• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN: Abstract. Abstrak. Kata kunci: Rumah Tinggal, Perkotaan, Perubahan, Tampilan Rumah, Takengon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ISSN: Abstract. Abstrak. Kata kunci: Rumah Tinggal, Perkotaan, Perubahan, Tampilan Rumah, Takengon."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Perubahan Fungsi dan Tampilan Rumah pada Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kota Takengon (Studi Kasus: Permukiman di Kampung Bale Atu, Lut

Tawar, Aceh Tengah)

M. Rizki Ridhatullah

1

Dyah Erti Idawati

2

Zahrul Fuady

2

1Mahasiswa Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

2Dosen Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Email: m.rizkiridhatullah07@gmail.com

Abstract

The house is a place to take refuge in doing life such as resting, and having fun with family members. Houses will also experience changes according to the needs of residents. such as in residential areas in Bale Atu village, houses that were previously only a family shelter turned into a place of trade and services. So that it can affect the change of appearance of the house itself, which causes the appearance of the house to be different from the public house. Research questions that can be formulated are the factors that cause changes in the function of the house in Bale Atu, Aceh Tengah ?, correlation between variables. which caused a change in the function of the house in the Bale Atu area, Central Aceh? and what is the condition of the changes in the function and appearance of the house carried out by the respondent? This study aims to determine the factors that cause changes in the function of houses in the Bale Atu area, Central Aceh, to determine the effect of changes in the function of houses on the appearance of houses in Bale Atu, Central Aceh, to determine the correlation between variables which caused a change in the function of the house in the Bale Atu area and to find out how the conditions of the function and appearance of the house were changed by the respondents. The research method used in this study is Qualitative and Quantitative research methods with data collection techniques carried out by observation (observation), interviews, documentation and questionnaires. Based on the results of the study, it is known that the factors that influence changes in the appearance and function of houses in the Bale Atu residential area, namely the type of work, length of stay and home ownership status. Respondents who only functioned as houses for shelter numbered 17 houses (40.47%), while respondents who functioned their homes as a dual function (shelter and business) totaled 26 houses (59.52%).

Keywords: Houses, Cities, Changes, Houses, Takengon.

Abstrak

Rumah merupakan suatu tempat untuk berlindung dalam melakukan kehidupan seperti beristirahat, serta bersuka ria dengan anggota keluarga. Rumah juga akan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan penghuni. seperti pada kawasan permukiman di Kampung Bale Atu, rumah yang sebelumnya hanya menjadi tempat hunian keluarga berubah menjadi tempat perdagangan dan jasa. Sehingga dapat mempengaruhi perubahan tampilan dari rumah itu sendri, yang menyebabkan tampilan rumah berbeda dengan rumah umumya Pertanyaan penelitian yang dapat penulis rumuskan yaitu Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan fungsi rumah pada kawasan Bale Atu, Aceh Tengah?, hubungan korelasi antar variabel Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan fungsi rumah pada kawasan Bale Atu, Aceh Tengah? dan bagaimana kondisi perubahan fungsi dan tampilan rumah yang dilakukan responden?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan fungsi rumah pada kawasan Bale Atu, Aceh Tengah, untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor perubahan fungsi rumah terhadap tampilan bangunan rumah pada kawasan Bale Atu, Aceh Tengah, untuk mengetahui hubungan korelasi antar variabel Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan fungsi rumah pada kawasan Bale Atu dan untuk mengetahui bagaimana kondisi perubahan fungsi dan tampilan rumah yang dilakukan responden. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dengan teknik Pengumpulan data dilakukan dengan secara observasi (pengamatan), wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi perubahan tampilan dan fungsi rumah pada kawasan permukiman Bale Atu, yaitu faktor jenis pekerjaan, lama tinggal dan status kepemilikan rumah. Responden yang hanya memfungsikan rumah sebabagai tempat hunian berjumlah 17 rumah (40,47%), sedangkan responden yang memfungsikan rumah menjadi fungsi ganda (tempat hunian dan usaha) berjumlah 26 rumah (59,52%).

Kata kunci: Rumah Tinggal, Perkotaan, Perubahan, Tampilan Rumah, Takengon.

(2)

1. Pendahuluan

Kabupaten Aceh Tengah merupakan sebuah daerah yang terletak di tengah-tengah provinsi Aceh yang kini terpecah menjadi dua kabupaten yaitu Bener Meriah dan Aceh Tengah. Kabupaten ini juga dikenal dengan “Dataran Tinggi Gayo” karena mayoritas penduduknya adalah masyarakat suku gayo yang berprofesi sebagai petani kopi dengan hasil pertanian kopinya yang sangat terkenal baik di provinsi, nasional maupun internasional. Pusat kota Kabupaten Aceh Tengah adalah Kota Takengon yang merupakan kota transit antar kota/wilayah yang ada di sekitarnya. Selain itu, tingkat urbanisasi di kabupaten Aceh Tengah menjadi meningkat dikarenakan letak kota yang sangat strategis, sehingga menjadikan tempat ini sebagai kawasan perdagangan dan jasa yang dapat memicu aktivitas- aktivitas didalamnya, seperti pendidikan, perdagangan dan jasa, serta kegiatan-kegiatan ekonomi.

Kabupaten Aceh Tengah terdiri dari beberapa kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Lut Tawar. Pada kecamatan ini terdapat salah satu kawasan perdagangan dan jasa yang dikenal dengan kawasan permukiman Bale Atu. Jika dilihat dari peningkatan aktivitas penduduk di kawasanini, masyarakat cenderung tidak hanya menjadikan rumah sebagai tempat tinggal saja, akan tetapi penghuni juga menjadikan rumah huniannya sebagai tempat untuk aktivitas perdagangan dan jasa.

Rumah merupakan suatu tempat untuk berlindung dalam melakukan kehidupan seperti beristirahat, serta bersuka ria dengan anggota keluarga, juga merupakan tempat dimana menjamin kepentingan keluarga untuk tumbuh dan bahkan dapat lebih dari itu seperti harus memberikan kesenangan, kebahagian, kenyamanan, untuk segala aktifitas didalam kehidupan [1]. Permukiman adalah suatu bagian dari lingkungan hidup baik itu diluar kawasan lindung, kawasan perkotaan, pedesaan yang memiliki fungsi sebagai tempat tinggal, tempat hunian, maupun tempat berlangsungnya aktifitas sehari-hari [2].

Dari penjelasan diatas, rumah bukan hanya merupakan suatu bangunan yang dirancang untuk suatu bentuk fisik saja, akan tetapi rumah juga akan mengalami perubahan secara terus menerus sesuai dengan fungsinya. Tampilan rumah juga akan berubah apabila rumah ini difungsikan sebagai tempat perdagangandan jasa. Dengan demikan perkembangan rumah akan terjadi sesuai dengan kebutuhan penghuninya.

Seiring dengan perkembangan zaman, terdapat beberapa permasalahan pada kawasan ini seperti:

fungsi rumah yang sebelumnya hanya difungsikan sebagai tempat hunian berubah menjadi fungsiganda (tempat perdagangan dan jasa), dimana rumah yang sebelumnya hanya sebagai wadah hunian keluarga beralih fungsi menjadi fungsi ganda yang juga dijadikan sebagai tempat usaha keluarga.

Permasalahan selanjutnya adalah tentang perubahan fungsi rumah yang dapat mempengaruhi perubahan tampilan dari rumah itu sendri, sehingga tampilan rumah berbeda dengan rumah pada umumya.

Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mengangkat tema“Perubahan Fungsi dan Tampilan Rumah Pada Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kota Takengon (Studi Kasus: Permukiman di Kampung Bale Atu, Lut Tawar, Aceh Tengah)”

2 Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Rumah, Perumahan dan Permukiman

Rumah merupakan kebutuhan utama manusia untuk berlindung, karena manusia pada zaman sekarang sudah tidak hidup secara berpindah-pindah, oleh karena itu mereka memerlukan tempat tinggal yang tetap yang sekarang disebut dengan rumah[3].

Selain itu, rumah juga merupakan suatu tempat untuk berlindung dalam melakukan kehidupan seperti beristirahat, serta bersuka ria dengan anggota keluarga, juga merupakan tempat dimana menjamin kepentingan keluarga untuk tumbuh dan bahkan dapat lebih dari itu seperti harus memberikan kesenangan, kebahagian, kenyamanan, untuk segala aktifitas didalam kehidupan [2]. Jadi rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk berlangsungnya aktifitas keluarga, berkumpulnya anggota keluarga dan juga merupakan wadah tempat pembinaan anggota keluarga yang memberikan kebahagian, kenyamanan dan kesenangan dalam menjalani roda kehidupan.

Ada dua pergertian perumahan yaitu rumah sebagai kata kerja dan kata benda, rumah sebagai kata kerja merupakan bahwa rumah berfungsi sebagai tempat melakukan aktivitas. Sedangkan sebagai kata benda perumahan adalah sebagai produk ataupun komoditas (barang dagangan utama) [4]. juga mengemukakan hal yang serupa yaitu rumah adalah salah satu bagian yang sempurna dari permukiman yang bentuk fisiknya dirancang bukan hanya untuk sekali jadi saja, akan tetapi perumahan memiliki proses yang terus berlanjut sesuai dengan kebutuhan/kegiatan penghuninya[5]. Perumahan bukan hanya sebagai tempat hunian akan tetapi bisa memiliki makna yang lebih dari hanya sekedar hunian dan semua itu ada kaitannya dengan penghuni rumah itu sendiri.

2. 2 Faktor Terbentuknya Permukiman

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya perumahan permukiman di pusat kota. diantaranya adalah [6] :

a. Bertambahnya jumlah penduduk (Growth of Density)

b. Urbanisasi (Urbanization)

(3)

2.3 Perubahan Fungsi Rumah 2.3.1 Fungsi rumah

Fungsi rumah dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu [7]:

a. Non komersial: Fungsi rumah non komersial merupakan sebagai wadah penghuni untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dan sebagai tempat berlindung..

b. Komersial: Komersial merupakan fungsi yang telah dirancang oleh penghuni agar penghuni bisa melakukan usaha yang menghasilkan laba untuk kebutuhan sehari-sehari.

c. Kombinasi antara non komersial dan komersial:

Penghuni menjadikan rumah tersebut menjadi tempat tinggal untuk kebutuhan hidup dan sebagai tempat kegiatan komersial yang menghasilkan laba untuk kebutuhan sehari-hari

2.3.2 Pengertian perdagangan dan jasa

Perdagangan merupakan kegiatan untuk membeli barang untuk kemudian dijual kembali baik dalam jumlah banyak maupun dalam jumlah sedikit, baik berupa bahan maupun yang sudah jadi atau hanya untuk disewakan oleh pemakaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan [8].

Sedangkan jasa adalah suatu tindakan atau juga merupakan suatu bentuk tindakan yang ditawarkan oleh satu pihak yang ditujukan kepada pihak lainnya dan pada dasarnya jasa ini sendiri tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan kepada orang/pihak yang menerima jasa tersebut. Produksi dari penawaran jasa ini sendiri biasanya berkaitan dengan fisik akan tetapi bisa jadi juga tidak [9].

2.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kawasan Komersial

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan pada suatu kawasan adalah sebagai berikut

:

a. Aksesibilitas menuju lokasi pasar dan akses langsung menuju jalan utama

b. Untuk memenuhi sasaran yang diharapkan Lokasi area kegiatan komersial harus di sesuaikan dengan jenis kegiatannya agar mudah dijangkau.

c. Suitable terrain yaitu dimana kegiatan komersial biasanya dilakukan pada lokasi yang datar.

d. Tersediaanya prasarana.

2. 4 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Rumah

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi rumah diantaranya adalah sebagai beriku [8] :

2.4.1 Faktor Internal

a. Jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap pergeseran fungsi rumah.

b. Tingkat pendapatan juga merupakan salah satu faktor internal pada perubahan fungsi rumah hal ini disebabkan karena kehidupan masyarakat saat ini cenderung akan melakukan investasi.

c. Lama tinggal. Faktor ini merupakan salah satu faktor yang membuat pengeseran fungsi karena penghuni tersebut sudah merasa nyaman tinggal pada Kawasan tersebut sehingga merasa memiliki potensi yang bagus untuk berwirausaha pada lokasi tersebut.

d. Status kepemilikin rumah. Penghuni yang memiliki status rumah milik pribadi lebih bebas dalam mengotak-atik perubahan/pergeseran fungsi rumah.

2.4.2 Faktor eksternal

Hubungan sosial dan budaya Masyarakat.

Perubahan ini karena disebabkan oleh adanya suatu interaksi antara sosial budaya dengan budaya yang lain, dengan terjadinya interaksi tersebub maka akan menyebabkan terjadinya benturan dan singgungan nilai-nilai akulturasi budaya

3. Metode Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini terletak pada lokasi yang sangat potensial dan strategis yaitu di pusat kota takengon sebagai tempat area perdagangan yaitu terletak pada kampung Bale Atu, Kemacatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.

Gambar 1 Peta kabupaten Aceh Tengah Sumber:https://www.google.co.id/maps/ html

Gambar 2 Lokasi Penelitian Sumber:https://www.google.co.id/maps/ html

Letak geografis permukiman pada kampong Bale Atu, Takengon Aceh Tengah berbatasan dengan:

a. Timur :Berbatasan dengan Kampung Tutunjung b. Barat : Berbatasan dengan Blang Kolak 1 Jln.

Lebe Kader

c. Utara: Berbatasan dengan Kampung Blang Kolak 1

d. Selatan: Berbatasan dengan Kampung Kute Ralek

(4)

Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis perubahan fungsi dan tampilan rumah terhadap aktivitas perdagangan dan jasa di Kota Takengonsehingga metode penelitian yang paling tepat adalah metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Sebagaimana yang diketahui metode penelitian merupakan sebuah teknik yang juga merupakan suatu prosedur yang dilakukan dalam suatu penelitian. Prosedur yang dimaksud merupakan urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada saat melakukan penelitian sedangkan teknik penelitian merupakan alat-alat yang akan digunakan dalam melakukan suatu penelitian [10].

Medote kuantitatif dan kualitatif merupakan suatu metode penelitian yang akan menjawab permasalahan yang ada dilapangan yaitu perubahan fungsi dan tampilan rumah pada kawasan perdagangan dan jasa di Kota Takengon (Studi Kasus Kawasan Bale Atu, Lut Tawar, Aceh Tengah). Penelitian ini dilakukan secara sistematis, dimana pengambilan sampling dengan cara random.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Observasi. Pada tahap ini metode dilakukan dengan melakukan pengamatan/survey langsung dilokasi penelitian.

b. Wawancara.Pada metode ini, peneliti malakukan wawancara langsung dengan responden yang berada pada lokasi penelitian.

c. Kuisioner. Pada metode ini, dilakukan dengan cara peneliti membuat daftar pertanyaan secara terperinci dan lengkap. Dimana pertanyaan yang dipaparkan harus sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan sehingga daftar pertanyaan yang dibuat harus memiliki pusat perhatian khusus pada permasalahan penelitian.

3.3 Kebutuhan Data

Tabel 1 Kebutuhan data Sasaran Analisis Kebutu

han data

Teknik Sum ber Data Mengana

lisis Faktor- faktor yang menyeba bkan terjadiny a perubaha n fungsi rumah pada kawasan Bale Atu,

Deskriptif Kualitatif

Dan Deskriptif Kuantitat

if

-Jenis Pekerja an - Tingkat Pendap atan- Lama Tinggal -Status Kepemi likan Rumah - Hubunga

Observ asi Wawan cara Kuesio ner

Res pon den

Aceh Tengah

n Sosial Budaya Masyarak at Mengana

lisis kondisi perubaha n fungsi dan tampilan rumah yang dilakuka n responde n pada kawasan Bale Atu, Aceh Tengah

Deskriptif Kualitatif

Dan Deskriptif Kuantitat

if

-Fungsi rumah sebagai tempat hunian -Fungsi rumah ganda (sebagai tempat hunian dan tempat usaha)

Obser vasi Wawa ncara Kuesio

ner Res pon den

3.4 Teknik Penentuan Sampel

Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan mewakili objek penelitian dapat ditentukan jumlahnya dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut [11].

n = N/N (d)² + 1 Ketentuan Rumus n = Sampel N = Populasi

d = Nilai Presisi 85% atau 0,15 N= Populasi

Keterangan Rumus :

Pupulasi Pada perumahan Bale Atu, Aceh Tengah : Populasi (N) = 780KK

n = N/N (d)² + 1 = 780/780 (0,15)² +1 = 42.04KK ~42 KK

3.5 Metode Analisis

Metode analisis data yang akan dilakukan adalah dengan mengunakan analisiskualitatifdan deskriptif kuantitatif. Maksudnya adalah analisis dengan cara menggambarkan keadaan yang ada dilokasi penelitian selain itu juga menggambarkan tentang objek penelitian yang akan diteliti yang telah ditemukan dilokasi penelitian sebelumnya yang kemudian dianalisis untuk ditarik kesimpulan dari permasalahan yang terdapat pada lokasi penelitian [10].

4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Data Hasil Pengamatan

Berdasarkan data yang diambil oleh peneliti adalah sebanyak 42 responden dari 780 KK. Berikut adalah lokasi pengambilan sampel:

(5)

Gambar 3 Lokasi Pengambilan Sampel Sumber:https://www.google.co.id/maps/ html

Pada pengambilan sampel terdapat pada 5 jalan utama dan 7 lorong yang berbeda-beda. Pada jalan 1, jumlah sampelnya sebanyak 3 KK. Pada jalan 2 sebanyak 8 KK. Sedangkan pada jalan 3 jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 3 KK. di jalan 4 sebanyak 2 KK dan di jalan 5 terdapat 2 KK, Total keseluruhan sampel yang berada pada jalan utama mencapai 18 KK. Adapun jumlah sampel yang ditemukan pada lokasi lorong memiliki jumlah total sebanyak 24 KK.

4.2 Faktor dan Korelasi Perubahan Fungsi Dan Tampilan Rumah

Analisis korelasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan tampilan rumah pada kawasan perdagangan dan jasa di kota takengon dilakukan penulis menggunakan Analisis Korelasi Bivarat Non Parametik Rank Spearmen.

Hipotesis : Untuk setiap analisis korelasi berlaku hipotesis:

H0: Tidak ada hubungan antara Faktor Terkait dengan Perubahan Rumah

H1 : Ada hubungan antara Faktor Terkait dengan Perubahan Rumah

Kriteria : Tolak H0 jika nilai signifikan < 0,10.

Untuk uji yang diberi warna kuning keputusannya tolak H0, sementara untuk yang tidak diberi warna kuning, keputusannya tidak tolak H0.

Tabel 2 Korelasi Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan tampilan rumah No Faktor-

Faktor Yang diteliti

Koef.

Korelasi Syarat

> 0

Signifikansi Syarat<

0,10

Ket

1 Jenis Pekerjaan dengan Perubahan Rumah

0,370 0,016 Ada

hubungan signifikan

2 Jenis Pekerjaan dengan Perubahan Rumah

-0,081 0,611 Tidak ada hubungan signifikan

3 Jenis Pekerjaan dengan Perubahan Rumah

0,296 0,057 Ada

hubungan signifikan

4 Jenis Pekerjaan dengan Perubahan Rumah

0,305 0,050 Ada

hubungan signifikan

5 Jenis Pekerjaan dengan Perubahan Rumah

-0,093 0,558 Tidak ada hubungan signifikan

4.3 Analisis Perubahan yang Fungsi dan Tampilan Rumah

Berikut adalah penjelasan mengenai kondisi perubahan fungsi dan tampilan rumah berdasarkan fungsi rumah penghuni:

4.3.1 Fungsi Rumah Sebagai Tempat Hunian

Mayoritas penghuni hanya melakukan perubahan terhadap ruang-ruang sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang aktifitas sehari-hari saja, tanpa melakukan penambahan ruang untuk usaha.

Namun dengan perubahan ruang-ruang yang dilakukan juga menyebabkan perubahan pada tampilan rumah itu sendiri. Berikut merupakan perubahan ruang-ruang yang dilakukan jika rumah hanya berfungsi sebagai tempat hunian:

Tabel 3 Presentase perubahan ruang

No. Ruang Jumlah Presentase 1. Kamar

Tidur

6 42,86 2. R. Tamu 4 28,57 3. K. Mandi 2 14,29 4. Gudang 1 7,14 5 R. Kerja 1 7,14

Jumlah 14 100,00

Pada tabel 3 jelas terlihat bahwa mayoritas penghuni melakukan penambahan pada ruang tidur yang mencapai 42,86% hal ini disebabkan bahwa kebutuhan penghuni akan ruang tidur cukup tinggi.

Berikut merupakan keadaan kondisi ruang penambahan yang dilakukan penghuni:

Tabel 4 Kondisi ruang-ruang Sampel

Ruang

Kondisi Perubahan Ruang

(6)

Ruang Tidur

Ruang Tamu Gudang

Ruang Tidur

Ruang Tamu

4.3.2 Fungsi rumah ganda (Sebagai tempat hunian dan usaha)

Responden yang memfungsikan rumah sebagai tempat usaha maka penghuni pasti membutuhkan suatu ruang yang dijadikan sebagai wadah untuk melakukan usaha yang ingin dikembangkan. Namun selain itu, penghuni juga membutuhkan ruang-ruang lain untuk menunjang aktifitas sehari-hari. Berikut merupakan perubahan ruang-ruang yang dilakukan jika rumah penghuni memfungsikan rumah menjadi fungsi ganda:

Tabel 6 Presentase perubahan ruang

No. Ruang Jumlah Presentase 1. R. Usaha 24 52,17 2. K. Tidur 9 19,57 3. R. Keluarga 2 8,70 4. K. Mandi 1 4,35 5 Gudang 1 2,17 6 R. Makan 1 2,17 7. Dapur 2 4,35 8. Dll 3 6,35

Jumlah 100,00

Pada tabel 6 didapatkan bahwa ruang yang sangat dibutuhkan oleh penghuni adalah ruang usaha yang berfungsi untuk menunjang kebutuhan penghuni dalam mengembangkan usaha untuk keperluan ekonomi keluarga. Sementara itu, penghuni juga membutuhkan ruang-ruang lain untuk menunjang aktifitas sehari-hari seperti kamar tidur, ruang keluarga, kamar mandi, gudang, ruang makan, dan dapur. Berikut merupakan keadaan kondisi ruang penambahan yang dilakukan penghuni:

Tabel 7 Kondisi perubahan ruang Sampel

Ruang

Kondisi Perubahan Ruang

Ruang Usaha

Ruang Tidur

Kamar Mandi Ruang Makan

Dapur

Berikut merupakan sampel denah perubahan rumah yang dianggap mewakili dari perbedaan perubahan rumah yang difungsikan sebagai tempat tinggal dan usaha:

Tabel 8 Gambar denah perubahan ruang Sampel Denah Asli Denah

Perubahan Sampel 1

Berdagang Makanan

Lt.1 1 ruang tamu 1 kamar tidur 1 ruang makan

1 dapur 1 KM/WC

Lt.2 1 kamar tidur 1 ruang keluarga

1 ruang usaha 1 dapur pengolahan mie

Sampel 2 Berdagang Sembako

1 ruang tamu 2 kamar tidur 1 ruang Keluarga &

Musholla 1 dapur 1 KM/WC

1 ruang usaha

Sampel 3 Berdagang

Ikan Hias

Lt 1 1 ruang tamu 1 kamar tidur 1 ruang Keluarga

Lt 1 1 ruang usaha

(7)

1 dapur dan ruang makan 1 KM/WC 1 tempat cuci

Lt 2 2 kamar tidur

1Gudang 1 tempat jemuran Sampel 4

Berdagang Keramik

Hias

1 ruang tamu 3 kamar tidur 1 ruang Keluarga 1 dapur dan ruang

makan 1 KM/WC

1 ruang usaha

Pada Tabel menjelaskan bahwa perubahan yang dilakukan responden berbeda-beda, hal ini sesuai dengan kebutuhan akan ruang-ruang yang dipelukan untuk menunjang aktifitas sehari-hari, selain itu perubahan juga disebabkan oleh perbedaan fungsi rumah dari masing-masing responden, yang menyebabkan kebutuhan akan ruang dan luasan ruang berbeda-beda.

5. Kesimpulan dan Rekomendasi

Dari hasil studi, menunjukkan bahwa faktor jenis pekerjaan merupakan faktor utama terjadinya perubahan fungsi dan tampilan rumah pada kawasan perumahan Bale Atu. Faktor perubahan lainnya adalah, lama tinggal dan status kepemilikan rumah.

Sedangkan faktor yang lain sesuai dengan tinjauan pustaka adalah peningkatan pengahasilan dan hubungan sosial budaya masyarakat.

Banyaknya penghuni menjadikan rumah sebagai fungsi ganda yang berdampak pada perubahan tampilan rumah yang sudah berbeda dengan tampilan sebelumnya. Dengan demikian, penulis merekomendasikan sebagai berikut:

a. Kawasasan Permukiman Bale Atu yang terletak di kawasan perdagangan dan jasa dipusat kota Takengon, khusus untuk penghuni yang memfungsikan rumah menjadi fungsi ganda yang menjadikan rumah selain sebagai tempat hunian namun juga sebagai tempat usaha, tampilan bangunan didesain selaras (sama) menjadi salah satu landmark kota takengon, Aceh Tengah nantinya.

b. Tampilan bangunan didesain dengan menerapkan identitas kota takengon pada fasade bangunan seperti: menerapkan elemen dengan adanya unsur ukiran Karawang Gayo, yang berfungsi agar mudah dikenali dari jauh hal ini

dapat dijadikan sebagai penunjuk jalan yang tetap.

Berikut adalah gambar rekomendasi desain penulis, untuk menjawab permasalahan yang ada pada kawasan perdagangan Bale Atu.

Gambar 5 Rekomendasi desain Sumber:Analisis Penulis

6. Daftar pustaka

[1] Frick, Heinz dan Mulyani, Tri Hesti.

2006.Arsitektur Ekologis. seri eko-arsitektur 2. Yogyakarta: Kanisius

[2] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Perumahan dan Kawasan Permukiman. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7. Jakarta.

[3] Juhana. 2000. Arsitektur dalam Kehidupan Masyarakat. Semarang: Bendera.

[4] Turner, John FC. 1972. Freedom to Build, Dweller Control of the Housing Process. New York : The Macmillan Company.

[5] Silas, Johan. 1993. Permukiman kumuh di Jakarta Tinjauan Kontradiktif Komparatif.Masyarakat Jurnal Sosiologi 2,1-9 [6] Surtiani, EE. 2006. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Permukiman Kumuh di Pusat Kota. Tesis.

Program Pasca Sarjana UNDIP:Semarang.

[7] Hapsari, A. dan Syahbana JA. 2013.

Pergeseran Fungsi Rumah di Kampung Kauman Semarang. Jurnal Teknik PWK 2(1):168-182.

[8] Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) [9] Lupiyoadi, Rambat. 2014. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 3. Jakarta:Salemba Empat.

[10] Syahrir. 2010. Kajian Perubahan Pemanfaatan Lahan Perumahan Menjadi Perdagangan dan Jasa Komersial di Perumahan Tumbuh I dan Perumahan Tumbuh II Kota Kendari. Tesis.

UNDIP: Semarang.

[11] Ridwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian. Cetakan ke-. Alfabeta.

Bandung.

Gambar

Gambar 3  Lokasi Pengambilan Sampel  Sumber:https://www.google.co.id/maps/  html
Tabel 7 Kondisi perubahan ruang  Sampel
Gambar 5 Rekomendasi desain  Sumber:Analisis Penulis

Referensi

Dokumen terkait

Penulis dalam melaksanakan observasi atau pengamatan di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Ngudi Rahayu Kendal, mengamati baik secara langsung maupun tidak

1) Penampang permukaan ruang injeksi langsung yang kecil dapat mengurangi kerugian panas, sehingga dapat menaikkan temperatur udara yang dikompresikan dan

Salah satu sumber belajar peningalan sejarah antara lain adalah situs , karena dalam pemanfaatan situs sebagai sumber belajar sejarah dapat memotivasi belajar

Kebutuhan ekonomi (faktor pendorong) dan upah tinggi (faktor penarik) menjadi variabel motif ekonomi yang dikaji dalam penelitian ini, selain beberapa variabel

Rerata produksi NO makrofag pada kelompok perlakuan dosis bertingkat lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, walaupun secara statistik tidak ada

Aset keuangan pada awalnya diakui pada nilai wajar ditambah, dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang

Tingkat kemampuan berfikir abstraksi peserta didik pada suatu kelas berbeda- beda. Berpikir abstrak dalam hal ini adalah suatu kemampuan menemukan cara- cara dalam

memberikan alat potensial untuk mencerdasrkan dirinya berupa al-sam‟u (pendengaran), al-abshāra (penglihatan), dan al-afidah (hati untuk memahami). Kata al-sam‟u dan