KEANEKARAGAMAN SIMPLISIA NABATI DAN PRODUK
OBAT TRADISIONAL YANG DIPERDAGANGKAN
DI KUDUS, JAWA TENGAH
JULI NOOR FARIDA
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan di Kudus, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
ABSTRAK
JULI NOOR FARIDA. Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan di Kudus, Jawa Tengah. Dibimbing oleh AGUS HIKMAT dan SISWOYO.
Pemanfaatan tumbuhan obat semakin meningkat tiap tahunnya sehingga diperlukan pendataan spesies tumbuhan obat yang diperdagangkan agar meminimalisasi kelangkaan spesies tumbuhan obat tertentu akibat eksploitasi secara berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi: keanekaragaman simplisia nabati dan produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kabupaten Kudus, harga jual dan asal pasokan simplisia nabati serta status keterancaman tumbuhan obat menggunakan metode wawancara dengan daftar pertanyaan serta pemilihan responden secara purposive sampling. Teridentifikasi 140 spesies tumbuhan obat dari 51 famili yang didominasi Fabaceae (11.43%), jenis simplisia paling banyak digunakan yaitu daun/folium (22.22%), habitus terna (39.29%) serta digunakan untuk penyakit saluran pencernaan sebanyak 43 spesies. Terdapat 59 produk obat tradisional dari 24 produsen yang didominasi oleh Sidomuncul, PT Gujati 59, Bisma Sehat, dan Deltomed, dengan komposisi dominan rimpang jahe (Zingiberis Rhizoma) sebanyak 21 produk. Harga jual simplisia bervariasi yang dipasok dari Pasar Johar di Semarang dan daerah sekitar pasar tradisional. Teridentifikasi 12 spesies tumbuhan obat kategori langka; 3 spesies Appendix II CITES; dan 4 spesies Least Concern, 1 spesies Vulnerable, 1 spesies Endangered. Kata kunci: Kudus, produk obat tradisional, simplisia nabati
ABSTRACT
JULI NOOR FARIDA. Diversity of Vegetable Simplisia and Traditional Medicine Products Trade in Kudus, Central Java. Supervised by AGUS HIKMAT and SISWOYO.
Utilization of medicinal plants was increased every year so that need to collect data to minimize scarcity because of overexploitation. The purpose of this study were to identify: diversity of vegetable simplisia and traditional medicine product trade in Kudus, price of sale and stock source, also threteaned status of medicinal plants using interview with questions list method and purposive sampling to select person. There were 140 species from 51 family that dominated by Fabaceae (11.43%), life form was herb (39.29%), simplisia leaf (folium) (22.22%), and dominant for digestive diseases (43 species). There were 59 of traditional medicine products from Sidomuncul, Gujati 59, Bisma Sehat and Deltomed with dominant composition of ginger rhizome (21 products). Selling price was variation that supplied from Johar market Semarang and surrounding area of each market. Identified 12 species include of threatened category LIPI, 3 species of Appendix II CITES, 3 species Least Concern, 1 species Vulnerable and 1 species Endangered based on IUCN Redlist.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
KEANEKARAGAMAN SIMPLISIA NABATI DAN PRODUK
OBAT TRADISIONAL YANG DIPERDAGANGKAN
DI KUDUS, JAWA TENGAH
JULI NOOR FARIDA
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan mulai bulan Maret sampai April 2015 ini adalah konservasi tumbuhan obat, dengan judul Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan di Kudus, Jawa Tengah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Agus Hikmat MScF dan Ir Siswoyo MSi selaku dosen pembimbing atas arahan, bimbingan, motivasi, saran, dan waktu yang diberikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ir Edhi Sandra, MSi dan Arinana, Shut, MSi selaku ketua sidang dan dosen penguji atas segala arahan, saran dan motivasi pada sidang komprehensif. Penghargaan penulis sampaikan kepada para pedagang simplisia dan produk obat tradisional (Pasar Kliwon, Pasar Bitingan, Pasar Jember, dan Pasar Jekulo) yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Mudhofir, Ibu Sriyati, Avis Noor Fahriyan, adik-adik (terutama Weni Indriyani atas bantuannya dalam melengkapi data penelitian, Ulya Nor Safira dan Frida Amalia Ramadhani) atas semangat dan doanya. Tak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh teman-teman OMDA KKB-MK, TPB P11, DKSHE Angkatan 48 (spesial untuk Fithrotuts Tsaqifah, Aimmatus Solichah, Siti Nariah, Putri Laila Komari, Amelia Dwi Susanti, Rizka Hari Yulianti Pratami dan Erviana Kristia Ningrum), Himakova, KPM dan KPF, Tim PKLP Taman Nasional Bali Barat atas segala canda tawa, suka duka, kebersamaan, kekeluargaan dan pengalaman berharga yang penulis dapatkan selama mengikuti perkuliahan, kegiatan organisasi serta kegiatan lapang di Institut Pertanian Bogor.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Tempat 2
Alat dan Bahan 2
Jenis Data yang Dikumpulkan 3
Metode Pengambilan Data 4
Analisis Data 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Kondisi Umum Lokasi Penelitian 7
Karakteristik Responden 7
Keanekaragaman Simplisia Nabati 9
Perdagangan Simplisia Nabati 11
Produk Obat Tradisional 12
Status Keterancaman dan Kelangkaan Tumbuhan Obat 14 Upaya Pelestarian Spesies Tumbuhan Obat Langka 16
SIMPULAN DAN SARAN 17
Simpulan 17
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
DAFTAR TABEL
1 Jenis dan metode pengambilan data 4
2 Pengelompokan spesies terhadap ancaman kelangkaan 6 3 Pengelompokan tumbuhan obat berdasarkan jenis simplisia 9 4 Pengelompokan tumbuhan obat berdasarkan famili 10 5 Pengelompokan tumbuhan obat berdasarkan habitus 10
6 Produk obat tradisional racikan sendiri 13
7 Komposisi produk obat tradisional 14
8 Kategori keterancaman dan kelangkaan spesies 15
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian di Kabupaten Kudus 3
2 Perbandingan kelompok umur responden 8
3 Perbandingan tingkat pendidikan responden 8
4 Pengelompokan tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit 11
DAFTAR LAMPIRAN
1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia
nabati di Kabupaten Kudus
20
2 Pengelompokan spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompok
penyakit/penggunaan 30
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemanfaatan tumbuhan obat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat semakin mengakui manfaat berbagai spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit dan menjaga kesehatan tubuh. Salah satu bentuk pemanfaatan tumbuhan obat adalah berbagai ramuan jamu yang telah dikenal lama oleh masyarakat Jawa. Zuhud et al. (1994) mengelompokkan tumbuhan berkhasiat obat menjadi tumbuhan obat tradisional, tumbuhan obat modern, dan tumbuhan obat potensial. Bahan baku obat tradisional sebagian besar berupa simplisia nabati yaitu bagian tertentu tumbuhan obat yang belum mengalami pengolahan kecuali pengeringan dengan suhu 60 C. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012) menyatakan bahwa konsumen tumbuhan obat didominasi pabrik obat tradisional maupun modern, toko obat, dan jamu tradisional.
Obat tradisional dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan mendapat perhatian yang semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah industri obat tradisional dan fitofarmaka setiap tahunnya serta adanya kemauan politik pemerintah melalui kebijakan Kementerian Kesehatan dalam usaha-usaha yang mendukung perkembangan obat tradisional di Indonesia (Suporahardjo dan Hargono 1994). Akan tetapi, peningkatan hal tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan baku di pasaran. Hasil penelitian Utari (2013) menunjukkan bahwa sebagian besar simplisia yang diperdagangkan di Kota Padang didapatkan dari tumbuhan liar di alam, baik yang tumbuh di hutan maupun di sekitar pekarangan warga. Hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi kelestarian spesies tumbuhan obat apabila tidak dilakukan pembudidayaan secara intensif.
2
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi keanekaragaman spesies tumbuhan obat dalam bentuk simplisia nabati yang diperdagangkan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 2. Mengidentifikasi produk obat tradisional yang diperdagangkan di
Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
3. Mengidentifikasi harga jual dan asal pasokan simplisia nabati yang diperdagangkan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
4. Mengidentifikasi status keterancaman atau kelangkaan tumbuhan obat sebagai sumber simplisia nabati.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Dapat memberikan informasi mengenai jenis simplisia nabati dan produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kabupaten Kudus Jawa Tengah 2. Dapat dijadikan data acuan dalam menentukan upaya pelestarian
spesies-spesies tumbuhan obat yang diperdagangkan terutama spesies-spesies tumbuhan obat langka dan terancam punah.
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015 di empat pasar tradisional Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, yaitu Pasar Kliwon, Pasar Bitingan, Pasar Jember, dan Pasar Jekulo seperti yang tersaji pada Gambar 1.
Alat dan Bahan
3
Gambar 1 Peta lokasi penelitian di Kabupaten Kudus
Jenis Data yang Dikumpulkan
Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer meliputi karakteristik responden, simplisia nabati dan produk obat tradisional sedangkan data sekunder meliputi kondisi umum pasar tradisional sebagai lokasi penelitian dengan rincian seperti yang tersaji pada Tabel 1.
1
Lokasi Penelitian 1. Pasar Kliwon 2. Pasar Bitingan 3. Pasar Jember 4. Pasar Jekulo
3 1 2
4
Tabel 1 Jenis dan metode pengambilan data
No Jenis data Uraian Metode
Kondisi pasar tradisional
Studi pustaka
2 Karakteristik responden
Nama pedagang/nama toko Jenis kelamin
Spesies tumbuhan obat Famili tumbuhan obat Habitus
Harga per satuan produk Penggunaan produk obat
tradisional
Kegiatan studi literatur sebelum penelitian dilakukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai kondisi umum lokasi penelitian, data dan informasi pendukung yang berkaitan dengan perdagangan simplisia nabati dan produk obat tradisional berdasarkan data Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus.
Observasi lapang
5 Kliwon, Pasar Bitingan, Pasar Jember dan Pasar Jekulo. Pemilihan keempat pasar tersebut dikarenakan keempat pasar tersebut merupakan pasar tradisional besar di Kota Kudus. Pasar Kliwon terletak di Jalan Jenderal Sudirman dari Simpang Tujuh ke arah timur yang merupakan pasar terbesar di Kabupaten Kudus. Pasar Bitingan bersebelahan dengan Kudus Plaza terletak di Jalan M Basuno Kudus Desa Ploso Kecamatan Jati, terkenal sebagai pusat grosir buah, sayuran dan hasil bumi di wilayah eks Karesidenan Pati dan satu-satunya pasar di Kabupaten Kudus yang mengadakan transaksi pada siang dan malam hari. Pasar Jember terletak di Jalan Kudus-Jepara Desa Purwosari Kecamatan Kota sedangkan Pasar Jekulo terletak di Jalan Raya Kudus-Pati, Kecamatan Jekulo. Transaksi pada kedua pasar tersebut dilakukan setiap hari dan merupakan pusat perdagangan di wilayahnya masing-masing.
Wawancara
Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu wawancara dengan menggunakan panduan wawancara berisi daftar pertanyaan sehingga diharapkan responden menjawab sesuai pengetahuan mereka. Responden dipilih dengan metode purposive sampling, yaitu wawancara dilakukan pada setiap pedagang yang berjualan simplisia dan produk obat tradisional yang ditemukan di masing-masing lokasi penelitian. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik pedagang, keanekaragaman simplisia nabati dan produk obat tradisional yang diperdagangkan di lokasi penelitian.
Pengumpulan contoh simplisia nabati dan produk obat tradisional
Pengumpulan contoh simplisia dan produk obat tradisional diperlukan untuk kepentingan dokumentasi dan verifikasi. Pengambilan contoh simplisia dilakukan pada simplisia kering maupun basah. Contoh simplisia didapatkan dari setiap pedagang yang diwawancarai. Apabila terdapat contoh spesies tumbuhan obat yang sama, maka pengambilan contoh hanya dilakukan pada satu pedagang.
Analisis Data Karakteristik responden
Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif yang didukung dengan penyajian data dalam bentuk diagram, grafik dan tabel.
Keanekaragaman simplisia nabati
Data keanekaragaman spesies tumbuhan obat yang digunakan sebagai simplisia dianalisis dengan perhitungan persentase jenis simplisia, persentase famili, persentase habitus dan persentase sumber perolehan tumbuhan obat.
Persentase jenis simplisia dihitung untuk mengetahui berapa besarnya suatu jenis simplisia dimanfaatkan terhadap total jenis simplisia yang ditemukan. Rumus untuk menghitung persentase jenis simplisia adalah sebagai berikut:
6
Persentase famili dihitung untuk mengetahui jumlah spesies tumbuhan obat dari famili tertentu yang paling banyak digunakan oleh sebagai sumber simplisia nabati maupun produk obat tradisional. Rumus untuk menghitung persentase famili tertentu adalah sebagai berikut:
Persentase famili = spesies famili tertentu seluruh spesies x %
Persentase habitus merupakan telaah tentang besarnya suatu spesies habitus digunakan terhadap seluruh habitus yang ada. Habitus dari tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi pohon, semak, perdu, liana dan herba. Rumus untuk menghitung persentase habitus sebagai berikut:
Persentase habitus tertentu = spesies dari habitus tertentu seluruh spesies x %
Persen sumber perolehan tumbuhan obat merupakan bentuk analisis terhadap tumbuhan pada saat ditemukan yang artinya spesies tersebut merupakan hasil budidaya atau liar yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Persentase sumber perolehan TO = spesies budidaya/liar seluruh spesies x %
Produk obat tradisional
Data dianalisis secara tabulasi, dan dijelaskan secara deskriptif kuantitatif yang didukung dengan penyajian data dalam bentuk diagram, tabel dan grafik. Penggunaan spesies tumbuhan obat
Data dianalisis secara tabulasi dan deskriptif berdasarkan klasifikasi 29 kelompok penyakit dan penggunaannya menurut Oktaviana (2008).
Status keterancaman atau kelangkaan spesies tumbuhan obat
Pengelompokan keterancaman spesies tumbuhan obat berdasarkan Peters (1994), seperti yang tersaji pada Tabel 2. Status kelangkaan atau konservasi spesies tumbuhan obat juga disesuaikan pada kriteria IUCN (2014), CITES (2015), LIPI (Mogea et al. 2001).
Tabel 2 Pengelompokan spesies terhadap potensi pengelolaan lestari Kategori Potensi untuk
Pengelolaan Lestari Penjelasan
Rendah Kelompok sumberdaya yang dipanen (tumbuhan) adalah kulit, jaringan batang dan akar
Sedang Kelompok sumberdaya yang dipanen (tumbuhan) yaitu beberapa resin, buah, dan biji
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Kudus sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, terletak 51 km di sebelah Timur Semarang Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Kudus 425.17 km² yang menjadikannya sebagai kabupaten terkecil di Jawa Tengah. Letak astronomis Kabupaten Kudus yaitu antara11036’ sampai
11050’ Bujur Timur dan antara 651’ sampai 716’ Lintang Selatan. Secara
administratif, Kabupaten Kudus berbatasan dengan: 1) Sebelah Utara yaitu Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati, 2) Sebelah Selatan yaitu Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati, 3) Sebelah Barat yaitu Kabupaten Jepara dan Kabupaten Demak, dan 4) Sebelah Timur yaitu Kabupaten Pati. Kabupaten Kudus memiliki sembilan kecamatan yang terbagi ke dalam 123 desa dan sembilan kelurahan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus 2014).
Kabupaten Kudus memiliki 23 pasar daerah dan pasar desa yang tersebar di 9 kecamatan dan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat serta penggerak roda perekonomian (Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar 2011). Pasar tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian yaitu Pasar Kliwon, Pasar Bitingan, Pasar Jember dan Pasar Jekulo. Pasar Kliwon terletak di Jalan Jendral Sudirman Kecamatan Kota berupa bangunan 3 lantai seluas 27 681 m2, terdapat total 2 692 pedagang (kios, los dan dasaran). Pasar Bitingan terletak di Jalan M Basuno Kecamatan Jati berupa bangunan 3 lantai seluas 17 410 m2, terdapat 1 652 pedagang (kios, los dan dasaran). Pasar Jember terletak di Jalan Kudus Jepara Kecamatan Kota berupa bangunan 2 lantai seluas 4 168 m2, terdapat 709 pedagang (kios, los dan dasaran). Pasar Jekulo terletak di Jalan Kudus Pati Kecamatan Jekulo seluas 11 634 m2, terdapat 1 079 pedagang (kios, los dan dasaran). Pasar Kliwon, Bitingan dan Jember merupakan pasar besar di Kabupaten Kudus yang dikelola oleh Pemerintah Daerah sedangkan Pasar Jekulo dikelola oleh pemerintah desa.
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 16 orang dengan rincian: 9 penjual simplisia dan rempah-rempah, 2 penjual simplisia kering dan ramuan obat, 3 penjual jamu gendong, 1 pedagang toko jamu seduh, dan 1 pedagang obat tradisional. Responden terbanyak berada di Pasar Kliwon dengan 5 responden yang merupakan pasar tradisional terbesar dan menjadi pusat penjualan simplisia dan produk obat tradisional di Kabupaten Kudus.
Jenis kelamin
8
dagang tersebut juga didominasi oleh komoditas rempah-rempah dan jamu gendong yang sering dijalankan oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Kelompok umur
Responden didominasi oleh kelompok umur 40-65 tahun dengan 11 orang (68.75%) dengan rincian seperti yang tersaji pada Gambar 2. Umur produktif manusia secara ekonomi dibagi menjadi 3 klasifikasi, yaitu kelompok umur 0-14 tahun merupakan usia belum produktif, kelompok umur 15-64 tahun merupakan kelompok usia produktif, dan kelompok umur di atas 65 tahun merupakan kelompok usia tidak lagi produktif. Berdasarkan pengelompokan tersebut, responden didominasi oleh usia produktif (15-64 tahun) yaitu 15 orang dan di atas 65 tahun sebanyak 1 orang. Hal ini menunjukkan usaha dagang simplisia nabati bagi para responden perempuan merupakan usaha turun-temurun dari keluarga sehingga harus dilanjutkan oleh generasi selanjutnya serta dapat menambah penghasilan bagi keluarga.
Gambar 2 Perbandingan kelompok umur responden Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan responden didominasi oleh lulusan SMP sejumlah 7 orang (43.75%). Rincian tingkat pendidikan responden lain seperti yang tersaji pada Gambar 3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi pengetahuan responden terkait pemanfaatan tumbuhan obat. Hal ini dikarenakan pengetahuan responden diperoleh dari warisan orang tua secara turun-temurun mengajarkan berbagai khasiat tumbuhan obat dan cara penggunaannya. Pedagang juga memperoleh pengetahuan dari pembeli yang secara khusus memesan tumbuhan obat untuk penyakit tertentu dan hasil dari coba-coba (trial and error) dari berbagai sumber informasi tumbuhan obat seperti buku, majalah, koran, televisi dan orang lain.
Gambar 3 Perbandingan tingkat pendidikan responden 6.25%
18.75%
68.75%
6.25% 10 s/d 20
20 s/d 40 40 s/d 65 > 65
18.75%
25% 43.75%
6.25% 6.25%
Tidak Sekolah SD
9 Keanekaragaman Simplisia Nabati
Keanekaragaman jenis simplisia
Spesies tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati berjumlah 140 spesies yang terdapat pada empat pasar tradisional di Kabupaten Kudus. Jumlah tersebut hanya sebesar 6.87% dari total 2 039 spesies tumbuhan obat di Indonesia yang telah berhasil teridentifikasi (Zuhud 2009). Hasil ini menujukkan bahwa pemanfaatan tumbuhan obat masih terbatas pada spesies yang lazim digunakan secara turun-temurun seperti empon-empon (Zingiberaceae) sehingga belum sepenuhnya memanfaatkan spesies tumbuhan obat lain.
Simplisia nabati yang dijual pada empat pasar tradisional Kabupaten Kudus dalam bentuk kering dan basah sebanyak 12 jenis simplisia antara lain: akar/radix, batang/caulis, biji/semen, buah/fructus, bunga/flos, daun/folium, kayu/lignum, kulit buah/pericarpium, kulit kayu/cortex, rimpang/rhizoma, seluruh bagian/herba, dan umbi/bulbus. Berdasarkan data yang diperoleh, bagian tumbuhan yang dijadikan sebagai obat didominasi oleh daun/folium dengan persentase 22.22% seperti yang tersaji pada Tabel 3. Hasil ini sesuai dengan penelitian Fakhrozi (2009), Utari (2013), dan Swari (2015) yang menyatakan bahwa daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai obat penyakit tertentu dengan persentase masing-masing 35.22%, 36.80% dan 23.28%. Penggunaan daun sebagai bagian untuk pengobatan selain tidak merusak spesies tumbuhan obat, juga memudahkan dalam pengambilan dan peracikan ramuan obat (Fakhrozi 2009).
Tabel 3 Pengelompokan tumbuhan obat berdasarkan jenis simplisia
No Jenis Simplisia Jumlah Simplisia Persentase (%)
1 Daun (folium) 32 22.22
2 Buah (fructus) 25 17.36
3 Bunga (flos) 14 9.72
4 Rimpang (rhizoma) 14 9.72
5 Biji (semen) 13 9.03
6 Seluruh bagian (herba) 13 9.03
7 Akar (radix) 7 4.86
8 Kulit kayu (cortex) 7 4.86
9 Umbi (bulbus) 7 4.86
10 Batang (caulis) 5 3.47
11 Kayu (lignum) 4 2.78
12 Kulit buah (pericarpium) 3 2.08
Jumlah 144 100.00
Famili tumbuhan obat
10
keanekaragaman tumbuhan obat hutan tropika Indonesia yang berjumlah 203 famili yang didominasi oleh Fabaceae dengan 110 spesies (Zuhud 2009). Hasil lengkap pengelompokan tumbuhan obat berdasarkan famili seperti yang tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4 Pengelompokan tumbuhan obat berdasarkan famili
No Nama Famili Jumlah Persentase (%)
1 Fabaceae 16 11.43
2 Zingiberaceae 15 10.71
3 Asteraceae 7 5.00
4 Apiaceae 6 4.29
5 Acanthaceae 5 3.57
6 Lauraceae 5 3.57
7 Poaceae 5 3.57
8 Apocynaceae 4 2.86
9 Lamiaceae 4 2.86
10 Liliaceae 4 2.86
11 Myrtaceae 4 2.86
12 Rutaceae 4 2.86
13 Sterculiaceae 4 2.86
14 Tidak teridentifikasi 2 1.43
15 Lainnya (38 famili) 55 39.29
Jumlah 140 100.00
Habitus tumbuhan obat
Habitus erat kaitannya dengan bentuk pertumbuhan. Bentuk pertumbuhan yang umum menurut Indriyanto (2008) diantaranya pohon, semak, perdu, herba, dan liana. Habitus spesies tumbuhan obat yang diperdagangkan di Kabupaten Kudus yaitu pohon, terna/herba, semak, perdu, parasit, liana, dan epifit. Habitus yang mendominasi yaitu terna sejumlah 55 spesies dengan persentase 39.29% seperti yang tersaji pada Tabel 5. Terna merupakan tumbuhan yang mempunyai batang basah karena banyak mengandung air dan tidak mempunyai kayu (Depdikbud 1989).
Tabel 5 Pengelompokan tumbuhan obat berdasarkan habitus
No Habitus Jumlah Spesies Persentase (%)
1 Terna/herba 55 39.29
2 Pohon 32 22.86
3 Perdu 26 18.57
4 Semak 12 8.57
5 Liana 9 6.43
6 Parasit 2 1.43
7 Epifit 2 1.43
8 Tidak teridentifikasi 2 1.43
11 Kelompok penggunaan tumbuhan obat berdasarkan jenis penyakit
Penggunaan tumbuhan obat didominasi oleh pengobatan penyakit saluran pencernaan seperti maag, kembung, masuk angin, sakit perut, cacingan, muntah, diare, disentri, kolera, usus buntu, berak darah dengan 43 spesies seperti yang tersaji pada Gambar 4. Contoh tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit saluran pencernaan antara lain: buah makasar (Brucea javanica), temulawak (Curcuma xanthorriza), dan sambiloto (Andrographis paniculata). Hasil lengkap pengelompokan tumbuhan obat berdarkan kelompok penyakit seperti yang tersaji pada Lampiran 2.
Gambar 4 Pengelompokan tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit
Perdagangan Simplisia Nabati
Simplisia nabati yang dijual tersedia dalam bentuk kering dan basah. Simplisia basah dijual oleh para penjual bunga rampai, penjual bumbu dapur dan rempah-rempah sedangkan simplisia kering dijual oleh toko jamu dan obat tradisional. Simplisia basah didominasi oleh famili Zingiberaceae misalnya jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga) dan lengkuas (Alpinia galanga) yang juga digunakan sebagai bumbu dapur. Simplisia kering didominasi oleh tumbuhan obat berupa daun-daunan, biji, buah dan akar seperti daun dewa (Gynura procumbens), daun ungu (Graptophyllum pictum), tapak liman (Elephantopus scaber), kedawung (Parkia roxburghii), majakani (Quercus lusitanica), kapulaga (Ammomum compactum), adas (Foeniculum vulgare), dan pasak bumi (Eurycoma longifolia). Hasil lengkap keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan simplisia nabati tersaji pada Lampiran 1.
12
pembeli dan khasiatnya. Teridentifikasi simplisia yang dijual per buah seperti gandu (Entada phaseoloides), majakani (Quercus lusitanica), tempayang (Scaphium affinis), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), jambe (Areca catechu), dan jeruk purut (Citrus hystrix) dengan harga antara Rp 1 000 sampai Rp 5 000 per buah. Simplisia dalam bentuk kering dijual dalam kemasan 100-200 gram dengan harga antara Rp 3 000 sampai Rp 15 000 per bungkus. Teridentifikasi pula simplisia yang dijual per ikat seperti salam (Syzygium polyanthum), sereh (Cymbopogon nardus), pandan (Pandanus amaryllifolius), merang padi (Oryza sativa) dan sirih (Piper betle) dengan harga antara Rp 1 500 sampai Rp 2 500 per ikat. Harga jual simplisia dari alam berkisar Rp 2 000 per bungkus – Rp 400 000 per kg, sedangkan simplisia hasil budidaya Rp 500 per buah – Rp 400 000 per kg. Hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa segmentasi pasar penjualan simplisia didominasi oleh masyarakat umum baik laki-laki maupun perempuan dari berbagai kelas umur yang membutuhkan bahan simplisia tersebut. Jenis simplisia yang digunakan sebagai bumbu dapur dan rempah-rempah lebih banyak digunakan oleh kalangan ibu rumah tangga.
Pasokan simplisia basah didapatkan dari pemasok empon-empon yang berasal dari Kabupaten Jepara, Kecamatan Dawe, Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, serta daerah di sekitar pasar. Pasokan simplisia kering diperoleh dari Pasar Johar di Semarang, Ambarawa, Magelang, dan Temanggung. Hal ini dikarenakan terdapat industri jamu dan obat tradisional besar yaitu Sidomuncul dan Nyonya Meneer yang telah memiliki pusat pembudidayaan berbagai spesies tumbuhan obat sehingga stok tersedia setiap waktu. Pembelian persediaan simplisia tidak memiliki jangka waktu tertentu karena pembelian kembali dilakukan apabila stok telah habis dan jumlah disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pedagang.
Produk Obat Tradisional
Produk obat tradisional yang ditemukan pada lokasi penelitian terbagi menjadi dua macam yaitu: 1) produk obat racikan sendiri sehingga belum memiliki merk dagang resmi dan 2) produk obat tradisional produksi industri obat tradisional dan farmasi. Produk obat racikan sendiri ditemukan di Pasar Kliwon (Toko Jamu Petruk) berjumlah 8 produk dan di Pasar Jekulo berjumlah 1 produk yang tersedia dalam bentuk serbuk tetapi belum memiliki merk dagang resmi. Produk obat ini dapat digolongkan sebagai jamu yaitu obat berbahan alami yang telah diwariskan secara turun-temurun melalui pendekatan empirik. Uraian lengkap jenis produk dan komposisi seperti yang tersaji pada Tabel 6.
13 Tabel 6 Produk obat tradisional racikan sendiri
No Nama Jamu Komposisi Khasiat
1 Obat sawan Adas, pulasari, dlingo, kayu angin, bangle, daun sangketan
Mengobati sawan (kaget) pada bayi dan balita 2 Jamu asam
urat
Kayu mesoyi, kayu manis, merica hitam, galian madu, jinten hitam, jeplik sari, kemukus, kayu secang, manis, temulawak, jahe merah, babakan pule, lempuyang.
Mengobati penyakit diabetes/kencing manis 4 Jamu
kanker/tumor
Kunyit putih, daun mahkota dewa, keladi tikus, buah mahkota dewa, benalu teh
Mengobati penyakit kanker/tumor 5 Jamu
ambeien
Adas, pulo waras, temulawak, kencur, dawung, kayu angin, daun ungu
Mengobati penyakit ambeien
6 Jamu ginjal Daun sendok, daun cakar ayam, temulawak, bengkle, daun kumis kucing,
lempuyang, adas, pulo waras
Mengobati penyakit ginjal
7 Jamu saraf Akar valerean, pule pandak, temulawak, kunir, lempuyang, jahe merah
Mengobati penyakit saraf
8 Jamu amandel
Benalu jeruk, kapulaga, adas, pulo waras, gula batu
Mengobati penyakit amandel
9 Jamu keputihan
Manjakani, kunci pepet, kunci rapet, adas, delima putih, pulo waras, kunir putih
Mengobati penyakit keputihan
Obat tradisional menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kabupaten Kudus terdiri atas jamu dan obat herbal terstandar. Jamu merupakan obat tradisional yang didasarkan pada pendekatan warisan turun temurun dan empirik sedangkan obat herbal terstandar merupakan obat tradisional yang didasarkan pada pendekatan ilmiah melalui uji praklinik (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2007).
14
produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kabupaten Kudus disajikan pada Lampiran 3.
Komposisi bahan baku obat tradisional didominasi oleh tumbuhan obat dari famili Zingiberaceae yaitu rimpang jahe (Zingiberis Rhizoma) yang dijadikan sebagai bahan baku oleh 21 produk obat tradisional, temulawak (Curcumae Rhizoma) dengan 16 produk dan kunyit (Curcumae domesticae Rhizoma) dengan 12 produk. Informasi lengkap terkait simplisia lain yang digunakan sebagai bahan baku produk obat tradisional seperti yang tersaji pada Tabel 7.
Tabel 7 Komposisi produk obat tradisional
No Nama simplisia Jumlah Produk yang Menggunakan
1 Zingiberis Rhizoma 21
2 Curcumae Rhizoma 16
3 Curcumae domesticae Rhizoma 12
4 Kaempferiae Rhizoma 11
5 Zingiberis aromaticae Rhizoma 9
6 Panax ginseng 8
7 Retrofracti Fructus 8
8 Foeniculi Fructus 7
9 Guazumae Folium 7
10 Coriandri Fructus 6
11 Languatis Rhizoma 6
12 Parameriae Cortex 6
13 Zingiberis purpurei Rhizoma 6
14 Simplisia lainnya (85 spesies) 160
Jumlah simplisia 283
Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat 283 jenis simplisia dari 98 spesies tumbuhan obat yang dijadikan sebagai bahan baku berbagai jenis produk jamu dan obat tradisional. Produk obat tradisional yang diperdagangkan berupa jamu seduh, minyak angin, pil, kapsul, sirup, ramuan teh, maupun minuman. Bagian tumbuhan obat yang digunakan antara lain rimpang, buah, daun, kulit kayu, biji, akar, batang, dan seluruh bagian (herba) baik dalam bentuk simplisia maupun ekstrak. Harga jual produk obat tradisional bervariasi mulai dari Rp 1 000 per bungkus sampai dengan Rp 32 500 per kemasan. Produk obat tradisional diperdagangkan oleh penjual jamu gendong, pemilik usaha jamu seduhan, dan pemilik toko obat tradisional.
Status Keterancaman dan Kelangkaan Tumbuhan Obat Sumber perolehan tumbuhan obat
15 dengan istilah empon-empon untuk rempah-rempah dan obat tradisional berbagai penyakit. Tumbuhan obat yang masih diperoleh dari alam antara lain pulai (Alstonia scholaris), dlingo (Acorus calamus), purwoceng (Pimpinella pruatjan), pulasari (Alyxia reinwardtii) dan pule pandak (Rauvolfia serpentina). Beberapa spesies seperti purwoceng dan pule pandak tergolong tumbuhan obat bernilai ekonomi tinggi sehingga menyebabkan adanya kegiatan eksploitasi besar-besaran untuk memenuhi permintaan pasar.
Kategori potensi tumbuhan obat untuk pengelolaan lestari
Peters (1994) mengelompokkan status keterancaman spesies berdasarkan potensi untuk dilakukan pengelolaan secara lestari akibat kegiatan pemanenan bagian tertentu tumbuhan tersebut. Pengelompokan ini hanya dilakukan terhadap tumbuhan obat yang berasal dari alam yang berjumlah 54 spesies. Hasil pengelompokan menunjukkan bahwa kategori potensi untuk pengelolaan lestari rendah (low) mendominasi dengan 28 spesies (52%), kategori sedang (medium) sejumlah 15 spesies (28%) dan kategori tinggi (high) sejumlah 11 spesies (20%). Kategori rendah merupakan pemanenan kelompok sumberdaya tumbuhan bagian yang dipanen adalah akar, jaringan batang, rimpang, kulit dan semua bagian tumbuhan (herba). Daftar kategori potensi tumbuhan obat untuk pengelolaan secara lestari tersaji secara lengkap pada Lampiran 4.
Spesies tumbuhan obat yang berasal dari alam sejumlah 54 spesies kemudian dianalisis status keterancaman dan kelangkaannya berdasarkan IUCN Redlist, CITES, dan LIPI (Mogea et al. 2001). Hal ini dikarenakan tumbuhan obat berstatus liar lebih terancam populasinya apabila terus-menerus dipanen tanpa adanya pengaturan. Hasil lengkap analisis terhadap status keterancaman dan kelangkaan spesies tumbuhan obat seperti yang tersaji pada Tabel 8.
Tabel 8 Kategori keterancaman dan kelangkaan spesies
No Nama Spesies Kategori Kelangkaan
IUCN CITES LIPI
1 Alstonia scholaris (L.) R.Br Least Concern - Langka
2 Acorus calamus Linn. Least Concern - -
3 Alyxia reinwardtii Blume - - Langka
4 Aquilaria malaccensis Lamk. Vulnerable Appendix II Langka
5 Centella asiatica (L.) Urban Least Concern - -
6 Cinnamomum culilawan (Linn.) Kostermans
13 Rauvolfia serpentina (L.) Bentham ex. Ku
- Appendix II Langka
14 Strychnos lucida R. Br. - - Langka
15 Swietenia mahagoni Jacq. Endangered Appendix II -
16
Tabel 8 menunjukkan bahwa terdapat 16 spesies yang termasuk kategori langka. Teridentifikasi 12 spesies yang termasuk kategori langka menurut LIPI (Mogea et al. 2001), 3 spesies masuk kategori Appendix II CITES yang memuat daftar spesies yang tidak terancam kepunahan tetapi mungkin akan terancam punah apabila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan, dan 6 spesies masuk dalam IUCN Redlist (4 spesies berstatus risiko rendah atau Least Concern, 1 spesies berstatus rentan atau Vulnerable, dan 1 spesies berstatus genting atau Endangered).
Upaya Pelestarian Spesies Tumbuhan Obat Langka
Tumbuhan obat di Indonesia merupakan salah satu kelompok komoditas hutan dan kebun yang erosi genetiknya tergolong pesat. Beberapa spesies tumbuhan obat dinyatakan langka serta terancam kepunahan misalnya pule pandak (Rauvolfia serpentina), pulasari (Alyxia reinwardtii), purwoceng (Pimpinella pruatjan) dan pulai (Alstonia scholaris). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) kerusakan habitat yang disebabkan oleh desakan kebutuhan lahan untuk produksi maupun tempat tinggal, pemanfaatan hasil hutan untuk industri maupun tempat tinggal sehingga habitat tumbuhan obat terganggu, 2) pemanenan langsung dari alam secara berlebihan, 3) kurangnya perhatian terhadap budidaya tanaman obat, terutama tumbuhan obat yang diambil dari alam dan 4) kemampuan regenerasi tumbuhan obat yang lambat, terutama jenis tumbuhan yang membutuhkan persyaratan tumbuh spesifik, terlebih lagi yang diambil dari alam dan berstatus endemik daerah tertentu (Zuhud et al. 1994).
Pemanenan struktur vegetatif seperti kayu, kulit, daun, akar mungkin tidak berdampak begitu nyata terhadap perubahan populasi tumbuhan obat di alam. Pemanenan struktur vegetatif dengan teknik yang salah dan menyebabkan luka pada tumbuhan sehingga mengganggu proses fisiologis yang berdampak terhadap produksi buah untuk regenerasi dan mempengaruhi ketersediaan populasi permudaan (semai) di alam (Ekosetio 2004). Zuhud (1994) menyatakan bahwa dampak dari pemanenan tumbuhan obat dapat mempengaruhi kelestarian tumbuhan obat tersebut apabila pemanenannya dapat mengakibatkan kematian, menghambat regenerasi dan mengganggu siklus hidup tumbuhan tersebut.
17 secara in vitro pada media dasar MS + 0,3 mg/l BAP+1 mg/l 2iP. Teknik budidaya lain adalah rundukan pada pulasari (Alyxia reinwardtii) dan dapat diterapkan pada spesies tumbuhan obat berhabitus liana lainnya sehingga mendapatkan hasil panenan lebih banyak dalam satu individu tanaman (Widiyastuti et al. 2001).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Teridentifikasi 12 jenis simplisia nabati yang berasal dari 140 spesies tumbuhan obat dan 51 famili yang didominasi oleh Fabaceae dengan 16 spesies (11.43%), jenis simplisia paling banyak digunakan adalah daun/folium (22.22%), habitus terna (39.29%) serta digunakan untuk penyakit saluran pencernaan sebanyak 43 spesies
2. Produk obat tradisional terdiri atas 9 produk obat racikan sendiri, 59 produk obat tradisional dari 24 produsen yang didominasi oleh produk Sidomuncul, PT Gujati 59, Bisma Sehat, dan Deltomed, dengan komposisi dominan rimpang jahe (Zingiberis Rhizoma) sebanyak 21 produk
3. Harga jual simplisia dari alam berkisar Rp 2 000 – Rp 400 000 per kg, sedangkan simplisia hasil budidaya Rp 500 – Rp 400 000 dengan asal pasokan simplisia dari Pasar Johar di Semarang dan daerah sekitar pasar tradisional
4. Teridentifikasi 12 spesies tumbuhan obat kategori langka LIPI; 3 spesies Appendix II CITES; dan 4 spesies Least Concern, 1 spesies Vulnerable, 1 spesies Endangered berdasarkan IUCN Redlist.
Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain :
1. Pihak Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Kabupaten Kudus sebaiknya melakukan pendataan secara berkala mengenai jenis-jenis simplisia dan asal pasokan tumbuhan obat yang diperdagangkan di Kabupaten Kudus agar meminimalisasi perdagangan tumbuhan obat langka yang berasal dari alam 2. Penelitian lebih lanjut dan uji klinik terkait komposisi dan kandungan
senyawa kimia pada obat tradisional terutama hasil racikan sendiri agar keamanan produk terjamin dan dapat dipertanggungjawabkan khasiatnya sangat diperlukan
3. Budidaya secara intensif terutama spesies tumbuhan obat yang termasuk dalam kategori langka, baik secara generatif dengan pembangunan kebun benih maupun pembudidayaan secara vegetatif seperti kultur jaringan, stek, okulasi dan cangkok
18
dapat meningkatkan volume perdagangan simplisia dan produk obat tradisional di Kabupaten Kudus
5. Peningkatan kualitas dan mutu simplisia nabati yang diperdagangkan terutama perkiraan tanggal kadaluarsa agar simplisia nabati aman dikonsumsi oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus. 2014. Profil Kudus dalam Angka 2013/2014. Kudus (ID): Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus.
[CITES] Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. 2015. Appendices I, II and III [Internet]. [diunduh 2015 Mar 16]. Tersedia pada: http://www.cites.org.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Kebijakan Obat Tradisional Nasional Tahun 2007. Jakarta (ID): Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[Depdikbud] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta (ID): Balai Pustaka.
Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus. 2011. Kondisi perekonomian Kabupaten Kudus [Internet]. [diunduh 2015 Jan 5]. Tersedia pada: http//kuduskab.go.id/ekonomi.php#.
Ekosetio R. 2004. Inventarisasi simplisia nabati dan produk obat tradisional yang diperdagangkan oleh Etnis Melayu di Pontianak [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Fakhrozi I. 2009. Etnobotani masyarakat Suku Melayu Tradisional di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh: studi kasus di Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Haryudin W. 2013. Manfaat pule pandak (Rauvolfia serpentina) sebagai tanaman obat. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. 19(3):21-24.
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara
[IUCN] International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. 2014. The IUCN Red List of Threatened Species Version 2014.3 [Internet]. [diunduh 2015 Mei 05]. Tersedia pada www.iucnredlist.org. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional. Jakarta (ID): Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Mogea JP, Djunaedi G, Harry W, Rusdy EN, Irawati. 2001. Tumbuhan Langka Indonesia. Bogor (ID): Puslitbang Biologi – LIPI.
19 Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta (ID): Sekretariat Negara. Peters CM. 1994. Sustainable Harvest of Non-timber Plant Resources in Tropical Moist Forest: An Ecological Primer. Washington DC (US): Biodiversity Support Program.
Suporahardjo, Hargono D. 1994. Industri obat tradisional di Indonesia. Di dalam: EAM Zuhud, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 51-70.
Swari E. 2015. Simplisia nabati dan produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kota Magelang, Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Utari AV. 2013. Keanekaragaman simplisia nabati dan produk obat tradisional yang diperdagangkan di Kota Padang, Sumatera Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Widiyastuti Y, Sugeng S, M Nurhadi. 2001. Percobaan pembibitan pulasari (Alyxia reinwardtii Bl.). Warta Tumbuhan Obat Indonesia. 7(2):3-5. Yunita R, Endang, Gati L. 2011. Perbanyakan tanaman pulai pandak (Rauwolfia
serpentina) dengan teknik kultur jaringan. Natur Indonesia. 14(1):68-72. Zuhud EAM, Ekarelawan, S Riswan. 1994. Hutan tropika Indonesia sebagai
sumber keanekaragaman plasma nutfah tumbuhan obat. Di dalam: EAM Zuhud, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 1-15.
Lampiran 1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati di Kabupaten Kudus
No Nama
Lokal Nama Spesies Famili Bagian Nama Simplisia Habitus Sumber Harga
1 Dandang
gendis
Clinacanthus nutans (Burm. fil.) Lindau
Acanthaceae Daun Clinacanthi butans folium Perdu Liar ± 30000 per
kg
2 Daun ungu Graptophyllum pictum (L.)
Griffith
Acanthaceae Daun Graptophylli picti folium Perdu Budidaya ± 30000 per
kg
3 Gandaroso Justicia gendarussa Burm. fil. Acanthaceae Daun Justiciae gendarussae
folium
Semak Budidaya ± 30000 per
kg
4 Keji beling Strobilanthes crispus Bl. Acanthaceae Daun Strobilanthes crispi folium Semak Budidaya ± 30000 per
kg
5 Sambiloto Andrographis paniculata (Burm.
fil.) Nees
Acanthaceae Daun Andrographidis paniculatae
folium
Terna Budidaya ± 20000 per
kg
6 Kenanga Cananga odorata (Lam.) Hook. f.
& Thomson
Annonaceae Bunga Canangae odoratae flos Pohon Budidaya ± 5000 per
bungkus
7 Adas Foeniculum vulgare Mill. Apiaceae Buah Foeniculi vulgare fructus Perdu Budidaya ± 80000 per
kg
8 Pegagan Centella asiatica (L.) Urban Apiaceae Seluruh
bagian
Centellae asiaticae herba Terna Liar ± 30000 per
kg
9 Purwoceng Pimpinella pruatjan Molkenb. Apiaceae Akar Pimpinellae pruatjan radix Terna Liar ± 50000 per
kg
10 Seledri Apium graveolens L. Apiaceae Daun Apii graveolens folium Terna Budidaya ± 10000 per
kg
11 Wortel Daucus carota L. Apiaceae Umbi Dauci carota bulbus Terna Budidaya ± 8000 per
kg
12 Ganthi Ligusticum acutilobum S. & Z. Apiaceae Buah Ligustici acutilobi fructus Semak Liar ± 3000 per
bungkus
Lampiran 1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati di Kabupaten Kudus (lanjutan)
No Nama Lokal Nama Spesies Famili Bagian Nama Simplisia Habitus Sumber Harga
13 Babakan
pule
Alstonia scholaris (L.) R.Br Apocynaceae Kulit kayu Alstoniae scholaridis cortex
Pohon Liar ± 3000 per
bungkus
14 Kayu rapet Parameria laevigata (Juss.)
Moldenke
Apocynaceae Batang Parameriae laevigatae
caulis
Liana Liar ± 150000 per kg
15 Pulasari Alyxia reinwardtii Blume Apocynaceae Kulit kayu Alyxiae reinwardtii cortex Liana Liar ± 200000 per kg
16 Pule pandak Rauvolfia serpentina (L.)
Bentham ex. Ku
Apocynaceae Akar Rauvolfiae serpentinae
radix
Perdu Liar ± 400000 per kg
17 Dlingo Acorus calamus Linn. Araceae Daun Acori calami folium Terna Liar ± 25000 per kg
18 Keladi tikus Typhonium flagelliforme
(Lodd.) Blume
Araceae Umbi Typhonii flagelliforme
bulbus
Terna Liar ± 32000 per kg
19 Jambe Areca catechu L. Arecaceae Buah Arecae catechu fructus Pohon Budidaya ± 25000 per 100
biji
20 Wala Borassus flabellifer Linn. Arecaceae Batang Borassi flabellifer caulis Pohon Budidaya ± 3000 per bungkus
21 Ceplik Solidago virgaurea
Bigelow
Asteraceae Bunga Solidago virgaureae flos Terna Liar ± 20000 per kg
22 Daun dewa Gynura procumbens
(Lour.) Merr.
Asteraceae Daun Gynurae procumbens
folium
Terna Liar ± 100000 per kg
23 Jombang Taraxacum officinale
(L.) Weber ex F.H.Wigg.
Asteraceae Daun Taraxaci officinale
folium
Terna Liar ± 30000 per kg
24 Sembung Blumea balsamifera (L.)
DC.
Asteraceae Daun Blumeae balsamiferae
folium
Perdu Liar ± 30000 per kg
Lampiran 1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati di Kabupaten Kudus (lanjutan)
No Nama Lokal Nama Spesies Famili Bagian Nama Simplisia Habitus Sumber Harga
25 Tapak liman Elephantopus scaber L. Asteraceae Seluruh
bagian
Elephantopi scaber herba Terna Liar ± 30000 per kg
26 Tempuyung Sonchus arvensis L. Asteraceae Daun Sonchi arvensidis folium Terna Liar ± 30000 per kg
27 Mungsi arab Artemisia cina Berg ex
Poljakov
Asteraceae Biji Artemisiae cinae semen Semak Liar ± 3000 per
bungkus
28 Pacar air Impatiens balsamina L. Balsaminaceae Bunga Impatiens balsaminae flos Terna Liar ± 2000 per
bungkus
29 Kompray Symphytum officinale L. Boraginaceae Daun Symphyti officinale folium Terna Budidaya ± 30000 per kg
30 Sangketan Heliotropium indicum L. Boraginaceae Daun Heliotropii indici folium Terna Liar ± 30000 per kg
31 Manggis Garcinia mangostana L. Clusiaceae Kulit buah Garciniae mangostanae
pericarpium
Pohon Budidaya ± 5000 per
bungkus
32 Mojokeling Terminalia chebula Retz. Combretaceae Buah Terminaliae chebulae
fructus
Pohon Liar ± 3000 per
bungkus
33 Widara upas Merremia mammosa
Chois.
Convolvulaceae Buah Merremiae mammosae
fructus
Liana Liar ± 3000 per
bungkus
34 Teki Cyperus rotundus L. Cyperaceae Umbi Cyperi rotundi bulbus Terna Liar ± 30000 per kg
35 Kayu anyang Elaeocarpus
grandiflorus J.E. Smith
Elaeocarpaceae Buah Elaeocarpi grandiflori fructus
Pohon Liar ± 80000 per
kg
36 Greges otot Equisetum debile Roxb. ex
Vaucher
Equisetaceae Seluruh
bagian
Equiseti debile herba Terna Liar ± 30000 per kg
37 Kemiri Aleurites moluccana (L.)
Willd.
Euphorbiaceae Biji Aleurites moluccanae
semen
Pohon Liar ± 30000 per kg
38 Meniran Phyllanthus niruri L. Euphorbiaceae Seluruh
bagian
Phyllanthi niruri herba Terna Liar ± 30000 per kg
39 Patikan kebo Euphorbia hirta Linn. Euphorbiaceae Seluruh
bagian
Euphorbiae hirtae herba Terna Liar ± 30000 per kg
Lampiran 1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati di Kabupaten Kudus (lanjutan)
No Nama Lokal Nama Spesies Famili Bagian Nama Simplisia Habitus Sumber Harga
40 Asam jawa Tamarindus indica Linn. Fabaceae Buah Tamarindi indicae fructus Pohon Budidaya ± 15000 per kg
41 Dadap serep Erythrina subumbrans
(Hassk.) Merr.
Fabaceae Daun Erythrinae subumbrans
folium
Pohon Liar ± 30000 per kg
42 Daun duduk Desmodium triquetrum
(L.) DC.
Fabaceae Daun Desmodii triquetri folium Perdu Liar ± 30000 per kg
43 Gandu Entada phaseoloides (L.)
Merr.
Fabaceae Biji Entadae phaseoloides
semen
Liana Liar ± 5000 per biji
44 Botor Psophocarpus
tetragonolobus (L.) DC.
Fabaceae Biji Psophocarpi tetragonolobi
semen
Liana Budidaya ± 3000 per
bungkus
45 Jati cina Cassia angustifolia M. Vahl.
Fabaceae Daun Cassiae angustifolia
folium
Semak Budidaya ± 5000 per bungkus
46 Johar Cassia siamea Lamk. Fabaceae Daun Cassiae siameae folium Pohon Budidaya ± 30000 per kg
47 Kayu legi Glycyrrhiza glabra Linn. Fabaceae Kayu Glycyrrhizae glabrae
lignum
Terna Liar ± 75000 per kg
48 Kedawung Parkia roxburghii G. Don Fabaceae Biji Parkiae roxburghii semen Pohon Budidaya ± 100000 per
kg
49 Ketepeng Cassia alata Linn. Fabaceae Daun Cassiae alatae folium Perdu Budidaya ± 30000 per kg
50 Klabet Trigonella foenumgraecum
Linn.
Fabaceae Biji Trigonellae poenumgraeci
semen
Terna Budidaya ± 3000 per
bungkus
51 Mlanding Leucaena glauca (L.)
Benth
Fabaceae Biji Leucaenae glaucae semen Pohon Budidaya ± 3000 per
bungkus
52 Saga manis Abrus precatorius Linn. Fabaceae Biji, Daun Abri precatorii semen;
Abri precatorii folium
Liana Budidaya ± 30000 per kg
Lampiran 1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati di Kabupaten Kudus (lanjutan)
No Nama Lokal Nama Spesies Famili Bagian Nama Simplisia Habitus Sumber Harga
53 Secang Caesalpinia sappan L. Fabaceae Kayu Caesalpiniae sappan
lignum
Perdu Budidaya ± 35000 per kg
54 Seprantu Sindora sumatrana Miq. Fabaceae Buah Sindorae sumatranae
fructus
Pohon Liar ± 80000 per kg
55 Majakani Quercus lusitanica Lamk. Fagaceae Buah Querci lusitanicae fructus Pohon Liar ± 2000 per buah
56 Kluwak Pangium edule Reinw. Flacourtiaceae Biji Pangii edule semen Pohon Budidaya ± 1000 per biji
57 Jamur ling zhi Ganoderma lucidum
(Curtis) P. Karst.
Ganodermataceae Seluruh
bagian
Ganodermae lucidi thallus Parasit Liar ± 15000 per
bungkus
58 Kumis kucing Orthosiphon aristatus
(Bl.) Miq.
Lamiaceae Daun Orthosiphon aristati
folium
Terna Budidaya ± 30000 per kg
59 Selasih Ocimum basilicum L. Lamiaceae Biji Ocimi basilici semen Terna Budidaya ± 3000 per
bungkus
60 Lenglengan Leucas lavandulifolia
Smith
Lamiaceae Daun Leucas lavandulifoliae
folium
Terna Liar ± 30000 per kg
61 Mint Mentha arvensis var
javanica Bentham
Lamiaceae Daun Menthae arvensidis
folium
Perdu Budidaya ± 30000 per kg
62 Galian sintok Cinnamomum sintoc Bl. Lauraceae Kulit
kayu
Cinnamomi sintoc cortex Pohon Liar ± 25000 per kg
63 Kayu lawang Cinnamomum culilawan
(Linn.) Kostermans
Lauraceae Bunga Cinnamoni culilawan flos Pohon Liar ± 3000 per
bungkus
64 Kayu manis Cinnamomum burmannii
(Ness.) Bl.
Lauraceae Kulit
kayu
Cinnamomi burmannii cortex
Pohon Budidaya ± 30000 per kg
65 Krangean Litsea cubeba (Lour.)
Persoon
Lauraceae Kulit
kayu
Litseae cubebae cortex Pohon Liar ± 3000 per
bungkus
66 Mesoyi Cinnamomum massoia
Schewc.
Lauraceae Kulit
kayu
Cinnamomi massoiae cortex
Pohon Liar ± 70000 per kg
Lampiran 1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati di Kabupaten Kudus (lanjutan)
No Nama Lokal Nama Spesies Famili Bagian Nama Simplisia Habitus Sumber Harga
67 Gadung
cina
Smilax china Linn. Liliaceae Umbi Smilax chinae bulbus Semak Budidaya ± 3000 per
bungkus
68 Bawang merah
Allium cepa Linn. Liliaceae Umbi Allii cepae bulbus Terna Budidaya ± 28000 per kg
69 Bawang lanang
Allium sativum Linn. Liliaceae Umbi Allii sativi bulbus Terna Budidaya ± 16000 per kg
70 Tegari Dianella ensifolia (L.) Redouté
Liliaceae Akar Dianellae ensifoliae
radix
Terna Budidaya ± 30000 per kg
71 Dara laut Strychnos lucida R. Br. Loganiaceae Kayu Strychnos lucidae lignum Perdu Liar ± 26000 per kg
72 Benalu te h Loranthus parasitica (L.)
Merr.
Loranthaceae Seluruh
bagian
Loranthi parasiticae herba Parasit Liar ± 35000 per kg
73 Sidowayah Woodfordia floribunda
Salisb.
Lythraceae Bunga Woodfordiae floribundae
flos
Perdu Budidaya ± 30000 per kg
74 Delima
putih
Punica granatum Linn Lythraceae Buah Punicae granati fructus Perdu Budidaya ± 3000 per
bungkus
75 Pekak Illicium verum Hook.F. Magnoliaceae Buah Illicii veri fructus Perdu Budidaya ± 3000 per
bungkus
76 Cempaka
kuning
Michelia champaca L. Magnoliaceae Bunga Micheliae champacae flos Pohon Budidaya ± 2000 per bunga
77 Kantil putih Michelia alba DC. Magnoliaceae Bunga Micheliae albae flos Pohon Budidaya ± 2000 per bunga
78 Bunga
sepatu
Hibiscus rosa-sinensis L. Malvaceae Bunga Hibisci rosa-sinensidis flos
Perdu Budidaya ± 2000 per
bungkus
79 Rosela Hibiscus sabdariffa L. Malvaceae Bunga Hibisci sabdariffae flos Semak Budidaya ± 10000 per
Lampiran 1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati di Kabupaten Kudus (lanjutan)
No Nama Lokal Nama Spesies Famili Bagian Nama Simplisia Habitus Sumber Harga
80 Sidagori Sida rhambifolia L. Malvaceae Daun Sidae rhambifoliae folium Perdu Liar ± 30000
per kg
81 Mahoni Swietenia mahagoni
Jacq.
Meliaceae Buah Swieteniae mahagoni
fructus
Pohon Liar ± 40000
per kg 82 Brotowali Tinospora crispa
Miers.Hook.f.Thems
Menispermaceae Batang Tinosporae crispae caulis
Liana Budidaya ± 100000 per kg
83 Kelor Moringa oleifera Lamk. Moringaceae Daun Moringae oleiferae
folium
Perdu Budidaya ± 30000 per kg
84 Pisang Musa paradisiaca Linn. Musaceae Buah Musae paradisiacae
fructus
Terna Budidaya ± 1000 per buah
85 Pala Myristica fragrans Houtt. Myristicaceae Bunga,
Kulit buah
Myristicae fragrans flos; Myristicae fragrans pericarpium
Pohon Budidaya ± 3000 per
bungkus
86 Cengkeh Syzygium aromaticum
(Linn.) Merr.
Myrtaceae Bunga Syzygii aromatici flos Pohon Budidaya ± 200000
per kg
87 Jung rahap Baeckea frutescens L. Myrtaceae Daun Baeckeae frutescens
folium
Perdu Budidaya ± 40000
per kg
88 Mrica bolong Melaleuca leucadendron L. Myrtaceae Buah Melaleucae leucadendron
fructus
Pohon Budidaya ± 40000
per kg
89 Salam Syzygium polyanthum
(Wight.) Walp.
Myrtaceae Daun Syzygii polyanthi folium Pohon Budidaya ± 2000 per
kg
90 Melati Jasmimum sambac (L.) Ait. Oleaceae Bunga Jasmimi sambac Perdu Budidaya ± 2000 per
bungkus
91 Pandan Pandanus amaryllifolius
Roxb.
Pandanaceae Daun Pandani amaryllifolii
folium
Terna Budidaya ± 2000
per ikat
Lampiran 1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati di Kabupaten Kudus (lanjutan)
No Nama Lokal Nama Spesies Famili Bagian Nama Simplisia Habitus Sumber Harga
92 Kayu angin Usnea barbata Fries. Parmeliaceae Seluruh
bagian
Usneae barbatae thallus Epifit Liar ±150000
per kg
93 Kemukus Piper cubeba L. fil. Piperaceae Daun,
buah
Piperis cubebae folium; Piperis cubebae fructus
Terna Budidaya ± 30000 per kg
94 Mrica ireng Piper nigrum L. Piperaceae Buah Piperis nigri fructus Liana Budidaya ± 2000 per
bungkus
95 Sirih Piper betle L. Piperaceae Daun Piperis betle folium Liana Budidaya ± 2000 per ikat
96 Daun sendok Plantago mayor L. Plantaginaceae Daun Plantago major folium Terna Budidaya ± 30000 per kg
97 Akar wangi Vitiveria zizanioides
(L.) Nash.Ex.Small
Poaceae Akar Vitiveriae zizanioides
radix
99 Padi Oryza sativa L. Poaceae Batang,
biji
Oryzae sativae caulis; Oryzae sativae semen
Terna Budidaya ± 2500 per ikat;
± 5000 per bungkus
100 Sereh Cymbopogon nardus
(L.) Rendle
Poaceae Batang Cymbopogon nardi caulis Terna Budidaya ± 1500 per ikat
101 Suket lorodan Centotheca lappacea
(L.) Desvaux
Poaceae Seluruh
bagian
Centothecae lappaceae herba
Terna Liar ± 30000 per kg
102 Klembak Rheum officinale Baill. Polygonaceae Akar Rhei officinale radix Semak Budidaya ± 30000 per kg
103 Jintan hitam Nigella sativa Linn. Ranunculaceae Biji Nigellae sativae semen Semak Budidaya ± 2000 per
bungkus
104 Mawar Rosa galica L. Rosaceae Bunga Rosae galicae flos Semak Budidaya ± 10000 per
Lampiran 1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati di Kabupaten Kudus (lanjutan)
No Nama Lokal Nama Spesies Famili Bagian Nama Simplisia Habitus Sumber Harga
105 Gempur batu Borreria hispida L. K.
Schum.
Rubiaceae Seluruh
bagian
Borreriae hispidae herba Terna Liar ± 5000 per
bungkus
106 Sarang semut
maluku
Myrmecodia tuberosa
Jack
Rubiaceae Umbi Myrmecodiae tuberosae
bulbus
Epifit Liar ± 5000 per
bungkus
107 Soka merah Ixora coccinea L. Rubiaceae Bunga Ixorae coccineae flos Perdu Budidaya ± 2000 per
bungkus
108 Jeruk kikit Triphasia trifolia (Burm.
f.) P. Wilson
Rutaceae Buah Triphasiae trifoliae fructus Perdu Liar ± 15000 per kg
109 Jeruk nipis Citrus aurantifolia
(Christm. & Panz) Swingle
Rutaceae Buah Citri aurantifoliae fructus Perdu Budidaya ± 10000 per kg
110 Jeruk purut Citrus hystrix DC. Rutaceae Buah Citri hystrix fructus Perdu Budidaya ± 500 per buah
111 Kemuning Murraya paniculata (L.)
Jack
Rutaceae Daun Murrayae paniculatae folium Semak Budidaya ± 30000 per kg
112 Cakar ayam Selaginella doederleinii
Hieron.
Selaginellaceae Seluruh
bagian
Selaginellae doederleinii thallus
Semak Liar ± 30000 per kg
113 Pasak bumi Eurycoma longifolia Jack Simaroubaceae Akar Eurycomae longifoliae radix Perdu Budidaya ± 15000 per kg
114 Go sam si Brucea javanica (L.)
Merr.
Simaroubaceae Biji Bruceae javanicae semen Perdu Budidaya ± 3000 per
bungkus
115 Ciplukan Physalis peruviana Linn. Solanaceae Seluruh
bagian
Physalidis peruvianae herba Terna Liar ± 30000 per kg
116 Tomat Solanum lycopersicum L. Solanaceae Buah Solani lycopersici fructus Terna Budidaya ± 8000 per kg
117 Jati belanda Guazuma ulmifolia Lamk. Sterculiaceae Daun Guazumae ulmifoliae folium Pohon Budidaya ± 30000 per kg
Lampiran 1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati di Kabupaten Kudus (lanjutan)
No Nama Lokal Nama Spesies Famili Bagian Nama Simplisia Habitus Sumber Harga
118 Kayu olet Helicteres isora L. Sterculiaceae Buah Helicteres isorae fructus Perdu Budidaya ± 88000 per kg
119 Kepuh Sterculia foetida L. Sterculiaceae Kulit buah Sterculiae foetidae
pericarpium
Pohon Liar ± 3000 per
bungkus
120 Tempayang Scaphium affinis Pierre Sterculiaceae Buah Scaphii affinidis fructus Pohon Budidaya ± 3000 per
bungkus
121 Kayu gaharu Aquilaria malaccensis
Lamk.
Thymelaeaceae Kayu Aquilariae malaccensidis
lignum
Pohon Liar ± 30000 per kg
122 Mahkota
dewa
Phaleria macrocarpa
(Scheff.) Boerl.
Thymelaeaceae Buah Phaleriae macrocarpae
fructus
Perdu Budidaya ± 5000 per
bungkus
123 Valerean Valeriana officinalis L. Valerianaceae Akar Valerianae officinalidis
radix
Terna Budidaya ± 400000 per kg
124 Bangle Zingiber purpureum
Roscoe
Zingiberaceae Rimpang Zingiberis purpurei
rhizoma
Terna Budidaya ± 7000 per kg
125 Jahe Zingiber officinale
Roscoe
Zingiberaceae Rimpang Zingiberis officinale
rhizoma
Terna Budidaya ± 24000 per kg
126 Jahe merah Zingiber officinale var.
rubra Roscoe
Zingiberaceae Rimpang Zingiberis officinale var.
rubra rhizoma
Terna Budidaya ± 20000 per kg
127 Kapulaga Amomum compactum
Soland. ex Maton
Zingiberaceae Buah Amomi compacti fructus Terna Budidaya ± 120000 per kg
128 Kencur Kaempferia galanga
Linn.
Zingiberaceae Rimpang Kaempferiae galangae
rhizoma
Terna Budidaya ± 24000 per kg
129 Kunci Boesenbergia pandurata
(Roxb.) Schlechter
Zingiberaceae Rimpang Boesenbergiae panduratae
rhizoma
Terna Budidaya ± 16000 per kg
130 Kunci pepet Kaempferia rotunda
Blanco
Zingiberaceae Rimpang Kaempferiae rotundae
rhizoma
Lampiran 1 Keanekaragaman tumbuhan obat yang dijadikan sebagai simplisia nabati di Kabupaten Kudus (lanjutan)
No Nama Lokal Nama Spesies Famili Bagian Nama Simplisia Habitus Sumber Harga
131 Kunyit biasa Curcuma domestica
Valeton
Zingiberaceae Rimpang Curcumae domesticae
rhizoma
Terna Budidaya ± 8000 per kg
132 Kunir putih Curcuma zedoaria
(Christm.) Roscoe
Zingiberaceae Rimpang Curcumae zedoariae
rhizoma
Terna Budidaya ± 20000 per kg
133 Lempuyang
wangi
Zingiber aromaticum Val. Zingiberaceae Rimpang Zingiberis aromatici rhizoma
Terna Budidaya ± 5000 per kg
134 Lengkuas Alpinia galanga (L.) Willd Zingiberaceae Rimpang Alpiniae galangae rhizoma Terna Budidaya ± 6000 per kg
135 Lengkuas
merah
Alpinia purpurata (Vieill.) K. Schum.
Zingiberaceae Rimpang Alpiniae purpuratae
rhizoma
Terna Budidaya ± 4000 per kg
136 Temu ireng Curcuma aeruginosa
Roxb.
Zingiberaceae Rimpang Curcumae aeruginosae
rhizoma
Terna Budidaya ± 8000 per kg
137 Temu mangga Curcuma mangga Valeton
& Zijp
Zingiberaceae Rimpang Curcumae manggae
rhizoma
Terna Budidaya ± 10000 per kg
138 Temulawak Curcuma xanthorriza
Roxb.
Zingiberaceae Rimpang Curcumae xanthorriza
rhizoma
Terna Budidaya ± 8000 per kg
139 Cung wandan - - Buah - - Liar ± 100000 per
kg
140 Pulasara - - Kulit kayu - - Budidaya ± 50000 per kg
Lampiran 2 Pengelompokan spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit/penggunaan
No Kelompok
Penyakit/Penggunaan Macam Penyakit/Penggunaan Spesies Tumbuhan
1 Gangguan Peredaran
Darah
Darah kotor, kanker darah, kurang darah, pembersih darah, penasak, dan penyakit lain yang berhubungan dengan darah
Centella asiatica (L.) Urban, Elephantopus scaber L., Zingiber aromaticum Val., Musa paradisiaca Linn., Imperata cylindrica (L.)
P.Beauv., Murraya paniculata (L.) Jack,
2 Penawar Racun Digigit lipan, digigit serangga, keracunan jengkol, keracunan makanan, penawar racun, dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan racun
Centella asiatica (L.) Urban, Rauvolfia serpentina (L.) Bentham ex. Ku, Desmodium triquetrum (L.) DC.,
3 Pengobatan Luka Luka, luka bakar, luka baru, luka memar,
luka bernanah, infeksi luka, dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan luka
Curcuma mangga Valeton & Zijp, Phyllanthus niruri L., Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr., Cassia alata Linn., Leucaena glauca
(L.) Benth, Pangium edule Reinw., Musa paradisiaca Linn., Ixora
coccinea L.
4 Penyakit Diabetes Kencing manis (diabetes), menurunkan
kadar gula darah, sakit gula, dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan penyakit diabetes
Clinacanthus nutans (Burm. fil.) Lindau, Alstonia scholaris (L.)
R.Br, Alyxia reinwardtii Blume, Areca catechu L., Gynura
procumbens (Lour.) Merr., Symphytum officinale L., Garcinia mangostana L., Alpinia galanga (L.) Willd, Phaleria macrocarpa
(Scheff.) Boerl., Leucaena glauca (L.) Benth, Cinnamomum
burmannii (Ness.) Bl., Strychnos lucida R. Br., Tinospora crispa
Miers.Hook.f.Thems, Hibiscus sabdariffa L., Swietenia mahagoni
Jacq., Pandanus amaryllifolius Roxb., Nigella sativa Linn.,
Myrmecodia tuberosa Jack, Citrus hystrix DC.
5 Penyakit Gangguan Urat
Syaraf
Lemah urat syaraf, susah tidur (insomnia), dan penggunaan lainnya yang
berhubungan
Centella asiatica (L.) Urban, Rauvolfia serpentina (L.) Bentham ex. Ku, Leucas lavandulifolia Smith, Myristica fragrans Houtt.
6 Penyakit Gigi Gigi rusak, penguat gigi, sakit gigi, dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan gigi
Piper betle L.
7 Penyakit Ginjal Ginjal, sakit ginjal, gagal ginjal, batu
ginjal, kencing batu, dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan ginjal
Andrographis paniculata (Burm. fil.) Nees, Elephantopus scaber L.,
Desmodium triquetrum (L.) DC., Plantago mayor L., Imperata
cylindrica (L.) P.Beauv., Borreria hispida L. K. Schum. 31