• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian,"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Negeri menurut Undang-undang No. 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau, diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Batasan usia pensiun PNS Umum di Indonesia yaitu 56 tahun dengan dasar hukum Pasal 3 ayat 2 PP No. 32 Th 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil yang diubah menjadi PP No. 65 tahun 2008, batas usia pensiun untuk guru besar atau professor yaitu 65 tahun sesuai dasar hukum Pasal 67 ayat 5 UU No. 4 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan untuk batasan usia pensiun guru yaitu 60 tahun sesuai dengan dasar hukum pasal 40 ayat 4 UU No. 4 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Berdasarkan data Badan Kepegawaian Nasional (2011) terdapat lebih dari sembilan ratus ribu PNS yang berusia diatas 51 tahun. Usia di atas 51 tahun ini merupakan usia memasuki usia pensiun.

Deputi Menpan untuk Sumber Daya Manusia dan Aparatur Negara Tasdik Kinanto (dalam Martono, 2006) mengatakan bahwa setiap tahunnya ada sekitar

(2)

110 ribu hingga 120 ribu orang PNS yang akan memasuki masa pensiun di Indonesia. Pada periode 2010 sampai 2014 akan ada 2,5 juta PNS yang akan memasuki usia pensiun (Kompasiana, 2012). Terlebih lagi terdapat fakta bahwa pada 2015 akan terjadi ledakan jumlah pensiun PNS. Data yang diperoleh dari Kemdikbud dinyatakan proyeksi pensiun pada tahun 2016 mencapai 46.891, dan pada tahun 2017 mencapai 55.084 pensiunan (Kemdikbud, 2014). Mulai tahun ajaran 2012/2013 jumlah PNS guru sebanyak 552.083, dalam satu bulan jumlah pensiun PNS guru di Indonesia mencapai 17 ribu pensiunan. Jumlah pendidik dan tenaga pendidik keseluruhan menurut jabatannya yaitu terdiri dari kepala sekolah, guru, dan pengawas. Kabupaten Buleleng memiliki tenaga kerja PNS guru tertinggi di Provinsi Bali dengan jumlah guru 7600 dengan jumlah pensiun guru tiap tahunnya yaitu lebih dari 3200 orang. Kabupaten Buleleng terdapat sembilan kecamatan, dengan pensiunan PNS guru dengan jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Sawan dengan jumlah pensiun yaitu 432 orang. Kecamatan Sawan terdapat 13 desa, dan dinyatakan menurut Badan Kepegawaian Daerah Buleleng bahwa di Desa Sangsit terdapat 72 pensiun guru dan menjadi jumlah usia pensiun terbanyak tiap tahunnya dibandingkan di Desa Bungkulan terdapat 64 pensiunan PNS guru, dan di Desa Kerobokan terdapat 37 pensiunan guru tiap tahunnya. Ini menyatakan bahwa semakin meningkatnya jumlah pension guru dari tahun ke tahun, tidak heran dengan meningkatnya masa pensiun ini dapat menimbulkan masalah psikologis baru bagi yang menjalaninya, karena banyak dari mereka yang tidak siap.

(3)

Memasuki masa pensiun sering disertai beranekaragam problematika selain dari akibat kehilangan finansial, masa pensiun juga bisa mempengaruhi konsep diri (Suliswati, 2005). Penolakan terhadap masa pensiun umumnya terjadi karena seseorang takut tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Saat memasuki masa pensiun, seseorang akan kehilangan peran sosialnya di masyarakat, kekuasaan, kontak sosial, bahkan harga diri juga akan berubah karena hilangnya peran. Seseorang yang dapat menerima dirinya mempunyai penilaian yang realistik terhadap potensi-potensi yang ada pada dirinya disertai dengan penilaian yang positif akan harga dirinya.

Harga diri merupakan penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal diri (Stuart, 2009). Kenyataanya pensiun adalah tahap kehidupan yang dicirikan oleh adanya transisi dan perubahan peran yang menyebabkan stres psikososial. Memasuki masa pensiun sering disertai beranekaragam problematika selain dari akibat kehilangan finansial, masa pensiun juga bisa mempengaruhi konsep diri. Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa stres karena tidak tahu kehidupan macam apa yang dihadapi. Eliana, 2004 menyatakan bahwa proses penyesuaian diri yang paling sulit adalah pada masa pensiun.

Harga diri masa pensiun dipengaruhi cara penerimaan dan penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dalam kehidupan yang disebabkan hilangnya rasa percaya diri ditengah keluarga dan lingkungan sekitar. Selain terjadi perubahan tersebut dapat mengakibatkan pensiunan mudah mengalami stres serta dapat

(4)

menimbulkan perubahan konsep diri: harga diri rendah. Stres yang dialami PNS guru pada masa pensiun cenderung meningkat, dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Diyah Kurniasari, 2005 dinyatakan bahwa stres yang bersumber pada diri sendiri sebanyak 61 orang (25,10%). Kecenderungan strategi koping pada pensiunan PNS di Kecamatan Polanharjo paling dominan berorientasi pada tugas sebesar 50,20%, sedangkan sisanya berorientasi pada ego sebesar 49,8%. Peneliti akan melakukan penelitian di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng dengan jumlah pensiun PNS 72 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tiga orang warga yang sudah pensiun di desa tersebut yaitu rata-rata adalah pensiunan guru, dengan gambaran yaitu satu orang warga mengalami stres ringan dan harga diri sedang mengatakan menerima bahwa dirinya sudah pensiun, karena sudah tidak memiliki tanggungan keluarga, dan anak-anaknya sudah bekerja dan berpikir masa pensiun bukan masa kehilangan sumber pencarian melainkan masa yang harus dinikmati dimasa tua nantinya sehingga ia telah siap dalam psikologis, finansial, dan mental pada saat pensiun tiba, sedangkan dua warga lainnya yang sudah pensiun mengalami stres sedang dan harga diri rendah karena masih belum siap menerima pensiunan, selain itu mereka juga mengatakan setelah pensiun mereka tidak memiliki pekerjaan lain dan masih memiliki tanggungan anak yang masi sekolah dan mereka merasa sudah tidak berguna lagi bagi keluarganya. Uraian diatas dapat diinterpretasi bawha bagi seseorang yang memasuki masa pensiun membutuhkan waktu untuk merubah orientasi kehidupannya dari suasan bekerja ke suasana waktu luang yang panjang. Bahkan penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan Rahe, (2007)

(5)

mengungkapkan bahwa pensiun menempati rangking 10 besar untuk posisi stress. Holmes dan Rahe juga mengatakan bahwa pensiun termasuk dalam salah satu peristiwa kehidupan yang muncul dalam kehidupan seseorang dan untuk menghadapinya dibutuhkan suatu penyesuaian psikologi.

Pensiun adalah tahap kehidupan yang dicirikan oleh adanya transisi dan perubahan peran, yang dapat menyebabkan stres psikologis. (potter & perry, 2005). Stres psikologis dapat merubah harga diri cenderung rendah, namun harga diri juga dipengaruhi oleh sejumlah kontrol yang mereka miliki terhadap tujuan dan keberhasilan dalam hidup. Seseorang dengan harga diri tinggi cenderung menunjukkan keberhasilan yang diraihnya sebagai berkualitas dan upaya pribadi. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Hubungan Harga Diri Dengan Tingkat Stres Pada Masa Pensiun PNS Guru Di Desa Sangsit Keacamatan Sawan Kabupaten Buleleng”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut, “Apakah ada Hubungan Harga Diri Dengan Tingkat Stres Pada Masa Pensiun PNS Guru Di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Harga Diri Dengan Tingkat Stres Pada Masa Pensiun PNS Guru Di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng

(6)

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi tingkat harga diri PNS guru yang memasuki masa pensiun di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng

2) Mengidentifikasi tingkat stres PNS guru yang memasuki masa pensiun di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng

3) Menganalisis hubungan harga diri dengan tingkat stres pada PNS guru yang memasuki masa pensiun di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya, khusunya yang berhubungan dengan tingkat perkembangan psikologis PNS guru selama memasuki masa pensiun agar masa pensiunnya tidak diisi dengan sesuatu hal yang tidak menyenangkan dan selanjutnya dapat digunakan sebagai pengembangan penelitian lainnya khusunya pada ilmu keperawatan jiwa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk memberikan masukan kepada PNS guru dalam rangka menyusun berbagai program atau persiapan untuk mempersiapkan masa pensiun contohnya membentuk

(7)

perkumpulan PNS guru pensiun dan membentuk kegiatan rutin setiap minggunya seperti melakukan kegiatan sehat yaitu senam dan bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk diadakannya posyandu lansia sehingga mampu menyesuaikan diri dengan masa pensiun yang akan dihadapi, terutama tentang keadaan harga diri sehingga dapat mengurangi stres pada PNS guru yang memasuki masa pensiun.

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun dianggap sebagai bencana alam oleh Soeharto tetapi tetap berdampak kepada Negara – Negara ASEAN lainnya seperti Brunei, Malaysia, Singapura, Filipina dan

Seperti yang telah kalian pelajari dalam kuliah rupa dasar, bahwa memahami karakter setiap objek adalah penting baik 2D maupun 3D. Pemahaman mengenai bahasa material (sifat

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa lembaga pendidikan di desa Munung masih sangat terbatas, hal tersebut sesuai dengan tabel yang menunjukkan bahwa jumlah

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN..

Penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran mengenai implementasi basis akrual dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah, menemukan permasalahan yang dihadapi

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan yang dapat diambil mengenai ada atau tidaknya perbedaan Harga Saham, Abnormal Return, dan Volume Perdagangan Saham

Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada

tugas pimpinan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara. yang cukup baik dan begitu kompleks, membuat ketertarikan