commit to user
ANALISIS PRODUK ASURANSI SURETY BOND PADA
PT. ASURANSI JASA INDONESIA CABANG SOLO
Disusun oleh : Andri Widi Santoso
F3609009 Tugas Akhir
Diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
PROGRAM STUDI DIII KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
MOTTO
Tak ada kata kalah dan menyerah untuk mengejar sesuatu yang diinginkan,
Pantang menyerah adalah kunci utama dari dalam diri!
(Penulis)
“Semuanya itu tak luput dari Kebesaran Alloh S.W.T”
commit to user PERSEMBAHAN
1. (Alm) Bapak Sutarto,yang disana melihat penulis tumbuh besar sampai
sekarang ini, terimakasih untuk Beliau, walaupun engkau disana tapi penulis
selalu merasakan segenap doa, kasih sayang dan segala-galanya yang
diberikan kepada penulis.
2. Ibu Sartini, yang telah sabar mendidik dan membimbing penulis, serta
selalu do’a, kasih sayang dan segala-galanya yang diberikan kepada penulis.
3. Kakak-kakak ku, yang tak luput kasih sayangnya kepada penulis dan telah
memberikan dukungan moral untuk meraih cita-cita.
4. Saudara-saudara ku, yang senantiasa memberikan perhatian dan kasih
sayangnya.
5. Kekasih hatiku, terimakasih telah membuat penulis bisa merasakan Cinta
yang sesungguhnya dan motivasinya.
6. Teman-teman & masyarakat, dimanapun kamu berada yang kenal sama
penulis, terima kasih banyak untuk kalian semua.
7. Teman-teman Program D3 Keuangan dan Perbankan Angkatan 2009, you
are @ll the best friends.
8. Almamater ku & Dosen-dosen Ekonomi UNS, terima kasih.
9. Bapak-bapak karyawan PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo, yang
commit to user
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirrabil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Tugas Akhir ini untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Ahli Madya.
Selama penulisan hingga penyusunan hasil penelitian ini, penulis tidak terlepas dari rintangan dan hambatan. Meskipun demikian, berkat usaha, kerja keras, dukungan, do’a dan bantuan dari berbagai pihak, maka Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, SE, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Kresno Sarosa Pribadi, SE, M.Si selaku Ketua Program Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Dr. Evi Gravitiani, SE, M.Si Selaku dosen pembimbing, yang telah sabar memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan Tuga Akhir ini.
4. Semua Dosen pengajar D3 Keuangan & Perbankan, terimakasih atas segala ilmu pengetahuan yang telah Bapak dan ibu berikan kepada penulis.
commit to user
6. Bapak Rudy Bagus Tjahjono, Bapak Teguh, Bapak Irvan, Bapak Crish selaku Kepala unit PT Asuransi Jasa Indonesia cabang Solo dan seluruh karyawan PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo yang telah membantu memberikan data-data dan membimbing dalam pelaksanaan praktik magang kepada penulis.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuan, dukungan dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan praktik magang dan sekaligus menyusun laporan Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan tugas akhir ini.
Semoga penulisan tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, Amin ya Robbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikum.Wr. Wb
Surakarta, 22 Juni 2012
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
ABSTRAK... ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO . ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN... ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Metode Penelitian... 4
commit to user
O. Pengaturan Peransuansian di Indonesia ... ... 38
commit to user
DAFTAR GAMBAR
3.1 Struktur Organisasi PT Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo ... 45
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan Tugas Akhir
Lampiran 2 Surat Keterangan diterima Magang
Lampiran 3 Surat Persetujuan Magang
Lampiran 4 Surat Keterangan Magang
Lampiran 5 Laporan magang
Lampiran 6 Form Penilaian Magang
Lampiran 7 Formulir Permohonan Surety Bond
commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuransi secara umum yaitu memberi jaminan bagi berbagai resiko
yang mengancam harta benda dan berbagai kepentingan. Kepentingan
disini mempunyai banyak hal, adapun bentuk sebuah kepentingannya pasti
mempunyai resiko yang harus ditanggulangi.
Perekonomian dan pembangunan nasional di negara kita ini
semakin berkembang dalam berbagai bidang / sektor, baik proyek yang
didanai oleh APBN, APBD maupun luar negeri maka meningkat pula
dukungan regulasi / kebijakan pemerintah dalam pembangunan, khususnya
dalam hal pasar jaminan dan juga dalam upaya membangkitkan sikap
“Insurance mindel” dikalangan masyarakat. Mengatasi banyak nya
proyek-proyek yang sedang tumbuh disektor pembangunan negara ini
timbullah sebuah produk asuransi yang bergulir dibidang ini.
Produk asuransi dan pemasarannya semakin beragam
kompleksnya. Hal ini dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko yang
dihadapi oleh perusahaan asuransi maupun pemegang polis atau
tertanggung. Mengatasi hal itu terdapat rancangan aturan Bapepam-LK
yang menggantikan KMK No.422/KMK/2003 tentang Penyelenggaraan
Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dan KMK
commit to user
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Rancangan aturan
bertujuan agar pengelolaan risiko produk asuransi dan pemasarannya
berjalan dengan baik sehingga penerapan tata kelola yang baik (good
governance), manajemen risiko yang memadai, dan praktik-praktik
asuransi yang sehat pada perusahaan asuransi dan pemberdayaan
pemegang polis atau tertanggung perlu ditingkatkan.
Dunia perekonomian banyak dikenal jenis bisnis penjaminan
seperti produk surety bond. Sampai dengan abad XX ini produk surety
bond dalam perkembagannya bagi negara-negara maju maupun
berkembang menjadi suatu alat penjaminan dalam melaksanakan
proyek-proyek pembangunan maupun transaksi bisnis lainnya.
Lini usaha jasa asuransi keuangan produk (surety bond) dapat
menjadi kuda hitam yang akan mendongkrak usaha dan menggeser posisi
properti dan kendaraan bermotor dalam menghimpun pendapatan premi.
Lini usaha produk surety bond menjadi primadona dan menunjukkan
kinerja mengagetkan sepanjang paruh pertama tahun ini. Mencatat
persentase kenaikan pendapatan premi bruto tertinggi dengan persentase
penurunan klaim tertajam.
Hal ini terjadi terutama setelah pemerintah mengeluarkan payung
hukum Perpres No 54/2010 tentang pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
yang menyatakan bahwa setiap proyek-proyek pemerintah harus
commit to user
tidak bersyarat. “Surety bond“ jadi primadona, kontribusi terbanyak bagi
lini usaha surety bond berasal dari luar pulau jawa, terutama di kawasan
indonesia bagian tengah dan bagian timur yang mana banyak pemilik
proyek (obligee) yang mendirika sebuah bangunan didaerah tersebut.
Seiring dengan kebijakan otonomi daerah, banyak muncul proyek baru
yang membutuhkan proteksi.
Banyak perusahaan jasa asuransi di Indonesia yang menawarkan
produk surety bond ini, salah satunya PT. Asuransi Jasa Indonesia. Maka
dari itu penulis tertarik ingin membahas tentang surety bond di PT. Jasa
Asuransi Indonesia dengan membuat judul “Analisis Produk Asuransi Surety Bond Pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pemasaran PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang
Solo dalam menghadapi munculnya perusahaan-perusahaan baru yang
terkait dengan produk surety bond?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tentang strategi pemasaran produk surety bond PT.
Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo dalam menghadapi munculnya
commit to user D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan tentang lembaga keuangan asuransi
khususnya produk surety bond.
2. Bagi Pembaca
Memberikan informasi, pengetahuan dan tambahan wawasan tentang
asuransi produk surety bond kepada pembaca.
3. Bagi PT. Asuransi Jasa Indonesia
Sebagai evaluasi PT. Asuransi Jasa Indonesia untuk masukan yang
positif dalam mengembangkan produk surety bond.
4. Bagi Perguruan Tinggi
Dapat dijadikan informasi serta pengetahuan bagi mahasiswa dan
mahasiswi yang akan melakukan penyusunan Tugas Akhir ataupun
Skripsi dan sebagai tambahan referensi untuk perpustakan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
5. Bagi Perusahaan
Sebagai perluasan pengetahuan perusahaan tentang produk surety
commit to user E. Metodologi Penelitian
Metode Penelitian penulis dalam penelitian ini menggunakan
Objek Penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah PT.
Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Cabang Solo. Jl. Slamet Riyadi No. 333,
Solo 57142. Telp: (0271) 712298, 741017, 741018. Fax.: (0271) 715408.
Email: solo@jasindonet.com
Metode Pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Metode Observasi
Metode observasi yang diperlukan dalam pengumpulan data
untuk menulis Tugas Akhir ini adalah:
a) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama
penulis dalam melakukan penelitian ini. Mencakup tentang data
tehnik surety bond, data pemasaran surety bond dan data
keuangan surety bond yang didapat penulis dari hasil wawancara
dengan pihak PT. Asuransi Jasa Indonesia.
b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang
commit to user
bond dan mekanisme surety bond yang didapat penulis dari
brosur, buku dan dokumen Lembaga Pendidikan Asuransi
Indonesia tingkat “B” kerugian (bonding) PT. Asuransi Jasa
Indonesia.
c) Metode Interview
Metode interview ini merupakan metode yang sangat baik untuk
mendapatkan sebuah informasi yang sangat detail. Data surety
bond ini diperoleh dari interview penulis kepada pihak PT.
Asuransi Jasa Indonesia yang bersangkutan, yaitu kepala unit
tehnik dengan melakukan interview tentang sejarah PT. Asuransi
Jasa Indonesia, struktur organisasi, produk surety bond,
pengembangan surety bond, sistem dan prosedur surety bond.
Kepala unit pemasaran dengan melakukan interview tentang
strategi pemasaran surety bond. Dan kepala unit keuangan dengan
melakukan interview tentang laporan keuangan surety bond PT
Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo.
d) Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dengan mengambil data atau
keterangan dari buku dan sumber yang relevan. Penulis
mengambil dari data buku Bank dan Lembaga Keuangan.2006,
Bank dan Lembaga Keuangan Lain.2009, Bank dan Lembaga
commit to user
untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern.
Edisi I. 2007, serta dokumem Lembaga Pendidikan Asuransi
Indonesia tingkat “B” kerugian MP. X Bonding PT. Asuransi Jasa
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Produk
1. Pengertian produk
Salah satu komponen bauran pemasaran yang terpenting
adalah produk. Keberadaannya merupakan penentu bagi program
bauran pemasaran yang lain, misalnya penentu harga, program
promosi, maupun kegiatan pendistribusiannya. Selain itu produk
adalah sesuatu yang esensial mampu untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Produk ditentukan atau dirancang oleh produsen tetapi
sebenarnya diproduksi untuk kepentingan pasar juga. Oleh karena itu
pengertian produk tentu harus mempertimbangkan pandangan
produsen maupun pandangan pasar.
Produk adalah segala sesuatu (meliputi obyek fisik, jasa,
tempat, organisasi, gagasan, ataupun pribadi) yang dapat atau
mampu ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan
atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan
keinginannya.
Produk mempunyai konsep yang total yaitu keseluruhan
commit to user
pengiriman, pembungkusan, cara pembayaran, jaminan, dsb.) atas
produk yang ditawarkan (produsen) kepada konsumen.
2. Klasifikasi Produk
Klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran,
diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Kotler
(2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok, salah satu nya berdasarkan wujudnya. Berdasarkan
wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok
utama, yaitu:
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga
bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,
dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya
bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler
(2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa
adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
commit to user
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun.
Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu
produk fisik.
B. Strategi Pemasaran
1. Pengertia pemasaran
(Kasmir, 2010: 53) Philip Kotler mendefinisikan pengertian
pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan
nilai dengan pihak lain.
Marketing atau pemasaran adalah semua kegiatan yang
diarahkan kepada lancarnya arus barang atau jasa dari produsen ke
konsumen. Pengertian ini jauh lebih luas dari pada hanya sekedar
kegiatan penjualan karena juga meliputi kegiatan pemilihan barang
yang akan diproduksi, kegiatan pengembangan produk, kegiatan
pelayanan purna jual/after sales service, dsb.
2. Strategi pemasaran
a) Analisis kesempatan (opportunity analysis) yaitu mencari
kemungkinan-kemungkinan yang bersifat “keadaan khusus yang
menguntungkan” (company marketing opportunity) yang mungkin
commit to user
b) Menentukan tujuan perusahaan (objectives); tujuan hendaknya
dinyatakan dalam bentuk pemenuhan keperluan dan keinginan
konsumen dengan memperhatikan kepentingan perusahaan itu
sendiri.
c) Perencanaan pasar (marketing plan); Dalam marketing plan ada 3
hal yang paling penting ialah:
1) Penentuan harga (princing)
2) Target penjualan dan proyeksi laba (sales target & profit
projection)
3) Anggaran pemasaran (marketing budget)
d) Pengelompokkan pasar/mengambil posisi (market
segmentation/positioning).
e) Pemasaran terpadu (marketing mix) ialah aktifitas pemasaran
secara terpadu untuk mempengaruhi respons konsumen.
Secara populer marketing mix dikenal dengan “P-4” nya
marketing, yang terdiri dari:
1) Product (yang menyangkut produk, merek, ukuran, mutu,
commit to user
2) Price (yang menyangkut penetapan harga, potongan
harga/discount, kondisi-kondisi pembayaran yang dapat
diberikan oleh perusahaan, dll)
3) Place (yang menyangkut letak perusahaan, jalur distribusi
pedagang besar/agen tunggal- agne-pengecer,dll)
4) Promotion (yang menyangkut iklan / adpertensi, publisitas dan
usaha-usaha sales promotion lainnya yang harus dilakukan
oleh perusahaan.
Sedangkan marketing mix untuk jasa (service) perlu ditambah
dengan 3P, yaitu:
(a) People (yang menyangkut manusia)
(b) Process (yang menyangkut lamanya proses)
(c) Physical evidence (yang menyangkut bukti fisik)
f) Saat memasuki pasar (timing strategy), ialah saat-saat mana yang
paling tepat untuk mulai menjual produk kita. Memasuki pasar
terlalu cepat dapat merugikan bila ternyata need and wants
terhadap produk kita jumlahnya belum mencukupi. Tetapi
sebaliknya adalah kurang baik pula bila kita memasuki pasar
commit to user
g) Pengangkutan produk; dengan cara bagaimana produk tersebut
disampaikan kepada konsumen, apakah dengan alat tramsportasi
darat (truck, kereta api, kendaran lain), melalui udara (pesawat
terbang), dengan melalui air (kapal laut atau perahu di
sungai-sungai), melalui sistem pipa (pipa lines seperti halnya pengiriman
minyak bumi), bahkan melalui sarana elektronika (internet) atau
kabel.
C. Pengertian Sistem dan Prosedur
1. Pengertian sistem
Sistem dalam wikimedia merupakan istilah dari bahasa yunani
system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling
berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.
Sistem merupakan hubungan unit satu dengan yang lainnya
yang tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika satu unit macet atau
terganggu, maka unit yang lainnya akan terganggu untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Sistem mengandung pengertian (G. Murdick 1987 : 7):
a) Sebagai sistem sosial yang disebut dengan organisasi.
b) Sebagai sistem manajemen yang digunakan dalam praktiknya
commit to user
c) Sebagai sistem informasi manajemen yang memberikan informasi
untuk membuat keputusan.
Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli (Hanif Al Fatta : 2007):
1) Murdick & Ross (1993)
Sistem adalah seperangkat elemen yang digabungkan satu
dengan lainnya untuk satu tujuan bersama.
2) Websters Unbriged
Sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan dan
membentuk satu kesatuan / organisasi.
3) Mc. Leod (1995)
Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi
dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Uraian pendapat ahli diatas disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan sistem yaitu suatu bagian yang saling
berhubungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Pengertian Prosedur
Richard F. Neush, prosedur merupakan urutan operasi kerja
(tulis-menulis), yang biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu
atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan
commit to user
Uraian pendapat ahli diatas disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan prosedur yaitu suatu kegiatan yang menggunakan tata cara
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memilki pola
kerja yang tetap yang telah ditenetukan.
D. Produk Asuransi Surety bond
Peraturan Menteri Keuangan No.124/PMK.010/2008 tanggal 3
September 2008, perusahaan asuransi umum yang telah memasarkan
produk asuransi kredit dan surety bond untuk jenis jaminan kontruksi
wajib melakukan penyesuaian terhadap ketentuan-ketentuan dalam
Peraturan Menteri Keuangan No.124/PMK.010/2008 tersebut. Tata cara
dan syarat pelaporan tersebut sama dengan tata cara dan
syarat-syarat pelaporan produk baru.
Surety Bond adalah suatu bentuk Jaminan yang biasanya pihak
obligee (Pemilik pekerjaan / proyek) meminta Surat Jaminan atau surety
bond dari principal (kontraktor/pemborong) dengan maksud untuk
menyatakan kesungguhan principal dalam melaksanakan pekerjaannya
sesuai kontrak/perjanjian yang telah disepakati. Jaminan itu diberikan oleh
penjaminan (surety/surety company) yang diterbitkan Oleh Lembaga
Keuangan Non Bank yaitu Perusahaan Asuransi yang memiliki program
commit to user
Bentuk penjaminan di Indonesia dikenal dengan Bank Garansi yang
diterbitkan oleh Perbankan sedangkan di negar-negara maju surety bond
salah satu bentuk jaminan telah lama dikenal.
Bisnis surety bond di Indonesia baru mulai diperkenalkan sejak
tahun 1980 atas kebijaksanaan pemerintah. Dengan tujuan untuk
membantu para pengusaha ekonomi lemah untuk ikut berpartisipasi dalam
pembangunan, maka pemerintah mengeluarkan Keppres No. 14 A/0 tahun
1980 tentang Pelaksanaan APBN / APBD dan Bantuan Luar Negreri.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah menetapkan pemberian ijin kepada
Lembaga Keuangan Non Bank untuk menerbitkan jaminan dalam bentuk
surety bond sebagai alternatif lain dari Bank Garansi yang diterbitkan oleh
Lembaga Keuangan Bank. Berdasarkan Keppres No. 14 A/80 tahun 1980
dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Repulik Indonesia Nomor
; 271/KMK.011/1980 tentang pemberian ijin bagi Bank-Bank dan
Lembaga Keuangan Non Bank yang dapat menerbitkan / memberikan
jaminan dalam rangka pembangunan yang dibiayai APBN / APBD
maupun bantuan Luar Negeri.
Pada tahun 1984 Pemerintah mengeluarkan Keppres Nomor 29
tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai
pengganti Keppres Nomor 14 A/1980 dan pada tahun 1994 dikeluarkan
Keppres Nomor 16 sebagai pengganti Keppres Nomor 29 yang berisikan
antara lain mengatur tentang penerbitan jaminan dalam pelaksanaan
commit to user
Tujuan yang ingin dicapai Pemerintah dengan diperkenankannya
Perusahaan Asuransi menerbitkan surety bond adalah, antara lain:
1. Untuk memperluas jaminan yang dapat digunakan oleh para kontraktor
dengan memberikan alternatif pemilihan jaminan dalam pengerjaan
pemborongan dan pembelian, sehingga para kontraktor berkesempatan
memakai jaminan yang menurutnya biayanya lebih murah.
2. Untuk menciptakan pasar jaminan yang kompetitif, sehingga tidak
dimonopoli oleh Perbankan saja dan mendorong para pemberi jaminan
memberikan pelayanan yang lebih baik.
3. Untuk memberikan kesempatan bagi para kontraktor yang mempunyai
kemampuan tehnis yang baik tetapi kekurangan modal kerja. Mereka
perlu diberi bantuan modal kerja dengan cara memberikan uang muka.
Pemberian uang muka seperti ini jarang dilakukan dinegara lain.
4. Dengan menunjuk perusahaan asuransi kerugian sebagai pengelola
surety bond, dimaksudkan agar insurance minded dikalangan
kontraktor khususnya dan dimasyarakat pada umumnya dapat makin
bertambah.
Jenis jaminan untuk contructions bond yang diberikan sehubungan
dengan perjanjian kerja yang diadakan antara obligee dengan principal
khususnya yang telah dilaksanakan di Indonesia. Jenis jaminan yang
commit to user a) Jaminan Penawaran (Tender Bid bond)
Jaminan penawaran adalah jaminan yang diterbitkan oleh
surety company untuk menjamin obligee bahwa principal pemegang
bid bond telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh
obligee untuk mengikuti pelelangan tersebut dan apabila principal
memenangkan pelelangan maka akan sanggup untuk menutup kontrak
pelaksanaan pekerjaan dengan obligee. Apabila tidak maka surety
company akan membayar kerugian kepada obligee sebesar selisih
antara penawaran principal yang terendah dengan principal terendah
berikutnya, maksimum sebesar nilai jaminan.
Besarnya nilai jaminan adalah presentase tertentu dari nilai
penawaran principal (nilai jaminan tidak mencerminkan nilai proyek
itu sendiri), nilai jaminan tersebut penal sum yang merupakan nilai
maksimum dalam bid bond dan berkisar antara 1% s/d 3% dari nilai
penawaran proyek.
Jaminan penawaran / tender (bid bond) yang berlaku di
Indonesia sesuai dengan keppres No. 16 tahun 1994 dan tidak
didasarkan pada besarnya kerugian, tetapi bersifat hukuman, yaitu
jaminan dari peserta yang mengundurkan diri secara otomatis
commit to user Dokumen tender mencakup:
1) Intruksi umum / khusus kepada penawar.
2) Syarat-syarat umum / khusus kontrak.
3) Daftar kwantitas dan harga.
4) Spesifikasi teknis dan gambar.
5) Contoh bentuk surat penawaran, kontrak, surat jaminan penawaran.
Fungsi jaminan penawaran / tender yaitu:
(a) Sebagai syarat dalam rangka pelelangan / tender suatu proyek
dengan maksud agar peserta tender bersungguh-sungguh untuk
mendapatkan proyek yang dilelang / ditenderkan.
(b) Agar principal sebagai pemenang tender dijamin oleh surety
company, apabila principal yang bersangkutan mengundurkan diri
atau tidak bersedia melanjutkan kontrak pelaksanaannya maka
dikenakan sanksi.
b) Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)
Jaminan pelaksanaan adaalah jaminan yang diterbitkan oleh
surety company untuk menjamin obligee, bahwa principal akan dapat
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh obligee sesuai dengan
commit to user
maka surety company akan menyelesaikan kerugian yang diderita oleh
obligee maksimum sebesar nilai jaminan.
Jaminan pelaksanaan (performance bond) dalam jaminan ini
yang dijamin adalah kerugian pemilik proyek (obligee) akibat
kegagalan principal melaksanakan pekerjaannya. Karena sifat jaminan
ini conditional, maka kerugian tersebut diperhitungkan dengan cara :
1) Melibatkan pihak lain untuk meneruskan pekerjaan yang belum
selesai.
2) Bisa juga dengan menghitung perkiraan biaya untuk meneruskan
pekerjaan tersebut sampai selesai.
Pelaksanaan jaminan (performance bond) di Indonesia saat ini
mengacu pada keppres Nomor 16 tahun 1994. Apabila jaminan
pelaksanaan didasarkan pada prinsip hukuman, maka jika principal
gagal melakukan pekerjaan, jaminan secara otomatis dicairkan tanpa
mempermasalahkan besarnya kerugian yang diderita obligee.
Sifat dari jaminan pelaksanaan adalah unconditional namun
dalam pelaksanaannya tergantung pada wording dari jaminan (bond)
yang dikeluarkan.
Besarnya nilai jaminan pelaksanaan adalah presentase tertentu
dari nilai kontrak proyek itu sendiri yaitu antara 5% s/d. 10% dari nilai
commit to user
rugi yang dapat dicairkan oleh surety company. Jumlah ini relatif kecil
dan sering tidak cukup untuk menutup tambahan biaya yang
diperlukan.
Fungsi jaminan pelaksanaan yaitu:
(a) Sebagai syarat dalam rangka penandatanganan kontrak kerja atas
tender yang dimenangkannya.
(b) Apabila principal tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan
kontrak, maka surety company akan memberikan ganti kerugian
kepada obligee.
c) Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)
Jaminan uang muka adalah jaminan yang diterbitkan oleh
surety company untuk menjamin obligee bahwa principal akan
sanggup mengembalikan uang muka yang telah diterimanya dari
obligee sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan dalam
kontrak, apabila tidak maka surety company akan membayar kembali
kewajiban principal kepada obligee sesuai ketentuan yang
diperjanjikan dalam kontrak.
Maksud dan tujuan pemberian uang muka kepada kontraktor
(principal) yang diatur dalam keppres Nomor 16 tahun 1994 adalah
commit to user
Uang muka akan diberi obligee jika ada jaminan bahwa uang
muka tersebut akan kembali serta diperhitungkan dengan pembayaran
tersebut atas pekerjaan yang telah selesai dan harus lunas
selambat-lambatnya pada saat pekerjaan telah mencapai prestasi 100% (seratus
persen).
Fungsi dari jaminan uang muka yaitu:
1) Sebagai syarat apabila principal mengambil uang muka dengan
maksud untuk memperlancar pembiayaan proyek.
2) Apabila principal gagal melaksanakan pekerjaannya dan karenanya
uang muka tidak bisa dikembalikan, maka surety company akan
mengembalikan uang muka kepada obligee sebesar sisa uang muka
yang belum dikembalikannya.
d) Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)
Jaminan pemeliharaan adalah jaminan yang diterbitkan oleh
surety company untuk menjamin obligee, bahwa principal akan
sanggup untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan pekerjaan setelah
pelaksanaan pekerjaan selesae sesuai dengan ketentuan yang
diperjanjikan dalam kontrak, apabila tidak maka surety akan
mengganti kerugian yang diderita oleh obligee maksimum sebesar
commit to user
Pelaksanaan suatu proyek dimana saat pekerjaan mencapai
100% (seratus persen), rekanan / principal akan menyerahkan
pekerjaan kepada obligee dan diterbitkanlah berita acara serah terima
pekerjaan I yang ditandatangani oleh kedua belah pihak (rekanan /
principal dan obligee). Berita acara tersebut telah ditandatangani
namun dalam kontrak biasanya ada ketentuan mengenai kewajiban
rekanan / principal memelihara pekerjaan yang telah diselesaikannya
untuk jangka waktu tertentu dan biasanya untuk jangka waktu 3 bulan
s/d. 12 bulan. Untuk menjamin bahwa rekanan / principal
melaksanakan kewajibannya pada masa pemeliharaan, maka obligee
menahan uang rekanan / principal sebesar 5% (lima persen).
Fungsi jaminan pemeliharaan yaitu:
1) Sebagai pengganti dari jumlah uang yang ditahan obligee.
2) Apabila pricipal gagal memperbaiki kerusakan-kerusakan dan
kekurangan, maka surety company akan mengganti biaya-biaya
perbaikan maksimum sebesar nilai jaminan.
e) Customs Bond
Custom bond adalah jaminan yang diterbitkan oleh surety
company untuk menjamin obligee bahwa principal yang memperoleh
pembebasan bea masuk dari barang-barang yang di impornya akan
commit to user
komoditi ekspor, apabila tidak maka surety akan membayar kerugian
obligee maksimum sebesar nilai jaminan.
f) Jaminan Pembayaran (Paymen Bond)
Jaminan pembayaran adalah jaminan yang diterbitkan oleh
surety company untuk menjamin obligee, bahwa principal akan
sanggup membayar atas barang-barang yang dibelinya sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam kontrak, apabila tidak maka surety
company akan menyelesaikan kerugian yang diderita oleh obligee
maksimum sebesar nilai jaminan.
g) Jaminan Atas Penjualan Secara Angsuran (Installment Sales Bond)
Jaminan atas penjualan secara angsuran adalah jaminan yang
diterbitkan oleh surety company untuk menjamin obligee, bahwa
principal akan sanggup membayar angsuran pembayaran barang yang
dibelinya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam kontrak, apabila
tidak maka surety company akan membayar kerugian obligee
maksimum sebesar nilai jaminan.
Surety bond bersifat Conditional bond (jaminan bersyarat) karena
penerbitan yang dilakukan oleh Perusahaan Asuransi berbeda dengan
Bank Garansi. Surety bond tergolong dalam financial guarantee, yang
pada umumnya dilakukan oleh Perbankan tetapi sekarang Perusahaan
Asuransi turut menangani bisnis ini, maka dalam prakteknya pemberian
commit to user 1) Jaminan Bersyarat (Conditional Bond)
Jaminan bersyarat yaitu jaminan hanya akan dicairkan setelah
diketahui sebab-sebab dari pencairan tersebut dan penjamin hanya
wajib mengganti sebesar kerugian yang diderita oleh obligee.
2) Jaminan Tanpa Syarat (Unconditional Bond)
Jaminan tanpa syarat yaitu jaminan yang akan dicairkan apabila
ketentuan dalam kontrak tidak dipenuhi tanpa harus membuktikan
kegagalan (loss situation).
PT. Asuransi Jasa Indonesia adalah salah satu Perusahaan
Asuransi Umum yang memiliki program surety bond. Dalam melakukan
bisnis surety bond ini biasanya yang sering digunakan PT. Asuransi Jasa
Indonesia hanya jaminan penawaran, jamianaan pelaksanaan, jaminan
uang muka dan jaminan pemeliharaan.
E. Pengertian Asuransi
Dalam kehidupan penuh dengan risiko. Risiko yang terduga
maupun tidak terduga, oleh karena itu kita perlu memahami tentana
asuransi. Perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan (financial
loss),yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya
(fortuitious event).
Usaha asuransi adalah suatu suatu mekanisme yang memberikan
commit to user
Dan apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan
mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara
penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat
dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional
para pelaku bisnis akan mempertimbangkan usaha untuk mengurangi
risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah
tangga,asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi
yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga menghadapi
risiko cacat atau meninggal.
Permintaan asuransi ada karena pada dasarnya manusia
mempunyai sifat risk averse (tidak suka risiko), sehingga mereka memiliki
pemikiran untuk mentransfer risiko. Mereka lebih suka membayar
sejumlah dana yang disebut premi asuransi dari pada harus menerima
risiko kehilangan harta benda atau yang lainnya. Namun demikian
manusia tidak dapat mentransfer seluruh resikonya, karena biaya akan
semakin meningkat dengan semakin banyaknya risiko yang ingin
ditransfer.
F. Kegiatan Asuransi
Kegiatan usaha asuransi merupakan jenis usaha yang termasuk
dalam kategori kegiatan usaha yang sangat diatur oleh pemerintah. Karena
asuransi sangat berkaitan dengan pengumpulan dari masyarakat, yang
commit to user
kepada perusahaan asuransi. Dinegara kita kegiatan usaha perasuransian
diatur dalam UU No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian. Pada
dasarnya UU No.2 tersebut merupakan sebuah hukum publik yang
mengatur kegiatan usaha perasuransian, sedangkan untuk perjanjian yang
timbul berhubungan dengan kontrak asuransi diatur sendiri dalam kitab
Undang-undang Dagang (KUHP) yang merupakan hukum privat.
Beberapa hal yang diatur dalam UU No. 2 antara lain meliputi:
1. Ruang lingkup usaha, jenis usaha, bidang usaha serta bentuk hukum
usaha perasuransian.
2. Objek asuransi.
3. Kepemilikan dan Perizinan usaha perasuransian.
4. Pembinaan dan pengawasan.
5. Kepailitan dan likuidasi dan
6. Ketentuan pidana.
Secara garis besar usaha asuransi terbagi atas tiga kegiatan usaha
yang terpisah penyelenggaraannya, yaitu:
a) Asuransi Umum
Asuransi umum adalah jenis asuransi yang memberi jaminan
bagi berbagai risiko yang mengancam harta benda dan berbagai
commit to user b) Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan
terhadap kehilangan jiwa seseorang. Atau dengan kata lain
penggantian risiko kehilangan nyawa seseorang.
c) Asuransi Sosial
Asuransi sosial mempunyai kesamaan dengan jenis kedua
asuransi diatas. Hanya saja penyelenggaraannya didasarkan atas
peraturan perundangan tersendiri yang bersifat wajib serta didalam
asuransi ini terkandung tujuan tertentu dari pemerintah untuk
memberikan perlindungan bagi masyarakat.
G. Penggolongan Asuransi
1. Menurut sifatnya asuransi terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Asuransi sukarela
Yaitu dimana pada prinsipnya pertanggungan dilakukan
dengan cara sukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran
seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas suatu
yang dipertanggungkan tersebut, contohnya : asuransi kecelakaan,
commit to user b) Asuransi wajib
Asuransi wajib yaitu merupakan asuransi yang sifatnya
wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang pelaksanaannya
dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh pemerintah, contohnya: asuransi tenaga kerja,
asuransi kecelakaan, surety bond dan sebagainya.
2. Menurut jenisnya asuransi terbagi amenjadi tiga, yaitu:
a. Asuransi kerugian (nonlife insurance)
Asuransi kerugian menurut Undang-undang Nomor 2
Tahun 1992 yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti. Di beberapa negara asuransi kerugian
juga disebut sebagai general insurance karena lingkup usahanya
yang sangat luas. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi sebagai
berikut:
1) Asuransi kebakaran
Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup
risiko kebakaran. Kebakaran adalah sesuatu yang terbakar yang
commit to user
kejadian yang tiba-tiba dan terlepas dari unsur kesengajaan
seperti petir, ledakan, dan kejatuhan pesawat.
2) Asuransi pengangkutan
Asuransi pengangkutan (marine insurance) adalah
penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian
yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau
kerusakan pada saat pelayaran.
3) Asuransi aneka
Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang
tidak dapat digolongkan kedalam asuransi kebakaran dan
asuransi pengangkutan. Jenisnya antara lain: asuransi
kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian uang
dalam pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan dan
sebagainya.
b. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh
perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan
dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
Pada prinsipnya manusia menghadapi risiko berkurang atau
commit to user
mengalami cacat, pemutusan hubungan kerja, dan pengangguran.
Asuransi jiwa memberikan:
1) Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.
2) Santunan bagi tertanggung yang meninggal.
3) Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh
meninggalnya orang kunci.
4) Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun.
c. Reasuransi (reinsurance)
Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan
yang dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi
adalah suatu sistem penyebaran risiko dimana penanggung
menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggunngan yang
ditutupnya kepada penanggung yang lain. Pihak tertanggung bisa
disebut sebagai ceding company dan yang menjadi penanggung
adalah reasurandur.
Reasuransi adalah proses untuk mengasuransikan kembali
commit to user H. Usaha Penunjang Usaha Asuransi
Dalam kinerja usaha asuransi, terdapat pula beberapa usaha yang
menunjang untuk memperlancar perjalanan usaha asuransi, antara lain:
1. Usaha pialang asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan
penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan
tertanggung.
2. Usaha pialang reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan
penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk
kepentingan perusahaan asuransi.
3. Usaha penilai kerugian asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa
penilaian terhadap kerugian objek asuransi yang dipertanggungkan.
4. Usaha konsultan aktuaria, yaitu usaha yang memberikan jasa
konsultasi aktuaria.
5. Usaha agen asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa keperantaraan
dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama
commit to user I. Manfaat Asuransi
Asuransi mempunyai manfaat yang sangat baik. Dan pada
dasarnya asuransi dapat memberikan manfaat bagi tertanggung, antara
lain:
1. Rasa aman dan perlindungan
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan
rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko
atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured)
berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan
berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk
menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh
pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan secara cermat
faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk
mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat
kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai
pertanggungan semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar
oleh tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh
commit to user
Disini polis dapat digunakan untuk meminjam uang disuatu
lembaga peminjaman.
4. Berfungsi sebagai tabungan sumber pendapatan
Premi yang dibayarkan setiap periodik memiliki substansi yang
sama dengan tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan
bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus(sesuai dengan
perjanjian dari kedua belah pihak).
5. Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut
dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi
tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan
risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab
(pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain sebagainya).
J. Risiko Asuransi
Dimanapun resiko pasti ada, disini asuransi sendiripun juga
mempunyai sebuah resiko. Resiko dari sebuah asuransi yaitu
commit to user
(loss) atau keuntungan (benefit). Jenis-jenis ketidakpastian (uncertainty)
tersebut antara lain:
1. Economic uncertainity
Kejadian akibat perubahan sikap konsumen, perubahan selera, harga,
teknologi, dan penemuan baru.
2. Uncertainity of nature
Kebakaran, badai, topan, dan banjir.
3. Human uncertainity
Peperangan, pencurian, dan pembunuhan.
K. Penggolongan Resiko
Dalam usaha perasuransian sudah dilakukan pemilahan risiko.
Pemilihan ini dimaksudkan agar dapat dilakukan secara tepat identifikasi
terhadap risiko yang akan diangkat dalam perjanjian asuransi. Dengan
dilakukan identifikasi secara tepat, pihak penaggung dapat melakukan
perhitungan atau etimasi yang tepat sehingga tidak merugikan pihak
penanggug maupun pihak tertanggung. Adapun penggolomgan risiko
yaitu:
1. Risiko murni (pure risk)
Bilas terjadi akan mendatangkan kerugian dan jika tidak terjadi
commit to user
dikendarai dapat menabrak atau rumah dapat terbakar, jika hal itu
terjadi maka pemilik akan merugi dan jika tidak terjadi pemilik juga
tidak akan rugi ataupun untung.
2. Risiko spekulatif (speculative risk)
Bila terjadi akan mendatangkan rugi atau untung, misalnya
melakukan investasi saham di bursa efek atau membeli undian
berhadiah.
3. Risiko individu (individual risk)
Risiko yang dihadapi individu sehari-hari misalnya: mobil,
rumah, atau investasi yang semuanya menimbulkan kerugian-kerugian
keuangan.
Dalam risiko individiu terdapat 3 jenis risiko yang sudah dipilah:
a) Risiko pribadi (personal risk)
b) Risiko harta (property risk)
c) Risiko tanggung gugat (liability risk)
d) Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung
Jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain.
Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk
commit to user
menangani risiko tersebut minimal ada lima cara yang dapat dilakukan,
antara lain:
1) Menghindari risiko (risk avoidance)
Orang yang bersangkutan perlu mempertimbangkan risiko
yang mungkin muncul dari aktivitas yang akan dilakukan. Setelah
mengidentifikasikan risiko, orang dapat meneruskan kegiatannya
dapat juga menarik diri dari kegiatan yang akan dilakukan. Dengan
cara menarik diri, sebenarnya orang tersebut sudah menghindari
risiko.
2) Mengurangi risiko (risk reduction)
Mengurangi resiko berarti mengambil tindakan yang bersifat
meminimalisasi kemungkinan terjadinya risiko kerugian. Mengurangi
risiko dapat berarti mengurangi peluang terjadinya atau mengurangi
jumlah kerugian yang mungkin terjadi.
3) Menahan risiko (risk retention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko
tersebut. Risiko tersebut dapat ditahan karena secara ekonomis
biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang
commit to user 4) Membagi risiko (risk Sharing)
Membagi risiko berarti melibatkan orang lain untuk
sama-sama menghadapi risiko. Misalnya saja dalam memulai investasi,
dianggap akan terlalu berisiko kalau hanya melibatkan satu orang.
Oleh karena itu diajak satu atau beberapa orang untuk bekerja sama
melakukan investasi tersebut.
5) Mentransfer risiko (risk transfering)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang
bersedia serta mampu memikul beban risiko.
Sebuah risiko mempunyai sebuah karakteristik yang dapat diasuransikan,
antara lain:
(a) Dapat dinilai dengan uang.
(b) Serupa dan dalam jumlah yang memadai.
(c) Harus bersifat murni.
(d) Kerugian terjadi secara kebetulan dan tidak direncanakan.
(e) Tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
(f) Premi asuransi yang dikenakan cukup wajar.
commit to user L. Prinsip Asuransi
1. Insurable interest
Hak mempertanggungkan risiko yang terkait dengan keuangan
yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan sesuatu yang
dipertanggungkan (berupa harta, benda, atau kejadian yang
menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum).
2. Utmost good faith
Kontrak atau perjanjian dilakukan dengan itikad baik,
penanggung dan tertanggung memberikan informasi dan fakta secara
benar.
3. Idemnity
Mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi
kerugian seperti pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut.
4. Proximate cause
Suatu sebab akibat, efisiensi yang mengakibatkan terjadinya
suatu peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu
ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber
commit to user 5. Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah
memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain
yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu
peristiwa kerugian. Dengan prinsip subrogasi, tertanggung tidak
mungkin menerima ganti rugi yang lebih besar dari kerugian yang
dideritanya.
6. Kontribusi
Kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip
idemnity yaitu, bahwa penanggung berhak mengajak
penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut
bersama membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun
jumlah tanggungan masing-masing belum tentu sama besar.
M. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi. Polis memegang
peranan penting dalam menjaga konsistensi pertanggungjawaban baik
pihak penanggung maupun tertanggung. Dengan adanya polis asuransi
perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum.
Dengan memiliki polis asuransi tersebut maka pihak tertanggung memiliki
jaminan bahwa pihak penanggung akan mengganti kerugian yang mungkin
commit to user
tersebut merupakan bukti otentik yang dapat digunakan oleh tertanggung
untuk mengajukan klaim apabila pihak penanggung mengabaikan
tanggung jawabnya. Penggantian finansial dari penanggung akan sangat
bermanfaat untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya
semula sebelum mengalami kerugian dan menghindarkan tertanggung dari
kebangkrutan. Polis asuransi juga berfungsi sebagai bukti pembayaran
premi kepada penanggung. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor polis.
2. Nama dan alamat tertanggung.
3. Uraian risiko.
4. Jumlah pertanggungan.
5. Jangka waktu pertanggungan.
6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain.
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan.
8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah
dengan nomor polisi, nomor rangka (chasis), dan nomor mesin
commit to user N. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak
penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara
periodik. Jumlah premi sangat tergantung pada faktor-faktor yang
menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai
pertanggungan. Apabila kemungkinan terjadinya risiko kerugian sangat
tinggi, pihak penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat premi
yang jauh lebih tinggi dari pada pertanggungan yang kemungkinan
terjadinya kerugian kecil. Selain itu, biasanya pihak penanggung juga
memperhitungkan nilai waktu uang yang dibayarkan oleh pihak
tertanggung. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada
perjanjian yang sudah dituangkan di dalam polis asuransi. Jangka waktu
pembayaran dapat bulanan, triwulan, semesteran ataupun tahunan.
O. Pengaturan Peransuansian di Indonesia
Peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar acuan
pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di indonesia saat ini
adalah
1. UU No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.
2. PP No.73 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.
commit to user
a) Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang
Perizinan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.
b) Nomor 224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang
Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi atau Reasuransi.
c) Nomor 225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari1993 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi atau Reasuransi.
d) Nomor 226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang
Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan
Penunjang Usaha Asuransi.
4. Pengaturan Peransuransian Produk Surety Bond
b) Keputusan presiden Nomor 16 Tahun 1994 tentang petunjuk
pelaksanaan APBN, yang didalamnya memuat pasal-pasal yang
mengatur tentang diperbolehkannya perusahaan asuransi kerugian
yang memiliki program surety bond untuk menerbitkan jaminan
proyek.
c) Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan Nomor
166/MK.3/1994 dan Ketua Bappenas/Meneg PPN Nomor
KEP-27/KET/8/1994, tentang Petunjuk Pelaksanaan Keppres No. 16
Tahun 1994, yang secara khusus mempertegas diperbolehkannya
commit to user
d) Khusus untuk Kontraktor Golongan Ekonomi Lemah (GEL),
maka besarnya jaminan uang muka maksimum 40% dari nilai
komntrak, sesuai dengan surat edaran bersama antara Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN) dengan Departemen
Keuangan No. SE-144/A/21/1098/5522/D.IV/10/1998
e) Peraturan Menteri Keuangan No.124/PMK.010/2008 tanggal 3
September 2008.
f) Surat Keputusan Menteri Keuangan Repulik Indonesia Nomor :
commit to user
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan PT. Asuransi Jasa Indonesia
PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) merupakan bagian
penting dari perjalanan sejarah bangsa dan tanah air Indonesia. Sejarah
tersebut bermula pada tahun 1845 ketika dilaksanakannya nasionalisasi
atas NV Assurantie Maatschappij de Nederlander, sebuah perusahaan
Asuransi Umum milik kolonial Belanda, dan Bloom Vander,
perusahaan Asuransi Umum Inggris yang berkedudukan di Jakarta.
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dinyatakan
pada 17 Agustus 1945 oleh Proklamator RI, Ir. Soekarno dan
Mohammad Hatta, sekaligus mengamanatkan pelaksanaan pemindahan
kekuasaan dan kepemilikan Kerajaan Belanda kepada Pemerintah
Indonesia. Termasuk, melakukan nasionalisasi terhadap dua
perusahaan tersebut dan mengubah nama keduanya menjadi PT.
Asuransi Umum dalam Rupiah dan PT. Umum Internasional
Underwriters (UIU) yang bergerak pada bidang Asuransi Umum
dalam Valuta asing.
Perjalanan bersejarahnya, melalui Keputusan Menteri Keuangan
commit to user
Indonesia memutuskan untuk melakukan merger antara PT. Asuransi
Bendasraya dan PT. Umum Internasional Underwriters (UIU) menjadi
PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebagai sebuah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha Asuransi
Umum. Pengesahan penggabungan tersebut selanjutnya dikukuhkan
dengan Akta Notaris Mohammad Ali Nomor 1 tanggal 2 Juni 1973.
PT. Asuransi Jasa Indonesia (selanjutnya dikenal dengan nama
“Asuransi Jasindo”) yang bepusat di Jl. Let. Jend. M. T. Haryono Kav.
61 Jakarta 12780, Indonesia. Telp : +62 21 798 7908, 799 4508 / Fax :
+62 21 797 1015, 799 5364. Email: jasindo@jasindo.co.id /
jasindo@jasindonet.com. Call Center : 0-800-1-JASINDO 527463.
Banyak dikenal dalam dunia usaha perasuransian, baik di Dalam
Negeri maupun Luar Negeri. Di Dalan Negeri, Asuransi Jasindo
dikenal sebagai perusahaan asuransi kerugian terbesar kedua dalam
perolehan premi asuransi secara nasional setelah Tugu Pratama
(Perusahaan asuransi kerugian milik Yayasan Dana Pensiun
Pertamina). Tetapi dalam hal keragaman produk asuransi yang dijual,
Asuransi Jasindo menempati urutan pertama. Asuransi Jasindo juga
merupakan perusahaan asuransi pertama di Indonesia yang menutup
asuransi untuk satelit. Di Luar Negeri, Asuransi Jasindo dikenal luas
oleh Perusahaan Reasuransi (Reasurandur) terkemuka di dunia dan
banyak Reasurandur terkemuka di dunia yang menjadi Back Up
commit to user
pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pelanggan, asuransi jasindo akan
selalu memberikan pelayanan terbaik dari kualitas terbaik.
Memberikan perlindungan yang tepat dan terpercaya untuk
mewujudkan rasa aman dan nyaman kepada pelanggan, dengan
berpedoman pada layanan CARE : Cepat, Akurat, Ramah, dan Efisien.
Sebuah kinerja yang memberikan manfaat maksimal ketika
keseluruhan dari komponennya bekerja dengan baik sesuai dengan
peranannya masing-masing. Presisi antara ketepatan waktu dan
kesempurnaan dalam menjalankan fungsi masing-masing komponen
merupakan satu hal yang menentukan efektifitas dan efisiensi dari
suatu sistem. Hal yang sama berlaku pada Jasindo, terinspirasi dengan
kinerja roda gigi, Jasindo membangun dan mengatur tata kelola
manajemen perusahaannya dengan begitu terperinci, terencana dan
berkelanjutan. Dengan berorientasi pada masa depan, Jasindo
menjadikan komunikasi sebagai bagian yang penting mengingat
koordinasi merupakan satu komponen penting penentu keberhasilan.
Hal lain yang menjadi penentu kesuksesan Jasindo sebagai
satu-satunya perusahaan Asuransi Umum Nasional yang memperoleh
pengakuan dari badan pemeringkat internasional adalah bahwa setiap
karyawannya memahami dan berdedikasi untuk menjalankan tugas,
fungsi serta tanggung jawabnya masing-masing. Hal ini juga yang
mendorong terciptanya integritas perusahaan serta harmonisasi dalam
commit to user
perusahaan yang reliabel bagi stakeholder, manajemen, provider
maupun pelanggan.
PT. Asuransi Jasindo juga banyak menorehkan prestasi dalam
bidangnya. Penghargaan dan sertifikat yang menjadi tanda bukti
torehan prestasi PT. Asuransi Jasa Indonesia.Bermula mencatatkan
prestasinya pada tanggal 9 April 2010 dalam ISO 9001/2008
SUCOFINDO, 20 April 2010 mendapatkan penghargaan dari Best
Financial Strength B++ AM BEST 2010, 18 Agustus 2010 mendapat
penghargaan Kinerja Keuangan Selama Tahun 2009 dengan Predikat
SANGAT BAGUS Infobank Award, 22 September 2010 Annual
Report Award 2009 Peringkat III Kategori BUMN/BUMD Keuangan -
Non Listed KEMENTRIAN BUMN, 26 November 2010 Anugerah
Business Review Award BUSINESS REVIEW, 9 Desember 2010
Trusted Company MAJALAH SWA – CGPI, 14 Desember 2010
BUMN Kategori Industri Keuangan yang Berpredikat SANGAT
BAGUS MAJALAH INFOBANK.
2. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi PT. Asuransi Jasindo sendiri adalah
Visi (vision)
Menjadi perusahaan asuransi yang tangguh dalam persaingan
commit to user Misi (mission)
Menyelenggarakan usaha asuransi kerugian dengan reputasi
internasional melalui peningkatan pangsa pasar, pelayanan prima dan
tetap menjaga tingkat profitabilitas serta memenuhi harapan
stakeholders.
3. Struktur Organisasi
PT. Asuransi Jasa Indonesia mempunyai jaringan pemasaran
yang luas diseluruh Indonesia. Tercatat disetiap daerah kota atau
kabupaten seluruh indonesia ada dan terbagi atas kantor cabang dan
kantor pemasaran. Salah satunya Kantor Cabang di Solo, yang
beralamat di Jl. Slamet Riyadi No. 333, Solo 57142, Telp.: (0271)
712298, 741017, 741018, Fax.: (0271) 715408, Email:
solo@jasindonet.com
a) Struktur Organisasi Perusahaan per September 2011
Gambar 3.1 Kepala Cabang
Ka. Unit Pemasaran Ka. Unit Teknik Ka. Unit
Staff Pemasaran Akspetasi/Data
commit to user b) Deskripsi Jabatan
Berikut tugas dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada
dalamstruktur organisasi PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo
sebagai berikut:
1) Kepala cabang
Tugasi dari kepala cabang yaitu:
(a) Mengelola fungsi cabang.
(b) Menandatangani surat surat kepada tertanggung intern
Jasindo untuk isi surat yang penting.
(c) Menandatangani polis asuransi.
(d) Memberikan kebijakan dalammemberi keputusan.
2) Kepala unit penjualan / pemasaran
Kepala unit pemasaran mempunyai tugas:
(a) Memperkenalkan produk produk unggulan dari Asuransi
Jasindo
(b) Merekrut pangsa pasr dari para kompetitor / pesaing.
(c) Memberikan penjelasan asuransi, trif dan luas jaminan
kepada klien.
(d) Memberikan pelayanan yang baik dan memberikan surat
commit to user
(e) Sebagai koordinator untuk masing masing tenaga
pemasaran (staff), broker dalam rangka mempertahankan
kepercayaan dari tertanggung (klien).
(f) Meningkatkan perolehan premi dan mengembangkan
jaringan kerjasama (network).
Kepala urusan penjualan / pemasaran membawahi dua fungsi
yaitu:
(1) Fungsi penjualan / pemasran untuk BUMS / Bank / Broker /
penjalan lansung (Direct).
(2) Fungsi penjualan / pemasaran untuk BUMN / BUMD.
3)
Kepala unit tehnikKepala unit tehnik mempunyai tugas:
(a) Memberikan keputusan atas usulan usulan unit terkait yang
dibawahnya.
(b) Membantu urusan kepala cabang dalam hal
penandatanganan polis maupun yang berhubungan dengan
surat menyurat jika kepala cabang tidak berada ditempat.
(c) Memberikan T & C (Tern and Conditions) polis. T & C
adalah kebijakan dalam hal pemutusan kondisi dan resiko
asuransi kepada tertanggung.
Kepala urusan tehnik membawahi lima fungsi yaitu:
commit to user
i. Membuat polis yang berhubungan dengan Marine
Cargo, Marine Hull (Rangka Kapal) dan Avation.
ii. Meminta persetujuan pembuatan polis / underwriting
info kepada Divisi Underwriting kantor pusat.
iii. Membuat laporan produksi bulanan kepada unit penjuala
/ pemasaran.
(2) Casuality & Bonding yang mempunyai tugas:
i. Membuat polis yang berhubungan dengan Surety bond,
Kendaraan Bermotor ( KBM ), Hole In One, Alat Berat /
Moveable All Risk.
ii. Meminta persetujuan pembuatan polis / underwriting
info kepada Divisi Underwriting Kantor Pusat.
iii. Membuat laporan produksi bulanan kepada unit
penjualan / pemasaran.
iv. Membuat polis-polis yang berhubungan dengan Marine
& Avation.
(3) Fungsi Non Marine yang mempunyai tugas:
i. Membuat polis polis yang berhubungan dengan Asuransi
Kebakaran, Erection All Risk (EAR), Contuction All Risk
(CAR), Machinery Breakdown (MB).
ii. Meminta persetujuan pembuatan polis / underwriting
commit to user
iii. Membuat laporan bulanan kepada unit prnjualan /
pemasaran.
(4) Fungsi Klaim yang mempunyai tugas:
i. Melakukan analisa terhadap klaim / kerugian yang
dialami tertanggung.
ii. Membuat laporan kerugian (nonfication of Loss) kepada
divisi klaim kantor pusat.
iii. Membuat LKS (Laporan Kerugian Sementara) yang
dimasukan kedata komputer sentral.
iv. Membuat analisa perhitungan ganti rugi terhadap
tertanggung dengan angka yang wajar.
v. Membuat LPK (Laporan Kerugian Pasti), nota debit /
kredit, kwitansi sebagai bukti penyelesaian klaim.
vi. Meminta dana kepada divisi pendanaan pusat.
vii. Membuat surat permintaan pembayaran klaim kepada
unit keuangan.
(5) Surveyor / Adjuster yang mempunyai tugas:
Melakukan survey lapangan / analisa atas kebenaran
klaim / kerugian yang dialami tertanggung dan melaporkan
data-data kerugian kepada kepala unit.
4) Kepala unit keuangan
Kepala unit keuangan mempunyai tugas yaitu: