• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKTRIN DASAR GBI KELUARGA ALLAH TENTANG BAPTISAN AIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DOKTRIN DASAR GBI KELUARGA ALLAH TENTANG BAPTISAN AIR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

DOKTRIN DASAR GBI KELUARGA ALLAH TENTANG BAPTISAN AIR

Baptisan air adalah salah satu sakramen yang ditetapkan Kristus untuk dilakukan gereja. Sakramen berasal dari bahasa Latin

sacramentum, menunjuk kepada tanda yang kelihatan dari rahmat Allah yang dikaruniakan kepada orang-orang yang percaya. Sakramen merupakan alat anugerah dari Tuhan bagi kita supaya kita senantiasa menghayati karya penebusan oleh Kristus di kayu salib, sehingga iman kita senantiasa dikuatkan dan diteguhkan.

Kata “baptis” diambil dari bahasa Yunani, Baptizo (βαπτιζω) yang artinya menenggelamkan sepenuhnya atau mencelupkan ke dalam cairan. Maka sekarang kita melakukan baptisan air dengan cara ditenggelamkan atau diselamkan ke dalam air di dalam nama Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

Membaptis dengan cara selam adalah sesuai dengan teladan Alkitab.

Di dalam Alkitab kita menjumpai bahwa Tuhan Yesus, murid-murid- Nya, dan semua orang percaya melakukan baptisan air dengan cara selam (Matius 3:16; Kisah 8:38-39).

Mengapa kita perlu dibaptis air?

1. Baptisan Menjadi Tanda Ketaatan Kita kepada Perintah Tuhan.

Baptisan air adalah salah satu perintah yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus kepada setiap murid-Nya dalam “Amanat Agung”,

(2)

2

maka setiap orang yang percaya harus dibaptis sebagai bukti ketaatan kita kepada Tuhan.

"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," (Matius 28 19-20).

2. Baptisan Menjadi Tanda Ikatan Perjanjian antara Allah dan Manusia.

Di dalam Perjanjian Lama, Allah mengikat perjanjian dengan Abraham dengan tanda sunat.

Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta

keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat. (Kejadian 17:9-10)

Di dalam Perjanjian Baru, Allah menetapkan tanda perjanjian dengan baptisan air. Baptisan air menjadi tanda seseorang menjadi milik Kristus. Orang yang menjadi milik Kristus juga berhak atas janji Allah.

“Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,

karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh

kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.” (Kolose 2:11-12)

“Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi

(3)

3

atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” (Galatia 3:27-29)

3. Baptisan Menjadi Tanda bukti komitmen.

Baptisan air adalah tanda bukti komitmen kita, bahwa manusia lama yang penuh dosa dikubur dan kita menerima hidup yang baru.

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?

Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:3-4)

Melalui baptisan air kita menyatakan komitmen kita di hadapan Allah dan jemaat- Nya untuk meninggalkan kehidupan yang dikuasai oleh dosa dan menerima kehidupan yang dikuasai oleh kebenaran. Segala sesuatu yang salah yang biasa kita lakukan harus mulai dibuang dan ditinggalkan, dan kita mulai mencari perkara- perkara yang di atas yang benar dan kudus.

“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.” (Kolose 3:1-3)

(4)

4

Siapakah yang bisa Dibaptis?

1. Semua orang percaya harus dibaptis.

Di dalam Alkitab dikatakan bahwa semua orang percaya harus dibaptis (Kisah 2:38; 8:12). Tuhan Yesus sendiri memberi

teladan dibaptis (Lukas 3:21). Waktu seseorang bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, pada saat itu mereka boleh dibaptis (Kisah 2:38; Kisah 16:32-33).

Syarat seseorang dibaptis air sangat sederhana, yaitu ia sudah percaya Tuhan Yesus dan sudah bertobat. Selama Tuhan masih memberikan kekuatan dan kesempatan, jangan menunda- nunda waktu, sebab Tuhan telah menyiapkan anugerah yang besar bagi Saudara yang taat melakukan perintah-Nya (Kisah 18:8; 22:16). Karena itu, segera setelah Saudara percaya Tuhan Yesus dan bertobat, lakukanlah baptisan air.

2. Bayi-bayi tidak dibaptis.

Bayi-bayi tidak dibaptis, sebab mereka belum bisa mengerti bahwa Yesus itu Tuhan dan Juruselamat, tetapi bayi-bayi dan anak-anak cukup diserahkan kepada Tuhan dan harus dididik di dalam Tuhan oleh orang tuanya.

3. Jika baptisan sebelumnya tidak sesuai Firman Tuhan boleh dibaptis ulang.

Waktu seseorang mengerti bahwa baptisan yang pernah

dijalaninya tidak sesuai dengan Firman Allah, ia boleh dibaptis

(5)

5

ulang (Kisah 19:4-5). Dalam kisah tersebut, baptisan kedua belas orang di Efesus tidak sesuai dengan Firman Tuhan.

Memang mereka bertobat ketika dibaptis, tetapi mereka belum menerima Yesus sebagai Tuhan. Kemudian mereka dibaptis ulang.

Apa Syarat untuk Bisa Mengikuti Baptisan Air

Syarat baptisan air adalah percaya dan bertobat. Orang yang dibaptis haruslah orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi.

“Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan

pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.” (Kisah Para Rasul 18:8)

Selain percaya kepada Tuhan Yesus dan pengorbanan-Nya yang membawa keselamatan, orang yang dibaptis juga harus bertobat.

Bertobat adalah meninggalkan hidup yang berdosa dan berpaling kepada hidup yang baru.

Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus

Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kisah 2:38)

(6)

6

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Baptis?

Saat dibaptis kita berkomitmen untuk menanggalkan manusia lama dan bangkit dalam cara hidup yang baru di dalam Kristus. Maka setelah dibaptis kita mulai mengarahkan hati dan pikiran kita kepada perkara-perkara surgawi, yaitu perkara-perkara yang benar dan

kudus.

“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.” (Kolose 3:1-3)

Untuk mengisi hidup yang baru dengan perkara-perkara rohani, beberapa hal berikut ini perlu kita lakukan.

1. Kehidupan Pribadi

Mulailah tekun membangun kehidupan pribadi yang intim dengan Tuhan, dengan bersaat teduh dan berdoa, sehingga langkah hidup kita selalu dalam pimpinan Tuhan.

2. Kehidupan Berjemaat

a. Mengikuti ibadah dengan rutin

Ibadah merupakan persekutuan kita dengan Allah, kita berbakti kepada Tuhan dan menerima firman-Nya. Ibadah juga merupakan persekutuan kita dengan sesama orang- orang kudus untuk saling membangun dan menguatkan.

(7)

7

b. Mengikuti kelompok sel

Sebagai orang yang memiliki kehidupan yang baru, kita memerlukan orang-orang dekat untuk membantu merawat kerohanian kita agar tetap hidup dan bertumbuh. Kondisi demikian mungkin tidak kita dapatkan di dalam gereja

karena banyaknya jumlah jemaat. Tetapi melalui kelompok sel kita dibimbing untuk bertumbuh dan dilatih untuk

melayani Tuhan.

c. Mengikuti Sekolah Orientasi Melayani (SOM)

Untuk mendapatkan makanan rohani yang lebih mendukung pertumbuhan rohani kita, kita perlu mengikuti sekolah

pertumbuhan rohani yang diselenggarakan gereja demi kemajuan rohani jemaat. Ikutilah SGS dengan tekun sampai selesai, sehingga kita menjadi orang-orang yang kokoh

dalam iman dan tidak mudah diombang-ambingkan rupa- rupa pengajaran.

Penjelasan yang lebih detail tentang Pelajaran ini bisa Anda dapatkan melalui SOM GBI Keluarga Allah.

Untuk informasi dan pendaftaran SOM GBI Keluarga Allah, Anda bisa menghubungi di nomor WA: 081391615553

Referensi

Dokumen terkait

(1985) menyarankan sebuah pendekatan alternatif untuk budidaya nila air asin adalah dengan mengekspos ikan pada konsentrasi rendah dari air laut pada tahap awal siklus hidup

Lakukan proses akhir bulan untuk mencatat depresiasi aset tetap akhir bulan Desember 2013 Dibukukan oleh: _______________ PT ADIL SEJAHTERA Dokumen 28 Jl. Indonesia

Analisa dan konsep ARAH PANDANG KEDALAM TAPAK adalah sebuah analisa untuk mengoptimalkan potensi posisi tapak yang terbaik saat kita berada di luar tapak dalam

Hasil yang didapat dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan adalah Hasil yang didapat dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan adalah mengetahui alur kerja dan tanggung

Harga diri merupakan penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal diri (Stuart,

Jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Utara pada bulan Maret 2018 sebesar 1.324,98 ribu jiwa, yang artinya mengalami penurunan yang sedikit bila dibandingkan dengan periode bulan

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Pada Diagram Konteks ini menunjukkan aliran data dari

Bahan-bahan yang berhasil dikumpulkan selanjutnya,dianalisis dengan metode deskriptif analitis, artinya semua bahan hukum atau refrensi yuridis yang dikumpulkan kemudian