PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL SERAT
TUTUP BOTOL (CROWN CORK) TERHADAP KUAT
TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Sipil
Oleh :
Indra Sutaryono 0700736
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – S1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lembar Hak Cipta
Pengaruh Penambahan Material
Serat Tutup Botol (
Crown Cork
)
Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik
Belah Beton
Oleh Indra Sutaryono
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Indra Sutaryono 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
INDRA SUTARYONO
(0700736)
PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL SERAT TUTUP BOTOL (CROWN CORK) TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH
BETON
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Drs. Budi Kudwadi, MT NIP. 19630622 199001 1 001
Pembimbing II,
Ben Novarro Batubara, ST, MT NIP. 19801119 200912 1 003
Diketahui oleh :
Ketua Jurusan Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Sipil Teknik Sipil - S1
Drs. Budi Kudwadi, MT Drs. Rakhmat Yusuf, MT NIP. 19630622 199001 1 001 NIP. 19640424 199101 1001
ABSTRAK
PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL SERAT TUTUP BOTOL (CROWN CORK) TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH
BETON
INDRA SUTARYONO (0700736)
Karakteristik beton menunjukan bahwa beton kuat terhadap gaya tekan namun lemah terhadap gaya tarik. Ada beberapa cara untuk memperbaiki kelemahan dari sifat beton ini salah satunya dengan beton serat. Pada penelitian ini, limbah tutup botol logam (crown cork) digunakan sebagai material serat untuk dicampurkan pada campuran beton yang diharapkan dapat memperoleh kekuatan beton yang lebih tinggi. Tujuan penelitian dilakukan adalah untuk mengetahui nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton dengan campuran serat tutup botol (crown cork) dibandingkan dengan beton tanpa campuran serat tutup botol.
Serat tutup botol (crown cork) yang dicampurkan diambil bagian sisi terluarnya yang bergerigi berukuran panjang masing-masing 3 cm, 4.5 cm, dan 6 cm dengan proporsi 2% dari jumlah semen. Sampel benda uji yang dibuat berjumlah 72 buah berbentuk silinder berukuran diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Pengujian dilakukan saat umur beton 7 hari, 14 hari, dan 28 hari menggunakan alat Universal Testing Machine.
Dari hasil pengujian didapat saat umur beton 28 hari, beton dengan tambahan serat tutup botol (crown cork) memperoleh nilai kuat tekan dan kuat tarik belah yang lebih tinggi daripada beton biasa atau tanpa campuran serat. Kuat tekan optimal pada umur 28 hari diperoleh beton dengan tambahan serat panjang 4.5 cm yang mencapai rata-rata 17.169 MPa atau meningkat 43.06 % dari beton tanpa serat, sedangkan beton dengan tambahan serat panjang 3 cm mencapai rata-rata 16.727 MPa atau meningkat 39.39 % dari beton tanpa serat, dan beton dengan serat panjang 6 cm mencapai rata-rata 13.155 MPa atau meningkat 9.61 % dari beton tanpa serat. Kuat tarik belah optimal pada umur 28 hari diperoleh pula oleh beton dengan tambahan serat panjang 4.5 cm yang mencapai rata-rata 2.684 MPa atau meningkat 12.97 % dari beton tanpa serat, sedangkan beton dengan tambahan serat 3 cm mencapai rata-rata 2.619 MPa atau meningkat 10.22 % dari beton tanpa serat, dan beton dengan panjang serat 6 cm mencapai 2.41 MPa atau meningkat 1.43 % dari beton tanpa serat.
ABSTRACT
INFLUENCE ADDITION FIBER MATERIAL OF BOTTLE CAPS (CROWN CORK) AGAINST COMPRESSIVE STRENGTH AND CONCRETE
SPLITTING TENSILE STRENGTH INDRA SUTARYONO (0700736)
Concrete characteristics indicate that the concrete strong against compressive strength but weak against tensile strength. There are several ways to fix the weaknesses this concrete with concrete fibers. In this riset, waste metal bottle caps (crown cork) used as a material for added fiber on concrete mix which is expected to be able to obtain a higher strength concrete. The purpose of doing research is to know the value of a compressive strength and spliting tensile strength with a mixture of concrete fiber bottle cap (crown cork) compared to mixture of concrete without fibres bottle caps.
Fiber bottle cap (crown cork) that blended is taken the outside of bottle cap the jagged long-sized each 3 cm, 4.5 cm, 6 cm and with a proportion of 2% of the amount of cement. Sample test objects are made of 72 cylindrical sized diameter 10 cm and a 20 cm height. testing conducted during the age of concrete 7 days, 14 days, and 28 days using Universal Testing Machine.
From the results obtained when testing the concrete age 28 days, with the addition of concrete fiber bottle cap (crown cork) obtained the value of compressive strength and tensile strength is higher than normal concrete without fiber. Robust optimal press at the age of 28 days is obtained with the addition fibers concrete with a length 4.5 cm reach an average of 17.169 MPa or increased 43.06% of the concrete without fibres, while the addition fibers concrete with a length 3 cm reach an average of 16.727 MPa or increased 39.39% of the concrete without fibres, and the addition fibers concrete with a length 6 cm reach an average of 13.155 MPa or increased 9.61% of the concrete without fibres. Spliting tensile strength optimal at the age of 28 days retrieved also by concrete with an addition fibers concrete with a length 4.5 cm reach an average of 2,684 MPa or increased 12.97% of the concrete without fibres, while addition fibers concrete with a length 3 cm reach an average of 2.619 MPa or 10.22% of concrete without the fiber, and addition fibers concrete with a length of 6 cm reach an average of 0.22 MPa or increased 1.43% of the concrete without fibres.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR ISTILAH ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Perumusan Masalah ... 5
1.4 Pembatasan Masalah ... 6
1.5 Tujuan Penelitian ... 7
1.6 Kegunaan Penelitian ... 7
1.7 Sistematika Penulisan ... 8
BAB II STUDI PUSTAKA ... 9
2.1 Definisi Beton ... 9
2.2 Jenis-Jenis Beton ... 13
2.3 Beton Serat ... 17
2.4 Tutup Botol Crown Cork atau“Tutup Mahkota” ... 23
2.4.1 Karakteristik Logam ... 23
2.4.2 Pembuatan Tin Plate ... 25
2.5 Pemanfaatan Limbah Tutup Botol Crown Cork Sebagai Serat Pada Beton ... 30
2.6 Karakterisasi Beton... 32
2.6.1 Umur Beton... 32
2.6.2 Mix Design ... 33
2.6.3 Persyaratan Pembuatan Benda Uji ... 37
2.6.4 Uji Slump ... 40
2.6.5 Pembuatan Benda Uji ... 41
2.6.6 Kuat Tekan ... 42
2.6.7 Kuat Tarik Belah ... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44
3.1Metode Penelitian... 44
3.2Bahan Baku dan Peralatan ... 45
3.2.1 Bahan Baku ... 45
3.2.2 Peralatan... 46
3.3Variabel dan Parameter ... 48
3.4Alur Penelitian ... 49
3.5Lokasi Penelitian ... 50
3.6Perencanaan Campuran Beton ... 50
3.7Batasan Uji Laboratorium ... 51
3.8Pengujian Material ... 52
3.8.1 Analisa Agregat Halus ... 52
3.8.2 Analisa Agregat Kasar ... 53
3.9Langkah-Langkah Pengujian ... 54
3.9.1 Pembuatan Campuran Adukan Beton Tanpa Serat... 54
3.9.2 Pembuatan Campuran Adukan Beton dengan Campuran Serat ... 55
3.9.3 Pengujian Workability ... 56
3.9.4 Pembuatan Benda Uji Silinder ... 57
3.9.5 Perawatan ... 58
3.9.6 Pengujian Kuat Tekan Beton ... 59
3.10 Perhitungan Rencana Campuran Beton (Mix Design) ... 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64
4.1 Hasil Pengujian ... 64
4.1.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton ... 64
4.1.2 Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton ... 66
4.2 Pembahasan ... 68
4.2.1 Interpretasi Hasil Pengujian Kuat Tekan ... 68
4.2.1.1 Kuat Tekan Umur 7 Hari ... 68
4.2.1.2 Kuat Tekan Umur 14 Hari ... 69
4.2.1.3 Kuat Tekan Umur 28 Hari ... 70
4.2.1.4 Hubungan Kuat Tekan dengan Umur Beton ... 71
4.2.2 Interpretasi Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah ... 73
4.2.2.1 Kuat Tarik Belah Umur 7 Hari ... 73
4.2.2.2 Kuat Tekan Umur 14 Hari ... 74
4.2.2.3 Kuat Tekan Umur 28 Hari ... 75
4.2.2.4 Hubungan Kuat Tarik Belah dengan Umur Beton ... 77
4.2.3 Analisis Terhadap Hasil Penelitian ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
5.1 Kesimpulan ... 83
5.1 Saran ... 84
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Nilai Modulus Young dai Berbagai Macam Bahan ... 22
Tabel 2.2. Karakteristik logam dibandingkan bahan non logam ... 24
Tabel 2.3 Komposisi Kimia (Kisaran dan Presentese Maksimum) dari Beberapa Jenis Kaleng ... 28
Tabel 2.4 Jenis Kaleng Berdasarkan Jumlah Timah dan Cara Melapisi ... 28
Tabel 2.5 Kisaran Perkembangan Volume Penjualan Teh Botol Sosro di Setiap Kantor Cabang di Bali Tahun 2001-2003 (dalam Krat)... 30
Tabel 2.6 Perkiraan Kuat Tekan (MPa) Beton dengan faktor Air-Semen, dan Agregat Kasar yang Biasa dipakai di Indonesia ... 33
Tabel 2.7 Nilai slump Untuk Berbagai Pekerjaan ... 34
Tabel 2.8 Kebutuhan Air Pencampur dan Kadar Udara untuk Berbagai slump dan Ukuran Nominal Agregat Maksimum Pecah ... 35
Tabel 2.9 Hubungan Antara Rasio Air-Semen dengan Kekuatan Beton ... 35
Tabel 2.10 Volume Agregat kasar per satuan Volume Beton ... 36
Tabel 2.11 Perkiraan Awal Berat Beton Segar ... 36
Tabel 2.12 Jumlah Lapisan yang Diperlukan Untuk Benda Uji ... 42
Tabel 3.1 Varian, Kode, dan Benda Uji Per Pengujian ... 48
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 7, 14, dan 28 Hari ... 64
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perbandingan Sampel Kuat Tekan Beton Umur 7 Hari... 68
Grafik 4.2 Perbandingan Sampel Kuat Tekan Beton Umur 14 Hari... 69
Grafik 4.3 Perbandingan Sampel Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari... 70
Grafik 4.4 Perbandingan Sampel Kuat Tekan Berdasarkan Umur Beton ... 71
Grafik 4.5 Perbandingan Sampel Kuat Tarik Belah Beton Umur 7 Hari... 73
Grafik 4.6 Perbandingan Sampel Kuat Tarik Belah Beton Umur 14 Hari... 74
Grafik 4.7 Perbandingan Sampel Kuat Tarik Belah Beton Umur 28 Hari... 75
DAFTAR ISTILAH
Asbestos Suatu jenis batu alam yang mengandung air, umumnya dengan magnesium atau alumunium dan bersifat tahan terhadap api. Berbentuk serat mineral silika
Agregat Material granular, misalnya pasir kerikil atau
batu pecah
Agregat Halus Agregat yang mempunyai diameter butir
diatas 0.25 mm sampai 4 mm yang biasa disebut pasir
Agregat Kasar Agregat yang mempunyai diameter butir
diatas 4 mm sampai 31.5 mm yang biasa disebut kerikil
Berat Isi Berat beton segar per satuan isi
Berat Jenis Perbandingan berat satuan volume material dengan berat air dengan volume yang sama pada temperature yang ditentukan
Beton Segar Campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa saat karakteristiknya tidak berubah
Bliding Keluarnya air dari beton segar akibat pengendapan bahan padat beton
batu-bara, arang, digunakan untuk mengolah bijih besi
Crown Cork Tutup botol berbentuk mahkota raja
Daktail Tidak mudah patah, liat
Deformed Fibers Serat yang bentuknya berubah disetiap sisi Faktor Air Semen Angka perbandingan antara berat air bebas
dan berat semen dalam beton
Getas Mudah patah, rapuh
Gradasi Susunan derajat atau tingkat
Isotropis Mendapati keadaan yang sama disetiap sisi
Komposit Beberapa bahan dengan karakteristik berbeda memikul beban secara bersamaan
Kuat Tekan Beton Beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu
Kuat Tarik Belah Beton Nilai dari hasil pembebanan benda uji yang diletakan mendatar sejajar dengan permukaan meja mesin uji tekan
Metal Logam
Mineral Bahan dari pertambangan atau bahan pelican seperti, logam emas, perak, batubara,dsb
Modulus Elastisitas Perbandingan tegangan dan regangan yang dialami bahan
Polymeric Substansi yang terdiri dari molekul-molekul yang menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu unit monomer
Segregasi Terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu adukan
Semen Portland Semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen Portland yang terdiri atas kalsium silikat, kristal senyawa kalsium sulfat, dan boleh ditambah bahan tambahan lain.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang banyak, menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa
pada tahun 2010. Dengan banyaknya jumlah penduduk dan akan terus meningkat
pertumbuhan serta kesejahteraan masyarakat mendorong orang untuk memenuhi
kebutuhan akan kehidupan yang layak, salah satunya kebutuhan suatu bangunan,
baik rumah maupun fasilitas umum. Pemerintah pun sekarang ini sedang
menggalakan program-program pembangunan untuk masyarakat seperti
pembangunan tempat tinggal, sarana olahraga, bandara, pelabuhan, dan
sebagainya.
Saat ini beton merupakan bahan yang paling sering digunakan untuk
pembangunan konstruksi. Para ahli struktur bangunan lebih menyukai beton untuk
dijadikan sebagai material bangunan, karena beberapa keunggulannya, antara lain
: bahan campuran mudah didapat secara alami di banyak tempat, mudah dibuat
dan dilaksanakan, mudah dibentuk untuk keperluan aspek struktural maupun
arsitektural, memiliki tingkah laku deformasi yang relatif kaku, memiliki
ketahanan relatif baik terhadap suhu tinggi, memiliki ketahanan yang cukup baik
jangka panjang yang cukup baik, serta biaya pelaksanaan dan perawatan
bangunan yang relatif murah.
Karakteristik pada beton memang menunjukan bahwa beton kuat terhadap
gaya tekan, namun disisi lain beton lemah terhadap gaya tarik. Hal ini yang
menjadi salah satu dari kekurangan dari beton. Dalam jurnal yang ditulis Iwan
Rustendi, (Murdock dan Brook, 1996) mengatakan, kekuatan tarik beton hanya
sekitar seperduapuluh kekuatan tekannya. Sehingga sangatlah tidak efektif apabila
beton dijadikan material pada elemen-elemen struktur yang menderita tegangan
tarik. Meskipun telah dilakukan penambahan baja pada beton yang mengalami
tegangan tarik, retak-retak melintang masih sering terjadi. Bagian beton tarik akan
mengalami retak jauh lebih cepat sebelum baja tulangan dapat memberi dukungan
terhadap tarikan secara optimal, akibatnya akan terjadi retak rambut (micro crack)
yang dapat mempengaruhi keawetan bangunan dan dirasa beton belum
memberikan hasil yang memuaskan.
Berbagai cara yang dilakukan untuk memperbaiki kemampuan beton
sehingga dapat menahan tegangan tarik, salah satunya adalah dengan beton serat
(fiber concrete).
Beton serat ialah material komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan
lain yang berupa serat (Tjokrodimuljo, 1996). Menurut Iwan Rustendi (2004)
dalam jurnalnya bahwa dengan penambahan serat, beton menjadi lebih tahan retak
dan tahan benturan sehingga beton serat lebih daktail daripada beton biasa.
Dengan kata lain pengaruhnya terhadap kekuatan beton adalah meningkatkan kuat
serat-serat ini, daerah beton tarik yang mengalami retakan-retakan akan ditahan
oleh serat tambahan ini sehingga kuat tariknya akan bertambah dibanding dengan
beton biasa.
Serat merupakan suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen
yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Berbagai macam-macam serat
yang bisa dijadikan bahan campuran pada beton. Dalam jurnal yang ditulis
Yohanes dan Tri (2006) serat untuk campuran beton dapat dibedakan menjadi
empat jenis, antara lain : serat metal, serat polymeric, serat mineral, dan serat
alam.
Berbicara mengenai keuntungan beton serat, tentu beton serat memiliki
keuntungan karena dengan hanya menambahkan serat dari bahan yang tidak
mahal bahkan tersedia secara cuma-cuma akan mendapatkan nilai lebih terhadap
kekuatan tarik betonnya dibanding beton biasa.
Tutup botol merupakan benda yang banyak dijumpai disetiap tempat.
Tutup botol plastik banyak ditemui pada botol air mineral ataupun botol obat.
Tutup botol berbahan alumunium digunakan botol sirup, sedangkan tutup botol
logam (jenis Crown cork) banyak digunakan pada botol minuman teh dan
minuman berkarbonasi.
Tutup botol logam (crown cork) berbentuk bundar pipih memiliki
corrugation (lekukan) seperti mahkota raja. Crown cork terbuat dari tinplate atau
plat timah terdiri dari lembaran baja dengan pelapis timah. Plat timah ini berupa
lembaran baja atau gulungan baja berkarbon rendah dengan ketebalan 0.15 – 0.5
ini selain kuat, tahan lama, dan tidak muda berkarat, juga dapat di tempa dan
dibengkokan dalam keadaan padat,
Dilihat dari bentuknya yang bergerigi dan bahannya yang kuat namun
mudah dibengkokan memungkinkan sekali bagian sisi terluar yang bergerigi
tersebut digunakan sebagai material serat pada beton. Bagian bergerigi tersebut
memungkinkan akan memberikan ikatan yang lebih kuat pada campuran agregat
beton. Keuntungan lain menggunakan material tutup botol crown cork ini adalah
karena material ini melimpah banyak dijumpai disetiap tempat dan merupakan
limbah karena banyak orang yang membuang begitu saja tutup botol ini,
pemanfaatan limbah tutup botol crown cork ini masih terbatas, hanya sedikit
orang yang memanfaatkannya untuk dijadikan hiasan atau souvenir.
Crown cork apabila dibiarkan begitu saja berpotensi untuk merusak
lingkungan karena limbah ini sulit terurai. Melihat hal itu, peneliti tertarik untuk
memanfaatkan limbah tersebut untuk digunakan sebagai campuran beton. Dengan
digunakannya bagian lekukan pada limbah tutup botol crown cork ini sebagai
material serat pada beton, maka akan memberikan suatu nilai lebih untuk beton itu
sendiri maupun untuk lingkungan sekitar kita.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan melakukan penelitian
dengan judul : “Pengaruh Penambahan Material Serat Tutup Botol (Crown Cork)
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Pengaruh apa yang terjadi akibat penambahan limbah tutup botol crown cork
sebagai serat ditinjau dari kekuatan tekan betonnya.
2. Pengaruh apa yang terjadi akibat penambahan limbah tutup botol crown cork
sebagai serat ditinjau dari kekuatan tarik belah betonnya.
3. Bagaimana dengan pengaruh terhadap daktalitas dan retak pada beton biasa
maupun pada beton dengan tambahan serat tutup botol crown cork.
4. Bagaimana perbandingan jumlah campuran limbah tutup botol crown cork
sebagai serat pada beton.
1.3 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana kekuatan tekan beton yang menggunakan serat tutup botol (Crown
cork) bila dibandingkan dengan beton biasa tanpa campuran serat tutup botol?
2. Bagaimana kekuatan tarik belah beton yang menggunakan serat tutup botol
(Crown cork) bila dibandingkan dengan beton biasa tanpa campuran serat
1.4 Pembatasan Masalah
Mengingat luas nya lingkup penelitian dan agar pembahasannya lebih
fokus dan rinci, maka pembahasan pada penelitian ini akan dibatasi. Adapun
batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah :
1. Campuran beton normal tanpa menggunakan bahan tambahan limbah tutup
botol sebagai serat berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan
kekuatan tekan rencana 20 MPa
2. Penambahan limbah tutup botol sebagai serat pada campuran beton sebesar
2% dari volume semen dengan kuat tekan rencana 20 MPa. Pemilihan
tambahan campuran 2% ini didasarkan dari penelitian yang telah dilakukan
Ananda Ariatama (2007) yang mencampurkan beton dengan tambahan 2%
serat kawat bendrat. Peneliti menganggap bahwa bahan material kawat
bendrat dengan serat tutup botol crown cork memiliki sifat fisik yang tidak
jauh berbeda.
3. Bahan tambahan limbah tutup botol jenis crown cork diambil bagian sisi
terluarnya yang bergerigi, dengan panjang 30 mm, 45 mm, dan 60 mm sebagai
serat dengan perbandingan tertentu.
4. Penelitian ditujukan untuk penggunaan pada bangunan bagian pelat lantai.
5. Melakukan pengujian pada beton tersebut, meliputi :
a. Pengujian kuat tekan. Kuat tekan beton menurut SNI 03-1974-1990 adalah
besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur
bila dibebani dengan gaya tekanan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin
b. Pengujian kuat tarik belah. Nilai Kuat tarik belah atau kuat tarik tidak
langsung beton menurut SNI 03-2491-2002 diperoleh dari hasil
pembebanan benda uji yang diletakan mendatar sejajar dengan permukaan
meja penekan mesin uji tekan.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kekuatan tekan beton yang menggunakan serat tutup botol
(Crown cork) dibandingkan dengan beton biasa tanpa campuran serat tutup
botol.
2. Untuk mengetahui kekuatan tarik belah beton yang menggunakan serat tutup
botol (Crown cork) dibandingkan dengan beton biasa tanpa campuran serat
tutup botol.
1.6 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini, antara lain :
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang sifat fisik beton
dalam hal ini kuat tekan dan kuat tarik belah pada beton dengan penambahan
serat dari limbah tutup botol,
2. Sumber informasi, bahwa limbah tutup botol yang jumlahnya banyak dan
belum dimanfaatkan secara maksimal serta berpotensi akan merusak
lingkungan dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada beton serat
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah,
perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dibahas mengenai metode dan prosedur yang digunakan
saat penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas mengenai hasil pengujian dan pembahasan
mengenai analisa terhadap hasil pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran
atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah guna
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Kegiatan penelitian yang akan
dilakukan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, antara lain rasional, empiris, dan
sistematis
Dalam tugas akhir ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen. Sugiono mengatakan bahwa “penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” (sugiyono, 2008 :
72).
Metode eksperimen dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk mendapatkan
kuat tekan dan kuat tarik belah dari beton yang telah ditambahkan serat dari
lekukan tutup botol crown cork. Sebagai pembanding dibuat pula beton dengan
campuran normal, sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai pengaruh
penambahan tutup botol crown cork pada beton serat yang ditinjau dari kuat tekan
3.2 Bahan Baku dan Peralatan
3.2.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan sampel beton, yaitu :
1. Semen
Semen berfungsi sebagai bahan pengikat pada adukan beton. Pada
penelitian ini digunakan Portland Pozolan Cement Biasa Tipe I Merk Tiga Roda
2. Agregat halus (pasir)
Pasir yang digunakan merupakan pasir beton berasal dari pasir Cimalaka,
dimana sebelum dilaksanakan pembuatan beton dilakukan analisis saringan untuk
menentukan zone pasir dan pengujian kadar lumpur.
3. Agregat kasar (batu pecah)
Agregat kasar yang digunakan dengan diameter antara 1 – 2.5 cm diambil
dari batuan
4. Air
Air yang digunakan berasal dari Laboratorium Bahan dan Konstruksi
Program Studi Teknik SIpil Universitas Pendidikan Indonesia. Secara visual air
tampak jernih, tidak berwarna dan tidak berbau.
5. Crown cork
Bahan serat yang digunakan adalah limbah tutup botol bekas jenis crown
cork diambil sisi terluar yang bergerigi dengan karakteristik bahan sebagai
berikut:
Bahan : TinPlate
Ukuran potongan : 30 mm, 45 mm, 60 mm dengan lebar 2.5 mm
Penyerapan Air : Nol
3.2.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan (untuk pengujian material dan pembuatan
sampel beton), yaitu :
1. Timbangan digital (weight balance digital) kapasitas 410 gr dan 30 Kg, untuk
menimbang bahan material saat uji coba maupun pembuatan campuran beton
2. Timbangan kapasitas 60 Kg, digunakan untuk menimbang material yang
bobotnya lebih besar dari kapasitas timbangan digital
3. Wadah baja berbentuk silinder, untuk pemeriksaan berat volume agregat
4. Gelas ukur ukuran 1000 ml, digunakan untuk pengujian kadar lumpur
5. Ayakan/ saringan ukuran ½ inci sampai No.200 untuk uji gradasi
6. Wadah ember besar, untuk menampung campuran beton segar
7. Talam-talam, untuk wadah contoh agregat
8. Sendok aduk, untuk menuang bahan material
9. Keranjang besi, untuk pengujian Spesific-Grafity dan penyerapan agregat
kasar
10.Alat penggantung keranjang,
11.Handuk, untuk mengeringkan bagian luar dari agregat kasar (UJI SSD agregat
kasar)
12.Piknometer kapasitas 500 gram, untuk pengujian Spesific-Grafity dan
13.Cetakan kerucut pasir, untuk pengujian SSD agregat halus
14.Tongkat pemadat dari logam untuk cetakan kerucut pasir
15.Alat pengaduk beton kapasitas 50 Kg, untuk mencampur material beton
16.Cetakan beton (mould steel) ukuran diameter 10 cm tinggi 20 cm
17.Sheive Shaker, digunakan menggoyangkan ayakan secara otomatis
18.Compression Machine/ Universal Testing Machine (UTM) Merk controls
digunakan saat pengujian/ pengetesan sampel, spesifikasi tekniknya antara
lain :
o Max. load = 300 kN
o Max. vertical daylight = 800 mm (without accessories)
o Distance between colomns = 610 mm
o Testing speed range = 0 – 100 mm/min
o Max. load rate = 100 KN/s
o Encoder resolution = 0.01 mm
o Encoder accuracy = better than 0.2 mm
o Machine class = 1
o Overall dimension = 2150 x 710 x 510 mm
o Weight approx = 800 Kg
19.Oven digunakan untuk mengeluarkan kandungan air dalam material yang
diuji, spesifikasi oven yang digunakan antara lain :
o Merk : Controls
o Serial Number : 07011202
o Power Supply : 1500 W – 230 V 50 – 60 Hz 1 ph
o Dimensi : 705 x 565 x 700 (mm)
11. Peralatan Slump tes, digunakan untuk menguji Workability
3.3 Variabel dan Parameter
Sugiyono mendefinisikan bahwa “variabel adalah atribut dari sekelompok
orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu objek dengan objek lainnya dalam kelompok tersebut”.
Variabel dalam penelitian ini adalah beton yang ditambahkan dengan
limbah tutup botol crown cork sebagai serat dengan persentasi 2% dari volume
semen, dengan panjang masing-masing 30 mm, 45 mm, dan 60 mm.
Tabel 3.1 Varian, Kode, dan Benda Uji Per Pengujian
Sample B (2%) Panjang 45
Parameter pengujian dalam penelitian beton serat ini meliputi pengujian
kuat tekan dan kuat tarik tidak langsung/ kuat tarik belah yang dilakukan pada
umur beton 7, 14, 28 hari. Jadi, total 72 sampel silinder.
3.4 Alur Penelitian
Untuk mengetahui hasil dari penelitian yang akan dilakukan, perlu suatu
langkah-langkah yang tepat. Secara umum langkah-langkah penelitian adalah
sebagai berikut :
PERSIAPAN BAHAN
Pengumpulan bahan beton serat meliputi semen, pasir, kerikil, dan lekukan tutup botol (setelah sebelumnya dilakukan uji
material)
PENIMBANGAN
Bahan baku pembuatan beton ditimbang sesuai komposisinya
PENCAMPURAN
3.5 Lokasi Penelitian
Penelitian dan pengamatan uji kuat tekan dan uji kuat tarik ini dilakukan di
Laboratorium Struktur dan Bahan Program Studi Teknik Sipil Universitas
Pendidikan Indonesia, Jalan Dr. Setiabudi No. 207 Bandung 40154.
3.6 Perencanaan Campuran Beton
Beton yang akan dibuat direncanakan mencapai mutu beton fc’ 20 Mpa,
sedangkan jumlah proporsi masing-masing bahan yang diperlukan sebagai mix
design akan dibahas pada point 3.10
PENCENTAKAN
Setelah diaduk, beton dituang dalam cetakan dan dipadatkan
PERAWATAN
Beton disimpan sebelum pengujian
PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL
3.7 Batasan Uji Laboratorium
Pada percobaan yang penyusun lakukan, penyusun menggunakan benda
uji berdasarkan SK SNI T - 15 - 1991 - 03 Bab.I pasal 1.3 ayat 14 yaitu berbentuk
silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Namun karena
keterbatasan silinder yang tersedia pada laboratorium, maka silinder yang
digunakan menggunakan ukuran diameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Penyusun
mengambil sampel berjumlah 12 buah untuk uji kuat tekan, 12 buah untuk uji kuat
tarik belah dalam 3 hari pengujian, yaitu umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
Untuk pengujian workability, penyusun melakukan jenis pengujian yaitu
slump test. Slump test dilakukan dengan menggunakan kerucut Abrams dengan
diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm, dan tinggi 30 cm yang diletakkan di
atas bidang alas yang rata yang tidak menyerap air (berdasarkan ASTM C 143).
Untuk metode pengujian kuat tekan beton berdasarkan SK SNI M–14-
1989–F. Uji tekan dilakukan pada umur 7, 14, 28 hari dengan alat Universal
Testing Machine (UTM) merk Controls. Metode pengujian kuat tarik belah
berdasarkan standar pengujian dari Departemen Pekerjaan Umum (DPU) yang
ada dalam buku SNI 03-2491-1991 atau SK-SNI M-60-1990-03 dengan judul
“Metode Pengujian Kuat Tarik-BelahBeton“. Uji kuat tarik belah beton dilakukan
pada umur 7, 14, 28 hari dengan alat Universal Testing Machine (UTM) Merk
3.8. Pengujian Material Yang Dilakukan
3.8.1. Analisa Agregat Halus
Pasir yang digunakan adalah pasir galunggung. Analisa agregat halus ini
dilakukan untuk mengetahui kualitas dari pasir yang akan digunakan sebagai
material dalam pembuatan campuran beton. Pengujian yang dilakukan adalah :
1. Analisa Saringan
Analisa saringan dilakukan untuk mengetahui gradasi dan modulus kehalusan
pasir.
2. Analisa Kadar Air
Untuk mengetahui kadar air ( absorbsion ) pasir, baik pada kondisi asli lapangan
maupun pada kondisi SSD.
3. Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No. 200
Tujuan percobaan ini adalah menetapkan jumlah bahan dalam agregat halus yang
lolos saringan no 200 dengan cara pencucian.
4. Berat Volume Agregat Halus
Menentukan berat isi agregat halus yang didefinisikan sebagai perbandingan
antara berat material kering dengan volume.
5. Analisa Kadar Lumpur
Dilakukan untuk mengetahui kadar lumpur yang terdapat pada pasir. Untuk
pengujian kadar lumpur pasir, dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara kocokan
6. Analisa Specific-Grafik dan penyerapan agregat kasar
Tujuan praktikum ini umtuk menentukan “bulk dan apparent” specific gravity dan
penyerapan (abscorption) dari agregat halus menurut prosedur ASTM C 128.
Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalam
adukan beton
3.8.2. Analisa Agregat Kasar
Analisa agegat kasar ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dari agregat
kasar yang akan digunakan sebagai material dalam pembuatan campuran beton.
Pengujian yang dilakukan adalah :
1. Analisa Saringan
Analisa saringan dilakukan untuk mengetahui gradasi dari agregat kasar.
2. Analisa Kadar Air
Untuk mengetahui kadar air ( absorbsion ) split, baik pada kondisi asli lapangan
maupun pada kondisi SSD.
3. Berat Volume Agregat Kasar
Menentukan berat isi agregat kasar yang didefinisikan sebagai perbandingan
antara berat material kering dengan volume.
4. Analisa Specific-Grafik dan penyerapan agregat kasar
Tujuan praktikum ini untuk menentukan “bulk dan apparent” specific gravity dan
penyerapan (absorption) dari agregat kasar menurut prosedur ASTM C 128. Nilai
ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalam
3.9 Langkah-Langkah Pengujian
3.9.1 Pembuatan Campuran Adukan Beton Tanpa Serat
Adapun urutan pekerjaan pencampuran adukan beton adalah sebagai
berikut :
1. Menakar seluruh campuran yang dibutuhkan, baik semen, pasir, kerikil dan air
sesuai dengan mix design yang dibuat.
2. Memasukkan bahan – bahan tersebut kedalam molen dengan urutan sebagai
berikut:
Memasukkan semen dan pasir terlebih dahulu
Putar molen hingga terlihat keduanya homogen
Masukan batu pecah, lalu putar kembali molen sampai seluruhnya
tercampur dan berwarna kecoklatan
Memasukkan air sedikit demi sedikit sambil memutar kembali molen
hingga air campuran habis.
3. Memutar molen selama kurang lebih 10 menit agar campuran merata. Untuk
memastikan sudah merata, molen dibolak – balik kekanan – kekiri dengan
kemiringan tertentu, namun jangan sampai menumpahkan isi molen. Setelah
adukan terlihat homogen kurang lebih 3 menit, lalu tuangkan campuran diatas
wadah
4. Menuangkan campuran diatas loyang, atau ember sebanyak separuh dari isi
molen untuk menguji workabilitas.
5. Pada saat sedang dilakukan pengujian workabilitas, molen tetap diputar agar
6. Lakukan pengujian nilai slump dan periksa apakah memenuhi persyaratan
yang diisyaratkan atau tidak (slump diisyaratkan pada penelitian ini adalah 25 – 75 mm untuk perkerasan dan pelat lantai),
3.9.2 Pembuatan Campuran Adukan Beton dengan Campuran Serat
Adapun urutan pekerjaan pencampuran adukan beton dengan tambahan
campuran serat crown cork adalah sebagai berikut :
1. Menakar seluruh campuran yang dibutuhkan, baik semen, pasir, kerikil, air,
dan serat gerigi crown cork sesuai dengan mix design yang dibuat.
2. Memasukkan bahan – bahan semen, pasir, kerikil, dan air kedalam molen
dengan urutan sebagai berikut:
Memasukkan semen dan pasir terlebih dahulu
Putar molen hingga terlihat keduanya homogen
Masukan batu pecah, lalu putar kembali molen sampai seluruhnya
tercampur dan berwarna kecoklatan
Memasukkan air sedikit demi sedikit sambil memutar kembali molen
hingga air campuran habis.
3. Memutar molen selama kurang lebih 10 menit agar campuran merata. Untuk
memastikan sudah merata, molen dibolak – balik kekanan – kekiri dengan
kemiringan tertentu, namun jangan sampai menumpahkan isi molen. Setelah
adukan terlihat homogen kurang lebih 3 menit, lalu tuangkan campuran diatas
4. Menuangkan campuran diatas loyang, atau ember sebanyak separuh dari isi
molen untuk menguji workabilitas.
5. Pada saat sedang dilakukan pengujian workabilitas, molen tetap diputar agar
tetap terjaga homogenitas dari campuran beton yang tersisa.
6. Lakukan pengujian nilai slump dan periksa apakah memenuhi persyaratan
yang diisyaratkan atau tidak (slump diisyaratkan pada penelitian ini adalah 25 – 75 mm untuk perkerasan dan pelat lantai),
7. Setelah itu, masukan campuran pada silinder sambil dicampurkan pula serat
crown cork dengan proporsi untuk 1 silinder. Serat dicampurkan secara acak
dalam sampel.
3.9.2 Pengujian Workability
Pengujian workabilitas menggunakan kerucut Abrams, langkah – langkah
pengujian dengan kerucut Abrams adalah sebagai berikut :
1. Campuran beton tersebut sesegera mungkin dimasukkan kedalam kerucut
secara bertahap, sebanyak 3 lapisan dengan ketinggian yang sama. Setiap lapis
dipadatkan dengan cara ditusuk dengan menjatuhkan secara bebas tongkat
baja berdiameter 16 mm, panjang 60 cm. Dilakukan sebanyak 25 kali untuk
tiap lapis.
2. Meratakan adukan pada bidang atas kerucut Abrams dan didiamkan selama 30
detik.
3. Mengangkat kerucut Abrams secara perlahan dengan arah vertikal keatas,
4. Pengukuran slump dilakukan dengan membalikkan posisi kerucut Abrams di
sebelah adukan. Kemudian dilakukan pengukuran ketinggian penurunan
dihitung terhadap bagian atas kerucut Abrams. Dilakukan tiga kalipengukuran
dengan mistar pengukur atau meteran, kemudian hasilnyadirata – rata.
5. Nilai rata – rata menunjukkan nilai slump dari campuran beton.
3.9.3 Pembuatan Benda Uji Silinder
Dalam pembuatan adukan beton, setiap penuangan beton harus dilakukan
pengujian workabilitas dengan menggunakan Kerucut Abrams dan diperiksa
apakah memenuhi persyaratan nilai slump yang diisyaratkan atau tidak.
Untuk 1 kali mixing dilakukan untuk cetakan 6 sampel benda uji (5 sampel
untuk dijadikan benda uji, 1 sampel untuk kelebihan/ penyusutan dsb.). Silinder
yang tersedia berjumlah 10 buah, sedangkan kebutuhan sampel keseluruhan
berjumlah 72 buah, maka selama 7 hari berturut-turut dilakukan 2 kali mixing
setiap harinya, sementara sisa 2 buah sampel lainnya dibuat pada hari ke-8.
Adapun cara pembuatan benda uji silinder adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan cetakan silinder yang telah diolesi dengan oli
2. Lalu beton segar dimasukan pada cetakan silinder. Untuk silinder dengan
variabel menggunakan serat (baik dengan panjang serat 3 cm, 4.5 cm, maupun
6 cm) maka serat dimasukan/ dicampurkan sedikit demi sedikit pada cetakan
3. Pengisian campuran beton segar pada silinder dilakukan sebanyak 3 lapis yang
sama, tiap lapis dilakukan model pemadatan menggunakan tongkat penusuk.
Masing-masing lapis ditumbuk sebanyak 25 kali dengan alat penumbuk.
4. Kemudian diketuk-ketuk dengan palu karet pada bagian luar cetakan dengan
tujuan untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara yang ada dalam
cetakan.
5. Meratakan bagian samping dengan cetok , agar rata dan padat.
6. Setelah penuh, meratakan dan memadatkan bagian atas cetakan dengan cetok,
dengan jalan agak ditekan kebawah
7. Memberi label pada cetakan untuk mengetahui spesifikasi benda uji.
3.9.4 Perawatan
Perawatan benda uji dilakukan dengan cara perendaman. Perawatan beton
ini bertujuan untuk menjamin proses hidrasi semen dapat berlangsung dengan
sempurna, sehingga retak-retak pada permukaan beton dapat dihindari serta mutu
beton yang diinginkan dapat tercapai. Selain itu kelembaban pemukaan beton juga
dapat menambah ketahanan beton terhadap pengaruh cuaca dan lebih kedap air.
Adapun cara perendamannya adalah sebagai berikut:
1. Setelah 24 jam maka cetakan beton silinder dibuka, lalu dilakukan
perendaman terhadap sampel beton tersebut.
2. Perendaman dilakukan sesuai umur betonnya (7, 14, 28 hari).
3. Sebelum beton direndam terlebih dahulu diberi tanda atau kode penamaan
3.9.5 Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur beton 7, 14, 28 hari.
Langkah-langkah pengujiannya adalah :
1. Silinder beton diangkat dari rendaman, kemudian dianginkan atau dilap
hingga kering permukaan
2. Menimbang dan mencatat berat sampel beton, kemudian diamati apakah
terdapat cacat pada beton sebagai bahan laporan
3. Pengujian kuat tekan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine
(UTM) merk Controls.
4. Meletakkan sampel beton ke dalam alat penguji, lalu menghidupkan mesin
dan secara perlahan alat menekan sampel beton
5. Mencatat hasil kuat tekan beton untuk tiap sampelnya.
3.9.6 Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
Pengujian kuat tarik belah beton dilakukan pada umur beton 7, 14, 28 hari.
Langkah-langkah pengujiannya adalah :
1. Silinder beton diangkat dari rendaman, kemudian dianginkan atau dilap
hingga kering permukaan
2. Menimbang dan mencatat berat sampel beton, kemudian diamati apakah
terdapat cacat pada beton sebagai bahan laporan
3. Pengujian kuat tarik belah menggunakan mesin yang sama yaitu
menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM) merk Controls, hanya
4. Meletakkan sampel beton ke dalam alat penguji, lalu menghidupkan mesin
dan secara perlahan alat menekan sampel beton
5. Mencatat hasil kuat tarik beton untuk tiap sampelnya.
3.10 Perhitungan Rencana Campuran Beton (Mix Design)
Dalam penelitian ini dilakukan beberapa kali mixing dengan satu macam
mix design mengingat keterbatasan dari silinder yang tersedia yaitu hanya 10
silinder.
Perhitungan mix design mutu beton 20 MPa dengan cara SNI 7656-2012
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kuat tekan rencana beton = 20 MPa
Modulus kehalusan agregat halus = 413.68 %
Slump (Tabel 2.7) = 25 – 75 mm (Untuk pelat lantai)
Agregat maksimum = 20 mm
SSD Agregat halus = 2.04 gr
SSD Agregat kasar = 1.782 gr
Berat isi agregat kasar = 1424.86 Kg/m3
Penyerapan/ Absorbtion Agregat halus = 2.04 %
Penyerapan/ Absorbtion Agregat kasar = 3.535 %
Rencana Air adukan (Tabel 2.8) = 202 Kg/m3
Rasio air semen 20 Mpa (Tabel 2.9) = 0.69
Volume agregat kasar (Tabel 2.10) = 0.6 m3
Maka berat kering = 0.6 m3 x 1424.86 Kg/m3
= 854.916 Kg
Ekivalensi Atas dasar volume absolute :
o Volume air =
⁄
= 0.202 m3
o Volume semen = ⁄
= 0.09294 m3
o Volume agregat kasar =
⁄
= 0.47975 m3
o Volume udara yang terperangkap = 0.02 x 1000
= 0.02 m3
Maka, jumlah volume air + semen + agregat kasar + udara yang terperangkap
adalah = 0.202 + 0.09294 + 0.47975 + 0.02
= 0.7947 m3
o Volume agregat halus = 1 m3– 0.7947 m3 = 0.2053 m3
Maka, Berat agregat halus = 0.2053 x 2.04 x 1000
Koreksi Terhadap Kandungan Air
Kadar air agregat halus = 24.51 %
Kadar air agregat kasar = 2.11 %
Penyerapan air agregat halus = 2.04 %
Penyerapan air agregat kasar = 3.535 %
Jumlah air pada agregat = (Kadar air – penyerapan) x (berat agregat / 100)
Jumlah air pada agregat kasar = (2.11 – 3.535) x (855 / 100) = -12.184 Kg
Jumlah air pada agregat halus = (24.51 – 2.04) x (419 / 100)
= + 94.15 Kg
# Koreksi Proporsi Agregat (m3)
Agregat kasar = 855 – 12.184 = 842.82 Kg ≈ 843 Kg
Agregat halus = 419 + 94.15 = 513.15 Kg ≈ 513 Kg
# Koreksi Kebutuhan Air (m3)
Air = 202 – (-12.184 + 94.15)
= 120.034 Kg
# Kebutuhan Semen (m3)
Semen = 292.754 Kg ≈ 293 Kg
Maka, perbandingan komposisi didapat :
Semen : Pasir : Kerikil
Volume Campuran Uji
Volume 1 benda uji = ¼ . π . d2 . h
= ¼ . π . (10)2
. (20)
= 1570.8 cm3 = 0.0015708 m3
Perkiraan awal berat beton segar dengan ukuran nominal maksimum agregat
20 mm (Tabel 2.11 ) = 2376 Kg/m3
perkiraan berat 1 benda uji segar = 0.0015708 m3 x 2376 Kg/m3
= 3.732 Kg
dibuat proporsi untuk 6 benda uji = 6 x 3.732 Kg
= 22.393 Kg ≈ 22.5 Kg
Maka, proporsi mixing untuk 6 sampel benda uji (1 kali mixing) adalah :
Semen ( ⁄ ) . 22.5 Kg = 4 Kg
Pasir ( ⁄ ) . 22.5 Kg = 7 Kg
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada Tugas Akhir ini, dapat diambil kesimpulan
bahwa, dengan penambahan 2 % serat gerigi tutup botol diketahui :
1. Kuat tekan beton (umur 28 hari) dengan tambahan serat tutup botol (crown
cork) dengan panjang 4.5 cm mencapai rata-rata 17.169 Mpa (meningkat
43.06% dari beton tanpa serat), dan lebih besar berturut turut dari panjang
serat 3 cm sebesar 16.727 Mpa (meningkat 39.38% dari beton tanpa serat),
panjang serat 6 cm sebesar 13.155 Mpa (meningkat 9.61% dari beton
tanpa serat), dan beton biasa (tanpa serat) memperoleh sebesar 12 Mpa.
Sehingga nilai optimum saat umur beton 28 hari diperoleh oleh serat
dengan panjang 4.5 cm.
2. Kuat tarik belah beton (umur 28 hari) dengan tambahan serat tutup botol
(crown cork) dengan panjang 4.5 cm mencapai rata-rata 2.684 Mpa
(meningkat 12.97% dari beton tanpa serat) dan lebih besar berturut turut
dari panjang serat 3 cm sebesar 2.619 Mpa (meningkat 10.22% dari beton
tanpa serat), panjang serat 6 cm sebesar 2.41 Mpa (meningkat 1.43% dari
beton tanpa serat), dan beton biasa (tanpa serat) sebesar 2.376 Mpa.
Sehingga nilai optimum saat umur beton 28 hari diperoleh oleh serat
5.2Saran
Dari hasil analisa dan kesimpulan diatas peneliti memberi saran sebagai
berikut :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penambahan serat
gerigi tutup botol ini dengan memodifikasi jumlah proporsi serat yang
akan dicampur untuk melihat perubahan kenaikan atau penurunan
terhadap kekuatan betonnya.
2. Melakukan penelitian lebih lanjut pada tutup botol (crown cork) untuk
mengetahui komposisi bahan penyusunnya serta pengaruhnya terhadap
material beton.
3. Melakukan penelitian terhadap pengaruh daktalitas beton dengan
campuran serat tutup botol crown cork ini.
4. Dalam proses pembuatan campuran beton sebaiknya dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Ariatama, Ananda. 2007. Pengaruh Pemakaian Serat Kawat Berkait Pada Kekuatan Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat. Tesis. Magister Teknik Sipil. Universitas Dipenogoro
Atmadilaga, Adi. 2011. Jenis–Jenis Beton.[Online]. Tersedia : http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/10/jenis-jenis-beton.html [7 Agustus 2012]
Aziz, M Nur dan Junaedi, Nurhayati. .Analisis Penambahan Polypropylene Pada Rigid Pavement. Semarang : Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNDIP
Badan Pusat Statistik.go.id
L, Yohannes dan Basuki, Tri. 2006. Penelitian Pendahuluan Hubungan Penambahan Serat Polymeric Terhadap Karakteristik Beton Normal. Jurnal Civil Engineering Dimension Vol 8, No.1
Mulyono, Tri. 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta : Andi offset
PT. Sinar Sosro. 2004. Kantor penjualan wilayah Bali dan Nusa Tenggara
Rustendi, Iwan. 2004. Pengaruh Pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Material Serat Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton. Jurnal.
SNI 03-2847-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
SNI 2493-2011 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium
SNI 1972-2008 Tentang Cara Uji Slump Beton
SNI 7656-2012 Tentang Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton Normal, Beton Berat, dan Beton Massa
SNI 03-2491-2002 TentangMetode pengujian Kuat Tarik Belah Beton
SNI 03-2834-2000 Tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
SNI 03-4810-1998 Tentang Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan
Sugiyono, (2008). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta
Suhardiman, Mudji. 2011. Pengaruh Penambahan Serat Bambu Ori Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton. Jurnal Teknik Vol.1 No. 2
Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi : IPB.
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Yogyakarta : Nafiri
Winarno, F.G., 1995. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.
Zulaicha, Lilis. 2009. Pengaruh Pemakaian Serat Baja Harex SF Terhadap Kekuatan Tekan Beton. Seminar Nasional ke 4 Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi
Anonim._____.Beton Komposit. Tersedia :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30053/4/Chapter%20II.pdf
Anonim._____.Karakteristik Beton. Tersedia : http://infocom-hmjts-uty.blogspot.com/2012/12/beton-prategang-dan-beton-pracetak.html
Anonim._____.Kemasan Logam. Tersedia :
8KMzU3KZLkHQOJUcM&sig=AHIEtbSxn1kBrb6FSrc0sVYBu7KJq2fK0 A
Anonim._____.Modulus Elastisitas. Tersedia :
http://www.scribd.com/doc/71788361/Modulus-Elastisitas
Anonim._____.Pengertian Beton. Tersedia :
http://www.ilmusipil.com/pengertian-beton-adalah
Anonim._____.Teori Beton. Tersedia :
http://www.scribd.com/doc/39044587/Teori-Beton
Anonim._____.Teori Beton. Tersedia :