angkatan 2009 jurusan Pendidikan Seni Musik UPI
terimakasih atas pengalaman yang telah dilalui bersama kalian semua.
iv
Fadlan Miftahunnajah, 2013
16.Rekan-rekan dari Rumah Gitar Mahasiswa (RGM).
17.Seluruh mahasiswa dan alumni jurusan Pendidikan Seni Musik UPI.
18.Rekan-rekan dari Indonesian Guitar Community (IGC).
19.Teman-teman KKN UPI 2012 di desa Gajah Mekar kecamatan Kutawaringin
kabupaten Bandung.
20.Teman-teman PPL UPI 2013 di SMA YAS Bandung.
21.Serta semua pihak yang membantu namun tidak bisa peneliti sebutkan
namanya satu persatu.
Semoga Allah swt. memberikan balasan yang lebih besar atas segala bantuan
dan dukungan yang telah kalian berikan. Amiin.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu peneliti
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Terakhir, semoga karya yang sedikit ini, mampu memberikan manfaat,
khususnya bagi peneliti pribadi, umumnya bagi semua pihak yang menggeluti bidang
v
Fadlan Miftahunnajah, 2013
Bandung, Oktober 2013
Fadlan Miftahunnajah
DAFTAR ISI
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR………. ii
DAFTAR ISI……… V DAFTAR GAMBAR………... viii
DAFTAR TABEL……… x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1
B. Rumusan Masalah……….. 6
C. Tujuan Penelitian………... 6
D. Manfaat Penelitian……… 7
E. Definisi Operasional……….. 7
F. Asumsi………... 9
vi
Fadlan Miftahunnajah, 2013
B. Gitar Klasik……… 14
C. Bagian-bagian Gitar Klasik dan Fungsinya……… 17
D. Sistem Pelarasan Gitar (Tuning)………. 19
E. Sekilas Tentang PT. Genta Trikarya……….. 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian………. 30
B. Desain Penelitian……… 31
C. Metode Penelitian……….. 32
D. Instrumen Penelitian………... 34
E. Teknik Pengumpulan Data………. 35
F. Analisis Data………... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 40
1. Proses Pembuatan Gitar C-420 Produksi PT. Genta Trikarya……. 40
1) Proses Utama……….. 41
a) Tahap penyediaan bahan……… 41
b)Tahap pembuatan badan gitar (Body)………. 43
c) Tahap pembuatan leher gitar (Neck)………... 47
vii
Fadlan Miftahunnajah, 2013
2) Proses Finishing……….. 57
2. Ciri-khas Pada Fisik Dari Gitar Klasik Genta C-420……….. 60
B. Pembahasan Mengenai Gitar Klasik C-420 Produksi PT. Genta
Trikarya……… 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan……….. 65
B Saran………. 67
DAFTAR PUSTAKA……… 68
LAMPIRAN
viii
Fadlan Miftahunnajah, 2013
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gitar Klasik……… 15
2.2 Guitar Antonio Torres………. 16
2.3 Bagian-bagian gitar klasik……….. 19
2.4 Standard tuning gitar (open string)……… 24
2.5 Diagram fretboard gitar……….. 24
4.1 Bookmatch………. 44
4.2 Ukuran top dan back body C-420……….. 44
4.3 Pengukuran outline soundhole pada kayu top body……… 44
4.4 Model rangka top body C-420……… 45
4.5 Model rangka back body C-420……….. 46
4.6 Model Side body beserta rangkanya……… 47
ix
Fadlan Miftahunnajah, 2013
4.8 Potongan batang neck……….. 48
4.9 Heel yang telah ditumpuk……… 48
4.10 Garis-garis untuk kawat fret……… 49
4.11 Head Gitar C-420……….. 49
4.12 Penyambungan head, neck, dan heel……… 52
4.13 Alur Trustrot ……… 52
4.14 Trustrot………. 53
4.15 Penambahan dovetail……… 53
4.16 Slot dovetail……….. 54
4.17 Bridge gitar C-420………. 55
4.18 Mal Bridge………. 56
4.19 Inside label Genta………. 58
x
Fadlan Miftahunnajah, 2013
DAFTAR TABEL
2.1 Struktur organisasi PT. Genta Trikarya………... 28
3.1 Jadwal Observasi……… 36
4.1 Peralatan (tools) membuat gitar……….. 40
1
Fadlan Miftahunnajah, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia memainkan musik memerlukan media atau alat penghasil bunyi.
Diawali dari berbagai macam proses dan melalui beragam bentuk yang manusia
ciptakan dalam membuat instrumen penghasil bunyi yang sekaligus berhubungan
dengan kebutuhan terhadap warna suara yang diinginkan, maka terbentuklah
beberapa instrumen musik dengan berbagai macam karakter dan bentuk. Salah
satu bentuk instrumen penghasil bunyi yang tercipta dari sebuah proses kreativitas
manusia tersebut adalah gitar.
Gitar merupakan salah satu alat musik yang populer di kalangan
masyarakat dunia. Alat musik ini tidak hanya dimainkan oleh masyarakat kelas
atas saja, tetapi hampir semua kalangan biasa memainkan salah satu alat musik
berdawai ini. Tidak hanya digunakan oleh musisi dalam mengaransemen karya
atau membuat komposisi baru, tetapi juga biasa digunakan untuk sekedar mengisi
waktu luang.
Fakta yang terjadi instrumen dan permainan gitar hingga kini masih
menjadi salah satu alat musik yang banyak diminati. Selain mudah membawanya
dan tidak terlalu berat dan besar, gitar selalu menjadi pilihan utama masyarakat
2
Fadlan Miftahunnajah, 2013
yang bisa memainkan gitar bisa menjadi daya tarik untuk menemukan banyak
teman. Seseorang yang bisa memainkan gitar bisa saling mengajarkan kepada
teman yang belum bisa bermain gitar atau bisa disebut dengan pemula, serta gitar
biasa digunakan atau dimainkan ketika mereka sedang berkumpul bersama untuk
sekedar meramaikan suasana.
Menurut Widodo dan Dawud Achroni (2013:11). Alat gitar telah melalui
perjalanan waktu yang panjang. Berlangsung sekitar abad 19 sebelum Masehi
hingga abad 17 Masehi, gitar mengalami evolusi yang begitu rumit dan beraneka
ragam. Diprediksi gitar berasal dari wilayah Persia. Puing-puing yang ditemukan
diperkirakan sekitar abad 19 sebelum Masehi. Namun, beberapa ilmuwan dan
kalangan pecinta musik berpendapat bahwa alat musik gitar bukanlah berasal dari
sekitar wilayah Persia, melainkan dari Spanyol. Pendapat itu diperkuat dengan
adanya alat musik yang mirip dengan gitar yang berasal dari Spanyol, yakni
vihuela. Alat musik vihuela ini telah dikenal masyarakat Spanyol sejak tahun
1500-an, instrumen musik vihuela pun dapat tergantikan dengan seiring
perkembangan yang terjadi pada berbagai macam jenis alat musik gitar selama
berabad-abad hingga pada akhirnya ada yang menjadi gitar klasik yang digunakan
pada saat ini.
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai asal dan waktu kemunculan
dan perkembangannya, tidak dapat dipungkiri bahwa peranan gitar dalam industri
musik dewasa ini sangatlah besar. Antusiasme generasi muda terhadap instrumen
3
Fadlan Miftahunnajah, 2013
klasik. Sayangnya, tidak semua pecinta maupun pemain instrumen musik ini
memiliki wawasan mengenai memilih alat musik gitar yang baik. Masyarakat
pada uumnya masih belum cukup paham terhadap alat musik gitar yang
berkualitas. Akibatnya, masyarakat sering terjebak oleh desain atau model dengan
berbagai macam bentuk ataupun penampilan yang menarik. Mereka sering sekali
hanya melihat dari sisi luarnya saja, misalnya kemasan, warna, atau bahkan
mereka tertarik karena promosi barang maupun promosi harga.
Terlebih lagi, di beberapa lembaga formal maupun non formal yang
menyelenggarakan pembelajaran gitar, sering ditemukan adanya sejumlah gitar
yang tidak terawat, rusak, dan terbengkalai. Sementara untuk proses pembuatan
gitar mulai dari bahan baku utamanya seperti kayu hingga menjadi sebuah gitar,
dibutuhkan tenaga, biaya, waktu yang tidak sedikit, serta pengetahuan,
keterampilan, serta pengalaman dalam membuat gitar yang baik.
Hal tersebut menunjukan bahwa masih banyak masyarakat awam yang
tidak mengetahui tentang kualitas sebuah instrumen musik. Khususnya instrumen
musik gitar, baik dari kualitas bahan maupun produksi bunyi yang dihasilkan.
Tidaklah heran apabila masyarakat tidak mengetahui tentang bagaimana
memperoleh instumen musik gitar yang berkualitas, karena untuk mengetahui hal
tersebut diperlukan pengetahuan tentang kualitas instrumen musik gitar secara
baik berdasarkan ilmu organologi. Ironisnya tidak hanya masyarakat awam saja
yang tidak mengetahui wawasan ilmu pengetahuan tentang instrumen musik ini,
4
Fadlan Miftahunnajah, 2013
yang tidak mengetahuinya dan memahami tentang akustik dan organologi gitar.
Dapat disimpulkan dari pemasalahan diatas, pendidikan akustik dan organologi itu
perlu disosialisasikan kepada masyarakat, terutama oleh lembaga formal yang
bergerak dibidang musik ataupun pendidikan musik, pakar-pakar musik, pakar
akustik maupun organologi untuk mentransferkan ilmunya kepada masyarakat
luas.
Setelah memahami ilmu organologi khususnya terhadap gitar, perlunya
perawatan dan pemeliharaan yang baik terhadap gitar. Dikarenakan jika
perawatan dan pemeliharaannya tidak baik, maka gitar sebagai alat musik yang
berbahan dasar kayu akan mudah rusak karena terpengaruh cuaca, suhu, ataupun
tingkat kelembaban suatu tempat baik didalam maupun diluar ruangan. Sikap
yang baik ditunjukan dalam merawat suatu alat musik sangatlah penting.
Gitar klasik sebagai media pendidikan musik maupun pertunjukan dituntut
untuk memiliki suatu standar tersendiri, selain baik dari aspek kualitas bunyi,
maupun aspek kualitas bahan baku, estetika bentuk gitar klasik, pemilihan senar,
kerapihan dalam proses pembuatan, dan tahan lama. Untuk menghasilkan kualitas
bunyi gitar klasik yang baik, maka tak lepas dari struktur instrumen musik itu
sendiri. Pemilihan bahan dan cara pembuatan, tentu sangat berpengaruh terhadap
kualitas bunyi yang dihasilkan.
Kondisi seperti ini membuat peneliti tertarik untuk mengangkat
permasalahan tersebut sebagai bahan penulisan Skripsi. Tujuannya untuk
5
Fadlan Miftahunnajah, 2013
itu, peneliti perlu menelusuri tentang proses pembuatannya, mulai dari bagaimana
jenis kayu yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan instrumen gitar klasik,
hingga proses yang menjadikan kayu tersebut menjadi sebuah instrumen gitar
klasik. Untuk itu, peneliti memilih salah satu tempat pembuatan gitar yang telah
lama dan banyak berkiprah dalam pengadaan instrumen gitar klasik di Indonesia,
khususnya di kota Bandung. Tempat pembuatan instrumen gitar klasik yang
peneliti maksud adalah pabrik gitar PT. Genta Trikarya.
PT. Genta Trikarya merupakan produsen instrumen gitar yang
berpengalaman, khususnya di bidang pembuatan instrumen gitar klasik. Produsen
gitar yang biasa disebut dengan Genta Gitar ini sudah memproduksi gitar sejak
tahun 1959. Beragam jenis gitar mulai dari gitar ukulele, gitar klasik, gitar folk,
gitar akustik elektrik, dan gitar elektrik.
Dengan pengalaman yang sudah mencapai 50 tahun lebih, Genta Gitar
memiliki gitar yang berkualitas sama dan mungkin lebih dibandingkan produk
gitar dari luar Indonesia, terlihat dari bahan yang digunakan Genta Gitar ternyata
sangatlah kuat. Genta Gitar memproduksi gitar menggunakan bahan yang terbuat
dari kayu mahogani dan rose wood yang menjadikan gitar buatan PT. Genta
Trikarya tidak kalah dengan produk gitar dari luar Indonesia. Melalui fakta yang
telah dijelaskan di atas dalam hal membuat instrumen gitar klasik, Indonesia
memiliki produsen yang handal dan berpengalaman. Salah satunya dari gitar
6
Fadlan Miftahunnajah, 2013
fenomena tersebut diatas dengan judul “Studi Organologi Pembuatan Gitar
Klasik Produksi PT. Genta Trikarya Bandung”.
B. Rumusan Masalah
Dalam hal pengkajiannya, organologi dapat diteliti melalui berbagai aspek
mulai dari struktur dan bentuk fisik, bahan dan prinsip pembuatan, metode dan
teknik memainkan, serta bunyi dan wilayah nada yang dihasilkan hingga dampak
pengaruh lingkungan yang berkaitan dengan instrumen musik gitar klasik.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti membuat rumusan
masalah yaitu: “Bagaimanakah Organologi pada gitar produksi PT. Genta
Trikarya Bandung”. dan agar masalah lebih terperinci maka disusun pertanyaan
penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses pembuatan gitar klasik produksi PT. Genta Trikarya
ditinjau dari penyediaan bahan, pengolahan bahan, hingga penyelesaian
akhir?
2. Apakah yang menjadi ciri khas pada gitar klasik produksi PT. Genta
Trikarya dilihat dari sisi fisikkya?
C. Tujuan Penelitian
7
Fadlan Miftahunnajah, 2013
1. Mendeskripsikan bagaimana proses pembuatan Instrumen musik gitar klasik
produksi PT. Genta Trikarya ditinjau dari penyediaan bahan, pengolahan
bahan, hingga penyelesaian akhir.
2. Mendeskripsikan tentang ciri khas gitar klasik produksi PT. Genta Trikarya
dilihat dari sisi fisiknya.
D. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian, peneliti mengharapkan manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk peneliti dapat menambah pengetahuan tentang organologi gitar klasik
buatan PT. Genta Trikarya.
2. Untuk pemain gitar klasik sebagai penambah wawasan tentang organologi
instrumen gitar klasik.
3. Untuk Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan keberhasilan pendidikan seni musik yang mengarah pada
sumber daya manusia, dan sebagai salah satu referensi mata kuliah
instrumen pilihan wajib gitar.
4. Untuk pengrajin gitar, menambah pengetahuan dalam pembuatan gitar agar
dapat memproduksi gitar dengan kualitas yang baik dalam segi bunyi
8
Fadlan Miftahunnajah, 2013
5. Untuk masyarakat pada umumnya, hasil dari penelitian ini akan berguna
sebagai penambah wawasan, dapat membantu masyarakat dalam memilih
instrumen gitar yang baik ketika mereka membeli.
E. Definisi Operasional
Sebagai upaya dalam memperjelas pemahaman dalam penelitian demi
menghindari kesalahan dengan menyamakan persepsi antara peneliti dengan
pembaca dalam penyusunan penelitian, dibawah ini adalah penjelasan mengenai
definisi operasional yang digunakan peneliti:
1. Studi
Studi adalah penelitian ilmiah; kajian; telaahan. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Keempat 2012:1342).
2. Organologi
Organologi adalah ilmu alat musik, studi mengenai alat-alat musik (bukan
hanya alat musik organ). (Pono Banoe 2003: 312)
3. Pembuatan
Pembuatan adalah Proses, cara, perbuatan membuat. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Keempat 2012: 213)
4. Gitar Klasik
Gitar adalah Alat musik dawai petik, berpapan-nada (frets) dalam berbagai
9
Fadlan Miftahunnajah, 2013
elektrik dan akustik. Dan pada umumnya gitar itu bersenar 6 dan
menggunakan senar dari bahan steel (logam) dan nilon.
Dilihat dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa istilah Gitar
Klasik yang dimaksudkan peneliti adalah gitar akustik senar nilon dan
masyarakat Indonesia pada umumnya menyebut gitar ini dengan nama gitar
klasik. Gitar ini adalah gitar yang muncul pada periode zaman musik
Romantik, gitar tersebut dibuat oleh Antonio Torres Jurado (1817-1892).
Gitar buatan Torres ini menjadi standar gitar akustik senar nilon sejak abad
ke-18 hingga sekarang, gitar Antonio Torres Jurado mulai diperkenalkan di
Sevilla (Spanyol) pada tahun 1883. Dan penyebutan istilah gitar klasik ini
untuk membedakan gitar ala Torres dengan gitar yang lainnya.
5. Produksi
Produksi adalah Proses mengeluarkan hasil (Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Keempat, 2012:1103).
F. Asumsi
Untuk dapat membuat gitar dengan kualitas yang baik, harus memerlukan
perhitungan yang matang baik dari segi pemilihan bahan, pengolahan bahan, dan
proses pembuatan menurut perhitungan ilmu organologi. Untuk itu, diperlukan
kejelian dalam memilih jenis kayu. Untuk menentukan kayu, kolerasi antara
sifat-sifat mekanis dari berbagai macam-macam kayu dan berat jenisnya adalah cara
10
Fadlan Miftahunnajah, 2013
digunakan supaya teridentifikasi mengenai sifat-sifat kayu seperti keawetan,
30
Fadlan Miftahunnajah, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian studi organologi kali ini, dilakukan di sebuah perusahaan
pengrajin gitar yaitu, PT. Genta Trikarya di Jl. A.H. Nasution (Raya
Ujungberung) Km. 12,5 No. 69 kota Bandung. Objek penelitian adalah gitar
klasik produksi PT. Genta Trikarya beserta proses pembuatannya.
Alasan peneliti memilih PT. Genta Trikarya sebagai tempat penelitian
dikarenakan PT. Genta Trikarya merupakan produsen instrumen gitar yang
berpengalaman, khususnya di bidang pembuatan instrumen gitar klasik. Produsen
gitar yang biasa disebut dengan Genta Gitar ini sudah memproduksi gitar sejak
tahun 1959. Beragam jenis gitar mulai dari gitar ukulele, gitar klasik, gitar folk,
gitar akustik elektrik, dan gitar elektrik. Dan PT. Genta Trikarya telah
mendapatkan penghargaan atas prestasinya dalam memproduksi gitar feith (jenis
gitar folk) di Eropa sebagai The Best Accoustic Guitar kategori Umun dan The
Best Accoustic Guitar under 1000 pounds. Genta disana bersaing dengan merek
terkenal luar negri seperti Martin dll.
Mempunyai pengalaman yang sudah mencapai 50 tahun lebih dalam hal
memproduksi gitar, peneliti menilai PT. Genta Trikarya adalah tempat yang tepat
untuk dijadikan lokasi dan subjek penelitian sesuai dengan tema yang diajukan
31
Fadlan Miftahunnajah, 2013
B. Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat suatu tahapan-tahapan
yakni sebagai berikut:
1. Pesiapan
a. Observasi Awal
Peneliti melakukan observasi awal ke lokasi penelitian dengan tujuan
mengetahui gambaran lokasi, mengenal pemilik dan pimpinan pabrik PT. Genta
Trikarya yakni Bapak Agung Nasution, beberapa staff dan karyawannya serta
informasi mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi dan aktifitas
perusahaan. Selain itu peneliti juga bermaksud untuk memperoleh gambaran
singkat mengenai proses pembuatan Gitar Produksi PT. Genta Trikarya.
Observasi awal ini dilakukan pada hari selasa 20 Agustus 2013.
b. Merumuskan masalah
Rumusan masalah sangat penting dalam melakukan sebuah penelitian.
Setelah melakukan beberapa studi pendahuluan akhirnya peneliti mampu
mendapatkan rumusan masalah yang berkaitan dengan studi organologi yang
mencakup proses pembuatan gitar klasik produksi PT. Genta Trikarya dan ciri
khas dari gitar klasik produksi PT. Genta Trikarya.
2. Pelaksanaan penelitian
Setelah melakukan persiapan, peneliti melaksanakan penelitian dengan
acuan yang telah dibuat sebelumnya dan metode penelitian. Selama penelitian,
32
Fadlan Miftahunnajah, 2013
pendokumentasian. Data-data yang diperoleh peneliti dari lapangan adalah proses
pembuatan gitar klasik PT. Genta Trikarya.
3. Penyusunan laporan penelitian
Setelah penelitian dilaksanakan, peneliti membuat laporan penelitian
berupa hasil penelitian yang sebenarnya, yang diperoleh dari lapangan seperti
catatan, dokumentasi ciri khas, dan proses pembuatan yang kemudian
digambarkan dan dideskripsikan ke dalam tulisan.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif (descriptive research) dengan pendekatan kualitatif.
Pemilihan metode ini berdasarkan arah dan sifat penelitian yang cenderung untuk
memberi pemaparan dan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang terjadi dalam proses
pembutan gitar di PT. Genta Trikarya. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh
Sumadi Suryabrata (2012:75) adalah sebagai berikut: Tujuan penelitian deskriptif
adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Dalam penelitian deskriptif untuk menjawab atau membahas pertanaan
penelitian tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji
hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi. Selanjutnya,
data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil pengamatan,
33
Fadlan Miftahunnajah, 2013
lapangan (Field Research) oleh penulis sebagai instrument penelitian. Selain
uraian yang telah dijelaskan di atas, penelitian yang dilakukan dengan pendekatan
kualitatif ini lebih bersifat alamiah (naturalistik), seperti yang dijelaskan oleh
Basrowi dan Suwandi (2008:22) sebagai berikut:
Penelitian kualitaif adalah penelitian yang berangkat dari inkuiri naturalistik yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur-prosedur perhitungan secara statistik. Demikian pula, metode penelitian kualitatif dapat meberikan rincian yang kompleks tentang fenomena-fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode penelitian kuantitatif.
Pendapat tersebut juga diperkuat dengan pendapat dari Strauss dan Corbin
yang sudah diterjemahkan oleh Basrowi dan Suwandi dalam bukunya yang
berjudul Memahami Penelitian Kualitatif (2008:1), yaitu:
Qualitative reseach adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan.
Melalui metode penelitian deskriptif kulitatif, peneliti dapat
mendeskripsikan dengan jelas tahapan-tahapan pembuatan gitar klasik mulai dari
pemilihan dan pengolahan bahan, pembuatan, perakitan, penalaan, proses
finishing, struktur gitar yang standar, pertimbangan organologi yang akan
diperlukan dalam gitar klasik secara objektif, valid, reliable tanpa harus
mengesampingkan batasan penelitian yang terdiri dari proses pembuatan gitar
beserta organologi, usaha dan estetika, serta memaparkan keunikan dan ciri khas
34
Fadlan Miftahunnajah, 2013
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen penelitian sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan suatu penelitian.
1. Pedoman Observasi
Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
lembaran panduan observasi yang mengacu pada rumusan masalah yang peneliti
kemukakan di dalam Bab I. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang proses pembuatan gitar, penelitian
dilakukan mulai dari bulan Agustus 2013 sampai bulan 2013. Tempat observasi
dilakukan di PT. Genta Trikara Jl. A.H. Nasution (Raya Ujungberung) Km. 12,5
No. 69 kota Bandung.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpul data yang digunakan untuk
mendapatkan data yang pada umumnya hanya dapat diperoleh secara langsung,
dalam wawancara, pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal. Wawancara
ini dilakukan dalam keadaan bertatap muka. Semua pertanyaan telah dipersiapkan
dan dirumuskan sebelum pertemuan wawancara berlangsung, dimulai dari sejarah
awal tempat pembuatan gitar sampai proses pembuatan gitar.
Wawancara kepada Direktur PT. Genta Trikarya meliputi hal-hal yang
berkaitan dengan sejarah berdirinya PT. Genta Trikarya serta kertertarikan para
pendiri perusahaan PT. Genta Trikarya terhadap dunia pembuatan Gitar.
35
Fadlan Miftahunnajah, 2013
Genta Trikarya meliputi tentang tahapan-tahapan pembuatan gitar klasik,
pemilihan bahan yang baik untuk gitar klasik serta kendala-kendala yang dialami
selama proses pembuatan gitar klasik.
3. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi dalam melakukan sebuah penelitian sangat membantu untuk
melengkapi data dalam pengamatan dan pengecekan kebenaran informasi yang
diperoleh peneliti di dalam melakukan wawancara dan observasi. Adapun yang
dilakukan oleh peneliti adalah melakukan pengambilan gambar berupa foto pada
saat proses pembuatan gitar klasik.
E. Teknik pengumpulan data
Adapun langkah-langkah penelitian, dilakukan melalui teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
kegiatan ini merupakan proses penelitian, penginterpretasian, dan
pengkajian secara individual dan obesrvasi ini dilakukan dengan konsep
non-partisipasi (non-participant) dimana peneliti hanya mengamati tanpa ikut
langsung terlibat ke dalam proses objek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti
akan melaksanakan penelitian mengenai gitar klasik produksi PT. Genta Trikarya
yaitu gitar klasik type C-420.
Tabel berikut ini merupakan jadwal observasi yang dilakukan oleh
[image:28.595.112.514.241.599.2]36
Fadlan Miftahunnajah, 2013
Waktu Tempat Observasi
Selasa 20 Agustus 2013 PT. Genta Trikarya Di Observasi awal ini,
peneliti mendapat data
berupa Sejarah PT. Genta
Trikarya, Struktur
Organisasi, Aktifitas
perusahaan
Selasa 3 September 2013 PT. Genta Trikarya Peneliti mendapatkan
penjelasan mengenai
proses penyediaan bahan
mulai dari kayu dan cara
pemotongannya
Selasa 10 September 2013 PT. Genta Trikarya Peneliti mendapatkan
penjelasan berupa proses
detai pembuatan gitar
klasik C-420
Senin 23 september 2013 PT. Genta Trikarya Peneliti mendapatkan
informasi berupa jenis
kayu, accesoris, jenis
senar, jenis lem, tools
37
Fadlan Miftahunnajah, 2013
[image:30.595.113.514.211.742.2]klasik type C-420
Tabel 3.1 Jadwal Observasi
2. Wawancara
Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan data secara langsung
terhadap objek yang akan diteliti. Selain itu peneliti juga mengumpulkan data dari
berbagai narasumber yang memiliki potensi dan mampu mendukung penelitian
ini. Adapun narasumber yang dapat membatu dalam proses wawancara ini adalah:
2.1 Agung Nasution, menjabat sebagai direktur PT. Genta Trikarya.
2.2 Derry Surya DP, menjabat sebagai staff produksi PT. Genta Trikarya.
3. Studi Literatur
Kegiatan ini merupakan proses pencarian sumber-sumber literatur yang
relevan guna menunjang dan mendukung landasan utama dan latar belakang
penulisan penelitian ini secara teoritis. Adapun sumber-sumber berupa buku yang
menjadi acuan pokok oleh peneliti adalah:
3.1 Metode Penelitian ditulis oleh Drs. Sumadi Suryabrata, B.A., M.A.,
E.d.S., Ph.D. Di dalam buku ini di jelaskan berbagai hal yang
berhubungan dengan seluk-beluk penelitian. Hal-hal yang dibahas
antara lain proses penelitian, berbagai metode dan macam penelitian.
3.2 Gitarpedia ditulis oleh Jubing Kristianto. Buku karya Jubing
Kristianto ini menjelaskan mengenai istilah-istilah yang berkaitan
dengan alat musik khususnya gitar, selain itu buku ini menyajikan
sejarah gitar, proses bunyi menurut sumber bunyi, dan penyeteman
38
Fadlan Miftahunnajah, 2013
3.3 Cara Praktis Membuat Gitar Akustik ditulis oleh Widodo dan Dawud
Achroni. Buku ini menyajikan langkah-langkah pembuatan gitar
akustik secara umum.
3.4 Organologi dan Akustika I dan II oleh Sri Hendarto. Buku ini
menjelaskan mengenai organologi dan akustika secara umum.
F. Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data baik itu melalui observasi,
wawancara, studi dokumentasi maupun membaca literatur yang ada, data tersebut
kemudian diolah dengan melakukan pemilihan data berdasarkan kebutuhan di
lapangan. Kemudian, data tersebut dianalisis dan diuraikan serta dideskripsikan
melalui interpretasi ilmiah berdasarkan teori yang ada dengan maksud untuk
mendapatkan hasil penelitian yang objektif, valid, dan reliable. Seperti yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Mukhtar (2013: 135) adalah ada
empat aktifitas dalam teknik analisis yang dilakukan melalui metode deskriptif
kualitatif ini, yaitu: Pertama, pengumpulan data. Kedua, reduksi data. Ketiga,
display/ penyajian data. Keempat, verifikasi/ menari kesimpulan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengklasifikasian data
yang ada tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Reduksi data
Proses reduksi data dalam penelitian ini terdiri dari pemilihan hala-hal
yang berhubungan dengan aspek-aspek penting dalam proses pembuatan gitar
39
Fadlan Miftahunnajah, 2013
menghasilkan instrumen gitar klasik yang memiliki kualitas yang baik. Dalam hal
ini peneliti mereduksi data-data yang dianggap penting dan membuang data-data
yang tidak diperlukan.
2. Penyajian data
Penyajian data merupakan langkah kedua yang dilakukan peneliti setelah
pereduksian data. Penyajian data diikuti oleh proses mengumpulkan data-data
yang saling berhubungan satu sama lain melalui wawancara, pendokumentasian
data dan pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksudkan untuk
memperkuat hasil reduksi data untuk diolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya
menghasilkan suatu kesimpulan.
Setelah data diperoleh berupa catatan maupun gambar tentang proses
pembuatan gitar klasik sudah direduksi, data kemudian disajikan dalam bentuk
deskripsi. Data-data yang saling berhubungan dikelompokan sehingga menjadi
kelompok-kelompok data yang selanjutnya akan disimpulkan.
3. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi data
Langkah terakhir dalam pengolahan data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan
dan verifikasi data. Setelah peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian,
peneliti mempelajari dan memahami kembali data-data dari hasil penelitian,
meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh
65
Fadlan Miftahunnajah, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Membuat gitar berkualitas merupakan usaha yang membutuhkan
kreatifitas seni dan memiliki keterampilan, pengalaman dalam hal membuat gitar
serta wawasan dan pengetahuan tentang ilmu organologi pun sangat penting guna
mengetahui baik disaat memilih bahan yang berkualitas serta ketika proses
pembuatan gitar berlangsung agar gitar yang dihasilkan merupakan gitar yang
berkualitas dan tidak sembarangan dibuat.
Secara umum proses produksi di PT Genta Trikarya mempunyai 2 tahapan
pokok, yaitu:
1. Proses Utama
a. Tahap Penyediaan Bahan
b. Tahap Pembuatan Badan Gitar (Body)
c. Tahap Pembuatan Leher Gitar (Neck)
d. Tahap Penyambungan
2. Proses Finishing
a. Tahap Pengampelasan dan Pendempulan
b. Tahap Pengecatan
c. Tahap Polish
66
[image:34.595.118.555.141.617.2]Fadlan Miftahunnajah, 2013
Tabel 5.1 Proses produksi PT. Genta Trikarya
Pembuatan gitar yang diproduksi oleh PT. Genta trikarya apabila dilihat
dari cara memproses produksinya sedikit berbeda dengan pabrik gitar ada
umumnya. Dikarenakan masih adanya sebagian besar sentuhan tangan manusia
dalam memproduksi gitar tidak mesin sepenuhnya seperti pabrik gitar yang
lainnya, ini membuat waktu proses produksi di PT. Genta trikarya memakan
waktu yang sedikit lebih lama dibandingkan dengan pabrik gitar besar. Proses
pembuatan satu buah gitar di pabrik genta memakan waktu dua mingu lebih,
namun apabila jumlah barang (Quantity) lebih dari 20 gitar proses pembuatan
biasanya akan menghabiskan waktu enam sampai delapan minggu. Ini
dikarenakan jumlah karyawan yang terbatas dan jumlah mesin pun tidak sebanyak
yang dimiliki pabrik gitar besar yang ada.
Penyediaan Bahan Pembuatan Badan
Penyambungan
Pembuatan Leher
Pengamplasan & Pendempulan
Pengecatan
67
Fadlan Miftahunnajah, 2013
Dari bahan kayu yang digunakan untuk pembuatan gitar C-420, Kayu
Spruce (pinus), kayu Mahogany (mahoni), dan kayu Rosewood (sonokeling) ini
merupakan jenis kayu yang dapat menghasilkan bunyi gitar yang baik.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran sebagai berikut:
1. Penelitian perlu ditindak lanjuti guna mendapatkan berbagai temuan
terbaru tentang pembuatan alat musik khususnya gitar.
2. Bagi para pemain gitar klasik yang berwarga negara Indonesia akan sangat
membanggakan apabila lebih memilih produk gitar dalam negri,
dikarenakan produk dalam negri akan hal alat musik gitar sudah tidak
kalah dan mampu bersaing secara kualitas dengan produk ataupun merk
asing.
3. Bagi jurusan pendidikan seni musik UPI Bandung, peneliti menyarankan
bahwa praktek ataupun pengetahuan tentang pembuatan alat musik perlu
dimasukan dalam bentuk perkuliahan agar mahasiswa nantinya akan
mempunyai wawasan tentang organologi alat musik.
4. Untuk PT. Genta Trikarya, akan sangat menguntungkan apabila lebih
68
Fadlan Miftahunnajah, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Achroni, Dawud dan Widodo. 2013. Cara Praktis Membuat Gitar Akustik.
Yogyakarta: Trans Idea Publishing.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.
Basrowi, dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hendarto, Sri. 2011. Organologi dan Akustika I dan II. Bandung: CV Lubuk
Agung.
Hendro, S. D. 2005. Panduan Praktis Improvisasi Gitar. Jakarta: Puspa Swara
Isluaulani, Ida. 2002. Kajian Akustik/Organologi Pada Gitar Produksi Kono
Koswara (Studi Tentang Pembuatan Gitar Yang Diperuntukan Khusus
Dalam Memainkan Karya-karya Klasik). Skripsi Strata 1 pada FPBS UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Kennedy, Michael. 1985. The Oxford Dictionary of Music. London: Oxford
University Press.
69
Fadlan Miftahunnajah, 2013
Mediastika, Christina E., Ph. D.. 2005. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan
Penerapannya di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press
Group.
Scholes, Percy A. 1980. The Oxford Companion to Music. London: Oxford
University Press.
Sukma, Agustika Harini. 2013. Studi Organoogi Instrumen Angklung Diatonis
Buatan Handiman Diratmasasmita. Skripsi Strata 1 pada FPBS UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
UPI, Tim, 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Universitas
Pendidikan Indonesia.