Fitri Wulansari, 2013
No. Daftar/FPEB/257/UN.40.7.DI/LT/2013
PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN SDM DI KOPERASI
PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) JAWA BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh
Fitri Wulansari 0901108
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
Fitri Wulansari, 2013
PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP
MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN SDM DI KOPERASI
PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) JAWA BARAT
Oleh:
FITRI WULAN
Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Fitri Wulan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Fitri Wulansari, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN SDM DI KOPERASI
PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU)JAWA BARAT Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Janah Sojanah, M.Si NIP. 195712191984032002
Adman, S.Pd., M.Pd NIP. 197404122001121002
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI
Fitri Wulansari, 2013
ABSTRAK
PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN SDM DI KOPERASI
PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) JAWA BARAT
Oleh:
Fitri Wulansari
0901108
Skripsi ini dibimbing oleh:
Dr. Janah Sojanah, M.Sidan Adman, S.Pd., M.Pd
Fokus pada penelitian ini adalah mengenai rendahnya motivasi kerja karyawan padabagian SDM padaKoperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat. Melihat dari fenomena yang terjadi di lapangan diduga motivasi kerja karyawan belum cukup optimal, karena besaran nilai imbalan yang diberikan oleh koperasi belum sesuai dengan beban pekejaan yang di pikul karyawannya. Upaya meningkatkan motivasi kerja karyawan adalah dengan memberikan sistem penggajian secara adildan sesuai dengan kebutuhan hidup karyawannya. Untuk Variabel X(Pelaksanaan SistemPenggajian) diukur dengan indikatorTingkat penggajian, keadilan internal, keadilan eksternal.
performancerelated, penghargaan non finansial, basis penggajian, tingkat hirarki,
sentralisasi-desentralisasi, proses Penggajian. Sedangkan untuk Variabel Y (Motivasi Kerja) diukur dengan indikator Harapan, Pertautan, Nilai.
Penelitian ini menggunakan metode descriptive survey dan explanatory
survey, teknik pengumpulan data dengan cara wawancara (interview), angket
(kuisioner), observasi dan studi kepustakaan. Instrument yang digunakan adalah angket model skala likert yang dimodifikasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa regresi linier sederhana.
Fitri Wulansari, 2013
Fitri Wulansari, 2013
ABSTRACT
INFLUENCE OF THE IMPLEMENTATION OF THE PAYROLL SYSTEM OF EMPLOYEE MOTIVATION ON THE PART OF HUMAN RESOURCES
IN KOPERASI CATTLE FARMERS NORTH BANDUNG (KPSBU) IN WEST JAVA
By: Fitri Wulansari
0901108
This Thesis is guided by:
Dr. Janah Sojanah, M.Sidan Adman, S.Pd., M.Pd
The focus in this study is about the low level of employee motivation on the part of HUMAN RESOURCES in cooperative cattle farmers North Bandung (KPSBU) in West Java. One of the efforts to enhance employee motivation is to provide the payroll system in a fair manner and in accordance with the necessities of life for its employees.For the variable X (implementation of the payroll system) is measured by the indicators of the level of payroll, internal justice, justice. performance related award, non financial, payroll, base level of hierarchy, centralization-decentralization, the payroll process. As for the variable Y (Motivation) is measured with indicators of hope, docking between, values.
This research uses descriptive survey method and explanatory survey, data collection techniques by means of interview (interview), the now (questionnaire), the observation and study of librarianship. The Instrument used was the now modified likert scale model. Data analysis technique used is a simple linear regression analysis.
Fitri Wulansari, 2013
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... 155
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Konsep Sistem Penggajian ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Konsep Motivasi Kerja ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Pengaruh Pelaksanaan Sistem Penggajian terhadap Motivasi
Kerja Karyawan ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB III DESAIN PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian... Error! Bookmark not defined.
Fitri Wulansari, 2013
3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian... Error! Bookmark not defined.
3.6 Populasi ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian .... Error! Bookmark not
defined.
3.8 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.8.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
3.8.2 Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined.
3.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.9.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
3.9.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
3.9.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.
3.10 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.10.1 Analisis Deskriptif... Error! Bookmark not defined.
3.10.2 Teknik Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not
defined.
3.11 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
3.11.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ... Error! Bookmark not
defined.
3.11.2 Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel
Y ... Error! Bookmark not defined.
3.11.3 Menghitung Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not
defined.
3.11.4 Uji Hipotesis dengan Uji Signifikansi .... Error! Bookmark not
defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 84
4.1 Gambaran Umum Profil Perusahaan ... 84
4.1.1 Sejarah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa
Barat ... 84
Fitri Wulansari, 2013
4.2 Hasil Penelitian ... 86
4.2.1 Karaktersitik Responden ... 86
4.2.2 Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian ... 86
4.2.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data... 107
4.2.4 Uji Hipotesis ... 111
4.3 Pembahasan ... 115
4.3.1 Pelaksanaan Sistem Penggajian di KPSBU Jawa Barat ... 115
4.3.2 Pelaksanaan Motivasi Kerja Karyawan di KPSBU Jawa Barat ... 118
4.3.3 Pengaruh Pelaksanaan Sistem Penggajian terhadap Motivasi Kerja Karyawan ... 120
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 122
5.1 Kesimpulan ... 122
5.2 Rekomendasi... 123
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN 2 TABEL GOLONGAN GAJI KARYAWAN ... Error! Bookmark
not defined.
LAMPIRAN 3 KUESIONER ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN 4 UJI INSTRUMEN (UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS)
... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN 5 SKOR FREKUENSI ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN 6 UJI NORMALITAS DATA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN 7 UJI HOMOGENITAS DATA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN 8 DATA INTERVAL (MSI) ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN 9 UJI REGRESI LINIER SEDERHANA ... Error! Bookmark not
defined.
LAMPIRAN 10 FREKUENSI BIMBINGAN ... Error! Bookmark not defined.
Fitri Wulansari, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam konteks era globalisasi saat ini sumber daya manusia merupakan
aset paling penting dalam suatuorganisasi atau perusahaan untuk mempertahankan
perusahaannya dalamberbagai tuntutan masyarakat dan zaman. Perusahaan harus
mampu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin, agar perusahaan
tersebut dapat berkembang dan mampu bertahan dalam persaingan bisnisnya.
Upaya yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola sumber
daya manusia agar dapat berkembang yaitu dengan meningkatkan motivasi kerja
karyawannya.Penelitian ini mengkaji mengenaimotivasi kerja karyawan pada
bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang
terletak di daerah Lembang. KPSBU sebagai koperasi penampung susu hasil
perahan dari para peternak sapi disekitar Kabupaten Bandung khususnya
Kabupaten Bandung Utara, untuk selanjutnya diolah dengan tujuan menghasilkan
core commodity yang unggul yakni, susu segar yang dihasilkan peternak sebagai
produk bermutu tinggi di pasaran.
Motivasi menurut Henry Simamora (1997:212) motivasi adalah sebuah
fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat
kinerja tertentu yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang
dikehendaki. Dapat dijelaskan kembali bahwa motivasi adalah sebuah proses
untuk tercapainya suatu tujuan yang pada akhirnya akan membuahkan hasil
Fitri Wulansari, 2013
Masalah yang sering muncul di perusahaan dan menarik untuk dikaji
adalah tidak semua karyawannya mempunyai motivasi kerjayang tinggi. Tingkat
motivasi karyawan bukan suatu hal yang bersifat stabil, dimana tingkat motivasi
dapat naik ataupun turun secara perlahan maupun drastis. Masing-masing individu
berbeda dalam dorongan motivasi dasar mereka dan berbagai perubahan yang
terjadi akan timbul akibat dari dorongan situasi yang dihadapi.Karyawan yang
memiliki motivasi tinggi dalam mencapai tujuannya akan bekerja dengan giat dan
bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan kepada karyawan tersebut.
Secara tidak langsung motivasi karyawan yang tinggi dapat membantu perusahaan
untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan serta meraih tujuannya.
Sarworini (2007:4) mengemukakan bahwa absen pegawai dapat menjadi
dasar pengukuran motivasi, semakin banyak pegawai yang absen berarti tingkat
motivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaannya semakin rendah dan
berimbas pada kinerja pegawai. Beberapa faktor lain diantaranya tidak adanya
reward (penghargaan) dan punishment (sanksi), lemahnya pengawasan,
lingkungan kerja yang kurang kondusif, dan lain sebagainya. Sedangkan
Nitisemito (1992:89) menyatakan bahwa rendahnya motivasi kerja ditandai
dengan rendahnya produktivitas kerja, tingkat absensi yang naik atau tinggi,
labour turn over atau tingkat perpindahan karyawan yang tinggi, tingkat
kerusakan yang meningkat, kegelisahan dimana-mana, tuntutan yang sering
Fitri Wulansari, 2013
Tabel 1. 1
Data Ketidakhadiran KaryawanBagian SDMdi KPSBU Jawa Barat Periode 2010-2012
Sumber: Data KPSBU Bagian SDM, Tahun 2013 (data diolah penulis)
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa tingkat ketidakhadiran tanpa
keterangan (alfa) tahun 2010 mencapai 6.95%, selanjutnya pada tahun 2011
mengalami kenaikan mencapai 7.53% dan sama seperti halnya pada 2 tahun
sebelumnya naik menjadi 8.27%. Tabel tingkat absensi yang disajikan
menunjukkan bahwa terjadi penurunan motivasi pada karyawan KPSBU dalam
tahun 2012. Informasi di atas mengindikasikan bahwa karyawantidak
memanfaatkan waktu kerjanya untuk mengerjakan tugas dan kewajibannya di
kantor. Keterangan mengenai tingginya jumlah ketidakhadiran para
karyawantersebut berarti mengurangi waktu kerja mereka untuk dapat
menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Keterangan
tersebut menunjukkan bahwa belum optimalnya tingkat kedisiplinan karyawan.
Target produksi yang ditetapkan oleh KPSBU Jawa Barat seperti terlihat pada
Tabel 1.3 berikut ini:
Tahun
Jumlah Hari Kerja Selama 1 Tahun
Jumlah Karyawan
Jumlah Hari Kerja Seluruh Karyawan Selama 1 Tahun
Jumlah Ketidakhadiran Seluruh Karyawan
Selama 1 Tahun
Jumlah Kehadiran Seluruh Karyawan Selama 1 Tahun
Presentase Ketidak-
hadiran
Fitri Wulansari, 2013
Tabel 1. 2
Data Pasokan atau Bahan Mentah Susu di KPSBU Jawa Barat Periode 2010-2012
Sumber: Data KPSBU Bagian SDM, Tahun 2013
Berdasakan Tabel 1.3 diatas pada tahun 2010 KPSBU Jawa Barat
menargetkan total pasokan susu45.451.850 Liter per tahun, ternyata yang
terealisasikan adalah sebanyak 42.980.340Liter per tahun atau 92.62%, tahun
2011 KPSBU Jawa Barat mencoba untuk meningkatkan target pasokan susu
menjadi 46.902.500 Liter per tahun, ternyata hasil yang dapat terealisasikan yaitu
mencapai 43.437.453 Liter per tahun atau 92.62%. Pada tahun 2012 KPSBU Jawa
Barat mencoba untuk meningkatkan target produksinya menjadi 48.350.200 Liter
per tahun, ternyata hasil yang dapat terealisasikan dibawah target yaitu 44.341.530
Liter per tahun atau 91.70%. Dapat dijelaskan bahwa pada setiap tahun pasokan
susu yang diterima dari pemasok/peternak susu tidak sesuai dengan yang di
targetkan KPSBU Jawa Barat.
Tabel 1.4 memberikan informasi bagaimana tingkat pendidikan dan masa
kerja karyawan KPSBU Jawa Barat yaitu :
Tahun Satuan
Pasokan/Bahan Mentah Susu
Satuan
Pasokan/Bahan Mentah Susu
Target Realisasi Target
(%)
Realisasi (%)
2010
Liter
45.451.850 42.980.340
%
100 94.56
2011 46.902.500 43.437.435 100 92.62
Fitri Wulansari, 2013
Tabel 1. 3
Data Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja KaryawanBagian SDM diKPSBU Jawa Barat Tahun 2012
No Tingkat
Pendidikan Karyawan
Persentase
(%) Masa Kerja Karyawan
Persentase
(%)
1. SD 5 orang 14 > 40 tahun - 0
2. SMP 6 orang 17 31 – 40 tahun - 0
3. SMA 12orang 34 21 – 30 tahun 3orang 9
4. D3 5 orang 14 11- 20 tahun 14 orang 40
5. S1 7orang 20 1 – 10 tahun 18 orang 51
35 orang 100 35orang 100
Sumber : Data KPSBU Bagian SDM, Tahun 2013
Rumus tingkat pendidikan :
x 100 %
Rumus masa kerja :
x 100 %
Tabeldi atas memberikan informasi mengenai tingkat pendidikan
karyawan dan masa kerja karyawan KPSBU. Dapat diuraikan bahwa karyawan
dengan tingkat pendidikan SD 14%, SMP 17%, SMA 34%, D3 14% dan
S120%.Data tersebut menunjukan bahwa rata-rata karyawan berada pada tingkat
pendidikan SMA artinya perlu adanya pemberian motivasi yang lebih kepada
karyawan untuk melanjutkan tingkat pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Tentunya ini akan berdampak pada kinerja karyawan dan akan berdampak pula
Fitri Wulansari, 2013
Tabel diatas juga memberikan informasi mengenai masa kerja karyawan
KPSBU, karyawan dengan masa kerja > 40 tahun 0%, karyawan dengan masa
kerja 31 – 40 tahun 0%, karyawan dengan masa kerja 21 – 30 tahun 9%, karyawan
dengan masa kerja 11 – 20 tahun 40% dan karyawan dengan masa kerja 1 – 10
tahun 51%.
Fenomena diatas didukung pula dengan hasil wawancara dengan salah satu
staf karyawan pada Bagian SDM pada hari sabtu 23 februari 2013 diperoleh hasil
bahwa diduga motivasi kerja karyawan pada Koperasi Peternak Sapi Bandung
Utara (KPSBU) Jawa Barat belum cukup optimal, besaran nilai imbalan yang di
berikan oleh koperasi belum sesuai dengan beban pekejaan yang di pikul
karyawannyaGaji yang diberikan masih belum mencukupi KHL (Kebutuhan
Hidup Layak) karyawan. Kemudian diterangkan juga bahwa “Gaji pokok yang
diberikan kepada karyawan mengikuti Peraturan kepegawaian melalui Upah
Minimum Kabupaten (UMK)” tahun 2013 sebesar Rp. 1.388.333 (SK terlampir)
(sumber: bagian SDM). Fenomena ini ditandai oleh efektifitas dan efisiensi
penggunaan waktu dalam bekerja yang tidak sesuai dengan ketentuan dan imbalan
yang diberikan, kemudian masih kurangnya kemampuan beberapa karyawan
dalam menjalankan tugas, sehingga kerap sekali karyawan melakukan kelalaian
dan kesalahan dalam melaksanakan pekerjaannya, pemberian bonus seperti
tunjangan-tunjangan yang tidak merata atau kurang adil sehingga karyawan dalam
bekerjapun merasa tidak memiliki motivasi lebih, dan terkadang dalam satu
Fitri Wulansari, 2013
kantor pusat ke staf sub bagian personalia sehingga gaji yang diterima oleh
karyawan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
Winardi (1992:56):
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi terdiri dari faktor internal (persepsi individu, harga diri dan prestasi, harapan, kebutuhan, keSetujuan kerja) dan eksternal (jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja, situasi lingkungan, sistem imbalan)
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan diantaranya
ada sistem imbalan/sistem penggajian. Oleh karena itu sistem panggajian menjadi
salah satu faktor yang menarik dan penting untuk dikaji lebih dalam untuk
mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap motivasi kerja karyawan.
Sistem penggajian merupakan salah satu aspek alamiah yang tidak dapat dihindari
dalam kehidupan sehari-hari yang dimana saat ini dalam kehidupan bermasyarakat
nilai nominal rupiah ssangan dibutuhkan oleh seluruh karyawan di masyarakat.
Beberapa fakta di lapangan menunjukkan bahwa seorang karyawan sering
berpindah-pindah kerja karena sistem penggajian pada tempat ia bekerja tidak
sesuai atau tidak memadai. Walaupun ia merasa suka dengan pekerjaannya tapi
karena gajinya tidak memadai mau tidak mau ia akan pindah. Tetapi ada pula
fakta lain menyodorkan bahwa sebagian kecil orang betah di suatu tempat kerja
karena merasa nyaman dengan situasi yang ada meskipun dari segi pendapatan
(take home pay) kurang memuaskan.
Penelitian iniakan meneliti masalah pelaksanaan sistem penggajian dan
motivasi kerja karyawan pada bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung
Fitri Wulansari, 2013
karyawan, maka diperlukan suatu faktor pendorong. Salah satu faktor pendorong
tersebut adalah pelaksanaan sistem penggajian.Armstrong dan Murlis (2001:70)
bahwa sistem penggajian adalah pengaturan dalam organisasi mengenai apa dan
bagaimana harus dibayar atas pekerjaan yang mereka lakukan.
Masalah penggajian adalah masalah yang pelik, sebab masalah ini tidak
saja menyangkut berapa rupiah seorang karyawan atau manajer harus digaji atas
pekerjaannya, melainkan juga mempunyai implikasi yang sangat luas baik dalam
rangka sistem kepegawaian yang berlaku, bobot pekerjaan yang diemban, maupun
kaitan moral dan tanggungjawab sosial organisasi atas hidup karyawan dan
keluarganya. Karena itu tidak mengherankan bila sistem penggajian yang berlaku
di perusahaan-perusahaan/organisasi hampir tidak pernah ditemukan seragam
sebab memang kondisional.
Armstrong dan Murlis (1994:1) mengemukakan bahwa di negara kita ini
masing-masing organisasi/perusahaan mempunyai sistem penggajian yang sangat
berbeda-beda. Sebagian perusahaan mencoba menerapkan sistem perusahaan
induk, sebagian lain mencoba menyusun tingkatan dan sistem penggajian yang
dirasa cocok untuk organisasinya, kemudian yang terakhir ini sering tidak
dilandasi pertimbangan yang multidimensional, sehingga lebih banyak bersifat
kira-kira, bahkan dikaitkan dengan indeks biaya hidup yang standar pun tidak,
akibatnya karyawan yang dirugikan.
Sistem penggajian yang diharapkan oleh perusahaan adalah sistem
penggajian yang dapat mengurangi biaya produksi dan mencapai tujuan
Fitri Wulansari, 2013
taat azas. Penerapan sistem penggajian yang telah diterapkan di KPSBU Jawa
Barat perlu dikaji kembali oleh perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana
sistem penggajian tersebut mempengaruhi motivasi kerja karyawan.
Menurut hasil wawancara dengan salah satu staf karyawan pada Bagian
SDM pada hari sabtu 23 februari 2013 sistem penggajian yang diterapkan oleh
KPSBU menggunakan sistem penggajian skala tunggal. Menurut Payaman J.
Simanjuntak (1985:111) dalam buku Harbani Pasolong (2011:164),Sistem
penggajian skala tunggal yaitu suatu sistem penggajian dengan memberikan gaji
yang sama kepada pegawai yang berpangkat/golongan sama, dengan tidak
memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya tanggung jawab yang
dipikul dalam melaksanakan tugas.
Dibawah ini adalah tabel klasifikasi golongan karyawan di KPSBU Jawa Barat:
Tabel 1. 4
Tabel Klasifikasi Golongan Karyawan No Tingkat
Pendidikan Golongan
Besaran (Rp)
Th. 1 Th. 2 Th. 3
1. SD I-A 1.031.600 1.037.100 1.042.600
2. SMP II-A 1.063.300 1.068.800 1.078.400
3. SLTA III-A 1.099.000 1.110.000 1.121.000
4. D3 IV-A 1.177.400 1.199.400 1.221.400
5. Sarjana V-A dan V-B 1.262.600/
1.362.600
1.294.300/
1.394.300
1.342.400/
1.442.400
Sumber :Data KPSBU Bagian SDM, Tahun 2013
Keterangan : Besaran gaji pada tiap golongan terlampir
Berikut adalah gambar alur pelaksanaan sistem penggajian yang di
Fitri Wulansari, 2013
Gambar 1. 1
Alur Pelaksanaan Sistem Penggajian KPSBU Jawa Barat
Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa alur pemberian gaji dari
perusahaan kepada karyawan sebagai berikut :
1. Data kehadiran seluruh karyawan yang berupa rekapan perhari, pada tanggal cut off sudah diperiksa ulang tentang kebenarannya oleh bagian personalia dan siap dijadikan data penggajian.
2. Bagian keuangan meneprima data kehadiran dari bagian personalia yang sudah valid untuk diproses penggajiannya orang perorang.
3. Bagian keuangan menghitung kasbon karyawan dan mengoreksi gaji baik yang gajinya ada kenaikan, atau yang ada perubahan status pendidikan
4. Bagian keuangan membuat slip gaji dan daftar gaji seluruh karyawan dan di serahkan kepada bagian pencatatan kas keluar
5. Bagian pencatatan kas keluar mencatat keluarnya uang kas koperasi untuk pemberian gaji yang akan diberikan pada karyawan.
6. Apabila bagian pencatatan kas keluar menemukan terdapat kesalahan hitung atau salah ketik, harus segera mengembalikannya ke bagian keuangan atau cancel.
diolah menggunakan komputerisasi KPSBU
Bagian Personalia
Bagian Keuangan
Karyawan Bagian
Kasir
Fitri Wulansari, 2013
7. Apabila bagian pencatatan kas keluar hasil evaluasinya tidak menemukan kesalahan pada daftar gaji/ slip gaji tersebut, maka wajib menandatanganinya slip gaji sebesar jumlah gaji seluruh karyawan lalu menyerahkannya kepada pimpinan
8. Pimpinan menerima dan menandatangani daftar gaji seluruh karyawan 9. Slip gaji dan gaji dapat di ambil di bagian kasir secara tunai oleh karyawan 10. Selesai
Sistem penggajian yang diberikan tidak hanya materil berupa uang/gaji
pokok, ada kompensasi tambahan seperti tunjangan peralatan, upah lembur,
tunjangan sembako, insentif, jasa pelayanan yang diberikan diakhir tahun dan
dinilai berdasarkan motivasi kerja karyawan dan imbalan non materil seperti
penghargaan.Jasa pelayanan didapat dari hasil penilaian kinerja karyawan oleh
masing-masing kepala bagian yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan
sistem penilaian yang dilaksanakan setiap hari kerja, tetapi dalam bentuk tidak
tertulis yang nantinya akan diakumulasikan pada saat waktu penilaian dengan
menggunakan angket penilaian yang dipegang oleh masing-masing kepala bagian.
Di dalam angket penilaian kinerja karyawan terdapat score nilai pada setiap
pertanyaan yang nantinya akan dijumlahkan secara keseluruhan dan score inilah
yang menentukan karyawan berada digrade mana. Penilaian ini bermaksud untuk
mengetahui sejauh mana kualitas kerja atau motivasi kerja karyawanKPSBU Jawa
Barat. Dasar perhitungan jasa pelayanan karyawan KPSBU Jawa Barat mengacu
pada SOP yang ditentukan oleh besarnya tingkat prestasi yang dihitung setiap
tahun. Adapun bentuk dan hasil penilaian kinerja dapat dilihat pada tabel lampiran
2Rekapitulasi Hasil Penilaian Prestasi Kerja Dan Jasa Pelayanan (Bonus)
Fitri Wulansari, 2013
Berdasarkan pada lampiran 2 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata
karyawan yang memiliki kategori B (Grade 2) berjumlah 7 orang, karyawan
memiliki rata-rata nilai C (Grade 3) sebanyak 21 orang, kategori D (Grade 4)
berjumlah 7 orang. Pada dasarnya perusahaan telah menetapkan target seluruh
karyawannya berada pada tingkat Grade 2 dan Grade 3, tetapi pada kenyataannya
masih ada karyawan yang berada pada tingkat Grade 4 dengan jumlah 7 orang, hal
ini menunjukkan minimnya peningkatan hasil kerja karyawan sesuai dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa terdapat kendala dalam
peningkatan kinerja karyawan yang diakibatkan oleh sistem penggajian yang
masih belum memenuhi segala kebutuhan karyawan baik material atau non
material yang dapat memacu pada motivasi kerja karyawan itu sendiri. Sehingga
berpengaruh terhadap proses pencapaian suatu tujuan perusahaan yang belum
tercapai.Ketentuan untuk setiap grade dapat dilihat pada tabel 1.6 :
Tabel 1. 5
Data Ketentuan Grade Karyawan di KPSBU Jawa BaratTahun 2012
Nilai Grade Ketentuan Pengali Nominal
> 400 Grade I 3.50 dikali tarip Rp. 1.000.000,-
> 351 – 400 Grade II 3.25 dikali tarip Rp. 950.000,-
> 251 – 350 Grade III 3.00 dikali tarip Rp. 900.000,-
> 200 – 250 Grade IV 2.75 dikali tarip Rp. 850.000,-
< 200 Grade V 2.50 dikali tarip Rp. 800.000,-
Sumber: Data KPSBU Bagian SDM, Tahun 2013
Data tabel 1.6 memberi informasi bahwa karyawan yang berada pada
Grade I akan mendapat jasa pelayanan sebesar Rp. 1.000.000, Grade II akan
Fitri Wulansari, 2013
pelayanan sebesarRp. 900.000, Grade IV akan mendapat jasa pelayanan
sebesarRp. 850.000, dan Grade V akan mendapat jasa pelayanan sebesarRp.
800.000.
Dari beberapa penjelasan diatas memperlihatkan bagaimana pentignya
kesejahteraan faktor gaji/imbalan terhadap motivasi kerja karyawan. Maka dari itu
apabila kebijakan sistem gaji diperhatikan dengan baik oleh pimpinan akan
mendorong tingginya motivasi kerja karyawan yang berdampak pada kemajuan
perusahaan.
Alasan-alasan logis tersebut menjadi dasar yang kuat bagi peneliti untuk
mengkaji hubungan yang terjadi di dalamnya. Mengacu kepada keseluruhan
paparan di atas, maka dari itu penulis tertarik menulis dan mengkaji lebih dalam
mengenai pelaksanaan sistem penggajian yang berpengaruh terhadap motivasi
kerja karyawan.Adapun judul penelitian tersebut adalah “Pengaruh Pelaksanaan Sistem Penggajian terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada Bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, inti yang menjadi
kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasikerja karyawan yang ditinjau
dari pelaksanaansistem penggajian di KPSBU. Dimana pelaksanaan sistem
penggajian koperasi merupakan ketetapan cara atau usaha dalam memberikan
sesuatu gaji, imbalan, upah, penghargaan kepada karyawan terhadap pekerjaannya
yang dilakukan dengan baik dan benar. Secara terperinci identifikasi masalah
Fitri Wulansari, 2013
1. Bagaimana gambaran tingkat Pelaksanaan Sistem Penggajian Karyawan pada
Bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat
?
2. Bagaimana gambaran tingkatMotivasi Kerja Karyawan padaBagian SDMdi
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat ?
3. Seberapa besarpengaruh Pelaksanaan Sistem PenggajianterhadapMotivasi
Kerja Karyawan pada Bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara
(KPSBU) Jawa Barat ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan
melakukan kajian secara ilmiah tentang Pengaruh Pelaksanaan Sistem
PenggajiandanMotivasi Kerja Karyawan pada Bagian SDMdiKoperasi Peternak
Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat. Analisis tersebut diperlukan untuk
mengetahui apakah ada Pengaruh Pelaksanaan Sistem Penggajianterhadap
Motivasi Kerja Karyawan. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat Pelaksanaan Sistem Penggajian
Karyawan pada Bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara
(KPSBU) Jawa Barat.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat Motivasi Kerja Karyawan padaBagian
Fitri Wulansari, 2013
3. Untuk mengatahuiseberapa besar pengaruh Pelaksanaa Sistem
Penggajianterhadap MotivasiKerja Karyawan padaBagian SDMdi Koperasi
Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat.
1.4 Kegunaan Penelitian
Secara teroritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai keilmuan dibidang organisasi dan manajemen perkantoran
khususnya mengenai pelaksanaan sistem penggajian yang dapat berpengaruh bagi
motivasi kerja karyawan.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang
positif dalam membenahi pelaksanaan sistem penggajian untuk meningkatkan
motivasi kerja karyawan.
2. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai
pengaruh pelaksanaan sistem penggajian terhadap motivasi kerja karyawan.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar bagi peneliti
Fitri Wulansari, 2013
BAB III
DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini dilihat dari variabel-Variabel Yang diteliti dan terdiri
atas 2 Variabel Yaitu: variabel pelaksanaan sistem penggajian, dan variabel
motivasi kerja karyawan. Variabel pelaksanaan sistem penggajianmerupakan
variabel bebas (independent variable) atau Variabel Xdan Variabel motivasi kerja
merupakan Variabel Yang terikat(dependent variable) atau Variabel Y.
Unit analisis dari objek penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada
Bagian SDM di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat.
Adapun penelitian ini dilakukan guna menganalisis sampai sejauh mana pengaruh
pelaksanaan sistem penggajian terhadap motivasi kerja karyawan. Desain
penelitian ini dibuat untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan sevalid,
seobjektif, setepat dan sehemat mungkin.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang akan diambil oleh penulis, yaitu:
melaksanakan analisis dari operasionalisasi variabel, populasi dan teknik
sampling, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, melakukan serangkaian
uji hipotesis dan melakukan penarikan kesimpulan.
3.2 Metode Penelitian
Melaksanakan suatu penelitian tentunya diperlukan sejumlah data yang dapat
membantu membahas masalah penelitian tersebut. Suatu metode pengumpulan
Fitri Wulansari, 2013
penulis untuk mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu, metode merupakan hal
penting dalam sebuah penelitian.
Winarno Surakhmad (1998:131), mengemukakan
Metode merupakan suatu cara utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik mempertimbangkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Sugiyono (2002:12), mengemukakan
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliable dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya dan mengujinya secara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu”.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan
verifikatif. Metode deskriptif merupakan suatu bentuk penulisan yang bertujuan
menggambarkan, melukiskan serta menganalisis kenyataan yang ada pada
perusahaan yang diteliti sedangkan verifikatif merupakan metode yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis.
Jenis penelitian ini yaitu deskriptif yang dilakasanakan melalui
pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitiannya adalah metode survey
Fitri Wulansari, 2013
individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara
faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan hasilnya dapat
digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan keputusan.
Penelitian survey ini merupakan studi bersifat kuantitatif dan umumnya
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya (Uep Tatang Sontani dan
Sambas Ali Muhidin, 2011:6).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan
menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan statistik, dan
juga penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dalam hubungannya dengan
variabel-Variabel Yang ada. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk
mengetahui hubungan yang ada di antara variabel-variabel tersebut.
3.4 Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur suatu variabel atau dapat dikatakan sebagai petunjuk
pelaksanaan bagaimana mengukur variabel.
Definisi operasional variabel dalam suatu karangan ilmiah sangat perlu
untuk dibahas terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar terdapat kesamaan
pandangan dalam karangan ilmiah tersebut, dan juga untuk menghindari
kesimpangsiuran dan kekeliruan pengertian pembaca dengan maksud yang
dikemukakan oleh penulis. Operasioanl variabel berisikan indikator-indikator dari
Fitri Wulansari, 2013
Seperti terungkap di dalam objek penelitian, terdapat dua Variabel Yang
dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) Pelaksanaan Sistem Penggajian, dan (2)
Motivasi Kerja.
Kedudukan variabel Pelaksanaan Sistem Penggajian sebagai variabel
independen (variabel bebas/Variabel X), sedangkan variabel Motivasi Kerja
sebagai variabel dependen (variabel terikat/Variabel Y).
1. Operasional Variabel Pelaksanaan Sistem Penggajian
Berdasarkan konsep penggajian Lawler (1984:95), yang mengetahui
bahwa penggajian terdiri atas sembilan dimensi, yaitu: tingkat penggajian,
keadilan internal, keadilan eksternal, performance related, penghargaan
non-finansial, basis penggajian, sentralisasi-desentralisasi, pendekatan hirarki dan
proses penggajian.
Tabel 3. 1
Operasional Variabel Pelaksanaan Sistem Penggajian
Variabel Indikator Ukuran Skala
Pengukuran Nomer Item Sistem Penggajian (Variabel X) Sistem Penggajian adalah pengaturan dalam organisasi
mengenai apa
dan bagaimana harus dibayar atas pekerjaan
yang mereka
lakukan.
Armstrong dan Murlis (2001:70)
1. Tingkat Penggajian
1.1 Tingkat kesesuaian antara gaji yang diterima dengan kebutuhan
1.2 Tingkat
keSetujuan atas gaji yang diterima 1.3 Tingkat
keSetujuan
terhadap prosedur pemberian gaji
Ordinal 1
2
3
2. Keadilan Internal
2.1 Tingkat keadilan berkenaan dengan gaji yang diperoleh
sesuai dengan
bobot pekerjaan. 2.2 Tingkat keadilan
Ordinal 4
Fitri Wulansari, 2013
berkenaan dengan gaji yang diperoleh
sesuai dengan
bobot pekerjaan antar karyawan dalam satu divisi
2.3 Tingkat keadilan berkenaan dengan gaji yang diperoleh
sesuai dengan
bobot pekerjaan antar karyawan dari divisi lain
6
3. Keadilan Eksternal
3.1 Tingkat Keadilan berkenaan dengan gaji yang diperoleh berdasarkan posisi tertentu
diperusahaan 3.2 Tingkat Keadilan
berkenaan dengan gaji yang diperoleh berdasarkan
senioritas
3.3 Tingkat Keadilan berkenaan dengan gaji yang diperoleh berdasarkan
pengalaman kerja
Ordinal 7
8
9
4. Performance Related
4.1Tingkat
kesesuaian gaji yang diterima berdasarkan
keterampilan 4.2Tingkat
kesesuaian gaji yang diterima berdasarkan
kinerja 4.3Tingkat
kesesuaian gaji yang diterima
Ordinal 10
11
Fitri Wulansari, 2013
berdasarkan jam kerja
5. Penghargaan Non
Finansial
5.1 Tingkat
kemampuan dalam bekerja
5.2 Tingkat keterampilan dalam bekerja 5.3 Tingkat kreatifitas
dalam bekerja
Ordinal 13
14
15
6. Basis Penggajian
6.1 Tingkat kesesuaian antara gaji yang diterima
berdasarkan kompetensi
6.2 Tingkat kesesuaian antara gaji yang diterima
berdasarkan kemampuan
6.3 Tingkat kesesuaian antara gaji yang diterima
berdasarkan target yang telah dicapai
Ordinal 16
17
18
7. Tingkat Hirarki
7.1 Tingkat keadilan berkenaan dengan gaji yang diperolah berdasarkan posisi
jabatan di
perusahaan
7.2 Tingkat kerjasama dalam tim kerja
Ordinal 19
20
8. Sentralisasi Desentralisas i
8.1Tingkat penerapan gaji berdasarkan keputusan.
8.2Tingkat penerapan gaji berdasarkan standarisasi
perusahaan
8.3Tingkat penerapan gaji berdasarkan fleksibilitas
Ordinal 21
22
23
Fitri Wulansari, 2013
Penggajian keterbukaan
perusahaan dalam menetapkan
kebijakan penggajian.
9.2 Tingkat
keterbukaan
perusahaan dalam menerapkan sistem penggajian.
9.3 Tingkat
keterbukaan
besaran nominal gaji karyawan
25
26
2. Operasioanal Variabel Motivasi Kerja
Teori ekspektansi (expectancy theory) yang diajukan oleh Victor H.
Vroom (Mangkunegara, 2005:70) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu
produk dari bagaimana seseorang menginginkan sesuatu, dan penaksiran
seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya.
Model dari Teori Motivasi Victor H. Vroom(Mangkunegara, 2005:70)
memiliki tiga komponen, yaitu: harapan (Expectancy), pertautan (Instrumentality),
[image:32.595.102.558.111.733.2]dan nilai (Valence).
Tabel 3. 2
Operasional Variabel Motivasi Kerja
Variabel Indikator Ukuran Skala
Nomor Item Motivasi Kerja
(Variabel Y)
Motivasi merupakan suatu produk dari bagaimana seseorang menginginkan
sesuatu, dan
penaksiran seseorang
1. Harapan (Expectancy)
1.1Tingkat harapan individu atas hasil yang akan didapat akibat dari usaha yang telah dilakukan 1.2Tingkat keinginan
karyawan untuk
lebih berprestasi
Ordinal 1,2,3
Fitri Wulansari, 2013
memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya.
Victor H. Vroom (Mangkunegara, 2005:70)
2. Pertautan
(Instrumentality)
2.1Tingkat harapan individu atas imbalan yang akan diterima akibat dari kinerja yang telah diberikan (seperti bayaran atau pengakuan)
2.2Tingkat ketertarikan
karyawan atas
imbalan yang
ditawarkan oleh
perusahaan
2.3Tingkat loyalitas
karyawan atas
imbalan yang
diberikan
Ordinal 7,8,9
10,11
12
3. Nilai (Valence) 3.1 Tingkat kekuatan hasrat seseorang
untuk mecapai
sesuatu yang
diinginkan
3.2 Tingkat kesesuaian imbalan yang diberi perusahaan dengan harapan individu 3.3 Tingkat kesesuaian
komitmen yang
telah disepakati pihak perusahaan dan karyawan
Ordinal 13,14
15,16,17
18,19,20
3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah sumber-sumber dimana data yang diperlukan
untuk penelitian tersebut dapat diperoleh baik secara langsung maupun tidak
langsung berhubungan dengan objek penelitian.Sumber data penelitian ini terbagi
menjadi dua yaitu: sumber data primer, merupakan sumber data yang dapat
diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan dengan penelitian.
Fitri Wulansari, 2013
pengolahan angket dari karyawan yang bekerja pada Bagian SDMdi Koperasi
Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat.Sumber data sekunder yaitu
sumber data penelitian dimana subjeknya tidak berhubungan secara langsung
dengan objek penelitian. Penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah
dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang ada, dari kepala pada Bagian
SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat.
3.6 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Bagian SDM
di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berjumlah
sebanyak 35 orang. Ukuran populasi ini juga sekaligus dijadikan sebagai sampel
(sensus).Gambaran tentang jumlah populasi penelitian dapat dilihat dalam tabel
[image:34.595.114.507.336.625.2]dibawah ini:
Tabel 3. 3 Populasi Penelitian
No Bagian Jumlah
1 Manajer 1
2 Personalia 15
3 Kelembagaan 3
4 Pemasaran 5
5 Pelayanan Keuangan 3
6 Adm Keuangan 3
7 Programer 3
8 Adm Kendaraan 2
Total 35
Sumber : Data Bagian SDM KPSBU, 2013
Jumlah populasi di atas selaras dengan yang diungkapkan oleh Riduwan
Fitri Wulansari, 2013
Arikunto (2006:102) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Sedangkan
Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011) mendefinisikan
bahwaPopulasi (population or universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit
penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang
dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian
(pengamatan).
3.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian
Pad penelitian ini, peneliti perlu menggunakan instrumen atau alat yang
dapat digunakan sebagai pengumpul data agar data yang diperoleh lebih akurat.
Pengumpulan data atau informasi merupakan prosedur dan prasayarat bagi
pelaksanaan pemecahan masalah penelitian. Pengumpulan data ini diperlukan cara
dan teknik tertentu sehingga data dapat dikumpulkan dengan baik. Suharsimi
Arikunto (2006:150) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.
Data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian inipenulis
menggunakan alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut
:
a. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat
daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden yang menjadi
Fitri Wulansari, 2013
dimana responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia yang dianggap
sesuai dengan pertanyaan dan pernyataan. Responden tidak perlu memberikan
penjelasan atas pertanyaan atau pernyataan tersebut.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala
sikap kategori Likert. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:132)
bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Tiap alternatif jawaban
[image:36.595.118.466.289.528.2]diberi skor sebagai berikut :
Tabel 3. 4
Skala Penilaian Jawaban Angket
No Alternatif Jawaban Bobot
Positif Negatif
1. Sangat Setuju 5 1
2. Setuju 4 2
3. Ragu-Ragu 3 3
4. Tidak Setuju 2 4
5. Sangat Tidak Setuju 1 5
3.8 Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum pelaksanaan penelitian (tahap pengumpulan data), terlebih dahulu
dilakukan tahap persiapan di antaranya melaksanakan orientasi lapangan dan
penelitian pendahuluan. Orientasi lapangan dilakukan antara lain untuk
mengumpulkan bahan/informasi bagi penyusunan instrumen/alat ukur penelitian
(daftar pertanyaan, dan alat-alat penelitian lainnya). Penelitian pendahuluan
dimaksudkan untuk mengadakan uji kesahihan (validity) dan keterandalan
Fitri Wulansari, 2013 3.8.1 Uji Validitas
Suharsimi Arikunto (2006:168) mengatakan bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”
Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari suatu
instrumen, artinya bahwa instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang
seharusnya diukur. Formula yang digunakan untuk tujuan ini adalah rumus
Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:
2 2
2 2
Y Y
N X X
N
Y X XY
N
r
xy(Suharsimi Arikunto, 2006:183)
Keterangan:
rxy = Korelasi antara Variabel X dan Y
X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba
Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba
∑ = jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden
∑ = jumlah skor total butir angket dari tiap responden
N = Banyaknya data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrumen angket
tersebut adalah sebagai berikut:
Fitri Wulansari, 2013
b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data selanjutnya. e. Menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel
pembantu.
f. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.
g. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r, pada derajat bebas (db=N-2) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.
h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel. i. Membuat kesimpulan dengan kriteria uji:
r hitung> r tabel, maka instrumen dinyatakan valid.
r hitung r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen)
diperoleh hasil relatif sama, selama aspek diukur dalam diri subjek memang
belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap
perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.
Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, sebagai berikut:
2 2 11 1 1 t i k k r
Fitri Wulansari, 2013 N N X X 2 2 2 ) (
(Suharsimi Arikunto, 2006:184)
Keterangan :
1 1
r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa
k = Banyaknya bulir soal
2
i
= Jumlah varians bulir
2
t
= Varians total
X
= Jumlah skor
N = Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam menguji reabilitas instrumen
adalah sebagai berikut:
a. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan keutuhan kuesioner sehingga data siap dip roses.
b. Untuk mempermudah pengolahan data, buat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang diperoleh.
c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing reponden. d. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
e. Menghitung varians masing-masing item. f. Menghitung varians total
g. Menghitung nilai koefisien Alfa
h. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r, pada derajat bebas (db =N –2) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.
i. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi Product
Moment yang terdapat dalam tabel.
[image:39.595.109.516.118.590.2]j. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya : 1. Jika r hitung > r tabel, maka reliabel
Fitri Wulansari, 2013
3.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data
Dalam rangka menguji hipotesis, data tersebut harus melewati uji
persyaratan regresi yang meliputi uji normalitas dan linearitas regresi. Setelah itu
dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansinya. Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Sedangkan uji linearitas untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing
variabel bebas bersifat linier. Dari masing-masing pengujian tersebut akan dibahas
sebagai berikut :
3.9.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang
akan digunakan. Penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang
akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan dalam
uji normalitas ini yaitu Liliefors Test.
Proses pengujian Liliefors test dapat mengikuti langkah-langkah berikut
(Ating S. dan Sambas : 2006):
1) Susunlah dari data yang terkecil sampai data terbesar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.
2) Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
3) Susun frekuensi kumulatif.
4) Hitunglah proporsi empirik (observasi). Menggunakan formula Sn (Xi) = fki : n.
5) Hitung nilai Z untuk mengetahui theoretical proportion pada tabel Z.
Formulanya: S
X
Fitri Wulansari, 2013
dimana: n
X X
∑
i_ dan
1 n Xi -2 2
n Xi n S6) Menghitung theoretical proportion.
7) Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.
8) Membuat nilai mutlak, semua nilai harus bertanda positif.
9) Membuat kesimpulan, dengan kriteria apabila D hitung < D tabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka dapat dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal.
[image:41.595.109.510.105.522.2]10) Memasukkan besaran seluruh langkah tersebut ke dalam tabel distribusi sebagai berikut:
Tabel 3. 5
Contoh Format Tabel Distribusi Liliefors Test
X F FK Sn (Xi) Z F0 (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) Sn (X1) - Fo (Xi)
3.9.2 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas digunakan untuk mengasumsikan bahwa skor
setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang digunakan
adalah Uji Barlett.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas
dengan uji Barlett adalah:
1) Menentukan hipotesis statistik
H0: , artinya semua kelompok dalam peubah memiliki
varians skor yang sama (homogen).
H1: Paling tidak ada satu kelompok dalam peubah yang variansinya
berbeda dari yang lainnya.
2) Menentukan kelompok-kelompok dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
Fitri Wulansari, 2013
Tabel 3. 6
Contoh Format Tabel Pembantu Perhitungan Uji Barlett Sampel db = n-1
S
i2 LogS
i2
db.Log
S
i2
db.
S
i2
4) Menghitung varians gabungan dengan rumus:
S
gab 2 =
db S db. i25) Menghitung log dari varians gabungan. 6) Menghitung nilai Barlett.
B = Nilai Barlett = (Log
S
gab2
)(
dbi ) Keterangan:dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
7) Menghitung nilai
2
.
2
= (ln 10)
S
iLog db
B . 2
Keterangan:
S
i2
= Varians tiap kelompok data
8) Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k - 1.
9) Membuat kesimpulan
Nilai hitung < nilai tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan
homogen).
Nilai hitung ≥ nilai tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan
tidak homogen).
3.9.3 Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat
dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran
regresi. Pemeriksaaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis
nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier.
Bertujuan untuk mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Uji
linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Model regresi linier sederhana :
2
2
2
Fitri Wulansari, 2013
bx a
yˆ (Ating dan Sambas, 2006:243), dimana: yˆ adalah variabel tak bebas
atau nilai duga, x adalah variabel bebas, a adalah penduga bagi intersap atau , b
adalah penduga bagi koefisien regresi atau adalah parameter yang nilainya
tidak diketahui.
Dengan ketentuan :
N X b Y
a
.
= Y bX
2 2
) . ( . . X X N Y X XY N b
Pemeriksaan keberartian dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa
koefisien-koefisien regresi khususnya koefisien arah b sama dengan nol atau tidak
berarti melawan hipotesis tandingan bahwa koefisien arah regresi tidak sama
dengan nol.
Langkah-langkah uji linearitas regresi adalah:
1) Menyusun tabel kelompok data Variabel X dan Variabel Y.
2) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(a)) dengan rumus:
2) (
∑
nY JKrega
3) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(b/a)) dengan rumus:
JKreg(b/a) =
Xn YXY b.
4) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JKres)
Fitri Wulansari, 2013
5) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg(a))
RJKreg(a) = JKreg(a)
6) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg(b/a))
RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)
7) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKres)
RJKres = 2
-n JKres
8) Mengurutkan data mulai dari data terkecil sampai data terbesar disertai
pasangannya.
9) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE)
JKE =
k n Y Y 2 2
10) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC)
JKTC = JKres - JKE
11) Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC)
RJKE = 2
-k JKTC
12) Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE)
RJKE =
k n JKE
-13) Mencari nilai Fhitung
Fhitung =
Fitri Wulansari, 2013
14) Menentukan kriteria pengukuran: jika Fhitung< Ftabel, maka distribusi berpola
linier.
15) Mencari nilai Ftabel pada taraf siginifikansi 95% atau α = 5% menggunakan
rumus: Ftabel = F(1-α)(db TC, db E) dimana db TC = k – 2 dan db E = n – k.
16) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat
kesimpulan, yakni :
Jika Fhitung< Ftabel maka data dinyatakan berpola linier.
Jika Fhitung≥ Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linier.
3.10 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Uep dan Sambas (2011:158) yaitu “Upaya
mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data
tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab
masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”. Tujuan dilakukannya analisis
data antara lain untuk mendeskripsikan data, sehingga dapat dipahami
karakteristiknya, juga untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi
berdasarkan data yang telah diperoleh. Kesimpulan ini biasanya dibuat
berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis.
Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a) mendeskripsikan
data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik
populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
(statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah
atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Fitri Wulansari, 2013
b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.
[image:46.595.109.526.201.539.2]c. Tahap koding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap option dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola pembobotan untuk coding tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 7
Pola Pembobotan Angket
No Alternatif Jawaban
Pernyataan (Item) Positif
1 Sangat Setuju/ Sangat Efektif/SangatSetuju 5
2 Setuju/Efektif/Setuju 4
3 Cukup Setuju/Cukup Efektif/Cukup Setuju 3
4 Tidak Setuju/Tidak Efektif/Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Efektif/SangatTidak Setuju 1
[image:46.595.110.517.210.332.2]d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 8
Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden Skor Item Total
1 2 3 4 5 6 ………. N
1. 2. N
Sumber : Ating dan Sambas (2006:39)
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam
teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
3.10.1 Analisis Deskriptif
Sambas A.Muhidin dan Maman A (2007:53) menyatakan bahwa :
Fitri Wulansari, 2013
Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui
statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data
melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median
atau modus.
Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah
no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran mengenai sistem
penggajian, dan untuk mengetahui gambaran mengenai motivasi kerja
Karyawan.Berkaitan dengan analisis data deskriptif tersebut, maka
langkah-langkah yang akan ditempuh dengan menggunakan bantuan MS Excel 2007, yaitu:
1. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab terhadap
alternatif jawaban yang tersedia.
2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden.
[image:47.595.87.533.619.732.2]3. Buatlah tabel distribusi frekuensi.
Tabel 3. 9 Distribusi Frekuensi
No Kelas Interval Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 0,5 - 1,4 Sangat Tidak efektif/Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Setuju
2 1,5 - 2,4 Tidakefektif/Tidak Setuju/Tidak Setuju
Fitri Wulansari, 2013
Setuju/Cukup Setuju
4 3,5 - 4,4 Efektif/Setuju/Setuju
5 4,5 - 5,4 Sangat efektif/Sangat
Setuju/Sangat Setuju
4. Membuat grafik
Dengan penyajian data melalui tabel, yang kemudian
dipresentasekan dan dibuat grafiknya, sehingga terlihat gambaran
Pelaksanaan Sistem Penggajian dan Motivasi kerja dalam bentuk grafik,
seperti contoh berikut:
Gambar 3. 1 Contoh Grafik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang
dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan pengujian hipotesis
menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam
bentuk interval. Dengan demikian data ordinal hasil pengukuran diubah terlebih
dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval
(MSI).
Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu
program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval.
Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
5%
16%
35%
30%
14%
0% 10% 20% 30% 40%
SP P KP TP STP
P
er
se
n
tasi
[image:48.595.89.534.112.176.2] [image:48.595.118.504.272.543.2]Fitri Wulansari, 2013
1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2. Klik “Analize” pada Menu Bar.
3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak
dialog “Method Of Succesive Interval”.
4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,
dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now.
6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5. 7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.
8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan
ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.
3.10.2 Teknik Analisis Data Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk
data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digu