• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keanekaragaman Simplisia Nabati Dan Produk Obat Tradisional Yang Diperdagangkan Di Kabupaten Malang, Jawa Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keanekaragaman Simplisia Nabati Dan Produk Obat Tradisional Yang Diperdagangkan Di Kabupaten Malang, Jawa Timur"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN SIMPLISIA NABATI DAN PRODUK

OBAT TRADISIONAL YANG DIPERDAGANGKAN DI

KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR

NAILA AZIZAH

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan di Kabupaten Malang, Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2016

(4)
(5)

ABSTRAK

NAILA AZIZAH. Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dibimbing oleh EDHI SANDRA dan SISWOYO.

Tumbuhan obat banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit secara tradisional. Sebagian besar tumbuhan obat yang digunakan berupa simplisia. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat dan belum mengalami pengolahan, biasanya merupakan bahan yang telah dikeringkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi simplisia nabati, produk obat tradisional, sumber dan harga jual simplisia nabati yang diperdagangkan di Kabupaten Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi langsung dan wawancara. Teridentifikasi sebanyak 97 jenis simplisia dari 43 famili yang diperdagangkan di Kabupaten Malang. Sebagian besar simplisia berasal dari tumbuhan obat yang dibudidayakan. Harga simplisia hasil budidaya berkisar Rp 1 000 - Rp 140 000 per kilogram, sedangkan kisaran harga simplisia yang bahan bakunya dari alam yaitu Rp 10 000 - Rp 300 000. Teridentifikasi sebanyak 63 jenis produk obat tradisional kemasan yang diproduksi oleh 21 industri jamu di Indonesia.

Kata kunci: produk obat tradisional, simplisia, tumbuhan obat ABSTRACT

NAILA AZIZAH. Diversity of Vegetable Simplisia and Traditional Medicine Products Traded in Malang District, East Java. Supervised by EDHI SANDRA and SISWOYO.

Medicinal plant commonly used to treat various disease traditionally. Most of medicinal plant used is in the form of simplisia. Simplisia is a natural substance used for medicine butit has not been proceed yet, usually in the form of material that has been dried. The aim of this research is to identify vegetable simplisia, traditional medicine product, source and selling price vegetable simplisia which is traded in Malang Regency. The data collection is done with direct observation and interview. The result showed that for about 97 simplisia type of 43 the family are traded in Malang Regency. Most of these simplisia derived from the cultivation of medicinal plants. The price of this kind of simplisia between IDR 20 000 and IDR 140 000 per kilogram, while the price of simplisia with natural raw material between IDR 10 000 and IDR 300 000 per kilogram. The result also indicates for about 63 type of traditional medicine packaging are produced by 21 industry company.

(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

KEANEKARAGAMAN SIMPLISIA NABATI DAN PRODUK

OBAT TRADISIONAL YANG DIPERDAGANGKAN DI

KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR

NAILA AZIZAH

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan di Kabupaten Malang” ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kelulusan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Edhi Sandra, MSi selaku komisi pembimbing pertama dan Ir Siswoyo, MSi selaku komisi pembimbing kedua. Di samping itu, penulis juga berterima kasih kepada bapak-bapak dan ibu-ibu pedagang simplisia dan produk obat tradisional yang ada di Kabupaten Malang. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada abah Zainuri Noer dan ibu Siti Fatimah, serta seluruh keluarga besar atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada pendamping hidup Bayu Candra dan buah hati Ayyash ‘Adzara yang selalu menemani, menghibur, dan memberikan motivasi kepada penulis sehingga terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada saudara-saudari di Senior Resident Asrama, Lingkaran Sholihah, TIM PKLP SGP TNGGP, KSHE 48 serta teman-teman lainnya atas doa, dukungan dan motivasinya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2016

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Jenis Data yang Dikumpulkan 3

Metode Pengumpulan Data 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 5

Jenis Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan 8

Bagian Tumbuhan yang Digunakan 9

Kegunaan Simplisia Nabati 10

Status Simplisia Nabati 12

Perdagangan Simplisia Nabati 13

Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan 14

Pelestarian Tumbuhan Obat sebagai Bahan Baku Simplisia Nabati dan Obat

Tradisional 17

SIMPULAN DAN SARAN 18

Simpulan 18

Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

(10)

DAFTAR TABEL

1 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3

2 Klasifikasi jenis tumbuhan berdasarkan famili 8 3 Klasifikasi jenis tumbuhan berdasarkan habitus 9 4 Jumlah penderita dirinci menurut jenis penyakit 11 5 Produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kabupaten Malang 15 6 Industri produksi jamu yang diperdagangkan di Kabupaten Malang 16 7 Jenis simplisia yang digunakan sebagai bahan baku dalam produk obat

tradisional 17

DAFTAR GAMBAR

1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 6 2 Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur 7 3 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan 7 4 Klasifikasi jenis berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan 10 5 Klasifikasi jenis berdasarkan kelompok penggunaannya 11 6 Klasifikasi jenis berdasarkan sumber perolehannya 12 7 Kategori proses melangkanya tumbuhan obat akibat pemanenan 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data jenis tumbuhan yang diperdagangkan dalam bentuk simplisia di

Kabupaten Malang 21

2 Data jenis tumbuhan yang diperdagangkan dan kegunaannya 26 3 Klasifikasi tumbuhan berdasarkan penggunaannya 34 4 Komposisi dan khasiat produk jamu yang diperdagangkan di

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumberdaya alam melimpah dan keanekaragaman hayatinya tinggi. Sebagai negara megadiversity, kekayaan jumlah jenis flora (tumbuhan) Indonesia tidak diragukan lagi bahkan negara lain pun mengakuinya. Sebagian dari tumbuh-tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit. Kekayaan alam tumbuhan di Indonesia meliputi 30 000 jenis tumbuhan dari total 40 000 jenis tumbuhan di dunia, 940 jenis diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat (jumlah ini merupakan 90% dari jumlah tumbuhan obat di Asia). Berdasarkan hasil penelitian, dari sekian banyak jenis tanaman obat, baru 20-22% yang dibudidayakan. Sedangkan sekitar 78% diperoleh melalui pengambilan langsung atau eksplorasi dari hutan (Masyhud 2010). Sesuai dengan manfaatnya, masyarakat masih banyak menggunakan tumbuhan untuk pengobatan ataupun jamu tradisional. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat biasanya diperoleh dari hutan, tetapi sebagian yang lain mendapatkan tumbuhan obat dari hasil budidaya.

Budidaya tanaman obat secara komersial saat ini sudah mulai berkembang, hal ini dikarenakan adanya peningkatan pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan berbagai penyakit secara tradisional, sehingga banyak industri jamu, fitofarmaka, obat herbal, dan kosmetika tradisional yang membutuhkan bahan baku tumbuhan obat. Sebagian besar penyediaan bahan baku diperoleh dari tumbuhan obat liar di hutan, tetapi karena ketersediaan di hutan semakin berkurang, penyediaan bahan baku tumbuhan diperoleh dari hasil budidaya tanaman obat masyarakat yang diperdagangkan.

Produk-produk obat tradisional banyak ditemukan pada pasar tradisional di berbagai daerah, salah satunya di Kabupaten Malang. Bentuk produk obat tradisional yang diperdagangkan berupa simplisia basah, simplisia kering, racikan, minuman sehat, ataupun obat dalam bentuk kemasan jamu. Biasanya pada pembuatan jamu dibutuhkan bahan berupa simplisia (Dewoto 2007). Simplisia adalah bahan-bahan obat alam yang berada dalam wujud asli atau belum mengalami perubahan bentuk (Gunawan dan Mulyani 2002). Bagian tanaman yang digunakan sebagai simplisia adalah akar, rimpang, daun, herba, bunga, pati, minyak, getah, kulit, umbi lapis, dan kayu.

(12)

mampu menunjang segi ekonomi masyarakat untuk bisa lebih dikembangkan dan jenis-jenis tumbuhan obat yang perlu ditingkatkan dalam pelestariannya.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan mengidentifikasi jenis simplisia nabati yang diperdagangkan di Kabupaten Malang,

2. Mengetahui dan mengidentifikasi jenis produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kabupaten Malang,

3. Mengetahui harga jual dan asal pasokan simplisia yang diperdagangkan.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Dapat memberikan informasi mengenai jenis simplisia nabati yang diperdagangkan di Kabupaten Malang,

2. Dapat memberikan informasi mengenai jenis produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kabupaten Malang,

3. Dapat diperoleh data dan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya pelestarian tumbuhan obat langka dan pengembangan budidaya jenis tumbuhan obat yang mampu menunjang ekonomi masyarakat.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di enam pasar tradisional Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Keenam pasar tersebut antara lain Pasar Tumpang, Pasar Lawang, Pasar Karang Ploso, Pasar Singosari, Pasar Wajak, dan Pasar Pakis. Pemilihan pasar-pasar ini disebabkan karena keenam pasar tersebut termasuk pasar tradisional besar di Kabupaten Malang dengan transaksi yang dilakukan setiap hari dan terdapat pedagang simplisia nabati dan produk obat tradisional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret – April 2015. Pengolahan dan analisis data dilakukan pada bulan Mei - Juni 2015.

Alat dan Bahan

(13)

Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan yaitu simplisia nabati dan produk obat tradisional, sedangkan data sekunder yang dikumpulkan antara lain kondisi umum Kabupaten Malang, perkembangan pemanfaatan tumbuhan obat, dan obat tradisional di Kabupaten Malang. Jenis dan teknik pengumpulan data secara rinci disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

No Jenis Data Uraian Sumber Data Metode

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah: a) Studi Literatur

Metode ini digunakan untuk mencari dan mengkaji informasi tentang kondisi umum lokasi penelitian yaitu Kabupaten Malang, yang dilakukan sebelum penelitian. Kajian pustaka yang dilakukan setelah penelitian adalah untuk verifikasi data yang sudah diperoleh di lapangan. Literatur digunakan sebagai referensi, acuan, dan tambahan informasi untuk melengkapi data yang diperoleh.

b) Survei Lapang

(14)

mengenai penyebaran pedagang simplisia dan produk obat tradisional di Kabupaten Malang.

c) Wawancara

Wawancara dilakukan kepada responden yang dipilih yaitu para pedagang simplisia dan produk obat tradisional yang berada di pasar tradisional Kabupaten Malang dengan menggunakan metode purposive sampling. Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara semi terstruktur.

d) Pengumpulan contoh simplisia dan produk obat tradisional dari masing-masing pedagang

Pengumpulan contoh simplisia dan produk obat tradisional diperlukan untuk kepentingan dokumentasi dan verifikasi jenis yang digunakan. Pengambilan contoh simplisia dilakukan pada simplisia kering. Selain itu, pengambilan contoh juga dilakukan pada produk obat tradisional yang ditemukan. Contoh simplisia dan produk obat tradisional didapatkan dari setiap pedagang. Namun jika ada contoh yang sama, pengambilan contoh hanya dilakukan pada satu pedagang.

Analisis Data

Persen famili

Tumbuhan obat dalam bentuk simplisia dikelompokkan berdasarkan famili, persentasenya dihitung dengan rumus:

Persen Famili = ∑ jenis famili tertentu∑ seluruh jenis � %

Persentase habitus

Habitus (perawakan) dari tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi pohon, semak, perdu, tumbuhan bawah, liana, epifit, terna dan herba. Persentase habitus merupakan telaah tentang besarnya suatu jenis habitus digunakan terhadap seluruh habitus yang ada. Untuk menghitungnya digunakan rumus (Fakhrozi 2014) sebagai berikut:

Persen Habitus = ∑ jenis habitus tertentu∑ seluruh jenis � %

Persentase bagian yang digunakan

Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi seluruh bagian, daun, akar, buah, bunga, batang, rimpang dan umbi. Perhitungan dilakukan secara umum terhadap semua jenis tumbuhan yang diperoleh dari wawancara, kemudian dianalisis berdasarkan pada bagian pemanfaatan. Persen bagian yang dimanfaatkan diperoleh melalui perhitungan berikut ini:

Persen bagian yang digunakan = ∑ seluruh bagian yang digunakan � ∑ jenis bagian yang digunakan %

Persentase asal pasokan

(15)

Persen Jenis Budidaya = ∑ jenis tumbuhan obat budidaya∑ seluruh jenis � %

Klasifikasi kegunaan tumbuhan obat

Pengklasifikasian tumbuhan obat dilakukan dengan cara mengelompokkan khasiat masing-masing jenis berdasarkan kelompok penyakit/kegunaannya (Oktaviana 2008).

Pengelompokan jenis berdasarkan potensi untuk dilakukan pengelolaan

Peters (1994) mengelompokkan berdasarkan potensi untuk dilakukan pengelolaan secara lestari akibat kegiatan pemanenan bagian tertentu pada tumbuhan.

Rendah (Low) : Bagian tumbuhan yang dilakukan pemanenan meliputi: akar, batang, kulit batang, rimpang, herba

Sedang (Medium) : Bagian tumbuhan yang dilakukan pemanenan meliputi: getah, biji, buah dan bunga

Tinggi (High) : Bagian tumbuhan yang dilakukan pemanenan meliputi: getah, buah dan daun

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Malang adalah sebuah kawasan yang terletak pada bagian tengah selatan wilayah Provinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan enam kabupaten dan Samudera Indonesia. Sebelah Utara-Timur, berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Lumajang. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Blitar. Sebelah Barat-Utara, berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Mojokerto. Letak geografis yang seperti itu menyebabkan Kabupaten Malang memiliki posisi yang cukup strategis.Hal ini ditandai dengan semakin ramainya jalur transportasi utara maupun selatan yang melalui Kabupaten Malang dari waktu ke waktu. Posisi koordinat Kabupaten Malang terletak antara 112º17'10,90" Bujur Timur dan 122º57'00,00" Bujur Timur dan antara 7º44'55,11" Lintang Selatan dan 8º26'35,45" Lintang Selatan.

(16)

Karakteristik Responden

Jenis kelamin

Berdasarkan hasil survei dan identifikasi di enam pasar tradisional Kabupaten Malang ditemukan sebanyak 21 pedagang yang menjual simplisia nabati dan produk obat tradisional. Rata-rata setiap pasar terdapat 2 pedagang, tetapi ada satu pasar yang di dalamnya terdapat 7 pedagang simplisia dan produk obat tradisional. Jumlah responden terbagi atas 2 pedagang di Pasar Karangploso dengan komposisi 2 orang perempuan, 2 pedagang di Pasar Lawang dengan komposisi 2 orang perempuan, 2 pedagang di Pasar Pakis dengan komposisi 2 orang perempuan, 5 pedagang di Pasar Singosari dengan komposisi 2 orang laki-laki dan 3 orang perempuan, 3 pedagang di Pasar Wajak dengan komposisi 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan, dan 7 pedagang di Pasar Tumpang dengan komposisi 4 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.

Responden perempuan merupakan responden yang paling banyak diwawancarai dari 21 pedagang yang menjual simplisia nabati dan produk obat tradisional, yaitu sebanyak 13 orang (62%) sedangkan laki-laki sebanyak 8 orang (38%) (Gambar 1).

Gambar 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Hal ini dikarenakan laki-laki dan perempuan sama-sama mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Setyawati (2011) bahwa beban kerja bagi perempuan pedesaan bukanlah suatu permasalahan dan beban melainkan sebagai hobi dan rasa tanggung jawab terhadap keluarga. Selain itu, berdagang simplisia dan produk obat tradisional merupakan usaha turun-temurun dari orang tua untuk dijadikan usaha keluarga bersama dan dapat dilakukan oleh perempuan atau ibu rumah tangga karena berdagang simplisia bukan merupakan pekerjaan yang berat.

Kelompok umur

Umur responden yang diwawancarai beragam mulai dari umur 30 tahun sampai diatas 60 tahun. Responden paling tua berumur 67 tahun, hal ini menunjukkan bahwa semakin tua usia maka pengetahuan tentang tumbuhan obat khususnya simplisia nabati semakin banyak. Responden yang diwawancarai sebanyak 21 orang dengan kelas umur yang paling dominan yaitu 46 – 60 tahun sebanyak 11 orang (52%) (Gambar 2).

Laki-laki 38%

(17)

Gambar 2 Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur

Faktor yang mempengaruhi sedikitnya orang muda yang berperan dalam perdagangan simplisia adalah pendidikan di luar atau perantauan keluar daerah sehingga kurang adanya regenerasi tentang pengetahuan tumbuhan obat maupun usaha keluarga bersama ini.

Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan seringkali digunakan untuk mengukur status sosial seseorang, namun demikian tidak berarti bahwa pendidikan tinggi dengan sendirinya menjamin kedudukan sosial yang tinggi. Pendidikan yang dilihat dalam penelitian ini merupakan jenjang atau tingkat pendidikan formal terakhir yang diikuti oleh responden. Secara keseluruhan, sebagian besar tingkat pendidikan pedagang simplisia nabati dan produk obat tradisional yang diwawancarai memiliki latar belakang pendidikan yang paling banyak SMA (81%), kemudian diikuti dengan lulusan SD (14%), dan yang terakhir lulusan S1 (5%) (Gambar 3).

Gambar 3 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Kondisi pendidikan responden tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan responden terhadap jenis-jenis tumbuhan obat yang dijadikan simplisia nabati maupun produk obat tradisional. Berdasarkan hasil wawancara terbukti bahwa responden yang lebih mengetahui informasi tentang jenis-jenis dan manfaat tumbuhan obat adalah lulusan SD. Selain itu, hal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan responden adalah pengalamannya dalam berdagang simplisia serta adanya pengetahuan turun-temurun dari orang tua, hal ini dibuktikan bahwa terdapat pedagang yang menjual simplisia sejak tahun 1938 hingga sekarang.

SD 14%

SMA 81%

S1 5%

30 - 45 tahun 29%

46 - 60 tahun 52% ˃60 tahun

(18)

Jenis Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan

Berdasarkan hasil survei dan wawancara, teridentifikasi sebanyak 97 jenis tumbuhan obat yang diperdagangkan sebagai simplisia nabati di enam pasar tradisional Kabupaten Malang. Sebagian besar simplisia yang diperdagangkan dalam bentuk kering dan sebagiannya lagi dalam bentuk segar. Beberapa jenis simplisia yang dijual dalam bentuk segar, yaitu daun lampis (Ocimum sanctum), asam jawa (Tamarindus indica), daun sirih (Piper betle), kencur (Kaempferia galanga), kunyit (Curcuma domestica), temulawak (Curcuma xanthorriza), kunci (Boesenbergia rotunda), dan lengkuas (Alpinia galanga). Jenis simplisia kering yang sering ditemui yaitu kapulaga (Amomum compactum), secang (Caesalpinia sappan), daun jati belanda (Guazuma ulmifolia), jinten hitam (Nigella sativa), dan kayu manis (Cinnamomum burmanii) (Lampiran 1).

Jenis yang ditemukan dengan jumlah 97 jenis tersebut terdiri dari 43 famili. Jenis yang paling banyak digunakan sebagai simplisia berasal dari famili Zingiberaceae, yaitu teridentifikasi sebanyak 14 jenis (Tabel 2).

Tabel 2 Klasifikasi jenis tumbuhan berdasarkan famili

No. Famili Jumlah jenis Persentase (%)

1 Zingiberaceae 14 14.43

2 Apiaceae 6 6.19

3 Fabaceae 6 6.19

4 Piperaceae 6 6.19

5 Myrtaceae 5 5.15

6 Sterculiaceae 5 5.15

7 Apocynaceae 4 4.12

8 Poaceae 4 4.12

9 Rubiaceae 4 4.12

10 Lamiaceae 3 3.09

11 Lauraceae 3 3.09

12 Acanthaceae 2 2.06

13 Asteraceae 2 2.06

14 Combretaceae 2 2.06

15 Convolvulaceae 2 2.06

16 Thymelaeaceae 2 2.06

17 Lain-lain 27 famili 27 27.83

Total 97 100.00

(19)

(Kaempferia galanga), Jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma domestica), dan lengkuas (Alpinia galanga).

Tumbuhan obat yang diperdagangkan dalam bentuk simplisia juga dikelompokkan berdasarkan habitusnya. Habitus merupakan penampakan luar dan sifat tumbuh suatu tumbuhan, jenis tumbuhan obat yang diidentifikasi dikelompokkan menjadi 6 habitus (Tabel 3).

Tabel 3 Klasifikasi jenis tumbuhan berdasarkan habitus

Kelompok habitus tertinggi yaitu habitus herba sebanyak 39 jenis tumbuhan dengan besar persentase 40% dari seluruh jenis yang diperdagangkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tumbuhan obat yang tergolong habitus herba memiliki tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi dalam perdagangan simplisia nabati. Habitus herba mudah untuk tumbuh dan sering ditemukan di alam. Beberapa contoh jenis dengan habitus herba antara lain gempur batu (Borreria hispida)¸ jinten hitam (Nigella sativa), selasih (Ocimum basilium), tempuyung (Sonchus arvensis), dan sendokan (Plantago major).

Habitus lain yang juga mendominasi adalah pohon. Jenis dengan habitus pohon sebanyak 30 jenis dengan besar persentase 31%. Beberapa contoh jenis yang berhabitus pohon antara lain pala (Myristica fragrans), salam (Eugenia polyantha), sirsak (Annona muricata), sprantu (Sindora sumatrana), dan pace (Morinda citrifolia).

Jenis Simplisia yang Digunakan

Pemanfaatan tumbuhan obat dalam bentuk simplisia pada umumnya menggunakan seluruh bagian tumbuhan mulai dari akar sampai daun. Terdapat jenis-jenis tumbuhan yang hanya beberapa bagian tumbuhan yang berkhasiat untuk obat, tetapi ada pula jenis tumbuhan yang seluruh bagian tumbuhannya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Selain itu, bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat mempengaruhi penamaan simplisia dari tumbuhan obat tersebut. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 261/MENKES/SK/IV/2009 tentang ketentuan umum farmakope herbal Indonesia menyatakan bahwa pemberian nama latin simplisia ditetapkan dengan menyebut nama marga (genus), nama jenis dan bila memungkinkan petunjuk jenis (varietas) diikuti dengan bagian yang digunakan. Berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan, simplisia yang diperdagangkan berupa daun (folium), buah (fructus), akar (radix), bunga (flos), biji (semen), rimpang (rhizoma), herba (herba), umbi

No. Habitus Jumlah jenis Persentase (%)

1 Perdu 9 9.28

2 Herba 39 40.21

3 Semak 5 5.15

4 Liana 10 10.31

5 Epifit 4 4.12

6 Pohon 30 30.93

(20)

6,19

(bulbus/tuber), kulit kayu (cortex), batang/ranting (caulis), kayu (lignum), dan kulit buah (pericarpium) (Gambar 4).

Gambar 4 Klasifikasi jenis berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan Pemanfaatan bagian tumbuhan yang paling banyak dalam bentuk simplisia adalah buah sebanyak 21 jenis dan besar persentasenya 22% dari seluruh jenis simplisia yang diperdagangkan. Beberapa contoh jenis tumbuhan yang dijadikan simplisia buah antara lain jolawe (Terminalia bellirica), gambir (Uncaria gambir), tempayang (Scphium macropodum), pronojiwo (Sterculia javanica), dan asam jawa (Tamarindus indica). Buah merupakan bagian tanaman yang muncul setelah tumbuhnya bunga, meskipun tidak semua tanaman dapat menghasilkan buah.Buah pada umumnya adalah bagian yang paling banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi karena menyimpan banyak karbohidrat dan gula (Pramukanto et al. 2013).

Kegunaan Simplisia Nabati

(21)

Gambar 5 Klasifikasi jenis berdasarkan kelompok penggunaannya

Berdasarkan data sensus yang dilakukan oleh BPS Kota Malang (2013) menyebutkan bahwa jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah penyakit diare (Tabel 4).

Tabel 4 Jumlah penderita dirinci menurut jenis penyakit

No Jenis Penyakit Jumlah Penderita (orang)

1 TB Paru 466

2 Pneumonia 8856

3 HIV/AIDS 448

4 IMS (Infeksi Menular Seksual) 305

(22)

Budidaya 43%

Liar 57%

Menurut Darwis (2011) menyebutkan bahwa banyak masyarakat mengobati penyakit pencernaan dengan memanfaatkan pengetahuan tradisional yaitu menggunakan beberapa tumbuhan yang berpotensi sebagai obat. Beberapa contoh jenis simplisianya antara lain pulai (Alstonia scholaris), tempuyung (Sonchus arvensis), buah mahoni (Swietenia mahagoni), pace (Morinda citrifolia), jati belanda (Guazuma ulmifolia), dan jenis lainnya (Lampiran 3).

Status Simplisia Nabati

Sumber simplisia nabati

Berdasarkan hasil wawancara, asal pasokan simplisia nabati yang diperdagangkan dikelompokkan menjadi 2 sumber perolehan yaitu budidaya dan liar (Gambar 6).

Gambar 6 Klasifikasi jenis berdasarkan sumber perolehannya

Sumber perolehan simplisia nabati yang paling besar adalah tumbuhan obat yang tumbuh secara liar baik di dalam hutan maupun di luar hutan, sebanyak 55 jenis dengan besar persentase 57% sedangkan tumbuhan yang diperoleh dari hasil budidaya sebanyak 42 jenis dengan besar persentase 43%. Pada umumnya jenis tumbuhan obat liar merupakan jenis-jenis yang diperlukan dalam jumlah sedikit saja dan tidak selalu dibutuhkan dalam setiap ramuan. Beberapa contoh jenis tumbuhan obat yang tumbuh secara liar yaitu akar alang (Imperata cylindrical), pulai (Alstonia scholaris), brotowali (Tinospora crispa), jambe (Areca catechu), kayu angin (Usnea barbata), dan jenis lainnya (Lampiran 1).

Seiring bertambahnya jumlah penduduk, pembukaan lahan yang akan mempersempit habitat tumbuhan obat dan pemanenan secara terus-menerus dari alam (liar), berdampak terhadap kelestarian tumbuhan berkhasiat obat tersebut. Penggunaan dan pemanfaatan tumbuhan tanpa ada upaya budidaya akan menyebabkan terganggunya kelestarian tumbuhan. Selain itu berbagai jenis tumbuhan berkhasiat obat yang diambil langsung dari alam memiliki kemampuan regenerasi alami yang sangat rendah (Noorcahyati dan Zainal 2013).

Status kelangkaan

(23)

gejala-gejala bahwa pada suatu ketika tumbuhan tersebut akan punah (Prasetyo dan Entang 2013). Sampai saat ini bahan baku obat tradisional sebagian besar berasal dari tumbuhan yang dipanen langsung dari alam. Menurut Zuhud dan Haryanto (1994) pemanenan yang melampaui batas kemampuan regenerasinya di alam, nampaknya merupakan salah satu faktor penting yang mengancam kelestarian tumbuhan obat.

Setiap bagian tumbuhan obat yang dipanen mempunyai pengaruh terhadap keberlangsungan hidup tumbuhan tersebut. Dampak dari pemanenan terhadap tumbuhan bisa mengakibatkan kematian, menghambat reproduksi, dan bisa menghambat regenerasi. Peters (1994) mengelompokkan berdasarkan potensi untuk dilakukan pengelolaan secara lestari akibat kegiatan pemanenan. Sebanyak 32 jenis (58%) masuk dalam kategori tinggi, 13 jenis (24%) digolongkan dalam kategori sedang, dan 10 jenis (18%) digolongkan dalam kategori rendah (Gambar 7).

Gambar 7 Kategori proses melangkanya tumbuhan obat akibat pemanenan Karena banyaknya jenis tumbuhan obat yang dipanen akar, batang, rimpang, kulit, dan semua bagian tumbuhan, jenis-jenis tersebut sangat berpeluang untuk mengalami kelangkaan. Menurut Martin (1998), perlindungan terhadap tumbuhan sebaiknya selalu diseimbangkan dengan keperluan masyarakat setempat, masyarakat boleh mengambil sumber biologi yang penting bagi aktivitas dan perdagangan mereka secara seimbang. Butuh peranan penting dari kawasan yang dilindungi untuk dilakukan pemeliharaan jenis-jenis yang mulai langka akibat dari pengambilan masyarakat. Semakin sulit tumbuhan obat yang diambil secara liar biasanya semakin meningkat harga jualnya, hal ini membuat masyarakat cenderung terus-menerus mengambil dari alam karena menunjang nilai ekonomi yang cukup tinggi. Sejauh ini, pembudidayaan tumbuhan obat untuk kepentingan ekonomis dan konservasi belum banyak dilakukan masyarakat dan pemerintah.

Perdagangan Simplisia Nabati

Pemanfaaatan tumbuhan sebagai obat tradisional, pada mulanya dilakukan secara terbatas oleh masyarakat yaitu dalam lingkup keluarga. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan budaya pemanfaatan obat tradisional, perdagangan tumbuhan obat mulai dilakukan hingga sekarang, baik berupa racikan jamu, simplisia segar, maupun simplisia kering. Perdagangan simplisia nabati di Kabupaten Malang sudah berlangsung lama, hal ini dibuktikan dengan adanya salah

Tinggi 58% Sedang

24% Rendah

(24)

satu pedagang simplisia yang sudah berdagang sejak tahun 1938.Hampir seluruh pedagang yang menjadi responden mendapatkan pengetahuan tentang khasiat tumbuhan obat secara turun-temurun dan perdagangan simplisia yang dilakukan merupakan warisan dari orang tua.

Hasil wawancara responden menunjukkan bahwa pedagang simplisia nabati di Kabupaten Malang merupakan pedagang eceran. Terdapat 14 pedagang eceran yang tersebar di enam pasar tradisional Kabupaten Malang, memasok bahan baku simplisianya dari pedagang grosiran di Pasar Besar Malang. Sedangkan yang lainnya mendapatkan bahan baku simplisia dari pemasok atau pengepul yang mengunjungi tempat berdagang responden. Saluran distribusi tumbuhan obat yang diperdagangkan dalam bentuk simplisia nabati pada tingkat pengepul hingga konsumen secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Tumbuhan liar/budidaya – pengepul – pedagang lokal – konsumen

2. Tumbuhan liar/budidaya – pengepul – pedagang grosir – pedagang lokal - konsumen

Selain itu, perolehan bahan baku simplisia tidak hanya diperoleh dari daerah lokal, tetapi juga dari luar daerah. Rata-rata bahan baku simplisia dipasok seminggu sekali, baik dari pengepul maupun membeli dari pedagang grosiran untuk dijual kembali. Pengemasan simplisia yang dijual ada beberapa macam yaitu dalam bentuk satuan kilogram, bungkusan-bungkusan kecil, dan bijian.

Simplisia nabati dengan jenis tertentu yang dipasok oleh pedagang, tergantung pada pemesanan konsumen. Pada jenis simplisia yang sulit didapatkan atau diambil secara liar dari alam harganya cenderung lebih mahal dibandingkan dengan jenis yang sudah dibudidayakan. Sama halnya dengan harga simplisia kering yang lebih mahal dari pada simplisia basah, hal ini dikarenakan perlu perawatan, waktu, dan biaya khusus dalam mengeringkan tumbuhan obat yang dijadikan simplisia kering. Dalam hal ini, kisaran harga simplisia yang sumber perolehan bahan bakunya dari alam (liar) sebesar Rp 10 000 – Rp 300 000 per kilogram, sedangkan harga simplisia hasil budidaya sebesar Rp 20 000 – Rp 140 000 per kilogram (Lampiran 1).

Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan

Etnis Jawa sejak dahulu terkenal sebagai produsen dan konsumen obat tradisional berupa jamu.Sampai saat ini di beberapa daerah, Etnis Jawa masih mempertahankan kebiasaannya menggunakan ramuan obat tradisional untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan segala penyakit. Namun demikian, tidak semua tumbuhan yang digunakan sebagai obat berbentuk ramuan tetapi ada juga yang berbentuk ramuan tunggal (Zuhud et al. 2001).

(25)

Tabel 5 Produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kabupaten Malang

No. Produk Komposisi Kegunaan

1 Dilepen Beluntas, asam jawa, dan

Mengurangi mata rabun pada ibu yang habis bersalin 5 Bedak bayi Beras dan kencur Membantu menghilangkan bau amis pada bayi yang pada ibu yang habis bersalin 7 Tapel Jahe, sirih, jeruk nipis,

Menjaga kesehatan organ kewanitaan

10 Paitan Sambiloto dan brotowali Menyembuhkan penyakit gatal-gatal, sebagai jamu bersih darah, dan anti alergi 11 Sinom Asam jawa dan kunyit Pencegah sariawan, dan

peluntur lemak

12 Beras kencur Beras dan kencur Mampu menghilangkan rasa kelelahan, meningkatkan nafsu makan

13 Cabe puyang Cabe jawa dan lempuyang Menghilangkan capek-capek, pencegah masuk angin, dan penambah nafsu makan

14 Kudu laos Mengkudu dan lengkuas Mengurangi tekanan darah tinggi dan menurunkan kolesterol

(26)

Pengembangan obat bahan alam Indonesia saat ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan tingkat pembuktian khasiat, persyaratan bahan baku yang digunakan, dan pemanfaatannya (Dewoto 2007), yaitu:

1. Jamu

Penggunaannya secara turun-temurun (empiris), bahan baku tidak terstandarisasi, dan digunakan untuk pengobatan sendiri.

2. Obat herbal terstandar

Pembuktian khasiat dan keamanan berdasarkan uji preklinik, bahan baku distandarisasi, dan digunakan untuk pengobatan sendiri.

3. Fitofarmaka

Pembuktian khasiat dan keamanan berdasarkan uji preklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadi distandarisasi, dan digunakan untuk pelayanan kesehatan formal.

Produk obat yang ditemukan termasuk dalam kelompok jamu menurut Dewoto (2007), pemasarannya bersifat lokal dan produksinya dalam skala kecil, sehingga jenis-jenis yang ditemukan hanya sedikit.

Produk obat tradisional dari industri besar juga banyak ditemukan di pasar tradisional Kabupaten Malang. Jenis-jenis produk obat ini lebih banyak dari pada produk obat dari industri rumahan.Industri besar yang ditemukan sebagian besar berasal dari Pulau Jawa, karena masyarakat Pulau Jawa terkenal dengan produsen dan konsumen obat tradisional. Beberapa industri besar tersebut antara lain Air Mancur, Sido Muncul, Nyonya Meneer, dan Jamu Iboe.

Penyebaran produk obat tradisional dari industri besar sudah cukup luas, berdasarkan hasil wawancara ditemukan sebanyak 63 jenis produk obat dari 21 perusahaan jamu di Indonesia (Lampiran 4). Produk yang paling banyak dijual di Kabupaten Malang berasal dari PT. Nyonya Meneer Semarang yaitu sebanyak 24 jenis produk atau sebesar 38% (Tabel 6).

Tabel 6 Industri produksi jamu yang diperdagangkan di Kabupaten Malang

No. Produsen Jumlah

jenis

Persentase (%)

1 PT. Nyonya Meneer - Semarang 24 38.10

2 PJ. Puspita Madura 6 9.52

3 PT. Sido Muncul – Semarang 6 9.52

4 PT. Air Mancur – Solo 5 7.94

5 PJ. Idhi Boeyoet - Malang 2 3.17

6 PT Jamu Iboe Jaya - Surabaya 2 3.17

7 PT. Deltomed – Wonogiri 2 3.17

8 PT. Industri Jamu Cap Jago - Semarang 2 3.17

9 PT. Jamu Pusaka Ibu Madura 2 3.17

10 Industri lain-lain 12 19.05

(27)

Secara keseluruhan ditemukan sebanyak 86 jenis simplisia yang dijadikan bahan baku produk obat tradisional. Penggunaan terbanyak pada famili Zingiberaceae (Tabel 7), jenis dari famili Zingiberaceae biasa dimanfaatkan sebagai bahan dasar, artinya yang dapat ditemukan hampir pada setiap ramuan jamu, dan pada umumnya sudah dibudidayakan.

Tabel 7 Jenis simplisia yang digunakan sebagai bahan baku dalam produk obat tradisional

No. Nama Simplisia Jumlah Produk yang Menggunakan

1 Zingiberis rhizome 13

2 Curcumae rhizome 15

3 Retrofracti fructus 11

4 Zingiberis aromaticae rhizoma 11

5 Languatis rhizoma 8

6 Kaempferiae rhizoma 9

7 Coriandri fructus 5

8 Piperis nigri fructus 3

9 Simplisia lainnnya (74 jenis) 65

Pelestarian Tumbuhan Obat sebagai Bahan Baku Simplisia Nabati dan Obat Tradisional

Sisi penting peranan tumbuhan obat sebagai bahan baku berbagai jenis obat atau jamu telah diketahui, tetapi disisi lain perusahaan obat/jamu dalam upaya konservasi plasma nutfah tumbuhan obat masih sangat rendah. Penyediaan bahan baku semakin lama akan semakin sulit, hal ini menunjukkan dibutuhkannya upaya konservasi. Pelestarian yang dilakukan pada beberapa jenis tumbuhan obat dapat diartikan sebagai segala kegiatan yang bertujuan untuk memperbanyak populasi tumbuhan obat (yang belum dibudidayakan). Dalam hal ini pelestarian yang dilakukan ditujukan untuk kepentingan ekonomis dan konservasi secara seimbang.

Hasil penelitian ini dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ancaman kelangkaan tumbuhan obat, khususnya pada tumbuhan obat yang dijadikan bahan baku simplisia maupun produk obat tradisional. Faktor-faktor tersebut yaitu:

1. Kegunaan tumbuhan obat. Banyaknya khasiat tumbuhan obat dan semakin tinggi penggunaan oleh masyarakat meningkatkan permintaan pasar, sehingga pemanenan yang dilakukan bisa melampaui batas.

2. Bagian yang digunakan. Secara fisiologi, pemanenan yang dilakukan pada bagian tumbuhan tertentu berpengaruh pada pertumbuhan tumbuhan obat tersebut. Dampaknya bisa berupa kematian individu dan menghambat regenerasi.

(28)

4. Kurangnya perhatian terhadap pembudidayaan tumbuhan obat. Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap keanekaragaman tumbuhan obat yang dimanfaatkan.

5. Semakin bertambahnya penduduk dan lahan terbangun. Seiring dengan hal ini, pembukaan lahan semakin meningkat sehingga mempersempit habitat tumbuhan obat.

Memperhatikan faktor-faktor di atas, untuk menghindari terjadinya kelangkaan dan kepunahan jenis maupun pengetahuan tumbuhan obat, menurut Zuhud dan Haryanto (1994) mengemukakan bahwa upaya konservasi seperti budidaya memberikan harapan besar terhadap penyelamatan masalah krisis bahan baku dan kepunahan berbagai jenis tumbuhan obat akibat dari eksploitasi yang berlebihan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Teridentifikasi sebanyak 97 jenis simplisia yang diperdagangkan di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jenis yang terdiri dari 43 famili, 6 habitus, dan 12 bagian tumbuhan yang digunakan. Jenis yang paling banyak diperdagangkan dari famili Zingiberaceae, bagian tumbuhan yang banyak digunakan adalah buahnya, dan habitus yang mendominasi adalah habitus herba. Simplisia yang diperdagangkan berkhasiat dalam mengobati 28 kelompok penyakit dan penggunaan yang paling banyak untuk mengobati penyakit pencernaan.

2. Produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kabupaten Malang berasal dari 2 industri, yaitu (1) Produk obat tradisional dari industri kecil/rumah tangga, yang teridentifikasi kurang lebih sebanyak 15 jenis produk obat tradisional yang diperdagangkan dan produk-produk ini sampai sekarang belum terstandarisasi, (2) Produk obat tradisional dari industri besar/perusahaan jamu yang sebagian besar berasal dari Pulau Jawa dan sebagian lainnya dari Pulau Madura. Ditemukan sebanyak 63 jenis produk obat tradisional kemasan dari 21 industri jamu di Indonesia dan produk terbanyak berasal dari PT. Nyonya Meneer Semarang.

3. Simplisia yang diperdagangkan sebagian besar sumber perolehannya dari alam, pengambilan dilakukan secara liar dan sebagian lainnya diambil dari hasil budidaya tumbuhan obat. kisaran harga simplisia yang sumber perolehan bahan bakunya dari alam (liar) sebesar Rp 10 000 – Rp 300 000 per kilogram, sedangkan harga simplisia hasil budidaya sebesar Rp 20 000 – Rp 140 000 per kilogram.

Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini, yaitu:

(29)

2. Pembudidayaan jenis-jenis tumbuhan obat yang sudah mulai terancam keberadaannya seperti gaharu (Aquilaria moluccensis), inggu (Ruta angustifolia), purwoceng (Pimpinella alpine), dan majakani (Quercus infectoria).

3. Memberikan perhatian pada jenis-jenis dari famili Zingiberaceae, karena belum semua jenis dari famili ini telah dibudidayakan.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2013. Jumlah Penderita Dirinci Menurut Jenis Penyakit. Malang (ID): Pusat Statistik Kota Malang dengan Dinas Kesehatan Kota Malang.

Darwis W. 2011. Tanaman obat yang terdapat di kota Bengkulu yang berpotensi sebagai obat penyakit dan gangguan pada sistem pencernaan manusia. Jurnal Konservasi Hayati Vol 8:1 (1-15)

Dewoto HR. 2007. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka. [Maj Kedokt Indon]. Vol (57) 7.

Ekosetio R. 2004. Inventarisasi simplisia nabati dan produk obat tradisional yang diperdagangkan oleh etnis melayu di Pontianak [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor, Fakultas Kehutanan.

Fakhrozi I. 2009. Etnobotani masyarakat suku melayu tradisional di sekitar tamanasional bukit tiga puluh: studi kasus di Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

GP Jamu dan Obat Tradisional. 2008. Daftar Obat Alam (DOA). Jawa Tengah: ISFI Jateng dan GP.

Gunawan D, Mulyani S. 2004. Ilmu Obat Alam. Jakarta (ID): Penebar swadaya. Hariana A. 2008.Tumbuhan obat & khasiatnya.Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Lusia S. 2006. Pemanfaatan obat tradisional dengan pertimbangan manfaat dan

keamanannya. [internet]. (diunduh 2015 03 Maret). Tersedia pada http://www.jurnal.farmasi.ui.ac.id.

Martin GJ. 1998. Etnobotani. Malaysia (ID): Natural History Publication (Borneo). Masyhud. 2010. Lokakarya Nasional Tanaman Obat Indonesia. [internet]. (diunduh

2015 Maret 03). Tersedia pada http:// www.dephut.go.id/index.php/ news/ details/ 7043.

[MENKES]. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Keputusan Nomor 261 Menteri Kesehatan Surat Keputusan IV tahun 2009. Jakarta (ID): Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Noorcahyati, Arifin Z. 2014. Etnobotani tumbuhan berkhasiat obat etnis dayak meratus loksado Kalimantan Selatan dan upaya konservasi di KHDTK samboja. [internet]. (diunduh 2015 Maret 05). Tersedia di www.Forda mof.org/ files/ 1_ Etnobotani_ Tumbuhan_ Berkhasiat_ Obat.pdf.

(30)

Peters CM. 1994. Sustainable Harvest of Non-timber Plant Resources in Tropical Moist Forest: an Ecological Primer. Washington DC (US): Biodiversity Support Program.

Pramukanto Q, Edy DP, Siti S, Irmanida B, Latifah KD, Mia R. 2013. Taman Terapi Mandiri: Diabetes Melitus (Jenis, Fungsi, Pengolahan Tanaman Obat, dan Rancangan Taman). Bogor (ID): IPB Press.

Prasetyo, Entang I. 2014.Pengelolaan Budidaya Tanaman Obat-Obatan (Bahan Simplisia). Bengkulu (ID): Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB. Setyawati Y. 2011. Pemberdayaan perempuan pesisir melalui pengembangan

manajemen komoditas perekonomian berbasis potensi lokal [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

Widyastuti Y. 2004. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat KomersilEdisi Revisi. Surabaya: Airlangga University Press.

Zuhud EAM. 2008. Potensi hutan tropika Indonesia sebagai penyangga bahan obat alam untuk kesehatan bangsa. Bogor (ID). Fakultas Kehutanan IPB.

Zuhud EAM, Harini MS, Ellyn KD.2001. Kamus Tumbuhan Obat Indonesia (Etnofitomedika I). Jakarta (ID): Pustaka Populer Obor.

Zuhud EAM, Haryanto. 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor (ID): Lembaga Alam

(31)

Lampiran 1 Data spesies tumbuhan yang diperdagangkan dalam bentuk simplisia di Kabupaten Malang

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus Status

budidaya

Bagian yang digunakan

Harga

1 Adas Foeniculum vulgare Mill. Apiaceae Perdu Budidaya Buah ± Rp 2 000 per bungkus 2 Akar alang Imperata cylindrica (L.) Beauv. Poaceae Herba Liar Akar ± Rp 2 000 per bungkus 3 Akar wangi Vetiveria zizinoides (L.) Nash. Poaceae Herba Liar Akar ± Rp 2 500 per bungkus 4 Angkak Monascus Purpureus P . E . Monascaceae Herba Budidaya Biji ± Rp 14 000 per kilo 5 Asam jawa Tamarindus indica, Linn. Leguminaceae Pohon Budidaya Buah ± Rp 100 000 per kilo 6 Babakan pule Alstonia scholaris (L.) R.Br Apocynaceae Pohon Liar Kulit batang ± Rp 3 000 per bungkus 7 Bangle Zingiber purpureum Roxb. Zingiberaceae Herba Liar Rimpang ± Rp 50 000 per kilo 8 Bawang lanang Allium sativum Linn. Liliaceae Herba Budidaya Umbi ± Rp 140 000 per kilo 9 Benalu teh Loranthus parasiticus (L.) Miq Loranthaceae Epifit Liar Herba ± Rp 5 000 per bungkus 10 Padi Oryza sativa Linn.C43 Poaceae Herba Budidaya Biji ± Rp 12 000 per kilo 11 Brotowali Tinospora crispa (L.) Hook. F. Menispermaeae Liana Liar Batang, daun ± Rp 3 000 per bungkus 12 Cabe puyang Piper retrofractum Vahl. Piperaceae Liana Liar Buah ± Rp 150 000 per kilo 13 Cengkeh Syzygium aromaticum (L.) Merr. &

Perry

Myrtaceae Pohon Budidaya Bunga ± Rp 100 000 per kilo

14 Ceplik sari Eucalyptus alba Reinw. Myrtaceae Pohon Liar Buah ± Rp 2 000 per ons 15 Delima putih Punica granatum L. Punicaceae Perdu Budidaya Kulit buah ± Rp 55 000 per kilo 16 Dlingu Acorus calamus Linn. Acoraceae Herba Liar Rimpang ± Rp 1 000 per ons 17 Doro putih Catharanthus roseus (L.) G. Don Apocynaceae Herba Liar Herba ± Rp 2 500 per bungkus 18 Doro upas Merremia mammosa (Lour.)Hall.f Convolvulaceae Herba Liar Umbi ± Rp 6 000 per ons 19 Gadung Dioscorea hispida Dennust. Dioscoreaceae Liana Liar Umbi ± Rp 50 000 per kilo

(32)

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus Status budidaya

Bagian yang digunakan

Harga

(33)

Lampiran 1 Data spesies tumbuhan yang diperdagangkan dalam bentuk simplisia di Kabupaten Malang (lanjutan)

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus Status

budidaya

Bagian yang digunakan

Harga

42 Kayu rapet Parameria laevigata (Juss.) Moldenke

Apocynaceae Semak Liar Kulit batang ± Rp 50 000 per kilo

43 Kayu ules/ulet Helicteres isora L. Sterculiaceae Herba Budidaya Buah, batang ± Rp 2 000 per ons 44 Kedawung Parkia roxburgii G. Don Fabaceae Pohon Budidaya Biji ± Rp 3 000 per bungkus 45 Keji beling Stobilanthes crispus Bl Acanthaceae Herba Liar Daun ± Rp 5 000 per bungkus 46 Kemukus Piper cubeba L.F Piperaceae Liana Liar Buah ± Rp 2 000 per bungkus 47 Kencur Kaempferia galanga L. Zingiberaceae Herba Budidaya Rimpang ± Rp 100 000 per kilo 48 Kepuh gunung Sterculia foetida Linn. Sterculiaceae Pohon Liar Kulit batang ± Rp 16 000 per ons 49 Ketumbar Coriandrum sativum L. Apiaceae Herba Budidaya Buah ± Rp 10 000 per ons 50 Klabet Trigonella foenoem-graecum L Fabaceae Herba Budidaya Biji ± Rp 5 000 per ons 51 Klembak Rheum officinale Baill. Polygonaceae Semak Liar Akar, daun ± Rp 55 000 per kilo 52 Kumis kucing Orthosipon aristatus (BI.) Miq Lamiaceae Herba Budidaya Daun ± Rp 5 000 per bungkus 53 Kunci Boesenbergia rutunda (L.) Mansf Zingiberaceae Herba Budidaya Rimpang ± Rp 15 000 per kilo 54 Kunci pepet Kaempferia rotunda L. Zingiberaceae Herba Liar Rimpang ± Rp 100 000 per kilo 55 Kunyit Curcuma domestica Val. Zingiberaceae Herba Budidaya Rimpang ± Rp 60 000 per kilo 56 Kunyit putih Curcuma zedoaria Rosc. Zingiberaceae Herba Budidaya Rimpang ± Rp 80 000 per kilo 57 Lampis Ocimum sanctum L. Lamiaceae Semak Liar Daun ± Rp 50 000 per kilo 58 Legundi Vitex trifolia L. Verbenaceae Perdu Liar Daun ± Rp 70 000 per kilo 59 Lengkuas Alpinia galanga (L.) Sw. Zingiberaceae Herba Budidaya Rimpang ± Rp 5 000 per kilo 60 Mahkota dewa Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. Thymelaeaceae Perdu Budidaya Buah ± Rp 20 000 per kilo 61 Majakani Quercus infectoria Oliv. Fagaceae Pohon Liar Biji ± Rp 2 000 per biji 62 Mauni Swietenia mahagoni Jacq. Meliaceae Pohon Liar Biji ± Rp 70 000 per kilo

(34)

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus Status budidaya

Bagian yang digunakan

Harga

(35)

Lampiran 1 Data spesies tumbuhan yang diperdagangkan dalam bentuk simplisia di Kabupaten Malang (lanjutan)

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus Status

budidaya

Bagian yang digunakan

Harga

84 Sendokan Plantago major L. Plantaginaceae Herba Liar Herba ± Rp 45 000 per kilo 85 Sereh Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Poaceae Herba Liar pangkal ± Rp 2 000 per ikat 86 Sirih Hijau Piper betle L. Piperaceae Liana Budidaya Daun ± Rp 3 000 per ikat 91 Teh hijau Camellia sinensis (L.)O.K Theaceae Pohon Budidaya Daun ± Rp 100 000 per kilo 92 Teh melati Jasminum sambac (L.) Ait. Oleaceae Herba Budidaya Bunga ± Rp 7 000 per bungkus 93 Tempayang Scphium macropodum (Miq.) Sterculiaceae Pohon Budidaya Buah ± Rp 100 000 per ons 94 Tempuyung Sonchus arvensis L. Asteraceae Herba Liar Herba ± Rp 80 000 per kilo 95 Temu ireng Curcuma aeruginosa Roxb. Zingiberaceae Herba Budidaya Rimpang ± Rp 60 000 per kilo 96 Temulawak Curcuma xanthorriza Roxb. Zingiberaceae Herba Budidaya Rimpang ± Rp 9 000 per bungkus 97 Trawas Tetranthera brawas BI Lauraceae Pohon Liar Daun ± Rp 25 000 per kilo

(36)

No. Nama Ilmiah Bagian yang digunakan

Nama Simplisia Kegunaan

1 Foeniculum vulgare Mill. Buah Foeniculi vulgare fructus Memperlancar sirkulasi darah, memperkuat organ dalam, penurun kolesterol, dan sebagai stimulan pencernaan 2 Imperata cylindrica (L.) Beauv. Akar Imperatae cylindricae

radix

Obat infeksi saluran kencing, bengkak, wasir, demam, batuk, pilek, tekanan darah tinggi, sakit kuning

3 Vertiveria zizanioides (L.) Nash. Akar Vertiveriae zizanioides radix

Obat reumatik, luka, encok, pegal linu, obat kumur, meringankan luka akibat gigitan ular

4 Monascus Purpureus P . E . Biji Monasci purpurei semen Meningkatkan kadar trombosit, mengendalikan kadar kolesterol, menyembuhkan luka, meredakan nyeri haid 5 Tamarindus indica, Linn. Buah Tamarindi indicae fructus Kurang darah (anemia), sekorbut, asma,batuk, dan demam 6 Alstonia scholaris (L.) R.Br Kulit batang Alstoniae scholaris cortex Demam, malaria, limfa membesar, batuk, diare, disentri,

kurang napsu makan, perut kembung 7 Zingiber purpureum Roxb. Rimpang Zingiberi purpurei

rhizoma

Mengobati demam, sakit kepala, batuk, perut nyeri, masuk angin, sembelit, sakit kuning, cacingan, reumatik, ramuan jamu, kegemukan, dan mengecilkan perut setelah melahirkan 8 Allium sativum Linn. Umbi Allii sativi bulbus Mengobati darah tinggi, kolesterol, jantung, stroke, migran, kanker, flu, kembung, sembelit, sariawan, melancarkan pencernaan

9 Loranthus parasiticus (L.) Miq Herba Loranthi parasitici herba Mengobati kanker, tumor, batu ginjal, gondok, kolesterol, darah tinggi, sakit pinggang, reumatik, menghaluskan kulit muka

10 Oryza sativa Linn. Biji Oryzae sativae semen Menjaga kesehatan jantung, tekanan darah tinggi, penangkal dimensia, menyehatkan organ pencernaan

11 Tinospora crispa (L.) Hook. F. & Thoms

Batang Tinosporae crispae lignum Mengobati reumatik, demam, kencing manis

(37)

Lampiran 2 Data spesies tumbuhan yang diperdagangkan dan kegunaannya (lanjutan)

No. Nama Ilmiah Bagian yang

digunakan

Nama Simplisia Kegunaan

13 Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry

Bunga Syzygii aromatici flos Obat sakit gigi, gangguan pencernaan, batuk, penghangat badan, masuk angin, rematik, pegal linu

14 Eucalyptus alba Reinw. Buah Eucalypti albae fructus Pelega perut. minyak daun : obat gosok, batuk.

15 Punica granatum L. Kulit buah Punicae granati

pericarpium

Disentri, keputihan, obat cacing, astringen

16 Acorus calamus Linn. Rimpang Acori calami rhizoma Obat penenang, lambung dan obat limpa 17 Catharanthus roseus (L.) G. Don Herba Catharanthi rosei herba Diabetes, hipertensi, leukimia, luka baru, bisul 18 Merremia mammosa (Lour.)Hall.f Umbi Merremiae mammosae

bulbus

Mengobati radang usus buntu, typus, muntah darah, kencing manis, kanker, kusta, batuk rejan, kencing batu, syphilis, luka di kulit, buang air besar darah dan lendir

19 Dioscorea hispida Dennust. Umbi Dioscoreae hispidae bulbus

Patah tulang, keputihan, kencing manis, nyeri empedu, nyeri haid, rematik

20 Uncaria gambir (Hunter.) Roxb. Buah Uncariae gambir fructus Sariawan, obat mulut 21 Angelica acutiloba (Siebold &

Zucc.)

Akar Angelicae acutilobae radix Merawat kulit kepala, merangsang pertumbuhan rambut anak,

22 Borreria hispida Schum. Herba Borreriae hispidae herba Peluruh kencing, mencegah batu ginjal, mengobati penyakit batu empedu

23 Ruta angustifolia (L.) Pers Herba Rutae angustifoliae herba Obat pening, obat demam, obat kejang dan obat penurun panas.

24 Zingiber officinale L. Var. Rubrum. Rimpang Zingiberi officinale rhizoma

Penghangat tubuh, kembung, encok dan pegal linu, dan menghambat terjadinya ejakulasi dini

25 Zingiber Majus Rumph. Rimpang Zingiberi majusi rhizoma Melangsingkan setelah melahirkan, penyakit kulit, impotensi 26 Zingiber officinale varietas rubrum Rimpang Zingiberi officinale

rhizoma

Lemah syahwat, menambah kebugaran atau stamina, batuk kering, kolera, digigit binatang berbisa, badan lesu, lemah tak bersemangat.

(38)

No. Nama Ilmiah Bagian yang digunakan

Nama Simplisia Kegunaan

27 Areca catechu L. Biji Arecae catechi semen Mengobati haid dengan darah berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, borok, bisul, eksim, kudis, difteri, cacinga

28 Calvataia bovista v. Overeem (L.) Herba Calvataiae bovistae herba Menghentikan perdarahan, wasir, kejang gagau, dan aphoni (kehilangan suara)

29 Guazuma ulmifolia Lamk. Daun Guazumae ulmifoliae

folium

Pelangsing tubuh, obesitas, kembung, diare dan peluruh kolesterol

30 Cassia angustifolia L. Daun Cassiae angustifoliae

folium

Penurun berat badan, melangsingkan tubuh, mengecilkan perut, peluntur lemak dalam tubuh, wasir

31 Nigella sativa Linn. Biji Nigellae sativae semen Mengobati alergi, tumor, meningkatkan kekebalan tubuh 32 Cuminum cyminum L. Biji Cumini cymini semen Mengobati sakit jantung, menyembuhkan sulit tidur 33 Terminalia arborea K. & V Buah Terminaliae arboreae

fructus

Menstabilkan hormon, mengatur kontraksi rahim,

34 Terminalia bellirica (Gaertn.) Roxb.

Buah Terminaliae belliricae fructus

Obat ambeien (wasir), asma, busung air, cacingan, diare, keputihan (leukorea), keputihan akibat peradangan, memelihara kehangatan badan, pencahar

35 Baeckea frutescens L. Daun Baeckeae frutescens folium Menghilangkan bau badan, perawatan payudara, meningkatkan stamina,

36 Amomum compactum Soland. Buah Amomui compacti fructus Mengobati bau mulut, perut kembung, radang tenggorokan, batuk

37 Usnea barbata Fries. Herba Usneae barbatae herba Stamina tubuh, masuk angin, perut kembung, pegal-pegal, disentri, batuk

38 Elaeocarpus grandiflora J.E.Smith Kulit batang Elaeocarpi grandiflorae cortex

Mengobati disentri, kandung kemih, radang ginjal, borok

39 Aquilaria moluccensis Oken Kulit batang Aquilariae moluccensidis cortex

Memperlancar pencernaan, meningkatkan kebugaran, mengurangi kadar kolesterol, antioksidan

40 Glycyrrhiza glabra L. Kulit batang Glycyrrhizae glabrae cortex

(39)

Lampiran 2 Data spesies tumbuhan yang diperdagangkan dan kegunaannya (lanjutan)

No. Nama Ilmiah Bagian yang

digunakan

Nama Simplisia Kegunaan

41 Cinnamomum burmannii Bl. Kulit batang Cinnamomi burmanii cortex

Peluruh kentut, peluruh keringat, antirematik, meningkatkan nafsu makan, menghilangkan sakit

42 Parameria laevigata (Juss.) Moldenke

Kulit batang Parameriae laevigatae cortex

Obat nyeri rahim habis bersalin, keputihan, disentri, luka, desinfektan

43 Helicteres isora L. Batang Helicteres isorae fructus Menyembuhkan stomakik, antipiretik, obat cacing, rematik 44 Parkia roxburgii G. Don Biji Parkiae roxburgii semen Borok, cacingan, haid nyeri, disentri, jantung berdebar,

mulas, menopause

45 Stobilanthes crispus Bl Daun Stobilanthes crispi folium Peluruh kencing, menghetikan pendarahan pada luka, pendarahan setelah proses melahirkan, penyakit kelamin discharges, disenteri dan wasir

46 Piper cubeba L.F Buah Piper cubebae fructus Mengobati sesak nafas dan asma, flu, ilek, keputihan, kurang tenaga, gangguan kesuburan pria,

47 Kaempferia galanga L. Rimpang Kaempferiae galangae

rhizoma

Obat batuk, kembung, mual, bengkak, bisul

48 Sterculia foetida Linn. Kulit batang Sterculiae foetidae cortex Mengobati rematik, diuretik, dan diaphoretik

49 Coriandrum sativum L. Buah Coriandi sativi fructus Masuk angin, sariawan, radang lambung, pencernaan kurang baik, pening, mual, haid tidak teratur

50 Trigonella foenoem-graecum L Biji Trigonellae foenoem-graeci semen

Obat asma, batuk, haid tidak teratur, membangkitkan nafsu makan, radang lambung, rematik

51 Rheum officinale Baill. Akar Rheui officinale radix Sebagai urus-urus, memperlancar buang air besar, pencahar 52 Orthosipon aristatus (BI.) Miq herba Orthosiponis aristati herba Infeksi ginjal akut dan kronis, rematik, tekanan darah tinggi,

kencing manis, kencing batu serta infeksi kandung kencing. 53 Boesenbergia rutunda (L.) Mansf Rimpang Boesenbergiae rutundae

rhizoma

Obat masuk angin, keputihan, panas dalam

54 Kaempferia rotunda L. Rimpang Kaempferiae rotundae

rhizoma

Obat bengkak, bisul, mengeluarkan angin dari perut, disentri

(40)

No. Nama Ilmiah Bagian yang digunakan

Nama Simplisia Kegunaan

55 Curcuma domestica Val. Rimpang Curcumae domesticae

rhizoma

Penambh nafsu makan, disentri, tipus, sakit keputihan, haid tidak lancar

56 Curcuma zedoaria Rosc. Rimpang Curcumae zedoariae

rhizoma

Mengurangi gejala sakit maag, menambah nafsu makan, menghambat sel kanker, menghentikan pendarahan

57 Ocimum sanctum L. Daun Ocimi sancti folium Antipiretik, ekspektoran, diuretik, diaforetik, kurang darah 58 Vitex trifolia L. Daun Vitex trifoliae folium Sebagai tonik, antipiretik, obat cacing, demam nifas, obat

haid, peluruh kencing

59 Alpinia galanga (L.) Sw. Rimpang Alpiniae galangae rhizoma Mengobati kembung, demam, radang telinga, masuk angin, bronkhitis, sakit gigi

60 Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.

Buah Phaleriae macrocarpae fructus

Disentri, bintik jerawat, psoriasis

61 Quercus infectoria Oliv. Biji Querci infectoriae semen Mengencangkan rahim untuk habis bersalin, mengencangkan otot dinding vagina, menyembuhkan keputihan

62 Swietenia mahagoni Jacq. Biji Swieteniae mahagoni

semen

Tekanan darah tinggi, kencing manis, tidak nafsu makan, rematik, demam, masuk angin

63 Piper nigrum L. Buah Piper nigri fructus Mengobati disentri, kolera, kaki bengkak, nyeri haid, rematik, sakit kepala

64 Piper cubeba L. Buah Piper cubebae fructus Mencegah kanker usus besar, meningkatkan produksi cairan

pada lambung, meningkatkan penyerapan nutrisi pada tubuh

65 Melaleuce Leucadendra L Buah Melaleuce Leucadendrae

fructus

Mengobati sakit perut, diare dan disentri.

66 Cryptocarya messoy (Oken) Kosterm.

Kulit batang Cryptocaryae messoy cortex

Menghangatkan perut, kejang perut, keputihan, nyeri pada tulang, penurun panas

67 Cuscuta australis R.Br. Buah Cuscutae australidis

fructus

Mengobati ginjal, pembersih darah, antipiretik, meningkatkan pengeluaran urine

68 Morinda citrifolia L. Buah Morindae citrifoliae

fructus

(41)

Lampiran 2 Data spesies tumbuhan yang diperdagangkan dan kegunaannya (lanjutan)

No. Nama Ilmiah Bagian yang

digunakan

Nama Simplisia Kegunaan

69 Myristica fragrans Houtt Buah Myristicae fragrans

fructus

Mengobati nyeri haid, insomnia, rasa mual dan muntah, masuk angin, menyembuhkan suara parau

70 Eurycoma longifolia Jack. Akar Eurycomae longifoliae

rhizoma

Malaria, kanker, membentuk dan memperindah otot, meningkatkan energi fisik dan seksual

71 Pandanus amaryllifolius Roxb. Daun Pandani amarylifolii folium

Kesehatan rambut, lemah saraf (neurastenia), tidak nafsu makan, rematik, pegal linu

72 Centella asiatica L. Urban Herba Centellae asiaticae herba Luka bakar, darah tinggi, rematik, demam, wasir, bisul, menambah nafsu makan

73 Illicium verum Hook. F. Buah Illicii veri fructus Menjaga kebugaran tubuh, asma, bronkhitis, flu, batuk 74 Sterculia javanica R.Br. Buah Sterculiae javanicae

fructus

Sebagai aprodisiak, impotensi, gangguan seksual

75 Alyxia stellata Rest. Sch Kulit batang Alyxiae stellatae cortex Mengobati sariawan, batuk, mulas, kencing nanah, demam pada anak-anak, kejang usus

76 Pimpinella alpina Molk. Akar Pimpinellae alpinae radix Sebagai aprosidiak, penguat tubuh, memperlancar peredaran darah, meningkatkan gairah seks

77 Zingiber aromaticum Val. Rimpang Zingiberi aromatici rhizoma

Menambah nafsu makan, obat rematik, obat alergi terhadap udang, obat batuk rejan

78 Hibiscus sadbariffa Linn. Bunga Hibisci sabdariffae flos Mengeluarkan racun, kolesterol, anti hipertensi.

79 Eugenia polyantha Wight. Daun Eugeniae polyanthae

folium

Meningkatkan imunitas, pelangsing tubuh, tekanan darah tinggi, penyakit kulit, batuk

80 Andrographis paniculata (Burm. F.) Nccs

Herba Andrographidis paniculatae herba

Hepatitis, disentri, diare, Influenza, amandel

81 Myrmecodia tuberosa Umbi Myrmecodiae tuberosae

rhizoma

Melancarkan dan meningkatkan ASI, memulihkan gairah seksual, dan memulihkan serta menjaga stamina

82 Caesalpinia sappan L. Kayu Caesalpiniae sappan

lignum

Penghenti perdarahan, pembersih darah, penawar racun, obat

(42)

No. Nama Ilmiah Bagian yang digunakan

Nama Simplisia Kegunaan

83 Ocimum basilium L. Biji Ocimi basilii semen Mengatasi sembelit, melancarkan sirkulasi darah, peluruh kencing, sakit gigi, radang lambung

84 Plantago major L. Herba Plantago major herba Infeksi saluran kencing, batu ginjal, radang prostate, demam, influenza, batuk rejan, bronchitis.

85 Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Daun Cymbopogon nardi folium Demam, pencegah muntah

86 Piper betle L. Daun Piper betle folium Peluruh kentut, batuk, gatal, anti diare

87 Piper betel var nigra Daun Piper betel folium Broncitis, darah tinggi, batuk rejan, asma, jantung, keputihan, mengatasi masalah bau badan

88 Annona muricata L. Daun Annonae muricatae folium Ambeien, sakit pinggang, bisul, kanker

89 Sindora sumatrana Miq. Buah Sindorae sumatranae

fructus

Sebagai astringensia

90 Elephantopus scaber Linn. Daun Elephantopi scaber folium Antipiretik, antiradang, menghilangkan bengkak 91 Camellia sinensis (L.)O.K Daun Camelliae sinensidis

folium

Antioksidan, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, menghaluskan kulit, melancarkan sirkulasi darah

92 Jasminum sambac (L.) Ait. Bunga Jasmini sambac flos Demam berdarah, demam, pusing, sakit mata, radang usus, pilek, dan diare

93 Scphium macropodum (Miq.) Buah Scphii macropodi fructus Mengobati sariawan, menurunkan demam, mengobati panas dalam, mengobati sembelit

94 Sonchus arvensis L. Herba Sonchi arvensidis herba Bisul, disentri, infeksi usus buntu, kencing batu, luka bakar, memar, menurunkan kadar kolesterol.

95 Curcuma aeruginosa Roxb. Rimpang Curcumae aeruginosae rhizoma

Stamina tubuh, obat cacing, pereda nyeri haid, batuk berdahak, peluruh dahak

96 Curcuma xanthorriza Roxb. Rimpang Curcumae xanthorrizae rhizoma

Menambah nafsu makan, anti radang, nyeri sendi, menormalkan lemak darah, kolesterol

97 Tetranthera brawas BI Daun Tetrantherae brawas

folium

Gambar

Tabel 1 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Gambar 2 Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur
Tabel 2  Klasifikasi jenis tumbuhan berdasarkan famili
Tabel 3 Klasifikasi jenis tumbuhan berdasarkan habitus
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Selain itu jumlah spesies dan famili dibagi berdasarkan tiap lokasi dimana pada Pasar Rejowinangun terdapat 83 spesies tumbuhan obat yang terdiri dari 37