• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN SDM DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN SDM DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) JAWA BARAT."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Fitri Wulansari, 2013

No. Daftar/FPEB/257/UN.40.7.DI/LT/2013

PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN SDM DI KOPERASI

PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh

Fitri Wulansari 0901108

PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

Fitri Wulansari, 2013

PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP

MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN SDM DI KOPERASI

PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) JAWA BARAT

Oleh:

FITRI WULAN

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Fitri Wulan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

(3)

Fitri Wulansari, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN SDM DI KOPERASI

PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU)JAWA BARAT Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Janah Sojanah, M.Si NIP. 195712191984032002

Adman, S.Pd., M.Pd NIP. 197404122001121002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI

(4)

Fitri Wulansari, 2013

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN SDM DI KOPERASI

PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) JAWA BARAT

Oleh:

Fitri Wulansari

0901108

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. Janah Sojanah, M.Sidan Adman, S.Pd., M.Pd

Fokus pada penelitian ini adalah mengenai rendahnya motivasi kerja karyawan padabagian SDM padaKoperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat. Melihat dari fenomena yang terjadi di lapangan diduga motivasi kerja karyawan belum cukup optimal, karena besaran nilai imbalan yang diberikan oleh koperasi belum sesuai dengan beban pekejaan yang di pikul karyawannya. Upaya meningkatkan motivasi kerja karyawan adalah dengan memberikan sistem penggajian secara adildan sesuai dengan kebutuhan hidup karyawannya. Untuk Variabel X(Pelaksanaan SistemPenggajian) diukur dengan indikatorTingkat penggajian, keadilan internal, keadilan eksternal.

performancerelated, penghargaan non finansial, basis penggajian, tingkat hirarki,

sentralisasi-desentralisasi, proses Penggajian. Sedangkan untuk Variabel Y (Motivasi Kerja) diukur dengan indikator Harapan, Pertautan, Nilai.

Penelitian ini menggunakan metode descriptive survey dan explanatory

survey, teknik pengumpulan data dengan cara wawancara (interview), angket

(kuisioner), observasi dan studi kepustakaan. Instrument yang digunakan adalah angket model skala likert yang dimodifikasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa regresi linier sederhana.

(5)

Fitri Wulansari, 2013

(6)

Fitri Wulansari, 2013

ABSTRACT

INFLUENCE OF THE IMPLEMENTATION OF THE PAYROLL SYSTEM OF EMPLOYEE MOTIVATION ON THE PART OF HUMAN RESOURCES

IN KOPERASI CATTLE FARMERS NORTH BANDUNG (KPSBU) IN WEST JAVA

By: Fitri Wulansari

0901108

This Thesis is guided by:

Dr. Janah Sojanah, M.Sidan Adman, S.Pd., M.Pd

The focus in this study is about the low level of employee motivation on the part of HUMAN RESOURCES in cooperative cattle farmers North Bandung (KPSBU) in West Java. One of the efforts to enhance employee motivation is to provide the payroll system in a fair manner and in accordance with the necessities of life for its employees.For the variable X (implementation of the payroll system) is measured by the indicators of the level of payroll, internal justice, justice. performance related award, non financial, payroll, base level of hierarchy, centralization-decentralization, the payroll process. As for the variable Y (Motivation) is measured with indicators of hope, docking between, values.

This research uses descriptive survey method and explanatory survey, data collection techniques by means of interview (interview), the now (questionnaire), the observation and study of librarianship. The Instrument used was the now modified likert scale model. Data analysis technique used is a simple linear regression analysis.

(7)

Fitri Wulansari, 2013

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 155

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Sistem Penggajian ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Motivasi Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Pengaruh Pelaksanaan Sistem Penggajian terhadap Motivasi

Kerja Karyawan ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III DESAIN PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian... Error! Bookmark not defined.

(8)

Fitri Wulansari, 2013

3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.6 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian .... Error! Bookmark not

defined.

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined.

3.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.9.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.9.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.9.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

3.10 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.10.1 Analisis Deskriptif... Error! Bookmark not defined.

3.10.2 Teknik Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not

defined.

3.11 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.11.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ... Error! Bookmark not

defined.

3.11.2 Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel

Y ... Error! Bookmark not defined.

3.11.3 Menghitung Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not

defined.

3.11.4 Uji Hipotesis dengan Uji Signifikansi .... Error! Bookmark not

defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 84

4.1 Gambaran Umum Profil Perusahaan ... 84

4.1.1 Sejarah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa

Barat ... 84

(9)

Fitri Wulansari, 2013

4.2 Hasil Penelitian ... 86

4.2.1 Karaktersitik Responden ... 86

4.2.2 Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian ... 86

4.2.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data... 107

4.2.4 Uji Hipotesis ... 111

4.3 Pembahasan ... 115

4.3.1 Pelaksanaan Sistem Penggajian di KPSBU Jawa Barat ... 115

4.3.2 Pelaksanaan Motivasi Kerja Karyawan di KPSBU Jawa Barat ... 118

4.3.3 Pengaruh Pelaksanaan Sistem Penggajian terhadap Motivasi Kerja Karyawan ... 120

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 122

5.1 Kesimpulan ... 122

5.2 Rekomendasi... 123

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 2 TABEL GOLONGAN GAJI KARYAWAN ... Error! Bookmark

not defined.

LAMPIRAN 3 KUESIONER ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 4 UJI INSTRUMEN (UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS)

... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 5 SKOR FREKUENSI ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 6 UJI NORMALITAS DATA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 7 UJI HOMOGENITAS DATA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 8 DATA INTERVAL (MSI) ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 9 UJI REGRESI LINIER SEDERHANA ... Error! Bookmark not

defined.

LAMPIRAN 10 FREKUENSI BIMBINGAN ... Error! Bookmark not defined.

(10)
(11)

Fitri Wulansari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam konteks era globalisasi saat ini sumber daya manusia merupakan

aset paling penting dalam suatuorganisasi atau perusahaan untuk mempertahankan

perusahaannya dalamberbagai tuntutan masyarakat dan zaman. Perusahaan harus

mampu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin, agar perusahaan

tersebut dapat berkembang dan mampu bertahan dalam persaingan bisnisnya.

Upaya yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola sumber

daya manusia agar dapat berkembang yaitu dengan meningkatkan motivasi kerja

karyawannya.Penelitian ini mengkaji mengenaimotivasi kerja karyawan pada

bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang

terletak di daerah Lembang. KPSBU sebagai koperasi penampung susu hasil

perahan dari para peternak sapi disekitar Kabupaten Bandung khususnya

Kabupaten Bandung Utara, untuk selanjutnya diolah dengan tujuan menghasilkan

core commodity yang unggul yakni, susu segar yang dihasilkan peternak sebagai

produk bermutu tinggi di pasaran.

Motivasi menurut Henry Simamora (1997:212) motivasi adalah sebuah

fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat

kinerja tertentu yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang

dikehendaki. Dapat dijelaskan kembali bahwa motivasi adalah sebuah proses

untuk tercapainya suatu tujuan yang pada akhirnya akan membuahkan hasil

(12)

Fitri Wulansari, 2013

Masalah yang sering muncul di perusahaan dan menarik untuk dikaji

adalah tidak semua karyawannya mempunyai motivasi kerjayang tinggi. Tingkat

motivasi karyawan bukan suatu hal yang bersifat stabil, dimana tingkat motivasi

dapat naik ataupun turun secara perlahan maupun drastis. Masing-masing individu

berbeda dalam dorongan motivasi dasar mereka dan berbagai perubahan yang

terjadi akan timbul akibat dari dorongan situasi yang dihadapi.Karyawan yang

memiliki motivasi tinggi dalam mencapai tujuannya akan bekerja dengan giat dan

bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan kepada karyawan tersebut.

Secara tidak langsung motivasi karyawan yang tinggi dapat membantu perusahaan

untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan serta meraih tujuannya.

Sarworini (2007:4) mengemukakan bahwa absen pegawai dapat menjadi

dasar pengukuran motivasi, semakin banyak pegawai yang absen berarti tingkat

motivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaannya semakin rendah dan

berimbas pada kinerja pegawai. Beberapa faktor lain diantaranya tidak adanya

reward (penghargaan) dan punishment (sanksi), lemahnya pengawasan,

lingkungan kerja yang kurang kondusif, dan lain sebagainya. Sedangkan

Nitisemito (1992:89) menyatakan bahwa rendahnya motivasi kerja ditandai

dengan rendahnya produktivitas kerja, tingkat absensi yang naik atau tinggi,

labour turn over atau tingkat perpindahan karyawan yang tinggi, tingkat

kerusakan yang meningkat, kegelisahan dimana-mana, tuntutan yang sering

(13)

Fitri Wulansari, 2013

Tabel 1. 1

Data Ketidakhadiran KaryawanBagian SDMdi KPSBU Jawa Barat Periode 2010-2012

Sumber: Data KPSBU Bagian SDM, Tahun 2013 (data diolah penulis)

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa tingkat ketidakhadiran tanpa

keterangan (alfa) tahun 2010 mencapai 6.95%, selanjutnya pada tahun 2011

mengalami kenaikan mencapai 7.53% dan sama seperti halnya pada 2 tahun

sebelumnya naik menjadi 8.27%. Tabel tingkat absensi yang disajikan

menunjukkan bahwa terjadi penurunan motivasi pada karyawan KPSBU dalam

tahun 2012. Informasi di atas mengindikasikan bahwa karyawantidak

memanfaatkan waktu kerjanya untuk mengerjakan tugas dan kewajibannya di

kantor. Keterangan mengenai tingginya jumlah ketidakhadiran para

karyawantersebut berarti mengurangi waktu kerja mereka untuk dapat

menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Keterangan

tersebut menunjukkan bahwa belum optimalnya tingkat kedisiplinan karyawan.

Target produksi yang ditetapkan oleh KPSBU Jawa Barat seperti terlihat pada

Tabel 1.3 berikut ini:

Tahun

Jumlah Hari Kerja Selama 1 Tahun

Jumlah Karyawan

Jumlah Hari Kerja Seluruh Karyawan Selama 1 Tahun

Jumlah Ketidakhadiran Seluruh Karyawan

Selama 1 Tahun

Jumlah Kehadiran Seluruh Karyawan Selama 1 Tahun

Presentase Ketidak-

hadiran

(14)

Fitri Wulansari, 2013

Tabel 1. 2

Data Pasokan atau Bahan Mentah Susu di KPSBU Jawa Barat Periode 2010-2012

Sumber: Data KPSBU Bagian SDM, Tahun 2013

Berdasakan Tabel 1.3 diatas pada tahun 2010 KPSBU Jawa Barat

menargetkan total pasokan susu45.451.850 Liter per tahun, ternyata yang

terealisasikan adalah sebanyak 42.980.340Liter per tahun atau 92.62%, tahun

2011 KPSBU Jawa Barat mencoba untuk meningkatkan target pasokan susu

menjadi 46.902.500 Liter per tahun, ternyata hasil yang dapat terealisasikan yaitu

mencapai 43.437.453 Liter per tahun atau 92.62%. Pada tahun 2012 KPSBU Jawa

Barat mencoba untuk meningkatkan target produksinya menjadi 48.350.200 Liter

per tahun, ternyata hasil yang dapat terealisasikan dibawah target yaitu 44.341.530

Liter per tahun atau 91.70%. Dapat dijelaskan bahwa pada setiap tahun pasokan

susu yang diterima dari pemasok/peternak susu tidak sesuai dengan yang di

targetkan KPSBU Jawa Barat.

Tabel 1.4 memberikan informasi bagaimana tingkat pendidikan dan masa

kerja karyawan KPSBU Jawa Barat yaitu :

Tahun Satuan

Pasokan/Bahan Mentah Susu

Satuan

Pasokan/Bahan Mentah Susu

Target Realisasi Target

(%)

Realisasi (%)

2010

Liter

45.451.850 42.980.340

%

100 94.56

2011 46.902.500 43.437.435 100 92.62

(15)

Fitri Wulansari, 2013

Tabel 1. 3

Data Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja KaryawanBagian SDM diKPSBU Jawa Barat Tahun 2012

No Tingkat

Pendidikan Karyawan

Persentase

(%) Masa Kerja Karyawan

Persentase

(%)

1. SD 5 orang 14 > 40 tahun - 0

2. SMP 6 orang 17 31 – 40 tahun - 0

3. SMA 12orang 34 21 – 30 tahun 3orang 9

4. D3 5 orang 14 11- 20 tahun 14 orang 40

5. S1 7orang 20 1 – 10 tahun 18 orang 51

35 orang 100 35orang 100

Sumber : Data KPSBU Bagian SDM, Tahun 2013

Rumus tingkat pendidikan :

x 100 %

Rumus masa kerja :

x 100 %

Tabeldi atas memberikan informasi mengenai tingkat pendidikan

karyawan dan masa kerja karyawan KPSBU. Dapat diuraikan bahwa karyawan

dengan tingkat pendidikan SD 14%, SMP 17%, SMA 34%, D3 14% dan

S120%.Data tersebut menunjukan bahwa rata-rata karyawan berada pada tingkat

pendidikan SMA artinya perlu adanya pemberian motivasi yang lebih kepada

karyawan untuk melanjutkan tingkat pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Tentunya ini akan berdampak pada kinerja karyawan dan akan berdampak pula

(16)

Fitri Wulansari, 2013

Tabel diatas juga memberikan informasi mengenai masa kerja karyawan

KPSBU, karyawan dengan masa kerja > 40 tahun 0%, karyawan dengan masa

kerja 31 – 40 tahun 0%, karyawan dengan masa kerja 21 – 30 tahun 9%, karyawan

dengan masa kerja 11 – 20 tahun 40% dan karyawan dengan masa kerja 1 – 10

tahun 51%.

Fenomena diatas didukung pula dengan hasil wawancara dengan salah satu

staf karyawan pada Bagian SDM pada hari sabtu 23 februari 2013 diperoleh hasil

bahwa diduga motivasi kerja karyawan pada Koperasi Peternak Sapi Bandung

Utara (KPSBU) Jawa Barat belum cukup optimal, besaran nilai imbalan yang di

berikan oleh koperasi belum sesuai dengan beban pekejaan yang di pikul

karyawannyaGaji yang diberikan masih belum mencukupi KHL (Kebutuhan

Hidup Layak) karyawan. Kemudian diterangkan juga bahwa “Gaji pokok yang

diberikan kepada karyawan mengikuti Peraturan kepegawaian melalui Upah

Minimum Kabupaten (UMK)” tahun 2013 sebesar Rp. 1.388.333 (SK terlampir)

(sumber: bagian SDM). Fenomena ini ditandai oleh efektifitas dan efisiensi

penggunaan waktu dalam bekerja yang tidak sesuai dengan ketentuan dan imbalan

yang diberikan, kemudian masih kurangnya kemampuan beberapa karyawan

dalam menjalankan tugas, sehingga kerap sekali karyawan melakukan kelalaian

dan kesalahan dalam melaksanakan pekerjaannya, pemberian bonus seperti

tunjangan-tunjangan yang tidak merata atau kurang adil sehingga karyawan dalam

bekerjapun merasa tidak memiliki motivasi lebih, dan terkadang dalam satu

(17)

Fitri Wulansari, 2013

kantor pusat ke staf sub bagian personalia sehingga gaji yang diterima oleh

karyawan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

Winardi (1992:56):

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi terdiri dari faktor internal (persepsi individu, harga diri dan prestasi, harapan, kebutuhan, keSetujuan kerja) dan eksternal (jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja, situasi lingkungan, sistem imbalan)

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan diantaranya

ada sistem imbalan/sistem penggajian. Oleh karena itu sistem panggajian menjadi

salah satu faktor yang menarik dan penting untuk dikaji lebih dalam untuk

mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap motivasi kerja karyawan.

Sistem penggajian merupakan salah satu aspek alamiah yang tidak dapat dihindari

dalam kehidupan sehari-hari yang dimana saat ini dalam kehidupan bermasyarakat

nilai nominal rupiah ssangan dibutuhkan oleh seluruh karyawan di masyarakat.

Beberapa fakta di lapangan menunjukkan bahwa seorang karyawan sering

berpindah-pindah kerja karena sistem penggajian pada tempat ia bekerja tidak

sesuai atau tidak memadai. Walaupun ia merasa suka dengan pekerjaannya tapi

karena gajinya tidak memadai mau tidak mau ia akan pindah. Tetapi ada pula

fakta lain menyodorkan bahwa sebagian kecil orang betah di suatu tempat kerja

karena merasa nyaman dengan situasi yang ada meskipun dari segi pendapatan

(take home pay) kurang memuaskan.

Penelitian iniakan meneliti masalah pelaksanaan sistem penggajian dan

motivasi kerja karyawan pada bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung

(18)

Fitri Wulansari, 2013

karyawan, maka diperlukan suatu faktor pendorong. Salah satu faktor pendorong

tersebut adalah pelaksanaan sistem penggajian.Armstrong dan Murlis (2001:70)

bahwa sistem penggajian adalah pengaturan dalam organisasi mengenai apa dan

bagaimana harus dibayar atas pekerjaan yang mereka lakukan.

Masalah penggajian adalah masalah yang pelik, sebab masalah ini tidak

saja menyangkut berapa rupiah seorang karyawan atau manajer harus digaji atas

pekerjaannya, melainkan juga mempunyai implikasi yang sangat luas baik dalam

rangka sistem kepegawaian yang berlaku, bobot pekerjaan yang diemban, maupun

kaitan moral dan tanggungjawab sosial organisasi atas hidup karyawan dan

keluarganya. Karena itu tidak mengherankan bila sistem penggajian yang berlaku

di perusahaan-perusahaan/organisasi hampir tidak pernah ditemukan seragam

sebab memang kondisional.

Armstrong dan Murlis (1994:1) mengemukakan bahwa di negara kita ini

masing-masing organisasi/perusahaan mempunyai sistem penggajian yang sangat

berbeda-beda. Sebagian perusahaan mencoba menerapkan sistem perusahaan

induk, sebagian lain mencoba menyusun tingkatan dan sistem penggajian yang

dirasa cocok untuk organisasinya, kemudian yang terakhir ini sering tidak

dilandasi pertimbangan yang multidimensional, sehingga lebih banyak bersifat

kira-kira, bahkan dikaitkan dengan indeks biaya hidup yang standar pun tidak,

akibatnya karyawan yang dirugikan.

Sistem penggajian yang diharapkan oleh perusahaan adalah sistem

penggajian yang dapat mengurangi biaya produksi dan mencapai tujuan

(19)

Fitri Wulansari, 2013

taat azas. Penerapan sistem penggajian yang telah diterapkan di KPSBU Jawa

Barat perlu dikaji kembali oleh perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana

sistem penggajian tersebut mempengaruhi motivasi kerja karyawan.

Menurut hasil wawancara dengan salah satu staf karyawan pada Bagian

SDM pada hari sabtu 23 februari 2013 sistem penggajian yang diterapkan oleh

KPSBU menggunakan sistem penggajian skala tunggal. Menurut Payaman J.

Simanjuntak (1985:111) dalam buku Harbani Pasolong (2011:164),Sistem

penggajian skala tunggal yaitu suatu sistem penggajian dengan memberikan gaji

yang sama kepada pegawai yang berpangkat/golongan sama, dengan tidak

memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya tanggung jawab yang

dipikul dalam melaksanakan tugas.

Dibawah ini adalah tabel klasifikasi golongan karyawan di KPSBU Jawa Barat:

Tabel 1. 4

Tabel Klasifikasi Golongan Karyawan No Tingkat

Pendidikan Golongan

Besaran (Rp)

Th. 1 Th. 2 Th. 3

1. SD I-A 1.031.600 1.037.100 1.042.600

2. SMP II-A 1.063.300 1.068.800 1.078.400

3. SLTA III-A 1.099.000 1.110.000 1.121.000

4. D3 IV-A 1.177.400 1.199.400 1.221.400

5. Sarjana V-A dan V-B 1.262.600/

1.362.600

1.294.300/

1.394.300

1.342.400/

1.442.400

Sumber :Data KPSBU Bagian SDM, Tahun 2013

Keterangan : Besaran gaji pada tiap golongan terlampir

Berikut adalah gambar alur pelaksanaan sistem penggajian yang di

(20)

Fitri Wulansari, 2013

Gambar 1. 1

Alur Pelaksanaan Sistem Penggajian KPSBU Jawa Barat

Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa alur pemberian gaji dari

perusahaan kepada karyawan sebagai berikut :

1. Data kehadiran seluruh karyawan yang berupa rekapan perhari, pada tanggal cut off sudah diperiksa ulang tentang kebenarannya oleh bagian personalia dan siap dijadikan data penggajian.

2. Bagian keuangan meneprima data kehadiran dari bagian personalia yang sudah valid untuk diproses penggajiannya orang perorang.

3. Bagian keuangan menghitung kasbon karyawan dan mengoreksi gaji baik yang gajinya ada kenaikan, atau yang ada perubahan status pendidikan

4. Bagian keuangan membuat slip gaji dan daftar gaji seluruh karyawan dan di serahkan kepada bagian pencatatan kas keluar

5. Bagian pencatatan kas keluar mencatat keluarnya uang kas koperasi untuk pemberian gaji yang akan diberikan pada karyawan.

6. Apabila bagian pencatatan kas keluar menemukan terdapat kesalahan hitung atau salah ketik, harus segera mengembalikannya ke bagian keuangan atau cancel.

diolah menggunakan komputerisasi KPSBU

Bagian Personalia

Bagian Keuangan

Karyawan Bagian

Kasir

(21)

Fitri Wulansari, 2013

7. Apabila bagian pencatatan kas keluar hasil evaluasinya tidak menemukan kesalahan pada daftar gaji/ slip gaji tersebut, maka wajib menandatanganinya slip gaji sebesar jumlah gaji seluruh karyawan lalu menyerahkannya kepada pimpinan

8. Pimpinan menerima dan menandatangani daftar gaji seluruh karyawan 9. Slip gaji dan gaji dapat di ambil di bagian kasir secara tunai oleh karyawan 10. Selesai

Sistem penggajian yang diberikan tidak hanya materil berupa uang/gaji

pokok, ada kompensasi tambahan seperti tunjangan peralatan, upah lembur,

tunjangan sembako, insentif, jasa pelayanan yang diberikan diakhir tahun dan

dinilai berdasarkan motivasi kerja karyawan dan imbalan non materil seperti

penghargaan.Jasa pelayanan didapat dari hasil penilaian kinerja karyawan oleh

masing-masing kepala bagian yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan

sistem penilaian yang dilaksanakan setiap hari kerja, tetapi dalam bentuk tidak

tertulis yang nantinya akan diakumulasikan pada saat waktu penilaian dengan

menggunakan angket penilaian yang dipegang oleh masing-masing kepala bagian.

Di dalam angket penilaian kinerja karyawan terdapat score nilai pada setiap

pertanyaan yang nantinya akan dijumlahkan secara keseluruhan dan score inilah

yang menentukan karyawan berada digrade mana. Penilaian ini bermaksud untuk

mengetahui sejauh mana kualitas kerja atau motivasi kerja karyawanKPSBU Jawa

Barat. Dasar perhitungan jasa pelayanan karyawan KPSBU Jawa Barat mengacu

pada SOP yang ditentukan oleh besarnya tingkat prestasi yang dihitung setiap

tahun. Adapun bentuk dan hasil penilaian kinerja dapat dilihat pada tabel lampiran

2Rekapitulasi Hasil Penilaian Prestasi Kerja Dan Jasa Pelayanan (Bonus)

(22)

Fitri Wulansari, 2013

Berdasarkan pada lampiran 2 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata

karyawan yang memiliki kategori B (Grade 2) berjumlah 7 orang, karyawan

memiliki rata-rata nilai C (Grade 3) sebanyak 21 orang, kategori D (Grade 4)

berjumlah 7 orang. Pada dasarnya perusahaan telah menetapkan target seluruh

karyawannya berada pada tingkat Grade 2 dan Grade 3, tetapi pada kenyataannya

masih ada karyawan yang berada pada tingkat Grade 4 dengan jumlah 7 orang, hal

ini menunjukkan minimnya peningkatan hasil kerja karyawan sesuai dengan yang

diharapkan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa terdapat kendala dalam

peningkatan kinerja karyawan yang diakibatkan oleh sistem penggajian yang

masih belum memenuhi segala kebutuhan karyawan baik material atau non

material yang dapat memacu pada motivasi kerja karyawan itu sendiri. Sehingga

berpengaruh terhadap proses pencapaian suatu tujuan perusahaan yang belum

tercapai.Ketentuan untuk setiap grade dapat dilihat pada tabel 1.6 :

Tabel 1. 5

Data Ketentuan Grade Karyawan di KPSBU Jawa BaratTahun 2012

Nilai Grade Ketentuan Pengali Nominal

> 400 Grade I 3.50 dikali tarip Rp. 1.000.000,-

> 351 – 400 Grade II 3.25 dikali tarip Rp. 950.000,-

> 251 – 350 Grade III 3.00 dikali tarip Rp. 900.000,-

> 200 – 250 Grade IV 2.75 dikali tarip Rp. 850.000,-

< 200 Grade V 2.50 dikali tarip Rp. 800.000,-

Sumber: Data KPSBU Bagian SDM, Tahun 2013

Data tabel 1.6 memberi informasi bahwa karyawan yang berada pada

Grade I akan mendapat jasa pelayanan sebesar Rp. 1.000.000, Grade II akan

(23)

Fitri Wulansari, 2013

pelayanan sebesarRp. 900.000, Grade IV akan mendapat jasa pelayanan

sebesarRp. 850.000, dan Grade V akan mendapat jasa pelayanan sebesarRp.

800.000.

Dari beberapa penjelasan diatas memperlihatkan bagaimana pentignya

kesejahteraan faktor gaji/imbalan terhadap motivasi kerja karyawan. Maka dari itu

apabila kebijakan sistem gaji diperhatikan dengan baik oleh pimpinan akan

mendorong tingginya motivasi kerja karyawan yang berdampak pada kemajuan

perusahaan.

Alasan-alasan logis tersebut menjadi dasar yang kuat bagi peneliti untuk

mengkaji hubungan yang terjadi di dalamnya. Mengacu kepada keseluruhan

paparan di atas, maka dari itu penulis tertarik menulis dan mengkaji lebih dalam

mengenai pelaksanaan sistem penggajian yang berpengaruh terhadap motivasi

kerja karyawan.Adapun judul penelitian tersebut adalah “Pengaruh Pelaksanaan Sistem Penggajian terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada Bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, inti yang menjadi

kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasikerja karyawan yang ditinjau

dari pelaksanaansistem penggajian di KPSBU. Dimana pelaksanaan sistem

penggajian koperasi merupakan ketetapan cara atau usaha dalam memberikan

sesuatu gaji, imbalan, upah, penghargaan kepada karyawan terhadap pekerjaannya

yang dilakukan dengan baik dan benar. Secara terperinci identifikasi masalah

(24)

Fitri Wulansari, 2013

1. Bagaimana gambaran tingkat Pelaksanaan Sistem Penggajian Karyawan pada

Bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat

?

2. Bagaimana gambaran tingkatMotivasi Kerja Karyawan padaBagian SDMdi

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat ?

3. Seberapa besarpengaruh Pelaksanaan Sistem PenggajianterhadapMotivasi

Kerja Karyawan pada Bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara

(KPSBU) Jawa Barat ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan

melakukan kajian secara ilmiah tentang Pengaruh Pelaksanaan Sistem

PenggajiandanMotivasi Kerja Karyawan pada Bagian SDMdiKoperasi Peternak

Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat. Analisis tersebut diperlukan untuk

mengetahui apakah ada Pengaruh Pelaksanaan Sistem Penggajianterhadap

Motivasi Kerja Karyawan. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat Pelaksanaan Sistem Penggajian

Karyawan pada Bagian SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara

(KPSBU) Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat Motivasi Kerja Karyawan padaBagian

(25)

Fitri Wulansari, 2013

3. Untuk mengatahuiseberapa besar pengaruh Pelaksanaa Sistem

Penggajianterhadap MotivasiKerja Karyawan padaBagian SDMdi Koperasi

Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Secara teroritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai keilmuan dibidang organisasi dan manajemen perkantoran

khususnya mengenai pelaksanaan sistem penggajian yang dapat berpengaruh bagi

motivasi kerja karyawan.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang

positif dalam membenahi pelaksanaan sistem penggajian untuk meningkatkan

motivasi kerja karyawan.

2. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai

pengaruh pelaksanaan sistem penggajian terhadap motivasi kerja karyawan.

Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar bagi peneliti

(26)

Fitri Wulansari, 2013

BAB III

DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini dilihat dari variabel-Variabel Yang diteliti dan terdiri

atas 2 Variabel Yaitu: variabel pelaksanaan sistem penggajian, dan variabel

motivasi kerja karyawan. Variabel pelaksanaan sistem penggajianmerupakan

variabel bebas (independent variable) atau Variabel Xdan Variabel motivasi kerja

merupakan Variabel Yang terikat(dependent variable) atau Variabel Y.

Unit analisis dari objek penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada

Bagian SDM di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat.

Adapun penelitian ini dilakukan guna menganalisis sampai sejauh mana pengaruh

pelaksanaan sistem penggajian terhadap motivasi kerja karyawan. Desain

penelitian ini dibuat untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan sevalid,

seobjektif, setepat dan sehemat mungkin.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang akan diambil oleh penulis, yaitu:

melaksanakan analisis dari operasionalisasi variabel, populasi dan teknik

sampling, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, melakukan serangkaian

uji hipotesis dan melakukan penarikan kesimpulan.

3.2 Metode Penelitian

Melaksanakan suatu penelitian tentunya diperlukan sejumlah data yang dapat

membantu membahas masalah penelitian tersebut. Suatu metode pengumpulan

(27)

Fitri Wulansari, 2013

penulis untuk mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu, metode merupakan hal

penting dalam sebuah penelitian.

Winarno Surakhmad (1998:131), mengemukakan

Metode merupakan suatu cara utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik mempertimbangkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Sugiyono (2002:12), mengemukakan

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliable dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya dan mengujinya secara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan tertentu”.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan

verifikatif. Metode deskriptif merupakan suatu bentuk penulisan yang bertujuan

menggambarkan, melukiskan serta menganalisis kenyataan yang ada pada

perusahaan yang diteliti sedangkan verifikatif merupakan metode yang digunakan

untuk mengetahui hubungan antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis.

Jenis penelitian ini yaitu deskriptif yang dilakasanakan melalui

pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitiannya adalah metode survey

(28)

Fitri Wulansari, 2013

individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara

faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan hasilnya dapat

digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan keputusan.

Penelitian survey ini merupakan studi bersifat kuantitatif dan umumnya

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya (Uep Tatang Sontani dan

Sambas Ali Muhidin, 2011:6).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan

menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan statistik, dan

juga penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dalam hubungannya dengan

variabel-Variabel Yang ada. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk

mengetahui hubungan yang ada di antara variabel-variabel tersebut.

3.4 Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur suatu variabel atau dapat dikatakan sebagai petunjuk

pelaksanaan bagaimana mengukur variabel.

Definisi operasional variabel dalam suatu karangan ilmiah sangat perlu

untuk dibahas terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar terdapat kesamaan

pandangan dalam karangan ilmiah tersebut, dan juga untuk menghindari

kesimpangsiuran dan kekeliruan pengertian pembaca dengan maksud yang

dikemukakan oleh penulis. Operasioanl variabel berisikan indikator-indikator dari

(29)

Fitri Wulansari, 2013

Seperti terungkap di dalam objek penelitian, terdapat dua Variabel Yang

dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) Pelaksanaan Sistem Penggajian, dan (2)

Motivasi Kerja.

Kedudukan variabel Pelaksanaan Sistem Penggajian sebagai variabel

independen (variabel bebas/Variabel X), sedangkan variabel Motivasi Kerja

sebagai variabel dependen (variabel terikat/Variabel Y).

1. Operasional Variabel Pelaksanaan Sistem Penggajian

Berdasarkan konsep penggajian Lawler (1984:95), yang mengetahui

bahwa penggajian terdiri atas sembilan dimensi, yaitu: tingkat penggajian,

keadilan internal, keadilan eksternal, performance related, penghargaan

non-finansial, basis penggajian, sentralisasi-desentralisasi, pendekatan hirarki dan

proses penggajian.

Tabel 3. 1

Operasional Variabel Pelaksanaan Sistem Penggajian

Variabel Indikator Ukuran Skala

Pengukuran Nomer Item Sistem Penggajian (Variabel X) Sistem Penggajian adalah pengaturan dalam organisasi

mengenai apa

dan bagaimana harus dibayar atas pekerjaan

yang mereka

lakukan.

Armstrong dan Murlis (2001:70)

1. Tingkat Penggajian

1.1 Tingkat kesesuaian antara gaji yang diterima dengan kebutuhan

1.2 Tingkat

keSetujuan atas gaji yang diterima 1.3 Tingkat

keSetujuan

terhadap prosedur pemberian gaji

Ordinal 1

2

3

2. Keadilan Internal

2.1 Tingkat keadilan berkenaan dengan gaji yang diperoleh

sesuai dengan

bobot pekerjaan. 2.2 Tingkat keadilan

Ordinal 4

(30)

Fitri Wulansari, 2013

berkenaan dengan gaji yang diperoleh

sesuai dengan

bobot pekerjaan antar karyawan dalam satu divisi

2.3 Tingkat keadilan berkenaan dengan gaji yang diperoleh

sesuai dengan

bobot pekerjaan antar karyawan dari divisi lain

6

3. Keadilan Eksternal

3.1 Tingkat Keadilan berkenaan dengan gaji yang diperoleh berdasarkan posisi tertentu

diperusahaan 3.2 Tingkat Keadilan

berkenaan dengan gaji yang diperoleh berdasarkan

senioritas

3.3 Tingkat Keadilan berkenaan dengan gaji yang diperoleh berdasarkan

pengalaman kerja

Ordinal 7

8

9

4. Performance Related

4.1Tingkat

kesesuaian gaji yang diterima berdasarkan

keterampilan 4.2Tingkat

kesesuaian gaji yang diterima berdasarkan

kinerja 4.3Tingkat

kesesuaian gaji yang diterima

Ordinal 10

11

(31)

Fitri Wulansari, 2013

berdasarkan jam kerja

5. Penghargaan Non

Finansial

5.1 Tingkat

kemampuan dalam bekerja

5.2 Tingkat keterampilan dalam bekerja 5.3 Tingkat kreatifitas

dalam bekerja

Ordinal 13

14

15

6. Basis Penggajian

6.1 Tingkat kesesuaian antara gaji yang diterima

berdasarkan kompetensi

6.2 Tingkat kesesuaian antara gaji yang diterima

berdasarkan kemampuan

6.3 Tingkat kesesuaian antara gaji yang diterima

berdasarkan target yang telah dicapai

Ordinal 16

17

18

7. Tingkat Hirarki

7.1 Tingkat keadilan berkenaan dengan gaji yang diperolah berdasarkan posisi

jabatan di

perusahaan

7.2 Tingkat kerjasama dalam tim kerja

Ordinal 19

20

8. Sentralisasi Desentralisas i

8.1Tingkat penerapan gaji berdasarkan keputusan.

8.2Tingkat penerapan gaji berdasarkan standarisasi

perusahaan

8.3Tingkat penerapan gaji berdasarkan fleksibilitas

Ordinal 21

22

23

(32)

Fitri Wulansari, 2013

Penggajian keterbukaan

perusahaan dalam menetapkan

kebijakan penggajian.

9.2 Tingkat

keterbukaan

perusahaan dalam menerapkan sistem penggajian.

9.3 Tingkat

keterbukaan

besaran nominal gaji karyawan

25

26

2. Operasioanal Variabel Motivasi Kerja

Teori ekspektansi (expectancy theory) yang diajukan oleh Victor H.

Vroom (Mangkunegara, 2005:70) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu

produk dari bagaimana seseorang menginginkan sesuatu, dan penaksiran

seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya.

Model dari Teori Motivasi Victor H. Vroom(Mangkunegara, 2005:70)

memiliki tiga komponen, yaitu: harapan (Expectancy), pertautan (Instrumentality),

[image:32.595.102.558.111.733.2]

dan nilai (Valence).

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Motivasi Kerja

Variabel Indikator Ukuran Skala

Nomor Item Motivasi Kerja

(Variabel Y)

Motivasi merupakan suatu produk dari bagaimana seseorang menginginkan

sesuatu, dan

penaksiran seseorang

1. Harapan (Expectancy)

1.1Tingkat harapan individu atas hasil yang akan didapat akibat dari usaha yang telah dilakukan 1.2Tingkat keinginan

karyawan untuk

lebih berprestasi

Ordinal 1,2,3

(33)

Fitri Wulansari, 2013

memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya.

Victor H. Vroom (Mangkunegara, 2005:70)

2. Pertautan

(Instrumentality)

2.1Tingkat harapan individu atas imbalan yang akan diterima akibat dari kinerja yang telah diberikan (seperti bayaran atau pengakuan)

2.2Tingkat ketertarikan

karyawan atas

imbalan yang

ditawarkan oleh

perusahaan

2.3Tingkat loyalitas

karyawan atas

imbalan yang

diberikan

Ordinal 7,8,9

10,11

12

3. Nilai (Valence) 3.1 Tingkat kekuatan hasrat seseorang

untuk mecapai

sesuatu yang

diinginkan

3.2 Tingkat kesesuaian imbalan yang diberi perusahaan dengan harapan individu 3.3 Tingkat kesesuaian

komitmen yang

telah disepakati pihak perusahaan dan karyawan

Ordinal 13,14

15,16,17

18,19,20

3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah sumber-sumber dimana data yang diperlukan

untuk penelitian tersebut dapat diperoleh baik secara langsung maupun tidak

langsung berhubungan dengan objek penelitian.Sumber data penelitian ini terbagi

menjadi dua yaitu: sumber data primer, merupakan sumber data yang dapat

diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan dengan penelitian.

(34)

Fitri Wulansari, 2013

pengolahan angket dari karyawan yang bekerja pada Bagian SDMdi Koperasi

Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat.Sumber data sekunder yaitu

sumber data penelitian dimana subjeknya tidak berhubungan secara langsung

dengan objek penelitian. Penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah

dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang ada, dari kepala pada Bagian

SDMdi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat.

3.6 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Bagian SDM

di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berjumlah

sebanyak 35 orang. Ukuran populasi ini juga sekaligus dijadikan sebagai sampel

(sensus).Gambaran tentang jumlah populasi penelitian dapat dilihat dalam tabel

[image:34.595.114.507.336.625.2]

dibawah ini:

Tabel 3. 3 Populasi Penelitian

No Bagian Jumlah

1 Manajer 1

2 Personalia 15

3 Kelembagaan 3

4 Pemasaran 5

5 Pelayanan Keuangan 3

6 Adm Keuangan 3

7 Programer 3

8 Adm Kendaraan 2

Total 35

Sumber : Data Bagian SDM KPSBU, 2013

Jumlah populasi di atas selaras dengan yang diungkapkan oleh Riduwan

(35)

Fitri Wulansari, 2013

Arikunto (2006:102) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Sedangkan

Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011) mendefinisikan

bahwaPopulasi (population or universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit

penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang

dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian

(pengamatan).

3.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian

Pad penelitian ini, peneliti perlu menggunakan instrumen atau alat yang

dapat digunakan sebagai pengumpul data agar data yang diperoleh lebih akurat.

Pengumpulan data atau informasi merupakan prosedur dan prasayarat bagi

pelaksanaan pemecahan masalah penelitian. Pengumpulan data ini diperlukan cara

dan teknik tertentu sehingga data dapat dikumpulkan dengan baik. Suharsimi

Arikunto (2006:150) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian inipenulis

menggunakan alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut

:

a. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat

daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden yang menjadi

(36)

Fitri Wulansari, 2013

dimana responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia yang dianggap

sesuai dengan pertanyaan dan pernyataan. Responden tidak perlu memberikan

penjelasan atas pertanyaan atau pernyataan tersebut.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala

sikap kategori Likert. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:132)

bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Tiap alternatif jawaban

[image:36.595.118.466.289.528.2]

diberi skor sebagai berikut :

Tabel 3. 4

Skala Penilaian Jawaban Angket

No Alternatif Jawaban Bobot

Positif Negatif

1. Sangat Setuju 5 1

2. Setuju 4 2

3. Ragu-Ragu 3 3

4. Tidak Setuju 2 4

5. Sangat Tidak Setuju 1 5

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum pelaksanaan penelitian (tahap pengumpulan data), terlebih dahulu

dilakukan tahap persiapan di antaranya melaksanakan orientasi lapangan dan

penelitian pendahuluan. Orientasi lapangan dilakukan antara lain untuk

mengumpulkan bahan/informasi bagi penyusunan instrumen/alat ukur penelitian

(daftar pertanyaan, dan alat-alat penelitian lainnya). Penelitian pendahuluan

dimaksudkan untuk mengadakan uji kesahihan (validity) dan keterandalan

(37)

Fitri Wulansari, 2013 3.8.1 Uji Validitas

Suharsimi Arikunto (2006:168) mengatakan bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu

instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari suatu

instrumen, artinya bahwa instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang

seharusnya diukur. Formula yang digunakan untuk tujuan ini adalah rumus

Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

  

 

 

 

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

r

xy

(Suharsimi Arikunto, 2006:183)

Keterangan:

rxy = Korelasi antara Variabel X dan Y

X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba

∑ = jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden

∑ = jumlah skor total butir angket dari tiap responden

N = Banyaknya data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrumen angket

tersebut adalah sebagai berikut:

(38)

Fitri Wulansari, 2013

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data selanjutnya. e. Menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel

pembantu.

f. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

g. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r, pada derajat bebas (db=N-2) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel. i. Membuat kesimpulan dengan kriteria uji:

r hitung> r tabel, maka instrumen dinyatakan valid.

r hitung r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa

kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen)

diperoleh hasil relatif sama, selama aspek diukur dalam diri subjek memang

belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap

perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, sebagai berikut:

             2 2 11 1 1 t i k k r 

(39)

Fitri Wulansari, 2013 N N X X 2 2 2 ) (    

(Suharsimi Arikunto, 2006:184)

Keterangan :

1 1

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya bulir soal

2

i

 = Jumlah varians bulir

2

t

 = Varians total

X

 = Jumlah skor

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam menguji reabilitas instrumen

adalah sebagai berikut:

a. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan keutuhan kuesioner sehingga data siap dip roses.

b. Untuk mempermudah pengolahan data, buat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang diperoleh.

c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing reponden. d. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

e. Menghitung varians masing-masing item. f. Menghitung varians total

g. Menghitung nilai koefisien Alfa

h. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r, pada derajat bebas (db =N –2) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

i. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi Product

Moment yang terdapat dalam tabel.

[image:39.595.109.516.118.590.2]

j. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya : 1. Jika r hitung > r tabel, maka reliabel

(40)

Fitri Wulansari, 2013

3.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data

Dalam rangka menguji hipotesis, data tersebut harus melewati uji

persyaratan regresi yang meliputi uji normalitas dan linearitas regresi. Setelah itu

dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansinya. Uji normalitas

dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Sedangkan uji linearitas untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing

variabel bebas bersifat linier. Dari masing-masing pengujian tersebut akan dibahas

sebagai berikut :

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

distribusi data. Hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang

akan digunakan. Penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang

akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan dalam

uji normalitas ini yaitu Liliefors Test.

Proses pengujian Liliefors test dapat mengikuti langkah-langkah berikut

(Ating S. dan Sambas : 2006):

1) Susunlah dari data yang terkecil sampai data terbesar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

2) Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3) Susun frekuensi kumulatif.

4) Hitunglah proporsi empirik (observasi). Menggunakan formula Sn (Xi) = fki : n.

5) Hitung nilai Z untuk mengetahui theoretical proportion pada tabel Z.

Formulanya: S

X

(41)

Fitri Wulansari, 2013

dimana: n

X X

i

_  dan

 

1 n Xi -2 2  

n Xi n S

6) Menghitung theoretical proportion.

7) Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.

8) Membuat nilai mutlak, semua nilai harus bertanda positif.

9) Membuat kesimpulan, dengan kriteria apabila D hitung < D tabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka dapat dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal.

[image:41.595.109.510.105.522.2]

10) Memasukkan besaran seluruh langkah tersebut ke dalam tabel distribusi sebagai berikut:

Tabel 3. 5

Contoh Format Tabel Distribusi Liliefors Test

X F FK Sn (Xi) Z F0 (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) Sn (X1) - Fo (Xi)

3.9.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas digunakan untuk mengasumsikan bahwa skor

setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang digunakan

adalah Uji Barlett.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas

dengan uji Barlett adalah:

1) Menentukan hipotesis statistik

H0: , artinya semua kelompok dalam peubah memiliki

varians skor yang sama (homogen).

H1: Paling tidak ada satu kelompok dalam peubah yang variansinya

berbeda dari yang lainnya.

2) Menentukan kelompok-kelompok dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

(42)
[image:42.595.115.509.121.566.2]

Fitri Wulansari, 2013

Tabel 3. 6

Contoh Format Tabel Pembantu Perhitungan Uji Barlett Sampel db = n-1

S

i2 Log

S

i

2

db.Log

S

i

2

db.

S

i

2

4) Menghitung varians gabungan dengan rumus:

S

gab 2 =

db S db. i2

5) Menghitung log dari varians gabungan. 6) Menghitung nilai Barlett.

B = Nilai Barlett = (Log

S

gab

2

)(

dbi ) Keterangan:

dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

7) Menghitung nilai

2

.

2

= (ln 10)

S

i

Log db

B . 2

Keterangan:

S

i

2

= Varians tiap kelompok data

8) Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k - 1.

9) Membuat kesimpulan

 Nilai hitung < nilai tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan

homogen).

 Nilai hitung ≥ nilai tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan

tidak homogen).

3.9.3 Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat

dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran

regresi. Pemeriksaaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis

nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier.

Bertujuan untuk mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Uji

linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Model regresi linier sederhana :

2

 2

2

(43)

Fitri Wulansari, 2013

bx a

yˆ  (Ating dan Sambas, 2006:243), dimana: yˆ adalah variabel tak bebas

atau nilai duga, x adalah variabel bebas, a adalah penduga bagi intersap atau , b

adalah penduga bagi koefisien regresi atau  adalah parameter yang nilainya

tidak diketahui.

Dengan ketentuan :

N X b Y

a

 .

= YbX

 

 

 2 2

) . ( . . X X N Y X XY N b

Pemeriksaan keberartian dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa

koefisien-koefisien regresi khususnya koefisien arah b sama dengan nol atau tidak

berarti melawan hipotesis tandingan bahwa koefisien arah regresi tidak sama

dengan nol.

Langkah-langkah uji linearitas regresi adalah:

1) Menyusun tabel kelompok data Variabel X dan Variabel Y.

2) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(a)) dengan rumus:

 

2

) (

n

Y JKrega

3) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(b/a)) dengan rumus:

JKreg(b/a) =

  

 

Xn Y

XY b.

4) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JKres)

(44)

Fitri Wulansari, 2013

5) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg(a))

RJKreg(a) = JKreg(a)

6) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg(b/a))

RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

7) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKres)

RJKres = 2

-n JKres

8) Mengurutkan data mulai dari data terkecil sampai data terbesar disertai

pasangannya.

9) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE)

JKE =

 

         k n Y Y 2 2

10) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC)

JKTC = JKres - JKE

11) Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC)

RJKE = 2

-k JKTC

12) Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE)

RJKE =

k n JKE

-13) Mencari nilai Fhitung

Fhitung =

(45)

Fitri Wulansari, 2013

14) Menentukan kriteria pengukuran: jika Fhitung< Ftabel, maka distribusi berpola

linier.

15) Mencari nilai Ftabel pada taraf siginifikansi 95% atau α = 5% menggunakan

rumus: Ftabel = F(1-α)(db TC, db E) dimana db TC = k – 2 dan db E = n – k.

16) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat

kesimpulan, yakni :

 Jika Fhitung< Ftabel maka data dinyatakan berpola linier.

 Jika Fhitung≥ Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linier.

3.10 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Uep dan Sambas (2011:158) yaitu “Upaya

mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data

tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab

masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”. Tujuan dilakukannya analisis

data antara lain untuk mendeskripsikan data, sehingga dapat dipahami

karakteristiknya, juga untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi

berdasarkan data yang telah diperoleh. Kesimpulan ini biasanya dibuat

berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis.

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a) mendeskripsikan

data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik

populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

(statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah

atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

(46)

Fitri Wulansari, 2013

b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.

[image:46.595.109.526.201.539.2]

c. Tahap koding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap option dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola pembobotan untuk coding tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 7

Pola Pembobotan Angket

No Alternatif Jawaban

Pernyataan (Item) Positif

1 Sangat Setuju/ Sangat Efektif/SangatSetuju 5

2 Setuju/Efektif/Setuju 4

3 Cukup Setuju/Cukup Efektif/Cukup Setuju 3

4 Tidak Setuju/Tidak Efektif/Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Efektif/SangatTidak Setuju 1

[image:46.595.110.517.210.332.2]

d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 8

Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ………. N

1. 2. N

Sumber : Ating dan Sambas (2006:39)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam

teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.10.1 Analisis Deskriptif

Sambas A.Muhidin dan Maman A (2007:53) menyatakan bahwa :

(47)

Fitri Wulansari, 2013

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui

statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data

melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median

atau modus.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah

no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran mengenai sistem

penggajian, dan untuk mengetahui gambaran mengenai motivasi kerja

Karyawan.Berkaitan dengan analisis data deskriptif tersebut, maka

langkah-langkah yang akan ditempuh dengan menggunakan bantuan MS Excel 2007, yaitu:

1. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab terhadap

alternatif jawaban yang tersedia.

2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden.

[image:47.595.87.533.619.732.2]

3. Buatlah tabel distribusi frekuensi.

Tabel 3. 9 Distribusi Frekuensi

No Kelas Interval Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 0,5 - 1,4 Sangat Tidak efektif/Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Setuju

2 1,5 - 2,4 Tidakefektif/Tidak Setuju/Tidak Setuju

(48)

Fitri Wulansari, 2013

Setuju/Cukup Setuju

4 3,5 - 4,4 Efektif/Setuju/Setuju

5 4,5 - 5,4 Sangat efektif/Sangat

Setuju/Sangat Setuju

4. Membuat grafik

Dengan penyajian data melalui tabel, yang kemudian

dipresentasekan dan dibuat grafiknya, sehingga terlihat gambaran

Pelaksanaan Sistem Penggajian dan Motivasi kerja dalam bentuk grafik,

seperti contoh berikut:

Gambar 3. 1 Contoh Grafik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang

dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan pengujian hipotesis

menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam

bentuk interval. Dengan demikian data ordinal hasil pengukuran diubah terlebih

dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval

(MSI).

Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu

program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval.

Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

5%

16%

35%

30%

14%

0% 10% 20% 30% 40%

SP P KP TP STP

P

er

se

n

tasi

[image:48.595.89.534.112.176.2] [image:48.595.118.504.272.543.2]
(49)

Fitri Wulansari, 2013

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2. Klik “Analize” pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak

dialog “Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,

dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now.

6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5. 7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan

ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.

3.10.2 Teknik Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk

data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digu

Gambar

Tabel 1. 1 Data Ketidakhadiran KaryawanBagian SDMdi KPSBU Jawa Barat
Tabel 1. 2 Data Pasokan atau Bahan Mentah Susu di KPSBU Jawa Barat
Tabeldi atas memberikan informasi mengenai tingkat pendidikan
Tabel 1. 4  Tabel Klasifikasi Golongan Karyawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas Akhlaq Siswa Dihubungkan Dengan Prestasi Pembelajaran Aqidah Akhlaq Di Madrasah Aliyah Negeri Purwakarta Tahun Ajaran 2013-2014. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

DATA OTDR (Optical Time

[r]

Oleh itu, semua pelajar semester satu (1) akan ditawarkan kolej kediaman. PANDUAN UNTUK KE POLITEKNIK SANDAKAN SABAH.. Sila rujuk pelan lokasi Politeknik Sandakan Sabah yang

Dari hasil penelitian tersebut sebaiknya perusahaan lebih efisien dalam menganggarkan biaya bahan baku, sehingga pada akhirnya perusahaan akan lebih efektif dalam proses

Mengkonsumsi kalori dalam bentuk karbohidrat dan lemak secara berlebihan, akan meningkatkan aktivitas sistim saraf simpatetik yang akan menyebabkan hipertensi atau

Terindeks oleh Database Web of Science (Thomson Reuters), Scopus (Scimago Journal Rank) dan Microsoft Academic Search : lengkap.. HasH Validasi Oleh