• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan di Kota Padang, Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan di Kota Padang, Sumatera Barat"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

KEAN

OB

KONS

NEKARAG

BAT TRA

DI KO

SERVASI

IN

GAMAN

ADISION

OTA PAD

AGR

D

I SUMBE

FAKUL

NSTITUT

SIMPLIS

NAL YAN

DANG, SU

RINI VER

DEPARTE

ERDAYA

LTAS KE

T PERTA

BOGO

2013

SIA NAB

NG DIPER

UMATER

RA UTAR

EMEN

HUTAN

EHUTAN

ANIAN BO

OR

3

BATI DAN

RDAGAN

RA BARA

RI

DAN EK

NAN

OGOR

N PRODU

NGKAN

AT

KOWISAT

UK

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman

Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan di Kota

Padang, Sumatera Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2013

(4)

ABSTRAK

AGRINI VERA UTARI. Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat

Tradisional yang Diperdagangkan di Kota Padang, Sumatera Barat. Dibimbing

oleh AGUS HIKMAT dan SISWOYO.

Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional telah dikenal secara turun

temurun dan terus berkembang hingga sekarang. Saat ini tumbuhan obat sering

dimanfaatkan dalam bentuk simplisia. Simplisia merupakan bahan alami yang

belum mengalami perubahan bentuk dan dapat digunakan sebagai obat. Tujuan

penelitian ini adalah mengidentifikasi simplisia nabati, produk obat tradisional,

asal pasokan dan harga jual simplisia yang diperdagangkan di Kota Padang.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi langsung dan wawancara.

Teridentifikasi 142 spesies tumbuhan obat dari 56 famili yang diperdagangkan

dalam bentuk simplisia. Sebagian besar tumbuhan obat yang dijual dalam bentuk

simplisia, didapatkan dari tumbuhan yang tumbuh secara liar di alam dan hasil

budidaya. Simplisia asal hutan memiliki harga berkisar Rp2 000 hingga Rp5 000

per ikat. Harga ini masih cukup rendah mengingat terdapat simplisia asal hutan

yang sudah termasuk kategori langka, seperti pulosari (Alyxia reinwardtii) dan

pulai (Alstonia scholaris). Produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kota

Padang yaitu produk obat tradisional hasil industri rumah tangga dan produk obat

tradisional hasil industri skala menengah hingga besar yang berada di Pulau Jawa.

Ditemukan 53 jenis produk jamu dari 9 industri jamu di Indonesia.

Kata kunci: Obat tradisional, simplisia, tumbuhan obat

ABSTRACT

AGRINI VERA UTARI. Diversity of Vegetable Simplisia and Traditional

Medicine Products Trade in Padang City, West Sumatera. Supervised by AGUS

HIKMAT and SISWOYO.

The utilization of plants as traditional medicine has been known from

generation to generation and continued to grow up until now. Nowadays,

medicinal plants are often used in the form of simplisia. Simplisia was natural

material which have not undergone a change of form and can be used as medicine.

The aim of this research was to identified kinds of simplisia vegetable, traditional

medicinal products, the origin of supply and also the simplisia’s price that had

been traded in Padang City. Data collection was done by direct observation and

interview method. The result showed that there are 142 medicinal plant species

from 56 families which is traded as simplisia. Most medicinal plants sold in the

form of simplisia were obtained from plants that grows wild in the nature and also

from cultivation. Simplisia from the wild have price between Rp2 000 to Rp5 000

/ bunch. This price is still too low considering that there are some simplisia from

the forest which has been categorized as rare plants, such as pulosari (Alyxia

reinwardtii) and pulai (Alstonia scholaris). Traditional medicinal products traded

in Padang city were produced by home industries, medium-scale industries, and

top-scale industries in Java. There are 53 kinds of traditional medicinal products

from 9 traditional medicine industries in Indonesia.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

KEANEKARAGAMAN SIMPLISIA NABATI DAN PRODUK

OBAT TRADISIONAL YANG DIPERDAGANGKAN

DI KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

AGRINI VERA UTARI

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional

yang Diperdagangkan di Kota Padang, Sumatera Barat

Nama

: Agrini Vera Utari

NIM :

E34080035

Disetujui oleh

Dr Ir Agus Hikmat, MScF

Pembimbing I

Ir Siswoyo, MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MSc

Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2012 ini ialah perdagangan

simplisia, dengan judul Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat

Tradisional yang Diperdagangkan di Kota Padang, Sumatera Barat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Ir Agus Hikmat, MScF

dan Bapak Ir Siswoyo, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, waktu, saran dan nasehat yang sangat membantu dalam

penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih kepada Ibu Dr Efi Yuliati Yovi, SHut

MLifeEnvSc selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, masukan dan

ilmu baru bagi penulis. Terima kasih kepada Ibu Eva Rachmawati, SHut MSi

selaku moderator seminar dan Ibu Resti Meilani, SHut MSi selaku ketua sidang

atas saran dan perbaikannya. Terima kasih kepada bapak-bapak dan ibu-ibu

pedagang simplisia nabati dan produk obat tradisional (lokasi Pasar Raya Padang,

Pasar Banda Buek dan Pasar Siteba), Badan Pusat Statistik Sumatera Barat,

petugas perpustakaan jurusan Farmasi dan Biologi Universitas Andalas serta

semua pihak yang telah membantu dalam pengumpulan informasi dan data.

Terima kasih kepada Ayahanda Amrul, Ibunda Ismawati, kakak, adik-adik

tercinta (Uni Yuli, Sari, Dinal, Rahma dan Rahmi) dan seluruh keluarga besar di

Padang atas segala doa, dukungan, pengorbanan dan kasih sayangnya. Penulis

sangat bersyukur telah terlahir menjadi bagian dari keluarga tercinta ini. Terima

kasih kepada Gebry, Deria dan Anggi atas bantuannya selama pengumpulan data.

Terima kasih kepada teman seperjuangan: Dinda, Septi, Rizka, Soraya, Lintang,

Dina, Ayu atas dukungan dan semangat yang tiada henti. Terima kasih kepada

Randy Mulia atas kasih sayangnya selama ini. Terima kasih kepada Dini dan Edo

atas kebersamaannya dari SMA. Terima kasih kepada teman-teman

seperskripsian: Ike, Ina, Eko, Fika, Kuspri atas diskusi dan candaannya di ruang

kerja a.k.a Lab tercinta ;). Terima kasih kepada keluarga besar KSHE 45

‘Edelweiss’, RIMPALA dan IPMM atas semangat kebersamaan kebersamaan.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada pihak terkait.

Bogor, Juni 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN 1

 

Latar Belakang

1

 

Tujuan Penelitian

2

 

Manfaat Penelitian

2

 

METODE 2

 

Waktu dan Lokasi

2

Alat, Bahan dan Objek Penelitian

4

 

Jenis Data

4

 

Metode Pengambilan Data

5

Analisis Data

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

8

 

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

8

 

Karakteristik Responden

8

Spesies Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan sebagai Simplisia Nabati

10

Bagian-bagian Tumbuhan yang Digunakan

13

 

Kegunaan Simplisia

14

 

Status Simplisia Nabati

16

 

Perdagangan Simplisia

17

Produk Obat Tradisional

19

Pelestarian Tumbuhan Obat sebagai Bahan Baku Simplisia dan Obat

Tradisional 23

 

SIMPULAN DAN SARAN

24

 

Simpulan 24

 

Saran 25

 

DAFTAR PUSTAKA

25

LAMPIRAN 27

(10)

DAFTAR TABEL

1 Jenis data dan metode pengambilan data

4

2 Klasifikasi spesies berdasarkan habitus

12

3 Produk obat tradisional yang diperdagangkan

20

4 Komposisi produk jamu yang diperdagangkan di Kota Padang

21

5 Jenis simplisia yang digunakan dalam produk jamu

22

 

DAFTAR GAMBAR

1 Peta lokasi penelitian

3

2 Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin

9

3 Klasifikasi responden berdasarkan kelompok umur

9

4 Klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan

10

5 Simplisia segar

11

6 Simplisia kering

11

7 Klasifikasi spesies tumbuhan berdasarkan famili

12

8 Klasifikasi spesies berdasarkan bagian yang digunakan

13

9 Klasifikasi spesies berdasarkan kelompok penggunaannya

15

10 Klasifikasi spesies berdasarkan sumber perolehannya

16

11 Kategori proses melangkanya tumbuhan obat akibat pemanenan

17

12 Skema alur pemasaran simplisia nabati di Kota Padang

18

13 Industri produksi jamu yang diperdagangkan di Kota Padang

22

DAFTAR LAMPIRAN

1 Pasar Tradisional di Kota Padang

27

2 Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaannya

28

3 Data responden pedagang simplisia dan produk obat tradisional pada

tiga pasar tradisional di Kota Padang, Sumatera Barat

30

4 Data spesies tumbuhan yang diperdagangkan dalam bentuk simplisia

di Kota Padang, Sumatera Barat

31

5 Data spesies tumbuhan yang diperdagangkan dan kegunaannya

37

6 Klasifikasi tumbuhan berdasarkan penggunaannya

55

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumberdaya alam hayati di Indonesia memiliki potensi flora dan fauna yang

cukup besar. Salah satu wilayah di Indoneisa yang memiliki kekayaan hutan tropis

adalah Provinsi Sumatera Barat. Dengan luas kawasan ± 42 297 km² dan 47%

diantaranya merupakan hutan (Tarmizi 2012). Pemanfaatan hasil hutan di

Sumatera Barat terdiri dari pemanfaatan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan

kayu yang masih dimanfaatkan secara tradisional oleh penduduk sekitar hutan.

Salah satu hasil hutan bukan kayu yang dimanfaatkan adalah tumbuhan obat yang

sering digunakan masyarakat Indonesia untuk melalukan pengobatan berbagai

macam penyakit secara tradisional.

Pada saat ini, obat tradisional dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan

mendapat perhatian yang semakin meningkat. Pernyataan tersebut dibuktikan

dengan data yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah industri obat

tradisional dan fitofarmaka dari tahun ke tahun. Ditjen Bifarm dan Alkes (2011)

menyatakan jumlah Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri Kecil Obat

Tradisional (IKOT) yang terdaftar di Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2008

kurang lebih 1018 produsen dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 1 251

produsen.

Perkembangan industri jamu, obat herbal, fitofarmaka dan kosmetika

tradisional telah mendorong berkembangnya budidaya tumbuhan obat di

Indonesia. Namun, tidak dapat dipungkiri selama ini upaya penyediaan bahan

baku untuk industri obat tradisional sebagian besar berasal dari tumbuh-tumbuhan

yang tumbuh di alam liar atau dibudidayakan dalam skala kecil di lingkungan

sekitar rumah dengan kuantitas dan kualitas yang kurang memadai. Hasil

penelitian Purwandari (2001) menyebutkan bahwa 47,24% tumbuhan obat yang

digunakan sebagai bahan baku obat tradisional oleh berbagai industri obat

tradisional berasal dari hutan dan tumbuhan liar, sedangkan sisanya diperoleh dari

tumbuhan impor dan budidaya. Secara tidak langsung tentunya hal ini berdampak

pada meningkatnya kebutuhan terhadap tumbuhan obat.

(12)

2

data mengenai jenis-jenis simplisia yang diperdagangkan atau digunakan dalam

ramuan obat tradisional di Kota Padang.

Berdasarkan kondisi tersebut, inventarisasi jenis-jenis simplisia, khususnya

simplisia nabati dan produk obat tradisional yang diperdagangkan perlu dilakukan.

Hal ini mengingat pentingnya mendokumentasikan data tersebut untuk dijadikan

acuan dalam penentuan upaya pelestarian spesies tumbuhan obat yang digunakan

dan dapat mengetahui spesies-spesies yang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk

dikembangkan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi:

1.

Spesies tumbuhan obat dalam bentuk simplisia nabati yang diperdagangkan

di Kota Padang

2.

Produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kota Padang

3.

Asal pasokan dan harga jual simplisia nabati yang diperdagangkan di Kota

Padang

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, adalah:

1.

Dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis simplisia nabati yang

diperdagangkan di Kota Padang

2.

Dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis produk obat tradisional

yang diperdagangkan di Kota Padang

3.

Diharapkan menjadi acuan dalam menentukan strategi pelestarian dan upaya

budidaya spesies-spesies tumbuhan obat yang diperdagangkan dan

dimanfaatkan oleh industri obat tradisional, terutama yang tergolong dalam

spesies-spesies langka dan terancam punah

METODE

Waktu dan Lokasi

(13)

3

Gambar 1 P

eta lok

asi pe

(14)

4

Alat, Bahan dan Objek Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1.

Pengumpulan data: alat tulis, tally sheet, panduan wawancara, kertas label,

plastik bening

2.

Pembuatan herbarium (spesimen): alkohol 70%, benang, gunting, kertas

koran, kertas karton, alat tulis, kantong plastik bening (trash bag bening),

label dan sprayer

3.

Dokumentasi: kamera

4.

Pengolahan data: program Microsoft Office Excel 2007

5.

Dokumen atau pustaka yang terkait dengan penelitian

Objek penelitian adalah simplisia nabati dan produk obat tradisional yang

diperdagangkan di tiga pasar tradisional di Kota Padang, Sumatera Barat.

Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer meliputi informasi

mengenai simplisia nabati dan produk obat tradisional, dan data sekunder meliputi

kondisi umum Kota Padang, perkembangan pemanfaatan tumbuhan obat dan obat

tradisional di Kota Padang (Tabel 1).

Tabel 1 Jenis data dan metode pengambilan data

No. Data

Uraian

Metode

Lokasi

1 Kondisi

umum

lokasi

penelitian

a.

Letak dan luas

b.

Topografi

c.

Geologi dan tanah

d.

Iklim dan hidrologi

e.

Kondisi ekonomi, sosial

dan budaya masyarakat

Studi literatur BPS Sumatera

Barat

2 Simplisia a.

Spesies tumbuhan obat

b.

Bagian yang digunakan

c.

Jumlah pasokan

d.

Asal pasokan

e.

Harga jual

f.

Manfaat

g.

Penggunaan simplisia

Wawancara,

observasi,

pembuatan

herbarium,

Studi literatur

Pasar, Depkes,

Perguruan tinggi

3 Produk

obat

tradisonal

a.

Jenis produk

b.

Produsen

c.

Kegunaan

d.

Harga per satuan

produk

e.

Komposisi

f.

Penggunaan produk

obat tradisional

Wawancara,

observasi,

pengumpulan

sample, studi

literatur

(15)

5

Metode Pengambilan Data

Studi literatur

Studi literatur atau kajian pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data dan

informasi dengan bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan,

seperti buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan lain sebagainya (Mardalis

1989). Studi literatur dilakukan sebelum dan setelah penelitian dilaksanakan.

Kegiatan studi literatur sebelum penelitian dilakukan untuk memperoleh data dan

informasi mengenai kondisi umum lokasi penelitian. Sedangkan kajian pustaka

yang dilakukan setelah penelitian untuk verifikasi (cek silang) data yang diperoleh

di lapangan.

Survei lapang

Kegiatan survei lapang dilakukan untuk mengetahui lokasi pedagang

simplisia dan produk obat tradisional. Hal ini dilakukan karena tidak ada

informasi mengenai penyebaran pedagang simplisia dan produk obat tradisional di

Kota Padang.

Berdasarkan data dari Dinas Pasar Kota Padang, pada tahun 2012 tercatat 20

pasar yang dikelola oleh pemerintah dan non pemerintah (Lampiran 1). Pasar

tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian yaitu pasar Raya Padang, pasar

Siteba dan pasar Banda Buek. Pemilihan ketiga pasar ini disebabkan karena ketiga

pasar tersebut termasuk pasar tradisional besar di Kota Padang dengan transaksi

yang dilakukan setiap hari dan terdapat pedagang simplisia dan produk obat

tradional. Pasar Raya Padang merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Padang.

Lokasinya berada di pusat Kota Padang, tepatnya di Kecamatan Padang Barat.

Pasar Raya Padang juga merupakan salah satu sektor yang sangat berpengaruh

terhadap perekonomian Kota Padang karena pasar Raya Padang merupakan

gerbang utama perdagangan Sumatera Barat.

Pasar Banda Buek merupakan pasar tradisional yang berada di pinggir Kota

Padang tepatnya di Kecamatan Lubuk Kilangan, sedangkan pasar Siteba berada di

Kecamatan Nanggalo. Pada kedua pasar ini dapat dilihat transaksi terjadi setiap

hari.

Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan keterangan lisan melalui percakapan dengan orang atau responden

tentang topik tertentu (Salerno et al. 2005). Teknik wawancara yang dilakukan

dalam penelitian ini yaitu semi terstruktur. Menurut Mardalis (2004), penerapan

teknik wawancara semi terstruktur adalah dengan memberikan pilihan jawaban

pada beberapa pertanyaan namun juga terdapat pertanyaan yang tidak disediakan

pilihan jawaban sehingga dapat terlihat keragaman pendapat dalam menjawab

setiap pertanyaan atau diharapkan responden menjawab sesuai pengetahuan

mereka.

(16)

6

Pembuatan herbarium

Herbarium merupakan kumpulan spesimen yang telah diawetkan.

Herbarium biasanya berupa awetan dari bagian tumbuhan, seperti daun, bunga,

ranting, kuncup, buah atau bagian lainnya. Pembuatan herbarium bertujuan untuk

mempermudah proses identifikasi spesies tumbuahan yang belum teridentifikasi

di lapangan. Tahapan pembuatan herbarium antara lain (Hidayat 2009):

1.

Pengambilan bahan sampel untuk herbarium yang terdiri dari ranting

lengkap dengan daunnya, beserta bunga dan buahnya jika ada

2.

Spesimen tumbuhan yang dijadikan herbarium dipotong dengan panjang

sekitar ± 40 cm

3.

Sampel tersebut dimasukkan ke dalam kertas koran dengan memberikan

etiket yang berukuran 3 cm x 5 cm. Etiket berisi keterangan tentang nomor

koleksi, tanggal pengambilan spesimen, nama lokal, lokasi pengambilan

spesimen dan nama kolektor

4.

Lipatan kertas koran yang berisi spesimen ditumpuk menjadi satu dalam

kantong plastik bening berukuran 40x60 cm

5.

Tumpukan spesimen disiram dengan alkohol 70% hingga seluruh bagian

tumpukan tersiram rata, selanjutnya kantong plastik ditutup rapat agar cairan

alkohol tidak menguap

6.

Tumpukan herbarium dipress dalam sasak dan dioven dengan suhu 70ºC

selama 3 hari

7.

Herbarium kering yang lengkap dengan keterangan yang diperlukan

kemudian diidentifikasi oleh ahlinya di Herbarium Bogoriense Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mendapatkan nama ilmiah dan

famili

Pengumpulan contoh (sample) simplisia dan produk obat tradisional dari

masing-masing pedagang

Pengumpulan contoh simplisia dan produk obat tradisional diperlukan untuk

kepentingan dokumentasi dan verifikasi spesies yang digunakan. Pengambilan

contoh simplisia dilakukan pada simplisia kering, sedangkan pada simplisia segar

pengambilan contoh dilakukan dengan pembuatan herbarium. Selain itu,

pengambilan contoh juga dilakukan pada produk obat tradisional yang ditemukan.

Contoh simplisia dan produk obat tradisional didapatkan dari setiap

pedagang. Namun jika ada contoh yang sama, pengambilan contoh hanya

dilakukan pada satu pedagang.

Analisis Data

Persen habitus

Habitus merupakan penampakan luar dan sifat tumbuh suatu tumbuhan.

Persen habitus merupakan telaah tentang persentase habitus yang dimanfaatkan

terhadap habitus yang ada. Adapun habitus berbagai spesies tumbuhan menurut

Tjitrosoepomo (1988) adalah sebagai berikut:

(17)

7

2.

Perdu: merupakan tumbuhan berkayu yang tidak terlalu besar dan bercabang

dekat dengan permukaan tanah atau di dalam tanah

3.

Semak: merupakan tumbuhan berkayu yang mengelompok dengan anggota

yang sangat banyak membentuk rumpun, tumbuh pada permukaan tanah

dan tingginya dapat mencapai 1 m

4.

Herba: merupakan tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan berair

5.

Liana: merupakan tumbuhan berkayu, yang batangnya menjalar/memanjat

pada tumbuhan lain

6.

Epifit: merupakan tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain sebagai

tempat hidupnya

Persen habitus merupakan telaah tentang persentase habitus yang

dimanfaatkan terhadap habitus yang ada. Fakhrozi (2009) menyatakan persen

habitus dapat dihitung dengan rumus:

Persentase habitus tertentu ∑ spesies dari habitus tertentu∑ spesies %

Persen bagian yang digunakan

Perhitungan persen bagian yang digunakan untuk mengetahui persentase

setiap bagian tumbuhan yang dimanfaatkan. Bagian tumbuhan yang digunakan

meliputi daun, akar, buah, bunga, batang, kulit kayu, rimpang, umbi dan seluruh

bagian tumbuhan. Perhitungan dilakukan secara umum terhadap semua spesies

tumbuhan yang diperoleh dari wawancara, kemudian dianalisis berdasarkan

kelompok penggunaannya. Persen bagian yang digunakan diperoleh dengan

rumus (Fakhrozi 2009):

Persentase bagian yang digunakan ∑ bagian tertentu yang digunakan∑ spesies %

Persen asal pasokan

Persen status budidaya merupakan bentuk, analisis terhadap tumbuhan pada

saat ditemukan. Artinya spesies tersebut merupakan hasil budidaya atau liar.

Persentase status budidaya dihitung dengan rumus:

Persentase asal pasokan ∑ spesies sumber pasokan∑ spesies %

Pembagian penggunaan tumbuhan obat

(18)

8

Pengelompokan spesies terhadap ancaman kelangkaan

Menurut Ekosetio (2004), pendekatan proses melangkanya tumbuhan obat

akibat pemanenan dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu:

Kategori I

: Pemanenan tumbuhan obat yang mengakibatkan kematian pada

individu tumbuhan, karena yang dipanen adalah akar, batang,

rimpang, kulit dan semua bagian tumbuhan.

Kategori II : Pemanenan yang menghambat reproduksi dari suatu tumbuhan

obat karena bagian yang dipanen ialah biji, buah dan bunga.

Kategori

III

: Apabila dilakukan pemanenan yang berlebihan akan

menghambat regenerasi dan kematian tumbuhan karena yang

dipanen adalah daun atau getahnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kota Padang adalah ibukota Provinsi Sumatera Barat yang terletak di pantai

barat Pulau Sumatera dan berada

pada 0º44’ LS-01º08’ LS dan 100º05’

BT-100º34’ BT. Kota Padang berada di sebelah barat Bukit Barisan dan dengan garis

pantai sepanjang 68 126 km.

Luas

Kota Padang adalah 69 496 Ha atau setara

dengan 1,65 % dari luas Sumatera Barat. Kota Padang terdiri dari 11

kecamatan

dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Koto Tangah dengan luas mencapai

23 225 Ha.

Dari keseluruhan luas Kota Padang, sebagian besar atau 51,01 %

merupakan hutan yang dilindungi oleh pemerintah.

Sedangkan

5 108 Ha atau

7,35 % merupakan bangunan dan pekarangan (BPS 2009).

Kota Padang terletak pada ketinggian yang berkisar antara 0-1.853 mdpl.

Daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk Kilangan. Secara topografi Kota

Padang terbagi atas empat kategori, yaitu: (1) Dataran datar (lereng 0-2 %) seluas

15.489 Ha, (2) Dataran landai (lereng 2-15 %) seluas 5.028 Ha, (3) Dataran

bergelombang (lereng 15-40 %) seluas 14.212 Ha dan (4) Dataran terjal atau

perbukitan (lereng diatas 40 %) seluas 36.570 Ha.

Tingkat curah hujan Kota

Padang mencapai rata-rata 302,35 mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 17

hari per bulan pada tahun 2009. Suhu udaranya cukup tinggi yaitu antara 21,6º –

31,7ºC dengan kelembaban berkisar antara 78% – 85% (BPS 2009).

Karakteristik Responden

(19)

Waw

obat tradi

kelamin la

laki secar

perempuan

Kec

pencaharia

pedagang

tradisional

pemanfaat

perempuan

sebagai p

mereka be

Kelompok

Peng

diperdagan

nenek mo

menunjuk

tahun. Kom

Gam

41–50 tah

kelompok

kelompok

Gamba

wancara ya

isional pad

aki-laki leb

ra keseluru

n sebanyak

enderungan

an utama un

yang dike

l merupaka

tan tumbuh

n yang di

edagang, n

erdagang ka

k umur

getahuan te

ngkan suda

oyang atau

kkan kebera

mposisi res

Gambar 3

mbar 3 men

hun dengan

k umur lai

k umur 51 ta

Pere 3 31-4 1 41-50 tahun 44%

ar 2 Klasifik

ang dilakuk

da ketiga

ih banyak d

uhan berjum

8 orang (35

n ini terjad

ntuk pemen

enal paling

an responde

han obat jug

itemukan m

namun pada

arena alasan

entang pem

ah dilakukan

orang tua.

gaman umu

ponden ber

Klasifikasi

nunjukkan b

jumlah res

innya. Pers

ahun ke atas

empuan 35% 40 tahun 13% n

kasi respond

kan terhadap

pasar men

dibandingka

mlah 15 o

5%) (Gamb

di karena

nuhan kebut

g lama be

en yang me

ga berjenis

mengaku b

a saat-saat

n tertentu.

manfaatan tu

n sejak lama

Hal terseb

ur responde

rdasarkan ke

responden b

bahwa resp

sponden 10

sentasenya

s dengan jum

den berdasa

p 23 pedag

nunjukkan b

an perempu

orang (65%

ar 2).

berdagang

tuhan sehar

erdagang si

engetahui b

kelamin la

bahwa peke

tertentu m

umbuhan s

a. Pengetahu

ut terlihat

en, mulai da

elompok um

berdasarkan

ponden deng

0 orang (44

tidak terl

mlah respon

arkan jenis k

gang simpl

bahwa resp

uan. Jumlah

%) dan jum

merupakan

ri-hari. Selai

implisia da

banyak info

aki-laki. Ad

erjaan utam

ereka meng

ebagai oba

uan tersebu

dari hasil w

ari 23 tahun

mur tersaji p

n kelompok

gan kelomp

4%) lebih b

alu jauh b

nden 9 oran

Laki-laki 65% 21-30 tah 4% >51 ta 39%

kelamin.

lisia dan pr

ponden ber

h responden

mlah respo

n sumber

in itu, tiga o

an produk

ormasi men

dapun respo

manya buk

ggantikan s

at dan kemu

ut diturunkan

wawancara

n hingga us

pada Gamba

k umur.

pok umur a

banyak dari

berbeda de

ng (39%). Ju

(20)

10

ini m

lebih

obat

Ting

berva

mem

SD (

terha

deng

bany

meru

peng

peng

secar

S

sebag

Pada

simp

6). B

ungu

(Kala

(Phy

batan

serin

(Foe

puge

muti

menunjukkan

h muda. Ha

tradisional

gkat pendid

Tingkat p

ariasi. Seca

miliki latar b

35%) dan S

Gambar

Kondisi p

adap spesie

gan data yan

yak mengeta

upakan lulu

gatahuan re

galaman ber

ra langsung

Spesies Tum

Hasil waw

gai simplis

ang. Sebagi

plisia segar

Beberapa je

u (Graptop

anchoe lac

yllanthus n

ng (Physalis

ng ditemui a

eniculum vu

eh angin (U

ara (Malpig

n adanya tr

al ini terjad

merupakan

dikan

endidikan p

ara keselur

belakang pen

SMA (22%)

r 4 Klasifik

endidikan r

s-spesies b

ng menunju

ahui inform

usan SD. D

esponden

rdagang yan

dalam wak

mbuhan Ob

wancara, te

ia nabati y

ian besar s

(Gambar 5)

enis simplis

phyllum pic

ciniata), da

iruri), sun

s peruviana

antara lain:

lgare), seca

Usnea misam

ghia coccige

SMP 43%

ransfer ilmu

di karena k

n penerus da

pedagang si

ruhan seba

ndidikan SM

) (Gambar 4

kasi respond

responden t

erkhasiat o

ukkan bahw

asi tentang

Dalam hal i

mengenai

ng diturunka

ktu yang cuk

bat yang D

eridentifikas

yang diperd

simplisia y

) dan sebag

sia yang ser

ctum), gan

aun kacang

nguik kucia

a) dan siria

ampadu tan

ang (Caesalp

minensis), k

era) (Lampi

u pengetahu

kebanyakan

ari usaha ora

implisia da

agian besar

MP (43%),

4).

den berdasa

idak memp

obat yang d

a beberapa

pemanfaata

ini ditemuk

tumbuhan

an dari oran

kup lama.

imanfaatka

si 142 spe

agangkan d

yang diperd

giannya diju

ring dijual

ndarusa (G

g kayu (Ca

ang (Ortho

ah (Piper be

nah (Andro

lpinia sappa

kapulaga (A

iran 4).

S 2

uan kepada

pedagang

ang tua mer

n produk o

r responden

kemudian d

arkan tingka

engaruhi pe

diperdagang

responden

an tumbuha

kan bahwa

obat dan

ng tua dan m

an sebagai

sies tumbu

di tiga pasa

dagangkan

ual dalam be

dalam bent

Gendarusa

ajanus caja

osiphon ar

etle). Jenis

ographis pa

an), kayu pu

Amomum c

3 SMA

22%

kelompok u

simplisia d

reka sebelum

obat tradisio

n yang diw

diikuti deng

at pendidika

engetahuan

gkan. Hal in

yang diang

an obat dan

yang mem

n khasiatny

melibatkan

Simplisia N

uhan yang

ar tradision

dijual dala

entuk kering

tuk segar, y

vulgaris),

an), siduku

ristatus), la

simplisia k

niculata), a

utar (Helict

compactum)

SD 35%

umur yang

dan produk

mnya.

onal sangat

wawancara

gan lulusan

an.

responden

ni terbukti

ggap paling

khasiatnya

mpengaruhi

ya adalah

responden

Nabati

digunakan

nal di Kota

am bentuk

g (Gambar

yaitu daun

si dingin

uang anak

atuik-latuik

ering yang

adas manih

teres isora),

) dan daun

(21)

Spes

famili. Fa

digunakan

famili Zin

khusus, se

itu spesie

diperdagan

obatan, se

setiap tah

berasal da

Perd

digunakan

utama dal

paling ban

officinale)

lawak (Cu

sies yang d

amili Zingib

n sebagai si

ngiberaceae

ehingga ban

es dari fam

ngkan. Berd

eperti jahe,

hunnya. Ha

ari famili Zin

dagangan sp

n untuk kep

lam masaka

nyak diperd

), bangle (Z

urcuma xant

Gam

Gam

ditemukan d

beraceae m

mplisia yai

relatif mud

nyak dibudi

mili Zingib

dasarkan da

kunyit, lao

al ini menu

ngiberaceae

pesies dari

pentingan p

an yang di

dagangkan y

Zingiber pur

thorrhiza).

mbar 5 Simp

mbar 6 Simpl

dengan juml

merupakan f

tu sebanyak

dah tumbuh

idayakan ol

beraceae ju

ata BPS 201

os dan kenc

unjukkan b

e berperan d

famili Zing

engobatan,

ikenal deng

yaitu kunyit

rpureum), k

plisia segar.

lisia kering.

lah 142 spe

famili deng

k 12 spesie

h dan tidak

leh masyara

uga sebagai

10 dan 201

cur, secara

bahwa cuku

dalam produ

giberaceae d

tetapi juga

gan “Masak

t (Curcuma

kencur (Kae

.

esies tersebu

gan spesies

s (Gambar

k membutuh

akat (Rahay

i komodita

1, produksi

nasional r

up banyak

uksi obat tra

di Kota Pad

a digunakan

kan Padang

a domestica

empferia ga

ut terdiri da

terbanyak

7). Spesies

hkan peraw

yu 2012). S

as yang ba

tumbuhan

elatif menin

(22)

12

berda

dikel

N

ii

Gam

Tumbuaha

asarkan

h

lompokkan

No. Habi

1 Poho

2 Perd

3 Lian

4 Sem

5 Herb

6 Epifi

Jum

Lain-lain A L A Eu Zi

Fam

il

i

mbar 7 Klasi

an obat yan

habitusnya.

dalam 6 ke

Tabel 2 K

itus

on

du

na

mak

ba

fit

mlah

n (40 Famili) Apocynaceae Lauraceae Loranthaceae Malvaceae Myrtaceae Arecaceae Rubiaceae Acanthaceae Lamiaceae Piperaceae Poaceae Rutaceae Asteraceae uphorbiaceae Fabaceae ingiberaceae

ifikasi spesi

ng dijual da

Berdasa

elompok hab

Klasifikasi s

0 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 6 7 8 9

Jum

ies tumbuha

alam bentu

arkan hab

bitus (Tabel

spesies berd

Jumlah (spe

46

30

8

8

45

5

142

20 11 12

mlah spesie

an berdasark

k simplisia

bitusnya,

l 2).

dasarkan hab

esies)

40

es

kan famili.

(23)

Spes

spesies de

yang diper

(Annona

paniculatu

putiah (Me

Hab

herba me

diperdagan

(Gynura p

(Coleus s

domestica

Mas

berbeda-b

untuk pen

kandungan

juga mem

digunakan

buah (fruc

(cortex), b

minyak (o

Ga

Bagian yang

digunakan

sies dengan

engan habitu

rdagangkan

muricata),

us), kedawu

Melaleuca leu

bitus lain ya

emiliki jum

ngkan. Beb

pseudochin

scutellarioid

a), cakua (K

Bag

sing-masing

eda, namun

nyakit yang

n yang ber

mpengaruhi

n, simplisia

ctus), herba

biji (semen)

oleum), kayu

ambar 8 Kl

Miny Kay Um Kulit bu B Rimpan Kulit batan Bun Batang/rantin Her Ak Bu Dau

n habitus p

us pohon be

n. Beberapa

pulai (Als

ung (Parkia

ucadendron

ang juga m

mlah 42 s

berapa conto

a), katang

des), asam

Kaempferia g

gian-Bagia

g bagian tum

n beberapa

sama. Hal

rbeda. Perb

penamaan

a yang dipe

a (herba),

, rimpang (r

u (lignum) (

lasifikasi sp

0 yak yu mbi uah Biji ng ng nga ng rba kar uah un 1 1 2 4

pohon palin

erjumlah 46

contoh spe

stonia scho

roxburgii),

n) dan cengk

mendominas

spesies ata

oh spesies y

babi (Ade

m batang (H

galanga) da

an Tumbuh

mbuhan ob

bagian spe

ini dikarena

bedaan bagi

simplisia

erdagangkan

bunga (flos

rhizoma), k

(Gambar 8)

pesies berda

20 4 13 13 14 17 17 22 27 27

Ju

ng banyak

6 spesies at

esies dengan

olaris), bali

, madang bu

keh (Syzygiu

i yaitu herb

au 30% d

yang berhab

enostemma

Hibiscus ra

an kunik bol

han yang Di

at tidak jar

esies tumbu

akan setiap

ian yang di

itu sendiri.

n berupa d

s), batang/r

kulit buah (p

.

asarkan bagi

40 60

umlah speie

digunakan.

au 32% dar

n habitus po

iak-baliak

ulu (Litsea u

um aromati

ba. Spesies

dari jumlah

bitus herba y

laevenia),

adiatus), k

lay (Zingibe

igunakan

rang memil

uhan juga d

bagian tum

igunakan s

Berdasark

daun (folium

ranting (cau

pericarpium

ian yang dig

0 80

es

Terlihat b

ri jumlah sp

ohon yaitu s

angin (Ma

umbellata),

icum).

s dengan ha

h spesies

yaitu tapak

piladang m

kunik (Cur

er purpureu

liki khasiat

dapat digun

mbuhan mem

ebagai sim

kan bagian

m), akar (ra

ulis), kulit

m), umbi (bu

(24)

14

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa daun merupakan bagian

tumbuhan obat yang paling banyak digunakan dengan jumlah 92 spesies dari 142

spesies yang ditemukan. Beberapa contoh spesies tumbuhan yang dijadikan

simplisia daun yaitu sirsak (Annona muricata), aren (Arenga pinnata), jarak pagar

(Jatropha curcas), daun inai (Lawsonia inermis), daun baru (Hibiscus tiliaceus),

daun siriah (Piper betle L.) dan daun si cerek (Clausena excavata).

Banyaknya bagian daun yang dimanfaatkan dapat dimengerti bahwa bagian

daun merupakan bagian tanaman yang paling mudah didapat dibandingkan bagian

lain dari tanaman. Dilihat dari segi konservasi, hal ini juga tidak mengkhawatirkan.

Menurut Ekosetio (2004), pendekatan proses melangkanya tumbuhan akibat

pemanenan dibagi menjadi 3, salah satunya diakibatkan oleh pemanenan daun

yang tergolong dalam kelompok ketiga atau kelompok dengan potensi terendah

memicu melangkanya tumbuhan obat akibat pemanenan. Hal ini disebabkan

karena pemanfaatan daun tidak akan memberikan pengaruh yang tinggi terhadap

kelangsungan tumbuhan tersebut.

Mendominasinya pemanfaatan daun, secara tidak langsung menandakan

bahwa pemanfaatan tumbuhan obat yang diturunkan dari nenek moyang

masyarakat Kota Padang telah memperhatikan nilai-nilai konservasi. Menurut

Fakhrozi (2009) daun memiliki regenerasi yang tinggi untuk kembali bertunas dan

tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan suatu spesies

tumbuhan. Meskipun demikian pemanfaatannya juga harus diperhatikan, karena

pemanfaatan yang berlebihan akan menghambat regenerasi dan memicu kematian

pada tumbuhan.

Kegunaan Simplisia

Masing-masing tumbuhan memiliki khasiat yang berbeda-beda. Akan tetapi

tidak jarang ditemukan beberapa spesies tumbuhan dapat digunakan untuk

mengobati penyakit yang sama atau beberapa penyakit dapat diobati dengan

spesies tumbuhan yang sama. Simplisia nabati yang merupakan bagian dari

tumbuhan obat tentunya memiliki berbagai macam khasiat. Dari simplisia yang

diperdagangkan diketahui memiliki khasiat untuk mengobati 29 kelompok

penyakit seperti yang tercantum pada Gambar 9.

(25)

Gam

Bany

pencernaa

penyakit

pencernaa

meningkat

dalam org

membantu

enzim pen

Pe

Kelompok penggunaan

mbar 9 Kla

yaknya jen

an kemungk

pencernaan

an dapat

tnya asam

gan pencerna

u menetralk

ncernaan ter

Kelu Perawatan Penyakit G Gangg Pe Perawatan erawatan Keh Pen Penyakit Penyakit Sak Penyak

sifikasi spe

nis simplisia

kinan kare

n yang tida

ditimbulka

lambung a

aan. Pada tu

kan asam

rsebut pada

uarga Berenca Penyakit Penyaki Penyakit n Organ Tubuh

L Penya Gangguan Ura guan Peredara enyakit Kanke Penawa Penya Penyakit D Penyakit n Rambut, Muk

Penyak Penyakit amilan dan Pe Penyakit Penyak Pengobat T nyakit Khusus t Otot Dan Pe t Saluran Pem kit Kepala dan Pernafas

Penya kit Saluran Pen

sies berdasa

a yang dap

ena jenis-je

ak spesifik.

an oleh k

atau produk

umbuhan ob

lambung a

keadaan no

0 ana (KB) t Telinga it Tulang t Malaria h Wanita Lain-lain akit Mata at Syaraf an Darah er/Tumor ar Racun akit Gigi Diabetes Kelamin ka, Kulit kit Ginjal t Kuning ersalinan t Jantung kit Mulut tan Luka Tonikum s Wanita ersendian mbuangan n Demam san/THT akit Kulit ncernaan

Jumlah

arkan kelom

at digunaka

enis tersebu

. Menurut

ketidakseim

ksi enzim p

bat, zat-zat

atau menge

ormal.

1 2 2 5 6 7 7 8 9 12 13 13 16 16 16 17 17 18 23 24 27 3

spesies

mpok pengg

an untuk g

ut memilik

Ekosetio (

mbangan k

pencernaan

kimia seper

mbalikan p

50 7 31 33 43 49 52 54 59

gunaannya.

angguan sa

ki khasiat u

(26)

16

Sum

tumb

simp

Seda

dibud

tumb

(Blum

(Flac

putia

kebe

mula

sehin

ini te

Statu

terten

tumb

pema

Dala

yang

diseb

liar d

yang

dan s

mem

meng

Peng

akiba

didap

obat

mber simplis

Simplisia

buhannya di

Gambar

Berdasark

plisia didap

angkan 40%

didayakan

buhan obat

mea Balsa

courtia iner

ah (Melaleu

Banyakny

radaannya

ai sulit did

ngga untuk

entunya san

us kelangk

Menurut E

ntu, teruta

buhan baik

anenan buah

am kondisi

g berlipat g

babkan oleh

dan kalah b

g dilakukan

setelah bebe

Menurut

mpengaruhi

gakibatkan

gelompokan

atnya terhad

patkan seca

akibat pem

sia

yang dipe

ikelompokk

r 10 Klasifi

kan Gambar

patkan dari

% lainnya

di pekaran

yang tum

amifera), b

rmis), nilam

ca leucaden

ya spesies tu

di alam. M

dapatkan d

mendapatk

gat berpeng

aan

Ekosetio (20

ama untuk

secara fisi

h dan biji d

pohon-poh

ganda pada

h persingan

bersaing den

manusia d

erapa waktu

Zuhud (19

kelestarian

kematian, m

n tumbuhan

dap keterse

ara liar. Be

manenan me

liar 60%

Status Si

erdagangkan

kan menjadi

ikasi spesie

r 10 di atas

tumbuhan

didapatkan

ngan atau d

mbuh secara

balik-baliak

m (Pogostem

ndron) dan

umbuhan lia

Menurut pe

i hutan at

annya para

garuh terhad

004), pema

pengobata

ik maupun

dapat menye

hon dalam h

tahap bert

n dalam me

ngan spesie

dapat semak

u dapat men

994), damp

n tumbuhan

menghamba

n obat ber

ediaannya d

erdasarkan p

nurut Ekos

mplisia Na

n menurut

i 2, yaitu lia

s berdasark

s dapat dilih

obat yang

n dari tum

di hutan ra

a liar yaitu

k angin (

mon cablin)

pulai (Alsto

ar yang dim

dagang, be

au pun di

pedangan h

dap penentu

anenan bagi

an tentuny

ekologi. Pe

ebabkan per

hutan tropi

tunas dan p

emperoleh

es lain. Keg

kin mengur

nyebabkan p

ak dari pe

n obat ters

at regeneras

rdasarkan b

di alam han

pendekatan

etio (2004)

abati

sumber pe

ar dan budid

kan sumber p

hat bahwa s

g tumbuh

mbuhan yan

akyat. Beb

u aren (Ar

(Mallotus p

), baru (Hib

onia scholar

manfaatkan,

eberapa jen

pekaranga

harus masuk

uan harga ju

ian tumbuh

ya memilik

eters (1994

rubahan dal

s mengalam

pertumbuha

cahaya, pem

giatan pemu

rangi jumlah

perubahan u

emanenan t

sebut jika

si dan meng

bagian yan

nya dilakuk

n proses me

, maka dari

bu 4

engambilan

daya (Gamb

perolehanny

sebagian be

secara liar

ng sengaja

erapa conto

renga pinn

paniculatus

biscus tiliac

ris).

sangat mem

is tumbuha

an-pekarang

k ke dalam

ual.

han untuk su

ki dampak

4) menyatak

lam struktu

mi kesulitan

an semai, y

mangsaan o

ungutan bua

h permudaa

ukuran kelas

tumbuhan o

pemanenan

gganggu sik

ng dimanfa

kan pada sp

elangkanya

i 85 spesies

(27)

liar yang

tergolong

Gamba

Men

memiliki

ancaman k

obat yang

obat terse

Ekosetio (

yang term

Hal ini te

baku pabr

Menurut

pulosari (A

dilakukan

besar-besa

industri o

maka kele

Nila

untuk men

alam secar

Jika hal in

pasokan t

berdampak

Perd

waktu yan

orang tua

bahan bak

Beberapa

dari kon

perdagang

dimanfaatk

dalam kate

ar 11 Kateg

nurut Purw

nilai penti

kelangkaan

tumbuh sec

ebut sangat

(2004), sela

masuk dalam

erjadi karen

rik obat tra

Widiastuti

Alyxia rein

dari alam.

aran belum

obat tradisio

estarian tum

ai ekonomi

ndorong ma

ra tidak terk

ni terjadi dik

tumbuhan o

k langsung

dagangan s

ng cukup la

mereka seb

ku dari huta

spesies tum

nsumen. B

gan simplisi

Katego 8% Kate 2

kan didapa

gori II dan 2

gori proses m

andari (200

ing yang d

. Nilai pent

cara liar san

t tergantun

ain memilik

m kategori l

na spesies-sp

disional, sa

et al. (19

wardtii), ak

. Menurut E

pernah dila

onal terus m

mbuhan ini ti

yang tingg

asyarakat se

kendali dan

khawatirkan

obat terseb

terhadap ke

Per

implisia na

ama. Sebagi

belumnya. P

an dengan c

mbuhan yang

Berdasarkan

ia nabati di

ori II % egori III 27%

atkan 65%

27% tergolo

melangkany

01) dan Ek

ditinjau da

ing terhada

ngat penting

ng pada ala

ki nilai kelan

langka juga

pesies terse

alah satunya

996), hampi

kan tetapi p

Ekosetio (2

akukan, sed

meningkat.

idak dapat d

gi tentunya

ekitar hutan

n melampau

n akan meng

but sebagai

elangsungan

rdagangan

abati di Ko

ian besar pe

Pedagang s

cara dicari

g susah did

hasil pe

Kota Padan

digolongk

ong dalam k

ya tumbuhan

kosetio (20

ari nilai ek

ap ancaman

g artinya kar

am dalam

ngkaan yan

a memiliki

ebut banyak

a adalah pu

ir setiap p

pemanenan

2004), pemb

dangkan ke

Tanpa pem

dijamin.

merupakan

n melakukan

i batas kem

gancam kel

bahan bak

n produksi o

Simplisia

ota Padang

edagang me

implisia na

sendiri atau

dapatkan aka

enelitian d

ng (Gambar

kan dalam

kategori III

n obat akiba

04), setiap

konomi dan

kelangkaan

rena keterse

menyediak

g tinggi, be

nilai ekono

k digunakan

ulosari (Alyx

produk jamu

simplisia in

budidayaan

butuhan ak

mbudidayaa

n potensi ya

n pemanena

mampuan reg

lestarian per

ku industri

obat tradisio

g telah ber

erupakan pe

abati umumn

u didapatka

an dipasok j

didapatkan

12).

Kategori I 65%

kategori I

(Gambar 1

at pemanen

tumbuhan

n nilai terh

n pada tumb

ediaan tumb

kannya. Me

eberapa sim

omi yang ti

n sebagai b

xia reinwar

mu menggun

ni masih ba

n pulosari s

kan pulosari

an yang int

ang cukup

an langsung

generasi di

rsediaan ma

i yang akh

onal.

rlangsung d

enerus dari u

(28)

18

Gambar 12 Skema alur pemasaran simplisia nabati di Kota Padang.

Saluran distribusi tumbuhan obat yang diperdagangkan dalam bentuk

simplisia nabati pada tingkat pengepul hingga konsumen secara rinci adalah

sebagai berikut:

1.

Tumbuhan liar/budidaya – pedagang lokal – konsumen

2.

Tumbuhan liar/budidaya – pedagang lokal – pedagang racikan – konsumen

3.

Tumbuahn liar/budidaya – pengepul – pedagang lokal – konsumen

4.

Tumbuhan liar/budidaya – pengepul - pedagang lokal – pedagang racikan –

konsumen

5.

Tumbuhan budidaya – pengepul - pedagang grosir – konsumen

6.

Tumbuhan budidaya – pengepul - pedagang grosir – pedagang racikan –

konsumen

7.

Tumbuhan budidaya – pengepul - pedagang grosir – pedagang lokal –

konsumen

8.

Tumbuhan budidaya – pengepul - pedagang grosir – pedagang lokal -

pedagang racikan – konsumen

Perdagangan spesies tumbuhan liar dan tumbuhan yang dibudidayakan

dalam jumlah kecil memiliki alur distribusi yang relatif singkat. Hal ini terjadi

karena sebagian besar pedagang mengumpulkan atau mencari sendiri spesies

tumbuhan obat yang akan diperdagangkan. Saat ini, setiap pedagang pada saluran

distribusi tersebut bekerja sendiri-sendiri tanpa adanya koordinasi dalam

penetapan harga jual. Walaupun faktor eksternal tumbuhan seperti tingkat

kelangkaan simplisia nabati dapat mempengaruhi penetapan harga, namun hal

tersebut bukanlah dasar utama yang digunakan oleh pedagang dalam penetapan

harga. Hal ini membuat simplisia yang sama dengan jumlah yang sama namun

dijual dengan harga yang berbeda. Kondisi tersebut tentunya mengakibatkan

persaingan yang tidak sehat antar pedagang.

Pedagang Racikan Konsumen

Pedagang Lokal Pengepul

Pedagang Grosir

(29)

19

Hasil penelitian menunjukkan harga jual tumbuhan obat yang diperoleh dari

tumbuhan liar berkisar antara Rp2 000 hingga Rp5 000 per ikat. Harga ini

tergantung pada ukuran ikatannya dan ketersediaannya di alam. Beberapa spesies

tumbuhan liar yang paling banyak diperdagangkan yaitu ampadu tanah

(Andrographis paniculata), si dukuang anak (Phyllanthus niruri), latuik-latuik

batang (Physalis peruviana) dan kacang kayu (Cajanus cajan).

Berbeda halnya dengan spesies tumbuhan liar, simplisia yang didapatkan

dari hasil budidaya memiliki harga yang relatif stabil. Hal ini disebabkan karena

spesies yang dibudidayakan merupakan spesies yang digunakan untuk kebutuhan

sehari-hari dan merupakan komoditas utama dalam pengembangan tumbuhan obat.

Beberapa tumbuhan obat budidaya yang memiliki harga cukup stabil di pasaran

yaitu, adas (Foeniculum vulgare), pulasari (Alyxia reinwardtii), secang

(Caesalpinia sappan), dama (Aleurites moluccana), kedawung (Parkia roxburgii),

cengkeh (Syzygium aromaticum), simpayang (Scaphium macropodum) dan

beberapa spesies dari famili Zingiberaceae lainnya.

Spesies yang paling banyak diminati pembeli adalah temulawak (Zingiber

aromaticum), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma domestica) dan temu

kunci (Boesenbergia rutunda). Hal ini dilihat dari jual beli setiap bulannya yang

menunjukkan bahwa setiap pedagang dapat menjual spesies-spesies tersebut

sekitar 150 kg hingga 500 kg per bulan dengan harga antara Rp18 000 hingga

Rp30 000 per kg. Sebagian besar spesies-spesies ini dibeli oleh peracik jamu

tradisional yang dikenal dengan istilah jamu gendong. Selain itu, banyaknya

permintaan terhadap spesies-spesies ini juga disebabkan oleh penggunaannya

yang tidak hanya digunakan sebagai bahan baku jamu, tetapi juga digunakan

sebagai bumbu dapur utama bagi masyarakat minang.

Produk Obat Tradisional

Produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kota Padang sebagian

besar berasal dari Pulau Jawa. Hingga saat ini belum ada industri obat tradisional

yang terdaftar secara resmi di Dinas Kesehatan Kota Padang. Hal ini dibuktikan

dengan hasil survei di lokasi penelitian yang hanya menemukan 5 macam obat

tradisional yang diperdagangkan.

Obat tradisional tersebut merupakan hasil

racikan pedagang yang belum terdaftar dan tidak memiliki standar tertentu dalam

penentuan kualitas. Menurut PERMENKES RI No. 006 tahun 2012, yang

dimaksud dengan obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran

dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan,

dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

(30)
[image:30.595.42.487.53.842.2]

20

Tabel 3 Produk obat tradisional yang diperdagangkan

No.

Produk

Kegunaan

Tumbuhan Obat yang Digunakan

1 Minyak

gosok

Keseleo, kesemutan,

bengkak, digigit

serangga

Cengkeh, pala, jahe, jaringau,

bolay, kayu putiah, kayu angin,

sarai harum

2 Badak

bareh

kuniang

Gatal-gatal, jerawat,

biang keringat, iritasi

kulit

Daun kacang kayu, daun aren, daun

kunyit, daun baliak-balik angin,

beras, ampu kunik, adas manih

3 Simpayang Sariawan,

panas

dalam

Kayu secang, selasih, tempayang,

gula batu

4 Badak

bareh putiah

Jerawat, perawatan

wajah

Tepung beras, air mawar

5 Minyak

uruik

Keseleo, bengkak,

darah membeku,

sakit persendian

Kayu putiah, kayu angin, kunyit,

sarai, ruku-ruku, daun baru, air

kelapa

Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa jenis bahan baku yang digunakan

pada setiap ramuan obat tradisional berbeda-beda menurut khasiat dan peraciknya.

Hal tersebut terlihat pada beberapa produk obat tradisional yang memiliki bentuk

sama namun dengan racikan yang berbeda. Menurut kegunaannya obat tradisional

yang diperdagangkan umumnya ditujukan untuk menjaga kesehatan dan

pengobatan penyakit ringan yang umum dialami masyarakat. Obat tradisional

yang paling banyak ditemui adalah badak bareh (bedak dingin) dan simpayang

(tempayang). Pemakaian bahan baku simplisia berbeda untuk tiap kegunaan dan

peracik.

Menurut Hartini dan Purwantoro (1996), perbedaan dalam ramuan untuk

pengobatan suatu jenis penyakit maupun jenis tumbuhan yang digunakan sebagai

bahan baku dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

1.

Faktor keturunan, dalam satu garis keturunan biasanya bahan dan jenis

ramuan dipergunakan sama. Hal ini disebabkan karena keterangan yang

diperoleh dari leluhurnya akan tetap dipegang teguh dan tidak pernah

berusaha untuk menanyakan cara lain kepada orang yang jauh hubungan

kekerabatannya

2.

Tingkat pengetahuan, orang yang pernah mengikuti kegiatan penataran atau

pembinaan mengenai tumbuhan obat dan tanaman berkhasiat obat tentunya

memiliki lebih banyak pengetahuan lebih dibandingkan dengan masyarakat

yang hanya berbekal pada pengetahuan yang didapat secara turun-temurun.

3.

Ketersediaan bahan baku

4.

Keadaan ekonomi

(31)
[image:31.595.105.507.73.811.2]

21

Tabel 4 Komposisi produk jamu yang diperdagangkan di Kota Padang

No

Nama

Produk

Komposisi Simplisia

1

Anak

sehat

Curcumae Rhizoma, Curcumae aeruginosae Rhizoma,

Zingiberis Rhizoma, Glycirrhizae Radix, Daucus carota

(Betakaroten), Imperatae cylindrical, Sukrose, Honey Powder,

Ekstrak Coklat

2

sakit

pinggang

Orthosiphonis Folium, Plantaginis Folium, Imperatae Rhizoma,

Simploci Cortex, lain-lain (Phyllanthi Herba, Blumeae Folium,

Malaleucae Fructus)

3

Beras

kencur

Oryza sativa, Kaempferia Rhizoma, Burmannii Lignum,

lain-lain (Gula, gula kelapa)

4

Tolak

angin

Oryza sativa, Foeniculli Fructus, Isorae Fructus, Caryophylli

Folium, lain-lain (Zingiberis Rhizoma, Menthae arvensitis

Herba, Myristicae Semen).

5

Pegal linu

Melaleucae Fructus, Retrofracti Fructus, Zingiberis aromaticae

Rhizoma, Languatis Rhizoma, lain-lain (Cyperi Rhizoma,

Curcumae Rhizoma, Kaempferia Rhizoma)

6

Kuku

Bima

Eurycomae Radix, Kaempferiae Rhizoma, Zingiberis Rhizoma,

Phyllanthi Herba, lain-lain (Languatis Rhizoma, Piperis nigri

Fructus, Pimpinellae Radix)

7

Jamu

Bersalin

Alyxiae Cortex, Parameriae Cortex, Litseae odoriferae Folium,

Kaempferiae Rhizoma, Zingiberis aromaticae Rhizoma

8

Tujuh

Angin

Zingiberis Rhizoma, Curcumae Rhizoma, Zingiberis

aromaticae Rhizoma, Languatis Rhizoma, lain-lain

(Kaempferiae Rhizoma, Retrofracti Fructus, Cubebae Fructus,

Imperatae Rhizoma)

9

Galian

Parem

Curcumae Rhizoma, Litsea odorifera Folium, Kaempferiae

Rhizoma, Zingiberis aromaticae Rhizoma, Phyllanthi Herba

10 Resikda

Curcumae Rhizoma, Orthosiphonis Folim, Ligustrinae Lignum,

Phyllanthi Herba, lain-lain (Alstoniae Cortex, Tinosporae

Caulis, Andrographidis Herba)

11 Sesak

Nafas

Foeniculli Fructus, Zingiberis aromaticae Rhizoma, Zingiberis

Rhizoma, Thymi Herba, Caryophylli Folium, lain-lain

12 Galian

Montok

Curcumae Rhizoma, Caricae Folium, Centellae Herba,

Messuae Flos, Retrofracti Fructus, lain-lain (Zingiberis

aromaticae Rhizoma, Parameriae Cortex, Coriandri Fructus)

13 Sehat

Wanita

Melaleucae Fructus, Curcumae Rhizoma, Kaempferiae

Rhizoma, lain-lain (Equiseti Herba, Usneae Thallus, Zingiberis

Rhizoma)

14 Tangkur

Buaya

Tribulus terrestrris Radix Ekstrak, Hippocampus Powder,

Muiara puama, Panax ginseng, Eurycamae Radix, Piper

retrofracti Fructus

15 Tangkur

Putih

Hippocampus powder, Alstoniae Cortex, Zingiberis Rhizoma,

Zingiberis Littoralis Rhizoma, Capsicum Annum Fructus,

Baeckeae Folium, Piperis Nigri Fructus, Talinum Paniculatum

gaerts

(32)
[image:32.595.84.483.396.752.2]

22

jamu

Indon

juml

peng

rhizo

lemp

seper

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

2

Hasil surv

u di Indone

nesia denga

ah semua pr

Gambar 13

Secara ke

ggunaan terb

oma), kuny

puyang wan

rti cabe jaw

Tabe

o. Nama

S

Zingibe

Curcum

Retrofra

Kaempf

Zingibe

Phyllan

Piperis

Alyxiae

Langua

0 Panax

r

Orthosi

2 Centella

3 Foenicu

4 Imperat

5 Parame

6 Coriand

7 Malaleu

8 65

lainn

25%

13%

vei pada lok

esia. Produk

an jumlah 2

roduk obat

Industri pro

eseluruhan d

banyak pad

yit (Curcum

ngi (Zingiber

wa dan meni

el 5 Jenis si

Simplisia

eris rhizoma

mae rhizoma

acti fructus

feriae rhizo

eris aromati

nthi herba

nigri fructu

e cortex

atis rhizoma

radix

iphonis foliu

ae herba

ulli fructus

ta rhizoma

eriae cortex

dri fructus

ucae fructus

nya

Jumlah

6

kasi peneliti

k terbanyak

22 jenis prod

tradisional

oduksi jamu

ditemukan

da famili Z

mae rhizom

ris aromatic

ran (Tabel 5

mplisia yan

a

a

oma

cae rhizoma

us

a

um

s

6% 6%

ian, ditemuk

k berasal d

duk obat tra

yang ditem

u yang dipe

82 jenis si

Zingiberacea

ma), kencu

cae rhizoma

5).

ng digunaka

Jumlah

(

a

42% 2% 2% 2% 2%

kan 53 jeni

ari PT Sido

adisional ata

mukan (Gam

erdagangkan

implisia yan

ae yaitu be

ur (Kaempf

a), serta beb

an dalam pro

h Pengguna

(Orang)

22

21

16

15

12

11

9

8

8

8

7

6

6

6

6

5

5

113

284

PT. Sido Gujati 5 Sabdo P PT. Putr PT. Air P.J. Bint PT. Eka Aroma D Binari H

is jamu dari

o Muncul

au sebesar 4

mbar 13).

n di Kota Pa

ng digunak

erupa jahe (

feriae rhiz

berapa spes

oduk jamu

aan Per

4

4

3

2

2

2

o Muncul 9 Utama Palon ro Kinasih Mancur tang Mas a Mukti Perkas

Dasamuka Herbal Merket

(33)

23

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat penggunaan tumbuhan obat yang

berasal famili Zingiberaceae juga mendominasi dalam industri jamu. Hal yang

sama juga terlihat pada penjualan simplisia yang terdapat di Kota Padang. Dari

hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa sebagian besar spesies tumbuhan dari

famili Zingiberaceae memiliki peran penting dalam pengobatan tradisional karena

banyak digunakan dan memiliki khasiat untuk berbagai penggunaan.

Pelestarian Tumbuhan Obat sebagai Bahan Baku Simplisia dan Obat

Tradisional

Banyaknya jenis simplisia dari tumbuhan liar yang diperdagangkan tentunya

dapat mengancam kelestarian tumbuhan obat itu sendiri. Untuk itu pemanfaatan

tumbuhan obat yang tumbuh secara liar harus diiringi dengan upaya pelestarian

mengingat ketersediaannya tergantung pada kemampuan alam untuk menyediakan.

Sebagian besar simplisia yang diperdagangkan di Kota Padang berasal dari

tumbuhan obat yang tumbuh secara liar di hutan dan keberadaan beberapa spesies

diantaranya mulai terancam. Selain keberadaan tumbuhan obat di alam, bagian

tumbuhan yang dimanfaatkan juga menjadi faktor yang dapat mengancam

keberadaan tumbuhan obat itu sendiri. Seperti halnya hasil penelitian ini,

berdasarkan pendekatan proses melangkanya tumbuhan obat akibat pemanenan,

simplisia yang diperdagangkan di Kota Padang sebagian besar tergolong dalam

kategori I, dimana pemanenan ini dapat mengakibatkan kematian pada individu

tumbuhan.

Banyak faktor-faktor lainnya yang dapat mengancam keberadaan tumbuhan

obat. Hasil penelitian Hidayat (2006) diacu dalam Rahayu (2012) beberapa sebab

kelangkaan tumbuhan obat di alam antara lain: (1) Penebangan liar, (2)

Diversifikasi lahan, (3) Pemanenan langsung, (4) Pemakaian bagian tertentu

tumbuhan secara berlebihan, (5) Populasi hidup mengelompok, (6) Pemanfaatan

tumbuhan multiguna, (7) Sedikit menghasilkan anakan, (8) Struktur populasi tidak

seimbang dan (9) Bencana alam. Meelis et al. (2004) diacu dalam Hidayat (2011)

menyatakan bahwa penyebab kelangkaan tumbuhan obat dapat diklasifikasikan

dalam dua kategori, yaitu kelangkaan secara alami dan kelangkaan yang

diakibatkan oleh aktivitas manusia yang tidak sesuai dengan kaidah

ekologi/lingkungan. Sedangkan dari hasil penelitian ini dapat disebutkan

faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi ancaman kelangkaan tumbuhan obat

tersebut antara lain:

1.

Kegunaan tumbuhan obat. Tumbuhan obat dengan frekuensi pemakaian

yang tinggi dan memiliki banyak khasiat tentunya akan meningkatkan

permintaan pasar. Hal ini akan merangsang pemanenan tumbuhan secara

berlebihan untuk memenuhi permintaan tumbuhan obat tersebut

(34)

24

3.

Nilai ekonomi. Nilai ekonomi yang tinggi memiliki potensi yang cukup

besar untuk mendorong masyarakat sekitar hutan melakukan pemanenan

langsung dari alam secara berlebihan. Hal ini merupakan faktor yang cukup

berperan dalam kelestarian tumbuhan obat di alam

Upaya pelestarian tumbuhan obat di Kota Padang untuk spesies-spesies

tertentu perlu dilakukan. Hal ini untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku

simplisia dan produk obat tradisional di pasaran. Untuk mengurangi tingkat

ancaman dan kelangkaan tumbuhan obat guna menjaga ketersediaan dan

kelestarian spesies-spesies tumbuhan obat di alam, salah satunya ialah dengan

melakukan kegiatan budidaya. Roemantyo (1996) diacu dalam Ekosetio (2004)

mengemukakan bahwa sistem pengusahaan atau pemungutan hasil bahan jamu

atau simplisia nabati yang berasal dari tumbuhan yang hidup di alam secara

berlebihan kurang sesuai dengan azas pemanfaatan sumberdaya nabati karena

terjadinya ketidakseimbangan antara permudaan alami yang lebih lamban dengan

pemungutan dari alam. Untuk itu strategi perlu dipertimbangkan dalam

pemanfaatan secara lestari adalah melakukan domestikasi terhadap tumbuhan

tersebut dengan 2 cara, yaitu (1) Pengusahaan tumbuhan obat di habitat asli, dan

(2) Melakukan budidaya yang dilakukan baik secara individu atau dalam bentuk

kerjasama dengan berbagai pihak.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1.

Teridentifikasi 142 spesies tumbuhan obat dengan berbagai jenis simplisia

yang diperdagangkan di Kota Padang, Sumatera Barat. Sebagian besar

bahan baku simplisia tersebut berasal dari famili Zingiberaceae. Simplisia

yang diperdagangkan diketahui dapat digunakan untuk 29 kelompok

penyakit dengan penggunaan paling banyak untuk kelompok penyakit

gangguan pencernaan. Pemanfaatan bagian tumbuhan meliputi beberapa

bagian tumbuhan meliputi daun (folium), akar (radix), buah (fructus), herba

(herba), bunga (flos), batang/ranting (caulis), kulit kayu (cortex), biji

(semen), rimpang (rhizoma), kulit buah (pericarpium), umbi (bulbus),

minyak (oleum), kayu (lignum).

(35)

25

3.

Simplisia yang diperdagangkan didapatkan dari tumbuhan yang tumbuh

secara liar di alam dan hasil budidaya. Sebagian besar simplisia

diperdagangkan didapatkan dari tumbuhan liar baik di alam, baik yang

tumbuah di hutan maupun di sekitar pekarangan warga. Simplisia asal hutan

memiliki harga berkisar Rp2 000 hingga Rp5 000 per ikat. Harga ini

Gambar

Gambar 1  Peta lokasi penelitian
Tabel 1  Jenis data dan metode pengambilan data
Gambar 3  Klasifikasi responden b berdasarkann kelompokk umur.
Tabel 2  KKlasifikasi s
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan adannya Aplikasi ini diharapkan masyarakat yang ingin menempuh rute pada jalan tertentu bisa mencapai tempat yang dituju tersebut dalam waktu yang cepat dengan bantuan

multiple carotenoids at two different bond positions. Eklund, “Degraded

Adapun teknik yang dipakai dalam Penelitian ini mengambil hipotesis bahwa ada pengambilan sampel ini adalah teknik hubungan antara konsep diri dengan purposive

There are some advantages of applying this strategy in learning process, such as; doesn’t require comp licated communicative skill, in many cases the students are

Dalam melakukan komunikasi sebenarnya pria dan wanita memiliki perbedaan antara lain : Pertama, Pria melakukan komunikasi menekankan pada konten atau isi pembicaraan sedangkan

17 KOTAMOBAGU Pimpinan Perusahaan

Hasil kajian peran media audio dalam implementasi kurikulum 2013 melalui pembelajaran tema terpadu diantaranya adalah: (1) peng- gunaan media audio dalam pembelajaran tema