• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDALAMAN KONSEPTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGETAHUI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA TERKAIT MATERI SUHU DAN KALOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDALAMAN KONSEPTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGETAHUI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA TERKAIT MATERI SUHU DAN KALOR."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDALAMAN KONSEPTUAL

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGETAHUI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA TERKAIT

MATERI SUHU DAN KALOR

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

Konsentrasi Pendidikan Fisika Sekolah Lanjutan Sekolah Pascasarjana

Oleh:

(2)

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA

(3)

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDALAMAN KONSEPTUAL

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGETAHUI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA TERKAIT

MATERI SUHU DAN KALOR

Oleh:

Nurvita Dewi Susilawati, S. Pd. UPI Bandung, 2004

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Konsentrasi Fisika Sekolah Pasca Sarjana

© Nurvita Dewi Susilawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDALAMAN KONSEPTUAL

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGETAHUI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA TERKAIT

MATERI SUHU DAN KALOR

Disahkan dan disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. Johar Maknun, M. Si.

NIP. 19680381993031002

Pembimbing II

Dr. Ida Hamidah, M. Si.

(5)

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI,

Prof. Dr. Anna Permanasari, M. Si.

(6)

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDALAMAN KONSEPTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGETAHUI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA

TERKAIT MATERI SUHU DAN KALOR

(Nurvita Dewi Susilawati, 1102531)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan mengetahui tingkat miskonsepsi siswa pada topik suhu dan kalor menggunakan pendekatan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain “Nonequivalent Control Group Design” yang dilakukan di SMA Negeri di Kabupaten Indramayu tahun pelajaran 2012/2013. Data yang diperoleh adalah hasil tes awal dan tes akhir, lembar CRI (Certainty of Response Index), lembar observasi dan kuesioner. Hasil penelitian skor N-Gain sebesar 0,54 untuk kelas eksperimen dan 0,43 untuk kelas kontrol. Persentase rata-rata penurunan miskonsepsi kelas eksperimen lebih tinggi 11% dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan kategori sangat baik, sedangkan tanggapan siswa terhadap penerapan strategi konflik kognitif menunjukkan siswa merasa senang dan materi lebih mudah dipahami. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Kesimpulannya adalah penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran lebih meningkatkan pemahaman konsep secara signifikan daripada menggunakan pembelajaran konvensional.

(7)

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER ... i

HALAMAN HAK CIPTA ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMAKASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... .. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Definisi Operasional ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Pembelajaran Fisika Berbasis Konflik Kognitif ... 8

B. Pemahaman Konsep ... 15

C. Miskonsepsi ... 18

D. Certainty of Response Index (CRI)... 19

E. Materi Suhu dan Kalor ... 21

F. Asumsi Penelitian ... 36

G. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 38

B. Subjek Penelitian ... 39

C. Variabel Penelitian ... 39

D. Prosedur dan Alur Penelitian ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... 43

G. Teknik Pengolahan Data ... 47

H. Hasil Uji Coba Instrumen ... 51

I. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 53

(8)

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A. Hasil Penelitian ... 54

1. Deskripsi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran ... 55

2. Peningkatan Pemahaman Konsep a. Deskripsi Peningkatan Pemahaman Konsep... 60

b. Deskripsi Peningkatan pada Masing-Masing Indikator Pemahaman Konsep ... 61

c. Uji Statistik Peningkatan Pemahaman Konsep... 62

3. Hasil Identifikasi Miskonsepsi Setiap Item Pertanyaan... 64

4. Tanggapan Siswa………... 66

B. Pembahasan 1. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran ... 67

2. Peningkatan Pemahaman Konsep ……… 68

3. Analisis Miskonsepsi ……….. 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 74

B. Saran……….. 75

(9)

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kaitan antara fase konflik kognitif dengan indikator

pemahaman konsep yang dilatihkan………. 17

Tabel 3.1. Quasi Eksperimen Design Dengan Pretest-Posttes, Nonequivalent Control Group Design ... 38

Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal ... 45

Tabel 3.3. Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal ... 46

Tabel 3.4. Interpretasi Tingkat Kemudahan Butir Soal ... 46

Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 47

Tabel 3.6. Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa ... 48

Tabel 3.7. Interpretasi keterlaksanaan Aktivitas ... 48

Tabel 3.8. Kategori Tingkat Gain Yang Dinormalisasi ... 49

Tabel 3.9. Matrik ketentuan untuk perorangan siswa dan kelas untuk setiap pertanyaan yang diberikan. Didasarkan pada kombinasi benar atau salah jawaban dan tinggi atau rendahnya CRI……….. 51

Tabel 3.10 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 53

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Strategi Konflik Kognitif dalam Pembelajaran oleh Guru... 58

Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Strategi Konflik Kognitif dalam Pembelajaran oleh Siswa ... 59

Tabel 4.3. Skor Pretest, Posttest dan N-gain pemahaman konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 60

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Pemahaman Konsep ... 62

Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Pemahaman Konsep ... 63

Tabel 4.6. Hasil Uji Mann-Whitney Pemahaman Konsep ... 63

(10)

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagan Strategi Konflik Kognitif oleh Kwon, et al ... 13

Gambar 2.2. Proses Perubahan Wujud Zat ... 25

Gambar 2.3. Skema diagram fasa CO2 ... 27

Gambar 2.4. Perpindahan kalor secara konduksi dari api lilin ke mistar ... 29

Gambar 2.5. Laju konduksi kalor Q/t yang melalui dinding ... 31

Gambar 2.6. Gambar perpindaha kalor scara konveksi... 31

Gambar 2.7. Perpindahan kalor secara radiasi ke semua arah, konduksi ke tanah dan konveksi ke atas ... 32

Gambar 2.8. Contoh rumah kaca untuk tanaman hias ... 34

Gambar 2.9.a. Contoh pemanas air tenaga surya ... 34

Gambar 2.9.b. Skema cara kerja pemanas air tenaga surya ... 35

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian ... 41

Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Rata-rata PretestPosttestN-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 60

Gambar 4.2. Diagram perbandingan rata-rata skor N-gain kelas Kontrol dan Eksperimen pada masing-masing indikator... 61

(11)

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A : Perangkat Pembelajaran ... 79

Lampiran B : Instrumen Penelitian ... 127

Lampiran C : Judgment Instrumen ... 153

Lampiran D : Hasil Uji Coba Instrumen ... 156

Lampiran E : Hasil Penelitian dan Pengolahan Data ... 162

(12)

1

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia berperan penting pada persaingan antar bangsa. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui peningkatan mutu pendidikan melalui perbaikan proses pembelajaran dengan cara-cara yang lebih efektif dan dan bermakna bagi siswa.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan memperbaiki proses pembelajaran, hal tersebut dicapai antara lain dengan melibatkan siswa secara langsung pada fenomena-fenomena kehidupan yang terjadi disekitarnya. Selain itu dapat dilakukan dengan cara mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep fisika berdasarkan fenomena-fenomena kehidupan.

Hakikat pembelajaran IPA adalah proses, produk dan sikap. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah tidak hanya mementingkan penguasaan fisika terhadap fakta konsep dan teori IPA (sebagai produk) tetapi yang lebih penting adalah siswa mengerti proses bagaimana fakta dan teori-teori tersebut ditemukan. Dengan kata lain siswa harus mendapat pengalaman langsung dan menemukan sendiri proses tersebut (BSNP, 2006).

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (BNSP 2006)

(13)

2

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

di kelas yang hanya menggunakan ceramah saja dan siswa menerima pengetahuan secara abstrak dan pasif. Hal demikian juga dapat menyebabkan siswa kurang memahami konsep bahkan mengalami miskonsepsi.

Hasil observasi dan analisis terhadap angket motivasi dan minat siswa kelas XI IPA 3 dan XII IPA 3 SMAN “X” terhadap pelajaran fisika diperoleh data sebagai berikut:

1. Minat belajar siswa sangat dipengaruhi oleh guru yang mengajar pada pelajaran fisika

2. Nilai rata-rata ulangan harian untuk setiap materi fisika selalu ada hampir 50% siswa mendapatkan nilai di bawah nilai KKM yaitu 70

3. Dalam pembelajaran fisika, penggunaan metode yang bervariasi (ceramah, penugasan, kegiatan praktikum) dapat menciptakan suasana belajar yang tidak jenuh.

4. Pembelajaran metode eksprerimen dengan melaksanakan kegiatan pratikum berperan penting dalam pemahaman konsep fisika yang telah dipelajari

5. Keterampilan dalam pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh seorang guru untuk menarik minat siswa dalam belajar.

6. Interaksi dua arah antara guru dan siswa perlu dilaksanakan dalam pembelajaran fisika, sehingga siswa pun diharapkan aktif dalam pembelajaran fisika.

7. Pemecahan masalah dalam penelitian kecil pada pelaksanaan pembelajaran praktikum, serta peyusunan laporan ilmiah perlu dibekalkan pada siswa untuk masa depan.

8. Dalam proses pembelajaran fisika, penggunaan media belajar yang relevan dapat meningkatkan motivasi dan mengubah suasana belajar siswa menjadi lebih baik dan inovatif misalnya dengan melibatkan media interaktif (multimedia) dan praktikum.

(14)

3

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dapat berperan aktif, menyenangkan, dan dapat mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep fisika berdasarkan fenomena-fenomena kehidupan melalui demonstrasi ataupun praktikum.

Satu strategi yang dapat merangsang terjadinya perubahan konseptual adalah strategi konflik kognitif. Rangsangan konflik kognitif dalam pembelajaran sangat membantu proses asimilasi menjadai lebih efektif dan bermakna dalam pergulatan intelektualitas siswa (Setyowati, 2011).

Miskonsepsi dapat diatasi dengan konflik kognitif. Dengan adanya konflik kognitif siswa dihadapkan dengan permasalahan yang membuat siswa mengalami keadaan mental dimana percaya pada konsep awal secara penuh yang kemudian digoyah konsep yang baru. Dari suasana konflik tersebut guru mengajukan konsep-konsep fisika yang benar, sedangkan untuk menunjang teknik konflik kognitif ini siswa diajar membuat peta konsep yang berguna sebagai petunjuk dalam mempelajari materi yang diajarkan.

Untuk mengatasi masalah tersebut Hasan, S., et al (1999) telah mengajukan suatu metode untuk membedakan antar siswa yang menguasai konsep dengan baik, siswa yang tidak tahu konsep dan siswa yang mengalami miskonsepsi secara lebih efektif. Metode tersebut dikenal dengan istilah CRI (Certainty of Response Index) yang merupakan suatu ukuran tingkat keyakinan/kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.

Konsep suhu dan kalor bersifat abstrak, dan sangat sulit dipahami oleh siswa sehingga siswa memiliki berbagai konsepsi mengenai materi ini terutama pada penjelasan mengenai fenomena-fenomena sehari-hari. Untuk dapat memahami dengan baik fenomena pada materi suhu dan kalor, terlebih dahulu harus memahami konsep yang paling esensial pada materi ini. Konsep esensial tersebut adalah definisi suhu dan kalor harus dipahami dengan jelas.

(15)

4

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kalor, perubahan wujud, dan perpindahan kalor. Materi ini menjadi dasar bagi siswa yang akan mempelajari termodinamika di kelas XI. Materi ini sebelumnya sudah pernah dibahas di SMP sehingga siswa sudah memiliki konsep tentang suhu dan kalor. Tetapi kenyataannya di lapangan bahwa, masih banyak siswa yang mengalami kesalahan konsep sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan persoalan yang berhubungan dengan materi tersebut (Sirait, 2009).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual dapat meningkatkan pemahaman konsep dan mengetahui tingkat miskonsepsi siswa pada materi suhu dan kalor?”.

Rumusan masalah di atas, dapat diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep siswa yang mendapatkan penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional?

2. Bagaimanakah tingkat miskonsepsi siswa yang mendapatkan penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional terkait materi suhu dan kalor?”

3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual?

4. Bagaimanakah keterlaksanaan model pembelajaran dengan pendekatan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran?

(16)

5

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Memperoleh informasi tentang berapa besar peningkatan kemampuan penguasaan konsep siswa yang mendapatkan penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

2. Memperoleh informasi tentang berapa besar pengaruh penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual dalam menurunkan tingkat miskonsepsi siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

3. Memperoleh informasi tentang bagaimana respon siswa terhadap penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual.

4. Memperoleh informasi tentang bagaimana ketrelaksanaan model pembelajaran dengan pendekatan stratgi konflik kognitif dalam pembelajaran.

D. Definisi Operasional

Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah;

(17)

6

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

konflik kognitif berorientasi pada aktivitas kerja skema dilaksanakan dalam sintaks sebagai berikut (Driver and Oldham dalam Suparno, 1997):

(1) Fase Orientasi. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk

mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik. Siswa diberi kesempatan untuk mengkaitkan topik yang akan dibahas dengan pengalaman mereka sehari-hari.

(2) Fase Elicitasi. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat/ide tentang topik yang sedang dibahas berdasarkan pemahaman/konsep yang mereka miliki sebelumnya.

(3) Fase Restrukturisasi ide. Pada fase ini siswa didorong untuk memberikan

prediksi dan diajak menguji prediksi tersebut melalui serangkaian percobaan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh guru.

(4) Fase penerapan konsep. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan apa-apa yang telah mereka dapatkan dari pembelajaran yang telah dilakukan, dengan cara menyebutkan atau menjawab atas persoalan-persoalan yang diberikan.

(5) Fase Review. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk meninjau kembali prediksi yang telah diajukan dan konsep apa yang telah dipelajari.

2) Pemahaman konsep yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah ukuran kemampuan siswa dalam memaknai dan memahami suatu konsep yang diberikan. Pemahaman konsep ini menggunakan indikator yang dikemukakan Anderson (2001) yaitu mencakup kemampuan menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Pemahama konsep siswa diukur dengan menggunakan tes pilihan ganda.

(18)

7

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sense) atau dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap

dunia pengalaman mereka sehari-hari dan hanya merupakan eksplanasi pragmatis terhadap dunia realita. Miskonsepsi siswa diidentifikasi dengan menggunakan teknik Tes Certainty of Response Index skala enam (0-5) (Hasan, S., et al, 1999).

E.Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti:

a. Dapat mengetahui profil miskonsepsi siswa terkait konsep suhu dan kalor.

b. Memperoleh wawasan tentang penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi perubahan konseptual.

c. Memberi informasi kepada peneliti lain untuk meningkatkan pemahaman konsep dan meminimalkan miskonsepsi siswa dengan penerapan strategi konflik kognitif

2. Bagi guru:

(19)

38

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment (eksperimen semu), metode mempunyai kelompok control, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan utuk penelitian (Sugiyono, 2011). Metode eksperimen semu ini digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep suhu dan kalor antara siswa yang mendapatkan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi perubahan konseptual dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Nonequivalent Control Group Design”. Di dalam desain ini, penelitian menggunakan satu kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding dengan diawali dengan sebuah tes awal (pretest) yang diberikan kepada kedua kelompok, kemudian diberi perlakuan (treatment). Penelitian kemudian diakhiri dengan sebuah tes akhir (posttest) yang diberikan kepada kedua kelompok. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan sebagai berikut (Sugiyono, 2011). Dapat diilustrasikan dalam tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1. Quasi Eksperimen Design Dengan Pretest-Posttes, Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pretest Treatment posttest

KE O1 X1 O1O2

KK O1 X2 O1O2

Keterangan:

(20)

39

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

X1 : Perlakuan berupa penerapan pembelajaran dengan strategi konflik

(21)

39

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

X2 : Perlakuan berupa pembelajaran konvensional

O1 : Pretest-posttest untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep siswa

O2 : Tes untuk mengetahui tingkat miskonsepsi siswa

B. Subjek penelitian

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada penelitian dipilih secara tidak random. Hal ini sesuai dengan desain penelitian nonequivalent Control Group design yang memilih sampel tidak secara random melainkan dengan tujuan tertentu yaitu melihat kesetaraan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Subjek penelitian ini adalah Siswa SMA Negeri Y Kab. Indramayu kelas X, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas siswa kelas X yaitu kelas X.2 sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 24 siswa dan kelas X.1 sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 24 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah nilai pemahaman konsep dan miskonsepsi siswa.

D. Prosedur dan Alur Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan yang meliputi kegiatan: a. Menentukan lokasi penelitian. b. Mengurus surat izin penelitian.

c. Melakukan observasi lapangan sebelum melakukan penelitian.

d. Menentukan kelas sampel penelitian, waktu pelaksanaan dan materi yang akan diajarkan saat penelitian.

(22)

40

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

f. Men-Judgment instrumen tes kepada dosen, mengujicobanya kemudian menganalisisnya.

g. Revisi instrumen 2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretest bagi kelas eksperimen.

b. Memberikan perlakuan berupa pendekatan penerapan strategi konflik kognitif.

c. Memberikan posttest di akhir pembelajaran. 3. Tahap Akhir

a. Memberikan skor pada lembar jawaban siswa.

b. Menghitung skor rata-rata pretest dan posttest yang diperoleh siswa. c. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang didapatkan dengan teknis

(23)

41

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Kelas eksperimen: Penerapan strategi konflik kognitif

Kelas kontrol: Penerapan pembelajaran konvensional Judgment instrumen Ujicoba

Analisis data

Revisi

Instrumen baru Pelaksanaan pretest

Pelaksanaan posttest

Pengolahan data

Analisis

Kesimpulan Survey Lokasi Penelitian

Studi Pendahuluan &Literatur

Menentukan sampel, waktu dan materi penelitian

(24)

42

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat pengambil data untuk mengungkapkan peningkatan pemahaman konsep dan mengatasi miskonsepsi siswa. Instrumen yang dipersiapkan adalah :

1. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan denga cara pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2013). Instrumen observasi yang digunakan berbentuk lembaran daftar cek dan memuat kolom komentar atau saran-saran terhadap kekurangan aktivitas guru selama pembelajaran terhadap keterlaksanaan model pembelajaran yang diterapkan. Observasi yang telah disusun tidak diuji cobakan, tetapi dikoordinasikan kepada observer yang akan mengikuti dalam proses penelitian agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap format observasi tersebut.

2. Tes Pemahaman Konsep

(25)

43

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Tes Certainty of Response Index (CRI) untuk mengidentifikasi

terjadinya miskonsepsi.

Tes CRI bertujuan untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi sekaligus dapat membedakannya dengan tidak tahu konsep dan yang telah menguasai konsep dengan baik. CRI biasanya didasarkan pada suatu skala dan diberikan bersamaan dengan setiap jawaban suatu soal. Tingkat kepastian jawaban tercermin dalam skala CRI yang diberikan, CRI yang rendah menandakan ketidakyakinan konsep pada diri responden dalam menjawab suatu pertanyaan sehingga dalam hal ini jawaban biasanya ditentukan berdasarkan tebakan semata. Sedangkan CRI yang tinggi, mencerminkan keyakinan dan kepastian konsep yang tinggi pada diri responden dalam menjawab pertanyaan sehingga dalam hal ini unsur tebakan sangat kecil.

4. Kuesioner

Kuesioner sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman pengetahuan sikap atau pendapatnya dan lain-lain (Arikunto, 2013).

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pelajaran fisika dan penerapan stategi konflik kognitif. Kuesioner yang digunakan berupa pertanyaan tertutup dengan jawaban yang disediakan.

F. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

(26)

44

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Validitas Butir Soal

Validitas merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity). Untuk mengetahui validitas isi dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli terhadap tes pemahaman konsep. Ada tiga orang yang diminta untuk memberikan pertimbangan terhadap kesesuaian tiap butir soal dengan konsep yang diukur dan indikator. Hasil pertimbangannya, butir soal yang dibuat dinyatakan sesuai antara konsep yang diukur dengan indikator.

Setelah instrumen dijudgtment oleh para ahli dan direvisi, maka dilakukan ujicoba instrumen. Setelah diuji coba maka skor yang diperoleh dianalisis dan diperoleh validitas butir soal. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga mendapatkan validitas suatu butir soal dalam bentuk rentang nilai yang dikonversi dalam kategorisasi. Hasil analisis validitas butir soal dapat dilihat di lampiran.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (Arikunto, 2013) :

(3.1)

(27)

45

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang

dikorelasikan. x = skor tiap butir soal

y = skor total tiap butir soal

n = jumlah siswa yang mengikuti tes

Koefisien korelasi selalu terdapat antara –1,00 sampai +1,00. Namun karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif menunjukkan adanya hubungan kebalikan antara dua variabel sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran (Arikunto, 2013).

Interpretasi untuk besarnya koefesien korelasi seperti ditunjukan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80< rxy≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik) 0,60< rxy≤ 0,80 Tinggi (baik) 0,40< rxy≤ 0,60 Cukup (sedang)

0,20< rxy≤ 0,40 Rendah (kurang)

rxy≤ 0,20 Sangat rendah (sangat kurang)

(Arikunto, 2013)

2. Reliabilitas Butir Soal

(28)

46

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(3.2)

Keterangan :

r11 = koefesien reliabilitas

p = proporsi banyak subjek yang menjawab dengan benar pada butir soal ke i q = proporsi banyak subjek yang menjawab dengan salah pada butir soal ke i

(q=1- p)

Σpi qi = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item s2 = varians skor total

Untuk mengetahui interpretasi mengenai besarnya reliabilitas butir soal, dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal

Tingkat validitas Kriteria

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat baik 0,60 < r11≤ 0,80 Baik 0,40 < r11≤ 0,60 Sedang 0,20 < r11≤ 0,40 Kurang ≤ 0,20 Sangat kurang

(Arikunto, 2003)

3. Tingkat Kemudahan Butir Soal

Tingkat kemudahan adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Tingkat kemudahan dihitung dengan rumus (Arikunto, 20013):

(29)

47

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu JS B P (3.3) Keterangan:

P = Tingkat kemudahan

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar, JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Interpretasi tingkat kemudahan setiap item soal, dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi tingkat kemudahan butir soal

Indeks kemudahan (P) Kriteria kemudahan

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

(Arikunto, 2013)

4. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, digunakan rumus (Arikunto, 20013) :

B B A A J B J B

DP 

(3.4) Keterangan:

DP = indeks daya pembeda butir soal.

JA = banyaknya peserta kelompok atas.

JB = banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.

Interpretasi daya pembeda setiap item soal dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:

(30)

48

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Daya Pembeda (D) Kriteria Daya Pembeda

D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2013)

Setelah melalui semua tahap analisis diatas maka instrumen dapat dipakai untuk penelitian.

G. Teknik Pengolahan Data

1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran oleh Guru dan Siswa

Data observasi aktivitas guru dan siswa dibuat dalam lembar observasi keterlaksanaan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran baik oleh guru maupun siswa. Data yang didapat berupa daftar checklist yang diisi oleh observer yang melakukan pengamatan pada proses pembelajaran. Data ini dianalisis menggunakan persentase keterlaksanaan.

Tabel.3.6. Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa

No Aspek

Keterlaksanaan

Ya Tidak

4 3 2 1 0

(31)

49

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

banyaknya skor yang diperoleh dari setiap point keterlaksanaan aktivitas guru atau siswa kemudian diambil presentase keterlaksanaan aktivitas secara keseluruhan dengan menggunakan perhitungan dibawah ini (Priyanto, 2006).

% 100 x SkorTotal bservasi SkorHasilO tas naanAktivi Keterlaksa Persentase  (3.5) Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan aktivitas lihat tabel 3.7 berikut ini.

Tabel.3.7. Interpretasi keterlaksanaan Aktivitas

Persentase (%) Kategori

80 - 100 sangat baik

60 - 79 baik

40 - 59 cukup

20 - 39 kurang

0 - 19 sangat kurang

Data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran strategi konflik kognitif oleh guru dan siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

2. Pemahaman konsep

Data yang dianalisis adalah hasil pretest dan posttest serta gain ternormalisasi dari pemahaman konsep. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan software SPSS 17. Sebelum data hasil penelitian diolah, terlebih dahulu dipersiapkan beberapa hal, antara lain:

a) Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan alternatif jawaban dan pedoman penskoran yang digunakan. Skor yang diberikan untuk jawaban benar adalah 1, sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban

b) Membuat tabel skor tes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c) Menetapkan taraf kepercayaan. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam

(32)

50

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dipergunakan untuk penelitian-penelitian pada bidang sosial termasuk pendidikan.

d) Perhitungan Gain yang dinormalisasi

Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan gain yang dinormalisasi dengan rumus Hake (1998):

pre maks

pre post

S S

S S g

  

(3.6) Keterangan:

Spost : Skor posttest

Spre : Skor pretest

Smaks : Skor maksimum ideal

[image:32.595.106.510.196.606.2]

Interpretasi kategori tingkat gain dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut: Tabel 3.8. Kategori Tingkat Gain Yang Dinormalisasi

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(Hake, 1998) Pengolahan data rata-rata skor gain dinormalisasi dianalisis secara statistik dengan menggunakan software Microsoft Office Excel 2010.

Uji hipotesis

(33)

51

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam analisis selanjutnya. Karena data yang digunakan untuk uji normalitas ini bukan data metah maka uji normalitas ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Kriteria pengujian, jika nilai signifikansi > (dengan α = 0,05). maka data

berdsitribusi normal (Sugiono, 2007).

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas antara dua kelas data dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelas homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas ini menggunakan statistik uji Levene Test (Test of Homogeneity of Variances). Kriteria pengujian: data dikatakan homogen jika nilai signifikansi lebih besar dari α (dengan

α = 0,05) (Sugiono, 2007).

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunaka bantuan program SPSS 17 menggunakan uji Mann-Whitney U dua ekor (2-tailed) dengan taraf signifikan α = 0,05 (Uyanto, 2009)

Kriteria pengujian dengan membandingkan taraf signifikansi hitungan P

dengan α = 0,05, jika taraf signifikansi hitungan lebih kecil dari 0,05, maka Ha

diterima atau dengan membandingkan tHitung > tTabel maka Ha diterima pada taraf signifikansi (α = 0,05).

3. Miskonsepsi

(34)

52

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

et al, seperti yang telah diuraikan bab II. Kriteria jawaban dan tinggi rendahnya CRI

[image:34.595.97.512.210.569.2]

dapat dilihat seperti pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Matrik ketentuan untuk perorangan siswa dan kelas untuk setiap pertanyaan yang diberikan. Didasarkan pada kombinasi pada benar atau salah

jawaban dan tinggi atau rendahnya CRI.

Kriteria jawaban

CRI rendah (<2,5) CRI tinggi (>2,5)

Jawaban benar Jawaban benar tapi CRI rendah berarti tidak tahu konsep (lucky

guess)

Jawaban benar dan CRI tinggi berarti menguasai konsep

dengan baik Jawaban salah Jawaban salah tapi CRI rendah

berarti tidak tahu konsep

Jawaban salah tapi CRI tinggi berarti miskonsepsi

(Hasan, S., et al, 1999)

H. Hasil Uji Coba Instrumen

Validitas Konstruksi untuk Instrumen Pemahaman Konsep

Sebelum dilakukan uji coba intrumen terlebih dahulu dilakukan judgment oleh tiga orang ahli seperti yang diurainkan di atas. Soal yang dijugment sebanyak 24 soal pilihan ganda dengan 7 macam proses kognitif pemahaman. Rekapitulasi sebaran soal per aspek kemampuan pemahaman konsep sebelum dinilai dapat dilihat pada lampiran.

(35)

53

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memahami soal. Rekapitulasi hasil judgment para ahli terhadap Soal pemahaman konsep suhu dan kalor dapat dilihat pada lampiran B.

Semua catatan Ahli telah dilakukan dalam merevisi instrumen soal pemahaman konsep ini sehingga sekarang 22 soal dapat dinyatakan valid. Dari hasil judgment ahli 1, 2 dan 3 maka, rekapitulasi sebaran soal pemahaman konsep per

aspek kemampuan setelah dinilai dapat dilihat pada lampiran.

Hasil uji coba instrument pemahaman konsep

Uji coba tes dilakukan pada siswa kelas X IPA 3 yang sudah mempelajari materi suhu dan kalor di sekolah yang sama dengan tempat penelitian yaitu SMA Negeri Y di kabupaten Indramayu. Soal tes pemahaman konsep yang diujicobakan berjumlah 22 butir soal. Analisis instrumen dilakukan dengan menggunakan program Anates V4.02 untuk menguji validitas, reliabilitas, tingkat kemudahan, dan daya pembeda soal. Hasil uji coba soal pemahaman konsep suhu dan kalor dapat dilihat pada pada lampiran C.

Berdasarkan analisis data diketahui bahwa hasil validitas terdapat 2 soal (9%) memiliki validitas yang rendah, 19 soal (86%) memiliki validitas yang cukup, 1 soal (5%) memiliki validitas yang tinggi. Hasil tingkat kesukaran terdapat 3 soal (14%) dinyatakan sukar, 15 soal (68%) dinyatakan sedang dan 4 soal (18%) dinyatakan mudah. Hasil analisis daya pembeda terdapat 8 soal (36%) memiliki daya pembeda cukup dan 14 soal (64%) memiliki daya pembeda yang baik.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh reliabilitas butir soal sebesar 0,79 dengan kategori sangat baik.

Dari hasil uji coba soal terdapat dua soal yang mempunyai validitas soal rendah sehingga soal tersebut di buang dan tidak digunakan dalam penelitian, sehingga semua soal yang akan digunakan dalam penelitian berjumlah 20 soal pilihan ganda pemahaman konsep.

(36)

54

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[image:36.595.101.507.198.607.2]

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 29 April s/d 20 Mei 2013. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran Fisika di kelas X SMA tempat penelitian sebanyak dua kali pertemuan tiap minggu.

Tabel 3.10. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/Tanggal Jenis Kegiatan

1. Senin, 29 April 20013 Penyampaian Tujuan

Pretest pemahaman konsep kelas kontrol 2. Selasa, 30 mei 2013 penyampaian tujuan

Pretest pemahaman konsep kelas eksperimen 3. Rabu, 8 Mei 2013 Pembelajaran RPP1 kelas ekperimen

Pembelajaran RPP1 kelas kontrol 4. Kamis, 9 Mei 2013 Pembelajaran RPP2 kelas ekperimen

Pembelajaran RPP2 kelas kontrol 5. Rabu, 15 Mei 2013 Pembelajaran RPP3 kelas ekperimen

Pembelajaran RPP3 kelas kontrol

6. Kamis, 16 Mei 2013 Posttest pemahaman konsep dan tes CRI kelas kontrol dan eksprimen

(37)

74

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan.

Berdasarkan hasil analisis data, hasil temuan, dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran yang berorientasi pada perubahan konseptual secara signifikan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep pada materi suhu dan kalor dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

2. Hasil CRI menunjukan pada kelas eksperimen tingkat miskonsepsi lebih

rendah 11% dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan

penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendalaman konseptual dapat lebih menurunkan miskonsepsi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

3. Hasil repon siswa kelompok eksperimen yang menerapkan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran menyatakan bahwa pelajaran fisika itu menyenangkan dan dengan adanya fenomena ganjil yang mereka dapati membuat mereka lebih memahami konsep. Mereka merasa senang saat melakukan percobaan dan merasa konsep suhu dan kalor mudah dipahami setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan strategi konflik. Siswa juga menyatakan bahwa tahapan yang menuntut berfikir dalam proses pembelajaran yaitu saat diskusi menyelesaikan masalah.

(38)

75

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran pada materi suhu dan kalor, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran perlu dikembangkan pada materi lain karena dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, mengurangi miskonsepsi dan siswa merasa senang dengan pendekatan strategi konflik kognitif tersebut.

2. Agar siswa dapat lebih optimal dalam memperbaiki konsep pada Fase Elicitasi setelah dilakukan demonstrasi dan diskusi, guru harus memberikan

penekanan konsep yang jelas. Selain itu guru juga harus melakukan bimbingan pada saat melakukan percobaan.

3. Karena penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran ini membutuhkan waktu yang relatif lama, maka perlu diperhitungkan dengan cermat waktu yang dibutuhkan pada tiap fase pembelajaran.

(39)

76

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anderson. L. W. (2010). Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2 Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2 Jakarta: Bumi Aksara

Baser, Mustafa. (2006). Fostering Conceptual Change by Cognitive Conflict Based Instruction on Students Understanding of Heat and Temperature Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education Vol 2 (2). [Online]. Tersedia: http://www.ejmste.com (5 Januari 2013)

BSNP. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Edward W. Minium (1993). Statistical Reasoning in Psicology and Education. New York : John Wiley & Son’s, Inc.

Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education (seventh ed.). Singapura: McGraw-Hill Book Co

Hake, R. R (1998). “Interactive-engagement versus Traditional methods : A Six Thousand-Student Survey of Mechanic test Data for Introductory physics Course “.Physic Education Research American Journal of Physics 66(1),64-74

Hasan, S., Bagayoko, D., and Kelley E. L. (1999). Misconceptions and the Certainty of Response Index (CRI)” Physics education research American journal of physics34 (34)5 . 294-299

Jalaludin, D. (2007). Pelajaran Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Depok: Arya Duta

Kanginan, M. (2007). Pelajaran Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Kusniani, Ikke (2007). Implementasi Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan

(40)

77

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Priyanto, Cahyo. (2007). Mengajar Berbasis Multiple Intelligences pada Pokok Bahasan Usaha dan Energi. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Sadia, I. W., (1996). Pengembangan Model Belajar Kontruktiis dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah (SMP): Disrtasi Doktor PPS IKIP Bandung

Schumacher Sally, dan James H.McMillan. (2007). Research In Education. (Terjemahan). Longman : Newyork.

Setyowati, A. (2011). Implementasi pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP kelas VIII. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 7. 89-96.

Sirait, Judyanto. (2012). Pendekatan Pembelajaran Konflik Kognitif untuk Meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA pada topik Suhu dan Kalor. Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Tanjungpura

Handayani Sri & Damari Ari. (2009). Fisika 1 : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan.

Sugiyanta. (2008). Pendekatan Konflik Kognitif dalam Pembelajaran Fisika. (online). Tersedia:http://www.lpmpjogja.diknas.go.id ( 5 Januari 2013)

Sugiyono, (2007). Statistika untuk penelitian . Bandung : Alfabeta

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kombinasi . Bandung : Alfabeta.

Sumarsono, Joko (2009). Fisika : Untuk SMA/MA Kelas X . Jakarta: Pusat Perbukuan,

Suparno, Paul, Dr. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Suparno, Paul, Dr. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Tipler, P. A. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik (Jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Uyanto, Stanislaus. (2009). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Jakarta : Graha Ilmu.

(41)

78

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wijaya, I Kadek A, (2012). Fenomen Pada Materi Suhu dan Kalor. (online).Tersedia: http://fenomenafisikaasikdanmudah.blogspot.com/2012/06/fenomen-pada-materi-suhu-dan-kalor.html (25 April 2013)

Y. Kim, L. Bao, and O. Acar. (2006). Student’s Cognitive Conflict and Conceptual Change in Physics by Inquiry Class. American Institute of Physics. 0-7354-0311-2/06

______. Karbon dioksida. (online).

Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida (2 Agustus 2013)

______. Radiasi. (online).

(42)

79

Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor

Gambar

Tabel 3.1. Quasi Eksperimen Design Dengan Pretest-Posttes, Nonequivalent
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
Tabel 3.2.  Kategori Validitas Butir Soal
Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal
+5

Referensi

Dokumen terkait

Jeder Wählerin und jeder Wähler hat eine Stimme, die sie oder er für eine Kandidatin oder einen Kandidaten einer Wahlliste ihrer oder seiner Mitgliedergruppe abgibt.. Die Sitze

Dari hasil analisis data pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial dari variabel kompetensi terhadap kinerja karyawan dengan nilai koefisien regresi sebesar

tetapi rokok telah menjadi salah satu barang konsumsi masyarakat

Berdasarkan uraian data di atas, maka tujuan penelitian pada penelitian ini adalah untuk merancang model baru farmakofor yang memberikan kualitas yang lebih tinggi

Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP.. Tesis pada Sekolah Pascasarjana

[r]

Hasil Pengolahan Data Penerapan Metode Demonstrasi melalui Media Kardus dalam Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah pada Anak TK .... Hasil Pengolahan Data

Sebagian besar penduduk usia kerja pada wilayah pedesaan di Kabupaten Kampar bekerja pada lapangan usaha perkebunan sebanyak 109.179 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak