Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ix
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GRAFIK ... xx
DAFTAR GAMBAR ... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Metode Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional ... 8
G. Hipotesis Penelitian ... 11
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu x
1. Perkembangan Bahasa Anak ... 13
2. Tahap Perkembangan Bahasa Anak ... 14
B. Pengertian membaca ... 17
1. Aspek Membaca Pemahaman ... 20
2. Aspek Suprasegmental ... 21
3. Tahap Perkembangan Membaca Anak ... 22
a. Membaca Permulaan ... 24
b. Membaca Lanjut ... 30
4. Hambatan-hambatan Membaca ... 31
C. Hasil Penelitian Meningkatkan Kompetensi Membaca ... 34
D. Anak Berkebutuhan Khusus ... 38
1. Konsep Anak Berkebutuhan Khusus ... 38
2. Kesulitan Belajar pada ABK ... 41
a. Karakteristik Siswa Mengalami Kesulitan Belajar ... 42
b. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar ... 43
c. Hasil Penelitian Berbagai Kesulitan Belajar pada ABK ... 46
3. Disleksia ... 49
a. Pengertian Disleksia ... 49
b. Faktor-faktor Penyebab Disleksia ... 53
E. Program Pembelajaran Membaca bagi Siswa Disleksia ... 59
1. Orton-Gillingham (OG) ... 60
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xi
3. Teaching Handwriting Reading and Spelling Skills (THRASS) ... 65
4. Reading Recovery (RR) ... 66
5. Pendekatan Fonologi (PF) ... 70
6. Pendekatan Konseling (PK) ... 74
F. Sekolah Inklusif ... 79
1. Ikhwal Sekolah Inklusif ... 79
2. Pengertian dan Konsep Dasar Sekolah Inklusif ... 83
a. Pengertian Sekolah Inklusif ... 83
b. Konsep Dasar Sekolah Inklusif ... 85
c. Manajemen Sekolah Inklusif ... 86
G. Program Pendidikan Individual ... 89
1. Pengertian Program Pendidikan Individual ... 89
2. Prosedur Program Pendidikan Individual Membaca bagi Siswa Disleksia di SD Mutiara Bunda Kota Bandung ... . 94
BAB III. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 96
B. Subjek Penelitian.. ... 99
C. Waktu Penelitian. ... 99
D. Metode Penelitian ... 101
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xii
2. Prosedur Penelitian ... 104
E. Variabel Penelitian ... 112
F. Instrumen Penelitian ... 112
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 115
BAB IV. RANCANGAN TEKNIK MULTISENSORI DAN PENELITIAN MEMBACA SISWA DISLEKSIA A. Rasional ... 119
B. Deskripsi dan Analisis Langkah Program IDA dalam Pembelajaran Membaca Siswa Disleksia ... 123
1. Deskripsi dan Analisis Program Orton-Gillingham (OG) ... 123
2. Deskripsi dan Analisis Program Alphabetic Phonic (AP) ... 126
3. Deskripsi dan Analisis Program Teaching Handwiting Reading and Spelling Skills (THRASS) ... 129
4. Deskripsi dan Analisis Program Reading Recovery ... 132
5. Deskripsi dan Analisis Program Fonologis ... 135
6. Deskripsi dan Analisis Program Konseling ... 137
C. Hasil Analisis sebagai Rancangan Teknik Multisensori ... 137
D. Penelitian dan Deskripsi Hasil Penelitian Membaca ... 139
1. Langkah-langkah Penelitian ... 139
a. Materi Pembelajaran ... 140
b . Media Pembelajaran. ... 142
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xiii
2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 145
E. Deskripsi Teknik Multisensori ... 152
BAB V. DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Analisis Data Prapenelitian Pembelajaran Membaca bagi Siswa Disleksia di SD Mutiara Bunda Kota Bandung ... 155
1. Deskripsi Data Prapenelitian Prapenelitian Pembelajaran Membaca bagi Siswa Disleksia di SD Mutiara Bunda Kota Bandung ... 155
a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 155
b. Interaksi Proses Pembelajaran ... 156
c. Materi Pembelajaran ... 158
d. Metode, Teknik, dan Media Pembelajaran ... 158
e. Evaluasi Pembelajaran ... 159
2. Analisis Data Prapenelitian Pembelajaran Membaca bagi Siswa Disleksia di SD Mutiara Bunda Kota Bandung ... 159
a. Subjek 1 ... 162
b. Subjek 2 ... 165
c. Subjek 3 ... 168
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xiv
dengan Teknik Multisensori bagi Siswa Disleksia di SD Mutiara
Bunda Kota Bandung ... 175
1. Deskripsi dan Analisis Data Pembelajaran Membaca ... 175
a. Deskripsi dan Analisis Data Kegiatan Guru dan Siswa ... 175
1) Kegiatan Guru... 175
2) Kegiatan Siswa ... 179
b. Materi Pembelajaran ... 181
1) Materi Pembelajaran Kelas II (Subjek 1 dan 2) ... 181
2) Materi Pembelajaran kelas V (Subjek 3 dan 4) ... 185
c. Teknik Pembelajaran ... 188
d. Evaluasi Pembelajaran ... 189
2. Deskripsi dan Analisis Data Perencanaan, proses, dan Hasil Pembelajaran dari setiap Subjek Penelitian ... 190
a. Subjek 1 ... 190
1) Deskripsi dan Analisis Perencanaan Pembelajaran ... 191
2) Deskripsi dan Analisis Proses Pembelajaran ... 194
3) Deskripsi dan Analisis Hasil Pembelajaran ... 201
(a) Aspek Suprasegemental... 201
(b) Aspek Membaca Pemahaman ... 211
b. Subjek 2 ... 219
1) Deskripsi dan Analisis Perencanaan Pembelajaran ... 220
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xv
3) Deskripsi dan Analisis Hasil Pembelajaran ... 227
(a) Aspek Suprasegemental... 228
(b) Aspek Membaca Pemahaman ... 238
c. Subjek 3 ... 246
1) Deskripsi dan Analisis Perencanaan Pembelajaran ... 247
2) Deskripsi dan Analisis Proses Pembelajaran ... 251
3) Deskripsi dan Analisis Hasil Pembelajaran ... 256
(a) Aspek Suprasegemental... 256
(b) Aspek Membaca Pemahaman ... 267
d. Subjek 4 ... 275
1) Deskripsi dan Analisis Perencanaan Pembelajaran ... 276
2) Deskripsi dan Analisis Proses Pembelajaran ... 280
3) Deskripsi dan Analisis Hasil Pembelajaran ... 285
(a) Aspek Suprasegemental ... 285
(b) Aspek Membaca Pemahaman ... 296
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 303
1. Subjek 1 ... 303
a. Aspek Suprasegemental ... 304
b. Aspek Membaca Pemahaman ... 309
2. Subjek 2 ... 316
a. Aspek Suprasegemental ... 316
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xvi
3. Subjek 3 ... 327
a. Aspek Suprasegemental ... 327
b. Aspek Membaca Pemahaman ... 333
4. Subjek 4 ... 337
a. Aspek Suprasegemental ... 337
b. Aspek Membaca Pemahaman ... 342
D. Jawaban Hipotesis Penelitian ... 347
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 349
B. Saran-saran ... 361
DAFTAR PUSTAKA ... 364
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 369
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xvii
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Data Subjek Penelitian ... 99
3.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 100
3.3 Tahap Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal Desain A-B-A ... 110
3.4 Kisi-Kisi Soal Tes ... 113
3.5 Patakoan Skala Lima, Interval, dan Kriteria Aspek Suprasegmental ... 116
3.6 Patokan Skala Lima Aspek Membaca Pemahaman ... 118
5.1 Interaksi Proses Pembelajaran Prapenelitian Kelas II ... 156
5.2 Interaksi Proses Pembelajaran Prapenelitian Kelas V ... 157
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xviii
5.4 Langkah Kegiatan SiswaPembelajaran Membaca ... 180
5.5 Jadwal Penelitian Subjek 1 ... 190
5.6 Daftar Nilai Aspek Suprasegmental Subjek 1 ... 202
5.7 Daftar Nilai Aspek Membaca Pemahaman Subjek 1 ... 212
5.8 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman pada Basilne A-1 Kondisi Prates dan Postes Subjek 1 ... 213
5.9 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman padaIntervensi (B) Kondisi Prates dan Postes Subjek 1 ... 215
5.10 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman pada Basilne A-2 Kondisi Prates dan Postes Subjek 1 ... 217
5.11 Jadwal Penelitian Subjek 2 ... 220
5.12 Daftar Nilai Aspek Suprasegmental Subjek 2 ... 228
5.13 Daftar Nilai Aspek Membaca Pemahaman Subjek 2 ... 238
5.14 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman pada Basilne A-1 Kondisi Prates dan Postes Subjek 2 ... 240
5.15 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman padaIntervensi (B) Kondisi Prates dan Postes Subjek 2 ... 241
5.16 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman pada Basilne A-2 Kondisi Prates dan Postes Subjek 2 ... 244
5.17 Jadwal Penelitian Subjek 3 ... 246
5.18 Daftar Nilai Aspek Suprasegmental Subjek 3 ... 256
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xix
5.20 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman pada Basilne A-1
Kondisi Prates dan Postes Subjek 3 ... 269
5.21 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman padaIntervensi (B) Kondisi Prates dan Postes Subjek 3 ... 271
5.22 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman pada Basilne A-2 Kondisi Prates dan Postes Subjek 3 ... 273
5.23 Jadwal Penelitian Subjek 4 ... 276
5.24 Daftar Nilai Aspek Suprasegmental Subjek 4 ... 285
5.25 Daftar Nilai Aspek Membaca Pemahaman Subjek 4 ... 296
5.26 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman pada Basilne A-1 Kondisi Prates dan Postes Subjek 4 ... 298
5.27 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman padaIntervensi (B) Kondisi Prates dan Postes Subjek 4 ... 299
5.28 Skor Kemampuan Membaca Pemahaman pada Basilne A-2 Kondisi Prates dan Postes Subjek 4 ... 301
5.29 Format Hasil Analisis Data Suprasegmental Subjek 1 Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ... 308
5.30 Format Hasil Analisis Data Membaca Pemahaman Subjek 1 Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ... 314
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xx
(A-1), Baseline-1 Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ... 325 5.33 Format Hasil Analisis Data Suprasegmental Baseline-1 (A-1),
Treatment (B), dan Baseline-2 (A-2) Subjek 3 ... 331 5.34 Format Hasil Analisis Data Membaca Pemahaman Baseline-1
(A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) Subjek 3 ... 336 5.35 Format Hasil Analisis Data Suprasegmental Baseline-1 (A-1),
Treatment (B), dan Baseline-2 (A-2) Subjek 4 ... 341 4.36 Format Hasil Analisis Data Membaca Pemahaman Baseline-1
(A-1), Treatment (B), dan Baseline-2 (A-2) Subjek 4 ... 345
DAFTAR GRAFIK
Grafik
5.1 Kondisi Baseline-1 (A-1) Aspek Suprasegmental Subjek 1 ………… 203 5.2 Kondisi Intervensi (B) Aspek Suprasegmental Subjek 1 ... 204 5.3 Kondisi Baseline-2 (A-2) Aspek Suprasegmental Subjek 1 ... 205 5.4 Kondisi Baseline-1 (A-2), Intervesi (B) Baseline-2 (A-2)
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xxi
5.7 Kondisi Baseline-2 (A-2) Aspek Membaca Pemahaman Subjek 1 ... 218 5.8 Kondisi Baseline-1 (A-2), Intervesi (B) Baseline-2 (A-2)
Aspek Membaca PemahamanSubjek 1 ... 219 5.9 Kondisi Baseline-1 (A-1) Aspek Kemampuan Suprasegmental
Subjek 2 ... 229 5.10 Kondisi Intervensi (B) Aspek Kemampuan Suprasegmental
Subjek 2 ... 231 5.11 Kondisi Baseline-2 (A-2) Aspek Kemampuan Suprasegmental
Subjek 2 ... 232 5.12 Kondisi Baseline-1 (A-2), Intervesi (B) Baseline-2 (A-2)
Aspek Suprasegmental Subjek 2 ... 238 5.13 Kondisi Baseline-1 (A-1) Aspek Membaca Pemahaman Subjek 2 ... 241 5.14 Kondisi Intervensi (B) Aspek Membaca Pemahaman Subjek 2 ... 243 5.15 Kondisi Baseline-2 (A-2) Aspek Membaca Pemahaman Subjek 2 .. 245
5.16 Kondisi Baseline-1 (A-2), Intervesi (B) Baseline-2 (A-2)
Aspek Membaca Pemahaman Subjek 2 ... 245 5.17 Kondisi Baseline-1 (A-1) Aspek Kemampuan
Suprasegmental Subjek 3 ... 257 5.18 Kondisi Intervensi (B) Aspek Kemampuan
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xxii
Suprasegmental Subjek 3 ... 261 5.20 Kondisi Baseline-1 (A-2), Intervesi (B) Baseline-2 (A-2)
Aspek Suprasegmental Subjek 3 ... 261 5.21 Kondisi Baseline-1 (A-1) Aspek Membaca Pemahaman Subjek 3 .. 270 5.22 Kondisi Intervensi (B) Aspek Membaca Pemahaman Subjek 3 ... 272 5.23 Kondisi Baseline-2 (A-2) Aspek Membaca Pemahaman Subjek 3 .. 289 5.24 Kondisi Baseline-1 (A-2), Intervesi (B) Baseline-2 (A-2)
Aspek Suprasegmental Subjek 3 ... 275 5.25 Kondisi Baseline-1 (A-1) Aspek Kemampuan
Suprasegmental Subjek 4 ... 287 5.26 Kondisi Intervensi (B) Aspek Kemampuan
Suprasegmental Subjek 4 ... 288 5.27 Kondisi Baseline-2 (A-2) Aspek Kemampuan
Suprasegmental Subjek 4 ... 289 5.28 Kondisi Baseline-1 (A-2), Intervesi (B) Baseline-2 (A-2)
Aspek Suprasegmental Subjek 4 ... 390 5.29 Kondisi Baseline-1 (A-1) Aspek Membaca
Pemahaman Subjek 4 ... 298 5.30 Kondisi Intervensi (B) Aspek Membaca Pemahaman Subjek 4 ... 300 5.31 Kondisi Baseline-2 (A-2) Aspek Membaca Pemahaman Subjek 4 ... 302 5.32 Kondisi Baseline-1 (A-2), Intervesi (B) Baseline-2 (A-2)
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xxiii
5.33 Rata-rata Kemampuan Suprasegmental Subjek 1 ... 309
5.34 Rata-rata Membaca Pemahaman Subjek 1 ... 315
5.35 Rata-rata Kemampuan Suprasegmental Subjek 2 ... 321
5.36 Rata-rata Aspek Membaca Pemahaman Subjek 2 ... 326
5.37 Rata-rata Kemampuan Suprasegmental Subjek 3 ... 332
5.38 Rata-rata Kemampuan Membaca Pemahaman Subjek 3 ... 337
5.39 Rata-rata Kemampuan Suprasegmental Subjek 4 ... 342
5.40 Rata-rata Kemampuan Pemahaman Subjek 4 ... 346
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Otak ketika Proses Membaca ... 51
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xxiv
2.3 Pengidap Glue Ear ... 55
2.4 Pemindaian Otak Anak Disleksia ketika Membaca ... 58
2.5 Drill Torpedo ... 62
2.6 Ruang Lingkup Manajemen Sekolah Pendidikan Inklusif ... 86
2.7 Alternatif Struktur Organisasi Sekolah Pendidikan Inklusif SD/MI ... 87
3.1 Desain Penelitian A1-B-A2 ... 103
3.2 Prosedur Penelitian Program Pembelajaran Individual dengan Teknik Multisensori untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Anak Disleksia ... 104
4.1 Rancangan Teknik Multisensori ... 120
4.2 English Calender Chart ... 131
4.3 Kartu Kata Program THRASS ... 131
4.4 Bagan Alir Penyusunan Rancangan Model Teknik Multisensori ... 138
DAFTAR LAMPIRAN
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xxv
1. Program Pembelajaran Individual Subjek 1 ... 369
2. Program Pembelajaran Individual Subjek 2 ... 371
3. Program Pembelajaran Individual Subjek 3 ... 373
4. Program Pembelajaran Individual Subjek 4 ... 370
5. Teks Bacaan Subjek 1 dan 2 ... 372
6. Teks Bacaan Subjek 3 dan 4 ... 373
7. Lembar Istrumen Tes Membaca ... 374
8. Pedoman Wawancara ... 375
9. Angket Guru... 376
10. Foto Setting Penelitian ... 379
11. Foto Kegiatan Baseline A-1 ... 381
12. Foto Kegiatan Baseline B (Intervensi) ... 382
13. Foto Kegiatan Baseline A-2 ... 386
14. Pengolahan Data Subjek ... 387
15. Keputusan Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia ... 395
16. Permohonan Izin Melakukan Studi Lapangan/Observasi ... 397
17. Surat Izin Penelitian ... 398
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN TEKNIK MULTISENSORI
BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA
ASPEK PEMAHAMAN DAN ASPEK SUPRASEGMENTAL
SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DISLEKSIA
DI SEKOLAH DASAR INKLUSI
KOTA BANDUNG
DISERTASI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari
syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh
AGUS SUPRIATNA
1010272
SEKOLAH PASCASARJANA
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BANDUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pemerintah dan para pakar pendidikan tidak hentinya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan termasuk keprofesionalan guru dalam mengajar. Upaya peningkatan mutu tersebut ditandai dengan diberlakukannya UU Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang ditindaklanjuti dengan Permen Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Tindak lanjut dari Permen Menpan di atas, maka tahun 2012 diberlakukan UKA (Uji Kompetensi Awal) bagi guru yang akan mengikuti PLPG). Di samping itu, UKG (Uji Kompetensi Guru) akan diberlakukan pula secara online bagi guru yang sudah bersertifikat profesi guru.
Dengan diberlakukannya berbagai kebijakan di atas, maka paradigma baru dalam dunia pendidikan pun tumbuh subur seperti; Manajemen Berbasis Sekolah (MBS); pendekatan Teaching Based berubah ke paradigma CTL,
Learning Based, dan pendekatan School Based Quality Management.
Perubahan paradigma pendidikan dan pengajaran di atas berangkat dari empat pilar pendidikan yang dicanangkan UNESCO (United Nations Educational,
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Learning to do (belajar berbuat/hidup), Learning to live together (belajar hidup
bersama), Learning to be (belajar menjadi diri sendiri). Pergeseran paradigma pendidikan akan menuntut penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang dipandang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan anak.
Pemerintah dan para pakar pendidikan dalam tataran implementasi paradigma yang diuraikan di atas masih focus kepada sekolah/kelas reguler bagi siswa yang normal. Akan tetapi, pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) kurang mendapat perhatian serius. Hal ini tidak sejalan dengan Pembukaan UUD 1945 alinea 4 yang menyatakan bahwa; Negara bertujuan
mencerdaskan kehidupan Bangsa. Dalam upaya mewujudkan tujuan dimaksud, setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pengajaran (pasal 31 ayat
1 UUD 1945). Secara operasional, dukungan tersebut dinyatakan dalam UU No. 2 tahun 1989 mengenai Sistem Pendidikan Nasional Bab III ayat 5, bahwa setiap
warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari aspek pengelolaan proses belajar mengajar, pemerintah pun masih setengah-setengah menyelenggarakan pendidikan bagi ABK di sekolah/kelas reguler. Proses belajar mengajar tersebut dikenal dengan istilah integrasi (integration), inklusi (inclusion), mainstreaming, dan normalisasi (normalization). Sejalan dengan di atas, Phil (Depdiknas, 1994:104) mengemukakan bahwa „masing-masing istilah di atas memiliki makna yang berbeda, namun semua secara tidak langsung menyatakan bahwa peserta didik yang memiliki ketunaan akan menggunakan sarana-sarana pendidikan yang sama dengan yang digunakan oleh anak normal lainnya‟.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan data tahun 2009 dari Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, yaitu populasi anak yang berkelainan di Indonesia dan memerlukan pelayanan pendidikan khusus sekitar 600.000 anak di tingkat SD. Pemerintah saat ini baru sekitar 2% dari jumlah tersebut yang mendapat pelayanan pendidikan. Pelayanan pendidikan tersebut bagi anak-anak penyandang ketunaan diselenggarakan di 954 Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan di 94 sekolah terpadu (terbatas pada anak-anak tunanetra).
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Di samping data di atas, hasil analisa Badan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Sosial tahun 2003 (dalam adindachaniagotnnr07.blogspot.com) menjelaskan bahwa “ ABK di Indonesia sekitar 1,48 juta atau 0,7 % dari jumlah penduduk, sedangkan jumlah ABK pada usia 5-18 tahun diprediksi 21,42% dari seluruh ABK atau 317.016 anak.”
Budiyanto (dalam adindachaniagotnnr07. blogspot.com) menguraikan data dari Direktorat PSLB (Pendidikan Sekolah Luar Biasa) yaitu sebagai berikut.
ABK yang sudah mendapat layanan pendidikan sebanyak 66.610 anak. Rinciannya, TKLB 8.011 anak, SDLB 44.849 anak, SMPLB 9.395 anak, dan SMALB sebanyak 4.395 anak. Dengan fenomena itu, dapat disimpulkan baru 21 persen ABK di Indonesia yang baru memperoleh layanan pendidikan. Di samping itu, pelayanan SD inklusi baru 548, SMP berjumlah 52, dan SMA hanya 40 sekolah, sedangkan jumlah siswa untuk SD sebanyak 9.294, siswa SMP berjumlah 879, dan siswa SMA ada 195. Kenyataan itu diperparah dengan minimnya tenaga pendidik yang hanya berjumlah 10.338 orang. Jumlah tersebut disinyalir jauh dari kebutuhan.
Berdasarkan data-data yang diuraikan di atas, maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar anak-anak penyandang ketunaan tersebut pada umumnya belajar di sekolah luar biasa (SLB). Mengingat keterbatasan pelayanan khusus bagi mereka di sekolah, maka anak tersebut mempunyai potensi besar untuk mengulang kelas dan akhirnya tidak menutup kemungkinan putus sekolah.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan atau karena kesulitan belajar khusus pada bidang-bidang tertentu, seperti kesulitan membaca (disleksia), kesulitan menulis (disgrafia), dan kesulitan menghitung (diskalkulia).
Kesulitan belajar khususnya kesulitan membaca disleksia ditemukan juga di Sekolah Dasar Inklusi Mutiara Bunda. Berangkat dari studi pendahuluan di SD Mutiara Bunda, peneliti melakukan assesmen terhadap siswa kelas II, III, IV, dan V. Hasil dari assesmen tersebut ditemukan enam siswa yang mengalami hambatan belajar khususnya dalam bidang membaca (disleksia).
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diuraikan di atas, maka perlu suatu upaya meningkatkan keterampilan membaca siswa disleksia tersebut untuk meningkatkan kemampuan membaca aspek suprasegmental dan memahami isi bacaan melalui penerapan teknik multisensori dalam Program Pembelajaran Individual (PPI). Dengan demikian, peneliti perlu membuktikan apakah teknik multisensori efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa disleksia di Sekolah Dasar Inklusi Mutiara Bunda? Hal inilah yang perlu dibuktikan dalam penelitian ini.
B. Perumusan Masalah
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1) Bagaimanakah penerapan teknik multisensori pada program pembelajaran individual dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan aspek suprasegmental siswa disleksia di SD Mutiara Bunda Kota Bandung?
2) Bagaimanakah hasil penerapan teknik multisensori pada program pembelajaran individual dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan aspek suprasegmental siswa disleksia di SD Mutiara Bunda Kota Bandung?
3) Apakah teknik multisensori efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan aspek suprasegmental siswa disleksia di SD Mutiara Bunda Kota Bandung?
Mengkaji permasalahan di atas, terdapat tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu (a) teknik multisensori sebagai variabel bebas; (b) keterampilan membaca aspek pemahaman isi bacaan; (c) dan membaca aspek suprasegmental sebagai variabel terikat.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) menggambarkan hasil penerapan teknik multisensori pada program pembelajaran individual dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan aspek suprasegmental; dan
3) menggambarkan efektifitas teknik multisensori pada program pembelajaran individual dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan aspek suprasegmental siswa disleksia di SD Mutiara Bunda Kota Bandung.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sedangkan untuk menggali data subjek penelitian menggunakan penelitian subjek tunggal (Single Subject Research). Sunanto (2005:56) menjelaskan bahwa:
Penelitian subjek tunggal memfokuskan pada data individu sebagai sampel penelitian. Perbandingan tidak dilakukan antarindividu maupun kelompok, tetapi dibandingkan pada subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda dan yang dimaksud kondisi di sini adalah kondisi baseline dan kondisi eksperimen (intervensi).
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan berupa temuan empiris mengenai keadaan keterampilan membaca serta pengaruh teknik multisensori yang mampu meningkatkan keterampilan membaca anak disleksia. Temuan ini akan berkontribusi positif baik secara teoretis maupun praktis.
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai teori-teori atau prinsip-prinsip dasar teknik multisensori di dalam Program Pendidikan Individual membaca bagi ABK disleksia yang mengikuti pendidikan di SD Inklusi.
Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah menemukan teknik yang tepat dan efektif yang dapat digunakan oleh guru kelas dan atau guru pembimbing khusus (GPK) dalam rangka menggali potensi yang dimiliki siswa yang disleksia untuk meningkatkan keterampilan membaca. Dengan kata lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan metodologis guna meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan kualitas hasil belajar bagi siswa disleksia, baik di sekolah inklusi maupun di sekolah umum.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
meningkatkan kualitas penyelenggaraan diklat yang berimbas kepada kompetensi guru, baik guru di SLB maupun di sekolah inklusi.
E. Definisi Operasional
Supaya ada kejelasan maksud dari variabel yang tertuang dalam judul, maka ketiga variabel tersebut perlu dijelaskan satu per satu. Adapun defenisi opersaional tersebut sebagai berikut.
a. Teknik multisensori dalam penelitian ini adalah teknik pengajaran yang menekankan pada rangsangan indera penglihatan (visual), pendengaran (auditori), perabaan (taktil), dan gerak (kinestetik) terhadap siswa disleksia dengan berbagai cara dan media yang tepat. Pada prinsipnya teknik multisensori melibatkan proses anak dalam hal; (a) melihat lambang bahasa; (b) mengulang lambang bahasa yang diperdengarkan; (c) merasakan bentuk lambang bahasa melalui indra perabaan sambil dibentuk di organ mulut; (d) melafalkan lambang bahasa dengan suara nyaring; dan (e) menuliskan lambang bahasa. Adapun media yang digunakan huruf-huruf terbuat dari kayu atau plastik yang tiga dimensi, sehingga anak dapat melihat, mengambil, dan merasakan huruf dengan mata terbuka atau tertutup dan mengucapkan bunyinya.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
proses belajar mengajar di SD Mutiara Bunda Kota Bandung tahun pelajaran 2010-2011. Adapun yang termasuk aspek pemahaman isi bacaan meliputi menentukan tema, tokoh dan karakternya, serta waktu dan tempat kejadian dalam cerita, sedangkan aspek suprasegmental meliputi kelancaran membaca, ketepatan intonasi, dan ketepatan pelafalan ketika membacakan cerita secara nyaring.
c. Siswa berkebutuhan khusus disleksia dalam penelitian ini adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar spesifik yang secara nyata mengalami kesulitan membaca seperti; (1) lamban ketika membaca, tidak memperhatikan turun-naik intonasi, dan membaca kata demi kata (terbata-bata); (2) sering tertukar ketika melafalkan fonem, seperti bunyi [b] dengan [d], [p] dengan [q], [u] dengan [n], sedangkan ketika membaca kata sering terkukar antara [kuda] dengan [daku], antara [palu] dengan [lupa], antara [tali] dengan [ilat], antara [papa] dengan [dada]; (3) mengubah fonem dalam kata ketika membaca [baju] menjadi [baja], [batu] menjadi [bata]; (4) kacau terhadap kata-kata yang hanya sedikit berbeda susunannya, misalnya /bau, buah, batu, buta/; (5) sering menebak atau mengulangi kata-kata atau frasa; (6) menghilangkan sebagian huruf (omission); (7) menambah huruf (addition); (8) terbalik huruf (reversal); (9) tidak menguasai penggunaan tanda baca: titik (.); koma (,); tanya (?); dan seru (!); serta (10) kesulitan dalam memahami isi bacaan.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
umum, yang pada akhirnya mereka menjadi bagian dari masyarakat sekolah itu, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kondusif. Dalam penelitian ini yang dimaksud pendidikan inklusi adalah pendidikan terpadu yang mengikutsertakan peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak normal lainnya di SD Mutiara Bunda Kota Bandung.
e. Program Pendidikan Individual (PPI) merupakan serangkaian uraian kegiatan dalam bidang pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan khusus individu peserta didik. Jadi, PPI menguraikan bentuk pelayanan pendidikan yang dirancang rinci untuk menemukan kebutuhan khusus dalam bidang pendidikan bagi anak ABK yang sengaja dirancang untuk menutupi kelemahan yang dihadapi anak dalam proses pendidikan di sekolah. Dalam penelitian ini yang jadikan subjek program pendidikan individual adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca (disleksia).
G. Hipotesis Penelitian
Di bawah ini tertulis sejumlah jawaban sementara yang berkaitan dengan penelitian ini.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Teknik multisensori dapat meningkatkan kemampuan membaca aspek pemahaman dan aspek suprasegmental pada subjek 2 (V) di SD Mutiara Bunda Kota Bandung.
3. Teknik multisensori dapat meningkatkan kemampuan membaca aspek pemahaman dan aspek suprasegmental pada subjek 3 (R) di SD Mutiara Bunda Kota Bandung.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
Dalam Bab III ini akan diuraikan setting dan subjek penelitian serta metode dan prosedur penelitian yang meliputi; (1) Lokasi Penelitian; (2) metode penelitian; (3) desain penelitian; (4) prosedur penelitian; (5) variabel penelitian; (6) instrumen penelitian; dan (7) teknik pengolahan dan analisis data.
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Mutiara Bunda yang beroperasional di bawah Yayasan Keluarga Cahaya Mutiara yang berdiri sejak 1995. Sekolah tersebut beralamat di Jl. Arcamanik Endah no. 3 Arcamanik, Kota Bandung Telp.(022) 721 6578 Fax.(022) 720 4123. Berikut akan dideskripsikan profil SD Mutiara Bunda yang dikutip dari http:// sekolahmutiarabunda. wordpress.com dan http://el-shalih. blogspot.com
Visi SD Mutiara Bunda adalah “Mewujudkan/ menyelenggarakan sebuah lembaga pendidikan yang bernuansa Islami dan berwawasan global sehingga menghasilkan individu yang siap menghadapi berbagai tantangan hidup di era globalisasi nanti, menjaga lingkungannya dan bermanfaat bagi masyarakat.”
Misi SD Mutiara Bunda adalah “Mengembangkan semaksimal mungkin potensi yang ada pada individu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Membantu orang tua untuk menyiapkan anak-anak dalam menghadapi era globalisasi dengan dasar agama dan kepribadian yang baik. Memberikan lingkungan yang beragam bagi anak-anak agar lebih peka
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lingkungan belajar di SD Mutiara Bunda adalah Pendidikan Inklusif: siswa belajar memahami banyaknya perbedaan yang ada di sekitarnya (sifat, budaya, kemampuan dsb), dan juga belajar untuk beradaptasi terhadap banyaknya perbedaan tersebut.
Kerja sama yang kuat antara sekolah dan orang tua. Komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua terjalin secara harmonis melalui berbagai sarana diskusi dan presentasi. Setiap perbedaan akan dibicarakan demi tercapainya solusi yang terbaik bagi kepentingan siswa.
Lingkungan Islami dengan berpedoman pada uswah Rasulullah swa. yang akan meningkatkan akhlakul karimah sehingga siswa akan menjadi individu yang tangguh dan tidak mudah berpengaruh oleh arus informasi negatif yang sedemikian derasnya saat ini.
Kurikulum SD Mutiara Bunda memakai kurikulum nasional dengan pengayaan untuk setiap mata pelajaran. Kurikulum nasional ini dipadukan dengan kurikulum luar untuk memperluas wawasan siswa dengan menggunakan pendekatan belajar aktif (active learning). Di mana siswa banyak melakukan penelitian, observasi, eksperimen, diskusi, presentasi dan belajar mengambil kesimpulan terhadap apa yang ditemuinya. Siswa dirangsang untuk selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar dan setiap pelajaran tidak sekedar bersifat menghafal atau mencatat.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemampuan siswa secara optimal. Dengan pendekatan belajar aktif, siswa diharapkan dapat menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri sehingga tumbuh rasa tanggung jawab terhadap diri dan lingkungannya.
Segala penemuan-penemuan mereka dihubungkan dengan kebesaran Allah swt. sebagai Pencipta, sehingga para siswa belajar kebesaran-Nya melalui kegiatan sehari-hari di sekolah dalam segala aspek dan berharap tercermin di dalam perilaku setiap siswa.
Materi Pengajaran di SD Mutiara Bunda adalah: Agama Islam
Budi Pekerti (Kewarganegaraan) Bahasa Inggris
Ilmu Sosial
Ilmu Pengetahuan Alam Bahasa Indonesia Budaya Jawa Barat Matematika
Art
Teknologi Musik
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan deskripsi profil di atas, maka alasan penelitian diselenggarakan di SD Mutiara Bunda sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Di samping itu, di SD tersebut terdapat anak yang mengalami gangguan disleksia. Adapun data siswa yang mengalami disleksia tersebut adalah sebagai berikut.
B. Subjek Penelitian
[image:34.595.109.532.220.655.2]Subjek penelitian ini berjumlah 4 orang yang tersebar di kelas 2 (dua orang, kelas 3 (satu orang), dan 5 (satu orang). Berikut akan dituangkan dalam tabel berikut data awal kemampuan membaca dari masing-masing subjek penelitian.
TABEL 3.1
Data Subjek Penelitian
No. Nama Kelas Umur Jenis
Kelamin
Data Kemampuan
Membaca
1. A 2 (Berkuda) 8 Laki-laki
Kurang lancar dalam membaca dan belum bisa memahami isi cerita sesuai isi bacaan
2. V 2 (Bersepeda) 8 Laki-laki Masih menebak kata yang akan dibacanya.
3. R 5 (Boling) 11 Laki-laki Ketika membaca intonasinya masih belum jelas dan masih terbata-bata.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Waktu Penelitian
[image:35.595.110.516.208.714.2]Jangka waktu penelitian adalah dari Januari 2011 s.d. April 2011. Tahap prapenelitian dilakukan pada 20 Januari s.d. 3 Pebruari 2011. Tahap mendesain rancangan metode dilakukan pada 4 s.d. 11 Pebruari 2011. Tahap uji kelayakan metode dilakukan pada 15 s.d. 28 Pebruari 2011. Tahap perbaikan rancangan metode dilakukan pada 1 s.d. 7 Maret 2011. Dan tahap penelitian dilakukan pada 9 Maret s.d. 8 April 2011. Adapun jadwal pertemuan setiap subjek berbeda, tapi secara umum tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Jadwal kegiatan
Kondisi Sesi Waktu Materi
1 2 3 4
BASELINE-1 (A1)
1 Maret 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan. 2 Maret 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan. 3 Maret 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan. 4 Maret 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan. 5 Maret 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
INTERVENSI (B)
membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan. 7 Maret 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan. 8 Maret 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan. 9 Maret 2011 1.Unsur suprasegmental dalam
membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan.
10 Maret 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan.
1 2 3 4
11 April 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan. 12 April 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan.
BASELINE-2 (A2)
13 April 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan. 14 April 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan. 15 April 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan. 16 April 2011
1.Unsur suprasegmental dalam membaca.
2. Pemahaman isi teks bacaan.
D. Metode Penelitian
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
begantung pada metode penelitian yang digunakan”. Dengan demikian, metode dapat dikatakan sebagai suatu cara untuk melakukan atau menyampaikan sesuatu agar mencapai tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sedangkan untuk menggali data subjek penelitian menggunakan penelitian subjek tunggal (Single Subject
Eksperiment). Sunanto (2005:56) menjelaskan bahwa:
Penelitian subjek tunggal memfokuskan pada data individu sebagai sampel penelitian. Perbandingan tidak dilakukan antar individu maupun kelompok, tetapi dibandingkan pada subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda dan yang dimaksud kondisi di sini adalah kondisi baseline dan kondisi eksperimen (intervensi).
Pandangan di atas, diperkuat Sukmadinata (2005:59) yang menjelaskan bahwa:
… eksperimen subjek tunggal merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam eksperimen subjek tunggal, subjek atau partisipannya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang, atau lebih. Hasil eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual. Adapun karakteristik dari penelitian ini adalah (1) perlakuan (treatment atau
intervention) dilakukan secara berulang dan berkelanjutan; (2) tidak
menggunakan kelompok control; dan (3) pengukuran terhadap variabel terikat (dependent variabel) dilakukan secara berulang dan berkelanjutan (continuous).
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akan dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kompetensi membaca anak berkebutuhan khusus disleksia dengan pendekatan individual melalui teknik multisensori.
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan adalah Desain A-B-A. Dengan membandingkan dua kondisi baseline, sebelum dan sesudah intervensi, keyakinan adanya pengaruh intervensi lebih dapat diterima. Jadi, penambahan kondisi baseline A2 dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik simpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. Desain B-A mempunyai tiga tahap, yaitu A-1 (Baseline-A-1), B (Intervensi), A2 (baseline-2). Gambarnya dapat dilihat di bawah ini.
A-1 (Baseline 1) (Sesi 1-4)
B (Intervensi) (Sesi 5-12)
A-2 (Baseline 2) (Sesi 13-15)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Sesi
Gambar 3.1
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
A 1 = Baseline 1, adalah kondisi kemampuan keterampilan membaca pada subjek penelitian sebelum dilakukan intervensi (praintervensi).
B = Intervensi, adalah kondisi intervensi keterampilan membaca pada subjek penelitian dengan menerapkan teknik multi sensori.
A-2 = Baseline 2, adalah kondisi keterampilan membaca pada subjek penelitian setelah dilakukan intervensi (pascaintervensi).
Berkenaan dengan desain di atas, Sunanto, dkk. (2005:61) menjelaskan prosedur desain A-B-A adalah sebagai berikut.
1) target behavior diukur secara kontinyu pada kondisi baseline (A1) dalam periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil;
2) pengukuran dilanjutkan pada kondisi intervensi (B) secara terus menerus sampai data mencapai kecenderungan level data yang jelas; dan
3) pengukuran kembali dilakukan pada kondisi baseline (A2).
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini secara garis besar mencakup lima tahapan, yakni: 1) tahap prapenelitian, 2) tahap mendesain rancangan Program Pembelajaran Individual dengan teknik multi sensori, 3) tahap uji kelayakan Program Pembelajaran Individual dengan teknik multi sensori, 4) tahap perbaikan rancangan Program Pembelajaran Individual dengan teknik multi sensori, dan 5) tahap penelitian. Prosedur penelitian dapat digambarkan di bawah ini.
1. Tahap
Prapenelitian
a. Kajian Pustaka
Interpretasi
2. Tahap Mendesain
Rancangan Teknik a. Tujuan b. Bahan c. PPI d. Media d. Evaluasi b. Studi
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.2
Prosedur Penelitian Program Pembelajaran Individual dengan teknik multi sensori untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Anak Disleksia
1) Tahap Prapenelitian
a. Kajian Pustaka
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengertian program pembelajaran individual; (9) dan teori metodologi penelitian khususnya SSR.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk menemukan; (1) menemukan siswa disleksia di sekolah-sekolah inklusi; (2) masalah-masalah keterampilan membaca siswa disleksia yang dapat dijadikan peluang penelitian; dan (3) potensi keterampilan membaca yang dapat dikembangkan.
Fokus kajiannya adalah menggali data; (1) identitas sekolah yang meliputi data kepala sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, kurikulum, buku sumber, media pembelajaran, alokasi waktu pelajaran bahasa Indonesia, cakupan materi bahasa Indonesia, cakupan materi keterampilan berbicara, dan teknik pembelajaran membaca yang sudah diterapkan; (2) identifikasi anak berkebutuhan khusus disleksia; dan (3) mengungkap penyelenggaraan pembelajaran membaca di sekolah yang dijadikan tempat penelitian.
Data-data tersebut dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga berhasil diungkap data sekolah mana yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian ini, data anak-anak disleksia yang akan dijadikan subjek penelitian, dan data penyelenggaraan pembelajaran membaca. Adapun teknik pengumpulan data mencakup; (1) wawancara, (2) observasi, dan (3) studi dokumentasi terhadap data yang ada di sekolah.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam tahap mendesain rancangan teknik multi sensori, akan diuraikan tentang: (a) penyusunan tujuan pembelajaran; (b) penyusunan bahan/materi pembelajaran; (c) penyusunan program pembelajaran individual; (d) membuat media pembelajaran; dan (e) penyusunan evaluasi.
(a) Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan standar isi SD mata pelajaran bahasa Indonesia materi membaca kelas II (dua) semester dua dan hasil asesmen di lapangan terhadap subjek penelitian, maka tujuan pembelajaran terdiri atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Adapun yang termasuk tujuan jangka panjang adalah siswa mampu; (1) menceritakan 20 gambar dan kata kerja dengan lancar, (2) mengingat sepuluh gambar yang telah ditutup dengan benar, (3) membaca kalimat dan cerita sederhana dengan lancar, (4) memahami isi cerita dengan tepat, (5) meningkatkan kemampuan membaca kata benda, kerja, kerja, dan sifat, serta (6) meningkatkan kemampuan membaca kata benda, kerja, kerja dan sifat dalam konteks kalimat sederhana, meningkatkan kemampuan membaca cerita sederhana dan mampu menceritakan kembali.
[image:42.595.106.513.223.615.2]Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
membaca kata benda, kerja, dan sifat, serta (7) membaca kalimat yang mengandung kata benda, kerja, dan sifat, tanpa menebak kata.
Berdasarkan standar isi SD mata pelajaran bahasa Indonesia materi membaca kelas V (lima) semester dua dan hasil asesmen di lapangan terhadap subjek penelitian, maka tujuan pembelajaran terdiri atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Adapun yang termasuk tujuan jangka panjang adalah siswa mampu; (1) membaca kata benda, kerja, sifat, dan nominal dengan tepat, (2) membaca kalimat luas S-P-O-K dengan lancar, (3) membaca cerita sederhana dengan lancar, (4) membaca kata abstrak, (5) memahami kalimat yang mengandung makna abstrak, serta, (6) menyusun kalimat dari teks yang dibaca.
Adapun yang termasuk tujuan jangka pendek adalah siswa mampu; (1) membaca kata benda, kerja, sifat dengan lancar, (2) membaca kalimat luas S-P-O-K dengan lancar, (3) membaca kata abstrak, (4) memahami kalimat yang mengandung makna abstrak, serta (5) memahami cerita yang mengandung makna abstrak.
(b) Menyusun Bahan Pembelajaran
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(c) Menyusun Program Pembelajaran Individual
Komponen-komponen PPI yang disusun ini mencakup; (1) identitas anak, (2) deskripsi kondisi anak saat ini, (3) tujuan jangka panjang dan pendek, (4) teknik , (5) media, (6) evaluasi, dan (7) pelaksanaan pembelajaran.
(d) Membuat Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang dibuat berupa; (1) kartu huruf, (2) kartu-kartu kata, (3) kartu-kartu-kartu-kartu kalimat. Media pembelajaran ini sangat diperlukan sekali dalam teknik multi sensori ini, karena dengan adanya media pembelajaran berupa benda tiga dimensi, proses pembelajaran membaca menjadi lebih menarik minat anak (media pembelajaran terlampir).
(e) Menyusun Evaluasi
Dua variabel membaca yang akan dievaluasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Variabel pertama unsur suprasegmental yang mencakup; kelancaran membaca, ketepatan intonasi, serta ketepatan pelafalan fonem dan kata, sedangkan variabel kedua yaitu aspek pemahaman isi cerita yang mencakup; menyebutkan tokoh, watak, tempat kejadian, dan menceritakan kembali isi cerita.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut. Evaluasi untuk variabel pemahaman isi teks bacaan ini menggunakan instrumen tes berupa tes rumpang dan esay terbatas.
3) Tahap Uji Kelayakan Teknik Multisensori
Pengujian kelayakan teknik ini dilakukan melalui dua tahapan, yakni: a) analisis kualitas teknik multi sensori, dan b) uji coba lapangan.
a. Analisis Kualitas Teknik
Tujuan analisis kualitas teknik ini adalah untuk menguji kelayakan rancangan teknik multisensori yang dilakukan dengan cara mengkaji isi setiap komponen, serta melihat kesinambungan dan keterkaitan antara komponen yang satu dengan komponen lainnya.
Analisis kualitas teknik dilakukan dengan mengkaji ulang teknik multisensori yang dikembangkan, mengadakan diskusi dengan ahli bahasa, ahli psikologi, ahli anak berkebutuhan khusus, dan ahli metode SSR. Diskusi dilakukan untuk mendapatkan masukkan, tanggapan, saran, pemecahan masalah, terhadap teknik yang sedang dikembangkan.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Uji coba teknik multisensori ini dilakukan kepada siswa, baik kepada ke empat subjek penelitian, maupun kepada siswa yang dulunya pernah mengalami disleksia yang berada di lingkungan SD Mutiara Bunda Kota Bandung.
4) Tahap Perbaikan Rancangan Teknik Multisensori
Berdasarkan hasil uji coba di lapangan, maka rancangan teknik multisensori mengalami perbaikan untuk penyempurnaan. Rancangan perbaikan teknik multisensori tersebut, diawali dengan divalidasi oleh pembimbing penelitian.
5) Tahapan Penelitian Subjek Tunggal A-B-A
[image:46.595.105.539.216.710.2]Secara garis besar tahapan penelitian eksperimen subjek tunggal A-B-A ini mencakup; (a) tahap 1 (A-1, baseline 1); (b) tahap B (intervensi); dan (c) tahap 2 (A-2, baseline 2). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Tahap Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal Desain A-B-A
No. Tahap 1
A-1 (Baseline 1)
1 2
1. Menetapkan perilaku belajar yang akan diubah sebagai target behavior, yaitu peningkatan keterampilan membaca melalui teknik multisensori, yang dibatasi pada unsur: 1) suprasegmental, dan 2) pemahaman isi teks bacaan.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b.subjek melaksanakan kegiatan membaca dalam situasi pembelajaran yang
1 2
biasa, tanpa menerapkan teknik multisensori.
c. Dua orang observer merekam dan melaksanakan penilaian dalam dua unsur yakni: 1) suprasegmental, dan 2) pemahaman isi cerita berdasarkan instrumen yang telah disediakan.
d.Hasil penilaian dicatat dalam format data penilaian. B (Intervensi)
1. Dilaksanakan teknik multi sensori terhadap empat subjek penelitian selama delapan sesi, masing-masing sesi @ 30 menit (2 x jam pelajaran). Teknik multisensori akan dijelaskan pada bagian lain.
2. Untuk mengambil data pada tahap intervensi ini, maka dilakukan tahap kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca dengan teknikmulti sensori sebanyak delapan sesi, masing-masing sesi @ 30 menit.
b. Subjek melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan teknik multisensori. c. Dua orang observer melaksanakan kegiatan: mencatat kemampuan membaca
siswa, dan melakukan penilaian dalam dua unsur: 1) suprasegmental, dan 2) pemahaman isi teks bacaan.
d. Hasil rekaman dan penilaian dicatat dalam format data penilaian.
3. Hal tersebut di atas dilakukan untuk mengukur tingkat kestabilan kondisi subjek. Tahap 2
A-2 (Baseline 2)
1. Melakukan pengukuran kembali tentang: 1) unsur suprasegmental, dan 2) pemahaman isi teks bacaan setiap subjek setelah mengalami delapan sesi intervensi.
2. Prinsip pengukuran pada tahap ini sama dengan tahap baseline 1 (A-1). Adapun langkah pelaksanaan tahap ini adalah:
a. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca sebanyak empat sesi selama 30 menit untuk tiap sesi.
b. Subjek melaksanakan kegiatan membaca dalam situasi pembelajaran yang biasa, tanpa menerapkan teknik multisensori;
c. Dua orang observer melaksanakan penilaian dalam dua aspek yakni: 1) suprasegmental, dan 2) pemahaman isi teks bacaan berdasarkan instrumen yang telah disediakan;
d. Hasil penilaian dicatat dalam format penilaian; dan
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini mencakup variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah penerapan teknik multisensori yang diterapkan dalam pembelajaran membaca di SD Mutiara Bunda Kota Bandung.
Variabel terikatnya adalah hasil belajar yang berupa peningkatan keterampilan membaca, baik aspek suprasegmental maupun aspek pemahaman. Varibel terikat pertama, aspek suprasegmental yang mencakup; kelancaran membaca, ketepatan intonasi, dan ketepatan pelafalan fonem dan kata. Varibel terikat kedua, aspek pemahaman isi teks bacaan yang mencakup; menyebutkan tokoh, watak, tempat, dan menceritakan kembali isi teks bacaan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, angket, dan wawancara yang dilakukan peneliti terjun langsung untuk memperoleh data-data melalui instrumen-instrumen tersebut. Berikut akan dijelaskan dari setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.
1) Instrumen Tes
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(posttest). Prates diberikan pada kondisi baseline-1, yaitu kondisi pada saat siswa belum dilakukan intervensi. Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan sejauh mana pengetahuan awal siswa. Selanjutnya tes diberikan juga pada saat terjadinya pelaksanaan intervensi (tes dalam proses PBM). Tes ini bertujuan untuk melihat kondisi dan kestabilan siswa pada saat memperoleh intervensi. Pascates diberikan pada kondisi baseline-2 untuk mengevaluasi sejauh mana terjadi peningkatan kemampuan aspek unsur suprasegmental dan pemahaman isi teks bacaan setelah dilepas tanpa intervensi.
[image:49.595.104.523.211.708.2]Perangkat soal tes, baik jenis soal maupun jumlah soal pada setiap tes sama. Instrumen tes tersebut digunakan setelah memenuhi kriteria validasi dan reabilitas. Untuk mendapatkan validasi isi dan tampilan, alat tes ini dikonsultasikan dulu kepada pembimbing penelitian. Untuk mendapatkan tingkat reabilitas dan validasi yang memenuhi standar, alat tes ini diujicobakan pada siswa kelas dua dan lima SD Mutiara Bunda Kota Bandung. Kisi-kisi tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Tes
No. Komponen Indikator
1. Suprasegmental 1. Kelancaran membaca, tanpa adanya penundaan ataupun pengulangan baik kata, atau kalimat yang sama pada saat membaca.
2. Kemampuan penggunaan intonasi (nada) suara yang tepat saat membaca.
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Pemahaman isi
teks bacaan.
1. Kemampuan menyebutkan tokoh beserta wataknya dalam isi teks bacaan.
2. Kemampuan menyebutkan waktu dan tempat kejadian dalam teks bacaan.
3.Kemampuan memahami makna kata abstrak yang terdapat dalam isi teks bacaan.
a) Instrumen Tes Membaca Unsur Suprasegmental
Berdasarkan kisi-kisi di atas, maka dibuatlah instrumen pedoman penilaian keterampilan membaca untuk unsur suprasegmental yang meliputi kelancaran membaca kata dan kalimat tanpa terputus-putus atau pengulangan kata, kalimat yang sama, ketepatan intonasi, dan ketepatan pelafalan fonem dan kata seperti tercantum dalam lampiran.
b) Instrumen Tes Membaca Unsur Pemahaman Isi Teks Bacaan
Instrumen tes membaca unsur pemahaman menggunakan instrumen tes berupa tes rumpang dan esay terbatas. Tes tersebut diujikan pada kondisi baseline 1, kondisi intervensi, dan kondisi baseline 2 dengan soal yang sama. Adapun lembar tes tersebut terlampir.
2) Instrumen Observasi
Agus Supriatna, 2012
Penerapan Teknik Multisensori Bagi Peningkatan Keterampilan Membaca Aspek
Pemahaman Dan Aspek Suprasegmental Siswa Berkebutuhan Khusus Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
indikator penerapan teknik multisensori yang dilakukan guru dan siswa. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi. Instrumen observasi tersebut tertuang dalam lampiran.
3) Instrumen Angket
Angket digunakan dalam studi lapangan prapenelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan sekolah inklusi yang ada di Kota Bandung yang memungkinkan dilakukannya penelitian Teknik multisensori bagi siswa disleksia.
Isi angket menggali data mengenai; identitas sekolah, kepala sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, kurikulum, buku sumber