i DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN ... iii
ABSTRAKS ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah... 8
D. Pertanyaan Penelitian ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 10
G. Variabel Penelitian ... 11
H. Definisi Operasional... 12
I. Asumsi ... 14
J. Hipotesis ... 16
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 17
1. Konsep Belajar ... 17
2. Konsep Pembelajaran ... 19
B. Hakikat Program Paket C ... 26
1. Pengertian Program Paket C ... 26
2. Tujuan Program Paket C ... 27
3. Fungsi Program Paket C ... 29
4. Sasaran Program Paket C ... 29
5. Bentuk dan Proses Belajar Program Paket C ... 30
6. Pelaksanaan Program Paket C ... 30
7. Tutor dan Fasilitator Program Paket C... 35
ii
C. Hakikat Modul Mnemonic ... 37
1. Pengertian Modul ... 37
2. Ciri-Ciri Pembelajaran Modul ... 40
3. Prinsip-Prinsip Penyusunan Modul ... 41
4. Komponen-Komponen Modul ... 42
5. Cara Mempelajari Modul ... 43
6. Pengertian dan Tujuan Mnemonic ... 44
7. Tahapan Belajar dengan Mnemonic... 47
8. Mnemonic dalam Pelajaran IPS ... 49
9. Pengertian Modul Mnemonic ... 49
D. Hakikat Hasil Belajar ... 50
1. Pengertian Hasil Belajar ... 50
2. Klasifikasi Hasil Belajar ... 51
3. Hasil Belajar Kognitif ... 52
E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 54
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 57
B. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 59
C. Instrumen Penelitian ... 61
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ... 63
E. Prosedur Penelitian ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kegiatan Pra Penelitian ... 68
1. Penentuan Lokasi Penelitian ... 68
2. Penentuan Subjek Penelitian ... 71
3. Bimbingan Teknis Tutor dan warga Belajar ... 73
B. Deskripsi hasil Penelitian ... 74
1. Pendapat Warga Belajar terhadap Pembelajaran dengan Modul Mnemonic ... 75
2. Pendapat Tutor terhadap Pembelajaran dengan Modul Mnemonic ... 83
3. Efektivitas Pembelajaran dengan Modul Mnemonic untuk Meningkatkan Hasil Belajar Warga Belajar Paket C pada Pelajaran Ekonomi ... 84
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
1. Pendapat Warga Belajar terhadap Pembelajaran denganModul Mnemonic ... 90
iii
3. Efektivitas Pembelajaran dengan Modul Mnemonic untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Warga Belajar Paket C pada Pelajaran Ekonomi ... 95
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Hasil Penelitian ... 105
B. Rekomendasi ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 111
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 114
iv
[image:4.595.114.525.201.631.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Pola Pembelajaran Tradisional (Sudjana & Rivai, 2007 : 110) ... 22 2.2 Pola Pembelajaran Dibantu Media (Sudjana & Rivai, 2007 : 110)... 22 2.3 Pola Instruksional yang merupakan Tanggung Jawab Bersama antara
v
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Fungsi Dua Belahan Otak Kanan dan Kiri ... 46
4.1 Minat terhadap Pembelajaran dengan Modul Mnemonic ... 75
4.2 Pendapat warga Belajar tentang Perbandingan Pembelajaran Modul Mnemonic dengan Pembelajaran sebelumnya ... 77
4.3 Pendapat warga Belajar tentang Pembelajaran dengan Modul Mnemonic dalam meningkatkan Hasil Belajar Warga Belajar ... 78
4.4. Pendapat Warga Belajar tentang Pembelajaran dengan Modul Mnemonic dalam membantu mempermudah penguasaan materi pelajaran ... 79
4.5 Harapan Warga Belajar tentang Pembelajaran . Modul Mnemonic pada masa yang akan datang ... 81
4.6 Data Skor hasil Pretes, postes dan Gain ... 85
4.7 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 86
4.8 Rangkuman Uji Homogenitas Varians ... 87
[image:5.595.110.527.199.635.2]vi
[image:6.595.113.529.197.646.2]DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1 Minat terhadap Pembelajaran dengan Modul Mnemonic ... 76 4.2 Pendapat warga Belajar tentang Perbandingan Pembelajaran Modul
Mnemonic dengan Pembelajaran sebelumnya ... 77 4.3 Pendapat warga Belajar tentang Pembelajaran dengan Modul Mnemonic
dalam meningkatkan Hasil Belajar Warga Belajar ... 79 4.4. Pendapat Warga Belajar tentang Pembelajaran dengan Modul Mnemonic
dalam membantu mempermudah penguasaan materi pelajaran ... 80 4.5 Harapan Warga Belajar tentang Pembelajaran . Modul Mnemonic pada masa
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 SK Direktur PPS UPI tentang Pembimbing Penulisan Tesis ... 115
Lampiran 2 Surat izin melakukan penelitian ... 117
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian dari PKBM Karya Mandiri ... 118
Lampiran 4 Foto-Foto Kegiatan Penelitian ... 119
Lampiran 5 Modul Mnemonic yang digunakan dalam Penelitian ... 121
Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 148
Lampiran 7 Angket Respon Warga Belajar ... 150
Lampiran 8 Angket Tanggapan Tutor ... 152
Lampiran 9 Soal Pretest dan Postest ... 154
Lampiran 10 Tabel Rangkuman Validitas Instrumen ... 157
Lampiran 11 Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas KE ... 158
Lampiran 12 Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas KK ... 159
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan sumber daya manusia pada suatu bangsa tidak semudah
orang membalikan telapak tangan. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan,
dan salah satu faktornya dapat dilakukan melalui jalur pendidikan. Pendidikan
yang dapat memberikan perubahan pada kualitas sumber daya manusia ini pun
perlu mempertimbangkan aspek jumlah dari sumber daya manusianya juga aspek
penyebaran atau lokasi dimana sumberdaya manusia itu berada. Kedua aspek ini
sangat penting berpengaruh dalam menentukan strategi pendidikan yang perlu
dilakukan. Dengan demikian kita dapat membuat prioritas dalam menyusun
rencana pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ini.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia sudah saatnya untuk
diwujudkan sesegera mungkin, agar pembangunan ekonomi dan sosial bangsa ini
dapat meningkat dengan cepat. Konsep ini mengupayakan adanya suatu
persentase penduduk dengan tingkat pendidikan tertentu yang harus disiapkan
oleh pemerintah,agar pendapatan dan pembangunan masyarakat dapat lebih tinggi
dari apa yang telah dicapai saat ini.
Salah satu persiapan yang perlu dilakukan pemerintah dalam bidang
pendidikan adalah menyiapkan penyelenggara-penyelenggara pendidikan dari
mulai tingkat dasar sampai menengah sesuai dengan standar nasional. Standar
dimanapun memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda dan setiap warga
masyarakat yang masih belum terlayani, dapat memperoleh pendidikan yang
layak sesuai isi Undang-Undang Pendidikan nomor 20 tahun 2003.
Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan mutu
sumber daya manusia. Oleh karena itu selayaknya pemerintah perlu
mengusahakan peningkatan pembangunan pendidikan, baik melalui jalur formal
maupun jalur Nonformal dan jalur Informal. Pemerataan pendidikan ini dilakukan
melalui jalur nonformal, diantaranya adalah program pendidikan dasar 9 tahun,
yang salah satu pelaksanaannya dilakukan melalui pendidikan program
kesetaraan.
Ketentuan program kesetaraan ini bermakna sepadan dalam ukuran,
pengaruh, fungsi dan kedudukan sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat 3 bahwa :
Hasil Pendidikan Nasional dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan acuan Standar Nasional Pendidikan “.
Lulusan program Paket A berhak mendapat ijazah dan diakui setara
dengan ijazah SD, lulusan program Paket B berhak mendapat ijazah dan diakui
setara dengan SMP, dan lulusan Paket C berhak mendapat ijazah dan diakui setara
dengan ijazah SMA. Program kesetaraan diluncurkan karena sampai saat ini
masih ada warga masyarakat yang karena faktor ekonomi, geografi, sosial, dan
faktor lainnya, tidak atau belum dapat mengikuti pendidikan di sekolah.
Penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan melalui jalur nonformal
dalam keluwesan berkenaan dengan waktu dan lama belajar, usia peserta didik,
program belajar dan cara penyelenggaraan serta cara penilaian hasil belajar.
Program kesetaraan dilaksanakan untuk mewujudkan percepatan
penuntasan wajib belajar pendidikan dasar dan mewujudkan suatu masyarakat
Indonesia yang terdidik minimal memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar
yang esensial. Kemampuan dasar ini diharapkan dapat digunakan para lulusannya
untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi atau dapat dijadikan
bekal untuk menjalani hidup menghadapi kehidupan dalam masyarakat. Karena
itu penyelenggaraan program kesetaraan ini tidak hanya mencapai target angka
partisipasi secara maksimal, namun untuk memperbaiki kualitas pendidikan
dasarnya pula.
Karakteristik sasaran atau warga belajar pendidikan luar sekolah pada
setiap satuan Pendidikan non formal berlainan. Sasaran dalam studi yang akan
dilakukan adalah pendidikan kesetaraan program paket C. Pada program paket C
sasarannya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu usia anak (15-18 tahun) dan usia
dewasa . Kelompok pertama, adalah anak-anak yang putus sekolah (drop out) dan
putus lanjut dari sekolah menengah pertama atau tsanawiyah yang masih masuk
pada usia anak. Selain itu pada umumnya kelompok sasaran usia anak ini tidak
mampu melanjutkan pendidikannya karena factor ekonomi yang kurang mampu
dari orang tua mereka dan tingkat kesadaran pentingnya pendidikan pun bagi
mereka belum dipahami oleh orang tua mereka. Kelompok kedua adalah sasaran
waktu dan kesempatan maka mereka tidak dapat melanjutkan dan menyelesaikan
pendidikannya.
Pada umumnya sasaran usia dewasa yang mengikuti program paket C
disebabkan kebutuhan atau tuntutan dari tempat mereka bekerja, sehingga
motivasi mereka pada umumnya hanya ingin mendapatkan ijazahnya saja. Selain
itu sasaran kesetaraan ini adalah warga masyarakat yang putus sekolah dan putus
lanjut, juga mereka yang tidak dapat sekolah karena faktor ekonomi (kaum miskin
perkotaan, petani dan nelayan); faktor geografi (mereka yang hidup di daerah
pedalaman); faktor psikologi, hukum dan sosial (anak jalanan, pekerja anak, TKI,
PSK, Lapas); faktor budaya dan faktor waktu yaitu mereka yang tidak dapat
sekolah formal karena bekerja. Sasaran ini diharapkan dapat memperluas akses
pendidikan melalui program kesetaraan.
Pendidikan Kesetaraan yang dilaksanakan saat ini secara umum dipahami
sebagai berikut : 1) Merupakan salah satu jenis pendidikan nonformal yang
berstruktur dan berjenjang, 2) Memberikan kompetensi minimal bidang akademik
dan lebih memiliki kompetensi kecakapan hidup dan 3) Memberikan kompetensi
kecakapan hidup agar lulusannya mampu hidup mandiri dan belajar sepanjang
hayat.
Pelaksanaan pendidikan kesetaraan sampai saat ini, khususnya program
Paket C masih terkendala dengan adanya keterbatasan-keterbatasan, seperti honor
tutor yang terbatas, karakteristik warga belajar yang variatif termasuk kemampuan
dan kecepatan belajarnya, sarana prasarana yang terbatas, serta waktu pertemuan
mensiasati keadaan-keterbatasan tersebut. Namun demikian bentuk pembelajaran
apapun yang akan dilaksanakan pada setiap program kesetaraan paket C,
diperlukan pemahaman dari berbagai pihak yang terlibat pada proses
pembelajaran tersebut.
Pembelajaran yang dilaksanakan di kejar paket C perlu lebih banyak
menumbuhkan tanggung jawab langsung dari warga belajar (tanggung jawab
individual), agar keterbatasan-keterbatasan tadi dapat teratasi. Selain itu
pembelajaran yang diikuti warga belajar ini sebaiknya dapat memfasilitasi secara
langsung kebutuhan, kemampuan dan kecepatan belajar mereka serta dengan
cara-cara mereka sendiri.
Pembelajaran individual merupakan suatu upaya untuk memberikan
kesempatan kepada warga belajar paket C agar dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan, kecepatan dan caranya sendiri. Tujuan utamanya adalah
agar para warga belajar dapat belajar secara optimal dan mencapai tingkat
penguasaan bahan pelajaran yang dipelajarinya. Terdapat beberapa bentuk
pembelajaran individual yang berkembang, diantaranya dengan menggunakan
mesin belajar, pembelajaran berprograma, sistem modul dan ada juga dengan
menggunakan komputer atau pembelajaran berasas komputer.
Bentuk pembelajaran individual yang masih dipergunakan secara luas
terutama di kalangan peserta pendidikan nonformal adalah penggunaan sistem
modul, walaupun untuk masa yang akan datang pembelajaran berbasis komputer
diduga akan menjadi lebih menjadi trend dibandingkan dengan bentuk-bentuk
modul masih terus dipakai dan dikembangkan. Hal ini menjadi wajar karena jika
dibandingkan dengan penggunaan komputer, modul memang lebih efisien dari
segi biaya, peralatan dan kemudahan pembuatannya.
Modul merupakan salah satu contoh bentuk pembelajaran individual yang
sudah lama dikembangkan sebagaimana diuraikan di atas, tetapi tidak jarang
penggunaan modul dalam proses pembelajaran tidak berjalan sesuai harapan.
Hasil pembelajaran dengan modul jauh dari yang diinginkan terutama dalam
membimbing warga belajar untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran
menggunakan modul tersebut. Selain itu, mata pelajaran yang dipelajari memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, maka perlu dikembangkan berbagai bentuk
modul yang beragam, modul yang lebih menarik, baik isinya maupun
kemasannya, dengan tujuan utama yaitu untuk mempermudah warga belajar
dalam menguasai pelajaran dengan sistem modul tersebut.
Pada sisi lain, saat ini banyak dikembangkan teknik-teknik menghafal
yang lazim dikenal dengan istilah mnemonic. Didalamnya berisi berbagai teknik
dan cara untuk meningkatkan dan mempermudah dalam proses mengingat untuk
dapat memanggil kembali materi pelajaran yang telah dipelajari. Banyak peralatan
mnemonic yang dapat digunakan, diantaranya metode lokasi, metode cerita,
akronim, akrostik, jingle, dan lain-lain.
Kehadiran maupun pembahasan tentang teknik mnemonic ini baik dalam
bentuk buku maupun penjelasan dan pelatihannya seringkali terpisah dari buku
pelajaran yang ada, karena materi pelajaran ada dalam buku khusus, teknik
bagi para siswa maupun warga belajar untuk menerapkannnya secara lebih
aplikatif dan terpadu dalam setiap mempelajari materi pelajarannya baik di tempat
belajar maupun di rumah.
Penyusunan modul mnemonic yang didalamnya diterapkan teknik-teknik
mengingat (mnemonic) secara terpadu perlu dipilih sebagai wujud dari
pengembangan buku materi pembelajaran yang selama ini ada, yang seringkali
disusun secara terpisah. Modul Mnemonic merupakan upaya untuk menerapkan
berbagai metode mengingat (mnemonic) yang dipadukan langsung dengan buku
materi pelajaran sehingga menjadi modul yang aplikatif dan mudah digunakan
khususnya dalam membantu mengingat materi pelajaran.
Pengembangan berbagai modul sebagaimana diuraikan tadi, didasari oleh
karena berbeda-bedanya karakteristik mata pelajaran. Dalam modul mnemonic
ini, materi pelajaran paket C yang paling sesuai untuk dipelajari dengan teknik ini
adalah mata pelajaran yang banyak mengandung fakta atau data yang relatif
menuntut kemampuan menghafal yang baik. Di antara mata pelajaran yang salah
satu cakupannya lebih banyak berkisar tentang fakta ialah mata pelajaran IPS
yang terdiri dari pelajaran geografi, sejarah dan ekonomi. Banyak materi dari
pelajaran IPS yang mengikutsertakan mnemonic di dalamnya, seperti nama-nama
negara, kepala negara, ibukota, nama benua, dan lain-lain. Materi-materi tersebut
akan mudah jika dibantu menggunakan teknik mnemonic.
Dengan adanya modul mnemonic ini, penulis bermaksud mendalami topik
penelitian tentang dampak pemanfaatan modul yang dipadukan dengan
pendidikan kesetaraan paket C dengan harapan dapat menjadi salah satu alternatif
solusi untuk mengatasi permasalahan atau keterbatasan-keterbatasan yang selama
ini ada dalam penyelenggaraan program paket C.
B. Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi beberapa masalah pada kegiatan pembelajaran
program Paket C yaitu sebagai berikut :
1. Beragamnya karakteristik warga belajar program Paket C.
2. Terbatasnya sarana prasarana penyelenggaran program paket C.
3. Terbatasnya waktu pertemuan pembelajaran dengan materi pelajaran yang
relatif banyak.
4. Rendahnya motivasi dan kemandirian belajar peserta program paket C yang
disebabkan oleh materi pelajaran yang terlalu banyak.
5. Rendahnya kemampuan warga belajar program Paket C dalam menyerap dan
menguasai materi pelajaran, terutama yang bersifat hafalan.
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Penelitian tentang pemanfaatan modul mnemonic (modul ingatan) dalam
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar ini dibatasi pada kelompok belajar
pendidikan kesetaraan Paket C di PKBM Karya Mandiri Dayeuh Kolot Kabupaten
Bandung dengan mengambil contoh penerapan pada mata pelajaran Ekonomi.
Masalah penelitiannya dibatasi pada aspek-aspek sebagai berikut :
1. Bagaimana pendapat warga belajar terhadap pembelajaran dengan Modul
2. Bagaimana pendapat Tutor terhadap pembelajaran dengan Modul Mnemonic
untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi.
3. Apakah terdapat pengaruh pemanfaatan Modul Mnemonic terhadap hasil
belajar warga belajar dibandingkan dengan warga belajar yang menggunakan
modul pelajaran biasa pada mata pelajaran Ekonomi.
D. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian yang lebih spesifik dan terfokus pada pemanfataan
Modul Mnemonic dalam pembelajaran Program Paket C dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah pendapat warga belajar terhadap pembelajaran dengan Modul
Mnemonic untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi di
PKBM Karya Mandiri ?
2. Bagaimanakah pendapat Tutor terhadap pembelajaran dengan Modul
Mnemonic untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi di
PKBM Karya Mandiri ?
3. Apakah terdapat pengaruh pemanfaatan Modul Mnemonic terhadap hasil
belajar warga belajar jika dibandingkan dengan warga belajar yang
menggunakan modul pelajaran biasa pada mata pelajaran Ekonomi di PKBM
Karya Mandiri ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini secara umum ialah untuk memperoleh gambaran
yang jelas tentang dampak pemanfataan Modul Mnemonic dalam pembelajaran
kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung. Secara lebih khusus tujuan yang
hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk :
1. Memperoleh data tentang pendapat warga belajar terhadap pembelajaran
dengan Modul Mnemonic untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
Ekonomi di PKBM Karya Mandiri.
2. Memperoleh data tentang pendapat Tutor terhadap pembelajaran dengan
Modul Mnemonic untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Geografi
di PKBM Karya Mandiri.
3. Mengetahui pengaruh pemanfaatan Modul Mnemonic terhadap hasil belajar
warga belajar dibandingkan dengan warga belajar yang menggunakan modul
pelajaran biasa pada mata pelajaran Ekonomi di PKBM Karya Mandiri.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan kajian Pendidikan Luar Sekolah, khususnya yang berkaitan
dengan pengelolaan Program Kesetaraan dalam rangka peningkatan kualitas
sumber daya manusia Indonesia, memperkaya dan menunjang pengembangan
keilmuan Pendidikan Luar Sekolah.
2. Secara praktis
a) Bagi penyelenggara program temuan ini dapat dijadikan umpan balik untuk
dalam menunjang program Paket C yang dilaksanakan oleh PKBM sehingga
dapat menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas.
b) Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan pendidikan
Luar Sekolah dalam hal inovasi pembelajaran program Paket C terutama dalam
mengemas buku-buku paket pelajaran yang lebih menarik dan mudah dipelajari
oleh para warga belajar.
c) Sebagai dorongan untuk melakukan studi lebih lanjut khususnya tentang
program Pendidikan Kesetaraan yang memfokuskan pada peningkatan kualitas
proses pembelajaran dengan populasi yang lebih banyak dan pada mata
pelajaran yang lebih luas dan kajian yang lebih mendalam.
G. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Sugiyono (2009:4) menyatakan bahwa variabel bebas atau
variabel prediktor (independent variable) ialah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat),
sedangkan variabel terikat atau variabel respon (dependent variable) adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan modul mnemonic,
sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar warga belajar.
H. Definisi Operasional
1. Pemanfaatan
penelitian ini yang dimaksud dengan pemanfaatan berkaitan dengan
kegiatan menggunakan suatu inovasi pembelajaran dengan tujuan
meningkatkan hasil belajar.
2. Modul Mnemonic
Modul diambil dari istilah dalam dunia teknologi pendidikan, yang berarti
alat ukur yang lengkap (Wijaya, 1992: 96), sedangkan Mnemonic berasal
dari kata Mnemosyne yang berarti “Dewi Ingatan”. Belajar dengan
Mnemonic (titian keledai) sangat penting dilakukan karena informasi akan
hilang apabila tidak ditransformasikan secara aktif ke dalam pikiran
sehingga mudah diingat. (Sudjana, 2007 : 47). Yang dimaksud dengan
Modul Mnemonic dalam penelitian ini sebuah Modul yang dirancang dan
berisi satuan kegiatan belajar yang terencana dengan menerapkan
teknik-teknik mengingat untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar warga belajar program Paket C di PKBM
Karya Mandiri.
3. Pembelajaran
Pembelajaran menurut Corey dalam Sagala (2010:61) adalah suatu proses
dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subset khusus pendidikan. Yang dimaksud
dilakukan tutor atau pengelola program Paket C dengan warga belajar,
sehingga terjadi proses komunikasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Pembelajaran dengan Modul
Pembelajaran dengan modul adalah Pembelajaran dengan menggunakan
suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan guna keperluan
belajar (Wijaya, 1992: 96). Pembelajaran dengan modul merupakan jenis
kesatuan kegiatan belajar terencana yang dirancang untuk membantu
warga belajar secara individual mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Dalam
Penelitian ini yang dimaksud dengan pembelajaran dengan modul adalah
bentuk kegiatan pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran program Paket C di PKBM Karya Mandiri, kecamatan
Dayeuh Kolot.
5. Program Paket C
Pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA yang mencakup program paket A, paket B, dan paket C (UU No
20 Tahun 2003). Yang dimaksud pendidikan kesetaraan paket C dalam
penelitian ini adalah program pendidikan non formal program Paket C
yang diselenggarakan oleh PKBM Karya Mandiri, kecamatan Dayeuh
Kolot.
Hasil belajar menurut Nana Sudjana (1995:22) adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman bealajar.
Hasil belajar sangat tergantung kepada proses belajar. Hasil belajar akan
terlihat setelah diberikan perlakuan pada proses belajar yang dianggap
sebagai proses pemberian pengalaman belajar. Yang dimaksud dengan
hasil belajar dalam penelitian ini ialah skor hasil tes yang diberikan dalam
proses pembelajaran, dimana yang akan dijadikan indikator keefektifan
pemanfaatan modul hanya dibatasi pada hasil belajar mata pelajaran
ekonomi ranah kognitif aspek pengetahuan dan pemahaman.
I. Asumsi
1. Sagala (2010:64) berpendapat bahwa pembelajaran adalah setiap kegiatan
yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis
melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan
belajar mengajar.
2. Modul adalah satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul
dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan
guna keperluan belajar (Wijaya,1992:96).
3. Sebagai bahan belajar mandiri, modul harus didesain sedemikian rupa yang
dapat memungkinkan untuk belajar mandiri (Self Instructional), tanpa
4. Belajar dengan Mnemonic (titian keledai) sangat penting dilakukan karena
informasi akan hilang apabila tidak ditransformasikan secara aktif ke dalam
pikiran sehingga mudah diingat. (Sudjana, 2007 : 47)
5. Tutor atau Pelatih baik secara sendiri atau bersama peserta pelatihan / peserta
didik hendaknya dapat menyusun mnemonic (titian keledai) sebagai alat bantu
untuk mengingat informasi dengan cepat dan mudah. (Sudjana, 2007 : 47)
6. Nana Sudjana (1995:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki warga belajar setelah ia menerima pengalaman
belajar. Hasil belajar yang dicapai warga belajar sangat dipengaruhi oleh
pengalaman belajar yang diperolehnya dan proses belajar warga belajar itu
sendiri.
7. Hasil belajar yang dicapai peserta didik atau warga belajar sangat dipengaruhi
oleh pengalaman belajar yang diperolehnya dan proses belajar itu peserta
didik itu sendiri, maka pemanfaatan modul mnemonic yang merupakan satuan
unit kegiatan belajar yang dirancang untuk membantu peserta didik mencapai
tujuan belajarnya dengan menerapkan teknik-teknik mnemonic yang akan
memudahkan mereka dalam mengingat materi secara lebih baik dan bertahan
lama, diduga akan mampu meningkatkan hasil belajarnya secara langsung
dalam kemampuan kognitif khususnya aspek pengetahuan dan pemahaman.
J. Hipotesis
mnemonic dan pembelajaran dengan modul pelajaran biasa terhadap peningkatan
hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi di program paket C. Sebagai jawaban
sementara yang harus dibuktikan kebenarannya, maka diambil hipotesis sebagai
berikut :
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pemanfaatan modul mnemonic
terhadap hasil belajar warga belajar dibandingkan dengan hasil belajar
warga belajar yang menggunakan modul pelajaran biasa pada mata
pelajaran Ekonomi.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan pemanfaatan modul mnemonic
terhadap hasil belajar warga belajar dibandingkan dengan hasil belajar
warga belajar yang menggunakan modul pelajaran biasa pada mata
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Pendekatan Penelitian
Permasalahan yang dikaji yaitu tentang pemanfaatan modul mnemonic
dalam pembelajaran program paket C untuk meningkatkan hasil belajar, maka
berdasarkan hal itu, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan eksperimen.
Sukmadinata (2007) mengemukakan bahwa penelitian eksperimental
(experimental research), merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling
penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab
akibat. Dengan demikian penelitian eksperimental merupakan penelitian yang
cukup khas. Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama penelitian
eksperimental menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel
lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat.
Desain eksperimen terutama eksperimen murni, pengontrolan variabel
dilakukan secara ekstra dan penuh agar memenuhi validitas internal dan biasanya
dilakukan pada sebuah laboratorium yang telah dipersiapkan. Sudjana dan
Ibrahim (1989) menjelaskan bahwa praktik eksperimen murni dengan melakukan
kontrol sedemikian ketat hanya mungkin dilakukan dalam laboratorium,
sedangkan praktik pendidikan yang memerlukan terjadinya interaksi dalam kelas
baik siswa atau peserta didik dengan sesama peserta didik atau dengan guru
yang sedemikian ketat. Bahkan lebih lanjut Sudjana dan Ibrahim mengatakan
bahwa situasi kelas sebagai tempat mengkondisikan perlakuan tidak
memungkinkan melakukan pengontrolan sedemikian ketat seperti apa yang
dikehendaki dalam eksperimen murni.
Penelitian ini dilakukan menggunakan desain eksperimen dengan
pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada atau yang sering disebut
dengan desain eksperimen semu (quasi experiment) yakni desain sebagaimana
yang dikembangkan oleh Sukmadinata (2007:207) yaitu desain Kelompok
Kontrol Prates-Pascates Berpasangan (Matching Pratest-Posttest Control Group
Design), dengan visualisasi sebagai berikut :
Kelompok Prates Perlakuan Pascates
Pasangan A (KE) O X O
Pasangan B (KK) O O
Penelitian kuasi eksperimen ini dilaksanakan dengan menentukan dua
kelompok objek penelitian yaitu warga belajar Paket C PKBM Karya Mandiri
Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung sebagai Kelompok Eksperimen dan warga
belajar Paket C PKBM Saudara Sejiwa Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung
sebagai Kelompok Kontrol yang masing-masing kelompok berjumlah 15 orang.
Penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang berbeda
tempat belajar ini bertujuan agar tidak terjadi bias terhadap hasil penelitian
tentang pemanfaatan Modul mnemonic dalam pembelajaran ini.
Kedua kelompok diberi tes awal (pretes) dengan tes yang sama, kemudian
modul mnemonic, sedangkan Kelompok Kontrol diberi perlakuan sebagaimana
biasanya, kemudian setelah selesai proses pembelajaran kedua kelompok diberi
tes dengan tes yang sama sebagai tes akhir (posttest).
Hasil kedua tes awal dan tes akhir lalu dicari skor perbedaan rata-rata
antara keduanya yang biasa disebut skor gain. Perbedaan rata-rata hasil tes awal
dan tes akhir yang berarti (signifikan) pada Kelompok Eksperimen menunjukkan
pengaruh dari perlakuan yang diberikan yaitu pembelajaran dengan modul
mnemonic.
[image:26.595.113.512.249.608.2]Penelitian ini mengunakan kerangka konsep sebagai berikut :
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian Keterangan :
Variabel Pembelajaran dengan Modul Mnemonic mampu mempengaruhi hasil
belajar warga belajar paket C pada mata pelajaran Ekonomi PKBM Karya
Mandiri Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung.
B.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini didasarkan
atas permasalahan yang akan diteliti, dimana terdapat beberapa data yang
dibutuhkan yaitu :
1. Data tentang kegiatan dan pandangan warga belajar terhadap model
pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran dengan
Modul Mnemonic
Hasil Belajar Warga Belajar Paket C
2. Data tentang pandangan tutor terhadap pelaksanaan model pembelajaran
3. Data tentang hasil belajar warga belajar sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran
Teknik dan instrumen pengumpulan data yang akan digunakan
berdasarkan data yang dibutuhkan di atas adalah Angket dan Tes. Rincian
penggunaan teknik dan instrumen pengumpulan data tersebut adalah sebagaimana
berikut ini.
1. Angket
Teknik dan Instrumen pemgumpulan data ini digunakan untuk
memperoleh data atau informasi tentang :
a) Pendapat warga belajar terhadap pembelajaran dengan modul mnemonic
meliputi kegiatan warga belajar pada waktu kegiatan belajar mengajar,
pendapat warga belajar tentang kegiatan pembelajaran (sikap, minat dan
harapan)
b) Pendapat Tutor terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan modul
mnemonic yang meliputi sikap, minat dan harapan terhadap pembelajaran.
2. Tes
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes objektif. Jenis tes
objektif berbentuk tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan teoritis warga belajar tentang
kemampuan mendeskripsikan konsep permintaan dan penawaran uang pada mata
Item-item soal yang dipakai dalam pengukuran hasil belajar warga belajar
diambil dari materi pelajaran Ekonomi pada pokok bahasan Uang. Soal diberikan
pada prates (pretest) dan pascates (posttest), pretest diberikan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan awal (entry behaviour) kedua kelompok, sedangkan
posttest diberikan untuk melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil
belajar warga belajar pada kedua kelompok.
Tujuan penggunaan teknik tes objektif adalah untuk mengetahui efektifitas
penggunaan modul mnemonic dalam pembelajaran yang diterapkan terhadap
peningkatan hasil belajar warga belajar.
C.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang mampu menampung
sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan dan
menguji hipotesis penelitian. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah instrumen hasil belajar yang berupa tes prestasi hasil belajar (achievement
test). Tes ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan warga belajar terhadap
materi sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1993: 124) yang
mengemukakan bahwa “tes prestasi belajar adalah tes yang dugunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu”
M. Ngalim Purwanto (1994: 33) juga mengemukakan bahwa “achievement
test adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah
diberikan oleh guru kepada muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswanya
Tes prestasi belajar terdiri atasa dua macam yakni tes yang telah
distandarkan / tes baku (standardized test) dan tes buatan guru / tidak baku
(teacher-made test). Tes prestasi belajar yang digunakan pada penelitian ini
adalah tes prestasi belajar tidak baku, artinya tes tersebut dibuat oleh peneliti
sesuai kebutuhan peneliti.
Bentuk tes yang digunakan adalah tes dalam bentuk pilihan berganda.
Item-item tes tersebut diambil dari materi pelajaran Ekonomi Paket C yang
digunakan dalam proses belajar mengajar menggunakan modul mnemonic untuk
kelompok eksperimen dan tanpa modul mnemonic untuk kelompok kontrol.
Pokok bahasan yang dipilih dalam penyusunan instrumen ini adalah
materi-materi tentang konsep Uang. Sebelum soal-soal dibuat, terlebih dahulu
disusun kisi-kisi soal, hal ini dimaksud untuk mengklasifikasikan item-item soal
pada jenis soal pilihan ganda. Adapun yang dimaksud kisi-kisi soal itu sendiri
adalah “rangkuman rancangan penyusunan butir-butir instrumen sesuai dengan
hubungan setia variabel yang akan diukur” (Amirman dan Arifin, 1993: 60).
Instrumen tes prestasi belajar disusun dengan menempuh langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Menetapkan materi dengan menerapkan GBPP mata pelajaran Ekonomi
Paket C, kemudian menentukan pokok bahasan dan alokasi waktu.
2. Menyusun satuan pelajaran mata pelajaran Ekonomi Paket C
3. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian
4. Membuat instrumen penelitian
6. Melakukan revisi terhadap instrumen yang tidak valid dan tidak reliable
dengan uji validitas.
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang
diukur. Lebih jelasnya lagi Suharsimi Arikunto (1993:136) menyatakan bahwa
“validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan
kesahihan suatu instrumen”.
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkap apa yang
diinginkan serta dapat menangkap data variable yang diteliti secara tepat. Untuk
menguji tingkat kevalidan dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer
menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi
16.00. program SPSS mampu memproses data data secata tepat dan akurat dengan
cepat serta dapat menyajikannya dalam berbagai output yang dikehendaki para
pengambil keputusan. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dimasukan dan disunting dalam
tampilan editor.
2. Melakukan uji validitas dengan analisis reliabilitas model Split Half
(Belah Dua).
3. Nilai korelasi setiap butir soal kemudian dibandingkan dengan harga r
kritis.
D.Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Penelitian
Data yang diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran, selanjutnya diolah
dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan teknik deskriptif
1. Deskriptif Kualitatif
Data hasil observasi dan angket diolah dengan analisis deskriptif kualitatif.
Hasil analisa data angket digunakan untuk mengetahui respon warga belajar dan
tutor, menggali informasi tambahan yang bersumber dari warga belajar dan tutor,
serta untuk mengetahui informasi penting lainnya yang berkaitan dengan
efektivitas penggunaan modul mnemonic dalam pembelajaran.
2. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan
data hasil penelitian seperti nilai rata-rata (mean), nilai tengah data (median),
variansi (variance), simpangan baku (standar deviation), nilai terendah data
(minimum), nilai tertinggi data (maksimum) dan sebagainya.
3. Statistik Inferensial
Statistik Analitik/Inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk uji
validitas, reliabilitas, uji normalitas, uji korelasi dan uji hipotesis statistik. Sudjana
dan Ibrahim (1998:273) menjelaskan bahwa statistik analitik/inferensial
merupakan kelanjutan dari statistik deskriptif yang digunakan untuk menguji
hipotesis dan persyaratan-persyaratannya, serta untuk keperluan generalisasi hasil
penelitian.
Pengolahan dan analisis data penelitian secara lebih rinci, dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengelompokan data dalam sebuah tabel frekuensi
2. Membuat deskripsi data dengan menentukan kecenderungan pemusatan data
3. Menguji normalitas dengan uji Kolmogorov, uji Liliefors.
Hipotesis uji normalitas
Ho : data tidak berdistribusi normal
Hi : data berdistribusi normal
Kriteria pengujian :
Jika nilai signifikasi (sig) > 0,05 maka Ho ditolak.
Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05 maka Ho diterima.
4. Menguji homogenitas data dengan uji Lavene
Hipotesis uji homogenitas
Ho : data tidak homogen
Hi : data homogen
Kriteria pengujian :
Jika nilai signifikasi (sig) > 0,05 maka Ho ditolak.
Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05 maka Ho diterima.
5. Menguji hopitesis dengan uji perbedaan dua rata-rata atau uji t.
Dengan menggunakan Independent sample t test, kriteria pengujian :
Hipotesis uji t
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan
Hi : terdapat perbedaan yang signifikan
Kriteria uji t
Jika nilai signifikasi (sig) > 0,05 maka Ho diterima.
E.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh
dalam penelitian. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan studi pendahuluan ke lapangan yakni ke PKBM yang
bersangkutan guna memperoleh berbagai informasi yang berhubugan
dengan permasalahan dalam proses pembelajaran.
2. Membuat proposal penelitian
3. Menetapkan materi dengan mempelajari GBPP mata pelajaran Ekonomi
Paket C, dilanjutkan dengan menetukan pokok bahasan yang akan
dijadikan bahan penelitian.
4. Menyusun satuan pelajaran Ekonomi sesuai pokok bahasan dan sub pokok
bahasan yang ditetapkan.
5. Menyusun pelajaran mnemonic yang akan digunakan pada saat penelitian.
6. Menyusun instrumen penelitian.
7. Melakukan uji coba instrumen penelitian pada subyek diluar sample
penelitian.
8. Mengadakan revisi terhadap instrumen yang tidak valid & tidak relibel.
9. Melakukan eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengadakan pre-test
b. Melakukan KBM (kegiatan belajar mengajar) sebanyak dua kali sesuai
dengan pokok bahasan yang ditetapkan terhadap subyek, dimana kelas
eksperimen dengan menggunakan modul mnemonic dikelas kontrol
c. Mengadakan post-tes terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d. Mengolah data hasil penelitian dengan menggunakn uji t.
e. Membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian berdasakan
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab penutup ini berisi dua hal yang akan dikemukakan yakni pada bagian
pertama disajikan simpulan hasil penelitian dan pada bagian kedua disajikan
rekomendasi.
A. Simpulan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian sebagaimana disajikan pada Bab IV menjadi
dasar pengambilan butir-butir simpulan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Pembelajaran dengan Modul Mnemonic efektif terhadap Penumbuhan
Motivasi Warga Belajar Paket C
Kekuatan pola pembelajaran ini tampak dari efektifnya pola ini terhadap
peningkatan motivasi belajar warga belajar. Pola pembelajaran ini mampu
meningkatkan minat dan motivasi warga belajar dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Teknik-teknik mnemonic (kode-kode memori) yang ada di dalam
modul tersebut, mendorong warga belajar terobsesi mengetahui cara-cara cepat
menguasai materi tersebut.
Suasana belajar seperti ini ternyata benar-benar efektif dalam
menumbuhkan semangat atau motivasi belajar mereka secara lebih baik, karena
belajar dengan menggunakan modul bagi warga belajar memang memberikan
nuansa baru ataupun variasi dari proses belajar yang biasa mereka ikuti. Terlebih
lagi, pada modul mnemonic ini para warga belajar menemukan cara-cara baru
2. Pembelajaran dengan Modul Mnemonic Berimplikasi Positif terhadap Proses Pembelajaran
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh tutor menyatakan
pola pembelajaran ini berimplikasi positif terhadap proses pembelajaran dan hasil
belajar warga belajar paket C. Pola pembelajaran yang diterapkan ternyata cukup
efektif dalam membantu tutor mengatasi permasalahan belajar dan prestasi belajar
warga belajar paket C.
Kesesuaian materi dalam modul mnemonic dengan tujuan pembelajaran
dan kurikulum menjadikan mereka tidak ragu untuk menerapkan pola
pembelajaran ini, sehingga ke depan mereka sangat berminat untuk memanfaatkan
dengan modul dalam proses pembelajaran warga belajar paket C.
3. Pembelajaran dengan Modul Mnemonic efektif terhadap Peningkatan Hasil Belajar Warga Belajar Paket C
Temuan hasil penelitian yang menunjukkan gambaran tentang efektifnya
pola pembelajaran ini terhadap hasil belajar warga belajar paket C menjadi dasar
bahwa pola pembelajaran dengan modul mnemonic ini memiliki kekuatan yang
mampu meningkatkan prestasi belajar warga belajar pada mata pelajaran
ekonomi.
Uji eksperimen yang dilakukan memperlihatkan kecenderungan
peningkatan hasil belajar yakni tingginya perolehan skor gain atau skor yang
diperoleh dari perbedaan hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen
dibandingkan dengan skor gain kelompok yang menggunakan pembelajaran
pembelajaran yang diterapkan dengan memanfaatkan modul mnemonic efektif
meningkatkan hasil belajar warga belajar paket C.
B. Rekomendasi
Simpulan yang disarikan melalui kajian terhadap hasil penelitian dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh pembelajaran dengan modul mnemonic
menjadi acuan diturunkannya sejumlah prinsip tentang efektivitas pembelajaran,
sehingga dapat ditawarkan sejumlah rekomendasi. Rekomendasi ini diberikan
kepada (1) Pihak pengguna dalam hal ini Tutor dan (2) Pengelola PKBM Program
Kesetaraan Paket C, (3) Pihak yang bertugas dalam peningkatan kualitas
pembelajaran pendidikan luar sekolah, dalam hal ini Program Studi Pendidikan
Luar Sekolah, dan (4) Peneliti yang akan melakukan penelitian dan
pengembangan lebih lanjut.
1. Rekomendasi kepada Pihak Pengguna (Tutor Program Paket C)
Bagi tutor yang telah mengetahui keefektifan modul mnemonic,
diharapkan dapat lebih terpacu mendesain pelajaran secara lebih bervariasi dan
inovatif, diantaranya dengan menggunakan modul khususnya modul mnemonic
ini. Tutor juga diharapkan mampu memberikan informasi mengenai keefektifan
modul mnemonic ini pada tutor-tutor yang mengajar mata pelajaran sejenis serta
mendiskusikannya dengan guru mata pelajaran lain, terlebih mampu membentuk
kelompok kerja bersama untuk menyusun modul mnemonic ini untuk beberapa
mata pelajaran.
Modul Mnemonic juga dapat dengan mudah diimplementasikan melalui
a. Penggunaan modul mnemonic cukup baik dan efektif digunakan dalam proses
belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar, baik sebagai variasi dalam
proses pembelajaran dengan modul yang sudah ada, maupun sebagai variasi
dari proses pembelajaran tanpa modul.
b. Modul mnemonic dapat disusun secara bervariasi dalam penyajiannya,
diantaranya dengan mengisikan susunan informasi sederhana berbentuk
akronim, akrostik, bunyi, sajak ataupun kumpulan-kumpulan gambar. Hal ini
memungkinkan untuk menarik minat dan motivasi warga belajar unutk
belajar, karena sebelumnya warga belajar relatif jarang belajar dengan modul
atau dengan modul yang berisi teknik-teknik mnemonic ini secara aplikatif.
c. Penggunaan teknik-teknik mnemonic tidak hanya dapat digunakan dalam
bentuk modul saja, namun dalam bentuk pelajaran biasa tanpa modul pun bisa
diterapkan. Para tutor dapat membimbing dan menginspirasi warga belajar
untuk mengingat-ingat materi pelajaran yang dijelaskannya dengan
teknik-teknik mnemonic saat proses belajar mengajar berlangsung. Bahkan dalam
kehidupan sehari-hari sekalipun akan sangat bermanfaat jika kita gunakan
untuk mengingat-ingat hal penting seperti nomor telepon, tanggal lahir, nomor
pin kartu dan sebagainya.
d. Penggunaan teknik-teknik mnemonic dalam bentuk modul tidak hanya bisa
diterapkan pada mata pelajaran Ekonomi saja, namun juga dapat ditarapkan
istilah-istilah latin, susunan anggota tubuh, dll). Bahkan, hampir dalam semua
mata pelajaran pada dasarnya bisa disusun dalam bentuk mnemonic.
2. Rekomendasi kepada Pihak Pengguna (Pengelola PKBM Paket C)
pengelola PKBM Paket C disarankan agar senantiasa memberikan
dorongan kepada tutor untuk terus berkreasi merancang strategi belajar mengajar
serta inovasi-inovasi pembelajaran yang baru dalam rangka meningkatkan terus
kulitas proses belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif
dan efeisien. Pengelola PKBM Paket C juga disarankan agar memfasilitasi para
guru untuk dapat mengembangkan profesionalisme mereka dengan
mengikutkanya dalam pelatihan-pelatihan, lokakarya dan kegiatan lain yang
sejenis atau secara madiri menyelenggarakan sendiri kegiatan peningkatan skil
tersebut.
3. Rekomendasi kepada Pihak yang terkait dengan Peningkatan Kualitas Pembelajaran bidang Pendidikan Luar Sekolah (Program Studi Pendidikan Luar Sekolah)
Dari hasil penelitian, diperoleh gambaran bahwa penggunaan modul
mnemonic cukup memberikan pengaruh yang besar untuk meningkatkan hasil
belajar mengajar. Karena itu, hendaknya Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
mempertahankan dan meningkatkan terus inovasi pembelajaran berikut
upaya-upaya sistematis dalam mendorong para mahasiswa serta dosennya untuk terus
berkreasi membuat teknologi atau inovasi-inovasi pembelajaran yang dapat
memudahkan para warga belajar berikut tutornya dalam mencapai tujuan
4. Rekomendasi kepada Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan sehingga perlu untuk
merekomendasi penelitian lanjutan, karena penelitian yang telah dilakukan ini
baru mengkaji modul mnemonic pda mata pelajaran Ekonomi dan diketahui
adanya pengaruh cukup besar terhadap hasil belajar, disarankan agar
menindaklanjuti penelitian yang telah dilakukan ini dengan mengujicobakannya
pada mata pelajaran lain, dengan populasi dan obyek penelitian yang lebih luas,
serta kajian lebih mendalam. Misalnya dengan mengujicobakan modul mnemonic
ini secara silang antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmarani, N. (2004). Pengaruh Motivasi Terhadap Perilaku Kewirausahaan Warga Belajar Program Life Skills di PKBM Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang. Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Bell-Gredler, M.E. (1986). Learning and Instruction: Theory into Practice. New York: Macmillan Publishing Company.
Buzan, T. (2006). Use Your Memory – Gunakana Memori Anda. Batam : Interaksara.
--- (2006).Master Your Memory – Kuasai Memori Anda. Batam : Interaksara.
Djamarah, S & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT. Rineka Cipta.
DePorters, B. (1999). Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa.
---. (2000). Quantum Teaching : Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung :Kaifa.
Djedje. (2003). Studi Tentang Pembelajaran Dalam Pogram Kejar Paket B Pada PKBM ALPA di Kota Bandung. Skripsi pada FIP UPI. Tidak diterbitkan
Dick, W. & Carey, I. (1990). The Systematic Design of Instruction (3rd ed.) USA: Harper Collins Publishers
Dimyati dan Mudjiono (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Gagne (1985). The Conditioning of Learning and Theory of Instruction. (4th ed.). New York: Holt, Rinehart and Winstone.
Gagne, R. M. & Briggs, L. J. (1979). Principle of Instructional Design, (2nd ed.). New York: Holt, Rinehart and Winston.
Higbee, K. (2003). Your Memory : Mengasah Daya Ingat. Semarang : Dahara Prize.
Jensen, E. (2002). Otak Sejuta Gygabyte. Bandung : Kaifa.
Joyce, B. ( 1996). Models of Teaching. Fifth Edition. Boston : Allyn and Bacon.
Kartawinata, H. (1991). Petunjuk Penulisan Modul SBJJ TELKOM. Bandung : WING SBJJ-PUSDIKLAT TELKOM.
Knowles, M.(2005). Self Directed Learning (a guide for learners and teachers). Chicago : Follet Pub Snd Co.
Margono. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Miarso. Y. (2004 Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Mubarok, A. (2008). Penggunaan Mnemonic dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Ekskresi di SMA Negeri 1 Lemahabang Kabupaten Cirebon. Skripsi: tidak diterbitkan.
Tersedia:http://apipmubarok.wordpress.com/2008/11/27/ra-nu-uswatun-hasanah/ [27 November 2008]
Nana, S & Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Nasution, S. (1991). Metode Research Penelitian Ilmiah. Bandung : Jemmars.
Naylor, D. (1987). Elementary and Middle School Social Studies. New York : Random House.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.
Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada media.
SGM, Mr. (2008). Super Great Memory. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sudjana. (1991). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
--- (2002). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, N. & Rivai, A. (1989). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sudjana, N. & Ibrahim. (1998). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana,S. (2000). Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar sekolah. Bandung : Falah Production.
---. (2001). Pendidikan Luar Sxekolah. Bandung : Falah Production.
Sukmadinata, N. S. (2004). Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma Karya.
Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PPs UPI & PT Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta : Depdiknas.
Vembrianto, St. (1985). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta : Yayasan Pendidikan Paramita.
Wijaya, C.(1992). Upaya-UpayaPembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.