• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATUS HUKUM PULAU BUATAN (ARTIFICIAL ISLAND) DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF DAN LAUT LEPAS BESERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PELAKSANAAN KEDAULATAN DAN JURISDKSI NEGARA MENURUT KONVENSI HUKUM LAUT 1982.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STATUS HUKUM PULAU BUATAN (ARTIFICIAL ISLAND) DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF DAN LAUT LEPAS BESERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PELAKSANAAN KEDAULATAN DAN JURISDKSI NEGARA MENURUT KONVENSI HUKUM LAUT 1982."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv

STATUS HUKUM PULAU BUATAN (ARTIFICIAL ISLAND) DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF DAN LAUT LEPAS BESERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PELAKSANAAN KEDAULATAN DAN JURISDKSI NEGARA MENURUT

KONVENSI HUKUM LAUT 1982 Daniel

110110090311 ABSTRAK

Konvensi Hukum Laut 1982 mengatur dengan komprehensif mengenai rejim dari laut dan mengatur mengenai penggunaan laut termasuk segala sumber yang berada di dalamnya. Pulau buatan sebagai salah satu hak yang dimiliki oleh negara diatur secara khusus di dalam ketentuan ini. Ketentuan dalam Konvensi Hukum Laut 1982 ini juga menimbulkan kewajiban dari negara khususnya di dalam hal pembangunan dan penggunaan pulau buatan berhubungan dengan hak negara lain di dalam memanfaatkan wilayah laut. Pulau buatan juga memiliki hak yang berbeda layaknya pulau sehingga tidak dapat digunakan sebagai titik penarikan untuk laut teritorial dan zona maritim lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status dari pulau buatan menurut Hukum Internasional sehingga dapat diketahui bagaimana ketentuannya dalam Konvensi Hukum Laut 1982 dan praktik yang dilakukan oleh negara agar dapat dikaji lebih lanjut sehingga jelas perbedaannya dengan Pulau alami sehingga haknya pun menjadi berbeda.

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan penulisan penelitian ini ditulis dengan spesifikasi penelitian, deskriptif-analitis. Penelitian dilakukan dengan melalui beberapa tahapan yang diantaranya adalah tahap kepustakaan yang dilakukan dengan menggunakan bahan hukum primer berupa instrumen hukum internasional yang berlaku seperti Konvensi Hukum Laut 1982 dan didukung dengan bahan hukum sekunder berupa buku dan jurnal hukum Internasional yang terkait.

Referensi

Dokumen terkait

'nil hur (12 miL), yang garis luanya diukur relak luns aras garh dasar arou ritlk pada garis dasar yang redni dari garis lutus ]ang.. mciglrubungkan titik lerlutr

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KAPAL ASING YANG MELAKUKAN ILLEGAL FISHING DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERNASIONAL (STUDI KASUS

Adapun yang menjadi permasalahan yaitu bagaimana status dan kedudukan Laut China Selatan menurut hukum laut internasional, bagaimana tindakan reklamasi Laut China

Adapun yang menjadi permasalahan yaitu bagaimana status dan kedudukan Laut China Selatan menurut hukum laut internasional, bagaimana tindakan reklamasi Laut China