Menelisil~ UU Minerba
tuan-ketentuan pokok, maka UU yang baru ini memuat hampir seluruh aspek kegiat-an pertambkegiat-angkegiat-an mulai dari proses perizinan sampai ke-pada penutupan tambang. Hal ini dapat dipahami kare-na UU yang baru ini merupa-kan akumulasi dari peng-alaman selama lebih dari 40 tahun mengelola pertam-bangan di Indonesia, diban-dingkan dengan keadaan pa-da 1967 ketika bangsa Indo-nesia masih belum mengenal seluk-beluk pertambangan.
Keterbatasan pengetahuan di bidang pertambangan ini disebabkan karena Belanda memperlakukan kegiatan ini sebagai sesuatu yang eksklusif dan tidak memberi peluang bagi orang Indonesia. Selain itu, ketika Belanda mening-galkan Indonesia, hanya 4,5% keadaan geologi Indonesia yang diketahui. Selebihnya merupakan terra incognita. Pemetaan geologi Indonesia baru dapat diselesaikan pada 1995.
Isi UU pertambangan yang baru mengangkat banyak ma-teri yang berasaldari peratur-an pelaksperatur-anaperatur-an UU No. 11ta-hun 1967, baik yang berupa PP maupun peraturan perun-
---dangan dari tataran yang le-bih bi1wah. Demikiall juga materi dari kontrak karya atau perjanjian kerja, seperti misalnya pemberdayaan ma-syarakat dan penggunaan te-naga kerja setempat. Dengan diangkatnya materi itu ke ta-taran UU, maka kekuatannya diharapkan lebih mengikat dan bukan sekadar kebijaksa-naan sesaat.
Oleh ADJAT SUDRADJAT
D
ENGAN diundang-kannya UU NO.4 ta-hun 2009 ten tang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba) pada 12 Januari 2009 ini, maka telah terjadi perubahan yang cukup penting dalam pengelolaan kekayaan mineral di Indone-sia. Dalam UU yang baru ini sistem kontrak karya dihapus dan diganti dengan izin usaha pertambangan (IUP). Kontrak karya yang sedang berjalan, dalam waktu paling lambat satu tahun harus disesuaikan dengan undang-undang yang baru. Selanjutnya, hasil tam-bang mentah yang selama ini hampir seluruhnya diekspor ke luar negeri, paling lamb at dalam waktu lima tahun ha-rus diolah dan dimumikan di dalam negeri.Untuk menghindari terjanya tumpang tindih, maka di-perkenalkan konsep wilayah pertambangansebagaiba~an dari tata ruang nasional. Pemberian izin usaha pertam-bangan hanya diperbolehkan untuk lokasi yang berada da-lam wilayah pertambangan.
Penyempurnaan Kalau UU No. 11 tahun 1967 hanya mengatur
keten-Efisiensi ruang Karena keterbatasan penge-tahuan akan keadaan bawah. tanah dan kekayaan mineral yang dikandungnya, Ii'laka UU No. 11tahun 1967 meng-anggap ruang untuk kegiatan pertambangan sebagai ruang hampa. Seluruh wilayah hu-kum Republik Indonesia dite-tapkan sebagai wilayah per-tambangan, kecuali daerah penambangan tradisional yang dikenal sebagai pertam-bangan rakyat. Wilayah ini ti-dak dibolehkan untukdieks-poitasi selain oleh rakyat
se-tempat.
.
Dengan anggapan ruang hampa ini, maka tidak meng-herankan dalam pelaksanaan-nya t~rjadi tumpang tindih. Terlebih-Iebih pada ruang yang sama terjadi pula ke~at-an lainnya yke~at-ang semakin me-ningkat. Undang-undang per-tambangan yang baru
mem---.
---Kliping
Humos
Unpod
2009
-perkenalkan konsep wilayah
pertambangan sebagai ruang
gerak pertambangan yang
ha-rus ditetapkan terlebih
dahu-lu sebedahu-lum izin dapat
diterbit-kan.
Penetapan wilayah
pertam-bangan harus dilakukan
seea-ra tseea-ranspaseea-ran melalui
koordi-nasi vertikal, diagonal, dan
horizontal, serta konsultasi
dengan DPR. Izin usaha
per-tambangan (IUP) hanya
bo-leh diberikan untuk lokasi
yang berada di dalam pagar
wilayah pertambangan
Pe-megang wewenang
yang.me-langgar ketentuan ini
dian-eam dengan hukuman
penja-ra dan denda. Dengan konsep
wilayah pertambangan
ini,
maka secara teoretis tumpang
tindih penggunaan ruang
ti-dak akan terjadi.
Selain menghindari
tum-pang tindih, konsep wilayah
pertambangan menampilkan
logika keekonomian yang
da-pat meningkatkan efisiensi
setiap jengkal tanah yang
ter-sedia. Dalam kaitan dengan
pertambangan, lahan harus
dinilai terlebih dahulu
muda-rat dan manfaatnya dari
sega-la sudut, baik yang terukur
(tanggible) maupun yang
te-rasa (intangible), dengan sa~
saran nilai dan manfaat yang
paling optimal. Di sisi lain,
konsep wilayah
pertambang-~-- -
- -
---...-"-...
'-../
. Sellir
n Selasa
-
--_._-
() R.lbu
-
(j Kamis
--.--.
() Jlllnat
-.--
--
n
Sabtu
o
Millggu-
(fj)-4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
20 21 22 23 24 25 26 "27 28 29 30 31
an dapat memberikan
perlin-dungan terhadap
hak-hak
masyarakat, hak ulayat,
kon-servasi, warisan budaya, dan
sebagainya.
bara masihtetap menunjuk-,
kan harga yang optimistik, se-hingga diharapkan dapat memberikan pengaruh positif dalam pengembangan per-tambangan mineral andalan Indonesia tersebut. Akan teta-pi, krisis ekonomi global akan menyebabkan berkurangnya kebutuhan akan bahan baku, sehingga dampaknya kurang menggembirakan bagi kegiat-an industri pertambkegiat-angkegiat-an di Indonesia. ***
Penerimaan negara
Selain memberikan harap-an untuk memecahkharap-an masa-lah tumpang tindih .dan efisi-ensi lahan, konsep wilayah pertambangan juga memung-kinkan tambahan bagi peneri-maan negara. Perusahaan pertambangan yang berlokasi
.di wila-yah.pencadangan nega.,., Penulis, pengajar pada l'a:diwajibkan membayar~?6..., Program PascQsmjana Uni-dari laba bersihnya kepada versitas Padjadjaran.
negara, di samping kewajiban
-lainnya. Penerimaan negara bukan pajak ini diperuntuk-kan bagi pemerintah daerah sebesar 6%.Selama pembahasannya yang hampir memakan waktu enam tahun, UU pertambang-an ini sempat memengaruhi iklim investasi. Pada umum-nya, para investor menunggu sampai ada kepastian hukum. Dengan diundangkannya UU ini maka diharapkan timbul pengaruh positif bagi pe-ngembangan pertambangan di Indonesia. Namun demiki-an masih harus ditunggu re-aksi pasar terhadap UU yang .baru ini. .